Anda di halaman 1dari 7

PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DIMASA PANDEMI

MAKALAH

untuk Memenuhi Tugas Matakuliah


Pengembangan Pembelajaran dan Media
yang diampu oleh Bapak Muh. Arafik

Disusun Oleh :
IRMA NUR MIYANTI 200154852501

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
S2 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
MALANG
OKTOBER 2020
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia DIni merupakan salah satu bentuk pendidikan
pra sekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia dini
(usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar). Pendidikan
diselenggarakan sejak usia dini bertujuan untuk mengembangkan seluruh
aspek perkembangan yang dimiliki anak, sebagaimana juga dijelaskan dalam
Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 pasal 1
butir 14 yang mengemukakan bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan bahasa agar
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Sujiono (Obsesi; P.158-167 ; 2020) menyatakan bahwa pendidikan
anak usia dini meliputi segala hal baik upaya maupun tindakan yang berikan
oleh pendidik dan orang tua untuk memberikan stimulasi, bimbingan,
perawatan dan pengasuhan pada anak usia dini sehingga tercipta suasana dan
lingkungan yang memungkin anak dapat mengeksplorasi pengalaman,
pengetahuan dan pemahaman terhadap pengalaman belajar yang telah
diperoleh anak dari lingkungan, dengan cara mengamati, meniru,
bereksperimen secara berulang-ulang dan melibatkan semua potensi dan
kecerdasan anak.
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling tepat untuk
mengembangkan bahasa, karena pada masa ini sering disebut masa “golden
age” dimana kecepatan pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga
mencapai 50 persen dari keseluruhan perkembangan otak anak selama
hidupnya. Oleh karena itu, masa ini adalah masa yang sangat tepat untuk
menggali segala potensi kecerdasan anak sebanyak–banyaknya yang
berkaitan dengan aspek fisik motorik, intelektual, sosial, emosi maupun
bahasa.
Zaini (Obsesi; P. 158-167 ; 2020) menyatakan bahwa metode
pembelajaran untuk anak usia dini adalah bermain. Bermain sebagai
aktivitas utama anak untuk mempelajari dan menyelami pengalaman yang
dimiliki agar anak memiliki pengetahuan baru.
Papalia dan Feldman (Obsesi; P. 158-167 ; 2020) mengemukakan
bahwa bermain sebagai kegiatan dan aktivitas anak usia dini memiliki andil
terhadap aspek-aspek perkembangan anak usia dini. Melalui aktivitas
bermain anak menguasai fungsi-fungsi tubuh dengan baik, mengkoordinasi
antara mata dengan gerakannya, melatih otot-otot anak, membuat keputusan
dan mendapatkan keahlian/kemampuan baru. Oleh karena itu stimulasi yang
diberikan harus tepat dan sesuai supaya seluruh aspek perkembangand dapat
terpenuhi dengan maksimal.
Penyakit Coronavirus, sering dikenal dengan COVID 19, merupakan
penyakit baru yang misterius berawal dari Wuhan, Cina (Zhang Y, Jiang B,
Yuan J, Tao ; http://jurnal.unw.ac.id:1254/index.php/IJEC/article/view/557
diunduh 02 Oktober 2020). Virus ini telah menginfeksi manusia bahkan
telah banyak menelan korban jiwa. Virus Corona atau disebut Coronavirus
Disease (Covid-19) juga menyebar dengan cepat di Indonesia.
Segala upaya telah dilakukan pemerintah dan seluruh masyarakat
untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Pemerintah menghentikan
segala aktivitas diluar rumah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19
dan memberlakukan aturan menjaga jarak fisik (physical distancing)
dan menjaga jarak sosial (social distancing). Dampak pandemi Covid-19
juga dalam dunia pendidikan. Seluruh kegiatan belajar di sekolah dihentikan
karena sekolah merupakan tempat yang berpotensi besar dalam penyebaran
virus Covid-19. Hal itu dikarenakan adanya interaksi antara siswa, guru dan
orangtua yang sering dan dalam jarak yang dekat. Oleh karena itu seluru
sekolah ditutup sementara.
Selama penutupan sekolah, pembelajaran dialihkan menjadi kegiatan
belajar dari rumah (BDR). Penerapan BDR awalnya hanya dirasa sulit
karena harus meninggalkan kebiasaan tatap muka dengan anak.
Pembelajaran dilaksanakan dirumah anak dengan panduan guru yang berada
dirumah sendiri. Para guru merasa kesulitan karena belum memiliki
persiapan yang memadai untuk pembelajaran darurat seperti masa pandemi
Covid-19 ini.
Beberapa bulan satelah beradaptasi, kegiatan BDR mulai berjalan
dengan baik. Pembelajaran anak diesuaikan dengan perubahan masa
pandemic Covid-19. Rancangan kegiatan mulai diatur dengan persiapan
yang tepat. Kegiatan belajar dirumah mulai dirancang bervariasi dan lebih
menarik untuk anak.
Sebelumnya guru dan anak bertatap muka dalam melaksanakan
pembelajaran di sekolah. Sekarang menjadi kegiatan belajar jarak jauh
dirumah anak secara daring dengan pendampingan orangtua menggunakan
teknologi baik mobile phone atau handphone, laptop atau alat elektronik
lainnya yan dapat mendukung pembelajaran. Dengan keadaan tersebut guru
dituntut untuk mengunakan seluruh fasilitas secara maksimal untuk tetap
dapat melaksanakan pembelajaran dan memenuhi kurikulum yang
ditetapkan.
1.2 Topik Bahasan
Selama masa pandemi Covid-19 banyak sekali permasalahan muncul
dalam dunia pendidikan. Beberapa masalah yang muncul antara lain adalah
sebagai berikut.
1.2.1 Pembelajaran menggunakan metode daring membuat orangtua
kesulitan menyesuaikan diri.
1.2.2 Untuk guru, permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana menyusun
strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pandemic Covid-19
dengan cara daring.
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran dan
Media.
1.3.2 Untuk menganalisis artikel yang terdapat pada jurnal mengenai
pembelajaran pada Anak Usia Dini masa Pandemi Covid-19
1.3.3 Membahas pembelajaran dengan metode daring untuk anak dan
orangtua
1.3.4 Mengetahui strategi yang tepat untuk pembelajaran pada masa
Pandemi Covid-19

2. Pembahasan
Pandemi Covid-19 telah memacu segala aspek kehidupan termasuk dunia
pendidikan. Sekolah ditutup dan diganti menjadi kegiatan belajar dari ruma (BDR)
yang melarang anak dan guru untuk melakukan tatap muka. Untuk anak usia dini,
stimulasi harus tetap dilaksanakan dalam keadaan apapun. Hal itu bertujuan anak
tetap berkembang sesuai tahap kemampuannya.
Salah satu perkembangan yang harus dikembangkan adalah kemampuan
kognitif anak. Kognitif anak sangat berperan untuk kemampuan berpikir logis dan
dalam penyelesaian masalah. Stimulasi perkembangan kognitif dilakukan dengan
kolaborasi antara orangtua dan guru. Guru memberikan rancangan stimulasi dan
menyampaikan kepada walimurid melalui mobile atau melalui tugas yang
dikirimkan kepada orangtua. Tugas orangtua adalah mendampingi anak pada saat
belajar dirumah sebagai fasilitator dan menyiapkan segala media yang diperlukan
dalam belajar.
Pembelajaran dengan metode daring memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari pembelajaran ini adalah perkembangan teknologi yang
disinkronkan dengan dunia pendidikan. Orangtua dan anak dapat belajar melalui
teknologi baru dan untuk teknologi lainnya. Sumber yang digunakan untuk
pembelajaran sangat luas, karena dapat mencari sumber lain dari internet. Guru
menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam merancang kegiatan yang menyenangkan
bagi anak. Untuk anak, perkembangan seluruh aspek kemampuan anak tidak
tertunda dan tetap terpenuhi secara maksimal.
Namun pembelajaran dengan metode daring juga memilik kekurangan.
Kekurangan tersebut adalah penggunakan paket data internet yang besar dan
kendala jaringan jika sedang buruk. Selain itu, kejenuhan akan selalu melanda
anak karena setiap saat belajar dirumah. Untuk guru, keadaan yang mendadak
harus melaksanakan daring, guru kesulitan untuk menyesuaikannya. Selain itu,
untuk kegiatan dirumah, guru tidak bisa memantau secara maksimal.
Pada masa pandemic Covid-19 diperlukas strategi yang efektif untuk tetap
dapat mengembangkan kemampuan anak meskipun melalui pembelajaran daring.
Rancangan stimulasi oleh guru dilakukan dan dimaksimalkan berpedoman pada
indikator capaian perkembangan yang terdapat pada Permendikbud No. 137 tahun
2014 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini.
Kegiatan pembelajaran di rumah dilaksankaan oleh orang tua. Sedangkan
guru memberi daftar kegiatan dan mengarahkan melalui video maupun pesan
suara. Pembelajaran yang direncanakan diarahkan pada pemberian pengalaman
belajar secara lagsung karena seluruh media yang digunakan terdapat di rumah.
Guru dan orangtua bekerjasama untuk meningkatkan kemampuan anakk
pada masa pandemi covid-19.

3. Penutup
Masalah Pandemi yang menyeber di seluh dunia telah mengubah tatanan
kehidupan manusia pada segala aspek kehidupan. Dunia pendidikan juga
merasakan dampak dari penyebaran Covid-19. Pembelajaran berubah secara tiba-
tiba, yang sebelumnya anak dan guru bertatap muka, sekarang anak harus belajar
dirumah dengan sistem daring dan bimbingan orangtua.
Pembelajaran menggunakan sistem daring memberikan kendala tersendiri
bagi guru maupun orangtua. Beberapa diantaranya adalah membutuhkan biaya
untuk kuota, jarinngan yang belum tentu stabil dan strategi yang harus digunakan
supaya segala aspek perkembangan anak terpenuhi.
Segala permasalahan tentang pembelajaran harus dihadapi dengan inovasi
dan kreativitas supaya dapat menyesuaikan diri dengan kondisi. Penggunaan
media komunikasi harus dimaksimalkan dengan pengarahan orangtua agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

Referensi:
1. http://jurnal.unw.ac.id:1254/index.php/IJEC/article/view/557 .
2. https://www.researchgate.net/publication/342084894_Strategi_Pendidik_Anak_Usi
a_Dini_Era_Covid-19_dalam_Menumbuhkan_Kemampuan_Berfikir_Logis

Anda mungkin juga menyukai