Anda di halaman 1dari 425

MODUL MATA PELATIHAN DASAR 1

KEBIJAKAN PELAYANAN
KEPERAWATAN
KESEHATAN
MASYARAKAT DI
PUSKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT
Dalam rangka pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota khususnya
di bidang kesehatan, UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas. Pelaksanaan UKM dan UKP tersebut
dilakukan salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan pelayanan
Perkesmas.

Pelayanan Perkesmas merupakan bagian dari Pelayanan Keperawatan yang


pengaturannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan. Pelayanan Perkesmas yang dilaksanakan secara benar, terarah,
dan terpadu dengan upaya kesehatan lain diharapkan akan meningkatkan
jangkauan pelayanan kesehatan dan meningkatkan cakupan program, termasuk
keluarga sehat melalui pendekatan keluarga.

Pelayanan Perkesmas diberikan kepada seluruh masyarakat (individu, keluarga,


kelompok/masyarakat) dalam rentang sehat sakit dengan mempertimbangkan
seberapa jauh masalah kesehatan yang dihadapi secara menyeluruh dan terpadu,
dengan tetap memperhatikan kolaborasi interprofesi dalam penanganan
kesehatan sesuai kewenangan masing-masing.

Perkesmas dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan


mengatasi masalah kesehatan sesuai kewenangannya sehingga tercapai
peningkatan kesehatan masyarakat yang optimal serta meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam merawat diri sendiri
atau keluarga dan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesehatannya.

1
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami tentang
kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di
Puskesmas

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Menjelaskan Kebijakan dan Strategi Bidang Kesehatan
2. Menjelaskan Kebijakan Penyelenggaraan Puskesmas
3. Menjelaskan Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas)

2
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Kebijakan dan Strategi Bidang Kesehatan
a. Arah Kebijakan RPJMN
b. Konsep PIS-PK dan SPM
2. Kebijakan Penyelenggaraan Puskesmas
a. Pengertian
b. Tugas dan Fungsi Puskesmas
c. Organisasi, Jejaring, dan Jaringan Puskesmas
d. Sistem Informasi Puskesmas
3. Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
a. Pengertian Perkesmas
b. Tujuan Perkesmas
c. Tugas dan Wewenang Perawat
d. Lingkup Pelayanan Perkesmas
e. Metode Pendekatan Pelayanan Perkesmas
f. Sasaran Pelayanan Perkesmas
g. Sumber Daya Pelayanan Perkesmas
h. Kegiatan Pelayanan Perkesmas
i. Integrasi Perkesmas dengan PIS- PK

3
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan Kebijakan Pelayanan Perkesmas menggunakan metode :

1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)


2. Curah Pendapat

4
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Kebijakan Pelayanan
Perkesmas meliputi:

1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK

5
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator mengucapkan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi materi sebelumnya,
fasilitator memulai dengan perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi kerja, jabatan dalam pekerjaan dan topik materi yang akan
disampaikan.
 Fasilitator melakukan bina suasana dengan mengajak peserta untuk
mempertunjukkan yel-yel atau tepuk semangatnya agar peserta fokus dan
antusias dalam mengikuti materi.
 Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang
Kebijakan Pelayanan Perkesmas
 Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi
pokok yang akan disampaikan dengan dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Uraian Materi


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan paparan tentang kebijakan Pelayanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Puskesmas. Dengan sub materi:
- Kebijakan dan Strategi Bidang Kesehatan
- Kebijakan penyelenggaraan Puskesmas
- Kebijakan Pelayanan Perkesmas
 Fasilitator mempersilahkan peserta untuk menanggapi materi yang telah
disampaikan oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak
dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau
menjawab pertanyaan peserta

6
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 3: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan
kepada peserta
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawabnya
 Fasilitator merangkum pembelajaran mata pelatihan ini bersama-sama dengan
peserta.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti
proses pembelajaran.
 Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih,
permohonan maaf bila masih ada kekurangan dan salam penutup.

7
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI

Materi Pokok 1: Kebijakan dan Strategi Bidang Kesehatan

A. Arah Kebijakan RPJMN


Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan kesehatan yaitu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. (Pasal 2 UU 36/2009)

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-


2024 fokus agenda pembangunan Prioritas Nasional adalah peningkatan
SDM berkualitas dan berdaya saing.

Salah satu arah kebijakan dan strategi dalam RPJMN adalah meningkatkan
pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama
penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan
mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan
pemanfaatan teknologi antara lain melalui strategi:
1. Peningkatan Kesehatan Ibu Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi
2. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Peningkatan Pengendalian Penyakit
4. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

8
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5. Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan

Dalam mendukung peningkatan SDM berkualitas dan berdaya saing, PIS-PK


dapat mengukur perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat sehingga
hasil akhirnya akan diperoleh SDM unggul.

Dalam RPJMN Tahun 2020–2024, implementasi PIS-PK termasuk salah


satu indikator yang dinilai. Indikator terkait implementasi PIS-PK adalah
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dengan cakupan 100% intervensi
keluarga. Indikator ini implementasinya dilaksanakan oleh Puskesmas
selaku ujung tombak pelayanan kesehatan serta pelaksana PIS-PK. Untuk
mewujudkan tercapainya indikator tersebut, intervensi lanjut PIS-PK
diharapkan dapat dilaksanakan secara optimal oleh Puskesmas.

Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan berfokus pada:


1. Penguatan fungsi Puskesmas dan jaringannya
2. Optimalisasi penguatan pelayanan kesehatan dasar melalui pendekatan
keluarga
3. Revitalisasi Posyandu dan UKBM lainnya
4. Pengembangan kebijakan khusus untuk pelayanan kesehatan di daerah
terpencil, sangat terpencil dan daerah dengan karakteristik geografis
tertentu (kepulauan)
5. Pengembangan pelayanan kesehatan lanjut usia;
6. Penyempurnaan sistem akreditasi pelayanan kesehatan pemerintah dan
swasta;
7. Pemenuhan dan pemerataan penyediaan sarana, prasarana, dan alat
kesehatan yang mengacu rencana induk penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan
8. Inovasi dan pemanfaatan teknologi dalam pelayanan kesehatan
9. Perluasan pelayanan kesehatan bergerak (flying dan sailing health care)
dan gugus pulau
10. Pengembangan dan peningkatan kualitas RS Khusus

9
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

11. Penyediaan pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan


dan pengendalian bahan berbahaya dan beracun (B3)

Transformasi sistem kesehatan tahun 2021-2024 dituangkan dalam 6 pilar


transformasi, yaitu (1) transformasi layanan primer: edukasi penduduk,
pencegahan primer, pencegahan sekunder, meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas layanan primer, (2) transformasi layanan rujukan: meningkatkan
akses dan kualitas layanan sekunder dan tersier, (3) transformasi sistem
ketahanan kesehatan: meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat
kesehatan, memperkuat ketahanan tanggap darurat (4) transformasi sistem
pembiayaan kesehatan: menjamin transparansi dan efektivitas pendanaan
untuk sistem dan akses yang adil bagi setiap populasi, (5) transformasi SDM
kesehatan: mempercepat ketersediaan, kualitas dan distribusi SDM bidang
kesehatan dan (6) transformasi teknolgi kesehatan; mempercepat adopsi
teknologi dan solusi kesehatan digital, meingkatkan pengambilan keputusan
berdasarkan data.

Dalam Global Conference on Primary Health Care yang diadakan di Astana,


Kazakhstan pada Oktober 2018, disepakati Deklarasi Astana, di mana salah
satu visinya adalah mengenai Primary Health Care and Health Service yang
harus berkualitas, aman, komprehensif, terintegrasi, dapat diakses, tersedia
dan terjangkau untuk seluruh masyarakat di mana pun berada. Pelayanan
kesehatan tersebut harus diberikan oleh tenaga kesehatan yang terlatih,
memiliki kompetensi dan kewenangan, bermotivasi dan berkomitmen.
Deklarasi Astana ini dapat diwujudkan melalui Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Hal ini karena Pendekatan Keluarga
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dilaksanakan untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dengan mendatangi
seluruh keluarga (total coverage).

B. Konsep PIS-PK dan SPM


Standar Pelayanan Minimal merupakan penerapan dari program prioritas
nasional yang tertuang dalam Prioritas RPJMN IV 2020 - 2024. Undang –

10
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan


penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing
daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,
dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Untuk itu, Undang – Undang mengatur tentang urusan
pemerintahan konkuren yang bersifat wajib yang diserahkan
kewenangannya dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sebagai
dasar pelaksanaan otonomi daerah. SPM ini pun menjadi instumen untuk
penilaian kinerja Pemerintah Daerah (Kepala Daerah) dan berfungsi sebagai
instrumen untuk memperkuat pelaksanaan Performance Based Budgeting.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan pada pemerintah


daerah terdiri dari SPM provinsi serta SPM kabupaten/kota merupakan
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar kesehatan yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga
negara secara minimal. Dalam pelaksanaan pemenuhan jenis dan mutu
pelayanan dasar, disepakati adanya SPM Bidang kesehatan yaitu pada
tingkat provinsi terdiri dari:
1. Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat
bencana dan/atau berpotensi menjadi bencana provinsi
2. Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa
provinsi.

Adapun SPM Bidang Kesehatan kabupaten/kota terdiri dari 12 Pelayanan


Dasar:
1. pelayanan kesehatan ibu hamil;
2. pelayanan kesehatan ibu bersalin;
3. pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
4. pelayanan kesehatan balita;
5. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
6. pelayanan kesehatan pada usia produktif;
7. pelayanan kesehatan pada usia lanjut;

11
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8. pelayanan kesehatan penderita hipertensi;


9. pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
10. pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;
11. pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan
12. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency
Virus), bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/preventif.

Dalam Permenkes Nomor 4 Tahun 2019, Penetapan sasaran layanan dasar


SPM di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data
proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan
estimasi dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan
oleh Kepala Daerah.

Data riil didapatkan dari kunjungan keluarga PIS-PK (jika sudah


dilaksanakan secara total coverage). Sasaran SPM yang ditemukan adalah
ibu hamil, jumlah per kelompok umur dan jumlah kelompok suspek/penderita
TB, Hipertensi, ODGJ.

Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk


meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan
akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga dan langsung
diberikan intervensi awal terhadap permasalahan kesehatan setiap keluarga.
Sehingga Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan
di dalam gedung saja, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi
setiap keluarga di wilayah kerjanya.

Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP & UKM secara


berkesinambungan, dengan target keluarga, didasari informasi kesehatan
setap anggota keluarga dari profil kesehatan keluarga (sehingga
informasinya valid) dan memberikan intervensi awal bila ada masalah
kesehatan terhadap 12 indikator seperti yang terdapat pada Paket Informasi
Kesehatan Keluarga (Pinkesga). Selanjutnya Puskesmas akan melakukan
analisis terhadap hasil kunjungan keluarga dan merencanakan upaya

12
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

intervensi lanjut yang

13
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

dilakukan terhadap masalah kesehatan yang dibahas dalam forum lokakarya


mini Puskesmas. Dengan demikian pendekatan keluarga tidak hanya berupa
pendataan/sensus saja.

Tujuan Pendekatan Keluarga:


1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang
komprehensif meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan
kuratif dan rehabilitatif dasar
2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
kabupaten/kota melalui meningkatan akses dan skrining kasehatan
3. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN
4. Mendukung tercapainya Program Indonesia Sehat

Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati


adanya dua belas indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah
keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut :
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Terdapat tujuh indikator yang beririsan antara PIS-PK dan SPM, sehingga
bila ketujuh indikator ini tercapai maka akan dapat dicapai atau didukung

14
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

pencapaiannya dengan diterapkannya pendekatan keluarga. Ketujuh


indikator yang akan mendukung tercapainya SPM tersebut adalah:
1. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
2. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
3. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
4. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
5. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
6. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
7. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan

Dengan demikian, bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, pendekatan


keluarga merupakan salah satu cara yang sangat besar artinya bagi
terlaksananya SPM Bidang Kesehatan. Jika SPM menghendaki cakupan
pelayanan secara universal (total coverage), demikian pun dengan
pendekatan keluarga. Dalam pendekatan keluarga, Puskesmas harus
mendata seluruh (total coverage) dari keluarga yang ada di wilayah kerjanya
dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi setiap anggota
keluarga.

Puskesmas saat ini harus aktif pro-aktif mengunjungi total keluarga karena
masih banyak permasalahan kesehatan yang belum ditemukan oleh
Puskesmas, sebagai contoh:
1. Masih banyak Balita yang tidak datang penimbangan ke posyandu.
Dengan kunjungan rumah, Balita yang belum pernah ditimbang akan
terdeteksi dengan kegiatan ini dan dianjurkan untuk ke Posyandu atau
Puskesmas.
2. Pada Penyakit Tidak Menular (PTM),contoh hipertensi, dari hasil survei,
terdapat 2/3 penderita hipertensi yang belum sadar bahwa mereka
menderita hipertensi. Hanya 1/3 penderita yang mau datang ke
Puskesmas/fasilitas kesehatan. Sehingga dengan pendekatan keluarga
akan dapat menjaring seluruh penderita atau penduduk yang beresiko
hipertensi, untuk mau memeriksakan diri secara teratur ke Posbindu
atau Puskesmas.

15
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sehingga kunjungan rumah ini tidak berarti mematikan Upaya Kesehatan


Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang ada, tetapi justru untuk
memperkuat UKBM yang selama ini dirasakan masih kurang efektif. Hal ini
karena ketika saat kunjungan rumah terdapat anggota keluarga yang perlu
mendapatkan pelayanan kesehatan, dapat dimotivasi untuk memanfaatkan
UKBM yang ada dan/atau pelayanan Puskesmas

Materi Pokok 2: Kebijakan Penyelenggaraan Puskesmas

A. Pengertian
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya.

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kab/kota


yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
satu atau sebagian wilayah kecamatan.

B. Tugas dan Fungsi Puskesmas


Puskesmas bertugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas
tersebut Puskesmas berfungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama di wilayah kerjanya.

Terdapat 2 jenis UKM, yaitu:


1. UKM esensial, yang wajib diselenggarakan oleh Puskesmas, meliputi
pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan keluarga, pelayanan gizi, dan pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit

16
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2. UKM pengembangan, yang bersifat inovatif dan/atau disesuaikan dengan


prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja, serta potensi
sumber daya yang tersedia

UKP di Puskesmas dilakukan dalam bentuk rawat jalan (baik kunjungan


sehat maupun kunjungan sakit), pelayanan gawat darurat, pelayanan
persalinan normal, perawatan di rumah, dan/atau rawat inap berdasarkan
pertimbangan kebutuhan pelayanan.

Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas menyelenggarakan


kegiatan manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan
Perkesmas, pelayanan laboratorium, dan kunjungan keluarga.

C. Organisasi, Jejaring, dan Jaringan Puskesmas


Pengaturan organisasi Puskesmas kami sesuaikan dengan regulasi terkait,
diantaranya yaitu PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Disini dinyatakan bahwa Puskesmas merupakan unit organisasi yang
bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja secara profesional.

Puskesmas berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis yang berada di


bawah dan bertanggung jawab kepada kadinkes kabupaten/kota sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskemas sesuai dengan kriteria.


Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas:
1. kepala Puskesmas
2. kepala tata usaha
3. penanggung jawab, paling sedikit terdiri atas:
a. penanggung jawab UKM dan perkesmas
b. penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium
c. penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
Puskesmas

17
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

d. penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan Puskesmas,


dan
e. penanggung jawab mutu.

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan Kesehatan, Puskesmas


didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas

Jaringan pelayanan Puskesmas terdiri atas:


1. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu memberikan pelayanan kesehatan secara
permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas. Tujuan
Puskesmas Pembantu adalah untuk meningkatkan jangkauan dan mutu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Puskesmas Keliling
Puskesmas keliling memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya
bergerak (mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan
bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh
pelayanan dalam gedung Puskesmas. Tujuan dari Puskesmas Keliling
adalah untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan
bagi masyarakat terutama masyarakat di daerah terpencil/sangat terpencil
dan terisolasi baik di darat maupun di pulau-pulau kecil serta untuk
menyediakan sarana transportasi dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan. Fungsi dari Puskesmas Keliling adalah sebagai: (1). sarana
transportasi petugas; (2). sarana transportasi logistik; (3. sarana
pelayanan kesehatan; dan (4). sarana pendukung promosi kesehatan.

3. Praktik bidan desa.


Praktik Bidan desa merupakan praktik bidan yang memiliki Surat izin
Praktik Bidan (SIPB) di Puskesmas, dan bertempat tinggal serta
mendapatkan penugasan untuk melaksanakan praktik kebidanan dari
Pemerintah Daerah pada satu desa/kelurahan dalam wilayah kerja
Puskesmas yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Bidan desa mempunyai tugas sesuai dengan

18
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kewenangannya yaitu Pelayanan KIA-KB, Pelayanan promotif, preventif


dan pemberdayaan masyarakat dan.pelayanan kesehatan prioritas
lainnya yang ditugas oleh kepala Puskesmas.

Sedangkan jejaring Puskesmas terdiri atas klinik, rumah sakit, apotek,


laboratorium, tempat praktik mandiri tenaga kesehatan, dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, termasuk juga UKBM dan UKS. Kecuali
apotek dan laboratorium, Jejaring Puskesmas wajib melaporkan kegiatan
dan hasil pelayanan Kesehatan kepada Puskesmas.

Salah satu turunan dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
adalah PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko, dimana dalam lampirannya diatur mengenai
perizinan berusaha Puskesmas. Dalam hal ini, perizinan Puskesmas yang
semula berupa izin operasional dan dikeluarkan oleh instansi pemberi izin
setempat, menjadi sertifikat standar yang prosesnya melalui sistem OSS dan
dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal PTSP. Adapun standar usaha
Puskesmas mengacu pada Permenkes Nomor 14 Tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Kesehatan Permenkes baru tersebut tidak mencabut Permenkes
43/2019, karena masih ada beberapa standar yang mengacu pada
Permenkes 43/2019.

D. Sistem Informasi Puskesmas


Untuk meningkatkan manajemen penyelenggaraan Puskesmas perlu
dukungan Sistem Informasi Puskesmas yang mampu menjamin
ketersediaan data dan informasi secara cepat, akurat, terkini, berkelanjutan,
dan dapat dipertanggungjawabkan, oleh karena itu Puskesmas WAJIB
melakukan kegiatan sistem informasi Puskesmas (SIP).

SIP merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan kabupaten/kota yang


dapat diselenggarakan secara elektronik maupun non elektronik. Ketentuan
terkait dengan SIP diatur dalam Permenkes Nomor 31 Tahun 2019 tentang
Sistem Informasi Puskesmas.

19
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Puskesmas terintegrasi melalui Sistem


informasi Puskesmas, paling sedikit mencakup:
1. Pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya
2. Pencatatan dan pelaporan keuangan Puskesmas dan jaringannya
3. Survei lapangan
4. Laporan lintas sektor
5. Laporan jejaring Puskesmas

Pencatatan Puskesmas terdiri dari Data dasar yaitu identitas Puskesmas,


wilayah kerja, sumber daya, sasaran program, dan data program UKM
esensial, UKM pengembangan, UKP, Program lainnya.

Pelaporan terdiri dari laporan data dasar yang dilakukan setiap tahun dan
laporan data program yang dilakukan secara rutin mingguan, bulanan,
laporan tahunan serta laporan tidak rutin.

1. Laporan mingguan yaitu laporan penyakitt menular potensi KLB


2. Laporan bulanan: laporan bulanan promosi kesehatan, laporan bulanan
kesehatan lingkungan, laporan bulanan gizi, kesehatan ibu dan anak,
laporan bulanan imunisasi, laporan bulanan pencegahan dan
pengendalian penyakit menular, laporan bulanan pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular, laporan bulanan keperawatan
kesehatan masyarakat, laporan bulanan kesehatan kerja dan olah raga,
laporan bulanan pelayanan Puskesmas, laporan bulanan kesakitan
umum, laporan bulanan kesakitan berdasarkan gejala, penyabab
penyakit/kondisi, laporan bulanan kesehatan gigi dan mulut, laporan
bulanan kesakitan terbanyak, laporan bulanan kematian di Puskesmas,
laporan bulanan permintaan dan pemakaian obat, laporan bulanan
kelahiran di Puskesmas
3. Laporan tahunan

20
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Materi Pokok 3: Kebijakan Pelayanan Perkesmas

A. Pengertian Perkesmas
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah suatu bidang
dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif yang berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri
dalam upaya kesehatannya.

Pelayanan Perkesmas merupakan salah satu kegiatan pokok Puskesmas


yang telah ada sejak konsep Puskesmas diperkenalkan. Pelayanan
Perkesmas merupakan salah satu kegiatan pokok Puskesmas yang telah
ada sejak konsep Puskesmas diperkenalkan. Perkesmas awalnya sering
disebut dengan Public Health Nursing (PHN), namun saat ini sering juga
disebut dengan Community Health Nursing (CHN). Perubahan istilah public
menjadi community, terjadi di banyak negara karena istilah “public” sering
kali dihubungkan dengan bantuan dana pemerintah (government subsidy
atau public funding), sementara Perkesmas dapat dikembangkan tidak
hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat atau swasta, khususnya
pada sasaran individu (UKP) seperti perawatan kesehatan individu di rumah
atau home health nursing.

B. Tujuan Perkesmas
Tujuan pelayanan Perkesmas adalah Meningkatnya kemandirian individu,
keluarga, kelompok/ masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
dengan pelayanan keperawatan sesuai kewenangannya sehingga tercapai
peningkatan kesehatan masyarakat yang optimal.

Pelayanan keperawatan diberikan secara langsung kepada seluruh


masyarakat dalam rentang sehat-sakit dengan mempertimbangkan
seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi individu,
keluarga, dan kelompok maupun masyarakat.

21
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

C. Tugas dan Wewenang Perawat


Berdasarkan permenkes nomor 26/2019 tentang peraturan pelaksanaan
undang-undang nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan, tugas dan
wewenang perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang UKP
yaitu:
1. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
2. Menetapkan diagnosis keperawatan
3. Merencanakan tindakan keperawatan
4. Melaksanakan tindakan keperawatan
5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
6. Melakukan rujukan
7. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai kompetensi
8. Memberi konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter
9. Melakukan penyuluhan kesehatan
10. Melakukan konseling
11. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai
dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas

Sedangkan tugas dan wewenang perawat sebagai pemberi asuhan


keperawatan di bidang UKM yaitu:
1. Melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat:
keluarga, kelompok/masyarakat
2. Menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat
3. Membantu penemuan kasus penyakit
4. Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
5. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
6. Melakukan rujukan kasus
7. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
8. Melakukan pemberdayaan masyarakat
9. Melaksanakan advokasi dalam peawatan kesehatan masyarakat
10. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat: Melakukan
penyuluhan kesehatan dan Melakukan konseling
11. Mengelola kasus, dan

22
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

12. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif

D. Lingkup Pelayanan Perkesmas


Pelayanan Perkesmas dapat dilakukan baik di dalam maupun luar gedung
Puskesmas dimana penyelenggaraannya terintegrasi dalam kegiatan UKM
dan UKP tingkat pertama.
1. Pelayanan perkesmas dalam UKM
Pelayanan Perkesmas dalam UKM ditujukan untuk meningkatkan
kemandirian keluarga, kelompok dan masyarakat. Pelayanan Perkesmas
pada sasaran keluarga dilakukan untuk meningkatkan fungsi keluarga
serta meningkatkan kemandirian pelaksanaan lima tugas kesehatan
keluarga (mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat,
memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan). Kegiatan pelayanan Perkesmas pada sasaran keluarga dapat
dilakukan di rumah (home care, follow up care). Pelayanan Perkesmas
pada sasaran kelompok dilakukan untuk meningkatkan kemandirian
kelompok hingga menjadi kelompok swabantu/mandiri. Jenis sasaran
kelompok dapat berupa Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM), karang taruna atau sejenisnya, Upaya Kesehatan Kerja (UKK),
sekolah, rumah tahanan/lembaga pemasyarakatan, panti dan jenis
kelompok lainnya yang ada di masyarakat. Pelayanan Perkesmas pada
sasaran masyarakat dilakukan untuk mempertahankan keseimbangan
peran dan meningkatkan peran efektif masyarakat dalam penanganan
masalah kesehatan secara mandiri. Kegiatan pelayanan Perkesmas untuk
masyarakat dapat dilakukan di daerah binaan (desa/ kelurahan).

2. Pelayanan perkesmas dalam UKP


Pelayanan Perkesmas pada sasaran individu dilakukan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan meningkatkan kemandirian
individu dalam perawatan diri, meliputi: memenuhi kebutuhan oksigenasi,
kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan sirkulasi, kebutuhan nutrisi,
kebutuhan eliminasi buang air kecil, kebutuhan eliminasi buang air besar,
kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan, kebutuhan istirahat dan tidur,
kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan rasa nyaman,

23
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kebutuhan integritas jaringan, kebutuhan aktivitas dan latihan, kebutuhan


psikososial, kebutuhan interaksi sosial, kebutuhan perasaan kehilangan,
menjelang ajal, dan menghadapi kematian, kebutuhan belajar; kebutuhan
spiritual, kebutuhan respons seksual, kebutuhan ketahanan dan
kemandirian klien.
Kegiatan pelayanan Perkesmas pada sasaran individu dapat dilakukan di
rawat jalan, pelayanan gawat darurat, dan rawat inap Puskesmas serta
jaringan Puskesmas.

E. Metode Pendekatan Pelayanan Perkesmas


Pelayanan Perkesmas dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan
(nursing process) meliputi tahapan kegiatan pengkajian keperawatan,
penetapan diagnosis keperawatan, penetapan rencana tindakan
keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi
keperawatan. Dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
diharapkan Perawat dapat memberikan Pelayanan Keperawatan kepada
kliennya sesuai respon manusia sehingga akan terjadi proses alih peran dari
Perawat Puskesmas kepada sasaran klien (individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat) secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai
kemandirian klien dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Proses alih
peran tersebut digambarkan sebagai lingkaran dinamis proses keperawatan.

Gambar 1. Proses Ahli Peran

Dengan demikian, pelayanan Perkesmas mempunyai ciri yaitu:


1. Merupakan perpaduan keperawatan dan kesehatan masyarakat;

24
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2. Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care);


3. Fokus pelayanan pada upaya promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan upaya kuratif & rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu
4. Pelayanan diberikan dengan menggunakan metode proses
keperawatan (nursing process);
5. Terjadi proses alih peran dari Perawat kepada klien (individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat) untuk mencapai kemandirian klien dalam
menyelesaikan masalah kesehatannya;
6. Menjalin kemitraan antara Perawat dengan lintas program dan lintas
sektor terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian kliennya; dan
7. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan
pelayanan.

F. Sasaran Pelayanan Perkesmas


Sasaran dalam pelayanan Perkesmas adalah seluruh masyarakat baik sehat
maupun sakit di wilayah kerja Puskesmas, terdiri dari individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
1. Sasaran Individu
Sasaran individu sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas adalah
berdasarkan siklus hidup manusia, mulai dari ibu hamil dan bersalin, bayi
dan ibu menyusui, balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa sampai pada
lanjut usia. Adapun sasaran individu yang diutamakan sesuai dengan area
masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini untuk pembangunan
kesehatan antara lain Bayi risiko tinggi, Balita gizi buruk, Ibu hamil risiko
tinggi, Penyakit menular seperti TBC, HIV-AIDS dan Malaria; dan Penyakit
tidak menular seperti Hipertensi, Diabetes mellitus, Obesitas, Kanker
(leher rahim dan payudara) dan gangguan jiwa

2. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
keluarga rentan masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini untuk
pembangunan kesehatan atau keluarga berisiko tinggi akibat perilaku
hidup tidak sehat, antara lain:

25
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Keluarga yang mempunyai masalah kesehatan, antara lain bayi risiko


tinggi, balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, TBC, HIV-AIDS, Malaria,
Hipertensi, Diabetes mellitus, Obsesitas, Kanker, gangguan jiwa;
b. Keluarga yang belum pernah kontak dengan fasilitas pelayanan
kesehatan;
c. Keluarga yang belum memiliki akses air bersih dan jamban sehat; dan
d. Keluarga yang belum mempunyai Jaminan Kesehatan Nasional.

3. Sasaran Kelompok:
Sasaran kelompok sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas
diutamakan kelompok masyarakat yang rentan terhadap timbulnya
masalah kesehatan, baik kelompok yang terikat maupun tidak terikat
dalam suatu institusi, seperti:
a. Kelompok masyarakat yang terikat dalam suatu institusi, antara lain
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah
tahanan/lembaga pemasyarakatan, industri, pusat rehabilitasi jiwa,
pusat pelayanan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif (NAPZA); dan
b. Kelompok khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
Tidak Menular (Posbindu PTM), kelompok balita, kelompok remaja,
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok penderita
penyakit tertentu (jantung, diabetes mellitus, kanker, dan lain-lain).

4. Sasaran Masyarakat
Sasaran masyarakat sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas
diutamakan masyarakat di suatu desa/kelurahan yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan, antara lain:
a. Masyarakat dengan cakupan pelayanan kesehatan yang rendah;
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular;
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian akibat bencana atau akibat
lainnya;
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografis sulit seperti daerah
terpencil, perbatasan, dan kepulauan, daerah berkonflik

26
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

e. Masyarakat di daerah Komunitas Adat Terpencil (KAT).

G. Sumber Daya Pelayanan Perkesmas


1. Ketenagaan
Pelayanan Perkesmas dilaksanakan oleh Perawat sebagai bagian dari
tenaga kesehatan di Puskesmas. jenis Perawat Puskesmas terdiri atas
Perawat vokasi dan profesi. Setiap Perawat harus bekerja sesuai standar
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional dan etika
profesi. Selain itu, Perawat juga harus menghormati hak klien serta
mengutamakan kepentingan dan keselamatan klien dengan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan Perawat dalam bekerja.

Pengorganisasian Perawat dalam menyelenggarakan pelayanan


Perkesmas terdiri dari pelaksana Perkesmas, penanggung jawab daerah
binaan (darbin) Perkesmas, dan koordinator Perkesmas.
a. Pelaksana Perkesmas, bertugas:
1) Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sesuai kualifikasi pendidikan dan jabatan fungsional
perawat;
2) Menyusun dokumentasi asuhan keperawatan pada kartu asuhan
keperawatan dan pencatatan lainnya sesuai kebutuhan;
3) Berkoordinasi dengan penanggung jawab darbin Perkesmas terkait
asuhan keperawatan klien kelolaannya;
4) Menyusun dan menyampaikan hasil asuhan keperawatan yang
dikelolanya kepada kepada penanggung jawab darbin Perkesmas;
dan
Pelaksanaan tugas dan fungsi pelaksana Perkesmas sesuai dengan
kualifikasi pendidikan dan jabatan fungsional Perawat di Puskesmas
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
antara lain sesuai dengan Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019
tentang Jabatan Fungsional Perawat.

b. Penanggung Jawab Darbin Perkesmas, bertugas:

27
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1) Membantu koordinator Perkesmas dalam pengelolaan pelayanan


Perkesmas khususnya untuk daerah binaan kelolaannya;
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
yang dilakukan di lingkup daerah binaan kelolaannya;
3) Bertugas sebagai pelaksana Perkesmas;
4) Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain/ penanggung jawab
program kesehatan terkait penanganan masalah kesehatan yang
dialami sasaran klien; dan
5) Menyusun dan menyampaikan rekap hasil asuhan keperawatan
yang dilakukan di lingkup daerah binaan kelolaannya sebagai data
dukung pengisian register pelayanan Perkesmas maupun laporan
lainnya kepada koordinator Perkesmas.

c. Koordinator Perkesmas, bertugas:


1) Pelayanan Perkesmas merupakan tanggung jawab Kepala
Puskesmas dibantu oleh penanggung jawab UKM Esensial dan
Perkesmas dengan berkoordinasi bersama penanggung jawab
program lainnya.
2) Dalam pelaksanaannya, Kepala Puskesmas menunjuk Perawat
sebagai koordinator Perkesmas dengan memperhatikan usulan
penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas.
3) Persyaratan kualifikasi koordinator Perkesmas adalah Perawat
profesi dan telah berpengalaman sebagai penanggung jawab Darbin
minimal satu tahun.
4) Tugasnya yaitu:
⚫ Melakukan pengelolaan pelayanan Perkesmas tingkat
Puskesmas
⚫ Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di
Puskesmas dan wilayah kerjanya
⚫ Sebagai pelaksana Perkesmas
⚫ Melakukan pembinaan teknis pelayanan Perkesmas
⚫ Menyusun register pelayanan Perkesmas

28
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

⚫ Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan Keperawatan


Kesehatan Masyarakat maupun laporan lainnya kepada
penanggung jawab UKM esensial dan Perkesmas
⚫ Melakukan evaluasi (penilaian kinerja Perkesmas) dan menyusun
laporan evaluasi hasil kegiatan pelayanan Perkesmas di
Puskesmas

2. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan Perkesmas di dalam
gedung memanfaatkan peralatan yang tersedia di rawat jalan, pelayanan
gawat darurat, dan rawat inap Puskesmas. Peralatan yang digunakan
untuk kegiatan pelayanan Perkesmas di luar gedung adalah Kit
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit) dengan rincian peralatan
sesuai dengan yang tertuang dalam Permenkes 43 Tahun 2019 Tentang
Puskesmas. Jumlah kit disesuaikan dengan jumlah Perawat dan beban
kerja kegiatan pelayanan Perkesmas yang diselenggarakan Puskesmas,
dimana jumlah minimal adalah 2 (dua) kit untuk setiap Puskesmas.

H. Kegiatan Pelayanan Perkesmas


Pelayanan Perkesmas meliputi kegiatan:
1. Pengelolaan Perkesmas
Pengelolaan Perkesmas di Puskesmas merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pengelolaan kegiatan Puskesmas lainnya. Pengelolaan
Perkesmas diselenggarakan sesuai dengan konsep manajemen
Puskesmas meliputi: (1) Perencanaan (P1); (2) Penggerakan dan
Pelaksanaan (P2) serta (3) Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian
(P3).
2. Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien
dan lingkungannya untuk mancapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan
kemandirian klien dalam merawat dirinya. Dalam penyelenggaraan
kegiatan pelayanan Perkesmas, Perawat melakukan asuhan keperawatan
yang diberikan sesuai sasaran klien (individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat) sesuai perencanaan program melalui alur proses

29
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

keperawatan

30
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

(pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi


keperawatan)
3. Pembinaan Teknis Perkesmas
Pembinaan Perkesmas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
koordinator Perkesmas dalam rangka meningkatkan kemampuan teknis
Perawat dalam menyelenggarakan pelayanan Perkesmas melalui
bimbinga teknis, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut keperawatan.

I. Integrasi Perkesmas dengan PIS-PK


Pelayanan Perkesmas dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan sumber
daya dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing Puskesmas.
Pelayanan Perkesmas dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas dalam bentuk UKM Esensial dan
Pengembangan serta UKP. Keterpaduan tersebut dilakukan dalam hal
sasaran klien, bentuk kegiatan, tenaga kesehatan dalam pengertian
kolaborasi, biaya dan/atau sumber daya lainnya. Dalam pelaksanaannya,
pelayanan Perkesmas dapat terintegrasi dengan pelaksanaan pendekatan
keluarga/PIS-PK dan program kesehatan lainnya sehingga diharapkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih bermutu karena diberikan
secara utuh (holistik), komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan.

Integrasi pelayanan Perkesmas dengan pendekatan keluarga dan program


kesehatan lainnya dilakukan dalam rangka meningkatkan cakupan
pelayanan Perkesmas dan keluarga sehat. Pendekatan keluarga merupakan
kegiatan skrining awal atau salah satu pintu masuk pelayanan Perkesmas.
Melalui kunjungan keluarga dalam rangka PIS-PK, koordinator Perkesmas
akan memperoleh data untuk penetapan sasaran keluarga binaan yang
membutuhkan intervensi lebih lanjut dalam bentuk pelayanan Perkesmas.

Dalam pelaksanaan integrasi pelayanan Perkesmas dengan PIS-PK,


Perawat dapat berperan sebagai:
1. Bagian dari Tim Pembina Keluarga PIS-PK yang memantau status
kesehatan keluarga terhadap indikator utama keluarga sehat dan
memberikan intervensi awal;

31
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2. Pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin Perkesmas, dan/atau


koordinator Perkesmas yang memberi pelayanan Perkesmas dalam
rangka intervensi lanjut terhadap sasaran keluarga binaan tersebut; dan
3. Penanggung jawab program terkait dengan masalah kesehatan yang
dipantau dalam PIS-PK dan/atau program kesehatan lainnya.

Tahapan Pelaksanaan Integrasi Pelayanan Perkesmas Dengan PIS-PK


meliputi:

1. Persiapan pelaksanaan, terdiri dari pertemuan koordinasi, sosialisasi


internal dan pertemuan teknis tim, penyiapan sarana dan prasarana.
2. Kunjungan keluarga dan intervensi awal
a) Pemantauan status kesehatan keluarga menggunakan Prokesga,
Penemuan kasus baru/deteksi dini, pemeriksaan sanitasi rumah,
Pendataan program kesehatan lain yang diintegrasikan dalam
kunjungan keluarga, Identifikasi keluarga bermasalah
kesehatan/berisiko Kesehatan,
b) Pengkajian keperawatan keluarga dan individu dalam konteks
keluarga
c) Intervensi awal untuk masalah yang memerlukan penanganan
langsung, misalnya penyuluhan dengan menggunakan Pinkesga dan
tindakan keperawatan lainnya.
d) Kontrak keluarga rencana tindak lanjut untuk pembinaan kesehatan
keluarga bagi yang membutuhkan intervensi lanjut
3. Analisis hasil kunjungan keluarga dan rencana intervensi lanjut
a) Dalam konteks PIS-PK, selesai kunjungan keluarga, Perawat sebagai
pembina keluarga PIS-PK segera mengumpulkan hasil kunjungan
keluarga (Prokesga yang sudah diisi) dan melaporkan penanggung
jawab PIS-PK untuk diinput ke dalam aplikasi Keluarga Sehat
dan/atau secara manual. Selanjutnya penanggung jawab PIS-PK
menyampaikan data dasar Prokesga, data temuan kasus dan data
lainnya kepada tiap penanggung jawab program kesehatan terkait
untuk intervensi lanjut. Contoh: data temuan keluarga yang

32
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

bermasalah kesehatan/berisiko tinggi dikoordinasikan dengan


koordinator Perkesmas.
b) Dalam konteks pelayanan Perkesmas, selesai kunjungan keluarga,
Perawat yang memegang tugas sebagai pembina keluarga PIS-PK
maupun sebagai pelaksana Perkesmas yaitu berkoordinasi dengan
penanggung jawab darbin Perkesmas terkait sasaran keluarga yang
memerlukan tindak lanjut, menyusun diagnosis keperawatan,
menyusun perencanaan tindakan keperawatan, dokumentasi
menggunakan pada kartu asuhan keperawatan termasuk kegiatan
pada kunjungan keluarga dan intervensi awal.
4. Intervensi lanjut
a) Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana. Untuk individu
dan keluarga atau kelompok/masyarakat sesuai dengan 12 indikator
keluarga sehat
b) Melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan dengan metode SOAP
c) Menyusun dokumentasi asuhan keperawatan keluarga pada kartu
asuhan keperawatan dan pencatatan lainnya sesuai kebutuhan.
d) Menyusun dan menyampaikan hasil asuhan keperawatan yang
dikelolanya kepada kepada penanggung jawab darbin Perkesmas.
5. Pemantauan dan evaluasi hasil intervensi lanjut

33
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Pelayanan Perkesmas merupakan bagian dari Pelayanan Keperawatan yang
pengaturannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan. Pelayanan Perkesmas yang diselenggarakan dalam bentuk
kegiatan UKM maupun UKP yang terdiri atas pengelolaan, asuhan keperawatan
dan pembinaan teknis yang dilaksanakan secara benar, terarah, dan terpadu
dengan upaya kesehatan lain diharapkan akan meningkatkan jangkauan
pelayanan kesehatan dan meningkatkan cakupan program, termasuk keluarga
sehat melalui pendekatan keluarga. Selain untuk memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar individu, peningkatan kesehatan, pencegahan dan
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, dan pemulihan
kesehatan serta mencapai kemandirian kesehatan bagi individu, keluarga,
kelompok/masyarakat.

34
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
2. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelanggaraan Pelaksanaan Program Indonesia dengan Pendekatan
Keluarga
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas
9. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan
Fungsional Perawat
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 279/MENKES/V/2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas
12. Keputusan Menkes RI tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
tahun 2020-2024
13. Pedoman Penyelenggaraan Keperawatan Kesehatan Masyarakat terintegrasi
dengan Program Indonesia dengan Pendekatan Keluarga

35
MODUL MATA PELATIHAN INTI 1
PERENCANAAN KEGIATAN
PELAYANAN
PERKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam rangka menjalankan tugas
tersebut, Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya. Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas harus
menyelenggarakan: manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas), pelayanan laboratorium dan
kunjungan keluarga.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus


melaksanakan manajemen Puskesmas secara efektif dan efisien, terdiri dari
serangkaian proses kegiatan meliputi perencanaan, penggerakkan dan
pelaksanaan serta pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja. Seluruh
kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan
berkesinambungan. Penyelenggaraan pelayanan Perkesmas di Puskesmas juga
harus mengikuti tahapan kegiatan yang mengadopsi dari manajemen Puskesmas,
yang dikenal dengan sebutan pengelolaan Perkesmas. Pengelolaan Perkesmas di
Puskesmas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kegiatan
Puskesmas lainnya. Salah satu bentuk kegiatannya adalah Perencanaan Kegiatan
Pelayanan Perkesmas.

1
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan perencanaan
kegiatan pelayanan Perkesmas.

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Melakukan persiapan perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas
2. Merumuskan masalah pelayanan Perkesmas
3. Menyusun usulan kegiatan pelayanan Perkesmas

2
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Persiapan Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
a. Persiapan Dokumen
b. Target dan Sasaran Pelayanan Perkesmas
c. Kebutuhan Sumber Daya Pelayanan Perkesmas
d. Analisa Situasi
2. Perumusan Masalah Pelayanan Perkesmas
a. Identifikasi Masalah Pelayanan Perkesmas
b. Penetapan Urutan Prioritas Masalah Pelayanan Perkesmas
c. Akar Penyebab Masalah Pelayanan Perkesmas
d. Penetapan Cara Pemecahan Masalah Pelayanan Perkesmas
3. Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
a. Rancangan Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
b. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan Perkesmas

3
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas mengguankan
metode :
1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)
2. Curah Pendapat
3. Praktik
4. Observasi Lapangan (OL)

4
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Perencanaan Kegiatan
Pelayanan Perkesmas meliputi:
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Panduan Praktik
9. Panduan Observasi Lapangan
10. Hasil identifikasi masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas (proses identifikasi ini dilakukan sebelum datang pelatihan
dan sumber referensi berdasarkan data profil kesehatan keluarga dan laporan
bulanan Perkesmas tahun sebelumnya)
11. Tabel penetapan urutan prioritas masalah dengan metode USG (proses
penyusunan tabel ini dilakukan sebelum datang pelatihan)
12. Hasil analisis akar penyebab masalah dengan metode fishbone atau pohon
masalah (proses penyusunan analisis ini dilakukan sebelum datang pelatihan)
13. Profil Puskesmas
14. Dokumen Rencana Strategis Puskesmas,
15. Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota
16. Penilaian kinerja Puskesmas tahun sebelumnya
17. Data Profil Kesehatan Keluarga tahun sebelumnya
18. LAKIP Puskesmas tahun sebelumnya
19. Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat tahun sebelumnya
20. Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas tahun berjalan (khususnya
pelayanan Perkesmas)

5
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

21. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahunan Puskesmas tahun berjalan


(khususnya pelayanan Perkesmas)
22. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) bulanan Puskesmas tahun berjalan
(khususnya pelayanan Perkesmas), contoh 1 (satu) bulan saja
23. Dokumen pembentukan Tim Perkesmas di Puskesmas (SK, Skema Bagan,
Surat Penunjukkan)

6
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator mengucapkan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi materi sebelumnya,
fasilitator memulai dengan perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi kerja, jabatan dalam pekerjaan dan topik materi yang akan
disampaikan.
 Fasilitator melakukan bina suasana dengan mengajak peserta untuk
mempertunjukkan yel-yel atau tepuk semangatnya agar peserta fokus dan
antusias dalam mengikuti materi.
 Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang
Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
 Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi
pokok yang akan disampaikan dengan dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Penyampaian Materi Pokok 1: Persiapan Perencanaan Kegiatan


Pelayanan Perkesmas
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 1. Persiapan Perencanaan Kegiatan
Pelayanan Perkesmas meliputi sub pokok:
- Persiapan Dokumen
- Target dan Sasaran Pelayanan Perkesmas
- Kebutuhan Sumber Daya Pelayanan Perkesmas
- Analisa Situasi
 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah
disampaikan oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak
dimengerti peserta

7
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan


atau menjawab pertanyaan peserta

Sesi 3: Penyampaian Materi Pokok 2: Perumusan Masalah Pelayanan


Perkesmas
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 2. Perumusan Masalah Pelayanan
Perkesmas meliputi sub pokok:
- Identifikasi Masalah Pelayanan Perkesmas
- Penetapan Urutan Prioritas Masalah Pelayanan Perkesmas
- Akar Penyebab Masalah Pelayanan Perkesmas
- Penetapan Cara Pemecahan Masalah Pelayanan Perkesmas
 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah
disampaikan oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak
dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau
menjawab pertanyaan peserta

Sesi 4: Penyampaian Materi Pokok 3. Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 3. Usulan Kegiatan Pelayanan
Perkesmas:
- Rancangan Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
- Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan Perkesmas
 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah
disampaikan oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak
dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau
menjawab pertanyaan peserta

Sesi 5: Praktik Penyusunan Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas


 Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator (yang sebelumnya
menyampaikan teori) memperkenalkan tim fasilitator lainnya yang akan terlibat
dalam penugasan

8
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator menyampaikan langkah-langkah


atau petunjuk proses penugasan praktik penyusunan perencanaan kegiatan
pelayanan Perkesmas yang dilakukan
 Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator membagi peserta menjadi
kelompok masing-masing berisi 6 orang dibantu panitia (5 kelompok),
didampingi oleh 1 orang fasilitator, dan dibuat urutan nomor peserta untuk
memudahkan pembagian tugas penyajian hasil praktik ke depan, kemudian
latihan dilangsungkan dalam bentuk kelompok kecil
 Dalam kelompok kecil, setiap fasilitator yang bertanggung jawab terhadap
kelompoknya masing-masing meminta setiap peserta untuk menyiapkan data-
data Puskesmas yang akan digunakan sebagai bahan praktik sesuai panduan
praktik
 Setiap fasilitator mempersilakan setiap peserta untuk mengerjakan tugasnya
secara mandiri sesuai dengan tahapan yang ada pada panduan praktik dengan
menggunakan datanya masing-masing
 Selama proses latihan berlangsung, fasilitator yang bertanggung jawab
terhadap kelompoknya masing-masing bertugas:
- Melakukan pengamatan terhadap proses praktik yang dilakukan oleh setiap
peserta
- Membantu peserta apabila ada yang tidak dipahami
 Fasilitator menjelaskan mekanisme prestasi
 Fasilitator mempersilakan tiap peserta secara bergantian untuk memaparkan
hasil praktiknya
 Setiap fasilitator mempersilakan peserta lain yang ditunjuk untuk memberikan
tanggapan atas hasil penyajian yang disampaikan
 Fasilitator memberikan penguatan dan pendalaman hasil penugasan praktik
peserta
 Fasilitator merangkum hasil penugasan praktik di dalam kelompoknya, menutup
proses pembelajaran penugasan dengan mengucapkan salam penutup

9
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 6: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan
kepada peserta
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawabnya
 Fasilitator merangkum pembelajaran mata pelatihan ini bersama-sama dengan
peserta.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti
proses pembelajaran.
 Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih,
permohonan maaf bila masih ada kekurangan dan salam penutup.

10
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI

Perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas merupakan bagian dari tahapan


Pengelolaan Perkesmas yang harus dilakukan oleh Koordinator Perkesmas
dibantu oleh tim Perkesmas. Berikut ini adalah tahapan proses perencanaan
kegiatan pelayanan Perkesmas meliputi:
 Menyusun usulan kebijakan, Standar Prosedur Operasional (SPO), Instruksi
Kerja dan alat bantu pencatatan kegiatan pelayanan Perkesmas baik di dalam
gedung maupun luar gedung Puskesmas yang dibutuhkan.
 Menyusun usulan program pengembangan SDM Perawat terkait peningkatan
pelayanan Perkesmas dan program kesehatan lain.
 Mengkaji petunjuk teknis tingkat kabupaten/kota terkait Pelayanan Perkesmas
dan Perencanaan.
 Mengumpulkan data kesenjangan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan
indikator SPM kabupaten/kota yang akan dicapai, salah satunya dengan
memanfaatkan data Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga) sebagai hasil
kunjungan keluarga pada kegiatan PIS-PK.
 Mengumpulkan data permasalahan keperawatan yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat
serta indikator SPM kabupaten/kota yang akan dicapai.
 Menetapkan masalah keperawatan dan prioritasnya yang akan diatasi lewat
kegiatan pelayanan Perkesmas dalam mendukung pencapaian SPM
kabupaten/kota.
 Mengkaji sumber daya pendukung kegiatan pelayanan Perkesmas maupun
program kegiatan lainnya terkait masalah kesehatan yang akan diatasi.
 Mengkaji sejauh mana integrasi antara kegiatan pelayanan Perkesmas dengan
program kegiatan lainnya bisa dilakukan agar pelaksanaannya bisa terpadu
dan berkesinambungan.
 Menyusun rencana kegiatan lima tahunan terkait pelayanan Perkesmas.
 Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) terkait pelayanan Perkesmas.

11
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) terkait pelayanan Perkesmas.


 Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) terkait pelayanan
Perkesmas.
Pelaksanaan tahapan di atas dapat dilakukan secara mandiri oleh Koordinator
Perkesmas bersama dengan timnya atau dilakukan sebagai bagian dari kegiatan
di tingkat Puskesmas.

Dalam mata pelatihan ini fokus terhadap perencanaan kegiatan pelayanan


Perkesmas sebagai bagian dari rencana tahunan Puskesmas. Sebagian tahapan
kegiatan di atas yang mendukung topik mata pelatihan ini akan dijelaskan secara
rinci di dalam materi pokok dan sub materi pokoknya. Jangka waktu
penyusunanan perencanaan ini mengikuti ketentuan penyusunan rencana
tahunan Puskesmas dalam Siklus Manajemen Puskesmas.

Gambar 1.
Siklus Manajemen Puskesmas

12
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Materi Pokok 1: Persiapan Perencanaan Kegiatan Pelayanan


Perkesmas

Dalam melakukan persiapan perencanaan kegiatan Pelayanan Perkesmas


dilaksanakan hal-hal sebagai berikut meliputi: Persiapan dokumen, Target dan
sasaran pelayanan Perkesmas, Kebutuhan sumber daya pelayanan perkesmas
dan Analisa situasi.

A. Persiapan Dokumen
Pada tahap ini, Koordinator Perkesmas dibantu dengan Penanggung Jawab
Darbin Perkesmas mempersiapkan dokumen yang diperlukan sebagai acuan
menyusun perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas meliputi: (1)
Rencana Lima Tahunan Puskesmas, (2) Rencana Target Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Kabupaten/ Kota, (3) Pedoman Umum Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), (4) Pedoman Manajemen
Puskesmas, (5) Pedoman terkait Perkesmas dan (6) NSPK lainnya terkait
penyusunan perencanaan Puskesmas.

1. Rencana Lima Tahunan Puskesmas


Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus
menyusun rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan. Rencana ini
selanjutnya akan dirinci lagi ke dalam rencana tahunan Puskesmas sesuai
siklus perencanaan anggaran daerah. Penyusunan Rencana Lima
Tahunan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun
2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas dan kebijakan
pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota masing-masing.

2. Rencana Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten/ Kota


SPM Kabupaten/ Kota yang dimaksud dalam mata pelatihan ini adalah
SPM bidang kesehatan, yaitu ketentuan mengenai jenis dan mutu
pelayanan dasar minimal bidang kesehatan yang merupakan urusan
pemerintah yang

13
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

wajib berhak diperoleh setiap warga negara. Di tingkat kabupaten/ kota


disebut SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota.

Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota ini
terdiri atas:
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil
b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
d. Pelayanan kesehatan balita
e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus
j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
k. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis
l. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkandaya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency
Virus)
Yang bersifat peningkatan/ promotif dan pencegahan/ preventif mencakup:
a. Peningkatan kesehatan
b. Perlindungan spesifik
c. Diagnosisi dini dan pengobatan tpat
d. Pencegahan kecacatan
e. Rehabilitasi

Pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota tersebut


dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah
maupun swasta, termasuk salah satunya adalah Puskesmas. Pemerintah
Daerah Kabupaten/ Kota wajib memenuhi mutu pelayanan setiap jenis
pelayanan dasar pada SPM ini dan capaian kinerjanya harus 100%
(target).

14
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Tabel 1.
Contoh Target Capaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan

Standar teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada SPM bidang


kesehatan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun
2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Standar ini bertujuan
untuk memberikan kemudahan kepada pemerintah daerah dalam
penyusunan perencanaan untuk pelaksanaan SPM bidang kesehatan di
wilayahnya masing-masing.

3. Pedoman Umum PIS-PK


Pedoman umum PISK-PK mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 39 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Tujuan penyelenggaraan
PIS-PK adalah:
a. Meningkatkan akses keluarga berserta anggotanya terhadap pelayanan
kesehatan yang komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan
preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar
b. Mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota;
melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan
c. Mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta Jaminan

15
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Kesehatan Nasional
d. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam
rencana strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019

PIS-PK terdiri atas empat area prioritas yang meliputi: penurunan angka
kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting),
penanggulangan penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak
menular. 12 indikator utama sebagai penanda status kesehatan sebuah
keluarga yang diukur meliputi:
a. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
c. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
d. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
e. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
f. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
g. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
h. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
i. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
j. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
k. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
l. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

4. Pedoman Manajemen Puskesmas


Puskesmas menjadikan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun
2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas sebagai acuan dalam:
a. Menyusun rencana 5 (lima) tahunan yang kemudian dirinci ke dalam
rencana tahunan
b. Menggerakan pelaksanaan upaya kesehatan secara efesien dan efektif
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja
Puskesmas
d. Mengelola sumber daya secara efisien dan efektif, dan

16
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

e. Menerapkan pola kepemimpinan yang tepat dalam menggerakkan,


memotivasi, dan membangun budaya kerja yang baik serta
bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu dan kinerjanya.

5. Pedoman terkait Perkesmas


Pedoman terkait Perkesmas dapat meliputi peraturan-peraturan yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan terkini yang mengatur tentang
Puskesmas dan penyelenggaraan pelayanan Perkesmas di Puskesmas.
Selain itu, dapat berupa pedoman/ panduan/ buku lain terkait
keperawatan dan kesehatan masyarakat yang digunakan sebagai acuan
dalam melaksanakan pelayanan Perkesmas di Puskesmas, contoh: buku
Nursing Diagnosis Manual/ Handbook, Nursing Intervention Clasification,
Asuhan Keperawatan Keluarga, Asuhan Keperawatan Gerontik, Ilmu
Perilaku Kesehatan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Dasar Epidemiologi, dll.

6. NSPK lainnya terkait penyusunan perencanaan Puskesmas


Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) lainnya terkait penyusunan
perencanaan Puskesmas yang dimaksud adalah NSPK yang dianggap
perlu untuk diketahui oleh tim Perkesmas dalam menyusun perencanaan
kegiatan pelayanan Perkesmas di Puskesmas.

B. Target dan Sasaran Pelayanan Perkesmas


Sasaran dalam pelayanan Perkesmas adalah seluruh masyarakat baik sehat
maupun sakit di wilayah kerja Puskesmas, terdiri dari individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Jenis sasaran pelayanan Perkesmas meliputi:
1. Sasaran Individu
Sasaran individu sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas adalah
berdasarkan siklus hidup manusia, mulai dari ibu hamil dan bersalin, bayi
dan ibu menyusui, balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa sampai pada
lanjut usia. Adapun sasaran individu yang diutamakan sesuai dengan area
masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini untuk pembangunan
kesehatan, antara lain:
a. Bayi risiko tinggi;

17
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Balita gizi buruk;


c. Ibu hamil risiko tinggi;
d. Penyakit menular seperti TBC, HIV-AIDS dan Malaria; dan
e. Penyakit tidak menular seperti Hipertensi, Diabetes mellitus, Obesitas,
Kanker (leher rahim dan payudara) dan gangguan jiwa.

2. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
keluarga rentan masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini untuk
pembangunan kesehatan atau keluarga berisiko tinggi akibat perilaku
hidup tidak sehat, antara lain:
a. Keluarga yang mempunyai masalah kesehatan, antara lain bayi risiko
tinggi, balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, TBC, HIV-AIDS, Malaria,
Hipertensi, Diabetes mellitus, Obsesitas, Kanker, gangguan jiwa;
b. Keluarga yang belum pernah kontak dengan fasilitas pelayanan
kesehatan;
c. Keluarga yang belum memiliki akses air bersih dan jamban sehat; dan
d. Keluarga yang belum mempunyai Jaminan Kesehatan Nasional.

3. Sasaran Kelompok
Sasaran kelompok sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
kelompok masyarakat yang rentan terhadap timbulnya masalah
kesehatan, baik kelompok yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu
institusi, seperti:
a. Kelompok masyarakat yang terikat dalam suatu institusi, antara lain
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah
tahanan/lembaga pemasyarakatan, industri, pusat rehabilitasi jiwa,
pusat pelayanan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif (NAPZA); dan
b. Kelompok khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
Tidak Menular (Posbindu PTM), kelompok balita, kelompok remaja,
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok penderita
penyakit tertentu (jantung, diabetes mellitus, kanker, dan lain-lain).

18
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4. Sasaran Masyarakat
Sasaran masyarakat sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas
diutamakan masyarakat di suatu desa/kelurahan yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan, antara lain:
a. Masyarakat dengan cakupan pelayanan kesehatan yang rendah;
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular;
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian akibat bencana atau akibat
lainnya;
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografis sulit seperti daerah
terpencil, perbatasan, dan kepulauan, daerah berkonflik; dan
e. Masyarakat di daerah Komunitas Adat Terpencil (KAT).

Dalam penyusunan target dan sasaran pelayanan Perkesmas untuk sebuah


Puskesmas dipilih dari berbagai jenis sasaran yang tersebut di atas sesuai
prioritas masalah pelayanan Perkesmas, kemudian baru ditentukan
targetnya dalam rangka mendukung pencapaian target indikator kinerja
Puskesmas dan peningkatan Indeks Keluarga Sehat (IKS) tingkat
Puskesmas.

C. Kebutuhan Sumber Daya Kegiatan Pelayanan Perkesmas


1. Penentuan SDM Pelayanan Perkesmas
Pelayanan Perkesmas dilaksanakan oleh Perawat sebagai bagian dari
tenaga kesehatan di Puskesmas. Jenis Perawat Puskesmas terdiri atas
Perawat vokasi dan profesi. Agar pelayanan Perkesmas berjalan dengan
baik maka Puskesmas harus menghitung jumlah Perawat yang
dibutuhkan Puskesmas berdasarkan analisa beban kerja sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap Perawat harus bekerja
sesuai standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional
dan etika profesi. Selain itu, Perawat juga harus menghormati hak klien
serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan klien dengan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan Perawat dalam bekerja.

19
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Pengorganisasian Perawat dalam menyelenggarakan pelayanan


Perkesmas terdiri dari pelaksana Perkesmas, penanggung jawab daerah
binaan (darbin) Perkesmas, dan koordinator Perkesmas.

a. Pelaksana Perkesmas
1) Pelaksana Perkesmas adalah seluruh tenaga Perawat di Puskesmas.
2) Tugas dan fungsi pelaksana Perkesmas:
 Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat sesuai kualifikasi pendidikan dan jabatan
fungsional perawat
 Menyusun dokumentasi asuhan keperawatan pada kartu asuhan
keperawatan dan pencatatan lainnya sesuai kebutuhan
 Berkoordinasi dengan penanggung jawab darbin Perkesmas
terkait asuhan keperawatan klien kelolaannya
 Menyusun dan menyampaikan hasil asuhan keperawatan yang
dikelolanya kepada kepada penanggung jawab darbin Perkesmas
3) Pelaksanaan tugas dan fungsi pelaksana Perkesmas sesuai dengan
kualifikasi pendidikan dan jabatan fungsional Perawat di Puskesmas
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Penanggung jawab Darbin Perkesmas


Penanggung jawab Darbin Perkesmas bertanggung jawab terhadap
seluruh kegiatan pelayanan Perkesmas yang diselenggarakan di
daerah binaan kelolaannya.
1) Penanggung jawab Darbin Perkesmas ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas dengan persyaratan kualifikasi adalah Perawat profesi.
2) Tugas Penanggung Jawab Darbin Perkesmas:
 Membantu koordinator Perkesmas dalam pengelolaan pelayanan
Perkesmas khususnya untuk daerah binaan kelolaannya;
 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
yang dilakukan di lingkup daerah binaan kelolaannya;
 Bertugas sebagai pelaksana Perkesmas;

20
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain/ penanggung jawab


program kesehatan terkait penanganan masalah kesehatan yang
dialami sasaran klien; dan
 Menyusun dan menyampaikan rekap hasil asuhan keperawatan
yang dilakukan di lingkup daerah binaan kelolaannya sebagai
data dukung pengisian register pelayanan Perkesmas maupun
laporan lainnya kepada koordinator Perkesmas.

c. Koordinator Perkesmas
1) Pelayanan Perkesmas merupakan tanggung jawab Kepala
Puskesmas dibantu oleh penanggung jawab UKM Esensial dan
Perkesmas dengan berkoordinasi bersama penanggung jawab
program lainnya.
2) Dalam pelaksanaannya, Kepala Puskesmas menunjuk Perawat
sebagai koordinator Perkesmas dengan memperhatikan usulan
penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas.
3) Persyaratan kualifikasi koordinator Perkesmas adalah Perawat
profesi dan telah berpengalaman sebagai penanggung jawab Darbin
minimal satu tahun.
4) Tugas koordinator Perkesmas:
 Melakukan pengelolaan pelayanan Perkesmas tingkat Puskesmas;
 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di
Puskesmas dan wilayah kerjanya;
 Bertugas sebagai pelaksana Perkesmas;
 Melakukan pembinaan teknis pelayanan Perkesmas;
 Menyusun register pelayanan Perkesmas;
 Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat maupun laporan lainnya kepada
penanggung jawab UKM esensial dan Perkesmas; dan
 Melakukan evaluasi (penilaian kinerja Perkesmas) dan menyusun
laporan evaluasi hasil kegiatan pelayanan Perkesmas di
Puskesmas.

21
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Dalam Puskesmas, pengorganisasian Perawat untuk penyelenggaraan


pelayanan Perkesmas ini perlu disusun dan ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas untuk penugasan yang lebih jelas dan terarah. Bentuk
pengorganisasian ini disesuaikan dengan format di daerahnya masing-
masing. Isi pengorganisasian meliputi:
 Pengaturan perawat yang menjadi Koordinator Perkesmas,
Penanggung Jawab darbin Perkesmas dan Pelaksana Perkesmas
 Pengorganisasian Perkesmas di bawah Penanggung Jawab UKM
Esensial dan Perkesmas hingga ke Kepala Puskesmas
 Pembagian wilayah Darbin sesuai wilayah kerja Puskesmas

Dalam hal belum terdapat Perawat profesi di suatu Puskesmas maka


tugas dan fungsi dari penanggung jawab darbin Perkesmas dan
koordinator Perkesmas dapat dilakukan oleh Perawat vokasi setelah
diberikan penugasan kewenangan Perawat profesi mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu:
 Mendapat kesesuaian kompetensi melalui pelatihan dan/atau
pengembangan kompetensi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
 Mendapat surat tugas pelaksanaan kewenangan Perawat profesi yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Dalam hal Puskesmas telah memiliki Perawat profesi maka surat tugas
Perawat vokasi dengan kewenangan Perawat profesi dinyatakan berakhir.

2. Biaya/Anggaran
Alokasi biaya/ anggaran yang diperuntukkan untuk pencapaian target dan
sasaran pelayanan Perkesmas dapat dilihat melalui dokumen Rencana
Kerja Anggaran (RKA) Puskesmas dan berkoordinasi dengan
Penanggung Jawab UKM Esensial dan Perkesmas.

3. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana untuk pelayanan Perkesmas menggunakan sarana
dan prasarana yang tersedia di Puskesmas. Terkait peralatan untuk
pelayanan Perkesmas terdiri dari:

22
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan Perkesmas di


dalam gedung memanfaatkan peralatan yang tersedia di rawat jalan,
pelayanan gawat darurat, dan rawat inap Puskesmas.
b. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan Perkesmas di luar
gedung adalah Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit)
dengan rincian peralatan tercantum pada Tabel 2. Jumlah kit
disesuaikan dengan jumlah Perawat dan beban kerja kegiatan
pelayanan Perkesmas yang diselenggarakan Puskesmas, dimana
jumlah minimal adalah 2 (dua) kit untuk setiap Puskesmas.

Tabel 2.
Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit)

Jumlah Minimal
No Jenis Peralatan
Peralatan
I. KIT KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
a. Alat Kesehatan
1. Alat Test Darah Portable/rapid diagnostic test 1 unit
(Hb, Gula darah, Asam Urat, Kolesterol)
2. Gunting Angkat Jahitan 1 buah
3. Gunting Jaringan 1 buah
4. Gunting Verband 1 buah
5. Klem Arteri 1 buah
6. Nierbeken 1 buah
7. Palu Reflex 1 buah
8. Pen lancet 1 buah
9. Pinset Anatomis 1 buah
10. Pinset Cirurgis 1 buah
11. Alat pengukur tekanan darah/tensimeter 1 buah
dengan menset untuk dewasa dan anak
12. Stetoskop Anak 1 buah
13. Stetoskop Dewasa 1 buah
14. Termometer 1 buah
15. Timbangan Badan Dewasa 1 buah
b. Perbekalan Kesehatan Lain
1. Bak Instrumen dilengkapi Tutup 1 buah
2. Mangkok Iodine 1 buah
3. Mangkok Kapas Steril 1 buah
4. Mangkok dilengkapi tutup 1 buah
5. Penlight 1 buah
II. BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
1. Alat tenun perawatan luka 1 buah

23
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jumlah Minimal
Jenis Peralatan
2. Peralatan
Alkohol 70% kemasan botol 100 1 botol
3.
ml Alkohol Swab 1 box
4.
Blood Lancet 1 box
5.
Handscrub 1 botol
6.
Kasa Hidrofil Steril uk 16 cm x 16 cm 1 dos
kemasan dos isi 16 lembar
7.
Masker 1 buah
8.
NaCl 0,9 % kemasan botol 500 ml 1 botol
9.
Pembalut (gulung) hidrofil 4 m x 5 10 roll
10.
cm Plester 1 roll
11.
Povidon Iodida larutan 1 botol
12.
10% Refill Strip Asam 1 buah
13.
Urat 1 buah
14.
Refill Strip Glukosa 1 buah
15.
Refill Strip Haemoglobin 1 buah
16.
Darah Refill Strip Kolesterol 1 botol
17.
Rivanol 1 pasang
18.
Sarung Tangan Non Steril 1 pasang
19.
Sarung Tangan Steril 1 buah
III.
Sudip Lidah
1.
PERLENGKAPAN 1 buah
2.
Duk Biasa 1 buah
3.
Duk Bolong 1 buah
4.
Meteran 1 buah
5.
Gulung Perlak 1 buah
6.
Besar Perlak 1 buah
Kecil
Tas Kanvas tempat kit

D. Analisa Situasi
Koordinator Perkesmas dan Tim ikut berpartisipasi dalam melakukan analisa
situasi yang diselenggarakan oleh Puskesmas di wilayah kerjanya. Tahapan
kegiatan analisa situasi ini mengacu pada Pedoman Manajemen
Puskesmas. Hasil analisa situasi yang diperoleh kemudian dijadikan dasar
untuk selanjutnya mengidentifikasi masalah kesehatan dalam pelayanan
Perkesmas.

24
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Materi Pokok 2: Perumusan Masalah Pelayanan Perkesmas

Dari hasil analisis situasi, langkah selanjutnya adalah perumusan masalah


pelayanan Perkesmas yang dikoordinir oleh Koordinator Perkesmas. Masalah
disini adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapan dilakukan
melalui: identifikasi masalah, penetapan urutan prioritas masalah, akar penyebab
masalah dan penetapan cara pemecahan masalah.

A. Identifikasi Masalah Pelayanan Perkesmas


Dari hasil analisa situasi, Koordinator Perkesmas dan Tim mengidentifikasi
kembali berbagai masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas. Untuk mempermudah identifikasi masalah
pelayanan Perkesmas, dapat dilaksanakan dengan membuat daftar masalah
sesuai Tabel 3. yang dikelompokkan menurut jenis upaya, target,
pencapaian, masalah kesehatan yang ditemukan dan kebutuhan pelayanan
Perkesmas.

Tabel 3.
Contoh Tabel Identifikasi Masalah Pelayanan Perkesmas

No Upaya Target Pencapaian Masalah Kebutuhan


Kesehatan pelayanan
Perkesmas

Keterangan:
 Upaya diisi kegiatan Puskesmas yang melibatkan pelayanan Perkesmas
 Target diisi berdasarkan hasil penentuan target Puskesmas berdasarkan:
target pencapaian SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota atau
ditentukan dari dinas kesehatan kabupaten /kota atau Puskesmas sesuai
dengan ketersediaan sumber daya yang tersedia
 Pencapaian diisi jumlah pencapaian dari seluruh daerah binaan di
wilayah kerja Puskesmas. Kesenjangan yang ada antara pencapaian dan
target merupakan masalah yang ditemukan
 Masalah Kesehatan diisi dengan perumusan mencakup apa masalahnya,
siapa yang terkena masalah, kapan masalah itu terjadi, dimana terjadinya,
mengapa masalah terjadi dan bagaimana masalah terjadi (5 W dan 1H).
Contoh: “Masih tingginya angka kematian balita akibat diare yaitu sebesar
20% di desa A, wilayah Puskesmas X, pada tahun 2006”

25
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Kebutuhan Pelayanan Perkesmas diisi dengan “Ya” apabila masalah ini


bisa diatasi dengan pendekatan pelayanan Perkesmas, diisi dengan
“Tidak” apabila pelayanan Perkesmas belum mampu membantu
mengatasinya karena alasan di luar kewenangan keprofesian Perawat
atau ketidakmampuan sumber daya yang tersedia atau alasan lainnya

B. Penetapan Urutan Prioritas Masalah Pelayanan Perkesmas


Setelah diperoleh masalah-masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan
pendekatan pelayanan Perkesmas yang selanjutnya disebut sebagai
masalah pelayanan Perkesmas. Langkah berikutnya dilakukan penetapan
urutan masalah pelayanan Perkesmas dengan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) melalui skala nilai 1 sampai dengan 5 sesuai Tabel 4.
1. Urgency
Seberapa gawat masalah kesehatan yang harus dibahas terkait dengan
alokasi waktu yang tersedia serta dipertimbangkan juga seberapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang menjadi
penyebab masalah kesehatan itu terjadi
2. Seriousness
Seberapa serius masalah kesehatan yang harus dibahas terkait akibat
yang timbul apabila terus menunda pemecahan masalah sehingga akan
berdampak timbulnya masalah-masalah yang lebih banyak ke depan jika
masalah penyebabnya tidak dipecahkan segera.
3. Growth
Seberapa mungkin masalah kesehatan yang ada sebenaarnya adalah
masalah penyebab masalah kesehatan lainnya dan akan semakin
memburuk apabila terus dibiarkan.

Tabel 4.
Contoh Penetapan Urutan Masalah Pelayanan Perkesmas

26
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Contoh penilaian dalam metode USG:


 Skala 1 : Tidak Urgency
 Skala 2 : Kurang Urgency
 Skala 3 : CukupUrgency
 Skala 4 : Urgency
 Skala 5 : Sangat Urgency

Penetapan urutan prioritas masalah ini harus menjadi kesepakatan semua


anggota Tim Perkesmas, sehingga diharapkan semua anggota akan
bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan ke depan.
Bila tidak dicapai kesepakatan dalam tim maka dapat ditempuh dengan
menggunakan metode lain seperti: Focus Group Discussion (FGD), MCUA
(Multi Criteria Utility Assesment), NGT (Nominal Group Technique),
Brainstorming, dll.

C. Akar Penyebab Masalah Pelayanan Perkesmas


Setelah ditentukan masalah pelayanan Perkesmas yang menjadi prioritas,
langkah selanjutnya dicari akar penyebab dari masalah pelayanan
Perkesmas tersebut. Hal ini dilakukan agar penyebab masalah ini dapat
terkonfirmasi dengan data yang ada di Puskesmas. Beberapa metode yang
dapat dipergunakan dalam mencari akar penyebab masalah yaitu:
1. Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/ fish bone)
Diagram sebab akibat ini memiliki langkah-langkah penyusunannya
meliputi:
a. Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
b. Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk kearah kepala ikan.
c. Tetapkan kategori utama dari penyebab.
d. Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
e. Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan pada masing-
masing kategori.
f. Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk
kategori utama yang lain.
g. Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar
sub penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.

27
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

h. Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi data untuk


menghilangkan duplikasi ketidaksesuaian dengan masalah, dll.

Gambar 2.
Contoh Fishbone

penyebab akibat

Yang perlu diperhatikan :


 Fish bone diagram hanya menggambarkan tentang kemungkinan suatu
penyebab, bukan fakta/penyebab yang sesungguhnya, untuk itu
diperlukan konfirmasi dengan data di Puskesmas untuk
memastikannya.
 Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan jelas sehingga
tidak terjadi kerancuan dalam mencari kemungkinan penyebabnya.
 Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi kemungkinan
penyebab secara terfokus sehingga dapat dihindari kemungkinan
terlewatnya penyebab.
 Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat secara penuh dalam
proses penyusunan fish bone diagram tersebut.

2. Pohon Masalah (Problem Trees)


Langkah-langkah penyusunan Pohon Masalah meliputi:
a. Tuliskan “masalah” pada kotak di puncak pohon masalah.
b. Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.

28
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak


dibawahnya dengan arah panah menuju ke kotak masalah.
d. Lakukan curah pendapat dan fokuskan pada masing-masing kategori.
e. Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk
kategori utama yang lain.
f. Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar
sub penyebab dan letakkan pada kotak yang ada dibawahnya.
g. Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi, tidak sesuai dengan masalah, dan lain-lain.

Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari:


 Input (sumber daya): sarana, prasarana, alat kesehatan, tenaga, obat
dan bahan habis pakai, anggaran dan data.
 Proses (pelaksanaan kegiatan).
 Lingkungan

Gambar 3.
Contoh Pohon Masalah

Penyebab

Akar Penyebab

29
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

D. Penetapan Cara Pemecahan Masalah Pelayanan Perkesmas


Untuk menetapkan cara pemecahan masalah pelayanan Perkesmas dapat
dilakukan kesepakatan di antara anggota tim dengan didahului brainstorming
(curah pendapat). Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel cara
pemecahan masalah.
1. Brainstorming
Dilaksanakan untuk membangkitkan ide/gagasan/pendapat tentang suatu
topik atau masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam periode waktu
yang singkat dan bebas dari kritik. Manfaat dari brainstorming adalah
untuk:
a. Mendapatkan ide/pendapat/gagasan sebanyak-banyaknya
b. Pengembangan kreatifitasi berpikir dari anggota tim
c. Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota tim).

Tipe brainstorming
a. Terstruktur, tiap anggota tim menyampaikan ide/gagasan bergiliran
b. Tidak terstruktur, tiap peserta yang mempunyai ide/gagasan dapat
langsung menyampaikannya

Langkah-langkah brainstorming :
a. Tetapkan suatu topik/masalah sejelas mungkin.
b. Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami dan
memikirkannya.
c. Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat, misalnya
30-45 menit.
d. Anggota tim menyampaikan ide.
e. Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi, gunakan curah
pendapat terstruktur sehingga seluruh anggota mempunyai
kesempatan yang sama. Bila yang dipilih secara terstruktur, anggota
yang tidak menyampaikan pendapat pada gilirannya harus
mengucapkan “Pass” dan kesempatan diberikan pada anggota
berikutnya.
f. Beri dorongan/ rangsangan agar anggota berani memberikan/
mengajukan pendapat.

30
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

g. Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan menanggapi pendapat


anggota yang sedang berbicara. Bila ini terjadi, pimpinan sidang harus
segera menegur.
h. Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada flipchart sehingga dapat
dilihat oleh seluruh anggota.
i. Teruskan brainstorming sampai waktu yang telah ditetapkan habis.
j. Lakukan klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang dari topik
atau duplikasi yang terjadi.
k. Buat list pendek yang berhubungan dengan topik yang dibahas

Kesepakatan di antara anggota tim berdasarkan hasil brainstorming. Hasil


kesepakatan dipergunakan sebagai bahan penyusunan Usulan Kegiatan
Pelayanan Perkesmas.

2. Bila tidak terjadi kesepakatan, digunakan metode tabel cara pemecahan


masalah sesuai Tabel 5.
Tabel 5.
Contoh Tabel Cara Pemecahan Masalah

Materi Pokok 3: Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas

Usulan kegiatan pelayanan Perkesmas yang dibahas disini meliputi: Rancangan


usulan kegiatan pelayanan Perkesmas dan Rencana pelaksanaan kegiatan (RPK)
pelayanan Perkesmas.

A. Rancangan Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas


Setelah melalui tahapan di atas, Koordinator Perkesmas bersama dengan
Tim mulai melakukan penyusunan rancangan usulan kegiatan untuk
pelayanan

31
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Perkesmas. Rancangan usulan ini diharapkan dapat menjadi bagian dari


Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas. Rancangan usulan kegiatan
pelayanan Perkesmas ini harus segera diselesaikan sesuai batas waktu
yang ditentukan oleh Kepala Puskesmas. Cara penyusunan rancangan
usulan kegiatan pelayanan Perkesmas mengikuti formulir RUK Puskesmas
terlampir.

Dalam penyusunan rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas,


Koordinator Perkesmas dan Tim perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas berfokus untuk
pemecahan masalah kesehatan prioritas di wilayah kerja Puskesmas
maupun pencapaian IKS
2. Rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas mengacu pada
indikator proses pelayanan Perkesmas, contoh: penemuan kasus,
pembinaan keluarga/ kunjungan rumah, pelatihan care giver/ kader,
penyuluhan kesehatan kepada kelompok khusus/ masyarakat, pembinaan
kelompok, dll
3. Rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas mempertimbangkan
kesanggupan Tim Perkesmas dan kemampuan sumber daya yang
dimiliki, contoh: jumlah Perawat masih terbatas, tingkat pendidikan
perawat belum ada Ners, ada Perawat yang sedang tugas belajar/ cuti
melahirkan, dll
4. Rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas mempertimbangkan
alokasi anggaran yang tersedia khusus untuk pelayanan Perkesmas
5. Khususnya dalam mengusulkan kegiatan pembinaan keluarga/ kunjungan
rumah minimal dialokasikan 4 kali dalam setahun
6. Rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas mempertimbangkan
keterpaduan lintas program di internal Puskesmas, contoh: apabila ada
kegiatan program UKM yang melibatkan Perawat untuk melakukan
asuhan keperawatan maka sasaran ini bisa diambil untuk pelayanan
Perkesmas namun tidak perlu dianggarkan khusus di usulan kegiatan
pelayanan Perkesmas
7. Rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas mempertimbangkan

32
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam pengelolaan Perkesmas


dan pembinaan teknis Perkesmas, contoh: pengumpulan data
(penyebaran

33
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

angket/kuisioner, FGD, wawancara mendalam), SMD, In-House Training


Perawat di Puskesmas, pertemuan rutin keperawatan, dll

B. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan Perkesmas


Berdasarkan RUK Puskesmas, Koordinator Perkesmas dan Tim menyusun
RPK untuk pelayanan Perkesmas dengan tahapan sebagai berikut:
1. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui dalam RUK
Puskesmas
2. Membandingkan alokasi kegiatan pelayanan Perkesmas yang disetujui
dalam RUK Puskesmas dengan usulan RUK Puskesmas dan situasi saat
penyusunan RPK.
3. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan
dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi
pelaksanaan pelayanan Perkesmas.
4. Berpartisipasi dalam Lokakarya Mini Bulanan Pertama yang
diselenggarakan oleh Puskesmas untuk membahas kesepakatan RPK.
5. Menyusun RPK tahunan untuk pelayanan Perkesmas sesuai contoh
Formulir 2 terlampir
6. Merinci RPK tahunan pelayanan Perkesmas menjadi RPK bulanan
pelayanan Perkesmas bersama dengan target pencapaiannya, dan
direncanakan kegiatan pengawasan dan pengendaliannya sesuai contoh
Formulir 3 terlampir
7. Semua kegiatan agar dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, perlu
didukung dokumen yang relevan, antara lain:
a. Peraturan/ Keputusan Kepala Puskesmas
b. Kerangka Acuan Kegiatan terkait pelayanan Perkesmas
c. Standar Prosedur Operasional (SPO) Kerja terkait pelayanan
Perkesmas
d. Dokumen lain yang dibutuhkan
8. RPK pelayanan Perkesmas dimungkinkan untuk diubah/ disesuaikan
dengan kebutuhan saat itu apabila dalam hasil analisis pengawasan dan
pengendalian kegiatan bulanan dijumpai kondisi tertentu (bencana alam,
konflik, Kejadian Luar Biasa, perubahan kebijakan mendesak, dll) yang
harus dituangkan ke dalam RPK. Perubahan RPK dilakukan dengan

34
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

pendampingan dinas kesehatan kab/kota, dan tidak mengubah pagu


anggaran yang ada.
9. Pada Puskesmas yang telah melaksanakan pola pengelolaan keuangan
BLUD, format untuk formulir perencanaan lima tahunan Puskesmas dan
perencanaan tahunan Puskesmas disesuaikan dengan peraturan pola
pengelolaan BLUD yang berlaku.

35
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Setiap Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan harus menyelenggarakan kegiatan pelayanan
Perkesmas. Pelayanan ini dilaksanakan oleh Puskesmas bertahap sesuai dengan
sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing Puskesmas. Agar
pelayanan Perkesmas dapat diberikan secara efektif dan efisien, maka perlu
dikelola dengan baik mengacu pada prinsip-prinsip manajemen Puskesmas, salah
satunya adalah menyusun perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas.

Tahapan dalam perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas meliputi: (1)


persiapan perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas, (2) perumusan masalah
pelayanan Perkesmas dan (3) usulan kegiatan pelayanan Perkesmas. Secara
umum, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam tiap tahapan kegiatan tersebut
tidak berbeda jauh dengan apa yang dilakukan oleh Tim Puskesmas saat
menyusun perencanaan tingkat Puskesmas (rencana lima tahunan dan rencana
tahunan), dimana perencanan kegiatan pelayanan Perkesmas akan lebih berfokus
dalam hal upaya penanganan masalah kesehatan masyarakat yang dapat diatasi
melalui pendekatan pelayanan Perkesmas.

36
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
6. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
7. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
8. https://agenpreventif.blogspot.com/2020/04/metode-menentukan-prioritas-
masalah.html. Diakses tanggal 9 Juli 2021
9. https://didiksetiawan11.wordpress.com/2015/06/02/pengolahan-data-dan-
penyajian-data. Diakses tanggal 9 Juli 2021

37
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

10 LAMPIRAN
1. Formulir Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas
2. Formulir Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Tahunan Puskesmas
3. Formulir Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Bulanan Puskesmas
4. Panduan Praktik

38
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 1.
FORMULIR
RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK) PUSKESMAS

39
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 2.
FORMULIR
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PUSKESMAS

40
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 3.
FORMULIR
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) BULANAN PUSKESMAS

41
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 4.
PANDUAN PRAKTIK
Tujuan:
Setelah melakukan praktik ini, peserta mampu menyusun Perencanaan Kegiatan
Pelayanan Perkesmas.

Petunjuk:
1. Kelas Besar : Pengantar (10 menit)
a. Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator (yang sebelumnya
menyampaikan teori) memperkenalkan tim fasilitator lainnya yang
akan terlibat dalam penugasan
b. Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator menyampaikan langkah-
langkah atau petunjuk proses penugasan praktik penyusunan perencanaan
kegiatan pelayanan Perkesmas yang dilakukan
c. Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator membagi peserta menjadi
kelompok masing-masing berisi 6 orang dibantu panitia (5 kelompok
didampingi 1 fasilitator per kelompok dan dibuat urutan nomor peserta
untuk memudahkan pembagian tugas penyajian hasil praktik ke depan

2. Kelompok Kecil : Penugasan dalam Kelompok (45 menit)


a. Dalam kelompok kecil, setiap fasilitator yang bertanggung jawab terhadap
kelompoknya masing-masing
b. Fasilitator meminta setiap peserta untuk menyiapkan data-data Puskesmas
yang akan digunakan sebagai bahan praktik sebagai berikut:
1) Profil Puskesmas
2) Hasil identifikasi masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas (proses identifikasi ini dilakukan sebelum
datang pelatihan dan sumber referensi berdasarkan data profil
kesehatan keluarga dan laporan bulanan Perkesmas tahun
sebelumnya)
3) Tabel penetapan urutan prioritas masalah dengan metode USG (proses
penyusunan tabel ini dilakukan sebelum datang pelatihan)
4) Hasil analisis akar penyebab masalah dengan metode fishbone atau
pohon masalah (proses penyusunan analisis ini dilakukan sebelum
datang pelatihan)
42
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Fasilitator mempersilakan setiap peserta untuk mengerjakan tugasnya


secara mandiri dengan tahapan sebagai berikut:
1) Peserta menetapkan cara pemecahan masalah untuk 1 (satu) masalah
kesehatan yang ditetapkan paling prioritas berdasarkan hasil analisis
akar penyebab masalah
2) Peserta menyusun rancangan Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
dengan format RUK Puskesmas direncanakan tahun depan
3) Peserta menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Tahunan
dengan format RPK Puskesmas direncanakan tahun depan
4) Selama proses latihan berlangsung, fasilitator yang bertanggung jawab
terhadap kelompoknya masing-masing bertugas:
a. Melakukan pengamatan terhadap proses praktik yang dilakukan oleh
setiap peserta
b. Membantu peserta apabila ada yang tidak dipahami

3. Kelompok Kecil: Penyajian Hasil Praktik (170 menit)


a. Fasilitator menjelaskan mekanisme presentasi (5 menit)
b. Fasilitator mempersilakan tiap peserta secara bergantian untuk
memaparkan hasil praktiknya (6x15 menit = 90 menit)
c. Setiap fasilitator mempersilakan peserta lain yang ditunjuk akan
memberikan tanggapan atas hasil penyajian yang disampaikan (6X10 menit
= 60 menit) sesuai urutan di bawah ini:
 Hasil penyajian Peserta 1 → diberikan tanggapan oleh Peserta 5
 Hasil penyajian Peserta 2 → diberikan tanggapan oleh Peserta 6
 Hasil penyajian Peserta 3 → diberikan tanggapan oleh Peserta 1
 Hasil penyajian Peserta 4 → diberikan tanggapan oleh Peserta 2
 Hasil penyajian Peserta 5 → diberikan tanggapan oleh Peserta 3
 Hasil penyajian Peserta 6 → diberikan tanggapan oleh Peserta 4
d. Fasilitator memberikan penguatan dan pendalaman hasil penugasan praktik
peserta (10 menit)
e. Fasilitator merangkum hasil penugasan praktik di dalam kelompoknya (5
menit)

43
MODUL MATA PELATIHAN INTI 2
ASUHAN KEPERAWATAN
DI PUSKESMAS DAN
WILAYAH KERJA
PUSKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
1 DESKRIPSI SINGKAT
Mata pelatihan ini membahas tentang Asuhan Keperawatan Individu; Asuhan
Keperawatan Keluarga; Asuhan keperawatan Kelompok/Masyarakat; dan
Integrasi Pelayanan Perkesmas dengan Pendekatan Keluarga. Asuhan
keperawatan akan menggunakan beberapa indikator PIS-PK yaitu Tuberkulosis,
Gangguan Jiwa dan Hipertensi sebagai contoh kasus dan pembahasannya.

1
2 TUJUAN
PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan Asuhan
Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas.

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Menjelaskan Asuhan Keperawatan Individu
2. Melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga
3. Melakukan Asuhan keperawatan Kelompok/Masyarakat
4. Melakukan Integrasi Pelayanan Perkesmas dengan Pendekatan Keluarga

2
3 MATERI POKOK
danSUB MATERI POKOK

Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Asuhan Keperawatan Individu
a. Pengkajian Keperawatan Individu
b. Diagnosis Keperawatan Individu
c. Rencana tindakan Keperawatan Individu
d. Pelaksanaan tindakan Keperawatan Individu
e. Evaluasi Keperawatan Individu
2. Asuhan Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian Keperawatan Keluarga
b. Diagnosis Keperawatan Keluarga
c. Rencana Keperawatan Keluarga
d. Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
e. Evaluasi Keperawatan Keluarga
3. Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat
a. Pengkajian Keperawatan Kelompok/Masyarakat
b. Diagnosis keperawatan Kelompok/Masyarakat
c. Rencana Keperawatan Kelompok/Masyarakat
d. Pelaksanaan Keperawatan Kelompok/Masyarakat
e. Evaluasi Keperawatan Kelompok/Masyarakat
4. Integrasi Pelayanan Perkesmas dengan Pendekatan Keluarga
a. Persiapan pelaksanaan kunjungan keluarga
b. Kunjungan keluarga dan intervensi awal
c. Analisis hasil kunjungan keluarga dan Rencana Intervensi Lanjut
d. Pelaksanaan Intervensi Lanjut

3
4
METODE
Mata pelatihan Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
menggunakan metode :

1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)


2. Studi Kasus
3. Simulasi

4
5 MEDIA DAN ALAT
BANTU
Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Asuhan Keperawatan
di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya meliputi:

1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Laporan kegiatan perkesmas peserta
9. Data keluarga sehat di wilayah Puskesmas peserta
10. Profil Puskesmas peserta
11. Hasil Survey mawas diri di wilayah kerja Puskesmas peserta
12. Lembar kasus
13. Panduan studi kasus

5
6 LANGKAH-
LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
 Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat.
 Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas maka mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
 Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang apa yang dimaksud dengan
Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas dengan
pendekatan keluarga. dengan metode curah pendapat (brainstorming).
 Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang
Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas dengan
menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Review Pokok Bahasan


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Menyampaikan Pokok Bahasan 1, 2, 3, 4 dan 5 secara garis besar dalam waktu yang
singkat selama 2 Jp (90 menit)
 Memberikan kesempatan kepada pembelajar/peserta untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas
 Memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menjawab, selanjutnya fasilitator
memberi jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan peserta dan belum terjawab oleh
peserta lain

Sesi 3: Pendalaman Pokok Bahasan


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Meminta kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok akan
diberikan tugas diskusi kelompok untuk menyusun rancangan asuhan

6
keperawatan pada keluarga, kelompok/masyarakat, dan integrasi dengan
pendekatan keluarga.
 Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penyaji.
 Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil diskusi dan
pembuatan rancangan asuhan keperawatan pada keluarga, kelompok/
masyarakat, dan integrasi dengan pendekatan keluarga.
 Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses diskusi.

Sesi 4: Penyajian Dan Pembahasan Hasil Pendalaman Pokok Bahasan Dikaitkan


Dengan Situasi Dan Kondisi Di Tempat Tugas (Diskusi Kasus Penerapan Asuhan
Keperawatan Pada Keluarga, Kelompok/Masyarakat, Dan Integrasi Dengan
Pendekatan Keluarga)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi asuhan
keperawatan pada keluarga, kelompok/masyarakat, dan integrasi dengan pendekatan
keluarga sesuai dengan rancangan yang disusun.
 Memimpin proses tanggapan (tanya jawab)
 Merangkum hasil diskusi

Sesi 5: Rangkuman dan Evaluasi Hasil Belajar


 Melakukan evaluasi dengan mengajukan 3 (tiga) buah pertanyaan sesuai
dengan topik pokok bahasan
 Memperjelas jawaban peserta terhadap masing-masing pertanyaan
 Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil proses pembelajaran
asuhan keperawatan pada keluarga, kelompok/masyarakat, dan integrasi
dengan pendekatan keluarga.
 Membuat kesimpulan

7
7 URAIAN MATERI

A. PENGERTIAN UMUM KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT


Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) atau Keperawatan
Kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan
promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada
indididu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang
utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya (ANA,
1986; APHA, 1996).

Keperawatan kesehatan komunitas pada dasarnya adalah pelayanan


keperawatan professional yang merupakan perpaduan antara konsep
kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi. Dalam
pencapaian upaya kesehatan yang optimal dilakukan melalui peningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) di semua tingkat pencegahan
(Pencegahatn Primer Pencegahan sekunder, Pencegahan tertier) dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan.

Tanggung jawab utama perawat Komunitas adalah keseluruhan populasi


dengan tujuan yang akan diwujudkan dalam pelayanan praktik keperawatan
kesehatan komunitas adalah pencapaian jadi diri klien secara maksimal dalam
penanggulangan masalah kesehatannya, kemampuan beradaptasi,
kemampuan berperan secara efektif serta terhindar dari gejala abnormal.

8
B. FILOSOFI/ PARADIGMA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Filosofi keperawatan kesehatan komunitas digambarkan dalam empat aspek
paradigma yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
1. Manusia
Komunitas sebagai klien individu, keluarga kelompok atau masyarakat pada
wilayah dengan batas geografis tertentu yang memiliki keyakinan, minat
yang relatif sama serta berinteraksi untuk mencapai tujuan. Komunitas
sebagai klien dengan prioritas perhatian khusus pada kasus resiko tinggi,
daerah terpencil, konflik, rawan dan kumuh.
2. Kesehatan
Suatu kondisi terbebas dari tanda atau gejala penyimpangan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia serta Keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan dalam mengatasi stresor. Perawat memandang
sehat mencakup semua tingkatan sejahtera yaitu pencapaian jati diri,
kemampuan beradaptasi, dapat berperan secara efektif dan terhindar dari
gejala abnormal.
3. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal yang mempenngaruhi klien/komunitas
mencakup bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi atau tindakan yang bertujuan untuk menekan stresor atau
meningkatkan kemampuan komunitas menghadapi stresor melalui Upaya
pencegahan primer, sekunder, dan tersier

Pelayanan Keperawatan merupakan bantuan yang diberikan karena adanya


kelemahan fisik dan atau mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya
kemauan melaksanakan kegiatan sehari hari secara mandiri. Tujuan pelayanan
keperawatan komunitas adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan untuk mencapai kondisi sehat secara optimal.
Pelayanan keperawatan diberikan secara langsung kepada seluruh masyarakat
dalam rentang sehat sakit dengan mempertimbangkan seberapa jauh masalah
kesehatan masyarakat memperngaruhi individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.

9
C. PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
Praktik Keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat professional
melalui kerjasama kolaborasi dengan klien dan tenaga Kesehatan lainnya pada
saat memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya. Praktik keperawatan sebagai tindakan keperawatan professional
menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu
dasar (biologi, fisik, biomedik, perilaku, sosial) dan ilmu keperawatan sebagai
landasan untuk melakukan asuhan keperawatan.

Asuhan keperawatan adalah merupakan rangkaian kegiatan praktik


keperawatan yang diberikan kepada klien individu, keluarga, kelompok,
maupun masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang mencakup pengkajian, perumusan diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Proses keperawatan adalah ” Suatu rangkaian pemecahan masalah yang


sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan dan membantu klien mengatasi masalah keperawatan atau
meningkatkan kemandiriannya dalam mencapai status fungsi yang optimal.

Praktik keperawatan kesehatan masyarakat dilakukan untuk meningkatkan dan


memelihara kesehatan populasi dengan mengintegrasikan skill dan
pengetahuan yang relevan dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat.
Praktik keperawatan komunitas adalah general dan komprehensif, tidak
terbatas terhadap usia atau diagnosa tertentu; Mengambil tempat di berbagai
tatanan/ setting (acut care setting, ambulatory setting dan community setting)
dengan Memanfaatkan berbagai peran keperawatan professional. Pelayanan
Keperawatan kesehatan masyarakat diberikan secara berkelanjutan yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan
mengaplikasikan promosi kesehatan, pendidikan kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, koordinasi, pelayanan berkelanjutan,

10
Karakteristik Praktik Perkesmas :
1. Praktik keperawatan kesehatan komunitas meningkatkan dan memelihara
kesehatan populasi dengan mengintegrasikan skill dan pengetahuan yang
relevan dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat
2. Praktik keperawatan komunitas adalah general dan komprehensif, tidak
terbatas terhadap usia atau diagnosa tertentu; Mengambil tempat di
berbagai tatanan/ setting; Memanfaatkan berbagai peran keperawatan
profesional
3. Pelayanan diberikan berkelanjutan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok di komunitas dengan mengaplikasikan promosi kesehatan,
pendidikan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, koordinasi, pelayanan
berkelanjutan
4. Fokus intervensi keperawatan pada pelayanan primary prevention,
secondary prevention, tertiary prevention.
5. Penekanan penanganan masalah kesehatan populasi dari pada individu
6. Penekanan pelayanan komprehensif dan berkelanjutan dari pada. Short
term dan episodic
7. Interaksi antara perawat dan klien equal; lebih besar kerjasama dengan
segmen kemasyarakatan lain
8. Memandang sehat mencakup semua tingkatan sejahtera mencakup
pencapaian jati diri, kemampuan beradaptasi, dapat berperan secara efektif
dan terhindar dari gejala abnormal
9. Adanya Autoritas, Akontabilitas, Pengambilan keputusan mandiri,
Kolaborasi multidisiplin dalam membantu penyelesaian masalah klien,
10. Mengadakan advokasi dalam mengatasi masalah klien dan memfasilitasi
pemberdayaan potensi organisasi dan system klien.
11. Kegiatan Praktik keperawatan komunitas antara lain :
a. Menyediakan pelayanan pada Masyarakat
b. Melayani klien pada semua umur dan lebih berfokus pada
penanganan masalah populasi daripada individu
c. Kolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu
d. Menunjang klien berpartisipasi aktif dalam aktifitas promkes dan
memandang sehat dalam rentang sehat-sakit
e. Fokus utama intervensi melaksanakan upaya tingkat pencegahan
primer, sekunder, dan tersier
11
Standar Praktik Keperawatan Kesehatan Masyarakat :
1. Perawat mengaplikasikan konsep teori sebagai dasar keputusan praktik
2. Perawat secara sistematis mengumpulkan data yang komprehensif dan
akurat
3. Perawat menganalisa data tentang masyarakat, kelompok, keluarga, dan
individu untuk menetapkan diagnosa Keperawatan
4. Pada setiap tingkat pencegahan perawat mengembangkan rencana
tindakan keperawatan yang spesifik sesuai kebutuhan klien
5. Perawat melakukan tindakan sesuai rencana untuk meningkatkan,
mempertahankan dan memelihara kesehatan; penanganan masalah
keperawatan aktual, mencegah penyakit, dan rehabilitasi
6. Perawat mengevaluasi respon masyarakat / komunitas, keluarga dan
individu terhadap hasil intervensi, menetapkan kemajuan terhadap
pencapaian tujuan serta perbaikan data dasar, diagnosa dan rencana.
7. Perawat berpartisipasi dalam peer review dan evaluasi lain untuk menjamin
kualitas praktik keperawatan. Perawat memikul tanggung jawab untuk
perkembangan profesional dan berkontribusi terhadap pertumbuhan profesi
lain.
8. Perawat berkolaborasi dengan provider kesehatan lain, tenaga profesional,
dan perwakilan komunitas dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
serta program evaluasi terhadap kesehatan komunitas
9. Perawat berkontribusi terhadap riset teori dan praktik CHN

D. PERBEDAAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT DENGAN


KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

NO KEPERAWATAN KLINIK / RUMAH KEPERAWATAN KESEHATAN


SAKIT KOMUNITAS

1. Fokus Pelayanan bagi pasien di Fokus Pelayanan bagi keluarga dan


rumah sakit kelompok di komunitas

2. Penyediaan pelayanan keperawatan Penyediaan pelayanan keperawatan


secara Episodic Terdistribusi kepada semua keluarga dan
kelompok di komunitas

3. Bekerja dengan pasien di unit-unit Bekerja di berbagai setting dengan kondisi


khusus di rumah sakit klien sehat dan sakit

12
3. Berkaitan dengan satu rumah sakit/ Berkaitan dengan semua institusi dan
satu institusi agensi komunitas dan internasional

4. Koordinasi pelayanan dengan Kooedinasi pelayanan dilaksanakan dengan


institusi dan agensi di komunitas berbagai agensi komunitas dalam
saat pemulangan pasien pelqwayanan medical dan non medikal

5. Menerima petunjuk terapi medic dari Menerima petunjuk terbatas dari pelayanan
resep dokter keperawatan, rentang kewenangan medic
dan secara tidak langsung di home health
care

6. Merencanakan dan memberikan Merencanakan dan memberikan asuhan


asuhan keperawatan individu keperawatan yang berpusat pada keluarga

7. Membatasi kewenangan pasien di Mendukung kewenagan keluarga kecuali


lingkubngan rumah sakit pada penyakit menular

8. Memberikan kesempatan terbatas Mengobservasi berbagai factor di


bagi keluarga untuk berhubungan lingkungan rumah yang dapat berubah
atau indicator-indikator kesehatan kesehatan setiap saat
lainnya

9. Membatasi observasi jenis Memfasilitasi observasi hubungan intim


hubungan privacy keluarga selama karena biasanya perilaku tidak dibatasi
di rumah sakit

10 Membatasi hubungan dengan Memfasilitasi hubungan professional


pegawai rumah sakit lain dengan manusia brbagai profesi lain,
Berperan koordinasi

E. KATEGORI PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KESEHATAN KOMUNITAS


1. Peran Berorientasi Pada Klien (Melibatkan kegiatan pelayanan langsung
kepada klien) : Care provider, role model, konselor, pendidik, pembela,
pemberi pelayanan primer (Primary Care), manager kasus
2. Peran Berorientasi Pada Penyediaan Pelayanan Kesehatan (Peran yang
dirancang untuk meningkatkan pelaksanaan sistem penyediaan pelayanan
kesehatan yang berdampak pada pelayanan klien lebih baik) : Koordinator,
Kolaborator, Penghubung (Liaison)
3. Peran Berorientasi Pada Populasi (Biasanya berkaitan dengan perawatan
klien yang spesifik, pada kelompok komunitas) : Case finder, leader, peneliti,
pembaharu.

13
Peran Perawat Komunitas :

Saat ini peran perawat komunitas masih masa Transisi dalam proses berubah.
Tingkat perawat praktisi banyak melakukan primary care dan promosi
kesehatan terhadap individu dan Perawat dituntut dapat fleksibel dan mampu
menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan situasi klien.

Berbagai faktor yang mempengaruhi Peran Perawat saat ini antara lain :
Kebijakan organisasi; Norma sosial dan budaya komunitas; Persepsi
masyarakat terhadap CHN; serta Kemampuan Perawat yang ada diberbagai
tatanan.

TUGAS DAN PERAN PERAWAT DI INDONESIA

Berdasarkan UU nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan, dinyatakan


bahwa Peran atau tugas Perawat adalah :

1. Pemberi Asuhan Keperawatan (Pelaksana);


2. Penyuluh dan konselor bagi Klien (Pendidik);
3. Pengelola Pelayanan Keperawatan (Pengelola);
4. Peneliti Keperawatan (Peneliti);
5. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
6. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

Peran Pelaksana
a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada klien yang diberikan kepada
klien individu, keluarga, kelompok di masyarakat sepanjang rentang sehat-
sakit
b. Lingkup pelayanan keperawatan komunitas
Pencegahan primer
- Pencegahan sekunder
- Pencegahan tersier

14
Fungsi Perawat terkait Peran Pelaksana
a. Memberikan perawatan langsung kepada klien : ROM, Pengobatan,
Pemeliharaan kebersihan, Adaptasi lingkungan, ambulasi, treatment
b. Memberikan perawatan tidak langsung : Koordinasi pelayanan
keperawatan, penjelasan pelayanan yang tersedia, rujukan ke sumber di
komunitas
c. Membina aktifitas pemeliharaan Kesehatan
- Mengkaji & menunjang praktik perilaku sehat
- Mendukung potensi keluarga

Peran Pendidik
a. Peran pendidik penting bagi perawat komunitas karena tujuan utama CHN
adalah kemandirian klien
b. Tujuan Pendidikan kesehatan :
- Mampu mengambil keputusan yang baik tentang pelayanan kesehatan
- Mampu memulai perilaku yang bermanfaat bagi kesehatan
- Mampu merubah perilaku yang membahayakan kesehatan.

Fungsi Perawat terkait Peran Pendidik


a. Mengkaji kebutuhan klien : apa yang diketahui, perlu diketahui, dan ingin
diketahui
b. Menyediakan pelayanan pendidikan kesehatan
c. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan dengan topik nutrisi, eksercise,
managemen stress, penanggulangan penyakit
d. Mengajarkan informasi yang relevan untuk kesehatan klien dan gaya hidup
sehat
e. Membantu memilih sumber informasi : buku bacaan, televisi, majalah,
kerabat

Peran Pengelola
a. Ketrampilan mengelola : Mengkoordinir aktifitas orang lain untuk mencapai
tujuan spesifik

15
b. Perawat mempunyai posisi ideal sebagai koordinator karena memahami
kebutuhan klien
c. Koordinasi adalah proses mengorganisasikan dan memadukan pelayanan
seghingga efisien

Fungsi Perawat terkait peran Pengelola


a. Melakukan supervisi pelayanan klien
b. Melakukan supervisi anggota tim kesehatan dibawahnya
c. Mengelola sistem ketenagaan dan sistem pelayanan klien
d. Mengkoordinir aktifitas perencanaan komunitas

Peran Peneliti
a. Peneliti mengekplorasi fenomena
b. Penelitian yang berfokus pada kegiatan investigasi menjadi tg.jwb. Semua
perawat
c. Riset yang efektif didasarkan semangat inquiry, keterbukaan pemikiran,
kemampuan observasi, dan analisa informasi dan situasi

Fungsi Perawat terkait peran Peneliti


a. Melakukan penilaian hasil riset
b. Mengevaluasi penyelidikan menggunakan kriteria
c. Membaca dan mengkritik hasil riset
d. Menyebarluaskan temuan riset
e. Berpartisipasi melaksanakan riset orang lain
f. Merancang dan menyelenggarakan riset jika memenuhi kriteria.

WEWENANG PERAWAT
Berdasarkan UU nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan, dinyatakan
bahwa Kewenangan Perawat di pelayanan kesehatan mencakup kewenangan
Perawat terkait Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan
Perseorangan.

16
1. Wewenang Perawat dalam Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Melakukan pengkajian keperawatan kesmas di tingkat keluarga dan
masyarakat
b. Menetapkan permasalahan keperawatan kesmas
c. Membantu penemuan kasus penyakit
d. Merencanakan tindakan keperawatan kesmas
e. Melakukan rujukan kasus
f. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesmas
g. Menjalin kemitraan, pemberdayaan dan advokasi dalam perawatan
kesmas
h. Mengelola kasus / Case Management
i. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif
2. Wewenang Perawat dalam Upaya Kesehatan Perorangan
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
b. Menetapkan diagnosis keperawatan
c. Merencanakan tindakan keperawatan
d. Melaksanakan tindakan keperawatan
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan
f. Melakukan rujukan
g. Memberi tindakan gadar sesuai dg kompetensi
h. Memberi konsultasi keperawatan & berkolaborasi dg dokter
i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai
dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan bebas terbatas

Materi Pokok 1: Asuhan Keperawatan Individu


A. Pengkajian Keperawatan Individu
Pengkajian merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan
data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan form
pengkajian individu (Kemenkes, 2014).

17
Pengkajian pada individu rawat jalan dilakukan secara singkat dan fokus
pada keluhan yang dirasakan. Pengkajian pada individu yang dirawat di
Puskesmas dilakukan secara komprehensif. Hal-hal yang perlu dikaji antara
lain:
1. Identitas
a. Nama Individu yang sakit
b. Diagnosa medis
c. Sumber dana kesehatan
d. Rujukan dokter/RS
2. Keadaan Umum
3. Sirkulasi/Cairan
4. Pernafasan
5. Pencernaan
6. Perkemihan
7. Muskuloskeletal
8. Neurosensori
9. Kulit
10. Tidur dan istirahat
11. Mental
12. Komunikasi dan budaya
13. Kebersihan diri
14. Perawatan diri sehari-hari
15. Keterangan tambahan terkait individu

B. Diagnosis Keperawatan Individu


Diagnosa keperawatan memberikan dasar dalam pemilihan intervensi untuk
mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat, baik yang bersifat
aktual, risiko, kemungkinan (possible), maupun sejahtera (wellness).

C. Perencanaan Tindakan Keperawatan Individu


Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan
hasil pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang
merupakan petunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk
mencegah, menurunkan, atau mengeliminasi masalah kesehatan klien.
Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkan berdasarkan hasil
18
pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan
petunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah,
menurunkan, atau mengeliminasi masalah kesehatan klien.

1. Rumusan Tujuan
Tujuan adalah petunjuk untuk menyeleksi intervensi keperawatan dan
kriteria hasil dalam mengevaluasi intervensi yang telah diberikan, dalam
menetapkan tujuan dan ukuran hasil yang diharapkan ditekankan pada
diagnosa, masalah yang mendesak, dan sumber-sumber klien serta
sistem pelayanan keperawatan
2. Menetapkan Intervensi
Rencana Tindakan/intervensi ditetapkan, meliputi:
a. Intervensi mandiri (independent): tindakan yang diprakarsai sendiri oleh
perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya atau
menanggapi reaksi karena adanya stressor (penyakit), misalnya:
1) Membantu klien dalam melakuan kegiatan sehari-hari
2) Memberikan perawatan kulit untuk mencegah dekubitus
3) Memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya secara wajar
4) Menciptakan lingkungan terapeutik
b. Intervensi saling ketergantungan (interdependent/kolaborasi): tindakan
keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim perawatan atau dengan
tim kesehatan lainnya seperti dokter, fisioterapi, analis kesehatan dan
sebagainya, misalnya dalam hal:
1) Pemberian obat-obatan sesuai dengan instruksi dokter
2) Pemberian infus
c. Intervensi rujukan/ketergantungan (dependent): tindakan keperawatan
atas dasar rujukan dari profesi lain, diantaranya dokter, psikolog,
psikiater, ahli gizi, fisioterapi, dan sebagainya, misalnya:
1) Pemberian makan pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat
oleh ahli gizi
2) Latihan fisik – ahli fisioterapi

19
D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Individu
Pelaksanaan atau implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

Dalam Implementasi keperawatan memerlukan beberapa pertimbangan:


1. Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu
implementasi keperawatan yang akan dilakukan.
2. Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki,
penyakitnya, hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian
terhadap penyakit dan intervensi.
3. Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.
4. Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah
serta upaya peningkatan kesehatan.
5. Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi
kebutuhannnya.
6. Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan
kepada klien.

E. Evaluasi Hasil Tindakan Keperawatan Individu


Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan. Dalam melakukan proses evaluasi, ada beberapa kegiatan
yang harus diikuti oleh perawat, antara lain:
1. Mengkaji ulang tujuan klien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
2. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan.
3. Mengukur pencapaian tujuan.
4. Mencatat keputusan atau hasil pengukuran pencapaian tujuan.
5. Melakukan revisi atau modifikasi terhadap rencana keperawatan bila perlu

20
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN TUBERKULOSIS

Pengkajian
1. Riwayat kesehatan:
a. Riwayat masa lalu: riwayat TBC Paru pada keluarga, riwayat pengobatan
TBC, PMO, kebiasaan/ perilaku membuang dahak sembarangan, merokok
b. Riwayat saat ini: kaji adanya batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih,
batuk dahak bercampur darah, sesak nafas, badan lemas (malaise), nafsu
makan menurun, berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, sulit tidur, demam/ meriang lebih dari satu bulan
2. Pemeriksaan fisik, meliputi:
a. Tanda vital: suhu badan, frekuensi pernafasan, pola pernafasan, frekuensi
nadi; berat badan (turun atau tetap dalam 6 bulan terakhir), tekanan darah.
b. Fokus pemeriksaan fisik pada pasien TBC
1) Perkusi didapatkan suara redup
2) Auskultasi suara nafas; adanya bronchial, suara nafas tambahan: ronki
basah kasar dan nyaring area paru
3) Retraksi otot-otot interkostal
3. Pemeriksaan diagnostik meliputi:
a. Pemeriksaan sputum (Sewaktu Pagi Sewaktu/ SPS)
b. Ziehl Neelsen (pemeriksaan BTA)
c. Test kulit (Protein Purified Derivate/ PPD atau Mantoux test)
d. Foto torak
4. Pengkajian lingkungan: data kondisi lingkungan rumah pasien TBC,
diantaranya pencahayaan sinar matahari, ventilasi udara, jenis lantai.
5. Pengkajian psikososial: kaji perasaan isolasi, penolakan lingkungan,
perubahan harga diri, peran, strategi koping; kaji sistem pendukung termasuk
keluarga, orang yang berarti dan teman; aktivitas kehidupan sehari-hari
termasuk perubahan yang terjadi; status pekerjaan, aktivitas sosial, hobi, dan
sumber finansial.
6. Pengkajian kebutuhan pembelajaran klien dan keluarga (terkait 5 tugas
keluarga)

21
Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan kajian data yang diperoleh maka diagnosis keperawatan yang dapat
ditemukan pada klien dengan tuberkulosis paru adalah sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Risiko koping individu tidak efektif
4. Manajemen kesehatan tidak efektif

Rencana Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Tujuan:
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 6 kali klien dapat mempertahankan jalan
nafas yang efektif.
Kriteria hasil:
Klien dapat: mengeluarkan sekret tanpa bantuan, menunjukkan perilaku untuk
memperbaiki/ mempertahankan bersihan jalan nafas, berpartisipasi dalam
program pengobatan.
Rencana tindakan:
a. Monitor fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan
penggunaan otot aksesori)
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan dahak melalui batuk efektif (catat
karakteristik dahak, jumlah sputum dan adanya hemoptisis)
c. Lakukan latihan batuk efektif dan nafas dalam
d. Anjurkan klien mempertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari
e. Berikan obat–obatan sesuai indikasi seperti agen mukolitik bronkhodilator
f. Libatkan keluarga memantau klien melakukan latihan batuk efektif dan
nafas dalam

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Tujuan:
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 12 kali klien mampu mempertahankan
keseimbangan nutrisi sesuai kebutuhan.

22
Kriteria hasil:
Klien dapat melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan /atau
mempertahankan berat badan yang tepat.
Rencana tindakan:
a. Identifikasi pola diet klien terkait makanan yang disukai/ tidak disukai
b. Catat status nutrisi klien (turgor kulit, berat badan, integritas mukosa oral,
kemampuan menelan, riwayat mual/ muntah atau diare)
c. Monitor anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan
dengan pemberian obat
d. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang kebutuhan gizi seimbang (tinggi
kalori dan protein dengan porsi kecil tetapi sering)
e. Libatkan keluarga dalam mengawasi asupan nutrisi
f. Monitor berat badan setiap bulan
g. Ajarkan klien dan keluarga dalam menyusun menu seimbang sesuai
kebutuhan klien

3. Risiko koping individu tidak efektif


Tujuan:
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 8 kali klien dan keluarga menunjukkan
koping efektif terhadap program pengobatan.

Kriteria hasil:
Klien mampu: menunjukkan kepatuhan dengan minum obat anti TBC setiap hari.

Rencana tindakan:
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang pengobatan TBC
b. Berikan informasi tertulis khusus pada klien sebagai panduan (jadwal obat)
c. Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang alasan pengobatan dalam
jangka waktu yang panjang, dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang
diharapkan, efek samping obat dan cara mengatasinya serta dampak putus
obat
d. Diskusikan penerimaan klien dan keluarga terhadap TBC Paru, hal-hal yang
perlu dilakukan dan harapan,

23
e. Libatkan keluarga dalam pemberian dukungan pada klien berupa dukungan
informasional, emosional, penghargaan dan instrumental.

4. Manajemen kesehatan tidak efektif


Tujuan:
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 20 kali klien mampu menunjukkan
adaptasi terhadap pengobatan TBC Paru dan tuntas berobat.
Kriteria hasil:
Klien menunjukkan perubahan pola hidup dalam penyelesaian pengobatan TBC
Paru hingga tuntas.
Rencana tindakan:
a. Diskusikan pola hidup klien yang akan menjadi pendorong dan penghambat
kesembuhan
b. Identifikasi orang lain yang berisiko (anggota keluarga di rumah, teman)
c. Ajarkan klien etika batuk yaitu batuk/ bersin dengan cara menutup mulut
pakai kertas tissue/ saputangan/ lengan dalam baju; hindari meludah
sembarangan (meludah pada tempat tertutup yang berisi/ mengandung
desinfektan: air sabun, lisol, cairan pemutih pakaian/ klorin); gunakan tissue
sekali pakai; dan ajarkan teknik mencuci tangan yang tepat.
d. Ajarkan keluarga cara memberi dukungan pada tahap intensif pengobatan
e. Libatkan keluarga sebagai pengawas minum obat (PMO) dalam mengawasi
klien minum obat
f. Anjurkan keluarga agar membawa anggota keluarga ke pelayanan
kesehatan untuk pemeriksaan sputum ulang dan jika ditemukan adanya efek
samping yang berat dari obat TB Paru (mulut kering, sakit kepala, mual
berlebihan, konstipasi)
g. Jelaskan pentingnya melakukan pemeriksaan BTA ulang secara periodik
selama program terapi
h. Motivasi untuk makan makanan bergizi (gizi seimbang)

Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai rencana dengan melibatkan anggota
keluarga di dalam setiap tindakan keperawatan agar klien dan keluarga memiliki

24
kemampuan kognitif, afektif serta psikomotor dalam mengatasi masalah
tuberkulosis paru. Disamping itu, perawat dapat memanfaatkan sumber-sumber
yang tersedia dalam keluarga dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat
keluarga.

Evaluasi
Tahap selanjutnya adalah melakukan penilaian (evaluasi) terhadap respon verbal
dan non verbal klien selama melakukan tindakan keperawatan untuk melihat
keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dilakukan. Evaluasi terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan nafas dalam batas normal
2. Tidak ada sesak nafas
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan adekuat
4. Klien mampu mendemonstrasikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
5. Klien mampu melakukan cara-cara untuk mencegah penularan
6. Pengetahuan klien dan keluarga meningkat tentang perawatan, pengobatan
dan pencegahan penularanTBC Paru
7. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah penularan TBC
8. Keluarga terlibat aktif dalam perawatan klien TBC Paru
9. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengatasi TBC
Paru

Materi Pokok 2: Asuhan Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan pada umumnya terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian,
analisa/ perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan merupakan
tahap kritikal dan kemungkinan dapat menentukan keberhasilan tahap
berikuntuknya. Mengingat tahap pengkajian memegang peran kunci penerapan
proses keperawatan, maka pengkaji (Assessor) harus memahami betul lingkup
area serta berbagai metode dan tool untuk mengkaji dan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengkajian.

25
A. Pengkajian Keperawatan Keluarga
Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan dan
merupakan tahap yang kritikal menuruntuk Shaw, 1993. Sedangkan
menuruntuk Yura & Walsh (1988), Pengkajian merupakan suatu tindakan
peninjauan situasi manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan
maksud menegaskan situasi penyakit, diagnosa masalah klien, penetapan
kekuatan dan kebutuhan promosi Kesehatan klien. Data yang dikumpulkan
dalam pengkajian mencakup data subyektif dan objektif. Data diperoleh dari
apa yang diungkapkan klien secara verbal kepada perawat atau diperoleh
melalui observasi langsung dan pengukuran atau hasil konsultasi dengan
pemberi pelayanan Kesehatan lain. Berbagai sumber dapat digunakan
dalam pengkajian, tetapi pengkajian fisik merupakan elemen essensial yang
perlu dilakukan untuk memvalidasi riwayat atau mengidentifikasi area yang
perlu diekplorasi lebih jauh.

1. Sumber Data
Sumber data dalam pengkajian keluarga dapat diperoleh dari interview
dengan klien berkaitan dengan kejadian sebelumnya dan kejadian
sekarang, penilaian subyektif misalnya pengalaman setiap anggota
keluarga, maupun temuan yang objektif misalnya hasil observasi berbagai
fasilitas yang ada dirumah keluarga. Sumber data keluarga dapat juga
diperoleh dari informasi yang tertulis atau lisan dari berbagai agensi yang
berhubungan atau bekerjasama dengan keluarga, atau informasi dari
anggota tim Kesehatan lain.

2. Tools/ Instrumen Pengkajian


Tersedia berbagai pedoman yang dapat digunakan untuk membantu
perawat dalam mengumpulkan data dan membantu mengorganisir
informasi. Hal yang sangat penting dalam pengkajian ini adalah instrumen
harus diseleksi dengan hati-hati, instrumen harus sesuai dengan maksud
pengkajian. Kemudian juga harus hati-hati memilih instrumen dengan
kerangka konsep yang mendasari aktifitas pengkajian untuk
mengidentifikasi fenomena keperawatan. Berbagai pendekatan yang telah
direkomendasikan dalam mengkaji keluarga dan hal ini tergantung

26
kerangka konsep yang diyakini perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga. Beberapa tehnik pengkajian telah dikembangkan
antara lain yang dapat digunakan dalam pengkajian keluarga adalah
genogram dan ecomap. Genogram dan ecomap ini merupakan komponen
essensial dalam pengkajian keluarga.

Genogram merupakan diagram yang menggambarkan silsilah dan struktur


keluarga untuk mencatat informasi tentang anggota keluarga dan
hubungan antar generasi minimal dalam tiga generasi. Genogram
mengandung banyak informasi untuk merencanakan strategi intervensi
karena pada genogram ini tergambar kompleksitas keluarga. Genogram
ini pertama kali dikembangkan pada teori keluarga oleh Murray Bowen
tahun 1978 ( Hanson & Boyd, 1996). Pada Genogram ini memungkinkan
perawat profesional untuk mengorganisasikan sejumlah informasi
sehingga pola hubungan antar generasi dapat di lihat lebih jelas. Informasi
yang dapat digambarkan pada genogram antara lain mencakup struktur
dan keanggotaan keluarga, pola interaksi anggota keluarga, riwayat
Kesehatan setiap anggota keluarga termasuk kematian dan Kesakitan,
dan informasi penting lainnya.

Ecomap atau ecologi map adalah diagram hubungan antar anggota


keluarga sebagai unit dan hubungannya dengan komunitas di
lingkungannya. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lain di
lingkungannya. Blangko ecomap yang kosong terdiri dari lingkaran besar
dengan lingkaran kecil di sekitarnya. Kemudian untuk melengkapinya
genogram keluarga ditempatkan di tengah gambar lingkaran besar dan
lingkaran kecil yang ada diluar sekitar lingkaran besar merupakan
masyarakat, agensi atau institusi yang mempunyai makna dalam kontek
keluarga. Diagram ecomap ini dapat memberikan gambaran kekuatan dan
keluargaemahan sistem dukungan sosial di keluarga.

Tool atau instrumen lain yang dapat dikembangkan oleh perawat guna
mengumpulkan data keluarga antara lain adalah pedoman observasi,

27
angket atau pedoman wawancara. Penggunaan Instrumen ini sudah biasa
digunakan dalam asuhan keperawatan keluarga, namun perlu
dipertimbangkan Kesehatanesuaiannya dengan tujuan atau data yang
akan dicari. Pedoman observasi seharusnya berisikan pedoman untuk
melakukan pengamatan terhadap suatu gejala atau kondisi subyek yang
diamati misalnya perilaku interaksi anggota keluarga, kondisi/ karakteristik
sarana fisik di lingkungan rumah. Pedoman wawancara seharusnya
berisikan pertanyaan tentang fakta atau informasi segala sesuatu yang
berkaitan dengan subyek atau pengalaman dan pengetahuan subyek
tentang kejadian spesifik. Pedoman wawancara dapat juga berisikan
pertanyaan tentang persepsi atau perasaan subyek terhadap dirinya,
orang lain, atau suatu kejadian serta alasan subyek dengan perilakunya.
Sedangkan angket yang terstruktur biasanya untuk mendapatkan data
yang konkrit/ objektif, jelas dan subyek tinggal memilih skala yang telah
disediakan atau mengisi dengan jawaban yang tegas.

Pada keperawatan keluarga berubah merupakan inti dari intervensi


keperawatan, oleh karena itu berubah menjadi konsep penting dalam
pengkajian keluarga. Keluarga membuntukuhkan Kesehataneimbangan
dalam berubah. Konsep berubah sangat penting dalam keperawatan
keluarga : Perubahan tergantung pada persepsi terhadap masalah,
Perubahan tergantung pada konteks, Perubahan tergantung pada tujuan,
Pemahaman tunggal bukan suatu perubahan, Perubahan tidak sama
pada semua anggota, Fasilitasi perubahan menjadi tanggung jawab
perawat, Perubahan berkaitan dengan berbagai penyebab.

Pertanyaan pengkajian keluarga berkaitan dengan model dikelompokkan


kedalam 3 kategori utama yaitu struktural, developmental, fungsional.
Komponen struktur akan menjawab pertanyaan siapa didalam keluarga,
seperti apa hubungannya diantara anggota keluarga. Pada struktur
terdapat aspek internal, eksternal dan kontektual. Kategori kedua adalah
perkembangan keluarga yang terdiri dari tahap perkembangan keluarga,
tugas perkembangan keluarga, dan attachment. Area ketiga adalah fungsi
keluarga yang terdiri dari aspek instrumental & expressive. Fungsi
keluarga
28
dikaitkan dengan bagaimana individuividu secara aktual dibantu dalam
berhubungan satu dengan lainnya atau berbagai aspek kehidupan
keluarga saat ini. Aspek instrumental fungsi keluarga adalah aktifitas
hidup sehari-hari seperti makan, tidur, pemeliharaan Kesehatan. Aspek
ekspresive fungsi keluarga adalah fungsi emosi, komunikasi verbal dan
nonverbal, pemecahan masalah, keyakinan dan lain-lain.

3. Pelaksanaan Pengkajian
Hubungan saling percaya perawat dengan klien/ keluarga merupakan
langkah awal yang perlu diciptakan sebelum melakukan intervensi
keperawatan. Hubungan saling percaya ini dapat diupayakan dengan
memunculkan keterbukaan dan kejujuran dalam interaksi perawat-klien,
konsistensi dengan kontrak. Kepercayaan dapat dikembangkan ketika
perawat mampu membawa klien/ keluarga menerima dan memahami
kemampuan dan keyakinannya. Pengkajian keluarga dapat ditingkatkan
setelah adanya hubungan saling percaya antara perawat dengan klien/
keluarga tersebut.
Biasanya data dikumpulkan dengan sepintas pada setiap area yang akan
dikaji, kemudian jika pengkaji menemukan potensi atau kemungkinan
masalah, maka mereka akan menggali area tersebut secara lebih
mendalam. Kegiatan interview dapat juga dilakukan terhadap kesehatan
seluruh anggota keluarga pada tahap awal pengkajian, sehingga dapat
memberi kesempatan pada setiap anggota keluarga untuk
mengungkapkan persepsinya.

Variabel data pengkajian keluarga (Friedman) terdiri dari 6 kategori


pertanyaan yaitu:
a. Data Umum keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c. Data Lingkungan
d. Struktur Keluarga ( Struktur peran, value, komunikasi, kekuatan)
e. Fungsi Keluarga (Fungsi Afektif, sosialisasi, pelayanan
Kesehatan,ekonomi, reproduksi)
f. Stress dan Koping keluarga

29
Gambar 1. Simbol Genogram

Laki-laki Perempuan Menikah Cerai

Pisah
Anak Angkat
Anak Kandung

Anak Kembar

Aborsi
Klien
Meninggal Tinggal dalam 1 rumah

Catatan :
Aturan yang harus dipenuhi dalam pembuatan genogram
 Anggota keluarga yang lebih tua berada di sebelah kiri.
 Umur Anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan
 Tahun dan penyebab kematian di sebalah simbol laki-laki atau perempuan
 Penggunaan simbol dalam genogram

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGKAJIAN KELUARGA


1. Data Umum Keluarga

Konsep Interaksi Observasi Pengukuran


1. Nama Siapa kepala keluarga
Keluarga
2. Alamat & Apa nama alamat tempat tinggal Tersedia
No. Telepon keluarga ini sarana alat
Adakah pesawat telepon dan telepon/ sarana
berapa nomor teleponya komunikasi
3. Komposisi Berapa jumlah angota keluarga
keluarga Bagaimana hubungan setiap
anggota keluLaarkgi-laakdi engan
kepala
30
keluarga

31
Berapa laki-laki dan berapa
perempuan
4. Tipe Apa tipe keluarga ini mis :
keluarga keluarga inti, keluarga ekstendet,
single adult dan lain-lain
5. Latar Apa latar belakang budaya/ adat Adakah
belakang istiadat keluarga simboh-simbol
adat-istiadat/ Sudah berapa lama tinggal di atau objek
budaya wilayah ini yang
Apa jenis budaya di sekitar tempat menunjukan
tinggal keluarga saat ini budaya
Bagaimana pengaruh budaya Menggunakan
terhadap kehidupan sehari-harinya pola perilaku
(makan, sosialisasi, bekerja, terkait budaya
berhubungan, tanggung jawab
rumah tangga)
Apa bahasa yang digunakan
sehari-hari
Bagaimana budaya
mempengaruhi keyakinannya
terhadap Kesehatan, dan
pelayanan Kesehatan anggota
6. Agama Apa agama yang dianuntuk Terdapat
keluarga dan bagaimana symbol-simbol
prakteknya bagi semua anggota keagamaan di
keluarga sekitar rumah
Apakah keyakinan atau value dan
agama dirasa penting bagi pekarangannya
anggota keluarga
7. Status Apa tingkat pendidikan dan
Sosial ketrampilan yang dimiliki anggota
keluarga
Apa pekerjaan anggota keluarga
Anggota keluarga yang mana yang
saat ini bekerja
Apakah keluarga mendapatkan
income tambahan, jika ya dari
mana
8. Aktifitas
rekreasi
keluarga

2. Tahap Perkembangan
Konsep Interaksi Observasi Pengukuran
1. Tahap Tahap perkembangan keluarga :
perkembangan - Keluarga baru
keluarga saat ini

31
- Childbearing (Menunggu
keluargaahiran)
- Keluarga dengan anak
prasekolah
- Keluarga dengan anak usia
sekolah
- Keluarga dengan anak remaja
- Keluarga dengan anak
launching
- Keluarga dengan anak usia
dewasa
- Keluarga lansia
2. Tugas Tugas perkembangan keluarga :
perkembangan - Pemeliharaan fisik
keluarga yang - Penyediaan sumber-sumber
telah terpenuhi - Kehamilan
- Sosialisasi
- Perluasan dan reproduksi
- Komunikasi
- Hubungan kemasyarakatan
- Motivasi dan moral
3. Keeratan Sejauhmana kebersamaan satu Siapa yang Berapa kali
(Attachment) sma lain pada anggota keluarga? duduk terlihat anggota
dengan siapa masing-masing sangat dekat keluarga
anggota keluarga erat Siapa yang kontak mata
hubungannya bicara dengan
Siapa berkeluargaahi dengan siapa
siapa dalam anggota keluarga, Siapa yang
secara vwerbal atau secara fisik telah kontak
Siapa yang mempunyai mata atau
hubungan hangat, daringan siapa memberikan
sentuhan
4. Riwayat
keluarga inti
5. Riwayat asal-
usul kedua orang
tua

3. Struktur Keluarga

Konsep Interaksi Observasi Pengukuran

1. Komposisi
Keluarga
Data Genogram

2. Sistem a. Nilai budaya dan etnik apa Adakah objek Jumlah objek
Nilai yang dirasa penting bagi yang bernilai di yang bernilai
keluarga Mis : rumah : Mis : dan tipenya
Produktifitas/ bekerja; sejumlah buku,
Pendidikan; Furniture yang
Individuividualisme; mahal, Piala/

32
Materialisme; Pembersih; penghargaan,
Kesehatan; Keluarga; perlengkapan
Agama olah raga, Obat-
b. Bagaimana nilai ini obatan
disampaikan ke anggota
keluarga dan di lakukan
oleh keluarga
c. Apakah saat ini muncul
konflik nilai pada anggota
keluarga
d. Bagaimana nilai keluarga
mempengaruhi Kesehatan
dan fungsi keluarga
3. a. Bagaimana anggota a. Catat tingkat Sosiogram
Komunikasi keluarga mengungkapkan efektiftitas hubungan
kebutuhan dan komunikasi anggota
perasaannya ?; Apakah diantara keluarga
komunikasi terbuka/ anggota
tertuntukup, sabar, dapat keluarga Mis :
diterima diantara anggota Kesehatanesua
keluarga. ian antara
b. Siapa bicara dengan komunikasi
siapa, dan masalah apa verbal dan non
yang dibicarakan. verbal; antara
c. Masalah pribadi yang isi pesan
mana yang didiskusikan dengan yang
secara terbuka/ diharapkan
tertuntukup b. Anggota
d. Apa issu emosional di keluarga yang
keluarga mana yang
e. Seberapa sering keluarga perhatian,
mendiskusikan issue mengungkapka
bersama dalam kelompok n pandangan,
validasi
informasi
c. Adakah kontak
mata, sentuhan
diantara
anggota
4. Sistem a. Apakah semua peran yang a. Siapa
Peran formal dari setiap anggota yang menjawab
keluarga terpenuhi Mis : setiap
suami-istri, ayah-ibu, pertanyaan
orang tua-anak, saudara b.Siapa
laki-laki-perempuan yang
b. Apakah setiap anggota mengasuh
keluarga mempunyai

33
peran informal Mis : anak, hewan
Negosiator, dominator, ternak
distraktor, Kompromis, c. Siapa yang
pengasuh, pencari nafkah, menyiapkan
pesakitan dan lain-lain. makanan,
c. Bagaimana setiap anggota mengatasi
keluarga melakukan peran keuangan,
formal dan informalnya belanja barang-
d. Bagaimana perasaan barang rumah
anggota keluarga terhadap tangga.
peran dirinya dan anggota d. Siapa yang
keluarga yang lain memelihara
e. Apakah anggota keluarga kendaraan,
dapat merubah perannya kebon
e. Siapa yang
disuruh-
suruh, sopir
dan lain-lain.

5. Struktur a. Apa topik/ Issu yang Apa perilaku Sosiogram yang


Peran didiskusikan dan nonverbal menggambarkan
diputuskan keluarga Mis : anggota keluarga struktur
pekerjaan, pendidikan, selama berdiskusi kekuatan
pengeluaran, aktifitas Mis : intonasi
masyarakat, pekerjaan suara, kontak
rumah tangga. mata, postur
b. Apa proses yang tubuh, sentuhan.
digunakan untuk membuat
keputusan oleh keluarga
Mis : consensus,
Bargaining, kompromi,
paksaan.
c. Siapa pembuat keputusan,
Sejauhmana pentingnya
pembuatan keputusan
bagi keluarga, siap[a
biasanya yang membuat
kata akhir.
d. Apa jenis kekuatan yang
dimiliki setiap anggota
keluarga Mis :
Kewenangan, senioritas,
keahlian, reward, paksaan,
kasih sayang
e. Adakah koalisi antar
anggota keluarga Mis :

34
Ayah-ibu, Ibu-anak
perempuan, dan lain-lain.

4. Fungsi Keluarga

Konsep Interaksi Observasi Pengukuran

1. Affektif a. Apa kebutuhan setiap Apakah anggota


anggota keluarga waspada dan
b. Bagaimana setiap anggota responsive
keluarga mengekspresikan terhadap
kebutuhannya kebutuhan dan
c. Bagaimana anggota keluarga perasaan dari
berespon terhadap kebutuhan anggota yang
anggota keluarga lain Mis : lain
privacy, rekreasi, sosialisasi,
tekanan pekerjaan, beban
finasial, tugas rumah tangga
dan lain-lain.
d. Siapa anggota keluarga yang
mengungkapkan masalah
khusus
e. Apakah setiap kebutuhan dan
ketertarikan anggota keluarga
direspek secara berkualitas
oleh anggota lain
f. Bagaimana anggota keluarga
mengasuh dan memberikan
dukungan anggota lain
g. Apakah anggota keluarga
anda dekat atau jauh
h. Apa yang membuat setiap
anggota spesial
2. Keperluan a. Dimana tempat tinggal anda a. Jenis a. Jumlah
fisik & b. Apakah anda mempunyai bangunan kamar,
asuhan Kulkas, mesin cuci, pengering b. Kondisi kamar mandi
Kesehatan c. Apakah rumah anda sendiri kamar, b. recall
atau kontrakan furniture makanan
d. Siapa yang tinggal bersama c. Sumber selama tiga
anda cahaya, hari
e. Apa masalah untukama di bau, gaduh c. TB & BERAT
rumah anda d. Alat-alat BADAN
f. Apa yang dimakan keluarga pengaman :
anda pada saat : makan pagi, detector

35
makan siang, makan malam api, kunci d. Frek periksa
dan snack pintu, dokter dan
g. Berapa kali keluarga anda cendela, dokter gigi
makan screen
h. Apakah anda mempunyai e. Jenis
dokter keluarga ? siapa? pakaian
i. Kapan anda terakhir periksa ? anggota
Mengapa ? keluarga
j. Imunisasi apa yang sudah (kondisi
dimiliki anggota keluarga ? pakaian,
k. Apakah anda mempunyai Kesehatane
dokter gigi keluarga ? Kapan suaian
anggota keluarga terakhir dengan
check up ? cuaca)
l. Apakah ada anggota keluarga f. Bandingkan
yang periksa mata ? kapan pakaian
periksa ? anak-anak/
m. Bagaimana keluarga dewasa
melakukan pemeliharaan g. Snack dan
Kesehatan (Check up dokter, makanan
dokter gigi, nutrisionis, apa yang
eksercise) terlihat di
n. Apa jenis aktifitas fisik (kerja, dapur
rekreasi, eksercise) apakah h. Penampilan
setiap anggota keluarga fisik
berpartisipasi secara teratur ? anggota
o. Obat/ resep obat apa yang keluarga
secara teratur di ambil i. Kondisi
keluarga kulit,
p. Bagamana anda memutuskan rambuntuk,
bahwa anggota keluarga kuku, mata
menderita penyakit j. Kondisi dan
warna gigi
k. Keberadaa
n kacamata
l. Kondisi
kulit, mata,
gigi,
proporsi
berat badan
dan tinggi
badan
anggota
keluarga
3. Ekonomi a. Siapa yang bekerja di
keluarga ini ? Apa jenis

36
pekerjaannya ? Ketrampilan
apa yang dimiliki ?
b. Sumber-sumber income apa
yang dimiliki keluarga
(pekerjaan, pengaman
sosial, tabungan, dukungan
anak dan lain-lain)
c. Apa yang secara teratur
harus dibayar (rumah,
makanan, pakaian, sekolah,
pemeliharaan Kesehatan,
transportasi, asuransi)
d. Apa jenis asuransi yang
dimiliki keluarga (Kesehatan,
gigi, mobil, rumah)
e. Apakah anda dapat
memenuhi kebutuhan
keluarga amda secara
adekuat dengan income
Anda
4. a. Apakah anda merencanakan Ekspresi a. Jumlah anak
Reproduksi mempunyai anak nonverbal yang
b. Bagaimana perasaan anda diantara diharapkan
dengan jumlah anak yang pasangan b. Usia anak
sdari miliki suami-istri Mis : yang saat ini
c. Apakah anda menggunakan sentuhan, serumah
alat kontrasepsi ? jika ya senyuman, c. Jumlah dan
metode apa yang anda kontak mata, usia anak
gunakan ? apakah anda jarak. yang tinggal
puas ? di luar rumah
d. Pada usia berapa anda keluarga
merasa anak anda akan
mandiri ? Bagaimana anda
merasa tentang kepergian
anak anda ? Kemana
mereka akan pergi ?
e. Apakah orang tua atau
mertua anda akan tinggal
bersama anda nanti ?
Apakah akan memerlukan
akomodasi khusus misalnya
diit, kamar kecil ?
Bagaimana hal tersebut
mempengaruhi gaya hidup
keluarga anda ?

37
5. Sosialisasi a. Apa pandangan keluarga a. Bagaima a. Jumlah
dan tentang membesarkan anak na anak organisasi
Penempatan seperti praktek-praktek bereaksi kelompok
disiplin, auntukonomi, terhadap komunitas
ketergantungan, reward dan orang yang dimana
punishment, perilaku yang tidak dikenal anggota
sesuai usia, belajar, nonton b. Bagaima berpartisipas
TV, bersahabat ? na anak dan i
b. Perilaku apa yang anda anggota b. Sosiogram
pertimbangkan sesuai untuk keluarga yang
anak anda Mis : saat makan, tertua memperlihat
di sekolah, dengan berhubungan kan
kelompok, dengan dengan hubungan
kebersihan diri, anggota yang keluarga
menggunakan bahasa. dewasaAdaka dengan
c. Organisasi/ kelompok h tanda-tanda kelompok
masyarakat apa anggota yang terlihat komunitas
keluarga terlibat secara keterlibatan
teratur komunitas Mis
d. Faktor klas sosial/ keyakinan : trophy,
budaya apa yang simbul
mempengaruhi aktifitas keagamaan,
anggota keluarga Peralatan olah
raga, Surat
kabar
6. Koping a. Jenis-jenis masalah apa
Keluarga yang pernah dialami
keluarga akhir-akhir ini Mis :
Kematian, perceraian,
kehilangan pekerjaan,
promosi pekerjaan, anggota
baru, masalah Kesehatan
b. Bagaimana kebiasaan
keluarga mengatasi masalah
dan stress (Strategi koping)
c. Sumber-sumber/ kekuatan
apa yang dimiliki keluarga
dan apa yang dicari
(saudara, teman, informasi,
spiritual, agensi komunitas
d. Kekuatan apa yang berasal
dari dalam anggota keluarga
( Kesehatan,kesabaran,
kearifan, humor, pemecahan
masalah, Sharing perasaan/
pendapat, informasi)

38
Perilaku atau kegiatan yang perlu dilakukan perawat adalah membina
hubungan saling percaya dengan melakukan kontrak,mengkaji data dari
pasien dan keluarga, memvalidasi data dengan pasien, mengorganisir atau
mengelompokkan data dan menetapkan kebutuhan dan atau masalah
pasien.

PENGELOMPOKKAN DATA ATAU ANALISA DATA

Setelah mendapatkan data kemudian data – data yang saling terkait


dikelompokkan dan dianalisa untuk menentukan masalah keperawatannya.

Contoh Kasus :
Ani, dibawa oleh keluarganya ke RS Jiwa karena sudah lebih 1 minggu
mengurung diri di kamar, tidak ingin bicara dengan orang lain, makan harus
selalu diingatkan dan dipaksa. Selama ini di Rumah Sakit, Ani selalu berada
di tempat tidur atau duduk sendiri di pojok ruangan. Ia tidak pernah bicara
dengan teman – temannya. Badannya kotor dan bau, pakaian kotor, rambut
tidak disisir. Dari pengkajian lebih lanjut didapatkan data bahwa Ani merasa
dirinya bodoh, jelek, tidak bisa menolong orang tuanya. Selama berinteraksi
dengan perawat, pasien menundukkan wajah, kontak mata tidak ada. Akhir –
akhir ini Ani sering terlihat bicara sendiri.
Data yang sudah terkumpul ini, kemudian dikelompokkan dan kemudian
dianalisa dengan mengguanakan konsep/teori – teori yang telah kita miliki
untuk menentukan masalah keperawatannya.

Tabel 1. Analisis Data


NO DATA MASALAH KEPERAWATAN
1 Data Obyektif : Menarik diri
Pasien selalu berada di tempat tidur
atau duduk sendiri di pojok
Tidak pernah bicara dengan pasien
lain

Data subyektif : (belum terkaji)


2 Data Obyektif : Defisit perawatan diri :
Badan kotor dan bau kebersihan
Pakaian kotor
Rambuntuk tidur tersisir
Kurangnya motivasi
Data subjektif:
Pasien mengatakan malas mandi
39
3 Data Obyektif :
Wajah selalu menunduk
Kontak mata tidak ada
Harga diri rendah
Data Subyektif :
Merasa diri bodoh, jelek.
Tidak bisa menolong orang tua
4 Data Obyektif :
Sering terlihat ngomong sendiri Resiko tinggi perubahan
Ditambah data objectif isolasi sosial persepsi
Sensori halusinasi
Data subyektif : (belum terkaji)

Walaupun data ibu Ani yang dimiliki baru data objektif, tapi perawat sudah
dapat menentukan masalah keperawatannya, yaitu Isolasi Sosial: Menarik
diri dan Defisit perawatan diri dan Resiko Tinggi perubahan persepsi sendiri :
halusinasi.

Masalah keperawatan ini kita tuliskan di kolom masalah keperawatan.

Untuk selanjutnya dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan


rencana yang dibuat sambil melanjutkan dan melengkapi pengkajian (yaitu
mengetahui apa alasan tidak mau berinteraksi dengan orang lain).

B. Diagnosis Keperawatan Keluarga


Bila perawat sudah dapat melakukan analisa data atau menentukan masalah
keperawatan yang ada pada pasien, maka langkah selanjutnya adalah
merumuskan diagnosa keperawatan.

Rumusan membuat diagnosa keperawatan di Kesehatan jiwa juga sama


dengan Kesehatan fisik, yaitu bisa terdiri dari PE atau PES. Silakan lihat
kembali tabel 1 analisa data kasus Ani. Pada kolom masalah keperawatan
tertulis 4 masalah keperawatan. Untuk merumuskan diagnosa
keperawatannya,kita harus memikirkan dari ke-4 masalah keperawatan
tersebut mana yang saling berhubungan atau sebab akibat.

Perumusan diagnosa keperawatan Ani, yaitu :


 Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

40
 Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan
menarik diri.
 Defisit perawatan diri : kebersihan berhubungan dengan kurangnya
motivasi dalam kebersihan diri.

Dalam keperawatan jiwa ditemukan diagnosis ”Anak beranak”, dimana jika


etiologi sudah diberikan tindakan dan permasalahan belum selesai maka P
(masalah) dapat dijadikan etiologi pada diagnosis yang baru, demikian
seterusnya. Hal ini dapat dilakukan karena permasalahan tidak selalu
disebabkan oleh satu etiologi yang sama sehingga walaupun etiologi sudah
diberikan tindakan tapi permasalahan tersebut dijadikan etiologi sehingga
tindakannya menjadi tuntas.

Contoh : Diagnosa Keperawatan Ani No.1 dan No.2 merupakan diagnosa


anak beranak.

C. Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga


Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan jangka
panjang, tujuan jangka pendek, dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan
jangka panjang berfokus pada penyelesaian masalah (P) dari diagnosa
tertentu. Tujuan jangka panjang dapat dicapai jika serangkaian tujuan jangka
pendek telah tercapai.

Tujuan jangka pendek berfokus pada penyelesaian etiologi (E) dari diagnosa
tertentu. Tujuan jangka pendek merupakan rumusan kemampuan ini dapat
bervariasi sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien. Umumnya
kemampuan pada tujuan jangka pendek dapat dibagi tiga aspek (Stuart dan
Sundeen, 1995) yaitu kemampuan kognitif yang diperlukan untuk
menyelesaikan etiologi dari diagnosa keperawatan, kemampuan psikomotor
yang diperlukan agar etiologi dapat selesai dan kemempuan efektif yang
perlu dimiliki agar klien percaya akan kemampuan menyelesaikan masalah.
Kata kerja yang digunakan untuk menuliskan tujuan ini harus berfokus pada
perilaku (Tabel 2).

41
Tabel 2. Kata Kerja Untuk Tujuan
NO ASPEK/DOMINAN KATA KERJA YANG DIPAKAI
1 Kognitif Jelaskan, hubungkan, uraikan, identifikasikan,
bandingkan, diskusikan, membuat daftar,
menyebuntuk
2 Afektif Menerima, mengakui, menyadari, menilai,
mengungkapkan, mempercayai
3 Psikomotor Menempatkan, meniru, menyiapkan,
mengulang, merubah, mendemonstrasikan,
menampilkan, memberi

Ketiga aspek tersebut dapat pula dikaitkan dengan berbagai kemampuan


klien. Yang pertama, kemampuan kognitif, psikomotor,afektif yang terkait
langsung dengan kemampuan klien terhadap diri sendiri. Yang kedua,
kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif yang terkait dengan kemampuan
klien menggunakan sumber daya yang tersedia (sistem pendukung sosial
yang tersedia). Yang ketiga, kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif
klien terkait dengan terapi medik atau terapi lain yang diperlukan (Tabel 3).

Tabel 3. Kemampuan Pasien Terkait Dengan


Kemampuan Tujuan Contoh
Klien
Kemampuan Pengetahuan Pasien dapat menyebuntukkan
mengendalikan penyebab ia marah
diri Psikomotor Pasien dapat mendemonstrasikan
satu cara marah yang konstruktif
Pasien dapat mengungkapkan
Afektif perasaan setelah terapi aktifitas
kelompok : latihan asertif
Kemampuan Pengetahuan Pasien dapat mengidentifikasi
menggunakan teman terdekat
sumber daya Pasien dapat meniru cara berbicara
Psikomotor yang dicontohkan perawat
Pasien dapat menyampaikan pada
perawat bila ia halusinasi
Afektif Pasien dapat menyadari kegunaan
membuka diri pada orang lain.

42
Kemampuan Pengetahuan Pasien dapat menyebutkan jam
menggunakan makan obat
terapi Psikomotor Pasien dapat meminta obat pada
jam yang tepat
Afektif Pasien dapat mengungkapkan
perasaan setelah minum obat

Untuk menetapkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek,


perawat perlu memiliki kemampuan berfikir kritis dan kemampuan
berhubungan kemitraan dengan pasien dan keluarganya. Tujuan akan sukar
dicapai tanpa kerja sama yang baik antara perawat, pasien dan keluarganya.

Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang


dapat mencapai tiap tujuan jangka pendek. Perawat dapat memberikan
alasan ilmiah yang terbaru mengapa tindakan itu diberikan. Alasan ilmiah
dapat merupakan pengetahuan berdasarkan literatur, hasil penelitian atau
pengalaman praktek.

Rencana tindakan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan jiwa


Individuonesia, yaitu berupa : tindakan konseling/psikoterapeuntukik,
pendidikan Kesehatan, perawatan mandiri (self care) dan aktifitas kehidupan
sehari-hari, tindakan kolaborasi (terapi somatik dan psikofarmaka).

Tindakan keperawatan menggambarkan tindakan perawat yang mandiri,


kerjasama dengan pasien, kerjasama dengan keluarga, kerjasama dengan
kelompok dan kolaborasi dengan tim Kesehatan jiwa yang lain. Dokumentasi
rencana tindakan keperawatan dicatat pada formulir dokumen keperawatan
yang berlaku.

D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Keluarga


Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan. Pada situasi yang nyata sering implementasi jauh berbeda
dengan rencana. Hal ini terjadi karena perawat belum terbiasa
menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
Yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan,
dirasakan, itu yang

43
44
dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan pasien dan perawat jika
berakibat fatal, dan juga tidak memenuhi aspek legal.

Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu


memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan
dibutuhkan pasien sesuai dengan kondisinya saat ini (here and now).
Perawat juga menilai diri sendiri apakah mempunyai kemampuan
interpersonal, intelektual, teknikal sesuai dengan tindakan yang akan
dilaksanakan. Dinilai kembali apakah aman bagi pasien. Setelah semua
tidak ada hambatan maka tindakan perawat boleh dilaksanakan. Pada saat
akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan klien
dilaksanakan dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peran
serta pasien yang diharapkan. Dokumentasikan semua tindakan yang telah
dilaksanakan beserta respon pasien.

E. Evaluasi Hasil Tindakan Keperawatan Keluarga


Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respons
pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi
dapat dibagi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai
melaksanakan tindakan. Evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan
membandingkan respons pasien pada tujuan jangka pendek dan panjang
yang telah ditentukan.

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai


pola pikir :

S = respons subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.


O = respons objektif terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
A = analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih
P = perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respons pasien

44
Rencana tindak lanjut dapat berupa :
 Rencana teruskan, tetapi jika masalah tidak berubah
 Rencana dimodifikasi jika masalah tetap, semua tindakan sudah
dijalankan tetapi hasil belum memuaskan.
 Rencana dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang
dengan masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkan.
 Rencana atau diagnosis selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang
diperlukan adalah memelihara dan mempertahankan kondisi yang baru.

Pasien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat melihat
perubahan dan berupaya mempertahankan dan memelihara. Pada evaluasi
dapat diperlukan ”reinforcement” untuk menguatkan perubahan yang positif.
Pasien dan keluarga juga dimotivasi untuk melakukan ”self-reinforcement”.
Dokumentasi implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan dapat
menggunakan formulir yang telah ditentukan.

Materi Pokok 3: Asuhan Keperawatan Kelompok/Masyarakat

Keperawatan menyediakan pelayanan kepada manusia berfokus pada upaya


promosi dan pemeliharaan Kesehatannya, pencegahan atau penyelesaian
masalah Kesehatan kepada klien karena adanya penyakit atau penderitaan, tanpa
membatasi fokus orientasi masalahnya. Keperawatan responsive terhadap
perubahan-perubahan kebutuhan sosial dan bertambah luasnya pengetahuan
dasar baik dari ranah teori maupun keilmuan. Salah satu tujuan keperawatan
adalah mencapai dampak positif klien yang dan memaksimalkan kwalitas
hidupnya melalui rentang kehidupan individu yang dilaluinya. Perawat
memfasilitasi disiplin lain dan memberikan asuhan keperawatan komprehensif
dengan melibatkan berbagai profesional Kesehatan lain dan tenaga-tenaga
lainnya dalam tim pelayanan Kesehatan.

Pelayanan Keperawatan merupakan bantuan yang diberikan karena adanya


keluhan fisik dan atau mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya
kemauan melaksanakan kegiatan sehari hari secara mandiri. Bantuan juga

45
ditujukan kepada penyediaan pelayanan Kesehatan, sehingga memungkinkan
setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif melalui praktik
keperawatan.

Praktik Keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat professional melalui


kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga Kesehatan lainnya pada
saat memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya. Praktik keperawatan sebagai tindakan keperawatan professional
menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu
dasar (biologi, fisik, biomedik, perilaku, sosial) dan ilmu keperawatan sebagai
landasan untuk melakukan asuhan keperawatan.

Praktik keperawatan profesional dilihat dari sisi profesi merupakan kewajiban


memenuhi hak masyarakat mendapatkan pelayanan keperawatan yang
profesional dan Kesiapan perawat dalam melaksanakan praktik ilmiah dengan
benar, baik dan bertanggung jawab. Sedangkan di lihat dari sisi perundang-
undangan Praktik keperawatan profesional merupakan sikap, tingkah laku dan
kemampuan yang diakui dapat melaksanakan praktik keperawatan profesional
dan sesuai dengan perangkat peraturan perundang-undangan maupun system
pengendalian.

Karakteristik praktik keperawatan profesional (Malkemes, L.C. 1983) adalah


adanya Autoritas, Akuntabilitas, Pengambilan keputusan mandiri, Kolaborasi
multidisiplin dalam membantu penyelesaian masalah klien, Mengadakan advokasi
dalam mengatasi masalah klien dan memfasilitasi pemberdayaan potensi
organisasi dan sistem klien.

Dalam menjalankan kewenangannya, perawat mempunyai kewajiban :


1. Menghormati hak pasien
2. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
4. Memberikan informasi
5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
6. Melakukan catatan perawatan dengan baik
46
Karakteristik Praktik Keperawatan Komunitas
1. Memadukan tehnik dan ketrampilan keperawatan dan kesehatan masyarakat
2. Pelayanan Continuity care
3. Fokus intervensi primary prevention, secondary prevention, tertiary prevention.
4. Melakukan proses alih kelola dari perawat ke klien (kearah kemandirian)
5. Kemitraan antara Perawat dan klien
6. Mendukung multidisiplin colaboration

Peran Perawat Kesehatan Komunitas


Asuhan keperawatan adalah merupakan rangkaian kegiatan praktik keperawatan
yang diberikan kepada klien individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
yang mencakup pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.

Proses keperawatan adalah ”Suatu rangkaian pemecahan masalah yang


sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan dan membantu klien mengatasi masalah keperawatan atau
meningkatkan kemandiriannya dalam mencapai status fungsi yang optimal”.

A. Pengkajian Keperawatan Kelompok/ Masyarakat


Beberapa Jenis data didasarkan pada variable yang perlu dikaji dikomunitas
mencakup :
1. Penduduk
a. Data Demografi
b. Data Vital Statistik
c. Data Riwayat Kesehatan.
d. Keyakinan / norma / Kebiasaan/ Perilaku
2. Pelayanan Kesehatan/ Sosial
a. Fasilitas yang tersedia dan jenis pelayanannya
b. Pemanfaatan fasilitas oleh masyarakat
3. Lingkungan Fisik
a. Sanitasi lingkungan pemukiman : Rumah, Sumber air, Jamban

47
b. Sanitasi lingkungan umum : SPAL, TPS, Jamban Umum
c. Kondisi sarana umum : Pasar, Sekolah, Lapangan
4. Ekonomi
a. Sumber / mata pencaharian/ Pekerjaan
b. Penghasilan/ Pengeluaran/ Kebutuhan
5. Pendidikan
a. Pemanfaatan fasilitas pendidikan dan pelatihan oleh masyarakat
b. Kelengkapan sarana/ fasilitas sekolah yang tersedia : jenis,
karakteristik pengguna, keadekuatan.
6. Kebijakan dan Pemerintahan
a. Perkembangan organisasi kemasyarakatan
b. Peran serta masyarakat dalam pembangunan wilayah
c. Kebijakan dan peraturan- peraturan kemasyarakatan
d. Pemerintahan wilayah : RT-RW-Lurah- Camat dst.
7. Komunikasi
a. Jenis sarana komunikasi yang tersedia
b. Pemanfaatan sarana komunikasi oleh masyarakat
c. Kebutuhan sarana komunikasi formal dan non formal
8. Keamanan dan transportasi
a. Jenis sarana keamanan dan transportasi yang tersedia
b. Pemanfaatannya oleh masyarakat
c. Keadekuatan fungsi pengamanan dan transportasi
9. Rekreasi
a. Jenis sarana / fasilitas rekreasi yang tersedia : Olahraga, Kesehatan,
rekreasi
b. Pemanfaatannya oleh masyarakat

Metode Pengumpulan Data di Komunitas


Berbagai metode yang dapat digunakan dalam melaksakan pengumpulan
data di komunitas antara lain adalah dengan cara :
a. Whindshield Survey (Pengamatan sepintas)
b. Wawancara yang dapat dilakukan oleh perawat dengan : Petugas
Puskesmas, Aparat Pemda, Tokoh Masyarakat, Kader, Ormas Lain dan
Masyarakat Itu Sendiri

48
c. Penyebaran instrumen angket yang di berikan kepada Penduduk/
komunitas untuk di isi
d. Observasi Partisipasi yang dilakukan dalam Setting Sosial
e. Analisa Data Sekunder yaitu dengan menelusuri data hasil sensus,
Riwayat perkembangan wilayah tersebut, Vital statistik ( dapat berupa
angka kematian, angka Kesakitan, angkah keluargaahiran dan lain-lain).
Serta Hasil Penelitian dan lain-lain.
f. Survey Terstruktur yaitu merupakan kegiatan survey atau observasi yang
direncanakan oleh perawat untuk mendapatkan data tertentu

B. Diagnosis Keperawatan Kelompok/ Masyarakat


Beberapa Pertanyaan yang perlu dijawab dalam analisa data :
a. Apa yang sedang terjadi secara fisik dan sosial dan bagaimana
manifestasinya
b. Bagaimana perasaan, persepsi dan sikap yang di ekspresikan
c. Penampilan apa yang tidak wajar, tidak diharapkan
d. Perubahan apa yang terjadi dan bagaimana koping komunitas
e. Apa yang diberikan kepada komunitas (Faktor penghambat dan
pendukung)

Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan hipotetis / keputusan klinik


tentang respon klien terhadap masalah Kesehatan atau proses kehidupan
baik aktual, resiko atau potensial yang didasarkan pada hasil pengkajian dan
diagnosa tersebut dapat diperbaiki melalui intervensi keperawatan. Rumusan
diagnosa keperawatan terdiri dari pernyataan Masalah Keperawatan
dikaitkan dengan rumusan Penyebab timbulnya masalah keperawatan dan
disertai dengan tanda-tanda/ gejala adanya masalah keperawatan (Problem
+ Etiologi
+ Symptom).

Contoh diagnosa keperawatan kelompok/ masyarakat


a. Peningkatan insiden gangguan psikososial (Depresi dan kecemasan) di
komunitas b/d. Adanya kejadian bencana dan tidak tersedia fasilitas
pelayanan gangguan Kesehatan mental.

49
b. Ketidakmampuan Komunitas Menyediakan Kebutuhan Nutrisi b/d.
tingginya Kesakitan akibat defisiensi vitamin, isolasi dari komunitas
penghasil makanan
c. Isolasi sosial bagi penduduk lansia b/d. tidak adanya pelayanan
Kesehatan lansia di rumah/ komunitas
d. Potensial ancaman stabilitas keluarga b/d. tidak adanya pengetahuan
terkait hakekat interaksi orang tua anak, suami-istri

C. Perencanaan Tindakan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat


Intervensi keperawatan kelompok/ masyarakat :
a. Kemungkinan Kebutuhan komunitas dapat dipenuhi melalui : Tindakan
Perawatan, Pengarahan/ nasehat, Penjelasan, Konseling, Rujukan.
b. Intervensi keperawatan dapat dilakukan untuk upaya pencegahan Primer,
pencegahan Sekunder, atau pencegahan Tersier

Contoh intervensi keperawatan kelompok/ masyarakat


1. Peningkatan insiden gangguan psikososial (Depresi dan kecemasan) di
komunitas b/d. Adanya kejadian bencana dan tidak tersedia fasilitas
pelayanan gangguan Kesehatan mental.
a. Pencegahan Primer
1) Memberikan Pendidikan Kesehatan. Tentang gangguan psikososial
(Depresi, kecemasan) dan cara mengatasinya kepada Individu,
Keluarga, dan Komunitas yang mengalami kondisi stres
2) Mendiseminasikan informasi tentang manajemen stres
3) Mengurangi faktor resiko yang mengakibatkan gangguan psikososial
4) Berkontribusi meningkatkan kondisi sosial komunitas yang putus
asa, tidak berdaya
b. Pencegahan Sekunder
1) Skrining penderita depresi berat dan lakukan rujukan untuk
pemeriksaaan diagnosa dan pengobatannya
2) Bantu keluarga melakukan rujukan klien
3) Berikan pembinaan keluarga yang mempunyai masalah anggota
keluarga mengalami depresi/ kecemasan

50
4) Anjurkan keluarga memberitahukan petugas Kesehatan. jika
ditemukan tanda keracunan obat
c. Pencegahan Tersier
1) Libatkan keluarga untuk menjalani terapi jika klien mengalami
gangguan depresi ulang
2) Lakukan pembinaan keluarga melalui kegiatan home care pada
masa pemulihan klien
3) Ciptakan jaringan komunikasi antara : Klien/ keluarga – perawat
komunitas – petugas Kesehatan jiwa

2. Ketidakmampuan Komunitas Menyediakan Kebutuhan Nutrisi b/d.


tingginya Kesakitan akibat defisiensi vitamin, isolasi dari komunitas
penghasil makanan
a. Pencegahan Primer
Mengembangkan program pendidikan Kesehatan untuk anggota
masyarakat tentang kebutuhan nutrisi dan alternatif sumber-sumber
nutrisi
b. Pencegahan Sekunder
Memberikan perawatan kepada keluarga/ kelompok yang mengalami
defisiensi nutrisi
c. Pencegahan Tersier
Bantu komunitas dalam memonitor program rehabilitasi nutrisi untuk
mengamankan keadekuatan sumber-sumber makanan

D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat


Dalam melaksanakan intervensi keperawatan komunitas secara umum
mempunyai tujuan akhir Meningkatkan, Mempertahankan dan Memperbaiki
Kesehatan klien, serta mencegah penyakit dan menunjang pemulihan
Kesehatan klien. Berbagai strategi implementasi dalam melaksanakan
pelayanan keperawatan komunitas antara lain adalah melalui strategi Proses
Kelompok, strategi Partnership, dan Strategi Promosi Kesehatan.
1. Strategi Proses Kelompok
Tahap-tahap perkembangan kelompok
a. Tahap Initiative

51
Karakteristik pada tahap ini antara lain :
1) Anggota kelompok Biasanya Baru Pertama Bertemu (Tingkat
Kepercayaan Terhadap Kelompok Masih Rendah)
2) Perlu Dikembangkan Tujuan Yang Spesifik (Strategi Intervensi
Untuk Mencapai Tujuan Kelompok
3) Perlu Ditentukan Pimpinan & Anggota Kelompok. (Batasan,
Pengertian, Maksud, Tujuan, Strategi Intervensi & Kapan
Tujuan Dapat.Tercapai)
4) Pimpinan Bertanggung Jawab Untuk Meyakinkan Kelompok
Tentang Peran, Norma & Tujuan Kelompok
b. Tahap Kerja (Work Phase)
Karakteristik pada tahap ini antara lain :
1) Mengembangkan keeratan (Cohesiveness) Kelompok & Berfungsi
Sebagai Tim (Berupaya Mencapai Tujuan)
2) Menyelesaikan Konflik (Timbul Akibat Adanya
Perselisihan/Perbedaan Pendapat
3) Penyelesaian Masalah & Pembuatan Perubahan (Dengan
Pendekatan Proses Kelompok.)
4) Membuat Keputusan: Bisa Dibuat Oleh Pimpinan Kelompok, Sub
Kelompok, Voting Atau Konsensus
c. Tahap Akhir (Termination Phase)
Karakteristik pada tahap ini antara lain :
1) Terminasi Dilakukan Jika Tujuan Sudah Tercapai Atau Sesuai Waktu
Yang Ditentukan
2) Evaluasi Tercapainya Tujuan Kelompok
3) Rencanakan Tindak Lanjutnya
4) Lakukan Diskusi (Untuk Express Feeling)

2. Evaluasi Proses Kelompok


Karakteristik Kelompok Yang Efektif
a. Mengembangkan dan Memelihara Keterpaduan Anggota Tetapi Tidak
Dikontrol Oleh Keterpaduan Tersebut, Dan Ada Prioritas Kemampuan
Menyelesaikan Masalah

52
b. Mendorong dan Memfasilitasi Anggota Untuk Berpartisipasi Maksimal
(Kreatifitas & Fleksibilitas Dalam. Membuat Keputusan
c. Peran Kepemimpinan Didasarkan Atas Keahlian Individuividu dan
Kebutuhan Kelompok
d. Menetapkan dan Menjabarkan Kriteria Evaluasi Tingkat Pencapaian
Tujuan
e. Saat Terminasi, Anggota Dapat. Belajar Dari Keberhasilan/ Kegagalan
Yang Dialami dan Punya Pandangan Positif Terhadap Proses
Kelompok

3. Strategi Kerjasama (Partnership)


Jenis-jenis model kerjasama
a. Kerjasama Multidisiplin (Multidiciplinary Collaboration)
Sangat Efektif Untuk Mengidentifikasi & Mengkaji Resiko Kesehatan Di
Masyarakat. Model kerjasama ini akan memfasilitasi Fungsi Perawat
Dalam. :
1) Mengkaji Kebutuhan Kesehatan Komunitas
2) Menentukan Populasi Yang.Beresiko Sakit, Cacat, Kematian
3) Merencanakan Program & Mengalokasikan Sumber
4) Mengidentifikasi Isu Isu Penelitian

Tujuan :
1) Mengambil manfaat terhadap pengetahuan dan ketrampilan lebih
dari satu profesi
2) Mengembangkan kerjasama diantara partner

b. Membangun Jejaring (Network)


Dapat dimanfaatkan terutama dalam praktek keperawatan di masyarakat
: kerjasama ini dilakukan melalui pertukaran informasi tentang
kebutuhan klien, efek pelayanan dan penyediaan sumber pelayanan
kesehatan di masyarakat.

Tujuan :
1) Meningkatkan informasi kepada orang yang mempengaruhi perilaku
penduduk dan penyediaan sumber pelayanan kesehatan
53
2) Melalui Network Perawat Dapat :
a) Mengumpulkan Informasi Tentang kebutuhan pelayanan
kesehatan (Why, When, How) sehingga dapat mnginterpretasikan
kebutuhan kesehatan & menjelaskan tersedianya pelayanan
kesehatan
b) Menurunkan resiko kesehatan di masyarakat dan dapat
memfasilitasi perawat untuk masuk ke masyarakat dan
mengembangkan kerjasama komunitas
c) Meningkatkan dan mempertahankan hubungan kerjasama
dengan profesi lain dan memfasilitasi terjadinya tipe kerjasama
perawat dengan klien maupun kerjasama dengan multidisiplin.

c. Advokasi Konsumen (Consumery Advocacy)


Jenis kerjasama ini selalu melibatkan perawat, klien dan orang yang
punya kekuasaan (Mis: Pimpinan Politik, Profesi Lain, Tokoh
masyarakat).

Tujuan Consumery Advocacy:


1) Consumery Advocacy diartikan sebagai upaya pemecahan masalah
lebih lanjut jika penyelesaian konflik tidak konsisten dengan
keinginan klien.
2) Perawat diharapkan melakukan advokasi jika kebutuhan kelompok
beresiko tinggi tidak tersedia di dalam program atau di dalam system
pelayanan kesehatan.
3) Dapat melakukan tindakan untuk: meningkatkan penyediaan dana,
penyediaan waktu dari profesi lain atau dimana pelayanan dapat
diperoleh. Dalam hal ini keterlibatan klien dalam proses advokasi
adalah essensial.

4. Strategi Promosi Kesehatan


Berbagai Jenis Program Program promosi kesehatan yaitu : Diseminasi
Informasi, Pengkajian dan penilaian, Modifikasi gaya hidup, Dukungan
social-budaya, Penataan lingkungan sekitar.

54
Jenis Jenis Kegiatan Promosi Kesehatan
a. Diseminasi Informasi
1) Untuk mengubah sikap, keyakinan dan perilaku melalui pemberian
informasi
2) Menimbulkan kesadaran individu. keluarga & komunitas bahwa
suatu masalah yang timbul dapat diatasi ( pemasangan tempat
pemberitahuan melalui televisi tentang upaya menghentikan
merokok; pembuatan brosur untuk kontrol berat badan; memasukan
arti keluarga tentang fitness di surat kabar)

b. Pengkajian dan Penilaian


Mendorong seseorang untuk mengurangi faktor resiko & mengadopsi
gaya hidup sehat. misal penilaian terhadap resiko kesehatan
(memperkirakan resiko penyakit berdasarkan riwayat medis,
pemeriksaan fisik dan lain-lain).

c. Life Style Modification


Membantu individu dan keluarga untuk bertanggung jawab atas
kesehatan sendiri dan membuat perubahan perilaku yang sesuai untuk
meningkatkan kualitas kehidupan secara lebih komprehensive
(perubahan perilaku didasar pada kemahiran desiminasi informasi &
perlu kontak yang.lama antara klien dengan profesi kesehatan)

Faktor Faktor Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Perubahan Life Style:


1) Situasi yang berubah
2) Tersedianya pengetahuan dan kerampilan untuk melaksanakan dan
meneruskan perubahan
3) Hasil yang akan diperoleh dari perilaku baru
4) Adanya dukungan fisik dan sosial untuk merubah perilaku

d. Penataan Lingkungan (Environmental Restructuring)


1) Mendukung Penyediaan Faktor Penunjang Untuk Optimalkan
Kualitas Lingkungan dan Peningkatan Perilaku

55
2) Meliputi Lingkungan Fisik, Sosial & Ekonomi misalnya :
a) Mengatur Kenyamanan & Keamanan Fisik (Menghindarkan
Terjadi Pencemaran Air Minum)
b) Menciptakan Keterpaduan Kelompok (Timbul Rasa Memiliki)
c) Menetapkan Suatu Mekanisme Yang Efektif Sehingga. Dapat
Menjamin Pemenuhan Ekonomi Keluarga. Yang Adekwat (Mis
Koperasi)

e. Dukungan Sosial Budaya


Terjadi lebih berasal dari bawah (bottom up) (misal penetapan
anggaran kesehatan nasional ; pengadaan asuransi kesehatan di
perusahaan; membudayakan kebiasaan berolah raga)

E. Evaluasi Hasil Tindakan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat


a. Mengukur keberhasilan selama evaluasi, mengumpulkan data dan
analisis perubahan ?
b. Dilakukan bersama sama masyarakat
c. Merupakan respon masyarakat terhadap program kesehatan

Apa Yang Dievaluasi?


a. Relevansi Program Dengan Kebutuhan Masyarakat
b. Rencana Yang Dibuat
c. Efisiensi Biaya
d. Efektifitas Program
e. Dampak Aktifitas Program dalam Jangka Panjang

Jenis Evaluasi
1. Formatif: Jenis evaluasi ini merupakan kegiatan menilai Aktifitas program
setiap hari dan dilakukansesaat.
2. Sumatif: merupakan jenis evaluasi yang menilai aktifitas jangka panjang
dan dilakukan pada akhir program.

56
Materi Pokok 4: Integrasi Pelayanan Perkesmas dengan
Pendekatan Keluarga

Integrasi pelayanan Perkesmas dengan pendekatan keluarga dilakukan dalam


rangka meningkatkan cakupan pelayanan Perkesmas dan meningkatkan
perwujudan keluarga sehat. Pendekatan keluarga saat ini dilaksanakan
Puskesmas dalam bentuk kegiatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK). Keluarga merupakan salah satu sasaran pelayanan
Perkesmas. Melalui kunjungan keluarga dalam rangka PIS-PK, koordinator
Perkesmas akan memperoleh data dukung untuk penetapan sasaran keluarga
binaan yang membutuhkan intervensi lebih lanjut dalam bentuk pelayanan
Perkesmas. Hasil pelayanan Perkesmas dalam bentuk peningkatan kemandirian
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan diharapkan dapat meningkatkan
capaian indikator keluarga sehat di wilayah kerja Puskesmas.

Di bawah ini merupakan penjelasan upaya integrasi pelayanan Perkesmas


dengan PIS-PK. Mekanisme ini dapat dijadikan contoh untuk mengintegrasikan
pelayanan Perkesmas dengan program kesehatan lainnya yang ada di
Puskesmas.

Dalam pelaksanaan integrasi pelayanan Perkesmas dengan PIS-PK, Perawat


dapat berperan sebagai:

a. Bagian dari Tim Pembina Keluarga PIS-PK yang memantau status kesehatan
keluarga terhadap indikator utama keluarga sehat dan memberikan intervensi
awal
b. Pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin Perkesmas, dan/atau
koordinator Perkesmas yang memberi pelayanan Perkesmas dalam rangka
intervensi lanjut terhadap sasaran keluarga binaan tersebut
c. Penanggung jawab program terkait dengan masalah kesehatan yang dipantau
dalam PIS-PK dan/atau program kesehatan lainnya

A. Persiapan Pelaksanaan Kunjungan Keluarga


1. Sosialisasi Internal
Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab pelaksanaan pendekatan
keluarga di Puskesmas wajib melakukan sosialisasi PIS-PK kepada semua

57
tenaga kesehatan di Puskesmas. Selanjutnya koordinator Perkesmas
menindaklanjuti hasil sosialisasi dengan rapat koordinasi internal bersama
dengan Perawat lain di Puskesmas terkait intervensi lanjut dalam rangka
integrasi pelayanan Perkesmas dengan PIS-PK.
2. Pertemuan Teknis Tim Pembina Keluarga
Pertemuan teknis tim pembina keluarga PIS-PK dilakukan dalam rangka
membahas perencanaan kunjungan keluarga terkait waktu dan jadwal
kunjungan keluarga, pengaturan pembagian kerja/tugas pembina
keluarga, jumlah, lokasi dan target sasaran keluarga, ketersediaan sarana
dan prasarana dengan memperhatikan jumlah keluarga yang berada
dalam wilayah binaannya. Setelahnya, tim Pembina keluarga PIS-PK
melakukan briefing/pre-conference sebelum turun ke lapangan.
3. Penyiapan Sarana dan Prasarana untuk Kunjungan Keluarga
Tim pembina keluarga PIS-PK merencanakan dan memastikan
ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan antara lain
Prokesga, Pinkesga dan formulir pencatatan data lainnya. Untuk
kunjungan Perkesmas, Perawat harus menyiapkan kartu asuhan
keperawatan dan Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit)

B. Kunjungan Keluarga dan Intervensi Awal


Perawat melakukan kunjungan keluarga diawali dengan membina hubungan
saling percaya dengan anggota keluarga melalui perkenalan, penjelasan
tujuan kunjungan keluarga sambil mengidentifikasi kesiapan dan kesediaan
keluarga menerima fasilitasi Perawat. Perawat sebagai bagian dari tim
Pembina keluarga PIS-PK melakukan tugas-tugas sebagai berikut:
1. Melakukan pemantauan status kesehatan keluarga menggunakan
Prokesga;
2. Melakukan penemuan kasus baru/deteksi dini;
3. Memeriksa sanitasi rumah;
4. Melakukan pendataan program kesehatan lain yang diintegrasikan dalam
kunjungan keluarga;
5. Mengidentifikasi keluarga bermasalah kesehatan/berisiko Kesehatan; dan
6. Melakukan edukasi kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang
ditemukan saat kunjungan dengan menggunakan Pinkesga. Apabila

58
melakukan edukasi maka Perawat mendokumentasikan kegiatan edukasi
pada kartu asuhan keperawatan

Tabel 4. Contoh Intervensi Awal Perkesmas pada Sasaran Keluarga


Indikator PIS-PK Intervensi Awal Perkesmas
1. Keluarga 1. Menjelaskan tujuan dan manfaat mengikuti program
mengikuti KB.
program KB 2. Menunjukkan jenis alat kontrasepsi, tujuan dan efek
sampingnya
3. Memandu keluarga memilih salah satu jenis
kontrasepsi sesuai kesepakatan keluarga dan status
kesehatan pasangan usia subur
4. Menganjurkan ibu bersalin untuk menggunakan KB
segera setelah melahirkan
5. Mengadvokasi keluarga agar mengunjungi fasilitas
pelayanan kesehatan untuk menjadi peserta KB
2. Keluarga 1. Menjelaskan manfaat bersalin di fasilitas pelayanan
dengan ibu kesehatan
melakukan 2. Menjelaskan risiko yang mungkin terjadi jika
persalinan di persalinan tidak dilakukan di fasilitas pelayanan
fasilitas kesehatan
pelayanan 3. Menjelaskan cara memperoleh layanan persalinan
kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan
4. Menginformasikan akses fasilitas pelayanan
kesehatan yang bisa dimanfaatkan
3. Keluarga 1. Menjelaskan tujuan dan manfaat mendapatkan
dengan bayi imunisasi dasar lengkap
mendapat 2. Menunjukkan jenis imunisasi dasar, tujuan dan efek
imunisasi sampingnya
dasar lengkap 3. Menunjukkan cara mengatasi efek samping dari
setiap jenis imunisasi dasar
4. Menginformasikan fasilitas yang dapat digunakan
untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap
5. Memotivasi keluarga mendapatkan imunisasi dasar
lengkap di fasilitas pelayanan kesehatan
4. Keluarga 1. Menjelaskan tujuan dan manfaat ASI eksklusif bagi
dengan bayi bayi dan Ibu
mendapat ASI 2. Menjelaskan risiko jika bayi tidak memperoleh ASI
eksklusif eksklusif
3. Melakukan edukasi dan pendampingan proses
pemberian ASI eksklusif: gizi Ibu menyusui, posisi
menyusui, dan perlunya dukungan keluarga
4. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan/ UKBM dalam memperoleh
dukungan untuk keberhasilan ASI eksklusif
5. Keluarga 1. Menjelaskan pentingnya pemantauan pertumbuhan
dengan balita balita
mendapatkan 2. Menjelaskan tujuan dan manfaat pemantauan
pemantauan pertumbuhan balita
pertumbuhan 3. Menjelaskan risiko jika pemantauan pertumbuhan
balita tidak dilakukan

59
Indikator PIS-PK Intervensi Awal Perkesmas

4. Memberikan edukasi dan pendampingan proses


pemantauan pertumbuhan balita
5. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan/ UKBM terhadap hasil
pemantauan pertumbuhan balita
6. Keluarga 1. Menjelaskan gejala penyakit TBC
dengan 2. Menjelaskan cara pencegahan penularan TBC
penderita TBC 3. Menjelaskan pemeriksaan yang diperlukan untuk
mendapatkan mengetahui penyakit TBC
pengobatan 4. Menjelaskan tujuan pengobatan TBC sesuai standar
sesuai standar 5. Menjelaskan risiko jika pengobatan TBC sesuai
standar tidak dilakukan
6. Memberikan edukasi dan pendampingan proses
pengobatan TBC sesuai standar
7. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan/ UKBM dalam memperoleh
pengobatan TBC sesuai standar
7. Keluarga 1. Menjelaskan faktor resiko penyakit hipertensi
dengan 2. Menjelaskan gejala penyakit hipertensi
penderita 3. Menjelaskan cara mencegah hipertensi misalnya
hipertensi dengan CERDIK
melakukan 4. Menjelaskan cara mengendalikan hipertensi dengan
pengobatan PATUH
secara teratur. 5. Menjelaskan tujuan pengobatan teratur untuk
hipertensi
6. Menjelaskan pentingnya mendapat pengobatan
teratur untuk hipertensi
7. Menjelaskan risiko / komplikasi jika pengobatan
teratur untuk hipertensi tidak dilakukan
8. Melakukan edukasi dan pendampingan proses
pengobatan teratur untuk hipertensi
9. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan dalam memperoleh
pengobatan teratur untuk hipertensi
10. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan UKBM
dalam pemeriksaan kesehatan secara rutin
8. Keluarga 1. Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika
dengan ada anggota keluarga yang memiliki gejala atau
penderita gangguan jiwa
gangguan jiwa 2. Menjelaskan pentingnya penderita gangguan jiwa
mendapatkan mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan
pengobatan 3. Menjelaskan tujuan penderita gangguan jiwa
dan tidak mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan
diterlantarkan. 4. Menjelaskan risiko jika penderita gangguan jiwa tidak
mendapat pengobatan dan ditelantarkan
5. Melakukan edukasi dan pendampingan proses
pengobatan penderita gangguan jiwa dan tidak
ditelantarkan
6. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan dalam memperoleh
pengobatan penderita gangguan jiwa

60
Indikator PIS-PK Intervensi Awal Perkesmas
9. Keluarga 1. Menjelaskan penyakit akibat rokok
dengan 2. Menjelaskan pentingnya perilaku tidak merokok
anggota dalam keluarga
keluarga tidak 3. Menjelaskan tujuan kebiasaan tidak merokok bagi
ada yang kesehatan keluarga
merokok. 4. Menjelaskan risiko jika ada anggota keluarga yang
merokok
5. Melakukan edukasi tips berhenti merokok serta
pendampingan upaya berhenti merokok
6. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan dalam memperoleh
dukungan berhenti merokok
10. Keluarga 1. Menjelaskan pentingnya menjadi anggota JKN
sudah menjadi 2. Menjelaskan manfaat JKN
anggota JKN 3. Menjelaskan prosedur dan syarat menjadi anggota
JKN
4. Melakukan edukasi dan mendorong keluarga untuk
menjadi anggota JKN
11. Keluarga 1. Menjelaskan pentingnya dan manfaat keluarga
mempunyai mempunyai akses atau memiliki sarana air bersih
akses atau 2. Menjelaskan ciri dan kriteria yang termasuk air bersih
memiliki 3. Menjelaskan tujuan mempunyai akses atau memiliki
sarana air sarana air bersih
bersih. 4. Menjelaskan risiko jika keluarga tidak mempunyai
akses atau memiliki sarana air bersih
5. Memfasilitasi akses atau kepemilikan sarana air
bersih
12. Keluarga 1. Menjelaskan pentingnya keluarga mempunyai akses
mempunyai atau memiliki jamban sehat
akses atau 2. Menjelaskan tujuan mempunyai akses atau memiliki
memiliki jamban sehat
jamban sehat 3. Menjelaskan manfaat BAB dan BAK di jamban
4. Menjelaskan risiko jika keluarga tidak mempunyai
akses atau memiliki jamban sehat
5. Memfasilitasi akses atau kepemilikan jamban sehat

7. Apabila keluarga termasuk katagori keluarga yang membutuhkan


intervensi lanjut maka Perawat menginformasikan kepada keluarga
tentang rencana tindak lanjut untuk pembinaan kesehatan keluarga.
Selanjutnya, Perawat mengakhiri kunjungan keluarga apabila tugas-tugas
yang dilakukan telah selesai.

C. Analisis Hasil Kunjungan Keluarga dan Rencana Intervensi Lanjut


1. Dalam konteks PIS-PK, selesai kunjungan keluarga, Perawat sebagai
pembina keluarga PIS-PK segera mengumpulkan hasil kunjungan
keluarga

61
62
(Prokesga yang sudah diisi) dan melaporkan penanggung jawab PIS-PK
untuk diinput ke dalam aplikasi Keluarga Sehat dan/atau secara manual.
2. Selanjutnya penanggung jawab PIS-PK menyampaikan data dasar
Prokesga, data temuan kasus dan data lainnya kepada tiap penanggung
jawab program kesehatan terkait untuk intervensi lanjut. Contoh: data
temuan keluarga yang bermasalah kesehatan/berisiko tinggi
dikoordinasikan dengan koordinator Perkesmas.

3. Dalam konteks pelayanan Perkesmas, selesai kunjungan keluarga,


Perawat yang memegang tugas sebagai pembina keluarga PIS-PK
maupun sebagai pelaksana Perkesmas melakukan tugas sebagai berikut:
a. Menyusun dokumentasi kegiatan edukasi keluarga pada kartu asuhan
keperawatan.
b. Berkoordinasi dengan penanggung jawab darbin Perkesmas terkait
sasaran keluarga yang memerlukan tindak lanjut.

Setelah menerima laporan dari pelaksana Perkesmas, penanggung jawab


darbin Perkesmas melaporkan data sasaran keluarga yang memerlukan
tindak lanjut kepada koordinator Perkesmas. Selanjutnya, koordinator
Perkesmas melaksanakan rapat koordinasi bersama tim Perawat terkait
tugas-tugas:
1. Melakukan analisis data sasaran keluarga yang memerlukan intervensi;
2. Melakukan analisis kemungkinan perlu dilakukan asuhan keperawatan
pada kelompok/masyarakat;
3. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan pelayanan Perkesmas dalam
hal asuhan keperawatan keluarga dan kelompok/masyarakat. Bagi
Perawat yang sudah menjadi pembina keluarga maka intervensi lanjut
menjadi tanggung jawabnya. Apabila ada keluarga yang memerlukan
pelayanan Perkesmas saat dilakukan intervensi lanjut oleh pembina
keluarga non Perawat maka tugas ini ditindaklanjuti oleh penanggung
jawab darbin Perkesmas; dan
4. Melakukan tahapan asuhan keperawatan keluarga terkait:
a. Pengkajian keperawatan keluarga;
b. Diagnosis keperawatan keluarga; dan

62
c. Perencanaan tindakan keperawatan keluarga, misalnya:
1) Membantu penemuan kasus penyakit kontak serumah;
2) Melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga dengan
menggunakan Pinkesga;
3) Memantau keteraturan dalam program keperawatan dan pengobatan
bagi anggota keluarga yang sakit atau bermasalah Kesehatan; dan
4) Melakukan rujukan kasus masalah kesehatan kepada tenaga
kesehatan lain atau fasilitas pelayanan kesehatan.

Contoh intervensi tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh Perawat sebagai
pelaksana Perkesmas sekaligus pembina keluarga PIS-PK.
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
1. Keluarga 1. Melakukan edukasi tentang KB.
mengikuti program 2. Memotivasi keluarga untuk mengikuti program
KB KB.
3. Memberikan alternatif pilihan jenis alat
kontrasepsi yang sesuai dengan keluarga.
4. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian
mengikuti program KB.
5. Melakukan skrining kesehatan keluarga terkait
alat kontrasepsi yang dipilih.
6. Memberikan reward dan/atau apresiasi apabila
keluarga sudah mengikuti program KB.
7. Memberikan narahubung untuk penanganan hal
yang tidak diinginkan dari jenis alat kontrasepsi
yang digunakan.
8. Memberikan sumber informasi yang mudah
diakses untuk diskusi atau tanya jawab program
KB yang diikutinya.
9. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
10. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain terkait program KB.
2. Keluarga dengan Bila ada ibu hamil dalam keluarga;
ibu melakukan
1. Melakukan edukasi tentang pentingnya
persalinan di
melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan.
fasilitas pelayanan
2. Memotivasi keluarga untuk melakukan
kesehatan
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan

63
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
3. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian
melakukan persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi atas
kesediaan keluarga untuk melakukan persalinan
di fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Memberikan narahubung apabila mengalami hal
yang tidak diinginkan.
6. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab seputar
persalinan.
7. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
8. Mendiskusikan tentang tanda bahaya kehamilan.
9. Bersama keluarga memastikan alat transportasi
yang digunakan untuk akses ke fasilitas
pelayanan kesehatan saat mau melahirkan.
10. Bersama keluarga memastikan sudah minimal 4
kali melakukan ANC.
11. Mendiskusikan dengan keluarga tentang
Program Perencanaan Persalinan Dan
Pencegahan Komplikasi (P4K).
12. Melakukan skrining kesehatan untuk mengenali
adanya penyakit penyerta pada kehamilannya.
13. Berkolaborasi dengan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk persalinan sesuai dengan
taksiran persalinanya.
Bila ada ibu pasca melahirkan dalam keluarga:
14. Melakukan skrining kesehatan keluarga pasca
melahirkan.
15. Memantau status kesehatan ibu pasca
melahirkan minimal sebanyak 3 kali.
16. Melatih keluarga tentang program parenting
yang aman dan sehat.
17. Melakukan deteksi adanya post partum bluess
(stress pasca melahirkan).
3. Keluarga dengan 1. Melakukan edukasi tentang pentingnya
bayi mendapat immunisasi dasar lengkap.
imunisasi dasar 2. Memotivasi keluarga agar bayinya diimmunisasi
lengkap dasar lengkap.

64
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
3. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian
tentang pemberian immunisasi dasar lengkap.
4. Memantau status kesehatan bayi setiap bulan
sekali.
5. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan dan kesediaan keluarga atas
pemberian immunisasi dasar lengkap.
6. Memberikan narahubung apabila mengalami hal
yang tidak diinginkan (penyakit akibat tidak
diimmunisasi).
7. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab seputar
immunisasi.
8. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
9. Memberikan informasi jenis fasilitas pelayanan
kesehatan yang mudah diakses untuk
penanganan bayi bila mengalami masalah
kesehatan.
4. Keluarga dengan 1. Melakukan edukasi tentang pentingnya ASI
bayi mendapat eksklusif.
ASI eksklusif 2. Memotivasi keluarga agar bayinya mendapatkan
ASI eksklusif.
3. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian
tentang ASI eksklusif.
4. Memantau status kesehatan bayi setiap bulan
sekali.
5. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan dan kesediaan keluarga
memberikan ASI eksklusif.
6. Memberikan kontak person yang mudah
dihubungi apabila mengalami hal yang tidak
diinginkan.
7. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab seputar
ASI eksklusif.
8. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
9. Menjelaskan kebutuhan gizi pada bayi usia 0 – 6
bulan.
10. Melatih keluarga tentang program parenting yang
aman dan sehat.

65
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
11. Melibatkan keluarga dalam memberikan
dukungan untuk keberhasilan ASI ekslusif.
5. Keluarga dengan 1. Melakukan edukasi tentang pertumbuhan balita.
balita 2. Memotivasi keluarga agar ikut memantau
mendapatkan pertumbuhan balitanya.
pemantauan 3. Memantau status kesehatan balita setiap bulan
pertumbuhan sekali.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan dan kesediaan dalam pemantauan
pertumbuhan balitanya.
5. Memberikan kontak person yang mudah
dihubungi apabila mengalami hal yang tidak
diinginkan.
6. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab seputar
pemantauan pertumbuhan balita.
7. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
8. Mendiskusikan tanda-tanda awal kelainan
pertumbuhan pada balita.
9. Melatih keluarga tentang stimulasi pertumbuhan
pada balitanya.
6. Keluarga dengan 1. Melakukan identifikasi faktor risiko dan skrining
penderita TBC pada anggota keluarga terutama usia balita,
mendapatkan lansia, perokok, penderita DM, HIV dan faktor
pengobatan lingkungan.
sesuai standar 2. Melakukan edukasi tentang tanda dan gejala,
pencegahan dan tatalaksana TBC.
3. Melakukan penyuluhan tentang aktifitas dan
kebutuhan gizi yang adekuat.
4. Melakukan edukasi PHBS di rumah termasuk
etika batuk.
5. Memotivasi penderita TBC untuk tetap
mematuhi program pengobatan.
6. Mendukung kepatuhan penderita dan keluarga
terhadap pengobatan.
7. Mendiskusikan keluhan dan efek samping dari
obat yang di konsumsi dan melakukan
pendampingan untuk mengurangi keluhan.
8. Memantau status kesehatan penderita dan
keluarga setiap bulan sekali.

66
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
9. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga dalam mengikuti program
pengobatan.
10. Memberikan kontak person yang mudah
dihubungi apabila mengalami hal yang tidak
diinginkan.
11. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab seputar
TBC.
12. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
13. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program pengobatan TBC sesuai
standar khususnya terkait TBC Resistensi Obat.
7. Keluarga dengan 1. Melakukan identifikasi dan skrining faktor risiko
penderita pada anggota keluarga terutama lansia,
hipertensi obesitas, perokok, penderita DM, gaya hidup
melakukan tidak sehat (makanan dan olah raga), faktor
pengobatan stres dan faktor lingkungan.
secara teratur. 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
tentang tanda dan gejala, pencegahan dan
tatalaksana hipertensi dan edukasi lanjutan bila
dibutuhkan.
3. Melakukan penyuluhan tentang aktifitas dan
kebutuhan gizi seimbang serta pengelolaan
faktor risiko yang berhubungan dengan
hipertensi.
4. Memotivasi penderita hipertensi untuk tetap
mematuhi program pengobatan.
5. Mendukung kepatuhan penderita dan keluarga
terhadap pengobatan.
6. Mendiskusikan keluhan dan efek samping dari
obat yang di konsumsi dan melakukan
pendampingan untuk mengurangi keluhan.
7. Memantau status kesehatan penderita dan
keluarga setiap bulan sekali.
8. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga dalam mengikuti program
pengobatan.
9. Mendapatkan kontak person keluarga yang
mudah dihubungi sebagai reminder.

67
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
10. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab terkait
hipertensi.
11. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
12. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program pengobatan hipertensi
secara teratur.
13. Melakukan konseling dalam rangka modifikasi
perilaku sehat.
8. Keluarga dengan 1. Melakukan identifikasi dan skrining faktor risiko
penderita pada anggota keluarga dengan penyakit kronis,
gangguan jiwa lansia, stressor terkait sosial dan ekonomi.
mendapatkan 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
pengobatan dan tentang tanda dan gejala, pencegahan dan
tidak tatalaksana masalah dan gangguan jiwa dan
diterlantarkan. edukasi lanjutan bila dibutuhkan.
3. Melakukan penyuluhan tentang aktifitas dan
kebutuhan gizi seimbang serta pengelolaan
faktor risiko yang berhubungan dengan
masalah dan gangguan jiwa.
4. Memotivasi penderita dan keluarga masalah
dan gangguan jiwa untuk tetap mematuhi
program pengobatan.
5. Melakukan pendampingan penderita dan
keluarga terhadap kepatuhan program
pengobatan.
6. Mendiskusikan keluhan dan efek samping dari
obat yang di konsumsi untuk mengurangi
keluhan.
7. Memantau status kesehatan penderita dan
keluarga setiap bulan sekali.
8. Memberikan reward dan/atau apresiasi
terhadap kemampuan keluarga dalam
mengikuti program pengobatan.
9. Memberikan kontak person dan sumber
informasi yang mudah di akses untuk diskusi
atau tanya jawab seputar masalah dan
gangguan jiwa atau apabila mengalami hal
yang tidak diinginkan.
10. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.

68
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
11. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program pengobatan masalah dan
gangguan jiwa secara teratur.
12. Melatih keluarga dalam melakukan perawatan
sehari-hari di rumah.
13. Melakukan rujukan keperawatan apabila
diperlukan.
9. Keluarga dengan 1. Melakukan identifikasi pemicu perilaku merokok
anggota keluarga pada anggota keluarga.
tidak ada yang 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
merokok. tentang bahaya merokok serta pencegahan dan
tata laksana untuk berhenti merokok dan
edukasi lanjutan bila dibutuhkan.
3. Melakukan penyuluhan tentang aktifitas dan
kebutuhan gizi seimbang serta pengelolaan
faktor pemicu yang berhubungan dengan
perilaku merokok.
4. Memotivasi kepada perokok dan keluarga untuk
melakukan upaya berhenti merokok dan
memberikan informasi tempat layanan upaya
berhenti merokok.
5. Melakukan konseling dan pendampingan
perokok dan keluarga terhadap upaya berhenti
merokok.
6. Mendiskusikan bahaya merokok bagi perokok
dan keluarga serta lingkungannya.
7. Memantau status merokok.
8. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga dalam mengikuti program
upaya berhenti merokok.
9. Menginfokan layanan quit-line INA untuk
layanan berhenti merokok (0-800-177-6565)
atau klinik konseling Upaya Berhenti Merokok
(UBM).
10. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab seputar
bahaya merokok.
11. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
12. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program upaya berhenti merokok.
13. Melakukan rujukan keperawatan apabila
diperlukan.

69
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
10. Keluarga sudah 1. Melakukan identifikasi faktor penyebab keluarga
menjadi anggota tidak menjadi peserta JKN.
JKN 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
tentang JKN.
3. Memotivasi kepada keluarga untuk menjadi
peserta JKN.
4. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian menjadi
peserta JKN.
5. Menjelaskan tentang alur dan syarat pengurusan
sebagai peserta JKN.
11. Keluarga 1. Melakukan identifikasi sumber air bersih dan air
mempunyai minum keluarga.
akses atau 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
memiliki sarana tentang air bersih dan air minum.
air bersih. 3. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya akses
dan menjaga sarana air bersih.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga yang sudah mempunyai
akses atau memiliki sarana air bersih.
5. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal terkait permasalahan air
bersih yang belum dimengerti.
6. Melakukan kolaborasi uji sampel air kepada
petugas kesehatan lingkungan.
12. Keluarga 1. Melakukan identifikasi akses atau kepemilikan
mempunyai jamban sehat keluarga.
akses atau 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
memiliki jamban tentang jamban sehat.
sehat 3. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya akses
dan kepemilikan jamban sehat.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga yang sudah mempunyai
akses dan kepemilikan jamban sehat.
5. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
6. Melakukan kolaborasi dengan petugas kesehatan
lingkungan untuk melakukan pemicuan jamban
sehat.

70
D. Pelaksanaan Intervensi Lanjut
Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, Perawat sebagai pelaksana
Perkesmas melaksanakan tugas saat kunjungan keluarga sebagai berikut:
1. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana.
2. Melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan dengan metode SOAP.
3. Menyusun dokumentasi asuhan keperawatan keluarga pada kartu asuhan
keperawatan dan pencatatan lainnya sesuai kebutuhan.
4. Menyusun dan menyampaikan hasil asuhan keperawatan yang
dikelolanya kepada kepada penanggung jawab darbin Perkesmas.
5. Menindaklanjuti kasus keluarga yang memerlukan intervensi lanjut dalam
bentuk pelayanan keperawatan berkelanjutan, asuhan keperawatan
kelompok/ masyarakat dilakukan apabila ditemui adanya keterkaitan
masalah keluarga dengan masalah kelompok/ masyarakat.

Contoh intervensi lanjut pada kelompok yang dilakukan oleh Perawat sebagai
pelaksana Perkesmas sekaligus pembina keluarga PIS-PK.

Pencegahan Primer Pencegahan Pencegahan Tersier


Sekunder

1. Pendidikan 1. Deteksi dini, 1. Pengontrolan


kesehatan skrining kesehatan berkala: surveilans
2. Fasilitasi 2. Identifikasi faktor komunitas
pembelajaran risiko 2. Panduan sistem
3. Pengembangan 3. Terapi aktifitas kesehatan
program kesehatan 4. Manajemen 3. Pelayanan
4. Pemberdayaan perilaku berkelanjutan
kelompok atau 5. Modifikasi perilaku 4. Pemulihan
kader 6. Manajemen kesehatan
5. Diseminasi keamanan 5. Fasilitasi tanggung
informasi lingkungan, jawab mandiri
kesehatan: teaching 7. Manajemen kasus
kelompok, teaching 8. Surveilans
nutrisi komunitas,
6. Membangun 9. Manajemen konflik
jejaring/ Kolaborasi 10. Rujukan
7. Advokasi

71
Pencegahan Primer Pencegahan Pencegahan Tersier
Sekunder
8. Monitoring
kebijakan
kesehatan
9. Managemen
Pelayanan
imunisasi,
10. Abuse Protection
support

72
8 RANGKUMAN
Asuhan Keperawatan merupakan suatu rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etika
dan etiket profesi keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan. Asuhan keperawatan ditujukan untuk memandirikan dan atau
mensejahterakan klien yang diberikan sesuai dengan karakteristik ruang lingkup
keperawatan, dikelola secara professional dalam konteks kebutuhan asuhan
keperawatan.

Modul ini membahas tentang Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan wilayah


kerja Puskesmas yang terdiri dari konsep asuhan keperawatan dan penerapan
pendekatan proses keperawatan pada individu, keluarga, dan
kelompok/masyarakat.. Dengan memanfaatkan modul ini diharapkan koordinator
Perkesmas dan perawat pelaksana dapat melakukan pelayanan keperawatan
dengan menerapan langkah-langkah proses keperawatan untuk klien individu,
keluarga dan kelompok/masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

73
9 REFERENSI
1. Brunner & Suddarth.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal, Vol.1.E/8EGC,
Jakarta
2. Doenges, Marilynn E, at all, (2002). Nursing Care Plans: Guidelines for
Individualizing Patient Care, by F.A. Davis Company, USA
3. Kementerian Kesehatan RI,(2011). Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberkulosis, Jakarta
4. Kemenkes RI. (2014a). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulos. In
Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis (p. 38). Retrieved from
http://www.tbindonesia.or.id/opendir/Buku/bpn_p-tb_2014.pdf
5. Kemenkes RI. (2018a). Hasil Utama Riskesdas 2018.
6. LeMone P and Burke K.M, 2000. Medical Surgical Nursing, Critical Thinking
in Client Care, second edition, Prentice- Hall,Inc, New Jersey.
7. WHO. (2018a). Global tuberculosis Report.WHO
8. WHO. (2018b). Tuberculosis.WHO
9. Sahar Junaiti. Konsep Keperawatan Keluarga, Jakarta
10. Kementrian Kesehatan RI (2013). Modul Perawatan Kesehatan
Masvarakat.Bagi Perawat Pelaksana (Perawat Klinik I) di Puskesmas Jakarta.

74
10 LAMPIRAN

PANDUAN STUDI KASUS

Tujuan:

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan Asuhan


Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas.

Petunjuk:

1. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok dengan masing-masing


peserta 9-10 orang.
2. Fasilitator memberikan panduan studi kasus serta lembar kasus yang telah
disediakan kepada masing-masing kelompok.
3. Fasilitator memberikan kesempatan kepada seluruh kelompok untuk
mengerjakan studi kasus sesuai dengan panduan dan lembar kasus yang
diterima, meliputi asuhan keperawatan individu, keluarga,
kelompok/masyarakat dan asuhan keperawatan keluarga terintegrasi PIS-PK
selama 60 menit
4. Fasilitator memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil studi kasus yang sudah dikerjakan masing-masing
kelompok selama @ 40 menit x 3 klp = 120 Menit
5. Fasilitator memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi
dan memberi masukan terhadap hasil presentasi kelompok @ 15 menit x 3 =
45 menit
6. Fasilitator memberi klarifikasi dan masukan terhadap hasil presentasi
kelompok @ 15 menit x 3 = 45 menit

Waktu: 6 Jpl x 45 Menit = 270 menit

75
LEMBAR KASUS

Kasus 1. Asuhan Keperawatan Individu di Puskesmas

Keluarga Bp.M (32 tahun) dan Ibu H (28 tahuh) memiliki 2 orang anak balita An. J
(3 tahun) dan An. S (1 Tahun). Bapak M sejak 2 bulan yang lalu dinyatakan
menderita tuberkulosis. Saat ini mengeluh cepat lelah, kurang nafsu makan dan
kadang terasa nyeri di dada. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :TD: 130/70
mmHg, N: 82x/ menit, S: 38°C, R: 24x/ menit. BB sekarang : 50 kg (BB bulan lalu:
55 kg), TB: 160 cm. Hasil pemeriksaan sputum: BTA positif (3 bulan yang lalu).
Klien tampat pucat, keringat dingin dan sering batuk-batuk berdahak. Keluarga
mengatakan sejak dinyatakan menderita tuberkulosis, Bp.M sudah minum OAT,
dan selanjutnya berhenti minum obat karena selalu merasa mual. Bapak M
bekerja sebagai buruh angkut di pasar, pendapatan sehari-hari tidak menentu.
Bp.M biasa mengkonsumsi nasi dengan lauk tempe atau tahu. Saat ini Bp.M tidak
bisa menghentikan kebiasan merokok. Keluarga Bp.M tinggal di lingkungan
kumuh dan padat penduduk.

Tugas:

1. Identifikasi data-data yang perlu dikaji lebih lanjut terkait kasus diatas
2. Rumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan analisa data
3. Buatlah rencana keperawatan berdasarkan prioritas masalah yang ada

76
Kasus 2

Sebuah keluarga terdiri dari Tn. A umur 50 tahun, tamat SD dan bekerja sebagai
buruh bangunan. Ibu C (istri Tn.A) umur 40. tahun, tidak bekerja, tamat SD. Anak
V (3,5 th). Ibu C sedang sering mengeluh batuk-batuk yang dialaminya sejak 1
bulan yang lalu. Ibu C juga mengatakan sering berkeringat di malam hari. Ketika
diperiksa oleh perawat menunjukan bahwa tekanan darah 100/60 mmhg, BB 45,5
pada hal sebelumnya BB 55 kg. Keadaan ibu C anemis, nafsu makan menurun.
Tn. A kondisinya sehat saat dikunjungi perawat, namun mempunyai kebiasaan
merokok dan seringkali merokok di dalam rumah. Anak V mempunyai riwayat
susah makan, BB 8 kg. Anak V terlihat kurus, rambut kemerahan, kurang
bergairah dan sering rewel. Menurut ibu anak V juga jarang ditimbang di
posyandu dan imunisasinya tidak lengkap, karena disamping jarak ke posyandu
agak jauh ibu juga mengatakan malas karena kalau ke posyandu suka dipungut
bayaran untuk kas posyandu. Ketika ditanya oleh Perawat Komunitas tentang
keadaan anak V ibu mengatakan bahwa anaknya nanti juga akan besar dengan
sendirinya. Dan saat ditanya tentang apa yang dilakukan bila anaknya tidak mau
makan, ibu mengatakan dibiarkan saja atau dikasih jajan di warung. Ketika
ditanya tentang keluhan batuk- batuk yang dialaminya ibu mengatakan belum
diobati nanti juga akan sembuh sendiri.. Anak V selain terlihat kurus juga sering
mengalami batuk pilek, hampir setiap bulan. Ketika ditanya apa yang dilakukan
ibu untuk mengatasi batuk pilek pada anaknya, ibu mengatakan diberikan obat
yang dibeli dari warung, biasanya juga akan sembuh.

Tugas:
1. Lengkapi pengkajian yang harus dilakukan pada keluarga Tn.A
2. Buat diagnosa keperawatan keluarga sesuai prioritas
3. Buat perencanaan tindakan keperawatan keluarga untuk keluarga Tn.A
4. Lakukan satu tindakan keperawatan pada keluarga Tn.A (Simulasi Pendidikan
Kesehatan)
5. Buat Evaluasi tertulis pada Askep Tn A

77
Kasus 3

Jumlah penduduk miskin yang berada diwilayah kerja Puskesmas D sebanyak


7334 penduduk (14,06 %). Penduduk di wilayah kerja Puskesmas D urutan
tertinggi ditempati oleh kelompok usia Lanjut Usia sebanyak 5040 orang (27,48
%). Pada saat disurvei, para lansia yang menyatakan tidak pernah ikut kegiatan
posbindu sebanyak 70%. Penyakit tertinggi lansia adalah Hipertensi 38% dan
Diabetes Melitus 10%. Masyarakat banyak yang tidak peduli dengan kesehatan
lansia, kader kesehatan lansia sangat terbatas jumlahnya.

Tugas:

1. Lengkapi pengkajian yang harus dilakukan pada kelompok lansia dii wilayah
kerja Puskesmas D

2. Buat diagnosa keperawatan kelompok sesuai prioritas

3. Buat perencanaan tindakan keperawatan keluarga untuk kelompok lansia di


wilayah kerja Puskesmas D

78
Kasus 4 Perkesmas Terintegrasi PIS-PK

Hasil pendataan PIS-PK Tahun 2020 terhadap 4034 KK yang tersebar di 11 Desa
yang termasuk wilayah kerja Puskesmas R. Nilai IKS Puskesmas R adalah 0,09.
Sementara nilai IKS 11 desa yang termasuk wilayah kerja Puskesmas
Paguyuman berkisar antara 0,03 – 0,13.

Mengacu pada Indeks Keluarga Sehat (IKS), berarti capaian IKS Puskesmas R dan
11 desa wilayah kerjanya tersebut dikategorikan Tidak Sehat ( IKS < 0,500).
Masalah Kesehatan di Puskesmas R –dengan mengacu pada cakupan < 30% -
adalah ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak Merokok.

Identifikasi masalah kesehatan perlu dipertajam lagi untuk mendapatkan prioritas


masalah kesehatan yang perlu mendapatkan alokasi anggaran dari Puskesmas R.
Berdasarkan hasil analisis maka prioritas masalah yang perlu segera
ditanggulangi dan diberi alokasi penganggaran adalah : ASI Ekslusif dan
Hipertensi. Hasil cakupan PIS-PK kedua program tersebut juga mempunyai
cakupan yang rendah hanya 1% dan 10%.

Tugas:
1. Lengkapi pengkajian tambahan yang harus dilakukan untuk dapat mengatasi
masalah berdasarkan hasil pendataan PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas R
2. Buat diagnosa keperawatan sesuai prioritas
3. Buat perencanaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah sesuai
hasil pendataan PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas R

79
MODUL MATA PELATIHAN INTI 3
PENGGERAKAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
PELAYANAN PERKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, salah satunya
dengan pendekatan keperawatan kesehatan mayarakat (Perkesmas). Dalam
mencapai tujuan tersebut tidak akan berhasil tanpa adanya peran serta
masyarakat, untuk itu perlu adanya upaya penggerakan masyarakat yang diawali
dengan komunikasi dan koordinasi. Koordinasi merupakan hal yang penting untuk
mengintegrasikan berbagai kegiatan dari setiap unit kerja dalam usaha
pencapaian tujuan dari suatu organisasi. Agar tenaga kesehatan khususnya yang
bertugas di Puskesmas mempunyai kompetensi dan wawasan dalam
menggerakkan masyarakat, maka pada pelatihan ini peserta dibekali
Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas, dimana pada
pelatihan ini dibahas tentang koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait
kegiatan pelayanan perkesmas; dan penggerakan peran serta masyarakat dalam
mendukung pelayanan perkesmas.

1
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penggerakan
pelaksanaan kegiatan pelayanan Perkesmas.

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait kegiatan
pelayanan Perkesmas
2. Melakukan penggerakan peran serta masyarakat dalam mendukung
pelayanan Perkesmas

2
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor Terkait Kegiatan Pelayanan
Perkesmas
a. Dasar-Dasar Koordinasi
b. Koordinasi lintas program dalam lokakarya mini bulanan Puskesmas
c. Koordinasi lintas sektor dalam lokakarya mini tribulanan Puskesmas
2. Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Pelayanan Perkesmas
a. Pengertian Peran Serta Masyarakat
b. Sasaran Peran Serta Masyarakat
c. Peran Serta Masyarakat dalam mendukung Pelayanan Perkesmas
d. Penggerakan Peran Serta Masyarakat Melalui Strategi Pemberdayaan
Masyarakat
e. Tahapan Penggerakan Masyarakat

3
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas ini
menggunakan metode :

1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)


2. Curah pendapat
3. Penayangan film
4. Bermain peran

4
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Penggerakan
Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas meliputi:

1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Film pendek tentang Koordinasi saat Lokakarya Mini Puskesmas dan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat
9. Panduan bermain peran
10. Skenario bermain peran
11. Checklist bermain peran
12. Dokumen terkait (RUK Perkesmas, RPK Perkesmas, dan Laporan Kegiatan
Perkesmas)

5
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran mata


pelatihan ini selama 7 jam pelajaran (T: 2, P: 5)

Sesi 1: Pengkondisian Peserta (5 menit)


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang
akan disampaikan serta menciptakan suasana nyaman untuk mendorong
kesiapan peserta dalam menerima materi dengan menyepakati proses
pembelajaran.
 Sampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok yang akan
disampaikan dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Penyampaian dan pembahasan Koordinasi Lintas Program dan


Lintas Sektor Terkait Kegiatan Pelayanan Perkesmas (40 menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menggali pemahaman awal tentang Koordinasi Lintas Program dan
Lintas Sektor terkait kegiatan Pelayanan Perkesmas, mulai dari apa itu
Koordinasi Lintas Program (Langsung dan Lokakarya Mini Puskesmas) dan
Koordinasi Lintas Sektor Terkait (Langsung dan Lokakarya Tribulanan Lintas
Sektoral) dan pemutaran film pendek tentang kegiatan tersebut.
 Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Koordinasi Lintas Program
dan Lintas Sektor Terkait Kegiatan Pelayanan Perkesmas dengan
menggunakan bahan tayang tayang.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya,

6
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

menyampaikan klarifikasi atau tanggapan terhadap penjelasan yang


disampaikan.
 Fasilitator merangkum hasil diskusi dengan para peserta dan menyampaikan
tanggapan singkat

Sesi 3: Penyampaian dan pembahasan Penggerakan Peran Serta Masyarakat


dalam Mendukung Pelayanan Perkesmas (40 menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pemahaman Penggerakan Peran
Serta Masyarakat dalam Mendukung Pelayanan Perkesmas, mulai dari
pengertian dan sasaran Peran Serta masyarakat, selanjutnya Peran serta
Masyarakat dalam mendukung Pelayanan Perkesmas serta penggerakan peran
serta masyarakat melalui strategi pemberdayaan masyarakat.
 Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Penggerakan Peran Serta
Masyarakat dalam Mendukung Pelayanan Perkesmas dengan menggunakan
bahan tayang dan pemutaran film pendek.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya,
menyampaikan klarifikasi atau tanggapan terhadap penjelasan yang
disampaikan.
 Fasilitator merangkum hasil diskusi dengan para peserta dan menyampaikan
tanggapan singkat.

Sesi 4: Penugasan Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan


Perkesmas (225 menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator memberikan penugasan dalam bentuk bermain peran (roleplay)
tentang Koordinasi Lintas Program, Lintas Sektor dan Penggerakan Peran
Serta Masyarakat dengan mengacu pada panduan bermain peran
Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas yang berada pada
panduan penugasan.
 Kelompok mendiskusikan kasus dan mengembangkan skenario sesuai dengan
kreatifitas masing-masing kelompok dan memanfaatkan data-data yang terkait
dengan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat.

7
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Pada setiap skenario, peserta secara bergantian berperan sebagai Koordinator


Perkesmas dalam kelompoknya. Setiap peserta diberikan waktu 15 menit untuk
tampil.
 Fasilitator melakukan penilaian terhadap penampilan setiap kelompok dengan
menggunakan checklist yang telah disiapkan.
 Fasilitator mengajak peserta untuk memberikan evaluasi terhadap penampilan
setiap peserta dalam kelompoknya. Sesi evaluasi dilakukan setelah semua
penampilan pada setiap skenario selesai dimana peserta diberi kesempatan
untuk mengkritisi atau melengkapi kekurangan peserta yang baru selesai
tampil. Fasilitator memberi komentar atau klarifikasi.
 Pelatih/instruktur merangkum hasil seluruh proses bermain peran

Sesi 5 : Penyampaian rangkuman tentang Penggerakan Peran Serta


Masyarakat dalam Mendukung Pelayanan Perkesmas (5 menit)
 Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali serta merangkum
materi yang telah dibahas pada sesi ini, mengacu pada tujuan pembelajaran.
 Fasilitator menyampaikan beberapa hal penting tentang Koordinasi Lintas
Program, Lintas Sektor dan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam
penyelenggaraan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam mendukung
Pelayanan Perkesmas.
 Fasilitator menutup proses pembelajaran pada sesi ini dengan mengucapkan
terima kasih serta memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah
berpartisipasi aktif sehingga tujuan pembelajaran pada sesi ini dapat tercapai.

8
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI

Materi Pokok 1: Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor


terkait Kegiatan Pelayanan Perkesmas

Sebuah organisasi memiliki berbagai bidang/unit dan jumlah orang dengan latar
belakang, pendapat, pandangan dan jenis pekerjaan yang berbeda-beda. Dalam
ilmu manajemen, berbagai perbedaan tersebut harus bisa diintegrasikan dengan
koordinasi yang baik agar bisa mencapai tujuan yang sebelumnya telah
ditetapkan oleh organisasi secara bersama-sama, untuk itu pada modul ini
dijelaskan tentang koordinasi dalam pelayanan Perkesmas.

A. Dasar-Dasar Koordinasi
1. Pengertian Koordinasi
Secara etimologis, kata koordinasi diserap dari bahasa Inggris,
Coordination yang memiliki arti kegiatan menertibkan, mengatur atau
menciptakan seluruh hal berjalan dengan lancar secara bersama-sama.
Koordinasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
perihal mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan dan
tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang
siur. Menurut Ndraha (2011), koordinasi adalah proses penyepakatan
bersama secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur yang berbeda-
beda sedemikian rupa sehingga disisi yang satu semua kegiatan atau
unsur itu terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan dan
di sisi lain keberhasilan yang satu tidak merusak keberhasilan yang lain.

Hasibuan (2006) berpendapat bahwa Koordinasi adalah kegiatan


mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsur-unsur
manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai
tujuan organisasi”. Menurut Handoko (2003) Koordinasi adalah proses
pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan

9
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

yang terpisah (departemen-departemen atau bidang-bidang fungsional)


pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif.

George R Terry berpendapat bahwa pengertian koordinasi adalah suatu


upaya yang sinkron dan teratur demi menyediakan jumlah serta waktu
yang tepat, dan juga mengarahkan pelaksanaan untuk bisa melahirkan
suatu tindakan yang selaras dan harmonis pada tujuan yang sebelumnya
sudah ditentukan. Sedangkan Siagian mengatakan bahwa pengertian dari
koordinasi adalah suatu pengaturan yang berkaitan dengan ketertarikan
atas setiap usaha bersama dalam rangka mencapai bentuk keseragaman
tindakan demi mencapai tujuan bersama, dan masih banyak lagi
pengertian tentang koordinasi menurut para pakar lain. Dari beberapa
pengertian koordinasi tersebut dapat disimpulkan bahwa koordinasi
merupakan fungsi manajemen untuk memastikan setiap unit dan
kelompok yang berbeda bisa bekerjasama secara terintegrasi untuk
mencapai tujuan organisasi.

2. Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan Koordinasi
Menurut Ndraha (2011), tujuan koordinasi adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan dan memelihara efektivitas organisasi setinggi mungkin
melalui sinkronisasi, penyerasian, kebersamaan, dan
kesinambungan, antar berbagai kegiatan dependen suatu
organisasi.
2) Mencegah konflik dan menciptakan efisiensi setinggi-tingginya setiap
kegiatan inter-dependen yang berbeda-beda melalui kesepakatan-
kesepakatan yang mengikat semua pihak yang bersangkutan.
3) Menciptakan dan memelihara iklim dan sikap saling responsif
antisipatif dikalangan unit kerja interdependen dan independen yang
berbeda-beda, agar keberhasilan unit kerja yang satu tidak dirusak
oleh unit kerja yang lain, melalui jaringan informasi dan komunikasi
efektif.

10
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Manfaat Koordinasi
Menurut Handoko (2003), bila dalam organisasi dilakukan koordinasi
secara efektif maka ada beberapa manfaat yang didapatkan, yaitu
sebagai berikut:
1) Dengan koordinasi dapat dihindarkan perasaan terlepas satu sama
lain, antara satuan-satuan organisasi atau antara pejabat yang ada
dalam organisasi.
2) Menghindari suatu pendapat atau perasaan bahwa satuan
organisasi atau pejabat merupakan yang paling penting.
3) Menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan antara bagian
dalam organisasi.
4) Menghindari terjadinya kekosongan pekerjaan terhadap suatu
aktivitas dalam organisasi.
5) Menimbulkan kesadaran diantara para pegawai untuk saling
membantu.

3. Ruang Lingkup Koordinasi


George R Terry (1958) dalam bukunya yang berjudul Principles of
Management menjelaskan bahwa terdapat empat ruang lingkup
koordinasi, yaitu:
a. Koordinasi dalam Individu
Berdasarkan ilmu manajemen organisasi, koordinasi individu tidak
memiliki keterkaitan atau tidak berhubungan langsung dengan
manajemen organisasi. Walaupun begitu, kemampuan suatu individu
dalam mengatur ataupun menyelesaikan tanggung jawab yang
diserahkan pihak organisasi akan mampu memberikan dampak yang
baik dalam pencapaian organisasi dan tujuan pribadinya.
b. Koordinasi Antara Individu dalam Suatu Kelompok
Koordinasi yang terjalin antar individu adalah salah satu kunci
keberhasilan utama dalam suatu kelompok. Hal ini bisa terlihat dari
suatu organisasi atau tim olahraga. Koordinasi yang terjalin dalam
suatu kelompok dan pengalokasian tugas serta komunikasi yang
terjalin baik mampu membuat kelompok tersebut bisa bekerjasama
dengan baik. Sehingga, tujuan atau cita-sita kelompok tersebut bisa

11
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

dicapai.

12
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Koordinasi Antara Kelompok dalam Suatu Organisasi


Setiap organisasi atau organisasi tentu mempunyai divisi yang
bertanggung jawab pada bidang tertentu. Bentuk koordinasi yang
terjalin antar divisi tersebut harus terlaksana dengan baik dan selaras
agar berbagai proses kegiatan dan tujuannya bisa tercapai.
d. Koordinasi Antara Organisasi
Hubungan yang baik dengan pihak luar sangat diperlukan oleh
organisasi atau organisasi demi mencapai tujuan yang sebelumnya
sudah ditetapkan. Berbagai kegiatan koordinasi yang dilakukan dengan
pihak luar tentunya harus bisa disesuaikan dengan lingkungan
eksternal itu sendiri.

4. Jenis-Jenis Koordinasi
Menurut Hasibuan (2011), koordinasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Koordinasi vertikal
Koordinasi vertikal adalah tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dijalankan oleh atasan terhadap
kegiatan- kegiatan, unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di
bawah wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Koordinasi horizontal
Koordinasi horizontal adalah tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dijalankan terhadap kegiatan-kegiatan
dalam tingkat organisasi yang setingkat. Koordinasi Horizontal terbagi
atas dua jenis, yaitu:
1) Interdiiplinary, yaitu suatu koordinasi dalam rangka mengarahkan,
menyatukan tindakan-tindakan, mewujudkan, menciptakan disiplin
antar unit yang satu dengan unit yang lain secara intern maupun
secara esktern pada unit-unit yang sama tugasnya.
2) Inter-related, yaitu koordinasi antar badan (instansi). Unit-unit yang
fungsinya berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling
bergantung atau mempunyai kaitan baik secara intern maupun
ekstern yang levelnya setaraf.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun koordinasi yang baik
antara lain :

13
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Perencanaan yang matang


Sebelum melakukan koordinasi perlu untuk membuat sebuah
perencaan atas pelaksanaan koordinasi yang akan dilakukan.
Perencanaan ini dapat meliputi waktu, agenda, dan siapa saja yang
akan telribat. Hal ini penting agar koordinasi berjalan dengan efektif
dan efisien, dengan mengetahui agenda sebelumnya, maka setiap
pihak akan mampu untuk mempersiapkan diri sebelumnya.
b. Pentingnya menyamakan persepsi
Setiap pihak yang terlibat dalam koordinasi haruslah memiliki
kesamaan persepsi mengenai tujuan yang akan dicapai. Dengan
demikian, walaupun memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda,
setiap pihak menyadari bahwa semua itu adalah dalam rangka saling
melengkapi dan mendukung untuk mencapai tujuan yang sama.
c. Pemahaman materi pembicaraan
Koordinasi akan berjalan lebih efektif apabila masing-masing anggota
tim memahami posisi dan tanggung jawabnya serta dalam kaitannya
dengan pihak lain. Dengan demikian, ketika berbicara sudah
memahami konteksnya. Terlebih lagi bagi para pemimpin, harus
memahami hal yang akan disampaikan dan situasi yang terjadi.
Sebagai contoh, dalam presentasi misalnya, cukup sampaikan hal-hal
yang dirasa perlu, simple dan jelas. Sehingga anggota tim pun paham
apa yang harus mereka lakukan kedepannya.
d. Sikap terbuka dan saling menghargai
Dalam suatu koordinasi, ada saatnya satu pihak harus menerima
pengaturan dari pihak lain, namun tetap harus dengan sikap
menghargai. Ada kalanya ketika pemimpin harus memberikan
pengaturan yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan anggotanya.
Di situlah diperlukan sikap saling terbuka, sikap saling terbuka ini
diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin nantinya
akan terjadi.
e. Minta feedback
Feedback diperlukan untuk melihat respon dari semua pihak yang
terlibat. Umpan balik juga untuk memastikan bahwa koordinasi yang
dilakukan dapat dipahami dengan benar dan diterima. Hal ini untuk

14
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

menjamin pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan. Dan juga


untuk melihat berbagai celah dan kekurangan yang mungkin masih
ada, sehingga kita masih bisa melakukan persiapan yang lebih matang.
f. Penegasan dan motivasi
Sangat penting untuk mempertegas kembali segala yang telah
disepakati ketika dilakukan koordinasi (rapat), sehingga semua yang
menjadi kesepakatan harus dapat diterima dan selanjutnya
dilaksanakan dengan baik. Penegasan juga perlu dilakukan terhadap
monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan, sehingga setiap orang
akan bekerja atau melakukan aktivitasnya dengan lebih terarah pada
pencapaian tujuan yang diharapkan. Selain itu, hal yang tidak kalah
penting adalah kemampuan memotivasi agar setiap pihak yakin dan
terdorong untuk melaksanakannya.
g. Komunikasi informal juga perlu dibangun
Untuk meningkatkan efektivitas hasil koordinasi yang dilakukan, selain
melakukan monitoring, juga perlu melakukan komunikasi atau
pendekatan yang bersifat informal (tidak dalam konteks rapat). Hal ini
sangat berguna untuk meningkatkan bonding dengan tim. Membangun
komunikasi informal akan meningkatkan kepercayaan dan respek dari
anggota tim sehingga mereka nyaman untuk bekerja sebagai tim.

B. Koordinasi Lintas Program


Untuk mencapai kemandirian masyarakat secara utuh, kegiatan pelayanan
Perkesmas perlu mendapat dukungan lintas program, lintas sektor dan
peran serta aktif dari masyarakat itu sendiri, dan dalam mendapatkan
dukungan tersebut dapat dilakukan dengan koordinasi.

Agar perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas yang telah disusun dapat


berjalan secara efektif dan efisien maka dilakukan diantaranya dengan
mengkoordinasikan kegiatan pelayanan Perkesmas baik kepada lintas
program maupun lintas sektor terkait. Bentuk koordinasi dapat secara
langsung atau melalui lokakarya mini Puskesmas.

15
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1. Persiapan Koordinasi
Setelah menerima laporan dari pelaksana Perkesmas, penanggung jawab
darbin Perkesmas melaporkan data sasaran keluarga yang memerlukan
tindak lanjut kepada koordinator Perkesmas. Selanjutnya, koordinator
Perkesmas melaksanakan rapat koordinasi bersama tim Perawat terkait
tugas-tugas :
a. Melakukan analisis data sasaran keluarga yang memerlukan intervensi
b. Melakukan analisis kemungkinan perlu dilakukan asuhan keperawatan
pada kelompok/masyarakat
c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan pelayanan Perkesmas dalam
hal asuhan keperawatan keluarga dan kelompok / masyarakat. Bagi
Perawat yang sudah menjadi pembina keluarga maka intervensi lanjut
menjadi tanggung jawabnya. Apabila ada keluarga yang memerlukan
pelayanan Perkesmas saat dilakukan intervensi lanjut oleh pembina
keluarga non Perawat maka tugas ini ditindaklanjuti oleh penanggung
jawab darbin Perkesmas

Koordinasi lintas program dapat dilakukan dengan beberapa cara


diantaranya dengan cara langsung dan melalui lokakarya mini bulanan.

2. Koordinasi Langsung
Koordinasi langsung merupakan jenis koordinasi horizontal yang
dilakukan secara langsung oleh satu pihak pada pihak lain yang terkait,
dalam Pelayanan Perkesmas di Puskesmas dilakukan oleh Koordinator
Perkesmas kepada penanggung jawab program dan pihak lainnya untuk
menentukan intervensi-intervensi dalam upaya menyelesaikan masalah
yang ada.

Selanjutnya dalam mempersiapkan koordinasi dengan lintas program


yang akan dilakukan secara langsung, tugas koordinator Perkesmas
berikutnya:
a. Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan Pelayanan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat maupun laporan lainnya kepada
penanggung jawab UKM esensial dan Perkesmas.

16
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Koordinator Perkesmas berkoordinasi dengan Penanggung jawab PIS-


PK dan Penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas untuk
melaporkan kebutuhan asuhan keperawatan kelompok/masyarakat dari
hasil pendataan kesehatan keluarga kepada Kepala Puskesmas, baik
secara tertulis, maupun melalui kegiatan lokakarya mini.

3. Koordinasi Lintas Program melalui Lokakarya Mini Bulanan


Lokakarya Mini (Lokmin) Bulanan bertujuan untuk menilai sampai
seberapa jauh pencapaian dan hambatan-hambatan yang dijumpai oleh
para pelaksana program/kegiatan pada bulan atau periode yang lalu
sekaligus pemantauan terhadap pelaksanaan rencana kegiatan
Puskesmas yang akan datang; sehingga dapat dibuat perencanaan ulang
yang lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Disamping itu, kita ketahui bersama bahwa keberhasilan pelaksanaan
kegiatan Puskesmas memerlukan keterpaduan baik lintas program
maupun lintas sektor. Keterpaduan lintas program adalah keterpaduan
internal Puskesmas yang bertujuan agar seluruh petugas mempunyai rasa
memiliki dan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan seluruh kegiatan
yang diselenggarakan oleh Puskesmas secara terintegrasi. Seperti yang
telah kita ketahui Lokmin Bulanan Puskesmas diselenggarakan dalam 2
(dua) tahap yaitu Lokmin Bulanan Pertama dan Lokmin Bulanan Rutin.

Untuk melakukan koordinasi pada Lokmin Bulanan Pertama, hal-hal yang


harus disiapkan oleh Koordinator Perkesmas dan Penanggungjawab UKM
dan Perkesmas meliputi: Laporan kinerja Puskesmas tahun lalu; bahan
penyusunan RUK tahun yang akan datang dan Rencana Lima Tahunan;
usulan kegiatan untuk perbaikan/peningkatan kinerja Puskesmas; dan
RPK bulanan Perkesmas.

Pada kegiatan Lokmin Bulanan Rutin, Koordinator Perkesmas dan


Penanggungjawab UKM dan Perkesmas harus mempersiapkan: Laporan
hasil kinerja, analisis masalah dan rancangan tindak lanjut pemecahan
masalahnya; bahan untuk pembahasan usulan kesehatan dari seluruh
desa/kelurahan dan usulan kegiatan Puskesmas yang akan dibahas untuk

17
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

keterpaduannya bersama lintas sektor terkait; dan RPK bulanan kegiatan


Perkesmas.

Hal-hal yang harus disiapkan baik pada Lokmin Bulanan Pertama maupun
Rutin tersebut disampaikan dan dikoordinasikan oleh penanggung jawab
UKM dan Perkesmas dan diperkuat oleh Koordinator Perkesmas.

C. Koordinasi Lintas Sektor


Prinsip pertanggungjawaban wilayah menjadi salah satu prinsip yang harus
dilaksanakan oleh Puskesmas, yaitu Puskesmas menggerakan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
melalui upaya koordinasi dan kerjasama lintas sektor. Untuk memelihara
kerjasama lintas sektor perlu dilakukan upaya penggalangan dan
pemantauan pelaksanaan kerjasama melalui suatu forum lokakarya mini
yang diselenggarakan setiap tribulan yang disebut Lokakarya Mini (Lokmin)
Tribulanan. Oleh karena itu dalam rangka penyelenggaraan upaya-upaya
Kesehatan, Puskesmas berkoordinasi dengan kecamatan melalui:
1. Koordinasi dengan Kecamatan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi
dengan kecamatan melalui pertemuan berkala, lokakarya mini tribulanan,
dan pertemuan lain yang diselenggarakan di tingkat kecamatan.
Koordinasi mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan, dan
pengawasan pengendalian.
2. Koordinasi dengan masyarakat
Puskesmas mendorong masyarakat di wilayah kerjanya untuk berperan
serta secara aktif dalam setiap upaya Kesehatan yang diselenggarakan
Puskesmas. Masyarakat selain menjadi obyek pelayanan juga berperan
sebagai subyek pembangunan kesehatan. Dukungan aktif masyarakat
tersebut salah satunya diwujudkan melalui pembentukan UKBM. Sebagai
Pembina UKBM, Puskesmas melaksanakan bimbingan teknis dan
pemberdayaan sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku.
3. Koordinasi dengan lintas sektor lain
Tanggung jawab Puskesmas sebagai UPT Dinas Kesehatan adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang

18
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

diserahkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. Untuk hasil


yang optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus
dapat dikoordinasikan dengan berbagai sector terkait yang ada di tingkat
kecamatan. Diharapkan bahwa penyelenggaraan pembangunan
kesehatan selain mendapat dukungan dari sector terkait, juga akan
memberikan dampak positif terhadap upaya yang dilaksanakan sector lain
dan masyarakat. Hasil pembangunan yang diselenggarakan oleh sector
lain di tingkat kecamatan, juga diharapkan berdampak positif terhadap
kesehatan masyarakat.

Materi Pokok 2: Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung


Penyelenggaraan Kegiatan Perkesmas

A. Pengertian Peran Serta Masyarakat


Peran serta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti ikut
ambil bagian dalam suatu kegiatan, keikutsertaan secara aktif atau
partisipasi. Sedangkan pengertian dari partisipasi adalah keikutsertaan
seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan
(Mardikanto, 2010). Partisipasi masyarakat menurut Soekidjo (2007) adalah
ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan
permasalahan-permasalahan masyarakat. Peran serta masyarakat atau
partisipasi masyarakat memiliki makna yang luas namun pada hakekatnya
bertitik tolak dari sikap dan perilaku masyarakat itu sendiri. Berdasarkan
pengertian-pengertian tersebut di atas, maka dapat dimaknai bahwa peran
serta masyarakat sama dengan partisipasi masyarakat, artinya bahwa
masyarakat yang berperan serta dalam pembangunan kesehatan adalah
masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan.

Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana


individu, keluarga maupun masyarakat ikut serta bertanggungjawab
terhadap kesehatan diri, keluarga dan masyarakat di lingkungannya.
Pengertian peran serta masyarakat secara lebih luas adalah proses dimana
individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil
tanggung jawab atas
19
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kesehatan diri, keluarga dan masyarakat; Mengembangkan kemampuan


untuk menyehatkan diri, keluarga dan masyarakat; Menjadi pelaku perintis
kesehatan dan pemimpin yang menggerakan kegiatan masyarakat di bidang
kesehatan berdasarkan atas kemandirian dan kebersamaan. Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No.84 Tahun 2015 dinyatakan bahwa peran
serta atau partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam
suatu kegiatan yang berasal dari, oleh dan untuk masyarakat, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan kesinambungannya, serta
menempatkan masyarakat sebagai subyek pelaksana kegiatan.

B. Sasaran Peran Serta Masyarakat


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2015
tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
menyatakan bahwa tanggung jawab masyarakat dalam upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit diwujudkan dalam bentuk peran serta
aktif masyarakat, baik secara perorangan maupun terorganisasi. Peran serta
masyarakat dapat dilaksanakan oleh berbagai komponen masyarakat,
misalnya dunia usaha/swasta melalui program Corporate Social
Responsibility (CSR) di bidang kesehatan. Oleh karena itu, sasaran peran
serta masyarakat meliputi:
1. Individu
2. Keluarga
3. Tokoh masyarakat
4. Kelompok masyarakat (termasuk organisasi masyarakat)
5. Masyarakat umum

C. Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Pelaksanaan Kegiatan


Perkesmas
Peran serta masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam menggerakan upaya kesehatan. Dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan Perkesmas, masyarakat dapat ikut berpartisipasi
melalui berbagai kegiatan sebagai berikut :

20
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (Posyandu, Posbindu, Pos


TB Desa, Poskestren, dan lain-lain) dalam mendukung kegiatan
Perkesmas.
2. Deteksi Dini
3. Rujukan ke Fasyankes
4. Dukungan/Motivasi
5. Dukungan Sosial Ekonomi
6. Advokasi
7. Mengurangi stigma

D. Penggerakan Peran Serta Masyarakat melalui Strategi Pemberdayaan


Masyarakat
Penggerakan Peran serta masyarakat adalah upaya yang dilakukan untuk
menggerakkan keikutsertaan individu, keluarga dan masyarakat umum ikut
bertanggungjawab atas kesehatan individu, keluarganya dan masyarakat
lingkungan sekitarnya dari ancaman penyakit melalui pendekatan preventif
dan promotif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif serta
menempatkan masyarakat sebagai subyek pelaksana kegiatan.

Upaya untuk menggerakkan dan meningkatkan peran dan memberdayakan


partisipasi masyarakat dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu Pertama,
menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
untuk berkembang. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh
masyarakat dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung
berbagai masukan, menyediakan prasarana dan sarana baik fisik (irigasi,
jalan dan listrik) maupun sosial (sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan)
yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan paling bawah. Ketiga,
memberdayakan masyarakat dalam arti melindungi dan membela
kepentingan masyarakat lemah.

Pemberdayaan Masyarakat adalah proses untuk meningkatkan


pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta
masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan
dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan
edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial
budaya
21
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

setempat. Pendekatan edukatif adalah serangkaian kegiatan yang


dilaksanakan secara sistematis, terencana, terarah dengan partisipasi aktif
individu, kelompok-kelompok masyarakat secara keseluruhan untuk
memecahkan masalah kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat dengan
mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat.

Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan dengan tahap:


pengenalan kondisi desa/kelurahan, Survei Mawas Diri (SMD); Musyawarah
Masyarakat di desa/kelurahan (MMD), perencanaan partisipatif, pelaksanaan
kegiatan, dan pembinaan kelestarian. Pelaksanaan pengenalan kondisi
desa/kelurahan, SMD, MMD, dan perencanaan partisipatif dilakukan pada
saat melakukan perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas. Selanjutnya
pelaksanaan kegiatan dan pembinaan kelestarian dilaksanakan pada tahap
Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas dan
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan
Perkesmas.

Strategi Pemberdayaan Masyarakat meliputi:


a. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali
dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi;
b. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui penggerakan masyarakat;
c. Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat;
d. Penguatan dan peningkatan advokasi kepada pemangku kepentingan;
e. Peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, lembaga
kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, dan swasta;
f. Peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis kearifan
lokal; dan
g. Pengintegrasian program, kegiatan, dan/atau kelembagaan
Pemberdayaan Masyarakat yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan
dan kesepakatan masyarakat.

Perkesmas merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan


masyarakat dengan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif yang
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif

22
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,


kelompok, dan masyarakat, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya
kesehatannya.

Upaya Peningkatan Kesehatan yang diselenggarakan melalui kegiatan


Promosi Kesehatan dan merupakan langkah awal dalam pelaksanaan
kegiatan intervensi promosi kesehatan adalah melakukan kemitraan,
pemberdayaan masyarakat dan advokasi. Dalam pelaksanaan kegiatan ini
perlu didukung juga oleh data yang akurat, metode dan media yang sesuai,
sarana, prasarana, alokasi dana yang memadai serta sumberdaya manusia
yang profesional.

Penggerakan peran serta masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan


kegiatan Perkesmas dilakukan melalui kegiatan:

1. Menjalin kemitraan dengan kelompok/masyarakat daerah binaan maupun


lintas sektor terkait dalam perawatan kesehatan masyarakat;
a. Pengertian
Kemitraan adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
mencapai tujuan bersama, dimana masing-masing pihak memiliki hak
dan tanggung jawab sesuai dengan kesepakatan. Alasan pentingnya
kemitraan meliputi pembangunan kesehatan merupakan tanggung
jawab bersama, Kesehatan merupakan modal dasar bagi keberhasilan
pembangunan sektor lain, Peningkatan kepedulian terhadap lingkungan
dan masyarakat dalam bidang kesehatan, khususnya yang bersifat
promotif dan preventif, Adanya peluang sumber daya dari mitra
potensial.

Peran mitra dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Perkesmas


sangat penting, karena sektor kesehatan mempunyai keterbatasan
sumberdaya. Disisi lain mitra mempunyai potensi sumberdaya yang
dapat dipergunakan mendukung pelaksanaan kegiatan Perkesmas.
Dukungan sumberdaya dan peran serta dari mitra potensial, dilakukan
melalui kemitraan atau membangun Jejaring Kemitraan. Pelaksanaan
advokasi maupun pemberdayaan masyarakat seyogyanya harus

23
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

dilakukan oleh petugas puskesmas bersama dengan mitra potensial


yang ada di wilayah kerjanya.

b. Tujuan Kemitraan
1) Tujuan umum bermitra yaitu meningkatkan status kesehatan
masyarakat dan daya tanggap pemangku kepentingan terhadap
lingkungan dan masyarakat.
2) Sementara tujuan khusus kemitraan dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan Perkesmas yaitu:
a) Memperoleh dukungan sumber daya dalam meningkatkan upaya
Perkesmas dari setiap mitra potensial
b) Terbangunnya mekanisme kerja yang lebih efektif dan efisien
dalam penyelenggaraan upaya upaya Perkesmas
c) Mempercepat dan memperluas jangkauan wilayah garapan
d) Meningkatnya kualitas upaya Perkesmas untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan.

c. Prinsip Dasar Kemitraan


1) Kesetaraan: Setiap mitra harus menempatkan diri setara dengan
pihak lain. Pengambilan keputusan dilakukan secara demokratis,
mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan
masalah secara bersama, tanpa ada satu pihak pun yang
memaksakan kehendak. Kesetaraan kedudukan juga akan
memperkuat rasa kebersamaan, sehingga tercipta perasaan sama-
sama bertanggung jawab dan sama-sama menanggung risiko,
termasuk menghadapi tantangan yang mungkin terjadi.
2) Keterbukaan: Melakukan kegiatan kemitraan secara terbuka dan
bertindak proaktif untuk membahas kemajuan dan permasalahan
ada. Selain itu setiap kesepakatan yang telah dibuat dapat
diimplementasikan secara transparan, jujur, dan tidak saling
merahasiakan.
3) Saling menguntungkan: Setiap mitra mempunyai tujuan dan
kepentingan yang sama dalam melaksanakan upaya pembangunan
kesehatan akan mendapatkan keuntungan dan manfaat.

24
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

d. Sasaran Kemitraan
Sasaran kemitraan merupakan sasaran sekunder, yaitu:
1) Tingkat Kecamatan :
 Lintas Sektor Tk. Kecamatan
 Organisasi Profesi (IBI, IDI, PPNI)
 Organisasi Kemasyarakatan (PP. ‘Aisyiyah, dan lain-lain)
 TP.PKK
 Swasta
 Saka Bakti Husada (SBH)
 Tokoh Masyarakat
2) Tingkat Desa/Kelurahan:
 Lintas sektor yang ada di wilayah Desa/Kelurahan
 TP.PKK
 Kader Kesehatan (Kader Posyandu, Kader Desa Siaga Aktif, dan
lain-lain)
 Tokoh Masyarakat
 Tokoh Agama
 Swasta
 SBH

e. Metode
Metode yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut:
1) Komunikasi individu: komunikasi interpersonal
2) Orientasi/ workshop
3) Nota Kesepahaman/Perjanjian Kerjasama
4) Diskusi dan demonstrasi
5) Tinjauan lapangan

f. Media
Media yang digunakan dalam mendukung kegiatan kemitraan,
diantaranya adalah booklet/ buku saku, bahan presentasi, film/ video
instruksional, dan lain-lain.

25
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

g. Langkah-langkah
Kemitraan di bidang kesehatan tidak akan datang dengan sendirinya.
Kemitraan tersebut harus dijalin dan digalang dengan berlandaskan
pada prinsip-prinsip kemitraan agar jalinan kerjasama tersebut
berlangsung secara efektif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, upaya
menggalang kemitraan harus dilaksanakan dengan langkah-langkah
yang sistematis.
1) Menentukan gagasan kemitraan
Langkah pertama dalam menggalang mitra yaitu menentukan
gagasan kemitraan. Artinya perlu ditentukan program kesehatan
yang memerlukan kontribusi secara positif dari satu atau beberapa
pihak guna mempercepat pencapaian target program tersebut.
Misalnya program pencegahan stunting, imunisasi, penanggulangan
Tuberkulosis (TBC), pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di tatanan rumah tangga ataupun tatanan sekolah.
Penyamaan persepsi tentang gagasan atau isu kesehatan yang
akan diangkat dan mempunyai dampak terhadap kesehatan
masyarakat ini menjadi sangat penting. Setelah itu, disiapkan data
tentang masalah kesehatan prioritas, penyebab serta upaya
mengatasi masalah kesehatan tersebut oleh Petugas Puskesmas
(Koordintaor Perkesmas/Petugas Pembina/Penanggung Jawab
Desa/ Kelurahan).

Gagasan Kemitraan yang baik


 Relevan dengan visi dan misi dari pihak-pihak yang bermitra.
Memiliki payung hukum yang berlaku, termasuk acuan ilmu
pengetahuan (landasan teori) yang sesuai
 Mengandung manfaat atau keuntungan bagi semua pihak yang
bermitra.
 Memiliki kesamaan atau kemiripan dengan upaya yang sedang
dilakukan oleh masing-masing pihak yang bermitra. Kegiatan
yang dilakukan dapat meyakinkan dan berbobot, baik dari aspek
keilmuan maupun dari aspek program.

26
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Dihasilkan dari kerja keras dan dengan investasi sumber daya


yang memadai.
 Dirancang, disusun dan dikemas dengan baik dan sistematis
sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan dan program.
 Dikemas dengan teknologi canggih dalam berbagai bentuk. Dapat
diujicoba dalam skala kecil atau terbatas untuk mengetahui tingkat
kelayakannya.
 Dapat dimodifikasi dan atau dibuat segmen-segmen tanpa
kehilangan esensinya, apabila diperlukan. Misalnya dengan cara
melakukan pentahapan dalam pelaksanaan program.

2) Identifikasi calon mitra potensial


Langkah ini bertujuan untuk mengenali dan menetapkan pihak-pihak
yang sesuai dan dapat diajak bermitra dalam rangka melaksanakan
gagasan kemitraan untuk mengatasi masalah kesehatan prioritas.

Keluaran dari langkah ini adalah daftar pihak-pihak yang akan diajak
bermitra. Untuk itu perlu ada inisiator untuk melakukan identifikasi
calon mitra tersebut. Identifikasi ini dapat dilakukan melalui studi
kepustakaan dan studi lapangan. Selain itu perlu juga digali potensi
atau program dari mitra yang dapat diselaraskan dengan program
kesehatan.

Mengacu kepada landasan kemitraan, maka calon mitra yang dicari


sebaiknya:
 Peduli terhadap masalah yang dihadapi, termasuk aspek pemecahan
masalah.
 Bersedia mengembangkan komunikasi dua arah. Memiliki pemikiran
dan cara kerja yang sistematis.
 Secara internal memiliki pembagian kerja dan koordinasi yang baik.
Memiliki ketulusan untuk membantu pelaksanaan kegiatan kemitraan.
Siap memberikan saran dan dukungan yang konstruktif bagi
terlaksananya gagasan kemitraan.
 Fleksibel, informal dan mudah dihubungi.

27
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Bersedia dan dapat menyediakan waktu, tenaga, dan sumber daya


lain untuk kepentingan kemitraan.
 Mengetahui cara-cara bermitra, lebih baik lagi jika memiliki
pengalaman bermitra.
 Bersedia dan dapat memberikan kontribusi berupa gagasan atau
“proyek kemitraan” sesuai dengan kesepakatan.
 Memiliki relasi yang baik atau bersedia membangun kedekatan, baik
secara sosial maupun psikologis, termasuk membantu kesiapan
akses.
 Bersedia bergabung dalam tim yang solid, satu konsep dan satu
bahasa.
 Kontribusinya berkelanjutan dan taat kepada kesepakatan yang telah
dirumuskan bersama.

3) Merumuskan tujuan dan peran mitra


Setelah diperoleh sejumlah calon mitra dan juga telah diketahui latar
belakang mitra tersebut (bidang garapan, visi, misi, kegiatan), maka
langkah selanjutnya yaitu merumuskan tujuan kemitraan (tujuan
umum) dan peran atau kontribusi yang diharapkan dari para mitra.
Peran mitra kelak akan menjadi acuan dalam merumuskan tujuan
khusus kemitraan.

4) Menyiapkan diri
Setiap keinginan atau inisiasi untuk menggalang kemitraan perlu
melakukan persiapan diri melalui konsolidasi internal. Persiapan
tersebut tentunya mengacu kepada landasan kemitraan dengan
tujuan agar pihak yang berinisiatif dapat mengembangkan
komunikasi dua arah, dapat memahami masalah atau hambatan
yang timbul, memiliki rencana kerja yang sistematis, mempunyai tim
dan koordinasi, tidak merasa superior, siap menerima saran,
fleksibel, mudah dihubungi, mempunyai kemampuan mengerahkan
sumber daya, memahami cara-cara bermitra yang baik, dapat
membina kekompakan dan kesamaan konsep.

28
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Persiapan diri atau konsolidasi dilakukan dengan mengacu kepada


landasan kemitraan, dengan tujuan untuk mengupayakan agar pihak
yang berinisiatif:
 Dapat mengembangkan komunikasi dua arah dengan calon mitra.
 Dapat lebih memahami masalah atau hambatan yang mungkin
dihadapi oleh calon mitra (jika ada) dan pemecahan masalah
tersebut dikaitkan dengan gagasan bermitra.
 Memiliki rencana kerja yang sistematis berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan kemitraan.
 Secara tim memiliki pembagian kerja dan koodinasi yang baik.
 Tidak merasa superior dan memiliki kesediaan untuk dibantu oleh
pihak lain.
 Siap untuk menerima saran perbaikan dari pihak lain dan bersedia
berubah ke arah perbaikan.
 Fleksibel, informal dan mudah dihubungi
 Memiliki kemampuan mengerahkan berbagai sumber daya yang
diperlukan dan bersedia menginvestasikan sumber daya tersebut
dalam “proyek kerjasama”
 Bersedia dan dapat memberikan imbalan kepada pihak-pihak
yang diajak bermitra apakah dalam bentuk uang atau materi,
pengakuan, penghargaan atau bentuk lainnya
 Dapat membina kekompakan, kesamaan konsep dan kesatuan
bahasa berkaitan dengan gagasan kemitraan.
 Dapat menjamin sinkronisasi dan keharmonisan dalam
menggalang kerja sama satu sama lain dan dilakukan secara
berkelanjutan.

5) Membangun kesepakatan kerjasama kemitraan


Tujuan langkah ini adalah adanya kesepakatan dan ikatan antara
pihak yang berinisiatif dengan pihak-pihak yang diajak bermitra,
untuk sama-sama mendukung pelaksanaan gagasan kemitraan.
Kesepakatan kerjasama dapat dibuat dalam bentuk Memorandum of

29
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman atau Surat


Keputusan Camat/Kepala Desa/Lurah.

6) Merumuskan rencana kerja kemitraan


Mengacu pada kesepakatan bersama yang tertuang dalam
Memorandum of Understanding atau Nota Kesepahaman atau Surat
Keputusan Camat/Kepala Desa/Lurah, maka kegiatan selanjutnya
adalah menyusun program kerja dan rencana aksi, meliputi tujuan,
kegiatan masing-masing mitra, waktu serta peran anggota jejaring
kemitraan. Disamping itu, perlu juga menetapkan serta menyepakati
mekanisme kerja jejaring kemitraan yang sudah mulai terbangun.

Dalam merencanakan kerja kemitraan, hal yang harus diperhatikan


yaitu:
 Peningkatan kapasitas mitra
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan orientasi atau
seminar, workshop, lokakarya tentang program kesehatan yang
terkait dengan program kerja kemitraan. Tujuan kegiatan ini
adalah meningkatkan pemahaman atau wawasan para mitra
tentang pelaksanaan pembangunan kesehatan yang perlu
melibatkan para mitra dan perannya masing-masing.
 Melakukan komunikasi dan koordinasi
Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu melakukan komunikasi dan
koordinasi secara terus menerus dengan para mitra. Melalui
komunikasi dan koordinasi, maka pelaksanaan program
kesehatan yang dilakukan dengan pendekatan kemitraan dapat
berjalan dengan baik serta membawa hasil yang optimal. Dalam
menyusun rencana kerja perlu diuraikan 5W (What, When, Where,
Who, Why) dan 1H (How) yaitu uraian tentang tujuan kegiatan,
sasaran, waktu, metode dan lokasi.

30
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7) Melaksanakan kerjasama
Salah satu kunci keberhasilan kemitraan dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan
adalah “keterpaduan”. Sehubungan dengan itu, dalam melaksanakan
upaya kesehatan tersebut, harus berdasarkan pada rencana aksi dan
kesepakatan yang telah dibuat serta menerapkan prinsip keterpaduan.
Ada beberapa kegiatan besar yang penting perlu mendapat dukungan
kemitraan adalah diantaranya advokasi, pemberdayaan masyarakat,
dukungan sosial, Komunikasi Informasi Edukasi (kampanye,
pameran). Dengan adanya dukungan sumberdaya dari para mitra
tersebut, maka diharapkan dapat membawa dampak positif dan
kontribusi terhadap pembangunan kesehatan, terutama dalam
mendukung tercapainya SPM Kabupaten/ Kota.

8) Pemantauan dan Penilaian Kegiatan


Kemitraan Pemantauan dan penilaian
dilakukan untuk:
 Apakah pelaksanaan kegiatan program kesehatan yang dilakukan
bersama dengan para mitra, sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan?
 Seberapa jauh program kesehatan yang dilakukan melalui
kemitraan dapat meningkatkan kinerja dan mendukung
pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten/Kota?
 Apakah ada permasalahan dalam melaksanakan program
kesehatan melalui kemitraan tersebut, serta bagaimana upaya
mengatasinya?
 Apakah para mitra juga mendapatkan keuntungan dari hasil
pelaksanaan program kesehatan tersebut? Jika ada, maka
keuntungannya dalam bentuk apa?

Pemantauan dan evaluasi kegiatan kemitraan dapat memperhatikan


indikator keberhasilan kemitraan secara kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan
kemitraan yang telah ditetapkan.

31
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Indikator masukan (input): jumlah mitra yang bergabung dalam


kemitraan.
 Indikator proses (process): kontribusi mitra, frekuensi pertemuan,
jumlah kegiatan dan keberlangsungan.
 Indikator luaran (output): adanya produk atau hasil dari kemitraan,
termasuk adanya percepatan pencapaian target program
kesehatan.

2. Melaksanakan advokasi kepada pemangku kepentingan terkait dalam


perawatan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan Kesehatan
a. Pengertian Advokasi
Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui
macam-macam bentuk komunikasi persuasif (JHU, 1999).

Advocacy is a combination on individual and action to design to gain


political commitment, policy support, social acceptance and system
support for particular health goal programs (WHO, 1989).

Advokasi kesehatan dapat diartikan juga suatu rangkaian komunikasi


strategis yang dirancang secara sistimatis dan dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu baik oleh individu maupun kelompok agar
pembuat keputusan membuat suatu kebijakan publik yang
menguntungkan masyarakat.

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(stakeholders). Berbeda dengan bina suasana, advokasi diarahkan
untuk menghasilkan dukungan yang berupa kebijakan (misalnya dalam
bentuk peraturan perundang-undangan), dana, sarana, dan lain-lain.

Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan,


yaitu

1) Mengetahui atau menyadari adanya masalah,


2) Tertarik untuk ikut mengatasi masalah,
3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan
berbagai alternatif pemecahan masalah,

32
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu


alternatif pemecahan masalah, dan
5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana,


cermat, dan tepat.

Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu


- Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi
- Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah
- Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah
- Berdasarkan kepada fakta (evidence-based)
- Dikemas secara menarik dan jelas
- Sesuai dengan waktu yang tersedia

b. Tujuan
Tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong dikeluarkannya
kebijakan-kebijakan publik oleh pejabat publik sehingga dapat
mendukung dan menguntungkan kesehatan. Melalui pelaksanaan
advokasi kesehatan, pejabat publik menjadi paham terhadap masalah
kesehatan, kemudian tertarik, peduli, menjadikan program kesehatan
menjadi agenda prioritas serta bertindak memberikan dukungan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya.

c. Sasaran
Sasaran advokasi kesehatan merupakan sasaran tersier, yaitu: Camat,
Kepala Desa/ Lurah, Ketua TP.PKK Kecamatan, Ketua TP.PKK
Desa/Kelurahan, Ketua RW, Ketua RT, Pimpinan Organisasi, Donatur.

d. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan advokasi,
diantaranya adalah audiensi, lobi, dialog, negosiasi, dan paparan
(presentasi).

33
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

e. Media
Media yang digunakan dalam mendukung kegiatan advokasi
diantaranya adalah fact-sheet (lembar fakta), film, bahan presentasi,
testimoni, dan lain-lain

f. Langkah-langkah
1) Penyiapan data tentang masalah kesehatan prioritas, penyebab
serta upaya mengatasi masalah kesehatan tersebut.
2) Pembentukan Tim Advokasi Kesehatan di tingkat Desa/Kelurahan
3) Tim Advokasi Kesehatan, melakukan kegiatan kajian tentang
kebijakan yang ada terkait dengan upaya mengatasi masalah
kesehatan tersebut. Apabila belum ada atau kebijakan yang ada
tersebut sudah tidak sesuai lagi, maka perlu dibuat isu strategis
tentang “pentingnya mengatasi masalah kesehatan prioritas serta
dukungan yang diharapkan dari Kepala Desa/Lurah, Camat,
Pengusaha dan Donatur.
4) Pertemuan persiapan pelaksanaan advokasi kesehatan, untuk
menyusun rencana pelaksanaan kegiatan advokasi, meliputi:
a) Mengidentifikasi dan menetapkan sasaran advokasi kesehatan,
meliputi Camat, Kepala Desa/Lurah, Ketua RW, Ketua RT, Ketua
Organisasi Profesi, Ketua Organisasi Kemasyarakatan, Ketua TP-
PKK, Pimpinan Organisasi, Donatur, dan lain-lain.
b) Menetapkan dan mengemas materi advokasi kesehatan.
c) Identifikasi dan menetapkan dukungan yang diharapkan, baik
sumberdaya (dana, sarana-prasarana, media, dan lain-lain) serta
kebijakan baik dalam bentuk surat edaran, surat keputusan,
instruksi, dan lain-lain untuk mengatasi penyebab masalah
kesehatan prioritas.
d) Penetapan pelaksana advokasi kesehatan diutamakan seseorang
yang mempunyai hubungan terdekat dan terkuat dengan sasaran
advokasi kesehatan, mempunyai kepribadian dan penampilan
yang baik, mampu melakukan komunikasi persuasif serta
memahami tujuan dari advokasi kesehatan.
e) Penetapan metode dan pembuatan media yang digunakan.

34
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

f) Penetapan waktu pelaksanaan.


g) Susunan acara dan pembagian tugas/peran dari setiap anggota
Tim Advokasi Kesehatan, sehingga pelaksanaan advokasi dapat
berjalan dengan lancar.

5) Pelaksanaan advokasi kesehatan sesuai dengan rencana atau


susunan acara kegiatan. Hasil dari pelaksanaan advokasi kesehatan
tersebut adalah adanya dokumen yang berisi kesepakatan sasaran
advokasi kesehatan untuk memberikan dukungan terhadap upaya
mengatasi masalah kesehatan prioritas tersebut.
6) Pemantauan atau mengawal kesepakatan sasaran advokasi
kesehatan, agar dapat diimplementasikan.
7) Melakukan sosialisasi hasil advokasi kesehatan dan terus mengawal
kesepakatan sasaran advokasi kesehatan agar semua tujuan
advokasi kesehatan yang ditetapkan dapat tercapai.
8) Melakukan penilaian dukungan yang diberikan oleh sasaran
advokasi kesehatan dalam mengatasi penyebab masalah kesehatan
prioritas.
9) Menyampaikan laporan tentang pengaruh dukungan terhadap upaya
pemecahan masalah kesehatan kepada sasaran advokasi
kesehatan.
10) Menyelenggarakan pertemuan dengan Tim Advokasi
Kesehatan untuk menyusun kegiatan tindak lanjut.

3. Melakukan Pemberdayaan Masyarakat


Faktor-faktor penentu tumbuh kembangnya partisipasi masyarakat
diupayakan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat pada hakikatnya adalah untuk menyiapkan masyarakat agar
mampu dan mau secara aktif berpartispiasi dalam setiap program dan
kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu hidup
(kesejahteraan) masyarakat, baik dalam pengertian ekonomi, sosial, fisik,
maupun mental (Mardikanto, 2010).
a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat adalah proses untuk meningkatkan

35
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta


masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang

36
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui


pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan
potensi dan sosial budaya setempat (Permenkes No 8 Tahun 2019).
Pendekatan edukatif disebut juga pengorganisasian masyarakat yang
berarti serangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis,
terencana, terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok-kelompok
masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah
kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat dengan
mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat
(Kemenkes, 2019). Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
peran petugas kesehatan adalah memfasilitasi upaya pemecahan
masalah kesehatan yang dilakukan masyarakat secara mandiri (non
instruktif).

b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Tujuan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, serta kemampuan individu,
keluarga dan kelompok masyarakat dalam rangka membangun
kepedulian dan peran serta aktif di berbagai upaya kesehatan.

2) Tujuan khusus:
a) Masyarakat mampu menemu kenali penyebab masalah
kesehatan (perilaku dan non perilaku) yang harus di intervensi
b) Masyarakat mau melakukan upaya mengatasi penyebab masalah
kesehatan dengan menggunakan potensi sumber daya yang
dimilikinya.
c) Meningkatnya potensi sumber daya masyarakat untuk
mendukung Indeks Keluarga Sehat (IKS) di tingkat
Desa/Kelurahan.
d) Adanya kejelasan tentang dukungan peran serta mitra potensial
dalam melakukan pemberdayaan masyarakat.
e) Adanya kejelasan tentang peran penentu kebijakan/pengambil
keputusan dalam memberikan dukungan kebijakan dan sumber
daya untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.

37
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3) Sasaran
Sasaran pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan ini
sebagaimana sasaran peran serta masyarakat yaitu sasaran primer:
individu, keluarga, kelompok (Peer Group), dan masyarakat.

4) Metode
a) Metode Komunikasi Interpersonal dan Konseling digunakan pada
saat pemberdayaan individu.
b) Diskusi dan demonstrasi, ceramah tanya jawab, pembentukan
peer–group education (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Menyusui,
Kelompok BKR/Bina Kesehatan Reproduksi, Kelompok Jantung
Sehat, dan lain-lain) digunakan pada saat pemberdayaan
kelompok.
c) Pendekatan edukatif dan partisipatif (SMD, MMD, Lokakarya,
Kunjungan Lapangan/Studi Banding, dan lain-lain) digunakan
pada saat pemberdayaan Kelompok Masyarakat termasuk
organisasi kemasyarakatan.

5) Kegiatan yang dilakukan dalam upaya memberdayakan masyarakat


adalah sebagai berikut:
a) Pemberdayaan individu
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan individu dilakukan oleh
petugas puskesmas/Perawat Kesehatan Masyarakat bersama
dengan petugas kesehatan lainnya dan mitra potensial, melalui
kunjungan rumah. Kegiatan ini juga dapat dilakukan oleh petugas
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) seperti
Polindes, Posyandu, Poskesdes, Pos-TBC, dan lain-lain.

Metode yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah


Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIPK), dengan
menggunakan media promosi kesehatan yang sesuai seperti
lembar balik, leaflet, media Prokesga, dan lain-lain.

38
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b) Pemberdayaan Keluarga
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan keluarga juga dilakukan
oleh petugas puskesmas/Perawat Kesehatan Masyarakat
bersama dengan petugas kesehatan lainnya dan mitra potensial,
melalui kunjungan rumah. Kegiatan ini juga dapat dilakukan oleh
petugas Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
seperti Polindes, Posyandu, Poskesdes, Pos-TBC, dan lain-lain.

Pemberdayaan dilakukan tidak hanya kepada individu yang sakit


saja akan tetapi juga perlu pemberdayaan kepada anggota
keluarganya. Freeman (1970) dalam Mardikanto (2010) tentang
pentingnya keluarga sebagai berikut:

 Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat dan


melibatkan mayoritas penduduk bila masalah kesehatan setiap
keluarga dapat diatasi maka masalah kesehatan masyarakat
secara keseluruhan akan dapat turut terselesaikan.
 Keluarga sebagai suatu kelompok yang mempunyai peranan
mengembangkan, mencegah, mengadaptasi dan atau
memperbaiki masalah kesehatan yang ditemukan dalam
keluarga, maka pemahaman keluarga akan membantu
memperbaiki masalah kesehatan masyarakat.
 Masalah kesehatan anggota keluarga saling terkait dengan
berbagai masalah anggota keluarga lainnya.
 Keluarga adalah pusat pengambilan keputusan kesehatan yang
penting dan memengaruhi keberhasilan pelayanan pelayanan
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
 Keluarga sebagai wadah atau saluran yang efektif dalam
melaksanakan bergai upaya dan menyampaikan informasi
kesehatan.

Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku


sehat kepada keluarga tersebut, serta memotivasi agar mau
mempraktikan perilaku sehat. Perilaku tersebut, meliputi perilaku

39
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

menjaga kesehatan, perilaku mencegah penyakit, perilaku


mengatasi masalah kesehatan / perilaku pengobatan yang benar,
dan lain-lain.

Bentuk kegiatan pemberdayaan keluarga adalah melakukan


kegiatan KIE melalui kunjungan rumah. Pada saat melakukan
kegiatan KIE, petugas puskesmas harus menggunakan media KIE
yang sesuai dengan metode KIE yang diterapkannya. Metode KIE
dalam pemberdayaan keluarga diantaranya konsultasi, konseling,
pemberian nasehat, bimbingan, dialog, demonstrasi, dan lain-lain
dengan menggunakan media KIE yang sesuai seeperti lembar
balik, leaflet, selebaran, dan poster.

c) Pemberdayaan Kelompok
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak terlepas dari nilai-nilai
yang ada di group/kelompoknya (peer groupnya). Pengaruh
teman/group dalam mempengaruhi perilaku individu atau anggota
groupnya sangat besar. Oleh sebab itu, saat ini telah ada
kelompok Jantung Sehat, Kelompok Kesehatan Ibu dan Anak,
Kelompok Ibu Menyusui, Kelompok Ibu Balita, Kelompok Senam
Lansia, Kelompok Sepeda Sehat, Kelompok Mantan TBC,
Kelompok Peduli TBC, Kelompok Bina Keluarga Sejahtera,
Kelompok Peduli Napza, Kelompok Peduli Lingkungan Sehat,
Kelompok Kesehatan Reproduksi Remaja, Kelompok Karang
Taruna RT/RW, Kelompok Pengajian, Kelompok Arisan RT,
bahkan ada Kelompok WA- Medsos, dan lain-lain. Kelompok-
kelompok ini potensial untuk dapat diberdayakan dalam
peningkatan PHBS mendukung PIS-PK, baik untuk individu,
keluarga maupun masyarakat.

Tujuan kegiatan ini yaitu meningkatkan peran serta kelompok


potensial dalam penggerakan dan pelaksanaan mendukung
kegiatan perkesmas di wilayah kerja puskesmas. Sasaran
kegiatan meliputi Kelompok-kelompok potensial yang ada di
desa/kelurahan di wilayah kerja puskesmas.

40
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan :

(1) Persiapan
- Identifikasi kelompok masyarakat yang potensial untuk
berperan aktif dalam mendukung kegiatan Perkesmas.
- Menyiapkan materi dan media komunikasi.
- Menyusun rencana kegiatan.
(2) Pelaksanaan
- Melakukan pendekatan atau pertemuan kemitraan dengan
koordinator atau pimpinan kelompok masyarakat.
- Menyelenggarakan workshop untuk merancang dukungan
kegiatan Perkesmas yang terintegrasi dengan kegiatan
kelompok.
- Membangun forum komunikasi secara intens.
- Mengembangkan dan melaksanakan berbagai jenis
kegiatan pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat
di bidang kesehatan mendukung Perkesmas.
Metode yang diterapkan dalam kegiatan pemberdayaan kelompok
adalah komunikasi individu (formal maupun informal), presentasi
dan diskusi, komunikasi melalui media sosial, dan lain-lain. Media
Promosi Kesehatan yang bisa digunakan yaitu bahan presentasi,
leaflet, selebaran/flyer, booklet, dan lain-lain.

d) Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pendekatan
edukatif atau pengorganisasian masyarakat. Langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:

(1) Persiapan
Internal Puskesmas.
- Petugas puskesmas menyiapkan rekapitulasi data PIS-PK
tingkat Desa/Kelurahan maupun tingkat Kecamatan.
Disamping data PIS-PK dengan 12 indikator, mungkin ada
masalah kesehatan lain yang menjadi indikator keluarga

41
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

sehat yang bersifat lokal spesifik atau masalah kesehatan


lainnya.
- Koordinator Perkesmas melakukan koordinasi dengan
lintas program serta petugas penanggung jawab PIS-PK
Desa/Kelurahan.
- Menyamakan pemahaman tentang pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan serta
menyusun jadwal kegiatannya.

Eksternal Puskesmas.
- Melakukan advokasi kepada Kepala Desa/Lurah.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan dukungan terhadap
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam
mendukung PIS-PK, melalui kegiatan pengorganisasian
masyarakat.
- Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat, beserta menyiapkan media promosi
kesehatan.
- Membuat undangan untuk menyelenggarakan pertemuan
pemberdayaan tingkat Desa/Kelurahan yang pertama
dengan melibatkan Kepala Desa/Lurah, BPD, Aparat Desa,
Ketua RW, Ketua RT, Ketua TP.PKK Desa dan Ketua
Pokja IV, Tokoh Masyarakat, Kader Posyandu/PKK,
Anggota Forum Masyarakat Desa (bila ada).

(2) Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dilakukan


melalui beberapa tahap kegiatan yaitu : pengenalan kondisi
Desa/Kelurahan, survei mawas diri (SMD), musyawarah di
Desa/Kelurahan, perencanaan partisipatif, pelaksanaan
kegiatan serta pembinaan kelestarian (Permenkes No 8 Th.
2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat). Dalam
pelaksanaan tahapan tersebut mendukung kegiatan PIS-PK,
dapat dilakukan melalui minimal 4 (empat kali) pertemuan di
Desa/Kelurahan Pelaksanaan.

42
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Pertemuan Tingkat Desa/Kelurahan Pertama.


- Bersama petugas puskesmas menyelenggarakan
pertemuan pemberdayaan masyarakat tingkat
Desa/Kelurahan yang pertama.
- Tujuan pertemuan ini adalah untuk menyamakan
pemahaman tentang masalah kesehatan yang ada di desa
dan kelurahan, terkait dengan data rekapitulasi PIS-PK
yang harus mendapatkan perhatian serta tindakan
intervensi masalah kesehatan prioritas (nilai indikator PIS-
PK yang terendah. Selanjutnya, melakukan identifikasi
penyebab masalah serta merumuskan upaya mengatasi
masalah tersebut, dan dukungan sumberdaya yang dapat
dimanfaatkannya.
- Hasil pertemuan tersebut dituangkan dalam rencana
aksi/program kerja upaya pemberdayaan masyarakat
mendukung PIS-PK di tingkat Desa/Kelurahan

Acara Pertemuan Tingkat Desa/ Kelurahan Pertama


- Pembukaan serta sambutan Kepala Desa/Lurah.
- Perkenalan peserta pertemuan
- Curah pendapat dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk
menyamakan persepsi tentang masalah kesehatan yang
ada di Desa/Kelurahan itu.
- Penyajian data tambahan tentang masalah kesehatan oleh
Petugas Puskesmas (Petugas Pembina Wilayah Desa).
- Penetapan prioritas masalah kesehatan, penyebab
masalah (perilaku dan non perilaku) serta menetapkan
upaya mengatasi penyebab masalah tersebut melalui
kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat. Pada pertemuan itu, juga dibahas potensi
yang ada di desa/kelurahan tersebut yang dapat
dipergunakan untuk mendukung kegiatan intervensi
promosi kesehatan dalam meningkatkan IKS.

43
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

- Menggalang kesepakatan tentang upaya mengatasi


masalah kesehatan serta solusi mengatasi hambatan yang
ada.
- Kesepakatan untuk mengenali penyebab masalah
kesehatan prioritas, lebih dalam lagi disetiap
RW/RT/dusun/dukuh dengan melakukan Survai Mawas Diri
(SMD).
- Menyusun rencana kegiatan SMD dan pelaksanaannya di
tiap RW/RT/dusun/dukuh, yang mencakup petugas
pelaksana SMD, jadwal, data yang perlu dikumpulkan serta
penyusunan kuesioner/cara pengumpulan data yang akan
digunakan dalam SMD.
- Untuk mengoptimalkan kegiatan pemberdayaan
masyarakat diperlukan Forum Pemberdayaan Masyarakat
Di Desa/Kelurahan. Forum tersebut dapat memanfaatkan
forum yang sudah ada di Desa/Kelurahan atau dapat
membentuk forum baru, sesuai hasil kesepakatan.
- Forum Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan dalam
mendukung PIS-PK, terdiri dari: Kepala Desa/Lurah
beserta jajarannya, Ketua Tim Pembina (TP) PKK Desa
dan Kelurahan, Tokoh masyarakat, Tokoh agama, tokoh
pemuda, Kader, Ormas/LSM di tingkat desa dan kelurahan,
Swasta/Dunia Usaha, Bidan di Desa/ Petugas Puskesmas
(Bimwil Desa PIS-PK).

Pertemuan Tingkat Desa/Kelurahan Kedua


- Pertemuan tingkat desa dan kelurahan yang kedua ini
diikuti oleh para Ketua RW/RT, Kepala Dusun/Dukuh,
Kelompok PKK RW/RT, TP.PKK Desa/ Kelurahan, Kader
Posyandu, Pemuka atau Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat,
Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, dan lain-lain.
- Pertemuan dibuka dan dipimpin oleh Kepala Desa/Lurah
sebagai Ketua Forum Pemberdayaan Masyarakat
Desa/Kelurahan

44
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

- Pertemuan ini bertujuan untuk mempersiapkan


pelaksanaan SMD di Desa/Kelurahan. Membangun
kesepakatan masalah kesehatan apa yang menjadi
prioritas untuk diatasi. Menyusun kuesioner atau instrumen
SMD. Menyamakan pemahaman tentang cara melakukan
SMD. Melakukan pembagian tugas pelaksanaan SMD.
Menetapkan waktu pelaksanaan SMD. Menyamakan
pemahaman tentang cara melakukan pengolahan data
hasil SMD.

Pertemuan Tingkat Desa/Kelurahan Ketiga


- Pertemuan tingkat desa dan kelurahan ketiga diikuti oleh
peserta yang terdiri dari para ketua RW/RT, Kepala
Dusun/Dukuh, Ketua Kelompok PKK RW/RT, Ketua
TP.PKK Desa /Kelurahan, Kader Posyandu, Pemuka atau
Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Agama, dan lain-
lain.
- Pertemuan dibuka dan dipimpin oleh Kepala Desa/ Lurah
sebagai Penanggung Jawab Pembangunan Kesehatan di
tingkat Desa/Kelurahan.
- Pertemuan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil SMD
serta menyusun rencana aksi untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Melakukan pengorganisasian
masyarakat terhadap rencana aksi serta pelaksanaan
kegiatan intervensi promosi kesehatan mendukung PIS-PK.
Selanjutnya, juga membahas sumberdaya yang diperlukan
untuk melaksanakan rencana aksi tersebut.
- Pertemuan ketiga ini sering disebut dengan pertemuan
Musyawarah Masyarakat Desa/ Kelurahan (MMD).

Pertemuan Tingkat Desa/Kelurahan Keempat


- Pertemuan tingkat desa/kelurahan keempat juga diikuti
oleh peserta yang terdiri dari para ketua RW/RT, Kepala
Dusun/Dukuh, Ketua Kelompok PKK RW/RT, atau Ketua
Kelompok Dasawisma, Ketua TP.PKK Desa/Kelurahan,

45
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Kader Posyandu, Pemuka atau Tokoh Masyarakat, Tokoh


Adat, Tokoh Agama, perwakilan masyarakat lainnya.
- Pertemuan dibuka dan dipimpin oleh Kepala Desa/Lurah
sebagai penanggung jawab pembangunan kesehatan di
wilayah Desa Kelurahan.
- Pertemuan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil
kegiatan sesuai rencana yang telah ditetapkan dalam
pertemuan ketiga. Pada pertemuan ini setiap seksi
menyajikan atau mengekspose kegiatan yang telah
dilakukan beserta hambatan atau permasalahannya.
Selanjutnya, permasalahan yang ada, dibahas dan
diupayakan penyelesaiannya melalui penyusunan rencana
tindak lanjut.
- Pada pertemuan ini, juga bisa dibahas upaya mengatasi
masalah kesehatan prioritas lainnya yang belum diatasi.
Pertemuan ini merupakan pertemuan pemantauan dan
penilaian serta tindak lanjut.

Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pemberdayaan


masyarakat diperlukan metode dan media promosi kesehatan
yang sesuai. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah: komunikasi
individu (formal dan informal), presentasi dan diskusi,
survey/kerja lapangan, dan lain-lain. Media promosi
kesehatan yang digunakan mendukung kegiatan
pemberdayaan masyarakat antara lain: bahan presentasi,
leaflet, selebaran/flyer, booklet, poster, flim/video, dan lain-
lain.

E. Tahapan Penggerakan Masyarakat


1. Tujuan
Penggerakan peran serta masyarakat dalam mendukung Perkesmas,
merupakan tahap implementasi dari kegiatan perencanaan sebelumnya.
Tujuan yang diharapkan meliputi:

46
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Meningkatkan peran Koordinator Perkesmas/petugas puskesmas /


pembina PIS-PK wilayah Desa/ Kelurahan dalam melakukan
Penggerakan peran serta masyarakat dalam mendukung Perkesmas
untuk meningkatkan IKS di wilayah kerja puskesmas, mengacu pada
RUK yang telah dibuat.
b. Meningkatkan peran serta dan dukungan lintas sektor serta mitra
potensial dalam melakukan kegiatan Perkesmas untuk mendukung
peningkatan IKS di wilayah kerja puskesmas.
c. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dalam mendukung
terwujudnya keluarga sehat.
d. Meningkatnya dukungan sumberdaya serta kebijakan dari pengambil
keputusan untuk kegiatan Perkesmas dalam mendukung peningkatan
IKS di wilayah kerja puskesmas.
e. Meningkatnya kemauan serta kemampuan individu, keluarga serta
masyarakat di wilayah kerja puskesmas dalam menerapkan PHBS
untuk meningkatkan IKS dan cakupan program puskesmas.
f. Mendukung peningkatan jumlah keluarga sehat yang berdampak pada
terwujudnya Desa/Kelurahan Sehat dan Kecamatan Sehat.

2. Petugas pelaksana
a. Penanggung jawab adalah Pimpinan Puskesmas.
b. Koordinator adalah :
1) Koordinator Perkesmas
2) Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas
3) Petugas Pembina Wlayah PIS-PK Desa/Kelurahan.
c. Di tingkat Desa / Kelurahan, petugas yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam mendukung
kegiatan Perkesmas adalah:
1) Koordinator Perkesmas
2) Petugas kesehatan puskesmas yang menjadi Pembina Wilayah PIS-
PK Desa/Kelurahan.
3) Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas.
4) Petugas Kesehatan yang ada di UKBM
5) BPM dan DPM

47
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6) Organisasi Profesi
7) Organisasi Kemasyarakatan, TP. PKK, Tokoh Masyarakat, Kader
Kesehatan, Saka Bakti Husada (SBH), dan lain-lain
d. Di Tingkat Kecamatan, petugas yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam mendukung
kegiatan Perkesmas, adalah:
1) Koordinator Perkesmas
2) Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas
3) Petugas pengelola lintas program di puskesmas.
4) Petugas pemberi layanan kesehatan di puskesmas, Poliklinik, Rawat
Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Apotik/Kamar Obat, dan lain-lain
5) Lintas Sektor
a) BPM dan DPM
b) Organisasi Profesi
c) Organisasi Kemasyarakatan, TP.PKK, Tokoh Masyarakat, Kader
Kesehatan, SBH, dan lain-lain
d) Swasta/Dunia Usaha.

3. Langkah-langkah Penggerakan dan Pelaksanaan


a. Persiapan
1) Persiapan dilakukan secara terintegrasi melalui forum komunikasi
internal dan ekternal yang ada di puskesmas, yaitu pertemuan rutin
lintas program, lokakarya mini rutin/bulanan, pertemuan lintas sektor,
pertemuan Tim Manajemen Puskesmas, pertemuan Tim Mutu
Puskesmas, pertemuan Pokja Posyandu, Desa Siaga Aktif, dan lain-
lain.
2) Petugas Puskesmas yang menjadi Koordinator Perkesmas, wajib
menyusun rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) yang mengacu
pada RUK yang telah dibuat, namun dalam perjalanannya dapat
disesuaikan dengan situasi atau kondisi serta ketersediaan
sumberdaya termasuk dana/anggaran yang tersedia. RPK dapat
menggunakan format.

48
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Tabel 1. Matriks Perencanaan Pelaksanaan Penggerakan Masyarakat

Rencana Pelaksanaan Penggerakan


Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan Perkesmas di
Desa/Kelurahan…………… Th………

Jenis Tempat Sumber


No. Tujuan Sasaran PJ Pelaksana Waktu
Kegiatan /Lokasi dana
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Keterangan pengisian matrik perencanaan :


 Kolom 1 : diisi dengan nomor urut intervensi Penggerakan Peran
Serta Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan Perkesmas
 Kolom 2 : diisi dengan jenis kegiatan Penggerakan Peran Serta
Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan Perkesmas.
 Kolom 3 : diisi dengan tujuan setiap jenis kegiatan Penggerakan
Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan Perkesmas.
 Kolom 4 : diisi dengan sasaran setiap jenis kegiatan Penggerakan
Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan Perkesmas.
 Kolom 5 : diisi dengan petugas penanggung jawab setiap jenis
kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung
Kegiatan Perkesmas.
 Kolom 6 : diisi dengan petugas pelaksana/ yang terlibat dalam setiap
jenis kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam
Mendukung Kegiatan Perkesmas.
 Kolom 7 : diisi dengan waktu pelaksanaan setiap jenis kegiatan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan
Perkesmas.
 Kolom 8 : diisi dengan tempat atau lokasi pelaksanaan setiap jenis
kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung
Kegiatan Perkesmas.
 Kolom 9 : diisi dengan sumber dana yang mendukung setiap jenis
kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung
Kegiatan Perkesmas.

49
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Dalam pertemuan ini dibahas rencana pelaksanaan RPK yang akan di


lakukan di Desa/Kelurahan di wilayah kerja puskesmas, jadwal
kegiatannya, peran lintas program dan lintas sektor, alokasi dana yang
tersedia, sarana-prasarana yang dibutuhkan serta tatalaksana/
mekanisme pelaksanaan kegiatan yang ada di RPK tersebut.

b. Peningkatan Kapasitas
Peningkatan kapasitas petugas, guna:
1) Meningkatkan pemahaman tentang ruang lingkup materi
Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas.
2) Menyamakan pemahaman tentang penerapan Penggerakan Peran
Serta Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas yang akan
dilaksanakan di Desa/Kelurahan dalam meningkatkan IKS (terutama
indikator KS yang bermasalah).
3) Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan
sesuai RPK.

Bentuk kegiatan peningkatan kapasitas ini, diantaranya adalah


orientasi, workshop, pelatihan, studi banding, pertemuan koordinasi,
konsultasi, dan lain-lain.

c. Operasional Kegiatan
1) Penyiapan data dan informasi terkait Penggerakan Peran Serta
Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas sesuai dengan
RPK.
2) Melaksanakan pendekatan serta koordinasi dengan berbagai pihak
terkait dalam pelaksanaan kegiatan Penggerakan Peran Serta
Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas.
3) Melaksanakan kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat
dalam mendukung kegiatan Perkesmas sesuai dengan RPK.
4) Membuat dokumentasi pelaksanaan kegiatan Penggerakan Peran
Serta Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas.

50
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Koordinasi merupakan fungsi manajemen untuk memastikan setiap unit dan
kelompok yang berbeda bisa bekerjasama secara terintegrasi untuk mencapai
tujuan organisasi. Ruang lingkup koordinasi meliputi koordinasi dalam individu,
koordinasi antar individu dalam suatu kelompok, koordinasi antar kelompok dalam
suatu organisasi, dan koordinasi antar organisasi, dan ini perlu dilakukan dalam
upaya mencapai tujuan pelayanan Perkesmas.

Perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas yang telah disusun perlu


dikoordinasikan baik kepada lintas program maupun lintas sektor terkait. Bentuk
koordinasi dapat secara langsung atau melalui lokakarya mini Puskesmas. Tugas
Koordinator Perkesmas terkait koordinasi yang terpenting pada koordinasi internal
adalah melakukan koordinasi dengan Penanggung jawab PIS-PK dan
Penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas untuk melaporkan kebutuhan
asuhan keperawatan kelompok/masyarakat dari hasil pendataan kesehatan
keluarga kepada Kepala Puskesmas, baik secara tertulis, maupun melalui
kegiatan lokakarya mini.

Puskesmas bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah


kerjanya dan dalam rangka penyelenggaraan upaya-upaya Kesehatan,
Puskesmas berkoordinasi dengan kecamatan, masyarakat, dan sektor lainnya.

Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dimana individu, keluarga maupun


masyarakat sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatan serta
bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri berdasarkan azas kebersamaan
dan kemandirian.

Upaya untuk menggerakkan dan meningkatkan peran dan memberdayakan


partisipasi masyarakat dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu menciptakan
suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang,
memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat dengan menerapkan
langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan, menyediakan prasarana

51
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

dan sarana baik fisik maupun sosial yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan
paling bawah, serta memberdayakan masyarakat dalam arti melindungi dan
membela kepentingan masyarakat lemah.

Penggerakan peran serta masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan


kegiatan Perkesmas dilakukan melalui kegiatan: Menjalin kemitraan dengan
kelompok/masyarakat daerah binaan maupun lintas sektor terkait dalam
perawatan kesehatan masyarakat; melaksanakan advokasi kepada pemangku
kepentingan terkait dalam perawatan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan; dan melakukan pemberdayaan masyarakat.

52
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Handayaningrat, Soewarno. 2002. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta: Haji Masagung.
2. Handoko, T.Hani. 2003. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
3. Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
5. Kementerian Kesehatan. (2011). Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan. Jakarta: Kemenkes
6. Kementerian Kesehatan. (2019). Panduan Menggalang Kemitraan di Bidang
Kesehatan, Jakarta: Kemenkes
7. Kementerian Kesehatan. (2019). Pedoman Intervensi Promosi Kesehatan
dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) bagi
petugas puskesmas. Jakarta: Kemenkes
8. Totok Mardikanto, Totok. (2010). Konsep-konsep Pemberdayaan masyarakat.
Surakarta: UN Press
9. Ndraha, Talizuduhu. 2011. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta:
Rineka Cipta.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2015
tentang Upaya Peningkatan dan Pencegahan Penyakit.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 84 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pengembangan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kesehatan.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

53
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

15. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pelayanan


Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Pusat Kesehatan Masyarakat.
16. Soekidjo Notoatmodjo (2012), Promosi Kesehatan & Ilmu Prilaku. Jakarta:
Rineka Cipta
17. Syafrudin, Ateng. 1993. Pengaturan Koordinasi Pemerintahan di Daerah.
Bandung: Citra Aditya Bakti
18. Zuryawan Isvandiar Zoebir. (2008). Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat
dalam Pembangunan Daerah. Jakarta: Makalah

54
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

10
LAMPIRAN

PANDUAN BERMAIN PERAN


Tujuan:
Setelah mengikuti penugasan ini, peserta mampu melakukan koordinasi lintas
program dan lintas sektor terkait kegiatan pelayanan perkesmas serta
penggerakan peran serta masyarakat dalam mendukung pelayanan perkesmas

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 6 peserta dan setiap kelompok didampingi oleh 1 orang fasilitator.
(5 menit)
2. Fasilitator menjelaskan panduan penugasan bermain peran dan meminta tiap
kelompok untuk membagi peran pada masing-masing angotanya. (5 menit)
3. Masing-masing kelompok melakukan penugasan bermain peran sesuai
dengan skenario yang terdiri dari 2 sesi, yaitu :
a) Skenario 1: Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor
b) Skenario 2: Penggerakan Peran Serta Masyarakat
4. Setiap kelompok membagi peran sesuai dengan skenario 1 dan skenario 2.
5. Kelompok mendiskusikan kasus dan mengembangkan skenario sesuai
dengan kreatifitas masing-masing kelompok dan memanfaatkan data-data
yang terkait dengan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat. (20 menit).
6. Pada setiap skenario, peserta secara bergantian berperan sebagai
Koordinator Perkesmas dalam kelompoknya. Setiap peserta diberikan waktu
10 menit untuk tampil. Total waktu yang dibutuhkan bermain peran untuk
setiap skenario adalah 60 menit (2 skenario = 120 menit).
7. Fasilitator melakukan penilaian terhadap penampilan setiap kelompok dengan
menggunakan checklist yang telah disiapkan.
8. Fasilitator mengajak peserta untuk memberikan evaluasi terhadap penampilan
setiap peserta dalam kelompoknya. Sesi evaluasi dilakukan setelah semua

55
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

penampilan pada setiap skenario selesai, dimana peserta diberi kesempatan


untuk mengkritisi atau melengkapi kekurangan peserta yang baru selesai
tampil. Fasilitator memberi komentar atau klarifikasi. Waktu evaluasi untuk
setiap skenario 30 menit (2 skenario = 60 menit).
9. Pelatih/instruktur merangkum hasil seluruh proses bermain peran. (15 menit).

Waktu : 5 Jpl x 45 menit = 225 menit

56
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

SKENARIO 1 BERMAIN PERAN


MATERI PELATIHAN INTI 3

Topik : Pelaksanaan Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektoral

Peran :

a. Pada Sessi 1 Bermain peran koordinasi lintas program dalam kegiatan


Lokakarya Mini Puskesmas
- Kepala Puskesmas (1 orang)
- Koordinator Perkesmas (1 orang)
- Kepala Sub Bagian Tata Usaha (1 orang)
- Penanggungjawab Program UKM (1 orang)
- Pelaksana Perkesmas (1 orang)
b. Pada Sessi 2 Bermain peran koordinasi lintas sektor dalam kegiatan Lokakarya
Mini Tribulanan Puskesmas
- Koordinator Perkesmas (1 orang)
- Kepala Puskesmas (1 orang)
- Lintas program (1 orang)
- Lintas sektor (1 orang)
- Pelaksana Perkesmas (1 orang)

Alur Cerita :
Desa Sukarasa merupakan wilayah kerja Puskesmas Cendana yang lokasinya
paling jauh, yaitu sekitar 17 KM dari Puskesmas. Jalan untuk menempuh desa
tersebut cukup sulit karena akses satu-satunya jalan adalah jembatan gantung
yang menghubungkan 2 desa yaitu Desa Sukarasa dan Desa Laksana. Petugas
Puskesmas untuk bisa pergi ke Desa Sukarasa harus menggunakan motor dan
kadang jalan kaki karena jalannya curam dan sempit.

Koordinator Perkesmas mendapatkan informasi dari Pelaksana Perkesmas bahwa


berdasarkan data pasien yang berobat ke Puskesmas dari Desa Sukarasa
ditemukan 3 kasus baru penyakit TB. Dua dari tiga penderita kasus baru TB ini
sebelumnya juga menderita Diabettes Mellitus, dan salah satunya mengalami luka

57
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

diabetes pada kaki sehingga memerlukan perawatan luka. Kendala yang dihadapi
oleh perawat pelaksana Perkesmas adalah Petugas Puskesmas belum
melakukan kunjungan rumah dan ternyata 2 orang dari 3 kasus baru TB tersebut
belum terdata PIS-PK, sehingga perlu dikoordinasikan dengan penanggungjawab
program UKM.

Masalah lain yang dihadapi pelaksana Perkesmas adalah kendaraan motor


operasional Puskesmas tidak selalu siap digunakan karena jadwal
penggunaannya selalu bentrok dengan kegiatan lainnya, alat PHN Kit tidak
lengkap, alat dan bahan pertolongan darurat tidak ada. Selain itu juga pelaksana
Perkesmas merasa keteteran dalam melaksanakan tugasnya karena harus
melaksanakan tugas lain diantaranya harus melakukan penyuluhan di berbagai
kampung, melakukan imunisasi, melakukan posyandu, dan lain-lain sedangkan
Pelaksana Perkesmas hanya ada 2 orang. Pelaksana Perkesmas merasa perlu
membicarakan kendala dan permasalahan yang ditemui dan dialaminya kepada
Penanggungjawab Darbin dan Koordinator Perkesmas untuk dibahas dalam
lokakarya lintas program.

Desa lainnya yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cendana yaitu Desa
Laksana, setelah dilakukan analisis masalah berdasarkan data PIS-PK, ada 4
indikator yang capaiannya paling rendah, yaitu: 70,7% penderita hipertensi belum
melakukan pengobatan secara teratur, ada sekitar 66,4% bayi belum
mendapatkan imunisasi lengkap, ada 58,5% bayi tidak mendapatkan ASI
eksklusif, dan 57,1% penderita TB tidak mendapatkan pengobatan sesuai standar.
Kepala Puskesmas, Koordinator Perkesmas dan Pelaksana Perkesmas ingin
segera memecahkan masalah kesehatan yang membutuhkan kerjasama antara
Lintas program dan Lintas Sektor yang terkait dengan penyebab terjadinya
masalah kesehatan.

Penugasan Bermain Peran Kegiatan Koordinasi Lintas Program dan Lintas


Sektor :

Setiap kelompok diminta menyiapkan skenario bermain peran dan


memperagakannya bersama semua anggota kelompok. Skenario
menggambarkan kegiatan Koordinator Perkesmas dalam melakukan koordinasi
lintas program dan lintas sector pada lokakarya mini Puskesmas yang meliputi :
58
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Melakukan koordinasi lintas program pada kegiatan Loka Karya Mini Bulanan
Puskesmas, dalam upaya pemantauan hasil kerja petugas Puskesmas.

59
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Melakukan koordinasi lintas sektor pada kegiatan Loka Karya Mini Tribulanan
Puskesmas, dalam upaya peningkatan kerjasama lintas sektoral.

Skenario Bermain Peran Kegiatan Koordinasi Lintas Program dan Lintas


Sektor

a. Sessi 1 Koordinasi Lintas Program pada Kegiatan Loka Karya Mini Bulanan
Puskesmas, sebagai berikut :
 Kepala puskesmas mempersiapkan
- bahan umpan balik kinerja bulan lalu dan capaian kumulatif bulan berjalan
- informasi kebijakan baru dan atau program baru yang harus dilaksanakan
di puskesmas
- rencana tindakan perbaikan dan peningkatan kinerja yang akan datang
 Pelaksana/ Penanggung Jawab Program/ Kegiatan
- Melaporkan hasil kinerja, analisis masalah dan rancangan tindak lanjut
masing-masing program
- Menyiapkan bahan untuk pembahasan usulan kesehatan dari seluruh
kelurahan
- Menjelaskan usulan kegiatan untuk perbaikan/ peningkatan kinerja
puskesmas
- Memaparkan RPK bulanan setiap program atau kegiatan
 Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempersiapkan :
- Mempersiapkan kebutuhan administrative pelaksanaan Lokmin, termasuk
di dalamnya notulensi.
- Bertanggung jawab dalam mengorganisir penyelenggaraan lokakarya mini.
 Koordinator Perkesmas
- Melaporkan hasil kinerja, analisis masalah dan rancangan tindak lanjut
pelayanan Perkesmas diantaranya permasalahan pada kasus di atas
- Menyiapkan bahan untuk pembahasan usulan kesehatan dari seluruh
kelurahan/desa, termasuk Desa Sukarasa dan Desa Laksana.
- Menjelaskan usulan kegiatan untuk perbaikan/peningkatan kinerja
puskesmas
- Memaparkan RPK bulanan

60
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Pelaksana Perkesmas :
- Menyampaikan permasalahan terkait pelaksanaan Perkesmas di Desa
Sukarasa
- Mencatat/membuat notulis hasil lokakarya mini
- Mendokumentasikan hasil lokakarya mini
- Membuat laporan untuk rencana tindak lanjut.

b. Sessi 2 Koordinasi Lintas Sektor pada Kegiatan Loka Karya Mini Tribulanan
Puskesmas, memerankan sebagai berikut :
 Koordinator Perkesmas :
- Koordinasi dengan pogram untuk kesiapan bahan bahan kegiatan
lokakarya mini dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
- Melasanakan arahan dari Kepala Puskesmas terkait seluruh rangkaian
kegiatan lintas sector
- Mengusulkan waktu dan tempat pelasanaan
- Mengawasi tim mulai dari persiapan sampai dengan pelaksaan kegiatan
lokakarya mini
- Mengevaluasi mulai dari persiapan sampai dengan pelaksaan kegiatan
lokakarya mini
 Kepala Puskesmas:
- Menerima laporan persiapan kegiatan lokakarya mini dari koordinantor
Perkesmas dan koordinator program
- Memberikan arahan kegiatan kepada koordinator perkesmas dan
koordinator program
- Melaksanakan pendekatan kepada camat untuk memipmpin lokakarya
dengan menjelaskan acaranya
- Mengkoordinasikan sektor sektor agar menyajikan laporan kegiatan dan
pembinaan
 Pelaksana Perkesmas
- Membuat visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah
dipahami oleh sector antara lain dalam bentuk PWS
- Mempersiapkan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulanan lintas
sector

61
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

- Menyiapkan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/ surat surat
yang berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan
dengan sector kesehatan
- Membuat notulen lokakarya
- Membuat surat-surat undangan lokakarya untuk ditandatangani
camat/linsek

62
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

CHECKLIST BERMAIN PERAN

KOORDINASI LINTAS PROGRAM DALAM KEGIATAN LOKAKARYA MINI


BULANAN

Nama Peserta :
Kelompok :
Instruktur :

KOMPONEN PENILAIAN KOORDINATOR NILAI


NO. KET
PERKESMAS 0 1 2
A Persiapan Koordinasi Lintas Program pada
Kegiatan Lokakarya Mini Puskesmas
1. Melaksanakan rapat internal tim perkesmas
untuk persiapan lokmin
2. Menyiapkan bahan untuk pembahasan
usulan kesehatan dari seluruh
kelurahan/desa, termasuk Desa Sukarasa
3. Menyusun RPK Bulanan untuk disampaikan
pada Lokmin
Pelaksanaan Koordinasi Lintas Program
B
pada Kegiatan Lokakarya Mini Puskesmas
1. Melaporkan hasil kinerja, analisis masalah
dan rancangan tindak lanjut pelayanan
Perkesmas diantaranya permasalahan
pada
kasus di atas
2. Menjelaskan usulan kegiatan untuk
perbaikan/peningkatan kinerja khususnya
program Perkesmas
3. Memaparkan RPK bulanan program
Perkesmas
4. Menghimpun tanggapan dari tim program
lain, Ka. Puskesmas, Ka. Tata Usaha,
Jejaring dan Jaringan Puskesmas terkait

63
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

permasalahan dan usulan pemecahan


masalah
5. Memberikan umpan balik dan apresiasi
pada tim program Puskesmas lainnya
terkait perhatiannya terhadap
permasalahan dan
usulan kegiatan program Perkesmas
6. Menandatangani kesepakatan bersama
hasil lokakarya mini
7. Mencatat dan mendokumentasikan hasil
koordinasi lintas program pada kegiatan
lokmin oleh pelaksana Perkesmas

Jumlah Skor

Keterangan Nilai
0 : Jika peserta tidak melakukan komponen penilaian
1 : Jika peserta melakukan komponen penilaian namun kurang tepat
2 : Jika peserta melakukan komponen penilaian dengan tepat

Perhitungan Nilai

(Jumlah skor/total skor) x 100 = ………….

……………, …………. 2021

Observer

………………………

64
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

CHECKLIST BERMAIN PERAN

LOKAKARYA MINI TRIBULANAN LINTAS SEKTOR

Nama Peserta :
Kelompok :
Instruktur :

NILAI
NO. KOMPONEN PENILAIAN KET
0 1 2
LOKAKARYA TRIBULANAN PERTAMA
A
MASUKAN

Menyiapkan informasi tentang lintas program lintas


1
sector
Menyiapkan informasi tentang program
2
Perkesmas
Menyiapkan informasi tentang kebijakan, program
3
perkesmas dan konsep baru
B PROSES
Melaksanakan Penggalanangan tim melalui
1
dinamika kelompok
Menginventarisasi peran bantu masing – masing
2
sektor

Menganalisis masalah peran bantu dari masing –


3
masing sector

4 Membagi peran dan tugas masing – masing sector

KELUARAN
C
Membuat kesepakatan tertulis lintas sektor terkait
1
dalam mendukung program kesehatan
Membuat rencana kegiatan masing – masing
2
sector

LOKAKARYA TRIBULANAN RUTIN

A MASUKAN
Menyiapkan laporan kegiatan pelaksanaan
1
program perkesmas dan dukungan sektor terkait

65
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Menginventarisasi masalah/hambatan dari masing


2 – masing sektor dalam pelaksanaan program
perkesmas
3 Memberikan informasi baru
B PROSES
Menganalisis hambatan dan masalah pelaksanaan
1
program perkesmas
2 Merumuskan cara penyelesaian masalah
Menyusun rencana kerja dan menyepakati
3
kegiatan untuk tribulanan baru
C KELUARAN
1 Membuat rencana kerja tribulanan yang baru
Menyusun rencana kerja dan menyepakati
2
kegiatan untuk tribulanan baru

Jumlah Skor

Keterangan Nilai
0 : Jika peserta tidak melakukan komponen penilaian
1 : Jika peserta melakukan komponen penilaian namun kurang tepat
2 : Jika peserta melakukan komponen penilaian dengan tepat

Perhitungan Nilai
(Jumlah skor/total skor) x 100=………….

……………, …………. 2021

Observer

………………………

66
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

SKENARIO 2 BERMAIN PERAN


MATERI PELATIHAN INTI 3

Topik : Pelaksanaan Penggerakan Peran Serta Masyarakat

Peran :
1) Koordinator Perkesmas (1 orang)
2) Pelaksana Perkesmas (1 orang)
3) Kepala Desa (1 orang)
4) Kader Kesehatan & Mitra potensial (1 orang)
5) Tokoh masyarakat (1 orang)

Alur Cerita :
Tahun 2019, telah dilakukan pendataan PIS-PK di Desa Amarupura dan terdapat
tiga masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian untuk diintervensi yaitu:

1) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih (24,7%);


2) Penderita hipertensi yang melakukan pengobatan secara teratur (17,9%);
3) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) (29,3%).
Koordinator Perkesmas dan Penanggung jawab Promkes telah melakukan
pendampingan kader di Desa Amarapura tersebut dalam proses Survey Mawas
Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), dan memperoleh prioritas
perilaku serta lingkungan bermasalah yang masuk ke dalam Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) Puskesmas Sentosa di wilayah Desa Amarupara. RUK tersebut
berisi Program Pemberdayaan Masyarakat yaitu melakukan penggerakan peran
serta masyarakat melalui Kader Kesehatan bersama Puskesmas untuk mengatasi
tingginya penderita hipertensi di wilayah tersebut melalui pe-nonaktif-an kembali
Posbindu PTM di Desa Amarupura yang sudah sejak lama “tertidur”. Untuk
mendapatkan dukungan kebijakan, selanjutnya Koordinator Perkesmas,
Penanggungjawab Promkes bersama Kepala Puskesmas berencana melakukan
advokasi (sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya) kepada
Kepala Desa, disamping itu Koordinator Perkesmas berinisiatif menggalang
kemitraan dengan mitra potensial di desa untuk mendapat dukungan.

67
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Penugasan Bermain Peran Kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat :

Setiap kelompok diminta menyiapkan skenario bermain peran dan


memperagakannya bersama semua anggota kelompok. Skenario
menggambarkan kegiatan Koordinator Perkesmas dalam mempersiapkan dan
melaksanakan kegiatan penggerakan peran serta masyarakat yang meliputi :
 Upaya Advokasi kepada Kepala Desa untuk mengeluarkan kebijakan yang
mendukung upaya mengatasi permasalahan hipertensi di wilayah Desa
Amarupura.
 Upaya Kemitraan dengan merancang kerjasama bersama mitra potensial yang
memiliki sumber daya terkait untuk mendukung kegiatan pemberdayaan
masyarakat
 Upaya pendampingan Pemberdayaan Masyarakat bersama kader kesehatan
dan tokoh masyarakat dengan menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi
dalam mengaktifkan kembali Posbindu PTM dan memanfaatkan pelayanan di
Posbindu PTM di setiap kegiatan masyarakat di desa.

Skenario Bermain Peran Kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat

 Koordinator Perkesmas bersama pelaksana Perkesmas membahas persiapan


pelaksanaan kegiatan pendampingan pemberdayaan masyarakat.
 Pelaksana Perkesmas berkoordinasi via telepon dengan Kader Kesehatan
untuk melakukan persiapan pertemuan dengan Kepala Desa Amarupura
beserta jajaran terkait.
 Koordinator Perkesmas bersama pelaksana Perkesmas didampingi Kader
Kesehatan menghadap Kepala Desa dan menyampaikan maksud dan tujuan
pertemuan.
 Pertemuan dengan Kepala Desa diawali dengan pemaparan data tentang
permasalahan kesehatan prioritas di Desa Amarupura yang perlu segera
mendapatkan perhatian yaitu tingginya penyakit hipertensi di wilayah tersebut
akibat penderita hipertensi yang melakukan pengobatan secara teratur masih
sangat sedikit (17,9%) sedangkan hipertensi yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi dan berdampak pada penurunan kualitas
hidup penderitanya.

68
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Koordinator Perkesmas melakukan upaya Advokasi kepada Kepala Desa


untuk mengeluarkan kebijakan yang dapat mendukung upaya mengatasi
permasalahan ini. Koordinator Perkesmas juga menyampaikan rencana
pendampingan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui Kader Kesehatan
untuk melakukan penggerakan masyarakat dengan mengaktifkan kembali
Posbindu PTM di Desa Amarupara. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan deteksi dini
faktor risiko PTM.
 Dalam pelaksanaan Advokasi, terdapat 5 peran Kepala Desa yang berbeda-
beda yang dihadapi masing-masing Koordinator Perkesmas :
1) Kondisi 1 : Kepala Desa menyambut baik dan menyepakati untuk
mendukung upaya mengatasi permasalahan hipertensi di wilayahnya.
2) Kondisi 2 : Kepala Desa meragukan data yang dipaparkan dan bersikap
tidak mendukung.
3) Kondisi 3 : Kepala Desa tidak fokus dan tidak mendengar secara aktif pada
topik pertemuan.
4) Kondisi 4 : Kepala Desa banyak menyanggah data dan penjelasan yang
dipaparkan.
5) Kondisi 5 : Kepala Desa menyatakan tidak tertarik dengan permasalahan ini
karena menganggap banyak permasalahan lain yang perlu lebih
diprioritaskan
 Dari kelima kondisi di atas, pada akhirnya setiap Koordinator Perkesmas
mampu mengatasi situasi dan menghasilkan respon yang baik dari Kepala
Desa untuk bersama-sama mengatasi permasalahan hipertensi di wilayahnya.
Kepala Desa juga menyatakan kesediaannya untuk mengeluarkan Surat
Edaran dalam rangka mengaktifkan kembali Posbindu PTM di Desa
Amarupara.
 Selanjutnya Koordinator Perkesmas juga merancang kerjasama dengan mitra
potensial untuk mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat yaitu
pengaktifan kembali Posbindu PTM di Desa Amarupura.
 Koordinator Perkesmas melakukan upaya Kemitraan dengan melakukan
pertemuan bersama calon mitra potensial (Dunia Usaha/Swasta) yang memiliki
sumber daya untuk pembinaan Posbindu PTM (data calon mitra didapat dari
Koordinator Promkes).
 Pertemuan ini menghasilkan Perjanjian Kerjasama antara Puskesmas Sentosa
69
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

dan mitra tersebut dengan ruang lingkup kegiatan pembinaan Posbindu PTM di
Desa Amarupura.
 Mengacu pada Surat Edaran Kepala Desa Amarupura dan perjanjian
kerjasama dengan mitra Dunia Usaha, selanjutnya Kader kesehatan bersama
tokoh masyarakat didampingi Koordinator Perkesmas menggerakan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengaktifkan kembali Posbindu PTM
dan memanfaatkan pelayanan di Posbindu PTM di setiap kegiatan masyarakat
di desa.

70
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

CHECKLIST BERMAIN PERAN


PELAKSANAAN PENGGERAKAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Nama Peserta :
Kelompok :
Instruktur :

NILAI
NO. KOMPONEN PENILAIAN KET
0 1 2

1 Persiapan pelaksanaan kegiatan pendampingan


pemberdayaan masyarakat.

2 Melakukan upaya Advokasi kepada Kepala


Desa untuk mengeluarkan kebijakan yang dapat
mendukung upaya mengatasi permasalahan ini.

Kondisi 1 : Kepala Desa menyambut baik dan


menyepakati untuk mendukung upaya
mengatasi permasalahan hipertensi di
wilayahnya.

Kondisi 2 : Kepala Desa meragukan data yang


dipaparkan dan bersikap tidak mendukung.

Kondisi 3 : Kepala Desa tidak fokus dan tidak


mendengar secara aktif pada topik pertemuan.

Kondisi 4 : Kepala Desa banyak menyanggah


data dan penjelasan yang dipaparkan.

Kondisi 5 : Kepala Desa menyatakan tidak


tertarik dengan permasalahan ini karena
menganggap banyak permasalahan lain yang
perlu lebih diprioritaskan

3 Menyampaikan rencana pendampingan kegiatan


Pemberdayaan Masyarakat kepada Kepala
Desa untuk melakukan penggerakan
masyarakat dengan mengaktifkan kembali
Posbindu PTM di Desa Amarupura

4 Merancang kerjasama dengan mitra potensial


untuk mendukung kegiatan pemberdayaan
masyarakat

a. Menentukan gagasan kemitraan

71
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Identifikasi calon mitra potensial

c. Merumuskan tujuan dan peran mitra


5 Melakukan upaya Kemitraan dengan melakukan
pertemuan bersama calon mitra potensial (Dunia
Usaha/Swasta) dan menghasilkan Perjanjian
Kerja Sama dengan mitra.

a. Mempersiapkan pertemuan
b. Membangun kesepakatan kerjasama
kemitraan
c. Merumuskan rencana kerja kemitraan

d. Melaksanakan kerjasama

e. Pemantauan kemitraan
6 Menggerakan masyarakat untuk berpatisipasi
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Point2 lain terkait penggerakan masyarakat

Keterangan Nilai
0 : Jika peserta tidak melakukan komponen penilaian
1 : Jika peserta melakukan komponen penilaian namun kurang tepat
2 : Jika peserta melakukan komponen penilaian dengan tepat

Perhitungan Nilai

(Jumlah skor/total skor) x 100=………….

……………, …………. 2021

Observer

………………………

72
MODUL MATA PELATIHAN INTI 4
PENGAWASAN,
PENGENDALIAN, DAN
PENILAIAN HASIL
KEGIATAN PELAYANAN
PERKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT

Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai koordinator Perkesmas yakni


melakukan koordinasi semua pelayanan keperawatan yang diterima oleh individu,
kelompok, keluarga dan masyarakat maka diperlukan upaya integrasi dengan
manajemen Puskesmas. Hal ini selaras tugas dari koordinator perkesmas yang
akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan asuhan keperawatan masyarakat di
Puskesmas dan wilayah kerjanya. Upaya ini mendukung capaian indikator
keluarga sehat di wilayah kerja masing-masing. Dalam pengelolaan pelayanan
perkesmas terdapat kegiatan yang melekat yakni pengawasan, pengendalian dan
penilaian kegiatan pelayanan Perkesmas. Kegiatan ini selaras dengan P3 dalam
manajemen Puskesmas. Sehingga tugas dari Koordinator Perkesmas akan
senantiasa bersinergi dengan manajemen puskesmas untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Dalam menjalankan tugas sebagai Koordinator
pengalaman kerja yang dimilikinya selama ini akan sangat mendukung untuk
pelaksanaan pengawasan, pengendalian, dan penilaian kegiatan pelayanan
Perkesmas.

1
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengawasan,
pengendalian dan penilaian kegiatan pelayanan perkesmas diwilayah kerjanya

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan pelayanan Perkesmas
di Puskesmas dan wilayah kerjanya
2. Melakukan penilaian kegiatan pelayanan Perkesmas di Puskesmas dan
wilayah kerjanya

2
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Pengawasan dan Pengendalian kegiatan pelayanan perkesmas di Puskesmas
dan wilayah kerjanya
a. Penetapan Target Capaian Pelayanan Perkesmas
b. Jenis Indikator Pengawasan
c. Pemilihan Indikator Pengawasan
d. Tindakan Koreksi/Perbaikan

2. Penilaian/evaluasi hasil pelayanan perkesmas di Puskesmas dan wilayah


kerjanya
a. Pengukuran Kinerja Pelayanan Perkesmas
b. Perbandingan Kinerja Aktual dengan standar yang ditentukan

3
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kegiatan Pelayanan
Perkesmas menggunakan metode :

1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)


2. Studi Kasus
3. Observasi Lapangan (OL)

4
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Pengawasan,
Pengendalian, dan Penilaian Kegiatan Pelayanan Perkesmas meliputi:

1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Dokumen perencanaan (dari tempat OL)
9. SPM Kab/ Kota (dari tempat OL)
10. Lembar kasus
11. Panduan Studi Kasus
12. Panduan Observasi Lapangan

5
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta (10 menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan
disampaikan.
 Fasilitator melakukan bina suasana dengan memberikan game singkat, agar
peserta fokus dan antusias dalam mengikuti materi.
 Melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang Pengawasan,
Pengendalian, dan Penilaian Kegiatan Pelayanan Perkesmas
 Sampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok yang akan
disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Penyampaian Materi Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan


Pelayanan Perkesmas Di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya. (40 Menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta tentang pengalaman atau
informasi yang pernah didapat peserta mengenai pengawasan kegiatan
pelayanan perkesmas di puskesmas dan wilayah kerjanya;
 Fasilitator memberikan tanggapan atas sharing yang disampaikan peserta;
 Fasilitator menyampaikan materi dengan menggunakan bahan tayang. Materi
yang disampaikan adalah: jenis indikator pengawasan, pemilihan indikator
pengawasan dan pengawasan sesuai indikator yang dipilih;
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk melaksanakan tanya
jawab kemudian fasilitator menanggapi pertanyaan peserta;
 Fasilitator menyimpulkan materi dan memberikan penguatan.

6
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 3: Penilaian Hasil Pelayanan Perkesmas Di Puskesmas Dan Wilayah


Kerjanya (30 Menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta tentang pengalaman atau
informasi yang pernah didapat peserta tentang Pengendalian Kegiatan
Pelayanan Perkesmas Di Puskesmas Dan Wilayah Kerjanya;
 Fasilitator memberikan tanggapan atas sharing yang disampaikan peserta;
 Fasilitator menyampaikan materi dengan menggunakan bantuan bahan tayang.
materi yang disampaikan adalah: jenis indikator penilaian/ evaluasi, pemilihan
inkator penilaian/ evaluasi, penilaian/ evaluasi sesuai indikator yang dipilih;
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk melaksanakan tanya
jawab kemudian fasilitator menanggapi pertanyaan peserta;
 Fasilitator menyimpulkan materi dan memberikan penguatan.

Sesi 4: Penugasan Studi Kasus ( 4 JPL 180 menit)


 Fasilitator menerangkan mekanisme pelaksanaan penugasan. Penugasan
dalam bentuk diskusi studi kasus;
 Fasilitator membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 6 orang anggota. Setiap kelompok memilih ketua,
sekretaris dan anggota.
 Setiap kelompok didampingi oleh 1 (satu) orang pendamping/instruktur.
 Fasilitator meminta peserta menyiapkan data Puskesmas yang akan digunakan
sebagai bahan Latihan dengan kelengkapan sebagai berikut:
1. Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota
2. Profil Puskesmas (termasuk penilaian kinerja Puskesmas)
3. Data PIS-PK tahun sebelumnya
4. LAKIP Puskesmas tahun sebelumnya
5. Laporan Bulanan Perkesmas 1 tahun sebelumnya
6. RUK RPK RKA Puskesmas tahun berjalan
 Fasilitator mempersilahkan peserta untuk mendiskusikan kasus, dengan
langkah-langkah sbb:

7
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1. Melakukan identifikasi indikator masukan sesuai dengan profile Puskesmas


yang terpilih dan laporan Bulanan Perkesmas 1 Tahun yang lalu beserta
RPK, RKA Puskesmas
2. Melakukan identifikasi target dan capaian dari setiap indicator output
Perkesmas yang dibuat oleh Puskesmas
3. Melakukan identifikasi Indikator outcome/dampak dalam pelayanan
Perkesmas yaitu peningkatan Indeks Keluarga Sehat (IKS) tingkat
Puskesmas
4. Melakukan telaah laporan kegiatan perkesmas disesuaikan dengan hasil
identifikasi indicator masukan, proses dan luaran/dampak.
5. Melakukan penilaian untuk melihat capaian kinerja yang disesuaikan dengan
RUK/RPK Kegiatan Perkesmas
6. Memberikan umpan balik atau rekomendasi yang konstruktif solutif terkait
hasil temuan kegiatan Pengawasan Pengendalian dan Penilaian Kegiatan
Perkesmas
 Fasilitator memfasilitasi peserta untuk melakukan presentasi hasil diskusi
kasus. Kelompok lain menyimak dan memberikan tanggapan;
 Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan penguatan.

Sesi 5: Pengakhiran (10 menit)


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada
peserta.
 Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan jawaban.
 Merangkum pembelajaran bersama-sama peserta.
 Memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
 Menutup proses pembelajaran dengan mengucapakan permohonan maaf dan
terimakasih.

8
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 6: Observasi Lapangan


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator memberikan penjelasan tentang rangkaian kegiatan observasi
lapangan sebagai berikut:
1. Latar belakang kegiatan
2. Tujuan kegiatan
3. Mekanisme kegiatan
 Fasilitator membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok. Setiap kelompok
beranggotakan 6 orang peserta
 Kegiatan observasi lapangan dilaksanakan di 2 (dua) lokus Puskesmas
sehingga setiap lokus Puskesmas akan didatangi oleh 3 kelompok peserta.
Lokus Puskesmas yang dipilih haruslah yang telah melakukan pelayanan
Perkesmas secara rutin
 Selama proses kegiatan observasi lapangan berlangsung akan dipandu oleh
Pendamping/ Pelatih/ Instruktur
 Sebelum melaksanakan observasi lapangan, kelompok membuat daftar tilik
untuk mempermudah pengumpulan data pada saat observasi
 Mekanisme observasi lapangan
1. Peserta tiba di lokus Puskesmas
2. Peserta menyimak paparan pengenalan program kegiatan Perkesmas di
Puskesmas yang menjadi lokus
3. Peserta melakukan tanya jawab singkat
4. Peserta mengumpulkan data perencanaan yang terdiri dari:
a. Dokumen Rencana Strategis Puskesmas,
b. Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota
c. Profil Puskesmas (termasuk penilaian kinerja Puskesmas) tahun
sebelumnya
d. Data PIS-PK tahun sebelumnya
e. LAKIP Puskesmas tahun sebelumnya
f. Laporan Bulanan Perkesmas selama 1 tahun terakhir.
g. RUK Puskesmas tahun berjalan (khususnya pelayanan Perkesmas)
h. Data pembentukan Tim Perkesmas di Puskesmas (SK, Skema Bagan,
Surat Penunjukkan)
5. Peserta mengumpulkan data pengawasan yang terdiri dari:

9
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat tahun


sebelumnya
b. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahunan Puskesmas tahun
sebelumnya dan tahun berjalan (khususnya pelayanan Perkesmas)
c. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) bulanan Puskesmas 1 tahun
sebelumnya dan tahun berjalan (khususnya pelayanan Perkesmas),
contoh 1 (satu) bulan
d. Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) Puskesmas tahun sebelumnya
(khususnya pelayanan Perkesmas)
e. Laporan Monev kegiatan pelayanan Perkesmas tahun sebelumnya
6. Setiap kelompok melakukan analisis terhadap data
7. Peserta menyusun laporan hasil observasi lapangan, sesuai ketentuan
8. Peserta mempresentasikan hasil observasi lapangan
9. Kelompok lain menyimak dan memberikan tanggapan
10. Fasilitator menyampaikan pembahasan, memberikan masukan dan
tanggapan
11. Fasilitator merangkum dan menyimpulkan

10
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI

Materi Pokok 1: Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan


Pelayanan Perkesmas Di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya

A. Penetapan Target Capaian Pelayanan Perkesmas


Pengawasan adalah rangkaian upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan
operasional untuk menjamin pelaksanaan perkesmas sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan di awal tahun. Hal ini sebagai bagian
tanggung jawab Koordinator Perkesmas untuk menemukan pelaksanaan
kegiatan perkesmas konsisten atau selaras dengan perencanaan dan tujuan
dari Puskesmas setempat. Dalam pedoman manajemen Puskesmas
disampaikan bahwa kegiatan pengawasan harus mencakup administrasi,
sumber daya, pencapaian kinerja dan teknis pelayanan. Untuk itulah
pemahaman terhadap perencanaan, standar maupun peraturan yang
melandasi kegiatan perkesmas harus senantiasa dijadikan acuan untuk
kegiatan pengawasan. Kegiatan pengawasan dapat dilaksanakan melalui
kegiatan supervisi yang terjadwal maupun mendadak.

Pengendalian atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Controlling harus


senantiasa dilaksanakan oleh Koordinator Perkesmas demi mencapai tujuan
dan menjaga mutu layanan perkesmas. Merujuk dari ilmu manajemen
pengendalian memiliki fungsi sebagai alat kendali dalam memastikan bahwa
pelaksanaan kegiatan dalam organisasi dilakukan sesuai dengan yang
direncanakan. Bila diselaraskan dengan pelayanan perkesmas,
pengendalian merupakan langkah untuk melihat dan memastikan
pelaksanaan pelayanan perkesmas disesuaikan dengan perencanaan
kegiatan perkermas. Dengan adanya fungsi pengendali ini maka sumber
daya yang digunakan untuk pelayananan perkesmas dapat dipastikan
diguna dayakan secara efektif dan efisien sesuai tujuan pencapaian Indeks
Keluarga Sehat setempat. Proses

11
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

yang dilaksanakan saat pengawasan dan pengendalian yakni


membandingkan secara aktual kegiatan perkesmas dengan standar yang
telah disusun dalam hal ini indicator-indikator yang ada. Indikator masukan,
proses luaran/dampak sebaiknya dapat menjadi tilikan dan pertimbangan
bagi koordinator perkesmas. Pengawasan dan Pengendalian yang aktif
senantiasa mengikuti siklus manajemen yakni dimulai dari masukan, proses
dan luaran/dampak. Apabila dijumpai hal yang tidak sesuai, disegerakan
untuk melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan.

Langkah awal dari pengawasan dan pengendalian yakni penetapan target


sesuai capaian dari setiap indicator yang digunakan. Dalam pemilhan
indikator perlu di ingat prinsip Tangible dan Intangible.
 Tangible (terukur atau nyata) – Tangible adalah standar yang dapat
diukur dan nyata. Biasanya disebut juga dengan Standar yang terukur
(Measurable Standards). Standar Terukur yang ditentukan oleh
Manajemen dapat berupa Standar waktu yang harus dicapai (Time),
standar biaya (Cost), standar penjualan (Sales), standar pangsa pasar
(Market Share), standar produktivitas (Productivity) hingga laba yang
harus dicapai (Profit).
 Intangible (Tidak Terukur atau tidak berwujud) – Intangible adalah
standar yang tidak dapat diukur secara moneter ataupun angka. Standar
Intangible ini lebih sulit diukur jika dibandingkan dengan standar tangible.
Contohnya Standar Intangible seperti sikap dan tingkah laku seorang
karyawan, penyimpangan pekerjaan seorang karyawan, kreativitas
karyawan ataupun kesetiaan pelanggan.

Kegiatan pengawasan dan pengendalian kordinator Perkesmas akan lebih


mudah dalam mengendalikan kegiatan pelayanan bila telah menetapkan dari
awal target dari pengawasan pengendalian yang masuk dalam RUK/RPK
Kegiatan Perkesmas. Sehingga keselerasan program perkesmas dapat
melekat dalam siklus manajemen Puskesmas.

Merujuk dalam pedoman manajemen Puskesmas pengendalian merupakan


kegiatan untuk mengawal kesesuaian kegiatan dengan perencanaan yang

12
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan pengawasan dan pengendalian


berupa membandingkan atau memadankan capaian dengan target yang
telah ditetapkan. Upaya pengendalian adalah bila dijumpai hal yang tidak
sesuai maka tindakan perbaikan (corrective action). Untuk menjamin dan
menjaga mutu layanan perkesmas, kegiatan pengawasan dan pengendalian
senantiasa dilaksanakan selaras dengan perencanaan, pelaksanaannya.
Kegiatan pengendalian secara berjenjang dimulai dari koordinator
perkesmas, PJ UKM, Kepala Puskesmas sampai Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

Kegiatan pengawasan dan pengendalian adalah saling melekat dan


berkelindan sebagai rangkaian siklus manajemen dalam hal ini kegiatan
Perkesmas. Secara singkat tujuan dari Pengawasan dan pengendalian
adalah:
1. Melihat pelayanan kesehatan perkesmas dengan rujukan standar,
RUK/RPK yang telah ditetapkan dengan melihat perihal administrasi,
sumber daya yang digunakan secara efektif dan efisien.
2. Melihat hambatan, kendala maupun tantangan pelayanan perkesmas,
sehingga tindakan perbaikan segera dapat diambil.
3. Melihat penyimpangan yang ada terkait pelayanan perkesmas apakah
sesuai sasaran, indicator masukan proses dan luaran/proses.
4. Mendapatkan informasi yang objektif terkait penyimpangan dan
penyebabnya sebagai bahan umpan balik perbaikan berikutnya

B. Jenis Indikator Pengawasan dan Pengendalian


Dalam pengawasan dan pengendalian kegiatan perkesmas penting untuk
memahami indikator dari masukan, proses dan luaran atau dampak. Berikut
penjelasan detilnya. Peran koordinator secara aktif melakukan pengawasan
dan pengendalian internal secara aktif periodik sesuai jenis indikator yang
telah ditetapkan.

Berikut jenis -jenis Indikator pelayanan perkesmas.


1. Indikator Masukan
Indikator masukan dalam pelayanan Perkesmas meliputi:

13
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Jumlah Perawat Puskesmas yang sudah mendapat pelatihan teknis


terkait Perkesmas serta peningkatan kompetensi lainnya.
b. Jumlah kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit).
c. Tersedia sarana transportasi untuk kunjungan ke
keluarga/kelompok/masyarakat.
d. Tersedia Standar/Pedoman/Standar Prosedur Operasional
(SPO)/Instruksi Kerja terkait pelayanan Perkesmas.
e. Tersedia Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Perkesmas.
f. Tersedia Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Perkesmas.
g. Tersedia rencana kegiatan pembinaan teknis Perkesmas.
h. Tersedia dukungan administrasi terkait pencatatan dan pelaporan
kegiatan pelayanan Perkesmas.

2. Indikator Proses
Indikator proses dalam pelayanan Perkesmas meliputi:
a. Jumlah individu yang mendapatkan asuhan keperawatan di Puskesmas
sesuai target RPK;
b. Jumlah keluarga binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan
sesuai target RPK;
c. Jumlah kelompok binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan
sesuai target RPK;
d. Jumlah desa/kelurahan binaan yang mendapatkan asuhan
keperawatan sesuai target RPK; dan
e. Jumlah Perawat yang mendapat pembinaan teknis Perkesmas oleh
Koordinator Perkesmas sesuai rencana.

3. Indikator Luaran
Indikator luaran/output dalam pelayanan Perkesmas meliputi:
a. Individu
Persentase individu dengan hasil asuhan keperawatan teratasi.
Cara Pengukuran: Jumlah individu dengan hasil asuhan keperawatan
teratasi dibagi dengan jumlah individu yang mendapat asuhan
keperawatan di Puskesmas, dikali 100%.

14
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Keluarga
Persentase keluarga binaan dengan hasil asuhan lepas bina.
Cara Pengukuran: Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan lepas
bina, dibagi dengan jumlah keluarga binaan yang mendapat asuhan
keperawatan, dikali 100%.
c. Kelompok
Persentase kelompok binaan yang meningkat kemandiriannya.
Cara Pengukuran: Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-
II, KM-III dan KM-IV, dibagi jumlah kelompok binaan yang mendapat
asuhan keperawatan, dikali 100%.
d. Masyarakat
Persentase desa/kelurahan binaan yang mendapatkan asuhan
keperawatan.
Cara Pengukuran: Jumlah desa/kelurahan binaan yang mendapatkan
asuhan keperawatan dibagi jumlah desa/kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas, dikali 100%.

4. Indikator Dampak
Indikator outcome/dampak dalam pelayanan Perkesmas yaitu peningkatan
Indeks Keluarga Sehat (IKS) tingkat Puskesmas.

Pemahaman dari jenis indikator pengawasan dan pengendalian dari


masukan, proses dan luaran/dampak menjadi acuan saat melakukan
pengawasan dan pengendalian kegiatan perkesmas. Pelaksanaan
penyelenggaraan perkesmas akan tercatat dalam sebuah laporan kegiatan.
Laporan tersebut menjadi bahan kegiatan pengawasan, pengendalian dan
penilaian untuk melihat dengan perencanaan sebelumnya. Data Rancangan
Usulan Kegiatan (RUK) maupun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dan
Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) Perkesmas pada tahun berjalan berserta
notulensi atau dokumen terkait laporan kegiatan menjadi bahan untuk
pengawasan bagi Koordinator Perkesmas. Pengawasan internal
diselaraskan dengan penanggung jawab kegiatan UKM esensial atau
pengembangan. Peranan Koordinator Perkesmas dalam pengawasan dan
pengendalian pelayanan UKP antara lain pelayanan perkesmas pada

15
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

sasaran individu

16
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan kemandirian individu dalam


perawatan diri yang yang telah dilayani dalam waktu berjalan disesuaikan
data perencanaan kegiatan (RUK. RKA dan atau RPK).

C. Pemilihan Indikator Pengawasan dan Pengendalian


Setelah memahami jenis-jenis indikator, maka koordinator perkesmas
melakukan analisis situasi disesuaikan dengan perencanaan yang disusun.
Dalam penggerakan pelayanan perkesmas senantiasa merujuk dari indicator
yang telah ditetapkan puskesmas tersebut sesuai sumber daya yang
dimilikinya. Indikator yang dipilih diselaraskan dengan data capaian Indikator
hasil maupuan dampak di Wilayah Puskesmas. Sekali lagi kelengkapan
dokumen RUK, RPK, RKA dan SPM serta laporan kegiatan pelaksanaan
perkesmas akan mendukung dalam pemilihan.

Sebagai contoh capaian bulanan perkesmas terkait sasaran individu tentang


prosentase asuhan keperawatan masyarakat bagi ibu hamil resiko tinggi
sebanyak 50% dari target 70%. Belum tercapainya target bisa menjadi
bahan pengawasan dalam bulan berjalan maupun waktu kedepannya.
Kegiatan koordinator perkesmas dalam pengawasan perkesmas yakni saat
menilik indikator luaran yakni indeks capaian keluarga sehat wilayah desa A
sebesar
< 0,05. Peranan koordinator perkesmas dalam penyelarasan IKS PIS PK
adalah kemampuan untuk mengenali memahami dan menetapkan intervensi
sasaran keluarga binaan sesuai kegiatan perkesmas. Kemampuan
koordinator selaras dari awal perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pengendalian dan penilaian kinerja perkesmas. Kegiatan perkesmas tidak
mungkin bisa diselenggarakan secara individual. Perkesmas membutuhkan
sinergi lintas nakes, sectoral maupun stakeholder yang akan mendukung
Perkesmas. Disinilah tantangan koordinator Perkesmas dalam
melaksanakan pemilihan dan pemilahan indikator.

Koordinator perkesmas bersama dengan penanggung jawab UKM esensial


dalam pelayanan perkesmas senantiasa dipantau dan diawasi secara

17
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

langsung oleh Kepala Puskesmas. Adapun pengawasan eksternal


dilaksanakan oleh Pemerintah daerah dan pusat dalam rangka pembinaan
dan pengawasan untuk jaga mutu pelayanan perkesmas. Koordinator
Perkesmas melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pencapaian
output program Perkesmas melalui kegiatan berikut;
1. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan baik di dalam gedung maupun luar gedung Puskesmas
sesuai dengan perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas. Apabila
terdapat ketidaksesuaian maka koordinator Perkesmas bersama dengan
Perawat lainnya melakukan modifikasi terhadap perencanaan kegiatan
pelayanan Perkesmas untuk diterapkan selanjutnya;
2. Memastikan pencatatan keperawatan dilaksanakan sebagai bentuk bukti
fisik pekerjaan Perawat;
3. Melakukan evaluasi dengan menilai efektivitas dan efisiensi
penyelenggaraan kegiatan pelayanan Perkesmas sebagai bagian dari
penilaian kinerja Perkesmas, dilihat dari perencanaan program di awal,
hasil asuhan keperawatan yang diperoleh dan dukungan terhadap target
pencapaian SPM kabupaten/kota;
4. Menyusun register pelayanan Perkesmas, laporan bulanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat (mengacu kepada Sistem Informasi Puskesmas),
laporan evaluasi hasil kegiatan pelayanan Perkesmas di Puskesmas dan
laporan lainnya sesuai perencanaan program atau kebutuhan; dan
5. Menyusun rencana tindak lanjut untuk program kegiatan pelayanan
Perkesmas selanjutnya.

D. Tindakan Koreksi/Perbaikan
Kegiatan berikutnya dalam rangka pengawasan dan pengendalian pelayanan
perkesmas berupa tindakan perbaikan. Koordinator perkesmas harus
senantiasa aktif, peduli dan dinamis dalam pengawasan dan pengendalian
pelayanan perkesmas. Dengan kolaborasi yang selaras bersama PJ UKM
Esensial, Koordinator harus segera melakukan tindakan perbaikan bila
dijumpai adanya penyimpangan pelayanan perkesmas. Saat mengambil
upaya perbaikan atau tindakan koreksi Koordinator Perkesmas harus

18
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

senantiasa menjalin komunikasi efektif dalam hal ini melaporkan kepada


atasan langsung yakni Kepala Puskesmas.

Untuk jenis penyimpangan kecil maka tindakan perbaikan bisa langsung


segera diambil oleh koordinator Perkesmas, dengan tetap lapor kepada
Kepala Puskesmas. Adapun untuk penyimpangan yang besar kiranya
melaporkan segera kepada Kepala Puskesmas.

Tindakan perbaikan dapat melibatkan pihak eksternal bila memang


penyimpangan dari pelayanan perkesmas cukup besar dan melibatkan lintas
sektor. Kegiatan pengawasan dan pengendalian perkesmas senantiasa
diselaraskan dalam siklus manajemen puskesmas. Puskesmas akan
senantiasa melaksanakan siklus P1, P2 dan P3 berkelanjutan melalui
rangkaian lokakarya mini bulanan dan tribulanan.

Materi Pokok 2: Penilaian Kegiatan Pelayanan Perkesmas di


Puskesmas dan Wilayah Kerjanya

Kegiatan lanjutan setelah pengawasan dan pengendalian adalah penilaian.


Penilaian merupakan proses lanjutan sebagai salah satu instrument untuk melihat
performa secara menyeluruh sebuah kegiatan/program perkesmas. Koordinator
perkesmas dalam kegiatan P3 sesuai siklus manajemen Puskesmas, senantiasa
aktif untuk dapat menilai capaian pelayanan perkesmas baik pelayanan dalam
maupun luar Gedung. Dengan merunut siklus manajemen Puskesmas, maka
Kordinator Perkesmas dapat melakukan penilaian secara mandiri terkait kegiatan
perkesmas.

A. Pengukuran Kinerja Pelayanan Perkesmas


Kegiatan lanjutan setelah pengawasan dan pengendalian pelayanan
perkesmas, maka koodinator perkesmas harus dapat mengukur kinerja hasil
pelayanan perkesmas. Kejelasan kriteria kinerja atau capaian indikator

19
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

perkesmas disesuaikan dengan target, SPM Pelayanan Kesehatan Kab/Kota


maupun IKS Puskesmas setempat. Kejelasan satuan dari indikator harus
setara misalnya % ataukah rupiah, satuan orang. Kejelasan ini akan
mempermudah dalam pengukuran kinerja. Pengukuran akan dapat dicapai
atau dilalui bila pelaksanaan perkesmas tercatat dan terdokumentasikan
sehingga proses pengukuran kinerja akan berlanjut. Pengukuran kinerja
pelayanan perkesmas dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
informasi-informasi yang didapat dari berbagai sumber misalnya saja
laporan lisan, laporan statistik, pengamatan dan laporan tertulis. Perlu
diketahui bahwa pengukuran kinerja nyata harus dibuat berdasarkan
fakta dan temuan yang ada.

Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan penilaian pelayanan


perkesmas sebagai bagian dari menjaga mutu layanan perkesmas sebagai
bagian dari mutu layanan puskesmas. Mutu layanan puskesmas meliputi
pelayanan yang sesuai standar mutu layanan diantaranya pelayanan
perkesmas bagi masyarakat di wilayah Puskesmas setempat. Hal ini menjadi
pertimbangan bagi kordinator perkesmas dalam melakukan penilaian
kegiatan perkesmas dengan memperhatikan indicator masukan, proses
luaran/dampak. Data yang mendukung penilaian perkesmas dapat diperoleh
dari Sistem Informasi Puskesmas yang mencakup pencatatan dan pelaporan
kegiatan Puskesmas dan jaringannya, survey lapangan, laporan lintas sektor
terkait dan laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.

B. Perbandingan Kinerja Aktual dengan standar yang ditentukan.


Penilaian hasil pelayanan perkesmas di Puskesmas dan wilayah kerjanya
pada akhir tahun merupakan lanjutan yang tidak terpisahkan dari
pengawasan dan pengendalian. Untuk dapat melakukan penilaian
Koordinator perkesmas melakukan pengukuran dilanjutkan dengan
perbandingan kinerja aktual dengan standar pelayanan minimal Daerah
terkait kegiatan Perkesmas. Langkah ini sangat penting sebagai sarana
penilaian secara kuantitas maupun kualitas mutu layanan perkesmas.

20
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Penilaian pelayanan perkesmas bagian dari penilaian kinerja Puskesmas


dalam ruang lingkup cakupan pelayanan kesehatan. Penilaian sebagai
proses yang obyektif dan sistematis untuk melihat kegiatan /program
perkesmas apakah telah berjalan efektif dan efisien, sesuai sasaran dan
standar/peraturan yang berlaku. Penilaian perkesmas oleh kordinator
perkesmas sebagai bagian dari menjaga mutu layanan perkesmas. Penilaian
kegiatan perkesmas menjadi bagian penilaian kinerja Puskesmas yang
selanjutnya akan diverifikasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Hasil
pencapaian indikator pelayanan Perkesmas digunakan oleh Puskesmas
untuk mengukur keberhasilan pelayanan Perkesmas sekaligus sebagai
bahan penyusunan perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas berikutnya.
Selain itu hasil pencapaian indikator pelayanan Perkesmas juga digunakan
sebagai bahan rekomendasi penyusunan kebijakan pelayanan Perkesmas.

Merujuk pedoman Manajemen Puskesmas penilaian kegiatan perkesmas


dapat diselaraskan dengan tujuan dari penilaian kinerja puskesmas. Tujuan
dari penilaian kegiatan perkesmas adalah :
1. Mendapatkan gambaran hasil kegiatan perkesmas yang meliputi capaian
sasaran dan mutu layanan.
2. Mendapatkan masukan dalam penyusunan kegiatan perkesmas di tahun
berikutnya.
3. Bahan perbaikan berkelanjutan untuk penanganan tantangan/ hambatan/
kendala terkait kegiatan /program perkesmas.
4. Bahan kelengkapan untuk manajemen Puskesmas sebagai penilaian
kinerja Puskesmas.
5. Bahan evaluasi untuk pemilihan prioritas kegiatan program perkesmas.

Pelaksanaan penilaian berupa pengukuran dan perbandingan terhadapa


kegiatan perkesmas dapat menggunakan table bantu sesuai dengan
pedoman manajemen Puskesmas seperti gambar di bawah ini.

21
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Tabel penilaian Perkesmas

Keterangan:
1. Matriks tersebut diatas merupakan beberapa contoh kegiatan yang dilakukan
Puskesmas. Kegiatan selanjutnya sesuai RPK Puskesmas
2. Matriks tersebut dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan kebijakan daerah,
dengan tidak mengurangi variabel kolom yang ada.
3. Kolom (2). Upaya Kesehatan diisi dengan UKM, UKP, pelayanan kefarmasian,
keperawatan kesehatan masyarakat, dan pelayanan laboratorium yang
dilaksanakan di Puskesmas. Diisi sesuai dengan RPK Puskesmas. Dan untuk
Perkesmas bisa lebih di detilkan kegiatannya
4. Kolom (3). Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari masing-masing upaya
yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan
5. Kolom (4). Satuan diisi dengan satuan kegiatan, seperti orang, ibu hamil, bayi,
balita, dan lainya sesuai dengan NSPK masing-masing program.
6. Kolom (5). Target sasaran adalah jumlah dari sasaran/area yang akan diberikan
pelayanan oleh Puskesmas, dihitung berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis,
jumlah sumber daya, target indikator kinerja, dan pencapaian terdahulu.
7. Kolom (6). Pencapaian diisi pencapaian kegiatan dari target sasaran yang telah
ditentukan.
8. Kolom (7). Cakupan, diperoleh dengan menghitung pencapaian hasil kegiatan
(kolom 6) dibagi dengan target sasaran (kolom 5). Cakupan dihitung reratanya dari
hasil masing-masing variabel, sedangkan tiap variabel dihitung dari rerata sub
variabel. Penetapan kelompok variabel dan sub variabel dilaksanakan oleh
Puskesmas bersama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota, dengan mengacu
pada NSPK program

Untuk mempermudah tampilan dari penilaian perkesmas sajian data yang


dihasilkan dapat disajikan dalam bentuk grafik sarang laba-laba atau
diagram radar. Dengan grafik sarang laba-laba atau diagram radar
diharapkan dapat lebih mudah diketahui tingkat kesenjangan pencapaian
dan ketidakserasian antara hasil cakupan kegiatan pada setiap
desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas. Penyajian grafik tersebut
sebaiknya dibuat secara periodik bulanan atau triwulan, sehingga dapat
digunakan sebagai bahan pemantauan dan identifikasi masalah sedini
mungkin. Berikut contoh

22
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

penggunaan grafik sarang laba-laba atau diagram radar untuk tampilan kinerja
Puskesmas.

Gambar 1.
Contoh Grafik Kinerja Puskesmas Tahun 2017

TAHUN 2017

Promosi Kesehatan
100
Program Lansia 80 Pelayanan Kesling
60
40
Upaya Kesehatan Jiwa 20
Pelayanan KIA
0

Upaya Kesehatan Gigi danPelayanan Gizi


Mulut

Upaya Perawatan Kesehatan


Upaya P2P
Masyarakat

Usaha Kesehatan Sekolah

TARGET CAPAIAN

Gambar 2.
Contoh Grafik Kinerja Puskesmas Tahun 2018

TAHUN 2018

Promosi Kesehatan
100
upaya Kesehatan
Program Lansia 80
Lingkungan
60
40
Kesehatan Jiwa 20
0 Upaya KIA dan KB

Kesehatan gigi dan mulut Pelayanan Gizi

Upaya Perawatan KesehatanUpaya P2P


Masyarakat
Usaha Kesehatan Sekolah

TARGET CAPAIAN

23
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Gambar grafik radar di atas adalah sajian pencapaian kinerja di Puskesmas,


dimana pada tahun berikutnya dapat dilihat capaian kinerja pelayan perawat
kesehatan masyarakat meningkat.

24
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Koordinator Perkesmas harus mampu bersinergi dalam pelayanan perkesmas
dengan manajemen Puskesmas. Siklus MP dalam hal ini P3 selaras dengan
kegiatan kordinator untuk dapat melakukan Pengawasan, Pengendalian, Dan
Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas. Adanya kejelasan indicator
capaian yang Pengendalian, Dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas.

Kegiatan Pengawasan, Pengendalian, Dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan


Perkesmas untuk menjaga mutu layanan yang berkualitas bagi Perkesmas.

25
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan di Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2016 tentang Manajemen Puskesmas
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
9. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

26
MATA PELATIHAN INTI 5
PEMBINAAN TEKNIS
PERKESMAS DI
PUKESMAS DAN WILAYAH
KERJANYA

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam rangka menjalankan tugas
tersebut, Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya. Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas harus
menyelenggarakan: manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas), pelayanan laboratorium dan
kunjungan keluarga.

Perkesmas adalah suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan


antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif yang berkesinambungan tanpa mengabaikan
pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya. Mempertimbangkan bahwa dasar
orientasi menjalankan pelayanan Perkesmas adalah proses keperawatan maka
pelayanan Perkesmas khususnya pemberian asuhan keperawatan harus
dilaksanakan oleh Perawat di Puskesmas.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan teknis Perawat dalam


menyelenggarakan pelayanan Perkesmas maka kegiatan pembinaan teknis
Perkesmas perlu dilakukan secara berkesinambungan oleh Koordinator
Perkesmas agar kegiatan pelayanan Perkesmas dapat berjalan sesuai yang
diharapkan. Dalam proses kegiatan pembinaan teknis Perkesmas, Koordinator
Perkesmas menjalankan peran Perawat

1
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

yaitu sebagai Pendidik bagi rekan Perawatnya yang bekerja di Puskesmas yang
sama (Perawat pelaksana ataupun Penanggung Jawab Darbin).

Sebagai pendidik, hal-hal tugas yang dilakukan seperti mendampingi,


membimbing mengarahkan, mengobservasi mengevaluasi rekan Perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga dan
kelompok/masyarakat di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas. Keberadaan
Koordinator Perkesmas sebagai pembimbing klinik bagi rekan Perawatnya di
Puskesmas menjadi kunci untuk mengembangkan budaya profesional
keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal
kepada masyarakat di Puskesmas dan wilayah kerjanya.

2
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pembinaan
teknis Perkesmas di Puskesmas dan wilayah kerjanya

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:
1. Melakukan bimbingan teknis keperawatan
2. Melakukan monitoring dan evaluasi keperawatan
3. Melakukan tindak lanjut keperawatan

3
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK

Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Bimbingan Teknis Keperawatan
a. Preseptorsip
b. Mentorsip
2. Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
a. Pengertian Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
b. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
3. Tindak Lanjut Keperawatan
a. Analisis dan Interpretasi Data
b. Penyusunan Laporan
c. Tindak Lanjut Laporan

4
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan komunikasi efektif menggunakan metode:
1. CeramahTanya Jawab
2. Curah pendapat
3. Bermain peran (role play)

5
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan komunikasi efektif
meliputi:
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Panduan bermain peran (role play)
9. Skenario bermain peran (role play)
10. Instrumen checklist penilaian Koordinator Perkesmas dalam bermain peran
(role play)

6
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Sesi 1: Pengkondisian Peserta


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang
akan disampaikan.
 Fasilitator melakukan bina suasana dengan memberikan game singkat, agar
peserta fokus dan antusias dalam mengikuti materi.
 Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang
Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
 Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi
pokok yang akan disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan
tayang.

Sesi 2: Penyampaian Materi Bimbingan Teknis Keperawatan.


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menggali pengetahuan peserta terkait preseptorsip dan mentorsip.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang merespon/menjawab.
 Fasilitator menjelaskan tentang preseptorsip menggunakan bahan tayang.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
 Fasiliatator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk
menjawab/menanggapi pertanyaan yang disampaikan.
 Fasiliator memberikan apresiasi kepada peserta yang mengajukan pertanyaan
dan peserta yang menanggapi/menjawab pertanyaan.
 Fasilitator memberikan klarifikasi dan jawaban yang benar.

7
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Fasilitator melanjutkan menjelaskan tentang mentorsip menggunakan bahan


tayang.
 Setelah penjelasan mentorsip, fasilitator memberikan kesempatan kepada
peserta untuk memberikan tanggapan ataupun mengajukan pertanyaan
terhadap hal-hal yang belum dipahami.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menanggapi
dan menjawab pertanyaan peserta.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang bertanya dan peserta
yang menanggapi/menjawab pertanyaan peserta lainnya.
 Fasilitator mempertegas perbedaan anatar ppreseptorsip dan mentorsip.

Sesi 3: Penyampaian Monitoring dan Evaluasi Keperawatan


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menggali pengetahuan peserta terkait monitoring dan evaluasi
keperawatan.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang merespon/menjawab.
 Fasilitator menjelaskan tentang pengertian monitoring dan evaluasi
keperawatan menggunakan bahan tayang.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
 Fasiliatator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk
menjawab/menanggapi pertanyaan yang disampaikan.
 Fasiliator memberikan apresiasi kepada peserta yang mengajukan pertanyaan
dan peserta yang menanggapi/menjawab pertanyaan.
 Fasilitator memberikan klarifikasi dan jawaban yang benar.
 Fasilitator melanjutkan menjelaskan tentang pelaksanaan monitoring dan
evaluasi keperawatan mengunakan bahan tayang.
 Setelah penjelasan pelaksanaan monitoring dan evaluasi keperawatan,
fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan
tanggapan ataupun mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum
dipahami.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menanggapi
dan menjawab pertanyaan peserta.

8
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang bertanya dan peserta


yang menanggapi/menjawab pertanyaan peserta lainnya.
 Fasilitator memberikan jabawan terhadap hal-hal yang ditanyakan oleh peserta.

Sesi 4: Penyampaian Materi Tindak Lanjut Keperawatan


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator meminta kepada peserta untuk berbagi pengalamannya terkait
tindak lanjut keperawatan yang telah dilaksanakan di tempat tugasnya.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah bersedia berbagi
pengalaman.
 Fasilitator menjelaskan tentang analisis dan interpretasi data, penyusunan
laporan, dan tindak lanjut laporan menggunakan bahan tayang.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
 Fasiliatator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk
menjawab/menanggapi pertanyaan yang disampaikan.
 Fasiliator memberikan apresiasi kepada peserta yang mengajukan pertanyaan
dan peserta yang menanggapi/menjawab pertanyaan.
 Fasilitator memberikan klarifikasi dan jawaban yang benar terhadap
pertanyaan ataupun tanggapan peserta.

Sesi 5: Bermain peran (role play) pembinaan teknis Perkesmas di


Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
 Fasilitator memberi salam, memperkenalkan tim fasilitator lain yang akan
terlibat dalam penugasan, dan menjelaskan pembagian kelompok dan
fasilitator serta rangkaian kegiatan bermain peran sesuai panduan
 Dalam kelompok kecil (1 kelompok berisi 10 orang), fasilitator meminta peserta
menunjuk 1 (satu) orang sebagai ketua kelompok, selanjutnya ketua kelompok
akan mengkoordinir terkait hal-hal sebagai berikut di dalam kelompoknya
sesuai tugas dalam panduan
 Dalam proses persiapan kegiatan bermain peran, fasilitator bertugas
memberikan saran/ masukan kepada kelompok khususnya saat penyiapan
instrumen penilaian untuk bermain peran (role play)

9
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok untuk memainkan perannya


sesuai dengan 2 skenario yang telah ditetapkan dimana masing-masing
skenario diberi alokasi waktu 30 menit. Selama bermain peran, fasilitator dan
peserta memiliki tugasnya masing-masing sesuai panduan
 Setelah kelompok selesai bermain peran dilakukan evaluasi kegiatan bermain
peran
 Setelah selesai, fasilitator merangkum kegiatan dan memberikan pujian dan
applause untuk apresiasi kepada peserta semua

Sesi 5: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada
peserta.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan
jawaban.
 Fasilitator merangkum pembelajaran bersama-sama peserta.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti
proses pembelajaran.
 Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapakan permohonan
maaf dan terimakasih bila masih ada kekurangan dan salam penutup.

10
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI
Pembinaan teknis Perkesmas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
Koordinator Perkesmas dalam rangka meningkatkan kemampuan teknis Perawat
dalam menyelenggarakan pelayanan Perkesmas. Kegiatan ini meliputi bimbingan
teknis keperawatan, monitoring dan evaluasi keperawatan, dan tindak lanjut
keperawatan. Ketiga kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dalam
rangka mencapai output program Perkesmas yang diharapkan.

Gambar.
Pelayanan Perkesmas Dalam Upaya Pencapaian
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

11
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Materi Pokok 1: Bimbingan Teknis Keperawatan

Dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, salah satu


tugas Perawat dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan adalah sebagai
pengelola pelayanan keperawatan. Dalam menjalankan tugasnya, Perawat
berwenang:
 Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan
 Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan keperawatan
 Mengelola kasus
Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat,
disebutkan bahwa kegiatan pengelolaan pelayanan keperawatan merupakan
kewenangan dari jabatan fungsional perawat katagori keahlian. Salah satu uraian
tugasnya terkait bimbingan teknis keperawatan adalah melakukan preseptorsip
dan mentorsip.

Bimbingan teknis keperawatan dalam lingkup pembinaan teknis Perkesmas juga


dilakukan dengan menggunakan metode preseptorsip dan mentorsip sesuai
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 35 tahun 2019. Bimbingan teknis ini dilakukan oleh Koordinator Perkesmas
selaras dengan persyaratan seorang Koordinator Perkesmas yang idealnya
dengan latar belakang pendidikan minimal Ners sehingga termasuk dalam
perawat katagori keahlian. Dalam pelaksanaannya, Koordinator Perkesmas dapat
dibantu oleh Penanggung Jawab Darbin apabila yang bersangkutan termasuk
dalam perawat katagori keahlian juga.

Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai kegiatan preseptorsip dan
mentorsip.

A. Preseptorsip

Preseptorsip adalah salah satu metode bimbingan yang umumnya dilakukan


terhadap mahasiswa yang sedang berpraktik atau orang yang baru bekerja
atau orang yang baru ditugaskan di tempat kerja yang berbeda dari

12
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

sebelumnya. Dalam kegiatan bimbingan dengan metode preseptorsip ini,


orang yang dibimbing akan diperkenalkan tentang peran dan tanggung
jawabnya serta rekan/ relasi yang biasanya berinteraksi di instansi kerja
tempat bimbingan ini dilakukan. Selain itu diajarkan pula tentang pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja di suatu instansi tersebut.

1. Pengertian Preseptorsip
Preseptorsip adalah proses belajar mengajar antara individu yang belum
berpengalaman dengan yang sudah berpengalaman dalam kurun waktu
tertentu. Dalam dunia keperawatan, preseptorsip merupakan cara dengan
menitikberatkan metode role modelling untuk mendukung pembelajaran
dan pertumbuhan profesional bagi perawat dan meningkatkan kualitas
praktik secara keseluruhan (Hynes-Gay & Nagle, 2000). Penerapan
metode preseptorsip diyakini akan menumbuhkan iklim pembelajaran
klinik dalam memberikan pelayanan profesional bagi perawat pelaksana
sebagai Precepte dan klien sebagai penerima layanan.

Bimbingan teknis keperawatan yang diberikan oleh Koordinator


Perkesmas dengan menggunakan metode preseptorsip umumnya
dilakukan dalam konteks formal (ada penugasan atau pelaksanaan
kegiatan tertentu), jangka waktu bimbingan yang diberikan dalam kurun
waktu tertentu biasanya jangka pendek (short-term) dan fokus
pembelajaran lebih ke arah mempersiapkan perawat pelaksana untuk siap
bekerja sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan cara
menjadikan Koordinator Perkesmas sebagai role model. Untuk itu
Koordinator Perkesmas diharapkan memiliki pengalaman yang cukup
dalam memberikan asuhan keperawatan di Puskesmas dan wilayah
kerjanya agar dapat menjadi role model yang diharapkan. Contoh salah
satu kegiatan yang menggunakan metode preseptorsip adalah kegiatan
orientasi kerja kepada perawat pelaksana baru di Puskesmas. Kegiatan ini
biasanya dilakukan dalam jam kerja. Apabila kegiatan preseptorsip
selesai, hubungan dalam presptorsip ini dapat berkembang menjadi
mentorsip.

13
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2. Karakter Preseptor
Koordinator Perkesmas sebagai seorang preseptor diharapkan memiliki
karakter sebagai berikut:
a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yg cukup terkait
pelayanan Perkesmas
b. Mampu mengembangkan keterampilan klinis (inovasi)
c. Mampu mengaitkan antara teori ke praktik
d. Memiliki kepercayaan diri
e. Memiliki sifat terbuka terhadap masukan atau pertanyaan
f. Memiliki sifat peduli, menghargai pendapat perawat pelaksana dan
toleransi
g. Bertanggung jawab

3. Peran Preseptor
Koordinator Perkesmas sebagai seorang Preseptor berperan sebagai
berikut:
a. Mengorientasikan ruang lingkup pekerjaan dan kebijakan/ peraturan/
pedoman/ panduan/ standar prosedur operasional kepada perawat
pelaksana
b. Memfasilitasi lingkungan pembelajaran yang informal, kolaboratif, dan
positif
c. Menjadi role model yang positif dan efektif
d. Memberikan pengalaman pembelajaran dalam memberikan asuhan
keperawatan di Puskesmas sesuai dengan acuan yang berlaku
e. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat pelaksana dalam
memberikan asuhan keperawatan di Puskesmas.
f. Memberikan umpan balik selama proses bimbingan teknis
g. Menyampaikan hasil bimbingan teknis kepada perawat pelaksana.

4. Tangggung jawab Preseptorsip


Koordinator Perkesmas sebagai seorang preseptor beranggung jawab:
a. Terselenggaranya proses bimbingan teknis keperawatan dalam lingkup
pembinaan teknis Perkesmas di Puskesmas

14
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri perawat


pelaksana yang dibimbingnya agar mampu mandiri memberikan
asuhan keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerjanya
c. Selalu siap saat dibutuhkan, contoh pada kasus wabah/pandemi
d. Berperan sebagai pembela apabila ada kasus yg melibatkan perawat

5. Metode Proses Preseptorsip


Dalam uraian modul ini diidentifikasi 4 (empat) motode yag dapat
digunakan oleh Koordinator Perkesmas dalam melaksanakan bimbingan
teknis keperawatan sesuai dengan kebutuhan, sebagai berikut:

a. Direct Instruction
Metode ini dilakukan dengan cara menyampaikan pengetahuan dan
keterampilan secara langsung dalam susunan dan langkah-langkah
sederhana secara berurutan kepada perawat pelaksana melalui arahan
langsung. Sebagai contoh: Koordinator Perkesmas memberikan
arahan langsung mengenai standar prosedur operasional tentang
pengkajian keperawatan dasar pada keluarga. Langkah-langkah yang
dilakukan terdiri dari:
1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada perawat pelaksana
3) Mendemonstrasikan pelaksanaan pengkajian keperawatan dasar
pada keluarga sesuai standar prosedur operasional yang ditetapkan
4) Membimbing perawat pelaksana untuk melakukan latihan
5) Mengevaluasi pemahaman perawat pelaksana dan memberikan
umpan balik
6) Memberikan kesempatan bagi perawat pelaksana untuk latihan
mandiri

b. Case-Based Teaching
Metoda ini sangat bermanfaat dalam pembelajaran bagi tenaga
kesehatan karena pendekatannya yang berfokus pada pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan. Kegiatannya dilakukan dengan
cara melibatkan perawat pelaksana dalam berdiskusi terkait kasus-

15
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kasus asuhan keperawatan yang dapat dijumpai dalam konteks


pelayanan Perkesmas. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan
meliputi:
1) Merancang studi kasus
Dalam merancang studi kasus yang efektif, Koordinator Perkesmas
mulai mempertimbangkan pertanyaan atau masalah yang akan
membantu mencapai tujuan pembelajaran terkait dengan tujuan
profesionalitas yang diharapkan. Beberapa aturan dasar untuk
membantu Koordinator Perkesmas dalam merancang suatu studi
kasus seperti: menjelaskan sebuah cerita, berfokus pada masalah
yang membangkitkan minat, diatur kasusnya dalam lima tahun
terakhir, memasukkan kutipan agar pemahaman situasi lebih baik
dan mendapatkan empati untuk karakter tokoh yang diceritakan,
relevan, memprovokasi konflik dan diperlukan adanya kekuatan
keputusan. Sebagai contoh, studi kasus dapat mengenai proses
penyakit/kasus dan evaluasi keperawatan dari sasaran klien yang
dikelola. Contoh studi kasus ini dapat diambil dari kasus nyata atau
skenario kasus yang dibuat oleh Koordinator Perkesmas.
2) Memfasilitasi pelaksanaan diskusi kasus
a) Sebuah kasus dapat diperkenalkan melalui metode presentasi
atau diskusi kelompok di awal pembelajaran.
b) Selanjutnya diberikan waktu kepada perawat pelaksana untuk
mempelajari dan menganalisanya dan merumuskan tindakan
yang sesuai untuk menangani sasaran klien tersebut, dapat
dilakukan secara individu atau dalam kelompok.
c) Setelah selesai menganalisa, Koordinator Perkesmas dapat
mengumpulkan kembali perawat pelaksana untuk dilakukan
presentasi dan diskusi kembali, dapat membentuk kelompok
presentan dan penyanggah.
d) Di akhir pembelajaran ditutup dengan melakukan refleksi, dapat
secara individu atau mewakili kelompok.

16
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Case Presentation
Metode ini termasuk dalam bagian metode pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). Metode Case Presentation merupakan kegiatan
pembelajaran yang sering dilakukan oleh mahasiswa/ tenaga
kesehatan di ruang diskusi. Koordinator Perkesmas dapat
menggunakan metode ini dengan meminta salah satu perwakilan
perawat pelaksana untuk menyajikan kasus asuhan keperawatan yang
saat ini sedang dikelolanya. Selanjutnya Koordinator Perkesmas
memfasilitasi proses diskusi antara perawat pelaksana yang
menyajikan kasus dengan rekan perawat lainnya.
d. Bed-side teaching/ Home-side Teaching
Metode ini juga termasuk dalam bagian metode pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dan merupakan komponen esensial dari clinical
training yang sudah dilakukan sejak lama. Dalam pendidikan klinis,
pasien merupakan guru, seperti yang diungkapkan oleh Wiliam Osler
1903: “no teaching without the patient for a text, and the best
teaching is often that taught by the patient himself” (Bliss, 1999).
Tahapan yang dilakukan meliputi:
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini, perawat pelaksana menyiapkan semua hal sebelum
asuhan keperawatan dilakukan. Apabila akan melakukan asuhan
keperawatan keluarga maka pastikan kontrak waktu dengan
keluarga sudah disepakati dan dikonfirmasi.
2) Tahap Briefing
Sebelum bertemu dengan klien maka antara Koordinator
Perkesmas dan perawat pelaksana perlu melakukan diskusi singkat
untuk karakteristik kasus klien dan pengorganisasian kegiatan yang
akan dilakukan saat kunjungan dibandingkan dengan perencanaan
tindakan keperawatan yang telah disusun
3) Tahap Pertemuan dengan Klien
Pada tahap ini perawat pelaksana melakukan interaksi langsung
dengan klien. Selama proses tersebut, Koordinator Perkesmas

17
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

melakukan pendampingan dan bahkan membantu perawat


pelaksana apabila ada yang terlupakan.
4) Tahap Debriefing
Tahap akhir dimana Koordinator Perkesmas dan perawat
pelaksana melakukan diskusi untuk mereview apa yang terjadi
selama berinteraksi dengan klien. Pertanyaan-pertanyaan seputar:
 Apa yang dilihat, didengar dan dirasakan?
 Bagaimana data ini diintepretasikan?
 Apa yang dapat dipelajari dari klien ini?
Tempat pelaksanaan tahap dibrefieng dapat dilakukan jauh dari
klien.

6. Tahapan bimbingan teknis keperawatan dengan metode Preseptorsip


Tahapan bimbingan teknis keperawatan dengan metode Preseptorsip
dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap Orientasi
Pada tahap orientasi ini, perawat pelaksana akan diberikan orientasi
oleh Koordinator Perkesmas mengenai ruang lingkup bimbingan
teknis keperawatan yang akan dilakukan.
b. Tahap Implementasi
Pada tahap Implementasi ini, koordinator Perkesmas melaksanakan
bimbingan teknis kepada perawat pelaksana sesuai dengan topik/
kasus yang dipilih dan jenis metoda proses preseptorsip yang dipilih.
Dalam menjalankan bimbingan teknis keperawatan kepada perawat
pelaksana, Koordinator Perkesmas harus menggunakan berbagai
teknik preseptorsip yang sesuai untuk tetap menggiring pola pikir
perawat pelaksana berada di dalam suasana pembelajaran. Contoh
teknik preseptorsip dapat dilihat pada Tabel 1. Selama proses tahap
implementasi ini dilakukan, Koordinator Perkesmas menggunakan
instrument bantu sebagai alat ukur dalam mengevaluasi kinerja
perawat pelaksana tersebut

18
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Tabel 1.
Teknik Preseptorsip

No Tujuan Preseptor Pembenaran


Pembelajaran berkata..
1 Membuat Apa yang anda Pertanyaan tersebut
Precepte pikirkan? memicu Precepte
mengambil melakukan analisis
keputusan terkait dari setiap data yang
kondisi kliennya didapatkan untuk
mengambil
keputusan
2 Memberikan Bagaimana bisa Pertanyaan ini dapat
petunjuk pada seperti itu? membantu Preseptor
data pendukung dalam
dan Menurut anda mengidentifikasi
mengevaluasi apa saja yang tingkat pemahaman
keputusan dapat Precepte terhadap
Precepte mendukung suatu kasus
temuan tersebut?
3 Mengonfirmasi Dalam hal ini, Penghargaan yang
kebenaran dari anda sudah diberikan oleh
kesimpulan benar dalam Preseptor kepada
Precepte dan menganalisa Precepte dapat
hasil analisisnya masalah klien meningkatkan
terkait/ tentang penampilan
............ kinerjanya
4 Membenarkan hal Anda sudah Koreksi yang tepat
yang belum tepat benar dalam .... dapat meningkatkan
namun akan lebih daya analisis
baik apabila ….. Precepte terhadap
suatu
masalah yang
dihadapinya
5 Mengajarkan poin Kunci pentingnya Poin penting dapat
penting yang adalah .... membantu Precepte
harus diingat oleh dalam mengingat hal
Precepte yang esensial/
penting untuk selalu
diingat di kemudian
hari
6 Memberikan Apa yang kita Bertujuan untuk
refleksi pelajari hari ini? memfokuskan
kembali Precepte
terhadap tujuan
Pembelajaran yang
diharapkan

19
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Tahap umpan balik


Pada tahap ini Koordinator Perkesmas memberikan umpan balik
kepada perawat pelaksana dari hasil bimbingan teknis keperawatan
yang dilakukan berdasarkan instrumen bantu.

B. Mentorsip

Selain menggunakan metode preseptorsip, Koordinator Perkesmas juga


dapat menggunakan metode mentorsip, dimana metode ini tidak sama
dengan preseptorsip. Apabila bimbingan teknis dengan metode preseptorsip
bertujuan untuk mendukung proses orientasi perawat pelaksana sehingga dia
berhasil beradaptasi dengan lingkungan kerja Puskesmas dan kegiatan-
kegiatan pelayanan Perkesmas yang dilakukan, sebaliknya bimbingan teknis
dengan metode mentorsip dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri
perawat pelaksana dalam bekerja, secara efektif menyesuaikan diri dengan
peran sebagai perawat pelaksana, mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang lebih profesional. Pada pembahasan selanjutnya, kegiatan
dengan metode mentorsip selanjutnya kita sebut sebagai mentoring.

1. Pengertian Mentoring
Mentoring adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui transfer
pengetahuan dan keterampilan dari orang yang lebih berpengalaman di
bidang yang sama. Orientasi dari mentoring adalah pembentukan karakter
dan kepribadian Mentee (peserta mentoring). Seorang mentor biasanya
lebih senior dan berpengalaman, yang membantu dan memandu
pengembangan individu atau kelompok di tempat kerjanya.

Dalam konteks bimbingan teknis keperawatan disini, Koordinator


Perkesmas diharapkan mampu menjadi seorang mentor, sebagai contoh
teladan (role model) bagi perawat pelaksana yang dibimbingnya.
Koordinator Perkesmas diharapkan mampu menuntun, membimbing,
memberikan tips dan saran sehingga bisa mempercepat proses belajar
perawat pelaksana agar mampu memberikan pelayanan asuhan

20
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

keperawatan sesuai standar pelayanan yang ditetapkan di Puskesmas


dan standar profesi yang diharapkan.

2. Manfaat Mentoring
Manfaat Koordinator Perkesmas melakukan bimbingan teknis
keperawatan dengan metode mentorsip adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman perawat
pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan kepada sasaran
individu, keluarga dan kelompok/ masyarakat.
b. Mengembangkan keterampilan Koordinator Perkesmas dalam
pengajaran, konseling, dan kemampuan mendengarkan.
c. Memperluas jaringan kerja profesional dan personal
d. Meningkatkan kesadaran akan kebutuhan pelayanan Kesehatan
e. Meningkatkan motivasi kerja

3. Tipe Mentoring
Tipe mentoring dapat meliputi:
a. Mentoring yang bersifat alami
Kegiatan mentoring ini dilakukan secara non formal atau atas dasar
kesukarelaan antara Mentor dan Mentee. Biasanya Mentee akan
memilih sendiri Mentor yang dianggap cocok untuk pengembangan
karier profesionalnya. Tipe mentoring seperti ini biasanya berjalan
dalam waktu jangka panjang dan bisa sampai seumur hidup karena
dapat menumbuhkan persahabatan diantara keduanya.
b. Mentoring yang direncanakan
Kegiatan mentoring ini berupa program-program terstruktur dimana
Mentor dan Mentee memilah dan memadukan kegiatan mentoring
melalui proses-proses yang bersifat formal. Pada tipe ini biasanya
Mentor bisa berasal dari dalam atau luar organisasi kerjanya. Melalui
kegiatan mentoring yang telah terencana diharapkan dapat menjadi
pendukung Mentee dalam membantu pengembangan dan penguatan
proses pembelajaran mandiri, membangun rasa percaya diri,
meningkatkan loyalitas bagi organisasi kerjanya, membangun karier,

21
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

meningkatkan potensi dan produktivitas yang pada akhirnya


memberikan efek positif bagi organisasinya sendiri.

4. Tahap Kegiatan Mentoring


Ada 4 (empat) tahap yang harus diterapkan seorang Koordinator
Perkesmas dalam pelaksanaan bimbingan teknis keperawatan dalam
kegiatan mentoring:
a. I do you watch
Pada tahap awal, seorang Mentor bertugas memberikan contoh,
karena perawat pelaksana masih sangat tergantung kepada
Koordinator Perkesmas. Contoh yang diberikan dilakukan secara
langsung sehingga perawat pelaksana dapat melihat bagaimana
Koordinator Perkesmas melakukan pekerjaannya sesuai dengan
standar prosedur, mulai dari persiapan sampai tahap akhir.
b. I do you help
Pada tahap selanjutnya Mentor mengajak Mentee untuk mulai
membantu pekerjaan. Di tahap ini Koordinator Perkesmas mengajak
perawat pelaksana untuk mulai belajar dan merasakan proses
pekerjaannya lebih mendalam. Disini, perawat pelaksana mulai
mencoba untuk melaksanakan langsung pekerjaannya dengan
bimbingan Koordinator Perkesmas.
c. You do I help
Pada tahap ini seorang Mentor mulai memberikan kesempatan kepada
Mentee untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Disini, Koordinator
Perkesmas hanya bersifat membantu untuk mengarahkan saja selama
perawat pelaksana melakukan tindakan sesuai standar prosedur yang
telah ditetapkan.
d. You do I watch
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses mentoring dimana
Mentee dapat melakukan tindakan secara mandiri. Koordinator
Perkesmas sudah dapat melepas dan hanya mengamati saja, karena
perawat pelaksana sudah dianggap kompeten untuk melakukan
pekerjaannya secara mandiri.

22
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5. Implementasi Mentoring
Dalam implementasi mentoring terdapat tahapan kegiatan yang
dilaksanakan oleh Koordinator Perkesmas sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi perawat pelaksana yang akan diberikan mentoring
b. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu mentoring
c. Menyamakan persepsi tentang aspek-aspek yang ingin didiskusikan
selama proses mentoring
d. Melakukan proses mentoring
e. Mendokumentasikan kegiatan selama proses mentoring (format
mentoring sesuai Tabel 2)
f. Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pasca mentoring.

Tabel 2.
Format Mentoring

No Hari, Tanggal Materi Bimbingan Paraf


Mentor
1
2
3

6. Persyaratan Menjadi Mentor


Koordinator Perkesmas diharapkan dapat memenuhi persyaratan di
bawah ini agar dapat menjadi Mentor yang baik, terdiri dari:
a. Bisa dipercaya
Syarat bisa dipercaya adalah hal yang mutlak, karena tidak mungkin
Mentee akan terbuka dan membicarakan pekerjaan jika Mentor tidak
bisa dipercaya.
b. Mendapatkan respect
Untuk dapat menjadi Mentor yang baik maka orang tersebut harus
telah mencapai keberhasilan tertentu yang membuat orang lain
menghormatinya. Contoh: idealnya seorang Koordinator Perkesmas
harus telah memiliki pengalaman yang lebih dibandingkan rekannya
dan

23
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

berprestasi lebih baik untuk menjadi seorang Mentor bagi perawat


pelaksana lain di Puskesmas.
c. Memiliki pengetahuan (knowledge) yang lebih baik
Seorang Mentor harus mampu memberikan pendapat, ide dan solusi
dengan baik. Untuk melakukan hal itu, seorang mentor harus memiliki
pengetahuan yang luas dan akan lebih baik lagi apabila memiliki
pengetahuan lain diluar bidangnya untuk dapat memicu munculnya ide-
ide baru dan meningkatkan kreativitas.
d. Memiliki keterampilan/ skill yang lebih baik
Seorang Mentor harus memiliki hard skill dan soft skill yang lebih baik
karena harus dapat mengajarkan dan mencontohkan kepada perawat
pelaksana
e. Memiliki semangat tinggi (self-motivated)
Semangat tinggi yang dimiliki oleh Mentor dapat mempengaruhi
semangat Mentee. Ciri-ciri mentor yang memiliki semangat tinggi
adalah selalu tersenyum dan seperti tidak pernah punya masalah.
f. Memiliki sikap mental positif
Positive thinking akan menghasilkan positive attitude. Mentor harus
memiliki sikap mental positif agar bisa melihat secara jelas/ jernih dan
obyektif terhadap aktivitas yang dilakukan sehingga bisa memberikan
bimbingan dengan tepat. Untuk itu, Koordinator Perkesmas diharapkan
memupuk sikap mental positif di dalam dirinya agar dapat selalu
optimis bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik dan mampu
melihat adanya solusi dalam setiap masalah yang dihadapi.
g. Memiliki sikap empati
Sikap empati adalah mampu memahami masalah yang dihadapi orang
lain dan berusaha memberikan suatu saran menuju jalan keluar/ solusi
serta menjadikan suatu masalah yang dihadapi sebagai suatu
tantangan bukan hambatan.
h. Peduli (caring)
Sikap peduli seorang Mentor terhadap orang lain (people-oriented)
dapat digambarkan dengan kemampuannya dalam mau
mendengarkan orang lain dan mau berbagi kepada orang lain.

24
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

i. Decision maker
Seorang Mentor dituntut mampu dalam mengambil keputusan, tidak
ragu dan tegas terhadap suatu solusi yang akan dilakukan.

7. Tugas Mentor
Koordinator Perkesmas yang berperan menjadi Mentor, harus dapat
melakukan tugasnya meliputi:
a. Menjadi contoh teladan bagi Mentee dalam menerapkan nilai-nilai
budaya kerja organisasi berorientasi pada pelayanan publik.
b. Mengembangkan kecerdasan emosional dan keterampilan Mentee, baik
hard skill maupun soft skill
c. Memotivasi Mentee untuk selalu mengembangkan kepribadian dan
karakternya secara berkesinambungan
d. Memberi tips dan saran berdasarkan contoh praktik keberhasilan dari
pengalaman dan rekam jejak yang baik
e. Memperlihatkan titik-titik kritis yang berpotensi menimbulkan
permasalahan atau terjadinya kendala dalam pekerjaan yang dilakukan
oleh Mentee
f. Memberi wawasan kepada Mentee tentang jenis-jenis kompetensi
yang dibutuhkan bekerja di instansi kerjanya saat ini
g. Membimbing dan memberi dukungan kepada Mentee dalam menyusun
rencana pengembangan karier dirinya ke depan
h. Mendiskusikan dan merumuskan mekanisme kerja baru yang lebih
baik kepada pimpinan maupun rekan kerjanya (inovasi)

8. Peran dan tanggung jawab Mentor


Sebagai seorang Mentor, Koordinator Perkesmas memiliki peran dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a. Sebagai advisor, yaitu memberikan saran profesional dan nasehat
kepada perawat pelaksana tentang sikap/ perilaku berkarakter dan
berbudaya kerja
b. Sebagai konsultan, yaitu memberikan masukan dan pertimbangan
sesuai dengan pengalaman dan rekam jejak serta praktik terbaiknya

25
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Sebagai konselor, yaitu memberikan bimbingan pengetahuan dan


keterampilan kepada perawat pelaksana.

9. Hal-hal yang dapat ditawarkan oleh Mentor bagi Mentee


a. Keterampilan dan pengetahuan yang baru
b. Pengalaman kerja dalam organisasi
c. Iklim yang mendukung untuk mengevauasi sukses dan kegagalan
d. Kesempatan berhubungan dalam jaringan kerja
e. Menerima dorongan dan dukungan dalam bidang tugas
f. Mengembangkan cara pandang yang baru dan berbeda
g. Menerima nasehat dan petunjuk dari sumber yang obyektif.

10. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Mentee dalam pelaksanaan mentoring
a. Belajar menghargai Mentor sebagai orang yang sudah ahli di
bidangnya, apapun yang disampaikan Mentor dipergunakan oleh
Mentee sebagai sumber input dalam bidang kerja, tolak ukur apa yang
benar/ tidak benar dan apa yang boleh/ tidak boleh dilakukan.
b. Membuka diri dan memiliki keinginan untuk belajar
c. Memiliki keinginan atau kerelan untuk mengadopsi ilmu pengetahuan,
pengalaman dan konsep pikir.

Materi Pokok 2: Monitoring dan Evaluasi Keperawatan

A. Pengertian Monitoring dan Evaluasi Keperawatan


Monitoring adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memberikan
informasi tentang sebab dan akibat dari satu kebijakan yang lebih terfokus
pada kegiatan yang sedang dilaksanakan. Tujuan monitoring adalah untuk
mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan
perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Bila ditemukan
penyimpangan atau keterlambatan maka segera dibenahi sehingga kegiatan
dapat berjalan sesuai rencana dan target. Hasil monitoring menjadi input
bagi kepentingan proses selanjutnya.

26
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Evaluasi suatu proses sistematis menetapkan nilai tentang sesuatu hal,


seperti objek, proses, unjuk kerja, kegiatan, hasil, tujuan, atau hal lain
berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui hasil atau capaian akhir dari kegiatan atau program yang
dilaksanakan pada akhir kegiatan. Hasil evaluasi ini akan bermanfaat bagi
perencanaan program yang serupa di waktu dan tempat lainnya.

Dilihat secara keseluruhan, kegiatan monitoring dan evaluasi sebenarnya


ditujukan untuk pembinaan suatu program, namun ada beberapa perbedaan
antara monitoring dan evaluasi.
Tabel 3.
Perbedaan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Kriteria Monitoring Evaluasi


Pelaksanaan Dilakukan pada saat Dapat dilakukan baik
kegiatan program masih berjalan sewaktu program itu masih
berjalan ataupun program
itu
sudah selesai
Pelaku Pihak internal Pihak internal dan eksternal
Tujuan kegiatan Untuk melihat Untuk memperoleh fakta
keterlaksanaan program, atau kebenaran dari suatu
faktor pendukung, program beserta
penghambatnya dampaknya

Monitoring Keperawatan dalam lingkup pelayanan Perkesmas adalah


kegiatan pemantauan yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang
kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien
apakah sudah sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. Monitoring
Keperawatan tidak hanya berfokus langsung pada pemantauan kinerja
perawat saja namun juga hal-hal lain yang terkait dan saling berhubungan,
sehingga secara lengkap tujuan Monitoring Keperawatan adalah:
a. Mengetahui bahwa proses asuhan keperawatan yang diberikan oleh
perawat pelaksana sesuai dengan standar yang berlaku

27
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Mengetahui bahwa tindakan-tindakan keperawatan yang diberikan


kepada sasaran klien sudah sesuai rencana tindakan keperawatan yang
telah disusun
c. Mengetahui bahwa perawat pelaksana telah melakukan pekerjaannya
sesuai butir-butir kegiatan jabatan fungsional dan pemenuhan Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP)
d. Mengetahui bahwa perawat pelaksana memiliki kemampuan secara
mandiri dalam melakukan pengembangan diri dan inovasi

Evaluasi Keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara


sistematis untuk mengukur kinerja perawat pelaksana dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien apakah sudah sesuai dengan
perencanaan yang ditetapkan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan perawat pelaksana dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan.

B. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan


Pada dasarnya, kegiatan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan merupakan
pemantauan dan penilaian terhadap suatu kegiatan dan bukan merupakan
suatu kegiatan yang mencari-cari kesalahan, tetapi membantu melakukan
tindakan perbaikan secara terus menerus. Melalui kegiatan ini, diharapkan
akan diketahui hambatan atau tantangan yang dihadapi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan di daerah binaannya masing-masing.
Kegiatan monitoring dan evaluasi keperawatan dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
dapat dilaksanakan bersamaan atau tersendiri tergantung kebutuhan di
lapangan.

Tahapan pelaksanaan monitoring dan evaluasi keperawatan terdiri dari:


1. Tahap Persiapan
Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi keperawatan, Koordinator
Perkesmas dapat melakukan secara mandiri atau jika dibutuhkan dapat
membentuk tim yang dianggap mampu untuk membantu proses

28
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

monitoring dan evaluasi keperawatan. Sumber daya manusia yang


dibutuhkan ini

29
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup monitoring dan evaluasi


keperawatan ini akan diselenggarakan.

Hal-hal berikut sebagai contoh yang perlu dipersiapkan untuk


menyelenggarakan monitoring dan evaluasi keperawatan antara lain:
a. SPO Kerja Keperawatan tentang Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
b. SK Penunjukkan tentang Tim Pelaksana Monitoring dan Evaluasi
Keperawatan di Puskesmas
c. Kerangka acuan kegiatan
d. Jadwal kerja kegiatan
e. Instrumen bantu dan petunjuk penggunaan/
pengisiannya Contoh di atas disiapkan sesuai kebutuhan di
lapangan.

2. Tahap Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan terstandar
untuk memperoleh data dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi
Keperawatan. Dalam pemilihan metode pengumpulan data, tergantung
pada jenis data yang akan dikumpulkan. Beberapa contoh metode
pengumpulan data yang sering digunakan adalah: survei, observasi, studi
dokumentasi, wawancara, dan isian singkat (kuisioner/ angket).

Sebagai contoh, saat Koordinator Perkesmas melakukan bimbingan


teknis terhadap Perawat pelaksana yang melaksanakan kunjungan
keluarga maka bersamaan dengan kegiatan tersebut Koordinator
Perkesmas juga melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penampilan
kinerja Perawat pelaksana tersebut. Pada saat tersebut, Koordinator
Perkesmas melakukan pengumpulan data dapat dengan menggunakan
metode observasi menggunakan instrumen penilaian penampilan kinerja
Perawat pelaksana dan pemberian kuesioner/ angket kepuasan keluarga
yang dikunjungi. Setelah selesai kunjungan keluarga dilakukan,
Koordinator Perkesmas dapat menggunakan metode wawancara untuk
melakukan evaluasi keperawatan kembali terhadap penampilan kinerja
Perawat pelaksana tersebut.

30
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Contoh lain, saat Koordinator Perkesmas bersama timnya ingin


mengetahui sejauhmana butir-butir kegiatan jabatan fungsional Perawat
diterapkan sesuai peraturan, maka Koordinator Perkesmas dapat
menggunakan metode studi dokumentasi terhadap dokumen-dokumen
kerja Keperawatan, metode wawancara terhadap beberapa Perawat
pelaksansa yang dipilih sebagai sampel, metode pengisian angket/
kuesioner yang didistribusikan kepada semua Perawat Puskesmas untuk
diisi.

Materi Pokok 3: Tindak Lanjut Keperawatan


Tindak lanjut keperawatan adalah upaya mengolah hasil Monitoring dan Evaluasi
Keperawatan yang telah dilakukan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan oleh
Koordinator Perkesmas bersama dengan tim yang dibentuk dalam rangka
mengetahui hasil Monitoring dan Evaluasi Keperawatan guna memperbaiki dan
meningkatkan mutu kinerja perawat Puskesmas ke depan. Uraian kegiatan Tindak
Lanjut Keperawatan ini harus disusun dalam SPO Kerja Keperawatan dan
disahkan oleh Kepala Puskesmas. Tahapan kegiatannya terdiri atas:

A. Analisis dan Interpretasi Data


Analisis data adalah suatu tahap mengorganisir data sesuai dengan pola,
kategori, dan unit-unit deskriptif tertentu, sedangkan interpretasi adalah
proses memberi arti dan signifikansi terhadap analisis yang dilakukan,
menjelaskan pola-pola deskriptif, mencari hubungan dan keterkaitan antar
deskripsi- deskripsi data yang ada (Barnsley & Ellis, 1992).

Analisis data merupakan langkah yang harus ditempuh untuk menghasilkan


kesimpulan berdasarkan data yang sudah disimpulkan. Analisis data perlu
memperhatikan tipe data yang dikumpulkan (data kualitatif atau kuantitatif
atau skala pengukuran yang ada (skala nominal atau ordinal atau interval atau
rasio). Teknik analisis data dapat kuantitatif atau kualitatif sesuai keperluan.
Umumnya dalam kegiatan monitoring dan evaluasi menganalisis data secara
deskriptif kuantitatif dan kualitatif sederhana.

31
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Berdasarkan L. R. Gay, beberapa teknik interpretasi data yang dapat


digunakan dalam menginterpretasikan hasil analisis data Monitoring dan
Evaluasi Keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Hubungkan hasil analisis dengan peraturan/ standar/ prosedur
Keperawatan/ Perkesmas
b. Hubungkan temuan dari hasil analisis dengan pengalaman kerja
c. Berilah pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan

B. Penyusunan Laporan
Laporan adalah bentuk penyampaian informasi baik secara lisan maupun
tulisan. Informasi yang disampaikan melalui laporan bisa bermacam-macam
tergantung kebutuhan mulai dari berita, keterangan, pemberitahuan ataupun
pertanggungjawaban. Laporan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan adalah
laporan yang disampaikan secara tertulis sebab isi laporannya berupa hasil
analisa yang mendalam dan merupakan bentuk pertanggungjawaban tugas
sebagai Koordinator Perkesmas yang harus menjalankan fungsi pembinaan
teknis Perkesmas.

Dalam penyusunan laporan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan perlu


memperhatikan kerangka penulisan laporannya. Contoh dapat dilihat sebagai
berikut:
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
Sasaran
Metode dan Hasil Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
Metode Pengumpulan Data
Hasil Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Penutup

32
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

C. Tindak Lanjut Laporan


Laporan dan hasil tindak lanjutnya harus dilaporkan Koordinator Perkesmas
kepada penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas untuk diketahui dan
mendapatkan rekomendasi perbaikan dari hasil tersebut dengan
sepengetahuan Kepala Puskesmas. Rekomendasi ini juga terkait dengan
pemberian input program pengembangan SDM untuk Perawat di Puskesmas
maupun pelaksanaan bimbingan teknis ke depan. Sebagai contoh:
1. Apabila hasil yang perlu ditindaklanjuti terkait langsung pada penampilan
kinerja perawat Puskesmas dalam memberikan asuhan keperawatan, maka
langkah selanjutnya akan dilakukan perencanaan untuk menyelenggarakan
bimbingan teknis keperawatan
2. Apabila hasil yang perlu ditindaklanjuti tidak bisa diatasi dengan cara
bimbingan teknis keperawatan di internal Puskesmas, maka langkah
selanjutnya untuk perbaikan kinerja Perawat dapat dinaikkan ke tingkat
Puskesmas. Contoh: perlu dibuat usulan rencana program peningkatan
pendidikan keperawatan D3 ke Ners, pelatihan teknis/ fungsional atau
seminar/ workshop untuk Perawat yang membutuhkan atau
menyelenggarakan in-House Training yang mengundang pembicara/
narasumber dari luar Puskesmas (Dinas Kesehatan, Institusi Pendidikan
Keperawatan, Organisasi Profesi, dll)

33
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Pembinaan teknis Perkesmas merupakan bagian dari pelayanan Perkesmas di
Puskesmas. Kegiatannya meliputi bimbingan teknis keperawatan, monitoring dan
evaluasi keperawatan, dan tindak lanjut keperawatan. Ketiga kegiatan ini
dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai output program
Perkesmas yang diharapkan.

Dalam melaksanakan bimbingan teknis keperawatan, menurut Peraturan Menteri


Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun 2019
tentang Jabatan Fungsional Perawat, Koordinator Perkesmas dapat
menggunakan metode preseptorsip dan mentorsip. Kedua metode ini tidak sama.
Apabila bimbingan teknis dengan metode preseptorsip bertujuan untuk
mendukung proses orientasi perawat pelaksana sehingga dia berhasil beradaptasi
dengan lingkungan kerja Puskesmas dan kegiatan-kegiatan pelayanan
Perkesmas yang dilakukan, sebaliknya bimbingan teknis dengan metode
mentorsip dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri perawat pelaksana
dalam bekerja, secara efektif menyesuaikan diri dengan peran sebagai perawat
pelaksana, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih
profesional.

Dalam proses dan pasca dilakukannya bimbingan teknis keperawatan, juga


dilakukan monitoring dan evaluasi keperawatan, dimana kegiatan ini dilaksanakan
untuk membantu melakukan tindakan perbaikan secara terus menerus. Kedua
kegiatan ini dapat dilaksanakan bersamaan atau tersendiri tergantung kebutuhan
di lapangan. Hasil monitoring dan evaluasi keperawatan yang didapatkan
kemudian dilakukan Tindak lanjut keperawatan. Kegiatan ini dilakukan oleh
Koordinator Perkesmas bersama dengan tim yang dibentuk dalam rangka
mengetahui hasil guna perbaikan dan peningkatan mutu kinerja perawat
Puskesmas ke depan. Rekomendasi yang dikeluarkan dapat terkait dengan
pemberian input program

34
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

pengembangan SDM untuk Perawat di Puskesmas maupun pelaksanaan


Bimbingan Teknis Keperawatan ke depan.

35
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Block, L.M & Korow, M.K (2005). The Value of Mentorsip Within Nursing
Organization. Nursing Forum, 40 (4), 134 – 140
2. Burns, C., Beauchesne, M., Ryan-Krause, P., & Sawin, K. (2006). Mastering
the Preceptor Role: Challenges of Clinical Teaching. Journal of Pediatric
Health Care, 20(3), 172–183. http://doi.org/10.1016/j.pedhc.2005.10.012
3. Chen, Y. L., Hsu, L. L., & Hsieh, S. I. (2012). Clinical nurse preceptor teaching
competencies: Relationship to locus of control and selfdirected learning.
Journal of Nursing Research, 20(2), 142–151.
http://doi.org/10.1097/JNR.0b013e318254ea72
4. Omer, T. A., Suliman, W. A., & Moola, S. (2015). Roles and responsibilities of
nurse preceptors: Perception of preceptors and preceptees. Nurse Education
in Practice, 16, 54–59. http://doi.org/10.1016/j.nepr.2015.07.005
5. Kementerian Kesehatan. _. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan
di Puskesmas. Kementerian Kesehatan: Jakarta.
6. Kementerian Kesehatan. 2017. Peraturan Kepala Badan Pengembangan dan
pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan
Nomor HK.02.03/I.2/03556/2017 tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi
Pembelajaran. Kementerian Kesehatan: Jakarta.
7. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2019.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat. Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Jakarta.
8. Moerdiyanto. . Teknik Monitoring dan Evaluasi (Monev) Dalam Rangka
Memperoleh Informasi Untuk Pengambilan keputusan Manajemen. . .
Diakses melalui http://staff.uny.ac.id/ tanggal 10 Juli 2021.
9. Sumiyarrini R., Rahayu G.R. & Suhoyo Y. 2017. Rubrik Nursing Clinical
Exercise: Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi Klinik pada

36
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Pendidikan Klinik Keperawatan. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia, Vol.


6, No. 3: Yogyakarta.
10. Werdati (2007). Impelementasi Program Mentorsip pada Pendidikan
Keperawatan. Disampaikan pada Pelatihan Preceptorship dan Mentorsip untuk
Pendidikan Ners. Yogyakarta, 12 -14 Februari 2007
11. http://harjonbasri.blogspot.com/2014/11/analisis-dan-interpretasi-data.html
Diakses tanggal 10 Juli 2021
12. https://penerbitbukudeepublish.com/skala-pengukuran-data dalam-penelitian.
Diakses tanggal 10 Juli 2021
13. https://kamus.tokopedia.com/l/laporan. Diakses tanggal 10 Juli 2021
14. http://web-suplemen.ut.ac.id/mapu5103/materi4_4.htm. Diakses tanggal 10 Juli
2021.

37
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

10 LAMPIRAN

1. Panduan Bermain Peran (Role Play)


2. Skenario Bermain Peran (Role Play), Setting: Kunjungan Keluarga
3. Skenario Bermain Peran (Role Play), Setting: Evaluasi Pasca Kunjungan
4. Instrumen Checklist Penilaian Koordinator Perkesmas dalam Bermain
Peran (Role Play)

38
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 1.

PANDUAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)

Tujuan:
Setelah mengikuti bermain peran ini, peserta mampu melakukan bimbingan teknis
keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerjanya.

Petunjuk:
1. Pengantar Awal (waktu: 10 menit)
Pelatih memberikan salam dan memperkenalkan tim fasilitator yang akan
terlibat dalam penugasan ini, kemudian menjelaskan pembagian kelompok dan
fasilitator serta rangkaian kegiatan bermain peran sebagai berikut:
a. Kegiatan bermain peran ini terbagi atas 2 setting skenario, yaitu Kunjungan
Keluarga dan Evaluasi Pasca Kunjungan.
b. Pembagian peserta dan fasilitator dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam 1 kelompok berisi 10 orang (30 orang menjadi 3 kelompok)
2) Setiap kelompok didampingi oleh 1 orang fasilitator yang akan
bertanggung jawab terhadap kelompok tersebut
3) Daftar pembagian kelompok peserta dan fasilitator telah disiapkan di
awal acara

2. Persiapan kegiatan bermain peran (waktu : 60 menit)


a. Dalam kelompok kecil, fasilitator meminta peserta menunjuk 1 (satu) orang
sebagai ketua kelompok
b. Selanjutnya ketua kelompok akan mengkoordinir terkait hal-hal sebagai
berikut di dalam kelompoknya:
1) Pembagian peran pada masing-masing anggota kelompoknya sesuai
skenario yang diberikan:
 Skenario Bermain Peran (Role Play) dengan Setting: Kunjungan
Keluarga → 5 orang
 Skenario Bermain Peran (Role Play) dengan Setting: Evaluasi
Pasca Kunjungan → 5 orang

39
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2) Pembuatan instrumen monitoring dan evaluasi penampilan Perawat


Pelaksana, digunakan oleh Koordinator Perkesmas saat bermain peran
skenario kunjungan keluarga
3) Pembuatan instrumen evaluasi Perawat Pelaksana untuk wawancara
evaluasi pasca kunjungan (digunakan oleh Koordinator Perkesmas
yang bermain peran)
c. Dalam proses persiapan kegiatan bermain peran, fasilitator bertugas
memberikan saran/ masukan kepada kelompok, khususnya saat penyiapan
instrumen untuk bermain peran (role play)

3. Kegiatan bermain peran (role play) (waktu : 60 menit)


a. Fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok untuk memainkan
perannya sesuai dengan 2 skenario yang telah ditetapkan dimana masing-
masing skenario diberi alokasi waktu 30 menit (2 skenario x 30 menit = 60
menit)
b. Selama bermain peran:
1) Koordinator Perkesmas menggunakan instrumen yang telah disusun
oleh kelompoknya untuk melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi
terhadap Perawat pelaksana yang didampingi. Selain itu, Koordinator
Perkesmas juga menilai penggunaan instrumen tersebut apakah sudah
cukup baik atau ada yang perlu diperbaiki
2) Fasilitator dan peserta yang ditunjuk sebagai pengamat/ observer
melakukan pengamatan terhadap kegiatan bermain peran yang
dilakukan oleh kelompoknya dengan menggunakan instrumen checklist
penilaian Koordinator Perkesmas yang telah disiapkan.

4. Evaluasi kegiatan bermain peran (waktu : 50 menit)


a. Setelah kelompok selesai bermain peran, fasilitator mempersilakan:
1) Peserta yang berperan sebagai Koordinator Perkesmas yang bermain
peran Kunjungan Keluarga menyampaikan hasil monitoring dan
evaluasinya terhadap Perawat pelaksana dan umpan balik terhadap
instrumen yang digunakan (10 menit)
2) Peserta yang berperan sebagai Koordinator Perkesmas yang bermain
peran Evaluasi Pasca Kunjungan menyampaikan hasil evaluasinya

40
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

terhadap Perawat pelaksana dan umpan balik terhadap instrumen yang


digunakan (10 menit)
3) 2 orang perwakilan peserta yang berperan sebagai sebagai pengamat/
observer untuk menyampaikan hasil pengamatannya untuk 2 kegiatan
bermain peran yang telah dilakukan (2 x 10 menit = 20 menit)
b. Selanjutnya, fasilitator memberikan masukan terhadap kegiatan bermain
peran yang dilakukan oleh kelompok yang didampinginya, merangkum
kegiatan dan memberikan pujian dan applause untuk apresiasi kepada
peserta semua (10 menit)

41
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 2.

SKENARIO BERMAIN PERAN (ROLE PLAY) SETTING:


KUNJUNGAN KELUARGA
Peran:
1. Koordinator Perkesmas
2. Perawat Pelaksana
3. Penderita TBC
4. Keluarga Penderita TBC 1
5. Pengamat/ Observer
Alur Cerita:
Perawat Pelaksana didampingi Koordinator Perkesmas berkunjung ke rumah
dalam rangka melakukan asuhan keperawatan keluarga sebagai intervensi lanjut
terhadap dari hasil kunjungan PIS-PK dan intervensi awal yang dilakukan terkait
kasus keluarga dengan penderita TBC.
Perawat Pelaksana : Mengucapkan salam
& Koordinator
Perkesmas
Penderita TBC & :  Menerima salam
Keluarga  Mempersilakan masuk
Selama proses kunjungan, Koordinator Perkesmas melakukan pengamatan
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan oleh Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana : Menjelaskan maksud kedatangan
Koordinator : Mengingatkan Perawat Pelaksana untuk menyepakati
Perkesmas kontrak waktu kunjungan
Perawat Pelaksana : Menyepakati kontrak waktu kunjungan bersama dengan
Keluarga
Penderita TBC & : Menyetujui kontrak waktu kunjungan yang disampaikan
Keluarga oleh Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana :  Memotivasi penderita TBC untuk tetap mematuhi
program pengobatan

42
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan


hal-hal yang belum dimengerti
Keluarga : Bertanya mengenai peran keluarga sebagai Pengawas
Minum Obat (PMO) karena belum paham apa
pekerjaannya
Perawat Pelaksana : Menjelaskan mengenai peran keluarga yang diharapkan
ketika menjadi Pengawas Minum Obat (PMO)
Keluarga : Paham dengan penjelasan Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana :  Memberikan kontak person yang mudah dihubungi
apabila mengalami hal yang tidak diinginkan
 Melakukan kontrak kunjungan berikutnya
Penderita TBC & :  Menyimpan nomor Ponsel kontak person yang
Keluarga diberikan Perawat Pelaksana
 Menyetujui kontrak kunjungan berikutnya
Koordinator : Mengingatkan Perawat Pelaksana untuk melakukan
Perkesmas evaluasi dahulu sebelum mengakhiri kunjungan
Perawat Pelaksana : Melakukan evaluasi keperawatan
Penderita TBC & : Menyampaikan jawaban sesuai pertanyaan Perawat
Keluarga Pelaksana
Perawat Pelaksana : Mengakhiri kunjungan dan mengucapkan salam

43
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 3.

SKENARIO BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)


SETTING: EVALUASI PASCA KUNJUNGAN
Peran:
1. Koordinator Perkesmas
2. Perawat Pelaksana yang melakukan kunjungan
3. Pengamat/ observer
4. Pengamat/ observer
5. Pengamat/ observer
Alur Cerita:
Pasca kunjungan keluarga, Koordinator Perkesmas dan Perawat Pelaksana
bersama-sama kembali ke Puskesmas. Setelah itu Koordinator Perkesmas
mengajak Perawat Pelaksana untuk melakukan evaluasi pasca kunjungan.
Koordinator :  Membuka sesi evaluasi pasca kunjungan
Perkesmas  Menanyakan perasaan Perawat Pelaksana pasca
kunjungan keluarga
Perawat Pelaksana : Menyampaikan pengalamannya saat melakukan
kunjungan keluarga (sesuai dengan cerita yang terjadi
pada kegiatan bermain peran sebelumnya)
Koordinator : Menanyakan alasan Perawat Pelaksana melupakan
Perkesmas kegiatan menyepakati kontrak waktu di awal kunjungan
Perawat Pelaksana : Menyampaikan alasannya karena memang lupa dan
belum terbiasa melakukannya karena dianggap keluarga
sudah setuju saat dihubungi via ponsel sebelum datang
ke rumah
Koordinator : Menanyakan alasan Perawat Pelaksana melupakan
Perkesmas kegiatan melakukan evaluasi keperawatan sebelum
mengakhiri kunjungan
Perawat Pelaksana : Menyampaikan alasannya bahwa biasanya melakukan
evaluasi, namun karena didampingi Koordinator

44
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Perkesmas sehingga menjadi gugup dan melupakan


evaluasi tersebut
Koordinator : Menjelaskan kepada Perawat Pelaksana tentang:
Perkesmas  Pentingnya menyepakati kontrak waktu di awal
kunjungan sebab hal ini merupakan bagian penting
tahapan komunikasi terapeutik Perawat-Klien
 Pentingnya melakukan evaluasi keperawatan sebab
merupakan bagian tahapan kesinambungan proses
asuhan keperawatan, skaligus menentukan tindak
lanjut asuhan kunjungan berikutnya
Perawat Pelaksana : (Perawat Pelaksana tampak memahami penjelasan
Koordinator Perkesmas)
Koordinator : Menanyakan tahapan selanjutnya setelah selesai
Perkesmas kunjungan apa yang akan dilakukan Perawat Pelaksana?
Perawat Pelaksana : Menjawab akan segera melapor kepada Penanggung
Jawab Darbin
Koordinator : Menanyakan kembali sebelum melapor maka apa yang
Perkesmas harus dilakukan sebagai bukti bahwa telah melakukan
kunjungan Keluarga
Perawat Pelaksana : Menjawab akan melakukan pencatatan
Koordinator : Menjelaskan bahwa pencatatan harus segera dilakukan
Perkesmas pasca kunjungan untuk menghindari terlupa dan
pencatatan dilakukan pada format kartu asuhan
keperawatan yang telah disediakan
Perawat Pelaksana : Menanyakan bahwa kartu asuhan keperawatan itu
terkadang tidak bisa menampung semua data2 yang
diperoleh dari hasil pengkajian
Koordinator : Menjelaskan bahwa kartu asuhan memuat rangkuman
Perkesmas atau hal-hal penting yang perlu dituliskan saja, sisanya
Perawat Pelaksana dapat menggunakan format lain
untuk menampung data2 yang belum tercatat sebagai
bagian
dari kartu asuhan keperawatan tersebut

45
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Perawat Pelaksana : (Perawat Pelaksana tampak memahami penjelasan


Koordinator Perkesmas)
Koordinator : Menanyakan apakah ada yang ingin ditanyakan?
Perkesmas
Perawat Pelaksana : Menjawab tidak ada untuk saat ini
Koordinator :  Menyimpulkan hasil bimbingan teknis keperawatan
Perkesmas yang telah dilakukan terhadap Perawat Pelaksana
 Mengingatkan kembali hal-hal yang perlu diperbaiki
ke depan berdasarkan pengalaman hari ini seperti
kontrak waktu, evaluasi keperawatan dan pencatatan
 Menutup sesi evaluasi pasca kunjungan

46
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 4.

INSTRUMEN CHECKLIST PENILAIAN KOORDINATOR


PERKESMAS DALAM BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)

Petunjuk:
 Fokus penilaian kepada Pemeran Utama (Koordinator Perkesmas) yang
melakukan bimbingan teknis kepada Perawat pelaksana.
 Kriteria penilaian disesuaikan dengan setting bermain peran (role play)
 Dalam memberikan nilai, berilah tanda (√) pada kolom nilai di bawah ini

Koordinator Perkesmas :
Observer/ Penilai :

Nilai
No Kriteria Penilaian
2 1 0
1 Persiapan (diri, peralatan dan bahan)
2 Menyampaikan pembukaan (salam, menanyakan
kabar, menyepakati tujuan dan kontrak waktu)
3 Teknik komunikasi verbal saat memberikan
bimbingan teknis keperawatan (penggunaan
bahasa, jeda, sistematika penjelasan, klarifikasi)
4 Teknik komunikasi non verbal saat memberikan
bimbingan teknis keperawatan (ekspresi, gestur,
kontak mata)
5 Sikap dalam melakukan pengamatan kepada
Perawat pelaksana (empati, menghargai Perawat,
fokus)
6 Memberikan umpan balik untuk perbaikan performa
Perawat pelaksana
7 Memberikan umpan balik untuk meningkatkan
motivasi Perawat pelaksana
8 Memberikan apresiasi terhadap upaya Perawat
pelaksana
9 Menyampaikan penutup (menyimpulkan,
menyampaikan saran, tindak lanjut dan salam
penutup)
Total Skor
Penilaiaan : Total Skor x 100
(Total jumlah kriteria x 2)

47
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Keterangan:
 Nilai 2 : Dilakukan dengan baik
 Nilai 1 : Dilakukan dengan cukup
 Nilai 0 : Dilakukan namun kurang mencukupi/ Tidak dilakukan

48
MODUL MATA PELATIHAN INTI 6
PENCATATAN DAN
PELAPORAN PELAYANAN
PERKESMAS DI
PUSKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa
ada pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan
tidak akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah
sebuah data dan informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode
yang tepat dan benar. Jadi, data dan informasi merupakan sebuah unsur
terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan informasilah yang berbicara
tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut.

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya


kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Puskesmas sebagai organisasi wajib melakukan pencatatan dan pelaporan,
dimana datanya akan menjadi sumber data Puskesmas dalam Sistem Informasi
Puskesmas (SIP) yang merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan
kabupaten/kota. SIP dapat diselenggarakan secara elektronik dan/atau non
elektronik. Muatan SIP paling sedikit mencakup: pencatatan dan pelaporan
kegiatan Puskesmas dan jaringannnya, pencatatan dan pelaporan keuangan
Puskesmas dan jaringannya, survey lapangan, laporan lintas sektor terkait dan
laporan jejaring Puskesmas di wilayah kerjanya.

Pelayanan Perkesmas sebagai bagian dari pelayanan Puskesmas wajib memiliki


data pencatatan dan pelaporan, sebab pelayanan Perkesmas merupakan salah
satu data yang termasuk sebagai bagian sumber data program kesehatan di
dalam SIP. Untuk itu, setiap Perawat Puskesmas wajib melaksanakan pencatatan
dan pelaporan pelayanan Perkesmas sesuai tugas dan tanggung jawabnya
masing- masing, baik itu saat bekerja sebagai pelaksana Perkesmas, Penanggung
Jawab Darbin ataupun Koordinator Perkesmas. Hal ini juga melekat pada tugas
seorang Perawat sebagai jabatan fungsionalnya. Dalam mengerjakan pencatatan
dan

1
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

pelaporan pelayanan Perkesmas, Perawat Puskesmas melakukannya sesuai


acuan yang berlaku.

2
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pencatatan dan
pelaporan pelayanan Perkesmas di Puskesmas.

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Menjelaskan pengertian dan alur dari pencatatan pelaporan pelayanan
Perkesmas di Puskesmas
2. Melakukan pencatatan asuhan keperawatan individu, keluarga, dan
kelompok/ masyarakat
3. Melakukan pencatatan register terkait Pelayanan Perkesmas dan
Pelaksanaan PIS-PK
4. Menyusun laporan terkait Pelayanan Perkesmas

3
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Pengertian dan Alur Pencatatan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
a. Pengertian Pencatatan dan Pelaporan Perkesmas
b. Alur Pencatatan dan Pelaporan Perkesmas
2. Pencatatan asuhan keperawatan individu, keluarga, dan kelompok/ masyarakat
a. Kartu Asuhan Keperawatan Individu
b. Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga
c. Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat
3. Pencatatan Register terkait Pelayanan Perkesmas dan Pelaksanaan PIS-PK
a. Register Pelayanan Perkesmas
b. Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan
4. Penyusunan Laporan terkait Pelayanan Perkesmas
a. Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
b. Laporan Evaluasi Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas

4
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
menggunakan metode :
1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)
2. Curah pendapat
3. Latihan

5
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Pencatatan dan
Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas meliputi:
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Panduan Latihan
9. Lembar Kasus
10. Format Register Pelayanan Perkesmas
11. Format Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK Menurut Desa/Kelurahan
12. Format Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

6
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator mengucapkan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi materi sebelumnya,
fasilitator memulai dengan perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi kerja, jabatan dalam pekerjaan dan topik materi yang akan
disampaikan.
 Fasilitator melakukan bina suasana dengan mengajak peserta untuk
mempertunjukkan yel-yel atau tepuk semangatnya agar peserta fokus dan
antusias dalam mengikuti materi.
 Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang
Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
 Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi
pokok yang akan disampaikan dengan dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Penyampaian Materi Pokok 1: Pengertian dan Alur Pencatatan


Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 1. Pengertian dan Alur dari
Pencatatan dan pelaporan Pelayanan Perkesmas meliputi sub pokok:
- Pengertian Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas
- Alur Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas
 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah
disampaikan oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak
dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan
atau menjawab pertanyaan peserta

7
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 3: Penyampaian Materi Pokok 2: Pencatatan Asuhan Keperawatan


Individu, Keluarga, dan Kelompok/ Masyarakat
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 2. Pencatatan Asuhan Keperawatan
Individu, Keluarga, dan Kelompok/ Masyarakat meliputi sub pokok:
- Kartu Asuhan Keperawatan Individu
- Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga
- Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat
 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah
disampaikan oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak
dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau
menjawab pertanyaan peserta

Sesi 4: Penyampaian Materi Pokok 3. Pencatatan Register terkait Pelayanan


Perkesmas dan Pelaksanaan PIS-PK
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 3. Pencatatan Register terkait
Pelayanan Perkesmas dan Pelaksanaan PIS-PK meliputi sub pokok:
- Register Pelayanan Perkesmas
- Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan
 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah
disampaikan oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak
dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau
menjawab pertanyaan peserta

Sesi 5 : Penyampaian Materi Pokok 4. Penyusunan Laporan terkait Pelayanan


Perkesmas
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 4. Penyusunan Laporan terkait
Pelayanan Perkesmas meliputi sub pokok:
- Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

8
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

- Laporan Evaluasi Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas


 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah
disampaikan oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak
dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau
menjawab pertanyaan peserta

Sesi 6: Latihan Penyusunan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan


Perkesmas di Puskesmas
 Koordinator Fasilitator (fasilitator teori) memperkenalkan tim fasilitator lain
yang akan terlibat dalam penugasan.
 Fasilitator menyampaikan langkah-langkah atau petunjuk proses penugasan
latihan penyusunan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di
Puskesmas.
 Fasilitator membagi peserta menjadi kelompok dimana masing-masing berisi 6
orang dibantu panitia (5 kelompok) didampingi 1 fasilitator per kelompok dan
dibuat urutan nomor peserta untuk memudahkan pembagian tugas penyajian
hasil latihan ke depan
 Dalam kelompok kecilnya masing-masing, setiap fasilitator mendampingi dan
mengawal kelompoknya dalam melakukan penugasan latihan dengan langkah-
langkah tahapan sesuai panduan:
- Latihan 1. Pencatatan register terkait pelayanan Perkesmas dan
Pelaksanaan PIS – PK
- Latihan 2. Laporan bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
 Setiap selesai penugasan latihan dilakukan, selanjutnya fasilitator mengawal
penyajian hasil latihan dengan langkah-langkah tahapan sesuai panduan
 Setelah tiap fasilitator merangkum hasil penugasan latihan di dalam
kelompoknya masing-masing, selanjutnya fasilitator menutup proses
pembelajaran penugasan dalam kelompoknya dengan mengucapkan salam
penutup

9
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 7 : Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan
kepada peserta
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawabnya
 Fasilitator merangkum pembelajaran mata pelatihan ini bersama-sama dengan
peserta.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti
proses pembelajaran.
 Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih,
permohonan maaf bila masih ada kekurangan dan salam penutup.

10
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI

Materi Pokok 1: Pengertian dan Alur Pencatatan Pelaporan


Pelayanan Perkesmas di Puskesmas

A. Pengertian Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Pelayanan Perkesmas sebagai bagian dari pelayanan yang harus diberikan
oleh Puskesmas juga mewajibkan setiap Perawat Puskesmas sebagai
pelaksana Perkesmas untuk melakukan pencatatan dan pelaporan. Hal ini
juga terkait kewajiban Puskesmas dalam menyelenggarakan Sistem
Informasi Puskesmas (SIP), yaitu suatu tatanan yang menyediakan informasi
untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan
manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang


Sistem Informasi Puskesmas terurai 2 (dua) pengertian mengenai
pencatatan dan pelaporan. Pengertian Pencatatan dalam SIP adalah
serangkaian kegiatan untuk mendokumentasikan hasil pengamatan,
pengukuran, dan/atau penghitungan pada setiap langkah upaya kesehatan
yang dilaksanakan Puskesmas, sedangkan pelaporan dalam SIP adalah
penyampaian data terpilah dari hasil pencatatan kepada pihak terkait sesuai
dengan tujuan dan kebutuhan yang telah ditentukan.

Lingkup pencatatan dalam SIP meliputi data dasar dan data program. Data
dasar meliputi identitas Puskesmas, wilayah kerja Puskesmas, sumber daya

11
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Puskesmas dan sasaran program, sedangkan data program meliputi upaya


kesehatan masyarakat esensial, upaya kesehatan masyarakat
pengembangan, upaya kesehatan perseorangan dan program lainnya.
Pelayanan Perkesmas termasuk dalam katagori data program lainnya
bersama dengan data manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian,
pelayanan laboratorium dan kunjungan keluarga. Instrumen pencatatan
dapat berbentuk kartu, formulir dan/atau register. Khususnya dalam
pencatatan pelayanan Perkesmas menggunakan bentuk instrumen kartu dan
register.

Setiap Kepala Puskesmas harus menyampaikan laporan kegiatan


Puskesmas secara berkala kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota. Laporan sebagaimana dimaksud disusun berdasarkan pencatatan
kegiatan dan hasil kegiatan di Puskesmas dan jaringan Puskesmas, terdiri
dari laporan data dasar dan laporan data program. Laporan data dasar
dilakukan secara rutin setiap tahun sedangkan laporan data program dapat
dilakukan secara rutin atau tidak rutin. Khususnya dalam pelayanan
Perkesmas, laporannya termasuk laporan data program dan dilaporkan
setiap bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

B. Alur Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas


Dalam rangka mengetahui bagaimana proses pencatatan dan pelaporan
dalam pelayanan Perkesmas yang sehari-hari diselenggarakan, berikut
gambar alur dan penjelasannya disampaikan sesuai Gambar 1.

12
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Gambar 1.
Alur Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas

Dalam pelayanan Perkesmas, kegiatan teknis yang terkait keprofesian


Perawat adalah pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan. Kegiatan ini
diberikan oleh Perawat Puskesmas kepada sasaran klien, baik itu individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat (desa/ kelurahan). Kegiatan asuhan
keperawatan ini dapat dilaksanakan di dalam gedung Puskesmas atau di
wilayah kerja Puskesmas. Sasaran klien yang diberikan asuhan
keperawatan sesuai target pelayanan Perkesmas secara khusus maupun
target program upaya kesehatan yang direncanakan Puskesmas yang
kemudian dilakukan oleh Perawat Puskesmas. Setiap Perawat Puskesmas
selesai melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan, selanjutnya Perawat
Puskesmas harus melakukan pencatatan asuhan keperawatan dengan
menggunakan instrumen pencatatan Kartu Asuhan Keperawatan sesuai
standar yang berlaku.

Seluruh kartu asuhan keperawatan ini selanjutnya akan direkap hasil


asuhan keperawatannya sesuai tanggung jawab daerah binaannya masing-
masing oleh Penanggung Jawab Darbin sebagai data dukung pengisian
Register
13
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Pelayanan Perkesmas maupun laporan lainnya. Rekap hasil ini kemudian


disampaikan kepada Koordinator Perkesmas.

Langkah berikutnya, Koordinator Perkesmas akan menyusun Register


Pelayanan Perkesmas. Kemudian setiap bulan akan menyusun Laporan
Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat berdasarkan data yang
terekap dalam Register Pelayanan Perkesmas. Setelah selesai menyusun
laporan bulanan ini, selanjutnya Koordinator Perkesmas akan melaporkan
hasil kerja kegiatan pelayanan Perkesmas kepada Penanggung Jawab
UKM Esensial dan Perkesmas.

Materi Pokok 2: Pencatatan Asuhan Keperawatan Individu,


Keluarga, dan Kelompok/Masyarakat

Kartu asuhan keperawatan merupakan bagian dari jenis kartu status di


Puskesmas, yaitu merupakan instrumen yang digunakan secara berulang dalam
pencatatan kegiatan terhadap sasaran kegiatan yang sama. Kartu status ini paling
sedikit memuat:
 Identitas Puskesmas
 Identitas sasaran
 Kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran, dan
 Identitas pelaksana kegiatan

Kartu asuhan keperawatan adalah instrumen pencatatan yang digunakan untuk


mendokumentasikan setiap kegiatan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
oleh Perawat Puskesmas kepada sasaran pelayanan Perkesmas yang
dikelolanya. Apabila Kartu Asuhan Keperawatan tidak mencukupi untuk merekap
keseluruhan hasil asuhan keperawatan, maka Perawat Puskesmas dapat
mengembangkan dan menggunakan bentuk pencatatan lainnya sepanjang hal
tersebut sesuai kebutuhan di lapangan dan bertujuan sebagai alat bantu untuk
melengkapi pencatatan hasil kegiatan asuhan keperawatan yang lebih
komprehensif. Contoh: formulir pengkajian keperawatan individu, formulir
pengkajian keperawatan keluarga, formulir pengkajian keperawatan kelompok.
Apabila bentuk pencatatan tambahan

14
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

tersebut kemudian telah digunakan secara rutin di Puskesmas maka langkah


berikutnya dapat dimasukkan dalam substansi Standar Prosedur Operasional
Kerja Keperawatan yang disahkan oleh Kepala Puskesmas.

A. Kartu Asuhan Keperawatan Individu


Rincian variabel data yang termasuk dalam Kartu Asuhan Keperawatan
Individu meliputi:
1. Identitas Puskesmas: nama Puskesmas, kode Puskesmas.
2. Identitas individu yang mendapat asuhan keperawatan: nama individu,
tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, NIK, NKK, telp/ponsel dan diagnosis
medis/masalah kesehatan.
3. Kegiatan dan hasil kegiatan asuhan keperawatan individu: tanggal
kunjungan, data pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana intervensi,
implementasi dan evaluasi.
4. Identitas Perawat sebagai petugas pelaksana pelayanan Perkesmas.

Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Individu dan Petunjuk


Pengisiannya dapat merujuk pada Lampiran 1.

B. Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga


Rincian variabel data yang termasuk dalam Kartu Asuhan Keperawatan
Keluarga meliputi:
1. Identitas Puskesmas: nama Puskesmas, kode Puskesmas.
2. Identitas keluarga yang mendapat asuhan keperawatan: nama kepala
keluarga, alamat, NKK, telp/ponsel kepala keluarga dan masalah
kesehatan.
3. Kegiatan dan hasil kegiatan asuhan keperawatan keluarga: tanggal
kunjungan, data pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana intervensi,
implementasi dan evaluasi.
4. Identitas Perawat sebagai petugas pelaksana pelayanan Perkesmas

Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga dan Petunjuk


Pengisiannya dapat merujuk pada Lampiran 2.

15
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

C. Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/Masyarakat


Rincian variabel data yang termasuk dalam Kartu Asuhan Keperawatan
Kelompok/ Masyarakat meliputi:
1. Identitas Puskesmas: nama Puskesmas, kode Puskesmas.
2. Identitas kelompok/masyarakat yang mendapat asuhan keperawatan:
nama kelompok/desa/kelurahan, alamat, telp/ponsel dan masalah
kesehatan.
3. Kegiatan dan hasil kegiatan asuhan keperawatan kelompok/masyarakat:
tanggal kunjungan, data pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana
intervensi, implementasi dan evaluasi.
4. Identitas Perawat sebagai petugas pelaksana pelayanan Perkesmas.

Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat dan


Petunjuk Pengisiannya dapat merujuk pada Lampiran 3.

Materi Pokok 3: Pencatatan Register terkait Pelayanan


Perkesmas dan Pelaksanaan PIS-PK

Register salah satu jenis pencatatan di Puskesmas, merupakan instrumen


pencatatan yang berisi rekapitulasi daftar identitas dan hasil kegiatan terhadap
sejumlah sasaran, baik yang bersumber dari kartu maupun formulir. Register ini
paling sedikit memuat:
 Identitas Puskesmas
 Identitas sasaran
 Kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran, dan
 Identitas pelaksana kegiatan

Dalam mata pelatihan ini akan disampaikan 2 (dua) jenis register yang dikelola
oleh Perawat Puskesmas, yaitu: Register Pelayanan Perkesmas yang memuat
kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan di Puskesmas dan wilayah kerja
Puskesmas dan Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/
Kelurahan.

16
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

A. Register Pelayanan Perkesmas


Register Pelayanan Perkesmas merupakan instrumen pencatatan yang
digunakan untuk merekapitulasi identitas Puskesmas, daftar identitas
sasaran klien dan hasil kegiatan asuhan keperawatan terhadap sejumlah
sasaran pelayanan Perkesmas yang bersumber dari kartu asuhan
keperawatan. Perawat Puskesmas yang bertugas menyusun Register
Pelayanan Perkesmas adalah Koordinator Perkesmas dibantu rekap data
hasil kegiatan asuhan keperawatannya per daerah binaan masing-masing
oleh Penanggung Jawab Darbin Perkesmas. Rincian variabel data yang
termasuk dalam Register Pelayanan Perkesmas paling sedikit memuat:
1. Identitas Puskesmas: nama Puskesmas, kode Puskesmas, bulan
pelaporan dan tahun pelaporan.
2. Identitas klien:
a. Asuhan keperawatan individu: nomor urut, tanggal kunjungan, nama
individu, NIK, NKK, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin, diagnosis
medis/ masalah kesehatan dan diagnosis keperawatan.
b. Asuhan keperawatan keluarga: nomor urut, tanggal kunjungan, nama
kepala keluarga, NKK, alamat, masalah kesehatan dan diagnosis
keperawatan.
c. Asuhan keperawatan kelompok/masyarakat: nomor urut, tanggal
kunjungan, nama kelompok/desa/kelurahan, masalah kesehatan dan
diagnosis keperawatan.
3. Hasil Asuhan Keperawatan
a. Asuhan keperawatan individu: kesimpulan (teratasi, sebagian teratasi
atau belum teratasi) dan rekomendasi tindak lanjut Perawatan (TLP)
bagi individu pasca mendapat asuhan keperawatan.
b. Asuhan keperawatan keluarga: kesimpulan penilaian tingkat
kemandirian keluarga (KM-I, KM-II, KM-III, KM-IV) dan status keluarga
yang lepas bina.
c. Asuhan keperawatan kelompok/masyarakat: kesimpulan penilaian
tingkat kemandirian kelompok/masyarakat (KM-I, KM-II, KM-III, KM-IV).

Contoh Format Register Pelayanan Perkesmas dan Petunjuk Pengisiannya


dapat merujuk pada Lampiran 4.

17
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

B. Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/Kelurahan


Integrasi pelayanan Perkesmas dengan pendekatan keluarga dan program
kesehatan lainnya dilakukan dalam rangka meningkatkan cakupan
pelayanan Perkesmas dan keluarga sehat. Pendekatan keluarga saat ini
dilaksanakan Puskesmas dalam bentuk kegiatan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Pendekatan keluarga ini juga
merupakan salah satu pintu masuk pelayanan Perkesmas. Melalui
kunjungan keluarga dalam rangka PIS-PK, koordinator Perkesmas akan
memperoleh data dukung untuk penetapan sasaran keluarga binaan yang
membutuhkan intervensi lebih lanjut dalam bentuk pelayanan Perkesmas.
Hasil pelayanan Perkesmas dalam bentuk peningkatan
kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya diharapkan dapat meningkatkan capaian Indikator Keluarga
Sehat (IKS) di wilayah kerja Puskesmas.

Dalam pelaksanaan integrasi pelayanan Perkesmas dengan PIS-PK,


Perawat Puskesmas dapat berperan sebagai:
 Bagian dari Tim Pembina Keluarga PIS-PK yang memantau status
kesehatan keluarga terhadap indikator utama keluarga sehat dan
memberikan intervensi awal;
 Pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin Perkesmas, dan/atau
koordinator Perkesmas yang memberi pelayanan Perkesmas dalam
rangka intervensi lanjut terhadap sasaran keluarga binaan tersebut; dan
 Penanggung jawab program terkait dengan masalah kesehatan yang
dipantau dalam PIS-PK dan/atau program kesehatan lainnya.

Terkait tugasnya apabila ditunjuk sebagai penanggung jawab program terkait


dengan masalah kesehatan yang dipantau dalam PIS-PK dan/atau program
kesehatan lainnya, maka Perawat Puskesmas tersebut harus melakukan
pencatatan Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/
Kelurahan.

Register ini adalah instrumen pencatatan yang digunakan untuk


merekapitulasi identitas Puskesmas, daftar identitas sasaran keluarga yang

18
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

telah dilakukan PIS-PK dan hasil kegiatan pelaksanaan PIS-PK yaitu jumlah
keluarga dengan Indikator Keluarga Sehat (IKS). Contoh Format Register
Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan dan Petunjuk
Pengisiannya dapat merujuk pada Lampiran 5.

Materi Pokok 4: Penyusunan Laporan terkait Pelayanan


Perkesmas

Laporan terkait pelayanan Perkesmas terdiri dari Laporan Bulanan Keperawatan


Kesehatan Masyarakat dan Laporan Evaluasi Hasil Kegiatan Pelayanan
Perkesmas di Puskesmas. Penjelasan penyusunan kedua laporan ini lebih lanjut
terurai di bawah ini.

A. Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat


Setiap Kepala Puskesmas harus menyampaikan laporan kegiatan
Puskesmas secara berkala kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota mengikuti prosedur Sistem Informasi Puskesmas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Laporan tersebut
disusun berdasarkan pencatatan kegiatan dan hasil kegiatan di Puskesmas
dan jaringan Puskesmas. Laporan ini terdiri atas laporan data dasar dan
laporan data program. Khusus laporan data program yang dilaporkan rutin
sifatnya dapat disampaikan sebagai laporan mingguan, laporan bulanan
dan/atau laporan tahunan.

Pelayanan Perkesmas merupakan pelayanan yang harus dilaporkan oleh


Puskesmas sebagai bagian dari laporan data program. Laporan ini sesuai
judulnya dilaporkan setiap bulan (laporan bulanan). Sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas, laporan bulanan disampaikan sesuai jadwal paling lambat
setiap tanggal 5 pada bulan berikutnya. Penyusun Laporan Bulanan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat ini adalah Koordinator Perkesmas.

19
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Rincian variabel data yang termasuk dalam Laporan Bulanan Keperawatan


Kesehatan Masyarakat meliputi:
1. Identitas Puskesmas: nama Puskesmas, kode Puskesmas, bulan
pelaporan dan tahun pelaporan
2. Hasil kegiatan asuhan keperawatan
a. Jumlah individu yang mendapatkan asuhan keperawatan di Puskesmas;
b. Jumlah individu dengan hasil asuhan keperawatan membutuhkan
tindak lanjut Perawatan;
c. Jumlah keluarga binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan;
d. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-I;
e. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-II;
f. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-III;
g. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-IV;
h. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan lepas bina;
i. Jumlah kelompok binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan;
j. Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-I;
k. Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-II;
l. Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-III;
m.Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-IV;
n. Jumlah desa/kelurahan binaan yang mendapat asuhan keperawatan;
dan
o. Jumlah desa/kelurahan binaan yang sudah total coverage dalam
melaksanakan kegiatan PIS/PK.

Contoh Format Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan


Petunjuk Pengisiannya dapat merujuk pada Lampiran 6

B. Laporan Evaluasi Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas


Laporan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas merupakan
salah bentuk laporan kegiatan. Menurut pengertiannya, laporan kegiatan
adalah suatu ikhtisar tentang hal ikhwal pelaksana suatu kegiatan, yang
harus disampaikan oleh penanggung jawab kepada pihak yang memberi
tugas sebagai bentuk pertanggungjawaban. Pentingnya menyusun laporan
kegiatan ini dikarenakan:

20
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Sebagai dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan


 Sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya
 Dapat diketahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan
 Menjadi data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan

Laporan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas disusun


oleh Koordinator Perkesmas berdasarkan kebutuhan di Puskesmas atau
permintaan kebutuhan dari dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas
kesehatan provinsi dan/atau Kementerian Kesehatan. Sebagai contoh:
 Laporan evaluasi kinerja pelayanan Perkesmas berdasarkan indikator
yang telah ditentukan
 Laporan evaluasi pelaksanaan program pemerintah yang melibatkan
Perkesmas.

Laporan evaluasi ini diharapkan disusun oleh Koordinator Perkesmas dan


Tim paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.

Dalam hal penyusunan isi laporan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Perkesmas


di Puskesmas harus selengkap mungkin mengikuti prinsip 5W dan 1H, yaitu
dapat menjawab semua pertanyaan apa (What), mengapa (Why), siapa
(Who), dimana (Where), kapan (When) dan bagaimana (How). Berikut
sistematika laporan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
yang dapat dijadikan acuan, paling sedikit memuat:

1. Pendahuluan
a. Latar Belakang Kegiatan
b. Dasar Hukum Kegiatan
c. Maksud dan Tujuan Kegiatan
d. Ruang Lingkup Isi Laporan
2. Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
a. Perencanaan Kegiatan (termasuk Pengelolaan Perkesmas, Asuhan
Keperawatan dan Pembinaan Teknis Perkesmas)
b. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasilnya
c. Tim Perkesmas yang terlibat
d. Evaluasi Hasil Kegiatan (termasuk hambatan dan tantangan)
e. Kesimpulan & Saran
3. Penutup

21
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Setelah selesai, Laporan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Perkesmas di


Puskesmas diserahkan kepada Kepala Puskesmas melalui Penanggung
Jawab UKM Esensial dan Perkesmas sesuai garis koordinasi di Puskesmas.

22
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Pelayanan Perkesmas sebagai bagian dari pelayanan Puskesmas wajib memiliki
data pencatatan dan pelaporan, sebab pelayanan Perkesmas merupakan salah
satu data yang termasuk sebagai bagian sumber data program kesehatan di
dalam SIP. Untuk itu, setiap Perawat Puskesmas wajib melaksanakan pencatatan
dan pelaporan pelayanan Perkesmas sesuai tugas dan tanggung jawabnya
masing- masing, baik itu saat bekerja sebagai pelaksana Perkesmas, penanggung
jawab darbin ataupun koordinator Perkesmas. Hal ini juga melekat pada tugas
seorang Perawat sebagai jabatan fungsionalnya. Dalam mengerjakan pencatatan
dan pelaporan pelayanan Perkesmas, Perawat Puskesmas melakukannya sesuai
acuan yang berlaku.

Pencatatan pelayanan Perkesmas meliputi pencatatan asuhan keperawatan


individu, keluarga dan kelompok/masyarakat dengan menggunakan instrumen
Kartu Asuhan Keperawatan Individu, Register Pelayanan Perkesmas dan Register
Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan. Untuk pelaporan
pelayanan Perkesmas terdiri atas Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat sebagai laporan rutin dan Laporan Evaluasi Hasil Kegiatan Pelayanan
Perkesmas di Puskesmas sebagai laporan yang disusun sesuai kebutuhan
Puskesmas.

23
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelanggaraan Pelaksanaan Program Indonesia dengan Pendekatan
Keluarga
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
5. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
6. http://jitoebro.blogspot.com/2009/10/sistematika-penulisan-laporan-
kegiatan.html. Diakses tanggal 13 Juli 2021

24
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

10 LAMPIRAN
1. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Individu dan Petunjuk Pengisiannya
2. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga dan Petunjuk
Pengisiannya
3. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat dan
Petunjuk Pengisiannya
4. Contoh Format Register Pelayanan Perkesmas dan Petunjuk Pengisiannya
5. Contoh Format Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK Menurut Desa/
Kelurahan dan Petunjuk Pengisiannya
6. Contoh Format Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan
Petunjuk Pengisiannya
7. Panduan Latihan

25
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 1. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Individu dan Petunjuk Pengisiannya

26
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Petunjuk Pengisian :

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


1. Puskesmas Nama Puskesmas Diisi nama Puskesmas sesuai surat izin
operasional
Puskesmas
2. Kode Nomor registrasi Puskesmas Diisi nomor registrasi Puskesmas yang diterbitkan
oleh Pusat Data dan Informasi, Kemenkes
3. Nama Individu Nama individu yang mendapat asuhan Diisi nama individu yang mendapatkan asuhan
keperawatan keperawatan sesuai dengan KTP individu yang
mendapat asuhan keperawatan
4. Tanggal Lahir Tanggal lahir individu yang mendapat Diisi tanggal lahir individu yang mendapat asuhan
asuhan keperawatan keperawatan, meliputi: tanggal, bulan dan tahun
kelahiran.
5. Jenis Kelamin Jenis kelamin individu yang mendapat Diisi jenis kelamin klien. L = laki-laki, P =
asuhan keperawatan Perempuan.
6. Alamat Alamat tempat tinggal individu yang Diisi alamat lengkap tempat tinggal individu yang
mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan, meliputi: nama
jalan, nomor rumah, RT/RW, Desa/Kelurahan dan
Kecamatan
7. NIK Nomor Induk Kependudukan individu yang Diisi dengan NIK sesuai KTP individu yang
mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan
8. NKK Nomor Kartu Keluarga individu yang Diisi dengan NKK sesuai Kartu Keluarga dari
mendapat asuhan keperawatan individu yang mendapat asuhan keperawatan
9. Telp/Ponsel Nomor telepon/telepon seluler individu Diisi dengan nomor telepon/telepon seluler milik
yang mendapat asuhan keperawatan individu yang mendapat asuhan keperawatan.
Apabila individu tidak memiliki telepon seluler maka

27
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


dapat diisi telepon seluler dari anggota keluarga
yang bertanggung jawab terhadap individu
tersebut.
10. Diagnosis Diagnosis medis atau masalah kesehatan Diisi diagnosis medis atau masalah kesehatan
Medis/ Masalah yang menjadi sebab diperlukannya individu yang menjadi sebab diperlukannya individu
Kesehatan mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan.
Contoh: Demam, diare, batuk pilek, hipertensi
11. Tanggal 1 Tanggal pelaksanaan asuhan keperawatan Diisi tanggal, bulan dan tahun pada saat Perawat
melakukan kegiatan asuhan keperawatan kepada
individu
12. Data 2 Rangkuman data subjektif dan objektif Diisi data rangkuman hasil pengkajian
Pengkajian individu yang mendapat asuhan keperawatan terhadap individu yang mendapat
keperawatan. asuhan keperawatan, data diperoleh melalui baik
melalui metode wawancara dan pemeriksaan
maupun memanfaatkan hasil pemeriksaan dokter
dan penunjang medik. Data yang dikumpulkan
meliputi:
1. Riwayat keperawatan/kesehatan;
2. Data pemeriksaan tanda-tanda vital dan fisik;
3. Data psikososial;
4. Tingkat pengetahuan klien;
5. Hasil pemeriksaan penunjang terkait masalah
kesehatan klien
6. Data lain sesuai kebutuhan
Cara pengisian terbagi atas data subjektif dan data
objektif.

28
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian



Data subjektif adalah informasi yang diucapkan
klien kepada Perawat selama pengkajian
keperawatan berlangsung
 Data objektif adalah informasi yang
dikumpulkan Perawat melalui indera Perawat:
melihat (observasi), merasakan (palpasi) dan
mendengar (auskultasi dan perkusi)
Apabila tidak bisa terisi semua dalam kartu asuhan
keperawatan maka dapat dicatat dan disimpan
dengan menggunakan alat bantu pencatatan
keperawatan lain sebagai lampiran data kartu
asuhan keperawatan.
13. Diagnosis 3 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan individu
Keperawatan individu maka diagnosis keperawatan yang menggunakan ketentuan Standar Diagnosis
adalah formulasi diagnosis keperawatan Keperawatan Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan
individu yang menggunakan ketentuan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat
(SDKI), Panduan Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Indonesia) dan sumber lain
Individu, Keluarga, Kelompok, dan yang terkait sesuai dengan ketentuan yang
Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat berlaku. Formulasi ini berdasarkan data pengkajian
Kesehatan Komunitas Indonesia) dan keperawatan yang didapatkan Perawat terhadap
sumber lain yang terkait sesuai dengan individu yang mendapat asuhan keperawatan.
ketentuan yang berlaku. Contoh diagnosis keperawatan individu dalam
pelayanan Perkesmas:
1. Ketidakefektifan pola makan;
2. Kekurangan volume cairan;
3. Kesiapan meningkatkan volume cairan;

29
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


4. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah;
5. Risiko kekurangan volume cairan;
6. Kesiapan meningkatkan komunikasi;
Bersihan jalan nafas tidak efektif;
14. Rencana 4 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi intervensi keperawatan individu
Intervensi individu maka rencana intervensi adalah menggunakan ketentuan Standar Intervensi
formulasi intervensi keperawatan individu Keperawatan Indonesia (SIKI), Panduan Asuhan
menggunakan ketentuan Standar Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat
Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Kesehatan Komunitas Indonesia), dan sumber lain
Keluarga, Kelompok, dan Komunitas yang terkait sesuai dengan ketentuan yang
(disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan berlaku.Rencana intervensi sama dengan
Komunitas Indonesia), dan sumber lain perencanaan tindakan keperawatan, dapat terdiri:
yang terkait sesuai dengan ketentuan yang 1. Memberikan Pelayanan Keperawatan langsung
berlaku. sesuai diagnosis keperawatan individu;
2. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat
kepada klien sesuai dengan resep dokter atau
obat bebas dan obat bebas terbatas;
3. Memantau keteraturan dalam program
pengobatan dan Perawatan;
4. Memberikan penyuluhan kesehatan;
5. Memberikan konseling keperawatan;
6. Memberikan tindakan pada keadaan gawat
darurat sesuai kompetensi;
7. Memberikan konsultasi keperawatan dan
berkolaborasi dengan dokter;

30
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


8. Melakukan rujukan; dan
Menerima pelimpahan wewenang untuk melakukan
tindakan medis dari dokter atau dalam rangka
pelaksanaan program pemerintah.
15. Implementasi 5 Pelaksanaan tindakan keperawatan Diisi dengan pelaksanaan tindakan keperawatan
kepada individu yang mendapat asuhan kepada individu yang mendapat asuhan
keperawatan sesuai dengan perencanaan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang
yang telah disusun sebelumnya, telah disusun sebelumnya, dikelompokkan meliputi
dikelompokkan meliputi tindakan mandiri tindakan keperawatan mandiri dan/atau tindakan
dan/atau tindakan kolaborasi. kolaborasi.
 Tindakan keperawatan mandiri meliputi
tindakan (wawancara dengan klien), observasi
dan pemeriksaan fisik, tindakan terapeutik dan
tindakan merujuk
 Tindakan keperawatan kolaborasi meliputi
tindakan yang memerlukan suatu kerja sama
dengan tenaga kesehatan lain atau tindakan
yang berhubungan dengan pelaksanaan
rencana tindakan medis.
Pelaksanaan tindakan keperawatan
mempertimbangkan situasi lingkungan (rawat
jalan, gawat darurat atau rawat inap) dan
kebutuhan
Perawatan individu.
16. Evaluasi 6,7,8,9 Evaluasi hasil tindakan keperawatan Diisi evaluasi hasil tindakan keperawatan individu
individu adalah membandingkan hasil adalah membandingkan hasil kondisi kesehatan
individu sebelum dan sesudah diberikan tindakan

31
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


kondisi kesehatan individu sebelum dan keperawatan. Evaluasi ini dilaksanakan dengan
sesudah diberikan tindakan keperawatan. metode SOAP (Subjektif – Objektif – Analisis –
Perencanaan Tindak Lanjut).
 Kolom 6 (S): data subjektif individu setelah
mendapat asuhan keperawatan
 Kolom 7 (O): data objektif individu setelah
mendapat asuhan keperawatan
 Kolom 8 (A): Kesimpulan hasil asuhan
keperawatan, berdasarkan penilaian data
subjektif dan objektif dari individu yang
mendapat asuhan keperawatan, pilihan terdiri
dari: teratasi, sebagian teratasi atau belum
teratasi.
 Teratasi: apabila kriteria output rencana
intervensi telah berhasil dicapai
 Sebagian teratasi: apabila kriteria output
rencana intervensi telah sebagian dicapai
 Belum Teratasi: apabila kriteria output
rencana intervensi tidak berhasil dicapai.
Untuk kondisi ini di akhir asuhan
keperawatan individu dapat
direkomendasikan Tindak Lanjut Perawatan
(TLP) melalui kunjungan keluarga.
Kolom 9 (P): perencanaan tindak lanjut
pelaksanaan tindakan keperawatan berikutnya

32
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


17. Petugas 10 Nama Perawat yang memberi asuhan Diisi nama dan paraf Perawat yang memberi
keperawatan asuhan keperawatan. Pengisian ini dilakukan
setiap tahapan kegiatan asuhan keperawatan
dilakukan. Contoh: Kegiatan pertama menulis
rencana intervensi oleh Perawat A, kegiatan kedua
menulis pelaksanaan tindakan keperawatan oleh
Perawat B, maka Perawat A dan B harus mengisi
nama dan parafnya masing-masing sesuai jenis
pekerjaan yang dilakukan.

33
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 2. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga dan Petunjuk Pengisiannya

34
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Petunjuk Pengisian :

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


1. Puskesmas Nama Puskesmas Diisi nama Puskesmas sesuai surat izin operasional
Puskesmas.
2. Kode Nomor registrasi Puskesmas Diisi nomor registrasi Puskesmas yang diterbitkan
oleh Pusat Data dan Informasi, Kemenkes.
3. Nama Kepala Nama kepala keluarga dimana Diisi nama kepala keluarga dimana keluarganya
Keluarga keluarganya mendapat asuhan mendapat asuhan keperawatan, sesuai dengan KTP
Keperawatan kepala keluarga.
4. Alamat Alamat tempat tinggal keluarga yang Diisi alamat lengkap tempat tinggal keluarga yang
mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan, meliputi: nama
jalan, nomor rumah, RT/RW, Desa/Kelurahan dan
Kecamatan.
5. NKK Nomor Kartu Keluarga dari keluarga yang Diisi dengan NKK sesuai Kartu Keluarga dari
mendapat asuhan keperawatan keluarga
yang mendapat asuhan keperawatan.
6. Telp/Ponsel Nomor telepon/telepon seluler kepala Diisi dengan nomor telepon/telepon seluler milik
Kepala keluarga dimana keluarganya mendapat kepala keluarga dimana keluarganya mendapat
Keluarga asuhan keperawatan asuhan keperawatan. Apabila kepala keluarganya
sulit dihubungi dapat digantikan dengan nomor
telepon seluler care giver dari keluarga tersebut.
7. Masalah Masalah kesehatan yang menjadi sebab Diisi masalah kesehatan yang menjadi sebab
Kesehatan diperlukannya keluarga mendapat asuhan diperlukannya keluarga mendapat asuhan
keperawatan keperawatan.
Contoh: Balita gizi buruk, penderita gangguan jiwa,
ibu hamil risiko tinggi

35
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


8. Tanggal 1 Tanggal pelaksanaan asuhan Diisi tanggal, bulan dan tahun pada saat Perawat
keperawatan melakukan kunjungan keluarga
9. Data 2 Rangkuman data subjektif dan objektif Diisi data rangkuman hasil pengkajian keperawatan
Pengkajian dari keluarga yang mendapat asuhan terhadap keluarga yang mendapat asuhan
keperawatan. keperawatan, data diperoleh melalui baik melalui
metode wawancara dan pemeriksaan maupun
memanfaatkan hasil pemeriksaan dokter dan
penunjang medik. Data yang dikumpulkan meliputi:
1. Data identitas keluarga;
2. Data anggota keluarga;
3. Status kesehatan anggota keluarga saat ini;
4. Data pengkajian individu yang sakit;
5. Data kesehatan lingkungan: rumah dan sanitasi
lingkungan, PHBS di rumah tangga; dan
6. Data tugas dan fungsi keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan.
Cara pengisian terbagi atas data subjektif dan data
objektif.
 Data subjektif adalah informasi yang diucapkan
klien kepada Perawat selama pengkajian
keperawatan berlangsung
 Data objektif adalah informasi yang dikumpulkan
Perawat melalui indera Perawat: melihat
(observasi), merasakan (palpasi) dan mendengar
(auskultasi dan perkusi)

36
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


Apabila tidak bisa terisi semua dalam kartu asuhan
keperawatan maka dapat dicatat dan disimpan
dengan menggunakan alat bantu pencatatan
keperawatan lain sebagai lampiran data kartu
asuhan
keperawatan.
10. Diagnosis 3 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan keluarga
Keperawatan keluarga maka diagnosis keperawatan menggunakan ketentuan Standar Diagnosis
adalah formulasi diagnosis keperawatan Keperawatan Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan
keluarga menggunakan ketentuan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan
Standar Diagnosis Keperawatan Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan
Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang terkait
Keperawatan Individu, Keluarga, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contoh
Kelompok, dan Komunitas (disusun oleh diagnosis keperawatan keluarga:
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas 1. Penurunan koping keluarga;
Indonesia) dan sumber lain yang terkait 2. Ketegangan peran pemberi asuhan;
sesuai dengan ketentuan yang berlaku 3. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua;
4. Risiko proses pengasuhan tidak efektif; dan
Risiko cedera pada anggota keluarga.
11. Rencana 4 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi intervensi keperawatan keluarga
Intervensi keluarga maka rencana intervensi adalah menggunakan ketentuan Standar Intervensi
formulasi intervensi keperawatan keluarga Keperawatan Indonesia (SIKI), Panduan Asuhan
menggunakan ketentuan Standar Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan
Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang terkait
Keluarga, Kelompok, dan Komunitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Rencana
(disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan

37
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


Komunitas Indonesia) dan sumber lain intervensi sama dengan perencanaan tindakan
yang terkait sesuai dengan ketentuan keperawatan, dapat terdiri:
yang berlaku 1. Membantu penemuan kasus penyakit kontak
serumah;
2. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada
keluarga;
3. Melakukan konseling keperawatan di rumah;
4. Memberdayakan keluarga dalam pelayanan
kesehatan;
5. Melakukan penatalaksanaan keperawatan
komplementer dan alternatif bagi anggota
keluarga yang sakit/bermasalah kesehatan;
6. Memantau keteraturan dalam program
keperawatan dan pengobatan bagi anggota
keluarga yang sakit atau bermasalah kesehatan;
7. Membantu pemeliharaan lingkungan rumah sehat
yang mendukung proses Perawatan;
8. Melakukan rujukan kasus masalah kesehatan
kepada tenaga kesehatan lain atau fasilitas
pelayanan kesehatan; dan
Melakukan pelimpahan wewenang untuk melakukan
tindakan medis dalam rangka pelaksanaan program
Pemerintah.
12. Implementasi 5 Pelaksanaan tindakan keperawatan Diisi dengan pelaksanaan tindakan keperawatan
kepada keluarga yang mendapat asuhan kepada keluarga yang mendapat asuhan
keperawatan sesuai dengan perencanaan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah

38
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


yang telah disusun sebelumnya, disusun sebelumnya, dikelompokkan meliputi
dikelompokkan meliputi tindakan mandiri tindakan keperawatan mandiri dan/atau tindakan
dan/atau tindakan kolaborasi. kolaborasi.
 Tindakan keperawatan mandiri meliputi tindakan
(wawancara dengan klien), observasi dan
pemeriksaan fisik, tindakan terapeutik dan
tindakan merujuk
 Tindakan keperawatan kolaborasi meliputi
tindakan yang memerlukan suatu kerja sama
dengan tenaga kesehatan lain atau tindakan
yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana
tindakan medis.
Pelaksanaan tindakan keperawatan
mempertimbangkan situasi lingkungan keluarga dan
kebutuhan Perawatannya sesuai prioritas.
13. Evaluasi 6,7,8,9 Evaluasi hasil tindakan keperawatan Diisi evaluasi hasil tindakan keperawatan keluarga
keluarga adalah membandingkan hasil adalah membandingkan hasil kondisi kesehatan
kondisi kesehatan anggota keluarga yang anggota keluarga yang sakit/bermasalah kesehatan
sakit/bermasalah kesehatan sebelum dan sebelum dan sesudah diberikan tindakan
sesudah diberikan tindakan keperawatan keperawatan dan sekaligus juga menilai tingkat
dan sekaligus juga menilai tingkat kemandirian keluarga. Evaluasi ini dilaksanakan
kemandirian keluarga dengan metode SOAP (Subjektif – Objektif –
Analisis
– Perencanaan Tindak Lanjut).
 Kolom 6 (S): data subjektif anggota keluarga
setelah mendapat asuhan keperawatan.

39
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


 Kolom 7 (O): data objektif keluarga setelah
mendapat asuhan keperawatan dan lingkungan
sekitar.
 Kolom 8 (A): Kesimpulan hasil asuhan
keperawatan berupa hasil penilaian tingkat
kemandirian keluarga berdasarkan penilaian data
subjektif dan objektif dari keluarga yang
mendapat asuhan keperawatan. Tingkat
kemandirian keluarga terdiri dari 4 tingkatan (KM-
I, KM-II, KM- III dan KM-IV).
Kolom 9 (P): perencanaan tindak lanjut pelaksanaan
tindakan keperawatan berikutnya.
14. Petugas 10 Nama Perawat yang memberi asuhan Diisi nama dan paraf Perawat yang memberi asuhan
keperawatan keperawatan. Pengisian ini dilakukan setiap tahapan
kegiatan asuhan keperawatan dilakukan. Contoh:
Kegiatan pertama menulis rencana intervensi oleh
Perawat A, kegiatan kedua menulis pelaksanaan
tindakan keperawatan oleh Perawat B, maka
Perawat A dan B harus mengisi nama dan parafnya
masing-
masing sesuai jenis pekerjaan yang dilakukan.

40
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 3. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat dan Petunjuk Pengisiannya

41
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Petunjuk Pengisian :

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


1. Puskesmas Nama Puskesmas Diisi nama Puskesmas sesuai surat izin operasional
Puskesmas.
2. Kode Nomor registrasi Puskesmas Diisi nomor registrasi Puskesmas yang diterbitkan oleh
Pusat Data dan Informasi, Kemenkes.
3. Nama Nama kelompok atau desa atau kelurahan Diisi nama kelompok atau desa atau kelurahan yang
Kelompok/ yang mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan.
Desa/ Kelurahan
4. Alamat Alamat tempat tinggal kelompok atau desa  Untuk sasaran kelompok: diisi alamat lengkap
atau kelurahan yang mendapat asuhan tempat/ lokasi kelompok berpusat menjalankan
keperawatan aktivitasnya, meliputi: nama jalan, nomor rumah,
RT/RW, Desa/Kelurahan dan Kecamatan.
 Untuk sasaran masyarakat: diisi nama desa/
kelurahan disertai kecamatan.
5. Telp/Ponsel Nomor telepon/telepon selular penanggung  Diisi dengan nomor telepon/telepon selular
jawab kelompok/ desa/kelurahan yang penanggung jawab kelompok/desa/kelurahan yang
mendapat asuhan keperawatan. mendapat asuhan keperawatan.
6. Masalah Masalah kesehatan yang menjadi sebab Diisi masalah kesehatan yang menjadi sebab
Kesehatan diperlukannya kelompok/ desa/kelurahan diperlukannya kelompok/desa/kelurahan yang
yang mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan.
 Contoh: peningkatan kasus DBD di desa A,
peningkatan kasus balita gizi buruk di kelurahan B.
7. Tanggal 1 Tanggal pelaksanaan asuhan keperawatan. Diisi tanggal, bulan dan tahun pada saat Perawat
melakukan kunjungan kelompok/masyarakat.

42
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


8. Data Pengkajian 2 Rangkuman data subjektif dan objektif dari Diisi data rangkuman hasil pengkajian keperawatan
kelompok/masyarakat yang mendapat terhadap kelompok/masyarakat yang yang mendapat
asuhan keperawatan. asuhan keperawatan.
Sumber data yang dipakai meliputi data primer
(observasi, wawancara, survei, skrining kesehatan,
FGD, dan metode lainnya) dan data sekunder (telaah
dokumen dan metode lainnya). Data yang dikumpulkan
meliputi:
1. Sasaran masyarakat: data inti komunitas dan data
subsistem
2. Sasaran kelompok: data inti kelompok dan data
subsistem
Cara pengisian terbagi atas data subjektif dan data
objektif.
 Data subjektif adalah informasi yang diucapkan
klien kepada Perawat selama pengkajian
keperawatan berlangsung
 Data objektif adalah informasi yang dikumpulkan
Perawat melalui indera Perawat: melihat
(observasi), merasakan (palpasi) dan mendengar
(auskultasi dan perkusi)
Apabila tidak bisa terisi semua dalam kartu asuhan
keperawatan maka dapat dicatat dan disimpan dengan
menggunakan alat bantu pencatatan keperawatan lain
sebagai lampiran data kartu asuhan keperawatan.
9. Diagnosis 3 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan kelompok/
Keperawatan kelompok/masyarakat maka diagnosis masyarakat menggunakan ketentuan Standar
Diagnosis

43
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


keperawatan adalah formulasi diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan
keperawatan keluarga menggunakan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan
ketentuan Standar Diagnosis Keperawatan Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan
Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang terkait
Keperawatan Individu, Keluarga, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contoh
Kelompok, dan Komunitas (disusun oleh diagnosis keperawatan kelompok/masyarakat:
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas 1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif;
Indonesia) dan sumber lain yang terkait 2. Defisit kesehatan komunitas;
sesuai dengan ketentuan yang berlaku 3. Koping komunitas tidak efektif.

10. Rencana 4 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi intervensi keperawatan kelompok/
Intervensi kelompok/masyarakat maka rencana masyarakat menggunakan ketentuan Standar
intervensi adalah formulasi intervensi Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Panduan
keperawatan kelompok/masyarakat Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok,
menggunakan ketentuan Standar Intervensi dan Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat
Keperawatan Indonesia (SIKI), Panduan Kesehatan Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang
Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku..
Kelompok, dan Komunitas (disusun oleh Rencana intervensi sama dengan perencanaan
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas tindakan keperawatan, dapat terdiri:
Indonesia) dan sumber lain yang terkait 1. Membantu penemuan kasus penyakit di
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. kelompok/masyarakat daerah binaan;
2. Menjalin kemitraan dengan kelompok/masyarakat
daerah binaan maupun lintas sektor terkait dalam
Perawatan kesehatan masyarakat;
3. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada
kelompok/masyarakat daerah binaan;

44
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


4. Melakukan penatalaksanaan keperawatan
komplementer dan alternatif kepada
kelompok/masyarakat daerah binaan;
5. Melakukan pemberdayaan masyarakat;
6. Melaksanakan advokasi kepada pemangku
kepentingan terkait dalam Perawatan kesehatan
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan;
7. Pelatihan dan pemberdayaan kader kesehatan;
8. Memotivasi pembentukan, pengembangan dan
pemantauan kader kesehatan di masyarakat;
9. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui
kegiatan pembentukan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM) dan kelompok-kelompok
potensial;
10. Memfasilitasi pemanfaatan potensi sumber daya
yang ada di masyarakat untuk mendukung
peningkatan kesehatan masyarakat;
11. Melakukan rujukan kasus; dan
Melakukan pelimpahan wewenang untuk melakukan
tindakan medis dalam rangka pelaksanaan program
Pemerintah.
11. Implementasi 5 Pelaksanaan tindakan keperawatan kepada Diisi dengan pelaksanaan tindakan keperawatan
kelompok/masyarakat yang mendapat kepada kelompok/masyarakat yang mendapat asuhan
asuhan keperawatan sesuai dengan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah
perencanaan yang telah disusun disusun sebelumnya, dikelompokkan meliputi tindakan
sebelumnya, dikelompokkan meliputi keperawatan mandiri dan/atau tindakan kolaborasi.

45
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


tindakan mandiri dan/atau tindakan  Tindakan keperawatan mandiri meliputi tindakan
kolaborasi. (wawancara dengan klien), observasi dan
pemeriksaan fisik, tindakan terapeutik dan tindakan
merujuk
 Tindakan keperawatan kolaborasi meliputi tindakan
yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga
kesehatan lain atau tindakan yang berhubungan
dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.
Pelaksanaan tindakan keperawatan
mempertimbangkan situasi lingkungan
kelompok/masyarakat dan kebutuhan Perawatannya
sesuai prioritas.
12. Evaluasi 6,7,8,9 Evaluasi hasil tindakan keperawatan Diisi evaluasi hasil tindakan keperawatan kelompok/
kelompok/masyarakat adalah masyarakat adalah membandingkan hasil kondisi
membandingkan hasil kondisi kesehatan kesehatan kelompok/masyarakat sebelum dan
kelompok/masyarakat sebelum dan sesudah diberikan tindakan keperawatan dan menilai
sesudah diberikan tindakan keperawatan tingkat kemandirian kelompok/masyarakat. Evaluasi ini
dan menilai tingkat kemandirian dilaksanakan dengan metode SOAP (Subjektif –
kelompok/masyarakat Objektif – Analisis – Perencanaan Tindak Lanjut).
 Kolom 6 (S): data subjektif anggota kelompok/
masyarakat setelah mendapat asuhan keperawatan
 Kolom 7 (O): data objektif kelompok/masyarakat
setelah mendapat asuhan keperawatan dan
lingkungan sekitar
 Kolom 8 (A): Kesimpulan hasil asuhan keperawatan
berupa hasil penilaian tingkat kemandirian
kelompok/ masyarakat berdasarkan penilaian data

46
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


subjektif dan objektif dari kelompok/masyarakat
yang mendapat asuhan keperawatan. Tingkat
kemandirian kelompok/ masyarakat terdiri dari 4
tingkatan (KM-I, KM-II, KM-III dan KM-IV).
Kolom 9 (P): perencanaan tindak lanjut pelaksanaan
tindakan keperawatan berikutnya
13. Petugas 10 Nama Perawat yang memberi asuhan Diisi nama dan paraf Perawat yang memberi asuhan
keperawatan keperawatan. Pengisian ini dilakukan setiap tahapan
kegiatan asuhan keperawatan dilakukan. Contoh:
Kegiatan pertama menulis rencana intervensi oleh
Perawat A, kegiatan kedua menulis pelaksanaan
tindakan keperawatan oleh Perawat B, maka Perawat
A dan B harus mengisi nama dan parafnya masing-
masing sesuai jenis pekerjaan yang dilakukan.
Catatan: Pencatatan asuhan keperawatan kelompok terpisah dengan pencatatan asuhan keperawatan masyarakat di dalam kartu
asuhan keperawatan.

47
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 4. Contoh Format Register Pelayanan Perkesmas dan Petunjuk Pengisiannya

48
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Petunjuk Pengisian :

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

1. Puskesmas Nama Puskesmas Diisi nama Puskesmas sesuai surat izin


operasional Puskesmas
2. Kode Nomor registrasi Puskesmas Diisi nomor registrasi Puskesmas yang
diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi,
Kemenkes
3. Bulan Bulan pelaksanaan kegiatan asuhan Diisi bulan dilaksanakan kegiatan asuhan
keperawatan keperawatan
4. Tahun Tahun pelaksanaan kegiatan asuhan Diisi tahun dilaksanakan kegiatan asuhan
keperawatan keperawatan
A Asuhan Keperawatan Individu

1. No 1 Nomor urut Diisi nomor urut, dimulai dari nomor 1 setiap


bulan pelaporan
2. Tgl 2 Tanggal pelaksanaan asuhan Diisi tanggal pelaksanaan asuhan
keperawatan keperawatan, dimulai tanggal, bulan dan
tahun
3. Nama Individu 3 Nama individu yang mendapat asuhan Diisi nama individu yang mendapatkan asuhan
keperawatan keperawatan sesuai dengan KTP individu
yang mendapat asuhan keperawatan
4. NIK 4 Nomor Induk Kependudukan individu Diisi dengan NIK sesuai KTP individu yang
yang mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan.

49
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

5. NKK 5 Nomor Kartu Keluarga individu yang Diisi dengan NKK sesuai Kartu Keluarga dari
mendapat asuhan keperawatan individu yang mendapat asuhan keperawatan.
6. Alamat 6 Alamat tempat tinggal individu yang Diisi alamat lengkap tempat tinggal individu
mendapat asuhan keperawatan yang mendapat asuhan keperawatan,
meliputi: nama jalan, nomor rumah, RT/RW,
Desa/Kelurahan dan Kecamatan.
7. Tanggal lahir 7 Tanggal lahir individu yang mendapat Diisi tanggal lahir individu yang mendapat
asuhan keperawatan asuhan keperawatan, meliputi: tanggal, bulan
dan tahun kelahiran.
8. Jenis Kelamin 8 Jenis kelamin individu yang mendapat Diisi jenis kelamin klien. L = laki-laki, P =
asuhan keperawatan Perempuan.
9. Diagnosis Medis/ Masalah 9 Diagnosis medis atau masalah Diisi diagnosis medis atau masalah kesehatan
Kesehatan kesehatan yang menjadi sebab yang menjadi sebab diperlukannya individu
diperlukannya individu mendapat mendapat asuhan keperawatan.
asuhan keperawatan Contoh: Demam, diare, batuk pilek, hipertensi
10. Diagnosis Keperawatan 10 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan individu
individu maka diagnosis keperawatan yang menggunakan ketentuan Standar
adalah formulasi diagnosis Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
keperawatan individu yang Panduan Asuhan Keperawatan Individu,
menggunakan ketentuan Standar Keluarga, Kelompok, dan Komunitas (disusun
Diagnosis Keperawatan Indonesia oleh Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas
(SDKI), Panduan Asuhan Keperawatan Indonesia) dan sumber lain yang terkait sesuai
Individu, Keluarga, Kelompok, dan dengan ketentuan yang berlaku. Formulasi ini
Komunitas (disusun oleh

50
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas berdasarkan data pengkajian keperawatan


Indonesia) dan sumber lain yang terkait yang didapatkan Perawat terhadap individu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. yang mendapat asuhan keperawatan. Contoh
diagnosis keperawatan individu dalam
pelayanan Perkesmas:
1. Ketidakefektifan pola makan
2. Kekurangan volume cairan
3. Kesiapan meningkatkan volume cairan
4. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
5. Risiko kekurangan volume cairan
6. Kesiapan meningkatkan komunikasi
7. Bersihan jalan nafas tidak efektif
11. Hasil Asuhan Keperawatan 11 Kesimpulan hasil asuhan keperawatan Diisi nomor yang mewakili kesimpulan hasil
individu terhadap pencapaian kriteria asuhan keperawatan individu terhadap
ouput dari rencana intervensi yang pencapaian kriteria ouput dari rencana
disusun sesudah individu diberikan intervensi yang disusun sesudah individu
tindakan keperawatan. diberikan tindakan keperawatan, pilihan terdiri
dari:
 1 → Teratasi: apabila kriteria output
rencana intervensi telah berhasil dicapai
 2 → Sebagian teratasi: apabila kriteria
output rencana intervensi telah
sebagian dicapai

51
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

 3 → Belum Teratasi: apabila kriteria


output
rencana intervensi tidak berhasil dicapai.
12. TLP 12 Rekomendasi tindak lanjut Perawatan Diisi dengan tanda checklist (√) bagi individu
di rumah bagi individu dengan dengan kesimpulan hasil akhir asuhan
kesimpulan hasil akhir asuhan keperawatan belum teratasi namun masih
keperawatan belum teratasi namun membutuhkan pendampingan Perawatan di
masih membutuhkan pendampingan tingkat keluarga saat kembali ke rumah.
Perawatan di tingkat keluarga saat
kembali ke rumah.
B Asuhan Keperawatan Keluarga

1. No 1 Nomor urut Diisi nomor urut, dimulai dari nomor 1 setiap


bulan pelaporan
2. Tgl 2 Tanggal pelaksanaan asuhan Diisi tanggal pelaksanaan asuhan
keperawatan keperawatan, dimulai tanggal, bulan dan
tahun
3. Nama Kepala Keluarga 3 Nama kepala keluarga dimana Diisi nama kepala keluarga dimana
keluarganya mendapat asuhan keluarganya mendapat asuhan keperawatan,
keperawatan sesuai dengan KTP kepala keluarga.
4. NKK 4 Nomor Kartu Keluarga dari keluarga Diisi dengan NKK sesuai Kartu Keluarga dari
yang mendapat asuhan keperawatan keluarga yang mendapat asuhan keperawatan.

52
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5. Alamat 5 Alamat tempat tinggal keluarga yang Diisi alamat lengkap tempat tinggal keluarga
mendapat asuhan keperawatan yang mendapat asuhan keperawatan,
meliputi: nama jalan, nomor rumah, RT/RW,
Desa/Kelurahan dan Kecamatan.

53
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

6. Masalah Kesehatan 6 Masalah kesehatan yang menjadi Diisi masalah kesehatan yang menjadi sebab
sebab diperlukannya keluarga diperlukannya keluarga mendapat asuhan
mendapat asuhan keperawatan keperawatan.
Contoh: Balita gizi buruk, penderita gangguan
jiwa, ibu hamil risiko tinggi.
7. Diagnosis Keperawatan 7 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan
keluarga maka diagnosis keperawatan keluarga menggunakan ketentuan Standar
adalah formulasi diagnosis Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
keperawatan keluarga menggunakan Panduan Asuhan Keperawatan Individu,
ketentuan Standar Diagnosis Keluarga, Kelompok, dan Komunitas (disusun
Keperawatan Indonesia (SDKI), oleh Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas
Panduan Asuhan Keperawatan Indonesia) dan sumber lain yang terkait sesuai
Individu, Keluarga, Kelompok, dan dengan ketentuan yang berlaku. Contoh
Komunitas (disusun oleh Ikatan diagnosis keperawatan keluarga:
Perawat Kesehatan Komunitas 1. Penurunan koping keluarga;
Indonesia) dan sumber lain yang terkait 2. Ketegangan peran pemberi asuhan;
sesuai dengan ketentuan yang berlaku 3. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua;
4. Risiko proses pengasuhan tidak efektif;
5. Risiko cedera pada anggota keluarga.
8. Hasil asuhan keperawatan 8 Keluarga mampu memenuhi kriteria Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
: KM-I perilaku kemandirian keluarga dengan mampu memenuhi kriteria perilaku
menunjukkan perilaku sebagai berikut: kemandirian keluarga dengan menunjukkan
1. Keluarga menerima Perawat. perilaku sebagai berikut:
Keluarga menerima Perawat

54
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

2. Keluarga menerima pelayanan Keluarga menerima pelayanan kesehatan


kesehatan sesuai rencana sesuai rencana keperawatan keluarga
keperawatan keluarga.
9. Hasil asuhan keperawatan 9 Keluarga mampu memenuhi kriteria Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
: KM-II perilaku kemandirian keluarga dengan mampu memenuhi kriteria perilaku
menunjukkan perilaku sebagai berikut: kemandirian keluarga dengan menunjukkan
1. Keluarga menerima Perawat; perilaku sebagai berikut:
2. Keluarga menerima pelayanan 1. Keluarga menerima Perawat;
kesehatan sesuai rencana 2. Keluarga menerima pelayanan kesehatan
keperawatan keluarga; sesuai rencana keperawatan keluarga;
3. Keluarga tahu dan dapat 3. Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan
mengungkapkan keluhan dan/atau keluhan dan/atau masalah kesehatannya
masalah kesehatannya secara secara benar;
benar; 4. Keluarga memanfaatkan fasilitas
4. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran; dan
pelayanan kesehatan sesuai 5. Keluarga melakukan tindakan
anjuran; dan keperawatan sederhana sesuai anjuran.
5. Keluarga melakukan tindakan
keperawatan sederhana sesuai
anjuran.
10. Hasil asuhan keperawatan 10 Keluarga mampu memenuhi kriteria Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
: KM-III perilaku kemandirian keluarga dengan mampu memenuhi kriteria perilaku
menunjukkan perilaku sebagai berikut: kemandirian keluarga dengan menunjukkan
1. Keluarga menerima Perawat; perilaku sebagai berikut:

55
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

2. Keluarga menerima pelayanan 1. Keluarga menerima Perawat;


kesehatan sesuai rencana 2. Keluarga menerima pelayanan kesehatan
keperawatan keluarga; sesuai rencana keperawatan keluarga;
3. Keluarga tahu dan dapat 3. Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan
mengungkapkan keluhan dan/atau keluhan dan/atau masalah kesehatannya
masalah kesehatannya secara secara benar;
benar; 4. Keluarga memanfaatkan fasilitas
4. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran;
pelayanan kesehatan sesuai 5. Keluarga melakukan tindakan
anjuran; keperawatan sederhana sesuai anjuran;
5. Keluarga melakukan tindakan dan
keperawatan sederhana sesuai 6. Keluarga melakukan tindakan
anjuran; dan pencegahan secara aktif.
6. Keluarga melakukan tindakan
pencegahan secara aktif.
11. Hasil asuhan keperawatan 11 Keluarga mampu memenuhi kriteria Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
: KM-IV perilaku kemandirian keluarga dengan mampu memenuhi kriteria perilaku
menunjukkan perilaku sebagai berikut: kemandirian keluarga dengan menunjukkan
1. Keluarga menerima Perawat; perilaku sebagai berikut:
2. Keluarga menerima pelayanan 1. Keluarga menerima Perawat;
kesehatan sesuai rencana 2. Keluarga menerima pelayanan kesehatan
keperawatan keluarga; sesuai rencana keperawatan keluarga;
3. Keluarga tahu dan dapat
mengungkapkan keluhan dan/atau

56
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

masalah kesehatannya secara 3. Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan


benar; keluhan dan/atau masalah kesehatannya
4. Keluarga memanfaatkan fasilitas secara benar;
pelayanan kesehatan sesuai 4. Keluarga memanfaatkan fasilitas
anjuran; pelayanan kesehatan sesuai anjuran;
5. Keluarga melakukan tindakan 5. Keluarga melakukan tindakan
keperawatan sederhana sesuai keperawatan sederhana sesuai anjura;
anjuran; 6. Keluarga melakukan tindakan
6. Keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif; dan
pencegahan secara aktif; dan 7. Keluarga melakukan tindakan promotif
7. Keluarga melakukan tindakan secara aktif.
promotif secara aktif.

12. Lepas Bina 12 Keluarga binaan dengan kondisi akan Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
diakhiri asuhan keperawatan dan binaan dengan kondisi akan diakhiri asuhan
diputuskan siap dilepas karena keperawatan dan diputuskan siap dilepas
beberapa penyebab di bawah ini: karena beberapa penyebab di bawah ini:
1. Keluarga binaan yang telah 1. Keluarga binaan yang telah memenuhi
memenuhi tingkat kemandirian tingkat kemandirian keluarga sesuai
keluarga sesuai kemampuan kemampuan keluarga, yaitu telah mampu
keluarga, yaitu telah mampu sampai menunjukkan perilaku promotif
sampai menunjukkan perilaku dan/atau preventif secara aktif dalam
promotif dan/atau preventif secara upaya penanganan masalah kesehatan
aktif dalam upaya penanganan
masalah

57
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

kesehatan keluarga. Keluarga keluarga. Keluarga binaan ini berada di


binaan ini berada di posisi KM-III posisi KM-III atau KM-IV;
atau KM-IV; 2. Anggota keluarga yang bermasalah
2. Anggota keluarga yang bermasalah kesehatan meninggal; dan
kesehatan meninggal; dan 3. Keluarga pindah domisili.
3. Keluarga pindah domisili.
B Asuhan Keperawatan Kelompok/Masyarakat
1. Nomor 1 Nomor urut Diisi nomor urut, dimulai dari nomor 1 setiap
bulan pelaporan
2. Tgl 2 Tanggal pelaksanaan asuhan Diisi tanggal pelaksanaan asuhan
keperawatan keperawatan, dimulai tanggal, bulan dan
tahun
3. Nama 3 Nama kelompok atau desa atau Diisi nama kelompok atau desa atau kelurahan
Kelompok/ kelurahan yang mendapat asuhan yang mendapat asuhan keperawatan.
Desa/Kelurahan keperawatan

4. Masalah Kesehatan 4 Masalah kesehatan yang menjadi Diisi masalah kesehatan yang menjadi sebab
sebab diperlukannya diperlukannya kelompok/desa/kelurahan yang
kelompok/desa/kelurahan yang mendapat asuhan keperawatan.
mendapat asuhan keperawatan Contoh: peningkatan kasus DBD di desa A,
peningkatan kasus balita gizi buruk di
kelurahan B.
5. Diagnosis Keperawatan 5 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan
kelompok/masyarakat maka diagnosis kelompok/masyarakat menggunakan

58
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

keperawatan adalah formulasi ketentuan Standar Diagnosis Keperawatan


diagnosis keperawatan keluarga Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan
menggunakan ketentuan Standar Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok,
Diagnosis Keperawatan Indonesia dan Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat
(SDKI), Panduan Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Indonesia) dan sumber
Individu, Keluarga, Kelompok, dan lain yang terkait sesuai dengan ketentuan
Komunitas (disusun oleh Ikatan yang berlaku. Contoh diagnosis keperawatan
Perawat Kesehatan Komunitas kelompok/masyarakat:
Indonesia) dan sumber lain yang terkait 1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif;
sesuai dengan ketentuan yang berlaku 2. Defisit kesehatan komunitas; dan
3. Koping komunitas tidak efektif.
6. Hasil asuhan keperawatan 6 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-I kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian
kelompok/masyarakat dengan kelompok/masyarakat dengan menunjukkan
menunjukkan perilaku sebagai berikut: perilaku sebagai berikut:
1. Kelompok/masyarakat binaan 1. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membentuk struktur membentuk struktur organisasi dengan
organisasi dengan tujuan untuk tujuan untuk mengenali adanya masalah
mengenali adanya masalah dengan dengan bantuan Perawat; dan
bantuan Perawat. 2. Kelompok/masyarakat binaan mampu
2. Kelompok/masyarakat binaan mengenali adanya masalah kesehatan.
mampu mengenali adanya masalah
kesehatan.

59
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

7. Hasil asuhan keperawatan 7 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-II kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian
kelompok/masyarakat dengan kelompok/masyarakat dengan menunjukkan
menunjukkan perilaku sebagai berikut: perilaku sebagai berikut:
1. Kelompok/masyarakat binaan 1. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membentuk struktur membentuk struktur organisasi dengan
organisasi dengan tujuan untuk tujuan untuk mengenali adanya masalah
mengenali adanya masalah dengan dengan bantuan Perawat;
bantuan Perawat; 2. Kelompok/masyarakat binaan mampu
2. Kelompok/masyarakat binaan mengenali adanya masalah kesehatan;
mampu mengenali adanya masalah 3. Kelompok/masyarakat binaan mampu
kesehatan; membuat perencanan kegiatan; dan
3. Kelompok/masyarakat binaan 4. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membuat perencanan melaksanakan kegiatan.
kegiatan; dan
4. Kelompok/masyarakat binaan
mampu melaksanakan kegiatan.

8. Hasil asuhan keperawatan 8 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-III kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian

60
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

kelompok/masyarakat dengan kelompok/masyarakat dengan menunjukkan


menunjukkan perilaku sebagai berikut: perilaku sebagai berikut:
1. Kelompok/masyarakat binaan 1. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membentuk struktur membentuk struktur organisasi dengan
organisasi dengan tujuan untuk tujuan untuk mengenali adanya masalah
mengenali adanya masalah dengan dengan bantuan Perawat;
bantuan Perawat; 2. Kelompok/masyarakat binaan mampu
2. Kelompok/masyarakat binaan mengenali adanya masalah kesehatan;
mampu mengenali adanya masalah 3. Kelompok/masyarakat binaan mampu
kesehatan; membuat perencanan kegiatan;
3. Kelompok/masyarakat binaan 4. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membuat perencanan melaksanakan kegiatan;
kegiatan; 5. Kelompok/masyarakat binaan mampu
4. Kelompok/masyarakat binaan merasakan adanya manfaat dari kegiatan
mampu melaksanakan kegiatan; yang telah dilakukan; dan
5. Kelompok/masyarakat binaan 6. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu merasakan adanya manfaat mempertahankan keberlanjutan kegiatan
dari kegiatan yang telah dilakukan; tersebut dengan bantuan Perawat
dan
6. Kelompok/masyarakat binaan
mampu mempertahankan
keberlanjutan kegiatan tersebut
dengan bantuan Perawat

61
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

9. Hasil asuhan keperawatan 9 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-IV kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/ kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian
kelompok/masyarakat dengan kelompok/masyarakat dengan menunjukkan
menunjukkan perilaku sebagai berikut: perilaku sebagai berikut:
1. Kelompok/masyarakat binaan 1. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membentuk struktur membentuk struktur organisasi dengan
organisasi dengan tujuan untuk tujuan untuk mengenali adanya masalah
mengenali adanya masalah dengan dengan bantuan Perawat;
bantuan Perawat; 2. Kelompok/masyarakat binaan mampu
2. Kelompok/masyarakat binaan mengenali adanya masalah kesehatan;
mampu mengenali adanya masalah 3. Kelompok/masyarakat binaan mampu
kesehatan; membuat perencanan kegiatan;
3. Kelompok/masyarakat binaan 4. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membuat perencanan melaksanakan kegiatan;
kegiatan; 5. Kelompok/masyarakat binaan mampu
4. Kelompok/masyarakat binaan merasakan adanya manfaat dari kegiatan
mampu melaksanakan kegiatan; yang telah dilakukan;
5. Kelompok/masyarakat binaan 6. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu merasakan adanya manfaat mempertahankan keberlanjutan kegiatan
dari kegiatan yang telah dilakukan; tersebut dengan bantuan Perawat; dan
6. Kelompok/masyarakat binaan 7. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu mempertahankan mengembangkan inovasi kegiatan.
keberlanjutan kegiatan tersebut
dengan bantuan Perawat; dan

62
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

7. Kelompok/masyarakat binaan
mampu mengembangkan inovasi
kegiatan.

63
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 5. Contoh Format Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan dan Petunjuk
Pengisiannya

64
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Petunjuk Pengisian:

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


1. Puskesmas Nama Puskesmas Diisi nama Puskesmas sesuai surat izin
operasional Puskesmas
2. Kode Nomor registrasi Puskesmas Diisi nomor registrasi Puskesmas yang
diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi,
Kemenkes
3. Bulan Bulan pelaksanaan PIS-PK menurut Diisi bulan dilaksanakan kegiatan PIS-PK
desa/kelurahan menurut desa/kelurahan
4. Tahun Tahun pelaksanaan PIS-PK menurut Diisi tahun dilaksanakan kegiatan PIS-PK
desa/kelurahan menurut desa/kelurahan
A Asuhan Keperawatan Individu
1. No 1 Nomor urut Diisi nomor urut, dimulai dari nomor 1 setiap
bulan pelaporan
2. Desa/Kelurahan 2 Nama desa/kelurahan tempat lokasi Diisi nama desa/kelurahan tempat lokasi
pelaksanaan PIS-PK pelaksanaan PIS-PK
3. Jumlah Keluarga 3 Jumlah seluruh keluarga yang telah Diisi jumlah seluruh keluarga yang telah
dikunjungi oleh tim Pembina Keluarga dikunjungi oleh tim Pembina Keluarga PIS-
PIS-PK, baik keluarga yang menerima PK, baik keluarga yang menerima intervensi
intervensi awal maupun intervensi lanjut awal maupun intervensi lanjut
4. Jumlah Keluarga yang 4 Jumlah keluarga yang telah dikunjungi Diisi jumlah keluarga yang telah dikunjungi
telah dilakukan PIS-PK: oleh tim Pembina Keluarga PIS-PK dan oleh tim Pembina Keluarga PIS-PK dan
Kunjungan Keluarga dan menerima intervensi awal menerima intervensi awal
Intervensi Awal

65
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


5. Jumlah Keluarga yang 5 Jumlah keluarga yang telah dikunjungi Diisi jumlah keluarga yang telah dikunjungi
telah dilakukan PIS-PK: oleh tim Pembina Keluarga PIS-PK oleh tim Pembina Keluarga PIS-PK dalam
Intervensi Lanjut dalam rangka intervensi lanjut rangka intervensi lanjut
6. Jumlah keluarga dengan 6 Jumlah keluarga yang telah dikunjungi Diisi jumlah keluarga yang telah dikunjungi
IKS: Tidak Sehat oleh tim pembina keluarga yang hasil oleh tim pembina keluarga yang hasil
penghitungan IKS 12 indikator dengan penghitungan IKS 12 indikator dengan
katagori tidak sehat yaitu nilai indeks nya katagori tidak sehat yaitu nilai indeks nya
<0,5 <0,5
7. Jumlah keluarga dengan 7 Jumlah keluarga yang telah dikunjungi Diisi jumlah keluarga yang telah dikunjungi
IKS: Pra Sehat oleh tim pembina keluarga yang hasil oleh tim pembina keluarga yang hasil
penghitungan IKS 12 indikator dengan penghitungan IKS 12 indikator dengan
katagori tidak sehat yaitu nilai indeks nya katagori tidak sehat yaitu nilai indeks nya 0,5
0,5 - 0,8 - 0,8
8. Jumlah keluarga dengan 8 Jumlah keluarga yang telah dikunjungi Diisi jumlah keluarga yang telah dikunjungi
IKS: Sehat oleh tim pembina keluarga yang hasil oleh tim pembina keluarga yang hasil
penghitungan IKS 12 indikator dengan penghitungan IKS 12 indikator dengan
katagori tidak sehat yaitu nilai indeks nya katagori tidak sehat yaitu nilai indeks nya
>0,8 >0,8

66
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesma

Lampiran 6. Contoh Format Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan


Masyarakat Petunjuk Pengisiannya

LAPORAN BULANAN KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

66
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Petunjuk Pengisian :

No. Jenis Data Definisi Operasional Cara Pengisian

1. SASARAN INDIVIDU
a. Jumlah individu yang Jumlah individu yang mendapat asuhan Diisi dengan jumlah individu yang mendapat
mendapatkan asuhan keperawatan sesuai pedoman asuhan asuhan keperawatan sesuai pedoman asuhan
keperawatan di keperawatan, baik pasien rawat jalan di keperawatan, baik pasien rawat jalan di
Puskesmas Puskesmas dan Puskesmas Keliling, Puskesmas dan Puskesmas Keliling, pasien
pasien gawat darurat, pasien rawat inap, gawat darurat, pasien rawat inap, dan/atau one
dan atau one day care. day care.
b. Jumlah individu Jumlah individu yang mendapatkan Diisi dengan jumlah individu yang mendapatkan
dengan hasil asuhan asuhan keperawatan dan asuhan keperawatan dan direkomendasikan
keperawatan direkomendasikan untuk tindak lanjut untuk tindak lanjut asuhan keperawatan
membutuhkan tindak asuhan keperawatan
lanjut Perawatan
2. SASARAN KELUARGA
a. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan baru dan Diisi dengan jumlah keluarga binaan baru dan
binaan yang lanjutan pada bulan ini yang lanjutan pada bulan ini yang mendapatkan
mendapatkan asuhan mendapatkan asuhan keperawatan asuhan keperawatan keluarga
keperawatan keluarga
b. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan
binaan dengan hasil yang menerima Perawat dan menerima ini yang menerima Perawat dan menerima
asuhan KM-I pelayanan kesehatan sesuai rencana pelayanan kesehatan sesuai rencana
keperawatan keluarga keperawatan keluarga

67
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No. Jenis Data Definisi Operasional Cara Pengisian

c. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan
binaan dengan hasil yang telah memenuhi KM-I dan ini yang telah memenuhi KM-I dan selanjutnya
asuhan KM-II selanjutnya tahu dan dapat tahu dan dapat mengungkapkan masalah
mengungkapkan masalah kesehatannya kesehatannya secara benar, memanfaatkan
secara benar, memanfaatkan fasilitas fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran, dan
pelayanan kesehatan sesuai anjuran, dan melakukan tindakan keperawatan sederhana
melakukan tindakan keperawatan sesuai anjuran dari Perawat
sederhana sesuai anjuran dari Perawat
d. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan
binaan dengan hasil yang telah memenuhi KM-II dan ini yang telah memenuhi KM-II dan selanjutnya
asuhan KM-III selanjutnya mampu melakukan tindakan mampu melakukan tindakan preventif secara aktif
preventif secara aktif sesuai sesuai kasus/anjuran Perawat
kasus/anjuran Perawat
e. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan
binaan dengan hasil yang telah memenuhi KM-III dan ini yang telah memenuhi KM-III dan selanjutnya
asuhan KM-IV selanjutnya mampu melakukan tindakan mampu melakukan tindakan promotif secara aktif
promotif secara aktif sesuai sesuai kasus/anjuran Perawat
kasus/anjuran Perawat

f. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan
binaan dengan hasil yang telah memenuhi tingkat kemandirian ini yang telah memenuhi tingkat kemandirian
asuhan lepas bina keperawatan sesuai kemampuan keperawatan sesuai kemampuan keluarga,
keluarga, dan/atau meninggal, dan/atau dan/atau meninggal, dan/atau pindah domisili.
pindah domisili.
3. SASARAN KELOMPOK

68
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No. Jenis Data Definisi Operasional Cara Pengisian

a. Jumlah kelompok Jumlah kelompok binaan baru dan Diisi dengan jumlah kelompok binaan baru dan
binaan yang lanjutan pada bulan ini yang lanjutan pada bulan ini yang mendapatkan
mendapatkan asuhan mendapatkan asuhan keperawatan asuhan keperawatan kelompok
keperawatan kelompok
b. Jumlah kelompok Jumlah kelompok telah terbentuk sampai Diisi dengan jumlah kelompok telah terbentuk
binaan dengan hasil dengan membentuk struktur organisasi sampai dengan membentuk struktur organisasi
asuhan KM-I dengan tujuan mengenali masalah dengan tujuan mengenali masalah dengan
dengan bantuan Perawat komunitas. bantuan Perawat komunitas. Dengan kriteria
Dengan kriteria sebagai berikut: sebagai berikut:
 Adanya struktur kelompok; dan  Adanya struktur kelompok; dan
 Adanya pengenalan masalah  Adanya pengenalan masalah kelompok.
kelompok.
c. Jumlah kelompok Jumlah kelompok yang telah memiliki Diisi dengan jumlah kelompok yang telah memiliki
binaan dengan hasil struktur organisasi mampu mengenali struktur organisasi mampu mengenali adanya
asuhan KM-II adanya masalah kesehatan, mampu masalah kesehatan, mampu membuat
membuat perencanaan kegiatan dan perencanaan kegiatan dan mampu melaksanakan
mampu melaksanakan kegiatan dengan kegiatan dengan bantuan Perawat komunitas.
bantuan Perawat komunitas. Dengan Dengan kriteria sebagai berikut:
kriteria sebagai berikut:  Adanya struktur kelompok;
 Adanya struktur kelompok;  Adanya pengenalan masalah kelompok;
 Adanya pengenalan masalah  Adanya perencanan kegiatan kelompok;
kelompok;  Adanya pelaksanaan kegiatan kelompok; dan
 Adanya perencanan kegiatan
kelompok; dan

69
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No. Jenis Data Definisi Operasional Cara Pengisian


Adanya pelaksanaan kegiatan
kelompok.
d. Jumlah kelompok Jumlah kelompok yang telah memiliki Diisi dengan jumlah kelompok yang telah memiliki
binaan dengan hasil struktur organisasi mampu mengenali struktur organisasi mampu mengenali adanya
asuhan KM-III adanya masalah kesehatan, mampu masalah kesehatan, mampu membuat
membuat perencanaan kegiatan dan perencanaan kegiatan dan mampu melaksanakan
mampu melaksanakan kegiatan serta kegiatan serta mampu merasakan adanya
mampu merasakan adanya manfaat manfaat darikegiatan yang telah dilakukan dan
darikegiatan yang telah dilakukan dan mempertahankan kesinambunagn kegitan
mempertahankan kesinambunagn tersebut dengan bangtuan Perawat komunitas.
kegitan tersebut dengan bantuan Dengan kriteria sebagai berikut:
Perawat komunitas. Dengan kriteria  Adanya struktur kelompok;
sebagai berikut:  Adanya pengenalan masalah kelompok;
 Adanya struktur kelompok;  Adanya perencanan kegiatan kelompok;
 Adanya pengenalan masalah  Adanya pelaksanaan kegiatan kelompok;
kelompok;  Adanya manfaat dari kegiatan kelompok; dan
 Adanya perencanan kegiatan  Adanya keberlanjutan kegiatan kelompok.
kelompok;
 Adanya pelaksanaan kegiatan
kelompok;
 Adanya manfaat dari kegiatan
kelompok; dan
 Adanya keberlanjutan kegiatan
kelompok.

70
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No. Jenis Data Definisi Operasional Cara Pengisian

e. Jumlah kelompok Jumlah kelompok telah mencapai kriteria Diisi dengan jumlah kelompok telah mencapai
binaan dengan hasil kemandirian I, II dan III ditambah adanya kriteria kemandirian I, II dan III ditambah adanya
asuhan KM-IV inovasi kegiatan dari kelompok. Dengan inovasi kegiatan dari kelompok. Dengan kriteria
kriteria sebagai berikut: sebagai berikut:
 Adanya struktur kelompok;  Adanya struktur kelompok;
 Adanya pengenalan masalah  Adanya pengenalan masalah kelompok;
kelompok;  Adanya perencanan kegiatan kelompok;
 Adanya perencanan kegiatan  Adanya pelaksanaan kegiatan kelompok;
kelompok;  Adanya manfaat dari kegiatan kelompok;
 Adanya pelaksanaan kegiatan  Adanya keberlanjutan kegiatan kelompok; dan
kelompok;  Adanya pengembangan (inovasi) kegiatan
 Adanya manfaat dari kegiatan kelompok.
kelompok;
 Adanya keberlanjutan kegiatan
kelompok; dan
 Adanya pengembangan (inovasi)
kegiatan kelompok.
4. SASARAN DESA/KELURAHAN
a. Jumlah Jumlah desa/kelurahan binaan baru dan Diisi dengan jumlah desa/kelurahan binaan baru
desa/kelurahan binaan lanjutan pada bulan ini yang dan lanjutan pada bulan ini yang mendapatkan
yang mendapatkan mendapatkan asuhan keperawatan asuhan keperawatan masyarakat
asuhan keperawatan masyarakat
b. Jumlah Jumlah desa/kelurahan yang sudah Diisi dengan jumlah desa/kelurahan yang sudah
desa/kelurahan binaan semua keluarganya memperoleh semua keluarganya memperoleh kunjungan dan
yang sudah total kunjungan dan tindak lanjut upaya

71
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No. Jenis Data Definisi Operasional Cara Pengisian

coverage dalam kesehatan sesuai pedoman PIS-PK dalam tindak lanjut upaya kesehatan sesuai pedoman
melaksanakan satu bulan kegiatan ini PIS-PK dalam satu bulan kegiatan ini
kegiatan PIS/PK

72
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesma

Lampiran 7. Panduan Latihan

PANDUAN LATIHAN

Tujuan:
Setelah melakukan latihan ini, peserta mampu:
1. Melakukan pencatatan register terkait pelayanan Perkesmas dan Pelaksanaan
PIS–PK
2. Menyusun laporan bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Petunjuk:
1. Kelas Besar (10 menit)
Sebelum penugasan, fasilitator (koordinator materi):
a. Memperkenalkan tim fasilitator lain yang akan terlibat dalam penugasan.
b. Menyampaikan langkah-langkah atau petunjuk proses penugasan latihan
penyusunan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di
Puskesmas.
c. Membagi peserta menjadi kelompok dimana masing-masing berisi 6 orang
dibantu panitia (5 kelompok) didampingi 1 fasilitator per kelompok dan
dibuat urutan nomor peserta untuk memudahkan pembagian tugas
penyajian hasil latihan ke depan

2. Kelompok Kecil (215 menit)


a. Penugasan dalam Kelompok Kecil : Latihan 1. Pencatatan Register
Terkait Pelayanan Perkesmas dan Pelaksanaan PIS–PK (60 menit)
1) Terdapat 1 fasilitator yang bertanggung jawab terhadap masing-masing
kelompok.
2) Fasilitator meminta setiap peserta untuk melakukan pencatatan secara
mandiri dengan menggunakan lembar kasus pada :
a) Register Pelayanan Perkesmas
b) Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/
Kelurahan
3) Selama proses latihan berlangsung, fasilitator yang bertanggung jawab
terhadap setiap peserta dengan tugas :
a) Melakukan pengamatan terhadap proses latihan yang dilakukan
peserta
b) Membantu peserta apabila ada yang tidak dipahami

b. Penyajian Hasil Latihan 1 dalam Kelompok Kecil (60 menit):


1) Fasilitator menjelaskan mekanisme presentasi (5 menit)
2) Fasilitator mempersilakan 1 peserta sebagai perwakilan kelompok untuk
memaparkan hasil latihannya (15 menit)
3) Fasilitator mempersilakan 2 peserta lain yang ditunjuk sebagai
perwakilan kelompok (selain yang menyajikan hasil latihan 1) untuk

73
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di
Puskesmas

memberikan tanggapan atas hasil penyajian yang disampaikan (2 X10


menit = 20 menit)
4) Fasilitator memberikan penguatan dan pendalaman hasil penugasan
latihan peserta (20 menit)

c. Penugasan dalam Kelompok Kecil: Latihan 2. Penyusunan Laporan


Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (30 menit)
1) Terdapat 1 fasilitator yang bertanggung jawab terhadap masing-masing
kelompoknya.
2) Fasilitator meminta setiap peserta untuk melakukan penyusunan
laporan bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat secara mandiri
dengan menggunakan hasil latihan 1
3) Selama proses latihan berlangsung, fasilitator yang bertanggung jawab
terhadap setiap peserta dengan tugas :
a) Melakukan pengamatan terhadap proses latihan yang dilakukan
peserta
b) Membantu peserta apabila ada yang tidak dipahami

d. Penyajian Hasil Latihan 2 dalam Kelompok Kecil (65 menit):


1) Fasilitator menjelaskan mekanisme presentasi (5 menit)
2) Fasilitator mempersilakan 1 peserta sebagai perwakilan (selain yang
terlibat dalam penyajian maupun memberikan tanggapan pada latihan
1) untuk memaparkan hasil latihannya (15 menit)
3) Fasilitator mempersilakan 2 peserta lain yang ditunjuk sebagai
perwakilan (sisa yang belum tampil) untuk memberikan tanggapan atas
hasil penyajian yang disampaikan (2 X 10 menit = 20 menit)
4) Fasilitator memberikan penguatan dan pendalaman hasil penugasan
latihan peserta (20 menit)
5) Fasilitator merangkum hasil penugasan latihan di dalam kelompoknya,
menutup proses pembelajaran penugasan dengan mengucapkan salam
penutup (5 menit)

74
MODUL MATA PELATIHAN INTI 7
KOMUNIKASI EFEKTIF

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1DESKRIPSI SINGKAT
Komunikasi yang efektif dalam pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
berperan sangat penting, untuk suksesnya program kesehatan masyarakat di
Puskesmas. Komunikasi dapat dilakukan secara efektif apabila komunikator
memiliki kemampuan menulis, mampu menggunakan komputer, mengajar,
presentasi, mendengar aktif, konseling, memfasilitasi kelompok, wawancara,
asertif, dan pengendalian diri.

Komunikasi efektif memliki tujuan bagaimana dampak dari komunikasi yang


dilakukan dapat mempengruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain, baik
secara verbal maupun non verbal. Proses tersebut ditandai dengan gelaja atau
fenomena yang menunjukkan suatu perubahan yang terus menerus dalam
konteks waktu, setiap pelaksanaan atau kegiatan.

Mata pelatihan ini membahas tentang proses komunikasi, komunikasi efektif,


dan komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator Perkesmas di
Puskesmas, dengan alokasi waktu 6 jam pembelajaran (jp), 2 jp teori, dan 4 jp
penugasan.

1
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan komunikasi
efektif

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Menjelaskan proses komunikasi
2. Melakukan komunikasi efektif
3. Menerapkan komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator
Perkesmas di Puskesmas

2
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK

Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Proses komunikasi
a. Proses komunikasi
b. Jenis komunikasi
c. Faktor yang mempengaruhi komunikasi
2. Komunikasi efektif
a. Pengertian komunikasi efektif
b. Prinsip-prinsip komunikasi efektif
c. Teknik komunikasi efektif
3. Komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator Perkesmas
a. Peran dan tugas koordinator Perkesmas
b. Teknik komunikasi yang dapat mempengaruhi dan meyakinkan orang lain

3
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan komunikasi efektif mengguankan metode:
1. Ceramah interaktif
2. Bermain peran (role play)

4
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan komunikasi efektif
meliputi:
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Video tentang komunikasi efektif
4. Komputer/ laptop
5. LCD
6. Panduan bermain peran
7. Skenario bermain peran

5
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Sesi 1: Pengkondisian Peserta


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang
akan disampaikan.
• Fasilitator melakukan bina suasana dengan memberikan game singkat, agar
peserta fokus dan antusias dalam mengikuti materi.
• Melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang komunikasi
efektif.
• Sampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok yang
akan disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Penyampaian Materi Proses Komunikasi.


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator menggali pengalaman peserta terhadap penerapan komunikasi
yang telah dilakukan selama bertugas.
• Fasilitator menyampaikan sub materi pokok tentang proses komunikasi
dengan metode ceramah interaktif menggunakan bahan tayang.
• Fasilitator memberi kesempatan bertanya kepada peserta terhadap hal-hal
yang belum dipahami.
• Fasilitator melanjutkan memberikan penjelasan sub materi pokok tentang jenis
komunikasi dan faktor yang mempengaruhi dalam komunikasi.
• Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan.
• Memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menjawab pertanyaan.
• Memberikan penguatan terhadap jawaban yang telah diberikan oleh peserta.

6
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 3: Penyampaian Materi Komunikasi Efektif


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta tentang pengertian
komunikasi efektif, sesuai yang diketahui oleh peserta.
• Fasilitator memberikan apresiasi terhadap jawaban yang telah diberikan oleh
peserta.
• Fasilitator menjelaskan tentang pengertian komunikasi efektif, prinsip-prinsip
komunikasi efektif, dan teknik komunikasi efektif.
• Fasilitator memberikan cara berkomunikasi efektif.
• Memberikan kesempatan kepada peserta untuk saling berkomunikasi efektif
kepada sesama peserta, berpasang-pasangan, selama 5 menit.
• Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
• Memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menjawab pertanyaan
• Memberikan penguatan dan klarifikasi terhadap jawaban peserta.

Sesi 4: Penyampaian Materi Komunikasi Efektif dalam Peran sebagai


Koordinator Perkesmas
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator menjelaskan sub materi pokok tentang peran dan tugas koordinator
Perkesmas.
• Memutarkan film pendek (video) tentang komunikasi efektif yang dapat
mempengaruhi orang lain
• Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan
tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan.
• Memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menjawab pertanyaan
dari peserta dan memberi tanggapan.
• Fasilitator memberikan penguatan dan klarifikasi terhadap jawaban peserta

Sesi 5: Bermain peran (role play) komunikasi efektif dalam peran sebagai
koordinator Perkesmas
• Peserta dibagi menjadi 5 kelompok, untuk melakukan penugasan bermain
peran (role play) teknik komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator
Perkesmas.

7
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

• Fasilitator menjelaskan panduan bermain peran dan memberikan skenario


kasus
• Setiap kelompok berdiskusi dan mempersiapkan bermain peran dalam
kelompok masing-masing selama 15 menit.
• Seluruh peserta melakukan role play dengan lama waktu maksimum 15 menit.
• Peserta lain diminta untuk menyimak, menanggapi, dan memberi masukan.
• Fasilitator memberikan apresiasi dan feedback terhadap hasil bermain peran
(role play).

Sesi 6: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada
peserta.
• Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan jawaban.
• Merangkum pembelajaran bersama-sama peserta.
• Memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
• Menutup proses pembelajaran dengan mengucapakan permohonan maaf dan
terimakasih.

8
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI

Materi Pokok 1: Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan pertukaran ide, pikiran, dan


perasaan atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti, saling
percaya. Komunikasi besar sekali perannya dalam mewujudkan hubungan yang
baik antara seseorang dengan orang lain.

A. Proses komunikasi
Proses komunikasi merupakan interaksi antara dua orang atau lebih, untuk
menyampaikan suatu pesan dengan atau tanpa menggunakan media.
Proses komunikasi dua arah merupakan komunikasi proses yang dinamis,
komunikator menyampaikan pesan, komunikan menerima pesan dan
memberikan respon Kembali kepada kumunikator. Proses komunikasi dalam
lima fase:
a. Menentukan gagasan/ide yang akan disampaikan
b. Bagaimana ide tersebut dapat menjadi sebuah pesan
c. Mentukan bagaiman cara mengirim pesan tersebut agar dapat diterima
oleh penerima pesan
d. Menentukan siapa yang akan menerima pesan
e. Menerima reaksi dan feedback terhadap pesan yang disampaikan.

Komunikasi merupakan suatu proses yang terdiri dari empat tahapan meliputi:
1. Penyampaian (sending)
Pada tahap ini organ tubuh yang berperan adalah mulut atau sistem
wicara. Faktor yang dapat mempengaruhi pada tahap ini adalah organ
wicara atau organ yang dapat mempengaruhi artikulasi seperti
kelumpuhan otot fasilalis/wajah, bibir sumbing, dan kelainan pita suara,
hal ini dapat mempengaruhi kata-kata yang diucapkan menjadi tidak jelas.
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi adalah lingkungan, kebisingan
atau

9
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kegaduhan, suhu ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin, serta
gerakan-gerakan yang mendadak, juga dapat mempengaruhi proses
penyampaian pesan.

2. Penangkapan (receiving)
Pada tahap ini organ anatomi yang berperan adalah mata dan telinga.
Raut mata, bahasa tubuh (body image) ditangkap oleh mata. Sedangkan
telinga menangkap bunyi suara, baik kata-kata, intonasi, maupun bunyi
lainnya (verbal). Kedua panca indra tersebut dapat saling menguatkan,
mata melihat bahasa non verbal, dan telinga mengkap bahasa verbal.

3. Pengertian (understand)
Organ anatomi yang berperan pada tahap pengertian (understand) adalah
otak. Seseorang dapat menerima dan mengartikan pesan yang diterima
sesuai dengan kemampuan otaknya. Faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi pengertian pesan yang diterima adalah faktor mental
(psikologis), serta perilaku. Perilaku acuh tak acuh atau tidak tertarik saat
diajak bicara, adanya prasangka buruk terhadap lawan bicara, serta kata-
kata yang emosional, dapat mempengaruhi proses pengartian dari suatu
pesan.

4. Penerimaan (accepting)
Pada tahap ini dapat dipengaruhi oleh perasaan atau intuisi. Setelah
pesan dimengerti dan dipahami tahap akhir adalah apakah pesan tersebut
dapat diterima atau tidak, disetujui atau tidak, atau menganggap pesan
tersebut penting atau tidak, atau bahkan masa bodoh. Pada tahap
penerimaan, intuisi individu akan mementukan bagaimana respon
selanjutnya terhadap pesan yang diterima, dan sebagai dasar untuk
kelanjutan proses komunikasi.

10
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

B. Jenis komunikasi
Komunikasi bertujuan untuk interaksi antar manusia baik dengan dirinya
sendiri (intrapersonal), individu (interpersonal), kelompok maupun
masyarakat (massa). Jenis komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal.

1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan melalui ucapan
lisan, termasuk penggunaan tulisan. Pengiriman informasi atau pesan
dalam komunikasi meggunakan simbol-simbol. Simbol yang dominan
digunakan adalah kata-kata.

Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi verbal sangat bervariasi


sesuai kebudayaan, sosial, ekonomi, latar belakang, umur, dan
pendidikan. Variasi, intonasi, dan volume dapat mempengaruhi dalam
komunikasi verbal. Dengan kata-kata seseorang dapat menyampaikan
ide, pikiran, dan perasaannya kepada orang lain. Komunikasi verbal dapat
dilakukan secara langsung, melalui telepon ataupun media-media lain.

Dalam komunikasi verbal, informasi disampaikan bersifat faktual, akurat,


dan efisien. Ketika memilih kata-kata dalam berbicara atau melalui tulisan,
penyampaian pesan harus mempertimbangkan beberapa kriteria
komunikasi yang efektif, meliputi:
a. Sederhana
b. Jelas
c. Tepat waktu
d. Dapat diterima
e. Berarti

2. Komunikasi non verbal


Komunikasi non verbal disampaikan dengan simbol-simbol yang
dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar:

11
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Ekspresi wajah, gerak, dan sikap


Ekspresi wajah sangat mendukung situasi psikologis individu yang
melakukan komunikasi, apakah dalam kondisi marah, senang, sedih,
kecewa, peduli atau perhatian.
b. Tekanan suara, irama dan getaran
Seseorang yang berbicara dengan irama yang merdu, enak didengar,
akan membuat lawan bicaranya merasa nyaman untuk terus
mendengarkan. Irama suara yang meledak-ledak atau cempreng
sangat tidak enak didengar, maka lawan bicaranya akan berusaha
untuk segera mengakhiri komunikasinya. Atau bila suaranya terlalu
halus dan sangat pelan, menyebabkan pesan tidak akan bisa diterima
dengan baik bahkan bisa menyebabkan kesalahan.
c. Rabaan dan sentuhan (touch)
Memberikan sentuhan merupakan komunikasi non verbal. Media
sentuhan sifatnya sangat pribadi, dan pemahaman antara satu orang
dengan orang lain bisa berbeda. Oleh karena itu penggunaan media
sentuhan harus memperhatikan lokasi sentuhan, persepsi keluarga,
nilai-nilai dan social budaya yang dianut. Faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam melalukan sentuhan adalah jenis kelamin dan
usia.

Menurut hasil riset Mechribian and Ferris, dalam komunikasi keberhasilan


penyampaian informasi:
a. 55% ditentukan oleh bahasa tubuh: postur, isyarat, kontak mata
b. 38% ditentukan oleh nada suara: cara bertutur, dialeg, intonasi
c. 7% ditentukan oleh kata-kata

C. Faktor yang mempengaruhi komunikasi


Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi antara lain; perkembangan,
persepsi, nilai, sosial budaya, emosi, pengetahuan, peran dalam komunikasi
dan tatanan interaksi yang terjadi antara komunikator dan penerima pesan
(komunikan).

12
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Komunikator yang baik akan dapat menyadari terjadinya hambatan-


hambatan saat proses komunikasi dan dapat mencoba untuk mengurangi
dampaknya. Dengan cara terus menerus mencari tahu pemahaman dengan
menawarkan umpan balik yang sesuai. Hambatan tersebut meliputi:
1. Perkembangan
Tingkat perkembangan (anak – dewasa – orang tua) akan mempengaruhi
dalam melakukan komunikasi. Masing-masing tingkat perkembangan
tersebut memiliki karakter dan ciri yang berbeda.
Tingkat perkembangan anak, memiliki ciri cenderung cengeng (mudah
menangis), sulit diberi pengarahan, jika meminta harus sekarang (saat
ini), dan sebagainya. Tingkat perkembangan pada dewasa ditandai
dengan lebih bijaksana jika mengalami suatu masalah, dilakukan analisis
dulu masalahnya apa, siapa yang terlibat, alternatif solusinya apa,
pertimbangan untung rugi jika memilih salah satu alternatif, sehingga
orang dewasa bisa dikatakan lebih matang, selalu dipikirkan sebelum
bertindak.
Tingkat perkembangan orang tua, merasa lebih berpengalaman, merasa
lebih tau tentang permasalahan hidup, merasa hanya dirinya yang benar.
Orang tua lebih skeptif, hanya percaya pada pendapatnya sendiri.
Ciri dan karakter tiap perkembangan harus diketahui dengan baik. Hal ini
diperlukan untuk mempertimbangkan dalam menentukan sikap, cara dan
teknik dalam berkomunikasi.

2. Persepsi
Persepsi dapat mempengaruhi keberhasilan dalam komunikasi. Jika
terjadi perbedaan persepsi dan sudut pandang, dapat menimbulkan
perbedaan pandangan sehingga tujuan tidak dapat tercapai. Contoh
beberapa gambar yang dapat dipersepsikan berbeda, sebagai berikut di
bawah ini:

13
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Gambar 1. Gambar yang dapat dipersepsikan berbeda

Sama halnya dengan beberapa contoh gambar di atas, dalam


membangun komunikasi yang efektif harus ada proses penyamaan
persepsi terlebih dahulu, selanjutnya kedua belah pihak dapat
mengembangkan substansi komunikasi sesuai tujuan yang diharapkan.

3. Nilai dan sosial budaya


Nilai dan sosial budaya menjadi tolak ukur dalam berkomunikasi (pantas
atau tidak pantas) agar komunikasi terjalin dengan baik. Sebelum
berkomunikasi lebih baik mengetahui bagaimana latar belakang
budaya/adat yang dianut.

14
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4. Emosi
Emosi adalah reaksi seseorang dalam menghadapi suatu kejadian
tertentu. Emosi dapat mempengaruhi proses komunikasi, bahkan emosi
dapat menghambat dalam komunikasi.

5. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan menjadi faktor utama dalam komunikasi.
Komunikasi dapat terjadi dengan mudah apabila memiliki pengetahuan
yang luas. Komunikator yang memiliki pengetahuan luas, akan lebih
mudah memilih kata-kata (diksi) dalam menyampaikan informasi. Bagi
komunikan yang memiliki pengetahuan luas, akan dapat merespon atau
menginterpretasikan informasi yang disampaikan oleh komunikan dengan
baik.
Contohnya saat berkomunikasi dengan masyarakat awam, hindari
penggunaan jargon, singkatan, atau istilah-istilah medis yang tidak
dipahami oleh masyarakat. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
masyarakat sesuai dengan tingkat pengetahuannya, agar pesan
tersampaikan dengan baik sesuai tujuan.

6. Peran dan hubungan


Peran dan hubungan memiliki pengaruh dari proses komunikasi
tergantung dari materi atau permasalahan yang ingin dibicarakan
termasuk cara menyampaikan informasi atau teknik komunikasi yang
digunakan. Komunikator yang belum menjalin hubungan dekat dengan
komunikan, akan terjadi komunikasi secara formal. Jika antara
komunikator dan komunikan telah terjalin hubungan dekat, maka materi
dan teknik komunikasi dapat dilakukan secara non formal akan lebih
terbuka dan lebih beragam dalam cara penyampaiannya.

7. Kondisi fisik
Kondisi fisik mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi. Semua
indera memiliki fungsi-fungsi yang digunakan dalam proses komunikasi.
Gangguan pada fisik dapat menghambat terjadinya proses komunikasi,
misalnya seseorang dengan gangguan labioskizis, dll.

15
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Gambar 2. Kelainan fisik: labioskizis

Materi Pokok 2: Komunikasi Efektif

A. Pengertian Komunikasi Efektif


Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang
menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin hubungan baik antara
pemberi pesan (komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Pengukuran
efektifnya dari suatu proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan
komunikator.

Pengembangan hubungan dalam komuniasi efektif yang dimaksud adalah


terbinanya kepercayaan, keterbukaan, kejujuran, saling menghargai serta
memahami kebutuhan dan harapan masing-masing.

B. Prinsip-Prinsip Komunikasi Efektif


Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang
kemungkinan dapat timbul. Keberhasilan komunikasi antara komunikator
dengan komunikan pada umumya akan menimbulkan rasa nyaman dan puas
bagi kedua belah pihak. Prinsip-prinsip komuniasi efektif meliputi:

1. Keterbukaan
Keterbukaan secara fisik dan psikologis dapat menghasilkan hubungan
komunikasi yang baik.

16
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2. Respek dan peduli


Rasa peduli kepada lawan bicara dengan didasari rasa hormat dan saling
menghargai merupakan kunci dalam berkomunikasi.
3. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi dan
kondisi yang dihadapi orang lain atau kemampuan untuk dapat merasakan
perasaan orang lain. Rasa empati menggambarkan seseorang memiliki
keterampilan mendengarkan, merasakan (feeling), dan berbicara dengan
baik.
4. Perhatian (care)
Kemampuan dalam memberikan perhatian kepada orang lain. Lawan
bicara akan merasa senang bila dirinya diperhatikan, dengan diperhatikan
maka harga diri individu akan meningkat.
5. Sikap positif (positiveness)
Kemampuan dalam menerima kondisi lawan bicara apa adanya, dan
mendengarkan dengan penuh perhatian.
6. Sikap mendukung (supportiveness)
Komunikasi akan efektif bila kedua belah pihak dapat saling memberikan
dukungan terhadap pesan yang disampaikan. Sikap saling mendukung
akan dapat memberikan perasaan nyaman bagi kedua belah pihak
selama proses komunikasi berlangsung.
7. Rendah hati
Rasa rendah hati perlu terus dilakukan agar timbul rasa kasih sayang,
saling membutuhkan dan saling hormat menghormati.

Komunikasi interpersonal yang efektif harus dibangun lima sikap positif,


meliputi:
a. Keterbukaan (openness)
Keterbukaan merupakan sikap dapat menerima masukan orang lain, serta
berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Hal ini
tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua
riwayat hidupnya, tetapi rela membuka diri ketika orang lain menginginkan
informasi yang diketahuinya.

17
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Empati (empathy)
Empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan kalau
seandainya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang
dialami orang lain, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan
dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain,
melalui kacamata orang lain. Sikap empati bila diterapkan dalam
komunikasi antar pribadi, maka suasana hubungan komunikasi akan
dapat berkembang dan tumbuh sikap saling pengertian dan penerimaan.

c. Sikap mendukung (supportiveness)


Sikap mendukung (supportiveness), artinya masing-masing pihak yang
berkomuniksi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya
interaksi secara terbuka. Oleh karena itu respon yang relevan adalah
respon yang bersifat spontan dan lugas, bukan respon bertahan dan
berkelit. Gagasan yang disampaikan bersikap deskriptif bukan evaluative.
Pengambilan keputusan bersifat akomodatif, bukan intervensi yang
disebabkan rasa percaya diri berlebihan.

Jack R. Gibb dalam Suranto (2011) menyebutkan beberapa perilaku yang


menimbulkan perilaku suportif, yaitu: 1) deskriptif: menyampaikan
perasaan dan persepsi kepada orang lain tanpa menilai, tidak memuji
atau mengecam, mengevaluasi pada gagasan, bukan pada pribadi orang
lain, menghargai orang lain, 2) orientasi pada masalah: mengajak untuk
bekerja sama mencari pemecahan masalah, tidak mendikte orang lain,
tetapi secara bersama menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana
mencapainya, 3) spontanitas: sikap jujur dan tidak menyembunyikan motif
yang terpendam, 4) profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali
pendapat diri sendiri, mengakui bahwa manusia tidak luput dari kesalahan
sehingga wajar kalau pendapat dan keyakinan diri sendiri dapat berubah.

d. Sikap positif (positiveness)


Sikap positif dalam membantu partner komunikasi untuk memahami
pesan, yaitu memberikan penjelasan yang memadai sesuai dengan

18
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

karakteristik mereka. Dalam bentuk perilaku artinya bahwa tindakan yang


dipilih adalah relevan dengan tujuan komunikasi.

Sikap positif dapat ditunjukkan dengan berbagai macam perilaku dan


sikap, meliputi: menghargai orang lain, berpikiran positif terhadap orang
lain, tidak menaruh curiga secara berlebihan, meyakini pentingnya orang
lain, memberikan pujian dan penghargaan, komitmen menjalin kerjasama.

e. Kesetaraan (equality)
Kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal
dan demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik
dari orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual,
kekayaan atau kecantikan.

Kesetaraan adalah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki


kepentigan, sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan.
Pengakuan atau kesadaran serta kerelaan untuk menempatkan diri setara
(tidak ada yang superior ataupun inferior) dengan partner komunikasi,
dengan demikian dapat dikemukakan indikator kesetaraan, meliputi:
menempatkan diri setara dengan orang lain, menyadari akan adanya
kepentingan yang berbeda, mengakui pentingnya kehadiran orang lain,
tidak memaksakan kehendak, komunikasi dua arah, saling memerlukan,
dan suasana komunikasi: akrab, dan nyaman.

C. Teknik Komunikasi Efektif


Teknik komunikasi efektif harus dipahami agar komunikasi dapat berjalan
lancar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi efektif,
meliputi:

1. Ciptakan lingkungan yang kondusif


Langkah pertama yang harus dilakukan saat berkomunikasi adalah
menciptakan lingkungan yang membuat nyaman agar dapat terjalin suatu
hubungan profesional. Lingkungan yang aman, nyaman, jauh dari

19
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kebisingan akan mempermudah komunikator dan komunikan dapat saling


menyampaikan dan menerima informasi/pesan dengan baik.
2. Hargai penampilan dan harga diri lawan bicara
Bagaimanapun penampilan komunikan harus dihargai. Penampilan
komunikan hendaknya tidak menghalangi terjadinya proses komunikasi.
Harga diri lawan bicara (komunikan) harus dijaga dan dilindungi. Agar
harga diri komunikan tetap terjaga, terima apa adanya dan terus bina
hubungan yang baik dan harmonis, tunjukan sikap siap membantu
mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan penuh perhatian dan
penghargaan.
3. Posisi
Posisi saat berkomunikasi dapat mempengaruhi proses interaksi. Posisi
yang baik saat berkomunikasi adalah sejajar. Dengan posisi sejajar akan
membuat nyaman lawan bicara, sama-sama duduk atau sama-sama
berdiri. Serta tidak menyilangkan tangan di dada (sedakep). Contoh posisi
komunikasi sebagai berikut:

Gambar 3. Posisi sama-sama duduk Gambar 4. Posisi sama-sama berdiri

4. Kesamaan tujuan
Sebelum komunikasi berlangsung, komunikator dan komunikan harus
sama-sama meyakinkan diri bahwa komunikasi tersebut dikehendaki dan
harus berlangsung dengan baik. Sehingga perlu untuk menjalin hubungan
dan menyamakan persepsi untuk mencapai tujuan yang sama.

Menurut Endar Sugiarto (2002) ada delapan (8) teknik komunikasi efektif,
meliputi:
1. Pusatkan perhatian pada lawan bicara
2. Manfaatkan waktu secara efisien

20
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3. Menghargai lawan bicara


4. Bina hubungan baik dan harmonis
5. Beri penjelasan dan informasi sebaik mungkin
6. Mengetahui keinginan lawan bicara
7. Jelaskan tujuan komunikasi yang akan dilakukan
8. Merujuk kepada yang lebih kompeten bila terjadi keterbatasan/hambatan
dalam proses komunikasi.

Materi Pokok 3: Komunikasi Efektif dalam Peran sebagai Koordinator


Perkesmas

A. Peran dan Tugas Koordinator Perkesmas


Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah suatu bidang
dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif yang berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri
dalam upaya kesehatan.

Pelayanan Perkesmas merupakan tanggung jawab Kepala Puskesmas


dibantu oleh penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas dengan
berkoordinasi bersama penanggung jawab program lainnya. Dalam
pelaksanaannya, Kepala Puskesmas menunjuk Perawat Koordinator
Perkesmas dengan memperhatikan usulan penanggung jawab UKM dan
Perkesmas. Koordinator Perkesmas yang ditunjuk wajib memenuhi
persyaratan kualifikasi yaitu Perawat profesi dan telah berpengalaman
sebagai penanggung jawab daerah binaan (Darbin). Tugas koordinator
Perkesmas meliputi:
1. Melakukan pengelolaan pelayanan Perkesmas tingkat Puskesmas
2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di
Puskesmas dan wilayah kerjanya

21
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3. Bertugas sebagai pelaksana Perkesmas


4. Melakukan pembinaan teknis pelayanan Perkesmas
5. Menyusun register pelayanan Perkesmas
6. Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat maupun laporan lainnya kepada penanggung jawab UKM
esensial dan Perkesmas
7. Melakukan evaluasi (penilaian kinerja Perkesmas) dan menyusun laporan
evaluasi hasil kegiatan pelayanan Perkesmas di Puskesmas.

B. Teknik Komunikasi yang Dapat Mempengaruhi dan Meyakinkan Orang


Lain

Komunikasi efektif bila diterapkan dengan tepat, akan dapat mempengaruhi


dan meyakinkan orang lain. Menurut Bruce Berger (2011) komunikasi yang
dapat mempengaruhi orang lain bertujuan untuk mengubah atau
mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga
bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.

Sikap individu atau kelompok yang hendak dipengaruhi terdiri dari tiga
komponen meliputi:
1. Kognitif, dimana individu atau kelompok mencapai tingkat “tahu” pada
objek yang disampaikan atau diperkenalkan.
2. Afektif, perilaku dimana individu atau kelompok mempunyai
kecenderungan untuk suka pada objek yang disampaikan.
3. Konatif, perilaku dimana individu atau kelompok melakukan sesuatu
tindakan terhadap objek yang disampaikan.

Kepercayaan atau pengetahuan seseorang tentang sesuatu yang dipercaya


akan dapat mempengaruhi sikap dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku
dan tindakannya. Kemampuan koordinator Perkesmas dalam mengubah
pengetahuan seseorang akan sesuatu yang dipercaya, dapat mengubah
perilaku komunikan.

22
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam komunikasi yang dapat


mempengaruhi orang lain, meliputi:
1. Sumber pesan (komunikator) yang mempunyai kredibilitas yang tinggi;
seorang koordinator Perkesmas yang mempunyai pengetahuan tentang
apa yang akan disampaikan.
2. Isi pesan; masuk akal dan logis
3. Pengaruh lingkungan
4. Kesinambungan suatu pesan; pesan tersebut terus berlanjut dan diulang-
ulang

Menurut Prof. Ricard L. Johannesesn (2007) etika dalam berkomunikasi yang


bersifat untuk mempengaruhi orang lain meliputi:
1. Memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu isu
2. Memiliki pemahaman lebih dari isu tersebut dibandingkan orang lain
3. Mampu mengadaptasi ide-ide baru
4. Mempengaruhi orang lain agar dapat melakukan suatu tindakan yang
disampaikan

Prinsip komunikasi yang dapat mempengaruhi orang lain, dapat digunakan


sebagai landasan untuk keberhasilan dalam mengubah sikap, kepercayaan,
dan mengajak komunikan untuk berbuat sesuatu. Prinsip-prinsip tersebut
meliputi:
1. Pemaparan selektif
Prinsip pemaparan selektif menerangkan bahwa: 1) pendengar akan
secara aktif mencari informasi yang mendukung opini, nilai, kepuasan,
perilaku, dan motivasi, 2) pendengar akan secara aktif menghindari
informasi yang bertentangan dengan opini, nilai, keputusan, perilaku, dan
motivasi. Ketika saat proses komunikasi seorang Koordinator Perkesmas
dapat meyakinkan individu atau kelompok sasaran, maka pemaparan
selektif akan terjadi dan berlangsung secara berkesinambungan.
2. Partisipasi khalayak
Khalayak yang dimaksud adalah sasaran (individu atau kelompok).
Komunikasi efektif akan dapat mempengaruhi orang lain apabila khalayak
turut berpartisipasi dalam proses komunikasi. Komunikasi akan menjadi

23
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

efektif dan bersifat transaksional, dimana Koordinator dan individu/


kelompok saling terlibat. Komunikasi dikatakan berhasil apabila khalayak
berpartisipasi secara aktif.
3. Inokulasi
Prinsip inokulasi berbicara tentang menghadapi sasaran komunikasi yang
terinokulasi. Sasaran (komunikan) telah mengetahui posisi komunikator
dan telah menyiapkan senjata berupa argument untuk menentang
komunikator. Sehingga komunikator perlu mempersiapkan argument
dalam komunikasi yang akan dilakukan. Pada kondisi demikian seorang
Koordinator Perkesmas perlu membekalan pengetahuan dan pengalaman
yang memadai.
4. Besaran perubahan
Prinsip besaran perubahan menyatakan bahwa semakin besar dan
semakin penting perubahan yang ingin disampaikan, maka semakin besar
tantangan dan tugas untuk mencapai tujuan perubahan. Sehingga seorang
Koordinator Perkesmas mengarahkan untuk melakukan perubahan kecil
atau sedikit demi sedikit terlebih dahulu dan diperlukan periode waktu
yang cukup lama.

Gambar 5. Skema Teknik komunikasi yang dapat mempengaruhi dan


meyakinkan orang lain

24
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Keberhasilan dalam berkomunikasi tidak hanya didasarkan pada


kemampuan dalam menyampaikan informasi dengan benar dan baik saja.
Tetapi kemampuan untuk menjadi pendengar yang baikpun menjadi salah
satu kunci kesuksesan dalam berkomunikasi agar dapat mempengaruhi
orang lain.

Kemampuan dalam mendengarkan yang baik harus dimiliki oleh Koordinator


Perkesmas. Menjadi pendengar yang baik bukanlah hal yang mudah, karena
Koordinator harus mampu menunjukan sikap objektif dan dapat memahami
respon dari pelaksana perawatan atau orang yang diajak bicara. Mendengar
membutuhkan konsentrasi, pengalaman dan keterampilan.

Manfaat menjadi pendengar yang baik meliputi:


1. Lawan berbicara akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi
2. Hubungan kerja akan semakin baik
3. Mendorong pembicara untuk tetap berkomunikasi
4. Informasi dalam bentuk instruksi, umpan balik dan lainya akan lebih jelas
diterima

Prinsip dasar yang dapat dijadikan sebagai panduan pada saat


mendengarkan orang lain berbicara, meliputi:
1. Tidak dapat mendengarkan dan berbicara secara bersamaan
Seseorang cenderung menambahkan/menyampaikan ide pada saat
orang sedang berbicara, hal ini akan berdampak tidak baik apabila lawan
bicara belum selesai bicara, sehingga akan merasa terganggu. Pihak
pendengar lainnyapun akan kehilangan konsentrasi.
2. Memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara
Seorang pendengar yang baik akan selalu mencoba untuk memahami
intisari dari suatu pembicaraan. Oleh karena itu, ketika berkomunikasi
uasahakan mencari atau pahami inti dari pembicaraan tersebut.
3. Hindari gangguan dari lingkungan sekitar
Pendengar yang baik akan selalu memfokuskan diri pada pembicara. Hal
ini penting sekali untuk memperhatikan lingkungan sekitar, usahakan
tenang dan kondusif.

25
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4. Mengendalikan emosi
Pendengar yang baik akan mencoba untuk tidak mengutamakan
perasaan atau emosinya. Sehingga dapat menerima pesan dari
pembicara dengan baik.
5. Membuat catatan jelas dan singat
Catatlah hal-hal yang penting, tanpa mengurangi konsentrasi pada saat
sedang mendengarkan.
6. Bersikap empati
Pendengar yang baik akan berusaha untuk menghargai pembicara. Apa
yang disampaikan pembicara didengarkan dengan penuh. Berilah sikap
empati dengan fokus mendengarkan, perhatian, dan memberikan
senyuman baik kepada lawan bicara saat berkomunikasi.
7. Memahami prinsip-prinsip komunikasi non verbal
Komunikasi mudah diterima dan dipahami dengan cara memperhatikan
gerakan tubuh dan raut muka pembicara.Tataplah lawan bicara dengan
penuh empati dan perhatikan bahasa tubuhnya. Sebagai pendengar
yang baik, sama halnya juga perlu memperhatikan bahasa tubuh saat
mendengarkan, seperti posisi duduk, raut muka, anggukkan kepala,
senyuman dan lain sebagainya.
8. Mendengarkan yang selektif
Sering kali dalam suatu proses komunikasi, pembicara menyampaikan
secara gamblang (to the point) pesan atau informasi yang sangat
penting. Namun adakalanya pesan atau informasi tersebut tersembunyi
di dalam konteks pembicaraan. Sebagai pendengar yang baik, harus
dapat memilah-milah pesan ataupun informasi sesuai dengan
kebutuhan.
9. Bertanya pada tempatnya
Saat mengajukan pertanyaan usahakan menunggu sampai pembicara
telah selesai bicara. Usahakan pertanyaan yang disampaikan hal yang
penting dan dapat mendorong pembicara untuk memperjelas kembali
apa yang belum dipahami lawan bicaranya.
10. Memberikan umpan balik
Memberikan umpan balik kepada pembicara, dapat menggambarkan
sejauh mana informasi atau pesan telah dapat ditangkap atau dipahami,
untuk dapat ditindaklanjuti.
26
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Gambar 6. Pendengar yang baik

27
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan
perubahan sikap sehingga terjalin hubungan baik antara pemberi pesan
(komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Pengukuran efektifnya dari suatu
proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan komunikator, yaitu
terbinanya kepercayaan, keterbukaan, kejujuran, saling menghargai serta
memahami kebutuhan dan harapan masing-masing.

Proses komunikasi efektif akan terjadi bila dapat memahami dengan baik prinsip-
prinsip komunikasi efektif, yaitu: keterbukaan, respek dan pedulu, empati,
perhatian (care), sikap positif (positiveness), sikap mendukung (supportiveness),
dan rendah hati. Dapat menerapkan dengan tepat teknik komuniaksi efektif:
mampu menciptakan lingkungan yang kondusif, menghargai penampilan dan
harga diri lawan bicara, memposisikan sejajar saat komunikasi, dan memiliki
kesamaan tujuan. Serta mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
dalam komunikasi efektif.

Koordinator Perkesmas diharapkan mampu berkomunikasi hingga dapat


mempengaruhi pelaksanan perawatan atau lawan bicaranya. Sehingga terjadi
perubahan sikap dan perilakunya yang dilakukan secara terus menerus sesuai
tujuan yang diharapkan.

28
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Berger Bruce, 2011. Persuasive Communication. Pharmacist a Jobson, U.S
2. Johannesen Richar,. et all (2007) Ethics in Human Comminication, 6th.
3. Hardjana. A.M, 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal,
Kanisius. Jakarta
4. Suranto AW (2011), Komunikasi Interpersonal, Graha Ilmu, Yogyakarta,
2011, hal: 82
5. Sugiyono (2005), Komunikasi Antarpribadi, UNNES Press, Semarang, hal: 5
6. Sugiarto Endar (2002), Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa<
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
7. Jalaluddin Rahmad (2005), Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya,
Bandung, hal: 134

29
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

10 LAMPIRAN

PANDUAN BERMAIN PERAN

Tujuan:
Setelah melakukan latihan ini, peserta mampu melakukan komunikasi efektif
dalam peran perawat sebagai Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Bahan dan Alat:


1. Atribut role play
2. Lembar checklist evaluasi
3. Alat tulis (ATK)

Langkah-langkah:
1. Pengantar awal (waktu 15 menit)
a. Fasilitator membagi peserta menjadi lima (5) kelompok, @ 6 orang
perkelompok.
b. Fasilitator meminta peserta bermain peran sesuai dengan skenario kasus
yang ditetapkan.
c. Setiap kelompok bermain peran sesuai dengan kasus masing-masing,
yang terkait dengan tugas Koordinator Perkesmas di Puskesmas.
d. Fasilitator membagikan kasusnya kepada masing-masing kelompok
e. Setiap kelompok memilih peran masing – masing saat bermain peran:
 1 orang berperan sebagai narator
 1 orang pemeran utama sebagai Koordinator Perkesmas di
Puskesmas
 3 orang lainnya berperan sesuai kasus yang ditetapkan
f. Setiap kelompok diberikan alokasi waktu selama 15 menit dalam
bermain peran.
g. Setiap pergantian kelompok diberikan jeda waktu 3 menit untuk persiapan
tampil kelompok berikutnya.
2. Persiapan peserta membagi kelompok (waktu 5 menit)

30
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3. Kelompok mendiskusikan kasus yang akan diperankan dan mempersiapkan


peralatan yang akan digunakan, selama 15 menit
4. Peserta dapat mengembangkan narasi dari kasus tersebut yang bertujuan
untuk mengimplementasikan komunikasi efektif
5. Setiap akhir bermain peran, peserta kelompok lain diberikan kesempatan
untuk bertanya, memberikan pendapat dan saran perbaikan selama 5 menit
6. Fasilitator memberikan umpan balik kepada seluruh kelompok selama 20
menit di akhir sesi bermain peran.
7. Fasilitator mengakhiri proses pembelajaran dan memberikan apresiasi kepada
peserta

Waktu: 4 jp (180 menit)

31
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Checklist Evaluasi untuk Fasilitator

Fokus penilaian kepada Pemeran Utama (Koordinator Perkesmas) dalam


melakukan setiap unsur yang ada pada teknik komunikasi efektif.
Berilah tanda (√) pada kolom nilai

No Teknik Demonstrasi 2 1 0
Komunikasi
Efektif
1 Pembuka Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menyampaikan tujuan
2 Penyampaian Verbal
pesan Menyampaikan isi pesan dengan
efektif, fokus pada topik pembicaraan
Non verbal
Bahasa tubuh (body language)
Volume dan intonasi suara
3 Pengakuan Memberikan perhatian terhadap suatu
(recognition) hal yang telah dikerjakan terkait topik
pembicaraan atau bisa berupa pujian
4 Penawaran diri Memberikan penawaran untuk dapat
bersama-sama dalam mengatasi
masalah yang sedang dihadapi
5 Pendengar aktif Menggunakan isyarat non verbal dan
verbal saat mendengarkan lawan
bicara
6 Klarifikasi Melakukan klarifikasi kepada lawan
bicara ketika ada hal yang tidak
dimengerti oleh Koordinator
7 Persepsi Memberikan kesempatan lawan
bicara untuk menyatakan persepsi
nya
8 Penyampaian Memberikan kesempatan kepada
pengalaman dan lawan bicara untuk menyampaikan
perbandingan pengalamannya, untuk
membandingkan antara masalah
sebelumnya dan yang dihadapi saat
ini
9 Fokus Melakukanpembatasan kepada lawan
bicara agar fokus terhadap topik
pembicaraan
10 Konfrontasi Melakukan sanggahan secara asertif
kepada lawan bicara terhadap suatu
pernyataan yang tidak sesuai dalam
pemecahan masalah
11 Harapan dan Memberikan harapan dan melakukan
humor humor kepada lawan bicara dalam
pembicaraan

32
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Teknik Demonstrasi 2 1 0
Komunikasi
Efektif
12 Ringkasan Meringkas atau mengulang kembali
poin penting dalam pembicaraan
kepada lawan bicara
13 Refleksi Memberikan dorongan kepada lawan
bicara untuk mengemukakan
ide/pendapatnya dan membuat
keputusan
Total Nilai

Penilaiaan :
Total skor x 100 = ………..
26

….., …………..2021

Observer

(… ......................... )

Keterangan:
2 : dilakukan dengan tepat
1 : dilakukan tetapi tidak tepat
0 : tidak dilakukan

33
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

SKENARIO BERMAIN PERAN

Kasus 1.
Tn. B berusia 64 tahun datang ke Puskesmas sebagai peserta vaksin I sesuai
dengan jadwal yang telah didapatkannya melalui pesan singkat pada 7 hari yang
lalu. Pada saat skrining didapatkan hasil tekanan darahnya 185/100 mmHg. Tn. B
mengaku menderita tekanan darah tinggi dan pernah di rawat di RS karena
tekanan darahnya mencapai 200/110 mmHg. Tn. B juga mengatakan bahwa
dirinya sejak 1 tahun yang lalu tidak pernah lagi datang ke Faskes untuk
mendapatkan obat karena dirinya merasa jenuh dan khawatir obat tersebut akan
menganggu ginjal nya seperti berita – berita yang dia dapat dari berbagai sumber
media. Tn. B kemudian di suruh beristirahat selama 30 menit sebelum dilakukan
pemeriksaan kembali. Setelah 30 menit kemudian, Tn. B kembali diperiksa dan
tekanan darahnya belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan kriteria untuk
diberikan vaksin. Tn. B diberitahu bahwa diri nya tidak bisa dilakukan vaksin saat
ini dan harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ke Faskes terdekat terkait
masalah hipertensi nya. Tn. B menolak dan mengatakan bahwa dirinya lebih baik
tidak usah di vaksin daripada harus menemui dokter untuk mendapatkan obat. Tn.
B merasa bahwa selama tidak mengkonsumsi obat hipertensi sejak 1 tahun yang
lalu tidak ada masalah kesehatan apa pun. Tn. B yakin bahwa tekanan darahnya
tinggi saat pemeriksaan hari ini karena dirinya cemas akan efek samping dari
vaksin seperti yang banyak diberitakan di media dan berbagai pesan singkat yang
dia terima. Perawat F sebagai Koordinator Perkesmas yang bertugas sebagai tim
vaksinator saat itu melakukan pendekatan dengan komunikasi efektif kepada Tn.B
untuk meyakinkan Tn. B agar mau memeriksakan diri ke Faskes terdekat dan
kembali minum obat hipertensi secara teratur serta meyakinkan Tn. B untuk tetap
mau diberikan vaksin setelah kondisinya sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.

Tugas Kelompok 1
Role play kan kasus 1, tugas Koordinator Perkesmas bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan di Puskesmas. Kasus dapat dikembangkan dan
disesuaikan.

34
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Kasus 2.
Puskesmas X di Kecamatan Y, Tangerang Selatan adalah Puskesmas non DTP
dan merupakan UPT dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Puskesmas X
memiliki wilayah binaan sebanyak dua (2) Kelurahan, yaitu Kelurahan Melati dan
Kelurahan Anggrek. Puskesmas X memiliki 1 Pustu. Memiliki 12 orang Perawat: 3
perawat lulusan Ners, dan 9 perawat lulusan D3 dengan masa kerja lebih dari 5
tahun.
Program Perkesmas di Puskesmas X telah berjalan dan Koordinatornya adalah
seorang Ners dengan pengalaman bekerja 7 tahun.
Kegiatan Perkesmas yang dilakukan meliputi dalam dan luar gedung.
Jam kerja dalam gedung pukul 07.30 – 12.00, dan jam kerja luar gedung pukul
13.00 – 16.00, namun ketentuan ini fleksibel sesuai dengan kondisi.

Catatan:
Kasus dapat dikembangkan serta disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang
mendekati riil.

Tugas Kelompok 2:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas sebagai pelaksana
Perkesmas

Tugas Kelompok 3:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam, melakukan pembinaan
teknis pelayanan Perkesmas.

Tugas Kelompok 4:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam, menyusun dan
menyampaikan laporan bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat maupun
laporan lainnya kepada kepala penanggung jawab UKM esensial dan Perkesmas.

35
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Tugas Kelompok 5:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam melakukan evaluasi
(penilaian kinerja Perkesmas) dan menyusun laporan evaluasi hasil kegiatan
pelayanan Perkesmas di Puskesmas.

36

Anda mungkin juga menyukai