KEBIJAKAN PELAYANAN
KEPERAWATAN
KESEHATAN
MASYARAKAT DI
PUSKESMAS
1 DESKRIPSI SINGKAT
Dalam rangka pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota khususnya
di bidang kesehatan, UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas. Pelaksanaan UKM dan UKP tersebut
dilakukan salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan pelayanan
Perkesmas.
1
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami tentang
kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di
Puskesmas
2
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
3
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan Kebijakan Pelayanan Perkesmas menggunakan metode :
4
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
5
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator mengucapkan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi materi sebelumnya,
fasilitator memulai dengan perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi kerja, jabatan dalam pekerjaan dan topik materi yang akan
disampaikan.
Fasilitator melakukan bina suasana dengan mengajak peserta untuk
mempertunjukkan yel-yel atau tepuk semangatnya agar peserta fokus dan
antusias dalam mengikuti materi.
Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang
Kebijakan Pelayanan Perkesmas
Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi
pokok yang akan disampaikan dengan dengan menggunakan bahan tayang.
6
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 3: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan
kepada peserta
Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawabnya
Fasilitator merangkum pembelajaran mata pelatihan ini bersama-sama dengan
peserta.
Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti
proses pembelajaran.
Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih,
permohonan maaf bila masih ada kekurangan dan salam penutup.
7
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
Salah satu arah kebijakan dan strategi dalam RPJMN adalah meningkatkan
pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama
penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan
mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan
pemanfaatan teknologi antara lain melalui strategi:
1. Peningkatan Kesehatan Ibu Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi
2. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Peningkatan Pengendalian Penyakit
4. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
8
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
11
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
12
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
13
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Terdapat tujuh indikator yang beririsan antara PIS-PK dan SPM, sehingga
bila ketujuh indikator ini tercapai maka akan dapat dicapai atau didukung
14
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Puskesmas saat ini harus aktif pro-aktif mengunjungi total keluarga karena
masih banyak permasalahan kesehatan yang belum ditemukan oleh
Puskesmas, sebagai contoh:
1. Masih banyak Balita yang tidak datang penimbangan ke posyandu.
Dengan kunjungan rumah, Balita yang belum pernah ditimbang akan
terdeteksi dengan kegiatan ini dan dianjurkan untuk ke Posyandu atau
Puskesmas.
2. Pada Penyakit Tidak Menular (PTM),contoh hipertensi, dari hasil survei,
terdapat 2/3 penderita hipertensi yang belum sadar bahwa mereka
menderita hipertensi. Hanya 1/3 penderita yang mau datang ke
Puskesmas/fasilitas kesehatan. Sehingga dengan pendekatan keluarga
akan dapat menjaring seluruh penderita atau penduduk yang beresiko
hipertensi, untuk mau memeriksakan diri secara teratur ke Posbindu
atau Puskesmas.
15
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
A. Pengertian
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya.
16
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
17
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Puskesmas Keliling
Puskesmas keliling memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya
bergerak (mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan
bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh
pelayanan dalam gedung Puskesmas. Tujuan dari Puskesmas Keliling
adalah untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan
bagi masyarakat terutama masyarakat di daerah terpencil/sangat terpencil
dan terisolasi baik di darat maupun di pulau-pulau kecil serta untuk
menyediakan sarana transportasi dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan. Fungsi dari Puskesmas Keliling adalah sebagai: (1). sarana
transportasi petugas; (2). sarana transportasi logistik; (3. sarana
pelayanan kesehatan; dan (4). sarana pendukung promosi kesehatan.
18
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Salah satu turunan dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
adalah PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko, dimana dalam lampirannya diatur mengenai
perizinan berusaha Puskesmas. Dalam hal ini, perizinan Puskesmas yang
semula berupa izin operasional dan dikeluarkan oleh instansi pemberi izin
setempat, menjadi sertifikat standar yang prosesnya melalui sistem OSS dan
dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal PTSP. Adapun standar usaha
Puskesmas mengacu pada Permenkes Nomor 14 Tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Kesehatan Permenkes baru tersebut tidak mencabut Permenkes
43/2019, karena masih ada beberapa standar yang mengacu pada
Permenkes 43/2019.
19
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Pelaporan terdiri dari laporan data dasar yang dilakukan setiap tahun dan
laporan data program yang dilakukan secara rutin mingguan, bulanan,
laporan tahunan serta laporan tidak rutin.
20
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
A. Pengertian Perkesmas
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah suatu bidang
dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif yang berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri
dalam upaya kesehatannya.
B. Tujuan Perkesmas
Tujuan pelayanan Perkesmas adalah Meningkatnya kemandirian individu,
keluarga, kelompok/ masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
dengan pelayanan keperawatan sesuai kewenangannya sehingga tercapai
peningkatan kesehatan masyarakat yang optimal.
21
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
22
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
23
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
24
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
keluarga rentan masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini untuk
pembangunan kesehatan atau keluarga berisiko tinggi akibat perilaku
hidup tidak sehat, antara lain:
25
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
3. Sasaran Kelompok:
Sasaran kelompok sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas
diutamakan kelompok masyarakat yang rentan terhadap timbulnya
masalah kesehatan, baik kelompok yang terikat maupun tidak terikat
dalam suatu institusi, seperti:
a. Kelompok masyarakat yang terikat dalam suatu institusi, antara lain
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah
tahanan/lembaga pemasyarakatan, industri, pusat rehabilitasi jiwa,
pusat pelayanan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif (NAPZA); dan
b. Kelompok khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
Tidak Menular (Posbindu PTM), kelompok balita, kelompok remaja,
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok penderita
penyakit tertentu (jantung, diabetes mellitus, kanker, dan lain-lain).
4. Sasaran Masyarakat
Sasaran masyarakat sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas
diutamakan masyarakat di suatu desa/kelurahan yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan, antara lain:
a. Masyarakat dengan cakupan pelayanan kesehatan yang rendah;
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular;
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian akibat bencana atau akibat
lainnya;
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografis sulit seperti daerah
terpencil, perbatasan, dan kepulauan, daerah berkonflik
26
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
27
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
28
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan Perkesmas di dalam
gedung memanfaatkan peralatan yang tersedia di rawat jalan, pelayanan
gawat darurat, dan rawat inap Puskesmas. Peralatan yang digunakan
untuk kegiatan pelayanan Perkesmas di luar gedung adalah Kit
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit) dengan rincian peralatan
sesuai dengan yang tertuang dalam Permenkes 43 Tahun 2019 Tentang
Puskesmas. Jumlah kit disesuaikan dengan jumlah Perawat dan beban
kerja kegiatan pelayanan Perkesmas yang diselenggarakan Puskesmas,
dimana jumlah minimal adalah 2 (dua) kit untuk setiap Puskesmas.
29
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
keperawatan
30
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
31
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
32
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
33
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Pelayanan Perkesmas merupakan bagian dari Pelayanan Keperawatan yang
pengaturannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan. Pelayanan Perkesmas yang diselenggarakan dalam bentuk
kegiatan UKM maupun UKP yang terdiri atas pengelolaan, asuhan keperawatan
dan pembinaan teknis yang dilaksanakan secara benar, terarah, dan terpadu
dengan upaya kesehatan lain diharapkan akan meningkatkan jangkauan
pelayanan kesehatan dan meningkatkan cakupan program, termasuk keluarga
sehat melalui pendekatan keluarga. Selain untuk memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar individu, peningkatan kesehatan, pencegahan dan
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, dan pemulihan
kesehatan serta mencapai kemandirian kesehatan bagi individu, keluarga,
kelompok/masyarakat.
34
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
2. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelanggaraan Pelaksanaan Program Indonesia dengan Pendekatan
Keluarga
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas
9. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan
Fungsional Perawat
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 279/MENKES/V/2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas
12. Keputusan Menkes RI tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
tahun 2020-2024
13. Pedoman Penyelenggaraan Keperawatan Kesehatan Masyarakat terintegrasi
dengan Program Indonesia dengan Pendekatan Keluarga
35
MODUL MATA PELATIHAN INTI 1
PERENCANAAN KEGIATAN
PELAYANAN
PERKESMAS
1 DESKRIPSI SINGKAT
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam rangka menjalankan tugas
tersebut, Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya. Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas harus
menyelenggarakan: manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas), pelayanan laboratorium dan
kunjungan keluarga.
1
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan perencanaan
kegiatan pelayanan Perkesmas.
2
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
3
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas mengguankan
metode :
1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)
2. Curah Pendapat
3. Praktik
4. Observasi Lapangan (OL)
4
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
5
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator mengucapkan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi materi sebelumnya,
fasilitator memulai dengan perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi kerja, jabatan dalam pekerjaan dan topik materi yang akan
disampaikan.
Fasilitator melakukan bina suasana dengan mengajak peserta untuk
mempertunjukkan yel-yel atau tepuk semangatnya agar peserta fokus dan
antusias dalam mengikuti materi.
Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang
Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi
pokok yang akan disampaikan dengan dengan menggunakan bahan tayang.
7
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 6: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan
kepada peserta
Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawabnya
Fasilitator merangkum pembelajaran mata pelatihan ini bersama-sama dengan
peserta.
Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti
proses pembelajaran.
Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih,
permohonan maaf bila masih ada kekurangan dan salam penutup.
10
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
11
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Gambar 1.
Siklus Manajemen Puskesmas
12
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
A. Persiapan Dokumen
Pada tahap ini, Koordinator Perkesmas dibantu dengan Penanggung Jawab
Darbin Perkesmas mempersiapkan dokumen yang diperlukan sebagai acuan
menyusun perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas meliputi: (1)
Rencana Lima Tahunan Puskesmas, (2) Rencana Target Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Kabupaten/ Kota, (3) Pedoman Umum Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), (4) Pedoman Manajemen
Puskesmas, (5) Pedoman terkait Perkesmas dan (6) NSPK lainnya terkait
penyusunan perencanaan Puskesmas.
13
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota ini
terdiri atas:
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil
b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
d. Pelayanan kesehatan balita
e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus
j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
k. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis
l. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkandaya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency
Virus)
Yang bersifat peningkatan/ promotif dan pencegahan/ preventif mencakup:
a. Peningkatan kesehatan
b. Perlindungan spesifik
c. Diagnosisi dini dan pengobatan tpat
d. Pencegahan kecacatan
e. Rehabilitasi
14
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tabel 1.
Contoh Target Capaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan
15
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Kesehatan Nasional
d. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam
rencana strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
PIS-PK terdiri atas empat area prioritas yang meliputi: penurunan angka
kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting),
penanggulangan penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak
menular. 12 indikator utama sebagai penanda status kesehatan sebuah
keluarga yang diukur meliputi:
a. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
c. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
d. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
e. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
f. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
g. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
h. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
i. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
j. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
k. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
l. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
16
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
17
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
keluarga rentan masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini untuk
pembangunan kesehatan atau keluarga berisiko tinggi akibat perilaku
hidup tidak sehat, antara lain:
a. Keluarga yang mempunyai masalah kesehatan, antara lain bayi risiko
tinggi, balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, TBC, HIV-AIDS, Malaria,
Hipertensi, Diabetes mellitus, Obsesitas, Kanker, gangguan jiwa;
b. Keluarga yang belum pernah kontak dengan fasilitas pelayanan
kesehatan;
c. Keluarga yang belum memiliki akses air bersih dan jamban sehat; dan
d. Keluarga yang belum mempunyai Jaminan Kesehatan Nasional.
3. Sasaran Kelompok
Sasaran kelompok sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
kelompok masyarakat yang rentan terhadap timbulnya masalah
kesehatan, baik kelompok yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu
institusi, seperti:
a. Kelompok masyarakat yang terikat dalam suatu institusi, antara lain
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah
tahanan/lembaga pemasyarakatan, industri, pusat rehabilitasi jiwa,
pusat pelayanan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif (NAPZA); dan
b. Kelompok khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
Tidak Menular (Posbindu PTM), kelompok balita, kelompok remaja,
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok penderita
penyakit tertentu (jantung, diabetes mellitus, kanker, dan lain-lain).
18
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Sasaran Masyarakat
Sasaran masyarakat sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas
diutamakan masyarakat di suatu desa/kelurahan yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan, antara lain:
a. Masyarakat dengan cakupan pelayanan kesehatan yang rendah;
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular;
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian akibat bencana atau akibat
lainnya;
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografis sulit seperti daerah
terpencil, perbatasan, dan kepulauan, daerah berkonflik; dan
e. Masyarakat di daerah Komunitas Adat Terpencil (KAT).
19
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
a. Pelaksana Perkesmas
1) Pelaksana Perkesmas adalah seluruh tenaga Perawat di Puskesmas.
2) Tugas dan fungsi pelaksana Perkesmas:
Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat sesuai kualifikasi pendidikan dan jabatan
fungsional perawat
Menyusun dokumentasi asuhan keperawatan pada kartu asuhan
keperawatan dan pencatatan lainnya sesuai kebutuhan
Berkoordinasi dengan penanggung jawab darbin Perkesmas
terkait asuhan keperawatan klien kelolaannya
Menyusun dan menyampaikan hasil asuhan keperawatan yang
dikelolanya kepada kepada penanggung jawab darbin Perkesmas
3) Pelaksanaan tugas dan fungsi pelaksana Perkesmas sesuai dengan
kualifikasi pendidikan dan jabatan fungsional Perawat di Puskesmas
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
20
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
c. Koordinator Perkesmas
1) Pelayanan Perkesmas merupakan tanggung jawab Kepala
Puskesmas dibantu oleh penanggung jawab UKM Esensial dan
Perkesmas dengan berkoordinasi bersama penanggung jawab
program lainnya.
2) Dalam pelaksanaannya, Kepala Puskesmas menunjuk Perawat
sebagai koordinator Perkesmas dengan memperhatikan usulan
penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas.
3) Persyaratan kualifikasi koordinator Perkesmas adalah Perawat
profesi dan telah berpengalaman sebagai penanggung jawab Darbin
minimal satu tahun.
4) Tugas koordinator Perkesmas:
Melakukan pengelolaan pelayanan Perkesmas tingkat Puskesmas;
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di
Puskesmas dan wilayah kerjanya;
Bertugas sebagai pelaksana Perkesmas;
Melakukan pembinaan teknis pelayanan Perkesmas;
Menyusun register pelayanan Perkesmas;
Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat maupun laporan lainnya kepada
penanggung jawab UKM esensial dan Perkesmas; dan
Melakukan evaluasi (penilaian kinerja Perkesmas) dan menyusun
laporan evaluasi hasil kegiatan pelayanan Perkesmas di
Puskesmas.
21
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Biaya/Anggaran
Alokasi biaya/ anggaran yang diperuntukkan untuk pencapaian target dan
sasaran pelayanan Perkesmas dapat dilihat melalui dokumen Rencana
Kerja Anggaran (RKA) Puskesmas dan berkoordinasi dengan
Penanggung Jawab UKM Esensial dan Perkesmas.
22
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tabel 2.
Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit)
Jumlah Minimal
No Jenis Peralatan
Peralatan
I. KIT KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
a. Alat Kesehatan
1. Alat Test Darah Portable/rapid diagnostic test 1 unit
(Hb, Gula darah, Asam Urat, Kolesterol)
2. Gunting Angkat Jahitan 1 buah
3. Gunting Jaringan 1 buah
4. Gunting Verband 1 buah
5. Klem Arteri 1 buah
6. Nierbeken 1 buah
7. Palu Reflex 1 buah
8. Pen lancet 1 buah
9. Pinset Anatomis 1 buah
10. Pinset Cirurgis 1 buah
11. Alat pengukur tekanan darah/tensimeter 1 buah
dengan menset untuk dewasa dan anak
12. Stetoskop Anak 1 buah
13. Stetoskop Dewasa 1 buah
14. Termometer 1 buah
15. Timbangan Badan Dewasa 1 buah
b. Perbekalan Kesehatan Lain
1. Bak Instrumen dilengkapi Tutup 1 buah
2. Mangkok Iodine 1 buah
3. Mangkok Kapas Steril 1 buah
4. Mangkok dilengkapi tutup 1 buah
5. Penlight 1 buah
II. BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
1. Alat tenun perawatan luka 1 buah
23
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
No Jumlah Minimal
Jenis Peralatan
2. Peralatan
Alkohol 70% kemasan botol 100 1 botol
3.
ml Alkohol Swab 1 box
4.
Blood Lancet 1 box
5.
Handscrub 1 botol
6.
Kasa Hidrofil Steril uk 16 cm x 16 cm 1 dos
kemasan dos isi 16 lembar
7.
Masker 1 buah
8.
NaCl 0,9 % kemasan botol 500 ml 1 botol
9.
Pembalut (gulung) hidrofil 4 m x 5 10 roll
10.
cm Plester 1 roll
11.
Povidon Iodida larutan 1 botol
12.
10% Refill Strip Asam 1 buah
13.
Urat 1 buah
14.
Refill Strip Glukosa 1 buah
15.
Refill Strip Haemoglobin 1 buah
16.
Darah Refill Strip Kolesterol 1 botol
17.
Rivanol 1 pasang
18.
Sarung Tangan Non Steril 1 pasang
19.
Sarung Tangan Steril 1 buah
III.
Sudip Lidah
1.
PERLENGKAPAN 1 buah
2.
Duk Biasa 1 buah
3.
Duk Bolong 1 buah
4.
Meteran 1 buah
5.
Gulung Perlak 1 buah
6.
Besar Perlak 1 buah
Kecil
Tas Kanvas tempat kit
D. Analisa Situasi
Koordinator Perkesmas dan Tim ikut berpartisipasi dalam melakukan analisa
situasi yang diselenggarakan oleh Puskesmas di wilayah kerjanya. Tahapan
kegiatan analisa situasi ini mengacu pada Pedoman Manajemen
Puskesmas. Hasil analisa situasi yang diperoleh kemudian dijadikan dasar
untuk selanjutnya mengidentifikasi masalah kesehatan dalam pelayanan
Perkesmas.
24
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tabel 3.
Contoh Tabel Identifikasi Masalah Pelayanan Perkesmas
Keterangan:
Upaya diisi kegiatan Puskesmas yang melibatkan pelayanan Perkesmas
Target diisi berdasarkan hasil penentuan target Puskesmas berdasarkan:
target pencapaian SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota atau
ditentukan dari dinas kesehatan kabupaten /kota atau Puskesmas sesuai
dengan ketersediaan sumber daya yang tersedia
Pencapaian diisi jumlah pencapaian dari seluruh daerah binaan di
wilayah kerja Puskesmas. Kesenjangan yang ada antara pencapaian dan
target merupakan masalah yang ditemukan
Masalah Kesehatan diisi dengan perumusan mencakup apa masalahnya,
siapa yang terkena masalah, kapan masalah itu terjadi, dimana terjadinya,
mengapa masalah terjadi dan bagaimana masalah terjadi (5 W dan 1H).
Contoh: “Masih tingginya angka kematian balita akibat diare yaitu sebesar
20% di desa A, wilayah Puskesmas X, pada tahun 2006”
25
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tabel 4.
Contoh Penetapan Urutan Masalah Pelayanan Perkesmas
26
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
27
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Gambar 2.
Contoh Fishbone
penyebab akibat
28
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Gambar 3.
Contoh Pohon Masalah
Penyebab
Akar Penyebab
29
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tipe brainstorming
a. Terstruktur, tiap anggota tim menyampaikan ide/gagasan bergiliran
b. Tidak terstruktur, tiap peserta yang mempunyai ide/gagasan dapat
langsung menyampaikannya
Langkah-langkah brainstorming :
a. Tetapkan suatu topik/masalah sejelas mungkin.
b. Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami dan
memikirkannya.
c. Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat, misalnya
30-45 menit.
d. Anggota tim menyampaikan ide.
e. Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi, gunakan curah
pendapat terstruktur sehingga seluruh anggota mempunyai
kesempatan yang sama. Bila yang dipilih secara terstruktur, anggota
yang tidak menyampaikan pendapat pada gilirannya harus
mengucapkan “Pass” dan kesempatan diberikan pada anggota
berikutnya.
f. Beri dorongan/ rangsangan agar anggota berani memberikan/
mengajukan pendapat.
30
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
31
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
32
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
33
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
34
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
35
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Setiap Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan harus menyelenggarakan kegiatan pelayanan
Perkesmas. Pelayanan ini dilaksanakan oleh Puskesmas bertahap sesuai dengan
sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing Puskesmas. Agar
pelayanan Perkesmas dapat diberikan secara efektif dan efisien, maka perlu
dikelola dengan baik mengacu pada prinsip-prinsip manajemen Puskesmas, salah
satunya adalah menyusun perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas.
36
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
6. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
7. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
8. https://agenpreventif.blogspot.com/2020/04/metode-menentukan-prioritas-
masalah.html. Diakses tanggal 9 Juli 2021
9. https://didiksetiawan11.wordpress.com/2015/06/02/pengolahan-data-dan-
penyajian-data. Diakses tanggal 9 Juli 2021
37
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10 LAMPIRAN
1. Formulir Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas
2. Formulir Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Tahunan Puskesmas
3. Formulir Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Bulanan Puskesmas
4. Panduan Praktik
38
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 1.
FORMULIR
RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK) PUSKESMAS
39
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 2.
FORMULIR
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PUSKESMAS
40
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 3.
FORMULIR
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) BULANAN PUSKESMAS
41
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 4.
PANDUAN PRAKTIK
Tujuan:
Setelah melakukan praktik ini, peserta mampu menyusun Perencanaan Kegiatan
Pelayanan Perkesmas.
Petunjuk:
1. Kelas Besar : Pengantar (10 menit)
a. Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator (yang sebelumnya
menyampaikan teori) memperkenalkan tim fasilitator lainnya yang
akan terlibat dalam penugasan
b. Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator menyampaikan langkah-
langkah atau petunjuk proses penugasan praktik penyusunan perencanaan
kegiatan pelayanan Perkesmas yang dilakukan
c. Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator membagi peserta menjadi
kelompok masing-masing berisi 6 orang dibantu panitia (5 kelompok
didampingi 1 fasilitator per kelompok dan dibuat urutan nomor peserta
untuk memudahkan pembagian tugas penyajian hasil praktik ke depan
43
MODUL MATA PELATIHAN INTI 2
ASUHAN KEPERAWATAN
DI PUSKESMAS DAN
WILAYAH KERJA
PUSKESMAS
1
2 TUJUAN
PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan Asuhan
Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas.
2
3 MATERI POKOK
danSUB MATERI POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Asuhan Keperawatan Individu
a. Pengkajian Keperawatan Individu
b. Diagnosis Keperawatan Individu
c. Rencana tindakan Keperawatan Individu
d. Pelaksanaan tindakan Keperawatan Individu
e. Evaluasi Keperawatan Individu
2. Asuhan Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian Keperawatan Keluarga
b. Diagnosis Keperawatan Keluarga
c. Rencana Keperawatan Keluarga
d. Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
e. Evaluasi Keperawatan Keluarga
3. Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat
a. Pengkajian Keperawatan Kelompok/Masyarakat
b. Diagnosis keperawatan Kelompok/Masyarakat
c. Rencana Keperawatan Kelompok/Masyarakat
d. Pelaksanaan Keperawatan Kelompok/Masyarakat
e. Evaluasi Keperawatan Kelompok/Masyarakat
4. Integrasi Pelayanan Perkesmas dengan Pendekatan Keluarga
a. Persiapan pelaksanaan kunjungan keluarga
b. Kunjungan keluarga dan intervensi awal
c. Analisis hasil kunjungan keluarga dan Rencana Intervensi Lanjut
d. Pelaksanaan Intervensi Lanjut
3
4
METODE
Mata pelatihan Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
menggunakan metode :
4
5 MEDIA DAN ALAT
BANTU
Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Asuhan Keperawatan
di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya meliputi:
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Laporan kegiatan perkesmas peserta
9. Data keluarga sehat di wilayah Puskesmas peserta
10. Profil Puskesmas peserta
11. Hasil Survey mawas diri di wilayah kerja Puskesmas peserta
12. Lembar kasus
13. Panduan studi kasus
5
6 LANGKAH-
LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat.
Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas maka mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang apa yang dimaksud dengan
Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas dengan
pendekatan keluarga. dengan metode curah pendapat (brainstorming).
Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang
Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas dengan
menggunakan bahan tayang.
6
keperawatan pada keluarga, kelompok/masyarakat, dan integrasi dengan
pendekatan keluarga.
Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penyaji.
Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil diskusi dan
pembuatan rancangan asuhan keperawatan pada keluarga, kelompok/
masyarakat, dan integrasi dengan pendekatan keluarga.
Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses diskusi.
7
7 URAIAN MATERI
8
B. FILOSOFI/ PARADIGMA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Filosofi keperawatan kesehatan komunitas digambarkan dalam empat aspek
paradigma yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
1. Manusia
Komunitas sebagai klien individu, keluarga kelompok atau masyarakat pada
wilayah dengan batas geografis tertentu yang memiliki keyakinan, minat
yang relatif sama serta berinteraksi untuk mencapai tujuan. Komunitas
sebagai klien dengan prioritas perhatian khusus pada kasus resiko tinggi,
daerah terpencil, konflik, rawan dan kumuh.
2. Kesehatan
Suatu kondisi terbebas dari tanda atau gejala penyimpangan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia serta Keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan dalam mengatasi stresor. Perawat memandang
sehat mencakup semua tingkatan sejahtera yaitu pencapaian jati diri,
kemampuan beradaptasi, dapat berperan secara efektif dan terhindar dari
gejala abnormal.
3. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal yang mempenngaruhi klien/komunitas
mencakup bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi atau tindakan yang bertujuan untuk menekan stresor atau
meningkatkan kemampuan komunitas menghadapi stresor melalui Upaya
pencegahan primer, sekunder, dan tersier
9
C. PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
Praktik Keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat professional
melalui kerjasama kolaborasi dengan klien dan tenaga Kesehatan lainnya pada
saat memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya. Praktik keperawatan sebagai tindakan keperawatan professional
menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu
dasar (biologi, fisik, biomedik, perilaku, sosial) dan ilmu keperawatan sebagai
landasan untuk melakukan asuhan keperawatan.
10
Karakteristik Praktik Perkesmas :
1. Praktik keperawatan kesehatan komunitas meningkatkan dan memelihara
kesehatan populasi dengan mengintegrasikan skill dan pengetahuan yang
relevan dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat
2. Praktik keperawatan komunitas adalah general dan komprehensif, tidak
terbatas terhadap usia atau diagnosa tertentu; Mengambil tempat di
berbagai tatanan/ setting; Memanfaatkan berbagai peran keperawatan
profesional
3. Pelayanan diberikan berkelanjutan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok di komunitas dengan mengaplikasikan promosi kesehatan,
pendidikan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, koordinasi, pelayanan
berkelanjutan
4. Fokus intervensi keperawatan pada pelayanan primary prevention,
secondary prevention, tertiary prevention.
5. Penekanan penanganan masalah kesehatan populasi dari pada individu
6. Penekanan pelayanan komprehensif dan berkelanjutan dari pada. Short
term dan episodic
7. Interaksi antara perawat dan klien equal; lebih besar kerjasama dengan
segmen kemasyarakatan lain
8. Memandang sehat mencakup semua tingkatan sejahtera mencakup
pencapaian jati diri, kemampuan beradaptasi, dapat berperan secara efektif
dan terhindar dari gejala abnormal
9. Adanya Autoritas, Akontabilitas, Pengambilan keputusan mandiri,
Kolaborasi multidisiplin dalam membantu penyelesaian masalah klien,
10. Mengadakan advokasi dalam mengatasi masalah klien dan memfasilitasi
pemberdayaan potensi organisasi dan system klien.
11. Kegiatan Praktik keperawatan komunitas antara lain :
a. Menyediakan pelayanan pada Masyarakat
b. Melayani klien pada semua umur dan lebih berfokus pada
penanganan masalah populasi daripada individu
c. Kolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu
d. Menunjang klien berpartisipasi aktif dalam aktifitas promkes dan
memandang sehat dalam rentang sehat-sakit
e. Fokus utama intervensi melaksanakan upaya tingkat pencegahan
primer, sekunder, dan tersier
11
Standar Praktik Keperawatan Kesehatan Masyarakat :
1. Perawat mengaplikasikan konsep teori sebagai dasar keputusan praktik
2. Perawat secara sistematis mengumpulkan data yang komprehensif dan
akurat
3. Perawat menganalisa data tentang masyarakat, kelompok, keluarga, dan
individu untuk menetapkan diagnosa Keperawatan
4. Pada setiap tingkat pencegahan perawat mengembangkan rencana
tindakan keperawatan yang spesifik sesuai kebutuhan klien
5. Perawat melakukan tindakan sesuai rencana untuk meningkatkan,
mempertahankan dan memelihara kesehatan; penanganan masalah
keperawatan aktual, mencegah penyakit, dan rehabilitasi
6. Perawat mengevaluasi respon masyarakat / komunitas, keluarga dan
individu terhadap hasil intervensi, menetapkan kemajuan terhadap
pencapaian tujuan serta perbaikan data dasar, diagnosa dan rencana.
7. Perawat berpartisipasi dalam peer review dan evaluasi lain untuk menjamin
kualitas praktik keperawatan. Perawat memikul tanggung jawab untuk
perkembangan profesional dan berkontribusi terhadap pertumbuhan profesi
lain.
8. Perawat berkolaborasi dengan provider kesehatan lain, tenaga profesional,
dan perwakilan komunitas dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
serta program evaluasi terhadap kesehatan komunitas
9. Perawat berkontribusi terhadap riset teori dan praktik CHN
12
3. Berkaitan dengan satu rumah sakit/ Berkaitan dengan semua institusi dan
satu institusi agensi komunitas dan internasional
5. Menerima petunjuk terapi medic dari Menerima petunjuk terbatas dari pelayanan
resep dokter keperawatan, rentang kewenangan medic
dan secara tidak langsung di home health
care
13
Peran Perawat Komunitas :
Saat ini peran perawat komunitas masih masa Transisi dalam proses berubah.
Tingkat perawat praktisi banyak melakukan primary care dan promosi
kesehatan terhadap individu dan Perawat dituntut dapat fleksibel dan mampu
menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan situasi klien.
Berbagai faktor yang mempengaruhi Peran Perawat saat ini antara lain :
Kebijakan organisasi; Norma sosial dan budaya komunitas; Persepsi
masyarakat terhadap CHN; serta Kemampuan Perawat yang ada diberbagai
tatanan.
Peran Pelaksana
a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada klien yang diberikan kepada
klien individu, keluarga, kelompok di masyarakat sepanjang rentang sehat-
sakit
b. Lingkup pelayanan keperawatan komunitas
Pencegahan primer
- Pencegahan sekunder
- Pencegahan tersier
14
Fungsi Perawat terkait Peran Pelaksana
a. Memberikan perawatan langsung kepada klien : ROM, Pengobatan,
Pemeliharaan kebersihan, Adaptasi lingkungan, ambulasi, treatment
b. Memberikan perawatan tidak langsung : Koordinasi pelayanan
keperawatan, penjelasan pelayanan yang tersedia, rujukan ke sumber di
komunitas
c. Membina aktifitas pemeliharaan Kesehatan
- Mengkaji & menunjang praktik perilaku sehat
- Mendukung potensi keluarga
Peran Pendidik
a. Peran pendidik penting bagi perawat komunitas karena tujuan utama CHN
adalah kemandirian klien
b. Tujuan Pendidikan kesehatan :
- Mampu mengambil keputusan yang baik tentang pelayanan kesehatan
- Mampu memulai perilaku yang bermanfaat bagi kesehatan
- Mampu merubah perilaku yang membahayakan kesehatan.
Peran Pengelola
a. Ketrampilan mengelola : Mengkoordinir aktifitas orang lain untuk mencapai
tujuan spesifik
15
b. Perawat mempunyai posisi ideal sebagai koordinator karena memahami
kebutuhan klien
c. Koordinasi adalah proses mengorganisasikan dan memadukan pelayanan
seghingga efisien
Peran Peneliti
a. Peneliti mengekplorasi fenomena
b. Penelitian yang berfokus pada kegiatan investigasi menjadi tg.jwb. Semua
perawat
c. Riset yang efektif didasarkan semangat inquiry, keterbukaan pemikiran,
kemampuan observasi, dan analisa informasi dan situasi
WEWENANG PERAWAT
Berdasarkan UU nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan, dinyatakan
bahwa Kewenangan Perawat di pelayanan kesehatan mencakup kewenangan
Perawat terkait Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan
Perseorangan.
16
1. Wewenang Perawat dalam Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Melakukan pengkajian keperawatan kesmas di tingkat keluarga dan
masyarakat
b. Menetapkan permasalahan keperawatan kesmas
c. Membantu penemuan kasus penyakit
d. Merencanakan tindakan keperawatan kesmas
e. Melakukan rujukan kasus
f. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesmas
g. Menjalin kemitraan, pemberdayaan dan advokasi dalam perawatan
kesmas
h. Mengelola kasus / Case Management
i. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif
2. Wewenang Perawat dalam Upaya Kesehatan Perorangan
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
b. Menetapkan diagnosis keperawatan
c. Merencanakan tindakan keperawatan
d. Melaksanakan tindakan keperawatan
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan
f. Melakukan rujukan
g. Memberi tindakan gadar sesuai dg kompetensi
h. Memberi konsultasi keperawatan & berkolaborasi dg dokter
i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai
dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan bebas terbatas
17
Pengkajian pada individu rawat jalan dilakukan secara singkat dan fokus
pada keluhan yang dirasakan. Pengkajian pada individu yang dirawat di
Puskesmas dilakukan secara komprehensif. Hal-hal yang perlu dikaji antara
lain:
1. Identitas
a. Nama Individu yang sakit
b. Diagnosa medis
c. Sumber dana kesehatan
d. Rujukan dokter/RS
2. Keadaan Umum
3. Sirkulasi/Cairan
4. Pernafasan
5. Pencernaan
6. Perkemihan
7. Muskuloskeletal
8. Neurosensori
9. Kulit
10. Tidur dan istirahat
11. Mental
12. Komunikasi dan budaya
13. Kebersihan diri
14. Perawatan diri sehari-hari
15. Keterangan tambahan terkait individu
1. Rumusan Tujuan
Tujuan adalah petunjuk untuk menyeleksi intervensi keperawatan dan
kriteria hasil dalam mengevaluasi intervensi yang telah diberikan, dalam
menetapkan tujuan dan ukuran hasil yang diharapkan ditekankan pada
diagnosa, masalah yang mendesak, dan sumber-sumber klien serta
sistem pelayanan keperawatan
2. Menetapkan Intervensi
Rencana Tindakan/intervensi ditetapkan, meliputi:
a. Intervensi mandiri (independent): tindakan yang diprakarsai sendiri oleh
perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya atau
menanggapi reaksi karena adanya stressor (penyakit), misalnya:
1) Membantu klien dalam melakuan kegiatan sehari-hari
2) Memberikan perawatan kulit untuk mencegah dekubitus
3) Memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya secara wajar
4) Menciptakan lingkungan terapeutik
b. Intervensi saling ketergantungan (interdependent/kolaborasi): tindakan
keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim perawatan atau dengan
tim kesehatan lainnya seperti dokter, fisioterapi, analis kesehatan dan
sebagainya, misalnya dalam hal:
1) Pemberian obat-obatan sesuai dengan instruksi dokter
2) Pemberian infus
c. Intervensi rujukan/ketergantungan (dependent): tindakan keperawatan
atas dasar rujukan dari profesi lain, diantaranya dokter, psikolog,
psikiater, ahli gizi, fisioterapi, dan sebagainya, misalnya:
1) Pemberian makan pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat
oleh ahli gizi
2) Latihan fisik – ahli fisioterapi
19
D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Individu
Pelaksanaan atau implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
20
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN TUBERKULOSIS
Pengkajian
1. Riwayat kesehatan:
a. Riwayat masa lalu: riwayat TBC Paru pada keluarga, riwayat pengobatan
TBC, PMO, kebiasaan/ perilaku membuang dahak sembarangan, merokok
b. Riwayat saat ini: kaji adanya batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih,
batuk dahak bercampur darah, sesak nafas, badan lemas (malaise), nafsu
makan menurun, berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, sulit tidur, demam/ meriang lebih dari satu bulan
2. Pemeriksaan fisik, meliputi:
a. Tanda vital: suhu badan, frekuensi pernafasan, pola pernafasan, frekuensi
nadi; berat badan (turun atau tetap dalam 6 bulan terakhir), tekanan darah.
b. Fokus pemeriksaan fisik pada pasien TBC
1) Perkusi didapatkan suara redup
2) Auskultasi suara nafas; adanya bronchial, suara nafas tambahan: ronki
basah kasar dan nyaring area paru
3) Retraksi otot-otot interkostal
3. Pemeriksaan diagnostik meliputi:
a. Pemeriksaan sputum (Sewaktu Pagi Sewaktu/ SPS)
b. Ziehl Neelsen (pemeriksaan BTA)
c. Test kulit (Protein Purified Derivate/ PPD atau Mantoux test)
d. Foto torak
4. Pengkajian lingkungan: data kondisi lingkungan rumah pasien TBC,
diantaranya pencahayaan sinar matahari, ventilasi udara, jenis lantai.
5. Pengkajian psikososial: kaji perasaan isolasi, penolakan lingkungan,
perubahan harga diri, peran, strategi koping; kaji sistem pendukung termasuk
keluarga, orang yang berarti dan teman; aktivitas kehidupan sehari-hari
termasuk perubahan yang terjadi; status pekerjaan, aktivitas sosial, hobi, dan
sumber finansial.
6. Pengkajian kebutuhan pembelajaran klien dan keluarga (terkait 5 tugas
keluarga)
21
Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan kajian data yang diperoleh maka diagnosis keperawatan yang dapat
ditemukan pada klien dengan tuberkulosis paru adalah sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Risiko koping individu tidak efektif
4. Manajemen kesehatan tidak efektif
Rencana Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Tujuan:
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 6 kali klien dapat mempertahankan jalan
nafas yang efektif.
Kriteria hasil:
Klien dapat: mengeluarkan sekret tanpa bantuan, menunjukkan perilaku untuk
memperbaiki/ mempertahankan bersihan jalan nafas, berpartisipasi dalam
program pengobatan.
Rencana tindakan:
a. Monitor fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan
penggunaan otot aksesori)
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan dahak melalui batuk efektif (catat
karakteristik dahak, jumlah sputum dan adanya hemoptisis)
c. Lakukan latihan batuk efektif dan nafas dalam
d. Anjurkan klien mempertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari
e. Berikan obat–obatan sesuai indikasi seperti agen mukolitik bronkhodilator
f. Libatkan keluarga memantau klien melakukan latihan batuk efektif dan
nafas dalam
22
Kriteria hasil:
Klien dapat melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan /atau
mempertahankan berat badan yang tepat.
Rencana tindakan:
a. Identifikasi pola diet klien terkait makanan yang disukai/ tidak disukai
b. Catat status nutrisi klien (turgor kulit, berat badan, integritas mukosa oral,
kemampuan menelan, riwayat mual/ muntah atau diare)
c. Monitor anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan
dengan pemberian obat
d. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang kebutuhan gizi seimbang (tinggi
kalori dan protein dengan porsi kecil tetapi sering)
e. Libatkan keluarga dalam mengawasi asupan nutrisi
f. Monitor berat badan setiap bulan
g. Ajarkan klien dan keluarga dalam menyusun menu seimbang sesuai
kebutuhan klien
Kriteria hasil:
Klien mampu: menunjukkan kepatuhan dengan minum obat anti TBC setiap hari.
Rencana tindakan:
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang pengobatan TBC
b. Berikan informasi tertulis khusus pada klien sebagai panduan (jadwal obat)
c. Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang alasan pengobatan dalam
jangka waktu yang panjang, dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang
diharapkan, efek samping obat dan cara mengatasinya serta dampak putus
obat
d. Diskusikan penerimaan klien dan keluarga terhadap TBC Paru, hal-hal yang
perlu dilakukan dan harapan,
23
e. Libatkan keluarga dalam pemberian dukungan pada klien berupa dukungan
informasional, emosional, penghargaan dan instrumental.
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai rencana dengan melibatkan anggota
keluarga di dalam setiap tindakan keperawatan agar klien dan keluarga memiliki
24
kemampuan kognitif, afektif serta psikomotor dalam mengatasi masalah
tuberkulosis paru. Disamping itu, perawat dapat memanfaatkan sumber-sumber
yang tersedia dalam keluarga dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat
keluarga.
Evaluasi
Tahap selanjutnya adalah melakukan penilaian (evaluasi) terhadap respon verbal
dan non verbal klien selama melakukan tindakan keperawatan untuk melihat
keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dilakukan. Evaluasi terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan nafas dalam batas normal
2. Tidak ada sesak nafas
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan adekuat
4. Klien mampu mendemonstrasikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
5. Klien mampu melakukan cara-cara untuk mencegah penularan
6. Pengetahuan klien dan keluarga meningkat tentang perawatan, pengobatan
dan pencegahan penularanTBC Paru
7. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah penularan TBC
8. Keluarga terlibat aktif dalam perawatan klien TBC Paru
9. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengatasi TBC
Paru
Proses keperawatan pada umumnya terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian,
analisa/ perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan merupakan
tahap kritikal dan kemungkinan dapat menentukan keberhasilan tahap
berikuntuknya. Mengingat tahap pengkajian memegang peran kunci penerapan
proses keperawatan, maka pengkaji (Assessor) harus memahami betul lingkup
area serta berbagai metode dan tool untuk mengkaji dan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengkajian.
25
A. Pengkajian Keperawatan Keluarga
Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan dan
merupakan tahap yang kritikal menuruntuk Shaw, 1993. Sedangkan
menuruntuk Yura & Walsh (1988), Pengkajian merupakan suatu tindakan
peninjauan situasi manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan
maksud menegaskan situasi penyakit, diagnosa masalah klien, penetapan
kekuatan dan kebutuhan promosi Kesehatan klien. Data yang dikumpulkan
dalam pengkajian mencakup data subyektif dan objektif. Data diperoleh dari
apa yang diungkapkan klien secara verbal kepada perawat atau diperoleh
melalui observasi langsung dan pengukuran atau hasil konsultasi dengan
pemberi pelayanan Kesehatan lain. Berbagai sumber dapat digunakan
dalam pengkajian, tetapi pengkajian fisik merupakan elemen essensial yang
perlu dilakukan untuk memvalidasi riwayat atau mengidentifikasi area yang
perlu diekplorasi lebih jauh.
1. Sumber Data
Sumber data dalam pengkajian keluarga dapat diperoleh dari interview
dengan klien berkaitan dengan kejadian sebelumnya dan kejadian
sekarang, penilaian subyektif misalnya pengalaman setiap anggota
keluarga, maupun temuan yang objektif misalnya hasil observasi berbagai
fasilitas yang ada dirumah keluarga. Sumber data keluarga dapat juga
diperoleh dari informasi yang tertulis atau lisan dari berbagai agensi yang
berhubungan atau bekerjasama dengan keluarga, atau informasi dari
anggota tim Kesehatan lain.
26
kerangka konsep yang diyakini perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga. Beberapa tehnik pengkajian telah dikembangkan
antara lain yang dapat digunakan dalam pengkajian keluarga adalah
genogram dan ecomap. Genogram dan ecomap ini merupakan komponen
essensial dalam pengkajian keluarga.
Tool atau instrumen lain yang dapat dikembangkan oleh perawat guna
mengumpulkan data keluarga antara lain adalah pedoman observasi,
27
angket atau pedoman wawancara. Penggunaan Instrumen ini sudah biasa
digunakan dalam asuhan keperawatan keluarga, namun perlu
dipertimbangkan Kesehatanesuaiannya dengan tujuan atau data yang
akan dicari. Pedoman observasi seharusnya berisikan pedoman untuk
melakukan pengamatan terhadap suatu gejala atau kondisi subyek yang
diamati misalnya perilaku interaksi anggota keluarga, kondisi/ karakteristik
sarana fisik di lingkungan rumah. Pedoman wawancara seharusnya
berisikan pertanyaan tentang fakta atau informasi segala sesuatu yang
berkaitan dengan subyek atau pengalaman dan pengetahuan subyek
tentang kejadian spesifik. Pedoman wawancara dapat juga berisikan
pertanyaan tentang persepsi atau perasaan subyek terhadap dirinya,
orang lain, atau suatu kejadian serta alasan subyek dengan perilakunya.
Sedangkan angket yang terstruktur biasanya untuk mendapatkan data
yang konkrit/ objektif, jelas dan subyek tinggal memilih skala yang telah
disediakan atau mengisi dengan jawaban yang tegas.
3. Pelaksanaan Pengkajian
Hubungan saling percaya perawat dengan klien/ keluarga merupakan
langkah awal yang perlu diciptakan sebelum melakukan intervensi
keperawatan. Hubungan saling percaya ini dapat diupayakan dengan
memunculkan keterbukaan dan kejujuran dalam interaksi perawat-klien,
konsistensi dengan kontrak. Kepercayaan dapat dikembangkan ketika
perawat mampu membawa klien/ keluarga menerima dan memahami
kemampuan dan keyakinannya. Pengkajian keluarga dapat ditingkatkan
setelah adanya hubungan saling percaya antara perawat dengan klien/
keluarga tersebut.
Biasanya data dikumpulkan dengan sepintas pada setiap area yang akan
dikaji, kemudian jika pengkaji menemukan potensi atau kemungkinan
masalah, maka mereka akan menggali area tersebut secara lebih
mendalam. Kegiatan interview dapat juga dilakukan terhadap kesehatan
seluruh anggota keluarga pada tahap awal pengkajian, sehingga dapat
memberi kesempatan pada setiap anggota keluarga untuk
mengungkapkan persepsinya.
29
Gambar 1. Simbol Genogram
Pisah
Anak Angkat
Anak Kandung
Anak Kembar
Aborsi
Klien
Meninggal Tinggal dalam 1 rumah
Catatan :
Aturan yang harus dipenuhi dalam pembuatan genogram
Anggota keluarga yang lebih tua berada di sebelah kiri.
Umur Anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan
Tahun dan penyebab kematian di sebalah simbol laki-laki atau perempuan
Penggunaan simbol dalam genogram
31
Berapa laki-laki dan berapa
perempuan
4. Tipe Apa tipe keluarga ini mis :
keluarga keluarga inti, keluarga ekstendet,
single adult dan lain-lain
5. Latar Apa latar belakang budaya/ adat Adakah
belakang istiadat keluarga simboh-simbol
adat-istiadat/ Sudah berapa lama tinggal di atau objek
budaya wilayah ini yang
Apa jenis budaya di sekitar tempat menunjukan
tinggal keluarga saat ini budaya
Bagaimana pengaruh budaya Menggunakan
terhadap kehidupan sehari-harinya pola perilaku
(makan, sosialisasi, bekerja, terkait budaya
berhubungan, tanggung jawab
rumah tangga)
Apa bahasa yang digunakan
sehari-hari
Bagaimana budaya
mempengaruhi keyakinannya
terhadap Kesehatan, dan
pelayanan Kesehatan anggota
6. Agama Apa agama yang dianuntuk Terdapat
keluarga dan bagaimana symbol-simbol
prakteknya bagi semua anggota keagamaan di
keluarga sekitar rumah
Apakah keyakinan atau value dan
agama dirasa penting bagi pekarangannya
anggota keluarga
7. Status Apa tingkat pendidikan dan
Sosial ketrampilan yang dimiliki anggota
keluarga
Apa pekerjaan anggota keluarga
Anggota keluarga yang mana yang
saat ini bekerja
Apakah keluarga mendapatkan
income tambahan, jika ya dari
mana
8. Aktifitas
rekreasi
keluarga
2. Tahap Perkembangan
Konsep Interaksi Observasi Pengukuran
1. Tahap Tahap perkembangan keluarga :
perkembangan - Keluarga baru
keluarga saat ini
31
- Childbearing (Menunggu
keluargaahiran)
- Keluarga dengan anak
prasekolah
- Keluarga dengan anak usia
sekolah
- Keluarga dengan anak remaja
- Keluarga dengan anak
launching
- Keluarga dengan anak usia
dewasa
- Keluarga lansia
2. Tugas Tugas perkembangan keluarga :
perkembangan - Pemeliharaan fisik
keluarga yang - Penyediaan sumber-sumber
telah terpenuhi - Kehamilan
- Sosialisasi
- Perluasan dan reproduksi
- Komunikasi
- Hubungan kemasyarakatan
- Motivasi dan moral
3. Keeratan Sejauhmana kebersamaan satu Siapa yang Berapa kali
(Attachment) sma lain pada anggota keluarga? duduk terlihat anggota
dengan siapa masing-masing sangat dekat keluarga
anggota keluarga erat Siapa yang kontak mata
hubungannya bicara dengan
Siapa berkeluargaahi dengan siapa
siapa dalam anggota keluarga, Siapa yang
secara vwerbal atau secara fisik telah kontak
Siapa yang mempunyai mata atau
hubungan hangat, daringan siapa memberikan
sentuhan
4. Riwayat
keluarga inti
5. Riwayat asal-
usul kedua orang
tua
3. Struktur Keluarga
1. Komposisi
Keluarga
Data Genogram
2. Sistem a. Nilai budaya dan etnik apa Adakah objek Jumlah objek
Nilai yang dirasa penting bagi yang bernilai di yang bernilai
keluarga Mis : rumah : Mis : dan tipenya
Produktifitas/ bekerja; sejumlah buku,
Pendidikan; Furniture yang
Individuividualisme; mahal, Piala/
32
Materialisme; Pembersih; penghargaan,
Kesehatan; Keluarga; perlengkapan
Agama olah raga, Obat-
b. Bagaimana nilai ini obatan
disampaikan ke anggota
keluarga dan di lakukan
oleh keluarga
c. Apakah saat ini muncul
konflik nilai pada anggota
keluarga
d. Bagaimana nilai keluarga
mempengaruhi Kesehatan
dan fungsi keluarga
3. a. Bagaimana anggota a. Catat tingkat Sosiogram
Komunikasi keluarga mengungkapkan efektiftitas hubungan
kebutuhan dan komunikasi anggota
perasaannya ?; Apakah diantara keluarga
komunikasi terbuka/ anggota
tertuntukup, sabar, dapat keluarga Mis :
diterima diantara anggota Kesehatanesua
keluarga. ian antara
b. Siapa bicara dengan komunikasi
siapa, dan masalah apa verbal dan non
yang dibicarakan. verbal; antara
c. Masalah pribadi yang isi pesan
mana yang didiskusikan dengan yang
secara terbuka/ diharapkan
tertuntukup b. Anggota
d. Apa issu emosional di keluarga yang
keluarga mana yang
e. Seberapa sering keluarga perhatian,
mendiskusikan issue mengungkapka
bersama dalam kelompok n pandangan,
validasi
informasi
c. Adakah kontak
mata, sentuhan
diantara
anggota
4. Sistem a. Apakah semua peran yang a. Siapa
Peran formal dari setiap anggota yang menjawab
keluarga terpenuhi Mis : setiap
suami-istri, ayah-ibu, pertanyaan
orang tua-anak, saudara b.Siapa
laki-laki-perempuan yang
b. Apakah setiap anggota mengasuh
keluarga mempunyai
33
peran informal Mis : anak, hewan
Negosiator, dominator, ternak
distraktor, Kompromis, c. Siapa yang
pengasuh, pencari nafkah, menyiapkan
pesakitan dan lain-lain. makanan,
c. Bagaimana setiap anggota mengatasi
keluarga melakukan peran keuangan,
formal dan informalnya belanja barang-
d. Bagaimana perasaan barang rumah
anggota keluarga terhadap tangga.
peran dirinya dan anggota d. Siapa yang
keluarga yang lain memelihara
e. Apakah anggota keluarga kendaraan,
dapat merubah perannya kebon
e. Siapa yang
disuruh-
suruh, sopir
dan lain-lain.
34
Ayah-ibu, Ibu-anak
perempuan, dan lain-lain.
4. Fungsi Keluarga
35
makan siang, makan malam api, kunci d. Frek periksa
dan snack pintu, dokter dan
g. Berapa kali keluarga anda cendela, dokter gigi
makan screen
h. Apakah anda mempunyai e. Jenis
dokter keluarga ? siapa? pakaian
i. Kapan anda terakhir periksa ? anggota
Mengapa ? keluarga
j. Imunisasi apa yang sudah (kondisi
dimiliki anggota keluarga ? pakaian,
k. Apakah anda mempunyai Kesehatane
dokter gigi keluarga ? Kapan suaian
anggota keluarga terakhir dengan
check up ? cuaca)
l. Apakah ada anggota keluarga f. Bandingkan
yang periksa mata ? kapan pakaian
periksa ? anak-anak/
m. Bagaimana keluarga dewasa
melakukan pemeliharaan g. Snack dan
Kesehatan (Check up dokter, makanan
dokter gigi, nutrisionis, apa yang
eksercise) terlihat di
n. Apa jenis aktifitas fisik (kerja, dapur
rekreasi, eksercise) apakah h. Penampilan
setiap anggota keluarga fisik
berpartisipasi secara teratur ? anggota
o. Obat/ resep obat apa yang keluarga
secara teratur di ambil i. Kondisi
keluarga kulit,
p. Bagamana anda memutuskan rambuntuk,
bahwa anggota keluarga kuku, mata
menderita penyakit j. Kondisi dan
warna gigi
k. Keberadaa
n kacamata
l. Kondisi
kulit, mata,
gigi,
proporsi
berat badan
dan tinggi
badan
anggota
keluarga
3. Ekonomi a. Siapa yang bekerja di
keluarga ini ? Apa jenis
36
pekerjaannya ? Ketrampilan
apa yang dimiliki ?
b. Sumber-sumber income apa
yang dimiliki keluarga
(pekerjaan, pengaman
sosial, tabungan, dukungan
anak dan lain-lain)
c. Apa yang secara teratur
harus dibayar (rumah,
makanan, pakaian, sekolah,
pemeliharaan Kesehatan,
transportasi, asuransi)
d. Apa jenis asuransi yang
dimiliki keluarga (Kesehatan,
gigi, mobil, rumah)
e. Apakah anda dapat
memenuhi kebutuhan
keluarga amda secara
adekuat dengan income
Anda
4. a. Apakah anda merencanakan Ekspresi a. Jumlah anak
Reproduksi mempunyai anak nonverbal yang
b. Bagaimana perasaan anda diantara diharapkan
dengan jumlah anak yang pasangan b. Usia anak
sdari miliki suami-istri Mis : yang saat ini
c. Apakah anda menggunakan sentuhan, serumah
alat kontrasepsi ? jika ya senyuman, c. Jumlah dan
metode apa yang anda kontak mata, usia anak
gunakan ? apakah anda jarak. yang tinggal
puas ? di luar rumah
d. Pada usia berapa anda keluarga
merasa anak anda akan
mandiri ? Bagaimana anda
merasa tentang kepergian
anak anda ? Kemana
mereka akan pergi ?
e. Apakah orang tua atau
mertua anda akan tinggal
bersama anda nanti ?
Apakah akan memerlukan
akomodasi khusus misalnya
diit, kamar kecil ?
Bagaimana hal tersebut
mempengaruhi gaya hidup
keluarga anda ?
37
5. Sosialisasi a. Apa pandangan keluarga a. Bagaima a. Jumlah
dan tentang membesarkan anak na anak organisasi
Penempatan seperti praktek-praktek bereaksi kelompok
disiplin, auntukonomi, terhadap komunitas
ketergantungan, reward dan orang yang dimana
punishment, perilaku yang tidak dikenal anggota
sesuai usia, belajar, nonton b. Bagaima berpartisipas
TV, bersahabat ? na anak dan i
b. Perilaku apa yang anda anggota b. Sosiogram
pertimbangkan sesuai untuk keluarga yang
anak anda Mis : saat makan, tertua memperlihat
di sekolah, dengan berhubungan kan
kelompok, dengan dengan hubungan
kebersihan diri, anggota yang keluarga
menggunakan bahasa. dewasaAdaka dengan
c. Organisasi/ kelompok h tanda-tanda kelompok
masyarakat apa anggota yang terlihat komunitas
keluarga terlibat secara keterlibatan
teratur komunitas Mis
d. Faktor klas sosial/ keyakinan : trophy,
budaya apa yang simbul
mempengaruhi aktifitas keagamaan,
anggota keluarga Peralatan olah
raga, Surat
kabar
6. Koping a. Jenis-jenis masalah apa
Keluarga yang pernah dialami
keluarga akhir-akhir ini Mis :
Kematian, perceraian,
kehilangan pekerjaan,
promosi pekerjaan, anggota
baru, masalah Kesehatan
b. Bagaimana kebiasaan
keluarga mengatasi masalah
dan stress (Strategi koping)
c. Sumber-sumber/ kekuatan
apa yang dimiliki keluarga
dan apa yang dicari
(saudara, teman, informasi,
spiritual, agensi komunitas
d. Kekuatan apa yang berasal
dari dalam anggota keluarga
( Kesehatan,kesabaran,
kearifan, humor, pemecahan
masalah, Sharing perasaan/
pendapat, informasi)
38
Perilaku atau kegiatan yang perlu dilakukan perawat adalah membina
hubungan saling percaya dengan melakukan kontrak,mengkaji data dari
pasien dan keluarga, memvalidasi data dengan pasien, mengorganisir atau
mengelompokkan data dan menetapkan kebutuhan dan atau masalah
pasien.
Contoh Kasus :
Ani, dibawa oleh keluarganya ke RS Jiwa karena sudah lebih 1 minggu
mengurung diri di kamar, tidak ingin bicara dengan orang lain, makan harus
selalu diingatkan dan dipaksa. Selama ini di Rumah Sakit, Ani selalu berada
di tempat tidur atau duduk sendiri di pojok ruangan. Ia tidak pernah bicara
dengan teman – temannya. Badannya kotor dan bau, pakaian kotor, rambut
tidak disisir. Dari pengkajian lebih lanjut didapatkan data bahwa Ani merasa
dirinya bodoh, jelek, tidak bisa menolong orang tuanya. Selama berinteraksi
dengan perawat, pasien menundukkan wajah, kontak mata tidak ada. Akhir –
akhir ini Ani sering terlihat bicara sendiri.
Data yang sudah terkumpul ini, kemudian dikelompokkan dan kemudian
dianalisa dengan mengguanakan konsep/teori – teori yang telah kita miliki
untuk menentukan masalah keperawatannya.
Walaupun data ibu Ani yang dimiliki baru data objektif, tapi perawat sudah
dapat menentukan masalah keperawatannya, yaitu Isolasi Sosial: Menarik
diri dan Defisit perawatan diri dan Resiko Tinggi perubahan persepsi sendiri :
halusinasi.
40
Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan
menarik diri.
Defisit perawatan diri : kebersihan berhubungan dengan kurangnya
motivasi dalam kebersihan diri.
Tujuan jangka pendek berfokus pada penyelesaian etiologi (E) dari diagnosa
tertentu. Tujuan jangka pendek merupakan rumusan kemampuan ini dapat
bervariasi sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien. Umumnya
kemampuan pada tujuan jangka pendek dapat dibagi tiga aspek (Stuart dan
Sundeen, 1995) yaitu kemampuan kognitif yang diperlukan untuk
menyelesaikan etiologi dari diagnosa keperawatan, kemampuan psikomotor
yang diperlukan agar etiologi dapat selesai dan kemempuan efektif yang
perlu dimiliki agar klien percaya akan kemampuan menyelesaikan masalah.
Kata kerja yang digunakan untuk menuliskan tujuan ini harus berfokus pada
perilaku (Tabel 2).
41
Tabel 2. Kata Kerja Untuk Tujuan
NO ASPEK/DOMINAN KATA KERJA YANG DIPAKAI
1 Kognitif Jelaskan, hubungkan, uraikan, identifikasikan,
bandingkan, diskusikan, membuat daftar,
menyebuntuk
2 Afektif Menerima, mengakui, menyadari, menilai,
mengungkapkan, mempercayai
3 Psikomotor Menempatkan, meniru, menyiapkan,
mengulang, merubah, mendemonstrasikan,
menampilkan, memberi
42
Kemampuan Pengetahuan Pasien dapat menyebutkan jam
menggunakan makan obat
terapi Psikomotor Pasien dapat meminta obat pada
jam yang tepat
Afektif Pasien dapat mengungkapkan
perasaan setelah minum obat
43
44
dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan pasien dan perawat jika
berakibat fatal, dan juga tidak memenuhi aspek legal.
44
Rencana tindak lanjut dapat berupa :
Rencana teruskan, tetapi jika masalah tidak berubah
Rencana dimodifikasi jika masalah tetap, semua tindakan sudah
dijalankan tetapi hasil belum memuaskan.
Rencana dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang
dengan masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkan.
Rencana atau diagnosis selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang
diperlukan adalah memelihara dan mempertahankan kondisi yang baru.
Pasien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat melihat
perubahan dan berupaya mempertahankan dan memelihara. Pada evaluasi
dapat diperlukan ”reinforcement” untuk menguatkan perubahan yang positif.
Pasien dan keluarga juga dimotivasi untuk melakukan ”self-reinforcement”.
Dokumentasi implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan dapat
menggunakan formulir yang telah ditentukan.
45
ditujukan kepada penyediaan pelayanan Kesehatan, sehingga memungkinkan
setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif melalui praktik
keperawatan.
47
b. Sanitasi lingkungan umum : SPAL, TPS, Jamban Umum
c. Kondisi sarana umum : Pasar, Sekolah, Lapangan
4. Ekonomi
a. Sumber / mata pencaharian/ Pekerjaan
b. Penghasilan/ Pengeluaran/ Kebutuhan
5. Pendidikan
a. Pemanfaatan fasilitas pendidikan dan pelatihan oleh masyarakat
b. Kelengkapan sarana/ fasilitas sekolah yang tersedia : jenis,
karakteristik pengguna, keadekuatan.
6. Kebijakan dan Pemerintahan
a. Perkembangan organisasi kemasyarakatan
b. Peran serta masyarakat dalam pembangunan wilayah
c. Kebijakan dan peraturan- peraturan kemasyarakatan
d. Pemerintahan wilayah : RT-RW-Lurah- Camat dst.
7. Komunikasi
a. Jenis sarana komunikasi yang tersedia
b. Pemanfaatan sarana komunikasi oleh masyarakat
c. Kebutuhan sarana komunikasi formal dan non formal
8. Keamanan dan transportasi
a. Jenis sarana keamanan dan transportasi yang tersedia
b. Pemanfaatannya oleh masyarakat
c. Keadekuatan fungsi pengamanan dan transportasi
9. Rekreasi
a. Jenis sarana / fasilitas rekreasi yang tersedia : Olahraga, Kesehatan,
rekreasi
b. Pemanfaatannya oleh masyarakat
48
c. Penyebaran instrumen angket yang di berikan kepada Penduduk/
komunitas untuk di isi
d. Observasi Partisipasi yang dilakukan dalam Setting Sosial
e. Analisa Data Sekunder yaitu dengan menelusuri data hasil sensus,
Riwayat perkembangan wilayah tersebut, Vital statistik ( dapat berupa
angka kematian, angka Kesakitan, angkah keluargaahiran dan lain-lain).
Serta Hasil Penelitian dan lain-lain.
f. Survey Terstruktur yaitu merupakan kegiatan survey atau observasi yang
direncanakan oleh perawat untuk mendapatkan data tertentu
49
b. Ketidakmampuan Komunitas Menyediakan Kebutuhan Nutrisi b/d.
tingginya Kesakitan akibat defisiensi vitamin, isolasi dari komunitas
penghasil makanan
c. Isolasi sosial bagi penduduk lansia b/d. tidak adanya pelayanan
Kesehatan lansia di rumah/ komunitas
d. Potensial ancaman stabilitas keluarga b/d. tidak adanya pengetahuan
terkait hakekat interaksi orang tua anak, suami-istri
50
4) Anjurkan keluarga memberitahukan petugas Kesehatan. jika
ditemukan tanda keracunan obat
c. Pencegahan Tersier
1) Libatkan keluarga untuk menjalani terapi jika klien mengalami
gangguan depresi ulang
2) Lakukan pembinaan keluarga melalui kegiatan home care pada
masa pemulihan klien
3) Ciptakan jaringan komunikasi antara : Klien/ keluarga – perawat
komunitas – petugas Kesehatan jiwa
51
Karakteristik pada tahap ini antara lain :
1) Anggota kelompok Biasanya Baru Pertama Bertemu (Tingkat
Kepercayaan Terhadap Kelompok Masih Rendah)
2) Perlu Dikembangkan Tujuan Yang Spesifik (Strategi Intervensi
Untuk Mencapai Tujuan Kelompok
3) Perlu Ditentukan Pimpinan & Anggota Kelompok. (Batasan,
Pengertian, Maksud, Tujuan, Strategi Intervensi & Kapan
Tujuan Dapat.Tercapai)
4) Pimpinan Bertanggung Jawab Untuk Meyakinkan Kelompok
Tentang Peran, Norma & Tujuan Kelompok
b. Tahap Kerja (Work Phase)
Karakteristik pada tahap ini antara lain :
1) Mengembangkan keeratan (Cohesiveness) Kelompok & Berfungsi
Sebagai Tim (Berupaya Mencapai Tujuan)
2) Menyelesaikan Konflik (Timbul Akibat Adanya
Perselisihan/Perbedaan Pendapat
3) Penyelesaian Masalah & Pembuatan Perubahan (Dengan
Pendekatan Proses Kelompok.)
4) Membuat Keputusan: Bisa Dibuat Oleh Pimpinan Kelompok, Sub
Kelompok, Voting Atau Konsensus
c. Tahap Akhir (Termination Phase)
Karakteristik pada tahap ini antara lain :
1) Terminasi Dilakukan Jika Tujuan Sudah Tercapai Atau Sesuai Waktu
Yang Ditentukan
2) Evaluasi Tercapainya Tujuan Kelompok
3) Rencanakan Tindak Lanjutnya
4) Lakukan Diskusi (Untuk Express Feeling)
52
b. Mendorong dan Memfasilitasi Anggota Untuk Berpartisipasi Maksimal
(Kreatifitas & Fleksibilitas Dalam. Membuat Keputusan
c. Peran Kepemimpinan Didasarkan Atas Keahlian Individuividu dan
Kebutuhan Kelompok
d. Menetapkan dan Menjabarkan Kriteria Evaluasi Tingkat Pencapaian
Tujuan
e. Saat Terminasi, Anggota Dapat. Belajar Dari Keberhasilan/ Kegagalan
Yang Dialami dan Punya Pandangan Positif Terhadap Proses
Kelompok
Tujuan :
1) Mengambil manfaat terhadap pengetahuan dan ketrampilan lebih
dari satu profesi
2) Mengembangkan kerjasama diantara partner
Tujuan :
1) Meningkatkan informasi kepada orang yang mempengaruhi perilaku
penduduk dan penyediaan sumber pelayanan kesehatan
53
2) Melalui Network Perawat Dapat :
a) Mengumpulkan Informasi Tentang kebutuhan pelayanan
kesehatan (Why, When, How) sehingga dapat mnginterpretasikan
kebutuhan kesehatan & menjelaskan tersedianya pelayanan
kesehatan
b) Menurunkan resiko kesehatan di masyarakat dan dapat
memfasilitasi perawat untuk masuk ke masyarakat dan
mengembangkan kerjasama komunitas
c) Meningkatkan dan mempertahankan hubungan kerjasama
dengan profesi lain dan memfasilitasi terjadinya tipe kerjasama
perawat dengan klien maupun kerjasama dengan multidisiplin.
54
Jenis Jenis Kegiatan Promosi Kesehatan
a. Diseminasi Informasi
1) Untuk mengubah sikap, keyakinan dan perilaku melalui pemberian
informasi
2) Menimbulkan kesadaran individu. keluarga & komunitas bahwa
suatu masalah yang timbul dapat diatasi ( pemasangan tempat
pemberitahuan melalui televisi tentang upaya menghentikan
merokok; pembuatan brosur untuk kontrol berat badan; memasukan
arti keluarga tentang fitness di surat kabar)
55
2) Meliputi Lingkungan Fisik, Sosial & Ekonomi misalnya :
a) Mengatur Kenyamanan & Keamanan Fisik (Menghindarkan
Terjadi Pencemaran Air Minum)
b) Menciptakan Keterpaduan Kelompok (Timbul Rasa Memiliki)
c) Menetapkan Suatu Mekanisme Yang Efektif Sehingga. Dapat
Menjamin Pemenuhan Ekonomi Keluarga. Yang Adekwat (Mis
Koperasi)
Jenis Evaluasi
1. Formatif: Jenis evaluasi ini merupakan kegiatan menilai Aktifitas program
setiap hari dan dilakukansesaat.
2. Sumatif: merupakan jenis evaluasi yang menilai aktifitas jangka panjang
dan dilakukan pada akhir program.
56
Materi Pokok 4: Integrasi Pelayanan Perkesmas dengan
Pendekatan Keluarga
a. Bagian dari Tim Pembina Keluarga PIS-PK yang memantau status kesehatan
keluarga terhadap indikator utama keluarga sehat dan memberikan intervensi
awal
b. Pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin Perkesmas, dan/atau
koordinator Perkesmas yang memberi pelayanan Perkesmas dalam rangka
intervensi lanjut terhadap sasaran keluarga binaan tersebut
c. Penanggung jawab program terkait dengan masalah kesehatan yang dipantau
dalam PIS-PK dan/atau program kesehatan lainnya
57
tenaga kesehatan di Puskesmas. Selanjutnya koordinator Perkesmas
menindaklanjuti hasil sosialisasi dengan rapat koordinasi internal bersama
dengan Perawat lain di Puskesmas terkait intervensi lanjut dalam rangka
integrasi pelayanan Perkesmas dengan PIS-PK.
2. Pertemuan Teknis Tim Pembina Keluarga
Pertemuan teknis tim pembina keluarga PIS-PK dilakukan dalam rangka
membahas perencanaan kunjungan keluarga terkait waktu dan jadwal
kunjungan keluarga, pengaturan pembagian kerja/tugas pembina
keluarga, jumlah, lokasi dan target sasaran keluarga, ketersediaan sarana
dan prasarana dengan memperhatikan jumlah keluarga yang berada
dalam wilayah binaannya. Setelahnya, tim Pembina keluarga PIS-PK
melakukan briefing/pre-conference sebelum turun ke lapangan.
3. Penyiapan Sarana dan Prasarana untuk Kunjungan Keluarga
Tim pembina keluarga PIS-PK merencanakan dan memastikan
ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan antara lain
Prokesga, Pinkesga dan formulir pencatatan data lainnya. Untuk
kunjungan Perkesmas, Perawat harus menyiapkan kartu asuhan
keperawatan dan Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit)
58
melakukan edukasi maka Perawat mendokumentasikan kegiatan edukasi
pada kartu asuhan keperawatan
59
Indikator PIS-PK Intervensi Awal Perkesmas
60
Indikator PIS-PK Intervensi Awal Perkesmas
9. Keluarga 1. Menjelaskan penyakit akibat rokok
dengan 2. Menjelaskan pentingnya perilaku tidak merokok
anggota dalam keluarga
keluarga tidak 3. Menjelaskan tujuan kebiasaan tidak merokok bagi
ada yang kesehatan keluarga
merokok. 4. Menjelaskan risiko jika ada anggota keluarga yang
merokok
5. Melakukan edukasi tips berhenti merokok serta
pendampingan upaya berhenti merokok
6. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan dalam memperoleh
dukungan berhenti merokok
10. Keluarga 1. Menjelaskan pentingnya menjadi anggota JKN
sudah menjadi 2. Menjelaskan manfaat JKN
anggota JKN 3. Menjelaskan prosedur dan syarat menjadi anggota
JKN
4. Melakukan edukasi dan mendorong keluarga untuk
menjadi anggota JKN
11. Keluarga 1. Menjelaskan pentingnya dan manfaat keluarga
mempunyai mempunyai akses atau memiliki sarana air bersih
akses atau 2. Menjelaskan ciri dan kriteria yang termasuk air bersih
memiliki 3. Menjelaskan tujuan mempunyai akses atau memiliki
sarana air sarana air bersih
bersih. 4. Menjelaskan risiko jika keluarga tidak mempunyai
akses atau memiliki sarana air bersih
5. Memfasilitasi akses atau kepemilikan sarana air
bersih
12. Keluarga 1. Menjelaskan pentingnya keluarga mempunyai akses
mempunyai atau memiliki jamban sehat
akses atau 2. Menjelaskan tujuan mempunyai akses atau memiliki
memiliki jamban sehat
jamban sehat 3. Menjelaskan manfaat BAB dan BAK di jamban
4. Menjelaskan risiko jika keluarga tidak mempunyai
akses atau memiliki jamban sehat
5. Memfasilitasi akses atau kepemilikan jamban sehat
61
62
(Prokesga yang sudah diisi) dan melaporkan penanggung jawab PIS-PK
untuk diinput ke dalam aplikasi Keluarga Sehat dan/atau secara manual.
2. Selanjutnya penanggung jawab PIS-PK menyampaikan data dasar
Prokesga, data temuan kasus dan data lainnya kepada tiap penanggung
jawab program kesehatan terkait untuk intervensi lanjut. Contoh: data
temuan keluarga yang bermasalah kesehatan/berisiko tinggi
dikoordinasikan dengan koordinator Perkesmas.
62
c. Perencanaan tindakan keperawatan keluarga, misalnya:
1) Membantu penemuan kasus penyakit kontak serumah;
2) Melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga dengan
menggunakan Pinkesga;
3) Memantau keteraturan dalam program keperawatan dan pengobatan
bagi anggota keluarga yang sakit atau bermasalah Kesehatan; dan
4) Melakukan rujukan kasus masalah kesehatan kepada tenaga
kesehatan lain atau fasilitas pelayanan kesehatan.
Contoh intervensi tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh Perawat sebagai
pelaksana Perkesmas sekaligus pembina keluarga PIS-PK.
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
1. Keluarga 1. Melakukan edukasi tentang KB.
mengikuti program 2. Memotivasi keluarga untuk mengikuti program
KB KB.
3. Memberikan alternatif pilihan jenis alat
kontrasepsi yang sesuai dengan keluarga.
4. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian
mengikuti program KB.
5. Melakukan skrining kesehatan keluarga terkait
alat kontrasepsi yang dipilih.
6. Memberikan reward dan/atau apresiasi apabila
keluarga sudah mengikuti program KB.
7. Memberikan narahubung untuk penanganan hal
yang tidak diinginkan dari jenis alat kontrasepsi
yang digunakan.
8. Memberikan sumber informasi yang mudah
diakses untuk diskusi atau tanya jawab program
KB yang diikutinya.
9. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
10. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain terkait program KB.
2. Keluarga dengan Bila ada ibu hamil dalam keluarga;
ibu melakukan
1. Melakukan edukasi tentang pentingnya
persalinan di
melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan.
fasilitas pelayanan
2. Memotivasi keluarga untuk melakukan
kesehatan
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
63
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
3. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian
melakukan persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi atas
kesediaan keluarga untuk melakukan persalinan
di fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Memberikan narahubung apabila mengalami hal
yang tidak diinginkan.
6. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab seputar
persalinan.
7. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
8. Mendiskusikan tentang tanda bahaya kehamilan.
9. Bersama keluarga memastikan alat transportasi
yang digunakan untuk akses ke fasilitas
pelayanan kesehatan saat mau melahirkan.
10. Bersama keluarga memastikan sudah minimal 4
kali melakukan ANC.
11. Mendiskusikan dengan keluarga tentang
Program Perencanaan Persalinan Dan
Pencegahan Komplikasi (P4K).
12. Melakukan skrining kesehatan untuk mengenali
adanya penyakit penyerta pada kehamilannya.
13. Berkolaborasi dengan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk persalinan sesuai dengan
taksiran persalinanya.
Bila ada ibu pasca melahirkan dalam keluarga:
14. Melakukan skrining kesehatan keluarga pasca
melahirkan.
15. Memantau status kesehatan ibu pasca
melahirkan minimal sebanyak 3 kali.
16. Melatih keluarga tentang program parenting
yang aman dan sehat.
17. Melakukan deteksi adanya post partum bluess
(stress pasca melahirkan).
3. Keluarga dengan 1. Melakukan edukasi tentang pentingnya
bayi mendapat immunisasi dasar lengkap.
imunisasi dasar 2. Memotivasi keluarga agar bayinya diimmunisasi
lengkap dasar lengkap.
64
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
3. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian
tentang pemberian immunisasi dasar lengkap.
4. Memantau status kesehatan bayi setiap bulan
sekali.
5. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan dan kesediaan keluarga atas
pemberian immunisasi dasar lengkap.
6. Memberikan narahubung apabila mengalami hal
yang tidak diinginkan (penyakit akibat tidak
diimmunisasi).
7. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab seputar
immunisasi.
8. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
9. Memberikan informasi jenis fasilitas pelayanan
kesehatan yang mudah diakses untuk
penanganan bayi bila mengalami masalah
kesehatan.
4. Keluarga dengan 1. Melakukan edukasi tentang pentingnya ASI
bayi mendapat eksklusif.
ASI eksklusif 2. Memotivasi keluarga agar bayinya mendapatkan
ASI eksklusif.
3. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian
tentang ASI eksklusif.
4. Memantau status kesehatan bayi setiap bulan
sekali.
5. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan dan kesediaan keluarga
memberikan ASI eksklusif.
6. Memberikan kontak person yang mudah
dihubungi apabila mengalami hal yang tidak
diinginkan.
7. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab seputar
ASI eksklusif.
8. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
9. Menjelaskan kebutuhan gizi pada bayi usia 0 – 6
bulan.
10. Melatih keluarga tentang program parenting yang
aman dan sehat.
65
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
11. Melibatkan keluarga dalam memberikan
dukungan untuk keberhasilan ASI ekslusif.
5. Keluarga dengan 1. Melakukan edukasi tentang pertumbuhan balita.
balita 2. Memotivasi keluarga agar ikut memantau
mendapatkan pertumbuhan balitanya.
pemantauan 3. Memantau status kesehatan balita setiap bulan
pertumbuhan sekali.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan dan kesediaan dalam pemantauan
pertumbuhan balitanya.
5. Memberikan kontak person yang mudah
dihubungi apabila mengalami hal yang tidak
diinginkan.
6. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab seputar
pemantauan pertumbuhan balita.
7. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
8. Mendiskusikan tanda-tanda awal kelainan
pertumbuhan pada balita.
9. Melatih keluarga tentang stimulasi pertumbuhan
pada balitanya.
6. Keluarga dengan 1. Melakukan identifikasi faktor risiko dan skrining
penderita TBC pada anggota keluarga terutama usia balita,
mendapatkan lansia, perokok, penderita DM, HIV dan faktor
pengobatan lingkungan.
sesuai standar 2. Melakukan edukasi tentang tanda dan gejala,
pencegahan dan tatalaksana TBC.
3. Melakukan penyuluhan tentang aktifitas dan
kebutuhan gizi yang adekuat.
4. Melakukan edukasi PHBS di rumah termasuk
etika batuk.
5. Memotivasi penderita TBC untuk tetap
mematuhi program pengobatan.
6. Mendukung kepatuhan penderita dan keluarga
terhadap pengobatan.
7. Mendiskusikan keluhan dan efek samping dari
obat yang di konsumsi dan melakukan
pendampingan untuk mengurangi keluhan.
8. Memantau status kesehatan penderita dan
keluarga setiap bulan sekali.
66
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
9. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga dalam mengikuti program
pengobatan.
10. Memberikan kontak person yang mudah
dihubungi apabila mengalami hal yang tidak
diinginkan.
11. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab seputar
TBC.
12. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
13. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program pengobatan TBC sesuai
standar khususnya terkait TBC Resistensi Obat.
7. Keluarga dengan 1. Melakukan identifikasi dan skrining faktor risiko
penderita pada anggota keluarga terutama lansia,
hipertensi obesitas, perokok, penderita DM, gaya hidup
melakukan tidak sehat (makanan dan olah raga), faktor
pengobatan stres dan faktor lingkungan.
secara teratur. 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
tentang tanda dan gejala, pencegahan dan
tatalaksana hipertensi dan edukasi lanjutan bila
dibutuhkan.
3. Melakukan penyuluhan tentang aktifitas dan
kebutuhan gizi seimbang serta pengelolaan
faktor risiko yang berhubungan dengan
hipertensi.
4. Memotivasi penderita hipertensi untuk tetap
mematuhi program pengobatan.
5. Mendukung kepatuhan penderita dan keluarga
terhadap pengobatan.
6. Mendiskusikan keluhan dan efek samping dari
obat yang di konsumsi dan melakukan
pendampingan untuk mengurangi keluhan.
7. Memantau status kesehatan penderita dan
keluarga setiap bulan sekali.
8. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga dalam mengikuti program
pengobatan.
9. Mendapatkan kontak person keluarga yang
mudah dihubungi sebagai reminder.
67
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
10. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab terkait
hipertensi.
11. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
12. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program pengobatan hipertensi
secara teratur.
13. Melakukan konseling dalam rangka modifikasi
perilaku sehat.
8. Keluarga dengan 1. Melakukan identifikasi dan skrining faktor risiko
penderita pada anggota keluarga dengan penyakit kronis,
gangguan jiwa lansia, stressor terkait sosial dan ekonomi.
mendapatkan 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
pengobatan dan tentang tanda dan gejala, pencegahan dan
tidak tatalaksana masalah dan gangguan jiwa dan
diterlantarkan. edukasi lanjutan bila dibutuhkan.
3. Melakukan penyuluhan tentang aktifitas dan
kebutuhan gizi seimbang serta pengelolaan
faktor risiko yang berhubungan dengan
masalah dan gangguan jiwa.
4. Memotivasi penderita dan keluarga masalah
dan gangguan jiwa untuk tetap mematuhi
program pengobatan.
5. Melakukan pendampingan penderita dan
keluarga terhadap kepatuhan program
pengobatan.
6. Mendiskusikan keluhan dan efek samping dari
obat yang di konsumsi untuk mengurangi
keluhan.
7. Memantau status kesehatan penderita dan
keluarga setiap bulan sekali.
8. Memberikan reward dan/atau apresiasi
terhadap kemampuan keluarga dalam
mengikuti program pengobatan.
9. Memberikan kontak person dan sumber
informasi yang mudah di akses untuk diskusi
atau tanya jawab seputar masalah dan
gangguan jiwa atau apabila mengalami hal
yang tidak diinginkan.
10. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
68
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
11. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program pengobatan masalah dan
gangguan jiwa secara teratur.
12. Melatih keluarga dalam melakukan perawatan
sehari-hari di rumah.
13. Melakukan rujukan keperawatan apabila
diperlukan.
9. Keluarga dengan 1. Melakukan identifikasi pemicu perilaku merokok
anggota keluarga pada anggota keluarga.
tidak ada yang 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
merokok. tentang bahaya merokok serta pencegahan dan
tata laksana untuk berhenti merokok dan
edukasi lanjutan bila dibutuhkan.
3. Melakukan penyuluhan tentang aktifitas dan
kebutuhan gizi seimbang serta pengelolaan
faktor pemicu yang berhubungan dengan
perilaku merokok.
4. Memotivasi kepada perokok dan keluarga untuk
melakukan upaya berhenti merokok dan
memberikan informasi tempat layanan upaya
berhenti merokok.
5. Melakukan konseling dan pendampingan
perokok dan keluarga terhadap upaya berhenti
merokok.
6. Mendiskusikan bahaya merokok bagi perokok
dan keluarga serta lingkungannya.
7. Memantau status merokok.
8. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga dalam mengikuti program
upaya berhenti merokok.
9. Menginfokan layanan quit-line INA untuk
layanan berhenti merokok (0-800-177-6565)
atau klinik konseling Upaya Berhenti Merokok
(UBM).
10. Memberikan sumber informasi yang mudah di
akses untuk diskusi atau tanya jawab seputar
bahaya merokok.
11. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
12. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program upaya berhenti merokok.
13. Melakukan rujukan keperawatan apabila
diperlukan.
69
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
10. Keluarga sudah 1. Melakukan identifikasi faktor penyebab keluarga
menjadi anggota tidak menjadi peserta JKN.
JKN 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
tentang JKN.
3. Memotivasi kepada keluarga untuk menjadi
peserta JKN.
4. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian menjadi
peserta JKN.
5. Menjelaskan tentang alur dan syarat pengurusan
sebagai peserta JKN.
11. Keluarga 1. Melakukan identifikasi sumber air bersih dan air
mempunyai minum keluarga.
akses atau 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
memiliki sarana tentang air bersih dan air minum.
air bersih. 3. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya akses
dan menjaga sarana air bersih.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga yang sudah mempunyai
akses atau memiliki sarana air bersih.
5. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal terkait permasalahan air
bersih yang belum dimengerti.
6. Melakukan kolaborasi uji sampel air kepada
petugas kesehatan lingkungan.
12. Keluarga 1. Melakukan identifikasi akses atau kepemilikan
mempunyai jamban sehat keluarga.
akses atau 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
memiliki jamban tentang jamban sehat.
sehat 3. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya akses
dan kepemilikan jamban sehat.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga yang sudah mempunyai
akses dan kepemilikan jamban sehat.
5. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
6. Melakukan kolaborasi dengan petugas kesehatan
lingkungan untuk melakukan pemicuan jamban
sehat.
70
D. Pelaksanaan Intervensi Lanjut
Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, Perawat sebagai pelaksana
Perkesmas melaksanakan tugas saat kunjungan keluarga sebagai berikut:
1. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana.
2. Melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan dengan metode SOAP.
3. Menyusun dokumentasi asuhan keperawatan keluarga pada kartu asuhan
keperawatan dan pencatatan lainnya sesuai kebutuhan.
4. Menyusun dan menyampaikan hasil asuhan keperawatan yang
dikelolanya kepada kepada penanggung jawab darbin Perkesmas.
5. Menindaklanjuti kasus keluarga yang memerlukan intervensi lanjut dalam
bentuk pelayanan keperawatan berkelanjutan, asuhan keperawatan
kelompok/ masyarakat dilakukan apabila ditemui adanya keterkaitan
masalah keluarga dengan masalah kelompok/ masyarakat.
Contoh intervensi lanjut pada kelompok yang dilakukan oleh Perawat sebagai
pelaksana Perkesmas sekaligus pembina keluarga PIS-PK.
71
Pencegahan Primer Pencegahan Pencegahan Tersier
Sekunder
8. Monitoring
kebijakan
kesehatan
9. Managemen
Pelayanan
imunisasi,
10. Abuse Protection
support
72
8 RANGKUMAN
Asuhan Keperawatan merupakan suatu rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etika
dan etiket profesi keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan. Asuhan keperawatan ditujukan untuk memandirikan dan atau
mensejahterakan klien yang diberikan sesuai dengan karakteristik ruang lingkup
keperawatan, dikelola secara professional dalam konteks kebutuhan asuhan
keperawatan.
73
9 REFERENSI
1. Brunner & Suddarth.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal, Vol.1.E/8EGC,
Jakarta
2. Doenges, Marilynn E, at all, (2002). Nursing Care Plans: Guidelines for
Individualizing Patient Care, by F.A. Davis Company, USA
3. Kementerian Kesehatan RI,(2011). Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberkulosis, Jakarta
4. Kemenkes RI. (2014a). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulos. In
Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis (p. 38). Retrieved from
http://www.tbindonesia.or.id/opendir/Buku/bpn_p-tb_2014.pdf
5. Kemenkes RI. (2018a). Hasil Utama Riskesdas 2018.
6. LeMone P and Burke K.M, 2000. Medical Surgical Nursing, Critical Thinking
in Client Care, second edition, Prentice- Hall,Inc, New Jersey.
7. WHO. (2018a). Global tuberculosis Report.WHO
8. WHO. (2018b). Tuberculosis.WHO
9. Sahar Junaiti. Konsep Keperawatan Keluarga, Jakarta
10. Kementrian Kesehatan RI (2013). Modul Perawatan Kesehatan
Masvarakat.Bagi Perawat Pelaksana (Perawat Klinik I) di Puskesmas Jakarta.
74
10 LAMPIRAN
Tujuan:
Petunjuk:
75
LEMBAR KASUS
Keluarga Bp.M (32 tahun) dan Ibu H (28 tahuh) memiliki 2 orang anak balita An. J
(3 tahun) dan An. S (1 Tahun). Bapak M sejak 2 bulan yang lalu dinyatakan
menderita tuberkulosis. Saat ini mengeluh cepat lelah, kurang nafsu makan dan
kadang terasa nyeri di dada. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :TD: 130/70
mmHg, N: 82x/ menit, S: 38°C, R: 24x/ menit. BB sekarang : 50 kg (BB bulan lalu:
55 kg), TB: 160 cm. Hasil pemeriksaan sputum: BTA positif (3 bulan yang lalu).
Klien tampat pucat, keringat dingin dan sering batuk-batuk berdahak. Keluarga
mengatakan sejak dinyatakan menderita tuberkulosis, Bp.M sudah minum OAT,
dan selanjutnya berhenti minum obat karena selalu merasa mual. Bapak M
bekerja sebagai buruh angkut di pasar, pendapatan sehari-hari tidak menentu.
Bp.M biasa mengkonsumsi nasi dengan lauk tempe atau tahu. Saat ini Bp.M tidak
bisa menghentikan kebiasan merokok. Keluarga Bp.M tinggal di lingkungan
kumuh dan padat penduduk.
Tugas:
1. Identifikasi data-data yang perlu dikaji lebih lanjut terkait kasus diatas
2. Rumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan analisa data
3. Buatlah rencana keperawatan berdasarkan prioritas masalah yang ada
76
Kasus 2
Sebuah keluarga terdiri dari Tn. A umur 50 tahun, tamat SD dan bekerja sebagai
buruh bangunan. Ibu C (istri Tn.A) umur 40. tahun, tidak bekerja, tamat SD. Anak
V (3,5 th). Ibu C sedang sering mengeluh batuk-batuk yang dialaminya sejak 1
bulan yang lalu. Ibu C juga mengatakan sering berkeringat di malam hari. Ketika
diperiksa oleh perawat menunjukan bahwa tekanan darah 100/60 mmhg, BB 45,5
pada hal sebelumnya BB 55 kg. Keadaan ibu C anemis, nafsu makan menurun.
Tn. A kondisinya sehat saat dikunjungi perawat, namun mempunyai kebiasaan
merokok dan seringkali merokok di dalam rumah. Anak V mempunyai riwayat
susah makan, BB 8 kg. Anak V terlihat kurus, rambut kemerahan, kurang
bergairah dan sering rewel. Menurut ibu anak V juga jarang ditimbang di
posyandu dan imunisasinya tidak lengkap, karena disamping jarak ke posyandu
agak jauh ibu juga mengatakan malas karena kalau ke posyandu suka dipungut
bayaran untuk kas posyandu. Ketika ditanya oleh Perawat Komunitas tentang
keadaan anak V ibu mengatakan bahwa anaknya nanti juga akan besar dengan
sendirinya. Dan saat ditanya tentang apa yang dilakukan bila anaknya tidak mau
makan, ibu mengatakan dibiarkan saja atau dikasih jajan di warung. Ketika
ditanya tentang keluhan batuk- batuk yang dialaminya ibu mengatakan belum
diobati nanti juga akan sembuh sendiri.. Anak V selain terlihat kurus juga sering
mengalami batuk pilek, hampir setiap bulan. Ketika ditanya apa yang dilakukan
ibu untuk mengatasi batuk pilek pada anaknya, ibu mengatakan diberikan obat
yang dibeli dari warung, biasanya juga akan sembuh.
Tugas:
1. Lengkapi pengkajian yang harus dilakukan pada keluarga Tn.A
2. Buat diagnosa keperawatan keluarga sesuai prioritas
3. Buat perencanaan tindakan keperawatan keluarga untuk keluarga Tn.A
4. Lakukan satu tindakan keperawatan pada keluarga Tn.A (Simulasi Pendidikan
Kesehatan)
5. Buat Evaluasi tertulis pada Askep Tn A
77
Kasus 3
Tugas:
1. Lengkapi pengkajian yang harus dilakukan pada kelompok lansia dii wilayah
kerja Puskesmas D
78
Kasus 4 Perkesmas Terintegrasi PIS-PK
Hasil pendataan PIS-PK Tahun 2020 terhadap 4034 KK yang tersebar di 11 Desa
yang termasuk wilayah kerja Puskesmas R. Nilai IKS Puskesmas R adalah 0,09.
Sementara nilai IKS 11 desa yang termasuk wilayah kerja Puskesmas
Paguyuman berkisar antara 0,03 – 0,13.
Mengacu pada Indeks Keluarga Sehat (IKS), berarti capaian IKS Puskesmas R dan
11 desa wilayah kerjanya tersebut dikategorikan Tidak Sehat ( IKS < 0,500).
Masalah Kesehatan di Puskesmas R –dengan mengacu pada cakupan < 30% -
adalah ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak Merokok.
Tugas:
1. Lengkapi pengkajian tambahan yang harus dilakukan untuk dapat mengatasi
masalah berdasarkan hasil pendataan PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas R
2. Buat diagnosa keperawatan sesuai prioritas
3. Buat perencanaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah sesuai
hasil pendataan PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas R
79
MODUL MATA PELATIHAN INTI 3
PENGGERAKAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
PELAYANAN PERKESMAS
1 DESKRIPSI SINGKAT
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, salah satunya
dengan pendekatan keperawatan kesehatan mayarakat (Perkesmas). Dalam
mencapai tujuan tersebut tidak akan berhasil tanpa adanya peran serta
masyarakat, untuk itu perlu adanya upaya penggerakan masyarakat yang diawali
dengan komunikasi dan koordinasi. Koordinasi merupakan hal yang penting untuk
mengintegrasikan berbagai kegiatan dari setiap unit kerja dalam usaha
pencapaian tujuan dari suatu organisasi. Agar tenaga kesehatan khususnya yang
bertugas di Puskesmas mempunyai kompetensi dan wawasan dalam
menggerakkan masyarakat, maka pada pelatihan ini peserta dibekali
Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas, dimana pada
pelatihan ini dibahas tentang koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait
kegiatan pelayanan perkesmas; dan penggerakan peran serta masyarakat dalam
mendukung pelayanan perkesmas.
1
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penggerakan
pelaksanaan kegiatan pelayanan Perkesmas.
2
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
3
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas ini
menggunakan metode :
4
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Film pendek tentang Koordinasi saat Lokakarya Mini Puskesmas dan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat
9. Panduan bermain peran
10. Skenario bermain peran
11. Checklist bermain peran
12. Dokumen terkait (RUK Perkesmas, RPK Perkesmas, dan Laporan Kegiatan
Perkesmas)
5
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
6
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
Sebuah organisasi memiliki berbagai bidang/unit dan jumlah orang dengan latar
belakang, pendapat, pandangan dan jenis pekerjaan yang berbeda-beda. Dalam
ilmu manajemen, berbagai perbedaan tersebut harus bisa diintegrasikan dengan
koordinasi yang baik agar bisa mencapai tujuan yang sebelumnya telah
ditetapkan oleh organisasi secara bersama-sama, untuk itu pada modul ini
dijelaskan tentang koordinasi dalam pelayanan Perkesmas.
A. Dasar-Dasar Koordinasi
1. Pengertian Koordinasi
Secara etimologis, kata koordinasi diserap dari bahasa Inggris,
Coordination yang memiliki arti kegiatan menertibkan, mengatur atau
menciptakan seluruh hal berjalan dengan lancar secara bersama-sama.
Koordinasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
perihal mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan dan
tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang
siur. Menurut Ndraha (2011), koordinasi adalah proses penyepakatan
bersama secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur yang berbeda-
beda sedemikian rupa sehingga disisi yang satu semua kegiatan atau
unsur itu terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan dan
di sisi lain keberhasilan yang satu tidak merusak keberhasilan yang lain.
9
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Manfaat Koordinasi
Menurut Handoko (2003), bila dalam organisasi dilakukan koordinasi
secara efektif maka ada beberapa manfaat yang didapatkan, yaitu
sebagai berikut:
1) Dengan koordinasi dapat dihindarkan perasaan terlepas satu sama
lain, antara satuan-satuan organisasi atau antara pejabat yang ada
dalam organisasi.
2) Menghindari suatu pendapat atau perasaan bahwa satuan
organisasi atau pejabat merupakan yang paling penting.
3) Menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan antara bagian
dalam organisasi.
4) Menghindari terjadinya kekosongan pekerjaan terhadap suatu
aktivitas dalam organisasi.
5) Menimbulkan kesadaran diantara para pegawai untuk saling
membantu.
11
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
dicapai.
12
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Jenis-Jenis Koordinasi
Menurut Hasibuan (2011), koordinasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Koordinasi vertikal
Koordinasi vertikal adalah tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dijalankan oleh atasan terhadap
kegiatan- kegiatan, unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di
bawah wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Koordinasi horizontal
Koordinasi horizontal adalah tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dijalankan terhadap kegiatan-kegiatan
dalam tingkat organisasi yang setingkat. Koordinasi Horizontal terbagi
atas dua jenis, yaitu:
1) Interdiiplinary, yaitu suatu koordinasi dalam rangka mengarahkan,
menyatukan tindakan-tindakan, mewujudkan, menciptakan disiplin
antar unit yang satu dengan unit yang lain secara intern maupun
secara esktern pada unit-unit yang sama tugasnya.
2) Inter-related, yaitu koordinasi antar badan (instansi). Unit-unit yang
fungsinya berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling
bergantung atau mempunyai kaitan baik secara intern maupun
ekstern yang levelnya setaraf.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun koordinasi yang baik
antara lain :
13
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
14
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
15
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
1. Persiapan Koordinasi
Setelah menerima laporan dari pelaksana Perkesmas, penanggung jawab
darbin Perkesmas melaporkan data sasaran keluarga yang memerlukan
tindak lanjut kepada koordinator Perkesmas. Selanjutnya, koordinator
Perkesmas melaksanakan rapat koordinasi bersama tim Perawat terkait
tugas-tugas :
a. Melakukan analisis data sasaran keluarga yang memerlukan intervensi
b. Melakukan analisis kemungkinan perlu dilakukan asuhan keperawatan
pada kelompok/masyarakat
c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan pelayanan Perkesmas dalam
hal asuhan keperawatan keluarga dan kelompok / masyarakat. Bagi
Perawat yang sudah menjadi pembina keluarga maka intervensi lanjut
menjadi tanggung jawabnya. Apabila ada keluarga yang memerlukan
pelayanan Perkesmas saat dilakukan intervensi lanjut oleh pembina
keluarga non Perawat maka tugas ini ditindaklanjuti oleh penanggung
jawab darbin Perkesmas
2. Koordinasi Langsung
Koordinasi langsung merupakan jenis koordinasi horizontal yang
dilakukan secara langsung oleh satu pihak pada pihak lain yang terkait,
dalam Pelayanan Perkesmas di Puskesmas dilakukan oleh Koordinator
Perkesmas kepada penanggung jawab program dan pihak lainnya untuk
menentukan intervensi-intervensi dalam upaya menyelesaikan masalah
yang ada.
16
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
17
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Hal-hal yang harus disiapkan baik pada Lokmin Bulanan Pertama maupun
Rutin tersebut disampaikan dan dikoordinasikan oleh penanggung jawab
UKM dan Perkesmas dan diperkuat oleh Koordinator Perkesmas.
18
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
20
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
22
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
23
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Tujuan Kemitraan
1) Tujuan umum bermitra yaitu meningkatkan status kesehatan
masyarakat dan daya tanggap pemangku kepentingan terhadap
lingkungan dan masyarakat.
2) Sementara tujuan khusus kemitraan dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan Perkesmas yaitu:
a) Memperoleh dukungan sumber daya dalam meningkatkan upaya
Perkesmas dari setiap mitra potensial
b) Terbangunnya mekanisme kerja yang lebih efektif dan efisien
dalam penyelenggaraan upaya upaya Perkesmas
c) Mempercepat dan memperluas jangkauan wilayah garapan
d) Meningkatnya kualitas upaya Perkesmas untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan.
24
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
d. Sasaran Kemitraan
Sasaran kemitraan merupakan sasaran sekunder, yaitu:
1) Tingkat Kecamatan :
Lintas Sektor Tk. Kecamatan
Organisasi Profesi (IBI, IDI, PPNI)
Organisasi Kemasyarakatan (PP. ‘Aisyiyah, dan lain-lain)
TP.PKK
Swasta
Saka Bakti Husada (SBH)
Tokoh Masyarakat
2) Tingkat Desa/Kelurahan:
Lintas sektor yang ada di wilayah Desa/Kelurahan
TP.PKK
Kader Kesehatan (Kader Posyandu, Kader Desa Siaga Aktif, dan
lain-lain)
Tokoh Masyarakat
Tokoh Agama
Swasta
SBH
e. Metode
Metode yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut:
1) Komunikasi individu: komunikasi interpersonal
2) Orientasi/ workshop
3) Nota Kesepahaman/Perjanjian Kerjasama
4) Diskusi dan demonstrasi
5) Tinjauan lapangan
f. Media
Media yang digunakan dalam mendukung kegiatan kemitraan,
diantaranya adalah booklet/ buku saku, bahan presentasi, film/ video
instruksional, dan lain-lain.
25
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
g. Langkah-langkah
Kemitraan di bidang kesehatan tidak akan datang dengan sendirinya.
Kemitraan tersebut harus dijalin dan digalang dengan berlandaskan
pada prinsip-prinsip kemitraan agar jalinan kerjasama tersebut
berlangsung secara efektif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, upaya
menggalang kemitraan harus dilaksanakan dengan langkah-langkah
yang sistematis.
1) Menentukan gagasan kemitraan
Langkah pertama dalam menggalang mitra yaitu menentukan
gagasan kemitraan. Artinya perlu ditentukan program kesehatan
yang memerlukan kontribusi secara positif dari satu atau beberapa
pihak guna mempercepat pencapaian target program tersebut.
Misalnya program pencegahan stunting, imunisasi, penanggulangan
Tuberkulosis (TBC), pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di tatanan rumah tangga ataupun tatanan sekolah.
Penyamaan persepsi tentang gagasan atau isu kesehatan yang
akan diangkat dan mempunyai dampak terhadap kesehatan
masyarakat ini menjadi sangat penting. Setelah itu, disiapkan data
tentang masalah kesehatan prioritas, penyebab serta upaya
mengatasi masalah kesehatan tersebut oleh Petugas Puskesmas
(Koordintaor Perkesmas/Petugas Pembina/Penanggung Jawab
Desa/ Kelurahan).
26
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Keluaran dari langkah ini adalah daftar pihak-pihak yang akan diajak
bermitra. Untuk itu perlu ada inisiator untuk melakukan identifikasi
calon mitra tersebut. Identifikasi ini dapat dilakukan melalui studi
kepustakaan dan studi lapangan. Selain itu perlu juga digali potensi
atau program dari mitra yang dapat diselaraskan dengan program
kesehatan.
27
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4) Menyiapkan diri
Setiap keinginan atau inisiasi untuk menggalang kemitraan perlu
melakukan persiapan diri melalui konsolidasi internal. Persiapan
tersebut tentunya mengacu kepada landasan kemitraan dengan
tujuan agar pihak yang berinisiatif dapat mengembangkan
komunikasi dua arah, dapat memahami masalah atau hambatan
yang timbul, memiliki rencana kerja yang sistematis, mempunyai tim
dan koordinasi, tidak merasa superior, siap menerima saran,
fleksibel, mudah dihubungi, mempunyai kemampuan mengerahkan
sumber daya, memahami cara-cara bermitra yang baik, dapat
membina kekompakan dan kesamaan konsep.
28
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
29
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
30
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7) Melaksanakan kerjasama
Salah satu kunci keberhasilan kemitraan dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan
adalah “keterpaduan”. Sehubungan dengan itu, dalam melaksanakan
upaya kesehatan tersebut, harus berdasarkan pada rencana aksi dan
kesepakatan yang telah dibuat serta menerapkan prinsip keterpaduan.
Ada beberapa kegiatan besar yang penting perlu mendapat dukungan
kemitraan adalah diantaranya advokasi, pemberdayaan masyarakat,
dukungan sosial, Komunikasi Informasi Edukasi (kampanye,
pameran). Dengan adanya dukungan sumberdaya dari para mitra
tersebut, maka diharapkan dapat membawa dampak positif dan
kontribusi terhadap pembangunan kesehatan, terutama dalam
mendukung tercapainya SPM Kabupaten/ Kota.
31
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(stakeholders). Berbeda dengan bina suasana, advokasi diarahkan
untuk menghasilkan dukungan yang berupa kebijakan (misalnya dalam
bentuk peraturan perundang-undangan), dana, sarana, dan lain-lain.
32
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Tujuan
Tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong dikeluarkannya
kebijakan-kebijakan publik oleh pejabat publik sehingga dapat
mendukung dan menguntungkan kesehatan. Melalui pelaksanaan
advokasi kesehatan, pejabat publik menjadi paham terhadap masalah
kesehatan, kemudian tertarik, peduli, menjadikan program kesehatan
menjadi agenda prioritas serta bertindak memberikan dukungan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya.
c. Sasaran
Sasaran advokasi kesehatan merupakan sasaran tersier, yaitu: Camat,
Kepala Desa/ Lurah, Ketua TP.PKK Kecamatan, Ketua TP.PKK
Desa/Kelurahan, Ketua RW, Ketua RT, Pimpinan Organisasi, Donatur.
d. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan advokasi,
diantaranya adalah audiensi, lobi, dialog, negosiasi, dan paparan
(presentasi).
33
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
e. Media
Media yang digunakan dalam mendukung kegiatan advokasi
diantaranya adalah fact-sheet (lembar fakta), film, bahan presentasi,
testimoni, dan lain-lain
f. Langkah-langkah
1) Penyiapan data tentang masalah kesehatan prioritas, penyebab
serta upaya mengatasi masalah kesehatan tersebut.
2) Pembentukan Tim Advokasi Kesehatan di tingkat Desa/Kelurahan
3) Tim Advokasi Kesehatan, melakukan kegiatan kajian tentang
kebijakan yang ada terkait dengan upaya mengatasi masalah
kesehatan tersebut. Apabila belum ada atau kebijakan yang ada
tersebut sudah tidak sesuai lagi, maka perlu dibuat isu strategis
tentang “pentingnya mengatasi masalah kesehatan prioritas serta
dukungan yang diharapkan dari Kepala Desa/Lurah, Camat,
Pengusaha dan Donatur.
4) Pertemuan persiapan pelaksanaan advokasi kesehatan, untuk
menyusun rencana pelaksanaan kegiatan advokasi, meliputi:
a) Mengidentifikasi dan menetapkan sasaran advokasi kesehatan,
meliputi Camat, Kepala Desa/Lurah, Ketua RW, Ketua RT, Ketua
Organisasi Profesi, Ketua Organisasi Kemasyarakatan, Ketua TP-
PKK, Pimpinan Organisasi, Donatur, dan lain-lain.
b) Menetapkan dan mengemas materi advokasi kesehatan.
c) Identifikasi dan menetapkan dukungan yang diharapkan, baik
sumberdaya (dana, sarana-prasarana, media, dan lain-lain) serta
kebijakan baik dalam bentuk surat edaran, surat keputusan,
instruksi, dan lain-lain untuk mengatasi penyebab masalah
kesehatan prioritas.
d) Penetapan pelaksana advokasi kesehatan diutamakan seseorang
yang mempunyai hubungan terdekat dan terkuat dengan sasaran
advokasi kesehatan, mempunyai kepribadian dan penampilan
yang baik, mampu melakukan komunikasi persuasif serta
memahami tujuan dari advokasi kesehatan.
e) Penetapan metode dan pembuatan media yang digunakan.
34
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
35
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
36
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Tujuan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, serta kemampuan individu,
keluarga dan kelompok masyarakat dalam rangka membangun
kepedulian dan peran serta aktif di berbagai upaya kesehatan.
2) Tujuan khusus:
a) Masyarakat mampu menemu kenali penyebab masalah
kesehatan (perilaku dan non perilaku) yang harus di intervensi
b) Masyarakat mau melakukan upaya mengatasi penyebab masalah
kesehatan dengan menggunakan potensi sumber daya yang
dimilikinya.
c) Meningkatnya potensi sumber daya masyarakat untuk
mendukung Indeks Keluarga Sehat (IKS) di tingkat
Desa/Kelurahan.
d) Adanya kejelasan tentang dukungan peran serta mitra potensial
dalam melakukan pemberdayaan masyarakat.
e) Adanya kejelasan tentang peran penentu kebijakan/pengambil
keputusan dalam memberikan dukungan kebijakan dan sumber
daya untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.
37
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
3) Sasaran
Sasaran pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan ini
sebagaimana sasaran peran serta masyarakat yaitu sasaran primer:
individu, keluarga, kelompok (Peer Group), dan masyarakat.
4) Metode
a) Metode Komunikasi Interpersonal dan Konseling digunakan pada
saat pemberdayaan individu.
b) Diskusi dan demonstrasi, ceramah tanya jawab, pembentukan
peer–group education (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Menyusui,
Kelompok BKR/Bina Kesehatan Reproduksi, Kelompok Jantung
Sehat, dan lain-lain) digunakan pada saat pemberdayaan
kelompok.
c) Pendekatan edukatif dan partisipatif (SMD, MMD, Lokakarya,
Kunjungan Lapangan/Studi Banding, dan lain-lain) digunakan
pada saat pemberdayaan Kelompok Masyarakat termasuk
organisasi kemasyarakatan.
38
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b) Pemberdayaan Keluarga
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan keluarga juga dilakukan
oleh petugas puskesmas/Perawat Kesehatan Masyarakat
bersama dengan petugas kesehatan lainnya dan mitra potensial,
melalui kunjungan rumah. Kegiatan ini juga dapat dilakukan oleh
petugas Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
seperti Polindes, Posyandu, Poskesdes, Pos-TBC, dan lain-lain.
39
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
c) Pemberdayaan Kelompok
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak terlepas dari nilai-nilai
yang ada di group/kelompoknya (peer groupnya). Pengaruh
teman/group dalam mempengaruhi perilaku individu atau anggota
groupnya sangat besar. Oleh sebab itu, saat ini telah ada
kelompok Jantung Sehat, Kelompok Kesehatan Ibu dan Anak,
Kelompok Ibu Menyusui, Kelompok Ibu Balita, Kelompok Senam
Lansia, Kelompok Sepeda Sehat, Kelompok Mantan TBC,
Kelompok Peduli TBC, Kelompok Bina Keluarga Sejahtera,
Kelompok Peduli Napza, Kelompok Peduli Lingkungan Sehat,
Kelompok Kesehatan Reproduksi Remaja, Kelompok Karang
Taruna RT/RW, Kelompok Pengajian, Kelompok Arisan RT,
bahkan ada Kelompok WA- Medsos, dan lain-lain. Kelompok-
kelompok ini potensial untuk dapat diberdayakan dalam
peningkatan PHBS mendukung PIS-PK, baik untuk individu,
keluarga maupun masyarakat.
40
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
(1) Persiapan
- Identifikasi kelompok masyarakat yang potensial untuk
berperan aktif dalam mendukung kegiatan Perkesmas.
- Menyiapkan materi dan media komunikasi.
- Menyusun rencana kegiatan.
(2) Pelaksanaan
- Melakukan pendekatan atau pertemuan kemitraan dengan
koordinator atau pimpinan kelompok masyarakat.
- Menyelenggarakan workshop untuk merancang dukungan
kegiatan Perkesmas yang terintegrasi dengan kegiatan
kelompok.
- Membangun forum komunikasi secara intens.
- Mengembangkan dan melaksanakan berbagai jenis
kegiatan pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat
di bidang kesehatan mendukung Perkesmas.
Metode yang diterapkan dalam kegiatan pemberdayaan kelompok
adalah komunikasi individu (formal maupun informal), presentasi
dan diskusi, komunikasi melalui media sosial, dan lain-lain. Media
Promosi Kesehatan yang bisa digunakan yaitu bahan presentasi,
leaflet, selebaran/flyer, booklet, dan lain-lain.
d) Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pendekatan
edukatif atau pengorganisasian masyarakat. Langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:
(1) Persiapan
Internal Puskesmas.
- Petugas puskesmas menyiapkan rekapitulasi data PIS-PK
tingkat Desa/Kelurahan maupun tingkat Kecamatan.
Disamping data PIS-PK dengan 12 indikator, mungkin ada
masalah kesehatan lain yang menjadi indikator keluarga
41
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Eksternal Puskesmas.
- Melakukan advokasi kepada Kepala Desa/Lurah.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan dukungan terhadap
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam
mendukung PIS-PK, melalui kegiatan pengorganisasian
masyarakat.
- Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat, beserta menyiapkan media promosi
kesehatan.
- Membuat undangan untuk menyelenggarakan pertemuan
pemberdayaan tingkat Desa/Kelurahan yang pertama
dengan melibatkan Kepala Desa/Lurah, BPD, Aparat Desa,
Ketua RW, Ketua RT, Ketua TP.PKK Desa dan Ketua
Pokja IV, Tokoh Masyarakat, Kader Posyandu/PKK,
Anggota Forum Masyarakat Desa (bila ada).
42
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
43
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
44
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
45
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
46
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Petugas pelaksana
a. Penanggung jawab adalah Pimpinan Puskesmas.
b. Koordinator adalah :
1) Koordinator Perkesmas
2) Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas
3) Petugas Pembina Wlayah PIS-PK Desa/Kelurahan.
c. Di tingkat Desa / Kelurahan, petugas yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam mendukung
kegiatan Perkesmas adalah:
1) Koordinator Perkesmas
2) Petugas kesehatan puskesmas yang menjadi Pembina Wilayah PIS-
PK Desa/Kelurahan.
3) Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas.
4) Petugas Kesehatan yang ada di UKBM
5) BPM dan DPM
47
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6) Organisasi Profesi
7) Organisasi Kemasyarakatan, TP. PKK, Tokoh Masyarakat, Kader
Kesehatan, Saka Bakti Husada (SBH), dan lain-lain
d. Di Tingkat Kecamatan, petugas yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam mendukung
kegiatan Perkesmas, adalah:
1) Koordinator Perkesmas
2) Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas
3) Petugas pengelola lintas program di puskesmas.
4) Petugas pemberi layanan kesehatan di puskesmas, Poliklinik, Rawat
Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Apotik/Kamar Obat, dan lain-lain
5) Lintas Sektor
a) BPM dan DPM
b) Organisasi Profesi
c) Organisasi Kemasyarakatan, TP.PKK, Tokoh Masyarakat, Kader
Kesehatan, SBH, dan lain-lain
d) Swasta/Dunia Usaha.
48
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
49
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Peningkatan Kapasitas
Peningkatan kapasitas petugas, guna:
1) Meningkatkan pemahaman tentang ruang lingkup materi
Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas.
2) Menyamakan pemahaman tentang penerapan Penggerakan Peran
Serta Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas yang akan
dilaksanakan di Desa/Kelurahan dalam meningkatkan IKS (terutama
indikator KS yang bermasalah).
3) Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan
sesuai RPK.
c. Operasional Kegiatan
1) Penyiapan data dan informasi terkait Penggerakan Peran Serta
Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas sesuai dengan
RPK.
2) Melaksanakan pendekatan serta koordinasi dengan berbagai pihak
terkait dalam pelaksanaan kegiatan Penggerakan Peran Serta
Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas.
3) Melaksanakan kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat
dalam mendukung kegiatan Perkesmas sesuai dengan RPK.
4) Membuat dokumentasi pelaksanaan kegiatan Penggerakan Peran
Serta Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas.
50
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Koordinasi merupakan fungsi manajemen untuk memastikan setiap unit dan
kelompok yang berbeda bisa bekerjasama secara terintegrasi untuk mencapai
tujuan organisasi. Ruang lingkup koordinasi meliputi koordinasi dalam individu,
koordinasi antar individu dalam suatu kelompok, koordinasi antar kelompok dalam
suatu organisasi, dan koordinasi antar organisasi, dan ini perlu dilakukan dalam
upaya mencapai tujuan pelayanan Perkesmas.
51
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
dan sarana baik fisik maupun sosial yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan
paling bawah, serta memberdayakan masyarakat dalam arti melindungi dan
membela kepentingan masyarakat lemah.
52
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Handayaningrat, Soewarno. 2002. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta: Haji Masagung.
2. Handoko, T.Hani. 2003. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
3. Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
5. Kementerian Kesehatan. (2011). Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan. Jakarta: Kemenkes
6. Kementerian Kesehatan. (2019). Panduan Menggalang Kemitraan di Bidang
Kesehatan, Jakarta: Kemenkes
7. Kementerian Kesehatan. (2019). Pedoman Intervensi Promosi Kesehatan
dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) bagi
petugas puskesmas. Jakarta: Kemenkes
8. Totok Mardikanto, Totok. (2010). Konsep-konsep Pemberdayaan masyarakat.
Surakarta: UN Press
9. Ndraha, Talizuduhu. 2011. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta:
Rineka Cipta.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2015
tentang Upaya Peningkatan dan Pencegahan Penyakit.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 84 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pengembangan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kesehatan.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
53
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
54
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10
LAMPIRAN
Petunjuk:
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 6 peserta dan setiap kelompok didampingi oleh 1 orang fasilitator.
(5 menit)
2. Fasilitator menjelaskan panduan penugasan bermain peran dan meminta tiap
kelompok untuk membagi peran pada masing-masing angotanya. (5 menit)
3. Masing-masing kelompok melakukan penugasan bermain peran sesuai
dengan skenario yang terdiri dari 2 sesi, yaitu :
a) Skenario 1: Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor
b) Skenario 2: Penggerakan Peran Serta Masyarakat
4. Setiap kelompok membagi peran sesuai dengan skenario 1 dan skenario 2.
5. Kelompok mendiskusikan kasus dan mengembangkan skenario sesuai
dengan kreatifitas masing-masing kelompok dan memanfaatkan data-data
yang terkait dengan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat. (20 menit).
6. Pada setiap skenario, peserta secara bergantian berperan sebagai
Koordinator Perkesmas dalam kelompoknya. Setiap peserta diberikan waktu
10 menit untuk tampil. Total waktu yang dibutuhkan bermain peran untuk
setiap skenario adalah 60 menit (2 skenario = 120 menit).
7. Fasilitator melakukan penilaian terhadap penampilan setiap kelompok dengan
menggunakan checklist yang telah disiapkan.
8. Fasilitator mengajak peserta untuk memberikan evaluasi terhadap penampilan
setiap peserta dalam kelompoknya. Sesi evaluasi dilakukan setelah semua
55
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
56
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Peran :
Alur Cerita :
Desa Sukarasa merupakan wilayah kerja Puskesmas Cendana yang lokasinya
paling jauh, yaitu sekitar 17 KM dari Puskesmas. Jalan untuk menempuh desa
tersebut cukup sulit karena akses satu-satunya jalan adalah jembatan gantung
yang menghubungkan 2 desa yaitu Desa Sukarasa dan Desa Laksana. Petugas
Puskesmas untuk bisa pergi ke Desa Sukarasa harus menggunakan motor dan
kadang jalan kaki karena jalannya curam dan sempit.
57
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
diabetes pada kaki sehingga memerlukan perawatan luka. Kendala yang dihadapi
oleh perawat pelaksana Perkesmas adalah Petugas Puskesmas belum
melakukan kunjungan rumah dan ternyata 2 orang dari 3 kasus baru TB tersebut
belum terdata PIS-PK, sehingga perlu dikoordinasikan dengan penanggungjawab
program UKM.
Desa lainnya yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cendana yaitu Desa
Laksana, setelah dilakukan analisis masalah berdasarkan data PIS-PK, ada 4
indikator yang capaiannya paling rendah, yaitu: 70,7% penderita hipertensi belum
melakukan pengobatan secara teratur, ada sekitar 66,4% bayi belum
mendapatkan imunisasi lengkap, ada 58,5% bayi tidak mendapatkan ASI
eksklusif, dan 57,1% penderita TB tidak mendapatkan pengobatan sesuai standar.
Kepala Puskesmas, Koordinator Perkesmas dan Pelaksana Perkesmas ingin
segera memecahkan masalah kesehatan yang membutuhkan kerjasama antara
Lintas program dan Lintas Sektor yang terkait dengan penyebab terjadinya
masalah kesehatan.
a. Melakukan koordinasi lintas program pada kegiatan Loka Karya Mini Bulanan
Puskesmas, dalam upaya pemantauan hasil kerja petugas Puskesmas.
59
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Melakukan koordinasi lintas sektor pada kegiatan Loka Karya Mini Tribulanan
Puskesmas, dalam upaya peningkatan kerjasama lintas sektoral.
a. Sessi 1 Koordinasi Lintas Program pada Kegiatan Loka Karya Mini Bulanan
Puskesmas, sebagai berikut :
Kepala puskesmas mempersiapkan
- bahan umpan balik kinerja bulan lalu dan capaian kumulatif bulan berjalan
- informasi kebijakan baru dan atau program baru yang harus dilaksanakan
di puskesmas
- rencana tindakan perbaikan dan peningkatan kinerja yang akan datang
Pelaksana/ Penanggung Jawab Program/ Kegiatan
- Melaporkan hasil kinerja, analisis masalah dan rancangan tindak lanjut
masing-masing program
- Menyiapkan bahan untuk pembahasan usulan kesehatan dari seluruh
kelurahan
- Menjelaskan usulan kegiatan untuk perbaikan/ peningkatan kinerja
puskesmas
- Memaparkan RPK bulanan setiap program atau kegiatan
Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempersiapkan :
- Mempersiapkan kebutuhan administrative pelaksanaan Lokmin, termasuk
di dalamnya notulensi.
- Bertanggung jawab dalam mengorganisir penyelenggaraan lokakarya mini.
Koordinator Perkesmas
- Melaporkan hasil kinerja, analisis masalah dan rancangan tindak lanjut
pelayanan Perkesmas diantaranya permasalahan pada kasus di atas
- Menyiapkan bahan untuk pembahasan usulan kesehatan dari seluruh
kelurahan/desa, termasuk Desa Sukarasa dan Desa Laksana.
- Menjelaskan usulan kegiatan untuk perbaikan/peningkatan kinerja
puskesmas
- Memaparkan RPK bulanan
60
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Pelaksana Perkesmas :
- Menyampaikan permasalahan terkait pelaksanaan Perkesmas di Desa
Sukarasa
- Mencatat/membuat notulis hasil lokakarya mini
- Mendokumentasikan hasil lokakarya mini
- Membuat laporan untuk rencana tindak lanjut.
b. Sessi 2 Koordinasi Lintas Sektor pada Kegiatan Loka Karya Mini Tribulanan
Puskesmas, memerankan sebagai berikut :
Koordinator Perkesmas :
- Koordinasi dengan pogram untuk kesiapan bahan bahan kegiatan
lokakarya mini dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
- Melasanakan arahan dari Kepala Puskesmas terkait seluruh rangkaian
kegiatan lintas sector
- Mengusulkan waktu dan tempat pelasanaan
- Mengawasi tim mulai dari persiapan sampai dengan pelaksaan kegiatan
lokakarya mini
- Mengevaluasi mulai dari persiapan sampai dengan pelaksaan kegiatan
lokakarya mini
Kepala Puskesmas:
- Menerima laporan persiapan kegiatan lokakarya mini dari koordinantor
Perkesmas dan koordinator program
- Memberikan arahan kegiatan kepada koordinator perkesmas dan
koordinator program
- Melaksanakan pendekatan kepada camat untuk memipmpin lokakarya
dengan menjelaskan acaranya
- Mengkoordinasikan sektor sektor agar menyajikan laporan kegiatan dan
pembinaan
Pelaksana Perkesmas
- Membuat visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah
dipahami oleh sector antara lain dalam bentuk PWS
- Mempersiapkan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulanan lintas
sector
61
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
- Menyiapkan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/ surat surat
yang berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan
dengan sector kesehatan
- Membuat notulen lokakarya
- Membuat surat-surat undangan lokakarya untuk ditandatangani
camat/linsek
62
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Nama Peserta :
Kelompok :
Instruktur :
63
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Jumlah Skor
Keterangan Nilai
0 : Jika peserta tidak melakukan komponen penilaian
1 : Jika peserta melakukan komponen penilaian namun kurang tepat
2 : Jika peserta melakukan komponen penilaian dengan tepat
Perhitungan Nilai
Observer
………………………
64
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Nama Peserta :
Kelompok :
Instruktur :
NILAI
NO. KOMPONEN PENILAIAN KET
0 1 2
LOKAKARYA TRIBULANAN PERTAMA
A
MASUKAN
KELUARAN
C
Membuat kesepakatan tertulis lintas sektor terkait
1
dalam mendukung program kesehatan
Membuat rencana kegiatan masing – masing
2
sector
A MASUKAN
Menyiapkan laporan kegiatan pelaksanaan
1
program perkesmas dan dukungan sektor terkait
65
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Jumlah Skor
Keterangan Nilai
0 : Jika peserta tidak melakukan komponen penilaian
1 : Jika peserta melakukan komponen penilaian namun kurang tepat
2 : Jika peserta melakukan komponen penilaian dengan tepat
Perhitungan Nilai
(Jumlah skor/total skor) x 100=………….
Observer
………………………
66
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Peran :
1) Koordinator Perkesmas (1 orang)
2) Pelaksana Perkesmas (1 orang)
3) Kepala Desa (1 orang)
4) Kader Kesehatan & Mitra potensial (1 orang)
5) Tokoh masyarakat (1 orang)
Alur Cerita :
Tahun 2019, telah dilakukan pendataan PIS-PK di Desa Amarupura dan terdapat
tiga masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian untuk diintervensi yaitu:
67
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
68
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
dan mitra tersebut dengan ruang lingkup kegiatan pembinaan Posbindu PTM di
Desa Amarupura.
Mengacu pada Surat Edaran Kepala Desa Amarupura dan perjanjian
kerjasama dengan mitra Dunia Usaha, selanjutnya Kader kesehatan bersama
tokoh masyarakat didampingi Koordinator Perkesmas menggerakan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengaktifkan kembali Posbindu PTM
dan memanfaatkan pelayanan di Posbindu PTM di setiap kegiatan masyarakat
di desa.
70
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Nama Peserta :
Kelompok :
Instruktur :
NILAI
NO. KOMPONEN PENILAIAN KET
0 1 2
71
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
a. Mempersiapkan pertemuan
b. Membangun kesepakatan kerjasama
kemitraan
c. Merumuskan rencana kerja kemitraan
d. Melaksanakan kerjasama
e. Pemantauan kemitraan
6 Menggerakan masyarakat untuk berpatisipasi
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Point2 lain terkait penggerakan masyarakat
Keterangan Nilai
0 : Jika peserta tidak melakukan komponen penilaian
1 : Jika peserta melakukan komponen penilaian namun kurang tepat
2 : Jika peserta melakukan komponen penilaian dengan tepat
Perhitungan Nilai
Observer
………………………
72
MODUL MATA PELATIHAN INTI 4
PENGAWASAN,
PENGENDALIAN, DAN
PENILAIAN HASIL
KEGIATAN PELAYANAN
PERKESMAS
1 DESKRIPSI SINGKAT
1
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengawasan,
pengendalian dan penilaian kegiatan pelayanan perkesmas diwilayah kerjanya
2
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
3
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kegiatan Pelayanan
Perkesmas menggunakan metode :
4
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Dokumen perencanaan (dari tempat OL)
9. SPM Kab/ Kota (dari tempat OL)
10. Lembar kasus
11. Panduan Studi Kasus
12. Panduan Observasi Lapangan
5
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta (10 menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan
disampaikan.
Fasilitator melakukan bina suasana dengan memberikan game singkat, agar
peserta fokus dan antusias dalam mengikuti materi.
Melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang Pengawasan,
Pengendalian, dan Penilaian Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Sampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok yang akan
disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
6
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
11
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
12
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
13
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Indikator Proses
Indikator proses dalam pelayanan Perkesmas meliputi:
a. Jumlah individu yang mendapatkan asuhan keperawatan di Puskesmas
sesuai target RPK;
b. Jumlah keluarga binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan
sesuai target RPK;
c. Jumlah kelompok binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan
sesuai target RPK;
d. Jumlah desa/kelurahan binaan yang mendapatkan asuhan
keperawatan sesuai target RPK; dan
e. Jumlah Perawat yang mendapat pembinaan teknis Perkesmas oleh
Koordinator Perkesmas sesuai rencana.
3. Indikator Luaran
Indikator luaran/output dalam pelayanan Perkesmas meliputi:
a. Individu
Persentase individu dengan hasil asuhan keperawatan teratasi.
Cara Pengukuran: Jumlah individu dengan hasil asuhan keperawatan
teratasi dibagi dengan jumlah individu yang mendapat asuhan
keperawatan di Puskesmas, dikali 100%.
14
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Keluarga
Persentase keluarga binaan dengan hasil asuhan lepas bina.
Cara Pengukuran: Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan lepas
bina, dibagi dengan jumlah keluarga binaan yang mendapat asuhan
keperawatan, dikali 100%.
c. Kelompok
Persentase kelompok binaan yang meningkat kemandiriannya.
Cara Pengukuran: Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-
II, KM-III dan KM-IV, dibagi jumlah kelompok binaan yang mendapat
asuhan keperawatan, dikali 100%.
d. Masyarakat
Persentase desa/kelurahan binaan yang mendapatkan asuhan
keperawatan.
Cara Pengukuran: Jumlah desa/kelurahan binaan yang mendapatkan
asuhan keperawatan dibagi jumlah desa/kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas, dikali 100%.
4. Indikator Dampak
Indikator outcome/dampak dalam pelayanan Perkesmas yaitu peningkatan
Indeks Keluarga Sehat (IKS) tingkat Puskesmas.
15
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
sasaran individu
16
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
17
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
D. Tindakan Koreksi/Perbaikan
Kegiatan berikutnya dalam rangka pengawasan dan pengendalian pelayanan
perkesmas berupa tindakan perbaikan. Koordinator perkesmas harus
senantiasa aktif, peduli dan dinamis dalam pengawasan dan pengendalian
pelayanan perkesmas. Dengan kolaborasi yang selaras bersama PJ UKM
Esensial, Koordinator harus segera melakukan tindakan perbaikan bila
dijumpai adanya penyimpangan pelayanan perkesmas. Saat mengambil
upaya perbaikan atau tindakan koreksi Koordinator Perkesmas harus
18
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
19
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
20
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
21
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Keterangan:
1. Matriks tersebut diatas merupakan beberapa contoh kegiatan yang dilakukan
Puskesmas. Kegiatan selanjutnya sesuai RPK Puskesmas
2. Matriks tersebut dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan kebijakan daerah,
dengan tidak mengurangi variabel kolom yang ada.
3. Kolom (2). Upaya Kesehatan diisi dengan UKM, UKP, pelayanan kefarmasian,
keperawatan kesehatan masyarakat, dan pelayanan laboratorium yang
dilaksanakan di Puskesmas. Diisi sesuai dengan RPK Puskesmas. Dan untuk
Perkesmas bisa lebih di detilkan kegiatannya
4. Kolom (3). Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari masing-masing upaya
yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan
5. Kolom (4). Satuan diisi dengan satuan kegiatan, seperti orang, ibu hamil, bayi,
balita, dan lainya sesuai dengan NSPK masing-masing program.
6. Kolom (5). Target sasaran adalah jumlah dari sasaran/area yang akan diberikan
pelayanan oleh Puskesmas, dihitung berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis,
jumlah sumber daya, target indikator kinerja, dan pencapaian terdahulu.
7. Kolom (6). Pencapaian diisi pencapaian kegiatan dari target sasaran yang telah
ditentukan.
8. Kolom (7). Cakupan, diperoleh dengan menghitung pencapaian hasil kegiatan
(kolom 6) dibagi dengan target sasaran (kolom 5). Cakupan dihitung reratanya dari
hasil masing-masing variabel, sedangkan tiap variabel dihitung dari rerata sub
variabel. Penetapan kelompok variabel dan sub variabel dilaksanakan oleh
Puskesmas bersama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota, dengan mengacu
pada NSPK program
22
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
penggunaan grafik sarang laba-laba atau diagram radar untuk tampilan kinerja
Puskesmas.
Gambar 1.
Contoh Grafik Kinerja Puskesmas Tahun 2017
TAHUN 2017
Promosi Kesehatan
100
Program Lansia 80 Pelayanan Kesling
60
40
Upaya Kesehatan Jiwa 20
Pelayanan KIA
0
TARGET CAPAIAN
Gambar 2.
Contoh Grafik Kinerja Puskesmas Tahun 2018
TAHUN 2018
Promosi Kesehatan
100
upaya Kesehatan
Program Lansia 80
Lingkungan
60
40
Kesehatan Jiwa 20
0 Upaya KIA dan KB
TARGET CAPAIAN
23
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
24
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Koordinator Perkesmas harus mampu bersinergi dalam pelayanan perkesmas
dengan manajemen Puskesmas. Siklus MP dalam hal ini P3 selaras dengan
kegiatan kordinator untuk dapat melakukan Pengawasan, Pengendalian, Dan
Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas. Adanya kejelasan indicator
capaian yang Pengendalian, Dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas.
25
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan di Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2016 tentang Manajemen Puskesmas
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
9. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
26
MATA PELATIHAN INTI 5
PEMBINAAN TEKNIS
PERKESMAS DI
PUKESMAS DAN WILAYAH
KERJANYA
1 DESKRIPSI SINGKAT
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam rangka menjalankan tugas
tersebut, Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya. Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas harus
menyelenggarakan: manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas), pelayanan laboratorium dan
kunjungan keluarga.
1
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
yaitu sebagai Pendidik bagi rekan Perawatnya yang bekerja di Puskesmas yang
sama (Perawat pelaksana ataupun Penanggung Jawab Darbin).
2
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pembinaan
teknis Perkesmas di Puskesmas dan wilayah kerjanya
3
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Bimbingan Teknis Keperawatan
a. Preseptorsip
b. Mentorsip
2. Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
a. Pengertian Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
b. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
3. Tindak Lanjut Keperawatan
a. Analisis dan Interpretasi Data
b. Penyusunan Laporan
c. Tindak Lanjut Laporan
4
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan komunikasi efektif menggunakan metode:
1. CeramahTanya Jawab
2. Curah pendapat
3. Bermain peran (role play)
5
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
7
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 5: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada
peserta.
Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan
jawaban.
Fasilitator merangkum pembelajaran bersama-sama peserta.
Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti
proses pembelajaran.
Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapakan permohonan
maaf dan terimakasih bila masih ada kekurangan dan salam penutup.
10
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
Pembinaan teknis Perkesmas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
Koordinator Perkesmas dalam rangka meningkatkan kemampuan teknis Perawat
dalam menyelenggarakan pelayanan Perkesmas. Kegiatan ini meliputi bimbingan
teknis keperawatan, monitoring dan evaluasi keperawatan, dan tindak lanjut
keperawatan. Ketiga kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dalam
rangka mencapai output program Perkesmas yang diharapkan.
Gambar.
Pelayanan Perkesmas Dalam Upaya Pencapaian
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
11
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai kegiatan preseptorsip dan
mentorsip.
A. Preseptorsip
12
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
1. Pengertian Preseptorsip
Preseptorsip adalah proses belajar mengajar antara individu yang belum
berpengalaman dengan yang sudah berpengalaman dalam kurun waktu
tertentu. Dalam dunia keperawatan, preseptorsip merupakan cara dengan
menitikberatkan metode role modelling untuk mendukung pembelajaran
dan pertumbuhan profesional bagi perawat dan meningkatkan kualitas
praktik secara keseluruhan (Hynes-Gay & Nagle, 2000). Penerapan
metode preseptorsip diyakini akan menumbuhkan iklim pembelajaran
klinik dalam memberikan pelayanan profesional bagi perawat pelaksana
sebagai Precepte dan klien sebagai penerima layanan.
13
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Karakter Preseptor
Koordinator Perkesmas sebagai seorang preseptor diharapkan memiliki
karakter sebagai berikut:
a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yg cukup terkait
pelayanan Perkesmas
b. Mampu mengembangkan keterampilan klinis (inovasi)
c. Mampu mengaitkan antara teori ke praktik
d. Memiliki kepercayaan diri
e. Memiliki sifat terbuka terhadap masukan atau pertanyaan
f. Memiliki sifat peduli, menghargai pendapat perawat pelaksana dan
toleransi
g. Bertanggung jawab
3. Peran Preseptor
Koordinator Perkesmas sebagai seorang Preseptor berperan sebagai
berikut:
a. Mengorientasikan ruang lingkup pekerjaan dan kebijakan/ peraturan/
pedoman/ panduan/ standar prosedur operasional kepada perawat
pelaksana
b. Memfasilitasi lingkungan pembelajaran yang informal, kolaboratif, dan
positif
c. Menjadi role model yang positif dan efektif
d. Memberikan pengalaman pembelajaran dalam memberikan asuhan
keperawatan di Puskesmas sesuai dengan acuan yang berlaku
e. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat pelaksana dalam
memberikan asuhan keperawatan di Puskesmas.
f. Memberikan umpan balik selama proses bimbingan teknis
g. Menyampaikan hasil bimbingan teknis kepada perawat pelaksana.
14
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
a. Direct Instruction
Metode ini dilakukan dengan cara menyampaikan pengetahuan dan
keterampilan secara langsung dalam susunan dan langkah-langkah
sederhana secara berurutan kepada perawat pelaksana melalui arahan
langsung. Sebagai contoh: Koordinator Perkesmas memberikan
arahan langsung mengenai standar prosedur operasional tentang
pengkajian keperawatan dasar pada keluarga. Langkah-langkah yang
dilakukan terdiri dari:
1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada perawat pelaksana
3) Mendemonstrasikan pelaksanaan pengkajian keperawatan dasar
pada keluarga sesuai standar prosedur operasional yang ditetapkan
4) Membimbing perawat pelaksana untuk melakukan latihan
5) Mengevaluasi pemahaman perawat pelaksana dan memberikan
umpan balik
6) Memberikan kesempatan bagi perawat pelaksana untuk latihan
mandiri
b. Case-Based Teaching
Metoda ini sangat bermanfaat dalam pembelajaran bagi tenaga
kesehatan karena pendekatannya yang berfokus pada pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan. Kegiatannya dilakukan dengan
cara melibatkan perawat pelaksana dalam berdiskusi terkait kasus-
15
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
16
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
c. Case Presentation
Metode ini termasuk dalam bagian metode pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). Metode Case Presentation merupakan kegiatan
pembelajaran yang sering dilakukan oleh mahasiswa/ tenaga
kesehatan di ruang diskusi. Koordinator Perkesmas dapat
menggunakan metode ini dengan meminta salah satu perwakilan
perawat pelaksana untuk menyajikan kasus asuhan keperawatan yang
saat ini sedang dikelolanya. Selanjutnya Koordinator Perkesmas
memfasilitasi proses diskusi antara perawat pelaksana yang
menyajikan kasus dengan rekan perawat lainnya.
d. Bed-side teaching/ Home-side Teaching
Metode ini juga termasuk dalam bagian metode pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dan merupakan komponen esensial dari clinical
training yang sudah dilakukan sejak lama. Dalam pendidikan klinis,
pasien merupakan guru, seperti yang diungkapkan oleh Wiliam Osler
1903: “no teaching without the patient for a text, and the best
teaching is often that taught by the patient himself” (Bliss, 1999).
Tahapan yang dilakukan meliputi:
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini, perawat pelaksana menyiapkan semua hal sebelum
asuhan keperawatan dilakukan. Apabila akan melakukan asuhan
keperawatan keluarga maka pastikan kontrak waktu dengan
keluarga sudah disepakati dan dikonfirmasi.
2) Tahap Briefing
Sebelum bertemu dengan klien maka antara Koordinator
Perkesmas dan perawat pelaksana perlu melakukan diskusi singkat
untuk karakteristik kasus klien dan pengorganisasian kegiatan yang
akan dilakukan saat kunjungan dibandingkan dengan perencanaan
tindakan keperawatan yang telah disusun
3) Tahap Pertemuan dengan Klien
Pada tahap ini perawat pelaksana melakukan interaksi langsung
dengan klien. Selama proses tersebut, Koordinator Perkesmas
17
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
18
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tabel 1.
Teknik Preseptorsip
19
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
B. Mentorsip
1. Pengertian Mentoring
Mentoring adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui transfer
pengetahuan dan keterampilan dari orang yang lebih berpengalaman di
bidang yang sama. Orientasi dari mentoring adalah pembentukan karakter
dan kepribadian Mentee (peserta mentoring). Seorang mentor biasanya
lebih senior dan berpengalaman, yang membantu dan memandu
pengembangan individu atau kelompok di tempat kerjanya.
20
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Manfaat Mentoring
Manfaat Koordinator Perkesmas melakukan bimbingan teknis
keperawatan dengan metode mentorsip adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman perawat
pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan kepada sasaran
individu, keluarga dan kelompok/ masyarakat.
b. Mengembangkan keterampilan Koordinator Perkesmas dalam
pengajaran, konseling, dan kemampuan mendengarkan.
c. Memperluas jaringan kerja profesional dan personal
d. Meningkatkan kesadaran akan kebutuhan pelayanan Kesehatan
e. Meningkatkan motivasi kerja
3. Tipe Mentoring
Tipe mentoring dapat meliputi:
a. Mentoring yang bersifat alami
Kegiatan mentoring ini dilakukan secara non formal atau atas dasar
kesukarelaan antara Mentor dan Mentee. Biasanya Mentee akan
memilih sendiri Mentor yang dianggap cocok untuk pengembangan
karier profesionalnya. Tipe mentoring seperti ini biasanya berjalan
dalam waktu jangka panjang dan bisa sampai seumur hidup karena
dapat menumbuhkan persahabatan diantara keduanya.
b. Mentoring yang direncanakan
Kegiatan mentoring ini berupa program-program terstruktur dimana
Mentor dan Mentee memilah dan memadukan kegiatan mentoring
melalui proses-proses yang bersifat formal. Pada tipe ini biasanya
Mentor bisa berasal dari dalam atau luar organisasi kerjanya. Melalui
kegiatan mentoring yang telah terencana diharapkan dapat menjadi
pendukung Mentee dalam membantu pengembangan dan penguatan
proses pembelajaran mandiri, membangun rasa percaya diri,
meningkatkan loyalitas bagi organisasi kerjanya, membangun karier,
21
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
22
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
5. Implementasi Mentoring
Dalam implementasi mentoring terdapat tahapan kegiatan yang
dilaksanakan oleh Koordinator Perkesmas sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi perawat pelaksana yang akan diberikan mentoring
b. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu mentoring
c. Menyamakan persepsi tentang aspek-aspek yang ingin didiskusikan
selama proses mentoring
d. Melakukan proses mentoring
e. Mendokumentasikan kegiatan selama proses mentoring (format
mentoring sesuai Tabel 2)
f. Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pasca mentoring.
Tabel 2.
Format Mentoring
23
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
24
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
i. Decision maker
Seorang Mentor dituntut mampu dalam mengambil keputusan, tidak
ragu dan tegas terhadap suatu solusi yang akan dilakukan.
7. Tugas Mentor
Koordinator Perkesmas yang berperan menjadi Mentor, harus dapat
melakukan tugasnya meliputi:
a. Menjadi contoh teladan bagi Mentee dalam menerapkan nilai-nilai
budaya kerja organisasi berorientasi pada pelayanan publik.
b. Mengembangkan kecerdasan emosional dan keterampilan Mentee, baik
hard skill maupun soft skill
c. Memotivasi Mentee untuk selalu mengembangkan kepribadian dan
karakternya secara berkesinambungan
d. Memberi tips dan saran berdasarkan contoh praktik keberhasilan dari
pengalaman dan rekam jejak yang baik
e. Memperlihatkan titik-titik kritis yang berpotensi menimbulkan
permasalahan atau terjadinya kendala dalam pekerjaan yang dilakukan
oleh Mentee
f. Memberi wawasan kepada Mentee tentang jenis-jenis kompetensi
yang dibutuhkan bekerja di instansi kerjanya saat ini
g. Membimbing dan memberi dukungan kepada Mentee dalam menyusun
rencana pengembangan karier dirinya ke depan
h. Mendiskusikan dan merumuskan mekanisme kerja baru yang lebih
baik kepada pimpinan maupun rekan kerjanya (inovasi)
25
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Mentee dalam pelaksanaan mentoring
a. Belajar menghargai Mentor sebagai orang yang sudah ahli di
bidangnya, apapun yang disampaikan Mentor dipergunakan oleh
Mentee sebagai sumber input dalam bidang kerja, tolak ukur apa yang
benar/ tidak benar dan apa yang boleh/ tidak boleh dilakukan.
b. Membuka diri dan memiliki keinginan untuk belajar
c. Memiliki keinginan atau kerelan untuk mengadopsi ilmu pengetahuan,
pengalaman dan konsep pikir.
26
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
27
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
28
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
29
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
30
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
31
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
B. Penyusunan Laporan
Laporan adalah bentuk penyampaian informasi baik secara lisan maupun
tulisan. Informasi yang disampaikan melalui laporan bisa bermacam-macam
tergantung kebutuhan mulai dari berita, keterangan, pemberitahuan ataupun
pertanggungjawaban. Laporan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan adalah
laporan yang disampaikan secara tertulis sebab isi laporannya berupa hasil
analisa yang mendalam dan merupakan bentuk pertanggungjawaban tugas
sebagai Koordinator Perkesmas yang harus menjalankan fungsi pembinaan
teknis Perkesmas.
32
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
33
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Pembinaan teknis Perkesmas merupakan bagian dari pelayanan Perkesmas di
Puskesmas. Kegiatannya meliputi bimbingan teknis keperawatan, monitoring dan
evaluasi keperawatan, dan tindak lanjut keperawatan. Ketiga kegiatan ini
dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai output program
Perkesmas yang diharapkan.
34
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
35
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Block, L.M & Korow, M.K (2005). The Value of Mentorsip Within Nursing
Organization. Nursing Forum, 40 (4), 134 – 140
2. Burns, C., Beauchesne, M., Ryan-Krause, P., & Sawin, K. (2006). Mastering
the Preceptor Role: Challenges of Clinical Teaching. Journal of Pediatric
Health Care, 20(3), 172–183. http://doi.org/10.1016/j.pedhc.2005.10.012
3. Chen, Y. L., Hsu, L. L., & Hsieh, S. I. (2012). Clinical nurse preceptor teaching
competencies: Relationship to locus of control and selfdirected learning.
Journal of Nursing Research, 20(2), 142–151.
http://doi.org/10.1097/JNR.0b013e318254ea72
4. Omer, T. A., Suliman, W. A., & Moola, S. (2015). Roles and responsibilities of
nurse preceptors: Perception of preceptors and preceptees. Nurse Education
in Practice, 16, 54–59. http://doi.org/10.1016/j.nepr.2015.07.005
5. Kementerian Kesehatan. _. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan
di Puskesmas. Kementerian Kesehatan: Jakarta.
6. Kementerian Kesehatan. 2017. Peraturan Kepala Badan Pengembangan dan
pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan
Nomor HK.02.03/I.2/03556/2017 tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi
Pembelajaran. Kementerian Kesehatan: Jakarta.
7. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2019.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat. Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Jakarta.
8. Moerdiyanto. . Teknik Monitoring dan Evaluasi (Monev) Dalam Rangka
Memperoleh Informasi Untuk Pengambilan keputusan Manajemen. . .
Diakses melalui http://staff.uny.ac.id/ tanggal 10 Juli 2021.
9. Sumiyarrini R., Rahayu G.R. & Suhoyo Y. 2017. Rubrik Nursing Clinical
Exercise: Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi Klinik pada
36
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
37
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10 LAMPIRAN
38
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 1.
Tujuan:
Setelah mengikuti bermain peran ini, peserta mampu melakukan bimbingan teknis
keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerjanya.
Petunjuk:
1. Pengantar Awal (waktu: 10 menit)
Pelatih memberikan salam dan memperkenalkan tim fasilitator yang akan
terlibat dalam penugasan ini, kemudian menjelaskan pembagian kelompok dan
fasilitator serta rangkaian kegiatan bermain peran sebagai berikut:
a. Kegiatan bermain peran ini terbagi atas 2 setting skenario, yaitu Kunjungan
Keluarga dan Evaluasi Pasca Kunjungan.
b. Pembagian peserta dan fasilitator dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam 1 kelompok berisi 10 orang (30 orang menjadi 3 kelompok)
2) Setiap kelompok didampingi oleh 1 orang fasilitator yang akan
bertanggung jawab terhadap kelompok tersebut
3) Daftar pembagian kelompok peserta dan fasilitator telah disiapkan di
awal acara
39
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
40
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
41
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 2.
42
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
43
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 3.
44
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
45
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
46
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 4.
Petunjuk:
Fokus penilaian kepada Pemeran Utama (Koordinator Perkesmas) yang
melakukan bimbingan teknis kepada Perawat pelaksana.
Kriteria penilaian disesuaikan dengan setting bermain peran (role play)
Dalam memberikan nilai, berilah tanda (√) pada kolom nilai di bawah ini
Koordinator Perkesmas :
Observer/ Penilai :
Nilai
No Kriteria Penilaian
2 1 0
1 Persiapan (diri, peralatan dan bahan)
2 Menyampaikan pembukaan (salam, menanyakan
kabar, menyepakati tujuan dan kontrak waktu)
3 Teknik komunikasi verbal saat memberikan
bimbingan teknis keperawatan (penggunaan
bahasa, jeda, sistematika penjelasan, klarifikasi)
4 Teknik komunikasi non verbal saat memberikan
bimbingan teknis keperawatan (ekspresi, gestur,
kontak mata)
5 Sikap dalam melakukan pengamatan kepada
Perawat pelaksana (empati, menghargai Perawat,
fokus)
6 Memberikan umpan balik untuk perbaikan performa
Perawat pelaksana
7 Memberikan umpan balik untuk meningkatkan
motivasi Perawat pelaksana
8 Memberikan apresiasi terhadap upaya Perawat
pelaksana
9 Menyampaikan penutup (menyimpulkan,
menyampaikan saran, tindak lanjut dan salam
penutup)
Total Skor
Penilaiaan : Total Skor x 100
(Total jumlah kriteria x 2)
47
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Keterangan:
Nilai 2 : Dilakukan dengan baik
Nilai 1 : Dilakukan dengan cukup
Nilai 0 : Dilakukan namun kurang mencukupi/ Tidak dilakukan
48
MODUL MATA PELATIHAN INTI 6
PENCATATAN DAN
PELAPORAN PELAYANAN
PERKESMAS DI
PUSKESMAS
1 DESKRIPSI SINGKAT
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa
ada pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan
tidak akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah
sebuah data dan informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode
yang tepat dan benar. Jadi, data dan informasi merupakan sebuah unsur
terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan informasilah yang berbicara
tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut.
1
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pencatatan dan
pelaporan pelayanan Perkesmas di Puskesmas.
3
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
menggunakan metode :
1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)
2. Curah pendapat
3. Latihan
5
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator mengucapkan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi materi sebelumnya,
fasilitator memulai dengan perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi kerja, jabatan dalam pekerjaan dan topik materi yang akan
disampaikan.
Fasilitator melakukan bina suasana dengan mengajak peserta untuk
mempertunjukkan yel-yel atau tepuk semangatnya agar peserta fokus dan
antusias dalam mengikuti materi.
Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang
Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi
pokok yang akan disampaikan dengan dengan menggunakan bahan tayang.
7
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 7 : Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan
kepada peserta
Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawabnya
Fasilitator merangkum pembelajaran mata pelatihan ini bersama-sama dengan
peserta.
Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti
proses pembelajaran.
Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih,
permohonan maaf bila masih ada kekurangan dan salam penutup.
10
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
Lingkup pencatatan dalam SIP meliputi data dasar dan data program. Data
dasar meliputi identitas Puskesmas, wilayah kerja Puskesmas, sumber daya
11
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
12
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Gambar 1.
Alur Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas
14
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
15
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Dalam mata pelatihan ini akan disampaikan 2 (dua) jenis register yang dikelola
oleh Perawat Puskesmas, yaitu: Register Pelayanan Perkesmas yang memuat
kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan di Puskesmas dan wilayah kerja
Puskesmas dan Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/
Kelurahan.
16
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
17
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
18
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
telah dilakukan PIS-PK dan hasil kegiatan pelaksanaan PIS-PK yaitu jumlah
keluarga dengan Indikator Keluarga Sehat (IKS). Contoh Format Register
Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan dan Petunjuk
Pengisiannya dapat merujuk pada Lampiran 5.
19
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
20
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang Kegiatan
b. Dasar Hukum Kegiatan
c. Maksud dan Tujuan Kegiatan
d. Ruang Lingkup Isi Laporan
2. Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
a. Perencanaan Kegiatan (termasuk Pengelolaan Perkesmas, Asuhan
Keperawatan dan Pembinaan Teknis Perkesmas)
b. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasilnya
c. Tim Perkesmas yang terlibat
d. Evaluasi Hasil Kegiatan (termasuk hambatan dan tantangan)
e. Kesimpulan & Saran
3. Penutup
21
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
22
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Pelayanan Perkesmas sebagai bagian dari pelayanan Puskesmas wajib memiliki
data pencatatan dan pelaporan, sebab pelayanan Perkesmas merupakan salah
satu data yang termasuk sebagai bagian sumber data program kesehatan di
dalam SIP. Untuk itu, setiap Perawat Puskesmas wajib melaksanakan pencatatan
dan pelaporan pelayanan Perkesmas sesuai tugas dan tanggung jawabnya
masing- masing, baik itu saat bekerja sebagai pelaksana Perkesmas, penanggung
jawab darbin ataupun koordinator Perkesmas. Hal ini juga melekat pada tugas
seorang Perawat sebagai jabatan fungsionalnya. Dalam mengerjakan pencatatan
dan pelaporan pelayanan Perkesmas, Perawat Puskesmas melakukannya sesuai
acuan yang berlaku.
23
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelanggaraan Pelaksanaan Program Indonesia dengan Pendekatan
Keluarga
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
5. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
6. http://jitoebro.blogspot.com/2009/10/sistematika-penulisan-laporan-
kegiatan.html. Diakses tanggal 13 Juli 2021
24
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10 LAMPIRAN
1. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Individu dan Petunjuk Pengisiannya
2. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga dan Petunjuk
Pengisiannya
3. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat dan
Petunjuk Pengisiannya
4. Contoh Format Register Pelayanan Perkesmas dan Petunjuk Pengisiannya
5. Contoh Format Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK Menurut Desa/
Kelurahan dan Petunjuk Pengisiannya
6. Contoh Format Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan
Petunjuk Pengisiannya
7. Panduan Latihan
25
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 1. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Individu dan Petunjuk Pengisiannya
26
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Petunjuk Pengisian :
27
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
28
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
29
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
30
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
31
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
32
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
33
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 2. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga dan Petunjuk Pengisiannya
34
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Petunjuk Pengisian :
35
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
36
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
37
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
38
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
39
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
40
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 3. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat dan Petunjuk Pengisiannya
41
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Petunjuk Pengisian :
42
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
43
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10. Rencana 4 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi intervensi keperawatan kelompok/
Intervensi kelompok/masyarakat maka rencana masyarakat menggunakan ketentuan Standar
intervensi adalah formulasi intervensi Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Panduan
keperawatan kelompok/masyarakat Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok,
menggunakan ketentuan Standar Intervensi dan Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat
Keperawatan Indonesia (SIKI), Panduan Kesehatan Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang
Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku..
Kelompok, dan Komunitas (disusun oleh Rencana intervensi sama dengan perencanaan
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas tindakan keperawatan, dapat terdiri:
Indonesia) dan sumber lain yang terkait 1. Membantu penemuan kasus penyakit di
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. kelompok/masyarakat daerah binaan;
2. Menjalin kemitraan dengan kelompok/masyarakat
daerah binaan maupun lintas sektor terkait dalam
Perawatan kesehatan masyarakat;
3. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada
kelompok/masyarakat daerah binaan;
44
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
45
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
46
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
47
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
48
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Petunjuk Pengisian :
49
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
5. NKK 5 Nomor Kartu Keluarga individu yang Diisi dengan NKK sesuai Kartu Keluarga dari
mendapat asuhan keperawatan individu yang mendapat asuhan keperawatan.
6. Alamat 6 Alamat tempat tinggal individu yang Diisi alamat lengkap tempat tinggal individu
mendapat asuhan keperawatan yang mendapat asuhan keperawatan,
meliputi: nama jalan, nomor rumah, RT/RW,
Desa/Kelurahan dan Kecamatan.
7. Tanggal lahir 7 Tanggal lahir individu yang mendapat Diisi tanggal lahir individu yang mendapat
asuhan keperawatan asuhan keperawatan, meliputi: tanggal, bulan
dan tahun kelahiran.
8. Jenis Kelamin 8 Jenis kelamin individu yang mendapat Diisi jenis kelamin klien. L = laki-laki, P =
asuhan keperawatan Perempuan.
9. Diagnosis Medis/ Masalah 9 Diagnosis medis atau masalah Diisi diagnosis medis atau masalah kesehatan
Kesehatan kesehatan yang menjadi sebab yang menjadi sebab diperlukannya individu
diperlukannya individu mendapat mendapat asuhan keperawatan.
asuhan keperawatan Contoh: Demam, diare, batuk pilek, hipertensi
10. Diagnosis Keperawatan 10 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan individu
individu maka diagnosis keperawatan yang menggunakan ketentuan Standar
adalah formulasi diagnosis Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
keperawatan individu yang Panduan Asuhan Keperawatan Individu,
menggunakan ketentuan Standar Keluarga, Kelompok, dan Komunitas (disusun
Diagnosis Keperawatan Indonesia oleh Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas
(SDKI), Panduan Asuhan Keperawatan Indonesia) dan sumber lain yang terkait sesuai
Individu, Keluarga, Kelompok, dan dengan ketentuan yang berlaku. Formulasi ini
Komunitas (disusun oleh
50
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
51
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
52
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
5. Alamat 5 Alamat tempat tinggal keluarga yang Diisi alamat lengkap tempat tinggal keluarga
mendapat asuhan keperawatan yang mendapat asuhan keperawatan,
meliputi: nama jalan, nomor rumah, RT/RW,
Desa/Kelurahan dan Kecamatan.
53
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6. Masalah Kesehatan 6 Masalah kesehatan yang menjadi Diisi masalah kesehatan yang menjadi sebab
sebab diperlukannya keluarga diperlukannya keluarga mendapat asuhan
mendapat asuhan keperawatan keperawatan.
Contoh: Balita gizi buruk, penderita gangguan
jiwa, ibu hamil risiko tinggi.
7. Diagnosis Keperawatan 7 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan
keluarga maka diagnosis keperawatan keluarga menggunakan ketentuan Standar
adalah formulasi diagnosis Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
keperawatan keluarga menggunakan Panduan Asuhan Keperawatan Individu,
ketentuan Standar Diagnosis Keluarga, Kelompok, dan Komunitas (disusun
Keperawatan Indonesia (SDKI), oleh Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas
Panduan Asuhan Keperawatan Indonesia) dan sumber lain yang terkait sesuai
Individu, Keluarga, Kelompok, dan dengan ketentuan yang berlaku. Contoh
Komunitas (disusun oleh Ikatan diagnosis keperawatan keluarga:
Perawat Kesehatan Komunitas 1. Penurunan koping keluarga;
Indonesia) dan sumber lain yang terkait 2. Ketegangan peran pemberi asuhan;
sesuai dengan ketentuan yang berlaku 3. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua;
4. Risiko proses pengasuhan tidak efektif;
5. Risiko cedera pada anggota keluarga.
8. Hasil asuhan keperawatan 8 Keluarga mampu memenuhi kriteria Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
: KM-I perilaku kemandirian keluarga dengan mampu memenuhi kriteria perilaku
menunjukkan perilaku sebagai berikut: kemandirian keluarga dengan menunjukkan
1. Keluarga menerima Perawat. perilaku sebagai berikut:
Keluarga menerima Perawat
54
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
55
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
56
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
12. Lepas Bina 12 Keluarga binaan dengan kondisi akan Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
diakhiri asuhan keperawatan dan binaan dengan kondisi akan diakhiri asuhan
diputuskan siap dilepas karena keperawatan dan diputuskan siap dilepas
beberapa penyebab di bawah ini: karena beberapa penyebab di bawah ini:
1. Keluarga binaan yang telah 1. Keluarga binaan yang telah memenuhi
memenuhi tingkat kemandirian tingkat kemandirian keluarga sesuai
keluarga sesuai kemampuan kemampuan keluarga, yaitu telah mampu
keluarga, yaitu telah mampu sampai menunjukkan perilaku promotif
sampai menunjukkan perilaku dan/atau preventif secara aktif dalam
promotif dan/atau preventif secara upaya penanganan masalah kesehatan
aktif dalam upaya penanganan
masalah
57
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Masalah Kesehatan 4 Masalah kesehatan yang menjadi Diisi masalah kesehatan yang menjadi sebab
sebab diperlukannya diperlukannya kelompok/desa/kelurahan yang
kelompok/desa/kelurahan yang mendapat asuhan keperawatan.
mendapat asuhan keperawatan Contoh: peningkatan kasus DBD di desa A,
peningkatan kasus balita gizi buruk di
kelurahan B.
5. Diagnosis Keperawatan 5 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan
kelompok/masyarakat maka diagnosis kelompok/masyarakat menggunakan
58
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
59
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7. Hasil asuhan keperawatan 7 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-II kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian
kelompok/masyarakat dengan kelompok/masyarakat dengan menunjukkan
menunjukkan perilaku sebagai berikut: perilaku sebagai berikut:
1. Kelompok/masyarakat binaan 1. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membentuk struktur membentuk struktur organisasi dengan
organisasi dengan tujuan untuk tujuan untuk mengenali adanya masalah
mengenali adanya masalah dengan dengan bantuan Perawat;
bantuan Perawat; 2. Kelompok/masyarakat binaan mampu
2. Kelompok/masyarakat binaan mengenali adanya masalah kesehatan;
mampu mengenali adanya masalah 3. Kelompok/masyarakat binaan mampu
kesehatan; membuat perencanan kegiatan; dan
3. Kelompok/masyarakat binaan 4. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membuat perencanan melaksanakan kegiatan.
kegiatan; dan
4. Kelompok/masyarakat binaan
mampu melaksanakan kegiatan.
8. Hasil asuhan keperawatan 8 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-III kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian
60
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
61
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9. Hasil asuhan keperawatan 9 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-IV kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/ kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian
kelompok/masyarakat dengan kelompok/masyarakat dengan menunjukkan
menunjukkan perilaku sebagai berikut: perilaku sebagai berikut:
1. Kelompok/masyarakat binaan 1. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membentuk struktur membentuk struktur organisasi dengan
organisasi dengan tujuan untuk tujuan untuk mengenali adanya masalah
mengenali adanya masalah dengan dengan bantuan Perawat;
bantuan Perawat; 2. Kelompok/masyarakat binaan mampu
2. Kelompok/masyarakat binaan mengenali adanya masalah kesehatan;
mampu mengenali adanya masalah 3. Kelompok/masyarakat binaan mampu
kesehatan; membuat perencanan kegiatan;
3. Kelompok/masyarakat binaan 4. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membuat perencanan melaksanakan kegiatan;
kegiatan; 5. Kelompok/masyarakat binaan mampu
4. Kelompok/masyarakat binaan merasakan adanya manfaat dari kegiatan
mampu melaksanakan kegiatan; yang telah dilakukan;
5. Kelompok/masyarakat binaan 6. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu merasakan adanya manfaat mempertahankan keberlanjutan kegiatan
dari kegiatan yang telah dilakukan; tersebut dengan bantuan Perawat; dan
6. Kelompok/masyarakat binaan 7. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu mempertahankan mengembangkan inovasi kegiatan.
keberlanjutan kegiatan tersebut
dengan bantuan Perawat; dan
62
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7. Kelompok/masyarakat binaan
mampu mengembangkan inovasi
kegiatan.
63
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 5. Contoh Format Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan dan Petunjuk
Pengisiannya
64
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Petunjuk Pengisian:
65
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
66
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesma
66
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Petunjuk Pengisian :
1. SASARAN INDIVIDU
a. Jumlah individu yang Jumlah individu yang mendapat asuhan Diisi dengan jumlah individu yang mendapat
mendapatkan asuhan keperawatan sesuai pedoman asuhan asuhan keperawatan sesuai pedoman asuhan
keperawatan di keperawatan, baik pasien rawat jalan di keperawatan, baik pasien rawat jalan di
Puskesmas Puskesmas dan Puskesmas Keliling, Puskesmas dan Puskesmas Keliling, pasien
pasien gawat darurat, pasien rawat inap, gawat darurat, pasien rawat inap, dan/atau one
dan atau one day care. day care.
b. Jumlah individu Jumlah individu yang mendapatkan Diisi dengan jumlah individu yang mendapatkan
dengan hasil asuhan asuhan keperawatan dan asuhan keperawatan dan direkomendasikan
keperawatan direkomendasikan untuk tindak lanjut untuk tindak lanjut asuhan keperawatan
membutuhkan tindak asuhan keperawatan
lanjut Perawatan
2. SASARAN KELUARGA
a. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan baru dan Diisi dengan jumlah keluarga binaan baru dan
binaan yang lanjutan pada bulan ini yang lanjutan pada bulan ini yang mendapatkan
mendapatkan asuhan mendapatkan asuhan keperawatan asuhan keperawatan keluarga
keperawatan keluarga
b. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan
binaan dengan hasil yang menerima Perawat dan menerima ini yang menerima Perawat dan menerima
asuhan KM-I pelayanan kesehatan sesuai rencana pelayanan kesehatan sesuai rencana
keperawatan keluarga keperawatan keluarga
67
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
c. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan
binaan dengan hasil yang telah memenuhi KM-I dan ini yang telah memenuhi KM-I dan selanjutnya
asuhan KM-II selanjutnya tahu dan dapat tahu dan dapat mengungkapkan masalah
mengungkapkan masalah kesehatannya kesehatannya secara benar, memanfaatkan
secara benar, memanfaatkan fasilitas fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran, dan
pelayanan kesehatan sesuai anjuran, dan melakukan tindakan keperawatan sederhana
melakukan tindakan keperawatan sesuai anjuran dari Perawat
sederhana sesuai anjuran dari Perawat
d. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan
binaan dengan hasil yang telah memenuhi KM-II dan ini yang telah memenuhi KM-II dan selanjutnya
asuhan KM-III selanjutnya mampu melakukan tindakan mampu melakukan tindakan preventif secara aktif
preventif secara aktif sesuai sesuai kasus/anjuran Perawat
kasus/anjuran Perawat
e. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan
binaan dengan hasil yang telah memenuhi KM-III dan ini yang telah memenuhi KM-III dan selanjutnya
asuhan KM-IV selanjutnya mampu melakukan tindakan mampu melakukan tindakan promotif secara aktif
promotif secara aktif sesuai sesuai kasus/anjuran Perawat
kasus/anjuran Perawat
f. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan
binaan dengan hasil yang telah memenuhi tingkat kemandirian ini yang telah memenuhi tingkat kemandirian
asuhan lepas bina keperawatan sesuai kemampuan keperawatan sesuai kemampuan keluarga,
keluarga, dan/atau meninggal, dan/atau dan/atau meninggal, dan/atau pindah domisili.
pindah domisili.
3. SASARAN KELOMPOK
68
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
a. Jumlah kelompok Jumlah kelompok binaan baru dan Diisi dengan jumlah kelompok binaan baru dan
binaan yang lanjutan pada bulan ini yang lanjutan pada bulan ini yang mendapatkan
mendapatkan asuhan mendapatkan asuhan keperawatan asuhan keperawatan kelompok
keperawatan kelompok
b. Jumlah kelompok Jumlah kelompok telah terbentuk sampai Diisi dengan jumlah kelompok telah terbentuk
binaan dengan hasil dengan membentuk struktur organisasi sampai dengan membentuk struktur organisasi
asuhan KM-I dengan tujuan mengenali masalah dengan tujuan mengenali masalah dengan
dengan bantuan Perawat komunitas. bantuan Perawat komunitas. Dengan kriteria
Dengan kriteria sebagai berikut: sebagai berikut:
Adanya struktur kelompok; dan Adanya struktur kelompok; dan
Adanya pengenalan masalah Adanya pengenalan masalah kelompok.
kelompok.
c. Jumlah kelompok Jumlah kelompok yang telah memiliki Diisi dengan jumlah kelompok yang telah memiliki
binaan dengan hasil struktur organisasi mampu mengenali struktur organisasi mampu mengenali adanya
asuhan KM-II adanya masalah kesehatan, mampu masalah kesehatan, mampu membuat
membuat perencanaan kegiatan dan perencanaan kegiatan dan mampu melaksanakan
mampu melaksanakan kegiatan dengan kegiatan dengan bantuan Perawat komunitas.
bantuan Perawat komunitas. Dengan Dengan kriteria sebagai berikut:
kriteria sebagai berikut: Adanya struktur kelompok;
Adanya struktur kelompok; Adanya pengenalan masalah kelompok;
Adanya pengenalan masalah Adanya perencanan kegiatan kelompok;
kelompok; Adanya pelaksanaan kegiatan kelompok; dan
Adanya perencanan kegiatan
kelompok; dan
69
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Adanya pelaksanaan kegiatan
kelompok.
d. Jumlah kelompok Jumlah kelompok yang telah memiliki Diisi dengan jumlah kelompok yang telah memiliki
binaan dengan hasil struktur organisasi mampu mengenali struktur organisasi mampu mengenali adanya
asuhan KM-III adanya masalah kesehatan, mampu masalah kesehatan, mampu membuat
membuat perencanaan kegiatan dan perencanaan kegiatan dan mampu melaksanakan
mampu melaksanakan kegiatan serta kegiatan serta mampu merasakan adanya
mampu merasakan adanya manfaat manfaat darikegiatan yang telah dilakukan dan
darikegiatan yang telah dilakukan dan mempertahankan kesinambunagn kegitan
mempertahankan kesinambunagn tersebut dengan bangtuan Perawat komunitas.
kegitan tersebut dengan bantuan Dengan kriteria sebagai berikut:
Perawat komunitas. Dengan kriteria Adanya struktur kelompok;
sebagai berikut: Adanya pengenalan masalah kelompok;
Adanya struktur kelompok; Adanya perencanan kegiatan kelompok;
Adanya pengenalan masalah Adanya pelaksanaan kegiatan kelompok;
kelompok; Adanya manfaat dari kegiatan kelompok; dan
Adanya perencanan kegiatan Adanya keberlanjutan kegiatan kelompok.
kelompok;
Adanya pelaksanaan kegiatan
kelompok;
Adanya manfaat dari kegiatan
kelompok; dan
Adanya keberlanjutan kegiatan
kelompok.
70
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
e. Jumlah kelompok Jumlah kelompok telah mencapai kriteria Diisi dengan jumlah kelompok telah mencapai
binaan dengan hasil kemandirian I, II dan III ditambah adanya kriteria kemandirian I, II dan III ditambah adanya
asuhan KM-IV inovasi kegiatan dari kelompok. Dengan inovasi kegiatan dari kelompok. Dengan kriteria
kriteria sebagai berikut: sebagai berikut:
Adanya struktur kelompok; Adanya struktur kelompok;
Adanya pengenalan masalah Adanya pengenalan masalah kelompok;
kelompok; Adanya perencanan kegiatan kelompok;
Adanya perencanan kegiatan Adanya pelaksanaan kegiatan kelompok;
kelompok; Adanya manfaat dari kegiatan kelompok;
Adanya pelaksanaan kegiatan Adanya keberlanjutan kegiatan kelompok; dan
kelompok; Adanya pengembangan (inovasi) kegiatan
Adanya manfaat dari kegiatan kelompok.
kelompok;
Adanya keberlanjutan kegiatan
kelompok; dan
Adanya pengembangan (inovasi)
kegiatan kelompok.
4. SASARAN DESA/KELURAHAN
a. Jumlah Jumlah desa/kelurahan binaan baru dan Diisi dengan jumlah desa/kelurahan binaan baru
desa/kelurahan binaan lanjutan pada bulan ini yang dan lanjutan pada bulan ini yang mendapatkan
yang mendapatkan mendapatkan asuhan keperawatan asuhan keperawatan masyarakat
asuhan keperawatan masyarakat
b. Jumlah Jumlah desa/kelurahan yang sudah Diisi dengan jumlah desa/kelurahan yang sudah
desa/kelurahan binaan semua keluarganya memperoleh semua keluarganya memperoleh kunjungan dan
yang sudah total kunjungan dan tindak lanjut upaya
71
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
coverage dalam kesehatan sesuai pedoman PIS-PK dalam tindak lanjut upaya kesehatan sesuai pedoman
melaksanakan satu bulan kegiatan ini PIS-PK dalam satu bulan kegiatan ini
kegiatan PIS/PK
72
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesma
PANDUAN LATIHAN
Tujuan:
Setelah melakukan latihan ini, peserta mampu:
1. Melakukan pencatatan register terkait pelayanan Perkesmas dan Pelaksanaan
PIS–PK
2. Menyusun laporan bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Petunjuk:
1. Kelas Besar (10 menit)
Sebelum penugasan, fasilitator (koordinator materi):
a. Memperkenalkan tim fasilitator lain yang akan terlibat dalam penugasan.
b. Menyampaikan langkah-langkah atau petunjuk proses penugasan latihan
penyusunan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di
Puskesmas.
c. Membagi peserta menjadi kelompok dimana masing-masing berisi 6 orang
dibantu panitia (5 kelompok) didampingi 1 fasilitator per kelompok dan
dibuat urutan nomor peserta untuk memudahkan pembagian tugas
penyajian hasil latihan ke depan
73
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di
Puskesmas
74
MODUL MATA PELATIHAN INTI 7
KOMUNIKASI EFEKTIF
1DESKRIPSI SINGKAT
Komunikasi yang efektif dalam pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
berperan sangat penting, untuk suksesnya program kesehatan masyarakat di
Puskesmas. Komunikasi dapat dilakukan secara efektif apabila komunikator
memiliki kemampuan menulis, mampu menggunakan komputer, mengajar,
presentasi, mendengar aktif, konseling, memfasilitasi kelompok, wawancara,
asertif, dan pengendalian diri.
1
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan komunikasi
efektif
2
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Proses komunikasi
a. Proses komunikasi
b. Jenis komunikasi
c. Faktor yang mempengaruhi komunikasi
2. Komunikasi efektif
a. Pengertian komunikasi efektif
b. Prinsip-prinsip komunikasi efektif
c. Teknik komunikasi efektif
3. Komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator Perkesmas
a. Peran dan tugas koordinator Perkesmas
b. Teknik komunikasi yang dapat mempengaruhi dan meyakinkan orang lain
3
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan komunikasi efektif mengguankan metode:
1. Ceramah interaktif
2. Bermain peran (role play)
4
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
5
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
6
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 5: Bermain peran (role play) komunikasi efektif dalam peran sebagai
koordinator Perkesmas
• Peserta dibagi menjadi 5 kelompok, untuk melakukan penugasan bermain
peran (role play) teknik komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator
Perkesmas.
7
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 6: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada
peserta.
• Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan jawaban.
• Merangkum pembelajaran bersama-sama peserta.
• Memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
• Menutup proses pembelajaran dengan mengucapakan permohonan maaf dan
terimakasih.
8
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
A. Proses komunikasi
Proses komunikasi merupakan interaksi antara dua orang atau lebih, untuk
menyampaikan suatu pesan dengan atau tanpa menggunakan media.
Proses komunikasi dua arah merupakan komunikasi proses yang dinamis,
komunikator menyampaikan pesan, komunikan menerima pesan dan
memberikan respon Kembali kepada kumunikator. Proses komunikasi dalam
lima fase:
a. Menentukan gagasan/ide yang akan disampaikan
b. Bagaimana ide tersebut dapat menjadi sebuah pesan
c. Mentukan bagaiman cara mengirim pesan tersebut agar dapat diterima
oleh penerima pesan
d. Menentukan siapa yang akan menerima pesan
e. Menerima reaksi dan feedback terhadap pesan yang disampaikan.
Komunikasi merupakan suatu proses yang terdiri dari empat tahapan meliputi:
1. Penyampaian (sending)
Pada tahap ini organ tubuh yang berperan adalah mulut atau sistem
wicara. Faktor yang dapat mempengaruhi pada tahap ini adalah organ
wicara atau organ yang dapat mempengaruhi artikulasi seperti
kelumpuhan otot fasilalis/wajah, bibir sumbing, dan kelainan pita suara,
hal ini dapat mempengaruhi kata-kata yang diucapkan menjadi tidak jelas.
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi adalah lingkungan, kebisingan
atau
9
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
kegaduhan, suhu ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin, serta
gerakan-gerakan yang mendadak, juga dapat mempengaruhi proses
penyampaian pesan.
2. Penangkapan (receiving)
Pada tahap ini organ anatomi yang berperan adalah mata dan telinga.
Raut mata, bahasa tubuh (body image) ditangkap oleh mata. Sedangkan
telinga menangkap bunyi suara, baik kata-kata, intonasi, maupun bunyi
lainnya (verbal). Kedua panca indra tersebut dapat saling menguatkan,
mata melihat bahasa non verbal, dan telinga mengkap bahasa verbal.
3. Pengertian (understand)
Organ anatomi yang berperan pada tahap pengertian (understand) adalah
otak. Seseorang dapat menerima dan mengartikan pesan yang diterima
sesuai dengan kemampuan otaknya. Faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi pengertian pesan yang diterima adalah faktor mental
(psikologis), serta perilaku. Perilaku acuh tak acuh atau tidak tertarik saat
diajak bicara, adanya prasangka buruk terhadap lawan bicara, serta kata-
kata yang emosional, dapat mempengaruhi proses pengartian dari suatu
pesan.
4. Penerimaan (accepting)
Pada tahap ini dapat dipengaruhi oleh perasaan atau intuisi. Setelah
pesan dimengerti dan dipahami tahap akhir adalah apakah pesan tersebut
dapat diterima atau tidak, disetujui atau tidak, atau menganggap pesan
tersebut penting atau tidak, atau bahkan masa bodoh. Pada tahap
penerimaan, intuisi individu akan mementukan bagaimana respon
selanjutnya terhadap pesan yang diterima, dan sebagai dasar untuk
kelanjutan proses komunikasi.
10
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
B. Jenis komunikasi
Komunikasi bertujuan untuk interaksi antar manusia baik dengan dirinya
sendiri (intrapersonal), individu (interpersonal), kelompok maupun
masyarakat (massa). Jenis komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal.
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan melalui ucapan
lisan, termasuk penggunaan tulisan. Pengiriman informasi atau pesan
dalam komunikasi meggunakan simbol-simbol. Simbol yang dominan
digunakan adalah kata-kata.
11
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
12
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Persepsi
Persepsi dapat mempengaruhi keberhasilan dalam komunikasi. Jika
terjadi perbedaan persepsi dan sudut pandang, dapat menimbulkan
perbedaan pandangan sehingga tujuan tidak dapat tercapai. Contoh
beberapa gambar yang dapat dipersepsikan berbeda, sebagai berikut di
bawah ini:
13
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
14
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Emosi
Emosi adalah reaksi seseorang dalam menghadapi suatu kejadian
tertentu. Emosi dapat mempengaruhi proses komunikasi, bahkan emosi
dapat menghambat dalam komunikasi.
5. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan menjadi faktor utama dalam komunikasi.
Komunikasi dapat terjadi dengan mudah apabila memiliki pengetahuan
yang luas. Komunikator yang memiliki pengetahuan luas, akan lebih
mudah memilih kata-kata (diksi) dalam menyampaikan informasi. Bagi
komunikan yang memiliki pengetahuan luas, akan dapat merespon atau
menginterpretasikan informasi yang disampaikan oleh komunikan dengan
baik.
Contohnya saat berkomunikasi dengan masyarakat awam, hindari
penggunaan jargon, singkatan, atau istilah-istilah medis yang tidak
dipahami oleh masyarakat. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
masyarakat sesuai dengan tingkat pengetahuannya, agar pesan
tersampaikan dengan baik sesuai tujuan.
7. Kondisi fisik
Kondisi fisik mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi. Semua
indera memiliki fungsi-fungsi yang digunakan dalam proses komunikasi.
Gangguan pada fisik dapat menghambat terjadinya proses komunikasi,
misalnya seseorang dengan gangguan labioskizis, dll.
15
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
1. Keterbukaan
Keterbukaan secara fisik dan psikologis dapat menghasilkan hubungan
komunikasi yang baik.
16
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
17
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Empati (empathy)
Empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan kalau
seandainya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang
dialami orang lain, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan
dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain,
melalui kacamata orang lain. Sikap empati bila diterapkan dalam
komunikasi antar pribadi, maka suasana hubungan komunikasi akan
dapat berkembang dan tumbuh sikap saling pengertian dan penerimaan.
18
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
e. Kesetaraan (equality)
Kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal
dan demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik
dari orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual,
kekayaan atau kecantikan.
19
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Kesamaan tujuan
Sebelum komunikasi berlangsung, komunikator dan komunikan harus
sama-sama meyakinkan diri bahwa komunikasi tersebut dikehendaki dan
harus berlangsung dengan baik. Sehingga perlu untuk menjalin hubungan
dan menyamakan persepsi untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut Endar Sugiarto (2002) ada delapan (8) teknik komunikasi efektif,
meliputi:
1. Pusatkan perhatian pada lawan bicara
2. Manfaatkan waktu secara efisien
20
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
21
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sikap individu atau kelompok yang hendak dipengaruhi terdiri dari tiga
komponen meliputi:
1. Kognitif, dimana individu atau kelompok mencapai tingkat “tahu” pada
objek yang disampaikan atau diperkenalkan.
2. Afektif, perilaku dimana individu atau kelompok mempunyai
kecenderungan untuk suka pada objek yang disampaikan.
3. Konatif, perilaku dimana individu atau kelompok melakukan sesuatu
tindakan terhadap objek yang disampaikan.
22
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
23
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
24
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
25
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Mengendalikan emosi
Pendengar yang baik akan mencoba untuk tidak mengutamakan
perasaan atau emosinya. Sehingga dapat menerima pesan dari
pembicara dengan baik.
5. Membuat catatan jelas dan singat
Catatlah hal-hal yang penting, tanpa mengurangi konsentrasi pada saat
sedang mendengarkan.
6. Bersikap empati
Pendengar yang baik akan berusaha untuk menghargai pembicara. Apa
yang disampaikan pembicara didengarkan dengan penuh. Berilah sikap
empati dengan fokus mendengarkan, perhatian, dan memberikan
senyuman baik kepada lawan bicara saat berkomunikasi.
7. Memahami prinsip-prinsip komunikasi non verbal
Komunikasi mudah diterima dan dipahami dengan cara memperhatikan
gerakan tubuh dan raut muka pembicara.Tataplah lawan bicara dengan
penuh empati dan perhatikan bahasa tubuhnya. Sebagai pendengar
yang baik, sama halnya juga perlu memperhatikan bahasa tubuh saat
mendengarkan, seperti posisi duduk, raut muka, anggukkan kepala,
senyuman dan lain sebagainya.
8. Mendengarkan yang selektif
Sering kali dalam suatu proses komunikasi, pembicara menyampaikan
secara gamblang (to the point) pesan atau informasi yang sangat
penting. Namun adakalanya pesan atau informasi tersebut tersembunyi
di dalam konteks pembicaraan. Sebagai pendengar yang baik, harus
dapat memilah-milah pesan ataupun informasi sesuai dengan
kebutuhan.
9. Bertanya pada tempatnya
Saat mengajukan pertanyaan usahakan menunggu sampai pembicara
telah selesai bicara. Usahakan pertanyaan yang disampaikan hal yang
penting dan dapat mendorong pembicara untuk memperjelas kembali
apa yang belum dipahami lawan bicaranya.
10. Memberikan umpan balik
Memberikan umpan balik kepada pembicara, dapat menggambarkan
sejauh mana informasi atau pesan telah dapat ditangkap atau dipahami,
untuk dapat ditindaklanjuti.
26
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
27
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan
perubahan sikap sehingga terjalin hubungan baik antara pemberi pesan
(komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Pengukuran efektifnya dari suatu
proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan komunikator, yaitu
terbinanya kepercayaan, keterbukaan, kejujuran, saling menghargai serta
memahami kebutuhan dan harapan masing-masing.
Proses komunikasi efektif akan terjadi bila dapat memahami dengan baik prinsip-
prinsip komunikasi efektif, yaitu: keterbukaan, respek dan pedulu, empati,
perhatian (care), sikap positif (positiveness), sikap mendukung (supportiveness),
dan rendah hati. Dapat menerapkan dengan tepat teknik komuniaksi efektif:
mampu menciptakan lingkungan yang kondusif, menghargai penampilan dan
harga diri lawan bicara, memposisikan sejajar saat komunikasi, dan memiliki
kesamaan tujuan. Serta mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
dalam komunikasi efektif.
28
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Berger Bruce, 2011. Persuasive Communication. Pharmacist a Jobson, U.S
2. Johannesen Richar,. et all (2007) Ethics in Human Comminication, 6th.
3. Hardjana. A.M, 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal,
Kanisius. Jakarta
4. Suranto AW (2011), Komunikasi Interpersonal, Graha Ilmu, Yogyakarta,
2011, hal: 82
5. Sugiyono (2005), Komunikasi Antarpribadi, UNNES Press, Semarang, hal: 5
6. Sugiarto Endar (2002), Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa<
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
7. Jalaluddin Rahmad (2005), Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya,
Bandung, hal: 134
29
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10 LAMPIRAN
Tujuan:
Setelah melakukan latihan ini, peserta mampu melakukan komunikasi efektif
dalam peran perawat sebagai Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Langkah-langkah:
1. Pengantar awal (waktu 15 menit)
a. Fasilitator membagi peserta menjadi lima (5) kelompok, @ 6 orang
perkelompok.
b. Fasilitator meminta peserta bermain peran sesuai dengan skenario kasus
yang ditetapkan.
c. Setiap kelompok bermain peran sesuai dengan kasus masing-masing,
yang terkait dengan tugas Koordinator Perkesmas di Puskesmas.
d. Fasilitator membagikan kasusnya kepada masing-masing kelompok
e. Setiap kelompok memilih peran masing – masing saat bermain peran:
1 orang berperan sebagai narator
1 orang pemeran utama sebagai Koordinator Perkesmas di
Puskesmas
3 orang lainnya berperan sesuai kasus yang ditetapkan
f. Setiap kelompok diberikan alokasi waktu selama 15 menit dalam
bermain peran.
g. Setiap pergantian kelompok diberikan jeda waktu 3 menit untuk persiapan
tampil kelompok berikutnya.
2. Persiapan peserta membagi kelompok (waktu 5 menit)
30
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
31
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
No Teknik Demonstrasi 2 1 0
Komunikasi
Efektif
1 Pembuka Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menyampaikan tujuan
2 Penyampaian Verbal
pesan Menyampaikan isi pesan dengan
efektif, fokus pada topik pembicaraan
Non verbal
Bahasa tubuh (body language)
Volume dan intonasi suara
3 Pengakuan Memberikan perhatian terhadap suatu
(recognition) hal yang telah dikerjakan terkait topik
pembicaraan atau bisa berupa pujian
4 Penawaran diri Memberikan penawaran untuk dapat
bersama-sama dalam mengatasi
masalah yang sedang dihadapi
5 Pendengar aktif Menggunakan isyarat non verbal dan
verbal saat mendengarkan lawan
bicara
6 Klarifikasi Melakukan klarifikasi kepada lawan
bicara ketika ada hal yang tidak
dimengerti oleh Koordinator
7 Persepsi Memberikan kesempatan lawan
bicara untuk menyatakan persepsi
nya
8 Penyampaian Memberikan kesempatan kepada
pengalaman dan lawan bicara untuk menyampaikan
perbandingan pengalamannya, untuk
membandingkan antara masalah
sebelumnya dan yang dihadapi saat
ini
9 Fokus Melakukanpembatasan kepada lawan
bicara agar fokus terhadap topik
pembicaraan
10 Konfrontasi Melakukan sanggahan secara asertif
kepada lawan bicara terhadap suatu
pernyataan yang tidak sesuai dalam
pemecahan masalah
11 Harapan dan Memberikan harapan dan melakukan
humor humor kepada lawan bicara dalam
pembicaraan
32
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
No Teknik Demonstrasi 2 1 0
Komunikasi
Efektif
12 Ringkasan Meringkas atau mengulang kembali
poin penting dalam pembicaraan
kepada lawan bicara
13 Refleksi Memberikan dorongan kepada lawan
bicara untuk mengemukakan
ide/pendapatnya dan membuat
keputusan
Total Nilai
Penilaiaan :
Total skor x 100 = ………..
26
….., …………..2021
Observer
(… ......................... )
Keterangan:
2 : dilakukan dengan tepat
1 : dilakukan tetapi tidak tepat
0 : tidak dilakukan
33
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Kasus 1.
Tn. B berusia 64 tahun datang ke Puskesmas sebagai peserta vaksin I sesuai
dengan jadwal yang telah didapatkannya melalui pesan singkat pada 7 hari yang
lalu. Pada saat skrining didapatkan hasil tekanan darahnya 185/100 mmHg. Tn. B
mengaku menderita tekanan darah tinggi dan pernah di rawat di RS karena
tekanan darahnya mencapai 200/110 mmHg. Tn. B juga mengatakan bahwa
dirinya sejak 1 tahun yang lalu tidak pernah lagi datang ke Faskes untuk
mendapatkan obat karena dirinya merasa jenuh dan khawatir obat tersebut akan
menganggu ginjal nya seperti berita – berita yang dia dapat dari berbagai sumber
media. Tn. B kemudian di suruh beristirahat selama 30 menit sebelum dilakukan
pemeriksaan kembali. Setelah 30 menit kemudian, Tn. B kembali diperiksa dan
tekanan darahnya belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan kriteria untuk
diberikan vaksin. Tn. B diberitahu bahwa diri nya tidak bisa dilakukan vaksin saat
ini dan harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ke Faskes terdekat terkait
masalah hipertensi nya. Tn. B menolak dan mengatakan bahwa dirinya lebih baik
tidak usah di vaksin daripada harus menemui dokter untuk mendapatkan obat. Tn.
B merasa bahwa selama tidak mengkonsumsi obat hipertensi sejak 1 tahun yang
lalu tidak ada masalah kesehatan apa pun. Tn. B yakin bahwa tekanan darahnya
tinggi saat pemeriksaan hari ini karena dirinya cemas akan efek samping dari
vaksin seperti yang banyak diberitakan di media dan berbagai pesan singkat yang
dia terima. Perawat F sebagai Koordinator Perkesmas yang bertugas sebagai tim
vaksinator saat itu melakukan pendekatan dengan komunikasi efektif kepada Tn.B
untuk meyakinkan Tn. B agar mau memeriksakan diri ke Faskes terdekat dan
kembali minum obat hipertensi secara teratur serta meyakinkan Tn. B untuk tetap
mau diberikan vaksin setelah kondisinya sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Tugas Kelompok 1
Role play kan kasus 1, tugas Koordinator Perkesmas bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan di Puskesmas. Kasus dapat dikembangkan dan
disesuaikan.
34
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Kasus 2.
Puskesmas X di Kecamatan Y, Tangerang Selatan adalah Puskesmas non DTP
dan merupakan UPT dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Puskesmas X
memiliki wilayah binaan sebanyak dua (2) Kelurahan, yaitu Kelurahan Melati dan
Kelurahan Anggrek. Puskesmas X memiliki 1 Pustu. Memiliki 12 orang Perawat: 3
perawat lulusan Ners, dan 9 perawat lulusan D3 dengan masa kerja lebih dari 5
tahun.
Program Perkesmas di Puskesmas X telah berjalan dan Koordinatornya adalah
seorang Ners dengan pengalaman bekerja 7 tahun.
Kegiatan Perkesmas yang dilakukan meliputi dalam dan luar gedung.
Jam kerja dalam gedung pukul 07.30 – 12.00, dan jam kerja luar gedung pukul
13.00 – 16.00, namun ketentuan ini fleksibel sesuai dengan kondisi.
Catatan:
Kasus dapat dikembangkan serta disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang
mendekati riil.
Tugas Kelompok 2:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas sebagai pelaksana
Perkesmas
Tugas Kelompok 3:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam, melakukan pembinaan
teknis pelayanan Perkesmas.
Tugas Kelompok 4:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam, menyusun dan
menyampaikan laporan bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat maupun
laporan lainnya kepada kepala penanggung jawab UKM esensial dan Perkesmas.
35
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tugas Kelompok 5:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam melakukan evaluasi
(penilaian kinerja Perkesmas) dan menyusun laporan evaluasi hasil kegiatan
pelayanan Perkesmas di Puskesmas.
36