Dosen Pengampu:
Vivi Irzalinda M.Si
Gian Fitria Anggraini S.Psi., M.Pd.
Disusun oleh:
KELOMPOK 2
Efrita Dwi Sharentinie 1813054017
Miftahul Nurjannah 1853054006
Miranti Wiwid Armaningtias 1813054043
Olivia Pratiwi 1813054007
Putri Ayu Kusuma Wati 1813054021
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi atau communication sendiri berasal dari Bahasa Latin communis
yang berarti ‘sama’. Communico, communication atau communicare yang
berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komunikasi
dapat terjadi apabila ada kesamaan persepsi antara penyampai pesan dengan
yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada
kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya
(communication depends on our ability to understand one another).
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses membuat orang lain
paham dengan apa yang kita sampaikan, baik penyampaian secara lisan
maupun non lisan.
Komunikasi dalam Pendidikan Anak Usia Dini
Komunikasi dalam PAUD sangat diperlukan. Mengingat PAUD adalah
pendidikan yang diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan
usia enam (0 - 6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut (UU Sidiknas No. 20 Tahun 2003)
2
lingkungannya, dalam pembelajaran anak akan selalu berkomunikasi
dengan guru, dengan menyampaikan informasi dan pesan sehingga ada
umpan balik antara pendidik dan peserta didik.
2. Sebagai Motivasi
Komunikasi memberikan perkembangan dalam memotivasi dengan
memberikan penjelasan dalam hal-hal kehidupan kita.
Contoh ketika seorang guru yang telah membuat tugas-tugasnya hingga
selesai, namun tiba-tiba data tugas tersebut hilang begitu saja karena
terinfeksi virus, guru lain memberikan penjelasan terhadap hikmah yang
di dapat. Mungkin saja dengan ia membuat kembali tugas yang telah
hilang dapat menambah kompetensi dirinya dalam hal mengerjakan tugas
yang sama.
3
4. Sebagai Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dari setiap individu
dan kelompok dalam mengambil keputusan dengan meneruskan data guna
mengenai dan menilai pemilihan alternatif.
Contoh ketika kepala sekolah dan guru sedang mendiskusikan tempat
tujuan wisata yang akan dituju dalam rangka kegiatan karya wisata
sekolah, guru satu dan yang lainnya memberikan penjelasan kelebihan
dan kekurangan tujuan wisata tersebut, sehingga kepala sekolah dapat
memberikan keputusan alternatif dalam hal tersebut.
4
Menurut Berger dalam Graham-Clay, komunikasi dapat melibatkan satu atau
dua arah pertukaran informasi. Komunikasi satu arah terjadi saat guru
memberikan informasi kepada orang tua tentang peristiwa, kegiatan, atau
kemajuan yang dicapai anak melalui berbagai sumber seperti rapot, buku
penghubung, maupun website sekolah. Disebut komunikasi dua arah jika
terjadi dialog interaktif antara guru dan orang tua. Misalnya, percakapan
lewat telepon, home visit, pertemuan orang tua dan guru, serta aktivitas
sekolah yang mengharuskan kehadiran orang tua lainnya. Dialog yang efektif
antara guru dan orang tua akan menumbuhkan kepercayaan, mutualitas, dan
penghargaan diantara keduanya. Seorang guru harus mampu menggabungkan
kedua cara komunikasi ini dalam memberikan informasi kepada orang tua.
Komunikasi pertama anak usia dini adalah ucapan seorang anak setelah
mampu bicara dengan orang lain. Kata-kata pertama merupakan cara seorang
anak untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, biasanya dianggap
sebagai proses perkembangan bahasa yang dipengaruhi oleh kematangan
kecerdasan. Kematangan kecerdasan tersebut biasanya ditandai dengan
kemampuan anak usia dini untuk menyusun kata dalam berbicara.
Kemampuan ini akan terus berkembang jika anak usia dini sering
berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. Perkembangan kalimat
pada anak usia lima tahun pertama:
1. Tahap Awal Bahasa di Usia 0 - 1 tahun, ditandai dengan kemampuan bayi
untuk mengoceh sebagai cara berkomunikasi dengan ibu dan ayahnya.
Bayi mampu memberikan respons atau tanggapan yang berbeda-beda
terhadap perangsangan yang diberikan oleh orang di sekelilingnya.
Contoh, bayi akan tersenyum kepada orang yang dianggapnya ramah.
Sebaliknya, dia akan menangis dan menjerit kepada orang yang dianggap
tidak ramah atau ditakutinya.
5
a. Bicara satu kata, yaitu kemampuan anak membuat kalimat yang terdiri
dari satu kata.
b. Bicara dua kata, yaitu kemampuan anak membuat kalimat
menggunakan dua kata sebagai ungkapan komunikasi dengan orang
lain. Contoh, “Kakak jatuh.”; “Lihat gambar.”
c. Bicara lebih dari dua kata, yaitu kemampuan anak membuat kalimat
secara lengkap lagi. Umpama, ”Saya minum susu.”
6
KESIMPULAN
Komunikasi yang terjalin antara ibu dan ayah dengan anak sering kali tidak
berjalan selaras. Padahal, ketidakselarasan komunikasi ini selanjutnya dapat
berdampak pada perilaku anak di masyarakat. Anak bisa mencari pelarian yang
salah di luar rumah (lingkungan) karena anak merasa ibu dan ayahnya tidak dapat
mengerti permasalahan yang dihadapinya. Komunikasi juga harus terjalin dengan
baik antara guru dengan anak didik. Pendidik harus menggunakan kata yang
lemah lembut dan tidak membuat anak takut dalam melakukan komunikasi. Maka
dari itu, fungsi komunikasi sangat penting seperti dapat mengendalikan perilaku
anak agar tidak menyimpang, sebagai motivasi mereka pada saat anak dalam
situasi yang tidak baik maupun baik, sebagai pengungkapan emosional anak
ketika mereka sedang kesal, marah, kecewa, senang, maupun sedih. Fungsi
komunikasi juga sebagai sumber informasi dalam menyemapaikan sesuatu dari
anak ke orang tua begitupun sebaliknya dari orang tua ke anak. Oleh karena itu
juga, komunikasi berperan penting dalam segala hal terutama pada anak untuk
orang tua, teman, maupun lingkungan sekitarnya.
7
DAFTAR PUSTAKA