Disclaimer : I am not an expert at all about movies or cinematographic. This review is purely
100% based off of my personal taste subjectively.
Prolog
Abis nonton Season 1, yang menurut saya bagus banget, saya sebenarnya galau apakah mau lanjut
nonton Season 2 atau tidak. Soalnya saya merasa ceritanya udah selesai di explore semua di
Season 1. Semua alasannya sudah dibahas, semua tape sudah di-play. Namun berbekal penasaran
dan gegara beberapa yang reply di Instagram Story bilang kalau S02 nya seru, akhirnya saya
nonton juga, haha. By the way, review ini bakal ada spoiler-spoiler nya ya, so be warned!
Sinopsis
Season 2 nyeritain trial atau jalannya pengadilan tentang andil sekolah dalam kematian Hannah
(orang tua Hannah menuntut bahwa sekolah punya andil dalam Hannah mengambil keputusan
untuk bunuh diri). Yang mana masing-masing pihak memanggil saksi untuk bertestimoni.
Setiap episode di Season ini dinarasi dan terfokus pada masing-masing saksi. Selain itu, Season 2
ini juga mengorek dan bercerita mengenai sexual assault yang dilakukan oleh Bryce Walker.
Review
Season 2 ini ingin cerita kalau there’s always two sides of a story, maka masing-masing orang
yang dipanggil untuk bersaksi juga bercerita tentang cerita-cerita dari sisi mereka (kebanyakan
adalah mereka yang ada di tape Hannah, kecuali Alex, Ryan, dan Sheri). Yang mana cerita versi
mereka ini melempar semua cerita Hannah keluar jendela. Sebenarnya saya agak amused juga sih
ceritanya bisa dikembangin lagi sama writer-nya. Karena seperti yang saya bilang di prolog, koq
kayanya ceritanya udah ‘abis’ di Season 1.
Masalahnya buat saya, yang membuat series ini bagus di Season 1 adalah bagaimana kita jadi tahu
dan mengerti kenapa seseorang itu bisa bunuh diri, runtutan kejadian seperti apa, kecil dan besar,
yang bisa membuat seorang murid bunuh diri. Hal itu tersampaikan dengan baik di Season 1, kita
jadi mengerti bagaimana frustasinya jadi Hannah. Terus cerita di Season 2 ini malah ngacak-
ngacak semua ‘pengertian’ yang didapat dari Season 1 tersebut, karena their side of the story bikin
alasan-alasan Hannah terkesan jadi… egois. Like, what the hell? Why would the writers do Season
1 dirty like this? Terus apa faedah nya lagi nonton series ini kalau malah jadi drama and intrigues
like usual.
Oh ada lagi yang bikin bingung : Clay ngobrol sama ‘hantu’ nya Hannah. Apakah itu di otak dia
aja? Jadi terus apakah Clay udah gila atau apakah genre series ini berubah jadi horror?
And then there’s the horror of the last episode. Don’t even get me started. It’s way too
graphic OMG, inget-ingetnya aja udah stres sendiri. Kalau penasaran tentang apa, Google aja
ya huhu ku tak tega ceritainnya.
The glory that is Zach Dempsey, hence the poster in the beginning of this post 🙂
Favorite Quotes
“No matter how matter reasons there are, there are always more reasons why not”
— Olivia Baker, Episode 13
Sumber:
http://heytheregrace.com/review-13-reasons-season-2-bahasa-indonesia/
https://www.boscoapp.com/single-post/2018/05/23/The-10-Best-Quotes-from-13-Reasons-Why-
Season-2
Quotes:
We might have said “sticks and stones will break my bones but words will
never hurt me” when we were kids, but we all know that it just isn’t true.
This is one heck of an unfortunate truth. Nowadays, mothers, and fathers for
that matter are less clued in to how their children are really doing. Honestly,
many parents don’t even know what they don’t know.
The million dollar question. Let us know if you have the answer. For the
meantime, it’s just the way things are.
Gossip is the ultimate game of broken telephone - words get twisted and
distorted until they barely resembles the truth, and then they take on a life of
their own that’s hard to escape from.
Take the time to read this one at least twice, and then sit down with your
teenage children for a long conversation about consent, sexual harassment
and assault, and respect for others boundaries.