KEBIJAKAN PELAYANAN
KEPERAWATAN
KESEHATAN MASYARAKAT
DI PUSKESMAS
1 DESKRIPSI SINGKAT
Dalam rangka pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota khususnya di bidang
kesehatan, UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas. Pelaksanaan UKM dan UKP tersebut dilakukan salah satunya dengan
menyelenggarakan kegiatan pelayanan Perkesmas.
1
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami tentang kebijakan
Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Puskesmas
2
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
3
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan Kebijakan Pelayanan Perkesmas menggunakan metode :
4
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
5
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator mengucapkan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila
belum pernah menyampaikan sesi materi sebelumnya, fasilitator memulai dengan
perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi kerja, jabatan dalam
pekerjaan dan topik materi yang akan disampaikan.
Fasilitator melakukan bina suasana dengan mengajak peserta untuk mempertunjukkan
yel-yel atau tepuk semangatnya agar peserta fokus dan antusias dalam mengikuti
materi.
Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang Kebijakan
Pelayanan Perkesmas
Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok
yang akan disampaikan dengan dengan menggunakan bahan tayang.
6
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 3: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada
peserta
Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawabnya
Fasilitator merangkum pembelajaran mata pelatihan ini bersama-sama dengan peserta.
Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih,
permohonan maaf bila masih ada kekurangan dan salam penutup.
7
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
Salah satu arah kebijakan dan strategi dalam RPJMN adalah meningkatkan
pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan
pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan
upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi antara
lain melalui strategi:
1. Peningkatan Kesehatan Ibu Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi
2. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Peningkatan Pengendalian Penyakit
4. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
8
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Dalam mendukung peningkatan SDM berkualitas dan berdaya saing, PIS-PK dapat
mengukur perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat sehingga hasil akhirnya
akan diperoleh SDM unggul.
9
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan pada pemerintah daerah terdiri
dari SPM provinsi serta SPM kabupaten/kota merupakan ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar kesehatan yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang
berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Dalam pelaksanaan
pemenuhan jenis dan mutu pelayanan dasar, disepakati adanya SPM Bidang
kesehatan yaitu pada tingkat provinsi terdiri dari:
1. Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana
dan/atau berpotensi menjadi bencana provinsi
2. Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.
11
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Dalam Permenkes Nomor 4 Tahun 2019, Penetapan sasaran layanan dasar SPM di
wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data
riil yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset
yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Data riil didapatkan dari kunjungan keluarga PIS-PK (jika sudah dilaksanakan secara
total coverage). Sasaran SPM yang ditemukan adalah ibu hamil, jumlah per
kelompok umur dan jumlah kelompok suspek/penderita TB, Hipertensi, ODGJ.
12
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
dilakukan terhadap masalah kesehatan yang dibahas dalam forum lokakarya mini
Puskesmas. Dengan demikian pendekatan keluarga tidak hanya berupa
pendataan/sensus saja.
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya dua
belas indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas
indikator utama tersebut adalah sebagai berikut :
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Terdapat tujuh indikator yang beririsan antara PIS-PK dan SPM, sehingga bila
ketujuh indikator ini tercapai maka akan dapat dicapai atau didukung
13
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Puskesmas saat ini harus aktif pro-aktif mengunjungi total keluarga karena masih
banyak permasalahan kesehatan yang belum ditemukan oleh Puskesmas, sebagai
contoh:
1. Masih banyak Balita yang tidak datang penimbangan ke posyandu. Dengan
kunjungan rumah, Balita yang belum pernah ditimbang akan terdeteksi dengan
kegiatan ini dan dianjurkan untuk ke Posyandu atau Puskesmas.
2. Pada Penyakit Tidak Menular (PTM),contoh hipertensi, dari hasil survei,
terdapat 2/3 penderita hipertensi yang belum sadar bahwa mereka menderita
hipertensi. Hanya 1/3 penderita yang mau datang ke Puskesmas/fasilitas
kesehatan. Sehingga dengan pendekatan keluarga akan dapat menjaring seluruh
penderita atau penduduk yang beresiko hipertensi, untuk mau memeriksakan diri
secara teratur ke Posbindu atau Puskesmas.
14
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sehingga kunjungan rumah ini tidak berarti mematikan Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang ada, tetapi justru untuk memperkuat UKBM yang
selama ini dirasakan masih kurang efektif. Hal ini karena ketika saat kunjungan
rumah terdapat anggota keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan,
dapat dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau pelayanan
Puskesmas
A. Pengertian
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
15
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
UKP di Puskesmas dilakukan dalam bentuk rawat jalan (baik kunjungan sehat
maupun kunjungan sakit), pelayanan gawat darurat, pelayanan persalinan normal,
perawatan di rumah, dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan.
Puskesmas berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kadinkes kabupaten/kota sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
16
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Puskesmas Keliling
Puskesmas keliling memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya bergerak
(mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung
Puskesmas. Tujuan dari Puskesmas Keliling adalah untuk meningkatkan
jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat terutama masyarakat
di daerah terpencil/sangat terpencil dan terisolasi baik di darat maupun di pulau-
pulau kecil serta untuk menyediakan sarana transportasi dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan. Fungsi dari Puskesmas Keliling adalah sebagai: (1). sarana
transportasi petugas; (2). sarana transportasi logistik; (3. sarana pelayanan
kesehatan; dan (4). sarana pendukung promosi kesehatan.
17
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sedangkan jejaring Puskesmas terdiri atas klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium,
tempat praktik mandiri tenaga kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
termasuk juga UKBM dan UKS. Kecuali apotek dan laboratorium, Jejaring
Puskesmas wajib melaporkan kegiatan dan hasil pelayanan Kesehatan kepada
Puskesmas.
Salah satu turunan dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja adalah PP
Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko,
dimana dalam lampirannya diatur mengenai perizinan berusaha Puskesmas. Dalam
hal ini, perizinan Puskesmas yang semula berupa izin operasional dan dikeluarkan
oleh instansi pemberi izin setempat, menjadi sertifikat standar yang prosesnya
melalui sistem OSS dan dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal PTSP. Adapun
standar usaha Puskesmas mengacu pada Permenkes Nomor 14 Tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Kesehatan Permenkes baru tersebut tidak mencabut Permenkes 43/2019, karena
masih ada beberapa standar yang mengacu pada Permenkes 43/2019.
SIP merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan kabupaten/kota yang dapat
diselenggarakan secara elektronik maupun non elektronik. Ketentuan terkait dengan
SIP diatur dalam Permenkes Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas.
18
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Pencatatan Puskesmas terdiri dari Data dasar yaitu identitas Puskesmas, wilayah
kerja, sumber daya, sasaran program, dan data program UKM esensial, UKM
pengembangan, UKP, Program lainnya.
Pelaporan terdiri dari laporan data dasar yang dilakukan setiap tahun dan laporan
data program yang dilakukan secara rutin mingguan, bulanan, laporan tahunan serta
laporan tidak rutin.
19
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
A. Pengertian Perkesmas
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah suatu bidang dalam
keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat dengan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif yang
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
Pelayanan Perkesmas merupakan salah satu kegiatan pokok Puskesmas yang telah
ada sejak konsep Puskesmas diperkenalkan. Pelayanan Perkesmas merupakan salah
satu kegiatan pokok Puskesmas yang telah ada sejak konsep Puskesmas
diperkenalkan. Perkesmas awalnya sering disebut dengan Public Health Nursing
(PHN), namun saat ini sering juga disebut dengan Community Health Nursing
(CHN). Perubahan istilah public menjadi community, terjadi di banyak negara
karena istilah “public” sering kali dihubungkan dengan bantuan dana pemerintah
(government subsidy atau public funding), sementara Perkesmas dapat
dikembangkan tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat atau
swasta, khususnya pada sasaran individu (UKP) seperti perawatan kesehatan
individu di rumah atau home health nursing.
B. Tujuan Perkesmas
Tujuan pelayanan Perkesmas adalah Meningkatnya kemandirian individu, keluarga,
kelompok/ masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan dengan pelayanan
keperawatan sesuai kewenangannya sehingga tercapai peningkatan kesehatan
masyarakat yang optimal.
20
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
21
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
22
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
23
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan keluarga
rentan masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini untuk pembangunan
kesehatan atau keluarga berisiko tinggi akibat perilaku hidup tidak sehat, antara
lain:
24
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
a. Keluarga yang mempunyai masalah kesehatan, antara lain bayi risiko tinggi,
balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, TBC, HIV-AIDS, Malaria,
Hipertensi, Diabetes mellitus, Obsesitas, Kanker, gangguan jiwa;
b. Keluarga yang belum pernah kontak dengan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. Keluarga yang belum memiliki akses air bersih dan jamban sehat; dan
d. Keluarga yang belum mempunyai Jaminan Kesehatan Nasional.
3. Sasaran Kelompok:
Sasaran kelompok sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
kelompok masyarakat yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik
kelompok yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi, seperti:
a. Kelompok masyarakat yang terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan/lembaga
pemasyarakatan, industri, pusat rehabilitasi jiwa, pusat pelayanan
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA); dan
b. Kelompok khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu PTM), kelompok balita, kelompok remaja, kelompok ibu hamil,
kelompok ibu menyusui, kelompok penderita penyakit tertentu (jantung,
diabetes mellitus, kanker, dan lain-lain).
4. Sasaran Masyarakat
Sasaran masyarakat sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
masyarakat di suatu desa/kelurahan yang rentan terhadap timbulnya masalah
kesehatan, antara lain:
a. Masyarakat dengan cakupan pelayanan kesehatan yang rendah;
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular;
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian akibat bencana atau akibat lainnya;
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografis sulit seperti daerah terpencil,
perbatasan, dan kepulauan, daerah berkonflik
25
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
26
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
27
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan Perkesmas di dalam gedung
memanfaatkan peralatan yang tersedia di rawat jalan, pelayanan gawat darurat,
dan rawat inap Puskesmas. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan
Perkesmas di luar gedung adalah Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN
Kit) dengan rincian peralatan sesuai dengan yang tertuang dalam Permenkes 43
Tahun 2019 Tentang Puskesmas. Jumlah kit disesuaikan dengan jumlah Perawat
dan beban kerja kegiatan pelayanan Perkesmas yang diselenggarakan Puskesmas,
dimana jumlah minimal adalah 2 (dua) kit untuk setiap Puskesmas.
28
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
29
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
30
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
31
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Pelayanan Perkesmas merupakan bagian dari Pelayanan Keperawatan yang pengaturannya
mengacu pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan. Pelayanan
Perkesmas yang diselenggarakan dalam bentuk kegiatan UKM maupun UKP yang terdiri
atas pengelolaan, asuhan keperawatan dan pembinaan teknis yang dilaksanakan secara
benar, terarah, dan terpadu dengan upaya kesehatan lain diharapkan akan meningkatkan
jangkauan pelayanan kesehatan dan meningkatkan cakupan program, termasuk keluarga
sehat melalui pendekatan keluarga. Selain untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar
individu, peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, dan pemulihan kesehatan serta mencapai kemandirian
kesehatan bagi individu, keluarga, kelompok/masyarakat.
32
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025
2. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelanggaraan Pelaksanaan Program Indonesia dengan Pendekatan Keluarga
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas
9. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional
Perawat
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 279/MENKES/V/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
12. Keputusan Menkes RI tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-
2024
13. Pedoman Penyelenggaraan Keperawatan Kesehatan Masyarakat terintegrasi dengan
Program Indonesia dengan Pendekatan Keluarga
33
MODUL MATA PELATIHAN INTI 1
PERENCANAAN KEGIATAN
PELAYANAN PERKESMAS
1 DESKRIPSI SINGKAT
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama
di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas harus
menyelenggarakan: manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas), pelayanan laboratorium dan kunjungan
keluarga.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus melaksanakan
manajemen Puskesmas secara efektif dan efisien, terdiri dari serangkaian proses kegiatan
meliputi perencanaan, penggerakkan dan pelaksanaan serta pengawasan, pengendalian dan
penilaian kinerja. Seluruh kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait
dan berkesinambungan. Penyelenggaraan pelayanan Perkesmas di Puskesmas juga harus
mengikuti tahapan kegiatan yang mengadopsi dari manajemen Puskesmas, yang dikenal
dengan sebutan pengelolaan Perkesmas. Pengelolaan Perkesmas di Puskesmas merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kegiatan Puskesmas lainnya. Salah satu
bentuk kegiatannya adalah Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas.
1
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan perencanaan kegiatan
pelayanan Perkesmas.
2
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
3
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas mengguankan metode :
1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)
2. Curah Pendapat
3. Praktik
4. Observasi Lapangan (OL)
4
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
5
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator mengucapkan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila
belum pernah menyampaikan sesi materi sebelumnya, fasilitator memulai dengan
perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi kerja, jabatan dalam
pekerjaan dan topik materi yang akan disampaikan.
Fasilitator melakukan bina suasana dengan mengajak peserta untuk mempertunjukkan
yel-yel atau tepuk semangatnya agar peserta fokus dan antusias dalam mengikuti
materi.
Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang Perencanaan
Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok
yang akan disampaikan dengan dengan menggunakan bahan tayang.
7
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 6: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada
peserta
Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawabnya
Fasilitator merangkum pembelajaran mata pelatihan ini bersama-sama dengan peserta.
Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih,
permohonan maaf bila masih ada kekurangan dan salam penutup.
10
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
11
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Dalam mata pelatihan ini fokus terhadap perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas
sebagai bagian dari rencana tahunan Puskesmas. Sebagian tahapan kegiatan di atas yang
mendukung topik mata pelatihan ini akan dijelaskan secara rinci di dalam materi pokok
dan sub materi pokoknya. Jangka waktu penyusunanan perencanaan ini mengikuti
ketentuan penyusunan rencana tahunan Puskesmas dalam Siklus Manajemen Puskesmas.
Gambar 1.
Siklus Manajemen Puskesmas
12
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
A. Persiapan Dokumen
Pada tahap ini, Koordinator Perkesmas dibantu dengan Penanggung Jawab Darbin
Perkesmas mempersiapkan dokumen yang diperlukan sebagai acuan menyusun
perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas meliputi: (1) Rencana Lima Tahunan
Puskesmas, (2) Rencana Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten/
Kota, (3) Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK), (4) Pedoman Manajemen Puskesmas, (5) Pedoman terkait Perkesmas dan
(6) NSPK lainnya terkait penyusunan perencanaan Puskesmas.
13
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
wajib berhak diperoleh setiap warga negara. Di tingkat kabupaten/ kota disebut
SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota.
Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota ini terdiri
atas:
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil
b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
d. Pelayanan kesehatan balita
e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus
j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
k. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis
l. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkandaya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus)
Yang bersifat peningkatan/ promotif dan pencegahan/ preventif mencakup:
a. Peningkatan kesehatan
b. Perlindungan spesifik
c. Diagnosisi dini dan pengobatan tpat
d. Pencegahan kecacatan
e. Rehabilitasi
14
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tabel 1.
Contoh Target Capaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan
Standar teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada SPM bidang kesehatan
mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan. Standar ini bertujuan untuk memberikan kemudahan
kepada pemerintah daerah dalam penyusunan perencanaan untuk pelaksanaan
SPM bidang kesehatan di wilayahnya masing-masing.
15
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Kesehatan Nasional
d. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam rencana
strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
PIS-PK terdiri atas empat area prioritas yang meliputi: penurunan angka kematian
ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan
penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular. 12 indikator
utama sebagai penanda status kesehatan sebuah keluarga yang diukur meliputi:
a. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
c. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
d. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
e. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
f. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
g. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
h. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
i. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
j. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
k. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
l. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
16
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
17
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan keluarga
rentan masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini untuk pembangunan
kesehatan atau keluarga berisiko tinggi akibat perilaku hidup tidak sehat, antara
lain:
a. Keluarga yang mempunyai masalah kesehatan, antara lain bayi risiko tinggi,
balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, TBC, HIV-AIDS, Malaria, Hipertensi,
Diabetes mellitus, Obsesitas, Kanker, gangguan jiwa;
b. Keluarga yang belum pernah kontak dengan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. Keluarga yang belum memiliki akses air bersih dan jamban sehat; dan
d. Keluarga yang belum mempunyai Jaminan Kesehatan Nasional.
3. Sasaran Kelompok
Sasaran kelompok sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
kelompok masyarakat yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik
kelompok yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi, seperti:
a. Kelompok masyarakat yang terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan/lembaga
pemasyarakatan, industri, pusat rehabilitasi jiwa, pusat pelayanan
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA); dan
b. Kelompok khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu PTM), kelompok balita, kelompok remaja, kelompok ibu hamil,
kelompok ibu menyusui, kelompok penderita penyakit tertentu (jantung,
diabetes mellitus, kanker, dan lain-lain).
18
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Sasaran Masyarakat
Sasaran masyarakat sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
masyarakat di suatu desa/kelurahan yang rentan terhadap timbulnya masalah
kesehatan, antara lain:
a. Masyarakat dengan cakupan pelayanan kesehatan yang rendah;
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular;
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian akibat bencana atau akibat
lainnya;
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografis sulit seperti daerah
terpencil, perbatasan, dan kepulauan, daerah berkonflik; dan
e. Masyarakat di daerah Komunitas Adat Terpencil (KAT).
Dalam penyusunan target dan sasaran pelayanan Perkesmas untuk sebuah Puskesmas
dipilih dari berbagai jenis sasaran yang tersebut di atas sesuai prioritas masalah
pelayanan Perkesmas, kemudian baru ditentukan targetnya dalam rangka mendukung
pencapaian target indikator kinerja Puskesmas dan peningkatan Indeks Keluarga
Sehat (IKS) tingkat Puskesmas.
19
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
a. Pelaksana Perkesmas
1) Pelaksana Perkesmas adalah seluruh tenaga Perawat di Puskesmas.
2) Tugas dan fungsi pelaksana Perkesmas:
Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sesuai kualifikasi pendidikan dan jabatan fungsional perawat
Menyusun dokumentasi asuhan keperawatan pada kartu asuhan
keperawatan dan pencatatan lainnya sesuai kebutuhan
Berkoordinasi dengan penanggung jawab darbin Perkesmas terkait
asuhan keperawatan klien kelolaannya
Menyusun dan menyampaikan hasil asuhan keperawatan yang
dikelolanya kepada kepada penanggung jawab darbin Perkesmas
3) Pelaksanaan tugas dan fungsi pelaksana Perkesmas sesuai dengan
kualifikasi pendidikan dan jabatan fungsional Perawat di Puskesmas
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
20
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
c. Koordinator Perkesmas
1) Pelayanan Perkesmas merupakan tanggung jawab Kepala Puskesmas
dibantu oleh penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas dengan
berkoordinasi bersama penanggung jawab program lainnya.
2) Dalam pelaksanaannya, Kepala Puskesmas menunjuk Perawat sebagai
koordinator Perkesmas dengan memperhatikan usulan penanggung jawab
UKM Esensial dan Perkesmas.
3) Persyaratan kualifikasi koordinator Perkesmas adalah Perawat profesi dan
telah berpengalaman sebagai penanggung jawab Darbin minimal satu tahun.
4) Tugas koordinator Perkesmas:
Melakukan pengelolaan pelayanan Perkesmas tingkat Puskesmas;
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di
Puskesmas dan wilayah kerjanya;
Bertugas sebagai pelaksana Perkesmas;
Melakukan pembinaan teknis pelayanan Perkesmas;
Menyusun register pelayanan Perkesmas;
Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat maupun laporan lainnya kepada penanggung jawab UKM
esensial dan Perkesmas; dan
Melakukan evaluasi (penilaian kinerja Perkesmas) dan menyusun
laporan evaluasi hasil kegiatan pelayanan Perkesmas di Puskesmas.
21
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Dalam hal belum terdapat Perawat profesi di suatu Puskesmas maka tugas dan
fungsi dari penanggung jawab darbin Perkesmas dan koordinator Perkesmas dapat
dilakukan oleh Perawat vokasi setelah diberikan penugasan kewenangan Perawat
profesi mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu:
Mendapat kesesuaian kompetensi melalui pelatihan dan/atau pengembangan
kompetensi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Mendapat surat tugas pelaksanaan kewenangan Perawat profesi yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Dalam hal Puskesmas telah memiliki Perawat profesi maka surat tugas Perawat
vokasi dengan kewenangan Perawat profesi dinyatakan berakhir.
2. Biaya/Anggaran
Alokasi biaya/ anggaran yang diperuntukkan untuk pencapaian target dan sasaran
pelayanan Perkesmas dapat dilihat melalui dokumen Rencana Kerja Anggaran
(RKA) Puskesmas dan berkoordinasi dengan Penanggung Jawab UKM Esensial
dan Perkesmas.
22
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tabel 2.
Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit)
Jumlah Minimal
No Jenis Peralatan
Peralatan
I. KIT KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
a. Alat Kesehatan
1. Alat Test Darah Portable/rapid diagnostic test 1 unit
(Hb, Gula darah, Asam Urat, Kolesterol)
2. Gunting Angkat Jahitan 1 buah
3. Gunting Jaringan 1 buah
4. Gunting Verband 1 buah
5. Klem Arteri 1 buah
6. Nierbeken 1 buah
7. Palu Reflex 1 buah
8. Pen lancet 1 buah
9. Pinset Anatomis 1 buah
10. Pinset Cirurgis 1 buah
11. Alat pengukur tekanan darah/tensimeter 1 buah
dengan menset untuk dewasa dan anak
12. Stetoskop Anak 1 buah
13. Stetoskop Dewasa 1 buah
14. Termometer 1 buah
15. Timbangan Badan Dewasa 1 buah
b. Perbekalan Kesehatan Lain
1. Bak Instrumen dilengkapi Tutup 1 buah
2. Mangkok Iodine 1 buah
3. Mangkok Kapas Steril 1 buah
4. Mangkok dilengkapi tutup 1 buah
5. Penlight 1 buah
II. BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
1. Alat tenun perawatan luka 1 buah
23
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
No Jumlah Minimal
Jenis Peralatan
2. Peralatan
3. Alkohol 70% kemasan botol 100 ml 1 botol
Alkohol Swab 1 box
4.
Blood Lancet 1 box
5.
Handscrub 1 botol
6.
Kasa Hidrofil Steril uk 16 cm x 16 cm kemasan 1 dos
dos isi 16 lembar
7.
Masker 1 buah
8.
NaCl 0,9 % kemasan botol 500 ml 1 botol
9.
Pembalut (gulung) hidrofil 4 m x 5 cm 10 roll
10.
Plester 1 roll
11.
Povidon Iodida larutan 10% 1 botol
12.
Refill Strip Asam Urat 1 buah
13.
Refill Strip Glukosa 1 buah
14.
Refill Strip Haemoglobin Darah 1 buah
15.
Refill Strip Kolesterol 1 buah
16.
Rivanol 1 botol
17.
Sarung Tangan Non Steril 1 pasang
18.
Sarung Tangan Steril 1 pasang
19.
Sudip Lidah 1 buah
III.
PERLENGKAPAN
1.
Duk Biasa 1 buah
2.
Duk Bolong 1 buah
3.
Meteran Gulung 1 buah
4.
Perlak Besar 1 buah
5.
Perlak Kecil 1 buah
6.
Tas Kanvas tempat kit 1 buah
D. Analisa Situasi
Koordinator Perkesmas dan Tim ikut berpartisipasi dalam melakukan analisa situasi
yang diselenggarakan oleh Puskesmas di wilayah kerjanya. Tahapan kegiatan analisa
situasi ini mengacu pada Pedoman Manajemen Puskesmas. Hasil analisa situasi yang
diperoleh kemudian dijadikan dasar untuk selanjutnya mengidentifikasi masalah
kesehatan dalam pelayanan Perkesmas.
24
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Dari hasil analisis situasi, langkah selanjutnya adalah perumusan masalah pelayanan
Perkesmas yang dikoordinir oleh Koordinator Perkesmas. Masalah disini adalah
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapan dilakukan melalui: identifikasi
masalah, penetapan urutan prioritas masalah, akar penyebab masalah dan penetapan cara
pemecahan masalah.
Tabel 3.
Contoh Tabel Identifikasi Masalah Pelayanan Perkesmas
Keterangan:
Upaya diisi kegiatan Puskesmas yang melibatkan pelayanan Perkesmas
Target diisi berdasarkan hasil penentuan target Puskesmas berdasarkan: target
pencapaian SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota atau ditentukan dari dinas
kesehatan kabupaten /kota atau Puskesmas sesuai dengan ketersediaan sumber
daya yang tersedia
Pencapaian diisi jumlah pencapaian dari seluruh daerah binaan di wilayah kerja
Puskesmas. Kesenjangan yang ada antara pencapaian dan target merupakan
masalah yang ditemukan
Masalah Kesehatan diisi dengan perumusan mencakup apa masalahnya, siapa
yang terkena masalah, kapan masalah itu terjadi, dimana terjadinya, mengapa
masalah terjadi dan bagaimana masalah terjadi (5 W dan 1H). Contoh: “Masih
tingginya angka kematian balita akibat diare yaitu sebesar 20% di desa A, wilayah
Puskesmas X, pada tahun 2006”
25
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tabel 4.
Contoh Penetapan Urutan Masalah Pelayanan Perkesmas
26
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Penetapan urutan prioritas masalah ini harus menjadi kesepakatan semua anggota
Tim Perkesmas, sehingga diharapkan semua anggota akan bertanggung jawab
terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan ke depan. Bila tidak dicapai kesepakatan
dalam tim maka dapat ditempuh dengan menggunakan metode lain seperti: Focus
Group Discussion (FGD), MCUA (Multi Criteria Utility Assesment), NGT
(Nominal Group Technique), Brainstorming, dll.
27
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Gambar 2.
Contoh Fishbone
penyebab akibat
28
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
c. Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak dibawahnya
dengan arah panah menuju ke kotak masalah.
d. Lakukan curah pendapat dan fokuskan pada masing-masing kategori.
e. Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori utama
yang lain.
f. Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub
penyebab dan letakkan pada kotak yang ada dibawahnya.
g. Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi, tidak sesuai dengan masalah, dan lain-lain.
Gambar 3.
Contoh Pohon Masalah
Penyebab
Akar Penyebab
29
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tipe brainstorming
a. Terstruktur, tiap anggota tim menyampaikan ide/gagasan bergiliran
b. Tidak terstruktur, tiap peserta yang mempunyai ide/gagasan dapat langsung
menyampaikannya
Langkah-langkah brainstorming :
a. Tetapkan suatu topik/masalah sejelas mungkin.
b. Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami dan
memikirkannya.
c. Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat, misalnya 30-45
menit.
d. Anggota tim menyampaikan ide.
e. Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi, gunakan curah
pendapat terstruktur sehingga seluruh anggota mempunyai kesempatan yang
sama. Bila yang dipilih secara terstruktur, anggota yang tidak menyampaikan
pendapat pada gilirannya harus mengucapkan “Pass” dan kesempatan
diberikan pada anggota berikutnya.
f. Beri dorongan/ rangsangan agar anggota berani memberikan/ mengajukan
pendapat.
30
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Usulan kegiatan pelayanan Perkesmas yang dibahas disini meliputi: Rancangan usulan
kegiatan pelayanan Perkesmas dan Rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) pelayanan
Perkesmas.
31
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Perkesmas. Rancangan usulan ini diharapkan dapat menjadi bagian dari Rencana
Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas. Rancangan usulan kegiatan pelayanan
Perkesmas ini harus segera diselesaikan sesuai batas waktu yang ditentukan oleh
Kepala Puskesmas. Cara penyusunan rancangan usulan kegiatan pelayanan
Perkesmas mengikuti formulir RUK Puskesmas terlampir.
32
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
33
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
34
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Setiap Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan harus menyelenggarakan kegiatan pelayanan Perkesmas. Pelayanan ini
dilaksanakan oleh Puskesmas bertahap sesuai dengan sumber daya dan kemampuan yang
dimiliki oleh masing-masing Puskesmas. Agar pelayanan Perkesmas dapat diberikan
secara efektif dan efisien, maka perlu dikelola dengan baik mengacu pada prinsip-prinsip
manajemen Puskesmas, salah satunya adalah menyusun perencanaan kegiatan pelayanan
Perkesmas.
35
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
6. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
7. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD)
8. https://agenpreventif.blogspot.com/2020/04/metode-menentukan-prioritas-
masalah.html. Diakses tanggal 9 Juli 2021
9. https://didiksetiawan11.wordpress.com/2015/06/02/pengolahan-data-dan-
penyajian-data. Diakses tanggal 9 Juli 2021
36
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10 LAMPIRAN
1. Formulir Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas
2. Formulir Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Tahunan Puskesmas
3. Formulir Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Bulanan Puskesmas
4. Panduan Praktik
37
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 1.
FORMULIR
RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK) PUSKESMAS
38
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 2.
FORMULIR
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PUSKESMAS
39
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 3.
FORMULIR
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) BULANAN PUSKESMAS
40
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 4.
PANDUAN PRAKTIK
Tujuan:
Setelah melakukan praktik ini, peserta mampu menyusun Perencanaan Kegiatan Pelayanan
Perkesmas.
Petunjuk:
1. Kelas Besar : Pengantar (10 menit)
a. Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator (yang sebelumnya
menyampaikan teori) memperkenalkan tim fasilitator lainnya yang akan
terlibat dalam penugasan
b. Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator menyampaikan langkah- langkah
atau petunjuk proses penugasan praktik penyusunan perencanaan kegiatan
pelayanan Perkesmas yang dilakukan
c. Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator membagi peserta menjadi
kelompok masing-masing berisi 6 orang dibantu panitia (5 kelompok didampingi 1
fasilitator per kelompok dan dibuat urutan nomor peserta untuk memudahkan
pembagian tugas penyajian hasil praktik ke depan
41
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
42
MODUL MATA PELATIHAN INTI 2
ASUHAN KEPERAWATAN
DI PUSKESMAS DAN
WILAYAH KERJA
PUSKESMAS
1
2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan Asuhan
Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas.
2
3 MATERI POKOK dan
SUB MATERI POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Asuhan Keperawatan Individu
a. Pengkajian Keperawatan Individu
b. Diagnosis Keperawatan Individu
c. Rencana tindakan Keperawatan Individu
d. Pelaksanaan tindakan Keperawatan Individu
e. Evaluasi Keperawatan Individu
2. Asuhan Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian Keperawatan Keluarga
b. Diagnosis Keperawatan Keluarga
c. Rencana Keperawatan Keluarga
d. Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
e. Evaluasi Keperawatan Keluarga
3. Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat
a. Pengkajian Keperawatan Kelompok/Masyarakat
b. Diagnosis keperawatan Kelompok/Masyarakat
c. Rencana Keperawatan Kelompok/Masyarakat
d. Pelaksanaan Keperawatan Kelompok/Masyarakat
e. Evaluasi Keperawatan Kelompok/Masyarakat
4. Integrasi Pelayanan Perkesmas dengan Pendekatan Keluarga
a. Persiapan pelaksanaan kunjungan keluarga
b. Kunjungan keluarga dan intervensi awal
c. Analisis hasil kunjungan keluarga dan Rencana Intervensi Lanjut
d. Pelaksanaan Intervensi Lanjut
3
4 METODE
Mata pelatihan Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya menggunakan
metode :
4
5 MEDIA DAN ALAT BANTU
Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Asuhan Keperawatan di
Puskesmas dan Wilayah Kerjanya meliputi:
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Laporan kegiatan perkesmas peserta
9. Data keluarga sehat di wilayah Puskesmas peserta
10. Profil Puskesmas peserta
11. Hasil Survey mawas diri di wilayah kerja Puskesmas peserta
12. Lembar kasus
13. Panduan studi kasus
5
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat.
Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas maka mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi
tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang apa yang dimaksud dengan Asuhan
Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas dengan pendekatan keluarga.
dengan metode curah pendapat (brainstorming).
Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang Asuhan
Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas dengan menggunakan bahan
tayang.
6
keperawatan pada keluarga, kelompok/masyarakat, dan integrasi dengan pendekatan
keluarga.
Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penyaji.
Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil diskusi dan pembuatan
rancangan asuhan keperawatan pada keluarga, kelompok/ masyarakat, dan integrasi
dengan pendekatan keluarga.
Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses diskusi.
7
7 URAIAN MATERI
Tanggung jawab utama perawat Komunitas adalah keseluruhan populasi dengan tujuan
yang akan diwujudkan dalam pelayanan praktik keperawatan kesehatan komunitas
adalah pencapaian jadi diri klien secara maksimal dalam penanggulangan masalah
kesehatannya, kemampuan beradaptasi, kemampuan berperan secara efektif serta
terhindar dari gejala abnormal.
8
B. FILOSOFI/ PARADIGMA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Filosofi keperawatan kesehatan komunitas digambarkan dalam empat aspek
paradigma yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
1. Manusia
Komunitas sebagai klien individu, keluarga kelompok atau masyarakat pada wilayah
dengan batas geografis tertentu yang memiliki keyakinan, minat yang relatif sama
serta berinteraksi untuk mencapai tujuan. Komunitas sebagai klien dengan prioritas
perhatian khusus pada kasus resiko tinggi, daerah terpencil, konflik, rawan dan
kumuh.
2. Kesehatan
Suatu kondisi terbebas dari tanda atau gejala penyimpangan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia serta Keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
dalam mengatasi stresor. Perawat memandang sehat mencakup semua tingkatan
sejahtera yaitu pencapaian jati diri, kemampuan beradaptasi, dapat berperan secara
efektif dan terhindar dari gejala abnormal.
3. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal yang mempenngaruhi klien/komunitas
mencakup bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi atau tindakan yang bertujuan untuk menekan stresor atau meningkatkan
kemampuan komunitas menghadapi stresor melalui Upaya pencegahan primer,
sekunder, dan tersier
9
C. PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
Praktik Keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat professional melalui
kerjasama kolaborasi dengan klien dan tenaga Kesehatan lainnya pada saat memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Praktik
keperawatan sebagai tindakan keperawatan professional menggunakan pengetahuan
teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar (biologi, fisik, biomedik,
perilaku, sosial) dan ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan asuhan
keperawatan.
Proses keperawatan adalah ” Suatu rangkaian pemecahan masalah yang sistematis dan
ilmiah yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dan
membantu klien mengatasi masalah keperawatan atau meningkatkan kemandiriannya
dalam mencapai status fungsi yang optimal.
10
Karakteristik Praktik Perkesmas :
1. Praktik keperawatan kesehatan komunitas meningkatkan dan memelihara kesehatan
populasi dengan mengintegrasikan skill dan pengetahuan yang relevan dengan
keperawatan dan kesehatan masyarakat
2. Praktik keperawatan komunitas adalah general dan komprehensif, tidak terbatas
terhadap usia atau diagnosa tertentu; Mengambil tempat di berbagai tatanan/
setting; Memanfaatkan berbagai peran keperawatan profesional
3. Pelayanan diberikan berkelanjutan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
di komunitas dengan mengaplikasikan promosi kesehatan, pendidikan kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, koordinasi, pelayanan berkelanjutan
4. Fokus intervensi keperawatan pada pelayanan primary prevention, secondary
prevention, tertiary prevention.
5. Penekanan penanganan masalah kesehatan populasi dari pada individu
6. Penekanan pelayanan komprehensif dan berkelanjutan dari pada. Short term dan
episodic
7. Interaksi antara perawat dan klien equal; lebih besar kerjasama dengan segmen
kemasyarakatan lain
8. Memandang sehat mencakup semua tingkatan sejahtera mencakup pencapaian jati
diri, kemampuan beradaptasi, dapat berperan secara efektif dan terhindar dari gejala
abnormal
9. Adanya Autoritas, Akontabilitas, Pengambilan keputusan mandiri, Kolaborasi
multidisiplin dalam membantu penyelesaian masalah klien,
10. Mengadakan advokasi dalam mengatasi masalah klien dan memfasilitasi
pemberdayaan potensi organisasi dan system klien.
11. Kegiatan Praktik keperawatan komunitas antara lain :
a. Menyediakan pelayanan pada Masyarakat
b. Melayani klien pada semua umur dan lebih berfokus pada penanganan
masalah populasi daripada individu
c. Kolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu
d. Menunjang klien berpartisipasi aktif dalam aktifitas promkes dan
memandang sehat dalam rentang sehat-sakit
e. Fokus utama intervensi melaksanakan upaya tingkat pencegahan primer,
sekunder, dan tersier
11
Standar Praktik Keperawatan Kesehatan Masyarakat :
1. Perawat mengaplikasikan konsep teori sebagai dasar keputusan praktik
2. Perawat secara sistematis mengumpulkan data yang komprehensif dan akurat
3. Perawat menganalisa data tentang masyarakat, kelompok, keluarga, dan individu
untuk menetapkan diagnosa Keperawatan
4. Pada setiap tingkat pencegahan perawat mengembangkan rencana tindakan
keperawatan yang spesifik sesuai kebutuhan klien
5. Perawat melakukan tindakan sesuai rencana untuk meningkatkan, mempertahankan
dan memelihara kesehatan; penanganan masalah keperawatan aktual, mencegah
penyakit, dan rehabilitasi
6. Perawat mengevaluasi respon masyarakat / komunitas, keluarga dan individu
terhadap hasil intervensi, menetapkan kemajuan terhadap pencapaian tujuan serta
perbaikan data dasar, diagnosa dan rencana.
7. Perawat berpartisipasi dalam peer review dan evaluasi lain untuk menjamin
kualitas praktik keperawatan. Perawat memikul tanggung jawab untuk
perkembangan profesional dan berkontribusi terhadap pertumbuhan profesi lain.
8. Perawat berkolaborasi dengan provider kesehatan lain, tenaga profesional, dan
perwakilan komunitas dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, serta program
evaluasi terhadap kesehatan komunitas
9. Perawat berkontribusi terhadap riset teori dan praktik CHN
12
3. Berkaitan dengan satu rumah sakit/ Berkaitan dengan semua institusi dan
satu institusi agensi komunitas dan internasional
5. Menerima petunjuk terapi medic dari Menerima petunjuk terbatas dari pelayanan
resep dokter keperawatan, rentang kewenangan medic dan
secara tidak langsung di home health care
13
Peran Perawat Komunitas :
Saat ini peran perawat komunitas masih masa Transisi dalam proses berubah. Tingkat
perawat praktisi banyak melakukan primary care dan promosi kesehatan terhadap
individu dan Perawat dituntut dapat fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan
kebutuhan dan situasi klien.
Berbagai faktor yang mempengaruhi Peran Perawat saat ini antara lain : Kebijakan
organisasi; Norma sosial dan budaya komunitas; Persepsi masyarakat terhadap CHN;
serta Kemampuan Perawat yang ada diberbagai tatanan.
Peran Pelaksana
a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada klien yang diberikan kepada klien
individu, keluarga, kelompok di masyarakat sepanjang rentang sehat- sakit
b. Lingkup pelayanan keperawatan komunitas
Pencegahan primer
- Pencegahan sekunder
- Pencegahan tersier
14
Fungsi Perawat terkait Peran Pelaksana
a. Memberikan perawatan langsung kepada klien : ROM, Pengobatan,
Pemeliharaan kebersihan, Adaptasi lingkungan, ambulasi, treatment
b. Memberikan perawatan tidak langsung : Koordinasi pelayanan keperawatan,
penjelasan pelayanan yang tersedia, rujukan ke sumber di komunitas
c. Membina aktifitas pemeliharaan Kesehatan
- Mengkaji & menunjang praktik perilaku sehat
- Mendukung potensi keluarga
Peran Pendidik
a. Peran pendidik penting bagi perawat komunitas karena tujuan utama CHN adalah
kemandirian klien
b. Tujuan Pendidikan kesehatan :
- Mampu mengambil keputusan yang baik tentang pelayanan kesehatan
- Mampu memulai perilaku yang bermanfaat bagi kesehatan
- Mampu merubah perilaku yang membahayakan kesehatan.
Peran Pengelola
a. Ketrampilan mengelola : Mengkoordinir aktifitas orang lain untuk mencapai
tujuan spesifik
15
b. Perawat mempunyai posisi ideal sebagai koordinator karena memahami
kebutuhan klien
c. Koordinasi adalah proses mengorganisasikan dan memadukan pelayanan
seghingga efisien
Peran Peneliti
a. Peneliti mengekplorasi fenomena
b. Penelitian yang berfokus pada kegiatan investigasi menjadi tg.jwb. Semua
perawat
c. Riset yang efektif didasarkan semangat inquiry, keterbukaan pemikiran,
kemampuan observasi, dan analisa informasi dan situasi
WEWENANG PERAWAT
Berdasarkan UU nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan, dinyatakan bahwa
Kewenangan Perawat di pelayanan kesehatan mencakup kewenangan Perawat terkait
Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan.
16
1. Wewenang Perawat dalam Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Melakukan pengkajian keperawatan kesmas di tingkat keluarga dan masyarakat
b. Menetapkan permasalahan keperawatan kesmas
c. Membantu penemuan kasus penyakit
d. Merencanakan tindakan keperawatan kesmas
e. Melakukan rujukan kasus
f. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesmas
g. Menjalin kemitraan, pemberdayaan dan advokasi dalam perawatan
kesmas
h. Mengelola kasus / Case Management
i. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif
2. Wewenang Perawat dalam Upaya Kesehatan Perorangan
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
b. Menetapkan diagnosis keperawatan
c. Merencanakan tindakan keperawatan
d. Melaksanakan tindakan keperawatan
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan
f. Melakukan rujukan
g. Memberi tindakan gadar sesuai dg kompetensi
h. Memberi konsultasi keperawatan & berkolaborasi dg dokter
i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep
tenaga medis atau obat bebas dan bebas terbatas
17
Pengkajian pada individu rawat jalan dilakukan secara singkat dan fokus pada
keluhan yang dirasakan. Pengkajian pada individu yang dirawat di Puskesmas
dilakukan secara komprehensif. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain:
1. Identitas
a. Nama Individu yang sakit
b. Diagnosa medis
c. Sumber dana kesehatan
d. Rujukan dokter/RS
2. Keadaan Umum
3. Sirkulasi/Cairan
4. Pernafasan
5. Pencernaan
6. Perkemihan
7. Muskuloskeletal
8. Neurosensori
9. Kulit
10. Tidur dan istirahat
11. Mental
12. Komunikasi dan budaya
13. Kebersihan diri
14. Perawatan diri sehari-hari
15. Keterangan tambahan terkait individu
18
pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan petunjuk
dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan, atau
mengeliminasi masalah kesehatan klien.
1. Rumusan Tujuan
Tujuan adalah petunjuk untuk menyeleksi intervensi keperawatan dan kriteria
hasil dalam mengevaluasi intervensi yang telah diberikan, dalam menetapkan
tujuan dan ukuran hasil yang diharapkan ditekankan pada diagnosa, masalah yang
mendesak, dan sumber-sumber klien serta sistem pelayanan keperawatan
2. Menetapkan Intervensi
Rencana Tindakan/intervensi ditetapkan, meliputi:
a. Intervensi mandiri (independent): tindakan yang diprakarsai sendiri oleh
perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya atau menanggapi
reaksi karena adanya stressor (penyakit), misalnya:
1) Membantu klien dalam melakuan kegiatan sehari-hari
2) Memberikan perawatan kulit untuk mencegah dekubitus
3) Memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya secara wajar
4) Menciptakan lingkungan terapeutik
b. Intervensi saling ketergantungan (interdependent/kolaborasi): tindakan
keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim perawatan atau dengan tim
kesehatan lainnya seperti dokter, fisioterapi, analis kesehatan dan sebagainya,
misalnya dalam hal:
1) Pemberian obat-obatan sesuai dengan instruksi dokter
2) Pemberian infus
c. Intervensi rujukan/ketergantungan (dependent): tindakan keperawatan atas
dasar rujukan dari profesi lain, diantaranya dokter, psikolog, psikiater, ahli
gizi, fisioterapi, dan sebagainya, misalnya:
1) Pemberian makan pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli
gizi
2) Latihan fisik – ahli fisioterapi
19
D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Individu
Pelaksanaan atau implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan.
20
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN TUBERKULOSIS
Pengkajian
1. Riwayat kesehatan:
a. Riwayat masa lalu: riwayat TBC Paru pada keluarga, riwayat pengobatan TBC,
PMO, kebiasaan/ perilaku membuang dahak sembarangan, merokok
b. Riwayat saat ini: kaji adanya batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih, batuk
dahak bercampur darah, sesak nafas, badan lemas (malaise), nafsu makan menurun,
berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, sulit tidur,
demam/ meriang lebih dari satu bulan
2. Pemeriksaan fisik, meliputi:
a. Tanda vital: suhu badan, frekuensi pernafasan, pola pernafasan, frekuensi nadi;
berat badan (turun atau tetap dalam 6 bulan terakhir), tekanan darah.
b. Fokus pemeriksaan fisik pada pasien TBC
1) Perkusi didapatkan suara redup
2) Auskultasi suara nafas; adanya bronchial, suara nafas tambahan: ronki basah
kasar dan nyaring area paru
3) Retraksi otot-otot interkostal
3. Pemeriksaan diagnostik meliputi:
a. Pemeriksaan sputum (Sewaktu Pagi Sewaktu/ SPS)
b. Ziehl Neelsen (pemeriksaan BTA)
c. Test kulit (Protein Purified Derivate/ PPD atau Mantoux test)
d. Foto torak
4. Pengkajian lingkungan: data kondisi lingkungan rumah pasien TBC, diantaranya
pencahayaan sinar matahari, ventilasi udara, jenis lantai.
5. Pengkajian psikososial: kaji perasaan isolasi, penolakan lingkungan, perubahan harga
diri, peran, strategi koping; kaji sistem pendukung termasuk keluarga, orang yang
berarti dan teman; aktivitas kehidupan sehari-hari termasuk perubahan yang terjadi;
status pekerjaan, aktivitas sosial, hobi, dan sumber finansial.
6. Pengkajian kebutuhan pembelajaran klien dan keluarga (terkait 5 tugas keluarga)
21
Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan kajian data yang diperoleh maka diagnosis keperawatan yang dapat ditemukan pada
klien dengan tuberkulosis paru adalah sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Risiko koping individu tidak efektif
4. Manajemen kesehatan tidak efektif
Rencana Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Tujuan:
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 6 kali klien dapat mempertahankan jalan nafas
yang efektif.
Kriteria hasil:
Klien dapat: mengeluarkan sekret tanpa bantuan, menunjukkan perilaku untuk
memperbaiki/ mempertahankan bersihan jalan nafas, berpartisipasi dalam program
pengobatan.
Rencana tindakan:
a. Monitor fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan
penggunaan otot aksesori)
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan dahak melalui batuk efektif (catat
karakteristik dahak, jumlah sputum dan adanya hemoptisis)
c. Lakukan latihan batuk efektif dan nafas dalam
d. Anjurkan klien mempertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari
e. Berikan obat–obatan sesuai indikasi seperti agen mukolitik bronkhodilator
f. Libatkan keluarga memantau klien melakukan latihan batuk efektif dan nafas dalam
22
Kriteria hasil:
Klien dapat melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan /atau
mempertahankan berat badan yang tepat.
Rencana tindakan:
a. Identifikasi pola diet klien terkait makanan yang disukai/ tidak disukai
b. Catat status nutrisi klien (turgor kulit, berat badan, integritas mukosa oral,
kemampuan menelan, riwayat mual/ muntah atau diare)
c. Monitor anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan
pemberian obat
d. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang kebutuhan gizi seimbang (tinggi kalori
dan protein dengan porsi kecil tetapi sering)
e. Libatkan keluarga dalam mengawasi asupan nutrisi
f. Monitor berat badan setiap bulan
g. Ajarkan klien dan keluarga dalam menyusun menu seimbang sesuai kebutuhan
klien
Kriteria hasil:
Klien mampu: menunjukkan kepatuhan dengan minum obat anti TBC setiap hari.
Rencana tindakan:
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang pengobatan TBC
b. Berikan informasi tertulis khusus pada klien sebagai panduan (jadwal obat)
c. Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang alasan pengobatan dalam jangka waktu
yang panjang, dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan, efek samping
obat dan cara mengatasinya serta dampak putus obat
d. Diskusikan penerimaan klien dan keluarga terhadap TBC Paru, hal-hal yang perlu
dilakukan dan harapan,
23
e. Libatkan keluarga dalam pemberian dukungan pada klien berupa dukungan
informasional, emosional, penghargaan dan instrumental.
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai rencana dengan melibatkan anggota keluarga
di dalam setiap tindakan keperawatan agar klien dan keluarga memiliki
24
kemampuan kognitif, afektif serta psikomotor dalam mengatasi masalah tuberkulosis paru.
Disamping itu, perawat dapat memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dalam keluarga
dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat keluarga.
Evaluasi
Tahap selanjutnya adalah melakukan penilaian (evaluasi) terhadap respon verbal dan non
verbal klien selama melakukan tindakan keperawatan untuk melihat keberhasilan dari
tindakan keperawatan yang dilakukan. Evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan nafas dalam batas normal
2. Tidak ada sesak nafas
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan adekuat
4. Klien mampu mendemonstrasikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
5. Klien mampu melakukan cara-cara untuk mencegah penularan
6. Pengetahuan klien dan keluarga meningkat tentang perawatan, pengobatan dan
pencegahan penularanTBC Paru
7. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah penularan TBC
8. Keluarga terlibat aktif dalam perawatan klien TBC Paru
9. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengatasi TBC Paru
Proses keperawatan pada umumnya terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian, analisa/
perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengkajian merupakan
tahap pertama dalam proses keperawatan merupakan tahap kritikal dan kemungkinan dapat
menentukan keberhasilan tahap berikuntuknya. Mengingat tahap pengkajian memegang
peran kunci penerapan proses keperawatan, maka pengkaji (Assessor) harus memahami
betul lingkup area serta berbagai metode dan tool untuk mengkaji dan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengkajian.
25
A. Pengkajian Keperawatan Keluarga
Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan dan merupakan tahap
yang kritikal menuruntuk Shaw, 1993. Sedangkan menuruntuk Yura & Walsh
(1988), Pengkajian merupakan suatu tindakan peninjauan situasi manusia untuk
memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan situasi penyakit,
diagnosa masalah klien, penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi Kesehatan
klien. Data yang dikumpulkan dalam pengkajian mencakup data subyektif dan
objektif. Data diperoleh dari apa yang diungkapkan klien secara verbal kepada
perawat atau diperoleh melalui observasi langsung dan pengukuran atau hasil
konsultasi dengan pemberi pelayanan Kesehatan lain. Berbagai sumber dapat
digunakan dalam pengkajian, tetapi pengkajian fisik merupakan elemen essensial
yang perlu dilakukan untuk memvalidasi riwayat atau mengidentifikasi area yang
perlu diekplorasi lebih jauh.
1. Sumber Data
Sumber data dalam pengkajian keluarga dapat diperoleh dari interview dengan
klien berkaitan dengan kejadian sebelumnya dan kejadian sekarang, penilaian
subyektif misalnya pengalaman setiap anggota keluarga, maupun temuan yang
objektif misalnya hasil observasi berbagai fasilitas yang ada dirumah keluarga.
Sumber data keluarga dapat juga diperoleh dari informasi yang tertulis atau lisan
dari berbagai agensi yang berhubungan atau bekerjasama dengan keluarga, atau
informasi dari anggota tim Kesehatan lain.
26
kerangka konsep yang diyakini perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga. Beberapa tehnik pengkajian telah dikembangkan antara lain yang dapat
digunakan dalam pengkajian keluarga adalah genogram dan ecomap. Genogram
dan ecomap ini merupakan komponen essensial dalam pengkajian keluarga.
Ecomap atau ecologi map adalah diagram hubungan antar anggota keluarga
sebagai unit dan hubungannya dengan komunitas di lingkungannya. Ekologi
merupakan cabang ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme dengan organisme lain di lingkungannya. Blangko ecomap yang
kosong terdiri dari lingkaran besar dengan lingkaran kecil di sekitarnya.
Kemudian untuk melengkapinya genogram keluarga ditempatkan di tengah
gambar lingkaran besar dan lingkaran kecil yang ada diluar sekitar lingkaran
besar merupakan masyarakat, agensi atau institusi yang mempunyai makna dalam
kontek keluarga. Diagram ecomap ini dapat memberikan gambaran kekuatan dan
keluargaemahan sistem dukungan sosial di keluarga.
Tool atau instrumen lain yang dapat dikembangkan oleh perawat guna
mengumpulkan data keluarga antara lain adalah pedoman observasi,
27
angket atau pedoman wawancara. Penggunaan Instrumen ini sudah biasa
digunakan dalam asuhan keperawatan keluarga, namun perlu dipertimbangkan
Kesehatanesuaiannya dengan tujuan atau data yang akan dicari. Pedoman
observasi seharusnya berisikan pedoman untuk melakukan pengamatan terhadap
suatu gejala atau kondisi subyek yang diamati misalnya perilaku interaksi anggota
keluarga, kondisi/ karakteristik sarana fisik di lingkungan rumah. Pedoman
wawancara seharusnya berisikan pertanyaan tentang fakta atau informasi segala
sesuatu yang berkaitan dengan subyek atau pengalaman dan pengetahuan subyek
tentang kejadian spesifik. Pedoman wawancara dapat juga berisikan pertanyaan
tentang persepsi atau perasaan subyek terhadap dirinya, orang lain, atau suatu
kejadian serta alasan subyek dengan perilakunya. Sedangkan angket yang
terstruktur biasanya untuk mendapatkan data yang konkrit/ objektif, jelas dan
subyek tinggal memilih skala yang telah disediakan atau mengisi dengan jawaban
yang tegas.
28
dikaitkan dengan bagaimana individuividu secara aktual dibantu dalam
berhubungan satu dengan lainnya atau berbagai aspek kehidupan keluarga saat
ini. Aspek instrumental fungsi keluarga adalah aktifitas hidup sehari-hari seperti
makan, tidur, pemeliharaan Kesehatan. Aspek ekspresive fungsi keluarga adalah
fungsi emosi, komunikasi verbal dan nonverbal, pemecahan masalah, keyakinan
dan lain-lain.
3. Pelaksanaan Pengkajian
Hubungan saling percaya perawat dengan klien/ keluarga merupakan langkah
awal yang perlu diciptakan sebelum melakukan intervensi keperawatan.
Hubungan saling percaya ini dapat diupayakan dengan memunculkan keterbukaan
dan kejujuran dalam interaksi perawat-klien, konsistensi dengan kontrak.
Kepercayaan dapat dikembangkan ketika perawat mampu membawa klien/
keluarga menerima dan memahami kemampuan dan keyakinannya. Pengkajian
keluarga dapat ditingkatkan setelah adanya hubungan saling percaya antara
perawat dengan klien/ keluarga tersebut.
Biasanya data dikumpulkan dengan sepintas pada setiap area yang akan dikaji,
kemudian jika pengkaji menemukan potensi atau kemungkinan masalah, maka
mereka akan menggali area tersebut secara lebih mendalam. Kegiatan interview
dapat juga dilakukan terhadap kesehatan seluruh anggota keluarga pada tahap
awal pengkajian, sehingga dapat memberi kesempatan pada setiap anggota
keluarga untuk mengungkapkan persepsinya.
29
Gambar 1. Simbol Genogram
Pisah
Anak Angkat
Anak Kandung
Anak Kembar
Aborsi
Klien
Meninggal Tinggal dalam 1 rumah
Catatan :
Aturan yang harus dipenuhi dalam pembuatan genogram
Anggota keluarga yang lebih tua berada di sebelah kiri.
Umur Anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan
Tahun dan penyebab kematian di sebalah simbol laki-laki atau perempuan
Penggunaan simbol dalam genogram
31
Berapa laki-laki dan berapa
perempuan
4. Tipe Apa tipe keluarga ini mis : keluarga
keluarga inti, keluarga ekstendet,
single adult dan lain-lain
5. Latar Apa latar belakang budaya/ adat Adakah
belakang istiadat keluarga simboh-simbol
adat-istiadat/ Sudah berapa lama tinggal di atau objek yang
budaya wilayah ini menunjukan
Apa jenis budaya di sekitar tempat budaya
tinggal keluarga saat ini Bagaimana Menggunakan
pengaruh budaya terhadap kehidupan pola perilaku
sehari-harinya (makan, sosialisasi, terkait budaya
bekerja, berhubungan, tanggung jawab
rumah tangga)
Apa bahasa yang digunakan
sehari-hari
Bagaimana budaya
mempengaruhi keyakinannya
terhadap Kesehatan, dan
pelayanan Kesehatan anggota
2. Tahap Perkembangan
Konsep Interaksi Observasi Pengukuran
1. Tahap Tahap perkembangan keluarga :
perkembangan - Keluarga baru
keluarga saat ini
32
- Childbearing (Menunggu
keluargaahiran)
- Keluarga dengan anak
prasekolah
- Keluarga dengan anak usia
sekolah
- Keluarga dengan anak remaja
- Keluarga dengan anak
launching
- Keluarga dengan anak usia
dewasa
- Keluarga lansia
2. Tugas Tugas perkembangan keluarga :
perkembangan - Pemeliharaan fisik
keluarga yang - Penyediaan sumber-sumber
telah terpenuhi - Kehamilan
- Sosialisasi
- Perluasan dan reproduksi
- Komunikasi
- Hubungan kemasyarakatan
- Motivasi dan moral
3. Keeratan Sejauhmana kebersamaan satu sma Siapa yang Berapa kali
(Attachment) lain pada anggota keluarga? dengan duduk terlihat anggota
siapa masing-masing anggota sangat dekat keluarga
keluarga erat hubungannya Siapa yang kontak mata
Siapa berkeluargaahi dengan siapa bicara dengan
dalam anggota keluarga, secara siapa
vwerbal atau secara fisik Siapa yang Siapa yang
mempunyai hubungan hangat, telah kontak
daringan siapa mata atau
memberikan
sentuhan
4. Riwayat
keluarga inti
5. Riwayat asal-
usul kedua orang
tua
3. Struktur Keluarga
1. Komposisi
Keluarga
Data Genogram
2. Sistem a. Nilai budaya dan etnik apa Adakah objek Jumlah objek
Nilai yang dirasa penting bagi yang bernilai di yang bernilai
keluarga Mis : Produktifitas/ rumah : Mis : dan tipenya
bekerja; Pendidikan; sejumlah buku,
Individuividualisme; Furniture yang
mahal, Piala/
33
Materialisme; Pembersih; penghargaan,
Kesehatan; Keluarga; perlengkapan
Agama olah raga, Obat-
b. Bagaimana nilai ini obatan
disampaikan ke anggota
keluarga dan di lakukan
oleh keluarga
c. Apakah saat ini muncul
konflik nilai pada anggota
keluarga
d. Bagaimana nilai keluarga
mempengaruhi Kesehatan
dan fungsi keluarga
3. a. Bagaimana anggota a. Catat tingkat Sosiogram
Komunikasi keluarga mengungkapkan efektiftitas hubungan
kebutuhan dan komunikasi anggota
perasaannya ?; Apakah diantara anggota keluarga
komunikasi terbuka/ keluarga Mis :
tertuntukup, sabar, dapat Kesehatanesua
diterima diantara anggota ian antara
keluarga. komunikasi
b. Siapa bicara dengan siapa, verbal dan non
dan masalah apa yang verbal; antara isi
dibicarakan. pesan dengan
c. Masalah pribadi yang yang diharapkan
mana yang didiskusikan b. Anggota
secara terbuka/ keluarga yang
tertuntukup mana yang
d. Apa issu emosional di perhatian,
keluarga mengungkapka n
e. Seberapa sering keluarga pandangan,
mendiskusikan issue validasi
bersama dalam kelompok informasi
c. Adakah kontak
mata, sentuhan
diantara
anggota
34
peran informal Mis : anak, hewan
Negosiator, dominator, ternak
distraktor, Kompromis, c. Siapa yang
pengasuh, pencari nafkah, menyiapkan
pesakitan dan lain-lain. makanan,
c. Bagaimana setiap anggota mengatasi
keluarga melakukan peran keuangan,
formal dan informalnya belanja barang-
d. Bagaimana perasaan anggota barang rumah
keluarga terhadap peran tangga.
dirinya dan anggota keluarga d. Siapa yang
yang lain memelihara
e. Apakah anggota keluarga kendaraan,
dapat merubah perannya kebon
e. Siapa yang
disuruh- suruh,
sopir
dan lain-lain.
35
Ayah-ibu, Ibu-anak
perempuan, dan lain-lain.
4. Fungsi Keluarga
36
makan siang, makan malam api, kunci d. Frek periksa
dan snack pintu, dokter dan
g. Berapa kali keluarga anda cendela, dokter gigi
makan screen
h. Apakah anda mempunyai e. Jenis pakaian
dokter keluarga ? siapa? anggota
i. Kapan anda terakhir periksa ? keluarga
Mengapa ? (kondisi
j. Imunisasi apa yang sudah pakaian,
dimiliki anggota keluarga ? Kesehatane
k. Apakah anda mempunyai suaian
dokter gigi keluarga ? Kapan dengan
anggota keluarga terakhir cuaca)
check up ? f. Bandingkan
l. Apakah ada anggota keluarga pakaian
yang periksa mata ? kapan anak-anak/
periksa ? dewasa
m. Bagaimana keluarga melakukan g. Snack dan
pemeliharaan Kesehatan (Check makanan
up dokter, dokter gigi, apa yang
nutrisionis, eksercise) terlihat di
n. Apa jenis aktifitas fisik (kerja, dapur
rekreasi, eksercise) apakah h. Penampilan
setiap anggota keluarga fisik anggota
berpartisipasi secara teratur ? keluarga
o. Obat/ resep obat apa yang i. Kondisi
secara teratur di ambil kulit,
keluarga rambuntuk,
p. Bagamana anda memutuskan kuku, mata
bahwa anggota keluarga j. Kondisi dan
menderita penyakit warna gigi
k. Keberadaa n
kacamata
l. Kondisi
kulit, mata,
gigi,
proporsi
berat badan
dan tinggi
badan
anggota
keluarga
37
pekerjaannya ? Ketrampilan
apa yang dimiliki ?
b. Sumber-sumber income apa
yang dimiliki keluarga
(pekerjaan, pengaman sosial,
tabungan, dukungan anak dan
lain-lain)
c. Apa yang secara teratur harus
dibayar (rumah, makanan,
pakaian, sekolah,
pemeliharaan Kesehatan,
transportasi, asuransi)
d. Apa jenis asuransi yang
dimiliki keluarga (Kesehatan,
gigi, mobil, rumah)
e. Apakah anda dapat
memenuhi kebutuhan
keluarga amda secara
adekuat dengan income
anda
4. a. Apakah anda merencanakan Ekspresi a. Jumlah anak
Reproduksi mempunyai anak nonverbal yang
b. Bagaimana perasaan anda diantara diharapkan
dengan jumlah anak yang pasangan suami- b. Usia anak
sdari miliki istri Mis : yang saat ini
c. Apakah anda menggunakan sentuhan, serumah
alat kontrasepsi ? jika ya senyuman, c. Jumlah dan
metode apa yang anda kontak mata, usia anak
gunakan ? apakah anda puas ? jarak. yang tinggal
d. Pada usia berapa anda merasa di luar rumah
anak anda akan mandiri ? keluarga
Bagaimana anda merasa
tentang kepergian anak
anda ? Kemana mereka akan
pergi ?
e. Apakah orang tua atau mertua
anda akan tinggal bersama
anda nanti ? Apakah akan
memerlukan akomodasi
khusus misalnya diit, kamar
kecil ? Bagaimana hal tersebut
mempengaruhi gaya hidup
keluarga anda ?
38
5. Sosialisasi a. Apa pandangan keluarga a. Bagaima na a. Jumlah
dan tentang membesarkan anak anak bereaksi organisasi
Penempatan seperti praktek-praktek terhadap orang kelompok
disiplin, auntukonomi, yang tidak komunitas
ketergantungan, reward dan dikenal dimana
punishment, perilaku yang b.Bagaima na anggota
sesuai usia, belajar, nonton anak dan berpartisipas i
TV, bersahabat ? anggota b. Sosiogram
b. Perilaku apa yang anda keluarga tertua yang
pertimbangkan sesuai untuk berhubungan memperlihat
anak anda Mis : saat makan, di dengan anggota kan
sekolah, dengan kelompok, yang hubungan
dengan kebersihan diri, dewasaAdaka h keluarga
menggunakan bahasa. tanda-tanda dengan
c. Organisasi/ kelompok yang terlihat kelompok
masyarakat apa anggota keterlibatan komunitas
keluarga terlibat secara komunitas Mis
teratur : trophy, simbul
d. Faktor klas sosial/ keyakinan keagamaan,
budaya apa yang Peralatan olah
mempengaruhi aktifitas raga, Surat
anggota keluarga kabar
39
Perilaku atau kegiatan yang perlu dilakukan perawat adalah membina hubungan
saling percaya dengan melakukan kontrak,mengkaji data dari pasien dan keluarga,
memvalidasi data dengan pasien, mengorganisir atau mengelompokkan data dan
menetapkan kebutuhan dan atau masalah pasien.
Setelah mendapatkan data kemudian data – data yang saling terkait dikelompokkan
dan dianalisa untuk menentukan masalah keperawatannya.
Contoh Kasus :
Ani, dibawa oleh keluarganya ke RS Jiwa karena sudah lebih 1 minggu mengurung
diri di kamar, tidak ingin bicara dengan orang lain, makan harus selalu diingatkan
dan dipaksa. Selama ini di Rumah Sakit, Ani selalu berada di tempat tidur atau
duduk sendiri di pojok ruangan. Ia tidak pernah bicara dengan teman – temannya.
Badannya kotor dan bau, pakaian kotor, rambut tidak disisir. Dari pengkajian lebih
lanjut didapatkan data bahwa Ani merasa dirinya bodoh, jelek, tidak bisa menolong
orang tuanya. Selama berinteraksi dengan perawat, pasien menundukkan wajah,
kontak mata tidak ada. Akhir – akhir ini Ani sering terlihat bicara sendiri.
Data yang sudah terkumpul ini, kemudian dikelompokkan dan kemudian dianalisa
dengan mengguanakan konsep/teori – teori yang telah kita miliki untuk menentukan
masalah keperawatannya.
40
3 Data Obyektif :
Wajah selalu menunduk
Kontak mata tidak ada
Harga diri rendah
Data Subyektif :
Merasa diri bodoh, jelek.
Tidak bisa menolong orang tua
4 Data Obyektif :
Sering terlihat ngomong sendiri Resiko tinggi perubahan
Ditambah data objectif isolasi sosial persepsi
Sensori halusinasi
Data subyektif : (belum terkaji)
Walaupun data ibu Ani yang dimiliki baru data objektif, tapi perawat sudah dapat
menentukan masalah keperawatannya, yaitu Isolasi Sosial: Menarik diri dan Defisit
perawatan diri dan Resiko Tinggi perubahan persepsi sendiri : halusinasi.
41
Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik
diri.
Defisit perawatan diri : kebersihan berhubungan dengan kurangnya motivasi
dalam kebersihan diri.
Dalam keperawatan jiwa ditemukan diagnosis ”Anak beranak”, dimana jika etiologi
sudah diberikan tindakan dan permasalahan belum selesai maka P (masalah) dapat
dijadikan etiologi pada diagnosis yang baru, demikian seterusnya. Hal ini dapat
dilakukan karena permasalahan tidak selalu disebabkan oleh satu etiologi yang sama
sehingga walaupun etiologi sudah diberikan tindakan tapi permasalahan tersebut
dijadikan etiologi sehingga tindakannya menjadi tuntas.
Contoh : Diagnosa Keperawatan Ani No.1 dan No.2 merupakan diagnosa anak
beranak.
Tujuan jangka pendek berfokus pada penyelesaian etiologi (E) dari diagnosa
tertentu. Tujuan jangka pendek merupakan rumusan kemampuan ini dapat bervariasi
sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien. Umumnya kemampuan pada tujuan
jangka pendek dapat dibagi tiga aspek (Stuart dan Sundeen, 1995) yaitu kemampuan
kognitif yang diperlukan untuk menyelesaikan etiologi dari diagnosa keperawatan,
kemampuan psikomotor yang diperlukan agar etiologi dapat selesai dan kemempuan
efektif yang perlu dimiliki agar klien percaya akan kemampuan menyelesaikan
masalah. Kata kerja yang digunakan untuk menuliskan tujuan ini harus berfokus
pada perilaku (Tabel 2).
42
Tabel 2. Kata Kerja Untuk Tujuan
NO ASPEK/DOMINAN KATA KERJA YANG DIPAKAI
1 Kognitif Jelaskan, hubungkan, uraikan, identifikasikan,
bandingkan, diskusikan, membuat daftar,
menyebuntuk
2 Afektif Menerima, mengakui, menyadari, menilai,
mengungkapkan, mempercayai
3 Psikomotor Menempatkan, meniru, menyiapkan,
mengulang, merubah, mendemonstrasikan,
menampilkan, memberi
Ketiga aspek tersebut dapat pula dikaitkan dengan berbagai kemampuan klien. Yang
pertama, kemampuan kognitif, psikomotor,afektif yang terkait langsung dengan
kemampuan klien terhadap diri sendiri. Yang kedua, kemampuan kognitif,
psikomotor dan afektif yang terkait dengan kemampuan klien menggunakan sumber
daya yang tersedia (sistem pendukung sosial yang tersedia). Yang ketiga,
kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif klien terkait dengan terapi medik atau
terapi lain yang diperlukan (Tabel 3).
43
Kemampuan Pengetahuan Pasien dapat menyebutkan jam
menggunakan makan obat
terapi Psikomotor Pasien dapat meminta obat pada jam
yang tepat
Afektif Pasien dapat mengungkapkan
perasaan setelah minum obat
Untuk menetapkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek, perawat perlu
memiliki kemampuan berfikir kritis dan kemampuan berhubungan kemitraan dengan
pasien dan keluarganya. Tujuan akan sukar dicapai tanpa kerja sama yang baik
antara perawat, pasien dan keluarganya.
44
dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan pasien dan perawat jika berakibat fatal,
dan juga tidak memenuhi aspek legal.
45
Rencana tindak lanjut dapat berupa :
Rencana teruskan, tetapi jika masalah tidak berubah
Rencana dimodifikasi jika masalah tetap, semua tindakan sudah dijalankan tetapi
hasil belum memuaskan.
Rencana dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang dengan
masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkan.
Rencana atau diagnosis selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang diperlukan
adalah memelihara dan mempertahankan kondisi yang baru.
Pasien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat melihat perubahan
dan berupaya mempertahankan dan memelihara. Pada evaluasi dapat diperlukan
”reinforcement” untuk menguatkan perubahan yang positif. Pasien dan keluarga
juga dimotivasi untuk melakukan ”self-reinforcement”. Dokumentasi implementasi
dan evaluasi tindakan keperawatan dapat menggunakan formulir yang telah
ditentukan.
46
ditujukan kepada penyediaan pelayanan Kesehatan, sehingga memungkinkan setiap orang
mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif melalui praktik keperawatan.
Praktik keperawatan profesional dilihat dari sisi profesi merupakan kewajiban memenuhi
hak masyarakat mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional dan Kesiapan
perawat dalam melaksanakan praktik ilmiah dengan benar, baik dan bertanggung jawab.
Sedangkan di lihat dari sisi perundang-undangan Praktik keperawatan profesional
merupakan sikap, tingkah laku dan kemampuan yang diakui dapat melaksanakan praktik
keperawatan profesional dan sesuai dengan perangkat peraturan perundang-undangan
maupun system pengendalian.
47
Karakteristik Praktik Keperawatan Komunitas
1. Memadukan tehnik dan ketrampilan keperawatan dan kesehatan masyarakat
2. Pelayanan Continuity care
3. Fokus intervensi primary prevention, secondary prevention, tertiary prevention.
4. Melakukan proses alih kelola dari perawat ke klien (kearah kemandirian)
5. Kemitraan antara Perawat dan klien
6. Mendukung multidisiplin colaboration
Proses keperawatan adalah ”Suatu rangkaian pemecahan masalah yang sistematis dan
ilmiah yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dan membantu
klien mengatasi masalah keperawatan atau meningkatkan kemandiriannya dalam
mencapai status fungsi yang optimal”.
48
b. Sanitasi lingkungan umum : SPAL, TPS, Jamban Umum
c. Kondisi sarana umum : Pasar, Sekolah, Lapangan
4. Ekonomi
a. Sumber / mata pencaharian/ Pekerjaan
b. Penghasilan/ Pengeluaran/ Kebutuhan
5. Pendidikan
a. Pemanfaatan fasilitas pendidikan dan pelatihan oleh masyarakat
b. Kelengkapan sarana/ fasilitas sekolah yang tersedia : jenis, karakteristik
pengguna, keadekuatan.
6. Kebijakan dan Pemerintahan
a. Perkembangan organisasi kemasyarakatan
b. Peran serta masyarakat dalam pembangunan wilayah
c. Kebijakan dan peraturan- peraturan kemasyarakatan
d. Pemerintahan wilayah : RT-RW-Lurah- Camat dst.
7. Komunikasi
a. Jenis sarana komunikasi yang tersedia
b. Pemanfaatan sarana komunikasi oleh masyarakat
c. Kebutuhan sarana komunikasi formal dan non formal
8. Keamanan dan transportasi
a. Jenis sarana keamanan dan transportasi yang tersedia
b. Pemanfaatannya oleh masyarakat
c. Keadekuatan fungsi pengamanan dan transportasi
9. Rekreasi
a. Jenis sarana / fasilitas rekreasi yang tersedia : Olahraga, Kesehatan, rekreasi
b. Pemanfaatannya oleh masyarakat
49
c. Penyebaran instrumen angket yang di berikan kepada Penduduk/ komunitas untuk
di isi
d. Observasi Partisipasi yang dilakukan dalam Setting Sosial
e. Analisa Data Sekunder yaitu dengan menelusuri data hasil sensus, Riwayat
perkembangan wilayah tersebut, Vital statistik ( dapat berupa angka kematian,
angka Kesakitan, angkah keluargaahiran dan lain-lain). Serta Hasil Penelitian dan
lain-lain.
f. Survey Terstruktur yaitu merupakan kegiatan survey atau observasi yang
direncanakan oleh perawat untuk mendapatkan data tertentu
50
b. Ketidakmampuan Komunitas Menyediakan Kebutuhan Nutrisi b/d. tingginya
Kesakitan akibat defisiensi vitamin, isolasi dari komunitas penghasil makanan
c. Isolasi sosial bagi penduduk lansia b/d. tidak adanya pelayanan Kesehatan lansia
di rumah/ komunitas
d. Potensial ancaman stabilitas keluarga b/d. tidak adanya pengetahuan terkait
hakekat interaksi orang tua anak, suami-istri
51
4) Anjurkan keluarga memberitahukan petugas Kesehatan. jika
ditemukan tanda keracunan obat
c. Pencegahan Tersier
1) Libatkan keluarga untuk menjalani terapi jika klien mengalami
gangguan depresi ulang
2) Lakukan pembinaan keluarga melalui kegiatan home care pada masa
pemulihan klien
3) Ciptakan jaringan komunikasi antara : Klien/ keluarga – perawat
komunitas – petugas Kesehatan jiwa
52
Karakteristik pada tahap ini antara lain :
1) Anggota kelompok Biasanya Baru Pertama Bertemu (Tingkat
Kepercayaan Terhadap Kelompok Masih Rendah)
2) Perlu Dikembangkan Tujuan Yang Spesifik (Strategi Intervensi Untuk
Mencapai Tujuan Kelompok
3) Perlu Ditentukan Pimpinan & Anggota Kelompok. (Batasan,
Pengertian, Maksud, Tujuan, Strategi Intervensi & Kapan Tujuan
Dapat.Tercapai)
4) Pimpinan Bertanggung Jawab Untuk Meyakinkan Kelompok Tentang
Peran, Norma & Tujuan Kelompok
b. Tahap Kerja (Work Phase) Karakteristik
pada tahap ini antara lain :
1) Mengembangkan keeratan (Cohesiveness) Kelompok & Berfungsi
Sebagai Tim (Berupaya Mencapai Tujuan)
2) Menyelesaikan Konflik (Timbul Akibat Adanya
Perselisihan/Perbedaan Pendapat
3) Penyelesaian Masalah & Pembuatan Perubahan (Dengan
Pendekatan Proses Kelompok.)
4) Membuat Keputusan: Bisa Dibuat Oleh Pimpinan Kelompok, Sub
Kelompok, Voting Atau Konsensus
c. Tahap Akhir (Termination Phase)
Karakteristik pada tahap ini antara lain :
1) Terminasi Dilakukan Jika Tujuan Sudah Tercapai Atau Sesuai Waktu Yang
Ditentukan
2) Evaluasi Tercapainya Tujuan Kelompok
3) Rencanakan Tindak Lanjutnya
4) Lakukan Diskusi (Untuk Express Feeling)
53
b. Mendorong dan Memfasilitasi Anggota Untuk Berpartisipasi Maksimal
(Kreatifitas & Fleksibilitas Dalam. Membuat Keputusan
c. Peran Kepemimpinan Didasarkan Atas Keahlian Individuividu dan
Kebutuhan Kelompok
d. Menetapkan dan Menjabarkan Kriteria Evaluasi Tingkat Pencapaian
Tujuan
e. Saat Terminasi, Anggota Dapat. Belajar Dari Keberhasilan/ Kegagalan Yang
Dialami dan Punya Pandangan Positif Terhadap Proses Kelompok
Tujuan :
1) Mengambil manfaat terhadap pengetahuan dan ketrampilan lebih dari satu
profesi
2) Mengembangkan kerjasama diantara partner
Tujuan :
1) Meningkatkan informasi kepada orang yang mempengaruhi perilaku
penduduk dan penyediaan sumber pelayanan kesehatan
54
2) Melalui Network Perawat Dapat :
a) Mengumpulkan Informasi Tentang kebutuhan pelayanan kesehatan
(Why, When, How) sehingga dapat mnginterpretasikan kebutuhan
kesehatan & menjelaskan tersedianya pelayanan kesehatan
b) Menurunkan resiko kesehatan di masyarakat dan dapat memfasilitasi
perawat untuk masuk ke masyarakat dan mengembangkan kerjasama
komunitas
c) Meningkatkan dan mempertahankan hubungan kerjasama dengan profesi
lain dan memfasilitasi terjadinya tipe kerjasama perawat dengan klien
maupun kerjasama dengan multidisiplin.
55
Jenis Jenis Kegiatan Promosi Kesehatan
a. Diseminasi Informasi
1) Untuk mengubah sikap, keyakinan dan perilaku melalui pemberian
informasi
2) Menimbulkan kesadaran individu. keluarga & komunitas bahwa suatu
masalah yang timbul dapat diatasi ( pemasangan tempat pemberitahuan
melalui televisi tentang upaya menghentikan merokok; pembuatan brosur
untuk kontrol berat badan; memasukan arti keluarga tentang fitness di surat
kabar)
56
2) Meliputi Lingkungan Fisik, Sosial & Ekonomi misalnya :
a) Mengatur Kenyamanan & Keamanan Fisik (Menghindarkan Terjadi
Pencemaran Air Minum)
b) Menciptakan Keterpaduan Kelompok (Timbul Rasa Memiliki)
c) Menetapkan Suatu Mekanisme Yang Efektif Sehingga. Dapat Menjamin
Pemenuhan Ekonomi Keluarga. Yang Adekwat (Mis Koperasi)
Jenis Evaluasi
1. Formatif: Jenis evaluasi ini merupakan kegiatan menilai Aktifitas program setiap
hari dan dilakukansesaat.
2. Sumatif: merupakan jenis evaluasi yang menilai aktifitas jangka panjang dan
dilakukan pada akhir program.
57
Materi Pokok 4: Integrasi Pelayanan Perkesmas dengan
Pendekatan Keluarga
Di bawah ini merupakan penjelasan upaya integrasi pelayanan Perkesmas dengan PIS-PK.
Mekanisme ini dapat dijadikan contoh untuk mengintegrasikan pelayanan Perkesmas
dengan program kesehatan lainnya yang ada di Puskesmas.
a. Bagian dari Tim Pembina Keluarga PIS-PK yang memantau status kesehatan keluarga
terhadap indikator utama keluarga sehat dan memberikan intervensi awal
b. Pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin Perkesmas, dan/atau koordinator
Perkesmas yang memberi pelayanan Perkesmas dalam rangka intervensi lanjut terhadap
sasaran keluarga binaan tersebut
c. Penanggung jawab program terkait dengan masalah kesehatan yang dipantau dalam
PIS-PK dan/atau program kesehatan lainnya
58
tenaga kesehatan di Puskesmas. Selanjutnya koordinator Perkesmas
menindaklanjuti hasil sosialisasi dengan rapat koordinasi internal bersama dengan
Perawat lain di Puskesmas terkait intervensi lanjut dalam rangka integrasi
pelayanan Perkesmas dengan PIS-PK.
2. Pertemuan Teknis Tim Pembina Keluarga
Pertemuan teknis tim pembina keluarga PIS-PK dilakukan dalam rangka
membahas perencanaan kunjungan keluarga terkait waktu dan jadwal kunjungan
keluarga, pengaturan pembagian kerja/tugas pembina keluarga, jumlah, lokasi dan
target sasaran keluarga, ketersediaan sarana dan prasarana dengan memperhatikan
jumlah keluarga yang berada dalam wilayah binaannya. Setelahnya, tim Pembina
keluarga PIS-PK melakukan briefing/pre-conference sebelum turun ke
lapangan.
3. Penyiapan Sarana dan Prasarana untuk Kunjungan Keluarga
Tim pembina keluarga PIS-PK merencanakan dan memastikan ketersediaan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan antara lain Prokesga, Pinkesga dan
formulir pencatatan data lainnya. Untuk kunjungan Perkesmas, Perawat harus
menyiapkan kartu asuhan keperawatan dan Kit Keperawatan Kesehatan
Masyarakat (PHN Kit)
59
melakukan edukasi maka Perawat mendokumentasikan kegiatan edukasi pada
kartu asuhan keperawatan
60
Indikator PIS-PK Intervensi Awal Perkesmas
61
Indikator PIS-PK Intervensi Awal Perkesmas
9. Keluarga 1. Menjelaskan penyakit akibat rokok
dengan anggota 2. Menjelaskan pentingnya perilaku tidak merokok dalam
keluarga tidak keluarga
ada yang 3. Menjelaskan tujuan kebiasaan tidak merokok bagi
merokok. kesehatan keluarga
4. Menjelaskan risiko jika ada anggota keluarga yang
merokok
5. Melakukan edukasi tips berhenti merokok serta
pendampingan upaya berhenti merokok
6. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan dalam memperoleh dukungan
berhenti merokok
10. Keluarga 1. Menjelaskan pentingnya menjadi anggota JKN
sudah menjadi 2. Menjelaskan manfaat JKN
anggota JKN 3. Menjelaskan prosedur dan syarat menjadi anggota JKN
4. Melakukan edukasi dan mendorong keluarga untuk
menjadi anggota JKN
62
(Prokesga yang sudah diisi) dan melaporkan penanggung jawab PIS-PK untuk
diinput ke dalam aplikasi Keluarga Sehat dan/atau secara manual.
2. Selanjutnya penanggung jawab PIS-PK menyampaikan data dasar Prokesga, data
temuan kasus dan data lainnya kepada tiap penanggung jawab program kesehatan
terkait untuk intervensi lanjut. Contoh: data temuan keluarga yang bermasalah
kesehatan/berisiko tinggi dikoordinasikan dengan koordinator Perkesmas.
63
c. Perencanaan tindakan keperawatan keluarga, misalnya:
1) Membantu penemuan kasus penyakit kontak serumah;
2) Melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga dengan
menggunakan Pinkesga;
3) Memantau keteraturan dalam program keperawatan dan pengobatan bagi
anggota keluarga yang sakit atau bermasalah Kesehatan; dan
4) Melakukan rujukan kasus masalah kesehatan kepada tenaga
kesehatan lain atau fasilitas pelayanan kesehatan.
Contoh intervensi tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh Perawat sebagai pelaksana
Perkesmas sekaligus pembina keluarga PIS-PK.
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
1. Keluarga mengikuti 1. Melakukan edukasi tentang KB.
program KB 2. Memotivasi keluarga untuk mengikuti program KB.
3. Memberikan alternatif pilihan jenis alat kontrasepsi
yang sesuai dengan keluarga.
4. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian mengikuti
program KB.
5. Melakukan skrining kesehatan keluarga terkait alat
kontrasepsi yang dipilih.
6. Memberikan reward dan/atau apresiasi apabila
keluarga sudah mengikuti program KB.
7. Memberikan narahubung untuk penanganan hal yang
tidak diinginkan dari jenis alat kontrasepsi yang
digunakan.
8. Memberikan sumber informasi yang mudah diakses
untuk diskusi atau tanya jawab program KB yang
diikutinya.
9. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
10. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain terkait program KB.
64
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
3. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian melakukan
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi atas
kesediaan keluarga untuk melakukan persalinan di
fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Memberikan narahubung apabila mengalami hal
yang tidak diinginkan.
6. Memberikan sumber informasi yang mudah di akses
untuk diskusi atau tanya jawab seputar persalinan.
7. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
8. Mendiskusikan tentang tanda bahaya kehamilan.
9. Bersama keluarga memastikan alat transportasi yang
digunakan untuk akses ke fasilitas pelayanan
kesehatan saat mau melahirkan.
10. Bersama keluarga memastikan sudah minimal 4 kali
melakukan ANC.
11. Mendiskusikan dengan keluarga tentang Program
Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi
(P4K).
12. Melakukan skrining kesehatan untuk mengenali
adanya penyakit penyerta pada kehamilannya.
13. Berkolaborasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk persalinan sesuai dengan taksiran persalinanya.
Bila ada ibu pasca melahirkan dalam keluarga:
14. Melakukan skrining kesehatan keluarga pasca
melahirkan.
15. Memantau status kesehatan ibu pasca
melahirkan minimal sebanyak 3 kali.
16. Melatih keluarga tentang program parenting yang
aman dan sehat.
17. Melakukan deteksi adanya post partum bluess
(stress pasca melahirkan).
65
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
3. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian tentang
pemberian immunisasi dasar lengkap.
4. Memantau status kesehatan bayi setiap bulan sekali.
5. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan dan kesediaan keluarga atas pemberian
immunisasi dasar lengkap.
6. Memberikan narahubung apabila mengalami hal yang
tidak diinginkan (penyakit akibat tidak
diimmunisasi).
7. Memberikan sumber informasi yang mudah di akses
untuk diskusi atau tanya jawab seputar immunisasi.
8. Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan
hal-hal yang belum dimengerti.
9. Memberikan informasi jenis fasilitas pelayanan
kesehatan yang mudah diakses untuk penanganan
bayi bila mengalami masalah
kesehatan.
66
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
11. Melibatkan keluarga dalam memberikan
dukungan untuk keberhasilan ASI ekslusif.
5. Keluarga dengan 1. Melakukan edukasi tentang pertumbuhan balita.
balita mendapatkan 2. Memotivasi keluarga agar ikut memantau
pemantauan pertumbuhan balitanya.
pertumbuhan 3. Memantau status kesehatan balita setiap bulan sekali.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan dan kesediaan dalam pemantauan
pertumbuhan balitanya.
5. Memberikan kontak person yang mudah dihubungi
apabila mengalami hal yang tidak diinginkan.
6. Memberikan sumber informasi yang mudah di akses
untuk diskusi atau tanya jawab seputar pemantauan
pertumbuhan balita.
7. Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan
hal-hal yang belum dimengerti.
8. Mendiskusikan tanda-tanda awal kelainan
pertumbuhan pada balita.
9. Melatih keluarga tentang stimulasi pertumbuhan
pada balitanya.
67
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
9. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga dalam mengikuti program
pengobatan.
10. Memberikan kontak person yang mudah dihubungi
apabila mengalami hal yang tidak diinginkan.
11. Memberikan sumber informasi yang mudah di akses
untuk diskusi atau tanya jawab seputar TBC.
12. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
13. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program pengobatan TBC sesuai
standar khususnya terkait TBC Resistensi Obat.
68
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
10. Memberikan sumber informasi yang mudah di akses
untuk diskusi atau tanya jawab terkait hipertensi.
11. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
12. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program pengobatan hipertensi secara
teratur.
13. Melakukan konseling dalam rangka modifikasi
perilaku sehat.
69
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
11. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program pengobatan masalah dan
gangguan jiwa secara teratur.
12. Melatih keluarga dalam melakukan perawatan
sehari-hari di rumah.
13. Melakukan rujukan keperawatan apabila
diperlukan.
9. Keluarga dengan 1. Melakukan identifikasi pemicu perilaku merokok
anggota keluarga pada anggota keluarga.
tidak ada yang 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga tentang
merokok. bahaya merokok serta pencegahan dan tata laksana
untuk berhenti merokok dan edukasi lanjutan bila
dibutuhkan.
3. Melakukan penyuluhan tentang aktifitas dan
kebutuhan gizi seimbang serta pengelolaan faktor
pemicu yang berhubungan dengan perilaku merokok.
4. Memotivasi kepada perokok dan keluarga untuk
melakukan upaya berhenti merokok dan memberikan
informasi tempat layanan upaya berhenti merokok.
5. Melakukan konseling dan pendampingan perokok
dan keluarga terhadap upaya berhenti merokok.
6. Mendiskusikan bahaya merokok bagi perokok dan
keluarga serta lingkungannya.
7. Memantau status merokok.
8. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga dalam mengikuti program
upaya berhenti merokok.
9. Menginfokan layanan quit-line INA untuk layanan
berhenti merokok (0-800-177-6565) atau klinik
konseling Upaya Berhenti Merokok (UBM).
10. Memberikan sumber informasi yang mudah di akses
untuk diskusi atau tanya jawab seputar bahaya
merokok.
11. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
12. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program upaya berhenti merokok.
13. Melakukan rujukan keperawatan apabila
diperlukan.
70
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
10. Keluarga sudah 1. Melakukan identifikasi faktor penyebab keluarga
menjadi anggota tidak menjadi peserta JKN.
JKN 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
tentang JKN.
3. Memotivasi kepada keluarga untuk menjadi
peserta JKN.
4. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian menjadi
peserta JKN.
5. Menjelaskan tentang alur dan syarat pengurusan
sebagai peserta JKN.
11. Keluarga 1. Melakukan identifikasi sumber air bersih dan air
mempunyai akses minum keluarga.
atau 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga tentang air
memiliki sarana bersih dan air minum.
air bersih. 3. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya akses dan
menjaga sarana air bersih.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga yang sudah mempunyai akses
atau memiliki sarana air bersih.
5. Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan
hal-hal terkait permasalahan air bersih yang belum
dimengerti.
6. Melakukan kolaborasi uji sampel air kepada
petugas kesehatan lingkungan.
12. Keluarga 1. Melakukan identifikasi akses atau kepemilikan jamban
mempunyai akses sehat keluarga.
atau 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga tentang
memiliki jamban jamban sehat.
sehat 3. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya akses dan
kepemilikan jamban sehat.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga yang sudah mempunyai akses
dan kepemilikan jamban sehat.
5. Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan
hal-hal yang belum dimengerti.
6. Melakukan kolaborasi dengan petugas kesehatan
lingkungan untuk melakukan pemicuan jamban
sehat.
71
D. Pelaksanaan Intervensi Lanjut
Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, Perawat sebagai pelaksana Perkesmas
melaksanakan tugas saat kunjungan keluarga sebagai berikut:
1. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana.
2. Melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan dengan metode SOAP.
3. Menyusun dokumentasi asuhan keperawatan keluarga pada kartu asuhan
keperawatan dan pencatatan lainnya sesuai kebutuhan.
4. Menyusun dan menyampaikan hasil asuhan keperawatan yang dikelolanya kepada
kepada penanggung jawab darbin Perkesmas.
5. Menindaklanjuti kasus keluarga yang memerlukan intervensi lanjut dalam bentuk
pelayanan keperawatan berkelanjutan, asuhan keperawatan kelompok/
masyarakat dilakukan apabila ditemui adanya keterkaitan masalah keluarga
dengan masalah kelompok/ masyarakat.
Contoh intervensi lanjut pada kelompok yang dilakukan oleh Perawat sebagai pelaksana
Perkesmas sekaligus pembina keluarga PIS-PK.
72
Pencegahan Primer Pencegahan Pencegahan Tersier
Sekunder
8. Monitoring
kebijakan
kesehatan
9. Managemen
Pelayanan
imunisasi,
10. Abuse Protection
support
73
8 RANGKUMAN
Asuhan Keperawatan merupakan suatu rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etika dan etiket profesi keperawatan,
dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Asuhan keperawatan
ditujukan untuk memandirikan dan atau mensejahterakan klien yang diberikan sesuai
dengan karakteristik ruang lingkup keperawatan, dikelola secara professional dalam
konteks kebutuhan asuhan keperawatan.
Modul ini membahas tentang Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja
Puskesmas yang terdiri dari konsep asuhan keperawatan dan penerapan pendekatan proses
keperawatan pada individu, keluarga, dan kelompok/masyarakat.. Dengan memanfaatkan
modul ini diharapkan koordinator Perkesmas dan perawat pelaksana dapat melakukan
pelayanan keperawatan dengan menerapan langkah-langkah proses keperawatan untuk
klien individu, keluarga dan kelompok/masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
74
9 REFERENSI
1. Brunner & Suddarth.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal, Vol.1.E/8EGC,
Jakarta
2. Doenges, Marilynn E, at all, (2002). Nursing Care Plans: Guidelines for
Individualizing Patient Care, by F.A. Davis Company, USA
3. Kementerian Kesehatan RI,(2011). Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberkulosis, Jakarta
4. Kemenkes RI. (2014a). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulos. In Pedoman
Nasional Pengendalian Tuberkulosis (p. 38). Retrieved from
http://www.tbindonesia.or.id/opendir/Buku/bpn_p-tb_2014.pdf
5. Kemenkes RI. (2018a). Hasil Utama Riskesdas 2018.
6. LeMone P and Burke K.M, 2000. Medical Surgical Nursing, Critical Thinking in
Client Care, second edition, Prentice- Hall,Inc, New Jersey.
7. WHO. (2018a). Global tuberculosis Report.WHO
8. WHO. (2018b). Tuberculosis.WHO
9. Sahar Junaiti. Konsep Keperawatan Keluarga, Jakarta
10. Kementrian Kesehatan RI (2013). Modul Perawatan Kesehatan Masvarakat.Bagi
Perawat Pelaksana (Perawat Klinik I) di Puskesmas Jakarta.
75
10 LAMPIRAN
Tujuan:
Petunjuk:
76
LEMBAR KASUS
Keluarga Bp.M (32 tahun) dan Ibu H (28 tahuh) memiliki 2 orang anak balita An. J (3
tahun) dan An. S (1 Tahun). Bapak M sejak 2 bulan yang lalu dinyatakan menderita
tuberkulosis. Saat ini mengeluh cepat lelah, kurang nafsu makan dan kadang terasa nyeri di
dada. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :TD: 130/70 mmHg, N: 82x/ menit, S: 38°C, R:
24x/ menit. BB sekarang : 50 kg (BB bulan lalu: 55 kg), TB: 160 cm. Hasil pemeriksaan
sputum: BTA positif (3 bulan yang lalu). Klien tampat pucat, keringat dingin dan sering
batuk-batuk berdahak. Keluarga mengatakan sejak dinyatakan menderita tuberkulosis,
Bp.M sudah minum OAT, dan selanjutnya berhenti minum obat karena selalu merasa
mual. Bapak M bekerja sebagai buruh angkut di pasar, pendapatan sehari-hari tidak
menentu. Bp.M biasa mengkonsumsi nasi dengan lauk tempe atau tahu. Saat ini Bp.M
tidak bisa menghentikan kebiasan merokok. Keluarga Bp.M tinggal di lingkungan kumuh
dan padat penduduk.
Tugas:
1. Identifikasi data-data yang perlu dikaji lebih lanjut terkait kasus diatas
2. Rumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan analisa data
3. Buatlah rencana keperawatan berdasarkan prioritas masalah yang ada
77
Kasus
78
Sebuah keluarga terdiri dari Tn. A umur 50 tahun, tamat SD dan bekerja sebagai buruh
bangunan. Ibu C (istri Tn.A) umur 40. tahun, tidak bekerja, tamat SD. Anak V (3,5 th). Ibu
C sedang sering mengeluh batuk-batuk yang dialaminya sejak 1 bulan yang lalu. Ibu C
juga mengatakan sering berkeringat di malam hari. Ketika diperiksa oleh perawat
menunjukan bahwa tekanan darah 100/60 mmhg, BB 45,5 pada hal sebelumnya BB 55 kg.
Keadaan ibu C anemis, nafsu makan menurun. Tn. A kondisinya sehat saat dikunjungi
perawat, namun mempunyai kebiasaan merokok dan seringkali merokok di dalam rumah.
Anak V mempunyai riwayat susah makan, BB 8 kg. Anak V terlihat kurus, rambut
kemerahan, kurang bergairah dan sering rewel. Menurut ibu anak V juga jarang ditimbang
di posyandu dan imunisasinya tidak lengkap, karena disamping jarak ke posyandu agak
jauh ibu juga mengatakan malas karena kalau ke posyandu suka dipungut bayaran untuk
kas posyandu. Ketika ditanya oleh Perawat Komunitas tentang keadaan anak V ibu
mengatakan bahwa anaknya nanti juga akan besar dengan sendirinya. Dan saat ditanya
tentang apa yang dilakukan bila anaknya tidak mau makan, ibu mengatakan dibiarkan saja
atau dikasih jajan di warung. Ketika ditanya tentang keluhan batuk- batuk yang dialaminya
ibu mengatakan belum diobati nanti juga akan sembuh sendiri.. Anak V selain terlihat
kurus juga sering mengalami batuk pilek, hampir setiap bulan. Ketika ditanya apa yang
dilakukan ibu untuk mengatasi batuk pilek pada anaknya, ibu mengatakan diberikan obat
yang dibeli dari warung, biasanya juga akan sembuh.
Tugas:
1. Lengkapi pengkajian yang harus dilakukan pada keluarga Tn.A
2. Buat diagnosa keperawatan keluarga sesuai prioritas
3. Buat perencanaan tindakan keperawatan keluarga untuk keluarga Tn.A
4. Lakukan satu tindakan keperawatan pada keluarga Tn.A (Simulasi Pendidikan
Kesehatan)
5. Buat Evaluasi tertulis pada Askep Tn A
78
Kasus
79
Jumlah penduduk miskin yang berada diwilayah kerja Puskesmas D sebanyak 7334
penduduk (14,06 %). Penduduk di wilayah kerja Puskesmas D urutan tertinggi ditempati
oleh kelompok usia Lanjut Usia sebanyak 5040 orang (27,48
%). Pada saat disurvei, para lansia yang menyatakan tidak pernah ikut kegiatan posbindu
sebanyak 70%. Penyakit tertinggi lansia adalah Hipertensi 38% dan Diabetes Melitus
10%. Masyarakat banyak yang tidak peduli dengan kesehatan lansia, kader kesehatan
lansia sangat terbatas jumlahnya.
Tugas:
1. Lengkapi pengkajian yang harus dilakukan pada kelompok lansia dii wilayah kerja
Puskesmas D
79
Kasus 4 Perkesmas Terintegrasi PIS-PK
Hasil pendataan PIS-PK Tahun 2020 terhadap 4034 KK yang tersebar di 11 Desa yang
termasuk wilayah kerja Puskesmas R. Nilai IKS Puskesmas R adalah 0,09. Sementara nilai
IKS 11 desa yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Paguyuman berkisar antara 0,03 –
0,13.
Mengacu pada Indeks Keluarga Sehat (IKS), berarti capaian IKS Puskesmas R dan
11 desa wilayah kerjanya tersebut dikategorikan Tidak Sehat ( IKS < 0,500). Masalah
Kesehatan di Puskesmas R –dengan mengacu pada cakupan < 30% - adalah ASI Ekslusif,
Hipertensi dan Tidak Merokok.
Identifikasi masalah kesehatan perlu dipertajam lagi untuk mendapatkan prioritas masalah
kesehatan yang perlu mendapatkan alokasi anggaran dari Puskesmas R. Berdasarkan hasil
analisis maka prioritas masalah yang perlu segera ditanggulangi dan diberi alokasi
penganggaran adalah : ASI Ekslusif dan Hipertensi. Hasil cakupan PIS-PK kedua program
tersebut juga mempunyai cakupan yang rendah hanya 1% dan 10%.
Tugas:
1. Lengkapi pengkajian tambahan yang harus dilakukan untuk dapat mengatasi masalah
berdasarkan hasil pendataan PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas R
2. Buat diagnosa keperawatan sesuai prioritas
3. Buat perencanaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah sesuai hasil
pendataan PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas R
80
MODUL MATA PELATIHAN INTI 3
PENGGERAKAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
PELAYANAN PERKESMAS
1 DESKRIPSI SINGKAT
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, salah satunya dengan pendekatan keperawatan
kesehatan mayarakat (Perkesmas). Dalam mencapai tujuan tersebut tidak akan berhasil
tanpa adanya peran serta masyarakat, untuk itu perlu adanya upaya penggerakan
masyarakat yang diawali dengan komunikasi dan koordinasi. Koordinasi merupakan hal
yang penting untuk mengintegrasikan berbagai kegiatan dari setiap unit kerja dalam usaha
pencapaian tujuan dari suatu organisasi. Agar tenaga kesehatan khususnya yang bertugas di
Puskesmas mempunyai kompetensi dan wawasan dalam menggerakkan masyarakat, maka
pada pelatihan ini peserta dibekali Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan
Perkesmas, dimana pada pelatihan ini dibahas tentang koordinasi lintas program dan lintas
sektor terkait kegiatan pelayanan perkesmas; dan penggerakan peran serta masyarakat
dalam mendukung pelayanan perkesmas.
1
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penggerakan pelaksanaan
kegiatan pelayanan Perkesmas.
2
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
3
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas ini menggunakan
metode :
4
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Film pendek tentang Koordinasi saat Lokakarya Mini Puskesmas dan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat
9. Panduan bermain peran
10. Skenario bermain peran
11. Checklist bermain peran
12. Dokumen terkait (RUK Perkesmas, RPK Perkesmas, dan Laporan Kegiatan
Perkesmas)
5
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
6
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Pada setiap skenario, peserta secara bergantian berperan sebagai Koordinator Perkesmas
dalam kelompoknya. Setiap peserta diberikan waktu 15 menit untuk tampil.
Fasilitator melakukan penilaian terhadap penampilan setiap kelompok dengan
menggunakan checklist yang telah disiapkan.
Fasilitator mengajak peserta untuk memberikan evaluasi terhadap penampilan setiap
peserta dalam kelompoknya. Sesi evaluasi dilakukan setelah semua penampilan pada
setiap skenario selesai dimana peserta diberi kesempatan untuk mengkritisi atau
melengkapi kekurangan peserta yang baru selesai tampil. Fasilitator memberi komentar
atau klarifikasi.
Pelatih/instruktur merangkum hasil seluruh proses bermain peran
8
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
Sebuah organisasi memiliki berbagai bidang/unit dan jumlah orang dengan latar belakang,
pendapat, pandangan dan jenis pekerjaan yang berbeda-beda. Dalam ilmu manajemen,
berbagai perbedaan tersebut harus bisa diintegrasikan dengan koordinasi yang baik agar
bisa mencapai tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan oleh organisasi secara bersama-
sama, untuk itu pada modul ini dijelaskan tentang koordinasi dalam pelayanan Perkesmas.
A. Dasar-Dasar Koordinasi
1. Pengertian Koordinasi
Secara etimologis, kata koordinasi diserap dari bahasa Inggris, Coordination
yang memiliki arti kegiatan menertibkan, mengatur atau menciptakan seluruh hal
berjalan dengan lancar secara bersama-sama. Koordinasi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perihal mengatur suatu organisasi atau kegiatan
sehingga peraturan dan tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling
bertentangan atau simpang siur. Menurut Ndraha (2011), koordinasi adalah proses
penyepakatan bersama secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur yang
berbeda-beda sedemikian rupa sehingga disisi yang satu semua kegiatan atau
unsur itu terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan dan di sisi
lain keberhasilan yang satu tidak merusak keberhasilan yang lain.
9
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Manfaat Koordinasi
Menurut Handoko (2003), bila dalam organisasi dilakukan koordinasi secara
efektif maka ada beberapa manfaat yang didapatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Dengan koordinasi dapat dihindarkan perasaan terlepas satu sama lain,
antara satuan-satuan organisasi atau antara pejabat yang ada dalam
organisasi.
2) Menghindari suatu pendapat atau perasaan bahwa satuan organisasi atau
pejabat merupakan yang paling penting.
3) Menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan antara bagian dalam
organisasi.
4) Menghindari terjadinya kekosongan pekerjaan terhadap suatu aktivitas
dalam organisasi.
5) Menimbulkan kesadaran diantara para pegawai untuk saling membantu.
11
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Jenis-Jenis Koordinasi
Menurut Hasibuan (2011), koordinasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Koordinasi vertikal
Koordinasi vertikal adalah tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dijalankan oleh atasan terhadap kegiatan-
kegiatan, unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan
tanggung jawabnya.
b. Koordinasi horizontal
Koordinasi horizontal adalah tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dijalankan terhadap kegiatan-kegiatan dalam
tingkat organisasi yang setingkat. Koordinasi Horizontal terbagi atas dua jenis,
yaitu:
1) Interdiiplinary, yaitu suatu koordinasi dalam rangka mengarahkan,
menyatukan tindakan-tindakan, mewujudkan, menciptakan disiplin antar
unit yang satu dengan unit yang lain secara intern maupun secara esktern
pada unit-unit yang sama tugasnya.
2) Inter-related, yaitu koordinasi antar badan (instansi). Unit-unit yang
fungsinya berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling
bergantung atau mempunyai kaitan baik secara intern maupun ekstern yang
levelnya setaraf.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun koordinasi yang baik antara
lain :
12
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
13
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Agar perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas yang telah disusun dapat berjalan
secara efektif dan efisien maka dilakukan diantaranya dengan mengkoordinasikan
kegiatan pelayanan Perkesmas baik kepada lintas program maupun lintas sektor
terkait. Bentuk koordinasi dapat secara langsung atau melalui lokakarya mini
Puskesmas.
14
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
1. Persiapan Koordinasi
Setelah menerima laporan dari pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin
Perkesmas melaporkan data sasaran keluarga yang memerlukan tindak lanjut
kepada koordinator Perkesmas. Selanjutnya, koordinator Perkesmas
melaksanakan rapat koordinasi bersama tim Perawat terkait tugas-tugas :
a. Melakukan analisis data sasaran keluarga yang memerlukan intervensi
b. Melakukan analisis kemungkinan perlu dilakukan asuhan keperawatan pada
kelompok/masyarakat
c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan pelayanan Perkesmas dalam hal
asuhan keperawatan keluarga dan kelompok / masyarakat. Bagi Perawat yang
sudah menjadi pembina keluarga maka intervensi lanjut menjadi tanggung
jawabnya. Apabila ada keluarga yang memerlukan pelayanan Perkesmas saat
dilakukan intervensi lanjut oleh pembina keluarga non Perawat maka tugas ini
ditindaklanjuti oleh penanggung jawab darbin Perkesmas
2. Koordinasi Langsung
Koordinasi langsung merupakan jenis koordinasi horizontal yang dilakukan
secara langsung oleh satu pihak pada pihak lain yang terkait, dalam Pelayanan
Perkesmas di Puskesmas dilakukan oleh Koordinator Perkesmas kepada
penanggung jawab program dan pihak lainnya untuk menentukan intervensi-
intervensi dalam upaya menyelesaikan masalah yang ada.
15
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Untuk melakukan koordinasi pada Lokmin Bulanan Pertama, hal-hal yang harus
disiapkan oleh Koordinator Perkesmas dan Penanggungjawab UKM dan
Perkesmas meliputi: Laporan kinerja Puskesmas tahun lalu; bahan penyusunan
RUK tahun yang akan datang dan Rencana Lima Tahunan; usulan kegiatan untuk
perbaikan/peningkatan kinerja Puskesmas; dan RPK bulanan Perkesmas.
16
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Hal-hal yang harus disiapkan baik pada Lokmin Bulanan Pertama maupun Rutin
tersebut disampaikan dan dikoordinasikan oleh penanggung jawab UKM dan
Perkesmas dan diperkuat oleh Koordinator Perkesmas.
17
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu,
keluarga maupun masyarakat ikut serta bertanggungjawab terhadap kesehatan diri,
keluarga dan masyarakat di lingkungannya. Pengertian peran serta masyarakat secara
lebih luas adalah proses dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat
termasuk swasta mengambil tanggung jawab atas
18
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
19
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
20
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
21
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
22
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
dilakukan oleh petugas puskesmas bersama dengan mitra potensial yang ada di
wilayah kerjanya.
b. Tujuan Kemitraan
1) Tujuan umum bermitra yaitu meningkatkan status kesehatan masyarakat
dan daya tanggap pemangku kepentingan terhadap lingkungan dan
masyarakat.
2) Sementara tujuan khusus kemitraan dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan Perkesmas yaitu:
a) Memperoleh dukungan sumber daya dalam meningkatkan upaya
Perkesmas dari setiap mitra potensial
b) Terbangunnya mekanisme kerja yang lebih efektif dan efisien dalam
penyelenggaraan upaya upaya Perkesmas
c) Mempercepat dan memperluas jangkauan wilayah garapan
d) Meningkatnya kualitas upaya Perkesmas untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
23
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
d. Sasaran Kemitraan
Sasaran kemitraan merupakan sasaran sekunder, yaitu:
1) Tingkat Kecamatan :
Lintas Sektor Tk. Kecamatan
Organisasi Profesi (IBI, IDI, PPNI)
Organisasi Kemasyarakatan (PP. ‘Aisyiyah, dan lain-lain)
TP.PKK
Swasta
Saka Bakti Husada (SBH)
Tokoh Masyarakat
2) Tingkat Desa/Kelurahan:
Lintas sektor yang ada di wilayah Desa/Kelurahan
TP.PKK
Kader Kesehatan (Kader Posyandu, Kader Desa Siaga Aktif, dan lain-
lain)
Tokoh Masyarakat
Tokoh Agama
Swasta
SBH
e. Metode
Metode yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut:
1) Komunikasi individu: komunikasi interpersonal
2) Orientasi/ workshop
3) Nota Kesepahaman/Perjanjian Kerjasama
4) Diskusi dan demonstrasi
5) Tinjauan lapangan
f. Media
Media yang digunakan dalam mendukung kegiatan kemitraan, diantaranya
adalah booklet/ buku saku, bahan presentasi, film/ video instruksional, dan
lain-lain.
24
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
g. Langkah-langkah
Kemitraan di bidang kesehatan tidak akan datang dengan sendirinya.
Kemitraan tersebut harus dijalin dan digalang dengan berlandaskan pada
prinsip-prinsip kemitraan agar jalinan kerjasama tersebut berlangsung secara
efektif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, upaya menggalang kemitraan harus
dilaksanakan dengan langkah-langkah yang sistematis.
1) Menentukan gagasan kemitraan
Langkah pertama dalam menggalang mitra yaitu menentukan gagasan
kemitraan. Artinya perlu ditentukan program kesehatan yang memerlukan
kontribusi secara positif dari satu atau beberapa pihak guna mempercepat
pencapaian target program tersebut. Misalnya program pencegahan
stunting, imunisasi, penanggulangan Tuberkulosis (TBC), pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga ataupun
tatanan sekolah. Penyamaan persepsi tentang gagasan atau isu kesehatan
yang akan diangkat dan mempunyai dampak terhadap kesehatan masyarakat
ini menjadi sangat penting. Setelah itu, disiapkan data tentang masalah
kesehatan prioritas, penyebab serta upaya mengatasi masalah kesehatan
tersebut oleh Petugas Puskesmas (Koordintaor Perkesmas/Petugas
Pembina/Penanggung Jawab Desa/ Kelurahan).
25
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Dihasilkan dari kerja keras dan dengan investasi sumber daya yang
memadai.
Dirancang, disusun dan dikemas dengan baik dan sistematis sesuai
dengan kaidah-kaidah keilmuan dan program.
Dikemas dengan teknologi canggih dalam berbagai bentuk. Dapat
diujicoba dalam skala kecil atau terbatas untuk mengetahui tingkat
kelayakannya.
Dapat dimodifikasi dan atau dibuat segmen-segmen tanpa kehilangan
esensinya, apabila diperlukan. Misalnya dengan cara melakukan
pentahapan dalam pelaksanaan program.
Keluaran dari langkah ini adalah daftar pihak-pihak yang akan diajak
bermitra. Untuk itu perlu ada inisiator untuk melakukan identifikasi calon
mitra tersebut. Identifikasi ini dapat dilakukan melalui studi kepustakaan
dan studi lapangan. Selain itu perlu juga digali potensi atau program dari
mitra yang dapat diselaraskan dengan program kesehatan.
26
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Bersedia dan dapat menyediakan waktu, tenaga, dan sumber daya lain
untuk kepentingan kemitraan.
Mengetahui cara-cara bermitra, lebih baik lagi jika memiliki
pengalaman bermitra.
Bersedia dan dapat memberikan kontribusi berupa gagasan atau
“proyek kemitraan” sesuai dengan kesepakatan.
Memiliki relasi yang baik atau bersedia membangun kedekatan, baik
secara sosial maupun psikologis, termasuk membantu kesiapan akses.
Bersedia bergabung dalam tim yang solid, satu konsep dan satu
bahasa.
Kontribusinya berkelanjutan dan taat kepada kesepakatan yang telah
dirumuskan bersama.
4) Menyiapkan diri
Setiap keinginan atau inisiasi untuk menggalang kemitraan perlu melakukan
persiapan diri melalui konsolidasi internal. Persiapan tersebut tentunya
mengacu kepada landasan kemitraan dengan tujuan agar pihak yang
berinisiatif dapat mengembangkan komunikasi dua arah, dapat memahami
masalah atau hambatan yang timbul, memiliki rencana kerja yang
sistematis, mempunyai tim dan koordinasi, tidak merasa superior, siap
menerima saran, fleksibel, mudah dihubungi, mempunyai kemampuan
mengerahkan sumber daya, memahami cara-cara bermitra yang baik, dapat
membina kekompakan dan kesamaan konsep.
27
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
28
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
29
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7) Melaksanakan kerjasama
Salah satu kunci keberhasilan kemitraan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan adalah
“keterpaduan”. Sehubungan dengan itu, dalam melaksanakan upaya
kesehatan tersebut, harus berdasarkan pada rencana aksi dan kesepakatan
yang telah dibuat serta menerapkan prinsip keterpaduan. Ada beberapa
kegiatan besar yang penting perlu mendapat dukungan kemitraan adalah
diantaranya advokasi, pemberdayaan masyarakat, dukungan sosial,
Komunikasi Informasi Edukasi (kampanye, pameran). Dengan adanya
dukungan sumberdaya dari para mitra tersebut, maka diharapkan dapat
membawa dampak positif dan kontribusi terhadap pembangunan kesehatan,
terutama dalam mendukung tercapainya SPM Kabupaten/ Kota.
30
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(stakeholders). Berbeda dengan bina suasana, advokasi diarahkan untuk
menghasilkan dukungan yang berupa kebijakan (misalnya dalam bentuk
peraturan perundang-undangan), dana, sarana, dan lain-lain.
31
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Tujuan
Tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan-
kebijakan publik oleh pejabat publik sehingga dapat mendukung dan
menguntungkan kesehatan. Melalui pelaksanaan advokasi kesehatan, pejabat
publik menjadi paham terhadap masalah kesehatan, kemudian tertarik, peduli,
menjadikan program kesehatan menjadi agenda prioritas serta bertindak
memberikan dukungan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya.
c. Sasaran
Sasaran advokasi kesehatan merupakan sasaran tersier, yaitu: Camat, Kepala
Desa/ Lurah, Ketua TP.PKK Kecamatan, Ketua TP.PKK Desa/Kelurahan,
Ketua RW, Ketua RT, Pimpinan Organisasi, Donatur.
d. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan advokasi, diantaranya
adalah audiensi, lobi, dialog, negosiasi, dan paparan (presentasi).
32
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
e. Media
Media yang digunakan dalam mendukung kegiatan advokasi diantaranya
adalah fact-sheet (lembar fakta), film, bahan presentasi, testimoni, dan lain-
lain
f. Langkah-langkah
1) Penyiapan data tentang masalah kesehatan prioritas, penyebab serta upaya
mengatasi masalah kesehatan tersebut.
2) Pembentukan Tim Advokasi Kesehatan di tingkat Desa/Kelurahan
3) Tim Advokasi Kesehatan, melakukan kegiatan kajian tentang kebijakan
yang ada terkait dengan upaya mengatasi masalah kesehatan tersebut.
Apabila belum ada atau kebijakan yang ada tersebut sudah tidak sesuai lagi,
maka perlu dibuat isu strategis tentang “pentingnya mengatasi masalah
kesehatan prioritas serta dukungan yang diharapkan dari Kepala
Desa/Lurah, Camat, Pengusaha dan Donatur.
4) Pertemuan persiapan pelaksanaan advokasi kesehatan, untuk menyusun
rencana pelaksanaan kegiatan advokasi, meliputi:
a) Mengidentifikasi dan menetapkan sasaran advokasi kesehatan, meliputi
Camat, Kepala Desa/Lurah, Ketua RW, Ketua RT, Ketua Organisasi
Profesi, Ketua Organisasi Kemasyarakatan, Ketua TP- PKK, Pimpinan
Organisasi, Donatur, dan lain-lain.
b) Menetapkan dan mengemas materi advokasi kesehatan.
c) Identifikasi dan menetapkan dukungan yang diharapkan, baik
sumberdaya (dana, sarana-prasarana, media, dan lain-lain) serta
kebijakan baik dalam bentuk surat edaran, surat keputusan, instruksi, dan
lain-lain untuk mengatasi penyebab masalah kesehatan prioritas.
d) Penetapan pelaksana advokasi kesehatan diutamakan seseorang yang
mempunyai hubungan terdekat dan terkuat dengan sasaran advokasi
kesehatan, mempunyai kepribadian dan penampilan yang baik, mampu
melakukan komunikasi persuasif serta memahami tujuan dari advokasi
kesehatan.
e) Penetapan metode dan pembuatan media yang digunakan.
33
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
34
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Tujuan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, serta kemampuan individu, keluarga dan kelompok
masyarakat dalam rangka membangun kepedulian dan peran serta aktif di
berbagai upaya kesehatan.
2) Tujuan khusus:
a) Masyarakat mampu menemu kenali penyebab masalah kesehatan
(perilaku dan non perilaku) yang harus di intervensi
b) Masyarakat mau melakukan upaya mengatasi penyebab masalah
kesehatan dengan menggunakan potensi sumber daya yang dimilikinya.
c) Meningkatnya potensi sumber daya masyarakat untuk mendukung
Indeks Keluarga Sehat (IKS) di tingkat Desa/Kelurahan.
d) Adanya kejelasan tentang dukungan peran serta mitra potensial dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat.
e) Adanya kejelasan tentang peran penentu kebijakan/pengambil keputusan
dalam memberikan dukungan kebijakan dan sumber daya untuk kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
35
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
3) Sasaran
Sasaran pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan ini sebagaimana sasaran
peran serta masyarakat yaitu sasaran primer: individu, keluarga, kelompok
(Peer Group), dan masyarakat.
4) Metode
a) Metode Komunikasi Interpersonal dan Konseling digunakan pada saat
pemberdayaan individu.
b) Diskusi dan demonstrasi, ceramah tanya jawab, pembentukan peer–
group education (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Menyusui, Kelompok
BKR/Bina Kesehatan Reproduksi, Kelompok Jantung Sehat, dan lain-
lain) digunakan pada saat pemberdayaan kelompok.
c) Pendekatan edukatif dan partisipatif (SMD, MMD, Lokakarya,
Kunjungan Lapangan/Studi Banding, dan lain-lain) digunakan pada saat
pemberdayaan Kelompok Masyarakat termasuk organisasi
kemasyarakatan.
36
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b) Pemberdayaan Keluarga
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan keluarga juga dilakukan oleh
petugas puskesmas/Perawat Kesehatan Masyarakat bersama dengan
petugas kesehatan lainnya dan mitra potensial, melalui kunjungan rumah.
Kegiatan ini juga dapat dilakukan oleh petugas Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) seperti Polindes, Posyandu,
Poskesdes, Pos-TBC, dan lain-lain.
37
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
c) Pemberdayaan Kelompok
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak terlepas dari nilai-nilai yang
ada di group/kelompoknya (peer groupnya). Pengaruh teman/group
dalam mempengaruhi perilaku individu atau anggota groupnya sangat
besar. Oleh sebab itu, saat ini telah ada kelompok Jantung Sehat,
Kelompok Kesehatan Ibu dan Anak, Kelompok Ibu Menyusui,
Kelompok Ibu Balita, Kelompok Senam Lansia, Kelompok Sepeda
Sehat, Kelompok Mantan TBC, Kelompok Peduli TBC, Kelompok Bina
Keluarga Sejahtera, Kelompok Peduli Napza, Kelompok Peduli
Lingkungan Sehat, Kelompok Kesehatan Reproduksi Remaja, Kelompok
Karang Taruna RT/RW, Kelompok Pengajian, Kelompok Arisan RT,
bahkan ada Kelompok WA- Medsos, dan lain-lain. Kelompok-kelompok
ini potensial untuk dapat diberdayakan dalam peningkatan PHBS
mendukung PIS-PK, baik untuk individu, keluarga maupun masyarakat.
38
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
(1) Persiapan
- Identifikasi kelompok masyarakat yang potensial untuk
berperan aktif dalam mendukung kegiatan Perkesmas.
- Menyiapkan materi dan media komunikasi.
- Menyusun rencana kegiatan.
(2) Pelaksanaan
- Melakukan pendekatan atau pertemuan kemitraan dengan
koordinator atau pimpinan kelompok masyarakat.
- Menyelenggarakan workshop untuk merancang dukungan
kegiatan Perkesmas yang terintegrasi dengan kegiatan kelompok.
- Membangun forum komunikasi secara intens.
- Mengembangkan dan melaksanakan berbagai jenis kegiatan
pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat di bidang
kesehatan mendukung Perkesmas.
Metode yang diterapkan dalam kegiatan pemberdayaan kelompok adalah
komunikasi individu (formal maupun informal), presentasi dan diskusi,
komunikasi melalui media sosial, dan lain-lain. Media Promosi
Kesehatan yang bisa digunakan yaitu bahan presentasi, leaflet,
selebaran/flyer, booklet, dan lain-lain.
d) Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pendekatan edukatif atau
pengorganisasian masyarakat. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan
adalah sebagai berikut:
(1) Persiapan
Internal Puskesmas.
- Petugas puskesmas menyiapkan rekapitulasi data PIS-PK tingkat
Desa/Kelurahan maupun tingkat Kecamatan. Disamping data
PIS-PK dengan 12 indikator, mungkin ada masalah kesehatan
lain yang menjadi indikator keluarga
39
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Eksternal Puskesmas.
- Melakukan advokasi kepada Kepala Desa/Lurah. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan dukungan terhadap pelaksanaan
kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung PIS-PK,
melalui kegiatan pengorganisasian masyarakat.
- Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat, beserta menyiapkan media promosi kesehatan.
- Membuat undangan untuk menyelenggarakan pertemuan
pemberdayaan tingkat Desa/Kelurahan yang pertama dengan
melibatkan Kepala Desa/Lurah, BPD, Aparat Desa, Ketua RW,
Ketua RT, Ketua TP.PKK Desa dan Ketua Pokja IV, Tokoh
Masyarakat, Kader Posyandu/PKK, Anggota Forum Masyarakat
Desa (bila ada).
40
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
41
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
42
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
43
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
44
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Petugas pelaksana
a. Penanggung jawab adalah Pimpinan Puskesmas.
b. Koordinator adalah :
1) Koordinator Perkesmas
2) Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas
3) Petugas Pembina Wlayah PIS-PK Desa/Kelurahan.
c. Di tingkat Desa / Kelurahan, petugas yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas
adalah:
1) Koordinator Perkesmas
2) Petugas kesehatan puskesmas yang menjadi Pembina Wilayah PIS- PK
Desa/Kelurahan.
3) Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas.
4) Petugas Kesehatan yang ada di UKBM
5) BPM dan DPM
45
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6) Organisasi Profesi
7) Organisasi Kemasyarakatan, TP. PKK, Tokoh Masyarakat, Kader
Kesehatan, Saka Bakti Husada (SBH), dan lain-lain
d. Di Tingkat Kecamatan, petugas yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas,
adalah:
1) Koordinator Perkesmas
2) Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas
3) Petugas pengelola lintas program di puskesmas.
4) Petugas pemberi layanan kesehatan di puskesmas, Poliklinik, Rawat Jalan,
Rawat Inap, Laboratorium, Apotik/Kamar Obat, dan lain-lain
5) Lintas Sektor
a) BPM dan DPM
b) Organisasi Profesi
c) Organisasi Kemasyarakatan, TP.PKK, Tokoh Masyarakat, Kader
Kesehatan, SBH, dan lain-lain
d) Swasta/Dunia Usaha.
46
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
47
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Dalam pertemuan ini dibahas rencana pelaksanaan RPK yang akan di lakukan
di Desa/Kelurahan di wilayah kerja puskesmas, jadwal kegiatannya, peran
lintas program dan lintas sektor, alokasi dana yang tersedia, sarana-prasarana
yang dibutuhkan serta tatalaksana/ mekanisme pelaksanaan kegiatan yang ada
di RPK tersebut.
b. Peningkatan Kapasitas
Peningkatan kapasitas petugas, guna:
1) Meningkatkan pemahaman tentang ruang lingkup materi Penggerakan
Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas.
2) Menyamakan pemahaman tentang penerapan Penggerakan Peran Serta
Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas yang akan dilaksanakan
di Desa/Kelurahan dalam meningkatkan IKS (terutama indikator KS yang
bermasalah).
3) Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan sesuai
RPK.
c. Operasional Kegiatan
1) Penyiapan data dan informasi terkait Penggerakan Peran Serta Masyarakat
dalam mendukung kegiatan Perkesmas sesuai dengan RPK.
2) Melaksanakan pendekatan serta koordinasi dengan berbagai pihak terkait
dalam pelaksanaan kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam
mendukung kegiatan Perkesmas.
3) Melaksanakan kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam
mendukung kegiatan Perkesmas sesuai dengan RPK.
4) Membuat dokumentasi pelaksanaan kegiatan Penggerakan Peran Serta
Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas.
48
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Koordinasi merupakan fungsi manajemen untuk memastikan setiap unit dan kelompok
yang berbeda bisa bekerjasama secara terintegrasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Ruang lingkup koordinasi meliputi koordinasi dalam individu, koordinasi antar individu
dalam suatu kelompok, koordinasi antar kelompok dalam suatu organisasi, dan koordinasi
antar organisasi, dan ini perlu dilakukan dalam upaya mencapai tujuan pelayanan
Perkesmas.
Perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas yang telah disusun perlu dikoordinasikan baik
kepada lintas program maupun lintas sektor terkait. Bentuk koordinasi dapat secara
langsung atau melalui lokakarya mini Puskesmas. Tugas Koordinator Perkesmas terkait
koordinasi yang terpenting pada koordinasi internal adalah melakukan koordinasi dengan
Penanggung jawab PIS-PK dan Penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas untuk
melaporkan kebutuhan asuhan keperawatan kelompok/masyarakat dari hasil pendataan
kesehatan keluarga kepada Kepala Puskesmas, baik secara tertulis, maupun melalui
kegiatan lokakarya mini.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dimana individu, keluarga maupun masyarakat
sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatan serta bertanggung jawab atas
kesehatannya sendiri berdasarkan azas kebersamaan dan kemandirian.
49
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
dan sarana baik fisik maupun sosial yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan paling
bawah, serta memberdayakan masyarakat dalam arti melindungi dan membela kepentingan
masyarakat lemah.
50
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Handayaningrat, Soewarno. 2002. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta: Haji Masagung.
2. Handoko, T.Hani. 2003. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
3. Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
5. Kementerian Kesehatan. (2011). Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan. Jakarta: Kemenkes
6. Kementerian Kesehatan. (2019). Panduan Menggalang Kemitraan di Bidang
Kesehatan, Jakarta: Kemenkes
7. Kementerian Kesehatan. (2019). Pedoman Intervensi Promosi Kesehatan dalam
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) bagi petugas
puskesmas. Jakarta: Kemenkes
8. Totok Mardikanto, Totok. (2010). Konsep-konsep Pemberdayaan masyarakat.
Surakarta: UN Press
9. Ndraha, Talizuduhu. 2011. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta: Rineka
Cipta.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2015 tentang
Upaya Peningkatan dan Pencegahan Penyakit.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 84 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengembangan
Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kesehatan.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
51
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
52
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10
LAMPIRAN
Petunjuk:
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 6 peserta dan setiap kelompok didampingi oleh 1 orang fasilitator. (5 menit)
2. Fasilitator menjelaskan panduan penugasan bermain peran dan meminta tiap
kelompok untuk membagi peran pada masing-masing angotanya. (5 menit)
3. Masing-masing kelompok melakukan penugasan bermain peran sesuai dengan
skenario yang terdiri dari 2 sesi, yaitu :
a) Skenario 1: Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor
b) Skenario 2: Penggerakan Peran Serta Masyarakat
4. Setiap kelompok membagi peran sesuai dengan skenario 1 dan skenario 2.
5. Kelompok mendiskusikan kasus dan mengembangkan skenario sesuai dengan
kreatifitas masing-masing kelompok dan memanfaatkan data-data yang terkait dengan
pelayanan perawatan kesehatan masyarakat. (20 menit).
6. Pada setiap skenario, peserta secara bergantian berperan sebagai Koordinator
Perkesmas dalam kelompoknya. Setiap peserta diberikan waktu 10 menit untuk tampil.
Total waktu yang dibutuhkan bermain peran untuk setiap skenario adalah 60 menit (2
skenario = 120 menit).
7. Fasilitator melakukan penilaian terhadap penampilan setiap kelompok dengan
menggunakan checklist yang telah disiapkan.
8. Fasilitator mengajak peserta untuk memberikan evaluasi terhadap penampilan setiap
peserta dalam kelompoknya. Sesi evaluasi dilakukan setelah semua
53
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
penampilan pada setiap skenario selesai, dimana peserta diberi kesempatan untuk
mengkritisi atau melengkapi kekurangan peserta yang baru selesai tampil. Fasilitator
memberi komentar atau klarifikasi. Waktu evaluasi untuk setiap skenario 30 menit (2
skenario = 60 menit).
9. Pelatih/instruktur merangkum hasil seluruh proses bermain peran. (15 menit).
54
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Peran :
a. Pada Sessi 1 Bermain peran koordinasi lintas program dalam kegiatan Lokakarya
Mini Puskesmas
- Kepala Puskesmas (1 orang)
- Koordinator Perkesmas (1 orang)
- Kepala Sub Bagian Tata Usaha (1 orang)
- Penanggungjawab Program UKM (1 orang)
- Pelaksana Perkesmas (1 orang)
b. Pada Sessi 2 Bermain peran koordinasi lintas sektor dalam kegiatan Lokakarya Mini
Tribulanan Puskesmas
- Koordinator Perkesmas (1 orang)
- Kepala Puskesmas (1 orang)
- Lintas program (1 orang)
- Lintas sektor (1 orang)
- Pelaksana Perkesmas (1 orang)
Alur Cerita :
Desa Sukarasa merupakan wilayah kerja Puskesmas Cendana yang lokasinya paling jauh,
yaitu sekitar 17 KM dari Puskesmas. Jalan untuk menempuh desa tersebut cukup sulit
karena akses satu-satunya jalan adalah jembatan gantung yang menghubungkan 2 desa
yaitu Desa Sukarasa dan Desa Laksana. Petugas Puskesmas untuk bisa pergi ke Desa
Sukarasa harus menggunakan motor dan kadang jalan kaki karena jalannya curam dan
sempit.
55
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
diabetes pada kaki sehingga memerlukan perawatan luka. Kendala yang dihadapi oleh
perawat pelaksana Perkesmas adalah Petugas Puskesmas belum melakukan kunjungan
rumah dan ternyata 2 orang dari 3 kasus baru TB tersebut belum terdata PIS-PK, sehingga
perlu dikoordinasikan dengan penanggungjawab program UKM.
Masalah lain yang dihadapi pelaksana Perkesmas adalah kendaraan motor operasional
Puskesmas tidak selalu siap digunakan karena jadwal penggunaannya selalu bentrok
dengan kegiatan lainnya, alat PHN Kit tidak lengkap, alat dan bahan pertolongan darurat
tidak ada. Selain itu juga pelaksana Perkesmas merasa keteteran dalam melaksanakan
tugasnya karena harus melaksanakan tugas lain diantaranya harus melakukan penyuluhan
di berbagai kampung, melakukan imunisasi, melakukan posyandu, dan lain-lain sedangkan
Pelaksana Perkesmas hanya ada 2 orang. Pelaksana Perkesmas merasa perlu
membicarakan kendala dan permasalahan yang ditemui dan dialaminya kepada
Penanggungjawab Darbin dan Koordinator Perkesmas untuk dibahas dalam lokakarya
lintas program.
Desa lainnya yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cendana yaitu Desa Laksana,
setelah dilakukan analisis masalah berdasarkan data PIS-PK, ada 4 indikator yang
capaiannya paling rendah, yaitu: 70,7% penderita hipertensi belum melakukan pengobatan
secara teratur, ada sekitar 66,4% bayi belum mendapatkan imunisasi lengkap, ada 58,5%
bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif, dan 57,1% penderita TB tidak mendapatkan
pengobatan sesuai standar. Kepala Puskesmas, Koordinator Perkesmas dan Pelaksana
Perkesmas ingin segera memecahkan masalah kesehatan yang membutuhkan kerjasama
antara Lintas program dan Lintas Sektor yang terkait dengan penyebab terjadinya masalah
kesehatan.
56
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Melakukan koordinasi lintas sektor pada kegiatan Loka Karya Mini Tribulanan
Puskesmas, dalam upaya peningkatan kerjasama lintas sektoral.
a. Sessi 1 Koordinasi Lintas Program pada Kegiatan Loka Karya Mini Bulanan
Puskesmas, sebagai berikut :
Kepala puskesmas mempersiapkan
- bahan umpan balik kinerja bulan lalu dan capaian kumulatif bulan berjalan
- informasi kebijakan baru dan atau program baru yang harus dilaksanakan di
puskesmas
- rencana tindakan perbaikan dan peningkatan kinerja yang akan datang
Pelaksana/ Penanggung Jawab Program/ Kegiatan
- Melaporkan hasil kinerja, analisis masalah dan rancangan tindak lanjut
masing-masing program
- Menyiapkan bahan untuk pembahasan usulan kesehatan dari seluruh kelurahan
- Menjelaskan usulan kegiatan untuk perbaikan/ peningkatan kinerja
puskesmas
- Memaparkan RPK bulanan setiap program atau kegiatan
Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempersiapkan :
- Mempersiapkan kebutuhan administrative pelaksanaan Lokmin, termasuk di
dalamnya notulensi.
- Bertanggung jawab dalam mengorganisir penyelenggaraan lokakarya mini.
Koordinator Perkesmas
- Melaporkan hasil kinerja, analisis masalah dan rancangan tindak lanjut
pelayanan Perkesmas diantaranya permasalahan pada kasus di atas
- Menyiapkan bahan untuk pembahasan usulan kesehatan dari seluruh
kelurahan/desa, termasuk Desa Sukarasa dan Desa Laksana.
- Menjelaskan usulan kegiatan untuk perbaikan/peningkatan kinerja
puskesmas
- Memaparkan RPK bulanan
57
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Pelaksana Perkesmas :
- Menyampaikan permasalahan terkait pelaksanaan Perkesmas di Desa Sukarasa
- Mencatat/membuat notulis hasil lokakarya mini
- Mendokumentasikan hasil lokakarya mini
- Membuat laporan untuk rencana tindak lanjut.
b. Sessi 2 Koordinasi Lintas Sektor pada Kegiatan Loka Karya Mini Tribulanan
Puskesmas, memerankan sebagai berikut :
Koordinator Perkesmas :
- Koordinasi dengan pogram untuk kesiapan bahan bahan kegiatan lokakarya
mini dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
- Melasanakan arahan dari Kepala Puskesmas terkait seluruh rangkaian
kegiatan lintas sector
- Mengusulkan waktu dan tempat pelasanaan
- Mengawasi tim mulai dari persiapan sampai dengan pelaksaan kegiatan
lokakarya mini
- Mengevaluasi mulai dari persiapan sampai dengan pelaksaan kegiatan
lokakarya mini
Kepala Puskesmas:
- Menerima laporan persiapan kegiatan lokakarya mini dari koordinantor
Perkesmas dan koordinator program
- Memberikan arahan kegiatan kepada koordinator perkesmas dan
koordinator program
- Melaksanakan pendekatan kepada camat untuk memipmpin lokakarya dengan
menjelaskan acaranya
- Mengkoordinasikan sektor sektor agar menyajikan laporan kegiatan dan
pembinaan
Pelaksana Perkesmas
- Membuat visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah dipahami
oleh sector antara lain dalam bentuk PWS
- Mempersiapkan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulanan lintas
sector
58
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
- Menyiapkan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/ surat surat yang
berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan dengan sector
kesehatan
- Membuat notulen lokakarya
- Membuat surat-surat undangan lokakarya untuk ditandatangani camat/linsek
59
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Nama Peserta :
Kelompok :
Instruktur :
60
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Jumlah Skor
Keterangan Nilai
0 : Jika peserta tidak melakukan komponen penilaian
1 : Jika peserta melakukan komponen penilaian namun kurang tepat 2 :
Jika peserta melakukan komponen penilaian dengan tepat
Perhitungan Nilai
Observer
………………………
61
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Nama Peserta :
Kelompok :
Instruktur :
NILAI
NO. KOMPONEN PENILAIAN KET
0 1 2
LOKAKARYA TRIBULANAN PERTAMA
A
MASUKAN
KELUARAN
C
Membuat kesepakatan tertulis lintas sektor terkait
1
dalam mendukung program kesehatan
Membuat rencana kegiatan masing – masing
2
sector
A MASUKAN
Menyiapkan laporan kegiatan pelaksanaan
1
program perkesmas dan dukungan sektor terkait
62
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Jumlah Skor
Keterangan Nilai
0 : Jika peserta tidak melakukan komponen penilaian
1 : Jika peserta melakukan komponen penilaian namun kurang tepat 2 :
Jika peserta melakukan komponen penilaian dengan tepat
Perhitungan Nilai
(Jumlah skor/total skor) x 100=………….
Observer
………………………
63
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Peran :
1) Koordinator Perkesmas (1 orang)
2) Pelaksana Perkesmas (1 orang)
3) Kepala Desa (1 orang)
4) Kader Kesehatan & Mitra potensial (1 orang)
5) Tokoh masyarakat (1 orang)
Alur Cerita :
Tahun 2019, telah dilakukan pendataan PIS-PK di Desa Amarupura dan terdapat tiga
masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian untuk diintervensi yaitu:
64
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
65
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
66
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
dan mitra tersebut dengan ruang lingkup kegiatan pembinaan Posbindu PTM di Desa
Amarupura.
Mengacu pada Surat Edaran Kepala Desa Amarupura dan perjanjian kerjasama dengan
mitra Dunia Usaha, selanjutnya Kader kesehatan bersama tokoh masyarakat didampingi
Koordinator Perkesmas menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
mengaktifkan kembali Posbindu PTM dan memanfaatkan pelayanan di Posbindu PTM
di setiap kegiatan masyarakat di desa.
67
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Nama Peserta :
Kelompok :
Instruktur :
NILAI
NO. KOMPONEN PENILAIAN KET
0 1 2
68
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
a. Mempersiapkan pertemuan
b. Membangun kesepakatan kerjasama
kemitraan
c. Merumuskan rencana kerja kemitraan
d. Melaksanakan kerjasama
e. Pemantauan kemitraan
6 Menggerakan masyarakat untuk berpatisipasi
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Point2 lain terkait penggerakan masyarakat
Keterangan Nilai
0 : Jika peserta tidak melakukan komponen penilaian
1 : Jika peserta melakukan komponen penilaian namun kurang tepat 2 :
Jika peserta melakukan komponen penilaian dengan tepat
Perhitungan Nilai
Observer
………………………
69
MODUL MATA PELATIHAN INTI 4
PENGAWASAN,
PENGENDALIAN, DAN
PENILAIAN HASIL
KEGIATAN PELAYANAN
PERKESMAS
1 DESKRIPSI SINGKAT
1
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengawasan, pengendalian dan
penilaian kegiatan pelayanan perkesmas diwilayah kerjanya
2
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
3
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kegiatan Pelayanan Perkesmas
menggunakan metode :
4
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Dokumen perencanaan (dari tempat OL)
9. SPM Kab/ Kota (dari tempat OL)
10. Lembar kasus
11. Panduan Studi Kasus
12. Panduan Observasi Lapangan
5
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta (10 menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
Fasilitator melakukan bina suasana dengan memberikan game singkat, agar peserta
fokus dan antusias dalam mengikuti materi.
Melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang Pengawasan, Pengendalian,
dan Penilaian Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Sampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok yang akan
disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
6
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
Pengendalian atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Controlling harus senantiasa
dilaksanakan oleh Koordinator Perkesmas demi mencapai tujuan dan menjaga mutu
layanan perkesmas. Merujuk dari ilmu manajemen pengendalian memiliki fungsi
sebagai alat kendali dalam memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan dalam
organisasi dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Bila diselaraskan dengan
pelayanan perkesmas, pengendalian merupakan langkah untuk melihat dan
memastikan pelaksanaan pelayanan perkesmas disesuaikan dengan perencanaan
kegiatan perkermas. Dengan adanya fungsi pengendali ini maka sumber daya yang
digunakan untuk pelayananan perkesmas dapat dipastikan diguna dayakan secara
efektif dan efisien sesuai tujuan pencapaian Indeks Keluarga Sehat setempat.
Proses
11
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Langkah awal dari pengawasan dan pengendalian yakni penetapan target sesuai
capaian dari setiap indicator yang digunakan. Dalam pemilhan indikator perlu di
ingat prinsip Tangible dan Intangible.
Tangible (terukur atau nyata) – Tangible adalah standar yang dapat diukur
dan nyata. Biasanya disebut juga dengan Standar yang terukur (Measurable
Standards). Standar Terukur yang ditentukan oleh Manajemen dapat berupa
Standar waktu yang harus dicapai (Time), standar biaya (Cost), standar penjualan
(Sales), standar pangsa pasar (Market Share), standar produktivitas (Productivity)
hingga laba yang harus dicapai (Profit).
Intangible (Tidak Terukur atau tidak berwujud) – Intangible adalah
standar yang tidak dapat diukur secara moneter ataupun angka. Standar Intangible
ini lebih sulit diukur jika dibandingkan dengan standar tangible. Contohnya
Standar Intangible seperti sikap dan tingkah laku seorang karyawan,
penyimpangan pekerjaan seorang karyawan, kreativitas karyawan ataupun
kesetiaan pelanggan.
12
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
13
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Indikator Proses
Indikator proses dalam pelayanan Perkesmas meliputi:
a. Jumlah individu yang mendapatkan asuhan keperawatan di Puskesmas sesuai
target RPK;
b. Jumlah keluarga binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan sesuai target
RPK;
c. Jumlah kelompok binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan sesuai
target RPK;
d. Jumlah desa/kelurahan binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan sesuai
target RPK; dan
e. Jumlah Perawat yang mendapat pembinaan teknis Perkesmas oleh
Koordinator Perkesmas sesuai rencana.
3. Indikator Luaran
Indikator luaran/output dalam pelayanan Perkesmas meliputi:
a. Individu
Persentase individu dengan hasil asuhan keperawatan teratasi.
Cara Pengukuran: Jumlah individu dengan hasil asuhan keperawatan teratasi
dibagi dengan jumlah individu yang mendapat asuhan keperawatan di
Puskesmas, dikali 100%.
14
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Keluarga
Persentase keluarga binaan dengan hasil asuhan lepas bina.
Cara Pengukuran: Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan lepas bina,
dibagi dengan jumlah keluarga binaan yang mendapat asuhan keperawatan,
dikali 100%.
c. Kelompok
Persentase kelompok binaan yang meningkat kemandiriannya.
Cara Pengukuran: Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-II, KM-
III dan KM-IV, dibagi jumlah kelompok binaan yang mendapat asuhan
keperawatan, dikali 100%.
d. Masyarakat
Persentase desa/kelurahan binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan.
Cara Pengukuran: Jumlah desa/kelurahan binaan yang mendapatkan asuhan
keperawatan dibagi jumlah desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas, dikali
100%.
4. Indikator Dampak
Indikator outcome/dampak dalam pelayanan Perkesmas yaitu peningkatan
Indeks Keluarga Sehat (IKS) tingkat Puskesmas.
Pemahaman dari jenis indikator pengawasan dan pengendalian dari masukan, proses
dan luaran/dampak menjadi acuan saat melakukan pengawasan dan pengendalian
kegiatan perkesmas. Pelaksanaan penyelenggaraan perkesmas akan tercatat dalam
sebuah laporan kegiatan. Laporan tersebut menjadi bahan kegiatan pengawasan,
pengendalian dan penilaian untuk melihat dengan perencanaan sebelumnya. Data
Rancangan Usulan Kegiatan (RUK) maupun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
dan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) Perkesmas pada tahun berjalan berserta
notulensi atau dokumen terkait laporan kegiatan menjadi bahan untuk pengawasan
bagi Koordinator Perkesmas. Pengawasan internal diselaraskan dengan penanggung
jawab kegiatan UKM esensial atau pengembangan. Peranan Koordinator Perkesmas
dalam pengawasan dan pengendalian pelayanan UKP antara lain pelayanan
perkesmas pada sasaran individu
15
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan kemandirian individu dalam perawatan diri
yang yang telah dilayani dalam waktu berjalan disesuaikan data perencanaan
kegiatan (RUK. RKA dan atau RPK).
16
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
D. Tindakan Koreksi/Perbaikan
Kegiatan berikutnya dalam rangka pengawasan dan pengendalian pelayanan
perkesmas berupa tindakan perbaikan. Koordinator perkesmas harus senantiasa aktif,
peduli dan dinamis dalam pengawasan dan pengendalian pelayanan perkesmas.
Dengan kolaborasi yang selaras bersama PJ UKM Esensial, Koordinator harus
segera melakukan tindakan perbaikan bila dijumpai adanya penyimpangan pelayanan
perkesmas. Saat mengambil upaya perbaikan atau tindakan koreksi Koordinator
Perkesmas harus
17
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
senantiasa menjalin komunikasi efektif dalam hal ini melaporkan kepada atasan
langsung yakni Kepala Puskesmas.
Untuk jenis penyimpangan kecil maka tindakan perbaikan bisa langsung segera
diambil oleh koordinator Perkesmas, dengan tetap lapor kepada Kepala Puskesmas.
Adapun untuk penyimpangan yang besar kiranya melaporkan segera kepada Kepala
Puskesmas.
18
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
19
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Penilaian pelayanan perkesmas bagian dari penilaian kinerja Puskesmas dalam ruang
lingkup cakupan pelayanan kesehatan. Penilaian sebagai proses yang obyektif dan
sistematis untuk melihat kegiatan /program perkesmas apakah telah berjalan efektif
dan efisien, sesuai sasaran dan standar/peraturan yang berlaku. Penilaian perkesmas
oleh kordinator perkesmas sebagai bagian dari menjaga mutu layanan perkesmas.
Penilaian kegiatan perkesmas menjadi bagian penilaian kinerja Puskesmas yang
selanjutnya akan diverifikasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Hasil
pencapaian indikator pelayanan Perkesmas digunakan oleh Puskesmas untuk
mengukur keberhasilan pelayanan Perkesmas sekaligus sebagai bahan penyusunan
perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas berikutnya. Selain itu hasil pencapaian
indikator pelayanan Perkesmas juga digunakan sebagai bahan rekomendasi
penyusunan kebijakan pelayanan Perkesmas.
20
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Keterangan:
1. Matriks tersebut diatas merupakan beberapa contoh kegiatan yang dilakukan Puskesmas.
Kegiatan selanjutnya sesuai RPK Puskesmas
2. Matriks tersebut dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan kebijakan daerah, dengan tidak
mengurangi variabel kolom yang ada.
3. Kolom (2). Upaya Kesehatan diisi dengan UKM, UKP, pelayanan kefarmasian,
keperawatan kesehatan masyarakat, dan pelayanan laboratorium yang dilaksanakan di
Puskesmas. Diisi sesuai dengan RPK Puskesmas. Dan untuk Perkesmas bisa lebih di
detilkan kegiatannya
4. Kolom (3). Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari masing-masing upaya yang
harus dilaksanakan dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan
5. Kolom (4). Satuan diisi dengan satuan kegiatan, seperti orang, ibu hamil, bayi, balita, dan
lainya sesuai dengan NSPK masing-masing program.
6. Kolom (5). Target sasaran adalah jumlah dari sasaran/area yang akan diberikan pelayanan
oleh Puskesmas, dihitung berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis, jumlah sumber
daya, target indikator kinerja, dan pencapaian terdahulu.
7. Kolom (6). Pencapaian diisi pencapaian kegiatan dari target sasaran yang telah ditentukan.
8. Kolom (7). Cakupan, diperoleh dengan menghitung pencapaian hasil kegiatan (kolom 6)
dibagi dengan target sasaran (kolom 5). Cakupan dihitung reratanya dari hasil masing-
masing variabel, sedangkan tiap variabel dihitung dari rerata sub variabel. Penetapan
kelompok variabel dan sub variabel dilaksanakan oleh Puskesmas bersama dengan dinas
kesehatan kabupaten/kota, dengan mengacu pada NSPK program
Untuk mempermudah tampilan dari penilaian perkesmas sajian data yang dihasilkan
dapat disajikan dalam bentuk grafik sarang laba-laba atau diagram radar.
Dengan grafik sarang laba-laba atau diagram radar diharapkan dapat lebih mudah
diketahui tingkat kesenjangan pencapaian dan ketidakserasian antara hasil cakupan
kegiatan pada setiap desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas. Penyajian grafik
tersebut sebaiknya dibuat secara periodik bulanan atau triwulan, sehingga dapat
digunakan sebagai bahan pemantauan dan identifikasi masalah sedini mungkin.
Berikut contoh
21
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
penggunaan grafik sarang laba-laba atau diagram radar untuk tampilan kinerja Puskesmas.
Gambar 1.
Contoh Grafik Kinerja Puskesmas Tahun 2017
TAHUN 2017
TARGET CAPAIAN
Gambar 2.
Contoh Grafik Kinerja Puskesmas Tahun 2018
TAHUN 2018
Promosi Kesehatan
100 upaya Kesehatan
Program Lansia 80 Lingkungan
60
40
Kesehatan Jiwa 20 Upaya KIA dan KB
0
TARGET CAPAIAN
22
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Gambar grafik radar di atas adalah sajian pencapaian kinerja di Puskesmas, dimana
pada tahun berikutnya dapat dilihat capaian kinerja pelayan perawat kesehatan
masyarakat meningkat.
23
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Koordinator Perkesmas harus mampu bersinergi dalam pelayanan perkesmas dengan
manajemen Puskesmas. Siklus MP dalam hal ini P3 selaras dengan kegiatan kordinator
untuk dapat melakukan Pengawasan, Pengendalian, Dan Penilaian Hasil Kegiatan
Pelayanan Perkesmas. Adanya kejelasan indicator capaian yang Pengendalian, Dan
Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas.
24
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan di Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016
tentang Manajemen Puskesmas
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
9. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
25
MATA PELATIHAN INTI 5
PEMBINAAN TEKNIS
PERKESMAS DI
PUKESMAS DAN WILAYAH
KERJANYA
1 DESKRIPSI SINGKAT
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama
di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas harus
menyelenggarakan: manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas), pelayanan laboratorium dan kunjungan
keluarga.
Perkesmas adalah suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif yang berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya. Mempertimbangkan bahwa
dasar orientasi menjalankan pelayanan Perkesmas adalah proses keperawatan maka
pelayanan Perkesmas khususnya pemberian asuhan keperawatan harus dilaksanakan oleh
Perawat di Puskesmas.
1
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
yaitu sebagai Pendidik bagi rekan Perawatnya yang bekerja di Puskesmas yang sama
(Perawat pelaksana ataupun Penanggung Jawab Darbin).
2
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pembinaan teknis
Perkesmas di Puskesmas dan wilayah kerjanya
3
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Bimbingan Teknis Keperawatan
a. Preseptorsip
b. Mentorsip
2. Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
a. Pengertian Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
b. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
3. Tindak Lanjut Keperawatan
a. Analisis dan Interpretasi Data
b. Penyusunan Laporan
c. Tindak Lanjut Laporan
4
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan komunikasi efektif menggunakan metode:
1. CeramahTanya Jawab
2. Curah pendapat
3. Bermain peran (role play)
5
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
7
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang bertanya dan peserta yang
menanggapi/menjawab pertanyaan peserta lainnya.
Fasilitator memberikan jabawan terhadap hal-hal yang ditanyakan oleh peserta.
9
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 5: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada peserta.
Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan
jawaban.
Fasilitator merangkum pembelajaran bersama-sama peserta.
Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapakan permohonan maaf dan
terimakasih bila masih ada kekurangan dan salam penutup.
10
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
Pembinaan teknis Perkesmas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Koordinator
Perkesmas dalam rangka meningkatkan kemampuan teknis Perawat dalam
menyelenggarakan pelayanan Perkesmas. Kegiatan ini meliputi bimbingan teknis
keperawatan, monitoring dan evaluasi keperawatan, dan tindak lanjut keperawatan. Ketiga
kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai output program
Perkesmas yang diharapkan.
Gambar.
Pelayanan Perkesmas Dalam Upaya Pencapaian
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
11
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, salah satu tugas
Perawat dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan adalah sebagai pengelola
pelayanan keperawatan. Dalam menjalankan tugasnya, Perawat berwenang:
Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan
Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan keperawatan
Mengelola kasus
Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat, disebutkan bahwa
kegiatan pengelolaan pelayanan keperawatan merupakan kewenangan dari jabatan
fungsional perawat katagori keahlian. Salah satu uraian tugasnya terkait bimbingan teknis
keperawatan adalah melakukan preseptorsip dan mentorsip.
Bimbingan teknis keperawatan dalam lingkup pembinaan teknis Perkesmas juga dilakukan
dengan menggunakan metode preseptorsip dan mentorsip sesuai Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun 2019.
Bimbingan teknis ini dilakukan oleh Koordinator Perkesmas selaras dengan persyaratan
seorang Koordinator Perkesmas yang idealnya dengan latar belakang pendidikan minimal
Ners sehingga termasuk dalam perawat katagori keahlian. Dalam pelaksanaannya,
Koordinator Perkesmas dapat dibantu oleh Penanggung Jawab Darbin apabila yang
bersangkutan termasuk dalam perawat katagori keahlian juga.
Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai kegiatan preseptorsip dan mentorsip.
A. Preseptorsip
Preseptorsip adalah salah satu metode bimbingan yang umumnya dilakukan terhadap
mahasiswa yang sedang berpraktik atau orang yang baru bekerja atau orang yang
baru ditugaskan di tempat kerja yang berbeda dari
12
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
sebelumnya. Dalam kegiatan bimbingan dengan metode preseptorsip ini, orang yang
dibimbing akan diperkenalkan tentang peran dan tanggung jawabnya serta rekan/
relasi yang biasanya berinteraksi di instansi kerja tempat bimbingan ini dilakukan.
Selain itu diajarkan pula tentang pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
untuk bekerja di suatu instansi tersebut.
1. Pengertian Preseptorsip
Preseptorsip adalah proses belajar mengajar antara individu yang belum
berpengalaman dengan yang sudah berpengalaman dalam kurun waktu tertentu.
Dalam dunia keperawatan, preseptorsip merupakan cara dengan menitikberatkan
metode role modelling untuk mendukung pembelajaran dan pertumbuhan
profesional bagi perawat dan meningkatkan kualitas praktik secara keseluruhan
(Hynes-Gay & Nagle, 2000). Penerapan metode preseptorsip diyakini akan
menumbuhkan iklim pembelajaran klinik dalam memberikan pelayanan
profesional bagi perawat pelaksana sebagai Precepte dan klien sebagai penerima
layanan.
13
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Karakter Preseptor
Koordinator Perkesmas sebagai seorang preseptor diharapkan memiliki
karakter sebagai berikut:
a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yg cukup terkait
pelayanan Perkesmas
b. Mampu mengembangkan keterampilan klinis (inovasi)
c. Mampu mengaitkan antara teori ke praktik
d. Memiliki kepercayaan diri
e. Memiliki sifat terbuka terhadap masukan atau pertanyaan
f. Memiliki sifat peduli, menghargai pendapat perawat pelaksana dan toleransi
g. Bertanggung jawab
3. Peran Preseptor
Koordinator Perkesmas sebagai seorang Preseptor berperan sebagai berikut:
a. Mengorientasikan ruang lingkup pekerjaan dan kebijakan/ peraturan/
pedoman/ panduan/ standar prosedur operasional kepada perawat pelaksana
b. Memfasilitasi lingkungan pembelajaran yang informal, kolaboratif, dan positif
c. Menjadi role model yang positif dan efektif
d. Memberikan pengalaman pembelajaran dalam memberikan asuhan
keperawatan di Puskesmas sesuai dengan acuan yang berlaku
e. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat pelaksana dalam
memberikan asuhan keperawatan di Puskesmas.
f. Memberikan umpan balik selama proses bimbingan teknis
g. Menyampaikan hasil bimbingan teknis kepada perawat pelaksana.
14
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
a. Direct Instruction
Metode ini dilakukan dengan cara menyampaikan pengetahuan dan
keterampilan secara langsung dalam susunan dan langkah-langkah sederhana
secara berurutan kepada perawat pelaksana melalui arahan langsung. Sebagai
contoh: Koordinator Perkesmas memberikan arahan langsung mengenai
standar prosedur operasional tentang pengkajian keperawatan dasar pada
keluarga. Langkah-langkah yang dilakukan terdiri dari:
1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada perawat pelaksana
3) Mendemonstrasikan pelaksanaan pengkajian keperawatan dasar pada
keluarga sesuai standar prosedur operasional yang ditetapkan
4) Membimbing perawat pelaksana untuk melakukan latihan
5) Mengevaluasi pemahaman perawat pelaksana dan memberikan umpan
balik
6) Memberikan kesempatan bagi perawat pelaksana untuk latihan mandiri
b. Case-Based Teaching
Metoda ini sangat bermanfaat dalam pembelajaran bagi tenaga kesehatan
karena pendekatannya yang berfokus pada pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Kegiatannya dilakukan dengan cara melibatkan
perawat pelaksana dalam berdiskusi terkait kasus-
15
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
16
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
c. Case Presentation
Metode ini termasuk dalam bagian metode pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). Metode Case Presentation merupakan kegiatan
pembelajaran yang sering dilakukan oleh mahasiswa/ tenaga kesehatan di
ruang diskusi. Koordinator Perkesmas dapat menggunakan metode ini dengan
meminta salah satu perwakilan perawat pelaksana untuk menyajikan kasus
asuhan keperawatan yang saat ini sedang dikelolanya. Selanjutnya
Koordinator Perkesmas memfasilitasi proses diskusi antara perawat pelaksana
yang menyajikan kasus dengan rekan perawat lainnya.
d. Bed-side teaching/ Home-side Teaching
Metode ini juga termasuk dalam bagian metode pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dan merupakan komponen esensial dari clinical
training yang sudah dilakukan sejak lama. Dalam pendidikan klinis, pasien
merupakan guru, seperti yang diungkapkan oleh Wiliam Osler 1903: “no
teaching without the patient for a text, and the best teaching is often that
taught by the patient himself” (Bliss, 1999). Tahapan yang dilakukan
meliputi:
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini, perawat pelaksana menyiapkan semua hal sebelum asuhan
keperawatan dilakukan. Apabila akan melakukan asuhan keperawatan
keluarga maka pastikan kontrak waktu dengan keluarga sudah disepakati
dan dikonfirmasi.
2) Tahap Briefing
Sebelum bertemu dengan klien maka antara Koordinator Perkesmas dan
perawat pelaksana perlu melakukan diskusi singkat untuk karakteristik
kasus klien dan pengorganisasian kegiatan yang akan dilakukan saat
kunjungan dibandingkan dengan perencanaan tindakan keperawatan yang
telah disusun
3) Tahap Pertemuan dengan Klien
Pada tahap ini perawat pelaksana melakukan interaksi langsung dengan
klien. Selama proses tersebut, Koordinator Perkesmas
17
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
18
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tabel 1.
Teknik Preseptorsip
19
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
B. Mentorsip
1. Pengertian Mentoring
Mentoring adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui transfer
pengetahuan dan keterampilan dari orang yang lebih berpengalaman di bidang
yang sama. Orientasi dari mentoring adalah pembentukan karakter dan
kepribadian Mentee (peserta mentoring). Seorang mentor biasanya lebih senior
dan berpengalaman, yang membantu dan memandu pengembangan individu atau
kelompok di tempat kerjanya.
20
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Manfaat Mentoring
Manfaat Koordinator Perkesmas melakukan bimbingan teknis keperawatan
dengan metode mentorsip adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman perawat
pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan kepada sasaran individu,
keluarga dan kelompok/ masyarakat.
b. Mengembangkan keterampilan Koordinator Perkesmas dalam pengajaran,
konseling, dan kemampuan mendengarkan.
c. Memperluas jaringan kerja profesional dan personal
d. Meningkatkan kesadaran akan kebutuhan pelayanan Kesehatan
e. Meningkatkan motivasi kerja
3. Tipe Mentoring
Tipe mentoring dapat meliputi:
a. Mentoring yang bersifat alami
Kegiatan mentoring ini dilakukan secara non formal atau atas dasar
kesukarelaan antara Mentor dan Mentee. Biasanya Mentee akan memilih
sendiri Mentor yang dianggap cocok untuk pengembangan karier
profesionalnya. Tipe mentoring seperti ini biasanya berjalan dalam waktu
jangka panjang dan bisa sampai seumur hidup karena dapat menumbuhkan
persahabatan diantara keduanya.
b. Mentoring yang direncanakan
Kegiatan mentoring ini berupa program-program terstruktur dimana Mentor
dan Mentee memilah dan memadukan kegiatan mentoring melalui proses-
proses yang bersifat formal. Pada tipe ini biasanya Mentor bisa berasal dari
dalam atau luar organisasi kerjanya. Melalui kegiatan mentoring yang telah
terencana diharapkan dapat menjadi pendukung Mentee dalam membantu
pengembangan dan penguatan proses pembelajaran mandiri, membangun rasa
percaya diri, meningkatkan loyalitas bagi organisasi kerjanya, membangun
karier,
21
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
22
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
5. Implementasi Mentoring
Dalam implementasi mentoring terdapat tahapan kegiatan yang
dilaksanakan oleh Koordinator Perkesmas sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi perawat pelaksana yang akan diberikan mentoring
b. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu mentoring
c. Menyamakan persepsi tentang aspek-aspek yang ingin didiskusikan selama
proses mentoring
d. Melakukan proses mentoring
e. Mendokumentasikan kegiatan selama proses mentoring (format
mentoring sesuai Tabel 2)
f. Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pasca mentoring.
Tabel 2.
Format Mentoring
23
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
berprestasi lebih baik untuk menjadi seorang Mentor bagi perawat pelaksana
lain di Puskesmas.
c. Memiliki pengetahuan (knowledge) yang lebih baik
Seorang Mentor harus mampu memberikan pendapat, ide dan solusi dengan
baik. Untuk melakukan hal itu, seorang mentor harus memiliki pengetahuan
yang luas dan akan lebih baik lagi apabila memiliki pengetahuan lain diluar
bidangnya untuk dapat memicu munculnya ide- ide baru dan meningkatkan
kreativitas.
d. Memiliki keterampilan/ skill yang lebih baik
Seorang Mentor harus memiliki hard skill dan soft skill yang lebih baik
karena harus dapat mengajarkan dan mencontohkan kepada perawat pelaksana
e. Memiliki semangat tinggi (self-motivated)
Semangat tinggi yang dimiliki oleh Mentor dapat mempengaruhi semangat
Mentee. Ciri-ciri mentor yang memiliki semangat tinggi adalah selalu
tersenyum dan seperti tidak pernah punya masalah.
f. Memiliki sikap mental positif
Positive thinking akan menghasilkan positive attitude. Mentor harus
memiliki sikap mental positif agar bisa melihat secara jelas/ jernih dan
obyektif terhadap aktivitas yang dilakukan sehingga bisa memberikan
bimbingan dengan tepat. Untuk itu, Koordinator Perkesmas diharapkan
memupuk sikap mental positif di dalam dirinya agar dapat selalu optimis
bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik dan mampu melihat adanya
solusi dalam setiap masalah yang dihadapi.
g. Memiliki sikap empati
Sikap empati adalah mampu memahami masalah yang dihadapi orang lain dan
berusaha memberikan suatu saran menuju jalan keluar/ solusi serta menjadikan
suatu masalah yang dihadapi sebagai suatu tantangan bukan hambatan.
h. Peduli (caring)
Sikap peduli seorang Mentor terhadap orang lain (people-oriented) dapat
digambarkan dengan kemampuannya dalam mau mendengarkan orang lain
dan mau berbagi kepada orang lain.
24
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
i. Decision maker
Seorang Mentor dituntut mampu dalam mengambil keputusan, tidak ragu
dan tegas terhadap suatu solusi yang akan dilakukan.
7. Tugas Mentor
Koordinator Perkesmas yang berperan menjadi Mentor, harus dapat melakukan
tugasnya meliputi:
a. Menjadi contoh teladan bagi Mentee dalam menerapkan nilai-nilai budaya
kerja organisasi berorientasi pada pelayanan publik.
b. Mengembangkan kecerdasan emosional dan keterampilan Mentee, baik
hard skill maupun soft skill
c. Memotivasi Mentee untuk selalu mengembangkan kepribadian dan
karakternya secara berkesinambungan
d. Memberi tips dan saran berdasarkan contoh praktik keberhasilan dari
pengalaman dan rekam jejak yang baik
e. Memperlihatkan titik-titik kritis yang berpotensi menimbulkan permasalahan
atau terjadinya kendala dalam pekerjaan yang dilakukan oleh Mentee
f. Memberi wawasan kepada Mentee tentang jenis-jenis kompetensi yang
dibutuhkan bekerja di instansi kerjanya saat ini
g. Membimbing dan memberi dukungan kepada Mentee dalam menyusun
rencana pengembangan karier dirinya ke depan
h. Mendiskusikan dan merumuskan mekanisme kerja baru yang lebih baik
kepada pimpinan maupun rekan kerjanya (inovasi)
25
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Mentee dalam pelaksanaan mentoring
a. Belajar menghargai Mentor sebagai orang yang sudah ahli di bidangnya,
apapun yang disampaikan Mentor dipergunakan oleh Mentee sebagai sumber
input dalam bidang kerja, tolak ukur apa yang benar/ tidak benar dan apa yang
boleh/ tidak boleh dilakukan.
b. Membuka diri dan memiliki keinginan untuk belajar
c. Memiliki keinginan atau kerelan untuk mengadopsi ilmu pengetahuan,
pengalaman dan konsep pikir.
26
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Evaluasi suatu proses sistematis menetapkan nilai tentang sesuatu hal, seperti objek,
proses, unjuk kerja, kegiatan, hasil, tujuan, atau hal lain berdasarkan kriteria tertentu
melalui penilaian. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil atau capaian akhir dari
kegiatan atau program yang dilaksanakan pada akhir kegiatan. Hasil evaluasi ini akan
bermanfaat bagi perencanaan program yang serupa di waktu dan tempat lainnya.
27
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
28
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup monitoring dan evaluasi keperawatan ini
akan diselenggarakan.
29
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
30
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Berdasarkan L. R. Gay, beberapa teknik interpretasi data yang dapat digunakan dalam
menginterpretasikan hasil analisis data Monitoring dan Evaluasi Keperawatan adalah
sebagai berikut:
a. Hubungkan hasil analisis dengan peraturan/ standar/ prosedur Keperawatan/
Perkesmas
b. Hubungkan temuan dari hasil analisis dengan pengalaman kerja
c. Berilah pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan
B. Penyusunan Laporan
Laporan adalah bentuk penyampaian informasi baik secara lisan maupun tulisan.
Informasi yang disampaikan melalui laporan bisa bermacam-macam tergantung
kebutuhan mulai dari berita, keterangan, pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban.
Laporan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan adalah laporan yang disampaikan
secara tertulis sebab isi laporannya berupa hasil analisa yang mendalam dan
merupakan bentuk pertanggungjawaban tugas sebagai Koordinator Perkesmas yang
harus menjalankan fungsi pembinaan teknis Perkesmas.
31
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
32
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Pembinaan teknis Perkesmas merupakan bagian dari pelayanan Perkesmas di Puskesmas.
Kegiatannya meliputi bimbingan teknis keperawatan, monitoring dan evaluasi
keperawatan, dan tindak lanjut keperawatan. Ketiga kegiatan ini dilakukan secara
berkesinambungan dalam rangka mencapai output program Perkesmas yang diharapkan.
Dalam proses dan pasca dilakukannya bimbingan teknis keperawatan, juga dilakukan
monitoring dan evaluasi keperawatan, dimana kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu
melakukan tindakan perbaikan secara terus menerus. Kedua kegiatan ini dapat
dilaksanakan bersamaan atau tersendiri tergantung kebutuhan di lapangan. Hasil
monitoring dan evaluasi keperawatan yang didapatkan kemudian dilakukan Tindak lanjut
keperawatan. Kegiatan ini dilakukan oleh Koordinator Perkesmas bersama dengan tim
yang dibentuk dalam rangka mengetahui hasil guna perbaikan dan peningkatan mutu
kinerja perawat Puskesmas ke depan. Rekomendasi yang dikeluarkan dapat terkait
dengan pemberian input program
33
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
34
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Block, L.M & Korow, M.K (2005). The Value of Mentorsip Within Nursing
Organization. Nursing Forum, 40 (4), 134 – 140
2. Burns, C., Beauchesne, M., Ryan-Krause, P., & Sawin, K. (2006). Mastering the
Preceptor Role: Challenges of Clinical Teaching. Journal of Pediatric Health Care,
20(3), 172–183. http://doi.org/10.1016/j.pedhc.2005.10.012
3. Chen, Y. L., Hsu, L. L., & Hsieh, S. I. (2012). Clinical nurse preceptor teaching
competencies: Relationship to locus of control and selfdirected learning. Journal of
Nursing Research, 20(2), 142–151.
http://doi.org/10.1097/JNR.0b013e318254ea72
4. Omer, T. A., Suliman, W. A., & Moola, S. (2015). Roles and responsibilities of nurse
preceptors: Perception of preceptors and preceptees. Nurse Education in Practice, 16,
54–59. http://doi.org/10.1016/j.nepr.2015.07.005
5. Kementerian Kesehatan. _. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan di
Puskesmas. Kementerian Kesehatan: Jakarta.
6. Kementerian Kesehatan. 2017. Peraturan Kepala Badan Pengembangan dan
pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan Nomor
HK.02.03/I.2/03556/2017 tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi Pembelajaran.
Kementerian Kesehatan: Jakarta.
7. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2019.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat. Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Jakarta.
8. Moerdiyanto. . Teknik Monitoring dan Evaluasi (Monev) Dalam Rangka Memperoleh
Informasi Untuk Pengambilan keputusan Manajemen. . . Diakses melalui
http://staff.uny.ac.id/ tanggal 10 Juli 2021.
9. Sumiyarrini R., Rahayu G.R. & Suhoyo Y. 2017. Rubrik Nursing Clinical Exercise:
Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi Klinik pada
35
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
36
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10 LAMPIRAN
37
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 1.
Tujuan:
Setelah mengikuti bermain peran ini, peserta mampu melakukan bimbingan teknis keperawatan di
Puskesmas dan wilayah kerjanya.
Petunjuk:
1. Pengantar Awal (waktu: 10 menit)
Pelatih memberikan salam dan memperkenalkan tim fasilitator yang akan terlibat
dalam penugasan ini, kemudian menjelaskan pembagian kelompok dan fasilitator serta
rangkaian kegiatan bermain peran sebagai berikut:
a. Kegiatan bermain peran ini terbagi atas 2 setting skenario, yaitu Kunjungan
Keluarga dan Evaluasi Pasca Kunjungan.
b. Pembagian peserta dan fasilitator dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam 1 kelompok berisi 10 orang (30 orang menjadi 3 kelompok)
2) Setiap kelompok didampingi oleh 1 orang fasilitator yang akan
bertanggung jawab terhadap kelompok tersebut
3) Daftar pembagian kelompok peserta dan fasilitator telah disiapkan di awal
acara
38
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
39
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
40
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 2.
41
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
42
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 3.
43
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
44
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
45
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 4.
Petunjuk:
Fokus penilaian kepada Pemeran Utama (Koordinator Perkesmas) yang melakukan
bimbingan teknis kepada Perawat pelaksana.
Kriteria penilaian disesuaikan dengan setting bermain peran (role play)
Dalam memberikan nilai, berilah tanda (√) pada kolom nilai di bawah ini
Koordinator Perkesmas :
Observer/ Penilai :
Nilai
No Kriteria Penilaian
2 1 0
1 Persiapan (diri, peralatan dan bahan)
2 Menyampaikan pembukaan (salam, menanyakan
kabar, menyepakati tujuan dan kontrak waktu)
3 Teknik komunikasi verbal saat memberikan
bimbingan teknis keperawatan (penggunaan
bahasa, jeda, sistematika penjelasan, klarifikasi)
4 Teknik komunikasi non verbal saat memberikan
bimbingan teknis keperawatan (ekspresi, gestur,
kontak mata)
5 Sikap dalam melakukan pengamatan kepada
Perawat pelaksana (empati, menghargai Perawat,
fokus)
6 Memberikan umpan balik untuk perbaikan performa
Perawat pelaksana
7 Memberikan umpan balik untuk meningkatkan
motivasi Perawat pelaksana
8 Memberikan apresiasi terhadap upaya Perawat
pelaksana
9 Menyampaikan penutup (menyimpulkan,
menyampaikan saran, tindak lanjut dan salam penutup)
Total Skor
Penilaiaan : Total Skor x 100
(Total jumlah kriteria x 2)
46
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Keterangan:
Nilai 2 : Dilakukan dengan baik
Nilai 1 : Dilakukan dengan cukup
Nilai 0 : Dilakukan namun kurang mencukupi/ Tidak dilakukan
47
MODUL MATA PELATIHAN INTI 6
PENCATATAN DAN
PELAPORAN PELAYANAN
PERKESMAS DI
PUSKESMAS
1 DESKRIPSI SINGKAT
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada
pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan
terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan
informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi,
data dan informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena
data dan informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi
tersebut.
Pelayanan Perkesmas sebagai bagian dari pelayanan Puskesmas wajib memiliki data
pencatatan dan pelaporan, sebab pelayanan Perkesmas merupakan salah satu data yang
termasuk sebagai bagian sumber data program kesehatan di dalam SIP. Untuk itu, setiap
Perawat Puskesmas wajib melaksanakan pencatatan dan pelaporan pelayanan Perkesmas
sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing- masing, baik itu saat bekerja sebagai
pelaksana Perkesmas, Penanggung Jawab Darbin ataupun Koordinator Perkesmas. Hal ini
juga melekat pada tugas seorang Perawat sebagai jabatan fungsionalnya. Dalam
mengerjakan pencatatan dan
1
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pencatatan dan pelaporan
pelayanan Perkesmas di Puskesmas.
3
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas menggunakan
metode :
1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)
2. Curah pendapat
3. Latihan
5
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator mengucapkan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila
belum pernah menyampaikan sesi materi sebelumnya, fasilitator memulai dengan
perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi kerja, jabatan dalam
pekerjaan dan topik materi yang akan disampaikan.
Fasilitator melakukan bina suasana dengan mengajak peserta untuk mempertunjukkan
yel-yel atau tepuk semangatnya agar peserta fokus dan antusias dalam mengikuti
materi.
Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang Pencatatan dan
Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok
yang akan disampaikan dengan dengan menggunakan bahan tayang.
7
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 7 : Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada
peserta
Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawabnya
Fasilitator merangkum pembelajaran mata pelatihan ini bersama-sama dengan peserta.
Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih,
permohonan maaf bila masih ada kekurangan dan salam penutup.
10
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
Lingkup pencatatan dalam SIP meliputi data dasar dan data program. Data dasar
meliputi identitas Puskesmas, wilayah kerja Puskesmas, sumber daya
11
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Puskesmas dan sasaran program, sedangkan data program meliputi upaya kesehatan
masyarakat esensial, upaya kesehatan masyarakat pengembangan, upaya kesehatan
perseorangan dan program lainnya. Pelayanan Perkesmas termasuk dalam katagori
data program lainnya bersama dengan data manajemen Puskesmas, pelayanan
kefarmasian, pelayanan laboratorium dan kunjungan keluarga. Instrumen pencatatan
dapat berbentuk kartu, formulir dan/atau register. Khususnya dalam pencatatan
pelayanan Perkesmas menggunakan bentuk instrumen kartu dan register.
12
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Gambar 1.
Alur Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas
Seluruh kartu asuhan keperawatan ini selanjutnya akan direkap hasil asuhan
keperawatannya sesuai tanggung jawab daerah binaannya masing-masing oleh
Penanggung Jawab Darbin sebagai data dukung pengisian Register
13
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Kartu asuhan keperawatan merupakan bagian dari jenis kartu status di Puskesmas, yaitu
merupakan instrumen yang digunakan secara berulang dalam pencatatan kegiatan terhadap
sasaran kegiatan yang sama. Kartu status ini paling sedikit memuat:
Identitas Puskesmas
Identitas sasaran
Kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran, dan
Identitas pelaksana kegiatan
14
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
tersebut kemudian telah digunakan secara rutin di Puskesmas maka langkah berikutnya
dapat dimasukkan dalam substansi Standar Prosedur Operasional Kerja Keperawatan yang
disahkan oleh Kepala Puskesmas.
15
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Register salah satu jenis pencatatan di Puskesmas, merupakan instrumen pencatatan yang
berisi rekapitulasi daftar identitas dan hasil kegiatan terhadap sejumlah sasaran, baik yang
bersumber dari kartu maupun formulir. Register ini paling sedikit memuat:
Identitas Puskesmas
Identitas sasaran
Kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran, dan
Identitas pelaksana kegiatan
Dalam mata pelatihan ini akan disampaikan 2 (dua) jenis register yang dikelola oleh
Perawat Puskesmas, yaitu: Register Pelayanan Perkesmas yang memuat kegiatan asuhan
keperawatan yang dilakukan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas dan Register
Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan.
16
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
17
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Terkait tugasnya apabila ditunjuk sebagai penanggung jawab program terkait dengan
masalah kesehatan yang dipantau dalam PIS-PK dan/atau program kesehatan lainnya,
maka Perawat Puskesmas tersebut harus melakukan pencatatan Register Pemantauan
Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan.
18
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
telah dilakukan PIS-PK dan hasil kegiatan pelaksanaan PIS-PK yaitu jumlah
keluarga dengan Indikator Keluarga Sehat (IKS). Contoh Format Register
Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan dan Petunjuk
Pengisiannya dapat merujuk pada Lampiran 5.
Laporan terkait pelayanan Perkesmas terdiri dari Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat dan Laporan Evaluasi Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas.
Penjelasan penyusunan kedua laporan ini lebih lanjut terurai di bawah ini.
19
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Rincian variabel data yang termasuk dalam Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat meliputi:
1. Identitas Puskesmas: nama Puskesmas, kode Puskesmas, bulan
pelaporan dan tahun pelaporan
2. Hasil kegiatan asuhan keperawatan
a. Jumlah individu yang mendapatkan asuhan keperawatan di Puskesmas;
b. Jumlah individu dengan hasil asuhan keperawatan membutuhkan tindak lanjut
Perawatan;
c. Jumlah keluarga binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan;
d. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-I;
e. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-II;
f. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-III;
g. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-IV;
h. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan lepas bina;
i. Jumlah kelompok binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan;
j. Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-I;
k. Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-II;
l. Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-III;
m.Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-IV;
n. Jumlah desa/kelurahan binaan yang mendapat asuhan keperawatan; dan
o. Jumlah desa/kelurahan binaan yang sudah total coverage dalam melaksanakan
kegiatan PIS/PK.
20
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Laporan evaluasi ini diharapkan disusun oleh Koordinator Perkesmas dan Tim paling
sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang Kegiatan
b. Dasar Hukum Kegiatan
c. Maksud dan Tujuan Kegiatan
d. Ruang Lingkup Isi Laporan
2. Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
a. Perencanaan Kegiatan (termasuk Pengelolaan Perkesmas, Asuhan
Keperawatan dan Pembinaan Teknis Perkesmas)
b. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasilnya
c. Tim Perkesmas yang terlibat
d. Evaluasi Hasil Kegiatan (termasuk hambatan dan tantangan)
e. Kesimpulan & Saran
3. Penutup
21
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
22
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Pelayanan Perkesmas sebagai bagian dari pelayanan Puskesmas wajib memiliki data
pencatatan dan pelaporan, sebab pelayanan Perkesmas merupakan salah satu data yang
termasuk sebagai bagian sumber data program kesehatan di dalam SIP. Untuk itu, setiap
Perawat Puskesmas wajib melaksanakan pencatatan dan pelaporan pelayanan Perkesmas
sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing- masing, baik itu saat bekerja sebagai
pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin ataupun koordinator Perkesmas. Hal ini
juga melekat pada tugas seorang Perawat sebagai jabatan fungsionalnya. Dalam
mengerjakan pencatatan dan pelaporan pelayanan Perkesmas, Perawat Puskesmas
melakukannya sesuai acuan yang berlaku.
23
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelanggaraan Pelaksanaan Program Indonesia dengan Pendekatan Keluarga
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
5. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
6. http://jitoebro.blogspot.com/2009/10/sistematika-penulisan-laporan-
kegiatan.html. Diakses tanggal 13 Juli 2021
24
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10 LAMPIRAN
1. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Individu dan Petunjuk Pengisiannya
2. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga dan Petunjuk
Pengisiannya
3. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat dan Petunjuk
Pengisiannya
4. Contoh Format Register Pelayanan Perkesmas dan Petunjuk Pengisiannya
5. Contoh Format Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK Menurut Desa/
Kelurahan dan Petunjuk Pengisiannya
6. Contoh Format Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan
Petunjuk Pengisiannya
7. Panduan Latihan
25
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 1. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Individu dan Petunjuk Pengisiannya
26
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Petunjuk Pengisian :
27
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
28
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
29
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
30
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
16. Evaluasi 6,7,8,9 Evaluasi hasil tindakan keperawatan Diisi evaluasi hasil tindakan keperawatan individu
individu adalah membandingkan hasil adalah membandingkan hasil kondisi kesehatan
individu sebelum dan sesudah diberikan tindakan
31
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
32
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
33
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 2. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga dan Petunjuk Pengisiannya
34
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Petunjuk Pengisian :
35
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
36
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
11. Rencana 4 Dalam konteks asuhan keperawatan keluarga Diisi formulasi intervensi keperawatan keluarga
Intervensi maka rencana intervensi adalah formulasi menggunakan ketentuan Standar Intervensi Keperawatan
intervensi keperawatan keluarga menggunakan Indonesia (SIKI), Panduan Asuhan Keperawatan Individu,
ketentuan Standar Intervensi Keperawatan Keluarga, Kelompok, dan Komunitas (disusun oleh Ikatan
Indonesia (SIKI), Panduan Asuhan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia) dan sumber lain
Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, yang terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
dan Komunitas Rencana
(disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan
37
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
12. Implementasi 5 Pelaksanaan tindakan keperawatan Diisi dengan pelaksanaan tindakan keperawatan kepada
kepada keluarga yang mendapat asuhan keluarga yang mendapat asuhan
keperawatan sesuai dengan perencanaan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah
38
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
13. Evaluasi 6,7,8,9 Evaluasi hasil tindakan keperawatan keluarga Diisi evaluasi hasil tindakan keperawatan keluarga adalah
adalah membandingkan hasil kondisi membandingkan hasil kondisi kesehatan anggota keluarga
kesehatan anggota keluarga yang yang sakit/bermasalah kesehatan sebelum dan sesudah
sakit/bermasalah kesehatan sebelum dan diberikan tindakan keperawatan dan sekaligus juga
sesudah diberikan tindakan keperawatan dan menilai tingkat kemandirian keluarga. Evaluasi ini
sekaligus juga menilai tingkat kemandirian dilaksanakan dengan metode SOAP (Subjektif – Objektif
keluarga – Analisis
– Perencanaan Tindak Lanjut).
Kolom 6 (S): data subjektif anggota keluarga setelah
mendapat asuhan keperawatan.
39
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
14. Petugas 10 Nama Perawat yang memberi asuhan Diisi nama dan paraf Perawat yang memberi asuhan
keperawatan keperawatan. Pengisian ini dilakukan setiap tahapan
kegiatan asuhan keperawatan dilakukan. Contoh:
Kegiatan pertama menulis rencana intervensi oleh Perawat
A, kegiatan kedua menulis pelaksanaan tindakan
keperawatan oleh Perawat B, maka Perawat A dan B
harus mengisi nama dan parafnya masing-
masing sesuai jenis pekerjaan yang dilakukan.
40
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 3. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat dan Petunjuk Pengisiannya
41
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Petunjuk Pengisian :
42
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9. Diagnosis 3 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan kelompok/
Keperawatan kelompok/masyarakat maka diagnosis masyarakat menggunakan ketentuan Standar Diagnosis
43
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10. Rencana 4 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi intervensi keperawatan kelompok/
Intervensi kelompok/masyarakat maka rencana intervensi masyarakat menggunakan ketentuan Standar Intervensi
adalah formulasi intervensi keperawatan Keperawatan Indonesia (SIKI), Panduan Asuhan
kelompok/masyarakat Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas
menggunakan ketentuan Standar Intervensi (disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas
Keperawatan Indonesia (SIKI), Panduan Indonesia) dan sumber lain yang terkait sesuai dengan
Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, ketentuan yang berlaku.. Rencana intervensi sama dengan
Kelompok, dan Komunitas (disusun oleh Ikatan perencanaan tindakan keperawatan, dapat terdiri:
Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia) dan 1. Membantu penemuan kasus penyakit di
sumber lain yang terkait sesuai dengan kelompok/masyarakat daerah binaan;
ketentuan yang berlaku. 2. Menjalin kemitraan dengan kelompok/masyarakat
daerah binaan maupun lintas sektor terkait dalam
Perawatan kesehatan masyarakat;
3. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada
kelompok/masyarakat daerah binaan;
44
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
11. Implementasi 5 Pelaksanaan tindakan keperawatan kepada Diisi dengan pelaksanaan tindakan keperawatan kepada
kelompok/masyarakat yang mendapat asuhan kelompok/masyarakat yang mendapat asuhan keperawatan
keperawatan sesuai dengan perencanaan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya,
yang telah disusun dikelompokkan meliputi tindakan
sebelumnya, dikelompokkan meliputi keperawatan mandiri dan/atau tindakan kolaborasi.
45
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
12. Evaluasi 6,7,8,9 Evaluasi hasil tindakan keperawatan Diisi evaluasi hasil tindakan keperawatan kelompok/
kelompok/masyarakat adalah masyarakat adalah membandingkan hasil kondisi kesehatan
membandingkan hasil kondisi kesehatan kelompok/masyarakat sebelum dan sesudah diberikan
kelompok/masyarakat sebelum dan sesudah tindakan keperawatan dan menilai tingkat kemandirian
diberikan tindakan keperawatan dan menilai kelompok/masyarakat. Evaluasi ini dilaksanakan dengan
tingkat kemandirian kelompok/masyarakat metode SOAP (Subjektif – Objektif – Analisis –
Perencanaan Tindak Lanjut).
Kolom 6 (S): data subjektif anggota kelompok/
masyarakat setelah mendapat asuhan keperawatan
Kolom 7 (O): data objektif kelompok/masyarakat setelah
mendapat asuhan keperawatan dan lingkungan sekitar
Kolom 8 (A): Kesimpulan hasil asuhan keperawatan
berupa hasil penilaian tingkat kemandirian kelompok/
masyarakat berdasarkan penilaian data
46
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
47
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
48
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Petunjuk Pengisian :
3. Bulan Bulan pelaksanaan kegiatan asuhan Diisi bulan dilaksanakan kegiatan asuhan
keperawatan keperawatan
4. Tahun Tahun pelaksanaan kegiatan asuhan Diisi tahun dilaksanakan kegiatan asuhan
keperawatan keperawatan
A Asuhan Keperawatan Individu
49
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
5. NKK 5 Nomor Kartu Keluarga individu yang Diisi dengan NKK sesuai Kartu Keluarga dari
mendapat asuhan keperawatan individu yang mendapat asuhan keperawatan.
6. Alamat 6 Alamat tempat tinggal individu yang Diisi alamat lengkap tempat tinggal individu yang
mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan, meliputi: nama
jalan, nomor rumah, RT/RW, Desa/Kelurahan dan
Kecamatan.
7. Tanggal lahir 7 Tanggal lahir individu yang mendapat Diisi tanggal lahir individu yang mendapat asuhan
asuhan keperawatan keperawatan, meliputi: tanggal, bulan dan tahun
kelahiran.
8. Jenis Kelamin 8 Jenis kelamin individu yang mendapat Diisi jenis kelamin klien. L = laki-laki, P =
asuhan keperawatan Perempuan.
9. Diagnosis Medis/ Masalah 9 Diagnosis medis atau masalah kesehatan Diisi diagnosis medis atau masalah kesehatan yang
Kesehatan yang menjadi sebab diperlukannya individu menjadi sebab diperlukannya individu mendapat
mendapat asuhan keperawatan asuhan keperawatan.
Contoh: Demam, diare, batuk pilek, hipertensi
10. Diagnosis Keperawatan 10 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan individu
individu maka diagnosis keperawatan yang menggunakan ketentuan Standar Diagnosis
adalah formulasi diagnosis keperawatan Keperawatan Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan
individu yang menggunakan ketentuan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan
(SDKI), Panduan Asuhan Keperawatan Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang terkait
Individu, Keluarga, Kelompok, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Formulasi
Komunitas (disusun oleh ini
50
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
11. Hasil Asuhan Keperawatan 11 Kesimpulan hasil asuhan keperawatan Diisi nomor yang mewakili kesimpulan hasil
individu terhadap pencapaian kriteria ouput asuhan keperawatan individu terhadap pencapaian
dari rencana intervensi yang disusun kriteria ouput dari rencana intervensi yang disusun
sesudah individu diberikan tindakan sesudah individu diberikan tindakan keperawatan,
keperawatan. pilihan terdiri dari:
1 Teratasi: apabila kriteria output rencana
intervensi telah berhasil dicapai
2 Sebagian teratasi: apabila kriteria output
rencana intervensi telah sebagian dicapai
51
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
52
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6. Masalah Kesehatan 6 Masalah kesehatan yang menjadi sebab Diisi masalah kesehatan yang menjadi sebab
diperlukannya keluarga mendapat asuhan diperlukannya keluarga mendapat asuhan
keperawatan keperawatan.
Contoh: Balita gizi buruk, penderita gangguan
jiwa, ibu hamil risiko tinggi.
7. Diagnosis Keperawatan 7 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan keluarga
keluarga maka diagnosis keperawatan menggunakan ketentuan Standar Diagnosis
adalah formulasi diagnosis keperawatan Keperawatan Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan
keluarga menggunakan ketentuan Standar Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan
Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan
Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang terkait
Keluarga, Kelompok, dan Komunitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contoh
(disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan diagnosis keperawatan keluarga:
Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang 1. Penurunan koping keluarga;
terkait sesuai dengan ketentuan yang 2. Ketegangan peran pemberi asuhan;
berlaku 3. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua;
4. Risiko proses pengasuhan tidak efektif;
5. Risiko cedera pada anggota keluarga.
8. Hasil asuhan keperawatan 8 Keluarga mampu memenuhi kriteria Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
: KM-I perilaku kemandirian keluarga dengan mampu memenuhi kriteria perilaku kemandirian
menunjukkan perilaku sebagai berikut: keluarga dengan menunjukkan perilaku sebagai
1. Keluarga menerima Perawat. berikut:
Keluarga menerima Perawat
53
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9. Hasil asuhan keperawatan 9 Keluarga mampu memenuhi kriteria Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
: KM-II perilaku kemandirian keluarga dengan mampu memenuhi kriteria perilaku kemandirian
menunjukkan perilaku sebagai berikut: keluarga dengan menunjukkan perilaku sebagai
1. Keluarga menerima Perawat; berikut:
2. Keluarga menerima pelayanan 1. Keluarga menerima Perawat;
kesehatan sesuai rencana keperawatan 2. Keluarga menerima pelayanan kesehatan
keluarga; sesuai rencana keperawatan keluarga;
3. Keluarga tahu dan dapat 3. Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan
mengungkapkan keluhan dan/atau keluhan dan/atau masalah kesehatannya secara
masalah kesehatannya secara benar; benar;
4. Keluarga memanfaatkan fasilitas 4. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
pelayanan kesehatan sesuai anjuran; kesehatan sesuai anjuran; dan
dan 5. Keluarga melakukan tindakan
5. Keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran.
keperawatan sederhana sesuai anjuran.
10. Hasil asuhan keperawatan 10 Keluarga mampu memenuhi kriteria Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
: KM-III perilaku kemandirian keluarga dengan mampu memenuhi kriteria perilaku kemandirian
menunjukkan perilaku sebagai berikut: keluarga dengan menunjukkan perilaku sebagai
1. Keluarga menerima Perawat; berikut:
54
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
11. Hasil asuhan keperawatan 11 Keluarga mampu memenuhi kriteria Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
: KM-IV perilaku kemandirian keluarga dengan mampu memenuhi kriteria perilaku kemandirian
menunjukkan perilaku sebagai berikut: keluarga dengan menunjukkan perilaku sebagai
1. Keluarga menerima Perawat; berikut:
2. Keluarga menerima pelayanan 1. Keluarga menerima Perawat;
kesehatan sesuai rencana keperawatan 2. Keluarga menerima pelayanan kesehatan
keluarga; sesuai rencana keperawatan keluarga;
3. Keluarga tahu dan dapat
mengungkapkan keluhan dan/atau
55
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
12. Lepas Bina 12 Keluarga binaan dengan kondisi akan Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
diakhiri asuhan keperawatan dan binaan dengan kondisi akan diakhiri asuhan
diputuskan siap dilepas karena beberapa keperawatan dan diputuskan siap dilepas karena
penyebab di bawah ini: beberapa penyebab di bawah ini:
1. Keluarga binaan yang telah memenuhi 1. Keluarga binaan yang telah memenuhi tingkat
tingkat kemandirian keluarga sesuai kemandirian keluarga sesuai kemampuan
kemampuan keluarga, yaitu telah keluarga, yaitu telah mampu sampai
mampu sampai menunjukkan perilaku menunjukkan perilaku promotif dan/atau
promotif dan/atau preventif secara aktif preventif secara aktif dalam upaya
dalam upaya penanganan masalah penanganan masalah kesehatan
56
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
kesehatan keluarga. Keluarga binaan keluarga. Keluarga binaan ini berada di posisi
ini berada di posisi KM-III atau KM- KM-III atau KM-IV;
IV; 2. Anggota keluarga yang bermasalah
2. Anggota keluarga yang bermasalah kesehatan meninggal; dan
kesehatan meninggal; dan 3. Keluarga pindah domisili.
3. Keluarga pindah domisili.
B Asuhan Keperawatan Kelompok/Masyarakat
1. Nomor 1 Nomor urut Diisi nomor urut, dimulai dari nomor 1 setiap
bulan pelaporan
2. Tgl 2 Tanggal pelaksanaan asuhan Diisi tanggal pelaksanaan asuhan
keperawatan keperawatan, dimulai tanggal, bulan dan tahun
3. Nama Kelompok/ 3 Nama kelompok atau desa atau kelurahan Diisi nama kelompok atau desa atau kelurahan
Desa/Kelurahan yang mendapat asuhan keperawatan yang mendapat asuhan keperawatan.
4. Masalah Kesehatan 4 Masalah kesehatan yang menjadi sebab Diisi masalah kesehatan yang menjadi sebab
diperlukannya kelompok/desa/kelurahan diperlukannya kelompok/desa/kelurahan yang
yang mendapat asuhan keperawatan.
mendapat asuhan keperawatan Contoh: peningkatan kasus DBD di desa A,
peningkatan kasus balita gizi buruk di kelurahan B.
5. Diagnosis Keperawatan 5 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan
kelompok/masyarakat maka diagnosis kelompok/masyarakat menggunakan
57
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6. Hasil asuhan keperawatan 6 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-I kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian
kelompok/masyarakat dengan kelompok/masyarakat dengan menunjukkan
menunjukkan perilaku sebagai berikut: perilaku sebagai berikut:
1. Kelompok/masyarakat binaan 1. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membentuk struktur organisasi membentuk struktur organisasi dengan tujuan
dengan tujuan untuk mengenali adanya untuk mengenali adanya masalah dengan
masalah dengan bantuan Perawat. bantuan Perawat; dan
2. Kelompok/masyarakat binaan 2. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu mengenali adanya masalah mengenali adanya masalah kesehatan.
kesehatan.
58
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7. Hasil asuhan keperawatan 7 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-II kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian
kelompok/masyarakat dengan kelompok/masyarakat dengan menunjukkan
menunjukkan perilaku sebagai berikut: perilaku sebagai berikut:
1. Kelompok/masyarakat binaan 1. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membentuk struktur organisasi membentuk struktur organisasi dengan tujuan
dengan tujuan untuk mengenali adanya untuk mengenali adanya masalah dengan
masalah dengan bantuan Perawat; bantuan Perawat;
2. Kelompok/masyarakat binaan 2. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu mengenali adanya masalah mengenali adanya masalah kesehatan;
kesehatan; 3. Kelompok/masyarakat binaan mampu
3. Kelompok/masyarakat binaan membuat perencanan kegiatan; dan
mampu membuat perencanan kegiatan; 4. Kelompok/masyarakat binaan mampu
dan melaksanakan kegiatan.
4. Kelompok/masyarakat binaan
mampu melaksanakan kegiatan.
8. Hasil asuhan keperawatan 8 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-III kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian
59
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
60
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9. Hasil asuhan keperawatan 9 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-IV kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/ kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian
kelompok/masyarakat dengan kelompok/masyarakat dengan menunjukkan
menunjukkan perilaku sebagai berikut: perilaku sebagai berikut:
1. Kelompok/masyarakat binaan 1. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membentuk struktur organisasi membentuk struktur organisasi dengan tujuan
dengan tujuan untuk mengenali adanya untuk mengenali adanya masalah dengan
masalah dengan bantuan Perawat; bantuan Perawat;
2. Kelompok/masyarakat binaan 2. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu mengenali adanya masalah mengenali adanya masalah kesehatan;
kesehatan; 3. Kelompok/masyarakat binaan mampu
3. Kelompok/masyarakat binaan membuat perencanan kegiatan;
mampu membuat perencanan kegiatan; 4. Kelompok/masyarakat binaan mampu
4. Kelompok/masyarakat binaan melaksanakan kegiatan;
mampu melaksanakan kegiatan; 5. Kelompok/masyarakat binaan mampu
5. Kelompok/masyarakat binaan merasakan adanya manfaat dari kegiatan yang
mampu merasakan adanya manfaat dari telah dilakukan;
kegiatan yang telah dilakukan; 6. Kelompok/masyarakat binaan mampu
6. Kelompok/masyarakat binaan mempertahankan keberlanjutan kegiatan
mampu mempertahankan tersebut dengan bantuan Perawat; dan
keberlanjutan kegiatan tersebut dengan 7. Kelompok/masyarakat binaan mampu
bantuan Perawat; dan mengembangkan inovasi kegiatan.
61
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7. Kelompok/masyarakat binaan
mampu mengembangkan inovasi
kegiatan.
62
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Lampiran 5. Contoh Format Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan dan Petunjuk
Pengisiannya
63
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Petunjuk Pengisian:
64
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
65
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
66
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Petunjuk Pengisian :
1. SASARAN INDIVIDU
a. Jumlah individu yang Jumlah individu yang mendapat asuhan Diisi dengan jumlah individu yang mendapat asuhan
mendapatkan asuhan keperawatan sesuai pedoman asuhan keperawatan sesuai pedoman asuhan keperawatan,
keperawatan di keperawatan, baik pasien rawat jalan di baik pasien rawat jalan di Puskesmas dan Puskesmas
Puskesmas Puskesmas dan Puskesmas Keliling, pasien Keliling, pasien gawat darurat, pasien rawat inap,
gawat darurat, pasien rawat inap, dan/atau one day care.
dan atau one day care.
b. Jumlah individu Jumlah individu yang mendapatkan asuhan Diisi dengan jumlah individu yang mendapatkan
dengan hasil asuhan keperawatan dan asuhan keperawatan dan direkomendasikan untuk
keperawatan direkomendasikan untuk tindak lanjut asuhan tindak lanjut asuhan keperawatan
membutuhkan tindak keperawatan
lanjut Perawatan
2. SASARAN KELUARGA
a. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan baru dan lanjutan Diisi dengan jumlah keluarga binaan baru dan lanjutan
binaan yang pada bulan ini yang mendapatkan asuhan pada bulan ini yang mendapatkan asuhan keperawatan
mendapatkan asuhan keperawatan keluarga keluarga
keperawatan
b. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini yang Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan ini
binaan dengan hasil menerima Perawat dan menerima pelayanan yang menerima Perawat dan menerima pelayanan
asuhan KM-I kesehatan sesuai rencana kesehatan sesuai rencana keperawatan keluarga
keperawatan keluarga
67
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
c. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini yang Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan ini
binaan dengan hasil telah memenuhi KM-I dan selanjutnya tahu yang telah memenuhi KM-I dan selanjutnya tahu dan
asuhan KM-II dan dapat mengungkapkan masalah dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara
kesehatannya secara benar, memanfaatkan benar, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran, sesuai anjuran, dan melakukan tindakan keperawatan
dan melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran dari Perawat
sederhana sesuai anjuran dari Perawat
d. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini yang Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan ini
binaan dengan hasil telah memenuhi KM-II dan selanjutnya yang telah memenuhi KM-II dan selanjutnya mampu
asuhan KM-III mampu melakukan tindakan preventif secara melakukan tindakan preventif secara aktif sesuai
aktif sesuai kasus/anjuran Perawat
kasus/anjuran Perawat
e. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini yang Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan ini
binaan dengan hasil telah memenuhi KM-III dan selanjutnya yang telah memenuhi KM-III dan selanjutnya mampu
asuhan KM-IV mampu melakukan tindakan promotif secara melakukan tindakan promotif secara aktif sesuai
aktif sesuai kasus/anjuran Perawat kasus/anjuran Perawat
f. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini yang Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan ini
binaan dengan hasil telah memenuhi tingkat kemandirian yang telah memenuhi tingkat kemandirian
asuhan lepas bina keperawatan sesuai kemampuan keluarga, keperawatan sesuai kemampuan keluarga, dan/atau
dan/atau meninggal, dan/atau meninggal, dan/atau pindah domisili.
pindah domisili.
3. SASARAN KELOMPOK
68
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
a. Jumlah kelompok Jumlah kelompok binaan baru dan lanjutan Diisi dengan jumlah kelompok binaan baru dan
binaan yang pada bulan ini yang mendapatkan asuhan lanjutan pada bulan ini yang mendapatkan asuhan
mendapatkan asuhan keperawatan kelompok keperawatan kelompok
keperawatan
b. Jumlah kelompok binaan Jumlah kelompok telah terbentuk sampai Diisi dengan jumlah kelompok telah terbentuk sampai
dengan hasil asuhan dengan membentuk struktur organisasi dengan membentuk struktur organisasi dengan tujuan
KM-I dengan tujuan mengenali masalah dengan mengenali masalah dengan bantuan Perawat
bantuan Perawat komunitas. Dengan kriteria komunitas. Dengan kriteria sebagai berikut:
sebagai berikut: Adanya struktur kelompok; dan
Adanya struktur kelompok; dan Adanya pengenalan masalah kelompok.
Adanya pengenalan masalah kelompok.
c. Jumlah kelompok binaan Jumlah kelompok yang telah memiliki Diisi dengan jumlah kelompok yang telah memiliki
dengan hasil asuhan struktur organisasi mampu mengenali adanya struktur organisasi mampu mengenali adanya masalah
KM-II masalah kesehatan, mampu membuat kesehatan, mampu membuat perencanaan kegiatan dan
perencanaan kegiatan dan mampu mampu melaksanakan kegiatan dengan bantuan
melaksanakan kegiatan dengan bantuan Perawat komunitas. Dengan kriteria sebagai berikut:
Perawat komunitas. Dengan kriteria sebagai Adanya struktur kelompok;
berikut: Adanya pengenalan masalah kelompok;
Adanya struktur kelompok; Adanya perencanan kegiatan kelompok;
Adanya pengenalan masalah Adanya pelaksanaan kegiatan kelompok; dan
kelompok;
Adanya perencanan kegiatan
kelompok; dan
69
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Adanya pelaksanaan kegiatan
kelompok.
d. Jumlah kelompok binaan Jumlah kelompok yang telah memiliki Diisi dengan jumlah kelompok yang telah memiliki
dengan hasil asuhan struktur organisasi mampu mengenali adanya struktur organisasi mampu mengenali adanya masalah
KM-III masalah kesehatan, mampu membuat kesehatan, mampu membuat perencanaan kegiatan dan
perencanaan kegiatan dan mampu mampu melaksanakan kegiatan serta mampu
melaksanakan kegiatan serta mampu merasakan adanya manfaat darikegiatan yang telah
merasakan adanya manfaat darikegiatan yang dilakukan dan mempertahankan kesinambunagn
telah dilakukan dan mempertahankan kegitan tersebut dengan bangtuan Perawat komunitas.
kesinambunagn kegitan tersebut dengan Dengan kriteria sebagai berikut:
bantuan Perawat komunitas. Dengan kriteria Adanya struktur kelompok;
sebagai berikut: Adanya pengenalan masalah kelompok;
Adanya struktur kelompok; Adanya perencanan kegiatan kelompok;
Adanya pengenalan masalah Adanya pelaksanaan kegiatan kelompok;
kelompok; Adanya manfaat dari kegiatan kelompok; dan
Adanya perencanan kegiatan Adanya keberlanjutan kegiatan kelompok.
kelompok;
Adanya pelaksanaan kegiatan
kelompok;
Adanya manfaat dari kegiatan
kelompok; dan
Adanya keberlanjutan kegiatan
kelompok.
70
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
e. Jumlah kelompok binaan Jumlah kelompok telah mencapai kriteria Diisi dengan jumlah kelompok telah mencapai kriteria
dengan hasil asuhan kemandirian I, II dan III ditambah adanya kemandirian I, II dan III ditambah adanya inovasi
KM-IV inovasi kegiatan dari kelompok. Dengan kegiatan dari kelompok. Dengan kriteria sebagai
kriteria sebagai berikut: berikut:
Adanya struktur kelompok; Adanya struktur kelompok;
Adanya pengenalan masalah Adanya pengenalan masalah kelompok;
kelompok; Adanya perencanan kegiatan kelompok;
Adanya perencanan kegiatan Adanya pelaksanaan kegiatan kelompok;
kelompok; Adanya manfaat dari kegiatan kelompok;
Adanya pelaksanaan kegiatan Adanya keberlanjutan kegiatan kelompok; dan
kelompok; Adanya pengembangan (inovasi) kegiatan
Adanya manfaat dari kegiatan kelompok.
kelompok;
Adanya keberlanjutan kegiatan
kelompok; dan
Adanya pengembangan (inovasi)
kegiatan kelompok.
4. SASARAN DESA/KELURAHAN
a. Jumlah desa/kelurahan Jumlah desa/kelurahan binaan baru dan Diisi dengan jumlah desa/kelurahan binaan baru dan
binaan yang lanjutan pada bulan ini yang mendapatkan lanjutan pada bulan ini yang mendapatkan asuhan
mendapatkan asuhan keperawatan masyarakat keperawatan masyarakat
asuhan keperawatan
b. Jumlah desa/kelurahan Jumlah desa/kelurahan yang sudah Diisi dengan jumlah desa/kelurahan yang sudah
binaan semua keluarganya memperoleh semua keluarganya memperoleh kunjungan dan
yang sudah total kunjungan dan tindak lanjut upaya
71
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
coverage dalam kesehatan sesuai pedoman PIS-PK dalam satu tindak lanjut upaya kesehatan sesuai pedoman PIS-
melaksanakan bulan kegiatan ini PK dalam satu bulan kegiatan ini
kegiatan PIS/PK
72
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
PANDUAN LATIHAN
Tujuan:
Setelah melakukan latihan ini, peserta mampu:
1. Melakukan pencatatan register terkait pelayanan Perkesmas dan Pelaksanaan PIS–PK
2. Menyusun laporan bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Petunjuk:
1. Kelas Besar (10 menit)
Sebelum penugasan, fasilitator (koordinator materi):
a. Memperkenalkan tim fasilitator lain yang akan terlibat dalam penugasan.
b. Menyampaikan langkah-langkah atau petunjuk proses penugasan latihan
penyusunan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas.
c. Membagi peserta menjadi kelompok dimana masing-masing berisi 6 orang dibantu
panitia (5 kelompok) didampingi 1 fasilitator per kelompok dan dibuat urutan
nomor peserta untuk memudahkan pembagian tugas penyajian hasil latihan ke
depan
73
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
74
MODUL MATA PELATIHAN INTI 7
KOMUNIKASI EFEKTIF
1 DESKRIPSI SINGKAT
Komunikasi yang efektif dalam pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat berperan
sangat penting, untuk suksesnya program kesehatan masyarakat di Puskesmas.
Komunikasi dapat dilakukan secara efektif apabila komunikator memiliki kemampuan
menulis, mampu menggunakan komputer, mengajar, presentasi, mendengar aktif,
konseling, memfasilitasi kelompok, wawancara, asertif, dan pengendalian diri.
Komunikasi efektif memliki tujuan bagaimana dampak dari komunikasi yang dilakukan
dapat mempengruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun
non verbal. Proses tersebut ditandai dengan gelaja atau fenomena yang menunjukkan
suatu perubahan yang terus menerus dalam konteks waktu, setiap pelaksanaan atau
kegiatan.
Mata pelatihan ini membahas tentang proses komunikasi, komunikasi efektif, dan
komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator Perkesmas di Puskesmas, dengan
alokasi waktu 6 jam pembelajaran (jp), 2 jp teori, dan 4 jp penugasan.
1
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan komunikasi efektif
2
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Proses komunikasi
a. Proses komunikasi
b. Jenis komunikasi
c. Faktor yang mempengaruhi komunikasi
2. Komunikasi efektif
a. Pengertian komunikasi efektif
b. Prinsip-prinsip komunikasi efektif
c. Teknik komunikasi efektif
3. Komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator Perkesmas
a. Peran dan tugas koordinator Perkesmas
b. Teknik komunikasi yang dapat mempengaruhi dan meyakinkan orang lain
3
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan komunikasi efektif mengguankan metode:
1. Ceramah interaktif
2. Bermain peran (role play)
4
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
5
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
6
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 5: Bermain peran (role play) komunikasi efektif dalam peran sebagai
koordinator Perkesmas
• Peserta dibagi menjadi 5 kelompok, untuk melakukan penugasan bermain peran (role
play) teknik komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator Perkesmas.
7
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 6: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada peserta.
• Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan jawaban.
• Merangkum pembelajaran bersama-sama peserta.
• Memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
• Menutup proses pembelajaran dengan mengucapakan permohonan maaf dan
terimakasih.
8
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan pertukaran ide, pikiran, dan perasaan
atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti, saling percaya.
Komunikasi besar sekali perannya dalam mewujudkan hubungan yang baik antara
seseorang dengan orang lain.
A. Proses komunikasi
Proses komunikasi merupakan interaksi antara dua orang atau lebih, untuk
menyampaikan suatu pesan dengan atau tanpa menggunakan media. Proses
komunikasi dua arah merupakan komunikasi proses yang dinamis, komunikator
menyampaikan pesan, komunikan menerima pesan dan memberikan respon Kembali
kepada kumunikator. Proses komunikasi dalam lima fase:
a. Menentukan gagasan/ide yang akan disampaikan
b. Bagaimana ide tersebut dapat menjadi sebuah pesan
c. Mentukan bagaiman cara mengirim pesan tersebut agar dapat diterima oleh
penerima pesan
d. Menentukan siapa yang akan menerima pesan
e. Menerima reaksi dan feedback terhadap pesan yang disampaikan.
Komunikasi merupakan suatu proses yang terdiri dari empat tahapan meliputi:
1. Penyampaian (sending)
Pada tahap ini organ tubuh yang berperan adalah mulut atau sistem wicara. Faktor
yang dapat mempengaruhi pada tahap ini adalah organ wicara atau organ yang
dapat mempengaruhi artikulasi seperti kelumpuhan otot fasilalis/wajah, bibir
sumbing, dan kelainan pita suara, hal ini dapat mempengaruhi kata-kata yang
diucapkan menjadi tidak jelas. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi adalah
lingkungan, kebisingan atau
9
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
kegaduhan, suhu ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin, serta gerakan-
gerakan yang mendadak, juga dapat mempengaruhi proses penyampaian pesan.
2. Penangkapan (receiving)
Pada tahap ini organ anatomi yang berperan adalah mata dan telinga. Raut mata,
bahasa tubuh (body image) ditangkap oleh mata. Sedangkan telinga menangkap
bunyi suara, baik kata-kata, intonasi, maupun bunyi lainnya (verbal). Kedua panca
indra tersebut dapat saling menguatkan, mata melihat bahasa non verbal, dan
telinga mengkap bahasa verbal.
3. Pengertian (understand)
Organ anatomi yang berperan pada tahap pengertian (understand) adalah otak.
Seseorang dapat menerima dan mengartikan pesan yang diterima sesuai dengan
kemampuan otaknya. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pengertian pesan
yang diterima adalah faktor mental (psikologis), serta perilaku. Perilaku acuh tak
acuh atau tidak tertarik saat diajak bicara, adanya prasangka buruk terhadap lawan
bicara, serta kata- kata yang emosional, dapat mempengaruhi proses pengartian
dari suatu pesan.
4. Penerimaan (accepting)
Pada tahap ini dapat dipengaruhi oleh perasaan atau intuisi. Setelah pesan
dimengerti dan dipahami tahap akhir adalah apakah pesan tersebut dapat diterima
atau tidak, disetujui atau tidak, atau menganggap pesan tersebut penting atau
tidak, atau bahkan masa bodoh. Pada tahap penerimaan, intuisi individu akan
mementukan bagaimana respon selanjutnya terhadap pesan yang diterima, dan
sebagai dasar untuk kelanjutan proses komunikasi.
10
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
B. Jenis komunikasi
Komunikasi bertujuan untuk interaksi antar manusia baik dengan dirinya sendiri
(intrapersonal), individu (interpersonal), kelompok maupun masyarakat (massa).
Jenis komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan melalui ucapan lisan,
termasuk penggunaan tulisan. Pengiriman informasi atau pesan dalam
komunikasi meggunakan simbol-simbol. Simbol yang dominan digunakan adalah
kata-kata.
11
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
12
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Persepsi
Persepsi dapat mempengaruhi keberhasilan dalam komunikasi. Jika terjadi
perbedaan persepsi dan sudut pandang, dapat menimbulkan perbedaan pandangan
sehingga tujuan tidak dapat tercapai. Contoh beberapa gambar yang dapat
dipersepsikan berbeda, sebagai berikut di bawah ini:
13
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
14
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Emosi
Emosi adalah reaksi seseorang dalam menghadapi suatu kejadian tertentu. Emosi
dapat mempengaruhi proses komunikasi, bahkan emosi dapat menghambat dalam
komunikasi.
5. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan menjadi faktor utama dalam komunikasi. Komunikasi
dapat terjadi dengan mudah apabila memiliki pengetahuan yang luas.
Komunikator yang memiliki pengetahuan luas, akan lebih mudah memilih kata-
kata (diksi) dalam menyampaikan informasi. Bagi komunikan yang memiliki
pengetahuan luas, akan dapat merespon atau menginterpretasikan informasi yang
disampaikan oleh komunikan dengan baik.
Contohnya saat berkomunikasi dengan masyarakat awam, hindari penggunaan
jargon, singkatan, atau istilah-istilah medis yang tidak dipahami oleh masyarakat.
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat sesuai dengan tingkat
pengetahuannya, agar pesan tersampaikan dengan baik sesuai tujuan.
7. Kondisi fisik
Kondisi fisik mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi. Semua indera
memiliki fungsi-fungsi yang digunakan dalam proses komunikasi. Gangguan
pada fisik dapat menghambat terjadinya proses komunikasi, misalnya seseorang
dengan gangguan labioskizis, dll.
15
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
1. Keterbukaan
Keterbukaan secara fisik dan psikologis dapat menghasilkan hubungan
komunikasi yang baik.
16
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Komunikasi interpersonal yang efektif harus dibangun lima sikap positif, meliputi:
a. Keterbukaan (openness)
Keterbukaan merupakan sikap dapat menerima masukan orang lain, serta
berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Hal ini tidaklah
berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya,
tetapi rela membuka diri ketika orang lain menginginkan informasi yang
diketahuinya.
17
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Empati (empathy)
Empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandainya
menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain,
dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan dapat memahami sesuatu
persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kacamata orang lain. Sikap
empati bila diterapkan dalam komunikasi antar pribadi, maka suasana hubungan
komunikasi akan dapat berkembang dan tumbuh sikap saling pengertian dan
penerimaan.
18
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
karakteristik mereka. Dalam bentuk perilaku artinya bahwa tindakan yang dipilih
adalah relevan dengan tujuan komunikasi.
Sikap positif dapat ditunjukkan dengan berbagai macam perilaku dan sikap,
meliputi: menghargai orang lain, berpikiran positif terhadap orang lain, tidak
menaruh curiga secara berlebihan, meyakini pentingnya orang lain, memberikan
pujian dan penghargaan, komitmen menjalin kerjasama.
e. Kesetaraan (equality)
Kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan
demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik dari orang
lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan atau kecantikan.
19
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Kesamaan tujuan
Sebelum komunikasi berlangsung, komunikator dan komunikan harus sama-sama
meyakinkan diri bahwa komunikasi tersebut dikehendaki dan harus berlangsung
dengan baik. Sehingga perlu untuk menjalin hubungan dan menyamakan persepsi
untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut Endar Sugiarto (2002) ada delapan (8) teknik komunikasi efektif,
meliputi:
1. Pusatkan perhatian pada lawan bicara
2. Manfaatkan waktu secara efisien
20
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
21
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Komunikasi efektif bila diterapkan dengan tepat, akan dapat mempengaruhi dan
meyakinkan orang lain. Menurut Bruce Berger (2011) komunikasi yang dapat
mempengaruhi orang lain bertujuan untuk mengubah atau mempengaruhi
kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh komunikator.
Sikap individu atau kelompok yang hendak dipengaruhi terdiri dari tiga
komponen meliputi:
1. Kognitif, dimana individu atau kelompok mencapai tingkat “tahu” pada
objek yang disampaikan atau diperkenalkan.
2. Afektif, perilaku dimana individu atau kelompok mempunyai
kecenderungan untuk suka pada objek yang disampaikan.
3. Konatif, perilaku dimana individu atau kelompok melakukan sesuatu
tindakan terhadap objek yang disampaikan.
Kepercayaan atau pengetahuan seseorang tentang sesuatu yang dipercaya akan dapat
mempengaruhi sikap dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku dan tindakannya.
Kemampuan koordinator Perkesmas dalam mengubah pengetahuan seseorang akan
sesuatu yang dipercaya, dapat mengubah perilaku komunikan.
22
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Menurut Prof. Ricard L. Johannesesn (2007) etika dalam berkomunikasi yang bersifat
untuk mempengaruhi orang lain meliputi:
1. Memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu isu
2. Memiliki pemahaman lebih dari isu tersebut dibandingkan orang lain
3. Mampu mengadaptasi ide-ide baru
4. Mempengaruhi orang lain agar dapat melakukan suatu tindakan yang
disampaikan
Prinsip komunikasi yang dapat mempengaruhi orang lain, dapat digunakan sebagai
landasan untuk keberhasilan dalam mengubah sikap, kepercayaan, dan mengajak
komunikan untuk berbuat sesuatu. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
1. Pemaparan selektif
Prinsip pemaparan selektif menerangkan bahwa: 1) pendengar akan secara aktif
mencari informasi yang mendukung opini, nilai, kepuasan, perilaku, dan motivasi,
2) pendengar akan secara aktif menghindari informasi yang bertentangan dengan
opini, nilai, keputusan, perilaku, dan motivasi. Ketika saat proses komunikasi
seorang Koordinator Perkesmas dapat meyakinkan individu atau kelompok
sasaran, maka pemaparan selektif akan terjadi dan berlangsung secara
berkesinambungan.
2. Partisipasi khalayak
Khalayak yang dimaksud adalah sasaran (individu atau kelompok). Komunikasi
efektif akan dapat mempengaruhi orang lain apabila khalayak turut berpartisipasi
dalam proses komunikasi. Komunikasi akan menjadi
23
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
24
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Prinsip dasar yang dapat dijadikan sebagai panduan pada saat mendengarkan orang
lain berbicara, meliputi:
1. Tidak dapat mendengarkan dan berbicara secara bersamaan
Seseorang cenderung menambahkan/menyampaikan ide pada saat orang sedang
berbicara, hal ini akan berdampak tidak baik apabila lawan bicara belum selesai
bicara, sehingga akan merasa terganggu. Pihak pendengar lainnyapun akan
kehilangan konsentrasi.
2. Memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara
Seorang pendengar yang baik akan selalu mencoba untuk memahami intisari
dari suatu pembicaraan. Oleh karena itu, ketika berkomunikasi uasahakan
mencari atau pahami inti dari pembicaraan tersebut.
3. Hindari gangguan dari lingkungan sekitar
Pendengar yang baik akan selalu memfokuskan diri pada pembicara. Hal ini
penting sekali untuk memperhatikan lingkungan sekitar, usahakan tenang dan
kondusif.
25
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Mengendalikan emosi
Pendengar yang baik akan mencoba untuk tidak mengutamakan perasaan atau
emosinya. Sehingga dapat menerima pesan dari pembicara dengan baik.
5. Membuat catatan jelas dan singat
Catatlah hal-hal yang penting, tanpa mengurangi konsentrasi pada saat sedang
mendengarkan.
6. Bersikap empati
Pendengar yang baik akan berusaha untuk menghargai pembicara. Apa yang
disampaikan pembicara didengarkan dengan penuh. Berilah sikap empati dengan
fokus mendengarkan, perhatian, dan memberikan senyuman baik kepada lawan
bicara saat berkomunikasi.
7. Memahami prinsip-prinsip komunikasi non verbal
Komunikasi mudah diterima dan dipahami dengan cara memperhatikan gerakan
tubuh dan raut muka pembicara.Tataplah lawan bicara dengan penuh empati dan
perhatikan bahasa tubuhnya. Sebagai pendengar yang baik, sama halnya juga
perlu memperhatikan bahasa tubuh saat mendengarkan, seperti posisi duduk,
raut muka, anggukkan kepala, senyuman dan lain sebagainya.
8. Mendengarkan yang selektif
Sering kali dalam suatu proses komunikasi, pembicara menyampaikan secara
gamblang (to the point) pesan atau informasi yang sangat penting. Namun
adakalanya pesan atau informasi tersebut tersembunyi di dalam konteks
pembicaraan. Sebagai pendengar yang baik, harus dapat memilah-milah pesan
ataupun informasi sesuai dengan kebutuhan.
9. Bertanya pada tempatnya
Saat mengajukan pertanyaan usahakan menunggu sampai pembicara telah
selesai bicara. Usahakan pertanyaan yang disampaikan hal yang penting dan
dapat mendorong pembicara untuk memperjelas kembali apa yang belum
dipahami lawan bicaranya.
10. Memberikan umpan balik
Memberikan umpan balik kepada pembicara, dapat menggambarkan sejauh
mana informasi atau pesan telah dapat ditangkap atau dipahami, untuk dapat
ditindaklanjuti.
26
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
27
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan
perubahan sikap sehingga terjalin hubungan baik antara pemberi pesan (komunikator) dan
penerima pesan (komunikan). Pengukuran efektifnya dari suatu proses komunikasi dapat
dilihat dari tercapainya tujuan komunikator, yaitu terbinanya kepercayaan, keterbukaan,
kejujuran, saling menghargai serta memahami kebutuhan dan harapan masing-masing.
Proses komunikasi efektif akan terjadi bila dapat memahami dengan baik prinsip- prinsip
komunikasi efektif, yaitu: keterbukaan, respek dan pedulu, empati, perhatian (care), sikap
positif (positiveness), sikap mendukung (supportiveness), dan rendah hati. Dapat
menerapkan dengan tepat teknik komuniaksi efektif: mampu menciptakan lingkungan yang
kondusif, menghargai penampilan dan harga diri lawan bicara, memposisikan sejajar saat
komunikasi, dan memiliki kesamaan tujuan. Serta mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi dalam komunikasi efektif.
28
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Berger Bruce, 2011. Persuasive Communication. Pharmacist a Jobson, U.S
2. Johannesen Richar,. et all (2007) Ethics in Human Comminication, 6th.
3. Hardjana. A.M, 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, Kanisius.
Jakarta
4. Suranto AW (2011), Komunikasi Interpersonal, Graha Ilmu, Yogyakarta,
2011, hal: 82
5. Sugiyono (2005), Komunikasi Antarpribadi, UNNES Press, Semarang, hal: 5
6. Sugiarto Endar (2002), Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa< Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
7. Jalaluddin Rahmad (2005), Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya,
Bandung, hal: 134
29
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10 LAMPIRAN
Tujuan:
Setelah melakukan latihan ini, peserta mampu melakukan komunikasi efektif dalam
peran perawat sebagai Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Langkah-langkah:
1. Pengantar awal (waktu 15 menit)
a. Fasilitator membagi peserta menjadi lima (5) kelompok, @ 6 orang
perkelompok.
b. Fasilitator meminta peserta bermain peran sesuai dengan skenario kasus yang
ditetapkan.
c. Setiap kelompok bermain peran sesuai dengan kasus masing-masing, yang
terkait dengan tugas Koordinator Perkesmas di Puskesmas.
d. Fasilitator membagikan kasusnya kepada masing-masing kelompok
e. Setiap kelompok memilih peran masing – masing saat bermain peran:
1 orang berperan sebagai narator
1 orang pemeran utama sebagai Koordinator Perkesmas di
Puskesmas
3 orang lainnya berperan sesuai kasus yang ditetapkan
f. Setiap kelompok diberikan alokasi waktu selama 15 menit dalam bermain
peran.
g. Setiap pergantian kelompok diberikan jeda waktu 3 menit untuk persiapan tampil
kelompok berikutnya.
2. Persiapan peserta membagi kelompok (waktu 5 menit)
30
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
31
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
No Teknik Demonstrasi 2 1 0
Komunikasi
Efektif
1 Pembuka Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menyampaikan tujuan
2 Penyampaian Verbal
pesan Menyampaikan isi pesan dengan
efektif, fokus pada topik pembicaraan
Non verbal
Bahasa tubuh (body language)
Volume dan intonasi suara
3 Pengakuan Memberikan perhatian terhadap suatu hal
(recognition) yang telah dikerjakan terkait topik
pembicaraan atau bisa berupa pujian
4 Penawaran diri Memberikan penawaran untuk dapat
bersama-sama dalam mengatasi
masalah yang sedang dihadapi
5 Pendengar aktif Menggunakan isyarat non verbal dan
verbal saat mendengarkan lawan bicara
32
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
No Teknik Demonstrasi 2 1 0
Komunikasi
Efektif
12 Ringkasan Meringkas atau mengulang kembali poin
penting dalam pembicaraan kepada lawan
bicara
13 Refleksi Memberikan dorongan kepada lawan
bicara untuk mengemukakan
ide/pendapatnya dan membuat keputusan
Total Nilai
Penilaiaan :
Total skor x 100 = ………..
26
….., …………..2021
Observer
(… ......................... )
Keterangan:
2 : dilakukan dengan tepat
1 : dilakukan tetapi tidak tepat
0 : tidak dilakukan
33
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Kasus 1.
Tn. B berusia 64 tahun datang ke Puskesmas sebagai peserta vaksin I sesuai dengan jadwal
yang telah didapatkannya melalui pesan singkat pada 7 hari yang lalu. Pada saat skrining
didapatkan hasil tekanan darahnya 185/100 mmHg. Tn. B mengaku menderita tekanan
darah tinggi dan pernah di rawat di RS karena tekanan darahnya mencapai 200/110 mmHg.
Tn. B juga mengatakan bahwa dirinya sejak 1 tahun yang lalu tidak pernah lagi datang ke
Faskes untuk mendapatkan obat karena dirinya merasa jenuh dan khawatir obat tersebut
akan menganggu ginjal nya seperti berita – berita yang dia dapat dari berbagai sumber
media. Tn. B kemudian di suruh beristirahat selama 30 menit sebelum dilakukan
pemeriksaan kembali. Setelah 30 menit kemudian, Tn. B kembali diperiksa dan tekanan
darahnya belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan kriteria untuk diberikan vaksin.
Tn. B diberitahu bahwa diri nya tidak bisa dilakukan vaksin saat ini dan harus melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu ke Faskes terdekat terkait masalah hipertensi nya. Tn. B
menolak dan mengatakan bahwa dirinya lebih baik tidak usah di vaksin daripada harus
menemui dokter untuk mendapatkan obat. Tn. B merasa bahwa selama tidak
mengkonsumsi obat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu tidak ada masalah kesehatan apa
pun. Tn. B yakin bahwa tekanan darahnya tinggi saat pemeriksaan hari ini karena dirinya
cemas akan efek samping dari vaksin seperti yang banyak diberitakan di media dan
berbagai pesan singkat yang dia terima. Perawat F sebagai Koordinator Perkesmas yang
bertugas sebagai tim vaksinator saat itu melakukan pendekatan dengan komunikasi efektif
kepada Tn.B untuk meyakinkan Tn. B agar mau memeriksakan diri ke Faskes terdekat dan
kembali minum obat hipertensi secara teratur serta meyakinkan Tn. B untuk tetap mau
diberikan vaksin setelah kondisinya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Tugas Kelompok 1
Role play kan kasus 1, tugas Koordinator Perkesmas bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan di Puskesmas. Kasus dapat dikembangkan dan
disesuaikan.
34
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Kasus 2.
Puskesmas X di Kecamatan Y, Tangerang Selatan adalah Puskesmas non DTP dan
merupakan UPT dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Puskesmas X memiliki wilayah
binaan sebanyak dua (2) Kelurahan, yaitu Kelurahan Melati dan Kelurahan Anggrek.
Puskesmas X memiliki 1 Pustu. Memiliki 12 orang Perawat: 3 perawat lulusan Ners, dan 9
perawat lulusan D3 dengan masa kerja lebih dari 5 tahun.
Program Perkesmas di Puskesmas X telah berjalan dan Koordinatornya adalah seorang
Ners dengan pengalaman bekerja 7 tahun.
Kegiatan Perkesmas yang dilakukan meliputi dalam dan luar gedung.
Jam kerja dalam gedung pukul 07.30 – 12.00, dan jam kerja luar gedung pukul
13.00 – 16.00, namun ketentuan ini fleksibel sesuai dengan kondisi.
Catatan:
Kasus dapat dikembangkan serta disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang
mendekati riil.
Tugas Kelompok 2:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas sebagai pelaksana
Perkesmas
Tugas Kelompok 3:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam, melakukan pembinaan teknis
pelayanan Perkesmas.
Tugas Kelompok 4:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam, menyusun dan
menyampaikan laporan bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat maupun laporan
lainnya kepada kepala penanggung jawab UKM esensial dan Perkesmas.
35
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tugas Kelompok 5:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam melakukan evaluasi (penilaian
kinerja Perkesmas) dan menyusun laporan evaluasi hasil kegiatan pelayanan Perkesmas di
Puskesmas.
36