Sebelum membahas jauh mengenai film yang satu ini, perlu saya jelaskan
bagaimana pandangan saya pribadi saat menyaksikan film ini. Disini saya datang
menyaksikan Suicide Squad sebagai penonton yang tak banyak tahu soal DC
Universe dan semua cerita di dalam komik. So, kalau ulasan yang saya berikan
bersifat subjektif, tentunya tidak akan masalah jika anda punya ulasan yang berbeda
saat menyaksikan film ini nantinya.
Begitu pula Deadshot yang diperankan Will Smith juga menjadi karakter dominan
lainnya. Deadshot punya kemampuan khusus dengan senjata api, dimana ia adalah
seorang pembunuh bayaran paling dicari. Background story Deadshot sebagai
seorang ayah dari gadis cilik, diolah sebagai drama menyentuh. Sementara
beberapa karakter lain seperti Diablo, Killer Croc, Katana dan Captain Boomerang
tidak terlalu menonjol dalam pengembangan cerita.
Bagaimana dengan Joker? Tentu menjadi pertanyaan paling ramai
diperbincangkan. Disini saya pribadi hanya bisa mengomentari akting dari sang
aktor, Jared Leto. Leto benar-benar memainkan perannya dengan baik. Joker
tampak menjadi sangat baru dari yang pernah terlihat sebelumnya. Joker versi Jared
Leto benar-benar liar dan gila, tapi entah mengapa di film ini kesan Joker yang
cerdik kurang ditonjolkan. Padahal itu menjadi kekuatan utama dari karakter Joker.
Joker versi Leto lebih terlihat buas dan penuh intimidasi dari pada sebagai tukang
hasut.
Secara keseluruhan, plot yang ditawarkan sudah cukup menyenangkan. Banyak
jokes yang menghibur, tapi saat scene berganti terkadang juga suasananya
jadi sangat serius. Meskipun ada bebrapa adegan yang kurang masuk akal, tapi
kekuatan peran dari tiap karakter di mata penonton sepertinya sudah cukup
menutupi beberapa celah pada alur cerita di sepanjang film.
Ekspektasi saya akan aksi yang benar-benar chaos dengan adanya sekumpulan anti-
hero ini tidak benar-benar terpenuhi. Justru dengan misi ‘paksa‘ yang tersusun
dalam strategi, Suicide Squad berubah menjadi superhero sesungguhnya. Aksi-aksi
brutal dan kekacauan juga terlihat lebih sedikit dihadirkan. Menilik film anti-hero
Deadpool dari Marvel, dimana kesan ‘tanpa aturan’ sangat jelas terlihat, Suicide
Squad justru terlihat lebih sopan. Sisi baiknya, film ini masih bisa dinikmati oleh
penonton usia remaja.
Sinematografi yang ditawarkan mungkin tak banyak perbedaan dengan beberapa
film DC lainnya, seperti Man Of Steel atau pun Batman vs Superman. Dimana
nuansa Dark & Grey terus menyelimuti sepanjang film. Sementara efek animasinya
pun juga begitu memukau. Namun beberapa adegan terasa terlalu dipaksakan,
sehingga perpindahan scene sering kali nampak seperti dadakan.
Bagian aksi battle tentunya tak luput dari pembahasan. Berawal dari kesalahan
rencana yang dilakukan oleh Amanda Waller, salah satu senjata
pamungkasnya berubah menjadi ancaman serius bagi bumi. Semua karakter
Suicide Squad memang memiliki skill tersendiri dalam pertarungan. Meskipun
pertarungannya tidak se’mewah’ aksi batte di film trilogi Batman atau Superman,
namun semua karakter mendapatkan porsi pertarunganya masing-masing.
Enchantrees yang terlihat sangat powerfull dengan kekuatan mistis pun, nyatanya
tidak setangguh yang dibayangkan.
Sesekali film ini juga menampilkan karakter superhero DC seperti Batman danThe
Flash. Kesinambungan cerita sebagai dunia ‘DC’pun semakin jelas di perlihatkan.
Bagian akhir film juga sudah memberikan bocoran untuk sekuel cerita lanjutan
yang membuat penonton cukup penasaran. Suicide Squad tayang di bioskop tanah
air mulai 3 Agustus 2016.
“It doesn’t matter who hurt you, or broke you down, what matters is who made
you smile again.”
- Harley Quinn
“I’m an odd combination of really nice and don’t mess with me.”
- Harley Quinn
“People always change after being hurt.”
- Harley Quinn