Anda di halaman 1dari 6

The Maze Runner (The Scorch Trial)

Tanggal Rilis: 10 September 2015


Durasi: 131 Menit
Genre: Sci Fi, Action Adventure
Sutradara: Wess Ball
Pemain: Dylan O’Brien,Thomas Brodie-Sangster, Ki Hong Lee, Kaya
Scodelario, Rosa Salazar, Jacob Lofland, Aidan Gillen, Giancarlo Esposito, Barry
Pepper, Lili Taylor, & Patricia Clarkson
Studio: 20th Century Fox, Gotham Group, Temple Hill Entertainment, TSG
Entertainment
Setelah berhasil lolos dari labirin, Thomas di bawa ke sebuah kamp misterius.
Ingatan masa lalunya pun telah dikembalikan. Kepala camp menyebutkan dirinya
kini telah dalam perlindungan. Disana, Thomas menemui banyak remaja seusianya.
Dan ia akhirnya mengetahui bahwa dirinya bukan satu-satunya yang diletakan pada
permainan labirin dan berhasil meloloskan diri. Semua yang berkumpul di kamp
tersebut adalah mereka yang berhasil lolos dari labirin milik Wicked.

Thomas masih bisa bertemu dengan teman-temannya yang lolos dari labirin yang
sama yaitu Newt, Teresa, Minho, Winston dan juga Frypan. Tapi Thomas masih
mencurigai bahwa kamp tersebut menginginkan sesuatu dari mereka. Setiap
harinya ada beberapa anak yang dipilih, dan kemudian dipisahkan. Kepala kamp
menyebutkan bahwa yang terpilih adalah mereka yang akan memulai kehidupan
yang baru. Namun tak pernah ada yang tahu seperti apa kehidupan yang baru itu.
Tiba-tiba di suatu malam, seorang anak lelaki masuk ke kamar Thomas melalui
lubang ventilasi udara. Thomas terkejut dengan apa yang dilakukan anak lelaki
tersebut. Diketahui, anak lelaki tersebut adalah yang paling dahulu tiba di kamp dan
selalu menyendiri. Anak lelaki tersebut bernama Aris, yang kemudian menunjukan
suatu hal pada Thomas. Kecurigaan Thomas tentang kemana perginya ‘mereka
yang terpilih’ menjadi kenyataan.
Thomas dan Aris menemukan di dalam sebuah lab, mereka yang terpilih rupanya
‘dipanen’ karena darah mereka memiliki kekebalan dari Crank. Crank adalah
makhluk parasit yang menjadikan manusia sebagai inang, dan merubahnya menjadi
zombie. Crank telah menghancurkan kehidupan manusia di permukaan bumi,
dimana jutaan orang telah berubah menjadi mayat hidup.
Thomas menyadari bahwa ini kamp ini bukanlah tempat perlindungan
melainkanmasih merupakan operasi dari Wicked. Tak mau dirinya menjadi objek
‘panen’, ia dan teman-temannya pun mencari cara untuk melarikan diri. Tapi
mereka juga tahu bahwa diluar sana ia setiap waktu bisa menjadi santapan empuk
Crank. Lalu apakah yang harus dilakukan thomas dan kawan-kawan. Apakah
mereka memilih menjadi objek panen atau menghadapi ribuan Crank hanya dengan
sebelas orang rekannya?

Penggarapan Matang, Action dan Drama yang Kompleks

Selama ini film bergenre fiksi/adventure tak pernah benar-benar menancap dikepala
saya. Bahkan untuk beberapa film paling hits di beberapa tahun belakangan seperti
The Hunger Games maupun Divergent juga tidak begitu memuaskan selera film
saya sendiri, tentunya sebagai pandangan subjektif karena sebagian besar orang
telah merasa terpuaskan dengan apa yang disajikan oleh para sineas. Begitu pula
saat saya menyaksikan film perdana The Maze Runner, apa yang terlintas dipikiran
saya bahwa ini hanyalah another survival movie seperti dua film yang telah saya
sebutkan diatas.
Datang dengan ekspektasi yang tak banyak untuk sekuel kedua The Maze Runner,
rupanya saya telah mengunderestimate film ini hanya akan membosankan. Apalagi
melihat durasi film yang akan diputar dengan selama 2 jam lebih. Tapi ternyata saya
benar-benar salah.
Di sekuel kedua ini, The Maze Runner menampilkan apa yang benar-benar saya
inginkan dari film adventure. Film ini telah berubah dari sekedar kisah survival dari
seorang Thomas, menjadi action drama post-apocalypte yang sangat kompleks dari
segala hal. Sebut saja beberapa film seperti The Island, Mad Max, The Walking
Dead, Divergent, dan I am Legend, yang kemudian digabungkan menjadi satu film,
maka itu bisa sedikit menggambarkan apa yang saya saksikan dari The Maze
Runner : Scorch Trial.

The Maze Runner ”Scorch Trial” menabrakan beberapa elemen yang kuat dalam
film, dimana semua penggarapanya terasa benar-benar matang. Mengadaptasikan
cerita dari novel ke dalam film tentu bukan lah hal yang mudah. Pastinya harus bisa
memenuhi harapan dari para penggemar yang telah membaca terlebih dahulu
ceritanya melalui buku novel. Dalam film harus bisa menghadirkan seluruh cerita
dalam waktu lebih singkat, tetapi tetap tak mengorbankan detail cerita yang ada.
Dan film ini sepertinya bisa memenuhi harapan tersebut. Alur yang singkat,
padat dan jelas, membuat penonton tak merasa film ini jadi suguhan yang monoton.
Dibanding kisah pada sekuel pertama, tentunya The Maze Runner: The Scorch Trial
membawa konflik yang lebih luas dan kompleks. Thomas dan kawan-kawan masih
terus berlari dari kejaran wicked, tapi keselamatan mereka tak hanya terancam dari
satu musuh saja. Apa yang mereka temukan di dunia luar yang rupanya telah
mengalami kehancuran, lebih mengerikan dari yang mereka bayangkan
sebelumnya. Selain itu adegan drama juga digarap lebih mendalam dan
menghanyutkan emosi penonton, tentang pemberontakan,
pengkhianatan, persahabatan hingga romansa.

Masih tetap pelarian dari musuh, di sini kita terasa seperti menyaksikan sebuah
serial dimana timing antara ketegangan satu dan lainnya memiliki periode yang
teratur. Seolah loncat dari satu titik aman ke titik aman lainnya, penonton perlu
menghela nafas sejenak sebelum lanjut menuju ketegangan lainnya. Polanya pun
progresive, karena hingga bagian akhir semua ketegangan semakin meningkat.
Penataan adegan baik dialog dan aksi dikemas seimbang. Tidak terlalu banyak
dialog, apalagi yang biasanya hanya membuang waktu penonton dengan ucapan
analogi yang tidak jelas, The Maze Runner memberikan dialog antar pemain lebih
mudah dimengerti. Mungkin karena film ini memang menargetkan segmen remaja,
sehingga apa yang disampaikan sebisa mungkin harus lebih simpel. Tak Cuma
menjelaskan apa yang terjadi di sekuel kedua, dari dialog yang dimainkan oleh para
pemeran, kita bisa mengambil flashback dari cerita di sekuel sebelumnya. Bahkan
jika Anda belum menyaksikan sekuel film pertama, menyaksikan sekuel film kedua
langsung tak akan membuat anda kebingungan dengan alur cerita yang terjadi.

Untuk adegan action, The Maze Runner memang selalu di dominasi dengan adegan
berlari. Tapi yang menjadi spesial adalah background lokasi yang digunakan selalu
berhasil memicu ketegangan lebih tinggi. Spesial effect jadi keunggulan nomer satu
untuk memberikan background yang dramatis. Penggambaran kota yang hancur,
badai pasir yang menerjang, lorong-lorong bawah tanah penuh mayat hidup, hingga
bangunan-bangunan yang runtuh terkesan begitu memukau
sekaligus menyeramkan. Dan berlari di semua lokasi tersebut, kita akan merasa
ikut berkejaran dalam petualangan.
Dan di bagian akhir film seolah kembali membuka babak baru untuk petualangan
Thomas dan kawan-kawan. Kehilangan beberapa sahabat, dan juga bertemu
beberapa rekan baru tentunya akan membuka petualangan yang baru.
Sumber: jagat review and myself.

“He felt empty and lost like he didn’t belong anywhere.”


“Hope is a dangerous thing. Hope has killed more of my friends than the flare and
the scorch combined.”

Anda mungkin juga menyukai