Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN DI DESA TERAPAKAN KELAS ONLINE?

NYUSAHIN
ORANG TUA?;
AKAR MASALAH & SOLUSI
Oleh Diah Arum Hapsari
Mahasiswi Prodi Tadris Bahasa Indonesia
Fakultas Adab dan Bahasa IAIN Surakarta

Prolog
P endidikan, salah satu bahasan menarik saat era pandemi covid-19. Seperti
yang telah diketahui, pandemi covid-19 atau virus korona telah menggemparkan
dunia sejak awal tahun 2020. Virus ini mulai terdeteksi masuk ke Indonesia
sekitar awal bulan Maret dan sangat cepat dalam penyebarannya. Hal tersebut
tentunya mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali bidang
pendidikan. Pada tatanan pendidikan, baik dari sekolah dasar sampai ke perguruan
tinggi semua aktivitas diharuskan terlaksana dengan sistem online.
Kehadiran pandemi, menjadi problem terbesar dalam pelaksaan praktik-
praktik kegiatan di perguruan tinggi, salah satunya terkait Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di IAIN Surakarta. Kegiatan ini mengharuskan mahasiswa untuk terjun ke
lapangan dan berbaur dengan masyarakat. Karena adanya imbauan untuk tidak
melaksanakan kegiatan yang melimbulkan kerumunan, maka dari itu pihak IAIN
menetapkan kebijakan dengan melaksanakan KKN-T Kerso Darma atau Kuliah
Kerja Nyata Transformatif Kerja Sosial Dari Rumah dengan tema ‘penguatan
ketahanan masyarakat masa pandemi covid-19 berbasis kearifan lokal dan
moderasi beragama’. KKN-T ini dilaksanakan secara daring dan bertempat di desa
masing-masing baik secara individu maupun kelompok, sesuai dengan
ketersediaan mahasiswa yang tengah menjalankan KKN di desa yang ditempati.
Pelaksanaan daring, maksudnya dengan mahasiswa KKN-T mengunggah secara
rutin kegiatan selama KKN di desanya sebagai bukti keaktifannya dalam
mengabdi pada masyarakat.
Salah satu tempat pelaksanaan KKN-T Kerso Darma, yaitu di Dusun
Gunungan RT 03 RW 01, Desa Hargantoro, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten
Wonogiri dengan mengambil sorotan isu terkait bidang pendidikan. Penetapan isu
ini bermula dari wawancara terhadap RT, lurah, dan masyarakat umum terkait
tanggapan dan permasalahan yang dihadapi sejak munculnya wabah pandemi
covid-19. Dari hasil data wawancara yang dilakukan, ada beberapa aspek yang
dikeluhkan, pada urutan pertama terkait pendidikan dan selanjutnya terkait
perekonomian masyarakat yang agak melemah. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini akan lebih melihat pada aspek pendidikan di dusun Gunungan RT
01 RW 03, Desa Hargantoro.
Pendidikan di sini juga menerapkan kelas online dalam pelaksaan
pembelajarannya. Dari sini muncullah pertanyaan, bagaimana penerapan kelas
online di pedesaan? Apakah kelas online cocok diterapkan di pedesaan?
Bagaimana terkait anggapan kelas online hanya menambah beban orang tua?
Karena menurut survei yang dilakukan di lapangan tidak sedikit orang tua
mengeluh terkait pembelajaran era pandemi ini.
Nyusahin Orang Tua?
Hasil wawancara dengan masyarakat umum/orang tua menyebutkan saat
pandemi dengan sistem pembelajaran online lebih memberatkan para orang tua.
Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan pembelajaran tidak adanya penyampaian
materi dan tiap hari anak dituntut oleh para guru untuk mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan sesuai mata pelajarannya. Hal tersebut menjadikan orang tua harus
berperan menjadi guru yang mampu mendidik pengetahuan dan keterampilan sang
anak. Apabila sang anak belum atau bahkan tidak paham akan materi
pembelajaran maka orang tua lah yang harus berupaya mempelajari materi
tersebut dan menjelaskannya kepada anak. Kebanyakan orang tua di dusun ini pun
merupakan seorang petani dan pedagang, di mana tidak dapat mendampingi
anaknya dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya. Selain itu, pemberian
tugas dan pengumpulan tugas juga dilakukan secara online melalui apikasi
WhatsApp, padahal mayoritas orang tua di dusun ini merupakan orang awam yang
tidak paham dan tidak memiliki fasilitas gadget yang memadai. Jika demikian,
guru mengirimkan tugas kepada tetangga terdekat anak yang memiliki fasilitas
gadget memadai. Meskipun begitu, tetap saja pembelajaran dengan sistem seperti
ini memberatkan pikiran anak. Karena jika orang tua tidak paham akan materi
pembelajarannya bagaimana sang anak akan mengerjakan tugas? Jawabannya
adalah dengan ‘njawab ngawur’ atau asal menjawab. Bukankah dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kelas online hanya menambah beban orang tua atau
dengan kata lain nyusahin ortu?
Realita Kelas Online untuk Anak
Pembelajaran dengan sistem online untuk menghindari kerumunan dan
tatap muka dirasa kurang tepat diterapkan di pedesaan. Kenapa demikian? karena
pada kenyataannya anak tetap berkerumun, menggunakan waktu di rumah aja
dengan bermain bersama teman-temannya dan melupakan kewajibannya sebagai
pelajar, yakni belajar. Bahkan ditemukan juga permasalahan bahwa anak enggan
mengerjakan tugas, lebih memilih nongkrong bersama teman-temannya dan
mengerjakan tugas dengan cara menjiplak pekerjaan teman dan bahkan menyuruh
adiknya untuk mengerjakan. Etis kah? Seorang anak usia sekolah dasar
mengerjakan tugas kakaknya yang telah duduk di bangku sekolah menengah
pertama? Realita yang dapat ditemukan dalam kelas online di Dusun Gunungan.
Banyaknya pemberian tugas dari sekolahan pun membuat anak harus
ekstra berpikir untuk menjawab tugas tersebut. Beberapa anak ada yang mengeluh
belum paham akan materi, beberapa ada yang malas mengerjakan karena tidak
paham dengan soal dan jawaban. Bukannya ini hanya akan memperburuk
pengetahuan si penerus bangsa?
Belajar Bersama sebagai Solusi
Dalam rangka terjun dan berbaur dengan masyarakat, dengan penggalian
isu terkait Pendidikan, maka dari itu setalah diketahui problem-problem yang ada,
dibuatlah kelompok ‘belajar bersama’ untuk menjawab problematika dari kelas
online di Dusun Gunungan. Dalam pelaksanaannya, tentunya diawali dengan
meminta izin dan berkonsultasi pada ketua RT terkait kegiatan ini dan
menyosialisasikan kegiatan ini kepada para orang tua, dan para orang tua pun
setuju dengan adanya kegiatan ini karena dengan adanya kegiatan ini akan
membantu orang tua dalam memantau dan mendampingi kegiatan belajar anak.
Setelah mendapat persetujuan dari orang tua anak, kemudian ditetapkannya hari
dan jam dimulainya kegiatan ini. Kegiatan ini bertempat di rumah penulis dan
mulanya dilaksanakan tiap hari Rabu dan Kamis pukul 08.00 dan selesai
maksimal pukul 11.30. akan tetapi kedepannya mungkin aka nada perubahan
jadwal sesuai dengan situasi dan kondisi serta melihat evaluasi-evaluasi dari
kegiatan yang telah berjalan. Pembatasan hari dan jam pada kegiatan ini untuk
meminimalisasi terjadinya perkumpulan masa.
Kegiatan ini mendapat respon baik dari para anak, terbukti dengan
banyaknya anak yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan belajar bersama ini.
Mulanya dilakukannya perbincangan singkat dengan para anak dan dari
perbincangan itu membuktikan bahwa mereka belum terlalu paham akan
permasalahan kenapa harus kelas online? Dan seberapa bahayakah virus ini bagi
kesehatan kita. Karena dalam pelaksanaan kegiatan ini anak-anak belum dapat
patuh pada protokol kesehatan. Maka dari itu, dalam kegaitan ini anak juga diberi
pengertian dan pengetahuan terkait pentingnya penerapan protokol kesehatan
dalam menjalani ‘normal baru’. Jika anak masih suka berkerumun, tidak
menggunakan masker, dan lain sebagainya, jadi apa fungsi dari kelas online?
Padahal katanya kelas online ini sebagai salah satu cara memutus tali penyebaran
covid-19. Oleh sebab itu, dalam kesempatan kegiatan belajar bersama dibubuhi
sosialisasi serta pembagian masker pada anak dengan tujuan untuk menyadarkan
anak terkait bahayanya virus ini. Hal tersebut tentunya selaras dengan tema KKN-
T Kerso Darma terkait menjaga ketahanan masyarakat era pandemi covid-19.
Belajar bersama, sebuah solusi untuk membantu anak dalam belajar dan
mengerjakan tugas. Kegiatan yang banyak diikuti oleh anak kelas 2-6 SD dan
kelas 7-8 SMP ini menjadikan mereka dapat saling membantu satu sama lain,
dapat saling bertanya dan jika diantaranya belum ada yang mengerti baru akan
dijelaskan dan dibantu dalam pengerjaan tugasnya. Dengan demikian, kehadiran
kegiatan ini dirasa jauh lebih bermanfaat dibandingkan anak belajar sendiri di
rumah dan tidak mempunyai banyak sumber yang dapat digunakan sebagai
rujukan dan untuk mengajukan pertanyaan.
Akhir Kata
Kelas online sekiranya kurang tepat untuk diterapkan di wilayah pedesaan.
Beberapa orang tua merasa kesusahan dan anak pun menjadi lebih malas untuk
belajar. Dengan demikian dibuatlah kegiatan belajar bersama yang dikhususkan
untuk mendampingi, memantau, dan membantu anak dalam mengerjakan tugas.
Dalam pelaksanaannya selalu diadakan evaluasi agar kegiatan dapat berjalan lebih
lancar dan terkonsep.
Meskipun demikian, tetap besar harapan agar covid-19 segera musnah dan
pembelajaran Kembali seperti sedia kala (tatap muka) agar anak dapat menimba
ilmu dan memperoleh pengetahuan sebagaimana semestinya yang diperoleh dari
pendidik di sekolahan.

Anda mungkin juga menyukai