Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan bukan hanya pendidik yang berperan penting dalam

mengajar anak-anak, namun selain itu wali hal ini sesuai dengan Undang-

Undang Republik Indonesia No:Pasal 7 Bab IV UU No. 23 Tahun 2003,

yang berjudul "Hak dan Komitmen Wali," yang menyatakan bahwa wali

berhak mengambil bagian dalam memilih unit instruktif dan mendapatkan

data tentang peningkatan anak-anak mereka.

Orang tua dan guru memainkan peran penting dalam

mempersiapkan siswa untuk sukses di masa depan. Salah satu faktor yang

mempengaruhi pembelajaran anak adalah orang tua mereka.

Berdasarkan Observasi di sekolah SDN Cipicung 1 peneliti dapat

belajar tentang riwayat pekerjaan orang tua siswa, terutama yang ada di

kelas V. Orang tua sebaiknya terlebih dahulu mengajarkan tentang

kerohanian kepada anak seperti solat 5 waktu, dengan menerapkan hal

tersebut anak diharapkan selalu berdisplin dengan segala hal apapun

termasuk pembelajaran daring sesuai dengan jadwal sekolah, Karena

kebanyakan orang tua pada zaman sekarang tidak terlalu memperhatikan

anak ketika anak memainkan gadget dan bahkan tidak tahu bahwa anak

ada pelajaran daring jika orang tua tidak melakukan kontrol atas anak

tersebut kemungkinan besar anak beralih memainkan aplikasi yang tidak

memberikan pendidikan dan kegiatan belajar mengajar pasti akan


2

terhambat.1Keluarga merupakan tempat buaian pertama anak melihat

cahaya kehidupan, sehingga apapun yang dicurahkan dalam sebuah

keluarga akan meninggalkan kesan yang mendalam terhadap watak,

pikiran serta sikap dan perilaku anak. Pendidikan dalam keluarga harus

serius dan sungguh-sungguh jangan main-main untuk melahirkan generasi

baru yang mewarisi perjuangan untuk kehidupan orang tua yang lebih

baik.

Dalam peran mereka sebagai pemimpin keluarga, orang tua

bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak mereka. Dalam ayat 6 surat

At-Tahrim, Allah SWT menjelaskan hal ini::

‫َم اَل ِئَك ٌة َع َلْيَها َو اْلِح َج اَر ُة الَّناُس َّو ُقْو ُدَها َناًرا َو َاْهِلْيُك ْم َاْنُفَس ُك ْم ُقْٓو ا ٰا َم ُنْو ا اَّلِذ ْيَن ٰٓيَاُّيَها‬

(‫ التحريم‬: ٦ ) . ‫ُيْؤ َم ُرْو َن َم ا َو َيْفَع ُلْو َن َاَم َر ُهْم َم ٓا َهّٰللا َن َيْع ُصْو اَّل ِش َداٌد ِغ اَل ٌظ‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai

Allah terhadap apa diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengajarkan apa yang diperintahkan. ( At-tahrim ayat 6).2

Adanya virus corona ini membuat dunia pendidikan terganggu,

demi menghambat Penyebaran virus corona Semua guru dan siswa belajar

di rumah, tanpa persiapan sebelumnya. Bahkan dalam kondisi pandemi ini,


1
Skripsi Alfina Fristya Safitri, Pelaksanaan Pembelajaran Daring Masa Covid-19,
Universitas Negeri,2021, h.3
2
QS.At-Tahrim ayat 6 Al-qur’an Maghfiroh.
3

pendidikan harus tetap berjalan karena ketidakmampuan seluruh

pemangku kepentingan pendidikan. Peralihan dari proses belajar mengajar

secara tatap muka ke daring (daring) memerlukan kesiapan dari semua

pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sekolah, pendidik, peserta

didik, dan orang tua. 3

Kegiatan yang difokuskan pada sesuatu adalah perhatian orang tua.

Dalam hal ini, ini mengacu pada kegiatan belajar yang dilakukan oleh

orang tua anak. Orang tua adalah ayah dan ibu keluarga, juga dikenal

sebagai wali, yang bertanggung jawab atas pendidikan anak. Orang tua

harus memberi anak-anak mereka jumlah cinta dan sumber daya yang

sama. Menjadi tanggung jawab orang tua yang bertugas sebagai pendidik

dan pembimbing untuk mengamati kegiatan pendidikan anak-anaknya di

rumah.

Agar anak tidak mengembangkan rasa ketergantungan terhadap

internet, yang akan berdampak negatif pada perilaku dan sikapnya, orang

tua harus memperhatikan anak-anaknya dan membantu mereka

menggunakan media online. Orang tua harus mendorong anak-anak

mereka untuk memanfaatkan internet secara positif, seperti untuk belajar

dan memperluas pengetahuan mereka, membuka berbagai situs web yang

berguna, dan menyelesaikan berbagai tugas terkait sekolah secara online,

belajar tentang berbagai aplikasi yang mengajarkan anak-anak, mengajari

3
Moh. Nawafil, Cornerstone Of Education:Landasan-Landasan Pendidikan,
(Yogyakarta: CV.Absolute Media,2018), cet ke-1,h.13-14
4

mereka cara menggunakannya, dan mengawasi bagaimana mereka

menggunakan internet sehingga mereka tidak membuang-buang waktu

dengan membuka situs yang tidak berguna seperti YouTube, yang hanya

memiliki permainan dan membuat anak-anak melupakan waktu dan

tanggung jawab mereka sebagai siswa sampai-sampai mereka lupa berdoa

lima kali, abaikan perintah orang tua, dan buat mereka merasa seperti di

rumah sendiri dengan membuka situs YouTube yang tidak berguna.4

Efektivitas merupakan Sejauh mana tujuan atau sasaran (kualitas,

kuantitas, dan waktu) telah dipenuhi diukur dengan efektivitas. Evaluasi

kinerja individu, kelompok, atau organisasi dikenal sebagai efektivitas.

Semakin dekat kinerja memenuhi harapan, semakin efektif temuan

evaluasi..5

Setiap orang tua dan guru harus memperhatikan pembelajaran di

masa pandemi ini saat merencanakan dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran, dimulai dengan pemilihan kondisi yang sesuai aplikasi

media daring, media pembelajaran, dan metode pembelajaran., dan siswa

di SDN Cipicung 1 belum bisa memahami pembelajaran praktek solat

dalam pembelajaran daring, Oleh karena itu, diharapkan seorang guru

dapat memperbaharui informasi dan merespon pembelajaran dengan

mengarahkan potensinya untuk mengembangkan potensi pedagogis,

kepribadian, profesional, dan sosialnya dalam menghadapi pembelajaran


4
Maptuhah,M.,& Juhji,J.Pengaruh Perhatian Orang Tua dalam Pembelajaran daring
Terhadap efektivitasbelajar PAI (2021)
5
Aan Komariah dan Cepi Triana, Visionary Leadership Menuju sekolah efektif
( Bandung:Bumi Aksara,2005)h.35
5

daring di masa pandemi saat ini, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran

yang maksimal sebagai harapan dan tujuan pendidikan serta memberikan

kesan bahwa mereka adalah guru milenial bukan guru kolonial.

Di SDN Cipicung 1, pembelajaran daring tidak maksimal di masa

pandemi Covid-19 karena sejumlah kendala, antara lain:Persiapan guru

dalam merancang dan mengelola pembelajaran karena berbagai alasan,

antara lain keterbatasan jaringan, ketersediaan kuota, dan pendampingan

orang tua dalam bekerja. Selain itu, beberapa guru tidak antusias belajar

karena penyampaian materi pembelajaran yang berulang-ulang dan

pembagian tugas yang menumpuk membuat siswa berada pada titik jenuh.

Selain itu, masih ada guru yang belum cukup tahu tentang IT, yang berarti

mereka tidak cukup memperhatikan cara menggunakan aplikasi

pembelajaran online untuk menyampaikan konten dengan cara yang

efektif. Hal ini berimplikasi pada tidak tercapainya tujuan pembelajaran,

itulah sebabnya siswa tidak berprestasi di sekolah.

Banyaknya orang tua yang menginginkan pembelajaran tatap muka

berjalan kembali mereka merasa dalam pembelajaran tatap muka anak

belajar secara optimal dan tidak ada masalah dalam proses belajar

mengajar, anak bisa elajar dengan lancar tanpa ketergantungan dengan

jaringan karena pembelajaran daring dirasa pelaksanaannya kurang efektif

di setiap mata pembelajaran terutama mata pembelajaran PAI yang

dibutuhkan pemaparan yang jelas dan membutuhkan bimbingan dari

seorang guru dan orang tua.


6

Dengan demikian belajar adalah suatu proses komplek yang terjadi

di setiap individu yang berlangsung seumur hidup mulai dari bayi sampai

keliang lahat.

Dilatar belakangi permasalahan tersebut penulis bermaksud

Melakukan penelitian di bawah judul: “PENGARUH PERHATIAN

ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN DARING TERHADAP

EFEKTIVITAS BELAJAR PAI PADA SISWA”

B. Rumusan Masalah

Berikut rumusan masalah dari penelitian ini, berdasarkan uraian

latar belakang sebelumnya :

1. Bagaimana pengaruh perhatian orang tua dalam pembelajaran daring

terhadap Efektivitas belajar PAI siswa SDN Cipicung 1 ?

2. Berapa besar pengaruh perhatian orang tua terhadap pembelajaran

daring SDN Cipicung 1?

C. Tujuan Penelitian

Jawaban atau tujuan yang ingin dicapai oleh penulis suatu

penelitian disebut tujuan penelitian. Alhasil, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua dalam pembelajaran

daring SDN Cipicung 1

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perhatian orang tua dalam

pembelajaran daring terhadap efektivitas belajar PAI SDN Cipicung 1


7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Dalam hal ini, penelitian imengenai pembelajaran daring di

Sekolah Dasar ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak. Sehingga cenderung dimanfaatkan sebagai bahan referensi dalam

meningkatkan ilmu pengetahuan atau dapat dimanfaatkan sebagai acuan

dalam penulisan dan pembahasan penelitian lanjut.

2. Manfaat praktis

Penelitian praktis memiliki keuntungan sebagai berikut:

a. Bagi orang tua dapat meningkatkan perhatian dan peran orang tua

sebagai guru, motivator, fasiliator, dan direktur ketika anaknya

mengikuti pembelajaran daring.

b. Bagi Siswa, dapat membantu siswa belajar lebih efesien dan

mendapatkan hasil maksimal dari pendidikan mereka.

c. Bagi sekolah, sebagai informasi tambahan dan umpan balik atas

kebijakan kepala sekolah untuk meningkatkan kerjasama antara guru

dan orang tua dalam rangka meningkatkan efisiensi pembelajaran

dan proses pembelajaran bagi peserta didik

d. Bagi peneliti, penelitian di lapangan dapat memberikan wawasan

kepada peneliti tentang bagaimana keterampilan berpikir dan

penalaran berkembang.
8

E. Sistematika Penelitian

Sistem penulisan ini dibagi menjadi lima bab, yang masing-masing

memiliki garis besar umum untuk memberikan gambaran yang jelas:

Bab I Pendahuluan, berisi tentang : latar belakang , perumusuan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II Landasan Teoritis, pada bab ini dijelaskan terkait teori-

teori yang memiliki kaitan dengan judul penelitian, diantaranya: Pertama

Pengertian Perhatian Orang Tua, Pengertian Pembelajaran Daring, dan

Efektivitas Belajar PAI. Kerangka berpikir dan Hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian, pada bab ini menguraikan tentang

waktu dan tempat penelitian, populasi dan sample, jenis metode penelitian,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian, Di dalam hasil penelitian

dan pembahasan akan penulis uraikan tentang Deskripsi tempat Penelitian,

Deskripsi Hasil Penelitian, dan Pembahasan.

Bab V Penutup Di dalam bab ini penulis uraikan mengenai

kesimpulan dan saran.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Tentang Perhatian Orang Tua

1. Pengertian Perhatian orang tua

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan mindfulness

sebagai memperhatikan 'apa yang anda perhatikan'. Dari sini

cenderung beralasan bahwa perhatian adalah salah satu elemen mental

yang dapat membantu koneksi dengan terjadi.

Secara umum, Mohammad Surya berpendapat Perhatian dapat

diuraikan sebagai perluasan dalam gerakan mental menuju peningkatan

tertentu.6

Orang tua disebut sebagai "ayah" dan "ibu" keluarga, dan

mereka memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak-anak mereka. Orang tua, melayani sebagai contoh

bagi anak-anaknya.kesalahan yang dibuat ketika orang tua gagal

mendorong atau memperhatikan anak mereka. Sejak perbaikan anak

muda yang tumbuh lebih besar dari cinta orang tua tampaknya unik

dari wali yang mendukungnya. Tidak peduli seberapa sibuknya orang

tua, mereka harus menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka.

6
Muhammad Surya,Psikologi Guru Konsep Dan Aplikasi (Bandung:
Alfabeta,2014),hal.40
10

Wali adalah pendidik utama dalam kehidupan seorang anak

muda. Kepribadian anak dipengaruhi oleh semua kepribadian orang

tua dalam lingkungan gaya hidup..7

Hal ini dari definisi di atas, menyimpulkan bahwa perhatian

orang tua merupakan peran penting sebagai pendorong semngat untuk

anak dalam masa perkembangannya.

2. Macam-macam Perhatian

Berikut ini, perhatian dijelaskan dari bebagai persepektif

fundamental yang ada:8

a. Perhatian konsentratif

Konsentratif berarti fokus pada satu hal. Contoh.Apa itu

perhatian terfokus? Ketika anak-anak tidak ingin belajar, orang tua

mereka memberi mereka semua perhatian mereka, yang

mendorong mereka untuk belajar lagi..

b. Pehatian statistis

fokus konstan pada satu hal. Contoh perhatian statis

termasuk fakta bahwa anak-anak tidak dapat mendaftar di kelas

sejarah budaya Islam tentang Khulafaur Rasyidin, pentingnya

orang tua dalam kasus ini adalah membimbing dan mengajarkan

anak-anak untuk mengembangkan metode pembelajaran sederhana,

7
Zakiyah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2010),hlm,67
8
M AlibSuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum Perkembangan,(Jakarta: Pedoman Ilmun
Jaya,1990)hlm 44.
11

dengan membekali mereka dengan peta mental anak-anak,

sehingga mereka dapat digunakan di kelas. agar teman-teman lain

tidak meninggalkan mereka.

c. Perhatian yang pasif

Misalnya, perhatian pasif dapat membuat orang tua tampak

terlalu mengendalikan dan menyulitkan anak untuk mengatakan

apa yang diinginkan dan dipikirkannya. Perhatian pasif orang tua

lebih terfokus pada mereka memperhatikan anak.

3. Tujuan Perhatian

Berikut ini adalah tujuan pengasuhan orang tua terhadap anak,

sebagaimana disampaikan oleh I Djumhur dan Moh, Surya::9

a. Bantuan untuk memikat minat anak dan bakat anak-anak.

b. Bantu dengan metode sosialisasi anak berdasarkan kebutuhannya.

c. Bantu membina berbagai macam instrinsik dalam pembelajaran.

d. Membawa motivasi masuk dalam mengarahkan diri dan

memecahkan masalah, dan dalam membuat keputusan tentang

partisipasi pribadi dalam proses pendidikan.

e. Untuk menumbuhkan nilai-nilai, sikap, dan perasaan anak yang

komprehensif.

f. Mendorong anak-anak untuk menemukan kepuasan pribadi dalam

menyesuaikan diri dengan masyarakat.

9
Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, (Bandung: CV
Ilmu,1995),hlm.30
12

g. Membantu menyeimbangkan aspek pada anak dari aspek fisik,

mental dan sosial..

4. Indikator Perhatian Orang tua

a. Dukungan dari orang tua untuk pendidikan anak. Faktor sosial,

seperti hubungan dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat,

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian

belajar. Mihibbin Shah mengatakan hal-hal berikut

mempengaruhi keberhasilan belajar: bakat, minat dan fokus,

pembelajaran, lingkungan keluarga, dan faktor sekolah adalah

semua faktor.

b. Anak-anak disarankan untuk belajar keras oleh orang tua

mereka. Memberi nasihat adalah bersikap baik kepada

seseorang daripada jahat kepada mereka. Saran mencakup

peringatan, instruksi, dan saran. Nasihat ini juga dikenal

sebagai al amr bilma'ruf wan nahyu'anil munkar. Konseling,

atau al-amr bil-ma'ruf wan nahyu 'anil munkar, adalah salah

satu cara Allah.

c. Kontrol untuk orang tua. Perkembangan anak, terutama dalam

hal kemampuannya untuk belajar, sangat dipengaruhi oleh

pengawasan orang tua. Anak-anak paling dipengaruhi oleh

orang tua mereka. maka orang tua itu mempunyai kewajiban

untuk mengawasi anak. Hidup baik atau buruk tergantung pada

orang tua. Perilaku anak atau perilaku yang baik atau terpuji
13

juga sangat bergantung pada orangtua. Selain itu, keberhasilan

Kemampuan anak untuk belajar tergantung pada pengawasan

orang tua. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Nabi

Muhammad SAW.

d. Tetap fokus pada studi Anda. Agar semua potensi anak dapat

terwujud melalui perilaku belajar, orang tua harus mampu

mengobarkan motivasi belajar anaknya.10

B. Efektivitas Belajar

1. Pengertian Efektivitas Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan

efektivitas sebagai kegunaan, kesesuaian, dan keaktifan suatu kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan.11

Menggunakan data atau berusaha mencapai tingkat efektivitas

fisik dan non-fisik tertentu untuk mencapai hasil yang maksimal, baik

secara kuantitatif maupun kualitatif, adalah contoh efektivitas. Ini

berarti berusaha untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sesuai dengan persyaratan yang diperlukan, sebagaimana diuraikan

dalam rencana. Selain itu, keberhasilan suatu proses interaksi antara

siswa dan guru dalam tatanan pendidikan untuk mencapai tujuan

pembelajaran menentukan efektivitas pembelajaran..12


10
Bimo Walgito, Peran Orang Tua dan Perkembangan Anak, (Jakarta : Lentera,2010),
hlm 12.
11
Keneth Pinandhito, et.al, How I use Google Classroom as a Teacher and Student,
(Jawa Barat: Meditation Art: 2020), cet. Pertama, hal.7
12
Afifatu Rohmawati, “Efektivitas Pembelajaran” Jurnal Pendidikan Usia Dini, (Jakarta:
dan Penerbit Universitas Negri Jakarta), No. 9/Edisi 1, April 2015.Hal.17
14

Setelah proses belajar mengajar, siswa mendemonstrasikan

pembelajaran yang efektif dengan memperoleh kompetensi baru.

Pengetahuan, sikap, dan kemampuan siswa seharusnya telah berubah

pada akhir kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih

harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara

optimal agar pembelajaran efektif dapat terjadi.13

Remiswal mengutip Hamzah B. Uno yang mengutip

bahwasannya pembelajaran yang efektif memerlukan pertimbangan

sejumlah faktor, antara lain (1) Persiapan sebelum pengajaran; 2)

menyiapkan bahan instruksional; 3) perbedaan di antara siswa; 4)

dorongan; 5) bahan instruksional; 6) pengulangan dan praktik; 7)

urutan pembelajaran yang dipelajari; 8) implementasi; 9) Pendekatan

pengajaran; 10) Di depan kelas, presentasi.14

2. Beberapa Faktor yang Memengaruhi Efektifitas Belajar Siswa

a. Faktor Internal Siswa

Aspek fisiologis dan psikologis dari faktor siswa adalah dua yang

berasal dari dalam.

1. Aspek Fisiologis

Antusiasme dan konsentrasi yang dipelajari siswa setelah

pelajaran dipengaruhi oleh kesehatan tubuh secara umum. Kemampuan

kognitif siswa dapat mengalami kerugian akibat tubuh yang lemah dan
13
Remiswal, Format Pengembangan Strategi PAIKEM dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2013), hal.88.
14
Ibid, h.89
15

mudah sakit, sehingga bahan pembelajaran sulit dicerna. Karena

kemampuan siswa dalam menyerap informasi sangat dipengaruhi oleh

kesehatan indera penglihatan dan pendengaran mereka, penting untuk

memperhatikan kondisi organ tubuh lainnya selain kebugaran tubuh.

Efektivitas pembelajaran siswa juga dapat dipengaruhi oleh kelemahan

fisik, yaitu:

1. Gangguan membaca biasanya bertahan karena penyakit atau kecacatan

mencegah perkembangan penuh sistem saraf pusat.:

a. Perkembangan panca indera (telinga, mata, dan alat bicara) di

bawah standar, sehingga sulit untuk berinteraksi secara efektif.;

b. Ketidak seimbangan pengembangan, refrodensi, dan fungsi

kelenjar yang tepat, menghasilkan keadaan emosional dan perilaku

yang abnormal;

c. Gangguan fisik atau pertumbuhan yang tidak sempurna, yang dapat

membuat siswa merasa tidak aman;

d. Kondisi jangka panjang yang dapat menghambat pembelajaran

optimal siswa.15

2. Aspek Psikologis

Ada beberapa Faktor psikologis yang dapat berdampak pada

seberapa banyak dan seberapa baik siswa belajar antara lain:

a. Tingkat kecerdasan atau Intelegensi Siswa


15
Hamzah B, Uno.dan Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.
(Jakarta:PT: Bumi Aksara,2012,h.198
16

Secara umum, kecerdasan dapat didefinisikan sebagai kapasitas

stimulus fisik untuk merespons rencana atau lingkungan dengan tepat.

Akibatnya, adalah mungkin untuk mengatakan bahwa kecerdasan

bukan hanya tentang kualitas otak tetapi juga tentang kualitas organ-

organnya. Namun, peran otak dalam kecerdasan lebih penting daripada

organ lain karena otak bertindak sebagai menara dan mengendalikan

semua aktivitas manusia.

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan

(IQ). Hal ini dapat diartikan sebagai indikasi bahwa kapasitas siswa

untuk mencapai hasil yang maksimal meningkat dengan tingkat

telegensi mereka. Di sisi lain, siswa dengan tingkat kecerdasan yang

lebih rendah cenderung tidak mencapai potensi penuh mereka. Kisaran

kecerdasan normal adalah antara 85 dan 115.

a. Sikap Siswa

Kecenderungan untuk bereaksi atau merespons dengan cara yang

relatif tetap terhadap suatu objek orang, barang, dll.baik secara positif

maupun negatif adalah gejala internal sikap. Kecenderungan ini dapat

membuat penilaian tentang sesuatu yang menyebabkan orang

bertindak tidak mau atau tidak tahu apa-apa. Hasil dari mengabaikan,

menerima, atau menolak kesempatan belajar ini. akan mempengaruhi

sikapnya terhadap pembelajaran. Ini adalah awal yang baik untuk

tahap pembelajaran berikutnya jika siswa dan instruktur antusias

dengan pelajaran tersebut. Kesulitan siswa kemungkinan akan


17

meningkat jika, selain permusuhan guru terhadap subjek, siswa telah

menunjukkan perilaku buruk terhadapnya.

b. Bakat Siswa

Bakat seseorang adalah kapasitas mereka untuk mencapai

kesuksesan di masa depan. Alhasil, setiap anak justru memiliki bakat

dalam arti mampu mencapai tujuan tertentu berdasarkan

kemampuannya. Akibatnya, bakat umumnya sebanding dengan

kecerdasan. Karena itu, seorang anak yang cerdas disebut sangat

cerdas (superior), dan mereka juga disebut berbakat atau berbakat.16

C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum membahas tentang pendidikan Agama Islam, mari

kita perjelas dulu definisi pendidikan. Menurut Valclan, Havel

memaparkan pengertian pendidikan sebagai berikut:

Pendidikan adalah kemampuan untuk merasakan hubungan

tersembunyi antara fenomena yang berbeda (the hidden connection) .

Artinya pendidikan memiliki fungsi normatif yang ditanamkan oleh

pendidik, bahwa proses belajar mengajar mampu memperkuat atau

memperkokoh jati diri individu.17 Sebaliknya, Islam adalah agama

yang mengajarkan tentang aturan hidup yang dianugerahkan Allah

16
Ibid, h.199
17
Rois Mahfud, Al Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Erlangga,2011), h. 145
18

kepada umat manusia melalui para rasulnya, dari Adam hingga

Muhammad Saw.

Dalam nada yang sama, Pendidikan Agama Islam adalah upaya

yang disengaja dan direncanakan untuk mempersiapkan siswa untuk

mengetahui, memahami, menghayati, percaya, menjadi saleh, dan

mempraktikkan ajaran Islam dari sumber utama mereka kitab suci Al-

Qur'an dan Al-Hadits melalui kegiatan bimbingan, latihan mengajar,

dan penggunaan pengalaman. disertai arahan untuk menghormati

mereka yang menganut agama lain dalam rangka menjaga kerukunan

umat beragama dalam masyarakat sampai terwujud persatuan dan

persatuan nasional.18

2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan yaitu:

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT

b. Hubungan manusia dengan manusia

c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

d. Hubungan manusia dengan makhluk lainnya dan lingkungannya.19

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

18
Dahwadin dan Farhan Sifa Nugraha, Motivasi dan Pembelajaran Penelitian Agama
Islam, (Jawa Tengah: CV Mangku Bumi Media, 2019) h.7
19
Ibid,
19

Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk melestarikan

nilai-nilai dan ajaran Al-Qur'an dan Hadits serta untuk menumbuhkan

ketakwaan dan iman. Hal ini juga bertujuan untuk mempertemukan

agama, ilmu pengetahuan, dan amal dalam kehidupan sehari-

hari.menumbuhkan toleransi atau semangat ukhuwah Islamiyah,

mengembangkan shalehan individu dan kesalehan sosial,

meningkatkan kualitas moral dan etika seseorang sebagai seorang

muslim.20

Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:

‫َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو اِإْل ْنَس ِإاَّل ِلَيْعُبُد وِن‬


Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia

melainkan agar mereka beribadah kepada-ku.”21

Penjelasan sebelumnya memperjelas bahwa tujuan Pendidikan

Agama Islam adalah membina seseorang yang berkepribadian muslim

dalam segala tindakan dan selalu dilandasi ajaran Islam dengan penuh

keyakinan, keikhlasan sebagai bentuk ketaqwaan, dan keikhlasan yang

tulus kepada Allah SWT.

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

20
Su’dadah, “Kedudukan dan Tujuan Agama Islam di Sekolah” Jurnal Kependidikan, Vol
II, No 2,November 2014,hlm.157.
21
Q.S Az-Zariyat/56:5
20

a) Pertumbuhan, khususnya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

peserta didik kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan dalam diri

mereka oleh keluarganya.

b) Pengembangan nilai-nilai sebagai pedoman hidup dalam rangka

mencari kebahagiaan baik di dunia ini maupun di akhirat.

c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan dengan

lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam.

d) Perbaikan, atau mengatasi kesalahan, kesalahpahaman, dan area

kelemahan lainnya dalam keyakinan, pemahaman, dan penerapan

ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari siswa.

e) Pencegahan, atau berurusan dengan hal-hal di lingkungannya atau

budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat

kemajuannya menuju pembangunan manusia seutuhnya.

f) Petunjuk mengenai ilmu agama secara keseluruhan.

g) Penyaluran, yang memerlukan penyaluran siswa yang berbakat

secara agama sehingga kemampuan ini dapat tumbuh secara

maksimal dan dimanfaatkan untuk kepentingan diri sendiri dan

orang lain..22

D. Kerangka berpikir

22
PAI, APPAI.”Pendidikan Agama Islam”. Jurnal diakses pada 18.10 (1997): 2018.
21

Melalui proses pengembangan fitrah, pembelajaran dipahami

dalam Islam sebagai transformasi dan internalisasi nilai-nilai ajaran Islam

terhadap peserta didik agar tercapai keseimbangan dalam segala aspek

kehidupan, termasuk jismiyah fisik dan material serta ruhaniyah,

sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT dalam firmannya:

‫َطاِئَفٌة ِم ْنُهْم ِفْر َقٍة ُك ِّل ِم ْن َنَفَر َفَلْو اَل ۚ َك اَّفًة ِلَيْنِفُروا اْلُم ْؤ ِم ُنوَن َك اَن َو َم ا‬

۞ ‫َيْح َذ ُروَن َلَع َّلُهْم ِإَلْيِهْم َر َج ُعوا ِإَذ ا َقْو َم ُهْم َو ِلُيْنِذ ُروا الِّديِن ِفي ِلَيَتَفَّقُهوا‬

Terjemahnya:

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya

(ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara

mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang

agama dan untuk memberi peringatan kepadakaumnya apabila mereka

telah kembali kepadanya”.(QS.At-Taubah: 122).23

Pada dasarnya, siapa pun dapat belajar kapan saja, di mana saja,

dan dengan siapa aja, tanpa batasan waktu atau usia. Manusia telah

memperoleh banyak hal melalui proses belajar sejak lahir, hal ini

menunjukkan bahwa belajar sangat dekat dengan manusia. Pada dasarnya,

belajar adalah upaya sadar dan berkelanjutan yang dilakukan oleh manusia

melalui berbagai kegiatan untuk memperoleh pengetahuan baru..

23
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya,
22

Hamalik mendefinisikan belajar sebagai modifikasi atau

peningkatan perilaku seseorang melalui pengalaman (belajar didefinisikan

sebagai modifikasi atau peningkatan perilaku seseorang melalui

pengalaman). Dalam pengertian ini, belajar adalah proses, bukan kegiatan,

dan tidak memiliki tujuan atau hasil.24 Sekolah merupakan salah satu

tempat atau pusat pembelajaran atau pendidikan. Mereka menekankan

pada pendidikan formal, memiliki jadwal pelajaran yang dibimbing oleh

kurikulum, silabus dan rencana bacaan, waktu belajar tertentu, serta

dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendidikan.

Sebelum Virus Corona (Covid-19) menyerang di berbagai belahan

dunia terutama di indonesia, pembelajaran dilakukan secara tatap muka,

akan tetapi setelah adanya virus corona (Covid-19) Pemerintah

mewajibkan semua lembaga pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia

dini hingga pendidikan tinggi, terutama yang berada di zona oranye dan

merah, melakukan semua pembelajaran secara daring. Namun, pemerintah

tetap memperbolehkan lembaga pendidikan di zona hijau dan kuning

untuk melakukan pembelajaran tatap muka asalkan mematuhi protokol

kesehatan yang berlaku.

Banyak masyarakat yang menginginkan pembelajaran tatap muka

diberlakukan kembali mereka tidak merespon baik dengan sistem

pembelajaran daring karena mereka merasa pembelajaran ini memiliki

banyak hambatan terutama pada masyarakat pedesaan salah satu

24
Opcit, h. 4
23

hambatannya yaitu karena fasilitas yang belum memadai seperti

keterbatasan jaringan atau sinyal tidak memiliki telepon seluler, laptop dan

lain sebagainya. Akan tetapi banyak juga masyarakat yang merespon baik

pembelajaran daring dengan alasan siswa dapat belajar secara mandiri,

Orang tua dapat langsung mengarahkan pembelajaran anaknya, sehingga

mereka tahu seberapa baik anak-anak mereka memahami mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

Apabila pembelajaran PAI yang berupa teori dan praktik

diterapkan oleh siswa secara intensif dengan Hasilnya akan lebih baik

dengan bimbingan guru, baik pembelajaran dilakukan secara langsung

maupun daring. Hasilnya, kita dapat melihat bahwa kedua metode

pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dapat bekerja sama untuk meningkatkan pembelajaran siswa di

semua tingkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik.pada saat ini bagi

sekolah yang tidak diperbolehkan tatap muka pembelajaran dilakukan

secara daring (Online), para siswa bukan saja mendapat bimbingan dari

guru akan tetapi Selain itu, dapatkan bimbingan orang tua langsung di

rumah untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, perubahan perilaku

individu sebagai akibat dari proses pembelajaran disebut sebagai hasil

belajar. Perubahan ini biasanya mencakup domain kognitif, efektif, dan

psikomotorik dari pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap.. 25

25
Ibid, h.20
24

Dapat dikatakan bahwa hasil belajar dapat diperoleh setelah melakukan

sebuah pembelajaran.

Mengingat kerangka berfikir sebelumnya, tujuan penelitian ini

adalah untuk memastikan apakah orang tua memperhatikan efisiensi

pembelajaran PAI dalam pendidikan daring.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah langkah ketiga dalam penelitian, setelahnya itu

landasan teoretis dan kerangka berpikir disajikan. Spekulasi adalah solusi

yang tidak kekal untuk merinci masalah eksplorasi, di mana rencana

masalah pemeriksaan telah dikomunikasikan sebagai kalimat pertanyaan.26

Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dapat dirumuskan

hipotesisnya yaitu :

H0 : Tidak ada pengaruh antara pembelajaran tatap muka dan

pembelajaran daring terhadap efektivitas belajar siswa kelas V pada mata

pembelajaran PAI di SDN Cipicung 1

H1 : Ada pengaruh antara pembelajaran tatap muka dan

pembelajaran daring terhadap efektivitas belajar siswa kelas V pada mata

pembelajaran PAI di SDN Cipicung 1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
26
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2015) hal 96.
25

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Karena data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat

dianalisis menggunakan analisis statistik, maka disebut sebagai

kuantitatif..

Margono mengatakan bahwa kuantitatif adalah metode untuk

memahami apa yang perlu Anda sadari tentang sesuatu dengan melibatkan

angka sebagai perangkat.27 Oleh karena itu, strategi ini dipilih oleh peneliti

dengan tujuan untuk mengetahui seberapa baik di masa pandemi COVID-

1, pembelajaran Pendidikan Agama Islam secara daring.

Peneliti ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif sebagai

metode penelitiannya. Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk

mengumpulkan data dengan mendeskripsikan suatu hal atau fenomena."

Penelitian deskriptif merupakan salah satu jenis metode penelitian

bertujuan untuk mendeskripsikan dan menafsirkan objek dalam hal apa

adanya tanpa berusaha menarik kesimpulan yang diterima secara umum.28

Penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan kuesioner atau

pengamatan situasi saat ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang topik

yang diteliti. Kami mengumpulkan data untuk menguji hipotesis atau

memberikan jawaban atas pertanyaan melalui kuesioner dan metode lain.

Peneliti akan memberikan penjelasan tentang situasi saat ini yang sedang

diselidiki melalui studi deskriptif ini. Berdasarkan informasi yang

disajikan di atas, dimungkinkan untuk menarik kesimpulan bahwa

27
S.Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta 2010), hlm 7
28
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,hlm147
26

penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk menggunakan angka untuk

menganalisis dan menggambarkan fenomena yang ada..

B. Jenis dan Sumber data

a. Jenis Penelitian

Karena data selanjutnya bersifat numerik, penulis penelitian ini

menggunakan penelitian kuantitatif. Dalam analisis data akan dilakukan

analisis lebih lanjut dengan menggunakan angka yang diperoleh.

Sumber data pada penelitian ini memperoleh dengan dua hal, diantara:

1. Data primer

Sumber ini diambil langsung dari tanggapan survei ini. Sumber ini

juga berasal dari Observasi kuisioner hasil pada siswa kelas V SDN

Cipicung 1

2. Data sekunder

Ini adalah data yang sebelumnya dikumpulkan oleh terlebih

pihak selain peneliti. Data sekunder digunakan untuk pengolahan

tambahan, pelengkap, atau pemrosesan lebih lanjut. Dengan hal ini,

jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval,

yang tujuannya untuk menentukan tingkat variabel bebas dan variabel

terikat.

C. Populasi dan sampel

a. Populasi
27

Istilah "populasi" mengacu pada kategori luas subjek atau objek

dengan karakteristik kuantitatif tertentu yang akan diselidiki, dari

mana kesimpulan dapat ditarik.29 Adapun populasi pada penelitian ini

data populasi yang di Kelas V SDN Cipicung 1 berjumlah 43 orang.

b. Sampel

Sampel meneliti sebagian dari Populasi. 30 Sebagian dari subyek

yang akan diteliti, dan tentunya mampu secara representatif yang dapat

mewakili dari populasi. Adapun dalam pengambilan sampel dengan

menggunakan rumus slovin.

Rumus Slovin yang biasa digunakan untuk menghitung jumlah

sampel minimum ketika perilaku suatu populasi tidak diketahui dengan

pasti, digunakan oleh penulis untuk menentukan jumlah sampel.

Rumus: n = N/ (1+ (N x e2) )

Keterangan n: jumlah sampel yang dicari

N: jumlah populasi

E: margin eror yang ditoleransi

Diketahui jumlah Siswa SDN Cipicung 1 sekitar 43 orang dengan

margin eror 5%. Maka:

n = N/ (1+ (N x e2) )

=43/ (1 + (43 x 5%2)

=43/ (1 + (43 x 0,052)

29
Ma’aruf Abdullah, “Metode Penelitian Kuantitatif”, (Yogyakarta:Aswaja Presindo,
2015) cet ke-1,h.226
30
Suharismi Arikunto, “Prosedur Penelitian”,(Jakarta:Rineka Cipta,2013), cet ke-
15,h.174)
28

=43/ (1 + (43 x 0,0025)

=43/ (1 + 0,125)

=43/ (0,1075)

= 38,2.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Dapat Mengumpulkan data yang relevan sehingga dapat diarahkan

secara sistematis sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Perhatian

Orang Tua Dalam Pembelajran Daring Terhadap Efektivitas Belajar

PAI pada siswa kelas V”.Maka penulis melaksanakan penelitian mulai

dari pembuatan perangkat penelitian sampai selesainya penelitian yaitu

dari tanggal 17 Juni 2022 sampai 15 Agustus 2022 di SDN Cipicung 1.

Tabel 2.1

No Kegiatan Juni Juli Agustus


29

Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan
1
Proposal

Penyusunan
2
Instumen

3 Seminar Proposal

Persiapan
4
Penelitian

Pengumpulan data
5
Penelitian

2. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di

SDN Cipicung 1. Tepatnya di Jln raya labuan Km 09 Desa Cipicung

Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Adapun

alasan penulis mengambil lokasi penelitian di SDN Cipicung 1 yaitu

karena terdapat problematika yang membuat penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut, selain itu di SDN Cipicung 1

merupakan sebuah sekolah yang memiliki banyak prestasi, baik di

bidang keagamaan maupun dibidang umum` prestasi, baik di bidang

keagamaan maupun dibidang umum.


30

E. Teknik Pengumpulan data

Karena memperoleh data adalah tujuan utama penelitian,

metode pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis. Peneliti

tidak akan memperoleh data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan jika mereka tidak mengetahui metode pengumpulan data.

Pendekatan berikut digunakan oleh peneliti ketika mengumpulkan data:

Langkah yang paling strategis dalam penelitian adalah metode

pengumpulan data karena memperoleh data merupakan tujuan utama.

Apabila peneliti tidak mengetahui cara mengumpulkan data, maka tidak

akan dapat memperoleh data yang memenuhi standar data yang telah

ditetapkan. menggunakan metode berikut:

a. Observasi

Penulis menggunakan teknik observasi ini untuk

mengumpulkan informasi tentang kondisi obyektif SDN Cipicung 1.

Penggunaan indera, khususnya mata, sebagai alat untuk

menangkap peristiwa secara langsung sebagaimana yang terjadi

dikenal dengan istilah observasi, dan merupakan metode penelitian

yang dilakukan secara sistematis dan sengaja sehingga tidak acak atau

kebetulan.31

b. Dokumentasi

31
Sugiyono,Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta : Alfaberta 2013), hal. 2006
31

Dokumentasi menyediakan informasi atau bukti yang dapat

digunakan untuk mendukung suatu keputusan. Pengambilan keputusan

dapat dibantu dengan dokumentasi..

c. Angket

Angket ini digunakan untuk mendapatkan data tentang

pengaruh perhatian orang tua dalam pembelajaran daring terhadap

efektivitas belajar PAI pada siswa kelas V di SDN Cipicung 1.

Sebelum angket ini dibuat, terlebih dahulu penulis membuat indikator

dari masing-masing variabel, hal ini digunakan agar instrument yang

digunakan dapat yang tepat yang sesuai dengan data yang dibutuhkan

dalam penelitian.

Angket menanyakan sejumlah pertanyaan tertutup kepada

responden dan meminta mereka untuk memberikan jawaban atas salah

satu alternatif jawaban yang diberikan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian. Adapun untuk variabel (X) Angket

yang diberikan sebanyak 15 dan Variabel (Y) sebanyak 15.

Tabel 2.2

Pensekoran Alternatif Pilihan Dalam Kuesioner


32

Alternatif Pilihan Skor

Selalu 5

Sering 4

Kadang-Kadang 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

1. Uji Validitas

Validitas merupakan produk dari validiasi. Validiasi adalah suatu

proses yang dilakukan oleh penyusun atau pengguna instrumen

untuk mengumpulkan data secara empiris guna mendukung

kesimpulan yang dihasilkan oleh skor instrumen. Sedangkan

validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur

sasaran ukurnya. Dalam uji validitas, setiap pertanyaan-

pernyataan diukur dengan menghubungkan jumlah atau total dari

masing – masing pertanyaan atau pernyataan dengan jumlah atau

total keseluruhan tanggapan pertanyaan atau pernyataan yang

digunakan dalam setiap variable Validasi menghasilkan validitas.

Penyusun atau pengguna instrumen melakukan validasi guna

mengumpulkan data secara empiris untuk mendukung kesimpulan


33

skor instrumen. Sedangkan validitas mengacu pada kapasitas

instrumen untuk mengukur sasarannya, dengan menghubungkan

jumlah total pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam

setiap variabel dengan jumlah jawaban atas pertanyaan atau

pernyataan tersebut, uji validitas mengukur setiap pertanyaan-

pernyataan.32.

Uji Validitas ini digunakan untuk menentukan ke valid-an

atau keabsahan suatu data yang ingin teliti. Berdasarkan penelitian

dalam penulisan ini ialah mengukur seberapa valid nya kuesioner

dan wawancara yang diperoleh guna mengetahui apakah asuransi

berpengaruh terhadap minat nasabah dalam mengambil

pembiayaan pensiun. Rumus korelasi product moment digunakan

untuk pengujian validasi:

Dimana :

x = Ubahan data pada data pertama

y = Ubahan data pada data kedua

x = Harga rata – rata X

Y = Harga rata – rata Y

32
Budi Darma, Statistika Penelitian Menggunakan SPPS (Guepedia : 2021) hal.7
34

2. Uji Reliabilitas

Sejauh mana hasil pengukuran dapat diandalkan dan bebas dari

kesalahan pengukuran dikenal sebagai reliabilitas. Sebaliknya,

tujuan uji reliabilitas instrumen adalah untuk menentukan apakah

data akhir kuat atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas pada

dasarnya mengukur variabel yang digunakan oleh menggunakan

pertanyaan dan pernyataan33.

Uji reabilitas merupakan untuk mengukur sejauh mana konsistensi

dari hasil penelitian yang diuji untuk dapat menghasilkan data yang

sebenar – benarnya dan dapat dipercaya mengenai pengaruh

asuransi terhadap minat nasabah dalam mengambil pembiayaan

pensiun. Untuk menguji reliabilitas digunakan teknik Alfa

Cronbach :

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

33
Ibid hal.17
35

Hubungan fungsional atau kausal antara satu variabel

independen dan satu variabel dependen adalah dasar dari

regresi sederhana. Untuk regresi linier sederhana, persamaan

umumnya adalah sebagai berikut:

Y = a + bX

Dimana :

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

a = Harga X ketika harga Y = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau angka koefisien regresi, yang


menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada perubahan
variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-)
maka arah garis turun.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai

tertentu34.

Pada bagian "sederhana" dari regresi linier sederhana, ini menjelaskan

bahwa kita hanya memperhitungkan satu variabel bebas. Dalam statistik

parametrik, regresi linier sederhana adalah teknik yang biasanya

digunakan untuk menganalisis respon rata-rata variabel y yang berubah

dalam kaitannya dengan jumlah intervensi dari variabel x. Dalam regresi

34
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2019) hal. 261
36

linier, variabel y dapat disebut sebagai variabel respon, juga dapat disebut

sebagai variabel output, dan bergantung. Regresi linier sederhana

menggambarkan hubungan antara dua variabel dan biasanya dapat

dinyatakan dalam garis regresi. Variabel x dapat disebut sebagai variabel

penjelas, input, regresi, atau independen, serta variabel prediktor

(digunakan untuk memprediksi nilai dari y).35

Oleh karena itu penelitian dapat menggunakan IBM SPSS

Statistics 24. Hal ini penelitian variabel x nya ialah asuransi dan variabel y

nya minat nasabah pensiun.

Dalam Regresi Linear Sederhana terdapat teknik koefisien

determinasi, yaitu :

A. Koefesiensi determinasi (R2)

Koefisien determinasi, sering dinyatakan dalam

persentase (%), dilambangkan dengan r2.Nilai yang digunakan

untuk mengukur kontribusi variabel bebas (x) terhadap variasi

(kenaikan/penurunan) variabel terikat (y) dikenal sebagai

koefisien determinasi. Dengan kata lain, variabel x dari r2

dapat menjelaskan variabel y, sedangkan variabel lain dapat

menjelaskan sisanya. Varietas y yang berbeda (sisanya)

disebabkan oleh elemen berbeda yang juga mempengaruhi y

dan dikenang karena kesalahan kejengkelan.

35
Robert Kurniawan, Analisis Regresi (Prenada Media : 2016) hal.63
37

Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung

koefisien determinasi, sebagai berikut :

Dengan sx dan sy berturut – turut yaitu simpangan

baku dari x dan y serta b merupakan koefisien regresi36.

Tujuan pengujian koefisien determinasi adalah untuk melihat

seberapa baik model dapat menjelaskan bagaimana pengaruh

variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara

simultan (bersama-sama), yang ditunjukkan oleh nilai adjusted R

– Squared. Koefisien jaminan menunjukkan sejauh mana

komitmen faktor bebas dalam model relaps dapat memahami

variasi variabel dependen. Nilai R-square (R2) tabel Ringkasan

Model menunjukkan koefisien determinasi. Ketidakmampuan

variabel independen untuk menjelaskan secara memadai variabel

dependen ditunjukkan dengan koefisien determinasi yang rendah.,

Sebaliknya, jika nilainya mendekati satu (nol) dan jauh dari nol

(satu), hal ini menunjukkan bahwa variabel independen mampu

memberikan semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi

36
Robert Kurniawan, Budi Yuniarto. Analisis Regresi : Dasar Penerapannya Dengan R (Jakarta,
Kencana : 2016) hal 45
38

variabel dependen. Uji koefisien determinasi adalah digunakan

untuk menentukan sejauh mana variabel endogen dan variabel

eksogen secara bersamaan dapat menjelaskan satu sama lain.

Model prediksi model penelitian yang diusulkan lebih akurat jika

nilai R2 lebih tinggi. Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan

untuk menentukan dan meramalkan seberapa besar atau signifikan

pengaruh pengaruh yang diberikan oleh faktor-faktor bebas secara

mutual terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi

memiliki nilai dalam rentang 0 sampai dengan 1. Jika nilainya

mendekati 1, hal ini menunjukkan bahwa variabel independen

mengandung hampir semua informasi yang diperlukan untuk

memprediksi variabel dependen. Namun, penurunan R2

menunjukkan bahwa kapasitas variabel independen untuk

menjelaskan variabel dependen cukup terbatas..37

37
Ghozali, I, Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8 Semarang)
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Tinjauan Umum

1. Profil Sekolah

NO Identitas Keterangan

1. Nama Sekolah SD Negeri Cipicung 1

2. Alamat Kp. Gong-Gong, Desa cipicung

3. NPSN 20601129

4. Status Kependidikan Pemerintah Pusat

6. Tanggal SK Operasional 25-12-1962

7. Status Negeri

2. Sejarah Singkat

Sejarah singkat merupakan informasi yang menunjukan rangkaian

peristiwa atau kejadian yang menggambarkan SDN Cipicung 1 pada masa

lalu. Sejarah singkat tentang SDN Cipicung 1 diperoleh dari penjelasan

komite sekolah terdahulu yang sekaligus tokoh masyarakat di kampung

Gonggong, Desa Cipicung. SDN Cipicung 1 berdiri pada tahun 1962, yang

melatarbelakangi pendiri sekolah tersebut karena diwilayah itu masih

sekolah setingkat pendidikan dasar (SD). Sekolah Dasar memiliki

pemerintah yang paling dekat dengan wilayah tersebut saat itu di kampung

Gonggong Desa Cipicung yang posisi sekolah dekat dengan jalan raya

Labuan Km.8 Kp.Gonggong Desa Cipicung Kecamatan Cikedal, itulah


40

salah satu alasan warga mendirikan sekolah secara mandiri. Lahan sekolah

berasal dari hibah salah satu warga kampong gong-gong. Pada awal waktu

berdirinya sekolah tersebut hanya berdiri dari bangunan yang kurang

memadai, meja dan kursi yang digunakan pun seadanya dan kurang layak.

Dengan demikian pada tahun 2000 meningkat banyak siswa yang

bersekolah di Sekolah Dasar Cipicung 1 dikarenakan dekat dengan jalan

raya. Dan Alhamdulillah sampai sekarang masih berdiri.

3. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi

Membentuk Pribadi yang cerdas, Berakhlakul karimah serta sehat

jasmani dan Rohanni.

b. Misi

1. Meningkatkan penglolaan pendidikan, kreatif inofatif dalam

pelayanan pendidikan.

2. Meningkatkan kemampuan profesionalisme guru.

3. Meningkatkan prestasi belajar dan kreatifitas siswa.

4. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka

menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

5. Mengembangkan peran serta stateholder dan masyarakat dalam

penyelenggara pendidikan di sekolah.

6. Mengembangkan lingkungan sekolah yang bernuansa agama

islam
41

4. Tenaga Kependidikan

NO Nama Keterangan

1. Rohmatulloh, S.Pd. Kepala Sekolah

2. Juminah, S.Pd. Bendahara

3. Mutmainah, S.Pd. Sekertaris

4. Unung Nuriah, S.Pd M.Pd Guru

5. Ratnawiah, S.Pd. Guru

6. Ida Farida, S.Pd. Guru

7. Suhari, S.Pd. Guru

8. Ruyani, S.Pd. Guru

9. Sartiah, S.Pd. Guru

10. Ika Ratika, S.Pd. Guru

11. Taufik Hidayat, S.Pd. Guru

12. Anton Fathoni, S.Pd. Guru

13. Siti Umtiah, S.Pd. Guru

14. Uus Usriah, S.Pd. Guru

5. Keadaan Siswa

NO Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. 1 28 32 60

2. 2 26 19 45

3. 3 24 37 61

4. 4 22 22 44

5. 5 23 20 43
42

6. 6 34 31 65

Total Jumlah 318

6. Sarana dan Prasarana

NO Keterangan Gedung Jumlah Keadaan

1. Ruang Kantor 1 Rusak

2. Ruang Kelas 12 Baik

3. Ruang Guru 1 Baik

4. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

5. Perpustakaan 1 Baik

6. Kamar Mandi 2 Rusak

7. Lapangan 1 Baik

B. Deskripsi Data Penelitian

Data survei yang dijelaskan pada bagian ini terdiri dari dua

variabel. Data pertama dalam variabel bebas adalah variabel perhatian

orang tua dalam pembelajaran daring (X), dan data kedua variabel terikat,

yaitu efektivitas belajar PAI pada siswa kelas V (Y), interprestasi hasil

penelitian ini di dasarkan pada data yang diperlukan untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh yang signifikan antara perhatian orangtua dalam

pembelajaran daring terhadap efektivitas belajar PAI pada siswa kelas V

SDN Cipicung 1 Dalam bab ini, peneliti secara kolektif melaporkan hasil
43

data yang diperoleh dari penyebaran angket yang diberikan kepada siswa

yang menjadi sampel penelitian.

C. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam Penelitian ini untuk teknik pengumpulan data

menggunakan

a. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1) Uji Validitas Varibael X

Tabel 3.1

No Instrument r – hitung t – tabel Keterangan

1 X1 .687 0,148 Valid

2 X2 .583 0,148 Valid

3 X3 .245 0,148 Valid

4 X4 .517 0,148 Valid

5 X5 .539 0,148 Valid

6 X6 .647 0,148 Valid

7 X7 .797 0,148 Valid

8 X8 .557 0,148 Valid

9 X9 .459 0,148 Valid

10 X10 .488 0,148 Valid

11 X11 .555 0,148 Valid

12 X12 .246 0,148 Valid

13 X13 .485 0,148 Valid

14 X14 .524 0,148 Valid


44

15 X15 .289 0,148 Valid

2) Uji Validitas Variabel Y

No Instrument r – hitung t – tabel Keterangan

1 Y1 .564 0,148 Valid

2 Y2 .584 0,148 Valid

3 Y3 .695 0,148 Valid

4 Y4 .695 0,148 Valid

5 Y5 .695 0,148 Valid

6 Y6 .447 0,148 Valid

7 Y7 .695 0,148 Valid

8 Y8 .454 0,148 Valid

9 Y9 .333 0,148 Valid

10 Y10 .402 0,148 Valid

11 Y11 .159 0,148 Valid

12 Y12 .619 0,148 Valid

13 Y13 .207 0,148 Valid

14 Y14 .198 0,148 Valid

15 Y15 .441 0,148 Valid

Hasil Uji Validitas pada SPSS menunjukan keterangan Valid atau

tidak nya instrument dari kuesioner yang digunakan dalam penelitian,


45

dalam keterangan di tabel bahwa instrument keterangan valid

disesuaikan berdasarkan t-tabel yang signifikansinya 0,5.

Dalam menentukan t – tabel menggunakan rumus yaitu :

df = n – k
Keterangan :

k = Jumlah Variabel

n = Responden

Dalam hasil penelitian ini :

df : 175 – 2 = 173

Maka t-tabel yang digunakan pada point 173 = 0,148

1) Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas cornbach alpha ditujukan dapat mengetahui

seberapa konsisten kuesioner itu digunakan dalam penelitian, apakah

konsisten apabila dilakukan secara berulang ulang.

Tabel 3.2

Reliabelitas Variabel X

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.866 15

Reliabelitas Variabel Y
46

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.708 15

Bila nilai Cornbach alpha lebih besar dari 0,60 maka

kuesioner dianggap reliabel. Berikut adalah kategori koefisien

reliabilitas:

0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi

0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang

0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah

-1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable)38

Dalam hasil uji reliabel pada kedua variabel menunjukan

hasil lebih dari 0,60, yaitu pada variabel X (Perhatian Orang tua)

menunjukan nilai 0.866 dan pada variabel Y (Efektivitas Belajar)

menunjukan nilai 0.708. mengartikan bahwa instrument dalam

variabel memiliki konsistensi atau reliabilitas tinggi.

D. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

1) Uji Hipotesis
38
Dian Ayu Nugraheni, Modul Uji Validitas dan Reliabilitas (Oktober 2018-
https://www.researchgate.net )
47

Uji hipotesis ini terdiri dari variabel-variabel penelitian yang

akan diuji hipotesis dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

perhatian orang tua dalam pembelajaran daring (X) terhadap

Efektivitas belajar PAI (Y). ditemukan di bawah:

Table 3.1 Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 535.398 1 535.398 14.599 .000b
Residual 6344.750 173 36.675
Total 6880.149 174
a. Dependent Variable: Efektivitas Belajar
b. Predictors: (Constant), Perhatian orang tua

Table 3.2 Uji Hipotesis

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 37.425 2.501 14.967 .000
Perhatian orang tua .160 .042 .279 3.821 .000
a. Dependent Variable: Efektivitas Belajar

Pada hipotesis pada penelitian ini ada dua hipotesis yaitu :

H0 : Tidak ada pengaruh antara pengaruh orang tua dalam

pembelajaran daring terhadap efektivitas belajar siswa kelas V pada mata

pembelajaran PAI di SDN Cipicung 1


48

H1 : Ada pengaruh antara perhatian orang tua terhadap

pembelajaran daring terhadap efektivitas belajar siswa kelas V pada mata

pembelajaran PAI di SDN Cipicung 1

Dalam hasil uji hipotesis pada program spss 24, seperti pada tabel

3.2 varibel Pengaruh Perhatian Orang tua memiliki t hitung sebesar 14.967

dan nilai signifikansinya sebesar 0.00 pada tingkat signifikansi 0.05. maka

dari itu dapat disimpulkan bahwa 0.006 > 0.05 maka hipotesis yang

berbunyi “Pengaruh Perhatian Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring

Terhadap Efektivitas Belajar PAI Pada Siswa Kelas V” adalah diterima.

Seperti pada tabel 3.2 Perhatian Orang Tua memiliki t hitung

sebesar 14.967 dan nilai signifikansinya sebesar 0.000 pada tingkat

signifikansi 0.01. Maka dapat disimpulkan Hipotesis H0 : “Tidak ada

pengaruh perhatian orang tua dalam pembelajaran daring terhadap

efektivitas belajar siswa kelas V pada mata pembelajaran PAI di SDN

Cipicung 1”. adalah ditolak.

2. Uji Koefisien Determinasi (R square)

Menggunakan koefisien determinasi (R2) untuk

menentukan bagaimana variabel independen mempengaruhi

variabel dependen.

Sejauh mana kontribusi variabel independen terhadap

model regresi dapat menjelaskan variasi variabel dependen

ditunjukkan oleh koefisien determinasi. Nilai R-square (R2)


49

pada Tabel Ringkasan Model menunjukkan koefisien

determinasi.

Kemampuan variabel independen untuk menjelaskan

variabel dependen sangat terbatas ketika koefisien

determinasinya rendah. Sebaliknya, jika nilainya mendekati 1

(satu) dan menjauhi 0 (nol), menunjukkan bahwa variabel

independen variabel dapat memberikan semua informasi yang

diperlukan untuk memprediksi variabel dependen.39.

Nilai yang digunakan untuk mengukur kontribusi variabel

bebas (x) terhadap variasi (kenaikan/penurunan) variabel

terikat (y) dikenal dengan koefisien determinasi. Dengan kata

lain, variabel x dari r2 dapat menjelaskan variabel y,

sedangkan variabel lain dapat menjelaskan sisanya.40

Tabel 4.2

Uji Koefisien Determinasi

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .279 .078 .072 6.05598
a. Predictors: (Constant), Perhatian orang tua

39
Ghozali, I.Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.(2016, Edisi 8.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro).
40
Robert Kurniawan, Budi Yuniarto. Analisis Regresi : Dasar Penerapannya Dengan R (Jakarta,
Kencana : 2016) hal 45
50

Uji koefesien Determinasi R square (Perhatian Orang Tua)

pada hasil uji Koefisien Determinasi spss adalah 0,78 atau 78%.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen

dalam penelitian ini mempengaruhi variabel dependen sebesar

0,78%, dan sisanya sebesar 12% (1-0,78) dijelaskan oleh variabel

selain variabel independen dalam penelitian.

Berdasarkan uraian tersebut, nilai R Square sebesar 0,75

termasuk dalam kategori kuat, nilai R Square sebesar 0,50

termasuk dalam kategori sedang, dan nilai R Square sebesar 0,25

termasuk dalam kategori lemah. 41.

Adapun kategori pada nilai R square dalam penelitian ini

adalah kategori moderat.

41
Hair Jr., Joseph F. Multivariate Data Analysis. (2016, fifth edition, New Jersey : PrenticalHall)
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Peneliti menarik sejumlah kesimpulan dari analisis data dan

pembahasan yang terjadi pada bab sebelumnya.

1. Terdapat pengaruh yang positif antara Perhatian orang tua dalam

pembelajaran daring terhadap efektivitas belajar PAI pada siswa di SDN

Cipicung 1 kelas V Hasil perhitungan tersebut, Dalam hasil uji hipotesis

pada program spss 24, varibel Pengaruh Perhatian Orang tua memiliki t

hitung sebesar 14.967 dan nilai signifikansinya sebesar 0.00 pada tingkat

signifikansi 0.05. maka dari itu dapat disimpulkan bahwa 0.006 > 0.05

maka hipotesis.

2. Berdasarkan pembahasan Uji koefesien Determinasi R square (Perhatian

Orang Tua) pada hasil uji Koefisien Determinasi spss adalah 0,78 atau

78%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen dalam

penelitian ini mempengaruhi variabel dependen sebesar 0,78%, dan

sisanya sebesar 12% (1-0,78) dijelaskan oleh variabel selain variabel

independen dalam penelitian.

Berdasarkan uraian tersebut, nilai R Square sebesar 0,75 termasuk

dalam kategori kuat, nilai R Square sebesar 0,50 termasuk dalam kategori

sedang, dan nilai R Square sebesar 0,25 termasuk dalam kategori lemah.
52

B. Saran

Berdasarkan temuan di atas, peneliti memiliki beberapa saran:

1. Untuk Orang Tua

Orang tua merupakan jembatan pertama seorang anak menuntut

ilmu, tugas orang tua dirumah adalah mengontrol anaknya dalam

proses belajar dirumah, tidak hanya di sekolah saja melainkan

dirumah juga orang tua harus memperhatikan gerak-gerik anaknya

setiap hari.

2. Untuk pendidik

Guru bukan hanya sekedar memberikan pembelajaran ketika

dikelas, tetapi guru adalah pendidik yang akan menjadikan peserta

didik yang berakhlak mulia. Disiplin guru memiliki dampak yang

besar terhadap prilaku siswa. Karena ketika guru tidak mengikuti

aturan, siswa sering melanggar aturan yang ditetapkan oleh sekolah

juga. Guru juga perlu memahami kepribadian setiap siswa dan

mengembangkan sikap disiplin.

3. Untuk Siswa

Siswa juga harus dibiasakan untuk bersikap baik (sopan)

kepada guru yang mengajarnya disekolah, berbuat baik dimanapun

dan kapanpun, serta mengikuti peraturan sekolah dan semua

petunjuk guru.

Anda mungkin juga menyukai