Anda di halaman 1dari 7

HASIL WAWANCARA PADA ORANG TUA DAN GURU

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pengantar Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu:
Bapak Bertu Rianto Takaendengan, S.Pd, M.Pd

Kelompok 1:

1. Fatur Rahman Dusi (411423021)

2. Ardiansya Marali (411423076)

3. Moh.Taufik Wirajaya (411423038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGATAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Keluarga 1

Orang tua yang berperan untuk mendidik anak : Ayah dan Ibu

Orang tua mengajarkan kepada anak mengenai hal-hal apa saja yang boleh
dilakukan apa yang tidak boleh dilakukan.orang tua juga mengajarkan kasih
sayang,sopan santun,tanggung jawab,disiplin,kejujuran, dan saling
menghargai.Dengan mendidikan anak akan hal-hal tersebut maka,disaat mereka
berbaur dengan teman-teman sebayanya atau masyarkat umum,mereka mampu
menunjukan hal-hal yang baik karena sudah terbiasa dari lingkungan keluarga
yang mengajarkam hal-hal yang baik.Namun dalam mendidikan anak juga
memiliki kendala seperti waktu yang kurang efisien, karena Ketika mendampingi
anak di rumah akan berkurang waktunya karena harus bekerja.Untuk penggunaan
Hp pada anak orang tua melakukan beberapa hal seeperti memberikan Batasan
waktu dalam penggunaan Hp,menemani dan mengawasi anak saat mengunakan
Hp dan menghindarkan anak dari kecanduan Hp dengan memberikan aturan.

Keluarga 2

Orang tua yang berperan untuk mendidik anak : Ibu

Pendidikan pada anak dilakukan sejak masih dalam kandungan,yakni


dengan ibu melakukan hal-hal yang sehingganya diharapkan apa yang dilakukan
ibu Ketika mengandung dapat diikuti oleh anak tersebut nantinya.Hal-hal yang
sering lakukan biasanya seperti memperbanyak ibadah ( membacakan al-quran
kepada kandungan),berbagi dengan sesame,dan menjaga perbuatan serta
perkataan.Dengan dilakukannya hal tersebut maka anak akan memiliki akhlak
yang baik,sopan santun dan percaya diri serta mandiri.namun yang menjadi
kendala yang di rasakan orang tua adalah Ketika anak-anak mulai pubertas.Pada
tahap ini memerlukan ekstra tenaga untuk mendidik anak. Untuk pengunaan Hp
pada anak orang tua harus bijak dalam memanfaatkan teknologi terkini yang tidak
terpisahkan dengan kehidupan, termasuk juga dekat dengan anak-anak. Pertama,
harus mendorong pemilihan program yang cermat untuk dilihat bersama-sama dan
mendiskusikan konten dengan anak-anak dan remaja. Selain itu mengajarkan
keterampilan menonton secara kritis, membatasi dan memfokuskan waktu jangan
dihabiskan dengan media. Harus selektif serta membatasi pilihan media bagi
anak-anak.

Keluarga 3

Orang tua yang berperan untuk mendidik anak: nenek

Anak ini saat ini berada di bangku SD dan sedang diasuh oleh neeknya dari
sebelah ibu. Dikarenakan suatu alasan anak ini harus diasuh oleh neneknya,
karena tidak lagi bersama orang tuanya, anak ini diberikan smartphone untuk
menghibur dirinya. Tetapi hal ini justru malah berdampak negatif dikarenakan
cucunya malah ketagihan memainkan smartphone dan sulit untuk diatur. Anak ini
menggunakan smartphone hampir sepanjang hari, dan tidak dapat dilepaskan dari
smartphonenya. Jika neneknya mengambil smartphonenya anak ini akan
menangis, marah dan meronta-ronta dengan emosi yang tidak jelas. Smartphone
sudah sangat lengket dengan dirinya, hampir setiap aktivitasnya ia menggunakan
smartphonenya, seperti saat makan, menonton tv, bahkan sebelum tidur. Juga
anak ini sangat tidak ingin belajar dan lebih memilih memainkan smartphone-nya,
sampai memiliki keinginan untuk tidak sekolah. Nenek ini sangat kebingungan
untuk mengurus cucunya tersebut, nenek ini ingin cucunya untuk tidak kecanduan
smartphone, tetapi dikarenakan kasihan melihat cucunya yang kekurangan kasih
sayang orang tua dan dengan emosi yang tidak stabil dan tidak jelas nenek ini
membiarkan cucunya memainkan smartphone.

Keluarga 4

Orang tua yang berperan untuk mendidik anak: ibu

Dalam keluarga ini terdapat 2 anak yang masih sekolah di bangku SMP dan SMA.
Anak yang masih SMP sudah memiliki smartphone sejak berumur 12 tahun dan
kelas 6 SD. Sedangkan yang sudah SMA memiliki smartphone sejak berumur 16
tahun. Mereka memiliki smartphone dikarenakan adanya pandemi covid-19 yang
memaksa mereka untuk melakukan pembelajaran secara daring (dalam jaringan)
atau online. Sejak pandemi usai ibu dari kedua anak ini mencoba untuk
mendisiplinkan mereka yang dianggap sudah ketagihan memainkan smartphone.
ibu ini mencoba memisahkan waktu untuk memainkan smartphone dan waktu
untuk belajar, dan melarang anak-anaknya untuk memainkan smartphone di saat
waktunya belajar, kecuali untuk pembelajaran yang melibatkan penggunaan
smartphone. ibu ini juga akan menyita smartphone mereka jika dianggap mereka
sudah terlalu lama memainkan smartphone mereka. Ibu ini beranggapan bahwa
smartphone lebih banyak membawa dampak buruk bagi anak-anaknya yang
dianggap belum cukup siap untuk memiliki smartphone. dampak buruk
smartphone kepada anak-anaknya yang dirasakan oleh ibu ini yaitu pada segi
Kesehatan baik fisik maupun mental. Dampak buruknya seperti anak-anak sering
lupa untuk makan dan lupa jam tidur sehingga anak-anak jadi terlihat selalu lemas
dan mudah jatuh sakit, dan juga dari segi penglihatan anak-anak yang perlahan-
lahan mulai memburuk, anak-anak juga mulai sulit diatur dan mulai suka
bermalas-malasan. Ibu ini menegaskan kepada anak-anaknya bahwa keputusan ini
demi kebaikan mereka sendiri.

Keluarga 5

Orang tua yang berperan mendidik anak: Ayah dan Ibu

Hal- hal yang perlu diajarkan kepada anak itu adalah hal hal yang baik
yang perlu ditiru dan dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar, khususnya untuk
masyarakat luas dalam hal ini bangsa dan negara khususnya sehingganya anak ini
kedepan bisa membawa nama baik keluarga sehingga apa yang menjadi ajaran
orang tua kepadanya itu dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri dan untuk
masyarakat sekitar.
Keluarga 6

Orang tua yang berperan mendidik anak: Ayah dan Ibu

Untuk dalam memanfaatkan teknologi handphone sekarang ini anak anak


sudah banyak diperlukan khususnya dalam pembelajaran itu banyak sekali
menggunakan handphone nah oleh karena itu orang tua dalam hal ini
melaksanakan pembelajaran dirumah itu menggunakan handphone karena banyak
materi materinya itu diambil dari online nah oleh karena itu untuk dalam
menangkal dampak buruk handphone ini setiap kali anak anak pembelajaran
dalam menggunakan handphone itu dibutuhkan pengawasan dan penjagaan
terhadap anak supaya mereka tidak terlalu dalam atau tidak melenceng dari
pembelajaran mereka yang diberikan oleh guru sehingganya akan muncul sifat
sifat yang tidak baik yaitu diakibatkan oleh anak itu terhadap handphone.
Guru 1

Bapak Jefry. MA “X”

Pada sekolah yang diajar oleh pak Jefry memang tidak dibolehkan untuk
membawa HP,hal ini karena sekolah yang diajar oleh pak Jefry merupakan
pondok.Dalam proses pembelajaran sendiri memang kadang di gunakan HP untuk
mendukung proses pembelajaran tersebut.Apabila ada yang perlu mengunakan
jejaring internet maka telah disediakan Laboratorium untuk mendukung hal
tersebut.Namun tidak menuntut kemungkinan sekolah mengizinkan siswa untuk
membawa Hp Ketika ada kegiatan yang memang membutuhkan banyak
perangkat. Hal ini juga tetap di bawah pengawasan dari guru-guru.

Guru 2

Ibu Siti Lailan Koem, S.Pd

Guru Matematika SMAN 1 Kabila

Dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh ibu Siti, beliau mengizinkan
siswa-siswinya untuk menggunakan smartphone di waktu-waktu tertentu. Ibu Siti
berpendapat bahwa kita harus mengikuti perkembangangan zaman dan
memanfaatkannya sebaik mungkin. Dan oleh karena itu beliau menggunakan
smartphone sebagai salah satu media pembalajarannya, dimana beliau
menggunakan aplikasi seperti Quizizz, Wordwall, Kahoot sebagai media
pembelajaran berbasis kuis. Beliau mengizinkan penggunaan kalkulator tetapi
hanya untuk perhitungan yang sulit. Beliau juga mengawasi siswa-siswinya saat
menggunakan smartphone agar mereka tidak menggunakanya untuk bermain, jika
siswa-siswinya kedapatan menggunakan smartphone mereka untuk bermain
selama pembalajaran, beliau akan menyita smartphonenya dan akan memberikan
ganjaran serta meminta mereka untuk melakukan perjanjian agar mereka tidak
melakukanya lagi. Metode pembelajaran ini sudah didiskusikan dengan guru-guru
matematika yang lain, tetapi hanya sebagian yang menggunakan metode ini
terutama guru-guru yang masih muda.
Guru 3

Ibu Sriwati Nomba M.Pd

Guru Matematika SMPN 1 Kabila

Tidak hanya di mata pelajaran Matematika tetapi di SMPN 1 Kabila


penggunaan smartphone sangat dilarang, bahkan membawanya saja sudah
termasuk pelanggaran. Penggunaan smartphone sebagai media pembelajaran
pernah dilakukan saat adanya pandemic covid-19, tetapi setelah pandemi usai
penggunaan smartphone kembali dilarang karena dianggap anak-anak di usia anak
SMP belum siap karena penggunaan smartphone dianggap lebih banyak
membawa dampak buruk. Anak-anak sering tidak fokus dan sering hanya bermain
game saat jam pembelajaran sehingga penggunaan smartphone Kembali dilarang.
Penggunaan smartphone diizinkan jika memang dibutuhkan dan memiliki
hubungan dengan proses pembelajaran, anak-anak akan diberitahu untuk
membawa smartphone saat dibutuhkan. Jika ditemukan ada anak yang
menyalahgunakan smartphone-nya maka smartphone-nya akan disita oleh wali
kelas kemudian orang tua dari anak tersebut akan di undang dan anak tersebut
akan dibina terlebih dahulu sebelum smartphone-nya dikembalikan.

Anda mungkin juga menyukai