Anda di halaman 1dari 93

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi adalah proses penyampaian atau pertukaran informasi

(pesan, ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak lain baik secara verbal maupun

non verbal. Komunikasi secara verbal berupa kata-kata yang disampaikan,

sementara non verbal contohnya adalah kerutan dahi yang dapat membuat

orang lain mengetahui bahwa ia sedang marah. Dalam komunikasi  tidak

hanya terjadi pertukaran informasi saja namun juga terjadinya kesepahaman

antar kedua belah pihak. Sedangkan komunikasi pembelajaran adalah proses

penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain supaya mencapai

keberhasilan dalam mengirim pesan kepada yang dituju secara efektif dan

efisien.

Komunikasi interpersonal dalam keluarga yang terjalin antara orang

tua dan anak merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan

perkembangan individu baik dari segi mental, sikap dan keterampilannya.

Komunikasi yang baik dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh

pada sikap, hubungan yang semakin baik dan tindakan demikian juga dalam

lingkungan diharapkan terbina terus terutama dalam kegiatan anak di rumah

dalam mengikuti pembelajaran secara online, sehingga akan terjadi

hubungan yang harmonis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Thomas

Gordon dalam buknya “Parent Effectiveness Training” yang dikutip oleh

1
Sobur,(2003) bahwa bila seseorang mau mendengar pendapat orang lain

maka pendapatnya akan lebih mudah di dengar atau dengan kata lain anak –

anak akan lebih terbuka untuk menerima pendapat orang tua , bila orang tua

sendiri mau mendengar pendapatnya terlebih dahulu.

Dalam ilmu komunikasi juga dikenal dengan istilah komunikasi

pendidikan. Komunikasi pendidikan belum banyak dikenal oleh pemerhati

dan praktisi pendidikan. Moh.Gufron mendefinisikan komunikasi pendidikan

secara sederhana: yaitu komunikasi yang terjadi dalam suasana belajar.

Komunikasi pendidikan secara istilah suatu tindakan yang memberikan

kontribusi yang sangat penting dalam pemahaman dan praktik interaksi serta

tindakan seluruh individu yang terlibat dalam dunia pendidikan.

Peran orang tua dalam keluarga sangat penting untuk perkembangan

fisik, intelegensi, sikap, perilaku dan jasmani anak. Perkembangan anak

dalam keluarga tergantung pada peran kedua orang tuanya dalam

membimbing, mengasihi, menyayangi dan merawat anaknya untuk tumbuh

dewasa. Anak yang baru lahir bagaikan kertas putih yang belum ada goresan

tinta. Di sinilah peran orang tua dalam mengarahkan anak untuk memiliki

kemampuan yang lebih baik, anak bertumbuh dengan baik, cerdas dan akan

menjadi generasi penerus bangsa yang handal

Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak bagi keberlangsungan

pembelajaran di sekolah baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Dampak ini akan dirasakan oleh seluruh orang yang berkaitan dengan bidang

2
pendidikan entah itu di desa maupun di kota. Belajar dari rumah secara daring

masih sangat awam ataupun asing bagi keluarga di Indonesia terlebih di

daerah pedesaan yang tidak ada jalur internet.. Belajar dari rumah adalah hal

baru yang keluarga di Indonesia apalagi bagi orang tua peserta didik yang

memiliki pekerjaan dan mengharuskan untuk berada diluar rumah. Peserta

didik yang biasa melakukan pembelajaran secara tatap muka juga akan

mengalami masalah psikologis. Kegiatan belajar dari rumah ini belum pernah

terjadi dan dilakukan sehingga keefektifan pembelajaran secara daring ini

belum terukur dan belum teruji. Di desa-desa yang infrastuktur informasi dan

teknologinya belum memadai untuk dilakukannya pembelajaran secara daring

menjadi kebingungan.

Dijaman globalisasi modern komunikasi merupakan hal yang penting

dan kompleks bagi semua pihak. Peran orangtua dalam berkomunikasi dengan

anak sangat memegang peranan penting untuk mensukseskan program belajar

mengajar online dimasa pandemi covid-19 ini. Pembelajaran online untuk

anak Sekolah Dasar memerlukan perhatian khusus dari orang tua mengingat

kebanyakan anak Sekolah Dasar terkhusus anak kelas 1 sampai kelas 4 belum

paham dalam menggunakan komputer apalagi dalam melakukan

pembelajaran online. Penting bagi orang tua untuk menciptakan komunikasi

terbuka dan efektif dengan anak demi terciptanya pembelajaran online yang

efektif dan sangat menunjang prestasi anak. Banyak manfaat yang dapat

diperoleh dengan adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak,

3
antara lain anak dapat belajar bagaimana orang tua berkomunikasi dengan

anak dalam pembelajaran online sehingga anak mengerti apa yang

disampaikan oleh guru dan orangtua dapat membantu anak dalam proses

pembelajaran online. Dengan ber komunikasi yang baik, anak pun merasa

didengarkan dan dipahami sehingga dapat menumbuhkan penilaian positif dan

penghargaan terhadap anak itu sendiri. Hal ini tentunya dapat menumbuhkan

kepercayaan dalam diri anak. 

Komunikasi orangtua dengan anak sangat diharapkan saat adanya

pembelajaran online sehingga tercipta proses belajar yang baik untuk meraih

prestasi anak. Sebaliknya komunikasi yang tidak baik akan menciptakan

perasaan tidak berharga atau tidak penting dan tidak dipahami. Anak-anak pun

dapat melihat orang tua mereka sebagai sosok yang tidak dapat membantu,

tidak bisa dipercaya dan juga anak tidak akan dapat beajar dengan baik

ataupun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu dengan

terciptanya komunikasi antara orang tua dengan anak, membuat anak menjadi

memahami harapan orang tua dan mereka pun akan cenderung berperilaku

sesuai dengan harapan tersebut, begitu juga sebaliknya. Dalam komunikasi

pembelajaran online orang tua harus memiliki sedikit keterampilan agar peran

orangtua sebagai pendamping, pendidik dalam pembelajaran online berhasil

sesuai harapan. Orang tua harus memiliki keterampilan mendengarkan dan

memahami dengan baik, untuk kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan

4
yang saling memiliki keterkaitan dan mengarah pada suatu solusi atau

ketenangan masing-masing pihak.

Desa Penfui Timur yang dijadikan tempat dalam penelitian ini

merupakan hasil pemekaran dari Desa Oelnasi pada tahun 2005. Pemekaran

dimaksud secara formal berlaku sejak ditetapkannya Keputusan Bupati

Kupang Nomor 280/KEP/HK/2005, Tahun 2005 Tentang Pemekaran Desa

Oelnasi. Dengan Keputusan Bupati Kupang tersebut, Desa Oelnasi

dimekarkan menjadi 2 desa, salah satunya Desa Penfui Timur. Sejak saat itu

Desa Penfui Timur berkembang pesat dan menjadi pusat pertumbuhan baru di

wilayah Kecamatan Kupang Tengah. Pertumbuhan penduduk yang secara

signifikan terus meningkat yang dikarenakan dengan kehadiran perumahan

Pondok Indah Matani dan kehadiran Universitas Katolik Widya Mandira

(UNWIRA) di wilayah desa dan Universitas Nusa Cendana yang terletak di

perbatasan wilayah desa, turut memberikan andil dalam perkembangan dan

pertumbuhan Desa Penfui Timur selanjutnya,

Dari aspek mata pencaharian, sebagian besar penduduk Desa Penfui

Timur bermata pencaharian petani yakni sebesar 24,60%, diikuti wiraswasta

sebesar 8,24% dan PNS sebesar 5,37%. lainnya, sebesar 2.839 atau sebesar

50,29% .

Sarana pendidikan yang ada di desa ini adalah 2 buah SMP (Sekolah

Menengah Pertama) dan 2 buah SD (Sekolah Dasar). Dari pengamatan awal

peneliti menemukan bahwa tidak semua anak sekolah dasar melakukan

5
pembelajaran online, karena keterbatasan alat-alat untuk mendukung

pembelajaran online serta banyak orang tua yang belum paham menggunakan

gadget untuk pembelajaran online, sedangkan untuk sekolah Menengah

Pertama hampir semua menjalankan pembelajaran online saat pandemi covid-

19 apalagi pada saat level 4.

Peneliti mengambil lokasi di Desa Penfui Timur terutama di wilayah

Matani karena peneliti tinggal di wilayah Matani tepatnya di Perumahan

Pondok Indah Matani, dengan demikian penulis dapat mencari informasi

tentang keberadaan anak-anak ataupun orang tua saat mengadakan

pembelajaran online.

Peneliti memilih orang tua anak yang masih duduk di Sekolah dasar

sebagai subyek penelitian karena anak SD terutama anak kelas 1 dan 2 karena

masih sangat memerlukan bimbingan orang tua dalam melaksanakan

pembelajaran online. Anak SD kelas 1 dan 2 masih belum paham dengan

pembelajaran online sehingga orang tua terlibat penuh dalam pembelajaran

Menurut observasi awal penulis yang dilakukan di perumahan Matani,

Rayon Nefonaedetan, kurang lebih 5 anak yang dikunjungi saat ada

pembelajaran online. Dari hasil wawancara dinyatakan bahwa orangtua

merasa kewalahan dan sangat tidak mengerti tentang pembelajaran online.

Orang tua juga mengeluhkan sulitnya belajar saat terjadi pandemic covid-19.

Beberapa orang tua juga mengeluhkan tentang sarana yang minim untuk

melakukan pembelajaran online seperti HP yang kurang bagus, sinyal

6
terganggu. Disamping itu juga orang tua tidak sepenuhnya dapat menemani

anak-anak karena harus mengerjakan pekerjaan lain sebagai ibu rumah tangga

ataupun sebagai karyawan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat mengambil suatu

rumusan masalah ”Bagaimanakah peran komunikasi orang tua dalam

pembelajaran online dimasa Pandemi Covid-19?”

1.3 Tujuan

1. Mengetahui peran komunikasi orang tua dalam pembelajaran

online dimasa pandemi covid-19

2. Mengetahui hambatan dan keuntungan dalam komunikasi

pembelajaran online dimasa pandemi covid-19

1.4 Manfaat Penelitian.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran atau memperkaya konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu

pengetahuan tentang peran orang tua dalam komunikasi pembelajaran

secara online pada anak Sekolah Dasar pada masa covid-19

1.4.2 Manfaat Praktis

- Bagi orang tua

Dapat menjadi acuaan bagi orang tua bagaimana

berkomunikasi yang baik kepada anak pada saat mengikuti

7
pembelajaran online sehingga anak dapat memahami

maksud dari pembelajaran dan anak mengalami kemajuan

dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru

- Bagi Siswa

Dapat meningkatkan pengetahuan siswa apabila terjadi

komunikasi yang baik antara orang tua dan siswa pada saat

pembelajaran online

- Bagi penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang ilmu

komunikasi terutama bagaimana berkomunikasi yang baik

dengan siswa pada saat pembelajaran online

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Empirik

Berkaitan dengan rencana penelitian ini ada kajian penelitian terdahulu yang

juga mengkaji tentang pesta yang memiliki kesamaan dengan penelitian yang

akan dilakukan sebagai berikut:

1. Roliza Perantika , Februari 2021, judul penelitiannya adalah Peran Orang

Tua Dalam Belajar Daring Siswa MIN 1 Kepahiang Pada Masa Pandemi

Covid-19. Penelitian ini menjelaskan berbagai macam persoalan-

persoalan yang berkenaan dengan pokok permasalahan yang di kaji.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua dalam belajar

daring siswa MIN 1 Kepahiang yang ada di Desa Tapak Gedung,

Kecamatan Tebat Karai, Kabupaten Kepahiang. Penelitian ini merupakan

jenis penelitian kualitatif Data yang di gunakan penelitan ini yaitu metode

wawancara, metode observasi, dan metode dokumentasi. Analisis data di

lakukan dengan reduction, display, dan verification. Berdasarkan hasil

penelitian yang di peroleh yaitu peran orang tua dalam belajar daring

siswa MIN 1 Kepahiang yang ada di Desa Tapak Gedung, Kecamatan

Tebat Karai, Kabupaten Kepahiang dilakukan dengan berperan sebagai

pengawas, pembimbing dan fasilitator dalam belajar. Orang tua sebagai

pengawas, pembimbing dan fasilitator agar anak dapat belajar dengan

9
baik dan meningkat, terkontrol dengan baik serta fasilitas yang memadai

untuk menunjang belajar daring anak. Masing-masing peranan dapat

digolongkan pada kategori yang baik. Adapun persamaan dari penelitian

ini adalah sama-sama meneliti peran orang tua dalam pembelajaran online

dan perbedaannya adalah dalam penelitian saya diteliti juga tentang factor

penghambat dan pendukung dalam pembelajaran online.

2. St. Khadijah Basir, judul penelitian Peran Orang Tua Dalam Proses

Belajar Anak Di Rumah Pada Era Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Di

Desa Panciro Kabupaten Gowa) tahun 2021. Tujuan dalam penelitian ini

untuk mengetahui peran orang tua dalam mendampingi anak dalam proses

belajar selama era pandemi covid-19 dan untuk mengetahui factor

pendukung dan penghambat yang mempengaruhi proses belajar anak di

era pandemi covid-19. Dalam penelitian ini data yang diperoleh di

lapangan menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara.

Metode peneitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus dengan metode pengumpulan

data melalui dua yaitu data primer dan data sekunder, data primer dengan

wawancara dan data sekunder dengan pengumpulan dari jurnal, buku dan

arsip yang terkait dengan tujuan penelitian. Dengan menggunakan teori

Behaviorisme sebagai pisau mendapatkan data yang lebih akurat. Hasil

penelitian pada peran orang tua dalam proses belajar anak dirumah selama

era pandemic covid-19 menunjukkan bahwa orang tua merupakan

10
penanggung jawab utama dalam pendidikan anaknya serta orang tua pun

tetap berperan dalam menentukan masa depan pendidikan anak-anaknya.

Di era pandemi covid-19 yang sekarang ini orang tua sangat berperan

sidnifikasi untuk memberikan motivasi kepada anak karena dalam pross

belajar mengajar dilaksanakan secara online membuat anak tersebut

menjadi kewalahan, kebingunan, dan terkadang siswa tersebut mengalami

kebosana. Adapun persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti

peran orang tua dalam pembelajaran online dan juga faktor pendukung

dan penghambat dan perbedaannya adalah tempat, waktu, informannya

dan teori yang melandasi penelitiannya.

3. Nabela, Uli. 2021. Peran Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Pada

Pembelajaran Jarak Jauh Di Kelas II Sekolah Dasar Negeri 211/IX

Mendalo Darat. FKIP Universitas Jambi., Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan peran orang tua dalam mendampingi anak selama

pembelajaran jarak jauh di kelas II Sekolah Dasar. Penelitian ini

dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 211/IX Mendalo Darat pada Januari-

Februari 2021. Pendekatan yang digunakan berupa pendekatan kualitatif

dengan jenis penelitian fenomenologi. Informan yang dipilih dalam

penelitian ini yaitu orang tua siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 211/IX

Mendalo Darat. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik

pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Kemudian data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis model

11
Miles and Huberman dengan menggunakan 3 tahap, yaitu reduksi data,

penyajian data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Hasil dari

penelitian ini yaitu orang tua siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 211/IX

Mendalo Darat telah berperan aktif dalam mendampingi anak pada

pembelajaran jarak jauh. Bentuk peran orang tua dalam mendampingi

anak pada pembelajaran jarak jauh adalah menyediakan fasilitas belajar,

memberikan motivasi, mengawasi anak dalam belajar, dan membantu

mengatasi kesulitan belajar. Memberikan semangat dan dukungan serta

memberikan hadiah, meluangkan waktu untuk mendampingi anak, dan

menanyakan kesulitan anak saat belajar serta memberikan pengetahuan

kepada anak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa peran orang

tua dalam mendampingi anak pada pembelajaran jarak jauh di kelas II

Sekolah Dasar Negeri 211/IX Mendalo Darat adalah menyediakan

fasilitas belajar, memberikan motivasi, mengawasi anak dalam belajar,

dan membantu mengatasi kesulitan belajar. Persamaan dalam penelitian

ini adalah sama-sama bertujuan untuk mengetahui peran orang tua dalam

pembelajaran online atau jarak jauh pada anak Sekolah Dasar sedangkan

perbedaannya adalah dalam penelitian ini tidak diteliti dukungan dan

hambatan dalam pembelajaran online atau jarak jauh juga tempat

penelitian dan juga subyek berbeda

12
Tabel 1: Penelitian yang Relevan
No Nama Judul Tujuan Teori Metode Hasil Persamaan Perbedaan
Peneliti yang
digunak
an
Roliza Peran orang Peran orang Kualitatif Orang tua sebagai penelitian ini Dalam
Perantika, tua dalam tua dalam pengawas, pembimbing adalah sama- penelitian ini
Tahun belajar daring belajar dan fasilitator agar anak sama meneliti diteliti tentang
2021 siswa MIN I daring siswa dapat belajar dengan baik peran orang faktor
Kepahiang MIN I dan meningkat, terkontrol tua dalam penghambat
pada masa Kapahiang dengan baik serta fasilitas pembelajaran dan pendukung
covid-19. pada masa yang memadai untuk online dalam
pandemic menunjang belajar daring pembelajaran
covid-19 anak. Masing-masing online
peranan dapat digolongkan
pada kategori yang baik
2 S.T. Peran orang mengetahui Behavior Kualitatif orang tua merupakan Sama-sama Teori yang
Khadijah tua dalam peran orang isme penanggung jawab utama meneliti digunakan

13
Basir, proses belajar tua dalam dalam pendidikan anaknya tentang peran dalam penelian
2021 anak di mendamping serta orang tua pun tetap orang dalam ini adalah
rumah pada i anak dalam berperan dalam belajar behaviorisme
era pandemic proses menentukan masa depan online, factor sedangkan
civid-19(studi belajar pendidikan anak-anaknya. pendukung penelitian saya
kasus di Desa selama era Di era pandemi covid-19 dan menggunakan
Panciro pandemi yang sekarang ini orang penghambat teori
Kabupaten covid-19 dan tua sangat berperan dalam proses Fundamental
Goa untuk sidnifikasi untuk pembelajaran Interpersonal
mengetahui memberikan motivasi Relationship
factor kepada anak karena dalam Orientation(FI
pendukung pross belajar mengajar RO)
dan dilaksanakan secara online
penghambat membuat anak tersebut
yang menjadi kewalahan,
mempengaru kebingunan, dan terkadang
hi proses siswa tersebut mengalami
belajar anak kebosana
di era

14
pandemi
covid-19.

3 Uli Peran Orang mendeskripsi Kualitatif orang tua siswa kelas II Sama-sama Penulis
Nabela, Tua Dalam kan peran Sekolah Dasar Negeri meneliti meneliti
2021 Mendampingi orang tua 211/IX Mendalo Darat tentag peran tentang
Anak Pada dalam telah berperan aktif dalam orang tua hambatan dan
Pembelajaran mendamping mendampingi anak pada dalam dukungan
Jarak Jauh Di i anak pembelajaran jarak jauh. mendampingi dalam
Kelas II selama Bentuk peran orang tua anak belajar pembelajaran
Sekolah pembelajaran dalam mendampingi anak dimasa online
Dasar Negeri jarak jauh di pada pembelajaran jarak covid-19
211/IX kelas II jauh adalah menyediakan
Mendalo Sekolah fasilitas belajar,
Darat Dasar memberikan motivasi,
mengawasi anak dalam
belajar, dan membantu
mengatasi kesulitan
belajar. Memberikan

15
semangat dan dukungan
serta memberikan hadiah,
meluangkan waktu untuk
mendampingi anak, dan
menanyakan kesulitan
anak saat belajar serta
memberikan pengetahuan
kepada anak.
Sumber kajian : Hasil kajian peneliti, 2022

16
2.2 Kajian Konseptual

Sesuai dengan judul penelitian yaitu Peran komunikasi orang tua

dalam komunikasi pembelajaran online anak sekolah dasar di wilayah Desa

Penfui Timur, rumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian ini, baik

manfaat teoritis maupun praktis maka ada beberapa konsep yang digunakan

dalam penelitian ini yang akan dijelaskan sebagai berikut:

2.2.1 Komunikasi Interpersonal

Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare yang artinya

memberitahukan dan berasal dari bahasa inggris communication yang artinya

proses pertukaran informasi, konsep, ide, wawasan, gagasan, dan lain-lain

antara dua orang atau lebih. Komunikasi adalah proses pengiriman pesan atau

simbol-simbol yang mengandung arti dari komunikator kepada komunikan

dengan tujuan tertentu. Komunikasi menurut Effendy(2017) berasal dari

Bahasa Inggris “communication“ dan Bahasa Latin “communication“ yang

berarti sama, sama di sini adalah sama makna. Menurut Joseph A. Devito,

sebagaimana di dalam buku Suyomukti (2020) komunikasi interpersonal

didefinisikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara

dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek

dan beberapa umpan balik seketika. Dalam pengertian ini tidak diberikan

batasan mengenai kelompok kecil dalam jumlah yang ditentukan.

Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau

beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara

langsung dan penerima dapat menanggapi secara langsung pula. Komunikasi

17
interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan.

Dan perubahan tersebut melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak

yang terlibat untuk memberi inspirasi, semangat dan dorongan agar dapat

merubah pemikiran, perasaan dan sikap sesuai dengan topik yang dikaji

bersama. Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan

hubungan interpersonal yang efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan, maka

perlu bersikap terbuka, sikap percaya, sikap mendukung dan mendorong

timbulnya sikap yang paling memahami, menghargai dan saling

mengembangkan kualitas..

Dari beberapa definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

komunikasi interpersonal merupakan komunikasi verbal dan nonverbal antara

dua orang atau sekelompok kecil orang secara langsung (tatap muka) disertai

respon yang dapat segera diketahui (Instan feedback)

a. Proses Komunikasi Interpersonal

Komunikasi sebagai proses pengoperan atau penyampaian pesan

secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk proses, yaitu

proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder. Mengenai

kedua proses komunikasi ini telah dijelaskan oleh Onong Uchjana Effendy

sebagai berikut: “proses komunikasi secara primer adalah proses

penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang disini berupa

bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung

mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada

18
komunikan”.

Proses komunikasi sekunder adalah “proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai

media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama”.

Berkaitan dengan dua bentuk komunikasi di atas, maka komunikasi

interpersonal merupakan salah satu bentuk proses komunikasi primer,

karena komunikasi interpersonal berlangsung secara face to face (tatap

muka) dalam suatu percakapan dengan menggunkan bahasa lisan. Dalam

komunikasi interpersonal, hubungan yang baik antara komunikator dengan

komunikan juga harus dijaga dengan baik, karena berhasil tidaknya

komunikan tergantung pada hubungan yang baik diantara mereka. Menurut

Jalaluddin Rakhmat ada dua tahap hubungan, tahap pertama disebut “tahap

perkenalan, hendaknya komunikator memberikan kesan pertama yang

bagus seperti penampilan yang menarik, sikap yang baik. Tahap kedua

yaitu “peneguhan hubungan, ada empat faktor penting dalam memelihara

hubungan yaitu: faktor keakraban pemenuhan kebutuhan rasa kasih sayang,

faktor control (kedua belah pihak saling mengontrol), faktor - ketetapan

respon yang merupakan pemberian respon sesuai dengan stimulus yang

diterima, faktor keserasian susana emosioal ketika berlangsunganya

komunikasi”.

Menurut david Berlo dalam The Proses Of Communication

menekankan bahwa diantara komunikator dengan komunikan harus

terdapat hubungan interdepensi. Interdepensi adalah “kedua belah pihak

19
terdapat hubungan yang saling mempengaruhi”. Oleh sebab itu, orang tua

dalam berkomunikasi tidak boleh melihat pada kepentingannya sendiri

tetapi juga harus melihat pada kepentingan dan kebutuhan anaknya dengan

memeperhatikan kepentingan dan pendapatnya serta menciptakan

hubungan yang akrab.

Selain itu, dalam komunikasi interpersonal juga dibutuhkan sikap

saling menghormati dan mempercayai antara orang tua dan anak yang

didasarkan pada persamaan antara keduanya, karena keberhasilan dari

komunikasi yaitu dengan adanya persamaan sikap antara orang tua dan

anak. Dinh Meyer dan Kay telah menguraikan mengenai ciri-ciri hubungan

yang didasari persamaan seperti yang dikutip oleh Maurice Balson sebagai

berikut:

a) Saling memperhatikan dan memperdulikan

b) Saling memberikan empati

c) Adanya keinginan untuk saling mendengarkan satu sama lain

d) Lebih menekankan pada asset dari pada melihat kesalahan-

kesalahan

e) Adanya rasa keterikatan untuk ikut bekerjasama, disamping

memanfaatkan persamaan hak dan kewajiban dalam

memecahkan dan menyelesaikan konflik-konflik

f) Sama-sama satu pemikiran dan perasaan serta tidak

menyembunyikan dan menanggung beban sendiri

g) Saling merasakan satu keterikatan terhadap tujuan hidup bersama

20
h) Saling membantu dan menerima satu sama lain karena tidak ada

orang yang sempurna dalam perkembangan hidupnya.

a. Jenis-jenis Komunikasi Interpersonal

Secara teoritis komunikasi interpersonal di klasifikasikan menjadi

dua jenis menurut sifatnya yaitu:

a. Komunikasi Diadik ( dyadic communication)

Komunikasi diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung

antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut

Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog, dan

wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan

informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih

dalam, dan lebih personal, sedangkan wawancara sifatnya lebih serius,

yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya

pada posisi menjawab.

a) Komunikasi Triadik (triadic communication)

Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang

pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua

orang komunikan. Jika misalnya A yang menjadi komunikator maka ia

pertama-tama menyampaikan kepada komunikan B, kemudian kalau

dijawab atau ditanggapi, beralih kepada komunikan C juga secara

dialogis.

Apabila dibandingkan dengan komunikasi triadik, maka

21
komunikasi diadik lebih efektif, karena komunikator hanya memusatkan

perhatiannya kepada komunikan, sehingga ia dapat mengusai frame of

reference komunikan sepenuhnya, juga umpan balik yang berlangsung,

kedua faktor yang sangat berpengaruh terhadap efektifitas tidaknya

proses komunikasi.(Hafiel Canggara,2011)

a. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal (Antarpribadi)

Beberapa ciri khas yang dimiliki komunikasi antarpribadi yang

menjadi pembeda dengan komunikasi massa adalah :

a) Arus pesan cenderung dua arah

b) Konteks komunikasi adalah tatap muka

c) Tingkat umpan balik yang tinggi atau cepat mengerti

d) Kemampuan menguasai tingkat selektifitas sangat tinggi

e) Kecepatan untuk menjangkau sasaran yang lebih besar sangat lamban

f) Efek yang terjadi antara lain adalah perubahan sikap.( Liliweri, 1997)

Melihat ciri-ciri diatas maka sangatlah jelas dengan komunikasi

yang cenderung dua arah dan berlangsung secara tatap muka, maka

komunikator dapat melihat langsung umpan balik yang diberikan

komunikan. Hal ini juga memungkinkan terjadinya perubahan sikap secara

cepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah

mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain melalui teknik komunikasi

persuasive.

a. Fungsi dan Manfaat Komunikasi Interpersonal

Menurut definisinya, fungsi adalah sebagai tujuan di mana

22
komunikasi digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi utama

komunikasi ialah mengendalikan lingkungan guna memperoleh imbalan-

imbalan tertentu berupa fisik, ekonomi dan sosial.(Budyatna,2004)

Johnson (dalam A. Supraktik) menyatakan bahwa “komunikasi

interpersonal memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia,

diantaranya:

a) Membantu perkembangan intelektual dan sosial.

b) Terbentuknya jati diri melalui interaksi dan komunikasi dengan

sesamanya.

c) Terbentuknya kemampuan dalam memahami realitas yang terjadi di

sekeliling.

d) Terbentuknya kesehatan mental yang ditentukan oleh kualitas

komunikasi/hubungan dengan orang lain, terlebih orang-orang yang

merupakan tokoh signifikan dalam kehidupan individu.

Berdasarkan beberapa manfaat komunikasi interpersonal

(antarpribadi) di atas, dapat diketahui bahwa komunikasi

interpersonal yang dilakukan orang tua kepada anaknya dapat

berpengaruh pada perkembangan mental anak kedepannya. Karena

orang tualah yang berperan dalam menjaga, merawat, mendidik dan

membimbing anaknya

b. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Terdapat berbagai tujuan dalam komunikasi interpersonal. Menurut

Arni Muhammad tujuan komunikasi interpersonal tidak perlu disadari pada

23
saat terjadinya pertemuan dan juga tidak perlu ditanyakan, tujuan ini boleh

disadari atau tidak disadari dan boleh disengaja atau tidak disengaja.

Diantara tujuan-tujuan itu sebagai berikut:

a) Menemukan Diri Sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan

personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal

dengan orang lainkita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang

lain. Kenyataanya sebagian besar dari persepsi kita adalah hasil dari apa

yang telah kita pelajari dalam pertemuan interpersonal. Komunikasi

interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang

apa yang kita sukai atau mengenai diri kita.

b) Menemukan Dunia Luar

Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita memahami lebih

banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Hal

ini menjadikan kita memahami lebih baik dunia luar, dunia objek, kejadian-

kejadian dan orang lain.

c) Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan

memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita

pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabdikan untuk membentuk

dan menjaga hubungan dengan orang lain.

d) Berubah Sikap dan Tingkah Laku

Banyak waktu kita gunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku

24
orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan

mereka memilih cara tertentu. Kita lebih sering memebujuk melalui

komunikasi interpersonal dari pada komunikasi secara media massa.

e) Untuk Bermain dan Kesenangan

Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama

adalah mencari kesenangan. Dengan melakukan komunikasi interpersonal

semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran

yang memerlukan rileks dari semua keseriusan dilingkungan kita.

f) Untuk Membantu

Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologis klinis dan terapi menggunakn

komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka mengarahkan

kliennya. Kita smua juga berfungsimembantu orang lain dalam interaksi

interpersonal kita sehari-hari. Apakah professional atu tidak professional,

keberhasilan memberikan bantuan tergantung kepada pengetahuan dan

keterampilan komunikasi interpersonal.(Wijaya, 1997)

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan komunikasi

interpersonal adalah untuk mencapai kedekatan dan kenyamanan dalam

berkomunikasi sehingga dapat diterima oleh orang-orang lingkungan kita

sehari-hari dan untuk keberhasilan pencapaian tujuan yang sudah

ditargetkan.

g) Efektifitas Komunikasi Interpersonal

Menurut Kumar kemudian dikutp oleh Wiranto dalam bukunya

pengantar ilmu komunikasi antarpribadi mempunyai beberapa efektivitas,

25
sebagai berikut:

a) Keterbukaan, sikap dapat menerima masukan dari orang lain, serta

berkenaan menyampaikan informasi penting kepada orang lain.

b) Empati, kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandainya

menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang

lain, dapat merasakan apa yang orang lain, dan dapat memahami sesuatu

persoalan dari sudut pandang orang lain melalui kacamata orang lain,

c) Dukungan, hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan

dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness) artinya masing-

masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk

mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka.

d) Sikap positif, sikap positif ditunjukan dalam bentuk sikap dan perilaku.

Sikap positif dapat ditunjukan dengan berbagai macam perilaku dan

sikap antara lain: menghargai orang lain, berfikiran positif terhadap

orang lain, tidak menaruh curiga secara berlebihan dan meyakini

pentingnya orang lain.

e) Kesetaraan, pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak

menghargai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting untuk

disampaikan

2.2.2 Komunikasi Pendidikan

Dalam aktifitas dunia pendidikan, komunikasi juga mempunyai peran

yang sangat penting dan strategis dalam membangun interaksi dalam

menyampaikan pesan edukatif, berupa materi belajar dari pendidik kepada

26
peserta didik agar materi belajar dapat diterima dan dicerna dengan baik, hal

ini dapat berpengaruh terhadap pemahaman dan perubahan tingkah laku

peserta didik. Dimasa pandemi covid-19 ini komunikasi pendidikan juga

berlaku bagi orang tua siswa yang mempunyai anak masih di sekolah dasar

yang sangat membutuhkan bantuan orang tua dalam berkomunikasi baik

dengan pendidik maupun dengan siswa itu sendiri.. Keberhasilan mewujudkan

tujuan pendidikan dalam masa pandemi bagi anak SD sangat tergantung

kepada efektivitas proses komunikasi pendidikan yang berlangsung antara

siswa dengan pendidik dan juga dengan orang tua.dalam kegiatan

pembelajaran. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif dalam proses

pembelajaran, tenaga pendidik dan juga orang tua harus memahami konsep

dasar ilmu komunikasi, tujuan dan fungsi komunikasi, komponen komunikasi,

komunikasi efektif, dan tidak kalah pentingnya adalah komunikasi pendidikan.

Komunikasi pendidikan adalah aspek komunikasi dalam dunia

pendidikan (interaksi edukatif), atau komunikasi yang terjadi pada bidang-

bidang pendidikan. Jadi segala interaksi yang terhubung dalam semua aspek

pendidikan yang saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lainnya

dapat dikatakan sebagai “komunikasi pendidikan”. Hal ini selaras dengan

konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu: Ing

ngarso sung tulodho, di depan memberi keteladanan/contoh yang baik; Ing

madya mangun karso, di tengah membangkitkan keinginan/semangat; Tut

wuri handayani, di belakang memberi motivasi/dukungan. Ketiga unsur

tersebut menjadi spirit dan terbangun dalam kesatuan yang utuh pada

27
aktivitas pendidikan. Komunikasi pendidikan dapat memberikan kontribusi

yang sangat signifikan dalam memberikan penjelasan dan pemahaman atas

materi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Bahkan interaksi

yang dibangun dalam proses pembelajaran akan lebih dinamis dengan

melibatkan semua individu yang terlibat di dalamnya. Komunikasi dalam

pendidikan sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan dan

tujuan yang akan dicapai dalam pendidikan. Interaksi manusia dalam

pendidikan tidak hanya timbal balik dalam arti komunikasi dua arah

melainkan harus lebih tinggi mencapai tingkat manusiawi seperti saya atau

siswa mendidik diri sendiri atas dasar hubungan pribadi dengan pribadi

(higher order interactions) antar individu dan hubungan intrapersonal secara

afektif antara saya (yaitu I) dan diriku (diri sendiri yaitu my self atau the

self) (Heryanto, 2008). Harus disadari bahwa komunikasi dalam pendidikan

merupakan elemen dasar yang sangat penting kedudukan dan peranannya

dalam mewujudkan keberhasilan proses pendidikan yang dijalankan.

Komunikasi dalam pendidikan dapat mempengaruhi pencapaian mutu

pendidikan. Proses belajar mengajar tidak bisa dilepaskan dari komunikasi

pendidikan, oleh karena itu, penting bagi tenaga pendidik dan juga orang tua

untuk terampil berkomunikasi serta memahami ilmu dan prinsip-prinsip

komunikasi dalam pendidikan

2.2.3 Peran

Menurut Ahmadi (1982) peran adalah suatu kompleks pengharapan manusia

terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu

28
berdasarkan status, fungsi sosialnya. Menurut Soekanto (2002), yaitu peran

merupakan aspek dinamis kedudukan ( status ), apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia

menjalankan suatu peranan.

Peran adalah proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia

menjalankan suatu peranan. Perbedaan kedudukan dengan peranan adalah

untuk ilmu pengetahuan. Kedua tidak dapat dipisahkan karena yang satu

tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Sedangkan menurut Merton,

mengatakan bahwa peranan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang

diharapkan masyarakat dari orang yang menduduki status tertentu. Sejumlah

peran disebut sebagai perangkat peran. Dengan demikian perangkat peran

adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki

oleh orang karena menduduki status-status sosial khusus.

Dari uraian di atas tentang peran dapat disimpulkan bahwa peran

adalah suatu tatanan sikap dan perilaku yang diharapkan dari banyak orang

atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki satus atau

kedudukan tertentu

a. Jenis-jenis peran

peran atau role menurut Bruce J. Cohen, juga memiliki beberapa

jenis, yaitu

29
1. Peranan nyata (Anacted Role) yaitu suatu cara yang betul-

betul dijalankan seseorang atau sekelompok orang dalam

menjalankan suatu peran.

2. Peranan yang dianjurkan ( Prescribed Role) yaitu cara yang

diharapkan masyarakat dari kita dalam menjalankan

peranan tertentu.

3. Konflik peranan (Role Conflick) yaitu suatu kondisi yang

dialami seseorang yang menduduki suatu status atau lebih

yang menuntut harapan dan tujuan peranan yang saling

bertentangan satu sama lain.

4. Kesenjangan peranan (Role Distance) yaitu pelaksanaan

peranan secara emosional.

5. Kegagalan peran (Role Failure) yaitu kegagalan

seseorangan dalam mejalankan peranan tertentu.

6. Model peranan (Role Model) yaitu seseorang yang

tingkah lakunya kita contoh, tiru, diikuti.

7. Rangkaian atau lingkup peranan (Role Set) yaitu

hubungan seseorang dengan individu lainnya pada dia

sedang menjalankan perannya.(Sarwono, 2007)

b. Aspek-aspek peran

Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan

berbagai teori, orientasi maupun disiplin ilmu, dalam teorinya

30
Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam teori peristilahan

dalam teori peran dalamempat golongan yaitu istilah-istilah yang

menyangkut :

a. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi

tersebut;

b. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut;

c. Kedudukan orang-orang dalam prilaku;

d. Kaitan antara orang dan prilaku.3

Masih menurut Biddle dan Thomas, ada lima istilah tentang prilaku

dalam kaitannya dengan peran yakni :

a. Expectation (harapan);

b. Norm (norma);

c. Performance (wujud perilaku);

d. Evaluation (penilaian);

e. Sanction (sanksi).(Sarwono, 2007)

2.2.4 Orang Tua

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, “ Orang tua

adalah ayah ibu kandung”. Selanjutnya A. H. Hasanuddin menyatakan bahwa,

“Orang tua adalah ibu bapak yang dikenal mula pertama oleh putra putrinya”.

H.M Arifin juga mengungkapkan bahwa “Orang tua menjadi kepala

keluarga”. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak

mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.

Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam keluarga.

31
Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak

dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik,

melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan

kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu

terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi

secara timbal balik antara orang tua dan anak. Orang tua atau ibu dan ayah

memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-

anaknya. Pendidikan orang tua terhadap anak-anaknya adalah pendidikan

yang didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap anak-anak, dan yang

diterimanya dari kodrat. Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena

kodratnya. Oleh karena itu, kasih sayang orang tua terhadap anak-anak

hendaklah kasih sayang yang sejati pula.

Dalam hidup berumah tangga pasti ada perbedaan antara suami istri

baik dari segi sifat, gaya hidup, pola hidup, pendidikan, ekonomi, adat budaya

dan masih banyak lagi perbedaan yang ada antara suami dan istri. Perbedaan

ini memberi warna tersendiri dalam kehidupan berumah tangga. Perbedaan

ini juga akan mempengaruhi kehidupan anak-anaknya baik sifat, gaya hidup

dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan setiap harinya. Anak-anak cenderung

akan melihat dan mencontoh orang tuanya. Di masa pandemic covid-19 ini

peran orang tua sangatlah berarti dalam mendukung pendidikan anak karena

semua anak akan mengikuti pembelajaran secara online. Untuk anak Sekolah

Dasar yang masih banyak yang belum paham media pembelajaran online

maka sangat diperlukan peran orang tua dalam pembelajaran ini sehingga

32
proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Sesuai dengan seorang ahli

mengatakan bahwa “Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab

dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-

hari disebut sebagai bapak dan ibu”(Nasution 1986)

2.2.5 Pembelajaran Online

Sudah hampir 2 tahun semua Negara di dunia dihebohkan dengan virus

covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan Cina. Virus ini begitu cepat

sekali menyebar ke seluruh dunia sehingga menjadi pandemi. Keberadaan

virus ini pertama kali diumumkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 dan

penyebarannya sangat massif serta banyak menelan korban jiwa. Virus covid-

19 merubah tatanan kehidupan dan salah satunya merubah tatanan pendidikan

anak bangsa dimana yang biasanya pembelajaran dilaksanakan secara tatap

muka diganti dengan sistem pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring

(dalam jaringan).

Adapun dasar hukum dalam pembelajaran online adalah keputusan

bersama 4 menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,

Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri nomor 03/KB/2021, Nomor

384 Tahun 2021, Nomor Hk.01.08/Menkes/ 424/2021 dan Nomor 440-717

Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa

Pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19). Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Anwar Makariem, Menteri Agama Yaqut Cholil

Qoumas, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Dalam Negeri

Muhammad Tito Karnavian telah menerbitkan Surat Keputusan Bersama

33
(SKB) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Keputusan Bersama tersebut

ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2021.

Adapun dasar pertimbangan diterbitkannya SKB 4 ini, yaitu: (1)

kesehatan dan keselamatan semua warga satuan pendidikan merupakan

prioritas utama yang wajib dipertimbangkan dalam menetapkan kebijakan

pembelajaran di masa pandemi; (2) berdasarkan hasil evaluasi Pemerintah,

terdapat kebutuhan pembelajaran tatap muka dari peserta didik yang

mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh; (3) sebagai

upaya memprioritaskan kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan,

diperlukan intervensi vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan

sebagai salah satu upaya percepatan penyelenggaraan pembelajaran tatap

muka, selain penerapan protokol kesehatan ketat di satuan pendidikan dan

pertimbangan epidemiologis kasus COVID-19. Dalam peraturan ini

pemerintah sudah memberikan ijin untuk dapat menyelenggarakan tatap muka

secara terbatas dan juga lewat daring (online)

Menurut Dr. Gogot Suharwoto (Kapusdatin Kemendikbud) (2020) di

tengah pandemi Covid-19 ini, sistem pendidikan harus siap melakukan

lompatan untuk melakukan transformasi pembelajaran daring bagi semua

siswa dan oleh semua guru. Diperlukan suatu usaha bersama baik guru, siswa

dan orang tua dalam memasuki era baru untuk membangun kreatifitas,

mengasah skill siswa, dan peningkatan kualitas diri dengan perubahan sistem,

cara pandang dan pola interaksi dengan teknologi.  Pembelajaran “daring”

34
sebagai pilihan tunggal dalam kondisi pencegahan penyebaran covid 19

memberi warna khusus pada masa perjuangan melawan virus ini. Bahkan

bentuk pembelajaran ini juga dapat dimaknai pembatasan akses pendidikan.

Pendidikan yang lumrah berlangsung dengan interaksi langsung antar unsur

(pendidik dan tenaga kependidikan dan peserta didik) beralih menjadi

pembelajaran interaksi tidak langsung. Pembatasan ini membawa dampak

potitif dan negatif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pembatasan sosial

memberi dampak pada kebijakan penyelenggaraan pendidikan, pembelajaran

harus diupayakan tetap berlangsung dengan berbagai konsekuensi yang

ditimbulkan. Hal ini sangat berpengaruh pada masa adaptasi akibat perubahan

mekanisme dan sistem pembelajaran tersebut. Walaupun system daring

banyak kukurangannya tetapi kebijakan pemerintah harus tetap dilaksanakan

untuk kepentingan bersama. Dalam pembelajaran daring ini orang tua sangat

berperan penting terutama siswa yang masih duduk di Sekolah Dasar karena

banyak siswa yang belum paham menggunakan teknologi

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Teori Fundamental Interpersonal Relationship Orientation atau

FIRO.

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi merupakan

teori komunikasi yang sangat erat kaitannya dengan penelitian ini. Intinya

komunikasi interpersonal mengkaji bagaimana individu berbicara dengan

individu lainnya dalam suatu hubungan, mengapa mereka memilih pesan-

pesan yang mereka pilih, serta efek pesan terhadap hubungan dan masing-

35
masing individu. Para ahli merumuskan beberapa komunikasi interpersonal

dan yang paling sesuai dengan penelitian ini salah satunya adalah teori

Fundamental Interpersonal Relationship Orientation atau FIRO.

Teori Fundamental Interpersonal Relationship Orientation atau FIRO

merupakan sebuah teori yang dikenalkan oleh William Schutz pada tahun

1958. Teori ini berbicara tentang komunikasi yang terjalin antara keluarga

ataupun hubungan dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga sejalan

dengan penelitian saya.

Teori ini juga menekankan pada 3 (tiga) macam kebutuhan manusia

yaitu kebutuhan inklusi, kebutuhan untuk memegang kontrol, dan kebutuhan

afeksi. Inklusi merujuk pada kebutuhan manusia untuk diketahui serta dikenal

dalam sebuah interaksi antar manusia sebagai partisipan. Kontrol merujuk

pada keinginan manusia untuk membuat sebuah perbedaan dalam lingkungan

sosialnya dan Afeksi merujuk pada kebutuhan dasar manusia yaitu

merasakan kehangatan hubungan interpersonal atau perasaan ingin dicintai.

Menurut Schutz, teori Fundamental Interpersonal Relationship Orientation

atau FIRO merupakan teori yang humanis karena teori ini memiliki

kredibilitas intitusi, masuk akal, dan merupakan komunikasi praktis yang

sering dialami dalam kehidupan sehari-hari

1. Kebutuhan Inklusi

Kebutuhan yang berdasarkan pada kesadaran pribadi yang ingin

mendapatkan kepuasan dengan cara berkontribusi penuh/berguna bagi

36
kelompok atas dasar kesadaran sendiri setelah berinteraksi dalam kelompok.

Kebutuhan inklusi berorientasi pada keinginan untuk pengakuan sebagai

seseorang yang berkemampuan dalam suatu kondisi. mengadakan dan

mempertahankan komunikasi antarpribadi yang memuaskan dengan orang

lain, sehubungan dengan interaksi dan asosiasi. Tingkah laku inklusi adalah

tingkah laku yang ditujukan untuk mencapai kepuasan individu. Misalnya

keinginan untuk asosiasi, bergabung dengan sesama manusia, berkelompok

Adapun menurut Sarwono dalam teori-teori psikologi sosial mengenai

beberapa tipe dari inklusi, yakni perilaku kurang sosial (undersocial),

perilaku terlalu sosial (oversocial) dan ideal.

1) Tipe Ideal

Seseorang yang mendapatkan pemuasan kebutuhan antarpribadi secara

ideal, ideal disini seseorang tersebut bisa sangat berpartisipasi namun

juga bisa tidak terlibat sama sekali dalam aktifitas – aktifitas

kelompoknya.

2) Tipe kurang sosial (Undersosial)

Tipe yang dimiliki oleh seseorang yang pemuasan kebutuhan antar

pribadinya kurang terpenuhi, cenderung introvert dan menarik diri

sehingga membentuk karakteristiknya yang selalu menghindar dari

situasi antar kesempatan berkelompok atau bergabung dengan orang

lain, kurang suka berhubungan atau bersama dengan orang lain.

3) Tipe perilaku terlalu sosial (Oversocial)

Seseorang mengalami pemuasan kebutuhan antarpribadinya cenderung

37
berlebihan dalam hal inklusi, berbanding terbalik dengan tipe kurang

sosial. Ia cenderung ekstrovert, selalu menarik perhatian dengan

menghubungi orang lain dan berharap orang lain juga

menghubunginya (merasa diperlukan oarang lain).

2. Kebutuhan Kontrol

Kebutuhan yang berdasarkan pada kesadaran pribadi yang ingin

mendapatkan kepuasan dengan cara mengendalikan dalam artian

memimpin interaksi dalam kelompok. Kontrol pada dasarnya

merepresentasikan keinginan pribadi untuk mempengaruhi dan memiliki

“suara” dalam penentuan sikap/keputusan dalam kelompok. Adapun

menurut Sarwono dalam teori-teori psikologi sosial mengenai beberapa

tipe dari kebutuhan kontrol yaitu perilaku abdikrat, perilaku otokrat dan

ideal.

1) Perilaku kontrol yang ideal (demokrat);

Seseorang akan mengalami pemuasan secara ideal dari kebutuhan

antarpribadi kontrolnya. Ia mampu memberi perintah maupun

diperintah oleh orang lain. Ia mampu bertanggung jawab dan

memberikan tanggung jawab kepada orang lain.

2) Perilaku kontrol yang kekurangan (abdikrat)

Seseorang memiliki kecenderungan untuk bersikap dirinya tidak

mampu dalam mengambil atau memutuskan sebuah keputusan.

Seseorang cenderung untuk selalu mengambil posisi sebagai bawahan

atau lebih suka dipimpin (terlepas dari tanggungjawab untuk membuat

38
keputusan).

3) Perilaku kontrol yang berlebihan (otokrat)

Seseorang menunjukkan kecenderungan untuk bersikap dominan

terhadap orang lain dalam tingkah laku antarpribadinya.

Karakteristiknya adalah seseorang selalu mencoba untuk mendominasi

orang lain dan berkeras hati untuk mendudukkan dirinya dalam suatu

tingkatan yang lebih tinggi dari yang lain. Ia merasa atau dapat

membuktikan bahwa dirinya mampu membuat keputusan.

3. Kebutuhan Afeksi

Kebutuhan afeksi merupakan kebutuhan secara emosional

dimana kebutuhan ini diperlukan seseorang untuk hubungan di lingkungan

sosial. Sehingga seorang individu membutuhkan kasih sayang dan cinta

(kedekatan dalam berinteraksi) sebagai pemuas kebutuhannya dalam

kelompok. Dalam ketegori ini, kebutuhan inilah yang menyebabkan

seseorang ikut dan berperan aktif dalam kelompok. Kebutuhan afeksi

berada pada posisi paling dasar dan merupakan kebutuhan untuk disukai,

kesempatan untuk membangun hubungan pribadi yang dekat (intim)

dengan individu lain. Adapun menurut Sarwono dalam teori-teori

psikologi sosial mengenai beberapa tipe dari kebutuhan afeksi, yakni

perilaku kurang pribadi (underpersonal behavior), perilaku terlalu pribadi

(overpersonal behaviour) dan ideal.

1) Tipe afeksi yang ideal

Seseorang yang dapat bertindak tepat dalam berkawan, merasa senang

39
dan tidak khawatir dengan hubungan emosional yang erat maupun

renggang.

2) Tipe afeksi yang kekurangan (underpersonal behavior)

Seseorang dengan tipe ini memiliki kecenderungan untuk selalu

menghindari setiap keterikatan yang sifatnya intim dan

mempertahankan hubungan dengan orang lain secara berjarak.

3) Tipe afeksi yang berlebihan (overpersonal behavior)

Seseorang yang cenderung menginginkan berhubungan erat dengan

orang lain dalam berkawan. Terkadang tidak rela jika teman-temannya

berteman dengan orang lain selain dirinya. Memiliki tingkat kecemasan

yang tinggi dalam perasaan tidak dicintai.

2.4 Kerangka Berpikir

Dalam berkomunikasi peran komunikator dan komunikan sangat

penting. Pola komunikasi yang baik dan efektif terbentuk jika terjadi

pemahaman yang benar antara komunikator dan komunikan. Begitu juga

dengan komunikasi anak dengan orangtua dalam pembelajaran online sangat

membutuhkan komunikasi yang baik dan efektif sehingga tujuan

pembelajaran tercapai. Untuk itu maka teori Firo yang merujuk akan 3 hal

kebutuhan manusia yaitu kebutuhan inklusi yaitu kebutuhan anak untuk

diketahui dan dikenal, control yaitu kebutuhan anak untuk membuat

perbedaan dalam lingkungan sosialnya serta kebutuhan afeksi yaitu

kebutuhan anak untuk dicintai, dikasihi oleh orang lain. Teori ini sangat

mendukung dalam penelitian ini.

40
Orang tua mempunyai peranan yang sangat besar dalam membimbing

dan mendidik anak-anaknya baik itu dalam pendidikan formal maupun

pendidikan non formal. Segala yang dilakukan oleh orang tua dalam

kehidupan sehari-hari akan sangat berdampak pada perilaku anak-anaknya.

Peran orang tua dalam pembelajaran online akan mempengaruhi hasil belajar

dari anak tersebut. Peranan adalah suatu fungsi atau bagian dari tugas utama

yang dipegang oleh orang tua untuk dilaksanakan dalam mendidik anaknya.

Peranan disini lebih menitikberatkan pada bimbingan yang membuktikan

bahwa keikutsertaan atau terlibatnya orang tua terhadap anaknya dalam

proses belajar online sangat membantu dalam proses pembelajaran agar anak

lebih paham apa yang dimaksudkan oleh pendidik. Pembelajaran secara

daring akan sangat berbeda jika dilakukan secara luring sehingga disini perlu

sedikit keterampilan dalam berkomunikasi dengan anak saat pembelajaran

online. Keterampilan berkomunikasi dengan anak akan berpengaruh dengan

hasil belajar anak. Untuk hal tersebut maka penulis mencoba membuat suatu

kerangka berpikir dalam penelitian ini.

Bagan 1: Kerangka Berpikir

Pembelajaran Online

Teori Fundamental
Interpersonal Relationship
Orientation atau FIRO
Siswa SD(kelas 2 dan 3) dalam
pembelajaran Online

41
Hambatan Keuntungan

Peran komunikasi orang tua


BAB III
dalam pembelajaran online di
masa pandemi covid-19
Sumber, Peneliti, 2022

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Paradigma Konstruktivis

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas

dunia nyata. Cara pandang yang digunakan peneliti di dalam penelitian ini

adalah paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis ialah paradigma yang

hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan

objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan.

Paradigma konstruktivis merupakan salah satu prespektif dalam tradisi

sosiokultural. Paradigma ini menyatakan bahwa identitas benda dihasilkan dari

bagaimana kita berbicara tentang objek, bahasa yang digunakan untuk

mengungkap konsep kita, dan cara-cara kelompok sosial menyesuaikan diri

42
pada pengalaman umum mereka. Keberadaan simbol atau bahasa menjadi

penting dalam proses pembentukan realitas. Berbagai kelompok dengan

identitas, pemaknaan, kepentingan, pengalaman, dan sebagainya mencoba

mengungkapkan diri dan selanjutnya akan memberi sumbangan dalam

membentuk realitas secara simbolik. Menurut Patton dalam Jurnal Sri

Hayuningrat (2010) para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita

yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi tersebut bagi

kehidupan mereka dengan yang lain dalam konstruktivis, setiap individu

memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian, penelitian dengan strategi

seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam

memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas

pandangan tersebut. Paradigma konstruktivisme merupakan paradigma yang

menganggap bahwa kebenaran suatu realitas sosial dapat dilihat sebagai hasil

konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial itu bersifat relatif.

Paradigma konstruktivisme ini berada dalam perspektif interpretivisme

(penafsiran) yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu interaksi simbolik,

fenomenologis dan hermeneutik. Paradigma konstruktivisme dalam ilmu sosial

merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma

konstruktivisme realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat

digeneralisasikan pada semua orang, seperti yang biasa dilakukan oleh kaum

positivis. Konsep mengenai konstruksionis diperkenalkan oleh sosiolog

interpretative, Peter L.Berger bersama Thomas Luckman. Dalam konsep kajian

43
komunikasi, teori konstruksi sosial bisa disebut berada diantara teori fakta

sosial dan defenisi sosial (Eriyanto, 2012)

3.2 Jenis Penelitian

Dari permasalahan yang dipaparkan dalam penelitian ini maka

jenis penelitian yang dipilih adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

tentang orang melalui tulisan atau kata-kata yang diucapkan dan perilaku

yang diamati (Syahrum dan Salim, 2012)

Menurut Miles dan Huberman terhadap penelitian kualitatif adalah

data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian. Data itu

mungkin telah dikumpulkan dengan berbagai macam cara (wawancara,

observasi, dokumentasi, rekaman) dan yang biasanya diproses sebelum

siap digunakan melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan atau ahli

tulis, tetapi analisa kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya

di susun ke dalam teks yang diperluas.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Studi Kasus.

Metode Studi Kasus digunakan untuk memahami fenomena serta untuk

mendapatkan gambaran secara utuh faktual mengenai peran orang tua

dalam komunikasi pembelajaran anak Sekolah Dasar dimasa pandemi

covid-19

Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek

tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat

44
diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam

studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber

Susilo Rahardjo dan Gudnanto (2011) menjelaskan bahwa

penelitian studi kasus adalah metode yang diterapkan untuk memahami

individu lebih mendalam dengan dipraktekkan secara integratif dan

komprehensif. Langkah tersebut dilakukan untuk memahami karakter

individu yang diteliti secara mendalam. Selain mempelajari karakter

individu, juga membantu menentukan solusi atas permasalahan yang

dihadapi individu tersebut. Harapannya adalah ketika masalah yang

dihadapi bisa terselesaikan. Maka individu tadi akan memiliki karakter

dan cara berpikir yang lebih baik. Bimo Walgito (2010) yang

menerangkan bahwa metode studi kasus adalah metode yang bertujuan

untuk mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena

mengenai individu, seperti riwayat hidup seseorang yang menjadi objek

penelitian. Bimo juga menambahkan bahwa untuk melaksanakan

penelitian studi kasus diperlukan informasi sebanyak mungkin dan

integrasi data. Integrasi data ini bisa diperoleh dari metode penelitianlain

untuk bisa memberikan informasi yang lebih detail dan mendalam.

3.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti mendapat

informasi mengenai sesuatu yang diteliti. Lokasi penelitian bertempat di

Desa Penfui Timur Kecamatan Kupang Tengah.

3.5 Jenis dan Sumber Data

45
Sumber data dapat dibedakan menjadi dua sumber, yaitu:

a) Data primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari

subyek yang diteliti, dengan cara melakukan observasi dan

wawancara secara langsung dilokasi penelitian. Alasan penelitian

menggunakan sumber data primer adalah untuk memperoleh

informasi secara langsung dan aktual, dalam hal ini penulis

mengambil data tersebut dari orang tua murid yang anaknya masih di

bangku sekolah dasar

b) Data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh dari buku-buku

terkait dan internet tentang situs-situs yang terkait dengan konteks

penelitian yaitu tentang peran orang tua dalam pembelajaran online.

3.6 Objek Penelitian

Yang dimaksud obyek penelitian, adalah hal yang menjadi

sasaran penelitian (Kamus Bahasa Indonersia; 1989). Menurut (Supranto

2000) obyek penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa

orang, organisasi atau barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas

(Anto Dayan 1986), obyek penelitian, adalah pokok persoalan yang

hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah. Adapun

obyek penelitian dalam tulisan ini meliputi: peran komunikasi orang tua

dalam mendampingi anak saat ada pembelajaran online, lingkungan

belajar anak dalam pembelajaran online serta sarana yang ada saat

anak mengikuti pembelajaran online.

3.7 Subyek Penelitian

46
Yang dimaksud subyek penelitian adalah orang, tempat atau benda yang

diamati dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran ( Kamus Bahasa

Indonesia, 1989). Dalam penelitian ini peneliti mengambil data dari pihak –

pihak yang dapat memberikan informasi mengenai latar belakang dan keadaan

sebenanarnya dari subjek penelitian sehingga mendapatkan informasi yang

akurat. Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang dan penentuan

informan dikakukan dengan teknik purposive sampling, dimana pengambilan

sample harus didasarkan atas tujuan tertentu (orang yang dipilih betul – betul

memiliki kriteria sebagai sample).

Kriteria informan yang ditunjuk atau dipilih dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Masyarakat yang tercatat sebagai penduduk di Desa Penfui Timur

Kecamatan Kupang Tengah

2. Orang tua (ayah/ibu) yang memiliki anak yang masih sekolah kelas 2 atau

kelas 3.

3. Mengikuti pembelajaran online saat pandemic covid-19

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Informan dalam penelitian ini adalah orang tua siswa Sekolah Dasar

Pengumpulan data dalam menyusun penulisan ini menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data yakni:

a. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan

hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia

47
kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Penelitian menggunakan

teknik observasi untuk melihat objek yaang diteliti dari dekat sehingga

bisa mendapatkan informasi yang terkait dengan data yang peneliti

butuhkan.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyan itu.

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang lainnya yang ingin memperoleh informasi dari seseorang

lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan

tertentu dengan menggunakan kuesioner

Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk

mewawancarai subyek dan informan yang terkait dengan peran orang

tua dalam komunikasi pembelajaran online anak , sehingga peneliti

bisa mendapatkan informasi sesuai dengan data yang peneliti

butuhkan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan

misalnya, catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan,

48
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya, foto, gambar

hidup maupun sketsa. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya

seni yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Peneliti

menggunakan teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data-data yang berupa foto-foto maupun arsip-arsip data dari

hasil wawancara maupun data dari pemerintahan terkait dengan data

yang dibutuhkan.

3.9 Teknik Analisa Data

Teknik analisis data kualitatif pada umumnya menitikberatkan

pada wawancara dan observasi partisipatoris, membuat analisis datanya

berupa analisis tekstual dari hasil transkrip atau catatan lapangan yang

tidak terstruktur

Bogdan & Biklen (Lexy J Moleong, 2010) mengatakan bahwa

analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari

dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data deskriptif kualitatif. Analisis data dalam penelitian

dilakukan saat pengumpulan data dan setelah pengumpulan data. Data

yang diperoleh berupa tulisan dan gambar yang merupakan jawaban

dari pertanyaan penelitian. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012)

49
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya jenuh. Teknik analisis data terdiri dari tiga alur

kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan/verfikasi data. Teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan model Miles dan Huberman. Model Miles dan Huberman

digunakan untuk mengelompokkan data hasil observasi dan wawancara

secara bertahap sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Penjabaran

analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Kegiatan reduksi data dalam penelitian ini bertujuan untuk

memilih data yang dianggap penting, merangkum dan memfokuskan

pada hal-hal yang penting dan membuang yang tidak perlu. Reduksi

data dalam penelitian ini dilakukan secara terus menerus selama

penelitian ini berlangsung

2. Penyajian data (data display)

Setelah proses reduksi data, proses selanjutnya adalah

melakukan penyajian data. Penyajian data dalam penelitian ini

dilakukan dalam bentuk grafik maupun diagram. Tujuan penyajian

data dalam penelitian ini untuk memudahkan peneliti

mendeskripsikan suatu peristiwa/kejadian yang memberikan

kemungkinan dalam penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan

(conclusion drawing/verification) Kesimpulan awal yang ditemukan

50
dalam penelitian ini hanya bersifat sementara, dan akan berubah

apabila ditemukan data-data yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Jika kesimpulan yang ditemukan pada

tahap awal didukung bukti-bukti yang valid dan konsiten, maka

kesimpulan yang ditemukana dalah kesimpulan yang kredibel

tentang esensi pesta bagi masyarakat Matani Secara skematis proses

analisis data menggunakan model analisis data interaktif Mile dan

Huberman dapat dilihat pada bagan berikut ini

Pengumpulan data Penyajian data

Verifikasi/
Reduksi data penarikankesimpul
an

Bagan 02: Model Analisa data interaktif Miles dan Huberman


Sumber :Miles dan Huberman (Miles, Huberman dan Saldana, 2014)
3.10 Uji Keabsahan Data

Keabsahan Data Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada

dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan

kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga

merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh

pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong, 2007). Keabsahan data

dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-

51
benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang

diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji,

credibility, transferability, dependability, dan confirmability (Sugiyono,

2007). Agar data dalam penelitian kualitatif dapat

dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji

keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan.

1. Credibility

Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap

data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian

yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah

dilakukan.

a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/

kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti

peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara

lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data yang

lebih baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara

peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab,

semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga informasi

yang diperoleh semakin banyak dan lengkap. Perpanjangan

pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian difokuskan

pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang

diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada

52
perubahan atau masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data

yang telah diperoleh sudah dapat dipertanggungjawabkan/benar

berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri

b. Meningkatkan Kecermatan dalam Penelitian

Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan

maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat

atau direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan

merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek pekerjaan apakah

data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar

atau belum. Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat

dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil

penelitian terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan

membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan cara

demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam membuat

laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat akan smakin

berkualitas

c. Triangulasi

Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam pengujian

kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi

53
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu

(Sugiyono, 2007).

1) Triangulasi sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Data yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga

menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan

kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data

(Sugiyono, 2007)

2) Triangulasi Teknik

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Misalnya untuk mengecek data bisa melalui

wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik

pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang

berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada

sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana

yang dianggap benar (Sugiyono, 2007)

3) Triangulasi waktu

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari

pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih

valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan

54
dengan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik

lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji

menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara

berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya

(Sugiyono, 2007)

d. Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang

berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah

ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan

dengan temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang

bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin

akan mengubah temuannya (Sugiyono, 2007)

e. Menggunakan Bahan Referensi

Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk membuktikan

data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian,

sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan

foto - foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat

dipercaya (Sugiyono, 2007).

f. Mengadakan Membercheck

Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh

data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi

55
data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang

diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai

dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan (Sugiyono,

2007).

2 Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat

diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut

diambil (Sugiyono, 2007)

Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini

masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai

transfer sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika penelitian

dapat digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi sosial yang

berbeda validitas nilai transfer masih dapat dipertanggungjawabkan

3 Dependability

Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata

lain beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang

sama. Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian

apabila penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses

penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian

dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yang independen

atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan aktivitas

56
yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Misalnya bisa

dimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan masalah, terjun ke

lapangan, memilih sumber data, melaksanakan analisis data, melakukan

uji keabsahan data, sampai pada pembuatan laporan hasil pengamatan

4 Confirmability

Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji

confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil

penelitian telah disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif

uji confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan

proses yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi

dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah

memenuhi standar confirmability. Validitas atau keabsahan data adalah

data yang tidak berbeda antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan

data yang terjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga

keabsahan data yang telah disajikan dapat dipertanggungjawabkan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Desa Penfui Timur


4.1.1 Keadaan Geografis

57
Terkait dengan gambaran umum suatu wilayah, menjadi pembahasan

awal dalam menjelaskan hasil penelitian. Beberapa sub bahasan yang harus

dijelaskan seperti keadaan geografis begitu pula secara demografi , struktur

pemerintahan, karakteristik informan

Desa Penfui Timur sebagai tempat penelitian, memiliki luas wilayah

10,59 km2. Secara geografis, wilayah Desa Penfui Timur berada di daerah
±

daratan yang ketinggiannya 100 meter di atas permukaan laut. Jarak dari

ibukota Kecamatan 5 km, dari ibukota Kabupaten 15 km, dan dari ibukota

Provinsi 15 km. Desa Penfui Timur banyak sekali mengalami perubahan baik

dari sisi mata pencaharian maupun dari sisi lahan yang sudah banyak dipakai

sebagai perumahan. Beberapa hal lainnya yang menarik terkait gambaran

umum Desa Penfui Timur, yakni lokasi wilayah ini sudah sangat ramai

karena banyaknya perumahan yang sudah dibangun oleh para pengembang

sehingga menjadi peralihan antara kota dan desa. Hingga akhir Desember

2019 Desa penfui Timur memiliki jumlah penduduk sebanyak 2,525 jiwa

yang terdiri atas laki-laki 1,324 orang dan perempuan 1,201. Selain itu

terdapat pula kepala keluarga sebanyak 824 KK dan penduduk ini tersebar di

5 Dusun yaitu: Dusun 1, Dusun II, Dusun III, Dusun IV, Dusun V.

Sebagaimana lazimnya Desa Penfui Timur juga memiliki batas-

batas wilayah. Dalam hal ini dapat dikemukakan secara geografis terkait

dengan batas-batas wilayah tersebut secara rinci dapat dilihat dalam bentuk

table 1di bawah ini

Tabel 1

58
Distribusi Batas Administrasi Desa Penfui Timur
BATAS DESA KECAMATAN
Utara Kel.Tarus Desa Mata Air, Kel.Lasiana Kupang Tengah
Selatan Desa Baumata Utara Kupang Tengah
Timur Desa Oelnasi Kupang Tengah
Barat Kel.Oesapa Selatan, Kel. Liliba Kupang Tengah
Sumber : Data profil Desa Penfui Timur 2019

Dari segi letaknya Desa Penfui Timur untuk menuju ke pusat kota dapat

ditempuh dengan waktu perjalanan kurang lebih 1 jam menggunakan

kendaraan umum. Bila menggunakan kendaraan bermotor waktu tempuh

±20 menit.

4.1.2 Keadaan Demografi

Di Kabupaten Kupang terdapat 24 kecamatan, 17 kelurahan dan 160

desa dengan luas wilayah 5.431,23 km². Salah satunya Desa Penfui Timur

yang menjadi lokasi penelitian bagi penulis. Desa Penfui Timur merupakan

hasil pemekaran dari Desa Oelnasi pada tahun 2005. pemekaran dimaksud

secara formal berlaku sejak ditetapkan keputusan Bupati Kupang Nomor 280/

KEP/ HK / 2005, Tahun 2005 tentang pemekaran Desa Oelnasi, dengan

kuputusan Bupati Kupang tersebut, Desa Oelnasi di mekarkan menjadi 2 dan

Desa Penfui Timur merupakan pemekarannya. Dari hasil pemekaran Desa

Penfui Timur menjadi sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Kupang

Tengah Kabupaten Kupang yang berbatasan langsung dengan pinggiran Kota.

Kondisi masyarakat di Desa Penfui Timur pada waktu itu masih sangat

tradisional, masyarakat yang tinggal di Desa tersebut hanya masyarakat asli

atau mereka yang lahir serta tinggal di Desa Penfui Timur dan masih

59
memiliki hubungan yang erat sebagai saudara, serta nilai kebersamaan

kebudayaan yang masih kental, serta semua tergolong dalam satu suku yaitu

suku Timor. Desa Penfui Timur mengalami perkembangan yang sangat pesat

baik dalam jumlah penduduk, mata pencaharian, ekonomi dan sosial

budayanya. Ditambah lagi adanya pembangunan perumahan yang banyak

merubah wajah Desa Penfui Timur yang memang berada di pinggiran kota.

a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian


Pertumbuhan suatu daerah sangat ditentukan oleh potensi sumber daya

alam yang dimiliki oleh daerah itu sendiri. Mata pencaharian adalah

pekerjaan yang menjadi pokok kehidupan. Mata pencaharian diartikan pula

sebagai aktivitas manusia dalam memberdayakan potensi sumber daya alam.

Mata pencaharian yang paling dominan pada masyarakat Desa Penfui Timur

adalah petani, pedagang sayur dan usaha kos-kosan, memelihara ternak

seperti ternak babi, sapi dan yang lainnya. Dengan perkembangan ilmu yang

di dapat khususnya masyarakat Matani, menjadi modal pengetahuan

berlomba lomba untuk menanam sayur mayur yang hasilnya bisa panen

hanya menggunakan waktu ± 1,5 bulan. Selain itu terdapat pula jenis

pekerjaan lainnya seperti pegawai, wiraswasta, dan usaha lainnya. Keadaan

penduduk terkait mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2
Distribusi Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian
NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH

60
1 Kos-kosan 1.244 (terbanyak)

2 Pedagang sayur 1,207

3 Kios 32

4 Bengkel 16

5 PNS 4

6 Swasta 9

7 Tukang kayu 3

8 Wiraswasta 2

9 Pegawai 5

10 Salon kecantikan 3

Jumlah 2,525

Sumber : Data profil Desa Penfui Timur 2019

Berdasarkan tabel di atas usaha kos-kosan cukup tinggi terkait dengan

dekatnya beberapa kampus tidak hanya Undana tetapi juga Unwira.

Bersamaan itu pula pedagang sayur bagi penduduk juga menjadi mata

pencaharian. Menariknya lagi adalah terdapat 3 tempat salon kecantikan

untuk melayani penduduk sekitar yang memerlukannya, terdapat juga Alfa

Mart, Warung kelontong dan usaha lainnya. Matani sudah mengalami

perkembangan yang sangat pesat sekali.

Dari data mata pencaharian ini, Desa Penfui Timur mengalami banyak

perkembangan yang dulunya lebih dominan sebagai petani. Hal ini juga

sangat mempengaruhi tatanan kehidupan social budaya masyarakat terutama

dalam pendidikan.

61
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia yang mempunyai

tujuan untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi dalam diri

seseorang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa

pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan, proses perbuatan cara mendidik. Sedangkan

menurut Ihsan (2003) adalah, “Dalam pengertian sederhana dan umum makna

pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan

potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-

nilai yang ada dalam lingkungan masyarakat dan kebudayaan”.

Dalam rangka meningkatkan pembangunan tentunya membutuhkan

manusia yang berkualitas . Dalam artian manusia yang berkualitas adalah

melewati jenjang pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Memiliki pendidikan

menjadi modal bagi keadaan ekonomi dan sosial.

Masyarakat yang ekonominya tidak mampu maka sulit untuk

mendapatkan pendidikan. Pendidikan sekolah sangat diperlukan untuk

mencapai sumber daya yang berkualitas. Pendidikan menurut Prof. Richey

yaitu Planning for teaching, an Introduction to Education’ menjelaskan

bahwa : “Pendidikan adalah yang berkenaan dengan fungsi yang luas dari

pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa

warga masyarakat yang baru (generasi baru) bagi penuaian kewajiban dan

tanggung jawabnya di dalam masyarakat.

62
Cukup kompleks memahami arti pendidikan yang bisa membuat

seseorang memiliki kreativitas yang tinggi, berpengetahuan yang luas,

berkepribadian dan bertanggung jawab. Selain itu, juga menjadi tolak ukur

status sosial dan ekonomi seseorang di dalam masyarakat. Melalui pendidikan

orang bisa mengubah nasibnya menjadi lebih baik dengan pengetahuan yang

luas seseorang akan berusaha untuk memperbaiki kehidupannya sehingga

menjadi lebih baik secara ekonomi. Pentingnya pendidikan bagi masyarakat

adalah sebagai sumbangan kemajuan ekonomi dan pembangunan bagi suatu

daerah atau bangsa. Kemajuan suatu daerah akan jelas terlihat dari taraf

pendidikan dari masyarakatnya. Mengenai keadaan pendidikan dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel 3
Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan L P Jumlah

1 Tamat SD 972 539 1.511

2 SMP 119 105 224

3 SMA 275 153 428

4 Perguruan Tinggi 162 200 363

Jumlah 1,528 997 2,525


Sumber : Data profil Desa Penfui Timur 2019

Berdasarkan tabel distribusi pendidikan masyarakat Desa Penfui

Timur di atas dapat dijabarkan bahwa masih banyak masyarakat yang hanya

mempunyai pendidikan sekolah dasar yaitu berjumlah 1.511 orang, SMA 428

orang, SMP 224 orang, perguruan tinggi berjumlah 363 orang. Dari segi

63
pendidikan ini masyarakat Penfui Timur juga mengalami peningkatan yang

sangat signifikan karena yang sarjana jumlahnya 363 orang dan tentunya akan

sangat berpengaruh terhadap tatanan kehidupan bermasyarakat. Dengan

pendidikan yang semakin tinggi tentunya perekonomian juga semakin

meningkat sehingga hal ini akan sangat berpengaruh juga terhadap

pendidikan anak-anak selanjutnya. Dengan meningkatnya pendidikan

masyarakat maka kualitas manusiananya juga meningkat, informasi-informasi

dari luar juga cepat masuk dan jelas akan mempengaruhi pola pikir

masyarakat. Dengan produktifitas meningkat maka pendapatan meningkat

pula sehingga pendidikan juga akan berkembang dengan baik.

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama dan Kepercayaan


Agama adalah suatu keyakinan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat

Desa Penfui Timur. Dari dulu sampai sekarang, masyarakat Desa Penfui

Timur percaya bahwa Tuhan sebagai Pencipta Alam Semesta yang bersifat

agung dan mulia.

Agama dalam hal ini disatukan dengan praktiknya menghadap kepada

yang maha suci mempersatukan suatu komunitas moral. Menurut

Hendropuspito, ada beberapa fungsi agama yaitu:

a. Fungsi edukatif manusia mempercayakan fungsi edukatif pada agama

yang mencakup tugas mengajar dan membimbing. Keberhasilan

pendidikan terletak pada pendayagunaan nilai-nilai rohani yang

merupakan pokok-pokok kepecayaan agama. Nilai yang diresapkan antara

64
lain: makna dan tujuan hidup, hati nurani, rasa tanggung jawab kepada

Tuhan.

b. Fungsi penyelamatan Agama dengan segala ajarannya memberikan

jaminan kepada manusia keselamatan di dunia dan akhirat.

c. Fungsi pengawasan sosial agama ikut bertanggung jawab terhadap norma-

norma sosial sehingga agama menyeleksi kaidah-kaidah sosial yang ada,

mengukuhkan yang baik dan menolak kaidah yang buruk agar selanjutnya

ditinggalkan dan dianggap sebagai larangan. Agama juga memberi sanksi-

sanksi yang harus dijatuhkan kepada orang yang melanggar larangan dan

mengadakan pengawasan yang ketat atas pelaksanaannya.

d. Fungsi memupuk persaudaraan persamaan keyakinan merupakan salah

satu persamaan yang bisa memupuk rasa persaudaraan yang kuat. Manusia

dalam persaudaraan bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja,

melainkan seluruh pribadinya juga dilibatkan dalam suatu keintiman yang

terdalam dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercaya bersama.

e. Fungsi transformative; Agama mampu melakukan perubahan terhadap

bentuk kehidupan masyarakat lama ke dalam bentuk kehidupan baru. Hal

ini dapat berarti pula menggantikan nilai-nilai lama dengan menanamkan

nilai-nilai baru. Transformasi ini dilakukan pada nilai-nilai adat yang

kurang manusiawi. Disini dapat kita lihat bawasanya agama merupakan

hal yang tidak dapat dipisahkan juga dari kehidupan, adat, budaya

masyarakat.

65
Menarik pula untuk mengatakan bahwa keberadaan agama

merupakan seperangkat bentuk dan tindakan simbolik yang

menghubungkan manusia dengan Tuhan. Beberapa agama yang diakui

oleh bangsa dan negara yaitu agama Katolik, Protestan, Islam, Hindu,

Budha, dan Konghuchu. Penduduk Desa Penfui Timur juga menganut

agama cukup beragam, yang selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4
Jumlah Penduduk Menurut Agama
No Agama/Kepercayaan Jumlah Jiwa

1 Kristen Protestan 1,385

2 Katholik 1,115

3 Islam 10

4 Hindu 15

5 Budha -

6 Khonghucu -

Jumlah 2,525 Jiwa

Sumber : Data profil Desa Penfui Timur 2019

Berdasarkan tabel di atas di atas dapat dipahami bahwa penduduk

Desa Penfui Timur meyakini agama yang berbeda satu sama lain.

Beragamnya agama yang dimiliki tidak berpengaruh terhadap hubungan

hubungan sosial di masyarakat.

Jumlah masyarakat yang beragama Kristen paling banyak yaitu 1.385

orang, Khatolik sebanyak 1.115 orang, islam 10 orang, Hindu 15 orang

sedangkan agama Budha dan Khonghucu tidak ada.

66
d. Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa

Secara umum pengertian sarana dan prasarana adalah seperangkat

alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, bisa berupa alat utama

maupun alat yang membantu proses kegiatan. Berdasarkan pendapat

seorang ahli bernama Moenir, pengertian sarana dan prasarana adalah segala

jenis peralatan, perlengkapan kerja, dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat

utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan atau mencapai

kepentingan yang berhubungan dengan organisasi kerja.

Sarana dan prasarana yang tersedia di lingkungan Desa Penfui

Timur antara lain berupa jalan desa, jalan antar desa, jalan negara, aset

sarana dan transportasi, truk umum, ojek (roda 2)sumber penerangan bagi

penduduk, Kantor Desa, Tempat Ibadah, Lapangan Sepak Bola, dan lain-

lainnya. Sarana pengairan yang dimiliki oleh Desa Penfui Timur, adalah

Sungai/kali yang melintasi di wilayah Desa, Sumber Mata Air, Hindran

Umum, MCK, sumur bor, Kondisi jalan yang terdapat di Desa Penfui Timur

baik itu jalan Kabupaten, jalan Desa, serta jalan-jalan Dusun yang mana

semua berada dalam kondisi baik. Dengan kondisi jalan yang baik tentunya

dapat mempermudah masyarakat untuk menjangkau setiap tempat yang

akan mereka kunjungi.

Sarana Transportasi atau angkutan umum yang terdapat atau

melewati Desa Penfui Timur berupa angkutan Umum. Sarana tersebut

sangat berguna sekali bagi masyarakat Desa Penfui Timur dan sekitarnya.

Selain kendaraan umum tersebut, penduduk Desa Penfui Timur juga

67
memiliki kendaraan pribadi seperti sepeda motor, maupun mobil. Sarana

pendidikan yang dimiliki oleh Desa Paud 4 Unit, SD 2 unit, SMP 2,

Perpustakaan 1, Taman baca 1.

Terkait sarana Kesehatan Desa Penfui Timur memiliki pustu 1 unit,

posyandu 8 unit, Bidan Desa 3 orang, Kader posyandu 40 orang. Kehidupan

ekonomi Desa Penfui Timur cukup baik, ini bisa dilihat dari segi

pertanian, peternakan, dan usaha lainnya. Dengan adanya sarana dan

prasarana yang baik tersebut mampu meningkatkan kehidupan

ekonomi, sosial dan budaya dari masyarakat Desa Penfui Timur.

4.2 Struktur Pemerintahan Desa Penfui Timur


Struktur pemerintahan Desa Penfui Timur pada umumnya sama

dengan lainnya. Kepala Desa dibantu oleh perangkat Desa lainnya.

Untuk lebih jelas struktur pemerintahan Desa Penfui Timur dapat

dilihat pada bagan dibawah ini:

68
69
4.3 Profil Informan
Peneliti mengambil Informan dalam penelitian ini dari masyarakat Desa

Penfui Timur terkhusus di wilayah Matani yang tinggal menetap. Profil informan

merujuk pada kecirian khusus orang yang akan diwawancara dalam rangka

memperoleh data atau informasi yang diperlukan. Profil informan yang dimaksud

berdasarkan identitas seperti nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, usia.

Penjelasan informan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5
Profil Informan Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Pekerjaan, dan
Pendidikan
Peker
No Nama Nma Anak Umur Pendidikan Ket
jaan

1 Mama Yosevin Josua ASN 32 D3

veronila Benu

2 Mama Desna Manda IRT 35 S1

3 Mama Damaris Dhiki IRT 40 SMA

4 Mama Dewa Ayu Dewa Ayu IRT 38 SMA

Parihatin Triananta K.

5 Mama Piternela Astrid IRT 44 SMA

6 Mama Ety Dirga IRT 38 SMA

7 Mama Yuanita Wiranli ASN 40 D3

8 Mama Evasalina Jendri IRT 34 SMA

Sumber: Data Primer 2022

70
4.4 HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui dan mendeskripsikan peran

komunikasi orang tua dalam pembelajaran online anak sekolah dasar selama

pandemi covid-19. Penulis mewawancarai orang tua baik itu mama maupun bapak

serta siswanya sendiri.

Data – data diperoleh melalui beberapa pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti kepada para informan dalam penelitian ini. Melalui data hasil penelitian,

peneliti akan membahas mengenai peran komunikasi orang tua dalam

pembelajaran online dimasa covid-19, hambatan dan keuntungan dalam

pembelajaran online.

4.4.1 Peran Komunikasi orang tua dalam pembelajaran online anak sekolah
Dasar dimasa covid-19 di Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah
Masa pandemi covid-19 membawa dampak yang sangat signifikan pada

dunia pendidikan. Pembelajaran online di berbagai tempat pun dilaksanakan di

sekolah-sekolah dari TK sampai perguruan tinggi. Pada kenyataannya tidak serta

merta berbagai kalangan terkhusus pihak orang tua sepakat dengan hal itu apalagi

yang mempunyai anak masih di sekolah dasar. Orang tua selaku pathner dalam

dunia pendidikan sangat dikejutkan dengan adanya pembelajaran online. Bagi

sebagian masyarakat pedesaan, hal itu bukan hanya mengejutkan namun sangat

merepotkan, membingungkan. Dalam pembelajaran online tentunya anak-anak

yang masih dibangku sekolah dasar terkhusus kelas 2 dan 3 yang belum

sepenuhnya memahami internet apalagi untuk mengikuti pembelajaran online,

peran orang tua sangat dibutuhkan sebagai pendamping saat pembelajaran online.

Untuk melaksanakan pembelajaran online tentunya terjadi komunikasi yang terus

71
menerus antara anak dan orang tua dimana orang tua harus meneruskan kembali

pelajaran apa yang disampaikan oleh bapak/ibu guru. Komunikasi menurut James

A.F. Stoner adalah proses pada seseorang yang berusaha untuk memberikan

pengertian dan informasi dengan cara menyampaikan pesan kepada orang lain.

Dalam hal ini bagaimana orang tua berkomunikasi untuk dapat mentransfer ilmu

yang di dapat dari para guru kepada anaknya. Pelajaran apa yang belum

dimengerti oleh anak, orang tua harus bisa menterjemahkan kembali pelajaran

tersebut ke dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh anak sehingga tujuan

pembelajaran online tercapai. Dari hasil wawancara dengan para orang tua

tentang bagaimana komunikasi dengan anak saat pembelajaran online dapat

dilihat dari hasil wawancara berikut: wawancara 28 Mei 2022 dengan Ibu Dewa

1. Mama Dewa Ayu Parihatin

“Beta rasa pembelajaran online sangat tidak bagus. Anaknya beta tidak
konsentrasi, beta harus ada di sampingnya terus, anak harus ditemani
sampai habis online dan beta jadi repot tidak bisa mengerjakan yang lain,
anak jadi bodoh tidak tau apa-apa ni, tidak bisa konsentrasi dengar
penjelasan guru di layar, kalo komunikasi dengan anak tentang pelajaran
agak susah sedikit, kalo su habis online beta jelaskan kembali na dia
melawan kalau diajarin tidak dengar orang tua, dia akan lebih dengar guru
dari beta. Di rumah kalo online main-main dan tidak lihat di layer. Kalau
ditinggal sedikit saja anak sudah bermain dengan temannya, duduk tidak
betah lae. Lebih baik tatap muka karena saat tatap muka 2 kali saja
anaknya beta su mengerti tetapi kalau online tidak bisa ngerti-ngerti. Kalau
online terus-terus pasti anak jadi bodoh tidak mengerti apa-apa. Kalau di
rumah kan tidak ada persaingan sehingga anak jadi malas tidak terpacu
untuk belajar. Kalo sudah habis online guru kasi tugas banyak-banyak dan
anak susah untuk mengerjakan terpaksa beta yang buat setor ke bu guru
dan anak tidak tau apa-apa”.

Wawancara dengan anak Dewa Ayu Triananta bagaimana dengan sekolah

online

72
“sekolah online tidak enak, tidak dapat bermain, susah dengar ibu guru,
karena HP kecil na, mama ju kalo ajar marah-marah tidak sama dengan bu
guru”
Dari kutipan wawancara di atas peneliti menyimpulkan bahwa informan

merasa bahwa pembelajaran online sangat tidak baik bagi perkembangan

pendidikan siswa juga sangat merepotkan orang tua, anak tidak kreatif,

kurang bergaul serta siswa sangat tergantung orang tua untuk

mengoperasikan HP. Komunikasi dengan anak juga kurang baik karena

terkadang anak melawan orang tua dan kurang percaya dengan orang tua

untuk mengajar kembali apa yang disampaikan oleh para guru. Jawaban dari

siswa juga mengatakan bahwa sekolah online tidak menyenangkan karena

tidak dapat bermain atau bersosialisasi dengan teman-temannya, juga susah

untuk mengerti pelajaran, disamping suara ibu guru tidak jelas terdengar.

Orang tuanya kalau mengajar sering marah dan tidak mempercayai

sepenuhnya kepada orang tua untuk mengajar sehingga komunikasi juga

tidak berjalan dengan baik. Wawancara dilanjutkan dengan mama Yosevin

orang tua dari Josua yang berpendapat hampir sama dengan mama Dewa

Ayu

“Pembelajaran online dari segi kesehatan memang baik karena anak


belajar dari rumah tidak bertemu dengan orang-orang sehingga
menghindari terpapar dari covid-19, tetapi dari segi kualitas pembelajaran
sangat tidak baik untuk Jo. Beta harus meluangkan waktu untuk
mendampingi Jo online karena kalau tidak didampingi Jo tidak konsentrasi,
nanti dia bermain yang lain di youtube. Komunikasi dengan Jo baik,
terkadang ju harus omong baik-baik harus dibujuk sedikit sehingga mau
untuk duduk dengan tenang saat online. Beta ju kadang marah kalua Jo
terlalu bermain. Setelah online habis beta harus jelaskan kembali dengan
bahasa yang dia mudah mengerti. Tugas ju dikasi banyak oleh guru. Dalam
pembuatan tugas-tugas jo harus dibimbing lagi tidak bisa dilepas. Sekolah
online tidak baik, waktu sangat terbatas untuk menjelaskan kepada Jo
karena harus bekerja, Jo sendiri maunya cepat-cepat. Kita orang tua harus

73
belajar lagi pelajarannya dan bagaimana caranya membahasakan agar Jo
mengerti. Ternyata menyampaikan pelajaran ke anak susah juga agar anak
mengerti. Untuk tugas-tugas kadang beta yang kerja sendiri karena tugas
harus dikumpul dengan cepat biar dapat nilai sedangkan Jo belum bisa cari
diinternet sendiri. Untuk buat tugas beta harus jelaskan kembali di Jo dan
terkadang juga Jo tidak mengerti penjelasan karena dia lebih percaya
ibu/bapak guru di sekolah. Jadi beta harus ajarkan dia internet sehingga
kedepannya dia sudah paham internet”.

Wawancara dengan anak Josua bagaimana dengan sekolah online

“tidak suka sekolah online, tidak ada kawan bermain, tidak dapat uang
jajan, tidak mengerti ibu guru juga, layer ju kecil tidak jelas dapat lihat,
mama ju mengajar keras na”

Dari kutipan wawancara di atas, peneliti menyimpulkan bahwa informan yang

juga merupakan ASN di Rumah Sakit Umum WZ Yohannes Kupang

mengatakan bahwa pembelajaran online baik untuk kesehatan anak karena tidak

akan terpapar dengan penyakit covid-19 di sekolah tetapi tidak baik untuk

pendidikan anak. Komunikasi dengan anak baik tetapi terkadang anak tidak

percaya dengan orang tua, mereka lebih percaya dengan gurunya. Karena anak

tidak percaya sepenuhnya dengan orang tua untuk mengajar maka disini akan

terjadi komunikasi yang kurang baik, anak tidak akan mendengarkan sepenuhnya

apa yang disampaikan oleh orang tua. Orang tua siswa juga bekerja jadi tidak

mempunyai banyak waktu untuk mendampingi anak untuk pembelajaran online.

Untuk tugas-tugas terkadang ibunya yang membuat dan mengirimkan ke sekolah

sehingga sangat merugikan anak karena tidak tau dan tidak mengerti dengan

tugasnya. Ibu juga mau nilai anak bagus dan cepat maka terpaksa harus membuat

tugas anak dan langsung mengirimkan tanpa mengajarkan kepada anak. Bila hal

ini terus terjadi maka anak tidak akan mengerti tentang pelajaran yang diberikan

oleh bapak/ibu guru di sekolah. Dari hasil wawancara dengan siswa juga

74
dikatakan tidak suka sekolah online karena tidak ada teman bermain, tidak

mengerti apa yang dikatakan ibu gurunya kalau lewat Zoom karena layer kecil.

Wawancara berlanjut dengan Mama Damaris Lapaikoli orang tua dari anak

Dhiki

“Pelaksanaan pembelajaran online sangat berat bagi saya, Mama-mama lebih


banyak urus di dapur kadang pelajaran susah itu yang buat berat apalagi orang
tua yang tidak tau membaca mau ajar anak A yang mana, U yang mana, dalam
pembelajaran anak kami damping tapi sering tidak tau itu pelajaran maka kami
cari di youtube, berat juga anak kadang online sudah mulai tapi anak berlari
sehingga kami masih bacari, kadang bekejar dia agar mau online dan pasti kami
marah-marah sudah. Terkadang kami harus tipu -tipu agar anak mau online,
anak kadang melawan dan kami tipu banyak agar anak mau belajar. Kalau
bicara pelan dan halus pasti ini anak tidak mau belajar. Berat juga karena saya
masih harus kerja di rumah, jualan di kios dan harus damping anak online.
Yang damping anak online saya sendiri karena bapaknya kerja, dia punya kaka
ju sekolah”.

Wawancara dengan anak Dhiki bagaimana dengan pembelajaran online

“Tidak suka sekolah online, tidak bisa bermain, tidak ngerti pelajaran ibu guru.
Mama marah-marah suruh belajar dan mama ajar ju tidak sama dengan bu
guru. Mama ju snd ngerti na”

Dari wawancara di atas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran online

dirasakan sangat berat oleh orang tua, karena pelajaran tertentu orang tua tidak

mengerti dan harus belajar dan mencari jawaban di youtube. Untuk belajar online

anak susah untuk duduk tenang karena anak pikirannya hanya mau bermain dan

terkadang melawan orang tua. Orang tua harus mencari cara agar anak bisa

tenang dan bisa belajar. Dari wawancara di atas jelas terjadi komunikasi yang

tidak baik antara anak dan orang tua karena anak melawan, mama tidak sabar

suruh anak belajar dan anak juga kurang percaya orang tua untuk mengajar. Dari

wawancara dengan siswa juga dikatakan bahwa siswa lebih suka belajar di

sekolah karena dapat bertemu dengan teman-teman dan dapat bermain. Mata

75
pelajaran dalam pembelajaran online juga susah dimengerti oleh siswa. Terjadi

juga komunikasi yang tidak baik antara anak dan orang tua karena kurang

percayanya anak terhadap orang tua untuk mengajar dan orang tua marah bila

anak tidak mau belajar. Wawancara dilanjutkan dengan Mama Desna orang tua

dari Manda sebagai berikut:

“menurut beta pembelajaran online sangat tidak efektif untuk anak-anak. Saat
online Manda tidak konsentrasi. Beta juga tidak bisa mendampingi anak belajar
secara terus menerus karena beta harus kerja ini dan itu di rumah. Tugas-tugas
yang diberikan ju terlalu banyak jadi Manda tidak bisa mengerjakan semua
akhirnya separuh beta yang kerja cari jawaban di google. Manda ju sonde
mengerti semua pelajaran yang diajarkan dan beta harus belajar lagi untuk
menjelaskan, Kadang manda ju tidak dengar kalo beta jelaskan ulang ko dia
lebih percaya guru dari pada beta, makanya terkadang beta marah maka
belajar ju terhenti. Beberapa pelajaran ju beta sonde mengerti na kasi biar sa
sudah”.

Wawancara dengan anak Manda bagaimana dengan sekolah online

“Belajar online tidak suka, tidak bisa bermain di sekolah dengan teman-teman,
tidak dapat uang jajan”

Dari hasil wawancara di atas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran

online sangat tidak efektif bagi anak-anak dalam menyerap ilmu yang diberikan

oleh para guru. Orang tua merasa berat untuk mengajar anak-anak karena

pekerjaan sebagai ibu rumah tangga banyak dan terkadang orang tua tidak

mengerti juga mata ajar yang diberikan oleh para guru sehingga mengandalkan

google untuk belajar kembali. Tugas-tugas yang diberikan dari sekolah banyak

sehingga sebagian dikerjakan oleh orang tua tanpa diketahui oleh anak. Dari segi

komunikasi orang tua dengan anak dari wawancara di atas dapat dilihat tdak ada

komunikasi yang kurang baik karena anak kurang percaya dengan orang tua

Siswa mengatakan lebih suka sekolah tatap muka sehingga dapat bersosialisasi

76
dengan teman-temannya.Dilanjutkan wawancara dengan Mama Evasalina orang

tua dari Jendri

”Belajar online sangat tidak baik karena anak tidak belajar dengan baik,
Jendri susah diatur dalam belajar. Kalo mau belajar berkelai dulu baru mau
duduk tapi tidak bisa konsentrasi juga karena pikirannya mau bermain saja.
Jendri paling tdak suka membaca jadi kalo sekolah online terus pasti tidak
bisa apa-apa. Kami belajar tidak pakai zoom tetapi ibu guru kirim link, baru
belajar dari link tersebut, kami orang tua harus ambil tugas-tugas yang sudah
dibuat oleh ibu guru lalu kalau sudah selesai kami antar lagi tugasnya. Saya
tidak mengerti pelajaran jadi minta tolong sepupunya yang bantu kerja. Tugas
harus antar ke sekolah ini berat juga. Tugas juga sebagian Jendri tidak
mengerti buat untung ada sepupunya yang buat sehingga dapat nilai.
Selanjutnya wawancara dengan Mama Eti orang tua dari Dirga sebagai
berikut:
“Sekolah online sangat tidak baik untuk anak-anak karena dong tidak bisa
tenang kalau belajar di rumah. Online tu setengah mati. Ini bukan pake zoom
tapi guru kirim video atau link baru kita buka, habis itu baru kirim tugas, juga
kadang bu guru foto buku lalu di WA ke orang tua setelah itu baru kirim tugas.
Tugas-tugas ju banyak, Dirga sonde kerja terpaksa beta yang kerja dengan
lihat di google biar dapat nilai sa. Penjelasan pelajaran ada di itu youtube
tapi dirga suruh nonton ma dia nonton yang lain. Itu anak cepat bosan beta
pukul dulu baru dong mau duduk belajar. Dirga ju belum bis abaca dengan
lancar jadi sangat susah belajar. Dong kadang sonde percaya beta karena
beta hanya di dapur sa, dong lebih percaya atau dengar ibu guru sa.”
Dari enam informan yang di wawancara hampir sama hasilnya dan penulis

melanjutkan mewawancarai 2 orang informan lagi yaitu Mama pieternela

sebagai berikut:

“Beta rasa sekolah online sangat tidak bagus untuk anak-anak. Anak belajar
lebih sering bermain dan tidak dengar orang tua suruh belajar. Beta ju harus
kerja di dapur, beta ju terima jahitan jadi tidak bisa awasi dong belajar terus-
terus. Nona belajar tidak pake zoom tapi belajar kelompok. Satu minggu sekali
ko ibu guru datang di satu tempat. Anak -anak kumpul sampe 8-10 orang baru
guru kasi pelajaran langsung dikasi tugas-tugas untuk kerja. Tugas yang dikasi
banyak padahal ini anak belum mengerti. Tugas-tugas sebagian beta kerja yang
sonde bisa na kasi tinggal yang penting dapat nilai su. Juga beta cari di youtube
ko bisa kerja itu tugas. nanti tugas antar di sekolah kadang ju ibu guru kasi link
untuk buka ko bisa dengar pelajaran tapi ini anak tidak betah dengar dong
maunya nonton yang lain sa. Mau suruh belajar atau kerja tugas na marah dulu
baru dong mau kerja dan itu ju sebentar su sonde mau kerja lae”. Dilanjutkan
dengan mewawancarai Mama Yuanita sebagai berikut:

77
“Beta rasa untuk sekolah online belum bisa diterapkan di katong karena
fasilitas terbatas, anak-anak ju belum semua terpapar dengan internet atau
zoom. Mereka masih lebih banyak bermain dengan teman-temannya. Kemarin
waktu online ranli tidak focus dengan pelajaran dan maunya main game saja,
dong pamalas dengan pelajaran. Beta ju kadang dinas pagi kadang malam jadi
tidak bisa awasi terus-terus untuk online. Kadang online sama kakaknya tapi
ranli lebih banyak melawan. Saat online beta harus jelaskan lagi dengan Ranli
tetapi kadang dia dengar kadang sonde, harus marah dulu baru dia duduk diam.
Tugas-tugas ju banyak diberikan jadi sebagian besar beta yang kerja dan kirim
yang penting dapat nilai”.

Dari wawancara di atas dapat penulis simpulkan bahwa orang tua tidak

menginginkan sekolah online karena situasi dan kondisi belum memungkinkan

diadakannya sekolah online. Siswa belum familiar dengan zoom dan orang tua

juga susah untuk mendampingi anak secara terus menerus saat ada kegiatan

online karena harus bekerja. Bila siswa tidak didampingi maka mereka akan

keluar dari zoom dan akan bermain. Siswa tidak akan memperhatikan apa yang

diajarkan para guru saat online. Tugas-tugas yang diberikan lebih banyak orang

tua yang kerjakan hanya untuk mendapatkan nilai saja.

4.4.2 Hambatan dan Keuntungan Pembelajaran Online pada anak Sekolah


Dasar di Wilayah Penfui Timur Kecamatan Kupang Tengah
Proses pembelajaran yang selama ini dilakukan secara tatap muka,

beralih menjadi pembelajaran secara online karena adanya covid-19 menjadikan

berbagai pihak yang terlibat harus menyesuaikan supaya proses pembelajaran

tetap berjalan. Pembeljaran secara online tentunya memiliki banyak hambatan

baik dari siswa, orang tua dan tentunya para guru. Di Desa Penfui Timur hampir

semua siswa maupun guru belum pernah melakukan pembelajaran secara online

sebelumnya. Pembelajaran online benar-benar merupakan sesuatu yang baru bagi

mereka dan menambah beban bagi semua pihak. Hambatan online bukan hanya

78
pada penggunaan teknologi tetapi banyak lagi kendala lain yang dihadapi seperti

tidak semua siswa punya gadged yang memadai untuk mendukung pembelajaran

online. Walaupun orang tua siswa memiliki gadged yang mendukung, belum

tentu orang tua maupun siswa mengakses platform-platform yang menunjang

pembelajaran online karena mereka hanya menggunakan Whatsapp saja.

Pengerjaan tugas yang dilakukan sepenuhnya dirumah membuat siswa merasa

tugas yang diberikan oleh guru terlalu banyak. Berbeda saat pemebelajaran

secara tatap muka didalam kelas yang mana pemberian tugas diberikan menjadi

dua yaitu tugas diberikan selama pembelajaran didalam kelas yang langsung

dibahas dan tugas diberikan untuk dijadikan sebagai pekerjaan rumah. Tugas

yang diberikan untuk dikerjakan di rumah terkadang lebih daripada saat

pembelajaran secara tata muka didalam kelas. Terkadang juga tidak ada

pekerjaan rumah karena semua sudah dibahas di dalam kelas. Siswa juga merasa

jenuh karena selama pembelajaran online siswa tidak dapat bersosialisasi secara

langsung dengan teman-temannya. Hambatan lain bila orang tua siswa sibuk

tidak sepenuhnya dapat mendampingi siswa online, keadaan seperti itu dijadikan

kesempatan oleh siswa mencuri waktu untuk bermain game. Game online

menjadikan siswa menunda-nunda dan malas mengerjakan tugasnya. Siswa yang

sudah diberikan gadged pribadi oleh orang tuanya cenderung lebih paham

mengenai hal-hal lain yang dapat dilakukan menggunakan gadged mereka.

Hambatan selanjutnya yaitu tidak semua orang tua memiliki pendidikan apalagi

yang tinggi untuk memahami pelajaran yang diberikan oleh para guru, sehingga

saat siswa tidak paham dan harus dijelaskan kembali oleh orang tua sebagai

79
pendamping mengalami kesulitan. Dalam penyampaian materi kepada anak juga

mengalami hambatan karena disini memerlukan komunikasi yang baik antara

anak dan orang tua. Dari kenyataan yang ada di lapangan banyak anak yang

melawan orang tua, tidak mendengarkan, malas disuruh untuk belajar online,

mengerjakan tugas. Hal ini akan membuat orang tua marah dan komunikasipun

tidak berjalan dengan baik dan sangat berpengaruh terhadap pembelajaran

selanjutnya. Disamping hambatan, keuntungan pembelajaran online juga ada

tetapi sangat sedikit seperti orang tua tidak capek mengantar anak ke sekolah dan

permainan di rumah dapat diawasi. Penulis mewawancarai informan (Mama

Dewa Ayu) mengenai hambatan dan keuntungan dapat dilihat di bawah ini:

“sinyal yang susah kadang keluar masuk dari zoom, harus sedia pulsa HP,
terkadang beta repot masak, anak harus online jadi lari-lari sudah untuk
dampingi online, belum lagi kakaknya juga samaan online maka beta
pusing sudah”. Kadang beta sonde sabar ju dampingi online karena anak
tidak serius, main-main dan tidak dengarkan guru mengajar, akhirnya beta
marah ini anak tidak mau belajar lae. Mungkin karena pake HP jadi guru
mengajar ju tidak jelas terdengar. Tugas-tugas yang dikasi ju banyak
sekali, ini anak tidak ngerti kerja tugas, rasa jenuh dan bosan ju ini anak.
Beta ju kurang paham karena tugas-tugasnya susah sonde sama dengan
yang dulu ketong sekolah.
Dilanjutkan dengan menanyakan kepada mama Dewa Ayu apa saja
keuntungan diadakannya sekolah online sebagai berikut;
“beta rasa tidak ada untungnya sekolah online, paling hanya cape antar sa
tetapi itu kewajiban orang tua untuk antar jemput”

Dari hasil wawancara dengan Mama Dewa Ayu tentang hambatan dan
keuntungan sekolah online dapat disimpulkan bahwa banyak hambatan yang
dialami seperti sinyal yang susah sehingga keluar masuk zoom, pulsa HP
harus ada ini berarti menambah pengeluaran untuk membeli pulsa. Anak
yang tidak serius mengikuti kegiatan online, sehingga orang tua tidak sabar
dan cepat untuk memarahi anak. Suara ibu guru tidak jelas terdengar karena
menggunakan HP. Sedangkan keuntungan yang dirasakan oleh informan
hampir tidak ada, dikatakan juga bahwa kalau untuk mengantar dan
menjemput anak itu sudah kewajiban dan tidak menjadi masalah.

80
dilanjutkan dengan mewawancarai Mama Josua tentang hambatan dan
keuntungan dari sekolah online seperti apa yang dikatakan di bawah ini;

“Hambatan dalam pembelajaran online beta rasa banyak seperti yang beta
katakana tadi, pulsa data ju harus isi terus, beta sibuk dengan kerja dan
urus rumah, Jo kurang konsentrasi dan ingin bermain sa, kadang beta ju
kurang sabar, bicara agak keras agar Jo bisa mengerti, butuh kesabaran
yang banyak untuk mengajar Jo, kalo su bosan Jo tidak mau belajar lae
akhirnya beta marah dia su”.Untuk keuntungan mungkin hanya anak bisa
diawasi bermain di rumah

Dari hasil wawancara dengan orang tua Josua dikatakan bahwa hambatan
dalam pembelajaran online sangat banyak seperti pulsa HP harus terisi terus.
Karena informan bekerja sebagai ASN maka agak sulit mendapatkan waktu
menemani anak online. Anak juga kurang konsentrasi dalam belajar karena
mengingat bermain terus dengan temannya. Untuk keuntungan sama yang
dirasakan oleh informan sebelumnya hanya anak bermain bisa diawasi kalau
di rumah.

Berikutnya wawancara dengan orang tua dari anak Jendri


“Hambatannya banyak kak karena beta tidak mengerti pelajarannya
sehingga susah lagi mengajar ke Jendri, untung ada sepupunya yang
menjelaskan tetapi Jendri kurang mengerti juga. HP juga jadi hambatan
karena bt punya HP tidak bagus hanya untuk WA sa, harus isi pulsa agar
bisa buka itu pelajaran jika ibu guru kirim tugas di WA. Tugas-tugas harus
antar pi sekolah itu juga berat bagi beta. Saat belajar kelompok ju beta
lihat anak tidak konsentrasi kalau ibu guru jelaskan karena suasana di
rumah barangkali. Jendri ju sonde tau apa-apa jadinya. Beta pikir tidak
ada untungnya sekolah online, lebih baik masuk langsung sa, mungkin
untungnya anak di rumah bisa awasi itu sa”.

Dari kutipan di atas agak berbeda dengan informan sebelumnya dimana

informan tidak mengerti dengan pelajaran yang disampaikan oleh para guru

sehingga jika anak tidak mengerti maka informan tidak bisa membantu

anaknya untuk menyelesaikan pelajarannya. Informan juga tidak

mempunyai HP yang memadai untuk melakukan pembelajaran online serta

berat juga untuk mengisi pulsanya. Tugas-tugas yang diberikan harus

dibawa ke sekolah, ini juga dirasakan berat oleh informan. Konsentrasi anak

81
tidak ada walaupun sudah belajar berkelompok. Untuk keuntungan anak

belajar online hampir tidak ada hanya anak bisa diawasi bermain di rumah.

Ada beberapa hambatan dalam sekolah online seperti fasilitas belum memadai,

anak tidak ada keinginan untuk memperhatikan para guru, waktu orang tua untuk

mendampingi siswa tidak banyak sehingga kesulitan bila belajar online. Tujuan

pembelajaran pasti tidak akan tercapai karena beberapa kendala di atas. Adapun

keuntungan sekolah online dikatakan tidak ada oleh orang tua siswa dari segi

pembelajaran tetapi mungkin keuntungan yang lainnya hanya anak ada di rumah

sehingga bisa diawasi saat bermain

4.4.3 Pembahasan

1. Peran Komunikasi orang tua dalam pembelajaran online dimasa


pandemi covid-19
Semua data-data yang terkumpulkan dari hasil penelitian yang diperoleh

dari observasi, wawancara dan dokumentasi selanjutnya peneliti melakukan

analisa data secara keseluruhan dari semua informan (8 informan)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peran adalah bagian dari tugas

utama yang harus dilakukan. Peran merupakan suatu status (kedudukan) yang

mana jika seseorang mengerjakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya maka dia dapat disebut sedang menjalakan suatu peran (Soerjono

Soekanto, 2002). Koentrajaraningrat berpendapat bahwa perilaku seseorang

dalam menentukan suatu kedudukan tertentu merupakan pengertian dari peran.

Sehingga secara konsep yang disebut peran merujuk pada bagaimana seseorang

dengan status tertentu dapat memiliki pola perilaku yang diinginkan terhadap

82
kelompoknya. Sedangkan komunikasi adalah suatu jalinan hubungan kontak

antar manusia baik perorangan maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari

yang telah menjadi bagian dari kehidupan manusia (Wadjaja, 2010). Mustofa,

dkk, (2019) mengemukakan pendapat mengenai pembelajaran online (daring)

secara sederhana yakni salah satu metode pembelajaran online yang dilakukan

melalui jaringan internet. Tujuan dari diadakannya pembelajaran secara online

adalah untuk menjangkau peminat belajar secara luas dan lebih banyak dengan

memberikan mutu pelayanan dari pembelajaran online yang sifatnya utuh dan

terbuka (Latjuba, 2001). Pembelajaran online memiliki karakteristiknya

tersendiri yang menurut (Nunu, 2018) yaitu menjadikan siswa untuk dapat

melakukan kegiatan belajar tanpa harus berada di ruangan kelas, penjadwalan

pembelajaran juga dapat diatur berdasarkan hasil keputusan pengajar dan

siswanya atau bisa juga siswa itu sendiri yang menetapkan waktu belajarnya

merupakan karakteristik dari pembelajaran online. Dalam penelitian ini penulis

melihat bagaimana cara orang tua berkomunikasi dengan anak-anak mereka serta

apa yang menjadi tugas utama atau atau peran yang harus dilaksanakan oleh

orang tua kepada anaknya selama anak-anak mereka menjalani pembelajaran

online. Dari pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh kedelapan informan

diatas dapat disimpulkan jika orang tua memiliki peran tambahan selama

pembelajaran online berlangsung dimasa Covid-19 ini. Orang tua harus

menjalankan berbagai macam peran selain sebagai ibu rumah tangga, sebagai

ASN, sebagai pedagang, tetapi orang tua terutama ibu masih juga berperan

sebagai fasilitator, pendidik dalam mendampingi anak saat pembelajaran, mampu

83
berkomunikasi dengan anak sehingga anak mau mengikuti pembelajaran online

walaupun banyak hambatan yang dihadapi. Ada empat peran komunikasi orang

tua saat pembelajaran online yaitu sebagai pendidik, sebagai fasilitator, sebagai

pemberi motivasi, dan sebagai pemberi pengaruh. Selama anak menjalani

pembelajaran online kedelapan informan menjalankan peran pertama sebagai

pendidik, yang mana informan ikut menjelaskan apa yang tidak dimengerti oleh

anak, membimbing, mengawasi anak selama belajar karena menurut informan

jika tidak dibimbing mereka akan kesulitan menyerap ilmu pengetahuan yang

diberikan dari para guru. Mereka juga berpendapat jika belajar online

menjadikan anak-anak menjadi kurang pengetahuan, kurang sosialisasi dan lebih

banyak menghabiskan waktu untuk bermain hp. Peran kedua sebagai pemberi

fasilitas dimana orang tua menyediakan fasilitas untuk pembelajaran online yang

mana mereka harus memenuhi kebutuhan anak untuk melaksanakan

pembelajaran online seperti pengadaan ponsel yang dapat mengakses

pembelajaran dan juga penambahan pembelian kuota internet untuk ponsel

tersebut dalam mengakses internet. Peran ketiga adalah sebagai motivator, yang

mana mereka selalu berusaha untuk memotivasi anak-anak mereka agar tidak

malas untuk mengikuti pembelajaran online, tetap semangat sehingga tujuan

pembelajaran online tercapai dengan baik. Orang tua juga sebagai pemberi

pengaruh atau pengarah, yang mana kedelapan informan selalu berusaha

mengarahkan anak-anak selama belajar online. Anak-anak akan diarahkan dalam

dalam mengikuti pembeajaran online, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

bagi anak apalagi yang sulit dikerjakan dan mengarahkan anak untuk pintar

84
dalam mengakses internet sesuai dengan kebutuhan pembelajaran agar anak tidak

memanfaatkan ponsel untuk main game atau menonton youtube yang tidak

mendukung pembelajaran.

Lynas Waun peneliti dari University of Arizona menjelaskan bahwa

ketika orang tua sedang berkomunikasi dengan anak mereka maka orang tua

diharuskan untuk memahami beberapa hal seperti:

a. Selalu menatap mata anaknya

b. Memberi pertanyaan yang mampu dipahami oleh anak

c. Memberikan perhatian kepada anak

d. Ketika berbicara gunakan bahasa yang lembut dan tetap tenang, dan

e. Melindungi dan memperhatikan bagaimana perasaan anak. Dengan

memperhatikan beberapa hal tersebut anak akan merasa nyaman saat bersama

dengan orang tua mereka. Anak juga akan lebih mudah mengkomunikasikan apa

yang ada di hati dan pikirannya. Anak juga akan menjadi anak yang mudah

diatur dan diarahkan. Dalam penelitian ini, peneliti masih melihat orang tua yang

harus marah-marah dengan anak untuk mengikuti pembelajaran online dan

terkadang anak lari karena tidak mau belajar. Anak tidak mempercayai orang tua

untuk menyampaikan pelajaran yang disampaikan oleh para guru karena anak

menganggap orang tua tidak bisa mengajarkan mereka seperti para guru,

terkadang anak juga melihat karena orang tuanya hanya sebagai ibu rumah

tangga tidak akan mengerti pelajaran yang diberikan para guru. Hal ini

menyebabkan komunikasi tidak berjalan dengan baik. Karena anak tidak percaya

sepenuhnya maka anak tidak akan menyampaikan kesulitannya kepada orang

85
tuanya. Orang tua juga tidak bisa sepenuhnya memperhatikan anak saat online

karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan. Situasi dan kondisi yang

tidak memungkinkan anak untuk bisa belajar dengan tenang seperti tempat

belajar yang kurang nyaman, di rumah banyak anak-anak yang ribut sehingga

tidak bisa belajar dengan baik

2. Hambatan dan Keuntungan dalam komunikas pembelajaran online


dimasa covid-19
Hambatan dalam masa pembelajaran online dirasakan oleh anak-anak dan

orang tua. Hambatan-hambatan ini jika terus dibiarkan tanpa adanya penanganan

yang baik maka tujuan pembelajaran online pasti tidak tercapai. Berdasarkan

pernyataan-pernyataan yang diberikan informan di atas, maka dapat disimpulkan

jika komunikasi orang tua dan anak selama pembelajaran online masih kurang

baik. Terkadang anak lebih fokus untuk bermain dengan hp daripada belajar

ataupun mendengarkan perintah dari orang tua mereka. Ketidakpercayaan anak

kepada orang tua juga menjadi hambatan karena siswa mengharapkan semua

pelajaran dan penjelasan harus dari guru. Siswa menganggap orang tua tidak

memahami pelajaran yang disampaikan oleh para guru, hal ini yang

menyebabkan orang tua harus bekerja lebih keras lagi dalam memberikan

pengertian dan pemahaman agar anak tidak larut dengan keadaan. Selain itu

dapat diambil kesimpulan juga bahwa terdapat berbagai hambatan yang

dirasakan oleh para orang tua dalam membimbing anak selama pembelajaran

online seperti Internet yang tidak stabil, paket internet yang digunakan anak

untuk online, pembagian waktu antara melakukan pekerjaan dan membimbing

anak belajar online, banyak dan sulitnya tugas yang diberikan, dan kurangnya

86
kemampuan orang tua dalam memahami materi-materi pelajaran yang diberikan

oleh guru sehingga mereka kesulitan untuk membantu anak ketika anak

mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Hambatan-

hambatan tersebut dijelaskan oleh (Alsi Rizka, 2017) sebagai faktor-faktor yang

mempengaruhi orang tua dalam membimbing anak belajar yaitu:

1. Latar Belakang Pendidikan Orang tua, orang tua yang memiliki pendidikan

tinggi akan memiliki ilmu pengetahuan, pengalaman, dan pandangan yang

lebih luas dari orang tua yang memiliki pendidikan rendah atau tidak sama

sekali. Maka dari itu orang tua tersebut akan lebih bijaksana dalam

menanggapi segala permasalahan yang ada.

2. Tingkat Ekonomi Orang tua, meski tidak merata untuk semua orang tua.

Namun, biasanya anak akan memperoleh pendidikan dan bimbingan belajar

yang lebih banyak jika orang tuanya memiliki tingkat ekonomi yang

tergolong mapan.

3. Pekerjaan Orang tua, setiap orang tua dapat membagi waktu mereka dengan

baik sesuai dengan jenis pekerjaan yang berbeda-beda pada setiap orang tua.

4. Waktu, bagus tidaknya anak dalam menggapai prestasinya ketika di sekolah

sangat berpengaruh untuk dirinya di masa yang akan datang, maka dari itu

orang tua harus senantiasa menyisihkan waktu mereka untuk melakukan

pendampingan pada anak.

5. Jumlah Anggota Keluarga, anggota keluarga yang berjumlah tidak sedikit

pada suatu rumah akan menciptakan keadaan rumah yang gaduh sehingga

87
membuat anak akan menjadi kesusahan untuk berkonsentrasi ketika sedang

mempelajari pelajaran-pelajarannya.

Hasil penelitian mengenai hambatan orang tua dalam membimbing anak

melakukan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini selaras dengan hasil

penelitian Anita Wardani (2020) dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis

Kendala Orang Tua dalam Mendampingi Anak Belajar di Rumah Pada Masa

Pandemi Covid-19”. Anita menyimpulkan jika hambatan-hambatan yang

dirasakan orang tua ketika melakukan pendampingan anak saat belajar di rumah

pada masa pandemi Covid-19 adalah kurangnya pemahaman orang tua terhadap

materi yang ada, orang tua kesulitan dalam menumbuhkan minat anak untuk

belajar, orang tua sibuk dengan pekerjaannya sehingga sulit memilki waktu

luang untuk memberikan pendampingan saat anak belajar, orang tua merasa

kesulitan untuk menggunakan gadget, dan terdapat hambatan yang berhubungan

dengan jangkauan pelayanan internet yang tersedia

Keuntungan dalam pembelajaran online dimasa covid-19 dalam penelitian ini

hampir tidak dirasakan oleh anak maupun orang tua. Dari 8 informan semua

mengatakan bahwa keuntungan hanya anak di rumah bisa diawasi dalam bermain.

88
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini, maka

peneliti menyimpulkan bahwa:

1. Peran orang tua dalam membimbing anak selama pembelajaran online

menjadi bertambah. Selain menjadi orang tua dirumah mereka juga harus

menjadi pendidik, pemberi fasilitas, pemberi motivasi belajar online, dan

pemberian pengaruh atau arahan selama pembelajaran online di rumah.

2. Komunikasi antara anak dan orang tua saat pembelajaran online cukup baik

tetapi karena sebagian besar anak tidak mendengar orang tua, terkadang

melawan sehingga orang tua cenderung marah, anak kurang percaya kepada

orang tua dalam menyampaikan materi pelajaran karena anak hanya

89
mempercayai para guru di sekolah, anak juga tidak sepenuhnya

menyampaikan kesulitan yang dialami kepada orang tua saat ada

pembelajaran online.

3. Banyak hambatan yang dialami orang tua dalam membimbing anak belajar

online seperti jaringn terkadang tidak bagus, harus selalu ada pulsa data,

tidak bisa mendampingi anak online secara terus menerus karena kesibukan

ibu sebagai Ibu Rumah Tangga, sebagai ASN, sebagai pedagang, sebagai

pekerja swasta. Materi tugas yang diberikan banyak sehingga anak merasa

bosan dan jenuh dengan kondiei tersebut. Ada beberapa pelajaran tidak

dimengerti oleh orang tua sehingga kesulitan menjelaskan kembali kepada

anak-anak mereka. Anak tidak bisa konsentrasi mengikuti pembelajaran

online

4. Keuntungan dalam pembelajaran online hampir tidak ada, hanya anak-anak

bisa diawasi di rumah dalam bermain

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka peneliti memberikan

saran yang mungkin dapat dijadikan masukan dan perbaikan kepada pihak

yang terkait, adapun saran – saran dalam penelitian ini antara lain:

5.2.1 Saran Akademis

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan meneliti secara mendalam maupun

luas terkait Peran komunikasi orang tua dalam pembelajaran online dengan

menggunakan metode yang berbeda ataupun teori yang berbeda agar dapat

90
mengembangkan penelitian sejenis dan juga pemilihan informan yang lebih

bervariatif.

5.2.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka peneliti mengharapkan

komunikasi orang tua dengan anak saat pembelajaran online diperbaiki

sehingga terjalin komunikasi yang harmonis dan tujuan pembelajaran online

tercapai

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Agus Rahman. 2013, Psikologi Sosial. Jakarta :PT Raja Grafindo
Persada
Ahmadi, Abu.. 1982, Psikologi Sosial. Surabaya: PT. Bina Ilmu Soerjono.
AW, Suranto. 2017, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Graha Ilmu
Basir, St.Khadijah, 2021, Peran Orang Tua Dalam Proses Belajar Anak Di
Rumah Pada Era Pandemi Covid-19 :Universitas Muhamadiyah
Makasar
Balson, Maurice, M Arifin, 1993(penerjemah), Bagaimana Menjadi Orang
Tua yang Baik, Jakarta: Bumi Aksara
Bernard, Raho, 2015, Teori Sosiologi Modern ,Jakarta: Prestasi Pusaka
Budyatna, Muhammad, 2016, Ilmu Komunikasi, Jakarta: Kharisma Putra Utama
Cangara, Hafied, 1998, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Dajan, Anto, 1986, Pengantar Metode Statistik II: Penerbit LP3ES, Jakarta

91
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Balai Pustaka, Jakarta
Effendy, Onong Uchjana. 2017. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Gordon, Thomas. 1994,. Menjadi orangtua efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Hafiel Canggara, 2014, Pengantar Ilmu Komunikas, Jakarta, Raja wali
Hidayat, Dasrun. 2018, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, Yogyakarta:
Graha Ilmu
Liliweri, Alo, 1997. Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Citra Aditya Bakti
Miles, M.B, Huberman, A.M, & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis, A
Methods Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications. Terjemahan
Tjetjep Rohindi Rohidi, UI-Press
Mulyana, Deddy. 2015, Ilmu Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy J.. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nabela, Uli. 2021. Peran Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Pada
Pembelajaran Jarak Jauh Di Kelas II Sekolah Dasar Negeri 211/IX Mendalo
Darat: FKIP Universitas Jambi
Purwanto, Ngalim. 2009, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis: PT Remaja
Rosdakarya, Bandung
Perantika, Roliza. 2021 , Peran Orang Tua Dalam Belajar Daring Siswa
MIN 1 Kepahiang Pada Masa Pandemi Covid-19. Program Studi
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah: Fakultas Tarbiyah dan Tadris
Rahardjo, Susilo & Gudnanto, 2011,. Pemahaman Individu Teknik Non
Tes.Kudus : Nora Media Enterprise
Suyomukti, Nurani. 2020, Pengantar Ilmu Komunikasi, Yogyakarta: Ar Ruzz
Media
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2015 Teori- Teori Psikologi Sosial, Jakarta:
Rajawali Pers

92
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2007, Teori-Teori Psikologi Social, Jakarta : PT,
Raja Grafindo Persada
Santrock, John W.2011. Perkembangan Anak Edisi 7 Jilid 2. (Terjemahan:
Sarah Genis B) Jakarta: Erlangga.
Sobur, Alex. 2003, Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Soekanto, Soerjono. 2017 Peranan Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru
Jakarta: Rajawali Pers
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Pendidikan. Jakarta: EGC.
Sugiyono. 2007, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Elfabeta.
Supranto. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Jilid 1.Jakarta: Penerbit
Erlangga. Edisi Keenam.

Supratiknya, A, 1995. Tinjauan Psikologi Komunikasi Antar Pribadi.


Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).
Susanto, Astrid S, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Bina
Cipta
Widjaja. (2010). Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat.
Jakarta: Bumi Aksara.
Fahrizal, S. http://repository.radenintan.ac.id/2535/5/BAB%2011%20TE
https://pusdatin.kemdikbud.go.id/pembelajaran-online-di-tengah-pandemi-
covid-19-tantangan-yang-mendewasakan/
https://id.educations.com/articles-and-advice/5-reasons-online-learning-is-
future-of-education-17146
https://www.kemenkopmk.go.id/tantangan-pendidikan-di-masa-pandemi-
semua-orang-harus-jadi-guru

93

Anda mungkin juga menyukai