Anda di halaman 1dari 14

PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN

ANAK TERHADAP PRESTASI ANAK

Dosen Pengampu:
Tessa Shasrini, B. Comm, M. Hrd

Oleh:
Annisa Riauny Wardana
NPM. 229110144

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU 2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Desmita hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai


hubungan antarpribadi yang dibangun dalam interkasi sosial antara pribadi
dengan pribadi lainnya. Menurut Howard Gardner dalam Syamsu Yusuf,
kecerdasan membangun hubungan interpersonal atau interpesonal intelegensi
merupakan kemampuan untuk mengamati dan merespon suasan hati,
temperamen dan motivasi orang lain (Erdiyanti, 2018). Hubungan
Interpersonal adalah hubungan yang teridiri dari dua orang atau lebih yang
saling tergantung satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang
konsisten. Tentu saja, hubungan tersebut akan memberikan pengaruh
terhadap satu dengan yang lainnya atau dapat dikatakan juga sebagai
habungan yang bersifat timbal balik. Dari berbagai definisi maka dapat
disimpulkan hubungan interpersonal adalah hubungan yang dibangun di dalam
interkasi sosial yang melibatkan pribadi satu dengan yang lainnya(Sukaesih,
2023).
Komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak dianggap sebagai
aspek kritis dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Interaksi ini bukan
hanya sekadar pertukaran kata-kata, melainkan fondasi dari hubungan yang
sehat dan positif di dalam keluarga (Komar, 2020). Terutama, pengaruh
komunikasi interpersonal orang tua dengan anak dianggap memiliki dampak
signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan anak, termasuk prestasi
akademis. Penting untuk diakui bahwa komunikasi interpersonal mencakup
sejumlah faktor, termasuk kualitas komunikasi, kejelasan pesan, empati, dan
tingkat keterbukaan. Studi-studi terdahulu menunjukkan bahwa anak-anak

2
yang terlibat dalam komunikasi positif dengan orang tua cenderung
menunjukkan tingkat prestasi akademis yang lebih tinggi (Lufipah dkk., 2022).
Dalam konteks ini, makalah tentang peran komunikasi interpersonal
orang tua dengan anak terhadap prestasi anak menjadi relevan dan bermakna.
Melalui pemahaman lebih lanjut tentang dinamika komunikasi dalam keluarga,
dapat ditemukan strategi dan praktik yang dapat meningkatkan interaksi positif,
yang pada gilirannya diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap
pencapaian akademis anak.
Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki secara sistematis bagaimana
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak memengaruhi prestasi
akademis anak. Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan
yang berharga bagi orang tua, pendidik, dan para profesional dalam
merancang intervensi yang mendukung perkembangan anak secara holistik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, makalah ini bertujuan


untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah terdapat hubungan signifikan antara tingkat komunikasi
interpersonal orang tua dengan anak dan prestasi akademis anak?
2. Bagaimana komponen-komponen utama dalam komunikasi
interpersonal, seperti keterbukaan, empati, dan kejelasan pesan,
berkontribusi terhadap pencapaian akademis anak?
3. Apakah faktor-faktor eksternal, seperti pengaruh lingkungan digital dan
tekanan sosial, memoderasi hubungan antara komunikasi interpersonal
orang tua dengan anak dan prestasi akademis anak?
4. Sejauh mana perbedaan dalam gaya komunikasi interpersonal orang
tua berpengaruh pada variabilitas prestasi anak?

3
5. Bagaimana peran gender dan usia anak dalam memoderasi dampak
komunikasi interpersonal orang tua terhadap pencapaian akademis?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk mencapai beberapa tujuan utama guna


mendapatkan wawasan yang lebih mendalam mengenai pengaruh komunikasi
interpersonal orang tua dengan anak terhadap prestasi anak. Adapun tujuan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Orang Tua
dan Prestasi Akademis Anak,
2. Meneliti Komponen-Komponen Kunci dalam Komunikasi Interpersonal,
3. Mempelajari Faktor-Faktor Eksternal yang Memoderasi Pengaruh,
4. Meneliti Perbedaan dalam Gaya Komunikasi Orang Tua,
5. Mengetahui Peran Gender dan Usia Anak.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Interpersonal

Deddy Mulyana (2016) mendefinisikan bahwa komunikasi interpersonal


sebagai komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap setiap reaksi secara langsung
baik verbal maupun non verbal. Selain itu, kualitas atau intimitas komunikasi
interpersonal atau antar pribadi ini ditentukan oleh peserta komunikasi
(Maulana dkk., 2020).

Gambar 1.1 Proses Komunikasi Interpersonal


Proses komunikasi ini berjalan sesuai dengan situasi dan kondisi dari
perserta. Dalam komunikasi interpersonal melibatkan dua orang dalam jarak
yang dekat (dyadic communication). Komunikasi interpersonal sangat erat
kaitannya dengan relasi yang terjalin antara komunikan dan komunikator.
Komunikasi mereka saling terlibat dalam suatu hubungan yang saling

5
menguntungkan dan saling ketergantungan serta menimbulkan kepuasan hati
pada kedua belah pihak (Wuwungan, 2016).

2.2 Komponen Utama Komunikasi Interpersonal

Terdapat beberapa komponen-komponen kunci dalam komunikasi


interpersonal yang menjadi landasan untuk komunikasi interpersonal yang
sehat (Puspitasari, 2012). Pertama, keterbukaan merujuk pada kemampuan
untuk membagikan pikiran, perasaan, dan informasi dengan jujur dan tanpa
rasa takut. Keterbukaan menciptakan dasar kepercayaan dan keintiman dalam
hubungan. Ketika individu merasa dapat berbagi secara terbuka, terbentuklah
ikatan emosional yang kuat. Kedua, empati yang melibatkan kemampuan
untuk memahami dan merasakan perasaan serta perspektif orang lain. Empati
membantu menciptakan pengertian yang mendalam antara individu.
Kemampuan untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain meningkatkan
kualitas komunikasi dan memperkuat hubungan. Ketiga, Kejelasan pesan
mengacu pada kemampuan untuk menyampaikan informasi atau pesan
dengan jelas dan mudah dipahami. Pesan yang jelas mengurangi risiko salah
paham dan meningkatkan efektivitas komunikasi. Kejelasan membantu
mencegah terjadinya konflik akibat interpretasi yang salah .
Keempat, Kontrol emosional yang melibatkan kemampuan untuk
mengelola dan mengekspresikan emosi secara sehat dan sesuai dengan
situasi. Kontrol emosional memungkinkan individu untuk berkomunikasi
dengan tenang dan rasional, mencegah eskalasi konflik, dan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk dialog. Kelima, Feedback yang konstruktif
adalah respon yang memberikan wawasan dan solusi, bukan hanya kritik atau
penilaian negatif. Feedback konstruktif memperkaya komunikasi dengan
memberikan arahan yang bermanfaat. Hal ini dapat membantu individu untuk
tumbuh dan mengembangkan hubungan yang lebih kuat (Puspitasari, 2012).

6
Komponen utama ini mengajukan bahwa penggabungan keterbukaan,
empati, kejelasan pesan, kontrol emosional, dan feedback yang konstruktif
menciptakan fondasi yang kokoh untuk komunikasi interpersonal yang sehat.
Penerapan komponen-komponen ini diharapkan dapat membentuk hubungan
yang kuat, memperkuat ikatan emosional, dan meningkatkan kualitas interaksi
antarindividu.

2.3 Tahapan Dalam Hubungan Komunikasi Interpersonal

Hubungan interpersonal melibatkan dan membentuk kedua belah pihak,


serta berlangsung melewati tiga tahap, yaitu pembentukan hubungan,
peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan (Azeharie, 2015).
1. Pembentukan hubungan interpersonal
Menurut Theodore Newcomb dan Dalmas A. Taylor dalam buku
Psikologi Komunikasi Karangan Jalaluddin Rakhmat menyebutkan bahwa
Tahapan ini juga disebut disebut sebagai tahapan perkenalan (acquaintance
process). Selain itu menurut Steve Duck dalam buku Psikologi Komunikasi
karangan Jalaluddin Rakhmat mengungkapkan bahwa pada proses
penyampaian dan penerimaan informasi dalam pembentukan hubungan.
Perkenalan adalah proses komunikasi di mana individu mengirimkan
(secara sadar) atau menyampaikan informasi tentang struktur dan isi
kepribadiannya kepada bakat sahabatnya, dengan menggunakan cara-cara
yang agak berbeda pada bermacam-macam tahap perkembangan
persahabatan. Ada beberapa hal yang menarik dari proses perkenalan. Fase
pertama ‘fase kontak yang permulaan’ (initial contact phase) ditandai ari usaha
kedua belah pihak untuk menangkap informasi dan reaksi dari informasi
tersebut.
2. Peneguhan Hubungan Interpersonal

7
Dalam hubungan Interpersonal tidak bersifat statis, tetapi selalu
berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal
memerlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan
(equilibrium), Ada empat faktor dalam memelihara keseimbangan tersebut,
yaitu : Keakraban, Kontrol, Respons yang tepat, dan nada emosional yang
tepat.
3. Pemutusan Hubungan Interpersonal
Menurut R. D. Nye dalam buku Psikologi Komunikasi karangan
Jalaluddin Rakhmat Menyebutkan bahwa ada lima sumber konflik yaitu :
Kompetisi, Dominasi, Kegagalan, Provokasi, dan perbedaan nilai (Novianto,
2020).

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Peranan Orang Tua dalam Pembentukan Karakter

Peranan seseorang sangat berpengaruh terhadap tingkah laku


manusia. Begitupun dengan anak beprestasi, peranan orang tua sangat
berpengaruh terhadap prestasi anak. Didalam keluarga orang tua mempunyai
tanggung jawab penuh atas perkembangan anak – anaknya, terutama dalam
pembentukan karakter dan minat belajar, ini berarti peran orang tua tidak dapat
diabaikan begitu saja, justru peran orang tua merupakan pendidik pertama bagi
anak untuk menuju keberhasilan atau tidak berhasilnya pendidikan anak.
Adapun setiap orang tua memiliki peran tertentu sesuai dengan
kedudukannya, ibu memegang peran penting dalam mendidik anak, yaitu
sumber dan pemberi rasa kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat
pencurah isi hati, pendidik dalam segi – segi emosional. Begitupun peran ayah
yaitu sebagai sumber kekuasaan dalam pendidikan, pemberi rasa aman
kepada seluruh anggota keluarga, pelindung terhadap ancaman dari luar, dan
pendidik dalam segi – segi rasional. Selain itu diantaranya orang tua juga
berperan sebagai :

Pendorong (Motivator)
Pendorong (motivator) merupakan bagian terpenting dalam memotivasi
seseorang ke arah yang lebih baik. Orang Tua senantiasa memberikan
dorongan terhadap minat belajar anak berprestasi untuk terus meningkatkan
minat belajar, dalam memberikan motivasinya, orang tua memiliki cara yang
berbeda-beda diantaranya ” motivasi secara lisan seperti ‘ayo belajar’ tetapi
tidak ada unsur paksaan kepada anak, namun dilakukan secara terus
menerus. Ataupun memberikan penghargaan baik lisan maupun barang,

9
namun perlahan penghargaan berupa barang dihilangkan, agar tidak menjadi
kebiasaan. Motivasi tidak hanya diberikan di lingkungan keluarga oleh orang
tua, akan tetapi motivasi diberikan di lingkungan sekolah, dalam hal ini wali
kelas ikut berperan memberikan dorongan (motivasi) kepada anak muridnya.

Pembimbing
Peran orang tua dalam pembentukan karakter anak memiliki potensi
yang sangat besar, bagi tumbuh kembang anak sejak usia dini, pendidikan
anak usia dini harus dilakukan secara menyeluruh, dimana stimulasi dini yang
diberikan keluarga terhadap anak dapat mempercepat perkembangannya.
Pendidikan karakter anak pada usia dini sejatinya dilakukan oleh lingkungan
keluarga sebagai upaya pembentukan karakter yang positif. Bimbingan
merupakan bagian terpenting dalam pembentukan karakter, bimbingan
diberikan kepada anak agar dengan potensi yang dimiliki mampu
dikembangkan secara optimal.

Hubungan dan komunikasi dalam konteks interpersonal memiliki peran


krusial dalam membentuk perilaku dan dinamika hubungan. Hubungan dan
komunikasi dalam konteks interpersonal memiliki peran krusial dalam
membentuk perilaku dan dinamika hubungan. Komunikasi, baik verbal maupun
non-verbal, memainkan peran utama dalam membentuk persepsi dan
pemahaman antarindividu dalam hubungan. Komunikasi yang terbuka, jelas,
dan empatik dapat memperkuat ikatan emosional. Perilaku komunikasi
memberikan efek positif apabila terjalin hubungan yang baik serta dapat
menguatkan ikatan emosional dan menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan bersama. Sebaliknya, komunikasi yang kurang jelas, kurang
empatik, atau penuh konflik dapat menghasilkan ketegangan dalam hubungan.
Konflik yang tidak terpecahkan atau komunikasi negatif dapat berdampak

10
buruk pada kestabilan hubungan dan kesejahteraan psikologis. Perilaku
komunikasi, seperti keakraban dan tingkat keterbukaan, dapat menjadi
indikator keberhasilan hubungan. Komunikasi yang mendalam dapat
meningkatkan saling pengertian dan meningkatkan kualitas hubungan.
Penerimaan dan dukungan dalam komunikasi dapat memainkan peran penting
dalam membangun kepercayaan dan keamanan dalam hubungan. Komunikasi
yang positif dan mendukung dapat membantu mengatasi konflik dan
tantangan. Hubungan dan komunikasi saling memengaruhi. Komunikasi yang
efektif dapat memperkuat ikatan emosional dan membentuk perilaku positif
dalam hubungan. Sebaliknya, komunikasi yang tidak sehat dapat
menyebabkan perilaku negatif dan mengancam keberlanjutan hubungan. Oleh
karena itu, pemahaman dan praktik komunikasi interpersonal yang positif
dapat berkontribusi pada kesehatan dan keberlanjutan hubungan

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

keseluruhan makalah menunjukkan bahwa hubungan dan komunikasi


dalam konteks interpersonal memiliki hubungan yang erat dan bersifat saling
memengaruhi.
1. Hubungan dan Komunikasi:
• Hubungan interpersonal yang sehat menciptakan landasan bagi
pertukaran komunikasi yang efektif.
• Komunikasi positif, baik verbal maupun non-verbal, memainkan
peran krusial dalam membentuk persepsi dan pemahaman
dalam hubungan.
2. Efek Positif dan Negatif dari Perilaku Komunikasi:
• Komunikasi positif, seperti pengungkapan kasih sayang dan
penghargaan, dapat meningkatkan kepuasan dan memperkuat
ikatan emosional.
• Komunikasi negatif atau konflik yang tidak terpecahkan dapat
berdampak buruk pada kestabilan hubungan dan kesejahteraan
psikologis.
3. Pengaruh Perilaku Komunikasi dalam Hubungan:
• Perilaku komunikasi, seperti keakraban dan tingkat keterbukaan,
dapat menjadi indikator keberhasilan hubungan.
• Komunikasi mendalam meningkatkan saling pengertian dan
meningkatkan kualitas hubungan.
4. Pentingnya Penerimaan dan Dukungan:

12
• Penerimaan dan dukungan dalam komunikasi memainkan peran
penting dalam membangun kepercayaan dan keamanan dalam
hubungan.
• Komunikasi positif dan mendukung membantu mengatasi konflik
dan tantangan.

Dengan demikian, Komunikasi yang efektif memperkuat ikatan


emosional dan membentuk perilaku positif dalam hubungan, sementara
komunikasi yang tidak sehat dapat mengancam keberlanjutan hubungan. Oleh
karena itu, pemahaman dan praktik komunikasi interpersonal yang positif
sangat penting untuk mempromosikan hubungan yang sehat dan membangun
kestabilan dalam jangka panjang.

13
DAFTAR PUSTAKA
Azeharie, S. (2015). Pola Komunikasi Antarpribadiantara Guru Dan Siswa Di
Panti Sosial Taman Penitipan Anak “Melati”Bengkulu. Dalam Jurnal
Pekommas (Vol. 18, Nomor 3).

Erdiyanti, Y. P. (2018). Peran Komunikasi Interpersonal Orang Tua Terhadap


Anak Berprestasi Akademik Dalam Pembentukan Karakter Yang Positif
Dan Minat Belajar. Jika, 1.

Komar, F. (2020). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Orangtua Dengan Anak


Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa (Studi Kasus Smp Negeri 2
Salapian). Dalam Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan (Vol. 11,
Nomor 1).

Lufipah, H., Pamungkas, B., Haikal, M. P., Siregar, T. P., & Pingga Prudensia
Ira. (2022). Komunikasi Interpersonal Antar Orang Tua Dan Anak
Terhadap Karakter Anak. Kampret Journal, 1, 24–31.

Maulana, A. R., Studi Bimbingan, P., Konseling, D., & Dakwah, I. F. (2020).
Keterbukaan Diri Dalam Komunikasi Interpersonal Antara Suami Istri
Pasca Bercerai Di Desa Somagede.

Novianto, F. (2020). Komunikasi Antarpribadi Ustadz Dan Santri Dalam


Pembentukkan Karakter Santri Di Pondok Pesantren Darun Najah
Sambikarto Kecamatan Sekampung Lampung Timur.

Puspitasari, R. (2012). Hubungan Konsep Diri Dan Kepercayaan Diri Dengan


Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja Putus Sekolah. 3.

Sukaesih. (2023). Pengaruh Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap


Kemandirian Remaja Di Sekolah Menengah Atas. Reslaj: Religion
Education Social Laa Roiba Journal, 5(4), 1099.
Https://Doi.Org/10.47476/Reslaj.V5i4.2133

Wuwungan, N. (2016). Peran Komunikasi Interpersonal Guru Dan Siswa


Tunarungu Dalam Meningkatkan Sikap Kemandirian Anak Berkebutuhan
Khusus Di Sekolah Pembina Luar Biasa Provinsi Kalimantan Timur (Vol.
4, Nomor 4).

14

Anda mungkin juga menyukai