Anda di halaman 1dari 48

MATA PELATIHAN INTI 5

PEMBINAAN TEKNIS
PERKESMAS DI
PUKESMAS DAN WILAYAH
KERJANYA

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut,
Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas harus menyelenggarakan:
manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat (Perkesmas), pelayanan laboratorium dan kunjungan
keluarga.

Perkesmas adalah suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan


antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif yang berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam
upaya kesehatannya. Mempertimbangkan bahwa dasar orientasi menjalankan
pelayanan Perkesmas adalah proses keperawatan maka pelayanan Perkesmas
khususnya pemberian asuhan keperawatan harus dilaksanakan oleh Perawat di
Puskesmas.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan teknis Perawat dalam menyelenggarakan


pelayanan Perkesmas maka kegiatan pembinaan teknis Perkesmas perlu dilakukan
secara berkesinambungan oleh Koordinator Perkesmas agar kegiatan pelayanan
Perkesmas dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Dalam proses kegiatan
pembinaan teknis Perkesmas, Koordinator Perkesmas menjalankan peran Perawat

1
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

yaitu sebagai Pendidik bagi rekan Perawatnya yang bekerja di Puskesmas yang
sama (Perawat pelaksana ataupun Penanggung Jawab Darbin).

Sebagai pendidik, hal-hal tugas yang dilakukan seperti mendampingi, membimbing


mengarahkan, mengobservasi mengevaluasi rekan Perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan pada individu, keluarga dan kelompok/masyarakat di
Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas. Keberadaan Koordinator Perkesmas
sebagai pembimbing klinik bagi rekan Perawatnya di Puskesmas menjadi kunci
untuk mengembangkan budaya profesional keperawatan komunitas dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat di Puskesmas
dan wilayah kerjanya.

2
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pembinaan
teknis Perkesmas di Puskesmas dan wilayah kerjanya

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:
1. Melakukan bimbingan teknis keperawatan
2. Melakukan monitoring dan evaluasi keperawatan
3. Melakukan tindak lanjut keperawatan

3
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK

Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Bimbingan Teknis Keperawatan
a. Preseptorsip
b. Mentorsip
2. Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
a. Pengertian Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
b. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
3. Tindak Lanjut Keperawatan
a. Analisis dan Interpretasi Data
b. Penyusunan Laporan
c. Tindak Lanjut Laporan

4
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan komunikasi efektif menggunakan metode:
1. CeramahTanya Jawab
2. Curah pendapat
3. Bermain peran (role play)

5
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5 MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan komunikasi efektif
meliputi:
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Panduan bermain peran (role play)
9. Skenario bermain peran (role play)
10. Instrumen checklist penilaian Koordinator Perkesmas dalam bermain peran
(role play)

6
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Sesi 1: Pengkondisian Peserta


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan
disampaikan.
• Fasilitator melakukan bina suasana dengan memberikan game singkat, agar
peserta fokus dan antusias dalam mengikuti materi.
• Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang
Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
• Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi
pokok yang akan disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Penyampaian Materi Bimbingan Teknis Keperawatan.


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator menggali pengetahuan peserta terkait preseptorsip dan mentorsip.
• Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang merespon/menjawab.
• Fasilitator menjelaskan tentang preseptorsip menggunakan bahan tayang.
• Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
• Fasiliatator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk
menjawab/menanggapi pertanyaan yang disampaikan.
• Fasiliator memberikan apresiasi kepada peserta yang mengajukan pertanyaan
dan peserta yang menanggapi/menjawab pertanyaan.
• Fasilitator memberikan klarifikasi dan jawaban yang benar.

7
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

• Fasilitator melanjutkan menjelaskan tentang mentorsip menggunakan bahan


tayang.
• Setelah penjelasan mentorsip, fasilitator memberikan kesempatan kepada
peserta untuk memberikan tanggapan ataupun mengajukan pertanyaan
terhadap hal-hal yang belum dipahami.
• Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menanggapi dan
menjawab pertanyaan peserta.
• Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang bertanya dan peserta
yang menanggapi/menjawab pertanyaan peserta lainnya.
• Fasilitator mempertegas perbedaan anatar ppreseptorsip dan mentorsip.

Sesi 3: Penyampaian Monitoring dan Evaluasi Keperawatan


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator menggali pengetahuan peserta terkait monitoring dan evaluasi
keperawatan.
• Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang merespon/menjawab.
• Fasilitator menjelaskan tentang pengertian monitoring dan evaluasi
keperawatan menggunakan bahan tayang.
• Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
• Fasiliatator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk
menjawab/menanggapi pertanyaan yang disampaikan.
• Fasiliator memberikan apresiasi kepada peserta yang mengajukan pertanyaan
dan peserta yang menanggapi/menjawab pertanyaan.
• Fasilitator memberikan klarifikasi dan jawaban yang benar.
• Fasilitator melanjutkan menjelaskan tentang pelaksanaan monitoring dan
evaluasi keperawatan mengunakan bahan tayang.
• Setelah penjelasan pelaksanaan monitoring dan evaluasi keperawatan,
fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan
tanggapan ataupun mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum
dipahami.
• Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menanggapi dan
menjawab pertanyaan peserta.

8
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

• Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang bertanya dan peserta


yang menanggapi/menjawab pertanyaan peserta lainnya.
• Fasilitator memberikan jabawan terhadap hal-hal yang ditanyakan oleh peserta.

Sesi 4: Penyampaian Materi Tindak Lanjut Keperawatan


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator meminta kepada peserta untuk berbagi pengalamannya terkait tindak
lanjut keperawatan yang telah dilaksanakan di tempat tugasnya.
• Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah bersedia berbagi
pengalaman.
• Fasilitator menjelaskan tentang analisis dan interpretasi data, penyusunan
laporan, dan tindak lanjut laporan menggunakan bahan tayang.
• Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
• Fasiliatator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk
menjawab/menanggapi pertanyaan yang disampaikan.
• Fasiliator memberikan apresiasi kepada peserta yang mengajukan pertanyaan
dan peserta yang menanggapi/menjawab pertanyaan.
• Fasilitator memberikan klarifikasi dan jawaban yang benar terhadap pertanyaan
ataupun tanggapan peserta.

Sesi 5: Bermain peran (role play) pembinaan teknis Perkesmas di Puskesmas


dan Wilayah Kerjanya
• Fasilitator memberi salam, memperkenalkan tim fasilitator lain yang akan terlibat
dalam penugasan, dan menjelaskan pembagian kelompok dan fasilitator serta
rangkaian kegiatan bermain peran sesuai panduan
• Dalam kelompok kecil (1 kelompok berisi 10 orang), fasilitator meminta peserta
menunjuk 1 (satu) orang sebagai ketua kelompok, selanjutnya ketua kelompok
akan mengkoordinir terkait hal-hal sebagai berikut di dalam kelompoknya sesuai
tugas dalam panduan
• Dalam proses persiapan kegiatan bermain peran, fasilitator bertugas
memberikan saran/ masukan kepada kelompok khususnya saat penyiapan
instrumen penilaian untuk bermain peran (role play)

9
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

• Fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok untuk memainkan perannya


sesuai dengan 2 skenario yang telah ditetapkan dimana masing-masing
skenario diberi alokasi waktu 30 menit. Selama bermain peran, fasilitator dan
peserta memiliki tugasnya masing-masing sesuai panduan
• Setelah kelompok selesai bermain peran dilakukan evaluasi kegiatan bermain
peran
• Setelah selesai, fasilitator merangkum kegiatan dan memberikan pujian dan
applause untuk apresiasi kepada peserta semua

Sesi 5: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada
peserta.
• Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan
jawaban.
• Fasilitator merangkum pembelajaran bersama-sama peserta.
• Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti
proses pembelajaran.
• Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapakan permohonan
maaf dan terimakasih bila masih ada kekurangan dan salam penutup.

10
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI
Pembinaan teknis Perkesmas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
Koordinator Perkesmas dalam rangka meningkatkan kemampuan teknis Perawat
dalam menyelenggarakan pelayanan Perkesmas. Kegiatan ini meliputi bimbingan
teknis keperawatan, monitoring dan evaluasi keperawatan, dan tindak lanjut
keperawatan. Ketiga kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dalam
rangka mencapai output program Perkesmas yang diharapkan.

Gambar.
Pelayanan Perkesmas Dalam Upaya Pencapaian
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

11
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Materi Pokok 1: Bimbingan Teknis Keperawatan

Dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, salah satu


tugas Perawat dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan adalah sebagai
pengelola pelayanan keperawatan. Dalam menjalankan tugasnya, Perawat
berwenang:
• Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan
• Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan keperawatan
• Mengelola kasus
Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat,
disebutkan bahwa kegiatan pengelolaan pelayanan keperawatan merupakan
kewenangan dari jabatan fungsional perawat katagori keahlian. Salah satu uraian
tugasnya terkait bimbingan teknis keperawatan adalah melakukan preseptorsip dan
mentorsip.

Bimbingan teknis keperawatan dalam lingkup pembinaan teknis Perkesmas juga


dilakukan dengan menggunakan metode preseptorsip dan mentorsip sesuai
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 35 tahun 2019. Bimbingan teknis ini dilakukan oleh Koordinator Perkesmas
selaras dengan persyaratan seorang Koordinator Perkesmas yang idealnya dengan
latar belakang pendidikan minimal Ners sehingga termasuk dalam perawat katagori
keahlian. Dalam pelaksanaannya, Koordinator Perkesmas dapat dibantu oleh
Penanggung Jawab Darbin apabila yang bersangkutan termasuk dalam perawat
katagori keahlian juga.

Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai kegiatan preseptorsip dan
mentorsip.

A. Preseptorsip

Preseptorsip adalah salah satu metode bimbingan yang umumnya dilakukan


terhadap mahasiswa yang sedang berpraktik atau orang yang baru bekerja
atau orang yang baru ditugaskan di tempat kerja yang berbeda dari

12
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

sebelumnya. Dalam kegiatan bimbingan dengan metode preseptorsip ini, orang


yang dibimbing akan diperkenalkan tentang peran dan tanggung jawabnya
serta rekan/ relasi yang biasanya berinteraksi di instansi kerja tempat
bimbingan ini dilakukan. Selain itu diajarkan pula tentang pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja di suatu instansi tersebut.

1. Pengertian Preseptorsip
Preseptorsip adalah proses belajar mengajar antara individu yang belum
berpengalaman dengan yang sudah berpengalaman dalam kurun waktu
tertentu. Dalam dunia keperawatan, preseptorsip merupakan cara dengan
menitikberatkan metode role modelling untuk mendukung pembelajaran
dan pertumbuhan profesional bagi perawat dan meningkatkan kualitas
praktik secara keseluruhan (Hynes-Gay & Nagle, 2000). Penerapan metode
preseptorsip diyakini akan menumbuhkan iklim pembelajaran klinik dalam
memberikan pelayanan profesional bagi perawat pelaksana sebagai
Precepte dan klien sebagai penerima layanan.

Bimbingan teknis keperawatan yang diberikan oleh Koordinator Perkesmas


dengan menggunakan metode preseptorsip umumnya dilakukan dalam
konteks formal (ada penugasan atau pelaksanaan kegiatan tertentu),
jangka waktu bimbingan yang diberikan dalam kurun waktu tertentu
biasanya jangka pendek (short-term) dan fokus pembelajaran lebih ke arah
mempersiapkan perawat pelaksana untuk siap bekerja sesuai tujuan
pembelajaran yang diharapkan dengan cara menjadikan Koordinator
Perkesmas sebagai role model. Untuk itu Koordinator Perkesmas
diharapkan memiliki pengalaman yang cukup dalam memberikan asuhan
keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerjanya agar dapat menjadi role
model yang diharapkan. Contoh salah satu kegiatan yang menggunakan
metode preseptorsip adalah kegiatan orientasi kerja kepada perawat
pelaksana baru di Puskesmas. Kegiatan ini biasanya dilakukan dalam jam
kerja. Apabila kegiatan preseptorsip selesai, hubungan dalam presptorsip
ini dapat berkembang menjadi mentorsip.

13
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2. Karakter Preseptor
Koordinator Perkesmas sebagai seorang preseptor diharapkan memiliki
karakter sebagai berikut:
a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yg cukup terkait
pelayanan Perkesmas
b. Mampu mengembangkan keterampilan klinis (inovasi)
c. Mampu mengaitkan antara teori ke praktik
d. Memiliki kepercayaan diri
e. Memiliki sifat terbuka terhadap masukan atau pertanyaan
f. Memiliki sifat peduli, menghargai pendapat perawat pelaksana dan
toleransi
g. Bertanggung jawab

3. Peran Preseptor
Koordinator Perkesmas sebagai seorang Preseptor berperan sebagai
berikut:
a. Mengorientasikan ruang lingkup pekerjaan dan kebijakan/ peraturan/
pedoman/ panduan/ standar prosedur operasional kepada perawat
pelaksana
b. Memfasilitasi lingkungan pembelajaran yang informal, kolaboratif, dan
positif
c. Menjadi role model yang positif dan efektif
d. Memberikan pengalaman pembelajaran dalam memberikan asuhan
keperawatan di Puskesmas sesuai dengan acuan yang berlaku
e. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat pelaksana dalam
memberikan asuhan keperawatan di Puskesmas.
f. Memberikan umpan balik selama proses bimbingan teknis
g. Menyampaikan hasil bimbingan teknis kepada perawat pelaksana.

4. Tangggung jawab Preseptorsip


Koordinator Perkesmas sebagai seorang preseptor beranggung jawab:
a. Terselenggaranya proses bimbingan teknis keperawatan dalam lingkup
pembinaan teknis Perkesmas di Puskesmas

14
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri perawat


pelaksana yang dibimbingnya agar mampu mandiri memberikan asuhan
keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerjanya
c. Selalu siap saat dibutuhkan, contoh pada kasus wabah/pandemi
d. Berperan sebagai pembela apabila ada kasus yg melibatkan perawat

5. Metode Proses Preseptorsip


Dalam uraian modul ini diidentifikasi 4 (empat) motode yag dapat digunakan
oleh Koordinator Perkesmas dalam melaksanakan bimbingan teknis
keperawatan sesuai dengan kebutuhan, sebagai berikut:

a. Direct Instruction
Metode ini dilakukan dengan cara menyampaikan pengetahuan dan
keterampilan secara langsung dalam susunan dan langkah-langkah
sederhana secara berurutan kepada perawat pelaksana melalui arahan
langsung. Sebagai contoh: Koordinator Perkesmas memberikan arahan
langsung mengenai standar prosedur operasional tentang pengkajian
keperawatan dasar pada keluarga. Langkah-langkah yang dilakukan
terdiri dari:
1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada perawat pelaksana
3) Mendemonstrasikan pelaksanaan pengkajian keperawatan dasar
pada keluarga sesuai standar prosedur operasional yang ditetapkan
4) Membimbing perawat pelaksana untuk melakukan latihan
5) Mengevaluasi pemahaman perawat pelaksana dan memberikan
umpan balik
6) Memberikan kesempatan bagi perawat pelaksana untuk latihan
mandiri

b. Case-Based Teaching
Metoda ini sangat bermanfaat dalam pembelajaran bagi tenaga
kesehatan karena pendekatannya yang berfokus pada pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan. Kegiatannya dilakukan dengan
cara melibatkan perawat pelaksana dalam berdiskusi terkait kasus-

15
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kasus asuhan keperawatan yang dapat dijumpai dalam konteks


pelayanan Perkesmas. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan
meliputi:
1) Merancang studi kasus
Dalam merancang studi kasus yang efektif, Koordinator Perkesmas
mulai mempertimbangkan pertanyaan atau masalah yang akan
membantu mencapai tujuan pembelajaran terkait dengan tujuan
profesionalitas yang diharapkan. Beberapa aturan dasar untuk
membantu Koordinator Perkesmas dalam merancang suatu studi
kasus seperti: menjelaskan sebuah cerita, berfokus pada masalah
yang membangkitkan minat, diatur kasusnya dalam lima tahun
terakhir, memasukkan kutipan agar pemahaman situasi lebih baik
dan mendapatkan empati untuk karakter tokoh yang diceritakan,
relevan, memprovokasi konflik dan diperlukan adanya kekuatan
keputusan. Sebagai contoh, studi kasus dapat mengenai proses
penyakit/kasus dan evaluasi keperawatan dari sasaran klien yang
dikelola. Contoh studi kasus ini dapat diambil dari kasus nyata atau
skenario kasus yang dibuat oleh Koordinator Perkesmas.
2) Memfasilitasi pelaksanaan diskusi kasus
a) Sebuah kasus dapat diperkenalkan melalui metode presentasi
atau diskusi kelompok di awal pembelajaran.
b) Selanjutnya diberikan waktu kepada perawat pelaksana untuk
mempelajari dan menganalisanya dan merumuskan tindakan
yang sesuai untuk menangani sasaran klien tersebut, dapat
dilakukan secara individu atau dalam kelompok.
c) Setelah selesai menganalisa, Koordinator Perkesmas dapat
mengumpulkan kembali perawat pelaksana untuk dilakukan
presentasi dan diskusi kembali, dapat membentuk kelompok
presentan dan penyanggah.
d) Di akhir pembelajaran ditutup dengan melakukan refleksi, dapat
secara individu atau mewakili kelompok.

16
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Case Presentation
Metode ini termasuk dalam bagian metode pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). Metode Case Presentation merupakan kegiatan
pembelajaran yang sering dilakukan oleh mahasiswa/ tenaga kesehatan
di ruang diskusi. Koordinator Perkesmas dapat menggunakan metode
ini dengan meminta salah satu perwakilan perawat pelaksana untuk
menyajikan kasus asuhan keperawatan yang saat ini sedang
dikelolanya. Selanjutnya Koordinator Perkesmas memfasilitasi proses
diskusi antara perawat pelaksana yang menyajikan kasus dengan
rekan perawat lainnya.
d. Bed-side teaching/ Home-side Teaching
Metode ini juga termasuk dalam bagian metode pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dan merupakan komponen esensial dari clinical
training yang sudah dilakukan sejak lama. Dalam pendidikan klinis,
pasien merupakan guru, seperti yang diungkapkan oleh Wiliam Osler
1903: “no teaching without the patient for a text, and the best teaching is
often that taught by the patient himself” (Bliss, 1999). Tahapan yang
dilakukan meliputi:
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini, perawat pelaksana menyiapkan semua hal sebelum
asuhan keperawatan dilakukan. Apabila akan melakukan asuhan
keperawatan keluarga maka pastikan kontrak waktu dengan
keluarga sudah disepakati dan dikonfirmasi.
2) Tahap Briefing
Sebelum bertemu dengan klien maka antara Koordinator Perkesmas
dan perawat pelaksana perlu melakukan diskusi singkat untuk
karakteristik kasus klien dan pengorganisasian kegiatan yang akan
dilakukan saat kunjungan dibandingkan dengan perencanaan
tindakan keperawatan yang telah disusun
3) Tahap Pertemuan dengan Klien
Pada tahap ini perawat pelaksana melakukan interaksi langsung
dengan klien. Selama proses tersebut, Koordinator Perkesmas

17
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

melakukan pendampingan dan bahkan membantu perawat


pelaksana apabila ada yang terlupakan.
4) Tahap Debriefing
Tahap akhir dimana Koordinator Perkesmas dan perawat pelaksana
melakukan diskusi untuk mereview apa yang terjadi selama
berinteraksi dengan klien. Pertanyaan-pertanyaan seputar:
• Apa yang dilihat, didengar dan dirasakan?
• Bagaimana data ini diintepretasikan?
• Apa yang dapat dipelajari dari klien ini?
Tempat pelaksanaan tahap dibrefieng dapat dilakukan jauh dari
klien.

6. Tahapan bimbingan teknis keperawatan dengan metode Preseptorsip


Tahapan bimbingan teknis keperawatan dengan metode Preseptorsip
dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap Orientasi
Pada tahap orientasi ini, perawat pelaksana akan diberikan orientasi
oleh Koordinator Perkesmas mengenai ruang lingkup bimbingan teknis
keperawatan yang akan dilakukan.
b. Tahap Implementasi
Pada tahap Implementasi ini, koordinator Perkesmas melaksanakan
bimbingan teknis kepada perawat pelaksana sesuai dengan topik/
kasus yang dipilih dan jenis metoda proses preseptorsip yang dipilih.
Dalam menjalankan bimbingan teknis keperawatan kepada perawat
pelaksana, Koordinator Perkesmas harus menggunakan berbagai
teknik preseptorsip yang sesuai untuk tetap menggiring pola pikir
perawat pelaksana berada di dalam suasana pembelajaran. Contoh
teknik preseptorsip dapat dilihat pada Tabel 1. Selama proses tahap
implementasi ini dilakukan, Koordinator Perkesmas menggunakan
instrument bantu sebagai alat ukur dalam mengevaluasi kinerja
perawat pelaksana tersebut

18
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Tabel 1.
Teknik Preseptorsip

No Tujuan Preseptor Pembenaran


Pembelajaran berkata..
1 Membuat Apa yang anda Pertanyaan tersebut
Precepte pikirkan? memicu Precepte
mengambil melakukan analisis
keputusan terkait dari setiap data yang
kondisi kliennya didapatkan untuk
mengambil
keputusan
2 Memberikan Bagaimana bisa Pertanyaan ini dapat
petunjuk pada seperti itu? membantu Preseptor
data pendukung dalam
dan Menurut anda mengidentifikasi
mengevaluasi apa saja yang tingkat pemahaman
keputusan dapat Precepte terhadap
Precepte mendukung suatu kasus
temuan tersebut?
3 Mengonfirmasi Dalam hal ini, Penghargaan yang
kebenaran dari anda sudah diberikan oleh
kesimpulan benar dalam Preseptor kepada
Precepte dan menganalisa Precepte dapat
hasil analisisnya masalah klien meningkatkan
terkait/ tentang penampilan
............ kinerjanya
4 Membenarkan hal Anda sudah Koreksi yang tepat
yang belum tepat benar dalam .... dapat meningkatkan
namun akan lebih daya analisis
baik apabila ….. Precepte terhadap
suatu
masalah yang
dihadapinya
5 Mengajarkan poin Kunci pentingnya Poin penting dapat
penting yang adalah .... membantu Precepte
harus diingat oleh dalam mengingat hal
Precepte yang esensial/
penting untuk selalu
diingat di kemudian
hari
6 Memberikan Apa yang kita Bertujuan untuk
refleksi pelajari hari ini? memfokuskan
kembali Precepte
terhadap tujuan
Pembelajaran yang
diharapkan

19
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Tahap umpan balik


Pada tahap ini Koordinator Perkesmas memberikan umpan balik
kepada perawat pelaksana dari hasil bimbingan teknis keperawatan
yang dilakukan berdasarkan instrumen bantu.

B. Mentorsip

Selain menggunakan metode preseptorsip, Koordinator Perkesmas juga dapat


menggunakan metode mentorsip, dimana metode ini tidak sama dengan
preseptorsip. Apabila bimbingan teknis dengan metode preseptorsip bertujuan
untuk mendukung proses orientasi perawat pelaksana sehingga dia berhasil
beradaptasi dengan lingkungan kerja Puskesmas dan kegiatan-kegiatan
pelayanan Perkesmas yang dilakukan, sebaliknya bimbingan teknis dengan
metode mentorsip dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri perawat
pelaksana dalam bekerja, secara efektif menyesuaikan diri dengan peran
sebagai perawat pelaksana, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
yang lebih profesional. Pada pembahasan selanjutnya, kegiatan dengan
metode mentorsip selanjutnya kita sebut sebagai mentoring.

1. Pengertian Mentoring
Mentoring adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui transfer
pengetahuan dan keterampilan dari orang yang lebih berpengalaman di
bidang yang sama. Orientasi dari mentoring adalah pembentukan karakter
dan kepribadian Mentee (peserta mentoring). Seorang mentor biasanya
lebih senior dan berpengalaman, yang membantu dan memandu
pengembangan individu atau kelompok di tempat kerjanya.

Dalam konteks bimbingan teknis keperawatan disini, Koordinator


Perkesmas diharapkan mampu menjadi seorang mentor, sebagai contoh
teladan (role model) bagi perawat pelaksana yang dibimbingnya.
Koordinator Perkesmas diharapkan mampu menuntun, membimbing,
memberikan tips dan saran sehingga bisa mempercepat proses belajar
perawat pelaksana agar mampu memberikan pelayanan asuhan

20
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

keperawatan sesuai standar pelayanan yang ditetapkan di Puskesmas dan


standar profesi yang diharapkan.

2. Manfaat Mentoring
Manfaat Koordinator Perkesmas melakukan bimbingan teknis keperawatan
dengan metode mentorsip adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman perawat
pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan kepada sasaran
individu, keluarga dan kelompok/ masyarakat.
b. Mengembangkan keterampilan Koordinator Perkesmas dalam
pengajaran, konseling, dan kemampuan mendengarkan.
c. Memperluas jaringan kerja profesional dan personal
d. Meningkatkan kesadaran akan kebutuhan pelayanan Kesehatan
e. Meningkatkan motivasi kerja

3. Tipe Mentoring
Tipe mentoring dapat meliputi:
a. Mentoring yang bersifat alami
Kegiatan mentoring ini dilakukan secara non formal atau atas dasar
kesukarelaan antara Mentor dan Mentee. Biasanya Mentee akan
memilih sendiri Mentor yang dianggap cocok untuk pengembangan
karier profesionalnya. Tipe mentoring seperti ini biasanya berjalan dalam
waktu jangka panjang dan bisa sampai seumur hidup karena dapat
menumbuhkan persahabatan diantara keduanya.
b. Mentoring yang direncanakan
Kegiatan mentoring ini berupa program-program terstruktur dimana
Mentor dan Mentee memilah dan memadukan kegiatan mentoring
melalui proses-proses yang bersifat formal. Pada tipe ini biasanya
Mentor bisa berasal dari dalam atau luar organisasi kerjanya. Melalui
kegiatan mentoring yang telah terencana diharapkan dapat menjadi
pendukung Mentee dalam membantu pengembangan dan penguatan
proses pembelajaran mandiri, membangun rasa percaya diri,
meningkatkan loyalitas bagi organisasi kerjanya, membangun karier,

21
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

meningkatkan potensi dan produktivitas yang pada akhirnya


memberikan efek positif bagi organisasinya sendiri.

4. Tahap Kegiatan Mentoring


Ada 4 (empat) tahap yang harus diterapkan seorang Koordinator
Perkesmas dalam pelaksanaan bimbingan teknis keperawatan dalam
kegiatan mentoring:
a. I do you watch
Pada tahap awal, seorang Mentor bertugas memberikan contoh, karena
perawat pelaksana masih sangat tergantung kepada Koordinator
Perkesmas. Contoh yang diberikan dilakukan secara langsung sehingga
perawat pelaksana dapat melihat bagaimana Koordinator Perkesmas
melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar prosedur, mulai dari
persiapan sampai tahap akhir.
b. I do you help
Pada tahap selanjutnya Mentor mengajak Mentee untuk mulai
membantu pekerjaan. Di tahap ini Koordinator Perkesmas mengajak
perawat pelaksana untuk mulai belajar dan merasakan proses
pekerjaannya lebih mendalam. Disini, perawat pelaksana mulai
mencoba untuk melaksanakan langsung pekerjaannya dengan
bimbingan Koordinator Perkesmas.
c. You do I help
Pada tahap ini seorang Mentor mulai memberikan kesempatan kepada
Mentee untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Disini, Koordinator
Perkesmas hanya bersifat membantu untuk mengarahkan saja selama
perawat pelaksana melakukan tindakan sesuai standar prosedur yang
telah ditetapkan.
d. You do I watch
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses mentoring dimana Mentee
dapat melakukan tindakan secara mandiri. Koordinator Perkesmas
sudah dapat melepas dan hanya mengamati saja, karena perawat
pelaksana sudah dianggap kompeten untuk melakukan pekerjaannya
secara mandiri.

22
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5. Implementasi Mentoring
Dalam implementasi mentoring terdapat tahapan kegiatan yang
dilaksanakan oleh Koordinator Perkesmas sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi perawat pelaksana yang akan diberikan mentoring
b. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu mentoring
c. Menyamakan persepsi tentang aspek-aspek yang ingin didiskusikan
selama proses mentoring
d. Melakukan proses mentoring
e. Mendokumentasikan kegiatan selama proses mentoring (format
mentoring sesuai Tabel 2)
f. Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pasca mentoring.

Tabel 2.
Format Mentoring

No Hari, Tanggal Materi Bimbingan Paraf


Mentor
1
2
3

6. Persyaratan Menjadi Mentor


Koordinator Perkesmas diharapkan dapat memenuhi persyaratan di bawah
ini agar dapat menjadi Mentor yang baik, terdiri dari:
a. Bisa dipercaya
Syarat bisa dipercaya adalah hal yang mutlak, karena tidak mungkin
Mentee akan terbuka dan membicarakan pekerjaan jika Mentor tidak
bisa dipercaya.
b. Mendapatkan respect
Untuk dapat menjadi Mentor yang baik maka orang tersebut harus telah
mencapai keberhasilan tertentu yang membuat orang lain
menghormatinya. Contoh: idealnya seorang Koordinator Perkesmas
harus telah memiliki pengalaman yang lebih dibandingkan rekannya dan

23
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

berprestasi lebih baik untuk menjadi seorang Mentor bagi perawat


pelaksana lain di Puskesmas.
c. Memiliki pengetahuan (knowledge) yang lebih baik
Seorang Mentor harus mampu memberikan pendapat, ide dan solusi
dengan baik. Untuk melakukan hal itu, seorang mentor harus memiliki
pengetahuan yang luas dan akan lebih baik lagi apabila memiliki
pengetahuan lain diluar bidangnya untuk dapat memicu munculnya ide-
ide baru dan meningkatkan kreativitas.
d. Memiliki keterampilan/ skill yang lebih baik
Seorang Mentor harus memiliki hard skill dan soft skill yang lebih baik
karena harus dapat mengajarkan dan mencontohkan kepada perawat
pelaksana
e. Memiliki semangat tinggi (self-motivated)
Semangat tinggi yang dimiliki oleh Mentor dapat mempengaruhi
semangat Mentee. Ciri-ciri mentor yang memiliki semangat tinggi adalah
selalu tersenyum dan seperti tidak pernah punya masalah.
f. Memiliki sikap mental positif
Positive thinking akan menghasilkan positive attitude. Mentor harus
memiliki sikap mental positif agar bisa melihat secara jelas/ jernih dan
obyektif terhadap aktivitas yang dilakukan sehingga bisa memberikan
bimbingan dengan tepat. Untuk itu, Koordinator Perkesmas diharapkan
memupuk sikap mental positif di dalam dirinya agar dapat selalu optimis
bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik dan mampu melihat
adanya solusi dalam setiap masalah yang dihadapi.
g. Memiliki sikap empati
Sikap empati adalah mampu memahami masalah yang dihadapi orang
lain dan berusaha memberikan suatu saran menuju jalan keluar/ solusi
serta menjadikan suatu masalah yang dihadapi sebagai suatu tantangan
bukan hambatan.
h. Peduli (caring)
Sikap peduli seorang Mentor terhadap orang lain (people-oriented)
dapat digambarkan dengan kemampuannya dalam mau mendengarkan
orang lain dan mau berbagi kepada orang lain.

24
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

i. Decision maker
Seorang Mentor dituntut mampu dalam mengambil keputusan, tidak
ragu dan tegas terhadap suatu solusi yang akan dilakukan.

7. Tugas Mentor
Koordinator Perkesmas yang berperan menjadi Mentor, harus dapat
melakukan tugasnya meliputi:
a. Menjadi contoh teladan bagi Mentee dalam menerapkan nilai-nilai
budaya kerja organisasi berorientasi pada pelayanan publik.
b. Mengembangkan kecerdasan emosional dan keterampilan Mentee, baik
hard skill maupun soft skill
c. Memotivasi Mentee untuk selalu mengembangkan kepribadian dan
karakternya secara berkesinambungan
d. Memberi tips dan saran berdasarkan contoh praktik keberhasilan dari
pengalaman dan rekam jejak yang baik
e. Memperlihatkan titik-titik kritis yang berpotensi menimbulkan
permasalahan atau terjadinya kendala dalam pekerjaan yang dilakukan
oleh Mentee
f. Memberi wawasan kepada Mentee tentang jenis-jenis kompetensi yang
dibutuhkan bekerja di instansi kerjanya saat ini
g. Membimbing dan memberi dukungan kepada Mentee dalam menyusun
rencana pengembangan karier dirinya ke depan
h. Mendiskusikan dan merumuskan mekanisme kerja baru yang lebih baik
kepada pimpinan maupun rekan kerjanya (inovasi)

8. Peran dan tanggung jawab Mentor


Sebagai seorang Mentor, Koordinator Perkesmas memiliki peran dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a. Sebagai advisor, yaitu memberikan saran profesional dan nasehat
kepada perawat pelaksana tentang sikap/ perilaku berkarakter dan
berbudaya kerja
b. Sebagai konsultan, yaitu memberikan masukan dan pertimbangan
sesuai dengan pengalaman dan rekam jejak serta praktik terbaiknya

25
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Sebagai konselor, yaitu memberikan bimbingan pengetahuan dan


keterampilan kepada perawat pelaksana.

9. Hal-hal yang dapat ditawarkan oleh Mentor bagi Mentee


a. Keterampilan dan pengetahuan yang baru
b. Pengalaman kerja dalam organisasi
c. Iklim yang mendukung untuk mengevauasi sukses dan kegagalan
d. Kesempatan berhubungan dalam jaringan kerja
e. Menerima dorongan dan dukungan dalam bidang tugas
f. Mengembangkan cara pandang yang baru dan berbeda
g. Menerima nasehat dan petunjuk dari sumber yang obyektif.

10. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Mentee dalam pelaksanaan mentoring
a. Belajar menghargai Mentor sebagai orang yang sudah ahli di bidangnya,
apapun yang disampaikan Mentor dipergunakan oleh Mentee sebagai
sumber input dalam bidang kerja, tolak ukur apa yang benar/ tidak benar
dan apa yang boleh/ tidak boleh dilakukan.
b. Membuka diri dan memiliki keinginan untuk belajar
c. Memiliki keinginan atau kerelan untuk mengadopsi ilmu pengetahuan,
pengalaman dan konsep pikir.

Materi Pokok 2: Monitoring dan Evaluasi Keperawatan

A. Pengertian Monitoring dan Evaluasi Keperawatan


Monitoring adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memberikan
informasi tentang sebab dan akibat dari satu kebijakan yang lebih terfokus
pada kegiatan yang sedang dilaksanakan. Tujuan monitoring adalah untuk
mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan
perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Bila ditemukan
penyimpangan atau keterlambatan maka segera dibenahi sehingga kegiatan
dapat berjalan sesuai rencana dan target. Hasil monitoring menjadi input bagi
kepentingan proses selanjutnya.

26
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Evaluasi suatu proses sistematis menetapkan nilai tentang sesuatu hal,


seperti objek, proses, unjuk kerja, kegiatan, hasil, tujuan, atau hal lain
berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui hasil atau capaian akhir dari kegiatan atau program yang
dilaksanakan pada akhir kegiatan. Hasil evaluasi ini akan bermanfaat bagi
perencanaan program yang serupa di waktu dan tempat lainnya.

Dilihat secara keseluruhan, kegiatan monitoring dan evaluasi sebenarnya


ditujukan untuk pembinaan suatu program, namun ada beberapa perbedaan
antara monitoring dan evaluasi.
Tabel 3.
Perbedaan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Kriteria Monitoring Evaluasi


Pelaksanaan Dilakukan pada saat Dapat dilakukan baik
kegiatan program masih berjalan sewaktu program itu masih
berjalan ataupun program itu
sudah selesai
Pelaku Pihak internal Pihak internal dan eksternal
Tujuan kegiatan Untuk melihat Untuk memperoleh fakta
keterlaksanaan program, atau kebenaran dari suatu
faktor pendukung, program beserta dampaknya
penghambatnya

Monitoring Keperawatan dalam lingkup pelayanan Perkesmas adalah


kegiatan pemantauan yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang
kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien apakah
sudah sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. Monitoring Keperawatan
tidak hanya berfokus langsung pada pemantauan kinerja perawat saja namun
juga hal-hal lain yang terkait dan saling berhubungan, sehingga secara
lengkap tujuan Monitoring Keperawatan adalah:
a. Mengetahui bahwa proses asuhan keperawatan yang diberikan oleh
perawat pelaksana sesuai dengan standar yang berlaku

27
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Mengetahui bahwa tindakan-tindakan keperawatan yang diberikan


kepada sasaran klien sudah sesuai rencana tindakan keperawatan yang
telah disusun
c. Mengetahui bahwa perawat pelaksana telah melakukan pekerjaannya
sesuai butir-butir kegiatan jabatan fungsional dan pemenuhan Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP)
d. Mengetahui bahwa perawat pelaksana memiliki kemampuan secara
mandiri dalam melakukan pengembangan diri dan inovasi

Evaluasi Keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara


sistematis untuk mengukur kinerja perawat pelaksana dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien apakah sudah sesuai dengan perencanaan
yang ditetapkan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

B. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan


Pada dasarnya, kegiatan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan merupakan
pemantauan dan penilaian terhadap suatu kegiatan dan bukan merupakan
suatu kegiatan yang mencari-cari kesalahan, tetapi membantu melakukan
tindakan perbaikan secara terus menerus. Melalui kegiatan ini, diharapkan
akan diketahui hambatan atau tantangan yang dihadapi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan di daerah binaannya masing-masing.
Kegiatan monitoring dan evaluasi keperawatan dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
dapat dilaksanakan bersamaan atau tersendiri tergantung kebutuhan di
lapangan.

Tahapan pelaksanaan monitoring dan evaluasi keperawatan terdiri dari:


1. Tahap Persiapan
Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi keperawatan, Koordinator
Perkesmas dapat melakukan secara mandiri atau jika dibutuhkan dapat
membentuk tim yang dianggap mampu untuk membantu proses monitoring
dan evaluasi keperawatan. Sumber daya manusia yang dibutuhkan ini

28
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup monitoring dan evaluasi


keperawatan ini akan diselenggarakan.

Hal-hal berikut sebagai contoh yang perlu dipersiapkan untuk


menyelenggarakan monitoring dan evaluasi keperawatan antara lain:
a. SPO Kerja Keperawatan tentang Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
b. SK Penunjukkan tentang Tim Pelaksana Monitoring dan Evaluasi
Keperawatan di Puskesmas
c. Kerangka acuan kegiatan
d. Jadwal kerja kegiatan
e. Instrumen bantu dan petunjuk penggunaan/ pengisiannya
Contoh di atas disiapkan sesuai kebutuhan di lapangan.

2. Tahap Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan terstandar
untuk memperoleh data dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi
Keperawatan. Dalam pemilihan metode pengumpulan data, tergantung
pada jenis data yang akan dikumpulkan. Beberapa contoh metode
pengumpulan data yang sering digunakan adalah: survei, observasi, studi
dokumentasi, wawancara, dan isian singkat (kuisioner/ angket).

Sebagai contoh, saat Koordinator Perkesmas melakukan bimbingan teknis


terhadap Perawat pelaksana yang melaksanakan kunjungan keluarga
maka bersamaan dengan kegiatan tersebut Koordinator Perkesmas juga
melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penampilan kinerja Perawat
pelaksana tersebut. Pada saat tersebut, Koordinator Perkesmas
melakukan pengumpulan data dapat dengan menggunakan metode
observasi menggunakan instrumen penilaian penampilan kinerja Perawat
pelaksana dan pemberian kuesioner/ angket kepuasan keluarga yang
dikunjungi. Setelah selesai kunjungan keluarga dilakukan, Koordinator
Perkesmas dapat menggunakan metode wawancara untuk melakukan
evaluasi keperawatan kembali terhadap penampilan kinerja Perawat
pelaksana tersebut.

29
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Contoh lain, saat Koordinator Perkesmas bersama timnya ingin mengetahui


sejauhmana butir-butir kegiatan jabatan fungsional Perawat diterapkan
sesuai peraturan, maka Koordinator Perkesmas dapat menggunakan
metode studi dokumentasi terhadap dokumen-dokumen kerja
Keperawatan, metode wawancara terhadap beberapa Perawat pelaksansa
yang dipilih sebagai sampel, metode pengisian angket/ kuesioner yang
didistribusikan kepada semua Perawat Puskesmas untuk diisi.

Materi Pokok 3: Tindak Lanjut Keperawatan


Tindak lanjut keperawatan adalah upaya mengolah hasil Monitoring dan Evaluasi
Keperawatan yang telah dilakukan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan oleh
Koordinator Perkesmas bersama dengan tim yang dibentuk dalam rangka
mengetahui hasil Monitoring dan Evaluasi Keperawatan guna memperbaiki dan
meningkatkan mutu kinerja perawat Puskesmas ke depan. Uraian kegiatan Tindak
Lanjut Keperawatan ini harus disusun dalam SPO Kerja Keperawatan dan disahkan
oleh Kepala Puskesmas. Tahapan kegiatannya terdiri atas:

A. Analisis dan Interpretasi Data


Analisis data adalah suatu tahap mengorganisir data sesuai dengan pola,
kategori, dan unit-unit deskriptif tertentu, sedangkan interpretasi adalah proses
memberi arti dan signifikansi terhadap analisis yang dilakukan, menjelaskan
pola-pola deskriptif, mencari hubungan dan keterkaitan antar deskripsi-
deskripsi data yang ada (Barnsley & Ellis, 1992).

Analisis data merupakan langkah yang harus ditempuh untuk menghasilkan


kesimpulan berdasarkan data yang sudah disimpulkan. Analisis data perlu
memperhatikan tipe data yang dikumpulkan (data kualitatif atau kuantitatif atau
skala pengukuran yang ada (skala nominal atau ordinal atau interval atau
rasio). Teknik analisis data dapat kuantitatif atau kualitatif sesuai keperluan.
Umumnya dalam kegiatan monitoring dan evaluasi menganalisis data secara
deskriptif kuantitatif dan kualitatif sederhana.

30
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Berdasarkan L. R. Gay, beberapa teknik interpretasi data yang dapat digunakan


dalam menginterpretasikan hasil analisis data Monitoring dan Evaluasi
Keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Hubungkan hasil analisis dengan peraturan/ standar/ prosedur
Keperawatan/ Perkesmas
b. Hubungkan temuan dari hasil analisis dengan pengalaman kerja
c. Berilah pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan

B. Penyusunan Laporan
Laporan adalah bentuk penyampaian informasi baik secara lisan maupun
tulisan. Informasi yang disampaikan melalui laporan bisa bermacam-macam
tergantung kebutuhan mulai dari berita, keterangan, pemberitahuan ataupun
pertanggungjawaban. Laporan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan adalah
laporan yang disampaikan secara tertulis sebab isi laporannya berupa hasil
analisa yang mendalam dan merupakan bentuk pertanggungjawaban tugas
sebagai Koordinator Perkesmas yang harus menjalankan fungsi pembinaan
teknis Perkesmas.

Dalam penyusunan laporan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan perlu


memperhatikan kerangka penulisan laporannya. Contoh dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Cover
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Tujuan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
c. Sasaran
5. Metode dan Hasil Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
a. Metode Pengumpulan Data
b. Hasil Analisis Data
c. Pembahasan
6. Kesimpulan dan Saran
7. Penutup

31
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

C. Tindak Lanjut Laporan


Laporan dan hasil tindak lanjutnya harus dilaporkan Koordinator Perkesmas
kepada penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas untuk diketahui dan
mendapatkan rekomendasi perbaikan dari hasil tersebut dengan
sepengetahuan Kepala Puskesmas. Rekomendasi ini juga terkait dengan
pemberian input program pengembangan SDM untuk Perawat di Puskesmas
maupun pelaksanaan bimbingan teknis ke depan. Sebagai contoh:
1. Apabila hasil yang perlu ditindaklanjuti terkait langsung pada penampilan
kinerja perawat Puskesmas dalam memberikan asuhan keperawatan, maka
langkah selanjutnya akan dilakukan perencanaan untuk menyelenggarakan
bimbingan teknis keperawatan
2. Apabila hasil yang perlu ditindaklanjuti tidak bisa diatasi dengan cara
bimbingan teknis keperawatan di internal Puskesmas, maka langkah
selanjutnya untuk perbaikan kinerja Perawat dapat dinaikkan ke tingkat
Puskesmas. Contoh: perlu dibuat usulan rencana program peningkatan
pendidikan keperawatan D3 ke Ners, pelatihan teknis/ fungsional atau
seminar/ workshop untuk Perawat yang membutuhkan atau
menyelenggarakan in-House Training yang mengundang pembicara/
narasumber dari luar Puskesmas (Dinas Kesehatan, Institusi Pendidikan
Keperawatan, Organisasi Profesi, dll)

32
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Pembinaan teknis Perkesmas merupakan bagian dari pelayanan Perkesmas di
Puskesmas. Kegiatannya meliputi bimbingan teknis keperawatan, monitoring dan
evaluasi keperawatan, dan tindak lanjut keperawatan. Ketiga kegiatan ini dilakukan
secara berkesinambungan dalam rangka mencapai output program Perkesmas
yang diharapkan.

Dalam melaksanakan bimbingan teknis keperawatan, menurut Peraturan Menteri


Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun 2019
tentang Jabatan Fungsional Perawat, Koordinator Perkesmas dapat menggunakan
metode preseptorsip dan mentorsip. Kedua metode ini tidak sama. Apabila
bimbingan teknis dengan metode preseptorsip bertujuan untuk mendukung proses
orientasi perawat pelaksana sehingga dia berhasil beradaptasi dengan lingkungan
kerja Puskesmas dan kegiatan-kegiatan pelayanan Perkesmas yang dilakukan,
sebaliknya bimbingan teknis dengan metode mentorsip dilakukan untuk
meningkatkan kepercayaan diri perawat pelaksana dalam bekerja, secara efektif
menyesuaikan diri dengan peran sebagai perawat pelaksana, mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang lebih profesional.

Dalam proses dan pasca dilakukannya bimbingan teknis keperawatan, juga


dilakukan monitoring dan evaluasi keperawatan, dimana kegiatan ini dilaksanakan
untuk membantu melakukan tindakan perbaikan secara terus menerus. Kedua
kegiatan ini dapat dilaksanakan bersamaan atau tersendiri tergantung kebutuhan
di lapangan. Hasil monitoring dan evaluasi keperawatan yang didapatkan kemudian
dilakukan Tindak lanjut keperawatan. Kegiatan ini dilakukan oleh Koordinator
Perkesmas bersama dengan tim yang dibentuk dalam rangka mengetahui hasil
guna perbaikan dan peningkatan mutu kinerja perawat Puskesmas ke depan.
Rekomendasi yang dikeluarkan dapat terkait dengan pemberian input program

33
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

pengembangan SDM untuk Perawat di Puskesmas maupun pelaksanaan


Bimbingan Teknis Keperawatan ke depan.

34
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Block, L.M & Korow, M.K (2005). The Value of Mentorsip Within Nursing
Organization. Nursing Forum, 40 (4), 134 – 140
2. Burns, C., Beauchesne, M., Ryan-Krause, P., & Sawin, K. (2006). Mastering the
Preceptor Role: Challenges of Clinical Teaching. Journal of Pediatric Health
Care, 20(3), 172–183. http://doi.org/10.1016/j.pedhc.2005.10.012
3. Chen, Y. L., Hsu, L. L., & Hsieh, S. I. (2012). Clinical nurse preceptor teaching
competencies: Relationship to locus of control and selfdirected learning. Journal
of Nursing Research, 20(2), 142–151.
http://doi.org/10.1097/JNR.0b013e318254ea72
4. Omer, T. A., Suliman, W. A., & Moola, S. (2015). Roles and responsibilities of
nurse preceptors: Perception of preceptors and preceptees. Nurse Education in
Practice, 16, 54–59. http://doi.org/10.1016/j.nepr.2015.07.005
5. Kementerian Kesehatan. ____. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan
di Puskesmas. Kementerian Kesehatan: Jakarta.
6. Kementerian Kesehatan. 2017. Peraturan Kepala Badan Pengembangan dan
pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan
Nomor HK.02.03/I.2/03556/2017 tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi
Pembelajaran. Kementerian Kesehatan: Jakarta.
7. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2019.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat. Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Jakarta.
8. Moerdiyanto. ____. Teknik Monitoring dan Evaluasi (Monev) Dalam Rangka
Memperoleh Informasi Untuk Pengambilan keputusan Manajemen. ._____.
Diakses melalui http://staff.uny.ac.id/ tanggal 10 Juli 2021.
9. Sumiyarrini R., Rahayu G.R. & Suhoyo Y. 2017. Rubrik Nursing Clinical
Exercise: Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi Klinik pada

35
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Pendidikan Klinik Keperawatan. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia, Vol.


6, No. 3: Yogyakarta.
10. Werdati (2007). Impelementasi Program Mentorsip pada Pendidikan
Keperawatan. Disampaikan pada Pelatihan Preceptorship dan Mentorsip untuk
Pendidikan Ners. Yogyakarta, 12 -14 Februari 2007
11. http://harjonbasri.blogspot.com/2014/11/analisis-dan-interpretasi-data.html
Diakses tanggal 10 Juli 2021
12. https://penerbitbukudeepublish.com/skala-pengukuran-data dalam-penelitian.
Diakses tanggal 10 Juli 2021
13. https://kamus.tokopedia.com/l/laporan. Diakses tanggal 10 Juli 2021
14. http://web-suplemen.ut.ac.id/mapu5103/materi4_4.htm. Diakses tanggal 10 Juli
2021.

36
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

10 LAMPIRAN

1. Panduan Bermain Peran (Role Play)


2. Skenario Bermain Peran (Role Play), Setting: Kunjungan Keluarga
3. Skenario Bermain Peran (Role Play), Setting: Evaluasi Pasca Kunjungan
4. Instrumen Checklist Penilaian Koordinator Perkesmas dalam Bermain
Peran (Role Play)

37
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 1.

PANDUAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)

Tujuan:
Setelah mengikuti bermain peran ini, peserta mampu melakukan bimbingan teknis
keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerjanya.

Petunjuk:
1. Pengantar Awal (waktu: 10 menit)
Pelatih memberikan salam dan memperkenalkan tim fasilitator yang akan
terlibat dalam penugasan ini, kemudian menjelaskan pembagian kelompok dan
fasilitator serta rangkaian kegiatan bermain peran sebagai berikut:
a. Kegiatan bermain peran ini terbagi atas 2 setting skenario, yaitu Kunjungan
Keluarga dan Evaluasi Pasca Kunjungan.
b. Pembagian peserta dan fasilitator dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam 1 kelompok berisi 10 orang (30 orang menjadi 3 kelompok)
2) Setiap kelompok didampingi oleh 1 orang fasilitator yang akan
bertanggung jawab terhadap kelompok tersebut
3) Daftar pembagian kelompok peserta dan fasilitator telah disiapkan di
awal acara

2. Persiapan kegiatan bermain peran (waktu : 60 menit)


a. Dalam kelompok kecil, fasilitator meminta peserta menunjuk 1 (satu) orang
sebagai ketua kelompok
b. Selanjutnya ketua kelompok akan mengkoordinir terkait hal-hal sebagai
berikut di dalam kelompoknya:
1) Pembagian peran pada masing-masing anggota kelompoknya sesuai
skenario yang diberikan:
• Skenario Bermain Peran (Role Play) dengan Setting: Kunjungan
Keluarga → 5 orang
• Skenario Bermain Peran (Role Play) dengan Setting: Evaluasi Pasca
Kunjungan → 5 orang

38
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2) Pembuatan instrumen monitoring dan evaluasi penampilan Perawat


Pelaksana, digunakan oleh Koordinator Perkesmas saat bermain peran
skenario kunjungan keluarga
3) Pembuatan instrumen evaluasi Perawat Pelaksana untuk wawancara
evaluasi pasca kunjungan (digunakan oleh Koordinator Perkesmas yang
bermain peran)
c. Dalam proses persiapan kegiatan bermain peran, fasilitator bertugas
memberikan saran/ masukan kepada kelompok, khususnya saat penyiapan
instrumen untuk bermain peran (role play)

3. Kegiatan bermain peran (role play) (waktu : 60 menit)


a. Fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok untuk memainkan
perannya sesuai dengan 2 skenario yang telah ditetapkan dimana masing-
masing skenario diberi alokasi waktu 30 menit (2 skenario x 30 menit = 60
menit)
b. Selama bermain peran:
1) Koordinator Perkesmas menggunakan instrumen yang telah disusun
oleh kelompoknya untuk melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi
terhadap Perawat pelaksana yang didampingi. Selain itu, Koordinator
Perkesmas juga menilai penggunaan instrumen tersebut apakah sudah
cukup baik atau ada yang perlu diperbaiki
2) Fasilitator dan peserta yang ditunjuk sebagai pengamat/ observer
melakukan pengamatan terhadap kegiatan bermain peran yang
dilakukan oleh kelompoknya dengan menggunakan instrumen checklist
penilaian Koordinator Perkesmas yang telah disiapkan.

4. Evaluasi kegiatan bermain peran (waktu : 50 menit)


a. Setelah kelompok selesai bermain peran, fasilitator mempersilakan:
1) Peserta yang berperan sebagai Koordinator Perkesmas yang bermain
peran Kunjungan Keluarga menyampaikan hasil monitoring dan
evaluasinya terhadap Perawat pelaksana dan umpan balik terhadap
instrumen yang digunakan (10 menit)
2) Peserta yang berperan sebagai Koordinator Perkesmas yang bermain
peran Evaluasi Pasca Kunjungan menyampaikan hasil evaluasinya

39
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

terhadap Perawat pelaksana dan umpan balik terhadap instrumen yang


digunakan (10 menit)
3) 2 orang perwakilan peserta yang berperan sebagai sebagai pengamat/
observer untuk menyampaikan hasil pengamatannya untuk 2 kegiatan
bermain peran yang telah dilakukan (2 x 10 menit = 20 menit)
b. Selanjutnya, fasilitator memberikan masukan terhadap kegiatan bermain
peran yang dilakukan oleh kelompok yang didampinginya, merangkum
kegiatan dan memberikan pujian dan applause untuk apresiasi kepada
peserta semua (10 menit)

40
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 2.

SKENARIO BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)


SETTING: KUNJUNGAN KELUARGA
Peran:
1. Koordinator Perkesmas
2. Perawat Pelaksana
3. Penderita TBC
4. Keluarga Penderita TBC 1
5. Pengamat/ Observer
Alur Cerita:
Perawat Pelaksana didampingi Koordinator Perkesmas berkunjung ke rumah
dalam rangka melakukan asuhan keperawatan keluarga sebagai intervensi lanjut
terhadap dari hasil kunjungan PIS-PK dan intervensi awal yang dilakukan terkait
kasus keluarga dengan penderita TBC.
Perawat Pelaksana : Mengucapkan salam
& Koordinator
Perkesmas
Penderita TBC & : • Menerima salam
Keluarga • Mempersilakan masuk
Selama proses kunjungan, Koordinator Perkesmas melakukan pengamatan
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan oleh Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana : Menjelaskan maksud kedatangan
Koordinator : Mengingatkan Perawat Pelaksana untuk menyepakati
Perkesmas kontrak waktu kunjungan
Perawat Pelaksana : Menyepakati kontrak waktu kunjungan bersama dengan
keluarga
Penderita TBC & : Menyetujui kontrak waktu kunjungan yang disampaikan
Keluarga oleh Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana : • Memotivasi penderita TBC untuk tetap mematuhi
program pengobatan

41
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

• Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan


hal-hal yang belum dimengerti
Keluarga : Bertanya mengenai peran keluarga sebagai Pengawas
Minum Obat (PMO) karena belum paham apa
pekerjaannya
Perawat Pelaksana : Menjelaskan mengenai peran keluarga yang diharapkan
ketika menjadi Pengawas Minum Obat (PMO)
Keluarga : Paham dengan penjelasan Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana : • Memberikan kontak person yang mudah dihubungi
apabila mengalami hal yang tidak diinginkan
• Melakukan kontrak kunjungan berikutnya
Penderita TBC & : • Menyimpan nomor Ponsel kontak person yang
Keluarga diberikan Perawat Pelaksana
• Menyetujui kontrak kunjungan berikutnya
Koordinator : Mengingatkan Perawat Pelaksana untuk melakukan
Perkesmas evaluasi dahulu sebelum mengakhiri kunjungan
Perawat Pelaksana : Melakukan evaluasi keperawatan
Penderita TBC & : Menyampaikan jawaban sesuai pertanyaan Perawat
Keluarga Pelaksana
Perawat Pelaksana : Mengakhiri kunjungan dan mengucapkan salam

42
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 3.

SKENARIO BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)


SETTING: EVALUASI PASCA KUNJUNGAN
Peran:
1. Koordinator Perkesmas
2. Perawat Pelaksana yang melakukan kunjungan
3. Pengamat/ observer
4. Pengamat/ observer
5. Pengamat/ observer
Alur Cerita:
Pasca kunjungan keluarga, Koordinator Perkesmas dan Perawat Pelaksana
bersama-sama kembali ke Puskesmas. Setelah itu Koordinator Perkesmas
mengajak Perawat Pelaksana untuk melakukan evaluasi pasca kunjungan.
Koordinator : • Membuka sesi evaluasi pasca kunjungan
Perkesmas • Menanyakan perasaan Perawat Pelaksana pasca
kunjungan keluarga
Perawat Pelaksana : Menyampaikan pengalamannya saat melakukan
kunjungan keluarga (sesuai dengan cerita yang terjadi
pada kegiatan bermain peran sebelumnya)
Koordinator : Menanyakan alasan Perawat Pelaksana melupakan
Perkesmas kegiatan menyepakati kontrak waktu di awal kunjungan
Perawat Pelaksana : Menyampaikan alasannya karena memang lupa dan
belum terbiasa melakukannya karena dianggap keluarga
sudah setuju saat dihubungi via ponsel sebelum datang
ke rumah
Koordinator : Menanyakan alasan Perawat Pelaksana melupakan
Perkesmas kegiatan melakukan evaluasi keperawatan sebelum
mengakhiri kunjungan
Perawat Pelaksana : Menyampaikan alasannya bahwa biasanya melakukan
evaluasi, namun karena didampingi Koordinator

43
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Perkesmas sehingga menjadi gugup dan melupakan


evaluasi tersebut
Koordinator : Menjelaskan kepada Perawat Pelaksana tentang:
Perkesmas • Pentingnya menyepakati kontrak waktu di awal
kunjungan sebab hal ini merupakan bagian penting
tahapan komunikasi terapeutik Perawat-Klien
• Pentingnya melakukan evaluasi keperawatan sebab
merupakan bagian tahapan kesinambungan proses
asuhan keperawatan, skaligus menentukan tindak
lanjut asuhan kunjungan berikutnya
Perawat Pelaksana : (Perawat Pelaksana tampak memahami penjelasan
Koordinator Perkesmas)
Koordinator : Menanyakan tahapan selanjutnya setelah selesai
Perkesmas kunjungan apa yang akan dilakukan Perawat Pelaksana?
Perawat Pelaksana : Menjawab akan segera melapor kepada Penanggung
Jawab Darbin
Koordinator : Menanyakan kembali sebelum melapor maka apa yang
Perkesmas harus dilakukan sebagai bukti bahwa telah melakukan
kunjungan Keluarga
Perawat Pelaksana : Menjawab akan melakukan pencatatan
Koordinator : Menjelaskan bahwa pencatatan harus segera dilakukan
Perkesmas pasca kunjungan untuk menghindari terlupa dan
pencatatan dilakukan pada format kartu asuhan
keperawatan yang telah disediakan
Perawat Pelaksana : Menanyakan bahwa kartu asuhan keperawatan itu
terkadang tidak bisa menampung semua data2 yang
diperoleh dari hasil pengkajian
Koordinator : Menjelaskan bahwa kartu asuhan memuat rangkuman
Perkesmas atau hal-hal penting yang perlu dituliskan saja, sisanya
Perawat Pelaksana dapat menggunakan format lain untuk
menampung data2 yang belum tercatat sebagai bagian
dari kartu asuhan keperawatan tersebut

44
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Perawat Pelaksana : (Perawat Pelaksana tampak memahami penjelasan


Koordinator Perkesmas)
Koordinator : Menanyakan apakah ada yang ingin ditanyakan?
Perkesmas
Perawat Pelaksana : Menjawab tidak ada untuk saat ini
Koordinator : • Menyimpulkan hasil bimbingan teknis keperawatan
Perkesmas yang telah dilakukan terhadap Perawat Pelaksana
• Mengingatkan kembali hal-hal yang perlu diperbaiki ke
depan berdasarkan pengalaman hari ini seperti
kontrak waktu, evaluasi keperawatan dan pencatatan
• Menutup sesi evaluasi pasca kunjungan

45
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 4.

INSTRUMEN CHECKLIST PENILAIAN KOORDINATOR


PERKESMAS DALAM BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)

Petunjuk:
• Fokus penilaian kepada Pemeran Utama (Koordinator Perkesmas) yang
melakukan bimbingan teknis kepada Perawat pelaksana.
• Kriteria penilaian disesuaikan dengan setting bermain peran (role play)
• Dalam memberikan nilai, berilah tanda (√) pada kolom nilai di bawah ini

Koordinator Perkesmas :
Observer/ Penilai :

Nilai
No Kriteria Penilaian
2 1 0
1 Persiapan (diri, peralatan dan bahan)
2 Menyampaikan pembukaan (salam, menanyakan
kabar, menyepakati tujuan dan kontrak waktu)
3 Teknik komunikasi verbal saat memberikan
bimbingan teknis keperawatan (penggunaan
bahasa, jeda, sistematika penjelasan, klarifikasi)
4 Teknik komunikasi non verbal saat memberikan
bimbingan teknis keperawatan (ekspresi, gestur,
kontak mata)
5 Sikap dalam melakukan pengamatan kepada
Perawat pelaksana (empati, menghargai Perawat,
fokus)
6 Memberikan umpan balik untuk perbaikan performa
Perawat pelaksana
7 Memberikan umpan balik untuk meningkatkan
motivasi Perawat pelaksana
8 Memberikan apresiasi terhadap upaya Perawat
pelaksana
9 Menyampaikan penutup (menyimpulkan,
menyampaikan saran, tindak lanjut dan salam
penutup)
Total Skor
Penilaiaan : Total Skor x 100
(Total jumlah kriteria x 2)

46
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Keterangan:
• Nilai 2 : Dilakukan dengan baik
• Nilai 1 : Dilakukan dengan cukup
• Nilai 0 : Dilakukan namun kurang mencukupi/ Tidak dilakukan

47

Anda mungkin juga menyukai