Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NURUL ILMI

KELAS : X IPA 2

Peran Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Belajar Di Rumah

Saat ini dunia digemparkan dengan kasus penyebaran virus covid-19. Di belahan
bumi manapun, corona masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja,
namanya menjadi trending topik di berbagai media baik cetak, elektronik, maupun intenet.
Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasuk
Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga WHO pada tanggal 11 Maret
2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global. Hal tersebut membuat beberapa negara
menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran
virus corona yang semakin menyebar luas. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau dikenal dengan nama PSBB untuk menekan
penyebaran virus covid-19. Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua
kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda. Mulai
dari bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH), belajar dari rumah, dan beribadah
dari rumah.

Dengan ditetapkannya PSBB, semua sektor merasakan dampak corona. Dunia


pendidikan salah satunya. Untuk melindungi tenaga kerja pendidik dan siswa, pemerintah
mengambil kebijakan untuk mengganti sistem pembelajaran dari tatap muka menjadi daring
(online). Yang biasanya kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di sekolah, sekarang
kegiatan belajar mengajar dilakukan dirumah masing-masing dengan memanfaatkan
teknologi dan aplikasi seperti browser, chrome, google classroom, google meet, whatsapp,
zoom, telegram, dll. Sistem pembelajaran yang tiba-tiba berubah tentunya tidak langsung
berjalan lancar, pasti ada kendala dan hambatan. Positifnya, pembelajaran daring secara tidak
langsung memaksa para orangtua untuk selalu memberikan perhatian kepada anaknya.
Pasalnya, metode pembelajaran ini mengharuskan siswa untuk bergabung dengan
kelas online pada jam-jam tertentu dan mengerjakan berbagai tugas online pada jam-jam
tertentu pula. Yang berarti, peran orang tua disini adalah sebagai regulator (pengatur)
kegiatan anak-anak selama belajar di rumah agar tidak telat masuk ke rapat kelas dan tidak
telat menyelesaikan tugas.
Selain itu, pendampingan orangtua sangat memengaruhi aktivitas mereka ketika
belajar di rumah. Perkembangan belajar mereka pun sedikit banyak akan dipengaruhi oleh
peran orangtua. Peran orangtua baik secara langsung atau tidak langsung dapat dilihat
berdasarkan hasil belajar siswa, seperti ketepatan mereka dalam menyelesaikan
tugas online yang diberikan. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pembelajaran
daring mampu membuat orangtua lebih caring  (peduli) terhadap anak-anak mereka.
Pembelajaran daring juga mampu membuat orangtua harus mau meluangkan waktunya untuk
mendampingi anak-anak mereka ketika belajar.

Jika ada sisi positif tentu ada juga sisi negatifnya. pembelajaran daring mengharuskan
siswa memiliki handphone android sebagai fasilitas belajar online. Tentunya tidak semua
orang tua mampu membelikan anaknya handphone android. Akibatnya, siswa yang tidak
memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan
dan membuat proses belajar menjadi terhambat. Mau tidak mau, pihak sekolah ikut mencari
solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa siswa yang tidak memiliki handphone
melakukan pembelajaran secara berkelompok, Mulai belajar melalui videocall yang
dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga
mengabsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan
dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit. Permasalahan yang terjadi bukan
hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota internet yang
membutuhkan biaya cukup tinggi bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan
pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan
banyak diantara orangtua siswa yang tidak mampu untuk membelinya. Ada juga siswa yang
tinggal di pelosok desa dan tidak terjangkau oleh intenet. Hal ini pun menjadi permasalahan
yang sangat serius bagi siswa saat pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Selain dari segi ketersediaan internet, ramai diberbagai media sosial yang
menceritakan pengalaman orangtua siswa selama mendampingi anak-anaknya belajar, baik
positif maupun negatif. Seperti misalnya ada orangtua yang sering marah-marah karena
mendapat anaknya yang sulit diatur untuk belajar ataupun tidak mengumpulkan tugas
sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah
secara tatap muka. Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orang tua bahwa mendidik
anak itu ternyata tidak mudah, Orang tua harus bisa menjadi guru bagi anak-anak di rumah.
Diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar untuk bisa menjadi guru. Untuk mengatasi
masalah orang tua yang kesulitan dalam mendidik anaknya, Kemendikbud membuat
beberapa tayangan pembelajaran seperti di stasiun TVRI. Jadi, anak-anak bisa belajar melalui
tayangan tersebut dan orang tua yang mengarahkan anaknya. Meskipun tidak begitu efektif,
setidaknya bisa membantu orang tua dalam mendidik anak daripada harus menjelaskan
sendiri.

Untuk mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh, berikut ini adalah beberapa peran
penting orang tua dalam mendidik anak belajar di rumah :

1. Mendukung progam pemerintah dalam memberikan inovasi pembelajaran dari rumah.


Karena tanpa dukungan dari orang tua, program pemerintah sebagus apapun tidak
akan berjalan dengan sukses. Misalnya, pemerintah menciptakan inovasi video
pembelajaran di TVRI, sebagai orang tua kita berperan menemani anak saat menonton
tayangan sambil menjelaskan kembali sedikit demi sedikit agar anak dapat mengerti
pelajaran.
2. Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran daring seperti kuota belajar yang
cukup, handphone android, leptop, komputer dsb.
3. Orang tua harus mampu mengawasi dan mengontrol anak selama belajar di rumah.
Karena sering terjadi kasus, banyak anak yang tidak mengikuti pertemuan online dan
tidak mengerjakan tugas. Untuk itu, disini orang tua memegang kendali besar dalam
menyukseskan pembelajaran daring.
4. Situasi belajar di rumah memang kurang ideal seperti saat belajar di sekolah. Untuk
itu orang tua perlu membuat adaptasi dan target belajar yang realistis sesuai dengan
kondisi rumah. Misalnya faktor gangguan seperti adanya saudara yang dapat
mengganggu kegiatan belajar, sarana dan prasarana belajar daring, serta
menyesuaikan dengan jadwal WFH orang tua.
5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan anak untuk belajar sangat penting agar materi
pembelajaran mudah diserap olehnya. Orang tua perlu kreatif dalam menggunakan
media apapun untuk proses belajar di rumah. Misalnya anak adalah tipe belajar visual,
berarti orang tua lebih memaksimalkan belajar menggunakan video pembelajaran
ataupun gambar.
6. Orang tua harus mampu mamanfaatkan aplikasi belajar online. Perkembangan
teknologi masa kini dapat membuat Anda menggunakan berbagai aplikasi untuk
membantu metode belajar anak. Apalagi anak-anak kini lebih menyukai pembelajaran
yang memiliki animasi visual dan auditori yang menyenangkan. Sehingga orang tua
tidak melulu memberikan materi pembelajaran secara konvensional.
7. Selama belajar dari rumah, orang tua akan menjadi tutor anak menggantikan guru.
Untuk itu perlu kesabaran dalam membimbing anak belajar. Selain itu, berikanlah
pengajaran dengan kasih sayang. Tujuannya agar anak merasa nyaman dan aman
dengan situasi belajar di rumah terutama pada masa pandemi.
8. Tidak hanya dekat dengan anak, dalam pembelajaran daring orang tua juga harus bisa
dekat dengan guru. Orang tua secara aktif berdiskusi dengan guru anak terkait dengan
tantangan dan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran daring. Misalnya,
jika menurut guru anak masih kurang dalam nilai, kewajiban orang tua adalah
memberikan semangat dan membantu memperbaiki nilai anak.

Itulah berbagai peranan penting yang perlu dilakukan oleh orang tua selama pembelajaran
daring dari rumah. Jangan lupa selalu beri asupan yang bergizi agar kebutuhan nutrisi anak
tetap terjaga dan jaga imun anak, jangan biarkan mereka stress atau bosan belajar di rumah,
terus beri semangat dan motivasi belajar. Semoga pandemi cepat berakhir dan kita bisa
kembali sekolah secara tatap muka.

Anda mungkin juga menyukai