SOSIOLOGI
Daftar Isi…………………………………………………………………………..1
1. Bab 1. Pendahuluan.................................................................................................2
2. Bab 2. Isi..................................................................................................................4
3. Bab 3.Penutup……………………………………………………………………..9
4. Daftar pustaka……………………………………………………………………10
5. Lampiran…………………………………………………………………………11
1
BAB I.PENDAHULUAN
2
penting karena di masa pandemi ini dunia pendidikan bisa tetap berjalan dengan
bantuan internet.
Pada prakteknya pembelajaran secara online yang kita kenal dengan PJJ
(Pembelajaran Jarak Jauh ) memberikan dampak kepada para siswa, orang tua dan
guru. Pada saat ini,Penulis hanya akan membahas dampak PJJ terhadap pola belajar
siswa khususnya siswa SMP Vianney. Metode yang penulis lakukan dengan
penyebaran angket ke 128 siswa serta wawancara beberapa siswa.
3
BAB II. ISI
Pembelajaran Jarak Jauh sudah dilakukan selama satu tahun ini semenjak
mulai terjadinya pandemic covid 19.Saat memulai PJJ, guru, siswa dan orang tua
mulai beradaptasi dengan situasi ini. Mereka yang semula tidak bisa mengenal
teknologi komunikasi dengan baik mulai belajar dan menguasainya. Aplikasi Google
meet/Zoom meeting/Quiziz/Google Form dan lain lain mulai sering digunakan dalam
proses pembejaran. Pembejaran tatap muka berganti dengan meeting online,
pemberian tugas berganti melalui google classroom atau aplikasi –aplikasi yang
lain.Jadwal pembelajaran di sekolah juga disesuaikan dengan kondisi dimana jadwal
dibuat tidak penuh dari pagi hingga siang hari karena akan berpengaruh terhadap
kuota yang dimiliki para siswa.Jam masuk sekolah yang saat tatap muka dimulai jam
07.00 WIB berubah menjadi lebih siang menjadi jam 07.30 WIB.
Kondisi-kondisi di atas ternyata dapat memberikan dampak terhadap
perilaku siswa.Oleh karena itu ,untuk melihat dampak PJJ pada para siswa penulis
membuat penelitian kecil dan wawancara kepada siswa sebagai data yang
mendukung pendapat penulis.Data diambil penulis melalui angket yang diisi oleh
128 siswa SMP Vianney.
Hasil angket menjelaskan bahwa siswa selama PJJ 64% siswa bangun di
atas jam 06.00 WIB, sisanya bangun sebelum jam 06.00 WIB, hal ini berkaitan
dengan jam tidur mereka yang sebagian besar tidur di atas jam 23.00 WIB yaitu
sebanyak 53 %. Pola tidur para siswa yang sebagian besar menjadi di atas jam jam
23.00 WIB merupakan penyebab siswa mengalami keterlambatan saat mengikuti PJJ
ataupun mereka tdak mempersiapkan diri dengan benar seperti tidak mandi pagi
selama PJJ dan tidak makan pagi bahkan kadang mereka tidak menggunakan
seragam sekolah saat meet. Hal ini sangat berbeda dengan saat sebeum pandemi,
dimana para siswa akan bangun sebelum jam 6 untuk melakukan persiapan sebelum
berangkat ke sekolah dan sudah siap di sekolah unuk proses pembelajaran pada jam
07.00 WIB. Disini dapat kita lihat bahwa kedisiplinan siswa mengalami
kemunduran. Kedisiplinan yang mengalami kemunduran saat PJJ akan
4
mempengaruhi proses belajar saat tatap muka kembali dilaksanakan. Dimana siswa
bisa menjadi terlambat masuk sekolah.
Pola tidur di atas jam 23.00 WIB ini juga dipengaruhi oleh penggunaan
gawai yang lebih lama dibandingkan sebelum pandemi. Selama pandemi banyak
siswa yang mengakui menggunakan gawai lebih dari enam jam. Hal ini diakui oleh
84 % siswa. Penggunaan gawai yang melebihi enam jam dalam sehari jelas akan
memberikan banyak pengaruh kepada perilaku para siswa. Banyak siswa yang pada
akhirnya kecanduan dengan gawai melalui permainan online atau pun hanya
disibukkan dengan menonton youtube atau tik tok.Dampak dari hal ini membuat para
siswa lalai akan tugas tugasnya dan ini ditunjukkan dengan pengumpulan tugas yang
terlambat atau pengerjaan tugas yang tidak maksimal sehingga nilai mereka tidak
optimal.Penggunaan gawai yang berlebihan ini juga sudah menjadi keluhan banyak
orang tua, dimana orang tua menjadi serba salah karena jika tidak mengijinkan anak
menggunakan HP, anak tidak dapat mengikuti ataupun mengerjakan tugas tugas
sekolah secara online, tetapi jika anak diijinkan menggunakan HP , orang tua tidak
dapat selalu memantau anak apakah anak benar benar belajar atau hanya bermain.
Penggunaan gawai ini juga memberikan pengaruh kepada pola belajar
mereka, dimana saat mengerjakan soal atau menyelesaikan tugas tugas mereka akan
mencari jawaban melalui internet daripada mereka harus mencari jawaban melalui
buku cetak mereka.Sebanyak 64 % siswa mengakui mereka selalu mencari jawaban
di internet saat mengerjakan tugas-tugas mereka.Hal ini disebabkan karena mereka
akan lebih cepat menyelesaikan tugas dengan pencarian di internet daripada
membaca buku. Dampaknya banyak anak yang semakin sulit untuk membaca buku
dengan baik dan ini menyebabkan rendahnya literasi para siswa.Keinginan untuk
segera mendapat jawaban secara cepat juga merupakan salah satu pendorong
penggunaan internet ini.Budaya yang serba cepat dan serba instan selanjutnya akan
mempengaruhi siswa dan mereka menjadi tidak sabar ketika mereka mengalami
suatu proses belajar.Para siswa akan cenderung mencari jawaban dengan cepat di
internet tanpa memilah apakah jawaban tersebut benar dan sesuai atau tidak. Perlu di
ketahui bahwa di internet banyak sekali informasi yang belum tentu benar dan sesuai
Dampak lain yang dapat dilihat dari kondisi ini yaitu sebagian siswa mengalami
5
kenaikan nilai dan ini diakui oleh 55.5% dan 45,5% siswa mengaku nilai –nilainya
lebih rendah saat PJJ. Perbedaan ini bisa saja terjadi karena setiap siswa berbeda
pemahaman, berbeda motivasi belajar dan berbeda keahilan serta berbeda kratifitas
dalam mencari jawaban di internet berbeda. Siswa yang memiliki motivasi yangbaik
dalam belajar akan tetap bisa mempertahankan prestasinya bahkan mungkin akan
mencapai prestasi yang lebih baik, sedangkan siswa yang memiliki motivasi yang
kurang akan sulit mempertahankan prestasinya selama PJJ ini.Godaan menggunakan
gawai untuk bermain akan sangat besar dan untuk siswa yang memiliki motivasi
yang rendah akan lebih cenderung menggunakan gawai untuk bermain game. Oleh
karena itu guru harus lebih peka untuk mengenali motivasi siswa dan mencari cara
untuk memotivasi siswa agar selama PJJ para siswa dapat menjaga motivasi belajar
mereka.
Para siswa juga mengakui bahwa pola belajar mereka mengalami
perubahan dan ini akui oleh 88 %. Jika dihubungkan dengan siswa yang menyatakan
mengalami kenaikan nilai hanya sebanyak 55,5% dan merasa nilainya tidak
mengalami kenaikan bahkan lebih rendah dibanding sebelum pandemi ada sebanyak
45,5% maka hal ini menjelaskan bahwa perubahan pola belajar siswa ini ada
perubahan yang baik dan ada perubahan yang kurang baik. Perubahan baiknya adalah
para siswa menggunakan proses pembelajaran jarak jauh ini untuk mendapatkan nilai
tinggi dengan menggunakan berbagai cara termasuk mencari jawaban di internet
walaupun sedang ulangan.Hal kurang baiknya disini para siswa sudah mengabaikan
faktor kejujuran dalam menjawab soal ulangan.Faktor kejujuran ini dapat dilihat dari
hasil angket , dimana saat ulangan hanya 42 % siswa yang mengaku jujur menjawab
sendiri soal –soal ulangan tanpa melihat buku mauapun mencari jawaban di
internet.,sedangkan sisanya 58 % siswa saat ulangan mencari jawbaan di buku cetak
dan di internet. Ketidak jujuran ini mengakibatkan nilai –nilai para siswa ssat PJJ
sulit untuk dijadikan ukuran apakah seorang siswa benar –benar menguasai materi
tersebut atau tidak. Hal ini jika dibiarkan terus menerus akan mempengaruhi pola
pikir dan karakter siswa saat proses pembelajaran terjadi.Perubahan pola belajar yang
kurang baik yang terjadi selama pandemik, ternyata para siswa yang banyak
menggunakan gawai ternyata bukan untuk belajar tapi untuk bermain sehingga ini
6
mempengaruhi nilai- nilai mereka .Nilai mereka menjadi lebih rendah karena mereka
tidak menggunakan gawai dengan benar.
Hal lain yang dapat kita lihat selama proses pembelajaran jarak jauh selain
hal –hal yang sudah diuraikan di atas adalah dampak positit yang dialami siswa yaitu
meningkatnya kreatitas siswa di bidang IT (informatika dna teknologi).Proses
pembelajaran jarak jauh yang sudah berlangsung selama lebih dari satu tahun ini
membuat banyak siswa lebih menguasai IT. Hal ini dapat dilihat saat mereka
diberikan tugas untuk membuat video praktek mata pelajaran tertentu, mereka akan
menyajikan sebuah video dengan proses editing yang sangat baik dan mereka
membuat suatu video yang kreatif.Walaupun hal ini tidak dilakukan oleh semua
siswa.Banyaknya aplikasi yag ditawarkan di internet semakin membangkitkan
kreatifitas para siswa.
Setelah memahami penjelasan di atas kita dapat melihat bahwa selama PJJ
ternyata PPJ berdampak positif dan negative. Dampak postif yang kita lihat adalah
meningkatknya kreatifitas siswa sedangkan dampak negatifnya adalah menurunnya
karakter siswa seperti kedisplinan dan kejujuran.Masalah kedisiplinan dapat di atasi
dengan kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua, dimana pihak sekolah tetap
menerapkan disiplin saat berlangsungnya seperti absen pagi hari , ketepatan waktu
masuk meet masuk dalam penilaian, memakai seragam saat meet juga pengumpulan
tugas tepat waktu mendapatkan tambahan nilai. Hal ini akan menjaga siswa untuk
displin. Kedisplinan saat proses pembelajaran jarak jauh, juga diperlukan peran
orang tua untuk tetap mengingatkan siswa untuk bangun pagi maupun untuk tidur
malam tepat waktu. Nadiem Makariem juga menyatakan bahwa pendampingan orang
tua saat proses pembelajaran jarak jauh sangatlah penting. Masalah kejujuran dapat
diatasi dengan guru memberikan soal yang bukan bersifat hafalan tapi lebih pada soal
yang bersifat pemahaman atau penalaran sehingga jawaban tidak hanya di salin dari
internet tetapi perlu pemikiran para siswa.Selain itu sekolah perlu melakukan inovasi
dengan menggunakan aplikasi –aplikasi untuk ujian yang tidak memungkinkan siswa
mencari jawaban di internet dengan keluar dari aplikasi saat ujian berlangsung. Peran
orang tua dalam menanamkan kejujuran juga sangat penting dimana anak dapat
diingatkan secara terus menerus bahwa sekolah bukan hanya untuk mencari nilai
7
tertinggi tetapi proses itu penting.Orang tua juga jangan hanya menuntut anak untuk
mendapatkan nilai tertinggi yang akan membuat anak menghalalkan segala cara
untuk memenuhi tuntutan oarng tua.Sedangkan masalah penggunaan gawai yang
berlebihan perlu peran orang tua untuk lebih disilpin tentang aturan penggunaan
gawai di rumah dan juga perlu untuk mengajak anak melakukan aktitas bersama
dengan keluarga yang tidak menggunakan gawai.
Pembelajaran Jarak Jauh selain mempengaruhi pola belajar siswa dalam
hal akademik juga mempengaruhi pola belajar siswa dalam hal sosialisasi. Yang
dimaksud sosialisasi disini adalah pergaulan para siswa denga teman –temannya..
Siswa SMP perlu belajar bersosialisasi dengan teman –temanya, namun kondisi yang
ada tidak memungkinkan para siswa bersosialisasi dengan baik. Para siswa hanya
bisa bersosialisasi secara online, dimana banyak kegiatan yang tidak bisa dilakukan
secara online, seperti bermain bola basket bersama, bermain futsal bersama, nonton
bersama, jalan –jalan ke mall bersama. Hasil angket megungkapkan bahwa hanya
40% siswa yang masih bermain bersama teman - temannya dan itu pun banyak yang
dilakukan secara online Hal ini akan mempengaruhi siswa secara psikologis, dimana
para siswa dapat mengalami kebosanan dan ketika mereka mengalami kebosanan ini
akan berpengaruh terhadap motivasi mereka belajar.Untuk mengatsi hal ini,
kembaliperan orang tua sangatlah penting dimana komunikasi antar anggota keluarga
sangat diperlukan supaya anak tidak menjadi bosan walaupun tidak ada teman.Guru
juga perlu memahami ini sehingga ketika ada proses pembelajaran perlu adanya
permainan atau interaksi antar siswa yang membuat proses pembelajaran lebih
menyenangkan.
8
BAB III.PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
10
Lampiran
11
12
13
14