Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK DALAM

MEMBENTUK PERILAKU POSITIF ANAK


PADA MURID KELAS IV SD NEGERI 205/IV JAMBI

Oleh:
Imam Bukhori
NIM : 030307857

ILMU ADMINISTRASI NEGARA/ADMINISTRASI PUBLIK


FHISIP – UNIVERSITAS TERBUKA
2020
ABSTRAK

Imam Bukhori, 030307857. “Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak Dalam Membentuk
Perilaku Positif Anak Pada Murid Kelas IV SD Negeri 205/IV Jambi”. Skripsi Jurusan/Program
Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka, 2020.

Komunikasi Interpersonal merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan antara


dua orang atau sekelompok kecil orang, yang terjadi secara langsung dengan berbagai efek dan
umpan balik. Komunikasi interpersonal yang dimaksud dalam skripsi ini adalah komunikasi yang
terjadi antara orang tua dan anak yang mana komunikasi jenis ini terjadi secara tatap muka dan
bersifat antar pribadi dalam hal orang tua membentuk perilaku positif pada anak.

Masalah penelitian yang penulis kemukakan adalah bagaimana proses komunikasi


interpesonal orangtua dalam membentuk perilaku positif pada anak. Jenis penelitian ini adalah
penelitian yang menggunakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan atau
menjabarkan obyek yang diteliti berdasarkan data, data-data yang disajikan menggunakan data
melalui waewancara, buku-buku dan internet, kemudian teknik analisis data yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan model interaktif dari Mathew B. Miles dan
Michael Huberman.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa proses komunikasi antara orang tua dan
anak dalam menanamkan perilaku positif berlangsung secara tatap muka dan berjalan dua arah
artinya ketika orang tua mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi nilai-nilai positif yang akan
mempengaruhi perilaku anak ke arah yang positif, dalam menanamkan perilaku positif ada hal-
hal yang dapat mendukung orang tua untuk memudahkannya dalam menyampaikan pesan-pesan
tentang nilai-nilai positif tersebut.

Kata Kunci: Komunikasi interpersonal, Perilaku positif


A. Pendahuluan

Komunikasi merupakan suatu yang tidak dapat dihindarkan dari segala aspek kehidupan.
Sebagai mahkluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orang lain, kita selalu berkomunikasi,
baik untuk menyampaikan pesan maupun menarima pesan dari orang lain. Maka dari itu,
sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa terlepas dari komunikasi karena dengan
berkomunikasi dapat membantu manusia dalam berbagai hal seperti menyampaikan informasi
atau pengetahuan, bentuk interaksi dengan orang lain, menjalin hubungan yang baik dengan
orang lain, dan lain sebagainya. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada


orang lain. Komunikasi interpersonal terjadi dimana saja, kapan saja dan kepada siapa saja,
dapat berlangsung antara suami istri, orang tua dan anak, atau antara dua orang dalam suatu
pertemuan. Komunikasi intens antara orang tua dan anak tentu saja sangat membantu
keefektifan hubungan spikologis antara orang tua dan anak. Pribadi manusia itu mudah dan
dapat dipengaruhi oleh sesuatu, karena itu ada usaha mendidik pribadi, membentuk pribadi,
membentuk watak atau mendidik watak anak. Yang artinya adalah berusaha untuk
memperbaiki kehidupan anak yang nampak kurang baik, sehingga menjadi baik. Misalnya
anak yang semula malas, dapat diubah menjadi rajin, anak yang semula senang mengganggu
orang lain, dinasehati agar tidak lagi berbuat demikian dan tutur bahasa yang digunakan anak
dalam lingkungan juga harus dididik dengan baik karena itu akan mencerminkan kepribadian
anak tersebut.

Keluarga sangat berperan penting terhadap pembentukan kepribadian anak, karena sejak
kecil anak hidup, tumbuh dan berkembang di dalam keluarga. Banyak orang tua yang tidak
memperhatikan perkembangan anak-anaknya. Orang tua sibuk dengan aktifitasnya sedangkan
anak sibuk dengan teman dan permainannya. Oleh karena itu, banyak disuatu keluarga yang
tidak saling berkomunikasi antara satu sama lain, dan orang tua tidak mengetahui
perkembangan anak-anaknya dan masalah apa yang dihadapi anak. Cenderung anak-anak
yang tidak diperhatikan orang tuanya dan berkembang dengan lingkungan keluarga yang tidak
harmonis memiliki pribadi yang tidak baik atau negatif.

Semua orangtua ingin memiliki anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
keinginan mereka dan tumbuh menjadi pribadi yang sehat, bahagia, dan matang secara sosial
tetapi mereka sering tidak yakin bagaimana membantu anak mereka untuk mencapai tujuan
itu. Salah satu yang dirasakan oleh para orang tua adalah karena mereka menerima pesan-
pesan yang saling bertentangan bagaimana mereka mengatur anak. Banyak orang tua
mempelajari tradisi pengasuhan anak dari orang tua mereka. Padahal, budaya dan nilai-nilai
masyarakat yang berlaku saat ini sudah mengalami perubahan. Akibatnya, tidak sedikit pula
orang tua yang merasa bingung tentang apa yang harus mereka lakukan dalam mengarahkan
perilaku anak yang diterima secara normatif dalam mengawasinya.

Lingkungan di luar keluarga akan turut andil dalam pembentukan perilaku anak. Anak-
anak mudah sekali untuk mengadopsi dan meniru apa saja yang mereka lihat dan mereka
dengar. Perhatian mereka terhadap hal-hal yang ada disekelilingnya banyak dipengaruhi oleh
nilai-nilai yang mereka anut.

B. Rumusan Masalah
yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Bagaimana proses komunikasi interpersonal orang tua dalam membentuk perilaku positif
pada anak?

C. Kajian Pustaka
1. Pengertian komunikasi
Menurut Onong U. Effendy (dalam jurnal Henny Novita Rumono, 2014)
“Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahukan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara
langsung maupun tidak langsung.”
Sedangkan Menurut Rogers & Kincaid (dalam jurnal Henny Novita Rumono,
2014) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada
gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa komunikasi adalah
suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan.
Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan, tindakan
tersebut lazim terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan suatu ide
atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem syaraf.
Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Bentuk pesannya bisa berupa pesan-pesan verbal atau
nonverbal. Disamping membentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan
yang disampaikan orang lain. Pesan yang diterima ini, kemudian diolah melalui sistm
syaraf dan di interpretasikan. Setelah di interpretasikan, pesan tersebut dapat
menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut.
2. Pengertian komunikasi interpersonal

Menurut Agus M. Hardjana (dalam Lesti Gustanti 2017:17) komunikasi


interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim
dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan
menanggapi secara langsung pula.

Menurut Deddy Mulyana (dalam Lesti Gustanti 2017:17) komunikasi interpersonal


adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik secara verbal maupun
nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang seperti
suami istri, dua sahabat, guru dan murid, orang tua dan anak, dan sebagainya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal


adalah komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain. Komunikasi
interpersonal terjadi dimana saja, kapan saja dan kepada siapa saja, dapat berlangsung
antara suami istri, orang tua dan anak, atau antara dua orang dalam suatu pertemuan.
Komunikasi intens antara orang tua dan anak tentu saja sangat membantu keefektifan
hubungan psikologis antara orang tua dan anak.

Komunikasi interpersonal pada dasarnya merupakan suatu bentuk dari komunikasi


pribadi. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara bertatap
muka, yang memungkinkan setiap pesertanya memahami reaksi orang lain secara
langsung. Komunikasi interpersonal sangat potensial untuk menjalankan fungsi
instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita
dapat menggunakan kalima alat indra kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang
kita komunikasikan. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna,
komunikasi antar pribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih
mempunyai emosi.
Proses komunikasi ialah langkah-langkah yang menggambarkan terjadinya
kegiatan komunikasi.memang dalam kenyataannya, kita tidak pernah berpikir terlalu
detail mengenai proses komunikasi. Hal ini disebabkan, kegiatan komunikasi sudah
terjadi secara rutin dalam hidup sehari-hari, sehingga kita tidak lagi merasa perlu
menyusun langkah-langkah tertentu secara sengaja ketika akan berkomunikasi.
3. Perilaku positif
Perilaku positif adalah perilaku yang cenderung memberikan manfaat bagi diri
sendiri maupun orang lain. Perilaku positif ini banyak disukai oleh orang, karena sejatinya
setiap tindakan dari perilaku positif dapat membawa kesuksesan apa bila dilakukan secara
konstan dan terus menerus. Seseorang yang berperilaku positif tentu saja memberikan
manfaat bagi dirinya akan tetapi untuk berperilaku positif membutuhkan tenaga lebih
dalam artinya keajegan juga keberanian sebab orang yang berperilaku positif ada juga
yang tak menyenanginya bahkan dianggap mengganggu bagi orang lain.

D. Pembahasan
Bentuk Komunikasi Interpesonal Orang Tua
Bentuk komunikasi interpersonal orang tua untuk membentuk perilaku positif yang telah
di paparkan di atas adalah komunikasi antar pribadi yang melibatkan komunikasi antara orang
tua dan anak. Sebagai komunikator, orang tua sering memberikan pesan-pesan dan informasi
yang dapat mengubah sikap dan perilaku anknya. Komunikasi antar pribadi yang terjadi di
anggap paling ampuh dalam mengubah sikap dan perilaku. Komunikasi antar pribadi
sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya
saling mempengaruhi.
Orangtua melakukan komunikasi antar pribadi dengan anaknya secara efektif akan dapat
membentuk perilaku anaknya dalam hal ini mengarah pada perilaku positif. Kehidupan pada
masa anak dengan berbagai pengaruhnya adalah masa kehidupan yang sangat penting
khususnya berkaitan dengan diterimanya stimulasi dan perlakuan dari lingkungan hidupnya.
Kehidupan pada masa anak ini harus di anggap sebagai periode sensitif dimana kualitas
perangsangan harus diatur sebaik-baiknya, tentu orang tuanya yang paling bertanggung jawab
untuk mengembangkan kepribadian anak menjadi dewasa dan matang sehingga dapat
terintegrasi dengan baik. Dengan bentuk-bentuk komunikasi yang dilakukan orang tua, akan
terhubung dengan perilaku positif anak, dengan begitu perilaku positif anak akan tercipta.

Bentuk Perilaku Positif Anak


Perilaku positif merupakan cerminan dari kepribadian yang positif. Kepribaadian positif
pada seorang anak dapat dilihat dari aktualisasi diri berupa perilaku mandiri, percaya diri,
terbuka, kreatif, dan bertanggung jawab. Pertama yang akan dibahas adalah perilaku mandiri.
Perilaku mandiri adalah perilaku anak yang mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/
masalah. Orang yang memiliki kemandirian rendah biasanya memiliki ciri khusus antara lain
mencari bantuan, mencari perhatian, mencari pengarahan, dan mencari dukungan pada orang
lain. Dalam khasus ini anak sudah bisa berperilaku mandiri. Mereka sudah bisa melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan mereka sehari-hari dengan kemampuan sendiri.
misalnya saja seperti menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah, mengerjakan tugas dari
sekolah atau ketika menghadapi pertentangan dengan teman sebayanya, atau bahkan sudah
dapat membantu pekerjaan orang tua di rumah. mereka mampu melakukan itu sendiri
walaupun dengan pengawasan orang tua.
Yang kedua adalah perilaku terbuka. Perilaku terbuka yaitu perilaku anak
mengungkapkan isi hatinya dan pendapatnya, dan senang berbicara.dalam khasus ini anak
sudah dapat berperilaku terbuka karena sudah dapat mengungkapkan apa yang dirasakan
melalui komunikasinya dengan orang tuanya baik itu tentang sekolahnya, teman sebayanya,
atau masalah-masalah yang dialaminya.
Berikutnya adalah perilaku disiplin yaitu sikap mental anak untuk melakukan hal-hal
yang seharusnya pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu. Dalam khasus ini,
anak belum terlalu mampu untuk mematuhi semua peraturan yang ditetapkan oleh orang tua
mereka untuk mereka menjadi disiplin. Pesan-pesan orangtua yang berupa peraturan tersebut
masih sering kali di langgar dan di abaikan. Oleh karena itu orang tua harus senantiasa
membantu dan membimbing anaknya agar lebih mengerti arti dari peraturan-peraturan yang
ditetapkan tersebut.
Kreatif yaitu tindakan rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, memiliki imajinasi
yang tinggi, tidak takut salah, dan senang akan hal-hal baru. anak-anak pada dasarnya kreatif,
kreatif yang di maksudkan adalah bentuk tindakan yang asli, naif, dan spontan sebagai mana
yang sering dijumpai pada anak-anak yang polos dan jujur. Kegiatan yang diberikan oleh
orang tua yang dapat mengasah kreatifitas bisa jadi adalah kunci dari kreatifitas ini. Orang tua
dalam khasus ini menganggap bahwa media hiburan seperti televisi, playstation tidak cukup
membuat anak mereka memiliki imajinasi dan mampu berkembang mengikuti perubahan
zaman. Sehingga orang tua memperhatikan apa yang mnjadi bakat dari anak tersebut, dan
mengajak anak mereka untuk mengembangkan kreatifitasnya.
Percaya diri yaitu perasaan anak teguh pada pendirian, kreatif dan ambisi dalam mencapai
cita-cita/ tujuan. Percaya diri sudah dapat ditanamkan pada anak-anak karena mereka sudah
mulai bisa untuk menghadapi lingkungannya. Dibuktikan dengan tindakan anak yang malu-
malu dan suka mengikuti kegiatan-kegiatan yang membutuhkan kepercayaan diri, seperti
lomba, ataupun kegiatan di sekolah.
Perilaku bertanggung jawab yaitu melaksanakan tugas-tugasnya dan kewajibannya
dengan sungguh-sungguh, berani mengakui kesalahan. Orang yang bertanggung jawab akan
melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia
berani mengakuinya. Bahkan kalau ia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan
menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendiri yang bertanggung jawab atas
apapun yang dialaminya. Bila dikaitkan dengan khasus ini anak-anak sudah menyadari betapa
pentingya sikap bertanggung jawab, baik tanggung jawab sebagai murid di sekolah dan
sebagai anak dirumah. Orang tua telah menetapkan tugas-tugas yang semestinya dan pantas
dilakukan oleh anak seusia mereka sudah bisa melakukan itu dengan baik. Anak usia sekolah
seperti ini perlu banyak diajak berkomunikasi dan diarahkan mengenai tanggung jawab sejak
dini.

E. Penutup
1. Simpulan
a. Proses komunikasi antara orang tua dan anak dalam menanamkan perilaku positif
berlangsung secara tatap muka dan berjalan dua arah artinya ketika orang tua
mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi nilai-nilai positif yang akan
mempengaruhi perilaku anak ke arah yang positif pula, komunikasi berjalan dengan
adanya interaksi diantara orang tua dan anak.
b. Dalam menanamkan perilaku positif ada hal-hal yang dapat mendukung orang tua untuk
dapat memudahkan dalam menyampaikan pesan-pesan tentang nilai positif tersebut.
c. Dalam penelitian yang dilakukan pada anak kelas IV SD Negeri 205/IV Jambi peran
komunikasi antar pribadi orang tua terhadap anak sangat berperan. Komunikasi yang
senantiasa dilakukan orang tua baik itu verbal dan nonverbal dapat membuat anak untuk
berperilaku positif terutama perilaku mandiri, percaya diri, dan keterbukaan.

2. Saran
a. Peran komunikasi orang tua terhadap anak-anaknya dalam rangka menanamkan perilaku
positif pada anak kelas IV SD Negeri 205/IV Jambi memang sudah cukup berperan
terutama dalam menanamkan kemandirian, percaya diri, dan keterbukaan tidak terlepas
dari berbagai faktor yang dapat memudahkan itu semua, karena untuk dapat lebih bisa
menanamkan nilai-nilai positif yang lain yang belum bisa terlalu maksimal dilakukan,
diharapkan orang tua dapat memberikan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat untuk
mengasah kreativitas anak dan membimbing anak melakukan tugas-tugasnya di rumah
agar dapat bertanggung jawab sejak kecil, seperti memahami, dan mengerti bakat
kreatifitas anak dan sebaiknya bisa memfasilitasi hal yang mendukung kreatifitas
tersebut agar dapat berjalan dengan lancar.
b. Bagi para ayah, sebaiknya mengetahui perannya dalam menanamkan perilaku positif
pada anak. Peran ayah sangatlah besar dalam hal ini. Peran ayah tidak hanya mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga tetapi juga harus berpartisipasi dalam
menasehati dan mendidik anaknya, harus lebih banyak meluangkan waktunya untuk
bercengkrama dan berkomunikasi dengan anaknya agar porsi kedua orang tua dalam
mendidik dan mengasuh anak sama besarnya. Dengan bercengkrama saat mengajak
makan malam ataupun sedang bersantai di ruang keluarga merupakan saat yang paling
tepat dan salah satu contoh agar komunikasi ayah dan anak dapat tercipta.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.radenintan.ac.id/855/1/SKRIPSI_LESTI.pd

http://media.neliti.com/media/publications/198903-hubungan-intensitas-komunikasi-orangtua.pdf

file:///c:/users/My%20windows/donloads/40424-116116-1PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai