Anda di halaman 1dari 7

Nama : Adytia Tri Fakhri

Nim : 19010129

Matkul : Psikologi umum

Kelas : BK B1

Tugas : UTS

JOKER

RINGKASASAN CERITA FILM

Film dimulai dengan adegan di Gotham City dimana seorang pria, Arthur Fleck, yang
diperankan oleh Joaquin Pheonix sedang merias wajahnya menjadi badut.

Arthur ternyata menjadi badut untuk ajang promosi sebuah supermarket yang sedang
sale.

Saat mengerjakan tugasnya ia diganggu oleh sekelompok berandalan yang mengambil


papan promosinya, membawa kabur, kemudian memukuli Arthur di sebuah gang penuh
sampah.

Arthur yang depresi berbicara dengan petugas sosial. Terungkap, Arthur ingin menjadi
pelawak dan komika stand up comedy.

Di tempat kerjanya, seorang rekan Arthur, Randall, memberinya pistol dengan alasan
untuk berjaga-jaga. Arthur mendapat teguran dari pimpinannya, karena menghilankan
papan iklan, padahal ia juga korban kekerasan.

Di perjalanan pulang dijelaskan bahwa Arthur mengidap penyakit, di mana dirinya suka
tiba-tiba tertawa, saat sedang tertekan.

Tiba di rumah, dalam lift ia berpapasan dengan Sophie Dumond, seorang single mother,
tetangga apartemennya. Arthur tertarik padanya.

Di rumah, ternyata Arthur tinggal bersama ibunya yang sakit, Penny Fleck, yang
diperankan oleh Frances Conory.
Tampak ia merawat ibunya, sambil menonton talkshow yang dipandu oleh komedian
terkenal Murray Franklin (Robert de Niro). Arthur membayangkan dirinya berada dalam
pertunjukan tersebut dan Murray memujinya.

Ibunya terus menyebutkan surat yang dia kirim untuk Thomas Wayne, mantan bosnya.
Thomas Wayne adalah ayah dari Bruce Wayne, yang nantinya akan menjadi tokoh
batman.

Kemudian diceritakan bahwa Arthur menjadi badut di sebuah rumah sakit anak-anak.
Tak sengaja, pistol yang ia bawa jatuh.

Ini menyebabkan ia dipecat. Tak hanya itu, Randall teman kerjanya, ternyata
memfitnahnya. Ia pun terpaksa pergi dari tempat kerjanya dengan marah.

Diperjalanan pulang, di dalam kereta api, Arthur yang masih menggunakan riasan dan
rambut palsu ala badut bertemu dengan tiga pria muda berandalan kaya yang
mengganggu seorang wanita.

Tiba-tiba penyakitnya kambuh. Ia terus-terusan tertawa. Ini membuat tiga pria tersebut
tersinggung, dan memukulinya.

Karena marah, Arthur pun menembak ketiganya. Ini adalah pembunuhan pertama Arthur.

Bukannya menyesal, pembunuhan ini ternyata membuat Arthur menjadi senang dan
percaya diri.

DItampilkan ia pun langsung menuju apartemen Sophie dan menjalin hubungan


dengannya.

Tiba di rumah, ternyata berita pembunuhan itu telah menyebar. Televisi terus
menanyangkannya.

Thomas Wayne yang hendak mencalonkan diri menjadi wali kota mencaci pembunuhan
tersebut, dan menyebut orang miskin sebagai badut.

Ternyata pembunuhan oleh Arthur tersebut menjadi awal dari gerakan membenci orang
kaya di Gotham City.

Athur pun kemudian meneruskan karirnya sebagai komika stand up comedy. Ia tampil di
salah satu klub ditonton oleh Sophie.
Ibu Arthur kembali menulis surat untuk Thomas Wayne. Mengintip surat tersebut, Arthur
terkejut karena ibunya dalams urat tersebut mengatakan bahwa ia adalah putra dari
Thomas Wayne.

Dari momen ini kegilaan Arthur semakin bertambah, sampai kemudian ia resmi
menggunakan nama Joker.

Latar belakangnya yang kelam pun terungkap dan mengejutkan. Pembunuhan juga
semakin banyak, termasuk ke orang terdekatnya. Caranya pun semakin sadis.

KARAKTER KARAKTER UTAMA

1. Arthur Fleck sebagai joker

2. Fenny Fleck sebagai ibu joker

3. Sophie dumond sebagai single mother

4. Murray sebagai comedian terkenal

5. Thomas wayne

6. Bruce wayne

TEORI PSIKOLOGI

Penayangan film produksi Warner Bros, Joker, memang tengah menuai kontroversi.
Dibandingkan dengan versi sebelumnya yang diperankan oleh Heath Ledger dan Jared
Leto, penguasaan karakter supervillain yang direpresentasikan oleh Joaquin Phoenix
memang terasa lebih intens.

Selama 2 jam 2 menit, para penikmat film yang bahkan sudah membeli tiket presale
terhanyut dalam sisi dramatis yang membentuk karakter Joker menjadi tidak merasakan
apapun bahkan setelah melakukan rangkaian kejahatan.

Kendati menimbulkan keresahan karena film ini dikhawatirkan dapat menginspirasi


kekerasan seperti riot dan shooting mass, namun Joker tetap meroket di tangga Box
Office. Tehnik pengambilan adegan pada film ini terbilang sangat artistik. Berbagai
emosi yang ditunjukkan oleh aktor utamapun membuatnya sulit untuk dibenci.

Jika sebelumnya orang hanya mengenal Joker sebagai salah satu penjahat di film Batman
dan kekasih dari tokoh villain eksentrik Harley Quinn, maka kali ini penonton dapat
mengetahui bagaimana kehidupan awal yang membentuk sosok Joker.

Penyakit mental yang diderita Arthur Fleck, nama asli Joker, yang membuatnya tidak
bisa mengontrol tawa memang betul ditemui di dunia nyata. Pseudobulbar affect (PBA)
membuat penderita penyakit ini tertawa di saat yang tidak tepat.

Menurut beberapa sumber, PBA disebabkan oleh kerusakan pada korteks prefrontal yaitu
area otak yang membantu mengendalikan emosi. Pengobatan yang dilakukan persis
seperti yang Arthur Fleck lakukan, yaitu melalui terapi serta pengobatan.

Lebih lanjut tentang kondisi kesehatan yang dialami Joker, mungkinkah ada pemicu lain?
Bisa jadi trauma yang dialami pada masa kecil adalah awal dari penyakit mental yang
dideritanya. Efek traumatis berakibat fatal dan akan terus memberikan menghantui si
penderita bahkan sampai dia dewasa.

Pengalaman kekerasan yang terjadi saat Joker kecil, meskipun tidak teringat, namun
alam bawah sadar menyimpan memori, kesedihan mendalam, dan sakit hati.

Pada kasus sebenarnya jika hal ini terjadi, alih-alih pengobatan medis, hypnotherapy
adalah metode yang paling ampuh karena dapat membantu mencaritahu sumber emosi,
menetralisir, sampai akhirnya dapat berdamai dengan diri sendiri dan orang yang
menyakiti.

Faktor lain yang juga tidak bisa diabaikan dari kronologis gangguan mental Joker adalah
doktrin yang diberikan oleh figur otoritas. Entah dalam artian baik atau buruk, sebutan
Happy yang diberikan oleh tokoh Ibu yang juga mengidap penyakit jiwa, ibarat bumbu
pelengkap bagi kondisi PBA.

Dalam situasi mental yang tidak stabil, stimulus tertentu bisa menjadi trigger atau
pemicu penyimpangan perilaku negatif lainnya. Pada sebuah scene Joker akhirnya
menembak kepala pembawa acara yang dulu diidolakan berawal dari bully yang
disiarkan di stasiun televisi lalu ditertawakan oleh penonton. Dampak psikologis
tertawaan dan ejekan dapat membawa manusia ke dalam level emosi terbawah, yaitu
perasaan malu.

Pada kasus Joker, emosi ini justru menjadi bahan bakar baginya melakukan pelampiasan
dalam skala yang lebih besar. Dapat dibayangkan betapa buruknya dampak bully secara
langsung maupun cyber bully terhadap kehidupan seseorang.

Layaknya sebuah sajian, Joker dibuat untuk tujuan komersil sehingga penonton perlu
memastikan diri agar tidak tergugah untuk melakukan aksi yang tidak sepantasnya.

Di samping itu, bagi penonton dewasa, tersirat beberapa pelajaran hidup yang bisa
diambil, seperti memberikan dukungan positif kepada sesama, menghindari melakukan
bully, dan pentingnya menerapkan pola asuh yang baik kepada anak agar jauh dari
perilaku negatif.

ANALISI KARAKTER

1. Arhtur fleck oaring yg sebelumnya baik berubah menjadi jahat karena sering di
khianati atau di sakiti

2. Feny fleck org yg sangat saying kepada anaknya yaitu joker atau alias Arthur fleck

3. Sophie dumond org yg selalu memberi nasehat kepada joker dan dia pun org yang di
sukai oleh dirinya karena single mother

4. Murray orang yang menginpirasi joker untuk menjadi comedian terkenal

KESIMPULAN

Tulisan ini berdasarkan analisa saya pribadi setelah menonton Film Joker pada tanggal
21Oktober 2019 di miko mall kopo bandung

Setelah menonton film Joker garapan Todd Phillips, saya tiba pada kesimpulan film ini
memang Film dengan alur cerita lumayan sederhana, kelam dan berkualitas. Tentu saja
Film ini tidak cocok untuk dikonsumsi anak-anak karena banyak adegan sadis dan
kurang cocok untuk orang- orang yang hanya akrab dengan mindset konsep cerita MCU.
Setting klasik waktu Gotham City (New York 1981) dengan alur tema cerita psikologi
gelap, drama keluarga yang melankolis, kritik terhadap gaya komedi televisi yang
merendahkan martabat individu yang merintis karir sebagai pelawak lalu dipadukan
dengan kondisi ekonomi yang kolaps akibat pemerintah berkolaborasi dengan pengusaha
korup merupakan Giant Chemical Vats versi Joker yang diperankan Joaquin Phoenix.

Joaquin Phoenix sepanjang Film menurut saya memerankan dengan penghayatan luar
biasa terhadap karakter Arthur Fleck yang melankolis dan tertindas karena memiliki
gangguan Pseudobulbar Syndrome (kelainan mengekspresikan emosi hanya dengan
tawa), Kemudian Arthur Fleck yang meliberasikan dirinya sebagai individu dominan
dengan persona baru yaitu Joker lewat aksi membajak stasiun tv dan menjadikan dirinya
sosok bak pahlawan bagi kaum marjinal dengan aksi tindak kriminal umumnya yang
merupakan pukulan telak bagi kaum Elitis Gotham. Lewat akting seperti ini minimal
tembus nominasi Oscar buat Best Actor lah ya, hehe.

Todd Phillips dan Scott Silver nampaknya ingin menyampaikan pesan lewat narasi cerita
bahwa anomali anarkisme dalam masyarakat bisa saja terjadi dan hal tersebut sangat
realistis apabila unsur-unsur yang ada dalam Film tersedia dalam sistem sosial
masyarakat.

Pengambilan sudut pandang kamera yang fokus terperinci pada Joaquin Phoenix seakan
menggugah penonton untuk melepaskan self rightoussness pandangan bahwa Joker
sangat salah menjadi objektif menilai sudut pandang Joker pada film.

Hal-hal tersebut penting sehingga setidaknya setelah selesai menonton film Joker
penonton bisa memetik pesan moral

DAFTAR PUSTAKA

Adytia Tri Fakhri

22 Oktober 2019

Tugas Uts analisis film JOKER (Nonton Bioskop)

Bimbingan Konseling

Ikip siliwangi

CImahi Baros ,Bandung

Anda mungkin juga menyukai