Anda di halaman 1dari 414

MODUL MATA PELATIHAN DASAR 1

KEBIJAKAN PELAYANAN
KEPERAWATAN
KESEHATAN MASYARAKAT
DI PUSKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT
Dalam rangka pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota khususnya di bidang
kesehatan, UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas. Pelaksanaan UKM dan UKP tersebut dilakukan salah satunya dengan
menyelenggarakan kegiatan pelayanan Perkesmas.

Pelayanan Perkesmas merupakan bagian dari Pelayanan Keperawatan yang pengaturannya


mengacu pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan. Pelayanan Perkesmas
yang dilaksanakan secara benar, terarah, dan terpadu dengan upaya kesehatan lain diharapkan akan
meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dan meningkatkan cakupan program, termasuk
keluarga sehat melalui pendekatan keluarga.

Pelayanan Perkesmas diberikan kepada seluruh masyarakat (individu, keluarga,


kelompok/masyarakat) dalam rentang sehat sakit dengan mempertimbangkan seberapa jauh
masalah kesehatan yang dihadapi secara menyeluruh dan terpadu, dengan tetap memperhatikan
kolaborasi interprofesi dalam penanganan kesehatan sesuai kewenangan masing-masing.

Perkesmas dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan mengatasi masalah


kesehatan sesuai kewenangannya sehingga tercapai peningkatan kesehatan masyarakat yang
optimal serta meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam
merawat diri sendiri atau keluarga dan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesehatannya.

1
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami tentang kebijakan
Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Puskesmas

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Menjelaskan Kebijakan dan Strategi Bidang Kesehatan
2. Menjelaskan Kebijakan Penyelenggaraan Puskesmas
3. Menjelaskan Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas)

2
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan SUB MATERI


POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Kebijakan dan Strategi Bidang Kesehatan
a. Arah Kebijakan RPJMN
b. Konsep PIS-PK dan SPM
2. Kebijakan Penyelenggaraan Puskesmas
a. Pengertian
b. Tugas dan Fungsi Puskesmas
c. Organisasi, Jejaring, dan Jaringan Puskesmas
d. Sistem Informasi Puskesmas
3. Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
a. Pengertian Perkesmas
b. Tujuan Perkesmas
c. Tugas dan Wewenang Perawat
d. Lingkup Pelayanan Perkesmas
e. Metode Pendekatan Pelayanan Perkesmas
f. Sasaran Pelayanan Perkesmas
g. Sumber Daya Pelayanan Perkesmas
h. Kegiatan Pelayanan Perkesmas
i. Integrasi Perkesmas dengan PIS- PK

3
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan Kebijakan Pelayanan Perkesmas menggunakan metode :

1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)


2. Curah Pendapat

4
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5 MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Kebijakan Pelayanan Perkesmas
meliputi:

1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK

5
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator mengucapkan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila
belum pernah menyampaikan sesi materi sebelumnya, fasilitator memulai dengan
perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi kerja, jabatan dalam
pekerjaan dan topik materi yang akan disampaikan.
 Fasilitator melakukan bina suasana dengan mengajak peserta untuk mempertunjukkan
yel-yel atau tepuk semangatnya agar peserta fokus dan antusias dalam mengikuti
materi.
 Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang Kebijakan
Pelayanan Perkesmas
 Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok
yang akan disampaikan dengan dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Uraian Materi


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan paparan tentang kebijakan Pelayanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Puskesmas. Dengan sub materi:
- Kebijakan dan Strategi Bidang Kesehatan
- Kebijakan penyelenggaraan Puskesmas
- Kebijakan Pelayanan Perkesmas
 Fasilitator mempersilahkan peserta untuk menanggapi materi yang telah disampaikan
oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau
menjawab pertanyaan peserta

6
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 3: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada
peserta
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawabnya
 Fasilitator merangkum pembelajaran mata pelatihan ini bersama-sama dengan peserta.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
 Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih,
permohonan maaf bila masih ada kekurangan dan salam penutup.

7
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI

Materi Pokok 1: Kebijakan dan Strategi Bidang Kesehatan

A. Arah Kebijakan RPJMN


Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa dalam rangka mencapai tujuan kesehatan yaitu untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Pasal 2 UU 36/2009)

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020- 2024


fokus agenda pembangunan Prioritas Nasional adalah peningkatan SDM berkualitas
dan berdaya saing.

Salah satu arah kebijakan dan strategi dalam RPJMN adalah meningkatkan
pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan
pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan
upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi antara
lain melalui strategi:
1. Peningkatan Kesehatan Ibu Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi
2. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Peningkatan Pengendalian Penyakit
4. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

8
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5. Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan

Dalam mendukung peningkatan SDM berkualitas dan berdaya saing, PIS-PK dapat
mengukur perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat sehingga hasil akhirnya
akan diperoleh SDM unggul.

Dalam RPJMN Tahun 2020–2024, implementasi PIS-PK termasuk salah satu


indikator yang dinilai. Indikator terkait implementasi PIS-PK adalah Jumlah
kabupaten/kota yang melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) dengan cakupan 100% intervensi keluarga. Indikator ini
implementasinya dilaksanakan oleh Puskesmas selaku ujung tombak pelayanan
kesehatan serta pelaksana PIS-PK. Untuk mewujudkan tercapainya indikator
tersebut, intervensi lanjut PIS-PK diharapkan dapat dilaksanakan secara optimal oleh
Puskesmas.

Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan berfokus pada:


1. Penguatan fungsi Puskesmas dan jaringannya
2. Optimalisasi penguatan pelayanan kesehatan dasar melalui pendekatan keluarga
3. Revitalisasi Posyandu dan UKBM lainnya
4. Pengembangan kebijakan khusus untuk pelayanan kesehatan di daerah terpencil,
sangat terpencil dan daerah dengan karakteristik geografis tertentu (kepulauan)
5. Pengembangan pelayanan kesehatan lanjut usia;
6. Penyempurnaan sistem akreditasi pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta;
7. Pemenuhan dan pemerataan penyediaan sarana, prasarana, dan alat kesehatan
yang mengacu rencana induk penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
8. Inovasi dan pemanfaatan teknologi dalam pelayanan kesehatan
9. Perluasan pelayanan kesehatan bergerak (flying dan sailing health care) dan
gugus pulau
10. Pengembangan dan peningkatan kualitas RS Khusus

9
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

11. Penyediaan pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan dan


pengendalian bahan berbahaya dan beracun (B3)

Transformasi sistem kesehatan tahun 2021-2024 dituangkan dalam 6 pilar


transformasi, yaitu (1) transformasi layanan primer: edukasi penduduk, pencegahan
primer, pencegahan sekunder, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan
primer, (2) transformasi layanan rujukan: meningkatkan akses dan kualitas layanan
sekunder dan tersier, (3) transformasi sistem ketahanan kesehatan: meningkatkan
ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan, memperkuat ketahanan tanggap darurat
(4) transformasi sistem pembiayaan kesehatan: menjamin transparansi dan
efektivitas pendanaan untuk sistem dan akses yang adil bagi setiap populasi, (5)
transformasi SDM kesehatan: mempercepat ketersediaan, kualitas dan distribusi
SDM bidang kesehatan dan (6) transformasi teknolgi kesehatan; mempercepat adopsi
teknologi dan solusi kesehatan digital, meingkatkan pengambilan keputusan
berdasarkan data.

Dalam Global Conference on Primary Health Care yang diadakan di Astana,


Kazakhstan pada Oktober 2018, disepakati Deklarasi Astana, di mana salah satu
visinya adalah mengenai Primary Health Care and Health Service yang harus
berkualitas, aman, komprehensif, terintegrasi, dapat diakses, tersedia dan terjangkau
untuk seluruh masyarakat di mana pun berada. Pelayanan kesehatan tersebut harus
diberikan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, memiliki kompetensi dan
kewenangan, bermotivasi dan berkomitmen.
Deklarasi Astana ini dapat diwujudkan melalui Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Hal ini karena Pendekatan Keluarga yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan Puskesmas dilaksanakan untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas dengan mendatangi seluruh keluarga (total coverage).

B. Konsep PIS-PK dan SPM


Standar Pelayanan Minimal merupakan penerapan dari program prioritas nasional
yang tertuang dalam Prioritas RPJMN IV 2020 - 2024. Undang –

10
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan


penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran
serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan
prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, Undang – Undang mengatur
tentang urusan pemerintahan konkuren yang bersifat wajib yang diserahkan
kewenangannya dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sebagai dasar
pelaksanaan otonomi daerah. SPM ini pun menjadi instumen untuk penilaian kinerja
Pemerintah Daerah (Kepala Daerah) dan berfungsi sebagai instrumen untuk
memperkuat pelaksanaan Performance Based Budgeting.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan pada pemerintah daerah terdiri
dari SPM provinsi serta SPM kabupaten/kota merupakan ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar kesehatan yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang
berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Dalam pelaksanaan
pemenuhan jenis dan mutu pelayanan dasar, disepakati adanya SPM Bidang
kesehatan yaitu pada tingkat provinsi terdiri dari:
1. Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana
dan/atau berpotensi menjadi bencana provinsi
2. Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.

Adapun SPM Bidang Kesehatan kabupaten/kota terdiri dari 12 Pelayanan Dasar:


1. pelayanan kesehatan ibu hamil;
2. pelayanan kesehatan ibu bersalin;
3. pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
4. pelayanan kesehatan balita;
5. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
6. pelayanan kesehatan pada usia produktif;
7. pelayanan kesehatan pada usia lanjut;

11
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8. pelayanan kesehatan penderita hipertensi;


9. pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
10. pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;
11. pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan
12. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus),
bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/preventif.

Dalam Permenkes Nomor 4 Tahun 2019, Penetapan sasaran layanan dasar SPM di
wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data
riil yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset
yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Data riil didapatkan dari kunjungan keluarga PIS-PK (jika sudah dilaksanakan secara
total coverage). Sasaran SPM yang ditemukan adalah ibu hamil, jumlah per
kelompok umur dan jumlah kelompok suspek/penderita TB, Hipertensi, ODGJ.

Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan


jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan kesehatan
dengan mendatangi keluarga dan langsung diberikan intervensi awal terhadap
permasalahan kesehatan setiap keluarga.
Sehingga Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam
gedung saja, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi setiap keluarga di
wilayah kerjanya.

Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP & UKM secara


berkesinambungan, dengan target keluarga, didasari informasi kesehatan setap
anggota keluarga dari profil kesehatan keluarga (sehingga informasinya valid) dan
memberikan intervensi awal bila ada masalah kesehatan terhadap 12 indikator seperti
yang terdapat pada Paket Informasi Kesehatan Keluarga (Pinkesga). Selanjutnya
Puskesmas akan melakukan analisis terhadap hasil kunjungan keluarga dan
merencanakan upaya intervensi lanjut yang

12
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

dilakukan terhadap masalah kesehatan yang dibahas dalam forum lokakarya mini
Puskesmas. Dengan demikian pendekatan keluarga tidak hanya berupa
pendataan/sensus saja.

Tujuan Pendekatan Keluarga:


1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif
meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif
dasar
2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten/kota
melalui meningkatan akses dan skrining kasehatan
3. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN
4. Mendukung tercapainya Program Indonesia Sehat

Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya dua
belas indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas
indikator utama tersebut adalah sebagai berikut :
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Terdapat tujuh indikator yang beririsan antara PIS-PK dan SPM, sehingga bila
ketujuh indikator ini tercapai maka akan dapat dicapai atau didukung

13
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

pencapaiannya dengan diterapkannya pendekatan keluarga. Ketujuh indikator yang


akan mendukung tercapainya SPM tersebut adalah:
1. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
2. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
3. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
4. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
5. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
6. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
7. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan

Dengan demikian, bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, pendekatan keluarga


merupakan salah satu cara yang sangat besar artinya bagi terlaksananya SPM Bidang
Kesehatan. Jika SPM menghendaki cakupan pelayanan secara universal (total
coverage), demikian pun dengan pendekatan keluarga. Dalam pendekatan keluarga,
Puskesmas harus mendata seluruh (total coverage) dari keluarga yang ada di
wilayah kerjanya dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi setiap
anggota keluarga.

Puskesmas saat ini harus aktif pro-aktif mengunjungi total keluarga karena masih
banyak permasalahan kesehatan yang belum ditemukan oleh Puskesmas, sebagai
contoh:
1. Masih banyak Balita yang tidak datang penimbangan ke posyandu. Dengan
kunjungan rumah, Balita yang belum pernah ditimbang akan terdeteksi dengan
kegiatan ini dan dianjurkan untuk ke Posyandu atau Puskesmas.
2. Pada Penyakit Tidak Menular (PTM),contoh hipertensi, dari hasil survei,
terdapat 2/3 penderita hipertensi yang belum sadar bahwa mereka menderita
hipertensi. Hanya 1/3 penderita yang mau datang ke Puskesmas/fasilitas
kesehatan. Sehingga dengan pendekatan keluarga akan dapat menjaring seluruh
penderita atau penduduk yang beresiko hipertensi, untuk mau memeriksakan diri
secara teratur ke Posbindu atau Puskesmas.

14
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sehingga kunjungan rumah ini tidak berarti mematikan Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang ada, tetapi justru untuk memperkuat UKBM yang
selama ini dirasakan masih kurang efektif. Hal ini karena ketika saat kunjungan
rumah terdapat anggota keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan,
dapat dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau pelayanan
Puskesmas

Materi Pokok 2: Kebijakan Penyelenggaraan Puskesmas

A. Pengertian
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kab/kota yang


bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian
wilayah kecamatan.

B. Tugas dan Fungsi Puskesmas


Puskesmas bertugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut Puskesmas berfungsi sebagai
penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Terdapat 2 jenis UKM, yaitu:


1. UKM esensial, yang wajib diselenggarakan oleh Puskesmas, meliputi pelayanan
promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan
keluarga, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

15
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2. UKM pengembangan, yang bersifat inovatif dan/atau disesuaikan dengan prioritas


masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja, serta potensi sumber daya yang
tersedia

UKP di Puskesmas dilakukan dalam bentuk rawat jalan (baik kunjungan sehat
maupun kunjungan sakit), pelayanan gawat darurat, pelayanan persalinan normal,
perawatan di rumah, dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan.

Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas menyelenggarakan kegiatan


manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan Perkesmas, pelayanan
laboratorium, dan kunjungan keluarga.

C. Organisasi, Jejaring, dan Jaringan Puskesmas


Pengaturan organisasi Puskesmas kami sesuaikan dengan regulasi terkait,
diantaranya yaitu PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Disini
dinyatakan bahwa Puskesmas merupakan unit organisasi yang bersifat fungsional
dan unit layanan yang bekerja secara profesional.

Puskesmas berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kadinkes kabupaten/kota sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskemas sesuai dengan kriteria.


Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas:
1. kepala Puskesmas
2. kepala tata usaha
3. penanggung jawab, paling sedikit terdiri atas:
a. penanggung jawab UKM dan perkesmas
b. penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium
c. penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas

16
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

d. penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan Puskesmas, dan


e. penanggung jawab mutu.

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan Kesehatan, Puskesmas


didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas

Jaringan pelayanan Puskesmas terdiri atas:


1. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu
lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas. Tujuan Puskesmas Pembantu adalah
untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di
wilayah kerjanya.

2. Puskesmas Keliling
Puskesmas keliling memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya bergerak
(mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung
Puskesmas. Tujuan dari Puskesmas Keliling adalah untuk meningkatkan
jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat terutama masyarakat
di daerah terpencil/sangat terpencil dan terisolasi baik di darat maupun di pulau-
pulau kecil serta untuk menyediakan sarana transportasi dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan. Fungsi dari Puskesmas Keliling adalah sebagai: (1). sarana
transportasi petugas; (2). sarana transportasi logistik; (3. sarana pelayanan
kesehatan; dan (4). sarana pendukung promosi kesehatan.

3. Praktik bidan desa.


Praktik Bidan desa merupakan praktik bidan yang memiliki Surat izin Praktik
Bidan (SIPB) di Puskesmas, dan bertempat tinggal serta mendapatkan penugasan
untuk melaksanakan praktik kebidanan dari Pemerintah Daerah pada satu
desa/kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas yang bersangkutan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Bidan desa mempunyai tugas sesuai
dengan

17
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kewenangannya yaitu Pelayanan KIA-KB, Pelayanan promotif, preventif dan


pemberdayaan masyarakat dan.pelayanan kesehatan prioritas lainnya yang
ditugas oleh kepala Puskesmas.

Sedangkan jejaring Puskesmas terdiri atas klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium,
tempat praktik mandiri tenaga kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
termasuk juga UKBM dan UKS. Kecuali apotek dan laboratorium, Jejaring
Puskesmas wajib melaporkan kegiatan dan hasil pelayanan Kesehatan kepada
Puskesmas.

Salah satu turunan dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja adalah PP
Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko,
dimana dalam lampirannya diatur mengenai perizinan berusaha Puskesmas. Dalam
hal ini, perizinan Puskesmas yang semula berupa izin operasional dan dikeluarkan
oleh instansi pemberi izin setempat, menjadi sertifikat standar yang prosesnya
melalui sistem OSS dan dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal PTSP. Adapun
standar usaha Puskesmas mengacu pada Permenkes Nomor 14 Tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Kesehatan Permenkes baru tersebut tidak mencabut Permenkes 43/2019, karena
masih ada beberapa standar yang mengacu pada Permenkes 43/2019.

D. Sistem Informasi Puskesmas


Untuk meningkatkan manajemen penyelenggaraan Puskesmas perlu dukungan
Sistem Informasi Puskesmas yang mampu menjamin ketersediaan data dan informasi
secara cepat, akurat, terkini, berkelanjutan, dan dapat dipertanggungjawabkan, oleh
karena itu Puskesmas WAJIB melakukan kegiatan sistem informasi Puskesmas
(SIP).

SIP merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan kabupaten/kota yang dapat
diselenggarakan secara elektronik maupun non elektronik. Ketentuan terkait dengan
SIP diatur dalam Permenkes Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas.

18
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Puskesmas terintegrasi melalui Sistem informasi


Puskesmas, paling sedikit mencakup:
1. Pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya
2. Pencatatan dan pelaporan keuangan Puskesmas dan jaringannya
3. Survei lapangan
4. Laporan lintas sektor
5. Laporan jejaring Puskesmas

Pencatatan Puskesmas terdiri dari Data dasar yaitu identitas Puskesmas, wilayah
kerja, sumber daya, sasaran program, dan data program UKM esensial, UKM
pengembangan, UKP, Program lainnya.

Pelaporan terdiri dari laporan data dasar yang dilakukan setiap tahun dan laporan
data program yang dilakukan secara rutin mingguan, bulanan, laporan tahunan serta
laporan tidak rutin.

1. Laporan mingguan yaitu laporan penyakitt menular potensi KLB


2. Laporan bulanan: laporan bulanan promosi kesehatan, laporan bulanan kesehatan
lingkungan, laporan bulanan gizi, kesehatan ibu dan anak, laporan bulanan
imunisasi, laporan bulanan pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
laporan bulanan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, laporan
bulanan keperawatan kesehatan masyarakat, laporan bulanan kesehatan kerja dan
olah raga, laporan bulanan pelayanan Puskesmas, laporan bulanan kesakitan
umum, laporan bulanan kesakitan berdasarkan gejala, penyabab penyakit/kondisi,
laporan bulanan kesehatan gigi dan mulut, laporan bulanan kesakitan terbanyak,
laporan bulanan kematian di Puskesmas, laporan bulanan permintaan dan
pemakaian obat, laporan bulanan kelahiran di Puskesmas
3. Laporan tahunan

19
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Materi Pokok 3: Kebijakan Pelayanan Perkesmas

A. Pengertian Perkesmas
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah suatu bidang dalam
keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat dengan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif yang
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.

Pelayanan Perkesmas merupakan salah satu kegiatan pokok Puskesmas yang telah
ada sejak konsep Puskesmas diperkenalkan. Pelayanan Perkesmas merupakan salah
satu kegiatan pokok Puskesmas yang telah ada sejak konsep Puskesmas
diperkenalkan. Perkesmas awalnya sering disebut dengan Public Health Nursing
(PHN), namun saat ini sering juga disebut dengan Community Health Nursing
(CHN). Perubahan istilah public menjadi community, terjadi di banyak negara
karena istilah “public” sering kali dihubungkan dengan bantuan dana pemerintah
(government subsidy atau public funding), sementara Perkesmas dapat
dikembangkan tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat atau
swasta, khususnya pada sasaran individu (UKP) seperti perawatan kesehatan
individu di rumah atau home health nursing.

B. Tujuan Perkesmas
Tujuan pelayanan Perkesmas adalah Meningkatnya kemandirian individu, keluarga,
kelompok/ masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan dengan pelayanan
keperawatan sesuai kewenangannya sehingga tercapai peningkatan kesehatan
masyarakat yang optimal.

Pelayanan keperawatan diberikan secara langsung kepada seluruh masyarakat dalam


rentang sehat-sakit dengan mempertimbangkan seberapa jauh masalah kesehatan
masyarakat mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok maupun masyarakat.

20
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

C. Tugas dan Wewenang Perawat


Berdasarkan permenkes nomor 26/2019 tentang peraturan pelaksanaan undang-
undang nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan, tugas dan wewenang perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang UKP yaitu:
1. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
2. Menetapkan diagnosis keperawatan
3. Merencanakan tindakan keperawatan
4. Melaksanakan tindakan keperawatan
5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
6. Melakukan rujukan
7. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai kompetensi
8. Memberi konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter
9. Melakukan penyuluhan kesehatan
10. Melakukan konseling
11. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep
tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas

Sedangkan tugas dan wewenang perawat sebagai pemberi asuhan


keperawatan di bidang UKM yaitu:
1. Melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat:
keluarga, kelompok/masyarakat
2. Menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat
3. Membantu penemuan kasus penyakit
4. Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
5. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
6. Melakukan rujukan kasus
7. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
8. Melakukan pemberdayaan masyarakat
9. Melaksanakan advokasi dalam peawatan kesehatan masyarakat
10. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat: Melakukan
penyuluhan kesehatan dan Melakukan konseling
11. Mengelola kasus, dan

21
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

12. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif

D. Lingkup Pelayanan Perkesmas


Pelayanan Perkesmas dapat dilakukan baik di dalam maupun luar gedung Puskesmas
dimana penyelenggaraannya terintegrasi dalam kegiatan UKM dan UKP tingkat
pertama.
1. Pelayanan perkesmas dalam UKM
Pelayanan Perkesmas dalam UKM ditujukan untuk meningkatkan kemandirian
keluarga, kelompok dan masyarakat. Pelayanan Perkesmas pada sasaran keluarga
dilakukan untuk meningkatkan fungsi keluarga serta meningkatkan kemandirian
pelaksanaan lima tugas kesehatan keluarga (mengenal masalah, mengambil
keputusan, merawat, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan). Kegiatan pelayanan Perkesmas pada sasaran keluarga dapat
dilakukan di rumah (home care, follow up care). Pelayanan Perkesmas pada
sasaran kelompok dilakukan untuk meningkatkan kemandirian kelompok hingga
menjadi kelompok swabantu/mandiri. Jenis sasaran kelompok dapat berupa
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), karang taruna atau
sejenisnya, Upaya Kesehatan Kerja (UKK), sekolah, rumah tahanan/lembaga
pemasyarakatan, panti dan jenis kelompok lainnya yang ada di masyarakat.
Pelayanan Perkesmas pada sasaran masyarakat dilakukan untuk mempertahankan
keseimbangan peran dan meningkatkan peran efektif masyarakat dalam
penanganan masalah kesehatan secara mandiri. Kegiatan pelayanan Perkesmas
untuk masyarakat dapat dilakukan di daerah binaan (desa/ kelurahan).

2. Pelayanan perkesmas dalam UKP


Pelayanan Perkesmas pada sasaran individu dilakukan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dan meningkatkan kemandirian individu dalam
perawatan diri, meliputi: memenuhi kebutuhan oksigenasi, kebutuhan cairan dan
elektrolit, kebutuhan sirkulasi, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi buang air
kecil, kebutuhan eliminasi buang air besar, kebutuhan kebersihan diri dan
lingkungan, kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan keamanan dan keselamatan,
kebutuhan rasa nyaman,

22
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kebutuhan integritas jaringan, kebutuhan aktivitas dan latihan, kebutuhan


psikososial, kebutuhan interaksi sosial, kebutuhan perasaan kehilangan,
menjelang ajal, dan menghadapi kematian, kebutuhan belajar; kebutuhan spiritual,
kebutuhan respons seksual, kebutuhan ketahanan dan kemandirian klien.
Kegiatan pelayanan Perkesmas pada sasaran individu dapat dilakukan di rawat
jalan, pelayanan gawat darurat, dan rawat inap Puskesmas serta jaringan
Puskesmas.

E. Metode Pendekatan Pelayanan Perkesmas


Pelayanan Perkesmas dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan (nursing
process) meliputi tahapan kegiatan pengkajian keperawatan, penetapan diagnosis
keperawatan, penetapan rencana tindakan keperawatan, pelaksanaan tindakan
keperawatan dan evaluasi keperawatan. Dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan diharapkan Perawat dapat memberikan Pelayanan Keperawatan kepada
kliennya sesuai respon manusia sehingga akan terjadi proses alih peran dari Perawat
Puskesmas kepada sasaran klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat)
secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai kemandirian klien dalam
menyelesaikan masalah kesehatannya. Proses alih peran tersebut digambarkan
sebagai lingkaran dinamis proses keperawatan.

Gambar 1. Proses Ahli Peran

Dengan demikian, pelayanan Perkesmas mempunyai ciri yaitu:


1. Merupakan perpaduan keperawatan dan kesehatan masyarakat;

23
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2. Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care);


3. Fokus pelayanan pada upaya promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan upaya kuratif & rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu
4. Pelayanan diberikan dengan menggunakan metode proses keperawatan
(nursing process);
5. Terjadi proses alih peran dari Perawat kepada klien (individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat) untuk mencapai kemandirian klien dalam
menyelesaikan masalah kesehatannya;
6. Menjalin kemitraan antara Perawat dengan lintas program dan lintas sektor
terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian kliennya; dan
7. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan pelayanan.

F. Sasaran Pelayanan Perkesmas


Sasaran dalam pelayanan Perkesmas adalah seluruh masyarakat baik sehat maupun
sakit di wilayah kerja Puskesmas, terdiri dari individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
1. Sasaran Individu
Sasaran individu sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas adalah berdasarkan
siklus hidup manusia, mulai dari ibu hamil dan bersalin, bayi dan ibu menyusui,
balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa sampai pada lanjut usia. Adapun sasaran
individu yang diutamakan sesuai dengan area masalah kesehatan yang menjadi
prioritas saat ini untuk pembangunan kesehatan antara lain Bayi risiko tinggi,
Balita gizi buruk, Ibu hamil risiko tinggi, Penyakit menular seperti TBC, HIV-
AIDS dan Malaria; dan Penyakit tidak menular seperti Hipertensi, Diabetes
mellitus, Obesitas, Kanker (leher rahim dan payudara) dan gangguan jiwa

2. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan keluarga
rentan masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini untuk pembangunan
kesehatan atau keluarga berisiko tinggi akibat perilaku hidup tidak sehat, antara
lain:

24
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Keluarga yang mempunyai masalah kesehatan, antara lain bayi risiko tinggi,
balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, TBC, HIV-AIDS, Malaria,
Hipertensi, Diabetes mellitus, Obsesitas, Kanker, gangguan jiwa;
b. Keluarga yang belum pernah kontak dengan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. Keluarga yang belum memiliki akses air bersih dan jamban sehat; dan
d. Keluarga yang belum mempunyai Jaminan Kesehatan Nasional.

3. Sasaran Kelompok:
Sasaran kelompok sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
kelompok masyarakat yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik
kelompok yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi, seperti:
a. Kelompok masyarakat yang terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan/lembaga
pemasyarakatan, industri, pusat rehabilitasi jiwa, pusat pelayanan
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA); dan
b. Kelompok khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu PTM), kelompok balita, kelompok remaja, kelompok ibu hamil,
kelompok ibu menyusui, kelompok penderita penyakit tertentu (jantung,
diabetes mellitus, kanker, dan lain-lain).

4. Sasaran Masyarakat
Sasaran masyarakat sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
masyarakat di suatu desa/kelurahan yang rentan terhadap timbulnya masalah
kesehatan, antara lain:
a. Masyarakat dengan cakupan pelayanan kesehatan yang rendah;
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular;
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian akibat bencana atau akibat lainnya;
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografis sulit seperti daerah terpencil,
perbatasan, dan kepulauan, daerah berkonflik

25
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

e. Masyarakat di daerah Komunitas Adat Terpencil (KAT).

G. Sumber Daya Pelayanan Perkesmas


1. Ketenagaan
Pelayanan Perkesmas dilaksanakan oleh Perawat sebagai bagian dari tenaga
kesehatan di Puskesmas. jenis Perawat Puskesmas terdiri atas Perawat vokasi dan
profesi. Setiap Perawat harus bekerja sesuai standar profesi, standar pelayanan,
standar prosedur operasional dan etika profesi. Selain itu, Perawat juga harus
menghormati hak klien serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan klien
dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan Perawat dalam bekerja.

Pengorganisasian Perawat dalam menyelenggarakan pelayanan Perkesmas terdiri


dari pelaksana Perkesmas, penanggung jawab daerah binaan (darbin) Perkesmas,
dan koordinator Perkesmas.
a. Pelaksana Perkesmas, bertugas:
1) Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sesuai kualifikasi pendidikan dan jabatan fungsional perawat;
2) Menyusun dokumentasi asuhan keperawatan pada kartu asuhan
keperawatan dan pencatatan lainnya sesuai kebutuhan;
3) Berkoordinasi dengan penanggung jawab darbin Perkesmas terkait asuhan
keperawatan klien kelolaannya;
4) Menyusun dan menyampaikan hasil asuhan keperawatan yang dikelolanya
kepada kepada penanggung jawab darbin Perkesmas; dan
Pelaksanaan tugas dan fungsi pelaksana Perkesmas sesuai dengan kualifikasi
pendidikan dan jabatan fungsional Perawat di Puskesmas berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain sesuai
dengan Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional
Perawat.

b. Penanggung Jawab Darbin Perkesmas, bertugas:

26
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1) Membantu koordinator Perkesmas dalam pengelolaan pelayanan Perkesmas


khususnya untuk daerah binaan kelolaannya;
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan yang
dilakukan di lingkup daerah binaan kelolaannya;
3) Bertugas sebagai pelaksana Perkesmas;
4) Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain/ penanggung jawab program
kesehatan terkait penanganan masalah kesehatan yang dialami sasaran
klien; dan
5) Menyusun dan menyampaikan rekap hasil asuhan keperawatan yang
dilakukan di lingkup daerah binaan kelolaannya sebagai data dukung
pengisian register pelayanan Perkesmas maupun laporan lainnya kepada
koordinator Perkesmas.

c. Koordinator Perkesmas, bertugas:


1) Pelayanan Perkesmas merupakan tanggung jawab Kepala Puskesmas
dibantu oleh penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas dengan
berkoordinasi bersama penanggung jawab program lainnya.
2) Dalam pelaksanaannya, Kepala Puskesmas menunjuk Perawat sebagai
koordinator Perkesmas dengan memperhatikan usulan penanggung jawab
UKM Esensial dan Perkesmas.
3) Persyaratan kualifikasi koordinator Perkesmas adalah Perawat profesi dan
telah berpengalaman sebagai penanggung jawab Darbin minimal satu tahun.
4) Tugasnya yaitu:
 Melakukan pengelolaan pelayanan Perkesmas tingkat
Puskesmas
 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di
Puskesmas dan wilayah kerjanya
 Sebagai pelaksana Perkesmas
 Melakukan pembinaan teknis pelayanan Perkesmas
 Menyusun register pelayanan Perkesmas

27
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan Keperawatan Kesehatan


Masyarakat maupun laporan lainnya kepada penanggung jawab UKM
esensial dan Perkesmas
 Melakukan evaluasi (penilaian kinerja Perkesmas) dan menyusun
laporan evaluasi hasil kegiatan pelayanan Perkesmas di Puskesmas

2. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan Perkesmas di dalam gedung
memanfaatkan peralatan yang tersedia di rawat jalan, pelayanan gawat darurat,
dan rawat inap Puskesmas. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan
Perkesmas di luar gedung adalah Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN
Kit) dengan rincian peralatan sesuai dengan yang tertuang dalam Permenkes 43
Tahun 2019 Tentang Puskesmas. Jumlah kit disesuaikan dengan jumlah Perawat
dan beban kerja kegiatan pelayanan Perkesmas yang diselenggarakan Puskesmas,
dimana jumlah minimal adalah 2 (dua) kit untuk setiap Puskesmas.

H. Kegiatan Pelayanan Perkesmas


Pelayanan Perkesmas meliputi kegiatan:
1. Pengelolaan Perkesmas
Pengelolaan Perkesmas di Puskesmas merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pengelolaan kegiatan Puskesmas lainnya. Pengelolaan Perkesmas
diselenggarakan sesuai dengan konsep manajemen Puskesmas meliputi: (1)
Perencanaan (P1); (2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) serta (3) Pengawasan,
Pengendalian, dan Penilaian (P3).
2. Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan
lingkungannya untuk mancapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian
klien dalam merawat dirinya. Dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan
Perkesmas, Perawat melakukan asuhan keperawatan yang diberikan sesuai
sasaran klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sesuai perencanaan
program melalui alur proses keperawatan

28
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

(pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan)


3. Pembinaan Teknis Perkesmas
Pembinaan Perkesmas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh koordinator
Perkesmas dalam rangka meningkatkan kemampuan teknis Perawat dalam
menyelenggarakan pelayanan Perkesmas melalui bimbinga teknis, monitoring dan
evaluasi serta tindak lanjut keperawatan.

I. Integrasi Perkesmas dengan PIS-PK


Pelayanan Perkesmas dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan sumber daya dan
kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing Puskesmas. Pelayanan Perkesmas
dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas dalam bentuk UKM Esensial dan Pengembangan serta UKP.
Keterpaduan tersebut dilakukan dalam hal sasaran klien, bentuk kegiatan, tenaga
kesehatan dalam pengertian kolaborasi, biaya dan/atau sumber daya lainnya. Dalam
pelaksanaannya, pelayanan Perkesmas dapat terintegrasi dengan pelaksanaan
pendekatan keluarga/PIS-PK dan program kesehatan lainnya sehingga diharapkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih bermutu karena diberikan secara utuh
(holistik), komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan.

Integrasi pelayanan Perkesmas dengan pendekatan keluarga dan program kesehatan


lainnya dilakukan dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan Perkesmas dan
keluarga sehat. Pendekatan keluarga merupakan kegiatan skrining awal atau salah
satu pintu masuk pelayanan Perkesmas. Melalui kunjungan keluarga dalam rangka
PIS-PK, koordinator Perkesmas akan memperoleh data untuk penetapan sasaran
keluarga binaan yang membutuhkan intervensi lebih lanjut dalam bentuk pelayanan
Perkesmas.

Dalam pelaksanaan integrasi pelayanan Perkesmas dengan PIS-PK, Perawat dapat


berperan sebagai:
1. Bagian dari Tim Pembina Keluarga PIS-PK yang memantau status kesehatan
keluarga terhadap indikator utama keluarga sehat dan memberikan intervensi
awal;

29
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2. Pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin Perkesmas, dan/atau koordinator


Perkesmas yang memberi pelayanan Perkesmas dalam rangka intervensi lanjut
terhadap sasaran keluarga binaan tersebut; dan
3. Penanggung jawab program terkait dengan masalah kesehatan yang dipantau
dalam PIS-PK dan/atau program kesehatan lainnya.

Tahapan Pelaksanaan Integrasi Pelayanan Perkesmas Dengan PIS-PK meliputi:

1. Persiapan pelaksanaan, terdiri dari pertemuan koordinasi, sosialisasi internal dan


pertemuan teknis tim, penyiapan sarana dan prasarana.
2. Kunjungan keluarga dan intervensi awal
a) Pemantauan status kesehatan keluarga menggunakan Prokesga, Penemuan
kasus baru/deteksi dini, pemeriksaan sanitasi rumah, Pendataan program
kesehatan lain yang diintegrasikan dalam kunjungan keluarga, Identifikasi
keluarga bermasalah kesehatan/berisiko Kesehatan,
b) Pengkajian keperawatan keluarga dan individu dalam konteks keluarga
c) Intervensi awal untuk masalah yang memerlukan penanganan langsung,
misalnya penyuluhan dengan menggunakan Pinkesga dan tindakan
keperawatan lainnya.
d) Kontrak keluarga rencana tindak lanjut untuk pembinaan kesehatan keluarga
bagi yang membutuhkan intervensi lanjut
3. Analisis hasil kunjungan keluarga dan rencana intervensi lanjut
a) Dalam konteks PIS-PK, selesai kunjungan keluarga, Perawat sebagai
pembina keluarga PIS-PK segera mengumpulkan hasil kunjungan keluarga
(Prokesga yang sudah diisi) dan melaporkan penanggung jawab PIS-PK
untuk diinput ke dalam aplikasi Keluarga Sehat dan/atau secara manual.
Selanjutnya penanggung jawab PIS-PK menyampaikan data dasar Prokesga,
data temuan kasus dan data lainnya kepada tiap penanggung jawab program
kesehatan terkait untuk intervensi lanjut. Contoh: data temuan keluarga
yang

30
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

bermasalah kesehatan/berisiko tinggi dikoordinasikan dengan koordinator


Perkesmas.
b) Dalam konteks pelayanan Perkesmas, selesai kunjungan keluarga, Perawat
yang memegang tugas sebagai pembina keluarga PIS-PK maupun sebagai
pelaksana Perkesmas yaitu berkoordinasi dengan penanggung jawab darbin
Perkesmas terkait sasaran keluarga yang memerlukan tindak lanjut,
menyusun diagnosis keperawatan, menyusun perencanaan tindakan
keperawatan, dokumentasi menggunakan pada kartu asuhan keperawatan
termasuk kegiatan pada kunjungan keluarga dan intervensi awal.
4. Intervensi lanjut
a) Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana. Untuk individu dan
keluarga atau kelompok/masyarakat sesuai dengan 12 indikator keluarga
sehat
b) Melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan dengan metode SOAP
c) Menyusun dokumentasi asuhan keperawatan keluarga pada kartu asuhan
keperawatan dan pencatatan lainnya sesuai kebutuhan.
d) Menyusun dan menyampaikan hasil asuhan keperawatan yang dikelolanya
kepada kepada penanggung jawab darbin Perkesmas.
5. Pemantauan dan evaluasi hasil intervensi lanjut

31
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Pelayanan Perkesmas merupakan bagian dari Pelayanan Keperawatan yang pengaturannya
mengacu pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan. Pelayanan
Perkesmas yang diselenggarakan dalam bentuk kegiatan UKM maupun UKP yang terdiri
atas pengelolaan, asuhan keperawatan dan pembinaan teknis yang dilaksanakan secara
benar, terarah, dan terpadu dengan upaya kesehatan lain diharapkan akan meningkatkan
jangkauan pelayanan kesehatan dan meningkatkan cakupan program, termasuk keluarga
sehat melalui pendekatan keluarga. Selain untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar
individu, peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, dan pemulihan kesehatan serta mencapai kemandirian
kesehatan bagi individu, keluarga, kelompok/masyarakat.

32
Mata Pelatihan Dasar 1 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025
2. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelanggaraan Pelaksanaan Program Indonesia dengan Pendekatan Keluarga
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas
9. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional
Perawat
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 279/MENKES/V/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
12. Keputusan Menkes RI tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-
2024
13. Pedoman Penyelenggaraan Keperawatan Kesehatan Masyarakat terintegrasi dengan
Program Indonesia dengan Pendekatan Keluarga

33
MODUL MATA PELATIHAN INTI 1
PERENCANAAN KEGIATAN
PELAYANAN PERKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama
di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas harus
menyelenggarakan: manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas), pelayanan laboratorium dan kunjungan
keluarga.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus melaksanakan
manajemen Puskesmas secara efektif dan efisien, terdiri dari serangkaian proses kegiatan
meliputi perencanaan, penggerakkan dan pelaksanaan serta pengawasan, pengendalian dan
penilaian kinerja. Seluruh kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait
dan berkesinambungan. Penyelenggaraan pelayanan Perkesmas di Puskesmas juga harus
mengikuti tahapan kegiatan yang mengadopsi dari manajemen Puskesmas, yang dikenal
dengan sebutan pengelolaan Perkesmas. Pengelolaan Perkesmas di Puskesmas merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kegiatan Puskesmas lainnya. Salah satu
bentuk kegiatannya adalah Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas.

1
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan perencanaan kegiatan
pelayanan Perkesmas.

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Melakukan persiapan perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas
2. Merumuskan masalah pelayanan Perkesmas
3. Menyusun usulan kegiatan pelayanan Perkesmas

2
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Persiapan Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
a. Persiapan Dokumen
b. Target dan Sasaran Pelayanan Perkesmas
c. Kebutuhan Sumber Daya Pelayanan Perkesmas
d. Analisa Situasi
2. Perumusan Masalah Pelayanan Perkesmas
a. Identifikasi Masalah Pelayanan Perkesmas
b. Penetapan Urutan Prioritas Masalah Pelayanan Perkesmas
c. Akar Penyebab Masalah Pelayanan Perkesmas
d. Penetapan Cara Pemecahan Masalah Pelayanan Perkesmas
3. Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
a. Rancangan Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
b. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan Perkesmas

3
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas mengguankan metode :
1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)
2. Curah Pendapat
3. Praktik
4. Observasi Lapangan (OL)

4
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5 MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Perencanaan Kegiatan Pelayanan
Perkesmas meliputi:
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Panduan Praktik
9. Panduan Observasi Lapangan
10. Hasil identifikasi masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas (proses identifikasi ini dilakukan sebelum datang pelatihan dan sumber
referensi berdasarkan data profil kesehatan keluarga dan laporan bulanan Perkesmas
tahun sebelumnya)
11. Tabel penetapan urutan prioritas masalah dengan metode USG (proses penyusunan
tabel ini dilakukan sebelum datang pelatihan)
12. Hasil analisis akar penyebab masalah dengan metode fishbone atau pohon masalah
(proses penyusunan analisis ini dilakukan sebelum datang pelatihan)
13. Profil Puskesmas
14. Dokumen Rencana Strategis Puskesmas,
15. Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota
16. Penilaian kinerja Puskesmas tahun sebelumnya
17. Data Profil Kesehatan Keluarga tahun sebelumnya
18. LAKIP Puskesmas tahun sebelumnya
19. Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat tahun sebelumnya
20. Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas tahun berjalan (khususnya pelayanan
Perkesmas)

5
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

21. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahunan Puskesmas tahun berjalan


(khususnya pelayanan Perkesmas)
22. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) bulanan Puskesmas tahun berjalan
(khususnya pelayanan Perkesmas), contoh 1 (satu) bulan saja
23. Dokumen pembentukan Tim Perkesmas di Puskesmas (SK, Skema Bagan, Surat
Penunjukkan)

6
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator mengucapkan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila
belum pernah menyampaikan sesi materi sebelumnya, fasilitator memulai dengan
perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi kerja, jabatan dalam
pekerjaan dan topik materi yang akan disampaikan.
 Fasilitator melakukan bina suasana dengan mengajak peserta untuk mempertunjukkan
yel-yel atau tepuk semangatnya agar peserta fokus dan antusias dalam mengikuti
materi.
 Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang Perencanaan
Kegiatan Pelayanan Perkesmas
 Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok
yang akan disampaikan dengan dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Penyampaian Materi Pokok 1: Persiapan Perencanaan Kegiatan


Pelayanan Perkesmas
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 1. Persiapan Perencanaan Kegiatan
Pelayanan Perkesmas meliputi sub pokok:
- Persiapan Dokumen
- Target dan Sasaran Pelayanan Perkesmas
- Kebutuhan Sumber Daya Pelayanan Perkesmas
- Analisa Situasi
 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah disampaikan
oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak dimengerti peserta

7
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau


menjawab pertanyaan peserta

Sesi 3: Penyampaian Materi Pokok 2: Perumusan Masalah Pelayanan


Perkesmas
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 2. Perumusan Masalah Pelayanan Perkesmas
meliputi sub pokok:
- Identifikasi Masalah Pelayanan Perkesmas
- Penetapan Urutan Prioritas Masalah Pelayanan Perkesmas
- Akar Penyebab Masalah Pelayanan Perkesmas
- Penetapan Cara Pemecahan Masalah Pelayanan Perkesmas
 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah disampaikan
oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau
menjawab pertanyaan peserta

Sesi 4: Penyampaian Materi Pokok 3. Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 3. Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas:
- Rancangan Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
- Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan Perkesmas
 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah disampaikan
oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau
menjawab pertanyaan peserta

Sesi 5: Praktik Penyusunan Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas


 Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator (yang sebelumnya menyampaikan teori)
memperkenalkan tim fasilitator lainnya yang akan terlibat dalam penugasan

8
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator menyampaikan langkah-langkah atau


petunjuk proses penugasan praktik penyusunan perencanaan kegiatan pelayanan
Perkesmas yang dilakukan
 Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator membagi peserta menjadi kelompok
masing-masing berisi 6 orang dibantu panitia (5 kelompok), didampingi oleh 1 orang
fasilitator, dan dibuat urutan nomor peserta untuk memudahkan pembagian tugas
penyajian hasil praktik ke depan, kemudian latihan dilangsungkan dalam bentuk
kelompok kecil
 Dalam kelompok kecil, setiap fasilitator yang bertanggung jawab terhadap
kelompoknya masing-masing meminta setiap peserta untuk menyiapkan data- data
Puskesmas yang akan digunakan sebagai bahan praktik sesuai panduan praktik
 Setiap fasilitator mempersilakan setiap peserta untuk mengerjakan tugasnya secara
mandiri sesuai dengan tahapan yang ada pada panduan praktik dengan menggunakan
datanya masing-masing
 Selama proses latihan berlangsung, fasilitator yang bertanggung jawab terhadap
kelompoknya masing-masing bertugas:
- Melakukan pengamatan terhadap proses praktik yang dilakukan oleh setiap peserta
- Membantu peserta apabila ada yang tidak dipahami
 Fasilitator menjelaskan mekanisme prestasi
 Fasilitator mempersilakan tiap peserta secara bergantian untuk memaparkan hasil
praktiknya
 Setiap fasilitator mempersilakan peserta lain yang ditunjuk untuk memberikan
tanggapan atas hasil penyajian yang disampaikan
 Fasilitator memberikan penguatan dan pendalaman hasil penugasan praktik peserta
 Fasilitator merangkum hasil penugasan praktik di dalam kelompoknya, menutup proses
pembelajaran penugasan dengan mengucapkan salam penutup

9
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 6: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada
peserta
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawabnya
 Fasilitator merangkum pembelajaran mata pelatihan ini bersama-sama dengan peserta.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
 Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih,
permohonan maaf bila masih ada kekurangan dan salam penutup.

10
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI

Perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas merupakan bagian dari tahapan Pengelolaan


Perkesmas yang harus dilakukan oleh Koordinator Perkesmas dibantu oleh tim Perkesmas.
Berikut ini adalah tahapan proses perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas meliputi:
 Menyusun usulan kebijakan, Standar Prosedur Operasional (SPO), Instruksi Kerja dan
alat bantu pencatatan kegiatan pelayanan Perkesmas baik di dalam gedung maupun
luar gedung Puskesmas yang dibutuhkan.
 Menyusun usulan program pengembangan SDM Perawat terkait peningkatan
pelayanan Perkesmas dan program kesehatan lain.
 Mengkaji petunjuk teknis tingkat kabupaten/kota terkait Pelayanan Perkesmas dan
Perencanaan.
 Mengumpulkan data kesenjangan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan indikator
SPM kabupaten/kota yang akan dicapai, salah satunya dengan memanfaatkan data
Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga) sebagai hasil kunjungan keluarga pada kegiatan
PIS-PK.
 Mengumpulkan data permasalahan keperawatan yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat serta indikator SPM
kabupaten/kota yang akan dicapai.
 Menetapkan masalah keperawatan dan prioritasnya yang akan diatasi lewat kegiatan
pelayanan Perkesmas dalam mendukung pencapaian SPM kabupaten/kota.
 Mengkaji sumber daya pendukung kegiatan pelayanan Perkesmas maupun program
kegiatan lainnya terkait masalah kesehatan yang akan diatasi.
 Mengkaji sejauh mana integrasi antara kegiatan pelayanan Perkesmas dengan program
kegiatan lainnya bisa dilakukan agar pelaksanaannya bisa terpadu dan
berkesinambungan.
 Menyusun rencana kegiatan lima tahunan terkait pelayanan Perkesmas.
 Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) terkait pelayanan Perkesmas.

11
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) terkait pelayanan Perkesmas.


 Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) terkait pelayanan Perkesmas.
Pelaksanaan tahapan di atas dapat dilakukan secara mandiri oleh Koordinator Perkesmas
bersama dengan timnya atau dilakukan sebagai bagian dari kegiatan di tingkat Puskesmas.

Dalam mata pelatihan ini fokus terhadap perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas
sebagai bagian dari rencana tahunan Puskesmas. Sebagian tahapan kegiatan di atas yang
mendukung topik mata pelatihan ini akan dijelaskan secara rinci di dalam materi pokok
dan sub materi pokoknya. Jangka waktu penyusunanan perencanaan ini mengikuti
ketentuan penyusunan rencana tahunan Puskesmas dalam Siklus Manajemen Puskesmas.

Gambar 1.
Siklus Manajemen Puskesmas

12
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Materi Pokok 1: Persiapan Perencanaan Kegiatan Pelayanan


Perkesmas

Dalam melakukan persiapan perencanaan kegiatan Pelayanan Perkesmas dilaksanakan hal-


hal sebagai berikut meliputi: Persiapan dokumen, Target dan sasaran pelayanan
Perkesmas, Kebutuhan sumber daya pelayanan perkesmas dan Analisa situasi.

A. Persiapan Dokumen
Pada tahap ini, Koordinator Perkesmas dibantu dengan Penanggung Jawab Darbin
Perkesmas mempersiapkan dokumen yang diperlukan sebagai acuan menyusun
perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas meliputi: (1) Rencana Lima Tahunan
Puskesmas, (2) Rencana Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten/
Kota, (3) Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK), (4) Pedoman Manajemen Puskesmas, (5) Pedoman terkait Perkesmas dan
(6) NSPK lainnya terkait penyusunan perencanaan Puskesmas.

1. Rencana Lima Tahunan Puskesmas


Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun
rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan. Rencana ini selanjutnya akan
dirinci lagi ke dalam rencana tahunan Puskesmas sesuai siklus perencanaan
anggaran daerah. Penyusunan Rencana Lima Tahunan mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas dan kebijakan pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota masing-
masing.

2. Rencana Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten/ Kota


SPM Kabupaten/ Kota yang dimaksud dalam mata pelatihan ini adalah SPM
bidang kesehatan, yaitu ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar
minimal bidang kesehatan yang merupakan urusan pemerintah yang

13
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

wajib berhak diperoleh setiap warga negara. Di tingkat kabupaten/ kota disebut
SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota.

Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota ini terdiri
atas:
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil
b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
d. Pelayanan kesehatan balita
e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus
j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
k. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis
l. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkandaya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus)
Yang bersifat peningkatan/ promotif dan pencegahan/ preventif mencakup:
a. Peningkatan kesehatan
b. Perlindungan spesifik
c. Diagnosisi dini dan pengobatan tpat
d. Pencegahan kecacatan
e. Rehabilitasi

Pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota tersebut


dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah maupun
swasta, termasuk salah satunya adalah Puskesmas. Pemerintah Daerah Kabupaten/
Kota wajib memenuhi mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM ini
dan capaian kinerjanya harus 100% (target).

14
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Tabel 1.
Contoh Target Capaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan

Standar teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada SPM bidang kesehatan
mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan. Standar ini bertujuan untuk memberikan kemudahan
kepada pemerintah daerah dalam penyusunan perencanaan untuk pelaksanaan
SPM bidang kesehatan di wilayahnya masing-masing.

3. Pedoman Umum PIS-PK


Pedoman umum PISK-PK mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39
Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Tujuan penyelenggaraan PIS-PK adalah:
a. Meningkatkan akses keluarga berserta anggotanya terhadap pelayanan
kesehatan yang komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta
pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar
b. Mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota; melalui
peningkatan akses dan skrining kesehatan
c. Mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dengan meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta Jaminan

15
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Kesehatan Nasional
d. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam rencana
strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019

PIS-PK terdiri atas empat area prioritas yang meliputi: penurunan angka kematian
ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan
penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular. 12 indikator
utama sebagai penanda status kesehatan sebuah keluarga yang diukur meliputi:
a. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
c. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
d. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
e. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
f. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
g. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
h. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
i. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
j. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
k. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
l. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

4. Pedoman Manajemen Puskesmas


Puskesmas menjadikan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas sebagai acuan dalam:
a. Menyusun rencana 5 (lima) tahunan yang kemudian dirinci ke dalam
rencana tahunan
b. Menggerakan pelaksanaan upaya kesehatan secara efesien dan efektif
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja
Puskesmas
d. Mengelola sumber daya secara efisien dan efektif, dan

16
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

e. Menerapkan pola kepemimpinan yang tepat dalam menggerakkan, memotivasi,


dan membangun budaya kerja yang baik serta bertanggung jawab untuk
meningkatkan mutu dan kinerjanya.

5. Pedoman terkait Perkesmas


Pedoman terkait Perkesmas dapat meliputi peraturan-peraturan yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan terkini yang mengatur tentang Puskesmas dan
penyelenggaraan pelayanan Perkesmas di Puskesmas. Selain itu, dapat berupa
pedoman/ panduan/ buku lain terkait keperawatan dan kesehatan masyarakat yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pelayanan Perkesmas di
Puskesmas, contoh: buku Nursing Diagnosis Manual/ Handbook, Nursing
Intervention Clasification, Asuhan Keperawatan Keluarga, Asuhan
Keperawatan Gerontik, Ilmu Perilaku Kesehatan, Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Dasar Epidemiologi, dll.

6. NSPK lainnya terkait penyusunan perencanaan Puskesmas


Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) lainnya terkait penyusunan
perencanaan Puskesmas yang dimaksud adalah NSPK yang dianggap perlu untuk
diketahui oleh tim Perkesmas dalam menyusun perencanaan kegiatan pelayanan
Perkesmas di Puskesmas.

B. Target dan Sasaran Pelayanan Perkesmas


Sasaran dalam pelayanan Perkesmas adalah seluruh masyarakat baik sehat maupun
sakit di wilayah kerja Puskesmas, terdiri dari individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Jenis sasaran pelayanan Perkesmas meliputi:
1. Sasaran Individu
Sasaran individu sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas adalah berdasarkan
siklus hidup manusia, mulai dari ibu hamil dan bersalin, bayi dan ibu menyusui,
balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa sampai pada lanjut usia. Adapun sasaran
individu yang diutamakan sesuai dengan area masalah kesehatan yang menjadi
prioritas saat ini untuk pembangunan kesehatan, antara lain:
a. Bayi risiko tinggi;

17
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Balita gizi buruk;


c. Ibu hamil risiko tinggi;
d. Penyakit menular seperti TBC, HIV-AIDS dan Malaria; dan
e. Penyakit tidak menular seperti Hipertensi, Diabetes mellitus, Obesitas, Kanker
(leher rahim dan payudara) dan gangguan jiwa.

2. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan keluarga
rentan masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini untuk pembangunan
kesehatan atau keluarga berisiko tinggi akibat perilaku hidup tidak sehat, antara
lain:
a. Keluarga yang mempunyai masalah kesehatan, antara lain bayi risiko tinggi,
balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, TBC, HIV-AIDS, Malaria, Hipertensi,
Diabetes mellitus, Obsesitas, Kanker, gangguan jiwa;
b. Keluarga yang belum pernah kontak dengan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. Keluarga yang belum memiliki akses air bersih dan jamban sehat; dan
d. Keluarga yang belum mempunyai Jaminan Kesehatan Nasional.

3. Sasaran Kelompok
Sasaran kelompok sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
kelompok masyarakat yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik
kelompok yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi, seperti:
a. Kelompok masyarakat yang terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan/lembaga
pemasyarakatan, industri, pusat rehabilitasi jiwa, pusat pelayanan
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA); dan
b. Kelompok khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu PTM), kelompok balita, kelompok remaja, kelompok ibu hamil,
kelompok ibu menyusui, kelompok penderita penyakit tertentu (jantung,
diabetes mellitus, kanker, dan lain-lain).

18
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4. Sasaran Masyarakat
Sasaran masyarakat sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan
masyarakat di suatu desa/kelurahan yang rentan terhadap timbulnya masalah
kesehatan, antara lain:
a. Masyarakat dengan cakupan pelayanan kesehatan yang rendah;
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular;
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian akibat bencana atau akibat
lainnya;
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografis sulit seperti daerah
terpencil, perbatasan, dan kepulauan, daerah berkonflik; dan
e. Masyarakat di daerah Komunitas Adat Terpencil (KAT).

Dalam penyusunan target dan sasaran pelayanan Perkesmas untuk sebuah Puskesmas
dipilih dari berbagai jenis sasaran yang tersebut di atas sesuai prioritas masalah
pelayanan Perkesmas, kemudian baru ditentukan targetnya dalam rangka mendukung
pencapaian target indikator kinerja Puskesmas dan peningkatan Indeks Keluarga
Sehat (IKS) tingkat Puskesmas.

C. Kebutuhan Sumber Daya Kegiatan Pelayanan Perkesmas


1. Penentuan SDM Pelayanan Perkesmas
Pelayanan Perkesmas dilaksanakan oleh Perawat sebagai bagian dari tenaga
kesehatan di Puskesmas. Jenis Perawat Puskesmas terdiri atas Perawat vokasi dan
profesi. Agar pelayanan Perkesmas berjalan dengan baik maka Puskesmas harus
menghitung jumlah Perawat yang dibutuhkan Puskesmas berdasarkan analisa
beban kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap
Perawat harus bekerja sesuai standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional dan etika profesi. Selain itu, Perawat juga harus menghormati hak
klien serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan klien dengan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan Perawat dalam bekerja.

19
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Pengorganisasian Perawat dalam menyelenggarakan pelayanan Perkesmas terdiri


dari pelaksana Perkesmas, penanggung jawab daerah binaan (darbin) Perkesmas,
dan koordinator Perkesmas.

a. Pelaksana Perkesmas
1) Pelaksana Perkesmas adalah seluruh tenaga Perawat di Puskesmas.
2) Tugas dan fungsi pelaksana Perkesmas:
 Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sesuai kualifikasi pendidikan dan jabatan fungsional perawat
 Menyusun dokumentasi asuhan keperawatan pada kartu asuhan
keperawatan dan pencatatan lainnya sesuai kebutuhan
 Berkoordinasi dengan penanggung jawab darbin Perkesmas terkait
asuhan keperawatan klien kelolaannya
 Menyusun dan menyampaikan hasil asuhan keperawatan yang
dikelolanya kepada kepada penanggung jawab darbin Perkesmas
3) Pelaksanaan tugas dan fungsi pelaksana Perkesmas sesuai dengan
kualifikasi pendidikan dan jabatan fungsional Perawat di Puskesmas
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Penanggung jawab Darbin Perkesmas


Penanggung jawab Darbin Perkesmas bertanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan pelayanan Perkesmas yang diselenggarakan di daerah binaan
kelolaannya.
1) Penanggung jawab Darbin Perkesmas ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
dengan persyaratan kualifikasi adalah Perawat profesi.
2) Tugas Penanggung Jawab Darbin Perkesmas:
 Membantu koordinator Perkesmas dalam pengelolaan pelayanan
Perkesmas khususnya untuk daerah binaan kelolaannya;
 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan yang
dilakukan di lingkup daerah binaan kelolaannya;
 Bertugas sebagai pelaksana Perkesmas;

20
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain/ penanggung jawab program


kesehatan terkait penanganan masalah kesehatan yang dialami sasaran
klien; dan
 Menyusun dan menyampaikan rekap hasil asuhan keperawatan yang
dilakukan di lingkup daerah binaan kelolaannya sebagai data dukung
pengisian register pelayanan Perkesmas maupun laporan lainnya kepada
koordinator Perkesmas.

c. Koordinator Perkesmas
1) Pelayanan Perkesmas merupakan tanggung jawab Kepala Puskesmas
dibantu oleh penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas dengan
berkoordinasi bersama penanggung jawab program lainnya.
2) Dalam pelaksanaannya, Kepala Puskesmas menunjuk Perawat sebagai
koordinator Perkesmas dengan memperhatikan usulan penanggung jawab
UKM Esensial dan Perkesmas.
3) Persyaratan kualifikasi koordinator Perkesmas adalah Perawat profesi dan
telah berpengalaman sebagai penanggung jawab Darbin minimal satu tahun.
4) Tugas koordinator Perkesmas:
 Melakukan pengelolaan pelayanan Perkesmas tingkat Puskesmas;
 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di
Puskesmas dan wilayah kerjanya;
 Bertugas sebagai pelaksana Perkesmas;
 Melakukan pembinaan teknis pelayanan Perkesmas;
 Menyusun register pelayanan Perkesmas;
 Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat maupun laporan lainnya kepada penanggung jawab UKM
esensial dan Perkesmas; dan
 Melakukan evaluasi (penilaian kinerja Perkesmas) dan menyusun
laporan evaluasi hasil kegiatan pelayanan Perkesmas di Puskesmas.

21
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Dalam Puskesmas, pengorganisasian Perawat untuk penyelenggaraan pelayanan


Perkesmas ini perlu disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas untuk
penugasan yang lebih jelas dan terarah. Bentuk pengorganisasian ini disesuaikan
dengan format di daerahnya masing- masing. Isi pengorganisasian meliputi:
 Pengaturan perawat yang menjadi Koordinator Perkesmas,
Penanggung Jawab darbin Perkesmas dan Pelaksana Perkesmas
 Pengorganisasian Perkesmas di bawah Penanggung Jawab UKM Esensial
dan Perkesmas hingga ke Kepala Puskesmas
 Pembagian wilayah Darbin sesuai wilayah kerja Puskesmas

Dalam hal belum terdapat Perawat profesi di suatu Puskesmas maka tugas dan
fungsi dari penanggung jawab darbin Perkesmas dan koordinator Perkesmas dapat
dilakukan oleh Perawat vokasi setelah diberikan penugasan kewenangan Perawat
profesi mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu:
 Mendapat kesesuaian kompetensi melalui pelatihan dan/atau pengembangan
kompetensi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
 Mendapat surat tugas pelaksanaan kewenangan Perawat profesi yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Dalam hal Puskesmas telah memiliki Perawat profesi maka surat tugas Perawat
vokasi dengan kewenangan Perawat profesi dinyatakan berakhir.

2. Biaya/Anggaran
Alokasi biaya/ anggaran yang diperuntukkan untuk pencapaian target dan sasaran
pelayanan Perkesmas dapat dilihat melalui dokumen Rencana Kerja Anggaran
(RKA) Puskesmas dan berkoordinasi dengan Penanggung Jawab UKM Esensial
dan Perkesmas.

3. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana untuk pelayanan Perkesmas menggunakan sarana dan
prasarana yang tersedia di Puskesmas. Terkait peralatan untuk pelayanan
Perkesmas terdiri dari:

22
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan Perkesmas di dalam


gedung memanfaatkan peralatan yang tersedia di rawat jalan, pelayanan gawat
darurat, dan rawat inap Puskesmas.
b. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan Perkesmas di luar gedung
adalah Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit) dengan rincian
peralatan tercantum pada Tabel 2. Jumlah kit disesuaikan dengan jumlah
Perawat dan beban kerja kegiatan pelayanan Perkesmas yang diselenggarakan
Puskesmas, dimana jumlah minimal adalah 2 (dua) kit untuk setiap Puskesmas.

Tabel 2.
Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit)

Jumlah Minimal
No Jenis Peralatan
Peralatan
I. KIT KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
a. Alat Kesehatan
1. Alat Test Darah Portable/rapid diagnostic test 1 unit
(Hb, Gula darah, Asam Urat, Kolesterol)
2. Gunting Angkat Jahitan 1 buah
3. Gunting Jaringan 1 buah
4. Gunting Verband 1 buah
5. Klem Arteri 1 buah
6. Nierbeken 1 buah
7. Palu Reflex 1 buah
8. Pen lancet 1 buah
9. Pinset Anatomis 1 buah
10. Pinset Cirurgis 1 buah
11. Alat pengukur tekanan darah/tensimeter 1 buah
dengan menset untuk dewasa dan anak
12. Stetoskop Anak 1 buah
13. Stetoskop Dewasa 1 buah
14. Termometer 1 buah
15. Timbangan Badan Dewasa 1 buah
b. Perbekalan Kesehatan Lain
1. Bak Instrumen dilengkapi Tutup 1 buah
2. Mangkok Iodine 1 buah
3. Mangkok Kapas Steril 1 buah
4. Mangkok dilengkapi tutup 1 buah
5. Penlight 1 buah
II. BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
1. Alat tenun perawatan luka 1 buah

23
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jumlah Minimal
Jenis Peralatan
2. Peralatan
3. Alkohol 70% kemasan botol 100 ml 1 botol
Alkohol Swab 1 box
4.
Blood Lancet 1 box
5.
Handscrub 1 botol
6.
Kasa Hidrofil Steril uk 16 cm x 16 cm kemasan 1 dos
dos isi 16 lembar
7.
Masker 1 buah
8.
NaCl 0,9 % kemasan botol 500 ml 1 botol
9.
Pembalut (gulung) hidrofil 4 m x 5 cm 10 roll
10.
Plester 1 roll
11.
Povidon Iodida larutan 10% 1 botol
12.
Refill Strip Asam Urat 1 buah
13.
Refill Strip Glukosa 1 buah
14.
Refill Strip Haemoglobin Darah 1 buah
15.
Refill Strip Kolesterol 1 buah
16.
Rivanol 1 botol
17.
Sarung Tangan Non Steril 1 pasang
18.
Sarung Tangan Steril 1 pasang
19.
Sudip Lidah 1 buah
III.
PERLENGKAPAN
1.
Duk Biasa 1 buah
2.
Duk Bolong 1 buah
3.
Meteran Gulung 1 buah
4.
Perlak Besar 1 buah
5.
Perlak Kecil 1 buah
6.
Tas Kanvas tempat kit 1 buah

D. Analisa Situasi
Koordinator Perkesmas dan Tim ikut berpartisipasi dalam melakukan analisa situasi
yang diselenggarakan oleh Puskesmas di wilayah kerjanya. Tahapan kegiatan analisa
situasi ini mengacu pada Pedoman Manajemen Puskesmas. Hasil analisa situasi yang
diperoleh kemudian dijadikan dasar untuk selanjutnya mengidentifikasi masalah
kesehatan dalam pelayanan Perkesmas.

24
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Materi Pokok 2: Perumusan Masalah Pelayanan Perkesmas

Dari hasil analisis situasi, langkah selanjutnya adalah perumusan masalah pelayanan
Perkesmas yang dikoordinir oleh Koordinator Perkesmas. Masalah disini adalah
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapan dilakukan melalui: identifikasi
masalah, penetapan urutan prioritas masalah, akar penyebab masalah dan penetapan cara
pemecahan masalah.

A. Identifikasi Masalah Pelayanan Perkesmas


Dari hasil analisa situasi, Koordinator Perkesmas dan Tim mengidentifikasi kembali
berbagai masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas. Untuk mempermudah identifikasi masalah pelayanan Perkesmas, dapat
dilaksanakan dengan membuat daftar masalah sesuai Tabel 3. yang dikelompokkan
menurut jenis upaya, target, pencapaian, masalah kesehatan yang ditemukan dan
kebutuhan pelayanan Perkesmas.

Tabel 3.
Contoh Tabel Identifikasi Masalah Pelayanan Perkesmas

No Upaya Target Pencapaian Masalah Kebutuhan


Kesehatan pelayanan
Perkesmas

Keterangan:
 Upaya diisi kegiatan Puskesmas yang melibatkan pelayanan Perkesmas
 Target diisi berdasarkan hasil penentuan target Puskesmas berdasarkan: target
pencapaian SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota atau ditentukan dari dinas
kesehatan kabupaten /kota atau Puskesmas sesuai dengan ketersediaan sumber
daya yang tersedia
 Pencapaian diisi jumlah pencapaian dari seluruh daerah binaan di wilayah kerja
Puskesmas. Kesenjangan yang ada antara pencapaian dan target merupakan
masalah yang ditemukan
 Masalah Kesehatan diisi dengan perumusan mencakup apa masalahnya, siapa
yang terkena masalah, kapan masalah itu terjadi, dimana terjadinya, mengapa
masalah terjadi dan bagaimana masalah terjadi (5 W dan 1H). Contoh: “Masih
tingginya angka kematian balita akibat diare yaitu sebesar 20% di desa A, wilayah
Puskesmas X, pada tahun 2006”

25
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Kebutuhan Pelayanan Perkesmas diisi dengan “Ya” apabila masalah ini


bisa diatasi dengan pendekatan pelayanan Perkesmas, diisi dengan “Tidak”
apabila pelayanan Perkesmas belum mampu membantu mengatasinya karena
alasan di luar kewenangan keprofesian Perawat atau ketidakmampuan sumber
daya yang tersedia atau alasan lainnya

B. Penetapan Urutan Prioritas Masalah Pelayanan Perkesmas


Setelah diperoleh masalah-masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan pendekatan
pelayanan Perkesmas yang selanjutnya disebut sebagai masalah pelayanan
Perkesmas. Langkah berikutnya dilakukan penetapan urutan masalah pelayanan
Perkesmas dengan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) melalui skala
nilai 1 sampai dengan 5 sesuai Tabel 4.
1. Urgency
Seberapa gawat masalah kesehatan yang harus dibahas terkait dengan alokasi
waktu yang tersedia serta dipertimbangkan juga seberapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang menjadi penyebab masalah
kesehatan itu terjadi
2. Seriousness
Seberapa serius masalah kesehatan yang harus dibahas terkait akibat yang timbul
apabila terus menunda pemecahan masalah sehingga akan berdampak timbulnya
masalah-masalah yang lebih banyak ke depan jika masalah penyebabnya tidak
dipecahkan segera.
3. Growth
Seberapa mungkin masalah kesehatan yang ada sebenaarnya adalah masalah
penyebab masalah kesehatan lainnya dan akan semakin memburuk apabila terus
dibiarkan.

Tabel 4.
Contoh Penetapan Urutan Masalah Pelayanan Perkesmas

26
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Contoh penilaian dalam metode USG:


 Skala 1 : Tidak Urgency
 Skala 2 : Kurang Urgency
 Skala 3 : CukupUrgency
 Skala 4 : Urgency
 Skala 5 : Sangat Urgency

Penetapan urutan prioritas masalah ini harus menjadi kesepakatan semua anggota
Tim Perkesmas, sehingga diharapkan semua anggota akan bertanggung jawab
terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan ke depan. Bila tidak dicapai kesepakatan
dalam tim maka dapat ditempuh dengan menggunakan metode lain seperti: Focus
Group Discussion (FGD), MCUA (Multi Criteria Utility Assesment), NGT
(Nominal Group Technique), Brainstorming, dll.

C. Akar Penyebab Masalah Pelayanan Perkesmas


Setelah ditentukan masalah pelayanan Perkesmas yang menjadi prioritas, langkah
selanjutnya dicari akar penyebab dari masalah pelayanan Perkesmas tersebut. Hal ini
dilakukan agar penyebab masalah ini dapat terkonfirmasi dengan data yang ada di
Puskesmas. Beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam mencari akar
penyebab masalah yaitu:
1. Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/ fish bone)
Diagram sebab akibat ini memiliki langkah-langkah penyusunannya
meliputi:
a. Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
b. Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk kearah kepala ikan.
c. Tetapkan kategori utama dari penyebab.
d. Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
e. Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan pada masing-
masing kategori.
f. Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori utama
yang lain.
g. Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub
penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.

27
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

h. Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi data untuk


menghilangkan duplikasi ketidaksesuaian dengan masalah, dll.

Gambar 2.
Contoh Fishbone

penyebab akibat

Yang perlu diperhatikan :


 Fish bone diagram hanya menggambarkan tentang kemungkinan suatu
penyebab, bukan fakta/penyebab yang sesungguhnya, untuk itu diperlukan
konfirmasi dengan data di Puskesmas untuk memastikannya.
 Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan jelas sehingga tidak
terjadi kerancuan dalam mencari kemungkinan penyebabnya.
 Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi kemungkinan
penyebab secara terfokus sehingga dapat dihindari kemungkinan terlewatnya
penyebab.
 Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat secara penuh dalam proses
penyusunan fish bone diagram tersebut.

2. Pohon Masalah (Problem Trees)


Langkah-langkah penyusunan Pohon Masalah meliputi:
a. Tuliskan “masalah” pada kotak di puncak pohon masalah.
b. Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.

28
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak dibawahnya
dengan arah panah menuju ke kotak masalah.
d. Lakukan curah pendapat dan fokuskan pada masing-masing kategori.
e. Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori utama
yang lain.
f. Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub
penyebab dan letakkan pada kotak yang ada dibawahnya.
g. Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi, tidak sesuai dengan masalah, dan lain-lain.

Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari:


 Input (sumber daya): sarana, prasarana, alat kesehatan, tenaga, obat dan
bahan habis pakai, anggaran dan data.
 Proses (pelaksanaan kegiatan).
 Lingkungan

Gambar 3.
Contoh Pohon Masalah

Penyebab

Akar Penyebab

29
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

D. Penetapan Cara Pemecahan Masalah Pelayanan Perkesmas


Untuk menetapkan cara pemecahan masalah pelayanan Perkesmas dapat dilakukan
kesepakatan di antara anggota tim dengan didahului brainstorming (curah
pendapat). Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel cara pemecahan
masalah.
1. Brainstorming
Dilaksanakan untuk membangkitkan ide/gagasan/pendapat tentang suatu topik
atau masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam periode waktu yang singkat
dan bebas dari kritik. Manfaat dari brainstorming adalah untuk:
a. Mendapatkan ide/pendapat/gagasan sebanyak-banyaknya
b. Pengembangan kreatifitasi berpikir dari anggota tim
c. Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota tim).

Tipe brainstorming
a. Terstruktur, tiap anggota tim menyampaikan ide/gagasan bergiliran
b. Tidak terstruktur, tiap peserta yang mempunyai ide/gagasan dapat langsung
menyampaikannya

Langkah-langkah brainstorming :
a. Tetapkan suatu topik/masalah sejelas mungkin.
b. Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami dan
memikirkannya.
c. Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat, misalnya 30-45
menit.
d. Anggota tim menyampaikan ide.
e. Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi, gunakan curah
pendapat terstruktur sehingga seluruh anggota mempunyai kesempatan yang
sama. Bila yang dipilih secara terstruktur, anggota yang tidak menyampaikan
pendapat pada gilirannya harus mengucapkan “Pass” dan kesempatan
diberikan pada anggota berikutnya.
f. Beri dorongan/ rangsangan agar anggota berani memberikan/ mengajukan
pendapat.

30
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

g. Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan menanggapi pendapat


anggota yang sedang berbicara. Bila ini terjadi, pimpinan sidang harus segera
menegur.
h. Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada flipchart sehingga dapat dilihat oleh
seluruh anggota.
i. Teruskan brainstorming sampai waktu yang telah ditetapkan habis.
j. Lakukan klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang dari topik atau
duplikasi yang terjadi.
k. Buat list pendek yang berhubungan dengan topik yang dibahas

Kesepakatan di antara anggota tim berdasarkan hasil brainstorming. Hasil


kesepakatan dipergunakan sebagai bahan penyusunan Usulan Kegiatan Pelayanan
Perkesmas.

2. Bila tidak terjadi kesepakatan, digunakan metode tabel cara pemecahan


masalah sesuai Tabel 5.
Tabel 5.
Contoh Tabel Cara Pemecahan Masalah

Materi Pokok 3: Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas

Usulan kegiatan pelayanan Perkesmas yang dibahas disini meliputi: Rancangan usulan
kegiatan pelayanan Perkesmas dan Rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) pelayanan
Perkesmas.

A. Rancangan Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas


Setelah melalui tahapan di atas, Koordinator Perkesmas bersama dengan Tim mulai
melakukan penyusunan rancangan usulan kegiatan untuk pelayanan

31
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Perkesmas. Rancangan usulan ini diharapkan dapat menjadi bagian dari Rencana
Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas. Rancangan usulan kegiatan pelayanan
Perkesmas ini harus segera diselesaikan sesuai batas waktu yang ditentukan oleh
Kepala Puskesmas. Cara penyusunan rancangan usulan kegiatan pelayanan
Perkesmas mengikuti formulir RUK Puskesmas terlampir.

Dalam penyusunan rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas, Koordinator


Perkesmas dan Tim perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas berfokus untuk pemecahan
masalah kesehatan prioritas di wilayah kerja Puskesmas maupun pencapaian IKS
2. Rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas mengacu pada indikator proses
pelayanan Perkesmas, contoh: penemuan kasus, pembinaan keluarga/ kunjungan
rumah, pelatihan care giver/ kader, penyuluhan kesehatan kepada kelompok
khusus/ masyarakat, pembinaan kelompok, dll
3. Rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas mempertimbangkan
kesanggupan Tim Perkesmas dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, contoh:
jumlah Perawat masih terbatas, tingkat pendidikan perawat belum ada Ners, ada
Perawat yang sedang tugas belajar/ cuti melahirkan, dll
4. Rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas mempertimbangkan alokasi
anggaran yang tersedia khusus untuk pelayanan Perkesmas
5. Khususnya dalam mengusulkan kegiatan pembinaan keluarga/ kunjungan rumah
minimal dialokasikan 4 kali dalam setahun
6. Rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas mempertimbangkan
keterpaduan lintas program di internal Puskesmas, contoh: apabila ada kegiatan
program UKM yang melibatkan Perawat untuk melakukan asuhan keperawatan
maka sasaran ini bisa diambil untuk pelayanan Perkesmas namun tidak perlu
dianggarkan khusus di usulan kegiatan pelayanan Perkesmas
7. Rancangan usulan kegiatan pelayanan Perkesmas mempertimbangkan kegiatan-
kegiatan yang perlu dilakukan dalam pengelolaan Perkesmas dan pembinaan
teknis Perkesmas, contoh: pengumpulan data (penyebaran

32
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

angket/kuisioner, FGD, wawancara mendalam), SMD, In-House Training


Perawat di Puskesmas, pertemuan rutin keperawatan, dll

B. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan Perkesmas Berdasarkan


RUK Puskesmas, Koordinator Perkesmas dan Tim menyusun RPK untuk
pelayanan Perkesmas dengan tahapan sebagai berikut:
1. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui dalam RUK
Puskesmas
2. Membandingkan alokasi kegiatan pelayanan Perkesmas yang disetujui dalam
RUK Puskesmas dengan usulan RUK Puskesmas dan situasi saat penyusunan
RPK.
3. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan
serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi pelaksanaan pelayanan
Perkesmas.
4. Berpartisipasi dalam Lokakarya Mini Bulanan Pertama yang diselenggarakan
oleh Puskesmas untuk membahas kesepakatan RPK.
5. Menyusun RPK tahunan untuk pelayanan Perkesmas sesuai contoh Formulir 2
terlampir
6. Merinci RPK tahunan pelayanan Perkesmas menjadi RPK bulanan pelayanan
Perkesmas bersama dengan target pencapaiannya, dan direncanakan kegiatan
pengawasan dan pengendaliannya sesuai contoh Formulir 3 terlampir
7. Semua kegiatan agar dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, perlu didukung
dokumen yang relevan, antara lain:
a. Peraturan/ Keputusan Kepala Puskesmas
b. Kerangka Acuan Kegiatan terkait pelayanan Perkesmas
c. Standar Prosedur Operasional (SPO) Kerja terkait pelayanan Perkesmas
d. Dokumen lain yang dibutuhkan
8. RPK pelayanan Perkesmas dimungkinkan untuk diubah/ disesuaikan dengan
kebutuhan saat itu apabila dalam hasil analisis pengawasan dan pengendalian
kegiatan bulanan dijumpai kondisi tertentu (bencana alam, konflik, Kejadian Luar
Biasa, perubahan kebijakan mendesak, dll) yang harus dituangkan ke dalam
RPK. Perubahan RPK dilakukan dengan

33
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

pendampingan dinas kesehatan kab/kota, dan tidak mengubah pagu anggaran


yang ada.
9. Pada Puskesmas yang telah melaksanakan pola pengelolaan keuangan BLUD,
format untuk formulir perencanaan lima tahunan Puskesmas dan perencanaan
tahunan Puskesmas disesuaikan dengan peraturan pola pengelolaan BLUD yang
berlaku.

34
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Setiap Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan harus menyelenggarakan kegiatan pelayanan Perkesmas. Pelayanan ini
dilaksanakan oleh Puskesmas bertahap sesuai dengan sumber daya dan kemampuan yang
dimiliki oleh masing-masing Puskesmas. Agar pelayanan Perkesmas dapat diberikan
secara efektif dan efisien, maka perlu dikelola dengan baik mengacu pada prinsip-prinsip
manajemen Puskesmas, salah satunya adalah menyusun perencanaan kegiatan pelayanan
Perkesmas.

Tahapan dalam perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas meliputi: (1) persiapan


perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas, (2) perumusan masalah pelayanan Perkesmas
dan (3) usulan kegiatan pelayanan Perkesmas. Secara umum, pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan dalam tiap tahapan kegiatan tersebut tidak berbeda jauh dengan apa yang
dilakukan oleh Tim Puskesmas saat menyusun perencanaan tingkat Puskesmas (rencana
lima tahunan dan rencana tahunan), dimana perencanan kegiatan pelayanan Perkesmas
akan lebih berfokus dalam hal upaya penanganan masalah kesehatan masyarakat yang
dapat diatasi melalui pendekatan pelayanan Perkesmas.

35
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
6. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
7. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD)
8. https://agenpreventif.blogspot.com/2020/04/metode-menentukan-prioritas-
masalah.html. Diakses tanggal 9 Juli 2021
9. https://didiksetiawan11.wordpress.com/2015/06/02/pengolahan-data-dan-
penyajian-data. Diakses tanggal 9 Juli 2021

36
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

10 LAMPIRAN
1. Formulir Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas
2. Formulir Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Tahunan Puskesmas
3. Formulir Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Bulanan Puskesmas
4. Panduan Praktik

37
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 1.
FORMULIR
RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK) PUSKESMAS

38
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 2.
FORMULIR
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PUSKESMAS

39
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 3.
FORMULIR
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) BULANAN PUSKESMAS

40
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 4.
PANDUAN PRAKTIK
Tujuan:
Setelah melakukan praktik ini, peserta mampu menyusun Perencanaan Kegiatan Pelayanan
Perkesmas.

Petunjuk:
1. Kelas Besar : Pengantar (10 menit)
a. Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator (yang sebelumnya
menyampaikan teori) memperkenalkan tim fasilitator lainnya yang akan
terlibat dalam penugasan
b. Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator menyampaikan langkah- langkah
atau petunjuk proses penugasan praktik penyusunan perencanaan kegiatan
pelayanan Perkesmas yang dilakukan
c. Fasilitator yang bertugas sebagai koordinator membagi peserta menjadi
kelompok masing-masing berisi 6 orang dibantu panitia (5 kelompok didampingi 1
fasilitator per kelompok dan dibuat urutan nomor peserta untuk memudahkan
pembagian tugas penyajian hasil praktik ke depan

2. Kelompok Kecil : Penugasan dalam Kelompok (45 menit)


a. Dalam kelompok kecil, setiap fasilitator yang bertanggung jawab terhadap
kelompoknya masing-masing
b. Fasilitator meminta setiap peserta untuk menyiapkan data-data Puskesmas yang
akan digunakan sebagai bahan praktik sebagai berikut:
1) Profil Puskesmas
2) Hasil identifikasi masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas (proses identifikasi ini dilakukan sebelum datang pelatihan dan
sumber referensi berdasarkan data profil kesehatan keluarga dan laporan
bulanan Perkesmas tahun sebelumnya)
3) Tabel penetapan urutan prioritas masalah dengan metode USG (proses
penyusunan tabel ini dilakukan sebelum datang pelatihan)
4) Hasil analisis akar penyebab masalah dengan metode fishbone atau pohon
masalah (proses penyusunan analisis ini dilakukan sebelum datang pelatihan)

41
Mata Pelatihan Inti 1 Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Fasilitator mempersilakan setiap peserta untuk mengerjakan tugasnya secara


mandiri dengan tahapan sebagai berikut:
1) Peserta menetapkan cara pemecahan masalah untuk 1 (satu) masalah kesehatan
yang ditetapkan paling prioritas berdasarkan hasil analisis akar penyebab
masalah
2) Peserta menyusun rancangan Usulan Kegiatan Pelayanan Perkesmas dengan
format RUK Puskesmas direncanakan tahun depan
3) Peserta menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Tahunan dengan
format RPK Puskesmas direncanakan tahun depan
4) Selama proses latihan berlangsung, fasilitator yang bertanggung jawab terhadap
kelompoknya masing-masing bertugas:
a. Melakukan pengamatan terhadap proses praktik yang dilakukan oleh setiap
peserta
b. Membantu peserta apabila ada yang tidak dipahami

3. Kelompok Kecil: Penyajian Hasil Praktik (170 menit)


a. Fasilitator menjelaskan mekanisme presentasi (5 menit)
b. Fasilitator mempersilakan tiap peserta secara bergantian untuk memaparkan hasil
praktiknya (6x15 menit = 90 menit)
c. Setiap fasilitator mempersilakan peserta lain yang ditunjuk akan memberikan
tanggapan atas hasil penyajian yang disampaikan (6X10 menit = 60 menit) sesuai
urutan di bawah ini:
 Hasil penyajian Peserta 1  diberikan tanggapan oleh Peserta 5
 Hasil penyajian Peserta 2  diberikan tanggapan oleh Peserta 6
 Hasil penyajian Peserta 3  diberikan tanggapan oleh Peserta 1
 Hasil penyajian Peserta 4  diberikan tanggapan oleh Peserta 2
 Hasil penyajian Peserta 5  diberikan tanggapan oleh Peserta 3
 Hasil penyajian Peserta 6  diberikan tanggapan oleh Peserta 4
d. Fasilitator memberikan penguatan dan pendalaman hasil penugasan praktik peserta
(10 menit)
e. Fasilitator merangkum hasil penugasan praktik di dalam kelompoknya (5 menit)

42
MODUL MATA PELATIHAN INTI 2
ASUHAN KEPERAWATAN
DI PUSKESMAS DAN
WILAYAH KERJA
PUSKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
1 DESKRIPSI SINGKAT
Mata pelatihan ini membahas tentang Asuhan Keperawatan Individu; Asuhan Keperawatan
Keluarga; Asuhan keperawatan Kelompok/Masyarakat; dan Integrasi Pelayanan Perkesmas
dengan Pendekatan Keluarga. Asuhan keperawatan akan menggunakan beberapa indikator
PIS-PK yaitu Tuberkulosis, Gangguan Jiwa dan Hipertensi sebagai contoh kasus dan
pembahasannya.

1
2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan Asuhan
Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas.

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Menjelaskan Asuhan Keperawatan Individu
2. Melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga
3. Melakukan Asuhan keperawatan Kelompok/Masyarakat
4. Melakukan Integrasi Pelayanan Perkesmas dengan Pendekatan Keluarga

2
3 MATERI POKOK dan
SUB MATERI POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Asuhan Keperawatan Individu
a. Pengkajian Keperawatan Individu
b. Diagnosis Keperawatan Individu
c. Rencana tindakan Keperawatan Individu
d. Pelaksanaan tindakan Keperawatan Individu
e. Evaluasi Keperawatan Individu
2. Asuhan Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian Keperawatan Keluarga
b. Diagnosis Keperawatan Keluarga
c. Rencana Keperawatan Keluarga
d. Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
e. Evaluasi Keperawatan Keluarga
3. Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat
a. Pengkajian Keperawatan Kelompok/Masyarakat
b. Diagnosis keperawatan Kelompok/Masyarakat
c. Rencana Keperawatan Kelompok/Masyarakat
d. Pelaksanaan Keperawatan Kelompok/Masyarakat
e. Evaluasi Keperawatan Kelompok/Masyarakat
4. Integrasi Pelayanan Perkesmas dengan Pendekatan Keluarga
a. Persiapan pelaksanaan kunjungan keluarga
b. Kunjungan keluarga dan intervensi awal
c. Analisis hasil kunjungan keluarga dan Rencana Intervensi Lanjut
d. Pelaksanaan Intervensi Lanjut

3
4 METODE
Mata pelatihan Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya menggunakan
metode :

1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)


2. Studi Kasus
3. Simulasi

4
5 MEDIA DAN ALAT BANTU
Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Asuhan Keperawatan di
Puskesmas dan Wilayah Kerjanya meliputi:

1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Laporan kegiatan perkesmas peserta
9. Data keluarga sehat di wilayah Puskesmas peserta
10. Profil Puskesmas peserta
11. Hasil Survey mawas diri di wilayah kerja Puskesmas peserta
12. Lembar kasus
13. Panduan studi kasus

5
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
 Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat.
 Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas maka mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi
tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
 Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang apa yang dimaksud dengan Asuhan
Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas dengan pendekatan keluarga.
dengan metode curah pendapat (brainstorming).
 Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang Asuhan
Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas dengan menggunakan bahan
tayang.

Sesi 2: Review Pokok Bahasan


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Menyampaikan Pokok Bahasan 1, 2, 3, 4 dan 5 secara garis besar dalam waktu yang singkat
selama 2 Jp (90 menit)
 Memberikan kesempatan kepada pembelajar/peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang
jelas
 Memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menjawab, selanjutnya fasilitator memberi
jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan peserta dan belum terjawab oleh peserta lain

Sesi 3: Pendalaman Pokok Bahasan


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Meminta kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok akan diberikan
tugas diskusi kelompok untuk menyusun rancangan asuhan

6
keperawatan pada keluarga, kelompok/masyarakat, dan integrasi dengan pendekatan
keluarga.
 Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penyaji.
 Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil diskusi dan pembuatan
rancangan asuhan keperawatan pada keluarga, kelompok/ masyarakat, dan integrasi
dengan pendekatan keluarga.
 Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses diskusi.

Sesi 4: Penyajian Dan Pembahasan Hasil Pendalaman Pokok Bahasan Dikaitkan


Dengan Situasi Dan Kondisi Di Tempat Tugas (Diskusi Kasus Penerapan Asuhan
Keperawatan Pada Keluarga, Kelompok/Masyarakat, Dan Integrasi Dengan
Pendekatan Keluarga)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi asuhan keperawatan
pada keluarga, kelompok/masyarakat, dan integrasi dengan pendekatan keluarga sesuai dengan
rancangan yang disusun.
 Memimpin proses tanggapan (tanya jawab)
 Merangkum hasil diskusi

Sesi 5: Rangkuman dan Evaluasi Hasil Belajar


 Melakukan evaluasi dengan mengajukan 3 (tiga) buah pertanyaan sesuai dengan topik
pokok bahasan
 Memperjelas jawaban peserta terhadap masing-masing pertanyaan
 Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil proses pembelajaran asuhan
keperawatan pada keluarga, kelompok/masyarakat, dan integrasi dengan pendekatan
keluarga.
 Membuat kesimpulan

7
7 URAIAN MATERI

A. PENGERTIAN UMUM KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT


Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) atau Keperawatan
Kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada indididu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam
upaya kesehatannya (ANA, 1986; APHA, 1996).

Keperawatan kesehatan komunitas pada dasarnya adalah pelayanan keperawatan


professional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan
konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi. Dalam pencapaian upaya kesehatan yang optimal dilakukan
melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) di semua tingkat
pencegahan (Pencegahatn Primer Pencegahan sekunder, Pencegahan tertier) dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan.

Tanggung jawab utama perawat Komunitas adalah keseluruhan populasi dengan tujuan
yang akan diwujudkan dalam pelayanan praktik keperawatan kesehatan komunitas
adalah pencapaian jadi diri klien secara maksimal dalam penanggulangan masalah
kesehatannya, kemampuan beradaptasi, kemampuan berperan secara efektif serta
terhindar dari gejala abnormal.

8
B. FILOSOFI/ PARADIGMA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Filosofi keperawatan kesehatan komunitas digambarkan dalam empat aspek
paradigma yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
1. Manusia
Komunitas sebagai klien individu, keluarga kelompok atau masyarakat pada wilayah
dengan batas geografis tertentu yang memiliki keyakinan, minat yang relatif sama
serta berinteraksi untuk mencapai tujuan. Komunitas sebagai klien dengan prioritas
perhatian khusus pada kasus resiko tinggi, daerah terpencil, konflik, rawan dan
kumuh.
2. Kesehatan
Suatu kondisi terbebas dari tanda atau gejala penyimpangan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia serta Keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
dalam mengatasi stresor. Perawat memandang sehat mencakup semua tingkatan
sejahtera yaitu pencapaian jati diri, kemampuan beradaptasi, dapat berperan secara
efektif dan terhindar dari gejala abnormal.
3. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal yang mempenngaruhi klien/komunitas
mencakup bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi atau tindakan yang bertujuan untuk menekan stresor atau meningkatkan
kemampuan komunitas menghadapi stresor melalui Upaya pencegahan primer,
sekunder, dan tersier

Pelayanan Keperawatan merupakan bantuan yang diberikan karena adanya


kelemahan fisik dan atau mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan
melaksanakan kegiatan sehari hari secara mandiri. Tujuan pelayanan keperawatan
komunitas adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan untuk mencapai kondisi sehat secara optimal. Pelayanan keperawatan
diberikan secara langsung kepada seluruh masyarakat dalam rentang sehat sakit dengan
mempertimbangkan seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat memperngaruhi
individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

9
C. PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
Praktik Keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat professional melalui
kerjasama kolaborasi dengan klien dan tenaga Kesehatan lainnya pada saat memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Praktik
keperawatan sebagai tindakan keperawatan professional menggunakan pengetahuan
teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar (biologi, fisik, biomedik,
perilaku, sosial) dan ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan asuhan
keperawatan.

Asuhan keperawatan adalah merupakan rangkaian kegiatan praktik keperawatan


yang diberikan kepada klien individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
mencakup pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Proses keperawatan adalah ” Suatu rangkaian pemecahan masalah yang sistematis dan
ilmiah yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dan
membantu klien mengatasi masalah keperawatan atau meningkatkan kemandiriannya
dalam mencapai status fungsi yang optimal.

Praktik keperawatan kesehatan masyarakat dilakukan untuk meningkatkan dan


memelihara kesehatan populasi dengan mengintegrasikan skill dan pengetahuan yang
relevan dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan komunitas
adalah general dan komprehensif, tidak terbatas terhadap usia atau diagnosa tertentu;
Mengambil tempat di berbagai tatanan/ setting (acut care setting, ambulatory setting
dan community setting) dengan Memanfaatkan berbagai peran keperawatan
professional. Pelayanan Keperawatan kesehatan masyarakat diberikan secara
berkelanjutan yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan mengaplikasikan promosi kesehatan, pendidikan kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, koordinasi, pelayanan berkelanjutan,

10
Karakteristik Praktik Perkesmas :
1. Praktik keperawatan kesehatan komunitas meningkatkan dan memelihara kesehatan
populasi dengan mengintegrasikan skill dan pengetahuan yang relevan dengan
keperawatan dan kesehatan masyarakat
2. Praktik keperawatan komunitas adalah general dan komprehensif, tidak terbatas
terhadap usia atau diagnosa tertentu; Mengambil tempat di berbagai tatanan/
setting; Memanfaatkan berbagai peran keperawatan profesional
3. Pelayanan diberikan berkelanjutan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
di komunitas dengan mengaplikasikan promosi kesehatan, pendidikan kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, koordinasi, pelayanan berkelanjutan
4. Fokus intervensi keperawatan pada pelayanan primary prevention, secondary
prevention, tertiary prevention.
5. Penekanan penanganan masalah kesehatan populasi dari pada individu
6. Penekanan pelayanan komprehensif dan berkelanjutan dari pada. Short term dan
episodic
7. Interaksi antara perawat dan klien equal; lebih besar kerjasama dengan segmen
kemasyarakatan lain
8. Memandang sehat mencakup semua tingkatan sejahtera mencakup pencapaian jati
diri, kemampuan beradaptasi, dapat berperan secara efektif dan terhindar dari gejala
abnormal
9. Adanya Autoritas, Akontabilitas, Pengambilan keputusan mandiri, Kolaborasi
multidisiplin dalam membantu penyelesaian masalah klien,
10. Mengadakan advokasi dalam mengatasi masalah klien dan memfasilitasi
pemberdayaan potensi organisasi dan system klien.
11. Kegiatan Praktik keperawatan komunitas antara lain :
a. Menyediakan pelayanan pada Masyarakat
b. Melayani klien pada semua umur dan lebih berfokus pada penanganan
masalah populasi daripada individu
c. Kolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu
d. Menunjang klien berpartisipasi aktif dalam aktifitas promkes dan
memandang sehat dalam rentang sehat-sakit
e. Fokus utama intervensi melaksanakan upaya tingkat pencegahan primer,
sekunder, dan tersier

11
Standar Praktik Keperawatan Kesehatan Masyarakat :
1. Perawat mengaplikasikan konsep teori sebagai dasar keputusan praktik
2. Perawat secara sistematis mengumpulkan data yang komprehensif dan akurat
3. Perawat menganalisa data tentang masyarakat, kelompok, keluarga, dan individu
untuk menetapkan diagnosa Keperawatan
4. Pada setiap tingkat pencegahan perawat mengembangkan rencana tindakan
keperawatan yang spesifik sesuai kebutuhan klien
5. Perawat melakukan tindakan sesuai rencana untuk meningkatkan, mempertahankan
dan memelihara kesehatan; penanganan masalah keperawatan aktual, mencegah
penyakit, dan rehabilitasi
6. Perawat mengevaluasi respon masyarakat / komunitas, keluarga dan individu
terhadap hasil intervensi, menetapkan kemajuan terhadap pencapaian tujuan serta
perbaikan data dasar, diagnosa dan rencana.
7. Perawat berpartisipasi dalam peer review dan evaluasi lain untuk menjamin
kualitas praktik keperawatan. Perawat memikul tanggung jawab untuk
perkembangan profesional dan berkontribusi terhadap pertumbuhan profesi lain.
8. Perawat berkolaborasi dengan provider kesehatan lain, tenaga profesional, dan
perwakilan komunitas dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, serta program
evaluasi terhadap kesehatan komunitas
9. Perawat berkontribusi terhadap riset teori dan praktik CHN

D. PERBEDAAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT DENGAN


KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

NO KEPERAWATAN KLINIK / RUMAH KEPERAWATAN KESEHATAN


SAKIT KOMUNITAS

1. Fokus Pelayanan bagi pasien di Fokus Pelayanan bagi keluarga dan


rumah sakit kelompok di komunitas

2. Penyediaan pelayanan keperawatan Penyediaan pelayanan keperawatan


secara Episodic Terdistribusi kepada semua keluarga dan
kelompok di komunitas

3. Bekerja dengan pasien di unit-unit Bekerja di berbagai setting dengan kondisi


khusus di rumah sakit klien sehat dan sakit

12
3. Berkaitan dengan satu rumah sakit/ Berkaitan dengan semua institusi dan
satu institusi agensi komunitas dan internasional

4. Koordinasi pelayanan dengan Kooedinasi pelayanan dilaksanakan dengan


institusi dan agensi di komunitas berbagai agensi komunitas dalam pelqwayanan
saat pemulangan pasien medical dan non medikal

5. Menerima petunjuk terapi medic dari Menerima petunjuk terbatas dari pelayanan
resep dokter keperawatan, rentang kewenangan medic dan
secara tidak langsung di home health care

6. Merencanakan dan memberikan Merencanakan dan memberikan asuhan


asuhan keperawatan individu keperawatan yang berpusat pada keluarga

7. Membatasi kewenangan pasien di Mendukung kewenagan keluarga kecuali


lingkubngan rumah sakit pada penyakit menular

8. Memberikan kesempatan terbatas Mengobservasi berbagai factor di


bagi keluarga untuk berhubungan lingkungan rumah yang dapat berubah
atau indicator-indikator kesehatan kesehatan setiap saat
lainnya

9. Membatasi observasi jenis hubungan Memfasilitasi observasi hubungan intim


privacy keluarga selama di rumah karena biasanya perilaku tidak dibatasi
sakit

10 Membatasi hubungan dengan Memfasilitasi hubungan professional


pegawai rumah sakit lain dengan manusia brbagai profesi lain,
Berperan koordinasi

E. KATEGORI PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KESEHATAN KOMUNITAS


1. Peran Berorientasi Pada Klien (Melibatkan kegiatan pelayanan langsung
kepada klien) : Care provider, role model, konselor, pendidik, pembela, pemberi
pelayanan primer (Primary Care), manager kasus
2. Peran Berorientasi Pada Penyediaan Pelayanan Kesehatan (Peran yang
dirancang untuk meningkatkan pelaksanaan sistem penyediaan pelayanan kesehatan
yang berdampak pada pelayanan klien lebih baik) : Koordinator, Kolaborator,
Penghubung (Liaison)
3. Peran Berorientasi Pada Populasi (Biasanya berkaitan dengan perawatan klien
yang spesifik, pada kelompok komunitas) : Case finder, leader, peneliti,
pembaharu.

13
Peran Perawat Komunitas :

Saat ini peran perawat komunitas masih masa Transisi dalam proses berubah. Tingkat
perawat praktisi banyak melakukan primary care dan promosi kesehatan terhadap
individu dan Perawat dituntut dapat fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan
kebutuhan dan situasi klien.

Berbagai faktor yang mempengaruhi Peran Perawat saat ini antara lain : Kebijakan
organisasi; Norma sosial dan budaya komunitas; Persepsi masyarakat terhadap CHN;
serta Kemampuan Perawat yang ada diberbagai tatanan.

TUGAS DAN PERAN PERAWAT DI INDONESIA

Berdasarkan UU nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan, dinyatakan bahwa Peran


atau tugas Perawat adalah :

1. Pemberi Asuhan Keperawatan (Pelaksana);


2. Penyuluh dan konselor bagi Klien (Pendidik);
3. Pengelola Pelayanan Keperawatan (Pengelola);
4. Peneliti Keperawatan (Peneliti);
5. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
6. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

Peran Pelaksana
a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada klien yang diberikan kepada klien
individu, keluarga, kelompok di masyarakat sepanjang rentang sehat- sakit
b. Lingkup pelayanan keperawatan komunitas
Pencegahan primer
- Pencegahan sekunder
- Pencegahan tersier

14
Fungsi Perawat terkait Peran Pelaksana
a. Memberikan perawatan langsung kepada klien : ROM, Pengobatan,
Pemeliharaan kebersihan, Adaptasi lingkungan, ambulasi, treatment
b. Memberikan perawatan tidak langsung : Koordinasi pelayanan keperawatan,
penjelasan pelayanan yang tersedia, rujukan ke sumber di komunitas
c. Membina aktifitas pemeliharaan Kesehatan
- Mengkaji & menunjang praktik perilaku sehat
- Mendukung potensi keluarga

Peran Pendidik
a. Peran pendidik penting bagi perawat komunitas karena tujuan utama CHN adalah
kemandirian klien
b. Tujuan Pendidikan kesehatan :
- Mampu mengambil keputusan yang baik tentang pelayanan kesehatan
- Mampu memulai perilaku yang bermanfaat bagi kesehatan
- Mampu merubah perilaku yang membahayakan kesehatan.

Fungsi Perawat terkait Peran Pendidik


a. Mengkaji kebutuhan klien : apa yang diketahui, perlu diketahui, dan ingin
diketahui
b. Menyediakan pelayanan pendidikan kesehatan
c. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan dengan topik nutrisi, eksercise,
managemen stress, penanggulangan penyakit
d. Mengajarkan informasi yang relevan untuk kesehatan klien dan gaya hidup sehat
e. Membantu memilih sumber informasi : buku bacaan, televisi, majalah, kerabat

Peran Pengelola
a. Ketrampilan mengelola : Mengkoordinir aktifitas orang lain untuk mencapai
tujuan spesifik

15
b. Perawat mempunyai posisi ideal sebagai koordinator karena memahami
kebutuhan klien
c. Koordinasi adalah proses mengorganisasikan dan memadukan pelayanan
seghingga efisien

Fungsi Perawat terkait peran Pengelola


a. Melakukan supervisi pelayanan klien
b. Melakukan supervisi anggota tim kesehatan dibawahnya
c. Mengelola sistem ketenagaan dan sistem pelayanan klien
d. Mengkoordinir aktifitas perencanaan komunitas

Peran Peneliti
a. Peneliti mengekplorasi fenomena
b. Penelitian yang berfokus pada kegiatan investigasi menjadi tg.jwb. Semua
perawat
c. Riset yang efektif didasarkan semangat inquiry, keterbukaan pemikiran,
kemampuan observasi, dan analisa informasi dan situasi

Fungsi Perawat terkait peran Peneliti


a. Melakukan penilaian hasil riset
b. Mengevaluasi penyelidikan menggunakan kriteria
c. Membaca dan mengkritik hasil riset
d. Menyebarluaskan temuan riset
e. Berpartisipasi melaksanakan riset orang lain
f. Merancang dan menyelenggarakan riset jika memenuhi kriteria.

WEWENANG PERAWAT
Berdasarkan UU nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan, dinyatakan bahwa
Kewenangan Perawat di pelayanan kesehatan mencakup kewenangan Perawat terkait
Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan.

16
1. Wewenang Perawat dalam Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Melakukan pengkajian keperawatan kesmas di tingkat keluarga dan masyarakat
b. Menetapkan permasalahan keperawatan kesmas
c. Membantu penemuan kasus penyakit
d. Merencanakan tindakan keperawatan kesmas
e. Melakukan rujukan kasus
f. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesmas
g. Menjalin kemitraan, pemberdayaan dan advokasi dalam perawatan
kesmas
h. Mengelola kasus / Case Management
i. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif
2. Wewenang Perawat dalam Upaya Kesehatan Perorangan
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
b. Menetapkan diagnosis keperawatan
c. Merencanakan tindakan keperawatan
d. Melaksanakan tindakan keperawatan
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan
f. Melakukan rujukan
g. Memberi tindakan gadar sesuai dg kompetensi
h. Memberi konsultasi keperawatan & berkolaborasi dg dokter
i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep
tenaga medis atau obat bebas dan bebas terbatas

Materi Pokok 1: Asuhan Keperawatan Individu


A. Pengkajian Keperawatan Individu
Pengkajian merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian dilakukan dengan menggunakan form pengkajian individu (Kemenkes,
2014).

17
Pengkajian pada individu rawat jalan dilakukan secara singkat dan fokus pada
keluhan yang dirasakan. Pengkajian pada individu yang dirawat di Puskesmas
dilakukan secara komprehensif. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain:
1. Identitas
a. Nama Individu yang sakit
b. Diagnosa medis
c. Sumber dana kesehatan
d. Rujukan dokter/RS
2. Keadaan Umum
3. Sirkulasi/Cairan
4. Pernafasan
5. Pencernaan
6. Perkemihan
7. Muskuloskeletal
8. Neurosensori
9. Kulit
10. Tidur dan istirahat
11. Mental
12. Komunikasi dan budaya
13. Kebersihan diri
14. Perawatan diri sehari-hari
15. Keterangan tambahan terkait individu

B. Diagnosis Keperawatan Individu


Diagnosa keperawatan memberikan dasar dalam pemilihan intervensi untuk
mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat, baik yang bersifat aktual,
risiko, kemungkinan (possible), maupun sejahtera (wellness).

C. Perencanaan Tindakan Keperawatan Individu


Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan hasil
pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan petunjuk
dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan, atau
mengeliminasi masalah kesehatan klien. Dalam perencanaan keperawatan, perawat
menetapkan berdasarkan hasil

18
pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan petunjuk
dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan, atau
mengeliminasi masalah kesehatan klien.

1. Rumusan Tujuan
Tujuan adalah petunjuk untuk menyeleksi intervensi keperawatan dan kriteria
hasil dalam mengevaluasi intervensi yang telah diberikan, dalam menetapkan
tujuan dan ukuran hasil yang diharapkan ditekankan pada diagnosa, masalah yang
mendesak, dan sumber-sumber klien serta sistem pelayanan keperawatan
2. Menetapkan Intervensi
Rencana Tindakan/intervensi ditetapkan, meliputi:
a. Intervensi mandiri (independent): tindakan yang diprakarsai sendiri oleh
perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya atau menanggapi
reaksi karena adanya stressor (penyakit), misalnya:
1) Membantu klien dalam melakuan kegiatan sehari-hari
2) Memberikan perawatan kulit untuk mencegah dekubitus
3) Memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya secara wajar
4) Menciptakan lingkungan terapeutik
b. Intervensi saling ketergantungan (interdependent/kolaborasi): tindakan
keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim perawatan atau dengan tim
kesehatan lainnya seperti dokter, fisioterapi, analis kesehatan dan sebagainya,
misalnya dalam hal:
1) Pemberian obat-obatan sesuai dengan instruksi dokter
2) Pemberian infus
c. Intervensi rujukan/ketergantungan (dependent): tindakan keperawatan atas
dasar rujukan dari profesi lain, diantaranya dokter, psikolog, psikiater, ahli
gizi, fisioterapi, dan sebagainya, misalnya:
1) Pemberian makan pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli
gizi
2) Latihan fisik – ahli fisioterapi

19
D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Individu
Pelaksanaan atau implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan.

Dalam Implementasi keperawatan memerlukan beberapa pertimbangan:


1. Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu
implementasi keperawatan yang akan dilakukan.
2. Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki, penyakitnya,
hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian terhadap penyakit dan
intervensi.
3. Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.
4. Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta
upaya peningkatan kesehatan.
5. Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi
kebutuhannnya.
6. Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan kepada
klien.

E. Evaluasi Hasil Tindakan Keperawatan Individu


Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Dalam melakukan
proses evaluasi, ada beberapa kegiatan yang harus diikuti oleh perawat, antara lain:
1. Mengkaji ulang tujuan klien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
2. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan.
3. Mengukur pencapaian tujuan.
4. Mencatat keputusan atau hasil pengukuran pencapaian tujuan.
5. Melakukan revisi atau modifikasi terhadap rencana keperawatan bila perlu

20
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN TUBERKULOSIS

Pengkajian
1. Riwayat kesehatan:
a. Riwayat masa lalu: riwayat TBC Paru pada keluarga, riwayat pengobatan TBC,
PMO, kebiasaan/ perilaku membuang dahak sembarangan, merokok
b. Riwayat saat ini: kaji adanya batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih, batuk
dahak bercampur darah, sesak nafas, badan lemas (malaise), nafsu makan menurun,
berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, sulit tidur,
demam/ meriang lebih dari satu bulan
2. Pemeriksaan fisik, meliputi:
a. Tanda vital: suhu badan, frekuensi pernafasan, pola pernafasan, frekuensi nadi;
berat badan (turun atau tetap dalam 6 bulan terakhir), tekanan darah.
b. Fokus pemeriksaan fisik pada pasien TBC
1) Perkusi didapatkan suara redup
2) Auskultasi suara nafas; adanya bronchial, suara nafas tambahan: ronki basah
kasar dan nyaring area paru
3) Retraksi otot-otot interkostal
3. Pemeriksaan diagnostik meliputi:
a. Pemeriksaan sputum (Sewaktu Pagi Sewaktu/ SPS)
b. Ziehl Neelsen (pemeriksaan BTA)
c. Test kulit (Protein Purified Derivate/ PPD atau Mantoux test)
d. Foto torak
4. Pengkajian lingkungan: data kondisi lingkungan rumah pasien TBC, diantaranya
pencahayaan sinar matahari, ventilasi udara, jenis lantai.
5. Pengkajian psikososial: kaji perasaan isolasi, penolakan lingkungan, perubahan harga
diri, peran, strategi koping; kaji sistem pendukung termasuk keluarga, orang yang
berarti dan teman; aktivitas kehidupan sehari-hari termasuk perubahan yang terjadi;
status pekerjaan, aktivitas sosial, hobi, dan sumber finansial.
6. Pengkajian kebutuhan pembelajaran klien dan keluarga (terkait 5 tugas keluarga)

21
Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan kajian data yang diperoleh maka diagnosis keperawatan yang dapat ditemukan pada
klien dengan tuberkulosis paru adalah sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Risiko koping individu tidak efektif
4. Manajemen kesehatan tidak efektif

Rencana Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Tujuan:
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 6 kali klien dapat mempertahankan jalan nafas
yang efektif.
Kriteria hasil:
Klien dapat: mengeluarkan sekret tanpa bantuan, menunjukkan perilaku untuk
memperbaiki/ mempertahankan bersihan jalan nafas, berpartisipasi dalam program
pengobatan.
Rencana tindakan:
a. Monitor fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan
penggunaan otot aksesori)
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan dahak melalui batuk efektif (catat
karakteristik dahak, jumlah sputum dan adanya hemoptisis)
c. Lakukan latihan batuk efektif dan nafas dalam
d. Anjurkan klien mempertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari
e. Berikan obat–obatan sesuai indikasi seperti agen mukolitik bronkhodilator
f. Libatkan keluarga memantau klien melakukan latihan batuk efektif dan nafas dalam

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Tujuan:
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 12 kali klien mampu mempertahankan
keseimbangan nutrisi sesuai kebutuhan.

22
Kriteria hasil:
Klien dapat melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan /atau
mempertahankan berat badan yang tepat.
Rencana tindakan:
a. Identifikasi pola diet klien terkait makanan yang disukai/ tidak disukai
b. Catat status nutrisi klien (turgor kulit, berat badan, integritas mukosa oral,
kemampuan menelan, riwayat mual/ muntah atau diare)
c. Monitor anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan
pemberian obat
d. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang kebutuhan gizi seimbang (tinggi kalori
dan protein dengan porsi kecil tetapi sering)
e. Libatkan keluarga dalam mengawasi asupan nutrisi
f. Monitor berat badan setiap bulan
g. Ajarkan klien dan keluarga dalam menyusun menu seimbang sesuai kebutuhan
klien

3. Risiko koping individu tidak efektif


Tujuan:
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 8 kali klien dan keluarga menunjukkan koping
efektif terhadap program pengobatan.

Kriteria hasil:
Klien mampu: menunjukkan kepatuhan dengan minum obat anti TBC setiap hari.

Rencana tindakan:
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang pengobatan TBC
b. Berikan informasi tertulis khusus pada klien sebagai panduan (jadwal obat)
c. Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang alasan pengobatan dalam jangka waktu
yang panjang, dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan, efek samping
obat dan cara mengatasinya serta dampak putus obat
d. Diskusikan penerimaan klien dan keluarga terhadap TBC Paru, hal-hal yang perlu
dilakukan dan harapan,

23
e. Libatkan keluarga dalam pemberian dukungan pada klien berupa dukungan
informasional, emosional, penghargaan dan instrumental.

4. Manajemen kesehatan tidak efektif


Tujuan:
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 20 kali klien mampu menunjukkan adaptasi
terhadap pengobatan TBC Paru dan tuntas berobat.
Kriteria hasil:
Klien menunjukkan perubahan pola hidup dalam penyelesaian pengobatan TBC Paru
hingga tuntas.
Rencana tindakan:
a. Diskusikan pola hidup klien yang akan menjadi pendorong dan penghambat
kesembuhan
b. Identifikasi orang lain yang berisiko (anggota keluarga di rumah, teman)
c. Ajarkan klien etika batuk yaitu batuk/ bersin dengan cara menutup mulut pakai kertas
tissue/ saputangan/ lengan dalam baju; hindari meludah sembarangan (meludah pada
tempat tertutup yang berisi/ mengandung desinfektan: air sabun, lisol, cairan pemutih
pakaian/ klorin); gunakan tissue sekali pakai; dan ajarkan teknik mencuci tangan
yang tepat.
d. Ajarkan keluarga cara memberi dukungan pada tahap intensif pengobatan
e. Libatkan keluarga sebagai pengawas minum obat (PMO) dalam mengawasi klien
minum obat
f. Anjurkan keluarga agar membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan untuk
pemeriksaan sputum ulang dan jika ditemukan adanya efek samping yang berat dari
obat TB Paru (mulut kering, sakit kepala, mual berlebihan, konstipasi)
g. Jelaskan pentingnya melakukan pemeriksaan BTA ulang secara periodik selama
program terapi
h. Motivasi untuk makan makanan bergizi (gizi seimbang)

Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai rencana dengan melibatkan anggota keluarga
di dalam setiap tindakan keperawatan agar klien dan keluarga memiliki

24
kemampuan kognitif, afektif serta psikomotor dalam mengatasi masalah tuberkulosis paru.
Disamping itu, perawat dapat memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dalam keluarga
dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat keluarga.

Evaluasi
Tahap selanjutnya adalah melakukan penilaian (evaluasi) terhadap respon verbal dan non
verbal klien selama melakukan tindakan keperawatan untuk melihat keberhasilan dari
tindakan keperawatan yang dilakukan. Evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan nafas dalam batas normal
2. Tidak ada sesak nafas
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan adekuat
4. Klien mampu mendemonstrasikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
5. Klien mampu melakukan cara-cara untuk mencegah penularan
6. Pengetahuan klien dan keluarga meningkat tentang perawatan, pengobatan dan
pencegahan penularanTBC Paru
7. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah penularan TBC
8. Keluarga terlibat aktif dalam perawatan klien TBC Paru
9. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengatasi TBC Paru

Materi Pokok 2: Asuhan Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan pada umumnya terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian, analisa/
perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengkajian merupakan
tahap pertama dalam proses keperawatan merupakan tahap kritikal dan kemungkinan dapat
menentukan keberhasilan tahap berikuntuknya. Mengingat tahap pengkajian memegang
peran kunci penerapan proses keperawatan, maka pengkaji (Assessor) harus memahami
betul lingkup area serta berbagai metode dan tool untuk mengkaji dan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengkajian.

25
A. Pengkajian Keperawatan Keluarga
Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan dan merupakan tahap
yang kritikal menuruntuk Shaw, 1993. Sedangkan menuruntuk Yura & Walsh
(1988), Pengkajian merupakan suatu tindakan peninjauan situasi manusia untuk
memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan situasi penyakit,
diagnosa masalah klien, penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi Kesehatan
klien. Data yang dikumpulkan dalam pengkajian mencakup data subyektif dan
objektif. Data diperoleh dari apa yang diungkapkan klien secara verbal kepada
perawat atau diperoleh melalui observasi langsung dan pengukuran atau hasil
konsultasi dengan pemberi pelayanan Kesehatan lain. Berbagai sumber dapat
digunakan dalam pengkajian, tetapi pengkajian fisik merupakan elemen essensial
yang perlu dilakukan untuk memvalidasi riwayat atau mengidentifikasi area yang
perlu diekplorasi lebih jauh.

1. Sumber Data
Sumber data dalam pengkajian keluarga dapat diperoleh dari interview dengan
klien berkaitan dengan kejadian sebelumnya dan kejadian sekarang, penilaian
subyektif misalnya pengalaman setiap anggota keluarga, maupun temuan yang
objektif misalnya hasil observasi berbagai fasilitas yang ada dirumah keluarga.
Sumber data keluarga dapat juga diperoleh dari informasi yang tertulis atau lisan
dari berbagai agensi yang berhubungan atau bekerjasama dengan keluarga, atau
informasi dari anggota tim Kesehatan lain.

2. Tools/ Instrumen Pengkajian


Tersedia berbagai pedoman yang dapat digunakan untuk membantu perawat
dalam mengumpulkan data dan membantu mengorganisir informasi. Hal yang
sangat penting dalam pengkajian ini adalah instrumen harus diseleksi dengan hati-
hati, instrumen harus sesuai dengan maksud pengkajian. Kemudian juga harus
hati-hati memilih instrumen dengan kerangka konsep yang mendasari aktifitas
pengkajian untuk mengidentifikasi fenomena keperawatan. Berbagai pendekatan
yang telah direkomendasikan dalam mengkaji keluarga dan hal ini tergantung

26
kerangka konsep yang diyakini perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga. Beberapa tehnik pengkajian telah dikembangkan antara lain yang dapat
digunakan dalam pengkajian keluarga adalah genogram dan ecomap. Genogram
dan ecomap ini merupakan komponen essensial dalam pengkajian keluarga.

Genogram merupakan diagram yang menggambarkan silsilah dan struktur


keluarga untuk mencatat informasi tentang anggota keluarga dan hubungan antar
generasi minimal dalam tiga generasi. Genogram mengandung banyak informasi
untuk merencanakan strategi intervensi karena pada genogram ini tergambar
kompleksitas keluarga. Genogram ini pertama kali dikembangkan pada teori
keluarga oleh Murray Bowen tahun 1978 ( Hanson & Boyd, 1996). Pada
Genogram ini memungkinkan perawat profesional untuk mengorganisasikan
sejumlah informasi sehingga pola hubungan antar generasi dapat di lihat lebih
jelas. Informasi yang dapat digambarkan pada genogram antara lain mencakup
struktur dan keanggotaan keluarga, pola interaksi anggota keluarga, riwayat
Kesehatan setiap anggota keluarga termasuk kematian dan Kesakitan, dan
informasi penting lainnya.

Ecomap atau ecologi map adalah diagram hubungan antar anggota keluarga
sebagai unit dan hubungannya dengan komunitas di lingkungannya. Ekologi
merupakan cabang ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme dengan organisme lain di lingkungannya. Blangko ecomap yang
kosong terdiri dari lingkaran besar dengan lingkaran kecil di sekitarnya.
Kemudian untuk melengkapinya genogram keluarga ditempatkan di tengah
gambar lingkaran besar dan lingkaran kecil yang ada diluar sekitar lingkaran
besar merupakan masyarakat, agensi atau institusi yang mempunyai makna dalam
kontek keluarga. Diagram ecomap ini dapat memberikan gambaran kekuatan dan
keluargaemahan sistem dukungan sosial di keluarga.

Tool atau instrumen lain yang dapat dikembangkan oleh perawat guna
mengumpulkan data keluarga antara lain adalah pedoman observasi,

27
angket atau pedoman wawancara. Penggunaan Instrumen ini sudah biasa
digunakan dalam asuhan keperawatan keluarga, namun perlu dipertimbangkan
Kesehatanesuaiannya dengan tujuan atau data yang akan dicari. Pedoman
observasi seharusnya berisikan pedoman untuk melakukan pengamatan terhadap
suatu gejala atau kondisi subyek yang diamati misalnya perilaku interaksi anggota
keluarga, kondisi/ karakteristik sarana fisik di lingkungan rumah. Pedoman
wawancara seharusnya berisikan pertanyaan tentang fakta atau informasi segala
sesuatu yang berkaitan dengan subyek atau pengalaman dan pengetahuan subyek
tentang kejadian spesifik. Pedoman wawancara dapat juga berisikan pertanyaan
tentang persepsi atau perasaan subyek terhadap dirinya, orang lain, atau suatu
kejadian serta alasan subyek dengan perilakunya. Sedangkan angket yang
terstruktur biasanya untuk mendapatkan data yang konkrit/ objektif, jelas dan
subyek tinggal memilih skala yang telah disediakan atau mengisi dengan jawaban
yang tegas.

Pada keperawatan keluarga berubah merupakan inti dari intervensi keperawatan,


oleh karena itu berubah menjadi konsep penting dalam pengkajian keluarga.
Keluarga membuntukuhkan Kesehataneimbangan dalam berubah. Konsep
berubah sangat penting dalam keperawatan keluarga : Perubahan tergantung pada
persepsi terhadap masalah, Perubahan tergantung pada konteks, Perubahan
tergantung pada tujuan, Pemahaman tunggal bukan suatu perubahan, Perubahan
tidak sama pada semua anggota, Fasilitasi perubahan menjadi tanggung jawab
perawat, Perubahan berkaitan dengan berbagai penyebab.

Pertanyaan pengkajian keluarga berkaitan dengan model dikelompokkan kedalam


3 kategori utama yaitu struktural, developmental, fungsional. Komponen struktur
akan menjawab pertanyaan siapa didalam keluarga, seperti apa hubungannya
diantara anggota keluarga. Pada struktur terdapat aspek internal, eksternal dan
kontektual. Kategori kedua adalah perkembangan keluarga yang terdiri dari tahap
perkembangan keluarga, tugas perkembangan keluarga, dan attachment. Area
ketiga adalah fungsi keluarga yang terdiri dari aspek instrumental & expressive.
Fungsi keluarga

28
dikaitkan dengan bagaimana individuividu secara aktual dibantu dalam
berhubungan satu dengan lainnya atau berbagai aspek kehidupan keluarga saat
ini. Aspek instrumental fungsi keluarga adalah aktifitas hidup sehari-hari seperti
makan, tidur, pemeliharaan Kesehatan. Aspek ekspresive fungsi keluarga adalah
fungsi emosi, komunikasi verbal dan nonverbal, pemecahan masalah, keyakinan
dan lain-lain.

3. Pelaksanaan Pengkajian
Hubungan saling percaya perawat dengan klien/ keluarga merupakan langkah
awal yang perlu diciptakan sebelum melakukan intervensi keperawatan.
Hubungan saling percaya ini dapat diupayakan dengan memunculkan keterbukaan
dan kejujuran dalam interaksi perawat-klien, konsistensi dengan kontrak.
Kepercayaan dapat dikembangkan ketika perawat mampu membawa klien/
keluarga menerima dan memahami kemampuan dan keyakinannya. Pengkajian
keluarga dapat ditingkatkan setelah adanya hubungan saling percaya antara
perawat dengan klien/ keluarga tersebut.
Biasanya data dikumpulkan dengan sepintas pada setiap area yang akan dikaji,
kemudian jika pengkaji menemukan potensi atau kemungkinan masalah, maka
mereka akan menggali area tersebut secara lebih mendalam. Kegiatan interview
dapat juga dilakukan terhadap kesehatan seluruh anggota keluarga pada tahap
awal pengkajian, sehingga dapat memberi kesempatan pada setiap anggota
keluarga untuk mengungkapkan persepsinya.

Variabel data pengkajian keluarga (Friedman) terdiri dari 6 kategori pertanyaan


yaitu:
a. Data Umum keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c. Data Lingkungan
d. Struktur Keluarga ( Struktur peran, value, komunikasi, kekuatan)
e. Fungsi Keluarga (Fungsi Afektif, sosialisasi, pelayanan
Kesehatan,ekonomi, reproduksi)
f. Stress dan Koping keluarga

29
Gambar 1. Simbol Genogram

Laki-laki Perempuan Menikah Cerai

Pisah
Anak Angkat
Anak Kandung

Anak Kembar

Aborsi
Klien
Meninggal Tinggal dalam 1 rumah

Catatan :
Aturan yang harus dipenuhi dalam pembuatan genogram
 Anggota keluarga yang lebih tua berada di sebelah kiri.
 Umur Anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan
 Tahun dan penyebab kematian di sebalah simbol laki-laki atau perempuan
 Penggunaan simbol dalam genogram

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGKAJIAN KELUARGA


1. Data Umum Keluarga

Konsep Interaksi Observasi Pengukuran


1. Nama Siapa kepala keluarga
Keluarga
2. Alamat & Apa nama alamat tempat tinggal Tersedia sarana
No. Telepon keluarga ini alat telepon/
Adakah pesawat telepon dan sarana
berapa nomor teleponya komunikasi
3. Komposisi Berapa jumlah angota keluarga
keluarga Bagaimana hubungan setiap
anggota keluLaarkgi-laakdi engan
kepala
30
keluarga

31
Berapa laki-laki dan berapa
perempuan
4. Tipe Apa tipe keluarga ini mis : keluarga
keluarga inti, keluarga ekstendet,
single adult dan lain-lain
5. Latar Apa latar belakang budaya/ adat Adakah
belakang istiadat keluarga simboh-simbol
adat-istiadat/ Sudah berapa lama tinggal di atau objek yang
budaya wilayah ini menunjukan
Apa jenis budaya di sekitar tempat budaya
tinggal keluarga saat ini Bagaimana Menggunakan
pengaruh budaya terhadap kehidupan pola perilaku
sehari-harinya (makan, sosialisasi, terkait budaya
bekerja, berhubungan, tanggung jawab
rumah tangga)
Apa bahasa yang digunakan
sehari-hari
Bagaimana budaya
mempengaruhi keyakinannya
terhadap Kesehatan, dan
pelayanan Kesehatan anggota

6. Agama Apa agama yang dianuntuk Terdapat


keluarga dan bagaimana symbol-simbol
prakteknya bagi semua anggota keagamaan di
keluarga sekitar rumah
Apakah keyakinan atau value dan
agama dirasa penting bagi pekarangannya
anggota keluarga
7. Status Apa tingkat pendidikan dan
Sosial ketrampilan yang dimiliki anggota
keluarga
Apa pekerjaan anggota keluarga
Anggota keluarga yang mana yang
saat ini bekerja
Apakah keluarga mendapatkan
income tambahan, jika ya dari
mana
8. Aktifitas
rekreasi
keluarga

2. Tahap Perkembangan
Konsep Interaksi Observasi Pengukuran
1. Tahap Tahap perkembangan keluarga :
perkembangan - Keluarga baru
keluarga saat ini

32
- Childbearing (Menunggu
keluargaahiran)
- Keluarga dengan anak
prasekolah
- Keluarga dengan anak usia
sekolah
- Keluarga dengan anak remaja
- Keluarga dengan anak
launching
- Keluarga dengan anak usia
dewasa
- Keluarga lansia
2. Tugas Tugas perkembangan keluarga :
perkembangan - Pemeliharaan fisik
keluarga yang - Penyediaan sumber-sumber
telah terpenuhi - Kehamilan
- Sosialisasi
- Perluasan dan reproduksi
- Komunikasi
- Hubungan kemasyarakatan
- Motivasi dan moral
3. Keeratan Sejauhmana kebersamaan satu sma Siapa yang Berapa kali
(Attachment) lain pada anggota keluarga? dengan duduk terlihat anggota
siapa masing-masing anggota sangat dekat keluarga
keluarga erat hubungannya Siapa yang kontak mata
Siapa berkeluargaahi dengan siapa bicara dengan
dalam anggota keluarga, secara siapa
vwerbal atau secara fisik Siapa yang Siapa yang
mempunyai hubungan hangat, telah kontak
daringan siapa mata atau
memberikan
sentuhan
4. Riwayat
keluarga inti
5. Riwayat asal-
usul kedua orang
tua

3. Struktur Keluarga

Konsep Interaksi Observasi Pengukuran

1. Komposisi
Keluarga
Data Genogram

2. Sistem a. Nilai budaya dan etnik apa Adakah objek Jumlah objek
Nilai yang dirasa penting bagi yang bernilai di yang bernilai
keluarga Mis : Produktifitas/ rumah : Mis : dan tipenya
bekerja; Pendidikan; sejumlah buku,
Individuividualisme; Furniture yang
mahal, Piala/

33
Materialisme; Pembersih; penghargaan,
Kesehatan; Keluarga; perlengkapan
Agama olah raga, Obat-
b. Bagaimana nilai ini obatan
disampaikan ke anggota
keluarga dan di lakukan
oleh keluarga
c. Apakah saat ini muncul
konflik nilai pada anggota
keluarga
d. Bagaimana nilai keluarga
mempengaruhi Kesehatan
dan fungsi keluarga
3. a. Bagaimana anggota a. Catat tingkat Sosiogram
Komunikasi keluarga mengungkapkan efektiftitas hubungan
kebutuhan dan komunikasi anggota
perasaannya ?; Apakah diantara anggota keluarga
komunikasi terbuka/ keluarga Mis :
tertuntukup, sabar, dapat Kesehatanesua
diterima diantara anggota ian antara
keluarga. komunikasi
b. Siapa bicara dengan siapa, verbal dan non
dan masalah apa yang verbal; antara isi
dibicarakan. pesan dengan
c. Masalah pribadi yang yang diharapkan
mana yang didiskusikan b. Anggota
secara terbuka/ keluarga yang
tertuntukup mana yang
d. Apa issu emosional di perhatian,
keluarga mengungkapka n
e. Seberapa sering keluarga pandangan,
mendiskusikan issue validasi
bersama dalam kelompok informasi
c. Adakah kontak
mata, sentuhan
diantara
anggota

4. Sistem a. Apakah semua peran yang a. Siapa yang


Peran formal dari setiap anggota menjawab setiap
keluarga terpenuhi Mis : pertanyaan
suami-istri, ayah-ibu, orang b.Siapa yang
tua-anak, saudara laki-laki- mengasuh
perempuan
b. Apakah setiap anggota
keluarga mempunyai

34
peran informal Mis : anak, hewan
Negosiator, dominator, ternak
distraktor, Kompromis, c. Siapa yang
pengasuh, pencari nafkah, menyiapkan
pesakitan dan lain-lain. makanan,
c. Bagaimana setiap anggota mengatasi
keluarga melakukan peran keuangan,
formal dan informalnya belanja barang-
d. Bagaimana perasaan anggota barang rumah
keluarga terhadap peran tangga.
dirinya dan anggota keluarga d. Siapa yang
yang lain memelihara
e. Apakah anggota keluarga kendaraan,
dapat merubah perannya kebon
e. Siapa yang
disuruh- suruh,
sopir
dan lain-lain.

5. Struktur a. Apa topik/ Issu yang Apa perilaku Sosiogram yang


Peran didiskusikan dan nonverbal anggota menggambarkan
diputuskan keluarga Mis : keluarga selama struktur kekuatan
pekerjaan, pendidikan, berdiskusi Mis :
pengeluaran, aktifitas intonasi suara,
masyarakat, pekerjaan kontak mata, postur
rumah tangga. tubuh, sentuhan.
b. Apa proses yang digunakan
untuk membuat keputusan
oleh keluarga Mis :
consensus, Bargaining,
kompromi, paksaan.
c. Siapa pembuat keputusan,
Sejauhmana pentingnya
pembuatan keputusan bagi
keluarga, siap[a biasanya
yang membuat kata akhir.
d. Apa jenis kekuatan yang
dimiliki setiap anggota
keluarga Mis : Kewenangan,
senioritas, keahlian, reward,
paksaan, kasih sayang
e. Adakah koalisi antar
anggota keluarga Mis :

35
Ayah-ibu, Ibu-anak
perempuan, dan lain-lain.

4. Fungsi Keluarga

Konsep Interaksi Observasi Pengukuran

1. Affektif a. Apa kebutuhan setiap Apakah anggota


anggota keluarga waspada dan
b. Bagaimana setiap anggota responsive
keluarga mengekspresikan terhadap
kebutuhannya kebutuhan dan
c. Bagaimana anggota keluarga perasaan dari
berespon terhadap kebutuhan anggota yang lain
anggota keluarga lain Mis :
privacy, rekreasi, sosialisasi,
tekanan pekerjaan, beban
finasial, tugas rumah tangga dan
lain-lain.
d. Siapa anggota keluarga yang
mengungkapkan masalah
khusus
e. Apakah setiap kebutuhan dan
ketertarikan anggota keluarga
direspek secara berkualitas oleh
anggota lain
f. Bagaimana anggota keluarga
mengasuh dan memberikan
dukungan anggota lain
g. Apakah anggota keluarga
anda dekat atau jauh
h. Apa yang membuat setiap
anggota spesial
2. Keperluan a. Dimana tempat tinggal anda a. Jenis a. Jumlah
fisik & b. Apakah anda mempunyai bangunan kamar, kamar
asuhan Kulkas, mesin cuci, pengering b. Kondisi mandi
Kesehatan c. Apakah rumah anda sendiri kamar, b. recall
atau kontrakan furniture makanan
d. Siapa yang tinggal bersama c. Sumber selama tiga
anda cahaya, bau, hari
e. Apa masalah untukama di gaduh c. TB & BERAT
rumah anda d. Alat-alat BADAN
f. Apa yang dimakan keluarga pengaman :
anda pada saat : makan pagi, detector

36
makan siang, makan malam api, kunci d. Frek periksa
dan snack pintu, dokter dan
g. Berapa kali keluarga anda cendela, dokter gigi
makan screen
h. Apakah anda mempunyai e. Jenis pakaian
dokter keluarga ? siapa? anggota
i. Kapan anda terakhir periksa ? keluarga
Mengapa ? (kondisi
j. Imunisasi apa yang sudah pakaian,
dimiliki anggota keluarga ? Kesehatane
k. Apakah anda mempunyai suaian
dokter gigi keluarga ? Kapan dengan
anggota keluarga terakhir cuaca)
check up ? f. Bandingkan
l. Apakah ada anggota keluarga pakaian
yang periksa mata ? kapan anak-anak/
periksa ? dewasa
m. Bagaimana keluarga melakukan g. Snack dan
pemeliharaan Kesehatan (Check makanan
up dokter, dokter gigi, apa yang
nutrisionis, eksercise) terlihat di
n. Apa jenis aktifitas fisik (kerja, dapur
rekreasi, eksercise) apakah h. Penampilan
setiap anggota keluarga fisik anggota
berpartisipasi secara teratur ? keluarga
o. Obat/ resep obat apa yang i. Kondisi
secara teratur di ambil kulit,
keluarga rambuntuk,
p. Bagamana anda memutuskan kuku, mata
bahwa anggota keluarga j. Kondisi dan
menderita penyakit warna gigi
k. Keberadaa n
kacamata
l. Kondisi
kulit, mata,
gigi,
proporsi
berat badan
dan tinggi
badan
anggota
keluarga

3. Ekonomi a. Siapa yang bekerja di


keluarga ini ? Apa jenis

37
pekerjaannya ? Ketrampilan
apa yang dimiliki ?
b. Sumber-sumber income apa
yang dimiliki keluarga
(pekerjaan, pengaman sosial,
tabungan, dukungan anak dan
lain-lain)
c. Apa yang secara teratur harus
dibayar (rumah, makanan,
pakaian, sekolah,
pemeliharaan Kesehatan,
transportasi, asuransi)
d. Apa jenis asuransi yang
dimiliki keluarga (Kesehatan,
gigi, mobil, rumah)
e. Apakah anda dapat
memenuhi kebutuhan
keluarga amda secara
adekuat dengan income
anda
4. a. Apakah anda merencanakan Ekspresi a. Jumlah anak
Reproduksi mempunyai anak nonverbal yang
b. Bagaimana perasaan anda diantara diharapkan
dengan jumlah anak yang pasangan suami- b. Usia anak
sdari miliki istri Mis : yang saat ini
c. Apakah anda menggunakan sentuhan, serumah
alat kontrasepsi ? jika ya senyuman, c. Jumlah dan
metode apa yang anda kontak mata, usia anak
gunakan ? apakah anda puas ? jarak. yang tinggal
d. Pada usia berapa anda merasa di luar rumah
anak anda akan mandiri ? keluarga
Bagaimana anda merasa
tentang kepergian anak
anda ? Kemana mereka akan
pergi ?
e. Apakah orang tua atau mertua
anda akan tinggal bersama
anda nanti ? Apakah akan
memerlukan akomodasi
khusus misalnya diit, kamar
kecil ? Bagaimana hal tersebut
mempengaruhi gaya hidup
keluarga anda ?

38
5. Sosialisasi a. Apa pandangan keluarga a. Bagaima na a. Jumlah
dan tentang membesarkan anak anak bereaksi organisasi
Penempatan seperti praktek-praktek terhadap orang kelompok
disiplin, auntukonomi, yang tidak komunitas
ketergantungan, reward dan dikenal dimana
punishment, perilaku yang b.Bagaima na anggota
sesuai usia, belajar, nonton anak dan berpartisipas i
TV, bersahabat ? anggota b. Sosiogram
b. Perilaku apa yang anda keluarga tertua yang
pertimbangkan sesuai untuk berhubungan memperlihat
anak anda Mis : saat makan, di dengan anggota kan
sekolah, dengan kelompok, yang hubungan
dengan kebersihan diri, dewasaAdaka h keluarga
menggunakan bahasa. tanda-tanda dengan
c. Organisasi/ kelompok yang terlihat kelompok
masyarakat apa anggota keterlibatan komunitas
keluarga terlibat secara komunitas Mis
teratur : trophy, simbul
d. Faktor klas sosial/ keyakinan keagamaan,
budaya apa yang Peralatan olah
mempengaruhi aktifitas raga, Surat
anggota keluarga kabar

6. Koping a. Jenis-jenis masalah apa yang


Keluarga pernah dialami keluarga akhir-
akhir ini Mis : Kematian,
perceraian, kehilangan
pekerjaan, promosi pekerjaan,
anggota baru, masalah
Kesehatan
b. Bagaimana kebiasaan keluarga
mengatasi masalah dan stress
(Strategi koping)
c. Sumber-sumber/ kekuatan apa
yang dimiliki keluarga dan
apa yang dicari (saudara,
teman, informasi, spiritual,
agensi komunitas
d. Kekuatan apa yang berasal dari
dalam anggota keluarga
( Kesehatan,kesabaran,
kearifan, humor, pemecahan
masalah, Sharing perasaan/
pendapat, informasi)

39
Perilaku atau kegiatan yang perlu dilakukan perawat adalah membina hubungan
saling percaya dengan melakukan kontrak,mengkaji data dari pasien dan keluarga,
memvalidasi data dengan pasien, mengorganisir atau mengelompokkan data dan
menetapkan kebutuhan dan atau masalah pasien.

PENGELOMPOKKAN DATA ATAU ANALISA DATA

Setelah mendapatkan data kemudian data – data yang saling terkait dikelompokkan
dan dianalisa untuk menentukan masalah keperawatannya.

Contoh Kasus :
Ani, dibawa oleh keluarganya ke RS Jiwa karena sudah lebih 1 minggu mengurung
diri di kamar, tidak ingin bicara dengan orang lain, makan harus selalu diingatkan
dan dipaksa. Selama ini di Rumah Sakit, Ani selalu berada di tempat tidur atau
duduk sendiri di pojok ruangan. Ia tidak pernah bicara dengan teman – temannya.
Badannya kotor dan bau, pakaian kotor, rambut tidak disisir. Dari pengkajian lebih
lanjut didapatkan data bahwa Ani merasa dirinya bodoh, jelek, tidak bisa menolong
orang tuanya. Selama berinteraksi dengan perawat, pasien menundukkan wajah,
kontak mata tidak ada. Akhir – akhir ini Ani sering terlihat bicara sendiri.
Data yang sudah terkumpul ini, kemudian dikelompokkan dan kemudian dianalisa
dengan mengguanakan konsep/teori – teori yang telah kita miliki untuk menentukan
masalah keperawatannya.

Tabel 1. Analisis Data


NO DATA MASALAH KEPERAWATAN
1 Data Obyektif : Menarik diri
Pasien selalu berada di tempat tidur
atau duduk sendiri di pojok
Tidak pernah bicara dengan pasien lain

Data subyektif : (belum terkaji)

2 Data Obyektif : Defisit perawatan diri :


Badan kotor dan bau kebersihan
Pakaian kotor Rambuntuk
tidur tersisir
Kurangnya motivasi
Data subjektif:
Pasien mengatakan malas mandi

40
3 Data Obyektif :
Wajah selalu menunduk
Kontak mata tidak ada
Harga diri rendah
Data Subyektif :
Merasa diri bodoh, jelek.
Tidak bisa menolong orang tua
4 Data Obyektif :
Sering terlihat ngomong sendiri Resiko tinggi perubahan
Ditambah data objectif isolasi sosial persepsi
Sensori halusinasi
Data subyektif : (belum terkaji)

Walaupun data ibu Ani yang dimiliki baru data objektif, tapi perawat sudah dapat
menentukan masalah keperawatannya, yaitu Isolasi Sosial: Menarik diri dan Defisit
perawatan diri dan Resiko Tinggi perubahan persepsi sendiri : halusinasi.

Masalah keperawatan ini kita tuliskan di kolom masalah keperawatan.

Untuk selanjutnya dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana


yang dibuat sambil melanjutkan dan melengkapi pengkajian (yaitu mengetahui apa
alasan tidak mau berinteraksi dengan orang lain).

B. Diagnosis Keperawatan Keluarga


Bila perawat sudah dapat melakukan analisa data atau menentukan masalah
keperawatan yang ada pada pasien, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan
diagnosa keperawatan.

Rumusan membuat diagnosa keperawatan di Kesehatan jiwa juga sama dengan


Kesehatan fisik, yaitu bisa terdiri dari PE atau PES. Silakan lihat kembali tabel 1
analisa data kasus Ani. Pada kolom masalah keperawatan tertulis 4 masalah
keperawatan. Untuk merumuskan diagnosa keperawatannya,kita harus memikirkan
dari ke-4 masalah keperawatan tersebut mana yang saling berhubungan atau sebab
akibat.

Perumusan diagnosa keperawatan Ani, yaitu :


 Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

41
 Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik
diri.
 Defisit perawatan diri : kebersihan berhubungan dengan kurangnya motivasi
dalam kebersihan diri.

Dalam keperawatan jiwa ditemukan diagnosis ”Anak beranak”, dimana jika etiologi
sudah diberikan tindakan dan permasalahan belum selesai maka P (masalah) dapat
dijadikan etiologi pada diagnosis yang baru, demikian seterusnya. Hal ini dapat
dilakukan karena permasalahan tidak selalu disebabkan oleh satu etiologi yang sama
sehingga walaupun etiologi sudah diberikan tindakan tapi permasalahan tersebut
dijadikan etiologi sehingga tindakannya menjadi tuntas.

Contoh : Diagnosa Keperawatan Ani No.1 dan No.2 merupakan diagnosa anak
beranak.

C. Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga


Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan jangka panjang,
tujuan jangka pendek, dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan jangka panjang
berfokus pada penyelesaian masalah (P) dari diagnosa tertentu. Tujuan jangka
panjang dapat dicapai jika serangkaian tujuan jangka pendek telah tercapai.

Tujuan jangka pendek berfokus pada penyelesaian etiologi (E) dari diagnosa
tertentu. Tujuan jangka pendek merupakan rumusan kemampuan ini dapat bervariasi
sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien. Umumnya kemampuan pada tujuan
jangka pendek dapat dibagi tiga aspek (Stuart dan Sundeen, 1995) yaitu kemampuan
kognitif yang diperlukan untuk menyelesaikan etiologi dari diagnosa keperawatan,
kemampuan psikomotor yang diperlukan agar etiologi dapat selesai dan kemempuan
efektif yang perlu dimiliki agar klien percaya akan kemampuan menyelesaikan
masalah. Kata kerja yang digunakan untuk menuliskan tujuan ini harus berfokus
pada perilaku (Tabel 2).

42
Tabel 2. Kata Kerja Untuk Tujuan
NO ASPEK/DOMINAN KATA KERJA YANG DIPAKAI
1 Kognitif Jelaskan, hubungkan, uraikan, identifikasikan,
bandingkan, diskusikan, membuat daftar,
menyebuntuk
2 Afektif Menerima, mengakui, menyadari, menilai,
mengungkapkan, mempercayai
3 Psikomotor Menempatkan, meniru, menyiapkan,
mengulang, merubah, mendemonstrasikan,
menampilkan, memberi

Ketiga aspek tersebut dapat pula dikaitkan dengan berbagai kemampuan klien. Yang
pertama, kemampuan kognitif, psikomotor,afektif yang terkait langsung dengan
kemampuan klien terhadap diri sendiri. Yang kedua, kemampuan kognitif,
psikomotor dan afektif yang terkait dengan kemampuan klien menggunakan sumber
daya yang tersedia (sistem pendukung sosial yang tersedia). Yang ketiga,
kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif klien terkait dengan terapi medik atau
terapi lain yang diperlukan (Tabel 3).

Tabel 3. Kemampuan Pasien Terkait Dengan


Kemampuan Tujuan Contoh
Klien
Kemampuan Pengetahuan Pasien dapat menyebuntukkan
mengendalikan penyebab ia marah
diri Psikomotor Pasien dapat mendemonstrasikan satu
cara marah yang konstruktif Pasien
dapat mengungkapkan
Afektif perasaan setelah terapi aktifitas
kelompok : latihan asertif
Kemampuan Pengetahuan Pasien dapat mengidentifikasi
menggunakan teman terdekat
sumber daya Pasien dapat meniru cara berbicara
Psikomotor yang dicontohkan perawat
Pasien dapat menyampaikan pada
perawat bila ia halusinasi
Afektif Pasien dapat menyadari kegunaan
membuka diri pada orang lain.

43
Kemampuan Pengetahuan Pasien dapat menyebutkan jam
menggunakan makan obat
terapi Psikomotor Pasien dapat meminta obat pada jam
yang tepat
Afektif Pasien dapat mengungkapkan
perasaan setelah minum obat

Untuk menetapkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek, perawat perlu
memiliki kemampuan berfikir kritis dan kemampuan berhubungan kemitraan dengan
pasien dan keluarganya. Tujuan akan sukar dicapai tanpa kerja sama yang baik
antara perawat, pasien dan keluarganya.

Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat


mencapai tiap tujuan jangka pendek. Perawat dapat memberikan alasan ilmiah yang
terbaru mengapa tindakan itu diberikan. Alasan ilmiah dapat merupakan
pengetahuan berdasarkan literatur, hasil penelitian atau pengalaman praktek.

Rencana tindakan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan jiwa


Individuonesia, yaitu berupa : tindakan konseling/psikoterapeuntukik, pendidikan
Kesehatan, perawatan mandiri (self care) dan aktifitas kehidupan sehari-hari,
tindakan kolaborasi (terapi somatik dan psikofarmaka).

Tindakan keperawatan menggambarkan tindakan perawat yang mandiri, kerjasama


dengan pasien, kerjasama dengan keluarga, kerjasama dengan kelompok dan
kolaborasi dengan tim Kesehatan jiwa yang lain. Dokumentasi rencana tindakan
keperawatan dicatat pada formulir dokumen keperawatan yang berlaku.

D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Keluarga


Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan. Pada situasi yang nyata sering implementasi jauh berbeda dengan
rencana. Hal ini terjadi karena perawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis
dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Yang biasa adalah rencana tidak
tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang

44
dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan pasien dan perawat jika berakibat fatal,
dan juga tidak memenuhi aspek legal.

Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu


memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan
pasien sesuai dengan kondisinya saat ini (here and now). Perawat juga menilai diri
sendiri apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, teknikal sesuai
dengan tindakan yang akan dilaksanakan. Dinilai kembali apakah aman bagi pasien.
Setelah semua tidak ada hambatan maka tindakan perawat boleh dilaksanakan. Pada
saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan klien
dilaksanakan dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peran serta pasien
yang diharapkan. Dokumentasikan semua tindakan yang telah dilaksanakan beserta
respon pasien.

E. Evaluasi Hasil Tindakan Keperawatan Keluarga


Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respons pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua,
yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan.
Evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan membandingkan respons pasien pada
tujuan jangka pendek dan panjang yang telah ditentukan.

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai pola


pikir :

S = respons subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.


O = respons objektif terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
A = analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau
P = perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respons pasien

45
Rencana tindak lanjut dapat berupa :
 Rencana teruskan, tetapi jika masalah tidak berubah
 Rencana dimodifikasi jika masalah tetap, semua tindakan sudah dijalankan tetapi
hasil belum memuaskan.
 Rencana dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang dengan
masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkan.
 Rencana atau diagnosis selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang diperlukan
adalah memelihara dan mempertahankan kondisi yang baru.

Pasien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat melihat perubahan
dan berupaya mempertahankan dan memelihara. Pada evaluasi dapat diperlukan
”reinforcement” untuk menguatkan perubahan yang positif. Pasien dan keluarga
juga dimotivasi untuk melakukan ”self-reinforcement”. Dokumentasi implementasi
dan evaluasi tindakan keperawatan dapat menggunakan formulir yang telah
ditentukan.

Materi Pokok 3: Asuhan Keperawatan Kelompok/Masyarakat

Keperawatan menyediakan pelayanan kepada manusia berfokus pada upaya promosi


dan pemeliharaan Kesehatannya, pencegahan atau penyelesaian masalah Kesehatan kepada
klien karena adanya penyakit atau penderitaan, tanpa membatasi fokus orientasi
masalahnya. Keperawatan responsive terhadap perubahan-perubahan kebutuhan sosial dan
bertambah luasnya pengetahuan dasar baik dari ranah teori maupun keilmuan. Salah satu
tujuan keperawatan adalah mencapai dampak positif klien yang dan memaksimalkan
kwalitas hidupnya melalui rentang kehidupan individu yang dilaluinya. Perawat
memfasilitasi disiplin lain dan memberikan asuhan keperawatan komprehensif dengan
melibatkan berbagai profesional Kesehatan lain dan tenaga-tenaga lainnya dalam tim
pelayanan Kesehatan.

Pelayanan Keperawatan merupakan bantuan yang diberikan karena adanya


keluhan fisik dan atau mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan
melaksanakan kegiatan sehari hari secara mandiri. Bantuan juga

46
ditujukan kepada penyediaan pelayanan Kesehatan, sehingga memungkinkan setiap orang
mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif melalui praktik keperawatan.

Praktik Keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat professional melalui


kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga Kesehatan lainnya pada saat
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
Praktik keperawatan sebagai tindakan keperawatan professional menggunakan
pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar (biologi, fisik,
biomedik, perilaku, sosial) dan ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan
asuhan keperawatan.

Praktik keperawatan profesional dilihat dari sisi profesi merupakan kewajiban memenuhi
hak masyarakat mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional dan Kesiapan
perawat dalam melaksanakan praktik ilmiah dengan benar, baik dan bertanggung jawab.
Sedangkan di lihat dari sisi perundang-undangan Praktik keperawatan profesional
merupakan sikap, tingkah laku dan kemampuan yang diakui dapat melaksanakan praktik
keperawatan profesional dan sesuai dengan perangkat peraturan perundang-undangan
maupun system pengendalian.

Karakteristik praktik keperawatan profesional (Malkemes, L.C. 1983) adalah adanya


Autoritas, Akuntabilitas, Pengambilan keputusan mandiri, Kolaborasi multidisiplin dalam
membantu penyelesaian masalah klien, Mengadakan advokasi dalam mengatasi masalah
klien dan memfasilitasi pemberdayaan potensi organisasi dan sistem klien.

Dalam menjalankan kewenangannya, perawat mempunyai kewajiban :


1. Menghormati hak pasien
2. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Memberikan informasi
5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
6. Melakukan catatan perawatan dengan baik

47
Karakteristik Praktik Keperawatan Komunitas
1. Memadukan tehnik dan ketrampilan keperawatan dan kesehatan masyarakat
2. Pelayanan Continuity care
3. Fokus intervensi primary prevention, secondary prevention, tertiary prevention.
4. Melakukan proses alih kelola dari perawat ke klien (kearah kemandirian)
5. Kemitraan antara Perawat dan klien
6. Mendukung multidisiplin colaboration

Peran Perawat Kesehatan Komunitas


Asuhan keperawatan adalah merupakan rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang
diberikan kepada klien individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Kegiatan ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang mencakup
pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Proses keperawatan adalah ”Suatu rangkaian pemecahan masalah yang sistematis dan
ilmiah yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dan membantu
klien mengatasi masalah keperawatan atau meningkatkan kemandiriannya dalam
mencapai status fungsi yang optimal”.

A. Pengkajian Keperawatan Kelompok/ Masyarakat


Beberapa Jenis data didasarkan pada variable yang perlu dikaji dikomunitas mencakup :
1. Penduduk
a. Data Demografi
b. Data Vital Statistik
c. Data Riwayat Kesehatan.
d. Keyakinan / norma / Kebiasaan/ Perilaku
2. Pelayanan Kesehatan/ Sosial
a. Fasilitas yang tersedia dan jenis pelayanannya
b. Pemanfaatan fasilitas oleh masyarakat
3. Lingkungan Fisik
a. Sanitasi lingkungan pemukiman : Rumah, Sumber air, Jamban

48
b. Sanitasi lingkungan umum : SPAL, TPS, Jamban Umum
c. Kondisi sarana umum : Pasar, Sekolah, Lapangan
4. Ekonomi
a. Sumber / mata pencaharian/ Pekerjaan
b. Penghasilan/ Pengeluaran/ Kebutuhan
5. Pendidikan
a. Pemanfaatan fasilitas pendidikan dan pelatihan oleh masyarakat
b. Kelengkapan sarana/ fasilitas sekolah yang tersedia : jenis, karakteristik
pengguna, keadekuatan.
6. Kebijakan dan Pemerintahan
a. Perkembangan organisasi kemasyarakatan
b. Peran serta masyarakat dalam pembangunan wilayah
c. Kebijakan dan peraturan- peraturan kemasyarakatan
d. Pemerintahan wilayah : RT-RW-Lurah- Camat dst.
7. Komunikasi
a. Jenis sarana komunikasi yang tersedia
b. Pemanfaatan sarana komunikasi oleh masyarakat
c. Kebutuhan sarana komunikasi formal dan non formal
8. Keamanan dan transportasi
a. Jenis sarana keamanan dan transportasi yang tersedia
b. Pemanfaatannya oleh masyarakat
c. Keadekuatan fungsi pengamanan dan transportasi
9. Rekreasi
a. Jenis sarana / fasilitas rekreasi yang tersedia : Olahraga, Kesehatan, rekreasi
b. Pemanfaatannya oleh masyarakat

Metode Pengumpulan Data di Komunitas


Berbagai metode yang dapat digunakan dalam melaksakan pengumpulan data di
komunitas antara lain adalah dengan cara :
a. Whindshield Survey (Pengamatan sepintas)
b. Wawancara yang dapat dilakukan oleh perawat dengan : Petugas Puskesmas,
Aparat Pemda, Tokoh Masyarakat, Kader, Ormas Lain dan Masyarakat Itu
Sendiri

49
c. Penyebaran instrumen angket yang di berikan kepada Penduduk/ komunitas untuk
di isi
d. Observasi Partisipasi yang dilakukan dalam Setting Sosial
e. Analisa Data Sekunder yaitu dengan menelusuri data hasil sensus, Riwayat
perkembangan wilayah tersebut, Vital statistik ( dapat berupa angka kematian,
angka Kesakitan, angkah keluargaahiran dan lain-lain). Serta Hasil Penelitian dan
lain-lain.
f. Survey Terstruktur yaitu merupakan kegiatan survey atau observasi yang
direncanakan oleh perawat untuk mendapatkan data tertentu

B. Diagnosis Keperawatan Kelompok/ Masyarakat


Beberapa Pertanyaan yang perlu dijawab dalam analisa data :
a. Apa yang sedang terjadi secara fisik dan sosial dan bagaimana
manifestasinya
b. Bagaimana perasaan, persepsi dan sikap yang di ekspresikan
c. Penampilan apa yang tidak wajar, tidak diharapkan
d. Perubahan apa yang terjadi dan bagaimana koping komunitas
e. Apa yang diberikan kepada komunitas (Faktor penghambat dan
pendukung)

Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan hipotetis / keputusan klinik tentang


respon klien terhadap masalah Kesehatan atau proses kehidupan baik aktual, resiko
atau potensial yang didasarkan pada hasil pengkajian dan diagnosa tersebut dapat
diperbaiki melalui intervensi keperawatan. Rumusan diagnosa keperawatan terdiri
dari pernyataan Masalah Keperawatan dikaitkan dengan rumusan Penyebab
timbulnya masalah keperawatan dan disertai dengan tanda-tanda/ gejala adanya
masalah keperawatan (Problem + Etiologi
+ Symptom).

Contoh diagnosa keperawatan kelompok/ masyarakat


a. Peningkatan insiden gangguan psikososial (Depresi dan kecemasan) di komunitas
b/d. Adanya kejadian bencana dan tidak tersedia fasilitas pelayanan gangguan
Kesehatan mental.

50
b. Ketidakmampuan Komunitas Menyediakan Kebutuhan Nutrisi b/d. tingginya
Kesakitan akibat defisiensi vitamin, isolasi dari komunitas penghasil makanan
c. Isolasi sosial bagi penduduk lansia b/d. tidak adanya pelayanan Kesehatan lansia
di rumah/ komunitas
d. Potensial ancaman stabilitas keluarga b/d. tidak adanya pengetahuan terkait
hakekat interaksi orang tua anak, suami-istri

C. Perencanaan Tindakan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat


Intervensi keperawatan kelompok/ masyarakat :
a. Kemungkinan Kebutuhan komunitas dapat dipenuhi melalui : Tindakan
Perawatan, Pengarahan/ nasehat, Penjelasan, Konseling, Rujukan.
b. Intervensi keperawatan dapat dilakukan untuk upaya pencegahan Primer,
pencegahan Sekunder, atau pencegahan Tersier

Contoh intervensi keperawatan kelompok/ masyarakat


1. Peningkatan insiden gangguan psikososial (Depresi dan kecemasan) di komunitas
b/d. Adanya kejadian bencana dan tidak tersedia fasilitas pelayanan gangguan
Kesehatan mental.
a. Pencegahan Primer
1) Memberikan Pendidikan Kesehatan. Tentang gangguan psikososial
(Depresi, kecemasan) dan cara mengatasinya kepada Individu, Keluarga,
dan Komunitas yang mengalami kondisi stres
2) Mendiseminasikan informasi tentang manajemen stres
3) Mengurangi faktor resiko yang mengakibatkan gangguan psikososial
4) Berkontribusi meningkatkan kondisi sosial komunitas yang putus asa, tidak
berdaya
b. Pencegahan Sekunder
1) Skrining penderita depresi berat dan lakukan rujukan untuk
pemeriksaaan diagnosa dan pengobatannya
2) Bantu keluarga melakukan rujukan klien
3) Berikan pembinaan keluarga yang mempunyai masalah anggota keluarga
mengalami depresi/ kecemasan

51
4) Anjurkan keluarga memberitahukan petugas Kesehatan. jika
ditemukan tanda keracunan obat
c. Pencegahan Tersier
1) Libatkan keluarga untuk menjalani terapi jika klien mengalami
gangguan depresi ulang
2) Lakukan pembinaan keluarga melalui kegiatan home care pada masa
pemulihan klien
3) Ciptakan jaringan komunikasi antara : Klien/ keluarga – perawat
komunitas – petugas Kesehatan jiwa

2. Ketidakmampuan Komunitas Menyediakan Kebutuhan Nutrisi b/d. tingginya


Kesakitan akibat defisiensi vitamin, isolasi dari komunitas penghasil makanan
a. Pencegahan Primer
Mengembangkan program pendidikan Kesehatan untuk anggota masyarakat
tentang kebutuhan nutrisi dan alternatif sumber-sumber nutrisi
b. Pencegahan Sekunder
Memberikan perawatan kepada keluarga/ kelompok yang mengalami defisiensi
nutrisi
c. Pencegahan Tersier
Bantu komunitas dalam memonitor program rehabilitasi nutrisi untuk
mengamankan keadekuatan sumber-sumber makanan

D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat


Dalam melaksanakan intervensi keperawatan komunitas secara umum mempunyai
tujuan akhir Meningkatkan, Mempertahankan dan Memperbaiki Kesehatan klien,
serta mencegah penyakit dan menunjang pemulihan Kesehatan klien. Berbagai
strategi implementasi dalam melaksanakan pelayanan keperawatan komunitas antara
lain adalah melalui strategi Proses Kelompok, strategi Partnership, dan Strategi
Promosi Kesehatan.
1. Strategi Proses Kelompok
Tahap-tahap perkembangan kelompok
a. Tahap Initiative

52
Karakteristik pada tahap ini antara lain :
1) Anggota kelompok Biasanya Baru Pertama Bertemu (Tingkat
Kepercayaan Terhadap Kelompok Masih Rendah)
2) Perlu Dikembangkan Tujuan Yang Spesifik (Strategi Intervensi Untuk
Mencapai Tujuan Kelompok
3) Perlu Ditentukan Pimpinan & Anggota Kelompok. (Batasan,
Pengertian, Maksud, Tujuan, Strategi Intervensi & Kapan Tujuan
Dapat.Tercapai)
4) Pimpinan Bertanggung Jawab Untuk Meyakinkan Kelompok Tentang
Peran, Norma & Tujuan Kelompok
b. Tahap Kerja (Work Phase) Karakteristik
pada tahap ini antara lain :
1) Mengembangkan keeratan (Cohesiveness) Kelompok & Berfungsi
Sebagai Tim (Berupaya Mencapai Tujuan)
2) Menyelesaikan Konflik (Timbul Akibat Adanya
Perselisihan/Perbedaan Pendapat
3) Penyelesaian Masalah & Pembuatan Perubahan (Dengan
Pendekatan Proses Kelompok.)
4) Membuat Keputusan: Bisa Dibuat Oleh Pimpinan Kelompok, Sub
Kelompok, Voting Atau Konsensus
c. Tahap Akhir (Termination Phase)
Karakteristik pada tahap ini antara lain :
1) Terminasi Dilakukan Jika Tujuan Sudah Tercapai Atau Sesuai Waktu Yang
Ditentukan
2) Evaluasi Tercapainya Tujuan Kelompok
3) Rencanakan Tindak Lanjutnya
4) Lakukan Diskusi (Untuk Express Feeling)

2. Evaluasi Proses Kelompok


Karakteristik Kelompok Yang Efektif
a. Mengembangkan dan Memelihara Keterpaduan Anggota Tetapi Tidak
Dikontrol Oleh Keterpaduan Tersebut, Dan Ada Prioritas Kemampuan
Menyelesaikan Masalah

53
b. Mendorong dan Memfasilitasi Anggota Untuk Berpartisipasi Maksimal
(Kreatifitas & Fleksibilitas Dalam. Membuat Keputusan
c. Peran Kepemimpinan Didasarkan Atas Keahlian Individuividu dan
Kebutuhan Kelompok
d. Menetapkan dan Menjabarkan Kriteria Evaluasi Tingkat Pencapaian
Tujuan
e. Saat Terminasi, Anggota Dapat. Belajar Dari Keberhasilan/ Kegagalan Yang
Dialami dan Punya Pandangan Positif Terhadap Proses Kelompok

3. Strategi Kerjasama (Partnership)


Jenis-jenis model kerjasama
a. Kerjasama Multidisiplin (Multidiciplinary Collaboration)
Sangat Efektif Untuk Mengidentifikasi & Mengkaji Resiko Kesehatan Di
Masyarakat. Model kerjasama ini akan memfasilitasi Fungsi Perawat Dalam. :
1) Mengkaji Kebutuhan Kesehatan Komunitas
2) Menentukan Populasi Yang.Beresiko Sakit, Cacat, Kematian
3) Merencanakan Program & Mengalokasikan Sumber
4) Mengidentifikasi Isu Isu Penelitian

Tujuan :
1) Mengambil manfaat terhadap pengetahuan dan ketrampilan lebih dari satu
profesi
2) Mengembangkan kerjasama diantara partner

b. Membangun Jejaring (Network)


Dapat dimanfaatkan terutama dalam praktek keperawatan di masyarakat
: kerjasama ini dilakukan melalui pertukaran informasi tentang kebutuhan
klien, efek pelayanan dan penyediaan sumber pelayanan kesehatan di
masyarakat.

Tujuan :
1) Meningkatkan informasi kepada orang yang mempengaruhi perilaku
penduduk dan penyediaan sumber pelayanan kesehatan

54
2) Melalui Network Perawat Dapat :
a) Mengumpulkan Informasi Tentang kebutuhan pelayanan kesehatan
(Why, When, How) sehingga dapat mnginterpretasikan kebutuhan
kesehatan & menjelaskan tersedianya pelayanan kesehatan
b) Menurunkan resiko kesehatan di masyarakat dan dapat memfasilitasi
perawat untuk masuk ke masyarakat dan mengembangkan kerjasama
komunitas
c) Meningkatkan dan mempertahankan hubungan kerjasama dengan profesi
lain dan memfasilitasi terjadinya tipe kerjasama perawat dengan klien
maupun kerjasama dengan multidisiplin.

c. Advokasi Konsumen (Consumery Advocacy)


Jenis kerjasama ini selalu melibatkan perawat, klien dan orang yang punya
kekuasaan (Mis: Pimpinan Politik, Profesi Lain, Tokoh masyarakat).

Tujuan Consumery Advocacy:


1) Consumery Advocacy diartikan sebagai upaya pemecahan masalah lebih
lanjut jika penyelesaian konflik tidak konsisten dengan keinginan klien.
2) Perawat diharapkan melakukan advokasi jika kebutuhan kelompok beresiko
tinggi tidak tersedia di dalam program atau di dalam system pelayanan
kesehatan.
3) Dapat melakukan tindakan untuk: meningkatkan penyediaan dana,
penyediaan waktu dari profesi lain atau dimana pelayanan dapat diperoleh.
Dalam hal ini keterlibatan klien dalam proses advokasi adalah essensial.

4. Strategi Promosi Kesehatan


Berbagai Jenis Program Program promosi kesehatan yaitu : Diseminasi Informasi,
Pengkajian dan penilaian, Modifikasi gaya hidup, Dukungan social-budaya,
Penataan lingkungan sekitar.

55
Jenis Jenis Kegiatan Promosi Kesehatan
a. Diseminasi Informasi
1) Untuk mengubah sikap, keyakinan dan perilaku melalui pemberian
informasi
2) Menimbulkan kesadaran individu. keluarga & komunitas bahwa suatu
masalah yang timbul dapat diatasi ( pemasangan tempat pemberitahuan
melalui televisi tentang upaya menghentikan merokok; pembuatan brosur
untuk kontrol berat badan; memasukan arti keluarga tentang fitness di surat
kabar)

b. Pengkajian dan Penilaian


Mendorong seseorang untuk mengurangi faktor resiko & mengadopsi gaya
hidup sehat. misal penilaian terhadap resiko kesehatan (memperkirakan resiko
penyakit berdasarkan riwayat medis, pemeriksaan fisik dan lain-lain).

c. Life Style Modification


Membantu individu dan keluarga untuk bertanggung jawab atas kesehatan
sendiri dan membuat perubahan perilaku yang sesuai untuk meningkatkan
kualitas kehidupan secara lebih komprehensive (perubahan perilaku didasar
pada kemahiran desiminasi informasi & perlu kontak yang.lama antara klien
dengan profesi kesehatan)

Faktor Faktor Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Perubahan Life Style:


1) Situasi yang berubah
2) Tersedianya pengetahuan dan kerampilan untuk melaksanakan dan
meneruskan perubahan
3) Hasil yang akan diperoleh dari perilaku baru
4) Adanya dukungan fisik dan sosial untuk merubah perilaku

d. Penataan Lingkungan (Environmental Restructuring)


1) Mendukung Penyediaan Faktor Penunjang Untuk Optimalkan Kualitas
Lingkungan dan Peningkatan Perilaku

56
2) Meliputi Lingkungan Fisik, Sosial & Ekonomi misalnya :
a) Mengatur Kenyamanan & Keamanan Fisik (Menghindarkan Terjadi
Pencemaran Air Minum)
b) Menciptakan Keterpaduan Kelompok (Timbul Rasa Memiliki)
c) Menetapkan Suatu Mekanisme Yang Efektif Sehingga. Dapat Menjamin
Pemenuhan Ekonomi Keluarga. Yang Adekwat (Mis Koperasi)

e. Dukungan Sosial Budaya


Terjadi lebih berasal dari bawah (bottom up) (misal penetapan anggaran
kesehatan nasional ; pengadaan asuransi kesehatan di perusahaan;
membudayakan kebiasaan berolah raga)

E. Evaluasi Hasil Tindakan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat


a. Mengukur keberhasilan selama evaluasi, mengumpulkan data dan analisis
perubahan ?
b. Dilakukan bersama sama masyarakat
c. Merupakan respon masyarakat terhadap program kesehatan

Apa Yang Dievaluasi?


a. Relevansi Program Dengan Kebutuhan Masyarakat
b. Rencana Yang Dibuat
c. Efisiensi Biaya
d. Efektifitas Program
e. Dampak Aktifitas Program dalam Jangka Panjang

Jenis Evaluasi
1. Formatif: Jenis evaluasi ini merupakan kegiatan menilai Aktifitas program setiap
hari dan dilakukansesaat.
2. Sumatif: merupakan jenis evaluasi yang menilai aktifitas jangka panjang dan
dilakukan pada akhir program.

57
Materi Pokok 4: Integrasi Pelayanan Perkesmas dengan
Pendekatan Keluarga

Integrasi pelayanan Perkesmas dengan pendekatan keluarga dilakukan dalam rangka


meningkatkan cakupan pelayanan Perkesmas dan meningkatkan perwujudan keluarga
sehat. Pendekatan keluarga saat ini dilaksanakan Puskesmas dalam bentuk kegiatan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Keluarga merupakan
salah satu sasaran pelayanan Perkesmas. Melalui kunjungan keluarga dalam rangka PIS-
PK, koordinator Perkesmas akan memperoleh data dukung untuk penetapan sasaran
keluarga binaan yang membutuhkan intervensi lebih lanjut dalam bentuk pelayanan
Perkesmas. Hasil pelayanan Perkesmas dalam bentuk peningkatan kemandirian keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan diharapkan dapat meningkatkan capaian indikator
keluarga sehat di wilayah kerja Puskesmas.

Di bawah ini merupakan penjelasan upaya integrasi pelayanan Perkesmas dengan PIS-PK.
Mekanisme ini dapat dijadikan contoh untuk mengintegrasikan pelayanan Perkesmas
dengan program kesehatan lainnya yang ada di Puskesmas.

Dalam pelaksanaan integrasi pelayanan Perkesmas dengan PIS-PK, Perawat dapat


berperan sebagai:

a. Bagian dari Tim Pembina Keluarga PIS-PK yang memantau status kesehatan keluarga
terhadap indikator utama keluarga sehat dan memberikan intervensi awal
b. Pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin Perkesmas, dan/atau koordinator
Perkesmas yang memberi pelayanan Perkesmas dalam rangka intervensi lanjut terhadap
sasaran keluarga binaan tersebut
c. Penanggung jawab program terkait dengan masalah kesehatan yang dipantau dalam
PIS-PK dan/atau program kesehatan lainnya

A. Persiapan Pelaksanaan Kunjungan Keluarga


1. Sosialisasi Internal
Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab pelaksanaan pendekatan keluarga
di Puskesmas wajib melakukan sosialisasi PIS-PK kepada semua

58
tenaga kesehatan di Puskesmas. Selanjutnya koordinator Perkesmas
menindaklanjuti hasil sosialisasi dengan rapat koordinasi internal bersama dengan
Perawat lain di Puskesmas terkait intervensi lanjut dalam rangka integrasi
pelayanan Perkesmas dengan PIS-PK.
2. Pertemuan Teknis Tim Pembina Keluarga
Pertemuan teknis tim pembina keluarga PIS-PK dilakukan dalam rangka
membahas perencanaan kunjungan keluarga terkait waktu dan jadwal kunjungan
keluarga, pengaturan pembagian kerja/tugas pembina keluarga, jumlah, lokasi dan
target sasaran keluarga, ketersediaan sarana dan prasarana dengan memperhatikan
jumlah keluarga yang berada dalam wilayah binaannya. Setelahnya, tim Pembina
keluarga PIS-PK melakukan briefing/pre-conference sebelum turun ke
lapangan.
3. Penyiapan Sarana dan Prasarana untuk Kunjungan Keluarga
Tim pembina keluarga PIS-PK merencanakan dan memastikan ketersediaan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan antara lain Prokesga, Pinkesga dan
formulir pencatatan data lainnya. Untuk kunjungan Perkesmas, Perawat harus
menyiapkan kartu asuhan keperawatan dan Kit Keperawatan Kesehatan
Masyarakat (PHN Kit)

B. Kunjungan Keluarga dan Intervensi Awal


Perawat melakukan kunjungan keluarga diawali dengan membina hubungan saling
percaya dengan anggota keluarga melalui perkenalan, penjelasan tujuan kunjungan
keluarga sambil mengidentifikasi kesiapan dan kesediaan keluarga menerima
fasilitasi Perawat. Perawat sebagai bagian dari tim Pembina keluarga PIS-PK
melakukan tugas-tugas sebagai berikut:
1. Melakukan pemantauan status kesehatan keluarga menggunakan Prokesga;
2. Melakukan penemuan kasus baru/deteksi dini;
3. Memeriksa sanitasi rumah;
4. Melakukan pendataan program kesehatan lain yang diintegrasikan dalam
kunjungan keluarga;
5. Mengidentifikasi keluarga bermasalah kesehatan/berisiko Kesehatan; dan
6. Melakukan edukasi kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang ditemukan
saat kunjungan dengan menggunakan Pinkesga. Apabila

59
melakukan edukasi maka Perawat mendokumentasikan kegiatan edukasi pada
kartu asuhan keperawatan

Tabel 4. Contoh Intervensi Awal Perkesmas pada Sasaran Keluarga


Indikator PIS-PK Intervensi Awal Perkesmas
1. Keluarga 1. Menjelaskan tujuan dan manfaat mengikuti program KB.
mengikuti 2. Menunjukkan jenis alat kontrasepsi, tujuan dan efek
program KB sampingnya
3. Memandu keluarga memilih salah satu jenis kontrasepsi
sesuai kesepakatan keluarga dan status kesehatan pasangan
usia subur
4. Menganjurkan ibu bersalin untuk menggunakan KB segera
setelah melahirkan
5. Mengadvokasi keluarga agar mengunjungi fasilitas
pelayanan kesehatan untuk menjadi peserta KB

2. Keluarga 1. Menjelaskan manfaat bersalin di fasilitas pelayanan


dengan ibu kesehatan
melakukan 2. Menjelaskan risiko yang mungkin terjadi jika persalinan
persalinan di tidak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
fasilitas 3. Menjelaskan cara memperoleh layanan persalinan dari
pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan
kesehatan 4. Menginformasikan akses fasilitas pelayanan kesehatan
yang bisa dimanfaatkan

3. Keluarga 1. Menjelaskan tujuan dan manfaat mendapatkan


dengan bayi imunisasi dasar lengkap
mendapat 2. Menunjukkan jenis imunisasi dasar, tujuan dan efek
imunisasi dasar sampingnya
lengkap 3. Menunjukkan cara mengatasi efek samping dari setiap
jenis imunisasi dasar
4. Menginformasikan fasilitas yang dapat digunakan untuk
mendapatkan imunisasi dasar lengkap
5. Memotivasi keluarga mendapatkan imunisasi dasar
lengkap di fasilitas pelayanan kesehatan
4. Keluarga 1. Menjelaskan tujuan dan manfaat ASI eksklusif bagi bayi
dengan bayi dan Ibu
mendapat ASI 2. Menjelaskan risiko jika bayi tidak memperoleh ASI
eksklusif eksklusif
3. Melakukan edukasi dan pendampingan proses pemberian
ASI eksklusif: gizi Ibu menyusui, posisi menyusui, dan
perlunya dukungan keluarga
4. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan/ UKBM dalam memperoleh
dukungan untuk keberhasilan ASI eksklusif
5. Keluarga 1. Menjelaskan pentingnya pemantauan pertumbuhan balita
dengan balita 2. Menjelaskan tujuan dan manfaat pemantauan
mendapatkan pertumbuhan balita
pemantauan 3. Menjelaskan risiko jika pemantauan pertumbuhan balita
pertumbuhan tidak dilakukan

60
Indikator PIS-PK Intervensi Awal Perkesmas

4. Memberikan edukasi dan pendampingan proses


pemantauan pertumbuhan balita
5. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan/ UKBM terhadap hasil
pemantauan pertumbuhan balita
6. Keluarga 1. Menjelaskan gejala penyakit TBC
dengan 2. Menjelaskan cara pencegahan penularan TBC
penderita TBC 3. Menjelaskan pemeriksaan yang diperlukan untuk
mendapatkan mengetahui penyakit TBC
pengobatan 4. Menjelaskan tujuan pengobatan TBC sesuai standar
sesuai standar 5. Menjelaskan risiko jika pengobatan TBC sesuai standar
tidak dilakukan
6. Memberikan edukasi dan pendampingan proses
pengobatan TBC sesuai standar
7. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan/ UKBM dalam memperoleh
pengobatan TBC sesuai standar
7. Keluarga 1. Menjelaskan faktor resiko penyakit hipertensi
dengan 2. Menjelaskan gejala penyakit hipertensi
penderita 3. Menjelaskan cara mencegah hipertensi misalnya dengan
hipertensi CERDIK
melakukan 4. Menjelaskan cara mengendalikan hipertensi dengan
pengobatan PATUH
secara teratur. 5. Menjelaskan tujuan pengobatan teratur untuk hipertensi
6. Menjelaskan pentingnya mendapat pengobatan teratur
untuk hipertensi
7. Menjelaskan risiko / komplikasi jika pengobatan teratur
untuk hipertensi tidak dilakukan
8. Melakukan edukasi dan pendampingan proses pengobatan
teratur untuk hipertensi
9. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan dalam memperoleh pengobatan
teratur untuk hipertensi
10. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan UKBM
dalam pemeriksaan kesehatan secara rutin

8. Keluarga 1. Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika ada


dengan anggota keluarga yang memiliki gejala atau gangguan jiwa
penderita 2. Menjelaskan pentingnya penderita gangguan jiwa
gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan
mendapatkan 3. Menjelaskan tujuan penderita gangguan jiwa mendapat
pengobatan dan pengobatan dan tidak ditelantarkan
tidak 4. Menjelaskan risiko jika penderita gangguan jiwa tidak
diterlantarkan. mendapat pengobatan dan ditelantarkan
5. Melakukan edukasi dan pendampingan proses pengobatan
penderita gangguan jiwa dan tidak ditelantarkan
6. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan dalam memperoleh pengobatan
penderita gangguan jiwa

61
Indikator PIS-PK Intervensi Awal Perkesmas
9. Keluarga 1. Menjelaskan penyakit akibat rokok
dengan anggota 2. Menjelaskan pentingnya perilaku tidak merokok dalam
keluarga tidak keluarga
ada yang 3. Menjelaskan tujuan kebiasaan tidak merokok bagi
merokok. kesehatan keluarga
4. Menjelaskan risiko jika ada anggota keluarga yang
merokok
5. Melakukan edukasi tips berhenti merokok serta
pendampingan upaya berhenti merokok
6. Mengadvokasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan dalam memperoleh dukungan
berhenti merokok
10. Keluarga 1. Menjelaskan pentingnya menjadi anggota JKN
sudah menjadi 2. Menjelaskan manfaat JKN
anggota JKN 3. Menjelaskan prosedur dan syarat menjadi anggota JKN
4. Melakukan edukasi dan mendorong keluarga untuk
menjadi anggota JKN

11. Keluarga 1. Menjelaskan pentingnya dan manfaat keluarga


mempunyai mempunyai akses atau memiliki sarana air bersih
akses atau 2. Menjelaskan ciri dan kriteria yang termasuk air bersih
memiliki sarana 3. Menjelaskan tujuan mempunyai akses atau memiliki
air sarana air bersih
bersih. 4. Menjelaskan risiko jika keluarga tidak mempunyai akses
atau memiliki sarana air bersih
5. Memfasilitasi akses atau kepemilikan sarana air bersih

12. Keluarga 1. Menjelaskan pentingnya keluarga mempunyai akses atau


mempunyai memiliki jamban sehat
akses atau 2. Menjelaskan tujuan mempunyai akses atau memiliki
memiliki jamban sehat
jamban sehat 3. Menjelaskan manfaat BAB dan BAK di jamban
4. Menjelaskan risiko jika keluarga tidak mempunyai akses
atau memiliki jamban sehat
5. Memfasilitasi akses atau kepemilikan jamban sehat

7. Apabila keluarga termasuk katagori keluarga yang membutuhkan intervensi lanjut


maka Perawat menginformasikan kepada keluarga tentang rencana tindak lanjut
untuk pembinaan kesehatan keluarga. Selanjutnya, Perawat mengakhiri
kunjungan keluarga apabila tugas-tugas yang dilakukan telah selesai.

C. Analisis Hasil Kunjungan Keluarga dan Rencana Intervensi Lanjut


1. Dalam konteks PIS-PK, selesai kunjungan keluarga, Perawat sebagai pembina
keluarga PIS-PK segera mengumpulkan hasil kunjungan keluarga

62
(Prokesga yang sudah diisi) dan melaporkan penanggung jawab PIS-PK untuk
diinput ke dalam aplikasi Keluarga Sehat dan/atau secara manual.
2. Selanjutnya penanggung jawab PIS-PK menyampaikan data dasar Prokesga, data
temuan kasus dan data lainnya kepada tiap penanggung jawab program kesehatan
terkait untuk intervensi lanjut. Contoh: data temuan keluarga yang bermasalah
kesehatan/berisiko tinggi dikoordinasikan dengan koordinator Perkesmas.

3. Dalam konteks pelayanan Perkesmas, selesai kunjungan keluarga, Perawat yang


memegang tugas sebagai pembina keluarga PIS-PK maupun sebagai pelaksana
Perkesmas melakukan tugas sebagai berikut:
a. Menyusun dokumentasi kegiatan edukasi keluarga pada kartu asuhan
keperawatan.
b. Berkoordinasi dengan penanggung jawab darbin Perkesmas terkait sasaran
keluarga yang memerlukan tindak lanjut.

Setelah menerima laporan dari pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin


Perkesmas melaporkan data sasaran keluarga yang memerlukan tindak lanjut kepada
koordinator Perkesmas. Selanjutnya, koordinator Perkesmas melaksanakan rapat
koordinasi bersama tim Perawat terkait tugas-tugas:
1. Melakukan analisis data sasaran keluarga yang memerlukan intervensi;
2. Melakukan analisis kemungkinan perlu dilakukan asuhan keperawatan pada
kelompok/masyarakat;
3. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan pelayanan Perkesmas dalam hal asuhan
keperawatan keluarga dan kelompok/masyarakat. Bagi Perawat yang sudah
menjadi pembina keluarga maka intervensi lanjut menjadi tanggung jawabnya.
Apabila ada keluarga yang memerlukan pelayanan Perkesmas saat dilakukan
intervensi lanjut oleh pembina keluarga non Perawat maka tugas ini
ditindaklanjuti oleh penanggung jawab darbin Perkesmas; dan
4. Melakukan tahapan asuhan keperawatan keluarga terkait:
a. Pengkajian keperawatan keluarga;
b. Diagnosis keperawatan keluarga; dan

63
c. Perencanaan tindakan keperawatan keluarga, misalnya:
1) Membantu penemuan kasus penyakit kontak serumah;
2) Melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga dengan
menggunakan Pinkesga;
3) Memantau keteraturan dalam program keperawatan dan pengobatan bagi
anggota keluarga yang sakit atau bermasalah Kesehatan; dan
4) Melakukan rujukan kasus masalah kesehatan kepada tenaga
kesehatan lain atau fasilitas pelayanan kesehatan.

Contoh intervensi tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh Perawat sebagai pelaksana
Perkesmas sekaligus pembina keluarga PIS-PK.
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
1. Keluarga mengikuti 1. Melakukan edukasi tentang KB.
program KB 2. Memotivasi keluarga untuk mengikuti program KB.
3. Memberikan alternatif pilihan jenis alat kontrasepsi
yang sesuai dengan keluarga.
4. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian mengikuti
program KB.
5. Melakukan skrining kesehatan keluarga terkait alat
kontrasepsi yang dipilih.
6. Memberikan reward dan/atau apresiasi apabila
keluarga sudah mengikuti program KB.
7. Memberikan narahubung untuk penanganan hal yang
tidak diinginkan dari jenis alat kontrasepsi yang
digunakan.
8. Memberikan sumber informasi yang mudah diakses
untuk diskusi atau tanya jawab program KB yang
diikutinya.
9. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
10. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain terkait program KB.

2. Keluarga dengan ibu Bila ada ibu hamil dalam keluarga;


melakukan
1. Melakukan edukasi tentang pentingnya
persalinan di
melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan.
fasilitas pelayanan
2. Memotivasi keluarga untuk melakukan
kesehatan
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan

64
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
3. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian melakukan
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi atas
kesediaan keluarga untuk melakukan persalinan di
fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Memberikan narahubung apabila mengalami hal
yang tidak diinginkan.
6. Memberikan sumber informasi yang mudah di akses
untuk diskusi atau tanya jawab seputar persalinan.
7. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
8. Mendiskusikan tentang tanda bahaya kehamilan.
9. Bersama keluarga memastikan alat transportasi yang
digunakan untuk akses ke fasilitas pelayanan
kesehatan saat mau melahirkan.
10. Bersama keluarga memastikan sudah minimal 4 kali
melakukan ANC.
11. Mendiskusikan dengan keluarga tentang Program
Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi
(P4K).
12. Melakukan skrining kesehatan untuk mengenali
adanya penyakit penyerta pada kehamilannya.
13. Berkolaborasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk persalinan sesuai dengan taksiran persalinanya.
Bila ada ibu pasca melahirkan dalam keluarga:
14. Melakukan skrining kesehatan keluarga pasca
melahirkan.
15. Memantau status kesehatan ibu pasca
melahirkan minimal sebanyak 3 kali.
16. Melatih keluarga tentang program parenting yang
aman dan sehat.
17. Melakukan deteksi adanya post partum bluess
(stress pasca melahirkan).

3. Keluarga dengan 1. Melakukan edukasi tentang pentingnya


bayi mendapat immunisasi dasar lengkap.
imunisasi dasar 2. Memotivasi keluarga agar bayinya diimmunisasi
lengkap dasar lengkap.

65
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
3. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian tentang
pemberian immunisasi dasar lengkap.
4. Memantau status kesehatan bayi setiap bulan sekali.
5. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan dan kesediaan keluarga atas pemberian
immunisasi dasar lengkap.
6. Memberikan narahubung apabila mengalami hal yang
tidak diinginkan (penyakit akibat tidak
diimmunisasi).
7. Memberikan sumber informasi yang mudah di akses
untuk diskusi atau tanya jawab seputar immunisasi.
8. Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan
hal-hal yang belum dimengerti.
9. Memberikan informasi jenis fasilitas pelayanan
kesehatan yang mudah diakses untuk penanganan
bayi bila mengalami masalah
kesehatan.

4. Keluarga dengan 1. Melakukan edukasi tentang pentingnya ASI eksklusif.


bayi mendapat ASI 2. Memotivasi keluarga agar bayinya mendapatkan ASI
eksklusif eksklusif.
3. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian tentang ASI
eksklusif.
4. Memantau status kesehatan bayi setiap bulan sekali.
5. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan dan kesediaan keluarga memberikan ASI
eksklusif.
6. Memberikan kontak person yang mudah dihubungi
apabila mengalami hal yang tidak diinginkan.
7. Memberikan sumber informasi yang mudah di akses
untuk diskusi atau tanya jawab seputar ASI eksklusif.
8. Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan
hal-hal yang belum dimengerti.
9. Menjelaskan kebutuhan gizi pada bayi usia 0 – 6
bulan.
10. Melatih keluarga tentang program parenting yang
aman dan sehat.

66
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
11. Melibatkan keluarga dalam memberikan
dukungan untuk keberhasilan ASI ekslusif.
5. Keluarga dengan 1. Melakukan edukasi tentang pertumbuhan balita.
balita mendapatkan 2. Memotivasi keluarga agar ikut memantau
pemantauan pertumbuhan balitanya.
pertumbuhan 3. Memantau status kesehatan balita setiap bulan sekali.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan dan kesediaan dalam pemantauan
pertumbuhan balitanya.
5. Memberikan kontak person yang mudah dihubungi
apabila mengalami hal yang tidak diinginkan.
6. Memberikan sumber informasi yang mudah di akses
untuk diskusi atau tanya jawab seputar pemantauan
pertumbuhan balita.
7. Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan
hal-hal yang belum dimengerti.
8. Mendiskusikan tanda-tanda awal kelainan
pertumbuhan pada balita.
9. Melatih keluarga tentang stimulasi pertumbuhan
pada balitanya.

6. Keluarga dengan 1. Melakukan identifikasi faktor risiko dan skrining


penderita TBC pada anggota keluarga terutama usia balita, lansia,
mendapatkan perokok, penderita DM, HIV dan faktor lingkungan.
pengobatan sesuai 2. Melakukan edukasi tentang tanda dan gejala,
standar pencegahan dan tatalaksana TBC.
3. Melakukan penyuluhan tentang aktifitas dan
kebutuhan gizi yang adekuat.
4. Melakukan edukasi PHBS di rumah termasuk etika
batuk.
5. Memotivasi penderita TBC untuk tetap mematuhi
program pengobatan.
6. Mendukung kepatuhan penderita dan keluarga
terhadap pengobatan.
7. Mendiskusikan keluhan dan efek samping dari obat
yang di konsumsi dan melakukan pendampingan
untuk mengurangi keluhan.
8. Memantau status kesehatan penderita dan
keluarga setiap bulan sekali.

67
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
9. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga dalam mengikuti program
pengobatan.
10. Memberikan kontak person yang mudah dihubungi
apabila mengalami hal yang tidak diinginkan.
11. Memberikan sumber informasi yang mudah di akses
untuk diskusi atau tanya jawab seputar TBC.
12. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
13. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program pengobatan TBC sesuai
standar khususnya terkait TBC Resistensi Obat.

7. Keluarga dengan 1. Melakukan identifikasi dan skrining faktor risiko


penderita hipertensi pada anggota keluarga terutama lansia, obesitas,
melakukan perokok, penderita DM, gaya hidup tidak sehat
pengobatan secara (makanan dan olah raga), faktor stres dan faktor
teratur. lingkungan.
2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga tentang
tanda dan gejala, pencegahan dan tatalaksana
hipertensi dan edukasi lanjutan bila dibutuhkan.
3. Melakukan penyuluhan tentang aktifitas dan
kebutuhan gizi seimbang serta pengelolaan faktor
risiko yang berhubungan dengan hipertensi.
4. Memotivasi penderita hipertensi untuk tetap
mematuhi program pengobatan.
5. Mendukung kepatuhan penderita dan keluarga
terhadap pengobatan.
6. Mendiskusikan keluhan dan efek samping dari obat
yang di konsumsi dan melakukan pendampingan
untuk mengurangi keluhan.
7. Memantau status kesehatan penderita dan keluarga
setiap bulan sekali.
8. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga dalam mengikuti program
pengobatan.
9. Mendapatkan kontak person keluarga yang
mudah dihubungi sebagai reminder.

68
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
10. Memberikan sumber informasi yang mudah di akses
untuk diskusi atau tanya jawab terkait hipertensi.
11. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
12. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program pengobatan hipertensi secara
teratur.
13. Melakukan konseling dalam rangka modifikasi
perilaku sehat.

8. Keluarga dengan 1. Melakukan identifikasi dan skrining faktor risiko


penderita gangguan pada anggota keluarga dengan penyakit kronis,
jiwa lansia, stressor terkait sosial dan ekonomi.
mendapatkan 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga tentang
pengobatan dan tanda dan gejala, pencegahan dan tatalaksana
tidak diterlantarkan. masalah dan gangguan jiwa dan edukasi lanjutan bila
dibutuhkan.
3. Melakukan penyuluhan tentang aktifitas dan
kebutuhan gizi seimbang serta pengelolaan faktor
risiko yang berhubungan dengan masalah dan
gangguan jiwa.
4. Memotivasi penderita dan keluarga masalah dan
gangguan jiwa untuk tetap mematuhi program
pengobatan.
5. Melakukan pendampingan penderita dan keluarga
terhadap kepatuhan program pengobatan.
6. Mendiskusikan keluhan dan efek samping dari obat
yang di konsumsi untuk mengurangi keluhan.
7. Memantau status kesehatan penderita dan keluarga
setiap bulan sekali.
8. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga dalam mengikuti program
pengobatan.
9. Memberikan kontak person dan sumber informasi
yang mudah di akses untuk diskusi atau tanya jawab
seputar masalah dan gangguan jiwa atau apabila
mengalami hal yang tidak diinginkan.
10. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.

69
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
11. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program pengobatan masalah dan
gangguan jiwa secara teratur.
12. Melatih keluarga dalam melakukan perawatan
sehari-hari di rumah.
13. Melakukan rujukan keperawatan apabila
diperlukan.
9. Keluarga dengan 1. Melakukan identifikasi pemicu perilaku merokok
anggota keluarga pada anggota keluarga.
tidak ada yang 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga tentang
merokok. bahaya merokok serta pencegahan dan tata laksana
untuk berhenti merokok dan edukasi lanjutan bila
dibutuhkan.
3. Melakukan penyuluhan tentang aktifitas dan
kebutuhan gizi seimbang serta pengelolaan faktor
pemicu yang berhubungan dengan perilaku merokok.
4. Memotivasi kepada perokok dan keluarga untuk
melakukan upaya berhenti merokok dan memberikan
informasi tempat layanan upaya berhenti merokok.
5. Melakukan konseling dan pendampingan perokok
dan keluarga terhadap upaya berhenti merokok.
6. Mendiskusikan bahaya merokok bagi perokok dan
keluarga serta lingkungannya.
7. Memantau status merokok.
8. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga dalam mengikuti program
upaya berhenti merokok.
9. Menginfokan layanan quit-line INA untuk layanan
berhenti merokok (0-800-177-6565) atau klinik
konseling Upaya Berhenti Merokok (UBM).
10. Memberikan sumber informasi yang mudah di akses
untuk diskusi atau tanya jawab seputar bahaya
merokok.
11. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
12. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari
mengikuti program upaya berhenti merokok.
13. Melakukan rujukan keperawatan apabila
diperlukan.

70
Indikator PIS-PK Jenis Intervensi Lanjut Perkesmas
10. Keluarga sudah 1. Melakukan identifikasi faktor penyebab keluarga
menjadi anggota tidak menjadi peserta JKN.
JKN 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
tentang JKN.
3. Memotivasi kepada keluarga untuk menjadi
peserta JKN.
4. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian menjadi
peserta JKN.
5. Menjelaskan tentang alur dan syarat pengurusan
sebagai peserta JKN.
11. Keluarga 1. Melakukan identifikasi sumber air bersih dan air
mempunyai akses minum keluarga.
atau 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga tentang air
memiliki sarana bersih dan air minum.
air bersih. 3. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya akses dan
menjaga sarana air bersih.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga yang sudah mempunyai akses
atau memiliki sarana air bersih.
5. Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan
hal-hal terkait permasalahan air bersih yang belum
dimengerti.
6. Melakukan kolaborasi uji sampel air kepada
petugas kesehatan lingkungan.
12. Keluarga 1. Melakukan identifikasi akses atau kepemilikan jamban
mempunyai akses sehat keluarga.
atau 2. Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga tentang
memiliki jamban jamban sehat.
sehat 3. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya akses dan
kepemilikan jamban sehat.
4. Memberikan reward dan/atau apresiasi terhadap
kemampuan keluarga yang sudah mempunyai akses
dan kepemilikan jamban sehat.
5. Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan
hal-hal yang belum dimengerti.
6. Melakukan kolaborasi dengan petugas kesehatan
lingkungan untuk melakukan pemicuan jamban
sehat.

71
D. Pelaksanaan Intervensi Lanjut
Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, Perawat sebagai pelaksana Perkesmas
melaksanakan tugas saat kunjungan keluarga sebagai berikut:
1. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana.
2. Melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan dengan metode SOAP.
3. Menyusun dokumentasi asuhan keperawatan keluarga pada kartu asuhan
keperawatan dan pencatatan lainnya sesuai kebutuhan.
4. Menyusun dan menyampaikan hasil asuhan keperawatan yang dikelolanya kepada
kepada penanggung jawab darbin Perkesmas.
5. Menindaklanjuti kasus keluarga yang memerlukan intervensi lanjut dalam bentuk
pelayanan keperawatan berkelanjutan, asuhan keperawatan kelompok/
masyarakat dilakukan apabila ditemui adanya keterkaitan masalah keluarga
dengan masalah kelompok/ masyarakat.

Contoh intervensi lanjut pada kelompok yang dilakukan oleh Perawat sebagai pelaksana
Perkesmas sekaligus pembina keluarga PIS-PK.

Pencegahan Primer Pencegahan Pencegahan Tersier


Sekunder
1. Pendidikan 1. Deteksi dini, 1. Pengontrolan berkala:
kesehatan skrining kesehatan surveilans komunitas
2. Fasilitasi 2. Identifikasi faktor 2. Panduan sistem
pembelajaran risiko kesehatan
3. Pengembangan 3. Terapi aktifitas 3. Pelayanan
program kesehatan 4. Manajemen berkelanjutan
4. Pemberdayaan perilaku 4. Pemulihan
kelompok atau 5. Modifikasi perilaku kesehatan
kader 6. Manajemen 5. Fasilitasi tanggung
5. Diseminasi informasi keamanan jawab mandiri
kesehatan: teaching lingkungan,
kelompok, teaching 7. Manajemen kasus
nutrisi 8. Surveilans
6. Membangun komunitas,
jejaring/ Kolaborasi 9. Manajemen konflik
7. Advokasi 10. Rujukan

72
Pencegahan Primer Pencegahan Pencegahan Tersier
Sekunder
8. Monitoring
kebijakan
kesehatan
9. Managemen
Pelayanan
imunisasi,
10. Abuse Protection
support

73
8 RANGKUMAN
Asuhan Keperawatan merupakan suatu rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etika dan etiket profesi keperawatan,
dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Asuhan keperawatan
ditujukan untuk memandirikan dan atau mensejahterakan klien yang diberikan sesuai
dengan karakteristik ruang lingkup keperawatan, dikelola secara professional dalam
konteks kebutuhan asuhan keperawatan.

Modul ini membahas tentang Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja
Puskesmas yang terdiri dari konsep asuhan keperawatan dan penerapan pendekatan proses
keperawatan pada individu, keluarga, dan kelompok/masyarakat.. Dengan memanfaatkan
modul ini diharapkan koordinator Perkesmas dan perawat pelaksana dapat melakukan
pelayanan keperawatan dengan menerapan langkah-langkah proses keperawatan untuk
klien individu, keluarga dan kelompok/masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

74
9 REFERENSI
1. Brunner & Suddarth.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal, Vol.1.E/8EGC,
Jakarta
2. Doenges, Marilynn E, at all, (2002). Nursing Care Plans: Guidelines for
Individualizing Patient Care, by F.A. Davis Company, USA
3. Kementerian Kesehatan RI,(2011). Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberkulosis, Jakarta
4. Kemenkes RI. (2014a). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulos. In Pedoman
Nasional Pengendalian Tuberkulosis (p. 38). Retrieved from
http://www.tbindonesia.or.id/opendir/Buku/bpn_p-tb_2014.pdf
5. Kemenkes RI. (2018a). Hasil Utama Riskesdas 2018.
6. LeMone P and Burke K.M, 2000. Medical Surgical Nursing, Critical Thinking in
Client Care, second edition, Prentice- Hall,Inc, New Jersey.
7. WHO. (2018a). Global tuberculosis Report.WHO
8. WHO. (2018b). Tuberculosis.WHO
9. Sahar Junaiti. Konsep Keperawatan Keluarga, Jakarta
10. Kementrian Kesehatan RI (2013). Modul Perawatan Kesehatan Masvarakat.Bagi
Perawat Pelaksana (Perawat Klinik I) di Puskesmas Jakarta.

75
10 LAMPIRAN

PANDUAN STUDI KASUS

Tujuan:

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan Asuhan


Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas.

Petunjuk:

1. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok dengan masing-masing peserta 9-10


orang.
2. Fasilitator memberikan panduan studi kasus serta lembar kasus yang telah disediakan
kepada masing-masing kelompok.
3. Fasilitator memberikan kesempatan kepada seluruh kelompok untuk mengerjakan studi
kasus sesuai dengan panduan dan lembar kasus yang diterima, meliputi asuhan
keperawatan individu, keluarga, kelompok/masyarakat dan asuhan keperawatan
keluarga terintegrasi PIS-PK selama 60 menit
4. Fasilitator memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil studi kasus yang sudah dikerjakan masing-masing kelompok selama @ 40 menit
x 3 klp = 120 Menit
5. Fasilitator memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi dan
memberi masukan terhadap hasil presentasi kelompok @ 15 menit x 3 = 45 menit
6. Fasilitator memberi klarifikasi dan masukan terhadap hasil presentasi kelompok @ 15
menit x 3 = 45 menit

Waktu: 6 Jpl x 45 Menit = 270 menit

76
LEMBAR KASUS

Kasus 1. Asuhan Keperawatan Individu di Puskesmas

Keluarga Bp.M (32 tahun) dan Ibu H (28 tahuh) memiliki 2 orang anak balita An. J (3
tahun) dan An. S (1 Tahun). Bapak M sejak 2 bulan yang lalu dinyatakan menderita
tuberkulosis. Saat ini mengeluh cepat lelah, kurang nafsu makan dan kadang terasa nyeri di
dada. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :TD: 130/70 mmHg, N: 82x/ menit, S: 38°C, R:
24x/ menit. BB sekarang : 50 kg (BB bulan lalu: 55 kg), TB: 160 cm. Hasil pemeriksaan
sputum: BTA positif (3 bulan yang lalu). Klien tampat pucat, keringat dingin dan sering
batuk-batuk berdahak. Keluarga mengatakan sejak dinyatakan menderita tuberkulosis,
Bp.M sudah minum OAT, dan selanjutnya berhenti minum obat karena selalu merasa
mual. Bapak M bekerja sebagai buruh angkut di pasar, pendapatan sehari-hari tidak
menentu. Bp.M biasa mengkonsumsi nasi dengan lauk tempe atau tahu. Saat ini Bp.M
tidak bisa menghentikan kebiasan merokok. Keluarga Bp.M tinggal di lingkungan kumuh
dan padat penduduk.

Tugas:

1. Identifikasi data-data yang perlu dikaji lebih lanjut terkait kasus diatas
2. Rumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan analisa data
3. Buatlah rencana keperawatan berdasarkan prioritas masalah yang ada

77
Kasus
78
Sebuah keluarga terdiri dari Tn. A umur 50 tahun, tamat SD dan bekerja sebagai buruh
bangunan. Ibu C (istri Tn.A) umur 40. tahun, tidak bekerja, tamat SD. Anak V (3,5 th). Ibu
C sedang sering mengeluh batuk-batuk yang dialaminya sejak 1 bulan yang lalu. Ibu C
juga mengatakan sering berkeringat di malam hari. Ketika diperiksa oleh perawat
menunjukan bahwa tekanan darah 100/60 mmhg, BB 45,5 pada hal sebelumnya BB 55 kg.
Keadaan ibu C anemis, nafsu makan menurun. Tn. A kondisinya sehat saat dikunjungi
perawat, namun mempunyai kebiasaan merokok dan seringkali merokok di dalam rumah.
Anak V mempunyai riwayat susah makan, BB 8 kg. Anak V terlihat kurus, rambut
kemerahan, kurang bergairah dan sering rewel. Menurut ibu anak V juga jarang ditimbang
di posyandu dan imunisasinya tidak lengkap, karena disamping jarak ke posyandu agak
jauh ibu juga mengatakan malas karena kalau ke posyandu suka dipungut bayaran untuk
kas posyandu. Ketika ditanya oleh Perawat Komunitas tentang keadaan anak V ibu
mengatakan bahwa anaknya nanti juga akan besar dengan sendirinya. Dan saat ditanya
tentang apa yang dilakukan bila anaknya tidak mau makan, ibu mengatakan dibiarkan saja
atau dikasih jajan di warung. Ketika ditanya tentang keluhan batuk- batuk yang dialaminya
ibu mengatakan belum diobati nanti juga akan sembuh sendiri.. Anak V selain terlihat
kurus juga sering mengalami batuk pilek, hampir setiap bulan. Ketika ditanya apa yang
dilakukan ibu untuk mengatasi batuk pilek pada anaknya, ibu mengatakan diberikan obat
yang dibeli dari warung, biasanya juga akan sembuh.

Tugas:
1. Lengkapi pengkajian yang harus dilakukan pada keluarga Tn.A
2. Buat diagnosa keperawatan keluarga sesuai prioritas
3. Buat perencanaan tindakan keperawatan keluarga untuk keluarga Tn.A
4. Lakukan satu tindakan keperawatan pada keluarga Tn.A (Simulasi Pendidikan
Kesehatan)
5. Buat Evaluasi tertulis pada Askep Tn A

78
Kasus
79
Jumlah penduduk miskin yang berada diwilayah kerja Puskesmas D sebanyak 7334
penduduk (14,06 %). Penduduk di wilayah kerja Puskesmas D urutan tertinggi ditempati
oleh kelompok usia Lanjut Usia sebanyak 5040 orang (27,48
%). Pada saat disurvei, para lansia yang menyatakan tidak pernah ikut kegiatan posbindu
sebanyak 70%. Penyakit tertinggi lansia adalah Hipertensi 38% dan Diabetes Melitus
10%. Masyarakat banyak yang tidak peduli dengan kesehatan lansia, kader kesehatan
lansia sangat terbatas jumlahnya.

Tugas:

1. Lengkapi pengkajian yang harus dilakukan pada kelompok lansia dii wilayah kerja
Puskesmas D

2. Buat diagnosa keperawatan kelompok sesuai prioritas

3. Buat perencanaan tindakan keperawatan keluarga untuk kelompok lansia di wilayah


kerja Puskesmas D

79
Kasus 4 Perkesmas Terintegrasi PIS-PK

Hasil pendataan PIS-PK Tahun 2020 terhadap 4034 KK yang tersebar di 11 Desa yang
termasuk wilayah kerja Puskesmas R. Nilai IKS Puskesmas R adalah 0,09. Sementara nilai
IKS 11 desa yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Paguyuman berkisar antara 0,03 –
0,13.

Mengacu pada Indeks Keluarga Sehat (IKS), berarti capaian IKS Puskesmas R dan
11 desa wilayah kerjanya tersebut dikategorikan Tidak Sehat ( IKS < 0,500). Masalah
Kesehatan di Puskesmas R –dengan mengacu pada cakupan < 30% - adalah ASI Ekslusif,
Hipertensi dan Tidak Merokok.

Identifikasi masalah kesehatan perlu dipertajam lagi untuk mendapatkan prioritas masalah
kesehatan yang perlu mendapatkan alokasi anggaran dari Puskesmas R. Berdasarkan hasil
analisis maka prioritas masalah yang perlu segera ditanggulangi dan diberi alokasi
penganggaran adalah : ASI Ekslusif dan Hipertensi. Hasil cakupan PIS-PK kedua program
tersebut juga mempunyai cakupan yang rendah hanya 1% dan 10%.

Tugas:
1. Lengkapi pengkajian tambahan yang harus dilakukan untuk dapat mengatasi masalah
berdasarkan hasil pendataan PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas R
2. Buat diagnosa keperawatan sesuai prioritas
3. Buat perencanaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah sesuai hasil
pendataan PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas R

80
MODUL MATA PELATIHAN INTI 3
PENGGERAKAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
PELAYANAN PERKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, salah satunya dengan pendekatan keperawatan
kesehatan mayarakat (Perkesmas). Dalam mencapai tujuan tersebut tidak akan berhasil
tanpa adanya peran serta masyarakat, untuk itu perlu adanya upaya penggerakan
masyarakat yang diawali dengan komunikasi dan koordinasi. Koordinasi merupakan hal
yang penting untuk mengintegrasikan berbagai kegiatan dari setiap unit kerja dalam usaha
pencapaian tujuan dari suatu organisasi. Agar tenaga kesehatan khususnya yang bertugas di
Puskesmas mempunyai kompetensi dan wawasan dalam menggerakkan masyarakat, maka
pada pelatihan ini peserta dibekali Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan
Perkesmas, dimana pada pelatihan ini dibahas tentang koordinasi lintas program dan lintas
sektor terkait kegiatan pelayanan perkesmas; dan penggerakan peran serta masyarakat
dalam mendukung pelayanan perkesmas.

1
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penggerakan pelaksanaan
kegiatan pelayanan Perkesmas.

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait kegiatan pelayanan
Perkesmas
2. Melakukan penggerakan peran serta masyarakat dalam mendukung
pelayanan Perkesmas

2
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor Terkait Kegiatan Pelayanan Perkesmas
a. Dasar-Dasar Koordinasi
b. Koordinasi lintas program dalam lokakarya mini bulanan Puskesmas
c. Koordinasi lintas sektor dalam lokakarya mini tribulanan Puskesmas
2. Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Pelayanan Perkesmas
a. Pengertian Peran Serta Masyarakat
b. Sasaran Peran Serta Masyarakat
c. Peran Serta Masyarakat dalam mendukung Pelayanan Perkesmas
d. Penggerakan Peran Serta Masyarakat Melalui Strategi Pemberdayaan Masyarakat
e. Tahapan Penggerakan Masyarakat

3
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas ini menggunakan
metode :

1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)


2. Curah pendapat
3. Penayangan film
4. Bermain peran

4
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5 MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Penggerakan Pelaksanaan
Kegiatan Pelayanan Perkesmas meliputi:

1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Film pendek tentang Koordinasi saat Lokakarya Mini Puskesmas dan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat
9. Panduan bermain peran
10. Skenario bermain peran
11. Checklist bermain peran
12. Dokumen terkait (RUK Perkesmas, RPK Perkesmas, dan Laporan Kegiatan
Perkesmas)

5
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran mata pelatihan


ini selama 7 jam pelajaran (T: 2, P: 5)

Sesi 1: Pengkondisian Peserta (5 menit)


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan
serta menciptakan suasana nyaman untuk mendorong kesiapan peserta dalam
menerima materi dengan menyepakati proses pembelajaran.
 Sampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok yang akan
disampaikan dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Penyampaian dan pembahasan Koordinasi Lintas Program dan


Lintas Sektor Terkait Kegiatan Pelayanan Perkesmas (40 menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menggali pemahaman awal tentang Koordinasi Lintas Program dan Lintas
Sektor terkait kegiatan Pelayanan Perkesmas, mulai dari apa itu Koordinasi Lintas
Program (Langsung dan Lokakarya Mini Puskesmas) dan Koordinasi Lintas Sektor
Terkait (Langsung dan Lokakarya Tribulanan Lintas Sektoral) dan pemutaran film
pendek tentang kegiatan tersebut.
 Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Koordinasi Lintas Program dan Lintas
Sektor Terkait Kegiatan Pelayanan Perkesmas dengan menggunakan bahan tayang
tayang.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya,

6
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

menyampaikan klarifikasi atau tanggapan terhadap penjelasan yang


disampaikan.
 Fasilitator merangkum hasil diskusi dengan para peserta dan menyampaikan tanggapan
singkat

Sesi 3: Penyampaian dan pembahasan Penggerakan Peran Serta Masyarakat


dalam Mendukung Pelayanan Perkesmas (40 menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pemahaman Penggerakan Peran Serta
Masyarakat dalam Mendukung Pelayanan Perkesmas, mulai dari pengertian dan sasaran
Peran Serta masyarakat, selanjutnya Peran serta Masyarakat dalam mendukung
Pelayanan Perkesmas serta penggerakan peran serta masyarakat melalui strategi
pemberdayaan masyarakat.
 Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Penggerakan Peran Serta Masyarakat
dalam Mendukung Pelayanan Perkesmas dengan menggunakan bahan tayang dan
pemutaran film pendek.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya, menyampaikan
klarifikasi atau tanggapan terhadap penjelasan yang disampaikan.
 Fasilitator merangkum hasil diskusi dengan para peserta dan menyampaikan tanggapan
singkat.

Sesi 4: Penugasan Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan


Perkesmas (225 menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator memberikan penugasan dalam bentuk bermain peran (roleplay) tentang
Koordinasi Lintas Program, Lintas Sektor dan Penggerakan Peran Serta Masyarakat
dengan mengacu pada panduan bermain peran Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan
Pelayanan Perkesmas yang berada pada panduan penugasan.
 Kelompok mendiskusikan kasus dan mengembangkan skenario sesuai dengan
kreatifitas masing-masing kelompok dan memanfaatkan data-data yang terkait dengan
pelayanan perawatan kesehatan masyarakat.

7
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Pada setiap skenario, peserta secara bergantian berperan sebagai Koordinator Perkesmas
dalam kelompoknya. Setiap peserta diberikan waktu 15 menit untuk tampil.
 Fasilitator melakukan penilaian terhadap penampilan setiap kelompok dengan
menggunakan checklist yang telah disiapkan.
 Fasilitator mengajak peserta untuk memberikan evaluasi terhadap penampilan setiap
peserta dalam kelompoknya. Sesi evaluasi dilakukan setelah semua penampilan pada
setiap skenario selesai dimana peserta diberi kesempatan untuk mengkritisi atau
melengkapi kekurangan peserta yang baru selesai tampil. Fasilitator memberi komentar
atau klarifikasi.
 Pelatih/instruktur merangkum hasil seluruh proses bermain peran

Sesi 5 : Penyampaian rangkuman tentang Penggerakan Peran Serta


Masyarakat dalam Mendukung Pelayanan Perkesmas (5 menit)
 Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali serta merangkum materi
yang telah dibahas pada sesi ini, mengacu pada tujuan pembelajaran.
 Fasilitator menyampaikan beberapa hal penting tentang Koordinasi Lintas Program,
Lintas Sektor dan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam penyelenggaraan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam mendukung Pelayanan Perkesmas.
 Fasilitator menutup proses pembelajaran pada sesi ini dengan mengucapkan terima
kasih serta memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif
sehingga tujuan pembelajaran pada sesi ini dapat tercapai.

8
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI

Materi Pokok 1: Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor


terkait Kegiatan Pelayanan Perkesmas

Sebuah organisasi memiliki berbagai bidang/unit dan jumlah orang dengan latar belakang,
pendapat, pandangan dan jenis pekerjaan yang berbeda-beda. Dalam ilmu manajemen,
berbagai perbedaan tersebut harus bisa diintegrasikan dengan koordinasi yang baik agar
bisa mencapai tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan oleh organisasi secara bersama-
sama, untuk itu pada modul ini dijelaskan tentang koordinasi dalam pelayanan Perkesmas.

A. Dasar-Dasar Koordinasi
1. Pengertian Koordinasi
Secara etimologis, kata koordinasi diserap dari bahasa Inggris, Coordination
yang memiliki arti kegiatan menertibkan, mengatur atau menciptakan seluruh hal
berjalan dengan lancar secara bersama-sama. Koordinasi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perihal mengatur suatu organisasi atau kegiatan
sehingga peraturan dan tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling
bertentangan atau simpang siur. Menurut Ndraha (2011), koordinasi adalah proses
penyepakatan bersama secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur yang
berbeda-beda sedemikian rupa sehingga disisi yang satu semua kegiatan atau
unsur itu terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan dan di sisi
lain keberhasilan yang satu tidak merusak keberhasilan yang lain.

Hasibuan (2006) berpendapat bahwa Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan,


mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan
pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan organisasi”. Menurut
Handoko (2003) Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan
kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan

9
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

yang terpisah (departemen-departemen atau bidang-bidang fungsional) pada suatu


organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif.

George R Terry berpendapat bahwa pengertian koordinasi adalah suatu upaya


yang sinkron dan teratur demi menyediakan jumlah serta waktu yang tepat, dan
juga mengarahkan pelaksanaan untuk bisa melahirkan suatu tindakan yang selaras
dan harmonis pada tujuan yang sebelumnya sudah ditentukan. Sedangkan Siagian
mengatakan bahwa pengertian dari koordinasi adalah suatu pengaturan yang
berkaitan dengan ketertarikan atas setiap usaha bersama dalam rangka mencapai
bentuk keseragaman tindakan demi mencapai tujuan bersama, dan masih banyak
lagi pengertian tentang koordinasi menurut para pakar lain. Dari beberapa
pengertian koordinasi tersebut dapat disimpulkan bahwa koordinasi merupakan
fungsi manajemen untuk memastikan setiap unit dan kelompok yang berbeda bisa
bekerjasama secara terintegrasi untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan Koordinasi
Menurut Ndraha (2011), tujuan koordinasi adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan dan memelihara efektivitas organisasi setinggi mungkin
melalui sinkronisasi, penyerasian, kebersamaan, dan kesinambungan, antar
berbagai kegiatan dependen suatu organisasi.
2) Mencegah konflik dan menciptakan efisiensi setinggi-tingginya setiap
kegiatan inter-dependen yang berbeda-beda melalui kesepakatan-
kesepakatan yang mengikat semua pihak yang bersangkutan.
3) Menciptakan dan memelihara iklim dan sikap saling responsif antisipatif
dikalangan unit kerja interdependen dan independen yang berbeda-beda,
agar keberhasilan unit kerja yang satu tidak dirusak oleh unit kerja yang
lain, melalui jaringan informasi dan komunikasi efektif.

10
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Manfaat Koordinasi
Menurut Handoko (2003), bila dalam organisasi dilakukan koordinasi secara
efektif maka ada beberapa manfaat yang didapatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Dengan koordinasi dapat dihindarkan perasaan terlepas satu sama lain,
antara satuan-satuan organisasi atau antara pejabat yang ada dalam
organisasi.
2) Menghindari suatu pendapat atau perasaan bahwa satuan organisasi atau
pejabat merupakan yang paling penting.
3) Menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan antara bagian dalam
organisasi.
4) Menghindari terjadinya kekosongan pekerjaan terhadap suatu aktivitas
dalam organisasi.
5) Menimbulkan kesadaran diantara para pegawai untuk saling membantu.

3. Ruang Lingkup Koordinasi


George R Terry (1958) dalam bukunya yang berjudul Principles of
Management menjelaskan bahwa terdapat empat ruang lingkup koordinasi,
yaitu:
a. Koordinasi dalam Individu
Berdasarkan ilmu manajemen organisasi, koordinasi individu tidak memiliki
keterkaitan atau tidak berhubungan langsung dengan manajemen organisasi.
Walaupun begitu, kemampuan suatu individu dalam mengatur ataupun
menyelesaikan tanggung jawab yang diserahkan pihak organisasi akan mampu
memberikan dampak yang baik dalam pencapaian organisasi dan tujuan
pribadinya.
b. Koordinasi Antara Individu dalam Suatu Kelompok
Koordinasi yang terjalin antar individu adalah salah satu kunci keberhasilan
utama dalam suatu kelompok. Hal ini bisa terlihat dari suatu organisasi atau
tim olahraga. Koordinasi yang terjalin dalam suatu kelompok dan
pengalokasian tugas serta komunikasi yang terjalin baik mampu membuat
kelompok tersebut bisa bekerjasama dengan baik. Sehingga, tujuan atau cita-
sita kelompok tersebut bisa dicapai.

11
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Koordinasi Antara Kelompok dalam Suatu Organisasi


Setiap organisasi atau organisasi tentu mempunyai divisi yang bertanggung
jawab pada bidang tertentu. Bentuk koordinasi yang terjalin antar divisi
tersebut harus terlaksana dengan baik dan selaras agar berbagai proses kegiatan
dan tujuannya bisa tercapai.
d. Koordinasi Antara Organisasi
Hubungan yang baik dengan pihak luar sangat diperlukan oleh organisasi atau
organisasi demi mencapai tujuan yang sebelumnya sudah ditetapkan. Berbagai
kegiatan koordinasi yang dilakukan dengan pihak luar tentunya harus bisa
disesuaikan dengan lingkungan eksternal itu sendiri.

4. Jenis-Jenis Koordinasi
Menurut Hasibuan (2011), koordinasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Koordinasi vertikal
Koordinasi vertikal adalah tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dijalankan oleh atasan terhadap kegiatan-
kegiatan, unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan
tanggung jawabnya.
b. Koordinasi horizontal
Koordinasi horizontal adalah tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dijalankan terhadap kegiatan-kegiatan dalam
tingkat organisasi yang setingkat. Koordinasi Horizontal terbagi atas dua jenis,
yaitu:
1) Interdiiplinary, yaitu suatu koordinasi dalam rangka mengarahkan,
menyatukan tindakan-tindakan, mewujudkan, menciptakan disiplin antar
unit yang satu dengan unit yang lain secara intern maupun secara esktern
pada unit-unit yang sama tugasnya.
2) Inter-related, yaitu koordinasi antar badan (instansi). Unit-unit yang
fungsinya berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling
bergantung atau mempunyai kaitan baik secara intern maupun ekstern yang
levelnya setaraf.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun koordinasi yang baik antara
lain :

12
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Perencanaan yang matang


Sebelum melakukan koordinasi perlu untuk membuat sebuah perencaan atas
pelaksanaan koordinasi yang akan dilakukan. Perencanaan ini dapat meliputi
waktu, agenda, dan siapa saja yang akan telribat. Hal ini penting agar
koordinasi berjalan dengan efektif dan efisien, dengan mengetahui agenda
sebelumnya, maka setiap pihak akan mampu untuk mempersiapkan diri
sebelumnya.
b. Pentingnya menyamakan persepsi
Setiap pihak yang terlibat dalam koordinasi haruslah memiliki kesamaan
persepsi mengenai tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, walaupun
memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, setiap pihak menyadari
bahwa semua itu adalah dalam rangka saling melengkapi dan mendukung
untuk mencapai tujuan yang sama.
c. Pemahaman materi pembicaraan
Koordinasi akan berjalan lebih efektif apabila masing-masing anggota tim
memahami posisi dan tanggung jawabnya serta dalam kaitannya dengan pihak
lain. Dengan demikian, ketika berbicara sudah memahami konteksnya.
Terlebih lagi bagi para pemimpin, harus memahami hal yang akan
disampaikan dan situasi yang terjadi. Sebagai contoh, dalam presentasi
misalnya, cukup sampaikan hal-hal yang dirasa perlu, simple dan jelas.
Sehingga anggota tim pun paham apa yang harus mereka lakukan kedepannya.
d. Sikap terbuka dan saling menghargai
Dalam suatu koordinasi, ada saatnya satu pihak harus menerima pengaturan
dari pihak lain, namun tetap harus dengan sikap menghargai. Ada kalanya
ketika pemimpin harus memberikan pengaturan yang mungkin tidak sesuai
dengan keinginan anggotanya. Di situlah diperlukan sikap saling terbuka, sikap
saling terbuka ini diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman yang
mungkin nantinya akan terjadi.
e. Minta feedback
Feedback diperlukan untuk melihat respon dari semua pihak yang terlibat.
Umpan balik juga untuk memastikan bahwa koordinasi yang dilakukan dapat
dipahami dengan benar dan diterima. Hal ini untuk

13
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

menjamin pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan. Dan juga untuk


melihat berbagai celah dan kekurangan yang mungkin masih ada, sehingga kita
masih bisa melakukan persiapan yang lebih matang.
f. Penegasan dan motivasi
Sangat penting untuk mempertegas kembali segala yang telah disepakati ketika
dilakukan koordinasi (rapat), sehingga semua yang menjadi kesepakatan harus
dapat diterima dan selanjutnya dilaksanakan dengan baik. Penegasan juga perlu
dilakukan terhadap monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan, sehingga
setiap orang akan bekerja atau melakukan aktivitasnya dengan lebih terarah
pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Selain itu, hal yang tidak kalah
penting adalah kemampuan memotivasi agar setiap pihak yakin dan terdorong
untuk melaksanakannya.
g. Komunikasi informal juga perlu dibangun
Untuk meningkatkan efektivitas hasil koordinasi yang dilakukan, selain
melakukan monitoring, juga perlu melakukan komunikasi atau pendekatan
yang bersifat informal (tidak dalam konteks rapat). Hal ini sangat berguna
untuk meningkatkan bonding dengan tim. Membangun komunikasi informal
akan meningkatkan kepercayaan dan respek dari anggota tim sehingga mereka
nyaman untuk bekerja sebagai tim.

B. Koordinasi Lintas Program


Untuk mencapai kemandirian masyarakat secara utuh, kegiatan pelayanan Perkesmas
perlu mendapat dukungan lintas program, lintas sektor dan peran serta aktif dari
masyarakat itu sendiri, dan dalam mendapatkan dukungan tersebut dapat dilakukan
dengan koordinasi.

Agar perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas yang telah disusun dapat berjalan
secara efektif dan efisien maka dilakukan diantaranya dengan mengkoordinasikan
kegiatan pelayanan Perkesmas baik kepada lintas program maupun lintas sektor
terkait. Bentuk koordinasi dapat secara langsung atau melalui lokakarya mini
Puskesmas.

14
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1. Persiapan Koordinasi
Setelah menerima laporan dari pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin
Perkesmas melaporkan data sasaran keluarga yang memerlukan tindak lanjut
kepada koordinator Perkesmas. Selanjutnya, koordinator Perkesmas
melaksanakan rapat koordinasi bersama tim Perawat terkait tugas-tugas :
a. Melakukan analisis data sasaran keluarga yang memerlukan intervensi
b. Melakukan analisis kemungkinan perlu dilakukan asuhan keperawatan pada
kelompok/masyarakat
c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan pelayanan Perkesmas dalam hal
asuhan keperawatan keluarga dan kelompok / masyarakat. Bagi Perawat yang
sudah menjadi pembina keluarga maka intervensi lanjut menjadi tanggung
jawabnya. Apabila ada keluarga yang memerlukan pelayanan Perkesmas saat
dilakukan intervensi lanjut oleh pembina keluarga non Perawat maka tugas ini
ditindaklanjuti oleh penanggung jawab darbin Perkesmas

Koordinasi lintas program dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya


dengan cara langsung dan melalui lokakarya mini bulanan.

2. Koordinasi Langsung
Koordinasi langsung merupakan jenis koordinasi horizontal yang dilakukan
secara langsung oleh satu pihak pada pihak lain yang terkait, dalam Pelayanan
Perkesmas di Puskesmas dilakukan oleh Koordinator Perkesmas kepada
penanggung jawab program dan pihak lainnya untuk menentukan intervensi-
intervensi dalam upaya menyelesaikan masalah yang ada.

Selanjutnya dalam mempersiapkan koordinasi dengan lintas program yang akan


dilakukan secara langsung, tugas koordinator Perkesmas berikutnya:
a. Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan Pelayanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat maupun laporan lainnya kepada penanggung jawab
UKM esensial dan Perkesmas.

15
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Koordinator Perkesmas berkoordinasi dengan Penanggung jawab PIS- PK dan


Penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas untuk melaporkan
kebutuhan asuhan keperawatan kelompok/masyarakat dari hasil pendataan
kesehatan keluarga kepada Kepala Puskesmas, baik secara tertulis, maupun
melalui kegiatan lokakarya mini.

3. Koordinasi Lintas Program melalui Lokakarya Mini Bulanan


Lokakarya Mini (Lokmin) Bulanan bertujuan untuk menilai sampai seberapa jauh
pencapaian dan hambatan-hambatan yang dijumpai oleh para pelaksana
program/kegiatan pada bulan atau periode yang lalu sekaligus pemantauan
terhadap pelaksanaan rencana kegiatan Puskesmas yang akan datang; sehingga
dapat dibuat perencanaan ulang yang lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Disamping itu, kita ketahui bersama bahwa keberhasilan
pelaksanaan kegiatan Puskesmas memerlukan keterpaduan baik lintas program
maupun lintas sektor. Keterpaduan lintas program adalah keterpaduan internal
Puskesmas yang bertujuan agar seluruh petugas mempunyai rasa memiliki dan
motivasi yang tinggi dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang diselenggarakan
oleh Puskesmas secara terintegrasi. Seperti yang telah kita ketahui Lokmin
Bulanan Puskesmas diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap yaitu Lokmin Bulanan
Pertama dan Lokmin Bulanan Rutin.

Untuk melakukan koordinasi pada Lokmin Bulanan Pertama, hal-hal yang harus
disiapkan oleh Koordinator Perkesmas dan Penanggungjawab UKM dan
Perkesmas meliputi: Laporan kinerja Puskesmas tahun lalu; bahan penyusunan
RUK tahun yang akan datang dan Rencana Lima Tahunan; usulan kegiatan untuk
perbaikan/peningkatan kinerja Puskesmas; dan RPK bulanan Perkesmas.

Pada kegiatan Lokmin Bulanan Rutin, Koordinator Perkesmas dan


Penanggungjawab UKM dan Perkesmas harus mempersiapkan: Laporan hasil
kinerja, analisis masalah dan rancangan tindak lanjut pemecahan masalahnya;
bahan untuk pembahasan usulan kesehatan dari seluruh desa/kelurahan dan usulan
kegiatan Puskesmas yang akan dibahas untuk

16
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

keterpaduannya bersama lintas sektor terkait; dan RPK bulanan kegiatan


Perkesmas.

Hal-hal yang harus disiapkan baik pada Lokmin Bulanan Pertama maupun Rutin
tersebut disampaikan dan dikoordinasikan oleh penanggung jawab UKM dan
Perkesmas dan diperkuat oleh Koordinator Perkesmas.

C. Koordinasi Lintas Sektor


Prinsip pertanggungjawaban wilayah menjadi salah satu prinsip yang harus
dilaksanakan oleh Puskesmas, yaitu Puskesmas menggerakan dan bertanggung
jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya melalui upaya
koordinasi dan kerjasama lintas sektor. Untuk memelihara kerjasama lintas sektor
perlu dilakukan upaya penggalangan dan pemantauan pelaksanaan kerjasama melalui
suatu forum lokakarya mini yang diselenggarakan setiap tribulan yang disebut
Lokakarya Mini (Lokmin) Tribulanan. Oleh karena itu dalam rangka
penyelenggaraan upaya-upaya Kesehatan, Puskesmas berkoordinasi dengan
kecamatan melalui:
1. Koordinasi dengan Kecamatan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi dengan
kecamatan melalui pertemuan berkala, lokakarya mini tribulanan, dan pertemuan
lain yang diselenggarakan di tingkat kecamatan. Koordinasi mencakup
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, dan pengawasan pengendalian.
2. Koordinasi dengan masyarakat
Puskesmas mendorong masyarakat di wilayah kerjanya untuk berperan serta
secara aktif dalam setiap upaya Kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas.
Masyarakat selain menjadi obyek pelayanan juga berperan sebagai subyek
pembangunan kesehatan. Dukungan aktif masyarakat tersebut salah satunya
diwujudkan melalui pembentukan UKBM. Sebagai Pembina UKBM, Puskesmas
melaksanakan bimbingan teknis dan pemberdayaan sesuai kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku.
3. Koordinasi dengan lintas sektor lain
Tanggung jawab Puskesmas sebagai UPT Dinas Kesehatan adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang

17
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

diserahkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. Untuk hasil yang


optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat
dikoordinasikan dengan berbagai sector terkait yang ada di tingkat kecamatan.
Diharapkan bahwa penyelenggaraan pembangunan kesehatan selain mendapat
dukungan dari sector terkait, juga akan memberikan dampak positif terhadap
upaya yang dilaksanakan sector lain dan masyarakat. Hasil pembangunan yang
diselenggarakan oleh sector lain di tingkat kecamatan, juga diharapkan
berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat.

Materi Pokok 2: Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung


Penyelenggaraan Kegiatan Perkesmas

A. Pengertian Peran Serta Masyarakat


Peran serta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti ikut ambil
bagian dalam suatu kegiatan, keikutsertaan secara aktif atau partisipasi. Sedangkan
pengertian dari partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota
masyarakat dalam suatu kegiatan (Mardikanto, 2010). Partisipasi masyarakat
menurut Soekidjo (2007) adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat. Peran serta masyarakat atau
partisipasi masyarakat memiliki makna yang luas namun pada hakekatnya bertitik
tolak dari sikap dan perilaku masyarakat itu sendiri. Berdasarkan pengertian-
pengertian tersebut di atas, maka dapat dimaknai bahwa peran serta masyarakat sama
dengan partisipasi masyarakat, artinya bahwa masyarakat yang berperan serta dalam
pembangunan kesehatan adalah masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan
kesehatan.

Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu,
keluarga maupun masyarakat ikut serta bertanggungjawab terhadap kesehatan diri,
keluarga dan masyarakat di lingkungannya. Pengertian peran serta masyarakat secara
lebih luas adalah proses dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat
termasuk swasta mengambil tanggung jawab atas

18
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kesehatan diri, keluarga dan masyarakat; Mengembangkan kemampuan untuk


menyehatkan diri, keluarga dan masyarakat; Menjadi pelaku perintis kesehatan dan
pemimpin yang menggerakan kegiatan masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan
atas kemandirian dan kebersamaan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.84
Tahun 2015 dinyatakan bahwa peran serta atau partisipasi masyarakat adalah
keikutsertaan masyarakat dalam suatu kegiatan yang berasal dari, oleh dan untuk
masyarakat, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
kesinambungannya, serta menempatkan masyarakat sebagai subyek pelaksana
kegiatan.

B. Sasaran Peran Serta Masyarakat


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2015 tentang
Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit menyatakan bahwa
tanggung jawab masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit diwujudkan dalam bentuk peran serta aktif masyarakat, baik secara
perorangan maupun terorganisasi. Peran serta masyarakat dapat dilaksanakan oleh
berbagai komponen masyarakat, misalnya dunia usaha/swasta melalui program
Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang kesehatan. Oleh karena itu,
sasaran peran serta masyarakat meliputi:
1. Individu
2. Keluarga
3. Tokoh masyarakat
4. Kelompok masyarakat (termasuk organisasi masyarakat)
5. Masyarakat umum

C. Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Pelaksanaan Kegiatan


Perkesmas
Peran serta masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam menggerakan upaya kesehatan. Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan
Perkesmas, masyarakat dapat ikut berpartisipasi melalui berbagai kegiatan sebagai
berikut :

19
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (Posyandu, Posbindu, Pos TB


Desa, Poskestren, dan lain-lain) dalam mendukung kegiatan Perkesmas.
2. Deteksi Dini
3. Rujukan ke Fasyankes
4. Dukungan/Motivasi
5. Dukungan Sosial Ekonomi
6. Advokasi
7. Mengurangi stigma

D. Penggerakan Peran Serta Masyarakat melalui Strategi Pemberdayaan


Masyarakat
Penggerakan Peran serta masyarakat adalah upaya yang dilakukan untuk
menggerakkan keikutsertaan individu, keluarga dan masyarakat umum ikut
bertanggungjawab atas kesehatan individu, keluarganya dan masyarakat lingkungan
sekitarnya dari ancaman penyakit melalui pendekatan preventif dan promotif tanpa
mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif serta menempatkan masyarakat sebagai
subyek pelaksana kegiatan.

Upaya untuk menggerakkan dan meningkatkan peran dan memberdayakan


partisipasi masyarakat dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu Pertama,
menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk
berkembang. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat
dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan,
menyediakan prasarana dan sarana baik fisik (irigasi, jalan dan listrik) maupun sosial
(sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan) yang dapat diakses oleh masyarakat
lapisan paling bawah. Ketiga, memberdayakan masyarakat dalam arti melindungi
dan membela kepentingan masyarakat lemah.

Pemberdayaan Masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan,


kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif
dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan
masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan
kebutuhan potensi dan sosial budaya

20
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

setempat. Pendekatan edukatif adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara


sistematis, terencana, terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok-kelompok
masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah kesehatan yang
dirasakan oleh masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan
budaya setempat.

Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan dengan tahap: pengenalan


kondisi desa/kelurahan, Survei Mawas Diri (SMD); Musyawarah Masyarakat di
desa/kelurahan (MMD), perencanaan partisipatif, pelaksanaan kegiatan, dan
pembinaan kelestarian. Pelaksanaan pengenalan kondisi desa/kelurahan, SMD,
MMD, dan perencanaan partisipatif dilakukan pada saat melakukan perencanaan
kegiatan pelayanan Perkesmas. Selanjutnya pelaksanaan kegiatan dan pembinaan
kelestarian dilaksanakan pada tahap Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan
Perkesmas dan Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan
Perkesmas.

Strategi Pemberdayaan Masyarakat meliputi:


a. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan
mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi;
b. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui penggerakan masyarakat;
c. Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat;
d. Penguatan dan peningkatan advokasi kepada pemangku kepentingan;
e. Peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, lembaga kemasyarakatan,
organisasi kemasyarakatan, dan swasta;
f. Peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis kearifan lokal; dan
g. Pengintegrasian program, kegiatan, dan/atau kelembagaan Pemberdayaan
Masyarakat yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan
masyarakat.

Perkesmas merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat


dengan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif yang berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif

21
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.

Upaya Peningkatan Kesehatan yang diselenggarakan melalui kegiatan Promosi


Kesehatan dan merupakan langkah awal dalam pelaksanaan kegiatan intervensi
promosi kesehatan adalah melakukan kemitraan, pemberdayaan masyarakat dan
advokasi. Dalam pelaksanaan kegiatan ini perlu didukung juga oleh data yang
akurat, metode dan media yang sesuai, sarana, prasarana, alokasi dana yang
memadai serta sumberdaya manusia yang profesional.

Penggerakan peran serta masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan kegiatan


Perkesmas dilakukan melalui kegiatan:

1. Menjalin kemitraan dengan kelompok/masyarakat daerah binaan maupun lintas


sektor terkait dalam perawatan kesehatan masyarakat;
a. Pengertian
Kemitraan adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan
bersama, dimana masing-masing pihak memiliki hak dan tanggung jawab
sesuai dengan kesepakatan. Alasan pentingnya kemitraan meliputi
pembangunan kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, Kesehatan
merupakan modal dasar bagi keberhasilan pembangunan sektor lain,
Peningkatan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat dalam bidang
kesehatan, khususnya yang bersifat promotif dan preventif, Adanya peluang
sumber daya dari mitra potensial.

Peran mitra dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Perkesmas sangat penting,


karena sektor kesehatan mempunyai keterbatasan sumberdaya. Disisi lain mitra
mempunyai potensi sumberdaya yang dapat dipergunakan mendukung
pelaksanaan kegiatan Perkesmas. Dukungan sumberdaya dan peran serta dari
mitra potensial, dilakukan melalui kemitraan atau membangun Jejaring
Kemitraan. Pelaksanaan advokasi maupun pemberdayaan masyarakat
seyogyanya harus

22
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

dilakukan oleh petugas puskesmas bersama dengan mitra potensial yang ada di
wilayah kerjanya.

b. Tujuan Kemitraan
1) Tujuan umum bermitra yaitu meningkatkan status kesehatan masyarakat
dan daya tanggap pemangku kepentingan terhadap lingkungan dan
masyarakat.
2) Sementara tujuan khusus kemitraan dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan Perkesmas yaitu:
a) Memperoleh dukungan sumber daya dalam meningkatkan upaya
Perkesmas dari setiap mitra potensial
b) Terbangunnya mekanisme kerja yang lebih efektif dan efisien dalam
penyelenggaraan upaya upaya Perkesmas
c) Mempercepat dan memperluas jangkauan wilayah garapan
d) Meningkatnya kualitas upaya Perkesmas untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.

c. Prinsip Dasar Kemitraan


1) Kesetaraan: Setiap mitra harus menempatkan diri setara dengan pihak lain.
Pengambilan keputusan dilakukan secara demokratis, mengutamakan
musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan masalah secara bersama,
tanpa ada satu pihak pun yang memaksakan kehendak. Kesetaraan
kedudukan juga akan memperkuat rasa kebersamaan, sehingga tercipta
perasaan sama- sama bertanggung jawab dan sama-sama menanggung
risiko, termasuk menghadapi tantangan yang mungkin terjadi.
2) Keterbukaan: Melakukan kegiatan kemitraan secara terbuka dan bertindak
proaktif untuk membahas kemajuan dan permasalahan ada. Selain itu setiap
kesepakatan yang telah dibuat dapat diimplementasikan secara transparan,
jujur, dan tidak saling merahasiakan.
3) Saling menguntungkan: Setiap mitra mempunyai tujuan dan kepentingan
yang sama dalam melaksanakan upaya pembangunan kesehatan akan
mendapatkan keuntungan dan manfaat.

23
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

d. Sasaran Kemitraan
Sasaran kemitraan merupakan sasaran sekunder, yaitu:
1) Tingkat Kecamatan :
 Lintas Sektor Tk. Kecamatan
 Organisasi Profesi (IBI, IDI, PPNI)
 Organisasi Kemasyarakatan (PP. ‘Aisyiyah, dan lain-lain)
 TP.PKK
 Swasta
 Saka Bakti Husada (SBH)
 Tokoh Masyarakat
2) Tingkat Desa/Kelurahan:
 Lintas sektor yang ada di wilayah Desa/Kelurahan
 TP.PKK
 Kader Kesehatan (Kader Posyandu, Kader Desa Siaga Aktif, dan lain-
lain)
 Tokoh Masyarakat
 Tokoh Agama
 Swasta
 SBH

e. Metode
Metode yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut:
1) Komunikasi individu: komunikasi interpersonal
2) Orientasi/ workshop
3) Nota Kesepahaman/Perjanjian Kerjasama
4) Diskusi dan demonstrasi
5) Tinjauan lapangan

f. Media
Media yang digunakan dalam mendukung kegiatan kemitraan, diantaranya
adalah booklet/ buku saku, bahan presentasi, film/ video instruksional, dan
lain-lain.

24
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

g. Langkah-langkah
Kemitraan di bidang kesehatan tidak akan datang dengan sendirinya.
Kemitraan tersebut harus dijalin dan digalang dengan berlandaskan pada
prinsip-prinsip kemitraan agar jalinan kerjasama tersebut berlangsung secara
efektif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, upaya menggalang kemitraan harus
dilaksanakan dengan langkah-langkah yang sistematis.
1) Menentukan gagasan kemitraan
Langkah pertama dalam menggalang mitra yaitu menentukan gagasan
kemitraan. Artinya perlu ditentukan program kesehatan yang memerlukan
kontribusi secara positif dari satu atau beberapa pihak guna mempercepat
pencapaian target program tersebut. Misalnya program pencegahan
stunting, imunisasi, penanggulangan Tuberkulosis (TBC), pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga ataupun
tatanan sekolah. Penyamaan persepsi tentang gagasan atau isu kesehatan
yang akan diangkat dan mempunyai dampak terhadap kesehatan masyarakat
ini menjadi sangat penting. Setelah itu, disiapkan data tentang masalah
kesehatan prioritas, penyebab serta upaya mengatasi masalah kesehatan
tersebut oleh Petugas Puskesmas (Koordintaor Perkesmas/Petugas
Pembina/Penanggung Jawab Desa/ Kelurahan).

Gagasan Kemitraan yang baik


 Relevan dengan visi dan misi dari pihak-pihak yang bermitra. Memiliki
payung hukum yang berlaku, termasuk acuan ilmu pengetahuan
(landasan teori) yang sesuai
 Mengandung manfaat atau keuntungan bagi semua pihak yang bermitra.
 Memiliki kesamaan atau kemiripan dengan upaya yang sedang dilakukan
oleh masing-masing pihak yang bermitra. Kegiatan yang dilakukan dapat
meyakinkan dan berbobot, baik dari aspek keilmuan maupun dari aspek
program.

25
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Dihasilkan dari kerja keras dan dengan investasi sumber daya yang
memadai.
 Dirancang, disusun dan dikemas dengan baik dan sistematis sesuai
dengan kaidah-kaidah keilmuan dan program.
 Dikemas dengan teknologi canggih dalam berbagai bentuk. Dapat
diujicoba dalam skala kecil atau terbatas untuk mengetahui tingkat
kelayakannya.
 Dapat dimodifikasi dan atau dibuat segmen-segmen tanpa kehilangan
esensinya, apabila diperlukan. Misalnya dengan cara melakukan
pentahapan dalam pelaksanaan program.

2) Identifikasi calon mitra potensial


Langkah ini bertujuan untuk mengenali dan menetapkan pihak-pihak yang
sesuai dan dapat diajak bermitra dalam rangka melaksanakan gagasan
kemitraan untuk mengatasi masalah kesehatan prioritas.

Keluaran dari langkah ini adalah daftar pihak-pihak yang akan diajak
bermitra. Untuk itu perlu ada inisiator untuk melakukan identifikasi calon
mitra tersebut. Identifikasi ini dapat dilakukan melalui studi kepustakaan
dan studi lapangan. Selain itu perlu juga digali potensi atau program dari
mitra yang dapat diselaraskan dengan program kesehatan.

Mengacu kepada landasan kemitraan, maka calon mitra yang dicari


sebaiknya:
 Peduli terhadap masalah yang dihadapi, termasuk aspek pemecahan
masalah.
 Bersedia mengembangkan komunikasi dua arah. Memiliki pemikiran dan
cara kerja yang sistematis.
 Secara internal memiliki pembagian kerja dan koordinasi yang baik.
Memiliki ketulusan untuk membantu pelaksanaan kegiatan kemitraan. Siap
memberikan saran dan dukungan yang konstruktif bagi terlaksananya
gagasan kemitraan.
 Fleksibel, informal dan mudah dihubungi.

26
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Bersedia dan dapat menyediakan waktu, tenaga, dan sumber daya lain
untuk kepentingan kemitraan.
 Mengetahui cara-cara bermitra, lebih baik lagi jika memiliki
pengalaman bermitra.
 Bersedia dan dapat memberikan kontribusi berupa gagasan atau
“proyek kemitraan” sesuai dengan kesepakatan.
 Memiliki relasi yang baik atau bersedia membangun kedekatan, baik
secara sosial maupun psikologis, termasuk membantu kesiapan akses.
 Bersedia bergabung dalam tim yang solid, satu konsep dan satu
bahasa.
 Kontribusinya berkelanjutan dan taat kepada kesepakatan yang telah
dirumuskan bersama.

3) Merumuskan tujuan dan peran mitra


Setelah diperoleh sejumlah calon mitra dan juga telah diketahui latar
belakang mitra tersebut (bidang garapan, visi, misi, kegiatan), maka langkah
selanjutnya yaitu merumuskan tujuan kemitraan (tujuan umum) dan peran
atau kontribusi yang diharapkan dari para mitra. Peran mitra kelak akan
menjadi acuan dalam merumuskan tujuan khusus kemitraan.

4) Menyiapkan diri
Setiap keinginan atau inisiasi untuk menggalang kemitraan perlu melakukan
persiapan diri melalui konsolidasi internal. Persiapan tersebut tentunya
mengacu kepada landasan kemitraan dengan tujuan agar pihak yang
berinisiatif dapat mengembangkan komunikasi dua arah, dapat memahami
masalah atau hambatan yang timbul, memiliki rencana kerja yang
sistematis, mempunyai tim dan koordinasi, tidak merasa superior, siap
menerima saran, fleksibel, mudah dihubungi, mempunyai kemampuan
mengerahkan sumber daya, memahami cara-cara bermitra yang baik, dapat
membina kekompakan dan kesamaan konsep.

27
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Persiapan diri atau konsolidasi dilakukan dengan mengacu kepada landasan


kemitraan, dengan tujuan untuk mengupayakan agar pihak yang berinisiatif:
 Dapat mengembangkan komunikasi dua arah dengan calon mitra.
 Dapat lebih memahami masalah atau hambatan yang mungkin dihadapi
oleh calon mitra (jika ada) dan pemecahan masalah tersebut dikaitkan
dengan gagasan bermitra.
 Memiliki rencana kerja yang sistematis berkaitan dengan pelaksanaan
gagasan kemitraan.
 Secara tim memiliki pembagian kerja dan koodinasi yang baik.
 Tidak merasa superior dan memiliki kesediaan untuk dibantu oleh pihak
lain.
 Siap untuk menerima saran perbaikan dari pihak lain dan bersedia
berubah ke arah perbaikan.
 Fleksibel, informal dan mudah dihubungi
 Memiliki kemampuan mengerahkan berbagai sumber daya yang
diperlukan dan bersedia menginvestasikan sumber daya tersebut dalam
“proyek kerjasama”
 Bersedia dan dapat memberikan imbalan kepada pihak-pihak yang diajak
bermitra apakah dalam bentuk uang atau materi, pengakuan, penghargaan
atau bentuk lainnya
 Dapat membina kekompakan, kesamaan konsep dan kesatuan bahasa
berkaitan dengan gagasan kemitraan.
 Dapat menjamin sinkronisasi dan keharmonisan dalam menggalang kerja
sama satu sama lain dan dilakukan secara berkelanjutan.

5) Membangun kesepakatan kerjasama kemitraan


Tujuan langkah ini adalah adanya kesepakatan dan ikatan antara pihak yang
berinisiatif dengan pihak-pihak yang diajak bermitra, untuk sama-sama
mendukung pelaksanaan gagasan kemitraan. Kesepakatan kerjasama dapat
dibuat dalam bentuk Memorandum of

28
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman atau Surat Keputusan


Camat/Kepala Desa/Lurah.

6) Merumuskan rencana kerja kemitraan


Mengacu pada kesepakatan bersama yang tertuang dalam Memorandum of
Understanding atau Nota Kesepahaman atau Surat Keputusan
Camat/Kepala Desa/Lurah, maka kegiatan selanjutnya adalah menyusun
program kerja dan rencana aksi, meliputi tujuan, kegiatan masing-masing
mitra, waktu serta peran anggota jejaring kemitraan. Disamping itu, perlu
juga menetapkan serta menyepakati mekanisme kerja jejaring kemitraan
yang sudah mulai terbangun.

Dalam merencanakan kerja kemitraan, hal yang harus diperhatikan yaitu:


 Peningkatan kapasitas mitra
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan orientasi atau seminar,
workshop, lokakarya tentang program kesehatan yang terkait dengan
program kerja kemitraan. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan
pemahaman atau wawasan para mitra tentang pelaksanaan pembangunan
kesehatan yang perlu melibatkan para mitra dan perannya masing-
masing.
 Melakukan komunikasi dan koordinasi
Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu melakukan komunikasi dan
koordinasi secara terus menerus dengan para mitra. Melalui komunikasi
dan koordinasi, maka pelaksanaan program kesehatan yang dilakukan
dengan pendekatan kemitraan dapat berjalan dengan baik serta membawa
hasil yang optimal. Dalam menyusun rencana kerja perlu diuraikan 5W
(What, When, Where, Who, Why) dan 1H (How) yaitu uraian tentang
tujuan kegiatan, sasaran, waktu, metode dan lokasi.

29
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7) Melaksanakan kerjasama
Salah satu kunci keberhasilan kemitraan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan adalah
“keterpaduan”. Sehubungan dengan itu, dalam melaksanakan upaya
kesehatan tersebut, harus berdasarkan pada rencana aksi dan kesepakatan
yang telah dibuat serta menerapkan prinsip keterpaduan. Ada beberapa
kegiatan besar yang penting perlu mendapat dukungan kemitraan adalah
diantaranya advokasi, pemberdayaan masyarakat, dukungan sosial,
Komunikasi Informasi Edukasi (kampanye, pameran). Dengan adanya
dukungan sumberdaya dari para mitra tersebut, maka diharapkan dapat
membawa dampak positif dan kontribusi terhadap pembangunan kesehatan,
terutama dalam mendukung tercapainya SPM Kabupaten/ Kota.

8) Pemantauan dan Penilaian Kegiatan Kemitraan


Pemantauan dan penilaian dilakukan untuk:
 Apakah pelaksanaan kegiatan program kesehatan yang dilakukan
bersama dengan para mitra, sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan?
 Seberapa jauh program kesehatan yang dilakukan melalui kemitraan
dapat meningkatkan kinerja dan mendukung pencapaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten/Kota?
 Apakah ada permasalahan dalam melaksanakan program kesehatan
melalui kemitraan tersebut, serta bagaimana upaya mengatasinya?
 Apakah para mitra juga mendapatkan keuntungan dari hasil pelaksanaan
program kesehatan tersebut? Jika ada, maka keuntungannya dalam
bentuk apa?

Pemantauan dan evaluasi kegiatan kemitraan dapat memperhatikan


indikator keberhasilan kemitraan secara kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan kemitraan
yang telah ditetapkan.

30
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Indikator masukan (input): jumlah mitra yang bergabung dalam


kemitraan.
 Indikator proses (process): kontribusi mitra, frekuensi pertemuan, jumlah
kegiatan dan keberlangsungan.
 Indikator luaran (output): adanya produk atau hasil dari kemitraan,
termasuk adanya percepatan pencapaian target program kesehatan.

2. Melaksanakan advokasi kepada pemangku kepentingan terkait dalam perawatan


kesehatan masyarakat untuk meningkatkan Kesehatan
a. Pengertian Advokasi
Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui
macam-macam bentuk komunikasi persuasif (JHU, 1999).

Advocacy is a combination on individual and action to design to gain


political commitment, policy support, social acceptance and system
support for particular health goal programs (WHO, 1989).

Advokasi kesehatan dapat diartikan juga suatu rangkaian komunikasi strategis


yang dirancang secara sistimatis dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu
baik oleh individu maupun kelompok agar pembuat keputusan membuat suatu
kebijakan publik yang menguntungkan masyarakat.

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(stakeholders). Berbeda dengan bina suasana, advokasi diarahkan untuk
menghasilkan dukungan yang berupa kebijakan (misalnya dalam bentuk
peraturan perundang-undangan), dana, sarana, dan lain-lain.

Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu

1) Mengetahui atau menyadari adanya masalah,


2) Tertarik untuk ikut mengatasi masalah,
3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan
berbagai alternatif pemecahan masalah,

31
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif


pemecahan masalah, dan
5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat,


dan tepat.

Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu


- Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi
- Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah
- Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah
- Berdasarkan kepada fakta (evidence-based)
- Dikemas secara menarik dan jelas
- Sesuai dengan waktu yang tersedia

b. Tujuan
Tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan-
kebijakan publik oleh pejabat publik sehingga dapat mendukung dan
menguntungkan kesehatan. Melalui pelaksanaan advokasi kesehatan, pejabat
publik menjadi paham terhadap masalah kesehatan, kemudian tertarik, peduli,
menjadikan program kesehatan menjadi agenda prioritas serta bertindak
memberikan dukungan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya.

c. Sasaran
Sasaran advokasi kesehatan merupakan sasaran tersier, yaitu: Camat, Kepala
Desa/ Lurah, Ketua TP.PKK Kecamatan, Ketua TP.PKK Desa/Kelurahan,
Ketua RW, Ketua RT, Pimpinan Organisasi, Donatur.

d. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan advokasi, diantaranya
adalah audiensi, lobi, dialog, negosiasi, dan paparan (presentasi).

32
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

e. Media
Media yang digunakan dalam mendukung kegiatan advokasi diantaranya
adalah fact-sheet (lembar fakta), film, bahan presentasi, testimoni, dan lain-
lain

f. Langkah-langkah
1) Penyiapan data tentang masalah kesehatan prioritas, penyebab serta upaya
mengatasi masalah kesehatan tersebut.
2) Pembentukan Tim Advokasi Kesehatan di tingkat Desa/Kelurahan
3) Tim Advokasi Kesehatan, melakukan kegiatan kajian tentang kebijakan
yang ada terkait dengan upaya mengatasi masalah kesehatan tersebut.
Apabila belum ada atau kebijakan yang ada tersebut sudah tidak sesuai lagi,
maka perlu dibuat isu strategis tentang “pentingnya mengatasi masalah
kesehatan prioritas serta dukungan yang diharapkan dari Kepala
Desa/Lurah, Camat, Pengusaha dan Donatur.
4) Pertemuan persiapan pelaksanaan advokasi kesehatan, untuk menyusun
rencana pelaksanaan kegiatan advokasi, meliputi:
a) Mengidentifikasi dan menetapkan sasaran advokasi kesehatan, meliputi
Camat, Kepala Desa/Lurah, Ketua RW, Ketua RT, Ketua Organisasi
Profesi, Ketua Organisasi Kemasyarakatan, Ketua TP- PKK, Pimpinan
Organisasi, Donatur, dan lain-lain.
b) Menetapkan dan mengemas materi advokasi kesehatan.
c) Identifikasi dan menetapkan dukungan yang diharapkan, baik
sumberdaya (dana, sarana-prasarana, media, dan lain-lain) serta
kebijakan baik dalam bentuk surat edaran, surat keputusan, instruksi, dan
lain-lain untuk mengatasi penyebab masalah kesehatan prioritas.
d) Penetapan pelaksana advokasi kesehatan diutamakan seseorang yang
mempunyai hubungan terdekat dan terkuat dengan sasaran advokasi
kesehatan, mempunyai kepribadian dan penampilan yang baik, mampu
melakukan komunikasi persuasif serta memahami tujuan dari advokasi
kesehatan.
e) Penetapan metode dan pembuatan media yang digunakan.

33
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

f) Penetapan waktu pelaksanaan.


g) Susunan acara dan pembagian tugas/peran dari setiap anggota Tim
Advokasi Kesehatan, sehingga pelaksanaan advokasi dapat berjalan
dengan lancar.

5) Pelaksanaan advokasi kesehatan sesuai dengan rencana atau susunan acara


kegiatan. Hasil dari pelaksanaan advokasi kesehatan tersebut adalah adanya
dokumen yang berisi kesepakatan sasaran advokasi kesehatan untuk
memberikan dukungan terhadap upaya mengatasi masalah kesehatan
prioritas tersebut.
6) Pemantauan atau mengawal kesepakatan sasaran advokasi kesehatan, agar
dapat diimplementasikan.
7) Melakukan sosialisasi hasil advokasi kesehatan dan terus mengawal
kesepakatan sasaran advokasi kesehatan agar semua tujuan advokasi
kesehatan yang ditetapkan dapat tercapai.
8) Melakukan penilaian dukungan yang diberikan oleh sasaran advokasi
kesehatan dalam mengatasi penyebab masalah kesehatan prioritas.
9) Menyampaikan laporan tentang pengaruh dukungan terhadap upaya
pemecahan masalah kesehatan kepada sasaran advokasi kesehatan.
10) Menyelenggarakan pertemuan dengan Tim Advokasi Kesehatan
untuk menyusun kegiatan tindak lanjut.

3. Melakukan Pemberdayaan Masyarakat


Faktor-faktor penentu tumbuh kembangnya partisipasi masyarakat diupayakan
melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat pada
hakikatnya adalah untuk menyiapkan masyarakat agar mampu dan mau secara
aktif berpartispiasi dalam setiap program dan kegiatan pembangunan yang
bertujuan untuk memperbaiki mutu hidup (kesejahteraan) masyarakat, baik dalam
pengertian ekonomi, sosial, fisik, maupun mental (Mardikanto, 2010).
a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan
aktif dalam upaya kesehatan yang

34
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui


pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi
dan sosial budaya setempat (Permenkes No 8 Tahun 2019). Pendekatan
edukatif disebut juga pengorganisasian masyarakat yang berarti serangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, terarah dengan
partisipasi aktif individu, kelompok-kelompok masyarakat secara keseluruhan
untuk memecahkan masalah kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat dengan
mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat (Kemenkes,
2019). Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat peran petugas kesehatan
adalah memfasilitasi upaya pemecahan masalah kesehatan yang dilakukan
masyarakat secara mandiri (non instruktif).

b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Tujuan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, serta kemampuan individu, keluarga dan kelompok
masyarakat dalam rangka membangun kepedulian dan peran serta aktif di
berbagai upaya kesehatan.

2) Tujuan khusus:
a) Masyarakat mampu menemu kenali penyebab masalah kesehatan
(perilaku dan non perilaku) yang harus di intervensi
b) Masyarakat mau melakukan upaya mengatasi penyebab masalah
kesehatan dengan menggunakan potensi sumber daya yang dimilikinya.
c) Meningkatnya potensi sumber daya masyarakat untuk mendukung
Indeks Keluarga Sehat (IKS) di tingkat Desa/Kelurahan.
d) Adanya kejelasan tentang dukungan peran serta mitra potensial dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat.
e) Adanya kejelasan tentang peran penentu kebijakan/pengambil keputusan
dalam memberikan dukungan kebijakan dan sumber daya untuk kegiatan
pemberdayaan masyarakat.

35
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3) Sasaran
Sasaran pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan ini sebagaimana sasaran
peran serta masyarakat yaitu sasaran primer: individu, keluarga, kelompok
(Peer Group), dan masyarakat.

4) Metode
a) Metode Komunikasi Interpersonal dan Konseling digunakan pada saat
pemberdayaan individu.
b) Diskusi dan demonstrasi, ceramah tanya jawab, pembentukan peer–
group education (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Menyusui, Kelompok
BKR/Bina Kesehatan Reproduksi, Kelompok Jantung Sehat, dan lain-
lain) digunakan pada saat pemberdayaan kelompok.
c) Pendekatan edukatif dan partisipatif (SMD, MMD, Lokakarya,
Kunjungan Lapangan/Studi Banding, dan lain-lain) digunakan pada saat
pemberdayaan Kelompok Masyarakat termasuk organisasi
kemasyarakatan.

5) Kegiatan yang dilakukan dalam upaya memberdayakan masyarakat adalah


sebagai berikut:
a) Pemberdayaan individu
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan individu dilakukan oleh petugas
puskesmas/Perawat Kesehatan Masyarakat bersama dengan petugas
kesehatan lainnya dan mitra potensial, melalui kunjungan rumah.
Kegiatan ini juga dapat dilakukan oleh petugas Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) seperti Polindes, Posyandu,
Poskesdes, Pos-TBC, dan lain-lain.

Metode yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah


Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIPK), dengan menggunakan
media promosi kesehatan yang sesuai seperti lembar balik, leaflet, media
Prokesga, dan lain-lain.

36
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b) Pemberdayaan Keluarga
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan keluarga juga dilakukan oleh
petugas puskesmas/Perawat Kesehatan Masyarakat bersama dengan
petugas kesehatan lainnya dan mitra potensial, melalui kunjungan rumah.
Kegiatan ini juga dapat dilakukan oleh petugas Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) seperti Polindes, Posyandu,
Poskesdes, Pos-TBC, dan lain-lain.

Pemberdayaan dilakukan tidak hanya kepada individu yang sakit saja


akan tetapi juga perlu pemberdayaan kepada anggota keluarganya.
Freeman (1970) dalam Mardikanto (2010) tentang pentingnya keluarga
sebagai berikut:

 Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat dan melibatkan


mayoritas penduduk bila masalah kesehatan setiap keluarga dapat
diatasi maka masalah kesehatan masyarakat secara keseluruhan akan
dapat turut terselesaikan.
 Keluarga sebagai suatu kelompok yang mempunyai peranan
mengembangkan, mencegah, mengadaptasi dan atau memperbaiki
masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga, maka
pemahaman keluarga akan membantu memperbaiki masalah
kesehatan masyarakat.
 Masalah kesehatan anggota keluarga saling terkait dengan berbagai
masalah anggota keluarga lainnya.
 Keluarga adalah pusat pengambilan keputusan kesehatan yang penting
dan memengaruhi keberhasilan pelayanan pelayanan kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.
 Keluarga sebagai wadah atau saluran yang efektif dalam
melaksanakan bergai upaya dan menyampaikan informasi kesehatan.

Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku sehat


kepada keluarga tersebut, serta memotivasi agar mau mempraktikan
perilaku sehat. Perilaku tersebut, meliputi perilaku

37
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

menjaga kesehatan, perilaku mencegah penyakit, perilaku mengatasi


masalah kesehatan / perilaku pengobatan yang benar, dan lain-lain.

Bentuk kegiatan pemberdayaan keluarga adalah melakukan kegiatan KIE


melalui kunjungan rumah. Pada saat melakukan kegiatan KIE, petugas
puskesmas harus menggunakan media KIE yang sesuai dengan metode
KIE yang diterapkannya. Metode KIE dalam pemberdayaan keluarga
diantaranya konsultasi, konseling, pemberian nasehat, bimbingan, dialog,
demonstrasi, dan lain-lain dengan menggunakan media KIE yang sesuai
seeperti lembar balik, leaflet, selebaran, dan poster.

c) Pemberdayaan Kelompok
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak terlepas dari nilai-nilai yang
ada di group/kelompoknya (peer groupnya). Pengaruh teman/group
dalam mempengaruhi perilaku individu atau anggota groupnya sangat
besar. Oleh sebab itu, saat ini telah ada kelompok Jantung Sehat,
Kelompok Kesehatan Ibu dan Anak, Kelompok Ibu Menyusui,
Kelompok Ibu Balita, Kelompok Senam Lansia, Kelompok Sepeda
Sehat, Kelompok Mantan TBC, Kelompok Peduli TBC, Kelompok Bina
Keluarga Sejahtera, Kelompok Peduli Napza, Kelompok Peduli
Lingkungan Sehat, Kelompok Kesehatan Reproduksi Remaja, Kelompok
Karang Taruna RT/RW, Kelompok Pengajian, Kelompok Arisan RT,
bahkan ada Kelompok WA- Medsos, dan lain-lain. Kelompok-kelompok
ini potensial untuk dapat diberdayakan dalam peningkatan PHBS
mendukung PIS-PK, baik untuk individu, keluarga maupun masyarakat.

Tujuan kegiatan ini yaitu meningkatkan peran serta kelompok potensial


dalam penggerakan dan pelaksanaan mendukung kegiatan perkesmas di
wilayah kerja puskesmas. Sasaran kegiatan meliputi Kelompok-
kelompok potensial yang ada di desa/kelurahan di wilayah kerja
puskesmas.

38
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan :

(1) Persiapan
- Identifikasi kelompok masyarakat yang potensial untuk
berperan aktif dalam mendukung kegiatan Perkesmas.
- Menyiapkan materi dan media komunikasi.
- Menyusun rencana kegiatan.
(2) Pelaksanaan
- Melakukan pendekatan atau pertemuan kemitraan dengan
koordinator atau pimpinan kelompok masyarakat.
- Menyelenggarakan workshop untuk merancang dukungan
kegiatan Perkesmas yang terintegrasi dengan kegiatan kelompok.
- Membangun forum komunikasi secara intens.
- Mengembangkan dan melaksanakan berbagai jenis kegiatan
pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat di bidang
kesehatan mendukung Perkesmas.
Metode yang diterapkan dalam kegiatan pemberdayaan kelompok adalah
komunikasi individu (formal maupun informal), presentasi dan diskusi,
komunikasi melalui media sosial, dan lain-lain. Media Promosi
Kesehatan yang bisa digunakan yaitu bahan presentasi, leaflet,
selebaran/flyer, booklet, dan lain-lain.

d) Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pendekatan edukatif atau
pengorganisasian masyarakat. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan
adalah sebagai berikut:

(1) Persiapan
Internal Puskesmas.
- Petugas puskesmas menyiapkan rekapitulasi data PIS-PK tingkat
Desa/Kelurahan maupun tingkat Kecamatan. Disamping data
PIS-PK dengan 12 indikator, mungkin ada masalah kesehatan
lain yang menjadi indikator keluarga

39
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

sehat yang bersifat lokal spesifik atau masalah kesehatan lainnya.


- Koordinator Perkesmas melakukan koordinasi dengan lintas
program serta petugas penanggung jawab PIS-PK
Desa/Kelurahan.
- Menyamakan pemahaman tentang pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan serta menyusun
jadwal kegiatannya.

Eksternal Puskesmas.
- Melakukan advokasi kepada Kepala Desa/Lurah. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan dukungan terhadap pelaksanaan
kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung PIS-PK,
melalui kegiatan pengorganisasian masyarakat.
- Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat, beserta menyiapkan media promosi kesehatan.
- Membuat undangan untuk menyelenggarakan pertemuan
pemberdayaan tingkat Desa/Kelurahan yang pertama dengan
melibatkan Kepala Desa/Lurah, BPD, Aparat Desa, Ketua RW,
Ketua RT, Ketua TP.PKK Desa dan Ketua Pokja IV, Tokoh
Masyarakat, Kader Posyandu/PKK, Anggota Forum Masyarakat
Desa (bila ada).

(2) Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui


beberapa tahap kegiatan yaitu : pengenalan kondisi Desa/Kelurahan,
survei mawas diri (SMD), musyawarah di Desa/Kelurahan,
perencanaan partisipatif, pelaksanaan kegiatan serta pembinaan
kelestarian (Permenkes No 8 Th. 2019 tentang Pemberdayaan
Masyarakat). Dalam pelaksanaan tahapan tersebut mendukung
kegiatan PIS-PK, dapat dilakukan melalui minimal 4 (empat kali)
pertemuan di Desa/Kelurahan Pelaksanaan.

40
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Pertemuan Tingkat Desa/Kelurahan Pertama.


- Bersama petugas puskesmas menyelenggarakan pertemuan
pemberdayaan masyarakat tingkat Desa/Kelurahan yang pertama.
- Tujuan pertemuan ini adalah untuk menyamakan pemahaman
tentang masalah kesehatan yang ada di desa dan kelurahan, terkait
dengan data rekapitulasi PIS-PK yang harus mendapatkan
perhatian serta tindakan intervensi masalah kesehatan prioritas
(nilai indikator PIS-PK yang terendah. Selanjutnya, melakukan
identifikasi penyebab masalah serta merumuskan upaya
mengatasi masalah tersebut, dan dukungan sumberdaya yang
dapat dimanfaatkannya.
- Hasil pertemuan tersebut dituangkan dalam rencana aksi/program
kerja upaya pemberdayaan masyarakat mendukung PIS-PK di
tingkat Desa/Kelurahan

Acara Pertemuan Tingkat Desa/ Kelurahan Pertama


- Pembukaan serta sambutan Kepala Desa/Lurah.
- Perkenalan peserta pertemuan
- Curah pendapat dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk
menyamakan persepsi tentang masalah kesehatan yang ada di
Desa/Kelurahan itu.
- Penyajian data tambahan tentang masalah kesehatan oleh Petugas
Puskesmas (Petugas Pembina Wilayah Desa).
- Penetapan prioritas masalah kesehatan, penyebab masalah
(perilaku dan non perilaku) serta menetapkan upaya mengatasi
penyebab masalah tersebut melalui kegiatan promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat. Pada pertemuan itu, juga dibahas
potensi yang ada di desa/kelurahan tersebut yang dapat
dipergunakan untuk mendukung kegiatan intervensi promosi
kesehatan dalam meningkatkan IKS.

41
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

- Menggalang kesepakatan tentang upaya mengatasi masalah


kesehatan serta solusi mengatasi hambatan yang ada.
- Kesepakatan untuk mengenali penyebab masalah kesehatan
prioritas, lebih dalam lagi disetiap RW/RT/dusun/dukuh dengan
melakukan Survai Mawas Diri (SMD).
- Menyusun rencana kegiatan SMD dan pelaksanaannya di tiap
RW/RT/dusun/dukuh, yang mencakup petugas pelaksana SMD,
jadwal, data yang perlu dikumpulkan serta penyusunan
kuesioner/cara pengumpulan data yang akan digunakan dalam
SMD.
- Untuk mengoptimalkan kegiatan pemberdayaan masyarakat
diperlukan Forum Pemberdayaan Masyarakat Di Desa/Kelurahan.
Forum tersebut dapat memanfaatkan forum yang sudah ada di
Desa/Kelurahan atau dapat membentuk forum baru, sesuai hasil
kesepakatan.
- Forum Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan dalam
mendukung PIS-PK, terdiri dari: Kepala Desa/Lurah beserta
jajarannya, Ketua Tim Pembina (TP) PKK Desa dan Kelurahan,
Tokoh masyarakat, Tokoh agama, tokoh pemuda, Kader,
Ormas/LSM di tingkat desa dan kelurahan, Swasta/Dunia Usaha,
Bidan di Desa/ Petugas Puskesmas (Bimwil Desa PIS-PK).

Pertemuan Tingkat Desa/Kelurahan Kedua


- Pertemuan tingkat desa dan kelurahan yang kedua ini diikuti oleh
para Ketua RW/RT, Kepala Dusun/Dukuh, Kelompok PKK
RW/RT, TP.PKK Desa/ Kelurahan, Kader Posyandu, Pemuka
atau Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh
Pemuda, dan lain-lain.
- Pertemuan dibuka dan dipimpin oleh Kepala Desa/Lurah sebagai
Ketua Forum Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan

42
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

- Pertemuan ini bertujuan untuk mempersiapkan pelaksanaan SMD


di Desa/Kelurahan. Membangun kesepakatan masalah kesehatan
apa yang menjadi prioritas untuk diatasi. Menyusun kuesioner
atau instrumen SMD. Menyamakan pemahaman tentang cara
melakukan SMD. Melakukan pembagian tugas pelaksanaan
SMD. Menetapkan waktu pelaksanaan SMD. Menyamakan
pemahaman tentang cara melakukan pengolahan data hasil SMD.

Pertemuan Tingkat Desa/Kelurahan Ketiga


- Pertemuan tingkat desa dan kelurahan ketiga diikuti oleh peserta
yang terdiri dari para ketua RW/RT, Kepala Dusun/Dukuh, Ketua
Kelompok PKK RW/RT, Ketua TP.PKK Desa /Kelurahan, Kader
Posyandu, Pemuka atau Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh
Agama, dan lain-lain.
- Pertemuan dibuka dan dipimpin oleh Kepala Desa/ Lurah sebagai
Penanggung Jawab Pembangunan Kesehatan di tingkat
Desa/Kelurahan.
- Pertemuan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil SMD serta
menyusun rencana aksi untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Melakukan pengorganisasian masyarakat terhadap rencana aksi
serta pelaksanaan kegiatan intervensi promosi kesehatan
mendukung PIS-PK. Selanjutnya, juga membahas sumberdaya
yang diperlukan untuk melaksanakan rencana aksi tersebut.
- Pertemuan ketiga ini sering disebut dengan pertemuan
Musyawarah Masyarakat Desa/ Kelurahan (MMD).

Pertemuan Tingkat Desa/Kelurahan Keempat


- Pertemuan tingkat desa/kelurahan keempat juga diikuti oleh
peserta yang terdiri dari para ketua RW/RT, Kepala
Dusun/Dukuh, Ketua Kelompok PKK RW/RT, atau Ketua
Kelompok Dasawisma, Ketua TP.PKK Desa/Kelurahan,

43
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Kader Posyandu, Pemuka atau Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat,


Tokoh Agama, perwakilan masyarakat lainnya.
- Pertemuan dibuka dan dipimpin oleh Kepala Desa/Lurah sebagai
penanggung jawab pembangunan kesehatan di wilayah Desa
Kelurahan.
- Pertemuan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil kegiatan
sesuai rencana yang telah ditetapkan dalam pertemuan ketiga.
Pada pertemuan ini setiap seksi menyajikan atau mengekspose
kegiatan yang telah dilakukan beserta hambatan atau
permasalahannya. Selanjutnya, permasalahan yang ada, dibahas
dan diupayakan penyelesaiannya melalui penyusunan rencana
tindak lanjut.
- Pada pertemuan ini, juga bisa dibahas upaya mengatasi masalah
kesehatan prioritas lainnya yang belum diatasi. Pertemuan ini
merupakan pertemuan pemantauan dan penilaian serta tindak
lanjut.

Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat


diperlukan metode dan media promosi kesehatan yang sesuai.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat adalah: komunikasi individu (formal dan informal),
presentasi dan diskusi, survey/kerja lapangan, dan lain-lain. Media
promosi kesehatan yang digunakan mendukung kegiatan
pemberdayaan masyarakat antara lain: bahan presentasi, leaflet,
selebaran/flyer, booklet, poster, flim/video, dan lain-lain.

E. Tahapan Penggerakan Masyarakat


1. Tujuan
Penggerakan peran serta masyarakat dalam mendukung Perkesmas, merupakan
tahap implementasi dari kegiatan perencanaan sebelumnya. Tujuan yang
diharapkan meliputi:

44
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Meningkatkan peran Koordinator Perkesmas/petugas puskesmas / pembina


PIS-PK wilayah Desa/ Kelurahan dalam melakukan Penggerakan peran serta
masyarakat dalam mendukung Perkesmas untuk meningkatkan IKS di wilayah
kerja puskesmas, mengacu pada RUK yang telah dibuat.
b. Meningkatkan peran serta dan dukungan lintas sektor serta mitra potensial
dalam melakukan kegiatan Perkesmas untuk mendukung peningkatan IKS di
wilayah kerja puskesmas.
c. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dalam mendukung
terwujudnya keluarga sehat.
d. Meningkatnya dukungan sumberdaya serta kebijakan dari pengambil
keputusan untuk kegiatan Perkesmas dalam mendukung peningkatan IKS di
wilayah kerja puskesmas.
e. Meningkatnya kemauan serta kemampuan individu, keluarga serta masyarakat
di wilayah kerja puskesmas dalam menerapkan PHBS untuk meningkatkan
IKS dan cakupan program puskesmas.
f. Mendukung peningkatan jumlah keluarga sehat yang berdampak pada
terwujudnya Desa/Kelurahan Sehat dan Kecamatan Sehat.

2. Petugas pelaksana
a. Penanggung jawab adalah Pimpinan Puskesmas.
b. Koordinator adalah :
1) Koordinator Perkesmas
2) Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas
3) Petugas Pembina Wlayah PIS-PK Desa/Kelurahan.
c. Di tingkat Desa / Kelurahan, petugas yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas
adalah:
1) Koordinator Perkesmas
2) Petugas kesehatan puskesmas yang menjadi Pembina Wilayah PIS- PK
Desa/Kelurahan.
3) Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas.
4) Petugas Kesehatan yang ada di UKBM
5) BPM dan DPM

45
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6) Organisasi Profesi
7) Organisasi Kemasyarakatan, TP. PKK, Tokoh Masyarakat, Kader
Kesehatan, Saka Bakti Husada (SBH), dan lain-lain
d. Di Tingkat Kecamatan, petugas yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas,
adalah:
1) Koordinator Perkesmas
2) Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas
3) Petugas pengelola lintas program di puskesmas.
4) Petugas pemberi layanan kesehatan di puskesmas, Poliklinik, Rawat Jalan,
Rawat Inap, Laboratorium, Apotik/Kamar Obat, dan lain-lain
5) Lintas Sektor
a) BPM dan DPM
b) Organisasi Profesi
c) Organisasi Kemasyarakatan, TP.PKK, Tokoh Masyarakat, Kader
Kesehatan, SBH, dan lain-lain
d) Swasta/Dunia Usaha.

3. Langkah-langkah Penggerakan dan Pelaksanaan


a. Persiapan
1) Persiapan dilakukan secara terintegrasi melalui forum komunikasi internal
dan ekternal yang ada di puskesmas, yaitu pertemuan rutin lintas program,
lokakarya mini rutin/bulanan, pertemuan lintas sektor, pertemuan Tim
Manajemen Puskesmas, pertemuan Tim Mutu Puskesmas, pertemuan Pokja
Posyandu, Desa Siaga Aktif, dan lain- lain.
2) Petugas Puskesmas yang menjadi Koordinator Perkesmas, wajib menyusun
rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) yang mengacu pada RUK yang telah
dibuat, namun dalam perjalanannya dapat disesuaikan dengan situasi atau
kondisi serta ketersediaan sumberdaya termasuk dana/anggaran yang
tersedia. RPK dapat menggunakan format.

46
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Tabel 1. Matriks Perencanaan Pelaksanaan Penggerakan Masyarakat

Rencana Pelaksanaan Penggerakan


Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan Perkesmas di
Desa/Kelurahan…………… Th………

Jenis Tempat Sumber


No. Tujuan Sasaran PJ Pelaksana Waktu
Kegiatan /Lokasi dana
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Keterangan pengisian matrik perencanaan :


 Kolom 1 : diisi dengan nomor urut intervensi Penggerakan Peran Serta
Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan Perkesmas
 Kolom 2 : diisi dengan jenis kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat
dalam Mendukung Kegiatan Perkesmas.
 Kolom 3 : diisi dengan tujuan setiap jenis kegiatan Penggerakan Peran Serta
Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan Perkesmas.
 Kolom 4 : diisi dengan sasaran setiap jenis kegiatan Penggerakan Peran
Serta Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan Perkesmas.
 Kolom 5 : diisi dengan petugas penanggung jawab setiap jenis kegiatan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan
Perkesmas.
 Kolom 6 : diisi dengan petugas pelaksana/ yang terlibat dalam setiap jenis
kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan
Perkesmas.
 Kolom 7 : diisi dengan waktu pelaksanaan setiap jenis kegiatan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan
Perkesmas.
 Kolom 8 : diisi dengan tempat atau lokasi pelaksanaan setiap jenis kegiatan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan
Perkesmas.
 Kolom 9 : diisi dengan sumber dana yang mendukung setiap jenis kegiatan
Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan
Perkesmas.

47
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Dalam pertemuan ini dibahas rencana pelaksanaan RPK yang akan di lakukan
di Desa/Kelurahan di wilayah kerja puskesmas, jadwal kegiatannya, peran
lintas program dan lintas sektor, alokasi dana yang tersedia, sarana-prasarana
yang dibutuhkan serta tatalaksana/ mekanisme pelaksanaan kegiatan yang ada
di RPK tersebut.

b. Peningkatan Kapasitas
Peningkatan kapasitas petugas, guna:
1) Meningkatkan pemahaman tentang ruang lingkup materi Penggerakan
Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas.
2) Menyamakan pemahaman tentang penerapan Penggerakan Peran Serta
Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas yang akan dilaksanakan
di Desa/Kelurahan dalam meningkatkan IKS (terutama indikator KS yang
bermasalah).
3) Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan sesuai
RPK.

Bentuk kegiatan peningkatan kapasitas ini, diantaranya adalah orientasi,


workshop, pelatihan, studi banding, pertemuan koordinasi, konsultasi, dan lain-
lain.

c. Operasional Kegiatan
1) Penyiapan data dan informasi terkait Penggerakan Peran Serta Masyarakat
dalam mendukung kegiatan Perkesmas sesuai dengan RPK.
2) Melaksanakan pendekatan serta koordinasi dengan berbagai pihak terkait
dalam pelaksanaan kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam
mendukung kegiatan Perkesmas.
3) Melaksanakan kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam
mendukung kegiatan Perkesmas sesuai dengan RPK.
4) Membuat dokumentasi pelaksanaan kegiatan Penggerakan Peran Serta
Masyarakat dalam mendukung kegiatan Perkesmas.

48
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Koordinasi merupakan fungsi manajemen untuk memastikan setiap unit dan kelompok
yang berbeda bisa bekerjasama secara terintegrasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Ruang lingkup koordinasi meliputi koordinasi dalam individu, koordinasi antar individu
dalam suatu kelompok, koordinasi antar kelompok dalam suatu organisasi, dan koordinasi
antar organisasi, dan ini perlu dilakukan dalam upaya mencapai tujuan pelayanan
Perkesmas.

Perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas yang telah disusun perlu dikoordinasikan baik
kepada lintas program maupun lintas sektor terkait. Bentuk koordinasi dapat secara
langsung atau melalui lokakarya mini Puskesmas. Tugas Koordinator Perkesmas terkait
koordinasi yang terpenting pada koordinasi internal adalah melakukan koordinasi dengan
Penanggung jawab PIS-PK dan Penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas untuk
melaporkan kebutuhan asuhan keperawatan kelompok/masyarakat dari hasil pendataan
kesehatan keluarga kepada Kepala Puskesmas, baik secara tertulis, maupun melalui
kegiatan lokakarya mini.

Puskesmas bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dan


dalam rangka penyelenggaraan upaya-upaya Kesehatan, Puskesmas berkoordinasi dengan
kecamatan, masyarakat, dan sektor lainnya.

Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dimana individu, keluarga maupun masyarakat
sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatan serta bertanggung jawab atas
kesehatannya sendiri berdasarkan azas kebersamaan dan kemandirian.

Upaya untuk menggerakkan dan meningkatkan peran dan memberdayakan partisipasi


masyarakat dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang, memperkuat potensi atau daya
yang dimiliki oleh masyarakat dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung
berbagai masukan, menyediakan prasarana

49
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

dan sarana baik fisik maupun sosial yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan paling
bawah, serta memberdayakan masyarakat dalam arti melindungi dan membela kepentingan
masyarakat lemah.

Penggerakan peran serta masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan kegiatan


Perkesmas dilakukan melalui kegiatan: Menjalin kemitraan dengan kelompok/masyarakat
daerah binaan maupun lintas sektor terkait dalam perawatan kesehatan masyarakat;
melaksanakan advokasi kepada pemangku kepentingan terkait dalam perawatan kesehatan
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan; dan melakukan pemberdayaan masyarakat.

50
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Handayaningrat, Soewarno. 2002. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta: Haji Masagung.
2. Handoko, T.Hani. 2003. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
3. Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
5. Kementerian Kesehatan. (2011). Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan. Jakarta: Kemenkes
6. Kementerian Kesehatan. (2019). Panduan Menggalang Kemitraan di Bidang
Kesehatan, Jakarta: Kemenkes
7. Kementerian Kesehatan. (2019). Pedoman Intervensi Promosi Kesehatan dalam
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) bagi petugas
puskesmas. Jakarta: Kemenkes
8. Totok Mardikanto, Totok. (2010). Konsep-konsep Pemberdayaan masyarakat.
Surakarta: UN Press
9. Ndraha, Talizuduhu. 2011. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta: Rineka
Cipta.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2015 tentang
Upaya Peningkatan dan Pencegahan Penyakit.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 84 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengembangan
Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kesehatan.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.

51
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

15. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pelayanan


Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Pusat Kesehatan Masyarakat.
16. Soekidjo Notoatmodjo (2012), Promosi Kesehatan & Ilmu Prilaku. Jakarta:
Rineka Cipta
17. Syafrudin, Ateng. 1993. Pengaturan Koordinasi Pemerintahan di Daerah. Bandung:
Citra Aditya Bakti
18. Zuryawan Isvandiar Zoebir. (2008). Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat dalam
Pembangunan Daerah. Jakarta: Makalah

52
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

10
LAMPIRAN

PANDUAN BERMAIN PERAN


Tujuan:
Setelah mengikuti penugasan ini, peserta mampu melakukan koordinasi lintas program dan
lintas sektor terkait kegiatan pelayanan perkesmas serta penggerakan peran serta
masyarakat dalam mendukung pelayanan perkesmas

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 6 peserta dan setiap kelompok didampingi oleh 1 orang fasilitator. (5 menit)
2. Fasilitator menjelaskan panduan penugasan bermain peran dan meminta tiap
kelompok untuk membagi peran pada masing-masing angotanya. (5 menit)
3. Masing-masing kelompok melakukan penugasan bermain peran sesuai dengan
skenario yang terdiri dari 2 sesi, yaitu :
a) Skenario 1: Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor
b) Skenario 2: Penggerakan Peran Serta Masyarakat
4. Setiap kelompok membagi peran sesuai dengan skenario 1 dan skenario 2.
5. Kelompok mendiskusikan kasus dan mengembangkan skenario sesuai dengan
kreatifitas masing-masing kelompok dan memanfaatkan data-data yang terkait dengan
pelayanan perawatan kesehatan masyarakat. (20 menit).
6. Pada setiap skenario, peserta secara bergantian berperan sebagai Koordinator
Perkesmas dalam kelompoknya. Setiap peserta diberikan waktu 10 menit untuk tampil.
Total waktu yang dibutuhkan bermain peran untuk setiap skenario adalah 60 menit (2
skenario = 120 menit).
7. Fasilitator melakukan penilaian terhadap penampilan setiap kelompok dengan
menggunakan checklist yang telah disiapkan.
8. Fasilitator mengajak peserta untuk memberikan evaluasi terhadap penampilan setiap
peserta dalam kelompoknya. Sesi evaluasi dilakukan setelah semua

53
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

penampilan pada setiap skenario selesai, dimana peserta diberi kesempatan untuk
mengkritisi atau melengkapi kekurangan peserta yang baru selesai tampil. Fasilitator
memberi komentar atau klarifikasi. Waktu evaluasi untuk setiap skenario 30 menit (2
skenario = 60 menit).
9. Pelatih/instruktur merangkum hasil seluruh proses bermain peran. (15 menit).

Waktu : 5 Jpl x 45 menit = 225 menit

54
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

SKENARIO 1 BERMAIN PERAN


MATERI PELATIHAN INTI 3

Topik : Pelaksanaan Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektoral

Peran :

a. Pada Sessi 1 Bermain peran koordinasi lintas program dalam kegiatan Lokakarya
Mini Puskesmas
- Kepala Puskesmas (1 orang)
- Koordinator Perkesmas (1 orang)
- Kepala Sub Bagian Tata Usaha (1 orang)
- Penanggungjawab Program UKM (1 orang)
- Pelaksana Perkesmas (1 orang)
b. Pada Sessi 2 Bermain peran koordinasi lintas sektor dalam kegiatan Lokakarya Mini
Tribulanan Puskesmas
- Koordinator Perkesmas (1 orang)
- Kepala Puskesmas (1 orang)
- Lintas program (1 orang)
- Lintas sektor (1 orang)
- Pelaksana Perkesmas (1 orang)

Alur Cerita :
Desa Sukarasa merupakan wilayah kerja Puskesmas Cendana yang lokasinya paling jauh,
yaitu sekitar 17 KM dari Puskesmas. Jalan untuk menempuh desa tersebut cukup sulit
karena akses satu-satunya jalan adalah jembatan gantung yang menghubungkan 2 desa
yaitu Desa Sukarasa dan Desa Laksana. Petugas Puskesmas untuk bisa pergi ke Desa
Sukarasa harus menggunakan motor dan kadang jalan kaki karena jalannya curam dan
sempit.

Koordinator Perkesmas mendapatkan informasi dari Pelaksana Perkesmas bahwa


berdasarkan data pasien yang berobat ke Puskesmas dari Desa Sukarasa ditemukan 3 kasus
baru penyakit TB. Dua dari tiga penderita kasus baru TB ini sebelumnya juga menderita
Diabettes Mellitus, dan salah satunya mengalami luka

55
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

diabetes pada kaki sehingga memerlukan perawatan luka. Kendala yang dihadapi oleh
perawat pelaksana Perkesmas adalah Petugas Puskesmas belum melakukan kunjungan
rumah dan ternyata 2 orang dari 3 kasus baru TB tersebut belum terdata PIS-PK, sehingga
perlu dikoordinasikan dengan penanggungjawab program UKM.

Masalah lain yang dihadapi pelaksana Perkesmas adalah kendaraan motor operasional
Puskesmas tidak selalu siap digunakan karena jadwal penggunaannya selalu bentrok
dengan kegiatan lainnya, alat PHN Kit tidak lengkap, alat dan bahan pertolongan darurat
tidak ada. Selain itu juga pelaksana Perkesmas merasa keteteran dalam melaksanakan
tugasnya karena harus melaksanakan tugas lain diantaranya harus melakukan penyuluhan
di berbagai kampung, melakukan imunisasi, melakukan posyandu, dan lain-lain sedangkan
Pelaksana Perkesmas hanya ada 2 orang. Pelaksana Perkesmas merasa perlu
membicarakan kendala dan permasalahan yang ditemui dan dialaminya kepada
Penanggungjawab Darbin dan Koordinator Perkesmas untuk dibahas dalam lokakarya
lintas program.

Desa lainnya yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cendana yaitu Desa Laksana,
setelah dilakukan analisis masalah berdasarkan data PIS-PK, ada 4 indikator yang
capaiannya paling rendah, yaitu: 70,7% penderita hipertensi belum melakukan pengobatan
secara teratur, ada sekitar 66,4% bayi belum mendapatkan imunisasi lengkap, ada 58,5%
bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif, dan 57,1% penderita TB tidak mendapatkan
pengobatan sesuai standar. Kepala Puskesmas, Koordinator Perkesmas dan Pelaksana
Perkesmas ingin segera memecahkan masalah kesehatan yang membutuhkan kerjasama
antara Lintas program dan Lintas Sektor yang terkait dengan penyebab terjadinya masalah
kesehatan.

Penugasan Bermain Peran Kegiatan Koordinasi Lintas Program dan Lintas


Sektor :

Setiap kelompok diminta menyiapkan skenario bermain peran dan memperagakannya


bersama semua anggota kelompok. Skenario menggambarkan kegiatan Koordinator
Perkesmas dalam melakukan koordinasi lintas program dan lintas sector pada lokakarya
mini Puskesmas yang meliputi :
a. Melakukan koordinasi lintas program pada kegiatan Loka Karya Mini Bulanan
Puskesmas, dalam upaya pemantauan hasil kerja petugas Puskesmas.

56
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Melakukan koordinasi lintas sektor pada kegiatan Loka Karya Mini Tribulanan
Puskesmas, dalam upaya peningkatan kerjasama lintas sektoral.

Skenario Bermain Peran Kegiatan Koordinasi Lintas Program dan Lintas


Sektor

a. Sessi 1 Koordinasi Lintas Program pada Kegiatan Loka Karya Mini Bulanan
Puskesmas, sebagai berikut :
 Kepala puskesmas mempersiapkan
- bahan umpan balik kinerja bulan lalu dan capaian kumulatif bulan berjalan
- informasi kebijakan baru dan atau program baru yang harus dilaksanakan di
puskesmas
- rencana tindakan perbaikan dan peningkatan kinerja yang akan datang
 Pelaksana/ Penanggung Jawab Program/ Kegiatan
- Melaporkan hasil kinerja, analisis masalah dan rancangan tindak lanjut
masing-masing program
- Menyiapkan bahan untuk pembahasan usulan kesehatan dari seluruh kelurahan
- Menjelaskan usulan kegiatan untuk perbaikan/ peningkatan kinerja
puskesmas
- Memaparkan RPK bulanan setiap program atau kegiatan
 Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempersiapkan :
- Mempersiapkan kebutuhan administrative pelaksanaan Lokmin, termasuk di
dalamnya notulensi.
- Bertanggung jawab dalam mengorganisir penyelenggaraan lokakarya mini.
 Koordinator Perkesmas
- Melaporkan hasil kinerja, analisis masalah dan rancangan tindak lanjut
pelayanan Perkesmas diantaranya permasalahan pada kasus di atas
- Menyiapkan bahan untuk pembahasan usulan kesehatan dari seluruh
kelurahan/desa, termasuk Desa Sukarasa dan Desa Laksana.
- Menjelaskan usulan kegiatan untuk perbaikan/peningkatan kinerja
puskesmas
- Memaparkan RPK bulanan

57
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Pelaksana Perkesmas :
- Menyampaikan permasalahan terkait pelaksanaan Perkesmas di Desa Sukarasa
- Mencatat/membuat notulis hasil lokakarya mini
- Mendokumentasikan hasil lokakarya mini
- Membuat laporan untuk rencana tindak lanjut.

b. Sessi 2 Koordinasi Lintas Sektor pada Kegiatan Loka Karya Mini Tribulanan
Puskesmas, memerankan sebagai berikut :
 Koordinator Perkesmas :
- Koordinasi dengan pogram untuk kesiapan bahan bahan kegiatan lokakarya
mini dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
- Melasanakan arahan dari Kepala Puskesmas terkait seluruh rangkaian
kegiatan lintas sector
- Mengusulkan waktu dan tempat pelasanaan
- Mengawasi tim mulai dari persiapan sampai dengan pelaksaan kegiatan
lokakarya mini
- Mengevaluasi mulai dari persiapan sampai dengan pelaksaan kegiatan
lokakarya mini
 Kepala Puskesmas:
- Menerima laporan persiapan kegiatan lokakarya mini dari koordinantor
Perkesmas dan koordinator program
- Memberikan arahan kegiatan kepada koordinator perkesmas dan
koordinator program
- Melaksanakan pendekatan kepada camat untuk memipmpin lokakarya dengan
menjelaskan acaranya
- Mengkoordinasikan sektor sektor agar menyajikan laporan kegiatan dan
pembinaan
 Pelaksana Perkesmas
- Membuat visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah dipahami
oleh sector antara lain dalam bentuk PWS
- Mempersiapkan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulanan lintas
sector

58
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

- Menyiapkan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/ surat surat yang
berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan dengan sector
kesehatan
- Membuat notulen lokakarya
- Membuat surat-surat undangan lokakarya untuk ditandatangani camat/linsek

59
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

CHECKLIST BERMAIN PERAN

KOORDINASI LINTAS PROGRAM DALAM KEGIATAN LOKAKARYA MINI


BULANAN

Nama Peserta :
Kelompok :
Instruktur :

KOMPONEN PENILAIAN KOORDINATOR NILAI


NO. KET
PERKESMAS 0 1 2
A Persiapan Koordinasi Lintas Program pada
Kegiatan Lokakarya Mini Puskesmas
1. Melaksanakan rapat internal tim perkesmas
untuk persiapan lokmin
2. Menyiapkan bahan untuk pembahasan
usulan kesehatan dari seluruh
kelurahan/desa, termasuk Desa Sukarasa
3. Menyusun RPK Bulanan untuk disampaikan
pada Lokmin
Pelaksanaan Koordinasi Lintas Program
B
pada Kegiatan Lokakarya Mini Puskesmas
1. Melaporkan hasil kinerja, analisis masalah dan
rancangan tindak lanjut pelayanan Perkesmas
diantaranya permasalahan pada
kasus di atas
2. Menjelaskan usulan kegiatan untuk
perbaikan/peningkatan kinerja khususnya
program Perkesmas
3. Memaparkan RPK bulanan program
Perkesmas
4. Menghimpun tanggapan dari tim program
lain, Ka. Puskesmas, Ka. Tata Usaha,
Jejaring dan Jaringan Puskesmas terkait

60
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

permasalahan dan usulan pemecahan


masalah
5. Memberikan umpan balik dan apresiasi pada tim
program Puskesmas lainnya terkait
perhatiannya terhadap permasalahan dan
usulan kegiatan program Perkesmas
6. Menandatangani kesepakatan bersama
hasil lokakarya mini
7. Mencatat dan mendokumentasikan hasil
koordinasi lintas program pada kegiatan
lokmin oleh pelaksana Perkesmas

Jumlah Skor

Keterangan Nilai
0 : Jika peserta tidak melakukan komponen penilaian
1 : Jika peserta melakukan komponen penilaian namun kurang tepat 2 :
Jika peserta melakukan komponen penilaian dengan tepat

Perhitungan Nilai

(Jumlah skor/total skor) x 100 = ………….

……………, …………. 2021

Observer

………………………

61
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

CHECKLIST BERMAIN PERAN

LOKAKARYA MINI TRIBULANAN LINTAS SEKTOR

Nama Peserta :
Kelompok :
Instruktur :

NILAI
NO. KOMPONEN PENILAIAN KET
0 1 2
LOKAKARYA TRIBULANAN PERTAMA
A
MASUKAN

Menyiapkan informasi tentang lintas program lintas


1
sector
Menyiapkan informasi tentang program
2
Perkesmas
Menyiapkan informasi tentang kebijakan, program
3
perkesmas dan konsep baru
B PROSES
Melaksanakan Penggalanangan tim melalui
1
dinamika kelompok
Menginventarisasi peran bantu masing – masing
2
sektor

Menganalisis masalah peran bantu dari masing –


3
masing sector

4 Membagi peran dan tugas masing – masing sector

KELUARAN
C
Membuat kesepakatan tertulis lintas sektor terkait
1
dalam mendukung program kesehatan
Membuat rencana kegiatan masing – masing
2
sector

LOKAKARYA TRIBULANAN RUTIN

A MASUKAN
Menyiapkan laporan kegiatan pelaksanaan
1
program perkesmas dan dukungan sektor terkait

62
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Menginventarisasi masalah/hambatan dari masing


2 – masing sektor dalam pelaksanaan program
perkesmas
3 Memberikan informasi baru
B PROSES
Menganalisis hambatan dan masalah pelaksanaan
1
program perkesmas
2 Merumuskan cara penyelesaian masalah
Menyusun rencana kerja dan menyepakati
3
kegiatan untuk tribulanan baru
C KELUARAN
1 Membuat rencana kerja tribulanan yang baru
Menyusun rencana kerja dan menyepakati
2
kegiatan untuk tribulanan baru

Jumlah Skor

Keterangan Nilai
0 : Jika peserta tidak melakukan komponen penilaian
1 : Jika peserta melakukan komponen penilaian namun kurang tepat 2 :
Jika peserta melakukan komponen penilaian dengan tepat

Perhitungan Nilai
(Jumlah skor/total skor) x 100=………….

……………, …………. 2021

Observer

………………………

63
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

SKENARIO 2 BERMAIN PERAN


MATERI PELATIHAN INTI 3

Topik : Pelaksanaan Penggerakan Peran Serta Masyarakat

Peran :
1) Koordinator Perkesmas (1 orang)
2) Pelaksana Perkesmas (1 orang)
3) Kepala Desa (1 orang)
4) Kader Kesehatan & Mitra potensial (1 orang)
5) Tokoh masyarakat (1 orang)

Alur Cerita :
Tahun 2019, telah dilakukan pendataan PIS-PK di Desa Amarupura dan terdapat tiga
masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian untuk diintervensi yaitu:

1) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih (24,7%);


2) Penderita hipertensi yang melakukan pengobatan secara teratur (17,9%);
3) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) (29,3%).
Koordinator Perkesmas dan Penanggung jawab Promkes telah melakukan pendampingan
kader di Desa Amarapura tersebut dalam proses Survey Mawas Diri (SMD), Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD), dan memperoleh prioritas perilaku serta lingkungan bermasalah
yang masuk ke dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas Sentosa di wilayah
Desa Amarupara. RUK tersebut berisi Program Pemberdayaan Masyarakat yaitu
melakukan penggerakan peran serta masyarakat melalui Kader Kesehatan bersama
Puskesmas untuk mengatasi tingginya penderita hipertensi di wilayah tersebut melalui pe-
nonaktif-an kembali Posbindu PTM di Desa Amarupura yang sudah sejak lama “tertidur”.
Untuk mendapatkan dukungan kebijakan, selanjutnya Koordinator Perkesmas,
Penanggungjawab Promkes bersama Kepala Puskesmas berencana melakukan advokasi
(sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya) kepada Kepala Desa,
disamping itu Koordinator Perkesmas berinisiatif menggalang kemitraan dengan mitra
potensial di desa untuk mendapat dukungan.

64
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Penugasan Bermain Peran Kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat :

Setiap kelompok diminta menyiapkan skenario bermain peran dan memperagakannya


bersama semua anggota kelompok. Skenario menggambarkan kegiatan Koordinator
Perkesmas dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan penggerakan peran serta
masyarakat yang meliputi :
 Upaya Advokasi kepada Kepala Desa untuk mengeluarkan kebijakan yang mendukung
upaya mengatasi permasalahan hipertensi di wilayah Desa Amarupura.
 Upaya Kemitraan dengan merancang kerjasama bersama mitra potensial yang memiliki
sumber daya terkait untuk mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat
 Upaya pendampingan Pemberdayaan Masyarakat bersama kader kesehatan dan tokoh
masyarakat dengan menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengaktifkan
kembali Posbindu PTM dan memanfaatkan pelayanan di Posbindu PTM di setiap
kegiatan masyarakat di desa.

Skenario Bermain Peran Kegiatan Penggerakan Peran Serta Masyarakat

 Koordinator Perkesmas bersama pelaksana Perkesmas membahas persiapan


pelaksanaan kegiatan pendampingan pemberdayaan masyarakat.
 Pelaksana Perkesmas berkoordinasi via telepon dengan Kader Kesehatan untuk
melakukan persiapan pertemuan dengan Kepala Desa Amarupura beserta jajaran terkait.
 Koordinator Perkesmas bersama pelaksana Perkesmas didampingi Kader Kesehatan
menghadap Kepala Desa dan menyampaikan maksud dan tujuan pertemuan.
 Pertemuan dengan Kepala Desa diawali dengan pemaparan data tentang permasalahan
kesehatan prioritas di Desa Amarupura yang perlu segera mendapatkan perhatian yaitu
tingginya penyakit hipertensi di wilayah tersebut akibat penderita hipertensi yang
melakukan pengobatan secara teratur masih sangat sedikit (17,9%) sedangkan
hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya komplikasi dan
berdampak pada penurunan kualitas hidup penderitanya.

65
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Koordinator Perkesmas melakukan upaya Advokasi kepada Kepala Desa untuk


mengeluarkan kebijakan yang dapat mendukung upaya mengatasi permasalahan ini.
Koordinator Perkesmas juga menyampaikan rencana pendampingan kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat melalui Kader Kesehatan untuk melakukan penggerakan
masyarakat dengan mengaktifkan kembali Posbindu PTM di Desa Amarupara. Melalui
kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan
dan deteksi dini faktor risiko PTM.
 Dalam pelaksanaan Advokasi, terdapat 5 peran Kepala Desa yang berbeda- beda yang
dihadapi masing-masing Koordinator Perkesmas :
1) Kondisi 1 : Kepala Desa menyambut baik dan menyepakati untuk mendukung upaya
mengatasi permasalahan hipertensi di wilayahnya.
2) Kondisi 2 : Kepala Desa meragukan data yang dipaparkan dan bersikap tidak
mendukung.
3) Kondisi 3 : Kepala Desa tidak fokus dan tidak mendengar secara aktif pada topik
pertemuan.
4) Kondisi 4 : Kepala Desa banyak menyanggah data dan penjelasan yang
dipaparkan.
5) Kondisi 5 : Kepala Desa menyatakan tidak tertarik dengan permasalahan ini karena
menganggap banyak permasalahan lain yang perlu lebih diprioritaskan
 Dari kelima kondisi di atas, pada akhirnya setiap Koordinator Perkesmas mampu
mengatasi situasi dan menghasilkan respon yang baik dari Kepala Desa untuk bersama-
sama mengatasi permasalahan hipertensi di wilayahnya. Kepala Desa juga menyatakan
kesediaannya untuk mengeluarkan Surat Edaran dalam rangka mengaktifkan kembali
Posbindu PTM di Desa Amarupara.
 Selanjutnya Koordinator Perkesmas juga merancang kerjasama dengan mitra potensial
untuk mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat yaitu pengaktifan kembali
Posbindu PTM di Desa Amarupura.
 Koordinator Perkesmas melakukan upaya Kemitraan dengan melakukan pertemuan
bersama calon mitra potensial (Dunia Usaha/Swasta) yang memiliki sumber daya untuk
pembinaan Posbindu PTM (data calon mitra didapat dari Koordinator Promkes).
 Pertemuan ini menghasilkan Perjanjian Kerjasama antara Puskesmas Sentosa

66
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

dan mitra tersebut dengan ruang lingkup kegiatan pembinaan Posbindu PTM di Desa
Amarupura.
 Mengacu pada Surat Edaran Kepala Desa Amarupura dan perjanjian kerjasama dengan
mitra Dunia Usaha, selanjutnya Kader kesehatan bersama tokoh masyarakat didampingi
Koordinator Perkesmas menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
mengaktifkan kembali Posbindu PTM dan memanfaatkan pelayanan di Posbindu PTM
di setiap kegiatan masyarakat di desa.

67
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

CHECKLIST BERMAIN PERAN


PELAKSANAAN PENGGERAKAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Nama Peserta :
Kelompok :
Instruktur :

NILAI
NO. KOMPONEN PENILAIAN KET
0 1 2

1 Persiapan pelaksanaan kegiatan pendampingan


pemberdayaan masyarakat.

2 Melakukan upaya Advokasi kepada Kepala Desa


untuk mengeluarkan kebijakan yang dapat
mendukung upaya mengatasi permasalahan ini.

Kondisi 1 : Kepala Desa menyambut baik dan


menyepakati untuk mendukung upaya mengatasi
permasalahan hipertensi di wilayahnya.

Kondisi 2 : Kepala Desa meragukan data yang


dipaparkan dan bersikap tidak mendukung.

Kondisi 3 : Kepala Desa tidak fokus dan tidak


mendengar secara aktif pada topik pertemuan.

Kondisi 4 : Kepala Desa banyak menyanggah data


dan penjelasan yang dipaparkan.

Kondisi 5 : Kepala Desa menyatakan tidak tertarik


dengan permasalahan ini karena menganggap
banyak permasalahan lain yang perlu lebih
diprioritaskan

3 Menyampaikan rencana pendampingan kegiatan


Pemberdayaan Masyarakat kepada Kepala Desa
untuk melakukan penggerakan masyarakat dengan
mengaktifkan kembali Posbindu PTM di Desa
Amarupura

4 Merancang kerjasama dengan mitra potensial


untuk mendukung kegiatan pemberdayaan
masyarakat

a. Menentukan gagasan kemitraan

68
Mata Pelatihan Inti 3 Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Identifikasi calon mitra potensial

c. Merumuskan tujuan dan peran mitra


5 Melakukan upaya Kemitraan dengan melakukan
pertemuan bersama calon mitra potensial (Dunia
Usaha/Swasta) dan menghasilkan Perjanjian Kerja
Sama dengan mitra.

a. Mempersiapkan pertemuan
b. Membangun kesepakatan kerjasama
kemitraan
c. Merumuskan rencana kerja kemitraan

d. Melaksanakan kerjasama

e. Pemantauan kemitraan
6 Menggerakan masyarakat untuk berpatisipasi
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Point2 lain terkait penggerakan masyarakat

Keterangan Nilai
0 : Jika peserta tidak melakukan komponen penilaian
1 : Jika peserta melakukan komponen penilaian namun kurang tepat 2 :
Jika peserta melakukan komponen penilaian dengan tepat

Perhitungan Nilai

(Jumlah skor/total skor) x 100=………….

……………, …………. 2021

Observer

………………………

69
MODUL MATA PELATIHAN INTI 4
PENGAWASAN,
PENGENDALIAN, DAN
PENILAIAN HASIL
KEGIATAN PELAYANAN
PERKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT

Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai koordinator Perkesmas yakni melakukan


koordinasi semua pelayanan keperawatan yang diterima oleh individu, kelompok, keluarga
dan masyarakat maka diperlukan upaya integrasi dengan manajemen Puskesmas. Hal ini
selaras tugas dari koordinator perkesmas yang akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan
asuhan keperawatan masyarakat di Puskesmas dan wilayah kerjanya. Upaya ini
mendukung capaian indikator keluarga sehat di wilayah kerja masing-masing. Dalam
pengelolaan pelayanan perkesmas terdapat kegiatan yang melekat yakni pengawasan,
pengendalian dan penilaian kegiatan pelayanan Perkesmas. Kegiatan ini selaras dengan P3
dalam manajemen Puskesmas. Sehingga tugas dari Koordinator Perkesmas akan senantiasa
bersinergi dengan manajemen puskesmas untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Dalam menjalankan tugas sebagai Koordinator pengalaman kerja yang dimilikinya selama
ini akan sangat mendukung untuk pelaksanaan pengawasan, pengendalian, dan penilaian
kegiatan pelayanan Perkesmas.

1
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengawasan, pengendalian dan
penilaian kegiatan pelayanan perkesmas diwilayah kerjanya

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan pelayanan Perkesmas di
Puskesmas dan wilayah kerjanya
2. Melakukan penilaian kegiatan pelayanan Perkesmas di Puskesmas dan wilayah
kerjanya

2
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Pengawasan dan Pengendalian kegiatan pelayanan perkesmas di Puskesmas dan
wilayah kerjanya
a. Penetapan Target Capaian Pelayanan Perkesmas
b. Jenis Indikator Pengawasan
c. Pemilihan Indikator Pengawasan
d. Tindakan Koreksi/Perbaikan

2. Penilaian/evaluasi hasil pelayanan perkesmas di Puskesmas dan wilayah kerjanya


a. Pengukuran Kinerja Pelayanan Perkesmas
b. Perbandingan Kinerja Aktual dengan standar yang ditentukan

3
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kegiatan Pelayanan Perkesmas
menggunakan metode :

1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)


2. Studi Kasus
3. Observasi Lapangan (OL)

4
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5 MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Pengawasan,
Pengendalian, dan Penilaian Kegiatan Pelayanan Perkesmas meliputi:

1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Dokumen perencanaan (dari tempat OL)
9. SPM Kab/ Kota (dari tempat OL)
10. Lembar kasus
11. Panduan Studi Kasus
12. Panduan Observasi Lapangan

5
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta (10 menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
 Fasilitator melakukan bina suasana dengan memberikan game singkat, agar peserta
fokus dan antusias dalam mengikuti materi.
 Melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang Pengawasan, Pengendalian,
dan Penilaian Kegiatan Pelayanan Perkesmas
 Sampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok yang akan
disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Penyampaian Materi Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan


Pelayanan Perkesmas Di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya. (40 Menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta tentang pengalaman atau informasi
yang pernah didapat peserta mengenai pengawasan kegiatan pelayanan perkesmas di
puskesmas dan wilayah kerjanya;
 Fasilitator memberikan tanggapan atas sharing yang disampaikan peserta;
 Fasilitator menyampaikan materi dengan menggunakan bahan tayang. Materi yang
disampaikan adalah: jenis indikator pengawasan, pemilihan indikator pengawasan dan
pengawasan sesuai indikator yang dipilih;
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk melaksanakan tanya jawab
kemudian fasilitator menanggapi pertanyaan peserta;
 Fasilitator menyimpulkan materi dan memberikan penguatan.

6
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 3: Penilaian Hasil Pelayanan Perkesmas Di Puskesmas Dan Wilayah


Kerjanya (30 Menit)
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta tentang pengalaman atau informasi
yang pernah didapat peserta tentang Pengendalian Kegiatan Pelayanan Perkesmas Di
Puskesmas Dan Wilayah Kerjanya;
 Fasilitator memberikan tanggapan atas sharing yang disampaikan peserta;
 Fasilitator menyampaikan materi dengan menggunakan bantuan bahan tayang. materi
yang disampaikan adalah: jenis indikator penilaian/ evaluasi, pemilihan inkator
penilaian/ evaluasi, penilaian/ evaluasi sesuai indikator yang dipilih;
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk melaksanakan tanya jawab
kemudian fasilitator menanggapi pertanyaan peserta;
 Fasilitator menyimpulkan materi dan memberikan penguatan.

Sesi 4: Penugasan Studi Kasus ( 4 JPL 180 menit)


 Fasilitator menerangkan mekanisme pelaksanaan penugasan. Penugasan dalam bentuk
diskusi studi kasus;
 Fasilitator membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 6 orang anggota. Setiap kelompok memilih ketua, sekretaris dan anggota.
 Setiap kelompok didampingi oleh 1 (satu) orang pendamping/instruktur.
 Fasilitator meminta peserta menyiapkan data Puskesmas yang akan digunakan sebagai
bahan Latihan dengan kelengkapan sebagai berikut:
1. Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota
2. Profil Puskesmas (termasuk penilaian kinerja Puskesmas)
3. Data PIS-PK tahun sebelumnya
4. LAKIP Puskesmas tahun sebelumnya
5. Laporan Bulanan Perkesmas 1 tahun sebelumnya
6. RUK RPK RKA Puskesmas tahun berjalan
 Fasilitator mempersilahkan peserta untuk mendiskusikan kasus, dengan langkah-
langkah sbb:

7
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1. Melakukan identifikasi indikator masukan sesuai dengan profile Puskesmas yang


terpilih dan laporan Bulanan Perkesmas 1 Tahun yang lalu beserta RPK, RKA
Puskesmas
2. Melakukan identifikasi target dan capaian dari setiap indicator output Perkesmas
yang dibuat oleh Puskesmas
3. Melakukan identifikasi Indikator outcome/dampak dalam pelayanan Perkesmas yaitu
peningkatan Indeks Keluarga Sehat (IKS) tingkat Puskesmas
4. Melakukan telaah laporan kegiatan perkesmas disesuaikan dengan hasil identifikasi
indicator masukan, proses dan luaran/dampak.
5. Melakukan penilaian untuk melihat capaian kinerja yang disesuaikan dengan
RUK/RPK Kegiatan Perkesmas
6. Memberikan umpan balik atau rekomendasi yang konstruktif solutif terkait hasil
temuan kegiatan Pengawasan Pengendalian dan Penilaian Kegiatan Perkesmas
 Fasilitator memfasilitasi peserta untuk melakukan presentasi hasil diskusi kasus.
Kelompok lain menyimak dan memberikan tanggapan;
 Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan penguatan.

Sesi 5: Pengakhiran (10 menit)


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada peserta.
 Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan jawaban.
 Merangkum pembelajaran bersama-sama peserta.
 Memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
 Menutup proses pembelajaran dengan mengucapakan permohonan maaf dan
terimakasih.

8
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 6: Observasi Lapangan


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator memberikan penjelasan tentang rangkaian kegiatan observasi lapangan
sebagai berikut:
1. Latar belakang kegiatan
2. Tujuan kegiatan
3. Mekanisme kegiatan
 Fasilitator membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok. Setiap kelompok
beranggotakan 6 orang peserta
 Kegiatan observasi lapangan dilaksanakan di 2 (dua) lokus Puskesmas sehingga setiap
lokus Puskesmas akan didatangi oleh 3 kelompok peserta. Lokus Puskesmas yang
dipilih haruslah yang telah melakukan pelayanan Perkesmas secara rutin
 Selama proses kegiatan observasi lapangan berlangsung akan dipandu oleh
Pendamping/ Pelatih/ Instruktur
 Sebelum melaksanakan observasi lapangan, kelompok membuat daftar tilik untuk
mempermudah pengumpulan data pada saat observasi
 Mekanisme observasi lapangan
1. Peserta tiba di lokus Puskesmas
2. Peserta menyimak paparan pengenalan program kegiatan Perkesmas di
Puskesmas yang menjadi lokus
3. Peserta melakukan tanya jawab singkat
4. Peserta mengumpulkan data perencanaan yang terdiri dari:
a. Dokumen Rencana Strategis Puskesmas,
b. Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota
c. Profil Puskesmas (termasuk penilaian kinerja Puskesmas) tahun
sebelumnya
d. Data PIS-PK tahun sebelumnya
e. LAKIP Puskesmas tahun sebelumnya
f. Laporan Bulanan Perkesmas selama 1 tahun terakhir.
g. RUK Puskesmas tahun berjalan (khususnya pelayanan Perkesmas)
h. Data pembentukan Tim Perkesmas di Puskesmas (SK, Skema Bagan, Surat
Penunjukkan)
5. Peserta mengumpulkan data pengawasan yang terdiri dari:

9
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat tahun sebelumnya


b. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahunan Puskesmas tahun sebelumnya
dan tahun berjalan (khususnya pelayanan Perkesmas)
c. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) bulanan Puskesmas 1 tahun sebelumnya
dan tahun berjalan (khususnya pelayanan Perkesmas), contoh 1 (satu) bulan
d. Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) Puskesmas tahun sebelumnya (khususnya
pelayanan Perkesmas)
e. Laporan Monev kegiatan pelayanan Perkesmas tahun sebelumnya
6. Setiap kelompok melakukan analisis terhadap data
7. Peserta menyusun laporan hasil observasi lapangan, sesuai ketentuan
8. Peserta mempresentasikan hasil observasi lapangan
9. Kelompok lain menyimak dan memberikan tanggapan
10. Fasilitator menyampaikan pembahasan, memberikan masukan dan
tanggapan
11. Fasilitator merangkum dan menyimpulkan

10
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI

Materi Pokok 1: Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan


Pelayanan Perkesmas Di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya

A. Penetapan Target Capaian Pelayanan Perkesmas


Pengawasan adalah rangkaian upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional
untuk menjamin pelaksanaan perkesmas sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan di awal tahun. Hal ini sebagai bagian tanggung jawab Koordinator
Perkesmas untuk menemukan pelaksanaan kegiatan perkesmas konsisten atau selaras
dengan perencanaan dan tujuan dari Puskesmas setempat. Dalam pedoman
manajemen Puskesmas disampaikan bahwa kegiatan pengawasan harus mencakup
administrasi, sumber daya, pencapaian kinerja dan teknis pelayanan. Untuk itulah
pemahaman terhadap perencanaan, standar maupun peraturan yang melandasi
kegiatan perkesmas harus senantiasa dijadikan acuan untuk kegiatan pengawasan.
Kegiatan pengawasan dapat dilaksanakan melalui kegiatan supervisi yang terjadwal
maupun mendadak.

Pengendalian atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Controlling harus senantiasa
dilaksanakan oleh Koordinator Perkesmas demi mencapai tujuan dan menjaga mutu
layanan perkesmas. Merujuk dari ilmu manajemen pengendalian memiliki fungsi
sebagai alat kendali dalam memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan dalam
organisasi dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Bila diselaraskan dengan
pelayanan perkesmas, pengendalian merupakan langkah untuk melihat dan
memastikan pelaksanaan pelayanan perkesmas disesuaikan dengan perencanaan
kegiatan perkermas. Dengan adanya fungsi pengendali ini maka sumber daya yang
digunakan untuk pelayananan perkesmas dapat dipastikan diguna dayakan secara
efektif dan efisien sesuai tujuan pencapaian Indeks Keluarga Sehat setempat.
Proses

11
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

yang dilaksanakan saat pengawasan dan pengendalian yakni membandingkan secara


aktual kegiatan perkesmas dengan standar yang telah disusun dalam hal ini indicator-
indikator yang ada. Indikator masukan, proses luaran/dampak sebaiknya dapat
menjadi tilikan dan pertimbangan bagi koordinator perkesmas. Pengawasan dan
Pengendalian yang aktif senantiasa mengikuti siklus manajemen yakni dimulai dari
masukan, proses dan luaran/dampak. Apabila dijumpai hal yang tidak sesuai,
disegerakan untuk melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan.

Langkah awal dari pengawasan dan pengendalian yakni penetapan target sesuai
capaian dari setiap indicator yang digunakan. Dalam pemilhan indikator perlu di
ingat prinsip Tangible dan Intangible.
 Tangible (terukur atau nyata) – Tangible adalah standar yang dapat diukur
dan nyata. Biasanya disebut juga dengan Standar yang terukur (Measurable
Standards). Standar Terukur yang ditentukan oleh Manajemen dapat berupa
Standar waktu yang harus dicapai (Time), standar biaya (Cost), standar penjualan
(Sales), standar pangsa pasar (Market Share), standar produktivitas (Productivity)
hingga laba yang harus dicapai (Profit).
 Intangible (Tidak Terukur atau tidak berwujud) – Intangible adalah
standar yang tidak dapat diukur secara moneter ataupun angka. Standar Intangible
ini lebih sulit diukur jika dibandingkan dengan standar tangible. Contohnya
Standar Intangible seperti sikap dan tingkah laku seorang karyawan,
penyimpangan pekerjaan seorang karyawan, kreativitas karyawan ataupun
kesetiaan pelanggan.

Kegiatan pengawasan dan pengendalian kordinator Perkesmas akan lebih mudah


dalam mengendalikan kegiatan pelayanan bila telah menetapkan dari awal target dari
pengawasan pengendalian yang masuk dalam RUK/RPK Kegiatan Perkesmas.
Sehingga keselerasan program perkesmas dapat melekat dalam siklus manajemen
Puskesmas.

Merujuk dalam pedoman manajemen Puskesmas pengendalian merupakan kegiatan


untuk mengawal kesesuaian kegiatan dengan perencanaan yang

12
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan pengawasan dan pengendalian berupa


membandingkan atau memadankan capaian dengan target yang telah ditetapkan.
Upaya pengendalian adalah bila dijumpai hal yang tidak sesuai maka tindakan
perbaikan (corrective action). Untuk menjamin dan menjaga mutu layanan
perkesmas, kegiatan pengawasan dan pengendalian senantiasa dilaksanakan selaras
dengan perencanaan, pelaksanaannya. Kegiatan pengendalian secara berjenjang
dimulai dari koordinator perkesmas, PJ UKM, Kepala Puskesmas sampai Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

Kegiatan pengawasan dan pengendalian adalah saling melekat dan berkelindan


sebagai rangkaian siklus manajemen dalam hal ini kegiatan Perkesmas. Secara
singkat tujuan dari Pengawasan dan pengendalian adalah:
1. Melihat pelayanan kesehatan perkesmas dengan rujukan standar, RUK/RPK yang
telah ditetapkan dengan melihat perihal administrasi, sumber daya yang
digunakan secara efektif dan efisien.
2. Melihat hambatan, kendala maupun tantangan pelayanan perkesmas, sehingga
tindakan perbaikan segera dapat diambil.
3. Melihat penyimpangan yang ada terkait pelayanan perkesmas apakah sesuai
sasaran, indicator masukan proses dan luaran/proses.
4. Mendapatkan informasi yang objektif terkait penyimpangan dan penyebabnya
sebagai bahan umpan balik perbaikan berikutnya

B. Jenis Indikator Pengawasan dan Pengendalian


Dalam pengawasan dan pengendalian kegiatan perkesmas penting untuk memahami
indikator dari masukan, proses dan luaran atau dampak. Berikut penjelasan detilnya.
Peran koordinator secara aktif melakukan pengawasan dan pengendalian internal
secara aktif periodik sesuai jenis indikator yang telah ditetapkan.

Berikut jenis -jenis Indikator pelayanan perkesmas.


1. Indikator Masukan
Indikator masukan dalam pelayanan Perkesmas meliputi:

13
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Jumlah Perawat Puskesmas yang sudah mendapat pelatihan teknis terkait


Perkesmas serta peningkatan kompetensi lainnya.
b. Jumlah kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit).
c. Tersedia sarana transportasi untuk kunjungan ke
keluarga/kelompok/masyarakat.
d. Tersedia Standar/Pedoman/Standar Prosedur Operasional
(SPO)/Instruksi Kerja terkait pelayanan Perkesmas.
e. Tersedia Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Perkesmas.
f. Tersedia Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Perkesmas.
g. Tersedia rencana kegiatan pembinaan teknis Perkesmas.
h. Tersedia dukungan administrasi terkait pencatatan dan pelaporan kegiatan
pelayanan Perkesmas.

2. Indikator Proses
Indikator proses dalam pelayanan Perkesmas meliputi:
a. Jumlah individu yang mendapatkan asuhan keperawatan di Puskesmas sesuai
target RPK;
b. Jumlah keluarga binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan sesuai target
RPK;
c. Jumlah kelompok binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan sesuai
target RPK;
d. Jumlah desa/kelurahan binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan sesuai
target RPK; dan
e. Jumlah Perawat yang mendapat pembinaan teknis Perkesmas oleh
Koordinator Perkesmas sesuai rencana.

3. Indikator Luaran
Indikator luaran/output dalam pelayanan Perkesmas meliputi:
a. Individu
Persentase individu dengan hasil asuhan keperawatan teratasi.
Cara Pengukuran: Jumlah individu dengan hasil asuhan keperawatan teratasi
dibagi dengan jumlah individu yang mendapat asuhan keperawatan di
Puskesmas, dikali 100%.

14
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Keluarga
Persentase keluarga binaan dengan hasil asuhan lepas bina.
Cara Pengukuran: Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan lepas bina,
dibagi dengan jumlah keluarga binaan yang mendapat asuhan keperawatan,
dikali 100%.
c. Kelompok
Persentase kelompok binaan yang meningkat kemandiriannya.
Cara Pengukuran: Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-II, KM-
III dan KM-IV, dibagi jumlah kelompok binaan yang mendapat asuhan
keperawatan, dikali 100%.
d. Masyarakat
Persentase desa/kelurahan binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan.
Cara Pengukuran: Jumlah desa/kelurahan binaan yang mendapatkan asuhan
keperawatan dibagi jumlah desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas, dikali
100%.

4. Indikator Dampak
Indikator outcome/dampak dalam pelayanan Perkesmas yaitu peningkatan
Indeks Keluarga Sehat (IKS) tingkat Puskesmas.

Pemahaman dari jenis indikator pengawasan dan pengendalian dari masukan, proses
dan luaran/dampak menjadi acuan saat melakukan pengawasan dan pengendalian
kegiatan perkesmas. Pelaksanaan penyelenggaraan perkesmas akan tercatat dalam
sebuah laporan kegiatan. Laporan tersebut menjadi bahan kegiatan pengawasan,
pengendalian dan penilaian untuk melihat dengan perencanaan sebelumnya. Data
Rancangan Usulan Kegiatan (RUK) maupun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
dan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) Perkesmas pada tahun berjalan berserta
notulensi atau dokumen terkait laporan kegiatan menjadi bahan untuk pengawasan
bagi Koordinator Perkesmas. Pengawasan internal diselaraskan dengan penanggung
jawab kegiatan UKM esensial atau pengembangan. Peranan Koordinator Perkesmas
dalam pengawasan dan pengendalian pelayanan UKP antara lain pelayanan
perkesmas pada sasaran individu

15
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan kemandirian individu dalam perawatan diri
yang yang telah dilayani dalam waktu berjalan disesuaikan data perencanaan
kegiatan (RUK. RKA dan atau RPK).

C. Pemilihan Indikator Pengawasan dan Pengendalian


Setelah memahami jenis-jenis indikator, maka koordinator perkesmas
melakukan analisis situasi disesuaikan dengan perencanaan yang disusun.
Dalam penggerakan pelayanan perkesmas senantiasa merujuk dari indicator
yang telah ditetapkan puskesmas tersebut sesuai sumber daya yang
dimilikinya. Indikator yang dipilih diselaraskan dengan data capaian Indikator
hasil maupuan dampak di Wilayah Puskesmas. Sekali lagi kelengkapan
dokumen RUK, RPK, RKA dan SPM serta laporan kegiatan pelaksanaan
perkesmas akan mendukung dalam pemilihan.

Sebagai contoh capaian bulanan perkesmas terkait sasaran individu tentang


prosentase asuhan keperawatan masyarakat bagi ibu hamil resiko tinggi sebanyak
50% dari target 70%. Belum tercapainya target bisa menjadi bahan pengawasan
dalam bulan berjalan maupun waktu kedepannya. Kegiatan koordinator perkesmas
dalam pengawasan perkesmas yakni saat menilik indikator luaran yakni indeks
capaian keluarga sehat wilayah desa A sebesar
< 0,05. Peranan koordinator perkesmas dalam penyelarasan IKS PIS PK adalah
kemampuan untuk mengenali memahami dan menetapkan intervensi sasaran
keluarga binaan sesuai kegiatan perkesmas. Kemampuan koordinator selaras dari
awal perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pengendalian dan penilaian kinerja
perkesmas. Kegiatan perkesmas tidak mungkin bisa diselenggarakan secara
individual. Perkesmas membutuhkan sinergi lintas nakes, sectoral maupun
stakeholder yang akan mendukung Perkesmas. Disinilah tantangan koordinator
Perkesmas dalam melaksanakan pemilihan dan pemilahan indikator.

Koordinator perkesmas bersama dengan penanggung jawab UKM esensial dalam


pelayanan perkesmas senantiasa dipantau dan diawasi secara

16
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

langsung oleh Kepala Puskesmas. Adapun pengawasan eksternal dilaksanakan oleh


Pemerintah daerah dan pusat dalam rangka pembinaan dan pengawasan untuk jaga
mutu pelayanan perkesmas. Koordinator Perkesmas melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap pencapaian output program Perkesmas melalui kegiatan
berikut;
1. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan baik di dalam gedung maupun luar gedung Puskesmas sesuai dengan
perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas. Apabila terdapat ketidaksesuaian
maka koordinator Perkesmas bersama dengan Perawat lainnya melakukan
modifikasi terhadap perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas untuk diterapkan
selanjutnya;
2. Memastikan pencatatan keperawatan dilaksanakan sebagai bentuk bukti fisik
pekerjaan Perawat;
3. Melakukan evaluasi dengan menilai efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
kegiatan pelayanan Perkesmas sebagai bagian dari penilaian kinerja Perkesmas,
dilihat dari perencanaan program di awal, hasil asuhan keperawatan yang
diperoleh dan dukungan terhadap target pencapaian SPM kabupaten/kota;
4. Menyusun register pelayanan Perkesmas, laporan bulanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat (mengacu kepada Sistem Informasi Puskesmas), laporan
evaluasi hasil kegiatan pelayanan Perkesmas di Puskesmas dan laporan lainnya
sesuai perencanaan program atau kebutuhan; dan
5. Menyusun rencana tindak lanjut untuk program kegiatan pelayanan Perkesmas
selanjutnya.

D. Tindakan Koreksi/Perbaikan
Kegiatan berikutnya dalam rangka pengawasan dan pengendalian pelayanan
perkesmas berupa tindakan perbaikan. Koordinator perkesmas harus senantiasa aktif,
peduli dan dinamis dalam pengawasan dan pengendalian pelayanan perkesmas.
Dengan kolaborasi yang selaras bersama PJ UKM Esensial, Koordinator harus
segera melakukan tindakan perbaikan bila dijumpai adanya penyimpangan pelayanan
perkesmas. Saat mengambil upaya perbaikan atau tindakan koreksi Koordinator
Perkesmas harus

17
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

senantiasa menjalin komunikasi efektif dalam hal ini melaporkan kepada atasan
langsung yakni Kepala Puskesmas.

Untuk jenis penyimpangan kecil maka tindakan perbaikan bisa langsung segera
diambil oleh koordinator Perkesmas, dengan tetap lapor kepada Kepala Puskesmas.
Adapun untuk penyimpangan yang besar kiranya melaporkan segera kepada Kepala
Puskesmas.

Tindakan perbaikan dapat melibatkan pihak eksternal bila memang penyimpangan


dari pelayanan perkesmas cukup besar dan melibatkan lintas sektor. Kegiatan
pengawasan dan pengendalian perkesmas senantiasa diselaraskan dalam siklus
manajemen puskesmas. Puskesmas akan senantiasa melaksanakan siklus P1, P2 dan
P3 berkelanjutan melalui rangkaian lokakarya mini bulanan dan tribulanan.

Materi Pokok 2: Penilaian Kegiatan Pelayanan Perkesmas di


Puskesmas dan Wilayah Kerjanya

Kegiatan lanjutan setelah pengawasan dan pengendalian adalah penilaian. Penilaian


merupakan proses lanjutan sebagai salah satu instrument untuk melihat performa secara
menyeluruh sebuah kegiatan/program perkesmas. Koordinator perkesmas dalam kegiatan
P3 sesuai siklus manajemen Puskesmas, senantiasa aktif untuk dapat menilai capaian
pelayanan perkesmas baik pelayanan dalam maupun luar Gedung. Dengan merunut siklus
manajemen Puskesmas, maka Kordinator Perkesmas dapat melakukan penilaian secara
mandiri terkait kegiatan perkesmas.

A. Pengukuran Kinerja Pelayanan Perkesmas


Kegiatan lanjutan setelah pengawasan dan pengendalian pelayanan perkesmas, maka
koodinator perkesmas harus dapat mengukur kinerja hasil pelayanan perkesmas.
Kejelasan kriteria kinerja atau capaian indikator

18
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

perkesmas disesuaikan dengan target, SPM Pelayanan Kesehatan Kab/Kota maupun


IKS Puskesmas setempat. Kejelasan satuan dari indikator harus setara misalnya %
ataukah rupiah, satuan orang. Kejelasan ini akan mempermudah dalam pengukuran
kinerja. Pengukuran akan dapat dicapai atau dilalui bila pelaksanaan perkesmas
tercatat dan terdokumentasikan sehingga proses pengukuran kinerja akan berlanjut.
Pengukuran kinerja pelayanan perkesmas dapat dilakukan dengan cara
mengumpulkan informasi-informasi yang didapat dari berbagai sumber misalnya
saja laporan lisan, laporan statistik, pengamatan dan laporan tertulis. Perlu diketahui
bahwa pengukuran kinerja nyata harus dibuat berdasarkan fakta dan temuan
yang ada.

Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan penilaian pelayanan perkesmas sebagai


bagian dari menjaga mutu layanan perkesmas sebagai bagian dari mutu layanan
puskesmas. Mutu layanan puskesmas meliputi pelayanan yang sesuai standar mutu
layanan diantaranya pelayanan perkesmas bagi masyarakat di wilayah Puskesmas
setempat. Hal ini menjadi pertimbangan bagi kordinator perkesmas dalam
melakukan penilaian kegiatan perkesmas dengan memperhatikan indicator masukan,
proses luaran/dampak. Data yang mendukung penilaian perkesmas dapat diperoleh
dari Sistem Informasi Puskesmas yang mencakup pencatatan dan pelaporan kegiatan
Puskesmas dan jaringannya, survey lapangan, laporan lintas sektor terkait dan
laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.

B. Perbandingan Kinerja Aktual dengan standar yang ditentukan.


Penilaian hasil pelayanan perkesmas di Puskesmas dan wilayah kerjanya pada akhir
tahun merupakan lanjutan yang tidak terpisahkan dari pengawasan dan pengendalian.
Untuk dapat melakukan penilaian Koordinator perkesmas melakukan pengukuran
dilanjutkan dengan perbandingan kinerja aktual dengan standar pelayanan minimal
Daerah terkait kegiatan Perkesmas. Langkah ini sangat penting sebagai sarana
penilaian secara kuantitas maupun kualitas mutu layanan perkesmas.

19
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Penilaian pelayanan perkesmas bagian dari penilaian kinerja Puskesmas dalam ruang
lingkup cakupan pelayanan kesehatan. Penilaian sebagai proses yang obyektif dan
sistematis untuk melihat kegiatan /program perkesmas apakah telah berjalan efektif
dan efisien, sesuai sasaran dan standar/peraturan yang berlaku. Penilaian perkesmas
oleh kordinator perkesmas sebagai bagian dari menjaga mutu layanan perkesmas.
Penilaian kegiatan perkesmas menjadi bagian penilaian kinerja Puskesmas yang
selanjutnya akan diverifikasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Hasil
pencapaian indikator pelayanan Perkesmas digunakan oleh Puskesmas untuk
mengukur keberhasilan pelayanan Perkesmas sekaligus sebagai bahan penyusunan
perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas berikutnya. Selain itu hasil pencapaian
indikator pelayanan Perkesmas juga digunakan sebagai bahan rekomendasi
penyusunan kebijakan pelayanan Perkesmas.

Merujuk pedoman Manajemen Puskesmas penilaian kegiatan perkesmas dapat


diselaraskan dengan tujuan dari penilaian kinerja puskesmas. Tujuan dari penilaian
kegiatan perkesmas adalah :
1. Mendapatkan gambaran hasil kegiatan perkesmas yang meliputi capaian sasaran
dan mutu layanan.
2. Mendapatkan masukan dalam penyusunan kegiatan perkesmas di tahun
berikutnya.
3. Bahan perbaikan berkelanjutan untuk penanganan tantangan/ hambatan/ kendala
terkait kegiatan /program perkesmas.
4. Bahan kelengkapan untuk manajemen Puskesmas sebagai penilaian kinerja
Puskesmas.
5. Bahan evaluasi untuk pemilihan prioritas kegiatan program perkesmas.

Pelaksanaan penilaian berupa pengukuran dan perbandingan terhadapa kegiatan


perkesmas dapat menggunakan table bantu sesuai dengan pedoman manajemen
Puskesmas seperti gambar di bawah ini.

20
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Tabel penilaian Perkesmas

Keterangan:
1. Matriks tersebut diatas merupakan beberapa contoh kegiatan yang dilakukan Puskesmas.
Kegiatan selanjutnya sesuai RPK Puskesmas
2. Matriks tersebut dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan kebijakan daerah, dengan tidak
mengurangi variabel kolom yang ada.
3. Kolom (2). Upaya Kesehatan diisi dengan UKM, UKP, pelayanan kefarmasian,
keperawatan kesehatan masyarakat, dan pelayanan laboratorium yang dilaksanakan di
Puskesmas. Diisi sesuai dengan RPK Puskesmas. Dan untuk Perkesmas bisa lebih di
detilkan kegiatannya
4. Kolom (3). Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari masing-masing upaya yang
harus dilaksanakan dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan
5. Kolom (4). Satuan diisi dengan satuan kegiatan, seperti orang, ibu hamil, bayi, balita, dan
lainya sesuai dengan NSPK masing-masing program.
6. Kolom (5). Target sasaran adalah jumlah dari sasaran/area yang akan diberikan pelayanan
oleh Puskesmas, dihitung berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis, jumlah sumber
daya, target indikator kinerja, dan pencapaian terdahulu.
7. Kolom (6). Pencapaian diisi pencapaian kegiatan dari target sasaran yang telah ditentukan.
8. Kolom (7). Cakupan, diperoleh dengan menghitung pencapaian hasil kegiatan (kolom 6)
dibagi dengan target sasaran (kolom 5). Cakupan dihitung reratanya dari hasil masing-
masing variabel, sedangkan tiap variabel dihitung dari rerata sub variabel. Penetapan
kelompok variabel dan sub variabel dilaksanakan oleh Puskesmas bersama dengan dinas
kesehatan kabupaten/kota, dengan mengacu pada NSPK program

Untuk mempermudah tampilan dari penilaian perkesmas sajian data yang dihasilkan
dapat disajikan dalam bentuk grafik sarang laba-laba atau diagram radar.
Dengan grafik sarang laba-laba atau diagram radar diharapkan dapat lebih mudah
diketahui tingkat kesenjangan pencapaian dan ketidakserasian antara hasil cakupan
kegiatan pada setiap desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas. Penyajian grafik
tersebut sebaiknya dibuat secara periodik bulanan atau triwulan, sehingga dapat
digunakan sebagai bahan pemantauan dan identifikasi masalah sedini mungkin.
Berikut contoh

21
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

penggunaan grafik sarang laba-laba atau diagram radar untuk tampilan kinerja Puskesmas.

Gambar 1.
Contoh Grafik Kinerja Puskesmas Tahun 2017

TAHUN 2017

Promosi Kesehatan 100


80
Program Lansia 60 Pelayanan Kesling
40
20
Upaya Kesehatan Jiwa 0 Pelayanan KIA

Upaya Kesehatan Gigi danPelayanan Gizi


Mulut

Upaya Perawatan Kesehatan


Upaya P2P
Masyarakat

Usaha Kesehatan Sekolah

TARGET CAPAIAN

Gambar 2.
Contoh Grafik Kinerja Puskesmas Tahun 2018

TAHUN 2018

Promosi Kesehatan
100 upaya Kesehatan
Program Lansia 80 Lingkungan
60
40
Kesehatan Jiwa 20 Upaya KIA dan KB
0

Kesehatan gigi dan mulut Pelayanan Gizi

Upaya Perawatan KesehatanUpaya P2P


Masyarakat
Usaha Kesehatan Sekolah

TARGET CAPAIAN

22
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Gambar grafik radar di atas adalah sajian pencapaian kinerja di Puskesmas, dimana
pada tahun berikutnya dapat dilihat capaian kinerja pelayan perawat kesehatan
masyarakat meningkat.

23
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Koordinator Perkesmas harus mampu bersinergi dalam pelayanan perkesmas dengan
manajemen Puskesmas. Siklus MP dalam hal ini P3 selaras dengan kegiatan kordinator
untuk dapat melakukan Pengawasan, Pengendalian, Dan Penilaian Hasil Kegiatan
Pelayanan Perkesmas. Adanya kejelasan indicator capaian yang Pengendalian, Dan
Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas.

Kegiatan Pengawasan, Pengendalian, Dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas


untuk menjaga mutu layanan yang berkualitas bagi Perkesmas.

24
Mata Pelatihan Inti 4 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan di Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016
tentang Manajemen Puskesmas
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
9. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

25
MATA PELATIHAN INTI 5
PEMBINAAN TEKNIS
PERKESMAS DI
PUKESMAS DAN WILAYAH
KERJANYA

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKAR
TA
2021
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama
di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas harus
menyelenggarakan: manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas), pelayanan laboratorium dan kunjungan
keluarga.

Perkesmas adalah suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif yang berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya. Mempertimbangkan bahwa
dasar orientasi menjalankan pelayanan Perkesmas adalah proses keperawatan maka
pelayanan Perkesmas khususnya pemberian asuhan keperawatan harus dilaksanakan oleh
Perawat di Puskesmas.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan teknis Perawat dalam menyelenggarakan


pelayanan Perkesmas maka kegiatan pembinaan teknis Perkesmas perlu dilakukan secara
berkesinambungan oleh Koordinator Perkesmas agar kegiatan pelayanan Perkesmas dapat
berjalan sesuai yang diharapkan. Dalam proses kegiatan pembinaan teknis Perkesmas,
Koordinator Perkesmas menjalankan peran Perawat

1
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

yaitu sebagai Pendidik bagi rekan Perawatnya yang bekerja di Puskesmas yang sama
(Perawat pelaksana ataupun Penanggung Jawab Darbin).

Sebagai pendidik, hal-hal tugas yang dilakukan seperti mendampingi, membimbing


mengarahkan, mengobservasi mengevaluasi rekan Perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada individu, keluarga dan kelompok/masyarakat di Puskesmas dan wilayah
kerja Puskesmas. Keberadaan Koordinator Perkesmas sebagai pembimbing klinik bagi
rekan Perawatnya di Puskesmas menjadi kunci untuk mengembangkan budaya profesional
keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada
masyarakat di Puskesmas dan wilayah kerjanya.

2
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pembinaan teknis
Perkesmas di Puskesmas dan wilayah kerjanya

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:
1. Melakukan bimbingan teknis keperawatan
2. Melakukan monitoring dan evaluasi keperawatan
3. Melakukan tindak lanjut keperawatan

3
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK

Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Bimbingan Teknis Keperawatan
a. Preseptorsip
b. Mentorsip
2. Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
a. Pengertian Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
b. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
3. Tindak Lanjut Keperawatan
a. Analisis dan Interpretasi Data
b. Penyusunan Laporan
c. Tindak Lanjut Laporan

4
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan komunikasi efektif menggunakan metode:
1. CeramahTanya Jawab
2. Curah pendapat
3. Bermain peran (role play)

5
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5 MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan komunikasi efektif
meliputi:
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Panduan bermain peran (role play)
9. Skenario bermain peran (role play)
10. Instrumen checklist penilaian Koordinator Perkesmas dalam bermain peran (role
play)

6
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Sesi 1: Pengkondisian Peserta


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
 Fasilitator melakukan bina suasana dengan memberikan game singkat, agar peserta
fokus dan antusias dalam mengikuti materi.
 Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang Pembinaan
Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
 Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok
yang akan disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Penyampaian Materi Bimbingan Teknis Keperawatan.


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menggali pengetahuan peserta terkait preseptorsip dan mentorsip.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang merespon/menjawab.
 Fasilitator menjelaskan tentang preseptorsip menggunakan bahan tayang.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
 Fasiliatator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk
menjawab/menanggapi pertanyaan yang disampaikan.
 Fasiliator memberikan apresiasi kepada peserta yang mengajukan pertanyaan dan
peserta yang menanggapi/menjawab pertanyaan.
 Fasilitator memberikan klarifikasi dan jawaban yang benar.

7
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Fasilitator melanjutkan menjelaskan tentang mentorsip menggunakan bahan tayang.


 Setelah penjelasan mentorsip, fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk
memberikan tanggapan ataupun mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum
dipahami.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menanggapi dan
menjawab pertanyaan peserta.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang bertanya dan peserta yang
menanggapi/menjawab pertanyaan peserta lainnya.
 Fasilitator mempertegas perbedaan anatar ppreseptorsip dan mentorsip.

Sesi 3: Penyampaian Monitoring dan Evaluasi Keperawatan


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menggali pengetahuan peserta terkait monitoring dan evaluasi
keperawatan.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang merespon/menjawab.
 Fasilitator menjelaskan tentang pengertian monitoring dan evaluasi
keperawatan menggunakan bahan tayang.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
 Fasiliatator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk
menjawab/menanggapi pertanyaan yang disampaikan.
 Fasiliator memberikan apresiasi kepada peserta yang mengajukan pertanyaan dan
peserta yang menanggapi/menjawab pertanyaan.
 Fasilitator memberikan klarifikasi dan jawaban yang benar.
 Fasilitator melanjutkan menjelaskan tentang pelaksanaan monitoring dan evaluasi
keperawatan mengunakan bahan tayang.
 Setelah penjelasan pelaksanaan monitoring dan evaluasi keperawatan, fasilitator
memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan tanggapan ataupun
mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menanggapi dan
menjawab pertanyaan peserta.

8
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang bertanya dan peserta yang
menanggapi/menjawab pertanyaan peserta lainnya.
 Fasilitator memberikan jabawan terhadap hal-hal yang ditanyakan oleh peserta.

Sesi 4: Penyampaian Materi Tindak Lanjut Keperawatan


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator meminta kepada peserta untuk berbagi pengalamannya terkait tindak lanjut
keperawatan yang telah dilaksanakan di tempat tugasnya.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah bersedia berbagi
pengalaman.
 Fasilitator menjelaskan tentang analisis dan interpretasi data, penyusunan laporan, dan
tindak lanjut laporan menggunakan bahan tayang.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
 Fasiliatator memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk
menjawab/menanggapi pertanyaan yang disampaikan.
 Fasiliator memberikan apresiasi kepada peserta yang mengajukan pertanyaan dan
peserta yang menanggapi/menjawab pertanyaan.
 Fasilitator memberikan klarifikasi dan jawaban yang benar terhadap pertanyaan
ataupun tanggapan peserta.

Sesi 5: Bermain peran (role play) pembinaan teknis Perkesmas di


Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
 Fasilitator memberi salam, memperkenalkan tim fasilitator lain yang akan terlibat
dalam penugasan, dan menjelaskan pembagian kelompok dan fasilitator serta
rangkaian kegiatan bermain peran sesuai panduan
 Dalam kelompok kecil (1 kelompok berisi 10 orang), fasilitator meminta peserta
menunjuk 1 (satu) orang sebagai ketua kelompok, selanjutnya ketua kelompok akan
mengkoordinir terkait hal-hal sebagai berikut di dalam kelompoknya sesuai tugas
dalam panduan
 Dalam proses persiapan kegiatan bermain peran, fasilitator bertugas memberikan
saran/ masukan kepada kelompok khususnya saat penyiapan instrumen penilaian untuk
bermain peran (role play)

9
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok untuk memainkan perannya sesuai


dengan 2 skenario yang telah ditetapkan dimana masing-masing skenario diberi alokasi
waktu 30 menit. Selama bermain peran, fasilitator dan peserta memiliki tugasnya
masing-masing sesuai panduan
 Setelah kelompok selesai bermain peran dilakukan evaluasi kegiatan bermain peran
 Setelah selesai, fasilitator merangkum kegiatan dan memberikan pujian dan
applause untuk apresiasi kepada peserta semua

Sesi 5: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada peserta.
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan
jawaban.
 Fasilitator merangkum pembelajaran bersama-sama peserta.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
 Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapakan permohonan maaf dan
terimakasih bila masih ada kekurangan dan salam penutup.

10
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI
Pembinaan teknis Perkesmas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Koordinator
Perkesmas dalam rangka meningkatkan kemampuan teknis Perawat dalam
menyelenggarakan pelayanan Perkesmas. Kegiatan ini meliputi bimbingan teknis
keperawatan, monitoring dan evaluasi keperawatan, dan tindak lanjut keperawatan. Ketiga
kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai output program
Perkesmas yang diharapkan.

Gambar.
Pelayanan Perkesmas Dalam Upaya Pencapaian
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

11
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Materi Pokok 1: Bimbingan Teknis Keperawatan

Dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, salah satu tugas
Perawat dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan adalah sebagai pengelola
pelayanan keperawatan. Dalam menjalankan tugasnya, Perawat berwenang:
 Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan
 Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan keperawatan
 Mengelola kasus
Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat, disebutkan bahwa
kegiatan pengelolaan pelayanan keperawatan merupakan kewenangan dari jabatan
fungsional perawat katagori keahlian. Salah satu uraian tugasnya terkait bimbingan teknis
keperawatan adalah melakukan preseptorsip dan mentorsip.

Bimbingan teknis keperawatan dalam lingkup pembinaan teknis Perkesmas juga dilakukan
dengan menggunakan metode preseptorsip dan mentorsip sesuai Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun 2019.
Bimbingan teknis ini dilakukan oleh Koordinator Perkesmas selaras dengan persyaratan
seorang Koordinator Perkesmas yang idealnya dengan latar belakang pendidikan minimal
Ners sehingga termasuk dalam perawat katagori keahlian. Dalam pelaksanaannya,
Koordinator Perkesmas dapat dibantu oleh Penanggung Jawab Darbin apabila yang
bersangkutan termasuk dalam perawat katagori keahlian juga.

Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai kegiatan preseptorsip dan mentorsip.

A. Preseptorsip

Preseptorsip adalah salah satu metode bimbingan yang umumnya dilakukan terhadap
mahasiswa yang sedang berpraktik atau orang yang baru bekerja atau orang yang
baru ditugaskan di tempat kerja yang berbeda dari

12
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

sebelumnya. Dalam kegiatan bimbingan dengan metode preseptorsip ini, orang yang
dibimbing akan diperkenalkan tentang peran dan tanggung jawabnya serta rekan/
relasi yang biasanya berinteraksi di instansi kerja tempat bimbingan ini dilakukan.
Selain itu diajarkan pula tentang pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
untuk bekerja di suatu instansi tersebut.

1. Pengertian Preseptorsip
Preseptorsip adalah proses belajar mengajar antara individu yang belum
berpengalaman dengan yang sudah berpengalaman dalam kurun waktu tertentu.
Dalam dunia keperawatan, preseptorsip merupakan cara dengan menitikberatkan
metode role modelling untuk mendukung pembelajaran dan pertumbuhan
profesional bagi perawat dan meningkatkan kualitas praktik secara keseluruhan
(Hynes-Gay & Nagle, 2000). Penerapan metode preseptorsip diyakini akan
menumbuhkan iklim pembelajaran klinik dalam memberikan pelayanan
profesional bagi perawat pelaksana sebagai Precepte dan klien sebagai penerima
layanan.

Bimbingan teknis keperawatan yang diberikan oleh Koordinator Perkesmas


dengan menggunakan metode preseptorsip umumnya dilakukan dalam konteks
formal (ada penugasan atau pelaksanaan kegiatan tertentu), jangka waktu
bimbingan yang diberikan dalam kurun waktu tertentu biasanya jangka pendek
(short-term) dan fokus pembelajaran lebih ke arah mempersiapkan perawat
pelaksana untuk siap bekerja sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan
cara menjadikan Koordinator Perkesmas sebagai role model. Untuk itu
Koordinator Perkesmas diharapkan memiliki pengalaman yang cukup dalam
memberikan asuhan keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerjanya agar dapat
menjadi role model yang diharapkan. Contoh salah satu kegiatan yang
menggunakan metode preseptorsip adalah kegiatan orientasi kerja kepada perawat
pelaksana baru di Puskesmas. Kegiatan ini biasanya dilakukan dalam jam kerja.
Apabila kegiatan preseptorsip selesai, hubungan dalam presptorsip ini dapat
berkembang menjadi mentorsip.

13
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2. Karakter Preseptor
Koordinator Perkesmas sebagai seorang preseptor diharapkan memiliki
karakter sebagai berikut:
a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yg cukup terkait
pelayanan Perkesmas
b. Mampu mengembangkan keterampilan klinis (inovasi)
c. Mampu mengaitkan antara teori ke praktik
d. Memiliki kepercayaan diri
e. Memiliki sifat terbuka terhadap masukan atau pertanyaan
f. Memiliki sifat peduli, menghargai pendapat perawat pelaksana dan toleransi
g. Bertanggung jawab

3. Peran Preseptor
Koordinator Perkesmas sebagai seorang Preseptor berperan sebagai berikut:
a. Mengorientasikan ruang lingkup pekerjaan dan kebijakan/ peraturan/
pedoman/ panduan/ standar prosedur operasional kepada perawat pelaksana
b. Memfasilitasi lingkungan pembelajaran yang informal, kolaboratif, dan positif
c. Menjadi role model yang positif dan efektif
d. Memberikan pengalaman pembelajaran dalam memberikan asuhan
keperawatan di Puskesmas sesuai dengan acuan yang berlaku
e. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat pelaksana dalam
memberikan asuhan keperawatan di Puskesmas.
f. Memberikan umpan balik selama proses bimbingan teknis
g. Menyampaikan hasil bimbingan teknis kepada perawat pelaksana.

4. Tangggung jawab Preseptorsip


Koordinator Perkesmas sebagai seorang preseptor beranggung jawab:
a. Terselenggaranya proses bimbingan teknis keperawatan dalam lingkup
pembinaan teknis Perkesmas di Puskesmas

14
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri perawat pelaksana yang


dibimbingnya agar mampu mandiri memberikan asuhan keperawatan di
Puskesmas dan wilayah kerjanya
c. Selalu siap saat dibutuhkan, contoh pada kasus wabah/pandemi
d. Berperan sebagai pembela apabila ada kasus yg melibatkan perawat

5. Metode Proses Preseptorsip


Dalam uraian modul ini diidentifikasi 4 (empat) motode yag dapat digunakan oleh
Koordinator Perkesmas dalam melaksanakan bimbingan teknis keperawatan
sesuai dengan kebutuhan, sebagai berikut:

a. Direct Instruction
Metode ini dilakukan dengan cara menyampaikan pengetahuan dan
keterampilan secara langsung dalam susunan dan langkah-langkah sederhana
secara berurutan kepada perawat pelaksana melalui arahan langsung. Sebagai
contoh: Koordinator Perkesmas memberikan arahan langsung mengenai
standar prosedur operasional tentang pengkajian keperawatan dasar pada
keluarga. Langkah-langkah yang dilakukan terdiri dari:
1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada perawat pelaksana
3) Mendemonstrasikan pelaksanaan pengkajian keperawatan dasar pada
keluarga sesuai standar prosedur operasional yang ditetapkan
4) Membimbing perawat pelaksana untuk melakukan latihan
5) Mengevaluasi pemahaman perawat pelaksana dan memberikan umpan
balik
6) Memberikan kesempatan bagi perawat pelaksana untuk latihan mandiri

b. Case-Based Teaching
Metoda ini sangat bermanfaat dalam pembelajaran bagi tenaga kesehatan
karena pendekatannya yang berfokus pada pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Kegiatannya dilakukan dengan cara melibatkan
perawat pelaksana dalam berdiskusi terkait kasus-

15
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kasus asuhan keperawatan yang dapat dijumpai dalam konteks pelayanan


Perkesmas. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Merancang studi kasus
Dalam merancang studi kasus yang efektif, Koordinator Perkesmas mulai
mempertimbangkan pertanyaan atau masalah yang akan membantu
mencapai tujuan pembelajaran terkait dengan tujuan profesionalitas yang
diharapkan. Beberapa aturan dasar untuk membantu Koordinator
Perkesmas dalam merancang suatu studi kasus seperti: menjelaskan sebuah
cerita, berfokus pada masalah yang membangkitkan minat, diatur kasusnya
dalam lima tahun terakhir, memasukkan kutipan agar pemahaman situasi
lebih baik dan mendapatkan empati untuk karakter tokoh yang diceritakan,
relevan, memprovokasi konflik dan diperlukan adanya kekuatan
keputusan. Sebagai contoh, studi kasus dapat mengenai proses
penyakit/kasus dan evaluasi keperawatan dari sasaran klien yang dikelola.
Contoh studi kasus ini dapat diambil dari kasus nyata atau skenario kasus
yang dibuat oleh Koordinator Perkesmas.
2) Memfasilitasi pelaksanaan diskusi kasus
a) Sebuah kasus dapat diperkenalkan melalui metode presentasi atau
diskusi kelompok di awal pembelajaran.
b) Selanjutnya diberikan waktu kepada perawat pelaksana untuk
mempelajari dan menganalisanya dan merumuskan tindakan yang
sesuai untuk menangani sasaran klien tersebut, dapat dilakukan secara
individu atau dalam kelompok.
c) Setelah selesai menganalisa, Koordinator Perkesmas dapat
mengumpulkan kembali perawat pelaksana untuk dilakukan presentasi
dan diskusi kembali, dapat membentuk kelompok presentan dan
penyanggah.
d) Di akhir pembelajaran ditutup dengan melakukan refleksi, dapat secara
individu atau mewakili kelompok.

16
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Case Presentation
Metode ini termasuk dalam bagian metode pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). Metode Case Presentation merupakan kegiatan
pembelajaran yang sering dilakukan oleh mahasiswa/ tenaga kesehatan di
ruang diskusi. Koordinator Perkesmas dapat menggunakan metode ini dengan
meminta salah satu perwakilan perawat pelaksana untuk menyajikan kasus
asuhan keperawatan yang saat ini sedang dikelolanya. Selanjutnya
Koordinator Perkesmas memfasilitasi proses diskusi antara perawat pelaksana
yang menyajikan kasus dengan rekan perawat lainnya.
d. Bed-side teaching/ Home-side Teaching
Metode ini juga termasuk dalam bagian metode pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dan merupakan komponen esensial dari clinical
training yang sudah dilakukan sejak lama. Dalam pendidikan klinis, pasien
merupakan guru, seperti yang diungkapkan oleh Wiliam Osler 1903: “no
teaching without the patient for a text, and the best teaching is often that
taught by the patient himself” (Bliss, 1999). Tahapan yang dilakukan
meliputi:
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini, perawat pelaksana menyiapkan semua hal sebelum asuhan
keperawatan dilakukan. Apabila akan melakukan asuhan keperawatan
keluarga maka pastikan kontrak waktu dengan keluarga sudah disepakati
dan dikonfirmasi.
2) Tahap Briefing
Sebelum bertemu dengan klien maka antara Koordinator Perkesmas dan
perawat pelaksana perlu melakukan diskusi singkat untuk karakteristik
kasus klien dan pengorganisasian kegiatan yang akan dilakukan saat
kunjungan dibandingkan dengan perencanaan tindakan keperawatan yang
telah disusun
3) Tahap Pertemuan dengan Klien
Pada tahap ini perawat pelaksana melakukan interaksi langsung dengan
klien. Selama proses tersebut, Koordinator Perkesmas

17
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

melakukan pendampingan dan bahkan membantu perawat pelaksana


apabila ada yang terlupakan.
4) Tahap Debriefing
Tahap akhir dimana Koordinator Perkesmas dan perawat pelaksana
melakukan diskusi untuk mereview apa yang terjadi selama berinteraksi
dengan klien. Pertanyaan-pertanyaan seputar:
 Apa yang dilihat, didengar dan dirasakan?
 Bagaimana data ini diintepretasikan?
 Apa yang dapat dipelajari dari klien ini?
Tempat pelaksanaan tahap dibrefieng dapat dilakukan jauh dari klien.

6. Tahapan bimbingan teknis keperawatan dengan metode Preseptorsip Tahapan


bimbingan teknis keperawatan dengan metode Preseptorsip dilakukan sebagai
berikut:
a. Tahap Orientasi
Pada tahap orientasi ini, perawat pelaksana akan diberikan orientasi oleh
Koordinator Perkesmas mengenai ruang lingkup bimbingan teknis
keperawatan yang akan dilakukan.
b. Tahap Implementasi
Pada tahap Implementasi ini, koordinator Perkesmas melaksanakan
bimbingan teknis kepada perawat pelaksana sesuai dengan topik/ kasus yang
dipilih dan jenis metoda proses preseptorsip yang dipilih. Dalam menjalankan
bimbingan teknis keperawatan kepada perawat pelaksana, Koordinator
Perkesmas harus menggunakan berbagai teknik preseptorsip yang sesuai
untuk tetap menggiring pola pikir perawat pelaksana berada di dalam suasana
pembelajaran. Contoh teknik preseptorsip dapat dilihat pada Tabel 1. Selama
proses tahap implementasi ini dilakukan, Koordinator Perkesmas
menggunakan instrument bantu sebagai alat ukur dalam mengevaluasi kinerja
perawat pelaksana tersebut

18
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Tabel 1.
Teknik Preseptorsip

No Tujuan Preseptor Pembenaran


Pembelajaran berkata..
1 Membuat Apa yang anda Pertanyaan tersebut
Precepte pikirkan? memicu Precepte
mengambil melakukan analisis
keputusan terkait dari setiap data yang
kondisi kliennya didapatkan untuk
mengambil keputusan

2 Memberikan Bagaimana bisa Pertanyaan ini dapat


petunjuk pada seperti itu? membantu Preseptor
data pendukung dalam mengidentifikasi
dan mengevaluasi Menurut anda apa tingkat pemahaman
keputusan saja yang dapat Precepte terhadap
Precepte mendukung suatu kasus
temuan tersebut?

3 Mengonfirmasi Dalam hal ini, Penghargaan yang


kebenaran dari anda sudah diberikan oleh
kesimpulan benar dalam Preseptor kepada
Precepte dan menganalisa Precepte dapat
hasil analisisnya masalah klien meningkatkan
terkait/ tentang penampilan
............ kinerjanya
4 Membenarkan hal Anda sudah benar Koreksi yang tepat
yang belum tepat dalam .... dapat meningkatkan
namun akan lebih daya analisis
baik apabila ….. Precepte terhadap
suatu
masalah yang
dihadapinya
5 Mengajarkan poin Kunci pentingnya Poin penting dapat
penting yang harus adalah .... membantu Precepte
diingat oleh dalam mengingat hal
Precepte yang esensial/ penting
untuk selalu
diingat di kemudian
hari
6 Memberikan Apa yang kita Bertujuan untuk
refleksi pelajari hari ini? memfokuskan
kembali Precepte
terhadap tujuan
Pembelajaran yang
diharapkan

19
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Tahap umpan balik


Pada tahap ini Koordinator Perkesmas memberikan umpan balik kepada
perawat pelaksana dari hasil bimbingan teknis keperawatan yang dilakukan
berdasarkan instrumen bantu.

B. Mentorsip

Selain menggunakan metode preseptorsip, Koordinator Perkesmas juga dapat


menggunakan metode mentorsip, dimana metode ini tidak sama dengan preseptorsip.
Apabila bimbingan teknis dengan metode preseptorsip bertujuan untuk mendukung
proses orientasi perawat pelaksana sehingga dia berhasil beradaptasi dengan
lingkungan kerja Puskesmas dan kegiatan-kegiatan pelayanan Perkesmas yang
dilakukan, sebaliknya bimbingan teknis dengan metode mentorsip dilakukan untuk
meningkatkan kepercayaan diri perawat pelaksana dalam bekerja, secara efektif
menyesuaikan diri dengan peran sebagai perawat pelaksana, mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang lebih profesional. Pada pembahasan selanjutnya,
kegiatan dengan metode mentorsip selanjutnya kita sebut sebagai mentoring.

1. Pengertian Mentoring
Mentoring adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui transfer
pengetahuan dan keterampilan dari orang yang lebih berpengalaman di bidang
yang sama. Orientasi dari mentoring adalah pembentukan karakter dan
kepribadian Mentee (peserta mentoring). Seorang mentor biasanya lebih senior
dan berpengalaman, yang membantu dan memandu pengembangan individu atau
kelompok di tempat kerjanya.

Dalam konteks bimbingan teknis keperawatan disini, Koordinator Perkesmas


diharapkan mampu menjadi seorang mentor, sebagai contoh teladan (role model)
bagi perawat pelaksana yang dibimbingnya. Koordinator Perkesmas diharapkan
mampu menuntun, membimbing, memberikan tips dan saran sehingga bisa
mempercepat proses belajar perawat pelaksana agar mampu memberikan
pelayanan asuhan

20
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

keperawatan sesuai standar pelayanan yang ditetapkan di Puskesmas dan standar


profesi yang diharapkan.

2. Manfaat Mentoring
Manfaat Koordinator Perkesmas melakukan bimbingan teknis keperawatan
dengan metode mentorsip adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman perawat
pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan kepada sasaran individu,
keluarga dan kelompok/ masyarakat.
b. Mengembangkan keterampilan Koordinator Perkesmas dalam pengajaran,
konseling, dan kemampuan mendengarkan.
c. Memperluas jaringan kerja profesional dan personal
d. Meningkatkan kesadaran akan kebutuhan pelayanan Kesehatan
e. Meningkatkan motivasi kerja

3. Tipe Mentoring
Tipe mentoring dapat meliputi:
a. Mentoring yang bersifat alami
Kegiatan mentoring ini dilakukan secara non formal atau atas dasar
kesukarelaan antara Mentor dan Mentee. Biasanya Mentee akan memilih
sendiri Mentor yang dianggap cocok untuk pengembangan karier
profesionalnya. Tipe mentoring seperti ini biasanya berjalan dalam waktu
jangka panjang dan bisa sampai seumur hidup karena dapat menumbuhkan
persahabatan diantara keduanya.
b. Mentoring yang direncanakan
Kegiatan mentoring ini berupa program-program terstruktur dimana Mentor
dan Mentee memilah dan memadukan kegiatan mentoring melalui proses-
proses yang bersifat formal. Pada tipe ini biasanya Mentor bisa berasal dari
dalam atau luar organisasi kerjanya. Melalui kegiatan mentoring yang telah
terencana diharapkan dapat menjadi pendukung Mentee dalam membantu
pengembangan dan penguatan proses pembelajaran mandiri, membangun rasa
percaya diri, meningkatkan loyalitas bagi organisasi kerjanya, membangun
karier,

21
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

meningkatkan potensi dan produktivitas yang pada akhirnya memberikan efek


positif bagi organisasinya sendiri.

4. Tahap Kegiatan Mentoring


Ada 4 (empat) tahap yang harus diterapkan seorang Koordinator Perkesmas dalam
pelaksanaan bimbingan teknis keperawatan dalam kegiatan mentoring:
a. I do you watch
Pada tahap awal, seorang Mentor bertugas memberikan contoh, karena
perawat pelaksana masih sangat tergantung kepada Koordinator Perkesmas.
Contoh yang diberikan dilakukan secara langsung sehingga perawat pelaksana
dapat melihat bagaimana Koordinator Perkesmas melakukan pekerjaannya
sesuai dengan standar prosedur, mulai dari persiapan sampai tahap akhir.
b. I do you help
Pada tahap selanjutnya Mentor mengajak Mentee untuk mulai membantu
pekerjaan. Di tahap ini Koordinator Perkesmas mengajak perawat pelaksana
untuk mulai belajar dan merasakan proses pekerjaannya lebih mendalam.
Disini, perawat pelaksana mulai mencoba untuk melaksanakan langsung
pekerjaannya dengan bimbingan Koordinator Perkesmas.
c. You do I help
Pada tahap ini seorang Mentor mulai memberikan kesempatan kepada Mentee
untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Disini, Koordinator Perkesmas
hanya bersifat membantu untuk mengarahkan saja selama perawat pelaksana
melakukan tindakan sesuai standar prosedur yang telah ditetapkan.
d. You do I watch
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses mentoring dimana Mentee dapat
melakukan tindakan secara mandiri. Koordinator Perkesmas sudah dapat
melepas dan hanya mengamati saja, karena perawat pelaksana sudah dianggap
kompeten untuk melakukan pekerjaannya secara mandiri.

22
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5. Implementasi Mentoring
Dalam implementasi mentoring terdapat tahapan kegiatan yang
dilaksanakan oleh Koordinator Perkesmas sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi perawat pelaksana yang akan diberikan mentoring
b. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu mentoring
c. Menyamakan persepsi tentang aspek-aspek yang ingin didiskusikan selama
proses mentoring
d. Melakukan proses mentoring
e. Mendokumentasikan kegiatan selama proses mentoring (format
mentoring sesuai Tabel 2)
f. Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pasca mentoring.

Tabel 2.
Format Mentoring

No Hari, Tanggal Materi Bimbingan Paraf


Mentor
1
2
3

6. Persyaratan Menjadi Mentor


Koordinator Perkesmas diharapkan dapat memenuhi persyaratan di bawah ini agar
dapat menjadi Mentor yang baik, terdiri dari:
a. Bisa dipercaya
Syarat bisa dipercaya adalah hal yang mutlak, karena tidak mungkin Mentee
akan terbuka dan membicarakan pekerjaan jika Mentor tidak bisa dipercaya.
b. Mendapatkan respect
Untuk dapat menjadi Mentor yang baik maka orang tersebut harus telah
mencapai keberhasilan tertentu yang membuat orang lain menghormatinya.
Contoh: idealnya seorang Koordinator Perkesmas harus telah memiliki
pengalaman yang lebih dibandingkan rekannya dan

23
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

berprestasi lebih baik untuk menjadi seorang Mentor bagi perawat pelaksana
lain di Puskesmas.
c. Memiliki pengetahuan (knowledge) yang lebih baik
Seorang Mentor harus mampu memberikan pendapat, ide dan solusi dengan
baik. Untuk melakukan hal itu, seorang mentor harus memiliki pengetahuan
yang luas dan akan lebih baik lagi apabila memiliki pengetahuan lain diluar
bidangnya untuk dapat memicu munculnya ide- ide baru dan meningkatkan
kreativitas.
d. Memiliki keterampilan/ skill yang lebih baik
Seorang Mentor harus memiliki hard skill dan soft skill yang lebih baik
karena harus dapat mengajarkan dan mencontohkan kepada perawat pelaksana
e. Memiliki semangat tinggi (self-motivated)
Semangat tinggi yang dimiliki oleh Mentor dapat mempengaruhi semangat
Mentee. Ciri-ciri mentor yang memiliki semangat tinggi adalah selalu
tersenyum dan seperti tidak pernah punya masalah.
f. Memiliki sikap mental positif
Positive thinking akan menghasilkan positive attitude. Mentor harus
memiliki sikap mental positif agar bisa melihat secara jelas/ jernih dan
obyektif terhadap aktivitas yang dilakukan sehingga bisa memberikan
bimbingan dengan tepat. Untuk itu, Koordinator Perkesmas diharapkan
memupuk sikap mental positif di dalam dirinya agar dapat selalu optimis
bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik dan mampu melihat adanya
solusi dalam setiap masalah yang dihadapi.
g. Memiliki sikap empati
Sikap empati adalah mampu memahami masalah yang dihadapi orang lain dan
berusaha memberikan suatu saran menuju jalan keluar/ solusi serta menjadikan
suatu masalah yang dihadapi sebagai suatu tantangan bukan hambatan.
h. Peduli (caring)
Sikap peduli seorang Mentor terhadap orang lain (people-oriented) dapat
digambarkan dengan kemampuannya dalam mau mendengarkan orang lain
dan mau berbagi kepada orang lain.

24
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

i. Decision maker
Seorang Mentor dituntut mampu dalam mengambil keputusan, tidak ragu
dan tegas terhadap suatu solusi yang akan dilakukan.

7. Tugas Mentor
Koordinator Perkesmas yang berperan menjadi Mentor, harus dapat melakukan
tugasnya meliputi:
a. Menjadi contoh teladan bagi Mentee dalam menerapkan nilai-nilai budaya
kerja organisasi berorientasi pada pelayanan publik.
b. Mengembangkan kecerdasan emosional dan keterampilan Mentee, baik
hard skill maupun soft skill
c. Memotivasi Mentee untuk selalu mengembangkan kepribadian dan
karakternya secara berkesinambungan
d. Memberi tips dan saran berdasarkan contoh praktik keberhasilan dari
pengalaman dan rekam jejak yang baik
e. Memperlihatkan titik-titik kritis yang berpotensi menimbulkan permasalahan
atau terjadinya kendala dalam pekerjaan yang dilakukan oleh Mentee
f. Memberi wawasan kepada Mentee tentang jenis-jenis kompetensi yang
dibutuhkan bekerja di instansi kerjanya saat ini
g. Membimbing dan memberi dukungan kepada Mentee dalam menyusun
rencana pengembangan karier dirinya ke depan
h. Mendiskusikan dan merumuskan mekanisme kerja baru yang lebih baik
kepada pimpinan maupun rekan kerjanya (inovasi)

8. Peran dan tanggung jawab Mentor


Sebagai seorang Mentor, Koordinator Perkesmas memiliki peran dan tanggung
jawab sebagai berikut:
a. Sebagai advisor, yaitu memberikan saran profesional dan nasehat kepada
perawat pelaksana tentang sikap/ perilaku berkarakter dan berbudaya kerja
b. Sebagai konsultan, yaitu memberikan masukan dan pertimbangan sesuai
dengan pengalaman dan rekam jejak serta praktik terbaiknya

25
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

c. Sebagai konselor, yaitu memberikan bimbingan pengetahuan dan keterampilan


kepada perawat pelaksana.

9. Hal-hal yang dapat ditawarkan oleh Mentor bagi Mentee


a. Keterampilan dan pengetahuan yang baru
b. Pengalaman kerja dalam organisasi
c. Iklim yang mendukung untuk mengevauasi sukses dan kegagalan
d. Kesempatan berhubungan dalam jaringan kerja
e. Menerima dorongan dan dukungan dalam bidang tugas
f. Mengembangkan cara pandang yang baru dan berbeda
g. Menerima nasehat dan petunjuk dari sumber yang obyektif.

10. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Mentee dalam pelaksanaan mentoring
a. Belajar menghargai Mentor sebagai orang yang sudah ahli di bidangnya,
apapun yang disampaikan Mentor dipergunakan oleh Mentee sebagai sumber
input dalam bidang kerja, tolak ukur apa yang benar/ tidak benar dan apa yang
boleh/ tidak boleh dilakukan.
b. Membuka diri dan memiliki keinginan untuk belajar
c. Memiliki keinginan atau kerelan untuk mengadopsi ilmu pengetahuan,
pengalaman dan konsep pikir.

Materi Pokok 2: Monitoring dan Evaluasi Keperawatan

A. Pengertian Monitoring dan Evaluasi Keperawatan


Monitoring adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memberikan informasi
tentang sebab dan akibat dari satu kebijakan yang lebih terfokus pada kegiatan yang
sedang dilaksanakan. Tujuan monitoring adalah untuk mengetahui apakah kegiatan
yang sedang berlangsung sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah
disepakati. Bila ditemukan penyimpangan atau keterlambatan maka segera dibenahi
sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana dan target. Hasil monitoring menjadi
input bagi kepentingan proses selanjutnya.

26
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Evaluasi suatu proses sistematis menetapkan nilai tentang sesuatu hal, seperti objek,
proses, unjuk kerja, kegiatan, hasil, tujuan, atau hal lain berdasarkan kriteria tertentu
melalui penilaian. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil atau capaian akhir dari
kegiatan atau program yang dilaksanakan pada akhir kegiatan. Hasil evaluasi ini akan
bermanfaat bagi perencanaan program yang serupa di waktu dan tempat lainnya.

Dilihat secara keseluruhan, kegiatan monitoring dan evaluasi sebenarnya ditujukan


untuk pembinaan suatu program, namun ada beberapa perbedaan antara monitoring
dan evaluasi.
Tabel 3.
Perbedaan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Kriteria Monitoring Evaluasi


Pelaksanaan Dilakukan pada saat Dapat dilakukan baik sewaktu
kegiatan program masih berjalan program itu masih berjalan
ataupun program itu
sudah selesai
Pelaku Pihak internal Pihak internal dan eksternal
Tujuan kegiatan Untuk melihat Untuk memperoleh fakta atau
keterlaksanaan program, kebenaran dari suatu program
faktor pendukung, beserta dampaknya
penghambatnya

Monitoring Keperawatan dalam lingkup pelayanan Perkesmas adalah kegiatan


pemantauan yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang kinerja perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien apakah sudah sesuai dengan
perencanaan yang ditetapkan. Monitoring Keperawatan tidak hanya berfokus
langsung pada pemantauan kinerja perawat saja namun juga hal-hal lain yang terkait
dan saling berhubungan, sehingga secara lengkap tujuan Monitoring Keperawatan
adalah:
a. Mengetahui bahwa proses asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat
pelaksana sesuai dengan standar yang berlaku

27
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Mengetahui bahwa tindakan-tindakan keperawatan yang diberikan kepada


sasaran klien sudah sesuai rencana tindakan keperawatan yang telah disusun
c. Mengetahui bahwa perawat pelaksana telah melakukan pekerjaannya sesuai
butir-butir kegiatan jabatan fungsional dan pemenuhan Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP)
d. Mengetahui bahwa perawat pelaksana memiliki kemampuan secara mandiri
dalam melakukan pengembangan diri dan inovasi

Evaluasi Keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara


sistematis untuk mengukur kinerja perawat pelaksana dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien apakah sudah sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan perawat pelaksana
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan.

B. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan


Pada dasarnya, kegiatan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan merupakan
pemantauan dan penilaian terhadap suatu kegiatan dan bukan merupakan suatu
kegiatan yang mencari-cari kesalahan, tetapi membantu melakukan tindakan
perbaikan secara terus menerus. Melalui kegiatan ini, diharapkan akan diketahui
hambatan atau tantangan yang dihadapi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan di daerah binaannya masing-masing. Kegiatan monitoring dan evaluasi
keperawatan dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Pelaksanaan
Monitoring dan Evaluasi Keperawatan dapat dilaksanakan bersamaan atau tersendiri
tergantung kebutuhan di lapangan.

Tahapan pelaksanaan monitoring dan evaluasi keperawatan terdiri dari:


1. Tahap Persiapan
Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi keperawatan, Koordinator
Perkesmas dapat melakukan secara mandiri atau jika dibutuhkan dapat
membentuk tim yang dianggap mampu untuk membantu proses monitoring dan
evaluasi keperawatan. Sumber daya manusia yang dibutuhkan ini

28
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup monitoring dan evaluasi keperawatan ini
akan diselenggarakan.

Hal-hal berikut sebagai contoh yang perlu dipersiapkan untuk


menyelenggarakan monitoring dan evaluasi keperawatan antara lain:
a. SPO Kerja Keperawatan tentang Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
b. SK Penunjukkan tentang Tim Pelaksana Monitoring dan Evaluasi
Keperawatan di Puskesmas
c. Kerangka acuan kegiatan
d. Jadwal kerja kegiatan
e. Instrumen bantu dan petunjuk penggunaan/ pengisiannya
Contoh di atas disiapkan sesuai kebutuhan di lapangan.

2. Tahap Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan terstandar untuk
memperoleh data dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan. Dalam
pemilihan metode pengumpulan data, tergantung pada jenis data yang akan
dikumpulkan. Beberapa contoh metode pengumpulan data yang sering digunakan
adalah: survei, observasi, studi dokumentasi, wawancara, dan isian singkat
(kuisioner/ angket).

Sebagai contoh, saat Koordinator Perkesmas melakukan bimbingan teknis


terhadap Perawat pelaksana yang melaksanakan kunjungan keluarga maka
bersamaan dengan kegiatan tersebut Koordinator Perkesmas juga melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap penampilan kinerja Perawat pelaksana tersebut.
Pada saat tersebut, Koordinator Perkesmas melakukan pengumpulan data dapat
dengan menggunakan metode observasi menggunakan instrumen penilaian
penampilan kinerja Perawat pelaksana dan pemberian kuesioner/ angket kepuasan
keluarga yang dikunjungi. Setelah selesai kunjungan keluarga dilakukan,
Koordinator Perkesmas dapat menggunakan metode wawancara untuk melakukan
evaluasi keperawatan kembali terhadap penampilan kinerja Perawat pelaksana
tersebut.

29
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Contoh lain, saat Koordinator Perkesmas bersama timnya ingin mengetahui


sejauhmana butir-butir kegiatan jabatan fungsional Perawat diterapkan sesuai
peraturan, maka Koordinator Perkesmas dapat menggunakan metode studi
dokumentasi terhadap dokumen-dokumen kerja Keperawatan, metode wawancara
terhadap beberapa Perawat pelaksansa yang dipilih sebagai sampel, metode
pengisian angket/ kuesioner yang didistribusikan kepada semua Perawat
Puskesmas untuk diisi.

Materi Pokok 3: Tindak Lanjut Keperawatan


Tindak lanjut keperawatan adalah upaya mengolah hasil Monitoring dan Evaluasi
Keperawatan yang telah dilakukan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan oleh Koordinator
Perkesmas bersama dengan tim yang dibentuk dalam rangka mengetahui hasil Monitoring
dan Evaluasi Keperawatan guna memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja perawat
Puskesmas ke depan. Uraian kegiatan Tindak Lanjut Keperawatan ini harus disusun dalam
SPO Kerja Keperawatan dan disahkan oleh Kepala Puskesmas. Tahapan kegiatannya
terdiri atas:

A. Analisis dan Interpretasi Data


Analisis data adalah suatu tahap mengorganisir data sesuai dengan pola, kategori, dan
unit-unit deskriptif tertentu, sedangkan interpretasi adalah proses memberi arti dan
signifikansi terhadap analisis yang dilakukan, menjelaskan pola-pola deskriptif,
mencari hubungan dan keterkaitan antar deskripsi- deskripsi data yang ada (Barnsley
& Ellis, 1992).

Analisis data merupakan langkah yang harus ditempuh untuk menghasilkan


kesimpulan berdasarkan data yang sudah disimpulkan. Analisis data perlu
memperhatikan tipe data yang dikumpulkan (data kualitatif atau kuantitatif atau skala
pengukuran yang ada (skala nominal atau ordinal atau interval atau rasio). Teknik
analisis data dapat kuantitatif atau kualitatif sesuai keperluan. Umumnya dalam
kegiatan monitoring dan evaluasi menganalisis data secara deskriptif kuantitatif dan
kualitatif sederhana.

30
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Berdasarkan L. R. Gay, beberapa teknik interpretasi data yang dapat digunakan dalam
menginterpretasikan hasil analisis data Monitoring dan Evaluasi Keperawatan adalah
sebagai berikut:
a. Hubungkan hasil analisis dengan peraturan/ standar/ prosedur Keperawatan/
Perkesmas
b. Hubungkan temuan dari hasil analisis dengan pengalaman kerja
c. Berilah pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan

B. Penyusunan Laporan
Laporan adalah bentuk penyampaian informasi baik secara lisan maupun tulisan.
Informasi yang disampaikan melalui laporan bisa bermacam-macam tergantung
kebutuhan mulai dari berita, keterangan, pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban.
Laporan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan adalah laporan yang disampaikan
secara tertulis sebab isi laporannya berupa hasil analisa yang mendalam dan
merupakan bentuk pertanggungjawaban tugas sebagai Koordinator Perkesmas yang
harus menjalankan fungsi pembinaan teknis Perkesmas.

Dalam penyusunan laporan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan perlu


memperhatikan kerangka penulisan laporannya. Contoh dapat dilihat sebagai berikut:
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
Sasaran
Metode dan Hasil Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
Metode Pengumpulan Data
Hasil Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Penutup

31
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

C. Tindak Lanjut Laporan


Laporan dan hasil tindak lanjutnya harus dilaporkan Koordinator Perkesmas kepada
penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas untuk diketahui dan mendapatkan
rekomendasi perbaikan dari hasil tersebut dengan sepengetahuan Kepala Puskesmas.
Rekomendasi ini juga terkait dengan pemberian input program pengembangan SDM
untuk Perawat di Puskesmas maupun pelaksanaan bimbingan teknis ke depan. Sebagai
contoh:
1. Apabila hasil yang perlu ditindaklanjuti terkait langsung pada penampilan kinerja
perawat Puskesmas dalam memberikan asuhan keperawatan, maka langkah
selanjutnya akan dilakukan perencanaan untuk menyelenggarakan bimbingan
teknis keperawatan
2. Apabila hasil yang perlu ditindaklanjuti tidak bisa diatasi dengan cara bimbingan
teknis keperawatan di internal Puskesmas, maka langkah selanjutnya untuk
perbaikan kinerja Perawat dapat dinaikkan ke tingkat Puskesmas. Contoh: perlu
dibuat usulan rencana program peningkatan pendidikan keperawatan D3 ke Ners,
pelatihan teknis/ fungsional atau seminar/ workshop untuk Perawat yang
membutuhkan atau menyelenggarakan in-House Training yang mengundang
pembicara/ narasumber dari luar Puskesmas (Dinas Kesehatan, Institusi Pendidikan
Keperawatan, Organisasi Profesi, dll)

32
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Pembinaan teknis Perkesmas merupakan bagian dari pelayanan Perkesmas di Puskesmas.
Kegiatannya meliputi bimbingan teknis keperawatan, monitoring dan evaluasi
keperawatan, dan tindak lanjut keperawatan. Ketiga kegiatan ini dilakukan secara
berkesinambungan dalam rangka mencapai output program Perkesmas yang diharapkan.

Dalam melaksanakan bimbingan teknis keperawatan, menurut Peraturan Menteri


Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun 2019 tentang
Jabatan Fungsional Perawat, Koordinator Perkesmas dapat menggunakan metode
preseptorsip dan mentorsip. Kedua metode ini tidak sama. Apabila bimbingan teknis
dengan metode preseptorsip bertujuan untuk mendukung proses orientasi perawat
pelaksana sehingga dia berhasil beradaptasi dengan lingkungan kerja Puskesmas dan
kegiatan-kegiatan pelayanan Perkesmas yang dilakukan, sebaliknya bimbingan teknis
dengan metode mentorsip dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri perawat
pelaksana dalam bekerja, secara efektif menyesuaikan diri dengan peran sebagai perawat
pelaksana, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih profesional.

Dalam proses dan pasca dilakukannya bimbingan teknis keperawatan, juga dilakukan
monitoring dan evaluasi keperawatan, dimana kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu
melakukan tindakan perbaikan secara terus menerus. Kedua kegiatan ini dapat
dilaksanakan bersamaan atau tersendiri tergantung kebutuhan di lapangan. Hasil
monitoring dan evaluasi keperawatan yang didapatkan kemudian dilakukan Tindak lanjut
keperawatan. Kegiatan ini dilakukan oleh Koordinator Perkesmas bersama dengan tim
yang dibentuk dalam rangka mengetahui hasil guna perbaikan dan peningkatan mutu
kinerja perawat Puskesmas ke depan. Rekomendasi yang dikeluarkan dapat terkait
dengan pemberian input program

33
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

pengembangan SDM untuk Perawat di Puskesmas maupun pelaksanaan


Bimbingan Teknis Keperawatan ke depan.

34
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Block, L.M & Korow, M.K (2005). The Value of Mentorsip Within Nursing
Organization. Nursing Forum, 40 (4), 134 – 140
2. Burns, C., Beauchesne, M., Ryan-Krause, P., & Sawin, K. (2006). Mastering the
Preceptor Role: Challenges of Clinical Teaching. Journal of Pediatric Health Care,
20(3), 172–183. http://doi.org/10.1016/j.pedhc.2005.10.012
3. Chen, Y. L., Hsu, L. L., & Hsieh, S. I. (2012). Clinical nurse preceptor teaching
competencies: Relationship to locus of control and selfdirected learning. Journal of
Nursing Research, 20(2), 142–151.
http://doi.org/10.1097/JNR.0b013e318254ea72
4. Omer, T. A., Suliman, W. A., & Moola, S. (2015). Roles and responsibilities of nurse
preceptors: Perception of preceptors and preceptees. Nurse Education in Practice, 16,
54–59. http://doi.org/10.1016/j.nepr.2015.07.005
5. Kementerian Kesehatan. _. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan di
Puskesmas. Kementerian Kesehatan: Jakarta.
6. Kementerian Kesehatan. 2017. Peraturan Kepala Badan Pengembangan dan
pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan Nomor
HK.02.03/I.2/03556/2017 tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi Pembelajaran.
Kementerian Kesehatan: Jakarta.
7. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2019.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat. Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Jakarta.
8. Moerdiyanto. . Teknik Monitoring dan Evaluasi (Monev) Dalam Rangka Memperoleh
Informasi Untuk Pengambilan keputusan Manajemen. . . Diakses melalui
http://staff.uny.ac.id/ tanggal 10 Juli 2021.
9. Sumiyarrini R., Rahayu G.R. & Suhoyo Y. 2017. Rubrik Nursing Clinical Exercise:
Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi Klinik pada

35
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Pendidikan Klinik Keperawatan. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia, Vol. 6, No.


3: Yogyakarta.
10. Werdati (2007). Impelementasi Program Mentorsip pada Pendidikan Keperawatan.
Disampaikan pada Pelatihan Preceptorship dan Mentorsip untuk Pendidikan Ners.
Yogyakarta, 12 -14 Februari 2007
11. http://harjonbasri.blogspot.com/2014/11/analisis-dan-interpretasi-data.html
Diakses tanggal 10 Juli 2021
12. https://penerbitbukudeepublish.com/skala-pengukuran-data dalam-penelitian.
Diakses tanggal 10 Juli 2021
13. https://kamus.tokopedia.com/l/laporan. Diakses tanggal 10 Juli 2021
14. http://web-suplemen.ut.ac.id/mapu5103/materi4_4.htm. Diakses tanggal 10 Juli 2021.

36
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

10 LAMPIRAN

1. Panduan Bermain Peran (Role Play)


2. Skenario Bermain Peran (Role Play), Setting: Kunjungan Keluarga
3. Skenario Bermain Peran (Role Play), Setting: Evaluasi Pasca Kunjungan
4. Instrumen Checklist Penilaian Koordinator Perkesmas dalam Bermain Peran
(Role Play)

37
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 1.

PANDUAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)

Tujuan:
Setelah mengikuti bermain peran ini, peserta mampu melakukan bimbingan teknis keperawatan di
Puskesmas dan wilayah kerjanya.

Petunjuk:
1. Pengantar Awal (waktu: 10 menit)
Pelatih memberikan salam dan memperkenalkan tim fasilitator yang akan terlibat
dalam penugasan ini, kemudian menjelaskan pembagian kelompok dan fasilitator serta
rangkaian kegiatan bermain peran sebagai berikut:
a. Kegiatan bermain peran ini terbagi atas 2 setting skenario, yaitu Kunjungan
Keluarga dan Evaluasi Pasca Kunjungan.
b. Pembagian peserta dan fasilitator dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam 1 kelompok berisi 10 orang (30 orang menjadi 3 kelompok)
2) Setiap kelompok didampingi oleh 1 orang fasilitator yang akan
bertanggung jawab terhadap kelompok tersebut
3) Daftar pembagian kelompok peserta dan fasilitator telah disiapkan di awal
acara

2. Persiapan kegiatan bermain peran (waktu : 60 menit)


a. Dalam kelompok kecil, fasilitator meminta peserta menunjuk 1 (satu) orang
sebagai ketua kelompok
b. Selanjutnya ketua kelompok akan mengkoordinir terkait hal-hal sebagai
berikut di dalam kelompoknya:
1) Pembagian peran pada masing-masing anggota kelompoknya sesuai
skenario yang diberikan:
 Skenario Bermain Peran (Role Play) dengan Setting: Kunjungan Keluarga
 5 orang
 Skenario Bermain Peran (Role Play) dengan Setting: Evaluasi Pasca
Kunjungan  5 orang

38
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2) Pembuatan instrumen monitoring dan evaluasi penampilan Perawat Pelaksana,


digunakan oleh Koordinator Perkesmas saat bermain peran skenario kunjungan
keluarga
3) Pembuatan instrumen evaluasi Perawat Pelaksana untuk wawancara evaluasi
pasca kunjungan (digunakan oleh Koordinator Perkesmas yang bermain peran)
c. Dalam proses persiapan kegiatan bermain peran, fasilitator bertugas memberikan
saran/ masukan kepada kelompok, khususnya saat penyiapan instrumen untuk
bermain peran (role play)

3. Kegiatan bermain peran (role play) (waktu : 60 menit)


a. Fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok untuk memainkan perannya
sesuai dengan 2 skenario yang telah ditetapkan dimana masing- masing skenario
diberi alokasi waktu 30 menit (2 skenario x 30 menit = 60 menit)
b. Selama bermain peran:
1) Koordinator Perkesmas menggunakan instrumen yang telah disusun oleh
kelompoknya untuk melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap
Perawat pelaksana yang didampingi. Selain itu, Koordinator Perkesmas juga
menilai penggunaan instrumen tersebut apakah sudah cukup baik atau ada yang
perlu diperbaiki
2) Fasilitator dan peserta yang ditunjuk sebagai pengamat/ observer melakukan
pengamatan terhadap kegiatan bermain peran yang dilakukan oleh
kelompoknya dengan menggunakan instrumen checklist penilaian Koordinator
Perkesmas yang telah disiapkan.

4. Evaluasi kegiatan bermain peran (waktu : 50 menit)


a. Setelah kelompok selesai bermain peran, fasilitator mempersilakan:
1) Peserta yang berperan sebagai Koordinator Perkesmas yang bermain peran
Kunjungan Keluarga menyampaikan hasil monitoring dan evaluasinya terhadap
Perawat pelaksana dan umpan balik terhadap instrumen yang digunakan (10
menit)
2) Peserta yang berperan sebagai Koordinator Perkesmas yang bermain peran
Evaluasi Pasca Kunjungan menyampaikan hasil evaluasinya

39
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

terhadap Perawat pelaksana dan umpan balik terhadap instrumen yang


digunakan (10 menit)
3) 2 orang perwakilan peserta yang berperan sebagai sebagai pengamat/ observer
untuk menyampaikan hasil pengamatannya untuk 2 kegiatan bermain peran
yang telah dilakukan (2 x 10 menit = 20 menit)
b. Selanjutnya, fasilitator memberikan masukan terhadap kegiatan bermain peran
yang dilakukan oleh kelompok yang didampinginya, merangkum kegiatan dan
memberikan pujian dan applause untuk apresiasi kepada peserta semua (10 menit)

40
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 2.

SKENARIO BERMAIN PERAN (ROLE PLAY) SETTING:


KUNJUNGAN KELUARGA
Peran:
1. Koordinator Perkesmas
2. Perawat Pelaksana
3. Penderita TBC
4. Keluarga Penderita TBC 1
5. Pengamat/ Observer
Alur Cerita:
Perawat Pelaksana didampingi Koordinator Perkesmas berkunjung ke rumah dalam
rangka melakukan asuhan keperawatan keluarga sebagai intervensi lanjut terhadap dari
hasil kunjungan PIS-PK dan intervensi awal yang dilakukan terkait
kasus keluarga dengan penderita TBC.
Perawat Pelaksana : Mengucapkan salam &
Koordinator
Perkesmas
Penderita TBC & :  Menerima salam
Keluarga  Mempersilakan masuk
Selama proses kunjungan, Koordinator Perkesmas melakukan pengamatan
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan oleh Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana : Menjelaskan maksud kedatangan
Koordinator : Mengingatkan Perawat Pelaksana untuk menyepakati
Perkesmas kontrak waktu kunjungan
Perawat Pelaksana : Menyepakati kontrak waktu kunjungan bersama dengan
keluarga
Penderita TBC & : Menyetujui kontrak waktu kunjungan yang disampaikan
Keluarga oleh Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana :  Memotivasi penderita TBC untuk tetap mematuhi
program pengobatan

41
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan


hal-hal yang belum dimengerti
Keluarga : Bertanya mengenai peran keluarga sebagai Pengawas
Minum Obat (PMO) karena belum paham apa
pekerjaannya
Perawat Pelaksana : Menjelaskan mengenai peran keluarga yang diharapkan
ketika menjadi Pengawas Minum Obat (PMO)
Keluarga : Paham dengan penjelasan Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana :  Memberikan kontak person yang mudah dihubungi
apabila mengalami hal yang tidak diinginkan
 Melakukan kontrak kunjungan berikutnya
Penderita TBC & :  Menyimpan nomor Ponsel kontak person yang
Keluarga diberikan Perawat Pelaksana
 Menyetujui kontrak kunjungan berikutnya
Koordinator : Mengingatkan Perawat Pelaksana untuk melakukan
Perkesmas evaluasi dahulu sebelum mengakhiri kunjungan
Perawat Pelaksana : Melakukan evaluasi keperawatan
Penderita TBC & : Menyampaikan jawaban sesuai pertanyaan Perawat
Keluarga Pelaksana
Perawat Pelaksana : Mengakhiri kunjungan dan mengucapkan salam

42
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 3.

SKENARIO BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)


SETTING: EVALUASI PASCA KUNJUNGAN
Peran:
1. Koordinator Perkesmas
2. Perawat Pelaksana yang melakukan kunjungan
3. Pengamat/ observer
4. Pengamat/ observer
5. Pengamat/ observer
Alur Cerita:
Pasca kunjungan keluarga, Koordinator Perkesmas dan Perawat Pelaksana bersama-
sama kembali ke Puskesmas. Setelah itu Koordinator Perkesmas
mengajak Perawat Pelaksana untuk melakukan evaluasi pasca kunjungan.
Koordinator :  Membuka sesi evaluasi pasca kunjungan
Perkesmas  Menanyakan perasaan Perawat Pelaksana pasca
kunjungan keluarga
Perawat Pelaksana : Menyampaikan pengalamannya saat melakukan
kunjungan keluarga (sesuai dengan cerita yang terjadi pada
kegiatan bermain peran sebelumnya)
Koordinator : Menanyakan alasan Perawat Pelaksana melupakan
Perkesmas kegiatan menyepakati kontrak waktu di awal kunjungan
Perawat Pelaksana : Menyampaikan alasannya karena memang lupa dan belum
terbiasa melakukannya karena dianggap keluarga sudah setuju
saat dihubungi via ponsel sebelum datang
ke rumah
Koordinator : Menanyakan alasan Perawat Pelaksana melupakan
Perkesmas kegiatan melakukan evaluasi keperawatan sebelum
mengakhiri kunjungan
Perawat Pelaksana : Menyampaikan alasannya bahwa biasanya melakukan
evaluasi, namun karena didampingi Koordinator

43
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Perkesmas sehingga menjadi gugup dan melupakan


evaluasi tersebut
Koordinator : Menjelaskan kepada Perawat Pelaksana tentang:
Perkesmas  Pentingnya menyepakati kontrak waktu di awal kunjungan
sebab hal ini merupakan bagian penting tahapan
komunikasi terapeutik Perawat-Klien
 Pentingnya melakukan evaluasi keperawatan sebab
merupakan bagian tahapan kesinambungan proses asuhan
keperawatan, skaligus menentukan tindak
lanjut asuhan kunjungan berikutnya
Perawat Pelaksana : (Perawat Pelaksana tampak memahami penjelasan
Koordinator Perkesmas)
Koordinator : Menanyakan tahapan selanjutnya setelah selesai
Perkesmas kunjungan apa yang akan dilakukan Perawat Pelaksana?
Perawat Pelaksana : Menjawab akan segera melapor kepada Penanggung
Jawab Darbin
Koordinator : Menanyakan kembali sebelum melapor maka apa yang
Perkesmas harus dilakukan sebagai bukti bahwa telah melakukan
kunjungan Keluarga
Perawat Pelaksana : Menjawab akan melakukan pencatatan
Koordinator : Menjelaskan bahwa pencatatan harus segera dilakukan pasca
Perkesmas kunjungan untuk menghindari terlupa dan pencatatan
dilakukan pada format kartu asuhan
keperawatan yang telah disediakan
Perawat Pelaksana : Menanyakan bahwa kartu asuhan keperawatan itu
terkadang tidak bisa menampung semua data2 yang
diperoleh dari hasil pengkajian
Koordinator : Menjelaskan bahwa kartu asuhan memuat rangkuman atau hal-
Perkesmas hal penting yang perlu dituliskan saja, sisanya Perawat
Pelaksana dapat menggunakan format lain untuk menampung
data2 yang belum tercatat sebagai bagian
dari kartu asuhan keperawatan tersebut

44
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Perawat Pelaksana : (Perawat Pelaksana tampak memahami penjelasan


Koordinator Perkesmas)
Koordinator : Menanyakan apakah ada yang ingin ditanyakan?
Perkesmas
Perawat Pelaksana : Menjawab tidak ada untuk saat ini
Koordinator :  Menyimpulkan hasil bimbingan teknis keperawatan yang
Perkesmas telah dilakukan terhadap Perawat Pelaksana
 Mengingatkan kembali hal-hal yang perlu diperbaiki ke
depan berdasarkan pengalaman hari ini seperti kontrak
waktu, evaluasi keperawatan dan pencatatan
 Menutup sesi evaluasi pasca kunjungan

45
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 4.

INSTRUMEN CHECKLIST PENILAIAN KOORDINATOR


PERKESMAS DALAM BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)

Petunjuk:
 Fokus penilaian kepada Pemeran Utama (Koordinator Perkesmas) yang melakukan
bimbingan teknis kepada Perawat pelaksana.
 Kriteria penilaian disesuaikan dengan setting bermain peran (role play)
 Dalam memberikan nilai, berilah tanda (√) pada kolom nilai di bawah ini

Koordinator Perkesmas :
Observer/ Penilai :

Nilai
No Kriteria Penilaian
2 1 0
1 Persiapan (diri, peralatan dan bahan)
2 Menyampaikan pembukaan (salam, menanyakan
kabar, menyepakati tujuan dan kontrak waktu)
3 Teknik komunikasi verbal saat memberikan
bimbingan teknis keperawatan (penggunaan
bahasa, jeda, sistematika penjelasan, klarifikasi)
4 Teknik komunikasi non verbal saat memberikan
bimbingan teknis keperawatan (ekspresi, gestur,
kontak mata)
5 Sikap dalam melakukan pengamatan kepada
Perawat pelaksana (empati, menghargai Perawat,
fokus)
6 Memberikan umpan balik untuk perbaikan performa
Perawat pelaksana
7 Memberikan umpan balik untuk meningkatkan
motivasi Perawat pelaksana
8 Memberikan apresiasi terhadap upaya Perawat
pelaksana
9 Menyampaikan penutup (menyimpulkan,
menyampaikan saran, tindak lanjut dan salam penutup)

Total Skor
Penilaiaan : Total Skor x 100
(Total jumlah kriteria x 2)

46
Mata Pelatihan Inti 5 Pembinaan Teknis Perkesmas di Puskesmas dan Wilayah Kerjanya
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Keterangan:
 Nilai 2 : Dilakukan dengan baik
 Nilai 1 : Dilakukan dengan cukup
 Nilai 0 : Dilakukan namun kurang mencukupi/ Tidak dilakukan

47
MODUL MATA PELATIHAN INTI 6
PENCATATAN DAN
PELAPORAN PELAYANAN
PERKESMAS DI
PUSKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada
pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan
terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan
informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi,
data dan informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena
data dan informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi
tersebut.

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan


masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai
organisasi wajib melakukan pencatatan dan pelaporan, dimana datanya akan menjadi
sumber data Puskesmas dalam Sistem Informasi Puskesmas (SIP) yang merupakan bagian
dari sistem informasi kesehatan kabupaten/kota. SIP dapat diselenggarakan secara
elektronik dan/atau non elektronik. Muatan SIP paling sedikit mencakup: pencatatan dan
pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannnya, pencatatan dan pelaporan keuangan
Puskesmas dan jaringannya, survey lapangan, laporan lintas sektor terkait dan laporan
jejaring Puskesmas di wilayah kerjanya.

Pelayanan Perkesmas sebagai bagian dari pelayanan Puskesmas wajib memiliki data
pencatatan dan pelaporan, sebab pelayanan Perkesmas merupakan salah satu data yang
termasuk sebagai bagian sumber data program kesehatan di dalam SIP. Untuk itu, setiap
Perawat Puskesmas wajib melaksanakan pencatatan dan pelaporan pelayanan Perkesmas
sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing- masing, baik itu saat bekerja sebagai
pelaksana Perkesmas, Penanggung Jawab Darbin ataupun Koordinator Perkesmas. Hal ini
juga melekat pada tugas seorang Perawat sebagai jabatan fungsionalnya. Dalam
mengerjakan pencatatan dan

1
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

pelaporan pelayanan Perkesmas, Perawat Puskesmas melakukannya sesuai acuan yang


berlaku.

2
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pencatatan dan pelaporan
pelayanan Perkesmas di Puskesmas.

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Menjelaskan pengertian dan alur dari pencatatan pelaporan pelayanan Perkesmas
di Puskesmas
2. Melakukan pencatatan asuhan keperawatan individu, keluarga, dan kelompok/
masyarakat
3. Melakukan pencatatan register terkait Pelayanan Perkesmas dan
Pelaksanaan PIS-PK
4. Menyusun laporan terkait Pelayanan Perkesmas

3
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Pengertian dan Alur Pencatatan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
a. Pengertian Pencatatan dan Pelaporan Perkesmas
b. Alur Pencatatan dan Pelaporan Perkesmas
2. Pencatatan asuhan keperawatan individu, keluarga, dan kelompok/ masyarakat
a. Kartu Asuhan Keperawatan Individu
b. Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga
c. Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat
3. Pencatatan Register terkait Pelayanan Perkesmas dan Pelaksanaan PIS-PK
a. Register Pelayanan Perkesmas
b. Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan
4. Penyusunan Laporan terkait Pelayanan Perkesmas
a. Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
b. Laporan Evaluasi Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas

4
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas menggunakan
metode :
1. Ceramah Tanya Jawab (CTJ)
2. Curah pendapat
3. Latihan

5
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5 MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan Perkesmas di Puskesmas meliputi:
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Komputer/ laptop
4. LCD
5. Flipchart
6. Spidol
7. ATK
8. Panduan Latihan
9. Lembar Kasus
10. Format Register Pelayanan Perkesmas
11. Format Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK Menurut Desa/Kelurahan
12. Format Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

6
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sesi 1: Pengkondisian Peserta
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator mengucapkan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila
belum pernah menyampaikan sesi materi sebelumnya, fasilitator memulai dengan
perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi kerja, jabatan dalam
pekerjaan dan topik materi yang akan disampaikan.
 Fasilitator melakukan bina suasana dengan mengajak peserta untuk mempertunjukkan
yel-yel atau tepuk semangatnya agar peserta fokus dan antusias dalam mengikuti
materi.
 Fasilitator melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang Pencatatan dan
Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
 Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok
yang akan disampaikan dengan dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Penyampaian Materi Pokok 1: Pengertian dan Alur Pencatatan


Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 1. Pengertian dan Alur dari Pencatatan dan
pelaporan Pelayanan Perkesmas meliputi sub pokok:
- Pengertian Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas
- Alur Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas
 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah disampaikan
oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau
menjawab pertanyaan peserta

7
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 3: Penyampaian Materi Pokok 2: Pencatatan Asuhan Keperawatan


Individu, Keluarga, dan Kelompok/ Masyarakat
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 2. Pencatatan Asuhan Keperawatan
Individu, Keluarga, dan Kelompok/ Masyarakat meliputi sub pokok:
- Kartu Asuhan Keperawatan Individu
- Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga
- Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat
 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah disampaikan
oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau
menjawab pertanyaan peserta

Sesi 4: Penyampaian Materi Pokok 3. Pencatatan Register terkait Pelayanan


Perkesmas dan Pelaksanaan PIS-PK
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 3. Pencatatan Register terkait Pelayanan
Perkesmas dan Pelaksanaan PIS-PK meliputi sub pokok:
- Register Pelayanan Perkesmas
- Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan
 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah disampaikan
oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau
menjawab pertanyaan peserta

Sesi 5 : Penyampaian Materi Pokok 4. Penyusunan Laporan terkait Pelayanan


Perkesmas
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator menyampaikan materi pokok 4. Penyusunan Laporan terkait
Pelayanan Perkesmas meliputi sub pokok:
- Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

8
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

- Laporan Evaluasi Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas


 Fasilitator mempersilakan peserta untuk menanggapi materi yang telah disampaikan
oleh fasilitator atau mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak dimengerti peserta
 Fasilitator memberikan komentar atas tanggapan yang peserta sampaikan atau
menjawab pertanyaan peserta

Sesi 6: Latihan Penyusunan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan


Perkesmas di Puskesmas
 Koordinator Fasilitator (fasilitator teori) memperkenalkan tim fasilitator lain yang akan
terlibat dalam penugasan.
 Fasilitator menyampaikan langkah-langkah atau petunjuk proses penugasan latihan
penyusunan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas.
 Fasilitator membagi peserta menjadi kelompok dimana masing-masing berisi 6 orang
dibantu panitia (5 kelompok) didampingi 1 fasilitator per kelompok dan dibuat urutan
nomor peserta untuk memudahkan pembagian tugas penyajian hasil latihan ke depan
 Dalam kelompok kecilnya masing-masing, setiap fasilitator mendampingi dan
mengawal kelompoknya dalam melakukan penugasan latihan dengan langkah- langkah
tahapan sesuai panduan:
- Latihan 1. Pencatatan register terkait pelayanan Perkesmas dan Pelaksanaan PIS –
PK
- Latihan 2. Laporan bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
 Setiap selesai penugasan latihan dilakukan, selanjutnya fasilitator mengawal penyajian
hasil latihan dengan langkah-langkah tahapan sesuai panduan
 Setelah tiap fasilitator merangkum hasil penugasan latihan di dalam kelompoknya
masing-masing, selanjutnya fasilitator menutup proses pembelajaran penugasan dalam
kelompoknya dengan mengucapkan salam penutup

9
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 7 : Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
 Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada
peserta
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawabnya
 Fasilitator merangkum pembelajaran mata pelatihan ini bersama-sama dengan peserta.
 Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
 Fasilitator menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih,
permohonan maaf bila masih ada kekurangan dan salam penutup.

10
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI

Materi Pokok 1: Pengertian dan Alur Pencatatan Pelaporan


Pelayanan Perkesmas di Puskesmas

A. Pengertian Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. Pelayanan Perkesmas sebagai bagian dari pelayanan
yang harus diberikan oleh Puskesmas juga mewajibkan setiap Perawat Puskesmas
sebagai pelaksana Perkesmas untuk melakukan pencatatan dan pelaporan. Hal ini
juga terkait kewajiban Puskesmas dalam menyelenggarakan Sistem Informasi
Puskesmas (SIP), yaitu suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu
proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas dalam
mencapai sasaran kegiatannya.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem


Informasi Puskesmas terurai 2 (dua) pengertian mengenai pencatatan dan pelaporan.
Pengertian Pencatatan dalam SIP adalah serangkaian kegiatan untuk
mendokumentasikan hasil pengamatan, pengukuran, dan/atau penghitungan pada
setiap langkah upaya kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas, sedangkan pelaporan
dalam SIP adalah penyampaian data terpilah dari hasil pencatatan kepada pihak
terkait sesuai dengan tujuan dan kebutuhan yang telah ditentukan.

Lingkup pencatatan dalam SIP meliputi data dasar dan data program. Data dasar
meliputi identitas Puskesmas, wilayah kerja Puskesmas, sumber daya

11
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Puskesmas dan sasaran program, sedangkan data program meliputi upaya kesehatan
masyarakat esensial, upaya kesehatan masyarakat pengembangan, upaya kesehatan
perseorangan dan program lainnya. Pelayanan Perkesmas termasuk dalam katagori
data program lainnya bersama dengan data manajemen Puskesmas, pelayanan
kefarmasian, pelayanan laboratorium dan kunjungan keluarga. Instrumen pencatatan
dapat berbentuk kartu, formulir dan/atau register. Khususnya dalam pencatatan
pelayanan Perkesmas menggunakan bentuk instrumen kartu dan register.

Setiap Kepala Puskesmas harus menyampaikan laporan kegiatan Puskesmas secara


berkala kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Laporan sebagaimana
dimaksud disusun berdasarkan pencatatan kegiatan dan hasil kegiatan di Puskesmas
dan jaringan Puskesmas, terdiri dari laporan data dasar dan laporan data program.
Laporan data dasar dilakukan secara rutin setiap tahun sedangkan laporan data
program dapat dilakukan secara rutin atau tidak rutin. Khususnya dalam pelayanan
Perkesmas, laporannya termasuk laporan data program dan dilaporkan setiap bulan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

B. Alur Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas


Dalam rangka mengetahui bagaimana proses pencatatan dan pelaporan dalam
pelayanan Perkesmas yang sehari-hari diselenggarakan, berikut gambar alur dan
penjelasannya disampaikan sesuai Gambar 1.

12
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Gambar 1.
Alur Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas

Dalam pelayanan Perkesmas, kegiatan teknis yang terkait keprofesian Perawat


adalah pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan. Kegiatan ini diberikan oleh
Perawat Puskesmas kepada sasaran klien, baik itu individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat (desa/ kelurahan). Kegiatan asuhan keperawatan ini dapat
dilaksanakan di dalam gedung Puskesmas atau di wilayah kerja Puskesmas.
Sasaran klien yang diberikan asuhan keperawatan sesuai target pelayanan
Perkesmas secara khusus maupun target program upaya kesehatan yang
direncanakan Puskesmas yang kemudian dilakukan oleh Perawat Puskesmas.
Setiap Perawat Puskesmas selesai melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan,
selanjutnya Perawat Puskesmas harus melakukan pencatatan asuhan keperawatan
dengan menggunakan instrumen pencatatan Kartu Asuhan Keperawatan sesuai
standar yang berlaku.

Seluruh kartu asuhan keperawatan ini selanjutnya akan direkap hasil asuhan
keperawatannya sesuai tanggung jawab daerah binaannya masing-masing oleh
Penanggung Jawab Darbin sebagai data dukung pengisian Register

13
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Pelayanan Perkesmas maupun laporan lainnya. Rekap hasil ini kemudian


disampaikan kepada Koordinator Perkesmas.

Langkah berikutnya, Koordinator Perkesmas akan menyusun Register Pelayanan


Perkesmas. Kemudian setiap bulan akan menyusun Laporan Bulanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat berdasarkan data yang terekap dalam Register Pelayanan
Perkesmas. Setelah selesai menyusun laporan bulanan ini, selanjutnya Koordinator
Perkesmas akan melaporkan hasil kerja kegiatan pelayanan Perkesmas kepada
Penanggung Jawab UKM Esensial dan Perkesmas.

Materi Pokok 2: Pencatatan Asuhan Keperawatan Individu,


Keluarga, dan Kelompok/Masyarakat

Kartu asuhan keperawatan merupakan bagian dari jenis kartu status di Puskesmas, yaitu
merupakan instrumen yang digunakan secara berulang dalam pencatatan kegiatan terhadap
sasaran kegiatan yang sama. Kartu status ini paling sedikit memuat:
 Identitas Puskesmas
 Identitas sasaran
 Kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran, dan
 Identitas pelaksana kegiatan

Kartu asuhan keperawatan adalah instrumen pencatatan yang digunakan untuk


mendokumentasikan setiap kegiatan asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh
Perawat Puskesmas kepada sasaran pelayanan Perkesmas yang dikelolanya. Apabila Kartu
Asuhan Keperawatan tidak mencukupi untuk merekap keseluruhan hasil asuhan
keperawatan, maka Perawat Puskesmas dapat mengembangkan dan menggunakan bentuk
pencatatan lainnya sepanjang hal tersebut sesuai kebutuhan di lapangan dan bertujuan
sebagai alat bantu untuk melengkapi pencatatan hasil kegiatan asuhan keperawatan yang
lebih komprehensif. Contoh: formulir pengkajian keperawatan individu, formulir
pengkajian keperawatan keluarga, formulir pengkajian keperawatan kelompok. Apabila
bentuk pencatatan tambahan

14
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

tersebut kemudian telah digunakan secara rutin di Puskesmas maka langkah berikutnya
dapat dimasukkan dalam substansi Standar Prosedur Operasional Kerja Keperawatan yang
disahkan oleh Kepala Puskesmas.

A. Kartu Asuhan Keperawatan Individu


Rincian variabel data yang termasuk dalam Kartu Asuhan Keperawatan Individu
meliputi:
1. Identitas Puskesmas: nama Puskesmas, kode Puskesmas.
2. Identitas individu yang mendapat asuhan keperawatan: nama individu, tanggal
lahir, jenis kelamin, alamat, NIK, NKK, telp/ponsel dan diagnosis medis/masalah
kesehatan.
3. Kegiatan dan hasil kegiatan asuhan keperawatan individu: tanggal kunjungan,
data pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana intervensi, implementasi dan
evaluasi.
4. Identitas Perawat sebagai petugas pelaksana pelayanan Perkesmas.

Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Individu dan Petunjuk Pengisiannya


dapat merujuk pada Lampiran 1.

B. Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga


Rincian variabel data yang termasuk dalam Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga
meliputi:
1. Identitas Puskesmas: nama Puskesmas, kode Puskesmas.
2. Identitas keluarga yang mendapat asuhan keperawatan: nama kepala keluarga,
alamat, NKK, telp/ponsel kepala keluarga dan masalah kesehatan.
3. Kegiatan dan hasil kegiatan asuhan keperawatan keluarga: tanggal kunjungan,
data pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana intervensi, implementasi dan
evaluasi.
4. Identitas Perawat sebagai petugas pelaksana pelayanan Perkesmas

Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga dan Petunjuk Pengisiannya


dapat merujuk pada Lampiran 2.

15
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

C. Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/Masyarakat


Rincian variabel data yang termasuk dalam Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/
Masyarakat meliputi:
1. Identitas Puskesmas: nama Puskesmas, kode Puskesmas.
2. Identitas kelompok/masyarakat yang mendapat asuhan keperawatan: nama
kelompok/desa/kelurahan, alamat, telp/ponsel dan masalah kesehatan.
3. Kegiatan dan hasil kegiatan asuhan keperawatan kelompok/masyarakat: tanggal
kunjungan, data pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana intervensi,
implementasi dan evaluasi.
4. Identitas Perawat sebagai petugas pelaksana pelayanan Perkesmas.

Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat dan Petunjuk


Pengisiannya dapat merujuk pada Lampiran 3.

Materi Pokok 3: Pencatatan Register terkait Pelayanan


Perkesmas dan Pelaksanaan PIS-PK

Register salah satu jenis pencatatan di Puskesmas, merupakan instrumen pencatatan yang
berisi rekapitulasi daftar identitas dan hasil kegiatan terhadap sejumlah sasaran, baik yang
bersumber dari kartu maupun formulir. Register ini paling sedikit memuat:
 Identitas Puskesmas
 Identitas sasaran
 Kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran, dan
 Identitas pelaksana kegiatan

Dalam mata pelatihan ini akan disampaikan 2 (dua) jenis register yang dikelola oleh
Perawat Puskesmas, yaitu: Register Pelayanan Perkesmas yang memuat kegiatan asuhan
keperawatan yang dilakukan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas dan Register
Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan.

16
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

A. Register Pelayanan Perkesmas


Register Pelayanan Perkesmas merupakan instrumen pencatatan yang digunakan
untuk merekapitulasi identitas Puskesmas, daftar identitas sasaran klien dan hasil
kegiatan asuhan keperawatan terhadap sejumlah sasaran pelayanan Perkesmas yang
bersumber dari kartu asuhan keperawatan. Perawat Puskesmas yang bertugas
menyusun Register Pelayanan Perkesmas adalah Koordinator Perkesmas dibantu
rekap data hasil kegiatan asuhan keperawatannya per daerah binaan masing-masing
oleh Penanggung Jawab Darbin Perkesmas. Rincian variabel data yang termasuk
dalam Register Pelayanan Perkesmas paling sedikit memuat:
1. Identitas Puskesmas: nama Puskesmas, kode Puskesmas, bulan pelaporan dan
tahun pelaporan.
2. Identitas klien:
a. Asuhan keperawatan individu: nomor urut, tanggal kunjungan, nama individu,
NIK, NKK, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin, diagnosis medis/ masalah
kesehatan dan diagnosis keperawatan.
b. Asuhan keperawatan keluarga: nomor urut, tanggal kunjungan, nama kepala
keluarga, NKK, alamat, masalah kesehatan dan diagnosis keperawatan.
c. Asuhan keperawatan kelompok/masyarakat: nomor urut, tanggal kunjungan,
nama kelompok/desa/kelurahan, masalah kesehatan dan diagnosis
keperawatan.
3. Hasil Asuhan Keperawatan
a. Asuhan keperawatan individu: kesimpulan (teratasi, sebagian teratasi atau
belum teratasi) dan rekomendasi tindak lanjut Perawatan (TLP) bagi individu
pasca mendapat asuhan keperawatan.
b. Asuhan keperawatan keluarga: kesimpulan penilaian tingkat kemandirian
keluarga (KM-I, KM-II, KM-III, KM-IV) dan status keluarga yang lepas bina.
c. Asuhan keperawatan kelompok/masyarakat: kesimpulan penilaian tingkat
kemandirian kelompok/masyarakat (KM-I, KM-II, KM-III, KM-IV).

Contoh Format Register Pelayanan Perkesmas dan Petunjuk Pengisiannya dapat


merujuk pada Lampiran 4.

17
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

B. Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/Kelurahan


Integrasi pelayanan Perkesmas dengan pendekatan keluarga dan program
kesehatan lainnya dilakukan dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan
Perkesmas dan keluarga sehat. Pendekatan keluarga saat ini dilaksanakan Puskesmas
dalam bentuk kegiatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK). Pendekatan keluarga ini juga merupakan salah satu pintu masuk
pelayanan Perkesmas. Melalui kunjungan keluarga dalam rangka PIS-PK,
koordinator Perkesmas akan memperoleh data dukung untuk penetapan sasaran
keluarga binaan yang membutuhkan intervensi lebih lanjut dalam bentuk pelayanan
Perkesmas. Hasil pelayanan Perkesmas dalam bentuk peningkatan
kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya diharapkan dapat meningkatkan capaian Indikator Keluarga Sehat
(IKS) di wilayah kerja Puskesmas.

Dalam pelaksanaan integrasi pelayanan Perkesmas dengan PIS-PK, Perawat


Puskesmas dapat berperan sebagai:
 Bagian dari Tim Pembina Keluarga PIS-PK yang memantau status kesehatan
keluarga terhadap indikator utama keluarga sehat dan memberikan intervensi
awal;
 Pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin Perkesmas, dan/atau koordinator
Perkesmas yang memberi pelayanan Perkesmas dalam rangka intervensi lanjut
terhadap sasaran keluarga binaan tersebut; dan
 Penanggung jawab program terkait dengan masalah kesehatan yang dipantau
dalam PIS-PK dan/atau program kesehatan lainnya.

Terkait tugasnya apabila ditunjuk sebagai penanggung jawab program terkait dengan
masalah kesehatan yang dipantau dalam PIS-PK dan/atau program kesehatan lainnya,
maka Perawat Puskesmas tersebut harus melakukan pencatatan Register Pemantauan
Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan.

Register ini adalah instrumen pencatatan yang digunakan untuk merekapitulasi


identitas Puskesmas, daftar identitas sasaran keluarga yang

18
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

telah dilakukan PIS-PK dan hasil kegiatan pelaksanaan PIS-PK yaitu jumlah
keluarga dengan Indikator Keluarga Sehat (IKS). Contoh Format Register
Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan dan Petunjuk
Pengisiannya dapat merujuk pada Lampiran 5.

Materi Pokok 4: Penyusunan Laporan terkait Pelayanan


Perkesmas

Laporan terkait pelayanan Perkesmas terdiri dari Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat dan Laporan Evaluasi Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas.
Penjelasan penyusunan kedua laporan ini lebih lanjut terurai di bawah ini.

A. Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat


Setiap Kepala Puskesmas harus menyampaikan laporan kegiatan Puskesmas secara
berkala kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengikuti prosedur Sistem
Informasi Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Laporan tersebut disusun berdasarkan pencatatan kegiatan dan hasil kegiatan di
Puskesmas dan jaringan Puskesmas. Laporan ini terdiri atas laporan data dasar dan
laporan data program. Khusus laporan data program yang dilaporkan rutin sifatnya
dapat disampaikan sebagai laporan mingguan, laporan bulanan dan/atau laporan
tahunan.

Pelayanan Perkesmas merupakan pelayanan yang harus dilaporkan oleh Puskesmas


sebagai bagian dari laporan data program. Laporan ini sesuai judulnya dilaporkan
setiap bulan (laporan bulanan). Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31
Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Puskesmas, laporan bulanan disampaikan
sesuai jadwal paling lambat setiap tanggal 5 pada bulan berikutnya. Penyusun
Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat ini adalah Koordinator
Perkesmas.

19
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Rincian variabel data yang termasuk dalam Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat meliputi:
1. Identitas Puskesmas: nama Puskesmas, kode Puskesmas, bulan
pelaporan dan tahun pelaporan
2. Hasil kegiatan asuhan keperawatan
a. Jumlah individu yang mendapatkan asuhan keperawatan di Puskesmas;
b. Jumlah individu dengan hasil asuhan keperawatan membutuhkan tindak lanjut
Perawatan;
c. Jumlah keluarga binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan;
d. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-I;
e. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-II;
f. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-III;
g. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-IV;
h. Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan lepas bina;
i. Jumlah kelompok binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan;
j. Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-I;
k. Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-II;
l. Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-III;
m.Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-IV;
n. Jumlah desa/kelurahan binaan yang mendapat asuhan keperawatan; dan
o. Jumlah desa/kelurahan binaan yang sudah total coverage dalam melaksanakan
kegiatan PIS/PK.

Contoh Format Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Petunjuk


Pengisiannya dapat merujuk pada Lampiran 6

B. Laporan Evaluasi Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas


Laporan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas merupakan salah
bentuk laporan kegiatan. Menurut pengertiannya, laporan kegiatan adalah suatu
ikhtisar tentang hal ikhwal pelaksana suatu kegiatan, yang harus disampaikan oleh
penanggung jawab kepada pihak yang memberi tugas sebagai bentuk
pertanggungjawaban. Pentingnya menyusun laporan kegiatan ini dikarenakan:

20
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

 Sebagai dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan


 Sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya
 Dapat diketahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan
 Menjadi data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan

Laporan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas disusun oleh


Koordinator Perkesmas berdasarkan kebutuhan di Puskesmas atau permintaan
kebutuhan dari dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi dan/atau
Kementerian Kesehatan. Sebagai contoh:
 Laporan evaluasi kinerja pelayanan Perkesmas berdasarkan indikator yang telah
ditentukan
 Laporan evaluasi pelaksanaan program pemerintah yang melibatkan Perkesmas.

Laporan evaluasi ini diharapkan disusun oleh Koordinator Perkesmas dan Tim paling
sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.

Dalam hal penyusunan isi laporan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Perkesmas di


Puskesmas harus selengkap mungkin mengikuti prinsip 5W dan 1H, yaitu dapat
menjawab semua pertanyaan apa (What), mengapa (Why), siapa (Who), dimana
(Where), kapan (When) dan bagaimana (How). Berikut sistematika laporan
Evaluasi Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas yang dapat dijadikan acuan,
paling sedikit memuat:

1. Pendahuluan
a. Latar Belakang Kegiatan
b. Dasar Hukum Kegiatan
c. Maksud dan Tujuan Kegiatan
d. Ruang Lingkup Isi Laporan
2. Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
a. Perencanaan Kegiatan (termasuk Pengelolaan Perkesmas, Asuhan
Keperawatan dan Pembinaan Teknis Perkesmas)
b. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasilnya
c. Tim Perkesmas yang terlibat
d. Evaluasi Hasil Kegiatan (termasuk hambatan dan tantangan)
e. Kesimpulan & Saran
3. Penutup

21
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Setelah selesai, Laporan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas


diserahkan kepada Kepala Puskesmas melalui Penanggung Jawab UKM Esensial
dan Perkesmas sesuai garis koordinasi di Puskesmas.

22
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Pelayanan Perkesmas sebagai bagian dari pelayanan Puskesmas wajib memiliki data
pencatatan dan pelaporan, sebab pelayanan Perkesmas merupakan salah satu data yang
termasuk sebagai bagian sumber data program kesehatan di dalam SIP. Untuk itu, setiap
Perawat Puskesmas wajib melaksanakan pencatatan dan pelaporan pelayanan Perkesmas
sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing- masing, baik itu saat bekerja sebagai
pelaksana Perkesmas, penanggung jawab darbin ataupun koordinator Perkesmas. Hal ini
juga melekat pada tugas seorang Perawat sebagai jabatan fungsionalnya. Dalam
mengerjakan pencatatan dan pelaporan pelayanan Perkesmas, Perawat Puskesmas
melakukannya sesuai acuan yang berlaku.

Pencatatan pelayanan Perkesmas meliputi pencatatan asuhan keperawatan individu,


keluarga dan kelompok/masyarakat dengan menggunakan instrumen Kartu Asuhan
Keperawatan Individu, Register Pelayanan Perkesmas dan Register Pemantauan
Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan. Untuk pelaporan pelayanan Perkesmas
terdiri atas Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat sebagai laporan rutin
dan Laporan Evaluasi Hasil Kegiatan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas sebagai laporan
yang disusun sesuai kebutuhan Puskesmas.

23
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelanggaraan Pelaksanaan Program Indonesia dengan Pendekatan Keluarga
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
5. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
6. http://jitoebro.blogspot.com/2009/10/sistematika-penulisan-laporan-
kegiatan.html. Diakses tanggal 13 Juli 2021

24
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

10 LAMPIRAN
1. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Individu dan Petunjuk Pengisiannya
2. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga dan Petunjuk
Pengisiannya
3. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat dan Petunjuk
Pengisiannya
4. Contoh Format Register Pelayanan Perkesmas dan Petunjuk Pengisiannya
5. Contoh Format Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK Menurut Desa/
Kelurahan dan Petunjuk Pengisiannya
6. Contoh Format Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan
Petunjuk Pengisiannya
7. Panduan Latihan

25
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 1. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Individu dan Petunjuk Pengisiannya

26
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Petunjuk Pengisian :

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


1. Puskesmas Nama Puskesmas Diisi nama Puskesmas sesuai surat izin operasional
Puskesmas
2. Kode Nomor registrasi Puskesmas Diisi nomor registrasi Puskesmas yang diterbitkan
oleh Pusat Data dan Informasi, Kemenkes
3. Nama Individu Nama individu yang mendapat asuhan Diisi nama individu yang mendapatkan asuhan
keperawatan keperawatan sesuai dengan KTP individu yang
mendapat asuhan keperawatan
4. Tanggal Lahir Tanggal lahir individu yang mendapat Diisi tanggal lahir individu yang mendapat asuhan
asuhan keperawatan keperawatan, meliputi: tanggal, bulan dan tahun
kelahiran.
5. Jenis Kelamin Jenis kelamin individu yang mendapat Diisi jenis kelamin klien. L = laki-laki, P =
asuhan keperawatan Perempuan.
6. Alamat Alamat tempat tinggal individu yang Diisi alamat lengkap tempat tinggal individu yang
mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan, meliputi: nama jalan,
nomor rumah, RT/RW, Desa/Kelurahan dan
Kecamatan
7. NIK Nomor Induk Kependudukan individu yang Diisi dengan NIK sesuai KTP individu yang
mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan
8. NKK Nomor Kartu Keluarga individu yang Diisi dengan NKK sesuai Kartu Keluarga dari
mendapat asuhan keperawatan individu yang mendapat asuhan keperawatan
9. Telp/Ponsel Nomor telepon/telepon seluler individu Diisi dengan nomor telepon/telepon seluler milik
yang mendapat asuhan keperawatan individu yang mendapat asuhan keperawatan.
Apabila individu tidak memiliki telepon seluler maka

27
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


dapat diisi telepon seluler dari anggota keluarga
yang bertanggung jawab terhadap individu tersebut.
10. Diagnosis Medis/ Diagnosis medis atau masalah kesehatan yang Diisi diagnosis medis atau masalah kesehatan yang
Masalah menjadi sebab diperlukannya individu menjadi sebab diperlukannya individu mendapat asuhan
Kesehatan mendapat asuhan keperawatan keperawatan.
Contoh: Demam, diare, batuk pilek, hipertensi
11. Tanggal 1 Tanggal pelaksanaan asuhan keperawatan Diisi tanggal, bulan dan tahun pada saat Perawat
melakukan kegiatan asuhan keperawatan kepada
individu
12. Data 2 Rangkuman data subjektif dan objektif Diisi data rangkuman hasil pengkajian keperawatan
Pengkajian individu yang mendapat asuhan terhadap individu yang mendapat asuhan keperawatan,
keperawatan. data diperoleh melalui baik melalui metode wawancara
dan pemeriksaan maupun memanfaatkan hasil
pemeriksaan dokter dan penunjang medik. Data yang
dikumpulkan meliputi:
1. Riwayat keperawatan/kesehatan;
2. Data pemeriksaan tanda-tanda vital dan fisik;
3. Data psikososial;
4. Tingkat pengetahuan klien;
5. Hasil pemeriksaan penunjang terkait masalah
kesehatan klien
6. Data lain sesuai kebutuhan
Cara pengisian terbagi atas data subjektif dan data
objektif.

28
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


 Data subjektif adalah informasi yang diucapkan
klien kepada Perawat selama pengkajian
keperawatan berlangsung
 Data objektif adalah informasi yang dikumpulkan
Perawat melalui indera Perawat: melihat (observasi),
merasakan (palpasi) dan mendengar (auskultasi dan
perkusi)
Apabila tidak bisa terisi semua dalam kartu asuhan
keperawatan maka dapat dicatat dan disimpan dengan
menggunakan alat bantu pencatatan keperawatan lain
sebagai lampiran data kartu
asuhan keperawatan.
13. Diagnosis 3 Dalam konteks asuhan keperawatan individu Diisi formulasi diagnosis keperawatan individu yang
Keperawatan maka diagnosis keperawatan adalah formulasi menggunakan ketentuan Standar Diagnosis
diagnosis keperawatan individu yang Keperawatan Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan
menggunakan ketentuan Standar Diagnosis Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan
Keperawatan Indonesia (SDKI), Panduan Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan
Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang terkait
Kelompok, dan Komunitas (disusun oleh sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Formulasi ini
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas berdasarkan data pengkajian keperawatan yang
Indonesia) dan sumber lain yang terkait sesuai didapatkan Perawat terhadap individu yang mendapat
dengan ketentuan yang berlaku. asuhan keperawatan. Contoh diagnosis keperawatan
individu dalam pelayanan Perkesmas:
1. Ketidakefektifan pola makan;
2. Kekurangan volume cairan;
3. Kesiapan meningkatkan volume cairan;

29
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


4. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah;
5. Risiko kekurangan volume cairan;
6. Kesiapan meningkatkan komunikasi;
Bersihan jalan nafas tidak efektif;
14. Rencana 4 Dalam konteks asuhan keperawatan individu Diisi formulasi intervensi keperawatan individu
Intervensi maka rencana intervensi adalah formulasi menggunakan ketentuan Standar Intervensi
intervensi keperawatan individu menggunakan Keperawatan Indonesia (SIKI), Panduan Asuhan
ketentuan Standar Intervensi Keperawatan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan
Indonesia (SIKI), Panduan Asuhan Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan
Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, Komunitas Indonesia), dan sumber lain yang terkait
dan Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Rencana
Kesehatan Komunitas Indonesia), dan sumber intervensi sama dengan perencanaan tindakan
lain yang terkait sesuai dengan ketentuan yang keperawatan, dapat terdiri:
berlaku. 1. Memberikan Pelayanan Keperawatan langsung
sesuai diagnosis keperawatan individu;
2. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada
klien sesuai dengan resep dokter atau obat bebas dan
obat bebas terbatas;
3. Memantau keteraturan dalam program pengobatan
dan Perawatan;
4. Memberikan penyuluhan kesehatan;
5. Memberikan konseling keperawatan;
6. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat
sesuai kompetensi;
7. Memberikan konsultasi keperawatan dan
berkolaborasi dengan dokter;

30
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


8. Melakukan rujukan; dan
Menerima pelimpahan wewenang untuk melakukan
tindakan medis dari dokter atau dalam rangka
pelaksanaan program pemerintah.
15. Implementasi 5 Pelaksanaan tindakan keperawatan kepada Diisi dengan pelaksanaan tindakan keperawatan kepada
individu yang mendapat asuhan keperawatan individu yang mendapat asuhan keperawatan sesuai
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya,
sebelumnya, dikelompokkan meliputi tindakan dikelompokkan meliputi tindakan keperawatan mandiri
mandiri dan/atau tindakan kolaborasi. dan/atau tindakan kolaborasi.
 Tindakan keperawatan mandiri meliputi tindakan
(wawancara dengan klien), observasi dan
pemeriksaan fisik, tindakan terapeutik dan tindakan
merujuk
 Tindakan keperawatan kolaborasi meliputi tindakan
yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga
kesehatan lain atau tindakan yang berhubungan
dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.
Pelaksanaan tindakan keperawatan
mempertimbangkan situasi lingkungan (rawat jalan,
gawat darurat atau rawat inap) dan kebutuhan
Perawatan individu.

16. Evaluasi 6,7,8,9 Evaluasi hasil tindakan keperawatan Diisi evaluasi hasil tindakan keperawatan individu
individu adalah membandingkan hasil adalah membandingkan hasil kondisi kesehatan
individu sebelum dan sesudah diberikan tindakan

31
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


kondisi kesehatan individu sebelum dan keperawatan. Evaluasi ini dilaksanakan dengan metode
sesudah diberikan tindakan keperawatan. SOAP (Subjektif – Objektif – Analisis – Perencanaan
Tindak Lanjut).
 Kolom 6 (S): data subjektif individu setelah
mendapat asuhan keperawatan
 Kolom 7 (O): data objektif individu setelah
mendapat asuhan keperawatan
 Kolom 8 (A): Kesimpulan hasil asuhan
keperawatan, berdasarkan penilaian data subjektif
dan objektif dari individu yang mendapat asuhan
keperawatan, pilihan terdiri dari: teratasi, sebagian
teratasi atau belum teratasi.
 Teratasi: apabila kriteria output rencana
intervensi telah berhasil dicapai
 Sebagian teratasi: apabila kriteria output
rencana intervensi telah sebagian dicapai
 Belum Teratasi: apabila kriteria output rencana
intervensi tidak berhasil dicapai. Untuk kondisi
ini di akhir asuhan keperawatan
individu dapat
direkomendasikan Tindak Lanjut Perawatan
(TLP) melalui kunjungan keluarga.
Kolom 9 (P): perencanaan tindak lanjut
pelaksanaan tindakan keperawatan berikutnya

32
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


17. Petugas 10 Nama Perawat yang memberi asuhan Diisi nama dan paraf Perawat yang memberi asuhan
keperawatan keperawatan. Pengisian ini dilakukan setiap tahapan
kegiatan asuhan keperawatan dilakukan. Contoh:
Kegiatan pertama menulis rencana intervensi oleh
Perawat A, kegiatan kedua menulis pelaksanaan
tindakan keperawatan oleh Perawat B, maka Perawat A
dan B harus mengisi nama dan parafnya masing-
masing sesuai jenis
pekerjaan yang dilakukan.

33
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 2. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga dan Petunjuk Pengisiannya

34
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Petunjuk Pengisian :

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


1. Puskesmas Nama Puskesmas Diisi nama Puskesmas sesuai surat izin operasional
Puskesmas.
2. Kode Nomor registrasi Puskesmas Diisi nomor registrasi Puskesmas yang diterbitkan
oleh Pusat Data dan Informasi, Kemenkes.
3. Nama Kepala Nama kepala keluarga dimana Diisi nama kepala keluarga dimana keluarganya
Keluarga keluarganya mendapat asuhan mendapat asuhan keperawatan, sesuai dengan KTP
keperawatan kepala keluarga.
4. Alamat Alamat tempat tinggal keluarga yang Diisi alamat lengkap tempat tinggal keluarga yang
mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan, meliputi: nama jalan,
nomor rumah, RT/RW, Desa/Kelurahan dan
Kecamatan.
5. NKK Nomor Kartu Keluarga dari keluarga yang Diisi dengan NKK sesuai Kartu Keluarga dari keluarga
mendapat asuhan keperawatan yang mendapat asuhan keperawatan.
6. Telp/Ponsel Nomor telepon/telepon seluler kepala Diisi dengan nomor telepon/telepon seluler milik kepala
Kepala keluarga dimana keluarganya mendapat keluarga dimana keluarganya mendapat asuhan
Keluarga asuhan keperawatan keperawatan. Apabila kepala keluarganya sulit dihubungi
dapat digantikan dengan nomor
telepon seluler care giver dari keluarga tersebut.
7. Masalah Masalah kesehatan yang menjadi sebab Diisi masalah kesehatan yang menjadi sebab
Kesehatan diperlukannya keluarga mendapat asuhan diperlukannya keluarga mendapat asuhan keperawatan.
keperawatan Contoh: Balita gizi buruk, penderita gangguan jiwa,
ibu hamil risiko tinggi

35
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


8. Tanggal 1 Tanggal pelaksanaan asuhan Diisi tanggal, bulan dan tahun pada saat Perawat
keperawatan melakukan kunjungan keluarga
9. Data 2 Rangkuman data subjektif dan objektif Diisi data rangkuman hasil pengkajian keperawatan
Pengkajian dari keluarga yang mendapat asuhan terhadap keluarga yang mendapat asuhan keperawatan,
keperawatan. data diperoleh melalui baik melalui metode wawancara
dan pemeriksaan maupun memanfaatkan hasil
pemeriksaan dokter dan penunjang medik. Data yang
dikumpulkan meliputi:
1. Data identitas keluarga;
2. Data anggota keluarga;
3. Status kesehatan anggota keluarga saat ini;
4. Data pengkajian individu yang sakit;
5. Data kesehatan lingkungan: rumah dan sanitasi
lingkungan, PHBS di rumah tangga; dan
6. Data tugas dan fungsi keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan.
Cara pengisian terbagi atas data subjektif dan data
objektif.
 Data subjektif adalah informasi yang diucapkan klien
kepada Perawat selama pengkajian keperawatan
berlangsung
 Data objektif adalah informasi yang dikumpulkan
Perawat melalui indera Perawat: melihat (observasi),
merasakan (palpasi) dan mendengar
(auskultasi dan perkusi)

36
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


Apabila tidak bisa terisi semua dalam kartu asuhan
keperawatan maka dapat dicatat dan disimpan dengan
menggunakan alat bantu pencatatan keperawatan lain
sebagai lampiran data kartu asuhan
keperawatan.
10. Diagnosis 3 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan keluarga
Keperawatan keluarga maka diagnosis keperawatan menggunakan ketentuan Standar Diagnosis Keperawatan
adalah formulasi diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan Keperawatan
keluarga menggunakan ketentuan Standar Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas (disusun
Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), oleh Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia) dan
Panduan Asuhan Keperawatan Individu, sumber lain yang terkait sesuai dengan ketentuan yang
Keluarga, Kelompok, dan Komunitas berlaku. Contoh diagnosis keperawatan keluarga:
(disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan 1. Penurunan koping keluarga;
Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang 2. Ketegangan peran pemberi asuhan;
terkait sesuai dengan ketentuan yang 3. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua;
berlaku 4. Risiko proses pengasuhan tidak efektif; dan
Risiko cedera pada anggota keluarga.

11. Rencana 4 Dalam konteks asuhan keperawatan keluarga Diisi formulasi intervensi keperawatan keluarga
Intervensi maka rencana intervensi adalah formulasi menggunakan ketentuan Standar Intervensi Keperawatan
intervensi keperawatan keluarga menggunakan Indonesia (SIKI), Panduan Asuhan Keperawatan Individu,
ketentuan Standar Intervensi Keperawatan Keluarga, Kelompok, dan Komunitas (disusun oleh Ikatan
Indonesia (SIKI), Panduan Asuhan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia) dan sumber lain
Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, yang terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
dan Komunitas Rencana
(disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan

37
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


Komunitas Indonesia) dan sumber lain intervensi sama dengan perencanaan tindakan
yang terkait sesuai dengan ketentuan yang keperawatan, dapat terdiri:
berlaku 1. Membantu penemuan kasus penyakit kontak
serumah;
2. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada
keluarga;
3. Melakukan konseling keperawatan di rumah;
4. Memberdayakan keluarga dalam pelayanan kesehatan;
5. Melakukan penatalaksanaan keperawatan
komplementer dan alternatif bagi anggota keluarga
yang sakit/bermasalah kesehatan;
6. Memantau keteraturan dalam program keperawatan
dan pengobatan bagi anggota keluarga yang sakit atau
bermasalah kesehatan;
7. Membantu pemeliharaan lingkungan rumah sehat yang
mendukung proses Perawatan;
8. Melakukan rujukan kasus masalah kesehatan kepada
tenaga kesehatan lain atau fasilitas pelayanan
kesehatan; dan
Melakukan pelimpahan wewenang untuk melakukan
tindakan medis dalam rangka pelaksanaan program
Pemerintah.

12. Implementasi 5 Pelaksanaan tindakan keperawatan Diisi dengan pelaksanaan tindakan keperawatan kepada
kepada keluarga yang mendapat asuhan keluarga yang mendapat asuhan
keperawatan sesuai dengan perencanaan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah

38
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


yang telah disusun sebelumnya, disusun sebelumnya, dikelompokkan meliputi tindakan
dikelompokkan meliputi tindakan mandiri keperawatan mandiri dan/atau tindakan kolaborasi.
dan/atau tindakan kolaborasi.  Tindakan keperawatan mandiri meliputi tindakan
(wawancara dengan klien), observasi dan pemeriksaan
fisik, tindakan terapeutik dan tindakan merujuk
 Tindakan keperawatan kolaborasi meliputi tindakan
yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga
kesehatan lain atau tindakan yang berhubungan dengan
pelaksanaan rencana tindakan medis.
Pelaksanaan tindakan keperawatan
mempertimbangkan situasi lingkungan keluarga dan
kebutuhan Perawatannya sesuai prioritas.

13. Evaluasi 6,7,8,9 Evaluasi hasil tindakan keperawatan keluarga Diisi evaluasi hasil tindakan keperawatan keluarga adalah
adalah membandingkan hasil kondisi membandingkan hasil kondisi kesehatan anggota keluarga
kesehatan anggota keluarga yang yang sakit/bermasalah kesehatan sebelum dan sesudah
sakit/bermasalah kesehatan sebelum dan diberikan tindakan keperawatan dan sekaligus juga
sesudah diberikan tindakan keperawatan dan menilai tingkat kemandirian keluarga. Evaluasi ini
sekaligus juga menilai tingkat kemandirian dilaksanakan dengan metode SOAP (Subjektif – Objektif
keluarga – Analisis
– Perencanaan Tindak Lanjut).
 Kolom 6 (S): data subjektif anggota keluarga setelah
mendapat asuhan keperawatan.

39
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


 Kolom 7 (O): data objektif keluarga setelah mendapat
asuhan keperawatan dan lingkungan sekitar.
 Kolom 8 (A): Kesimpulan hasil asuhan keperawatan
berupa hasil penilaian tingkat kemandirian keluarga
berdasarkan penilaian data subjektif dan objektif dari
keluarga yang mendapat asuhan keperawatan. Tingkat
kemandirian keluarga terdiri dari 4 tingkatan (KM-I,
KM-II, KM- III dan KM-IV).
Kolom 9 (P): perencanaan tindak lanjut pelaksanaan
tindakan keperawatan berikutnya.

14. Petugas 10 Nama Perawat yang memberi asuhan Diisi nama dan paraf Perawat yang memberi asuhan
keperawatan keperawatan. Pengisian ini dilakukan setiap tahapan
kegiatan asuhan keperawatan dilakukan. Contoh:
Kegiatan pertama menulis rencana intervensi oleh Perawat
A, kegiatan kedua menulis pelaksanaan tindakan
keperawatan oleh Perawat B, maka Perawat A dan B
harus mengisi nama dan parafnya masing-
masing sesuai jenis pekerjaan yang dilakukan.

40
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 3. Contoh Format Kartu Asuhan Keperawatan Kelompok/ Masyarakat dan Petunjuk Pengisiannya

41
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Petunjuk Pengisian :

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


1. Puskesmas Nama Puskesmas Diisi nama Puskesmas sesuai surat izin operasional
Puskesmas.
2. Kode Nomor registrasi Puskesmas Diisi nomor registrasi Puskesmas yang diterbitkan oleh
Pusat Data dan Informasi, Kemenkes.
3. Nama Nama kelompok atau desa atau kelurahan Diisi nama kelompok atau desa atau kelurahan yang
Kelompok/ Desa/ yang mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan.
Kelurahan
4. Alamat Alamat tempat tinggal kelompok atau desa atau  Untuk sasaran kelompok: diisi alamat lengkap tempat/
kelurahan yang mendapat asuhan keperawatan lokasi kelompok berpusat menjalankan aktivitasnya,
meliputi: nama jalan, nomor rumah, RT/RW,
Desa/Kelurahan dan Kecamatan.
 Untuk sasaran masyarakat: diisi nama desa/
kelurahan disertai kecamatan.
5. Telp/Ponsel Nomor telepon/telepon selular penanggung  Diisi dengan nomor telepon/telepon selular penanggung
jawab kelompok/ desa/kelurahan yang jawab kelompok/desa/kelurahan yang mendapat asuhan
mendapat asuhan keperawatan. keperawatan.
6. Masalah Masalah kesehatan yang menjadi sebab Diisi masalah kesehatan yang menjadi sebab diperlukannya
Kesehatan diperlukannya kelompok/ desa/kelurahan yang kelompok/desa/kelurahan yang mendapat asuhan
mendapat asuhan keperawatan keperawatan.
 Contoh: peningkatan kasus DBD di desa A,
peningkatan kasus balita gizi buruk di kelurahan B.
7. Tanggal 1 Tanggal pelaksanaan asuhan keperawatan. Diisi tanggal, bulan dan tahun pada saat Perawat
melakukan kunjungan kelompok/masyarakat.

42
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


8. Data Pengkajian 2 Rangkuman data subjektif dan objektif dari Diisi data rangkuman hasil pengkajian keperawatan terhadap
kelompok/masyarakat yang mendapat asuhan kelompok/masyarakat yang yang mendapat asuhan
keperawatan. keperawatan.
Sumber data yang dipakai meliputi data primer (observasi,
wawancara, survei, skrining kesehatan, FGD, dan metode
lainnya) dan data sekunder (telaah dokumen dan metode
lainnya). Data yang dikumpulkan meliputi:
1. Sasaran masyarakat: data inti komunitas dan data
subsistem
2. Sasaran kelompok: data inti kelompok dan data
subsistem
Cara pengisian terbagi atas data subjektif dan data objektif.
 Data subjektif adalah informasi yang diucapkan klien
kepada Perawat selama pengkajian keperawatan
berlangsung
 Data objektif adalah informasi yang dikumpulkan
Perawat melalui indera Perawat: melihat (observasi),
merasakan (palpasi) dan mendengar (auskultasi dan
perkusi)
Apabila tidak bisa terisi semua dalam kartu asuhan
keperawatan maka dapat dicatat dan disimpan dengan
menggunakan alat bantu pencatatan keperawatan lain
sebagai lampiran data kartu asuhan keperawatan.

9. Diagnosis 3 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan kelompok/
Keperawatan kelompok/masyarakat maka diagnosis masyarakat menggunakan ketentuan Standar Diagnosis

43
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


keperawatan adalah formulasi diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan
keperawatan keluarga menggunakan ketentuan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas
(SDKI), Panduan Asuhan Keperawatan Indonesia) dan sumber lain yang terkait sesuai dengan
Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas ketentuan yang berlaku. Contoh diagnosis keperawatan
(disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan kelompok/masyarakat:
Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang 1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif;
terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku 2. Defisit kesehatan komunitas;
3. Koping komunitas tidak efektif.

10. Rencana 4 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi intervensi keperawatan kelompok/
Intervensi kelompok/masyarakat maka rencana intervensi masyarakat menggunakan ketentuan Standar Intervensi
adalah formulasi intervensi keperawatan Keperawatan Indonesia (SIKI), Panduan Asuhan
kelompok/masyarakat Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas
menggunakan ketentuan Standar Intervensi (disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas
Keperawatan Indonesia (SIKI), Panduan Indonesia) dan sumber lain yang terkait sesuai dengan
Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, ketentuan yang berlaku.. Rencana intervensi sama dengan
Kelompok, dan Komunitas (disusun oleh Ikatan perencanaan tindakan keperawatan, dapat terdiri:
Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia) dan 1. Membantu penemuan kasus penyakit di
sumber lain yang terkait sesuai dengan kelompok/masyarakat daerah binaan;
ketentuan yang berlaku. 2. Menjalin kemitraan dengan kelompok/masyarakat
daerah binaan maupun lintas sektor terkait dalam
Perawatan kesehatan masyarakat;
3. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada
kelompok/masyarakat daerah binaan;

44
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


4. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer
dan alternatif kepada kelompok/masyarakat daerah
binaan;
5. Melakukan pemberdayaan masyarakat;
6. Melaksanakan advokasi kepada pemangku kepentingan
terkait dalam Perawatan kesehatan masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan;
7. Pelatihan dan pemberdayaan kader kesehatan;
8. Memotivasi pembentukan, pengembangan dan
pemantauan kader kesehatan di masyarakat;
9. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan
pembentukan upaya kesehatan berbasis masyarakat
(UKBM) dan kelompok-kelompok potensial;
10. Memfasilitasi pemanfaatan potensi sumber daya yang
ada di masyarakat untuk mendukung peningkatan
kesehatan masyarakat;
11. Melakukan rujukan kasus; dan
Melakukan pelimpahan wewenang untuk melakukan
tindakan medis dalam rangka pelaksanaan program
Pemerintah.

11. Implementasi 5 Pelaksanaan tindakan keperawatan kepada Diisi dengan pelaksanaan tindakan keperawatan kepada
kelompok/masyarakat yang mendapat asuhan kelompok/masyarakat yang mendapat asuhan keperawatan
keperawatan sesuai dengan perencanaan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya,
yang telah disusun dikelompokkan meliputi tindakan
sebelumnya, dikelompokkan meliputi keperawatan mandiri dan/atau tindakan kolaborasi.

45
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


tindakan mandiri dan/atau tindakan  Tindakan keperawatan mandiri meliputi tindakan
kolaborasi. (wawancara dengan klien), observasi dan pemeriksaan
fisik, tindakan terapeutik dan tindakan merujuk
 Tindakan keperawatan kolaborasi meliputi tindakan yang
memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan
lain atau tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan
rencana tindakan medis.
Pelaksanaan tindakan keperawatan
mempertimbangkan situasi lingkungan
kelompok/masyarakat dan kebutuhan Perawatannya
sesuai prioritas.

12. Evaluasi 6,7,8,9 Evaluasi hasil tindakan keperawatan Diisi evaluasi hasil tindakan keperawatan kelompok/
kelompok/masyarakat adalah masyarakat adalah membandingkan hasil kondisi kesehatan
membandingkan hasil kondisi kesehatan kelompok/masyarakat sebelum dan sesudah diberikan
kelompok/masyarakat sebelum dan sesudah tindakan keperawatan dan menilai tingkat kemandirian
diberikan tindakan keperawatan dan menilai kelompok/masyarakat. Evaluasi ini dilaksanakan dengan
tingkat kemandirian kelompok/masyarakat metode SOAP (Subjektif – Objektif – Analisis –
Perencanaan Tindak Lanjut).
 Kolom 6 (S): data subjektif anggota kelompok/
masyarakat setelah mendapat asuhan keperawatan
 Kolom 7 (O): data objektif kelompok/masyarakat setelah
mendapat asuhan keperawatan dan lingkungan sekitar
 Kolom 8 (A): Kesimpulan hasil asuhan keperawatan
berupa hasil penilaian tingkat kemandirian kelompok/
masyarakat berdasarkan penilaian data

46
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


subjektif dan objektif dari kelompok/masyarakat yang
mendapat asuhan keperawatan. Tingkat kemandirian
kelompok/ masyarakat terdiri dari 4 tingkatan (KM-I,
KM-II, KM-III dan KM-IV).
Kolom 9 (P): perencanaan tindak lanjut pelaksanaan
tindakan keperawatan berikutnya
13. Petugas 10 Nama Perawat yang memberi asuhan Diisi nama dan paraf Perawat yang memberi asuhan
keperawatan keperawatan. Pengisian ini dilakukan setiap tahapan
kegiatan asuhan keperawatan dilakukan. Contoh: Kegiatan
pertama menulis rencana intervensi oleh Perawat A,
kegiatan kedua menulis pelaksanaan tindakan keperawatan
oleh Perawat B, maka Perawat A dan B harus mengisi nama
dan parafnya masing-
masing sesuai jenis pekerjaan yang dilakukan.
Catatan: Pencatatan asuhan keperawatan kelompok terpisah dengan pencatatan asuhan keperawatan masyarakat di dalam kartu asuhan
keperawatan.

47
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 4. Contoh Format Register Pelayanan Perkesmas dan Petunjuk Pengisiannya

48
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Petunjuk Pengisian :

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

1. Puskesmas Nama Puskesmas Diisi nama Puskesmas sesuai surat izin


operasional Puskesmas
2. Kode Nomor registrasi Puskesmas Diisi nomor registrasi Puskesmas yang diterbitkan
oleh Pusat Data dan Informasi, Kemenkes

3. Bulan Bulan pelaksanaan kegiatan asuhan Diisi bulan dilaksanakan kegiatan asuhan
keperawatan keperawatan
4. Tahun Tahun pelaksanaan kegiatan asuhan Diisi tahun dilaksanakan kegiatan asuhan
keperawatan keperawatan
A Asuhan Keperawatan Individu

1. No 1 Nomor urut Diisi nomor urut, dimulai dari nomor 1 setiap


bulan pelaporan
2. Tgl 2 Tanggal pelaksanaan asuhan Diisi tanggal pelaksanaan asuhan
keperawatan keperawatan, dimulai tanggal, bulan dan tahun
3. Nama Individu 3 Nama individu yang mendapat asuhan Diisi nama individu yang mendapatkan asuhan
keperawatan keperawatan sesuai dengan KTP individu yang
mendapat asuhan keperawatan
4. NIK 4 Nomor Induk Kependudukan individu yang Diisi dengan NIK sesuai KTP individu yang
mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan.

49
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

5. NKK 5 Nomor Kartu Keluarga individu yang Diisi dengan NKK sesuai Kartu Keluarga dari
mendapat asuhan keperawatan individu yang mendapat asuhan keperawatan.
6. Alamat 6 Alamat tempat tinggal individu yang Diisi alamat lengkap tempat tinggal individu yang
mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan, meliputi: nama
jalan, nomor rumah, RT/RW, Desa/Kelurahan dan
Kecamatan.
7. Tanggal lahir 7 Tanggal lahir individu yang mendapat Diisi tanggal lahir individu yang mendapat asuhan
asuhan keperawatan keperawatan, meliputi: tanggal, bulan dan tahun
kelahiran.
8. Jenis Kelamin 8 Jenis kelamin individu yang mendapat Diisi jenis kelamin klien. L = laki-laki, P =
asuhan keperawatan Perempuan.
9. Diagnosis Medis/ Masalah 9 Diagnosis medis atau masalah kesehatan Diisi diagnosis medis atau masalah kesehatan yang
Kesehatan yang menjadi sebab diperlukannya individu menjadi sebab diperlukannya individu mendapat
mendapat asuhan keperawatan asuhan keperawatan.
Contoh: Demam, diare, batuk pilek, hipertensi
10. Diagnosis Keperawatan 10 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan individu
individu maka diagnosis keperawatan yang menggunakan ketentuan Standar Diagnosis
adalah formulasi diagnosis keperawatan Keperawatan Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan
individu yang menggunakan ketentuan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan
(SDKI), Panduan Asuhan Keperawatan Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang terkait
Individu, Keluarga, Kelompok, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Formulasi
Komunitas (disusun oleh ini

50
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas berdasarkan data pengkajian keperawatan yang


Indonesia) dan sumber lain yang terkait didapatkan Perawat terhadap individu yang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. mendapat asuhan keperawatan. Contoh diagnosis
keperawatan individu dalam pelayanan Perkesmas:
1. Ketidakefektifan pola makan
2. Kekurangan volume cairan
3. Kesiapan meningkatkan volume cairan
4. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
5. Risiko kekurangan volume cairan
6. Kesiapan meningkatkan komunikasi
7. Bersihan jalan nafas tidak efektif

11. Hasil Asuhan Keperawatan 11 Kesimpulan hasil asuhan keperawatan Diisi nomor yang mewakili kesimpulan hasil
individu terhadap pencapaian kriteria ouput asuhan keperawatan individu terhadap pencapaian
dari rencana intervensi yang disusun kriteria ouput dari rencana intervensi yang disusun
sesudah individu diberikan tindakan sesudah individu diberikan tindakan keperawatan,
keperawatan. pilihan terdiri dari:
 1  Teratasi: apabila kriteria output rencana
intervensi telah berhasil dicapai
 2  Sebagian teratasi: apabila kriteria output
rencana intervensi telah sebagian dicapai

51
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

 3  Belum Teratasi: apabila kriteria output


rencana intervensi tidak berhasil dicapai.
12. TLP 12 Rekomendasi tindak lanjut Perawatan di Diisi dengan tanda checklist (√) bagi individu
rumah bagi individu dengan kesimpulan dengan kesimpulan hasil akhir asuhan keperawatan
hasil akhir asuhan keperawatan belum belum teratasi namun masih membutuhkan
teratasi namun masih membutuhkan pendampingan Perawatan di tingkat keluarga saat
pendampingan Perawatan di tingkat kembali ke rumah.
keluarga saat kembali ke rumah.
B Asuhan Keperawatan Keluarga

1. No 1 Nomor urut Diisi nomor urut, dimulai dari nomor 1 setiap


bulan pelaporan
2. Tgl 2 Tanggal pelaksanaan asuhan Diisi tanggal pelaksanaan asuhan
keperawatan keperawatan, dimulai tanggal, bulan dan tahun
3. Nama Kepala Keluarga 3 Nama kepala keluarga dimana keluarganya Diisi nama kepala keluarga dimana keluarganya
mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan, sesuai dengan KTP
kepala keluarga.
4. NKK 4 Nomor Kartu Keluarga dari keluarga yang Diisi dengan NKK sesuai Kartu Keluarga dari
mendapat asuhan keperawatan keluarga yang mendapat asuhan keperawatan.
5. Alamat 5 Alamat tempat tinggal keluarga yang Diisi alamat lengkap tempat tinggal keluarga yang
mendapat asuhan keperawatan mendapat asuhan keperawatan, meliputi: nama
jalan, nomor rumah, RT/RW, Desa/Kelurahan dan
Kecamatan.

52
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

6. Masalah Kesehatan 6 Masalah kesehatan yang menjadi sebab Diisi masalah kesehatan yang menjadi sebab
diperlukannya keluarga mendapat asuhan diperlukannya keluarga mendapat asuhan
keperawatan keperawatan.
Contoh: Balita gizi buruk, penderita gangguan
jiwa, ibu hamil risiko tinggi.
7. Diagnosis Keperawatan 7 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan keluarga
keluarga maka diagnosis keperawatan menggunakan ketentuan Standar Diagnosis
adalah formulasi diagnosis keperawatan Keperawatan Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan
keluarga menggunakan ketentuan Standar Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan
Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan
Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang terkait
Keluarga, Kelompok, dan Komunitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contoh
(disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan diagnosis keperawatan keluarga:
Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang 1. Penurunan koping keluarga;
terkait sesuai dengan ketentuan yang 2. Ketegangan peran pemberi asuhan;
berlaku 3. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua;
4. Risiko proses pengasuhan tidak efektif;
5. Risiko cedera pada anggota keluarga.

8. Hasil asuhan keperawatan 8 Keluarga mampu memenuhi kriteria Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
: KM-I perilaku kemandirian keluarga dengan mampu memenuhi kriteria perilaku kemandirian
menunjukkan perilaku sebagai berikut: keluarga dengan menunjukkan perilaku sebagai
1. Keluarga menerima Perawat. berikut:
Keluarga menerima Perawat

53
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

2. Keluarga menerima pelayanan kesehatan Keluarga menerima pelayanan kesehatan


sesuai rencana keperawatan keluarga. sesuai rencana keperawatan keluarga

9. Hasil asuhan keperawatan 9 Keluarga mampu memenuhi kriteria Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
: KM-II perilaku kemandirian keluarga dengan mampu memenuhi kriteria perilaku kemandirian
menunjukkan perilaku sebagai berikut: keluarga dengan menunjukkan perilaku sebagai
1. Keluarga menerima Perawat; berikut:
2. Keluarga menerima pelayanan 1. Keluarga menerima Perawat;
kesehatan sesuai rencana keperawatan 2. Keluarga menerima pelayanan kesehatan
keluarga; sesuai rencana keperawatan keluarga;
3. Keluarga tahu dan dapat 3. Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan
mengungkapkan keluhan dan/atau keluhan dan/atau masalah kesehatannya secara
masalah kesehatannya secara benar; benar;
4. Keluarga memanfaatkan fasilitas 4. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
pelayanan kesehatan sesuai anjuran; kesehatan sesuai anjuran; dan
dan 5. Keluarga melakukan tindakan
5. Keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran.
keperawatan sederhana sesuai anjuran.

10. Hasil asuhan keperawatan 10 Keluarga mampu memenuhi kriteria Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
: KM-III perilaku kemandirian keluarga dengan mampu memenuhi kriteria perilaku kemandirian
menunjukkan perilaku sebagai berikut: keluarga dengan menunjukkan perilaku sebagai
1. Keluarga menerima Perawat; berikut:

54
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

2. Keluarga menerima pelayanan 1. Keluarga menerima Perawat;


kesehatan sesuai rencana keperawatan 2. Keluarga menerima pelayanan kesehatan
keluarga; sesuai rencana keperawatan keluarga;
3. Keluarga tahu dan dapat 3. Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan
mengungkapkan keluhan dan/atau keluhan dan/atau masalah kesehatannya secara
masalah kesehatannya secara benar; benar;
4. Keluarga memanfaatkan fasilitas 4. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
pelayanan kesehatan sesuai anjuran; kesehatan sesuai anjuran;
5. Keluarga melakukan tindakan 5. Keluarga melakukan tindakan
keperawatan sederhana sesuai anjuran; keperawatan sederhana sesuai anjuran; dan
dan 6. Keluarga melakukan tindakan pencegahan
6. Keluarga melakukan tindakan secara aktif.
pencegahan secara aktif.

11. Hasil asuhan keperawatan 11 Keluarga mampu memenuhi kriteria Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
: KM-IV perilaku kemandirian keluarga dengan mampu memenuhi kriteria perilaku kemandirian
menunjukkan perilaku sebagai berikut: keluarga dengan menunjukkan perilaku sebagai
1. Keluarga menerima Perawat; berikut:
2. Keluarga menerima pelayanan 1. Keluarga menerima Perawat;
kesehatan sesuai rencana keperawatan 2. Keluarga menerima pelayanan kesehatan
keluarga; sesuai rencana keperawatan keluarga;
3. Keluarga tahu dan dapat
mengungkapkan keluhan dan/atau

55
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

masalah kesehatannya secara benar; 3. Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan


4. Keluarga memanfaatkan fasilitas keluhan dan/atau masalah kesehatannya secara
pelayanan kesehatan sesuai anjuran; benar;
5. Keluarga melakukan tindakan 4. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
keperawatan sederhana sesuai anjuran; kesehatan sesuai anjuran;
6. Keluarga melakukan tindakan 5. Keluarga melakukan tindakan
pencegahan secara aktif; dan keperawatan sederhana sesuai anjura;
7. Keluarga melakukan tindakan promotif 6. Keluarga melakukan tindakan pencegahan
secara aktif. secara aktif; dan
7. Keluarga melakukan tindakan promotif secara
aktif.

12. Lepas Bina 12 Keluarga binaan dengan kondisi akan Diisi dengan tanda checklist (√) jika keluarga
diakhiri asuhan keperawatan dan binaan dengan kondisi akan diakhiri asuhan
diputuskan siap dilepas karena beberapa keperawatan dan diputuskan siap dilepas karena
penyebab di bawah ini: beberapa penyebab di bawah ini:
1. Keluarga binaan yang telah memenuhi 1. Keluarga binaan yang telah memenuhi tingkat
tingkat kemandirian keluarga sesuai kemandirian keluarga sesuai kemampuan
kemampuan keluarga, yaitu telah keluarga, yaitu telah mampu sampai
mampu sampai menunjukkan perilaku menunjukkan perilaku promotif dan/atau
promotif dan/atau preventif secara aktif preventif secara aktif dalam upaya
dalam upaya penanganan masalah penanganan masalah kesehatan

56
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

kesehatan keluarga. Keluarga binaan keluarga. Keluarga binaan ini berada di posisi
ini berada di posisi KM-III atau KM- KM-III atau KM-IV;
IV; 2. Anggota keluarga yang bermasalah
2. Anggota keluarga yang bermasalah kesehatan meninggal; dan
kesehatan meninggal; dan 3. Keluarga pindah domisili.
3. Keluarga pindah domisili.
B Asuhan Keperawatan Kelompok/Masyarakat
1. Nomor 1 Nomor urut Diisi nomor urut, dimulai dari nomor 1 setiap
bulan pelaporan
2. Tgl 2 Tanggal pelaksanaan asuhan Diisi tanggal pelaksanaan asuhan
keperawatan keperawatan, dimulai tanggal, bulan dan tahun
3. Nama Kelompok/ 3 Nama kelompok atau desa atau kelurahan Diisi nama kelompok atau desa atau kelurahan
Desa/Kelurahan yang mendapat asuhan keperawatan yang mendapat asuhan keperawatan.

4. Masalah Kesehatan 4 Masalah kesehatan yang menjadi sebab Diisi masalah kesehatan yang menjadi sebab
diperlukannya kelompok/desa/kelurahan diperlukannya kelompok/desa/kelurahan yang
yang mendapat asuhan keperawatan.
mendapat asuhan keperawatan Contoh: peningkatan kasus DBD di desa A,
peningkatan kasus balita gizi buruk di kelurahan B.

5. Diagnosis Keperawatan 5 Dalam konteks asuhan keperawatan Diisi formulasi diagnosis keperawatan
kelompok/masyarakat maka diagnosis kelompok/masyarakat menggunakan

57
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

keperawatan adalah formulasi diagnosis ketentuan Standar Diagnosis Keperawatan


keperawatan keluarga menggunakan Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan Keperawatan
ketentuan Standar Diagnosis Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas
Indonesia (SDKI), Panduan Asuhan (disusun oleh Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas
Keperawatan Individu, Keluarga, Indonesia) dan sumber lain yang terkait sesuai
Kelompok, dan Komunitas (disusun oleh dengan ketentuan yang berlaku. Contoh diagnosis
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas keperawatan kelompok/masyarakat:
Indonesia) dan sumber lain yang terkait 1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif;
sesuai dengan ketentuan yang berlaku 2. Defisit kesehatan komunitas; dan
3. Koping komunitas tidak efektif.

6. Hasil asuhan keperawatan 6 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-I kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian
kelompok/masyarakat dengan kelompok/masyarakat dengan menunjukkan
menunjukkan perilaku sebagai berikut: perilaku sebagai berikut:
1. Kelompok/masyarakat binaan 1. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membentuk struktur organisasi membentuk struktur organisasi dengan tujuan
dengan tujuan untuk mengenali adanya untuk mengenali adanya masalah dengan
masalah dengan bantuan Perawat. bantuan Perawat; dan
2. Kelompok/masyarakat binaan 2. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu mengenali adanya masalah mengenali adanya masalah kesehatan.
kesehatan.

58
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

7. Hasil asuhan keperawatan 7 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-II kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian
kelompok/masyarakat dengan kelompok/masyarakat dengan menunjukkan
menunjukkan perilaku sebagai berikut: perilaku sebagai berikut:
1. Kelompok/masyarakat binaan 1. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membentuk struktur organisasi membentuk struktur organisasi dengan tujuan
dengan tujuan untuk mengenali adanya untuk mengenali adanya masalah dengan
masalah dengan bantuan Perawat; bantuan Perawat;
2. Kelompok/masyarakat binaan 2. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu mengenali adanya masalah mengenali adanya masalah kesehatan;
kesehatan; 3. Kelompok/masyarakat binaan mampu
3. Kelompok/masyarakat binaan membuat perencanan kegiatan; dan
mampu membuat perencanan kegiatan; 4. Kelompok/masyarakat binaan mampu
dan melaksanakan kegiatan.
4. Kelompok/masyarakat binaan
mampu melaksanakan kegiatan.

8. Hasil asuhan keperawatan 8 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-III kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian

59
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

kelompok/masyarakat dengan kelompok/masyarakat dengan menunjukkan


menunjukkan perilaku sebagai berikut: perilaku sebagai berikut:
1. Kelompok/masyarakat binaan 1. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membentuk struktur organisasi membentuk struktur organisasi dengan tujuan
dengan tujuan untuk mengenali adanya untuk mengenali adanya masalah dengan
masalah dengan bantuan Perawat; bantuan Perawat;
2. Kelompok/masyarakat binaan 2. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu mengenali adanya masalah mengenali adanya masalah kesehatan;
kesehatan; 3. Kelompok/masyarakat binaan mampu
3. Kelompok/masyarakat binaan membuat perencanan kegiatan;
mampu membuat perencanan kegiatan; 4. Kelompok/masyarakat binaan mampu
4. Kelompok/masyarakat binaan melaksanakan kegiatan;
mampu melaksanakan kegiatan; 5. Kelompok/masyarakat binaan mampu
5. Kelompok/masyarakat binaan merasakan adanya manfaat dari kegiatan yang
mampu merasakan adanya manfaat dari telah dilakukan; dan
kegiatan yang telah dilakukan; dan 6. Kelompok/masyarakat binaan mampu
6. Kelompok/masyarakat binaan mempertahankan keberlanjutan kegiatan
mampu mempertahankan tersebut dengan bantuan Perawat
keberlanjutan kegiatan tersebut dengan
bantuan Perawat

60
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

9. Hasil asuhan keperawatan 9 Kelompok/masyarakat di suatu desa/ Diisi dengan tanda checklist (√) jika kelompok/
: KM-IV kelurahan mampu memenuhi kriteria masyarakat di suatu desa/ kelurahan mampu
perilaku kemandirian memenuhi kriteria perilaku kemandirian
kelompok/masyarakat dengan kelompok/masyarakat dengan menunjukkan
menunjukkan perilaku sebagai berikut: perilaku sebagai berikut:
1. Kelompok/masyarakat binaan 1. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu membentuk struktur organisasi membentuk struktur organisasi dengan tujuan
dengan tujuan untuk mengenali adanya untuk mengenali adanya masalah dengan
masalah dengan bantuan Perawat; bantuan Perawat;
2. Kelompok/masyarakat binaan 2. Kelompok/masyarakat binaan mampu
mampu mengenali adanya masalah mengenali adanya masalah kesehatan;
kesehatan; 3. Kelompok/masyarakat binaan mampu
3. Kelompok/masyarakat binaan membuat perencanan kegiatan;
mampu membuat perencanan kegiatan; 4. Kelompok/masyarakat binaan mampu
4. Kelompok/masyarakat binaan melaksanakan kegiatan;
mampu melaksanakan kegiatan; 5. Kelompok/masyarakat binaan mampu
5. Kelompok/masyarakat binaan merasakan adanya manfaat dari kegiatan yang
mampu merasakan adanya manfaat dari telah dilakukan;
kegiatan yang telah dilakukan; 6. Kelompok/masyarakat binaan mampu
6. Kelompok/masyarakat binaan mempertahankan keberlanjutan kegiatan
mampu mempertahankan tersebut dengan bantuan Perawat; dan
keberlanjutan kegiatan tersebut dengan 7. Kelompok/masyarakat binaan mampu
bantuan Perawat; dan mengembangkan inovasi kegiatan.

61
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian

7. Kelompok/masyarakat binaan
mampu mengembangkan inovasi
kegiatan.

62
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 5. Contoh Format Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/ Kelurahan dan Petunjuk
Pengisiannya

63
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Petunjuk Pengisian:

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


1. Puskesmas Nama Puskesmas Diisi nama Puskesmas sesuai surat izin
operasional Puskesmas
2. Kode Nomor registrasi Puskesmas Diisi nomor registrasi Puskesmas yang
diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi,
Kemenkes
3. Bulan Bulan pelaksanaan PIS-PK menurut Diisi bulan dilaksanakan kegiatan PIS-PK
desa/kelurahan menurut desa/kelurahan
4. Tahun Tahun pelaksanaan PIS-PK menurut Diisi tahun dilaksanakan kegiatan PIS-PK
desa/kelurahan menurut desa/kelurahan
A Asuhan Keperawatan Individu
1. No 1 Nomor urut Diisi nomor urut, dimulai dari nomor 1 setiap
bulan pelaporan
2. Desa/Kelurahan 2 Nama desa/kelurahan tempat lokasi Diisi nama desa/kelurahan tempat lokasi
pelaksanaan PIS-PK pelaksanaan PIS-PK
3. Jumlah Keluarga 3 Jumlah seluruh keluarga yang telah Diisi jumlah seluruh keluarga yang telah
dikunjungi oleh tim Pembina Keluarga PIS- dikunjungi oleh tim Pembina Keluarga PIS- PK,
PK, baik keluarga yang menerima intervensi baik keluarga yang menerima intervensi awal
awal maupun intervensi lanjut maupun intervensi lanjut
4. Jumlah Keluarga yang 4 Jumlah keluarga yang telah dikunjungi oleh Diisi jumlah keluarga yang telah dikunjungi oleh
telah dilakukan PIS-PK: tim Pembina Keluarga PIS-PK dan menerima tim Pembina Keluarga PIS-PK dan menerima
Kunjungan Keluarga dan intervensi awal intervensi awal
Intervensi Awal

64
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Jenis Data Kolom Definisi Operasional Cara Pengisian


5. Jumlah Keluarga yang 5 Jumlah keluarga yang telah dikunjungi oleh Diisi jumlah keluarga yang telah dikunjungi oleh
telah dilakukan PIS-PK: tim Pembina Keluarga PIS-PK dalam rangka tim Pembina Keluarga PIS-PK dalam rangka
Intervensi Lanjut intervensi lanjut intervensi lanjut
6. Jumlah keluarga dengan 6 Jumlah keluarga yang telah dikunjungi oleh Diisi jumlah keluarga yang telah dikunjungi oleh
IKS: Tidak Sehat tim pembina keluarga yang hasil tim pembina keluarga yang hasil penghitungan
penghitungan IKS 12 indikator dengan IKS 12 indikator dengan katagori tidak sehat
katagori tidak sehat yaitu nilai indeks nya yaitu nilai indeks nya
<0,5 <0,5
7. Jumlah keluarga dengan 7 Jumlah keluarga yang telah dikunjungi oleh Diisi jumlah keluarga yang telah dikunjungi oleh
IKS: Pra Sehat tim pembina keluarga yang hasil tim pembina keluarga yang hasil penghitungan
penghitungan IKS 12 indikator dengan IKS 12 indikator dengan katagori tidak sehat
katagori tidak sehat yaitu nilai indeks nya 0,5 yaitu nilai indeks nya 0,5
- 0,8 - 0,8
8. Jumlah keluarga dengan 8 Jumlah keluarga yang telah dikunjungi oleh Diisi jumlah keluarga yang telah dikunjungi oleh
IKS: Sehat tim pembina keluarga yang hasil tim pembina keluarga yang hasil penghitungan
penghitungan IKS 12 indikator dengan IKS 12 indikator dengan katagori tidak sehat
katagori tidak sehat yaitu nilai indeks nya yaitu nilai indeks nya
>0,8 >0,8

65
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 6. Contoh Format Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan


Masyarakat Petunjuk Pengisiannya

LAPORAN BULANAN KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

66
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Petunjuk Pengisian :

No. Jenis Data Definisi Operasional Cara Pengisian

1. SASARAN INDIVIDU
a. Jumlah individu yang Jumlah individu yang mendapat asuhan Diisi dengan jumlah individu yang mendapat asuhan
mendapatkan asuhan keperawatan sesuai pedoman asuhan keperawatan sesuai pedoman asuhan keperawatan,
keperawatan di keperawatan, baik pasien rawat jalan di baik pasien rawat jalan di Puskesmas dan Puskesmas
Puskesmas Puskesmas dan Puskesmas Keliling, pasien Keliling, pasien gawat darurat, pasien rawat inap,
gawat darurat, pasien rawat inap, dan/atau one day care.
dan atau one day care.
b. Jumlah individu Jumlah individu yang mendapatkan asuhan Diisi dengan jumlah individu yang mendapatkan
dengan hasil asuhan keperawatan dan asuhan keperawatan dan direkomendasikan untuk
keperawatan direkomendasikan untuk tindak lanjut asuhan tindak lanjut asuhan keperawatan
membutuhkan tindak keperawatan
lanjut Perawatan
2. SASARAN KELUARGA
a. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan baru dan lanjutan Diisi dengan jumlah keluarga binaan baru dan lanjutan
binaan yang pada bulan ini yang mendapatkan asuhan pada bulan ini yang mendapatkan asuhan keperawatan
mendapatkan asuhan keperawatan keluarga keluarga
keperawatan
b. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini yang Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan ini
binaan dengan hasil menerima Perawat dan menerima pelayanan yang menerima Perawat dan menerima pelayanan
asuhan KM-I kesehatan sesuai rencana kesehatan sesuai rencana keperawatan keluarga
keperawatan keluarga

67
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No. Jenis Data Definisi Operasional Cara Pengisian

c. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini yang Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan ini
binaan dengan hasil telah memenuhi KM-I dan selanjutnya tahu yang telah memenuhi KM-I dan selanjutnya tahu dan
asuhan KM-II dan dapat mengungkapkan masalah dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara
kesehatannya secara benar, memanfaatkan benar, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran, sesuai anjuran, dan melakukan tindakan keperawatan
dan melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran dari Perawat
sederhana sesuai anjuran dari Perawat

d. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini yang Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan ini
binaan dengan hasil telah memenuhi KM-II dan selanjutnya yang telah memenuhi KM-II dan selanjutnya mampu
asuhan KM-III mampu melakukan tindakan preventif secara melakukan tindakan preventif secara aktif sesuai
aktif sesuai kasus/anjuran Perawat
kasus/anjuran Perawat
e. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini yang Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan ini
binaan dengan hasil telah memenuhi KM-III dan selanjutnya yang telah memenuhi KM-III dan selanjutnya mampu
asuhan KM-IV mampu melakukan tindakan promotif secara melakukan tindakan promotif secara aktif sesuai
aktif sesuai kasus/anjuran Perawat kasus/anjuran Perawat

f. Jumlah keluarga Jumlah keluarga binaan pada bulan ini yang Diisi dengan jumlah keluarga binaan pada bulan ini
binaan dengan hasil telah memenuhi tingkat kemandirian yang telah memenuhi tingkat kemandirian
asuhan lepas bina keperawatan sesuai kemampuan keluarga, keperawatan sesuai kemampuan keluarga, dan/atau
dan/atau meninggal, dan/atau meninggal, dan/atau pindah domisili.
pindah domisili.
3. SASARAN KELOMPOK

68
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No. Jenis Data Definisi Operasional Cara Pengisian

a. Jumlah kelompok Jumlah kelompok binaan baru dan lanjutan Diisi dengan jumlah kelompok binaan baru dan
binaan yang pada bulan ini yang mendapatkan asuhan lanjutan pada bulan ini yang mendapatkan asuhan
mendapatkan asuhan keperawatan kelompok keperawatan kelompok
keperawatan
b. Jumlah kelompok binaan Jumlah kelompok telah terbentuk sampai Diisi dengan jumlah kelompok telah terbentuk sampai
dengan hasil asuhan dengan membentuk struktur organisasi dengan membentuk struktur organisasi dengan tujuan
KM-I dengan tujuan mengenali masalah dengan mengenali masalah dengan bantuan Perawat
bantuan Perawat komunitas. Dengan kriteria komunitas. Dengan kriteria sebagai berikut:
sebagai berikut:  Adanya struktur kelompok; dan
 Adanya struktur kelompok; dan  Adanya pengenalan masalah kelompok.
 Adanya pengenalan masalah kelompok.

c. Jumlah kelompok binaan Jumlah kelompok yang telah memiliki Diisi dengan jumlah kelompok yang telah memiliki
dengan hasil asuhan struktur organisasi mampu mengenali adanya struktur organisasi mampu mengenali adanya masalah
KM-II masalah kesehatan, mampu membuat kesehatan, mampu membuat perencanaan kegiatan dan
perencanaan kegiatan dan mampu mampu melaksanakan kegiatan dengan bantuan
melaksanakan kegiatan dengan bantuan Perawat komunitas. Dengan kriteria sebagai berikut:
Perawat komunitas. Dengan kriteria sebagai  Adanya struktur kelompok;
berikut:  Adanya pengenalan masalah kelompok;
 Adanya struktur kelompok;  Adanya perencanan kegiatan kelompok;
 Adanya pengenalan masalah  Adanya pelaksanaan kegiatan kelompok; dan
kelompok;
 Adanya perencanan kegiatan
kelompok; dan

69
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No. Jenis Data Definisi Operasional Cara Pengisian


Adanya pelaksanaan kegiatan
kelompok.
d. Jumlah kelompok binaan Jumlah kelompok yang telah memiliki Diisi dengan jumlah kelompok yang telah memiliki
dengan hasil asuhan struktur organisasi mampu mengenali adanya struktur organisasi mampu mengenali adanya masalah
KM-III masalah kesehatan, mampu membuat kesehatan, mampu membuat perencanaan kegiatan dan
perencanaan kegiatan dan mampu mampu melaksanakan kegiatan serta mampu
melaksanakan kegiatan serta mampu merasakan adanya manfaat darikegiatan yang telah
merasakan adanya manfaat darikegiatan yang dilakukan dan mempertahankan kesinambunagn
telah dilakukan dan mempertahankan kegitan tersebut dengan bangtuan Perawat komunitas.
kesinambunagn kegitan tersebut dengan Dengan kriteria sebagai berikut:
bantuan Perawat komunitas. Dengan kriteria  Adanya struktur kelompok;
sebagai berikut:  Adanya pengenalan masalah kelompok;
 Adanya struktur kelompok;  Adanya perencanan kegiatan kelompok;
 Adanya pengenalan masalah  Adanya pelaksanaan kegiatan kelompok;
kelompok;  Adanya manfaat dari kegiatan kelompok; dan
 Adanya perencanan kegiatan  Adanya keberlanjutan kegiatan kelompok.
kelompok;
 Adanya pelaksanaan kegiatan
kelompok;
 Adanya manfaat dari kegiatan
kelompok; dan
 Adanya keberlanjutan kegiatan
kelompok.

70
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No. Jenis Data Definisi Operasional Cara Pengisian

e. Jumlah kelompok binaan Jumlah kelompok telah mencapai kriteria Diisi dengan jumlah kelompok telah mencapai kriteria
dengan hasil asuhan kemandirian I, II dan III ditambah adanya kemandirian I, II dan III ditambah adanya inovasi
KM-IV inovasi kegiatan dari kelompok. Dengan kegiatan dari kelompok. Dengan kriteria sebagai
kriteria sebagai berikut: berikut:
 Adanya struktur kelompok;  Adanya struktur kelompok;
 Adanya pengenalan masalah  Adanya pengenalan masalah kelompok;
kelompok;  Adanya perencanan kegiatan kelompok;
 Adanya perencanan kegiatan  Adanya pelaksanaan kegiatan kelompok;
kelompok;  Adanya manfaat dari kegiatan kelompok;
 Adanya pelaksanaan kegiatan  Adanya keberlanjutan kegiatan kelompok; dan
kelompok;  Adanya pengembangan (inovasi) kegiatan
 Adanya manfaat dari kegiatan kelompok.
kelompok;
 Adanya keberlanjutan kegiatan
kelompok; dan
 Adanya pengembangan (inovasi)
kegiatan kelompok.
4. SASARAN DESA/KELURAHAN
a. Jumlah desa/kelurahan Jumlah desa/kelurahan binaan baru dan Diisi dengan jumlah desa/kelurahan binaan baru dan
binaan yang lanjutan pada bulan ini yang mendapatkan lanjutan pada bulan ini yang mendapatkan asuhan
mendapatkan asuhan keperawatan masyarakat keperawatan masyarakat
asuhan keperawatan
b. Jumlah desa/kelurahan Jumlah desa/kelurahan yang sudah Diisi dengan jumlah desa/kelurahan yang sudah
binaan semua keluarganya memperoleh semua keluarganya memperoleh kunjungan dan
yang sudah total kunjungan dan tindak lanjut upaya

71
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No. Jenis Data Definisi Operasional Cara Pengisian

coverage dalam kesehatan sesuai pedoman PIS-PK dalam satu tindak lanjut upaya kesehatan sesuai pedoman PIS-
melaksanakan bulan kegiatan ini PK dalam satu bulan kegiatan ini
kegiatan PIS/PK

72
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Lampiran 7. Panduan Latihan

PANDUAN LATIHAN

Tujuan:
Setelah melakukan latihan ini, peserta mampu:
1. Melakukan pencatatan register terkait pelayanan Perkesmas dan Pelaksanaan PIS–PK
2. Menyusun laporan bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Petunjuk:
1. Kelas Besar (10 menit)
Sebelum penugasan, fasilitator (koordinator materi):
a. Memperkenalkan tim fasilitator lain yang akan terlibat dalam penugasan.
b. Menyampaikan langkah-langkah atau petunjuk proses penugasan latihan
penyusunan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas.
c. Membagi peserta menjadi kelompok dimana masing-masing berisi 6 orang dibantu
panitia (5 kelompok) didampingi 1 fasilitator per kelompok dan dibuat urutan
nomor peserta untuk memudahkan pembagian tugas penyajian hasil latihan ke
depan

2. Kelompok Kecil (215 menit)


a. Penugasan dalam Kelompok Kecil : Latihan 1. Pencatatan Register
Terkait Pelayanan Perkesmas dan Pelaksanaan PIS–PK (60 menit)
1) Terdapat 1 fasilitator yang bertanggung jawab terhadap masing-masing
kelompok.
2) Fasilitator meminta setiap peserta untuk melakukan pencatatan secara mandiri
dengan menggunakan lembar kasus pada :
a) Register Pelayanan Perkesmas
b) Register Pemantauan Pelaksanaan PIS-PK menurut Desa/
Kelurahan
3) Selama proses latihan berlangsung, fasilitator yang bertanggung jawab
terhadap setiap peserta dengan tugas :
a) Melakukan pengamatan terhadap proses latihan yang dilakukan peserta
b) Membantu peserta apabila ada yang tidak dipahami

b. Penyajian Hasil Latihan 1 dalam Kelompok Kecil (60 menit):


1) Fasilitator menjelaskan mekanisme presentasi (5 menit)
2) Fasilitator mempersilakan 1 peserta sebagai perwakilan kelompok untuk
memaparkan hasil latihannya (15 menit)
3) Fasilitator mempersilakan 2 peserta lain yang ditunjuk sebagai
perwakilan kelompok (selain yang menyajikan hasil latihan 1) untuk

73
Mata Pelatihan Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas di Puskesmas
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

memberikan tanggapan atas hasil penyajian yang disampaikan (2 X10 menit = 20


menit)
4) Fasilitator memberikan penguatan dan pendalaman hasil penugasan latihan
peserta (20 menit)

c. Penugasan dalam Kelompok Kecil: Latihan 2. Penyusunan Laporan


Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (30 menit)
1) Terdapat 1 fasilitator yang bertanggung jawab terhadap masing-masing
kelompoknya.
2) Fasilitator meminta setiap peserta untuk melakukan penyusunan laporan
bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat secara mandiri dengan
menggunakan hasil latihan 1
3) Selama proses latihan berlangsung, fasilitator yang bertanggung jawab terhadap
setiap peserta dengan tugas :
a) Melakukan pengamatan terhadap proses latihan yang dilakukan peserta
b) Membantu peserta apabila ada yang tidak dipahami

d. Penyajian Hasil Latihan 2 dalam Kelompok Kecil (65 menit):


1) Fasilitator menjelaskan mekanisme presentasi (5 menit)
2) Fasilitator mempersilakan 1 peserta sebagai perwakilan (selain yang terlibat
dalam penyajian maupun memberikan tanggapan pada latihan 1) untuk
memaparkan hasil latihannya (15 menit)
3) Fasilitator mempersilakan 2 peserta lain yang ditunjuk sebagai perwakilan (sisa
yang belum tampil) untuk memberikan tanggapan atas hasil penyajian yang
disampaikan (2 X 10 menit = 20 menit)
4) Fasilitator memberikan penguatan dan pendalaman hasil penugasan latihan
peserta (20 menit)
5) Fasilitator merangkum hasil penugasan latihan di dalam kelompoknya,
menutup proses pembelajaran penugasan dengan mengucapkan salam penutup
(5 menit)

74
MODUL MATA PELATIHAN INTI 7
KOMUNIKASI EFEKTIF

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
JAKARTA
2021
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

1 DESKRIPSI SINGKAT
Komunikasi yang efektif dalam pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat berperan
sangat penting, untuk suksesnya program kesehatan masyarakat di Puskesmas.
Komunikasi dapat dilakukan secara efektif apabila komunikator memiliki kemampuan
menulis, mampu menggunakan komputer, mengajar, presentasi, mendengar aktif,
konseling, memfasilitasi kelompok, wawancara, asertif, dan pengendalian diri.

Komunikasi efektif memliki tujuan bagaimana dampak dari komunikasi yang dilakukan
dapat mempengruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun
non verbal. Proses tersebut ditandai dengan gelaja atau fenomena yang menunjukkan
suatu perubahan yang terus menerus dalam konteks waktu, setiap pelaksanaan atau
kegiatan.

Mata pelatihan ini membahas tentang proses komunikasi, komunikasi efektif, dan
komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator Perkesmas di Puskesmas, dengan
alokasi waktu 6 jam pembelajaran (jp), 2 jp teori, dan 4 jp penugasan.

1
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan komunikasi efektif

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
1. Menjelaskan proses komunikasi
2. Melakukan komunikasi efektif
3. Menerapkan komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator
Perkesmas di Puskesmas

2
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3 MATERI POKOK dan


SUB MATERI POKOK

Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Proses komunikasi
a. Proses komunikasi
b. Jenis komunikasi
c. Faktor yang mempengaruhi komunikasi
2. Komunikasi efektif
a. Pengertian komunikasi efektif
b. Prinsip-prinsip komunikasi efektif
c. Teknik komunikasi efektif
3. Komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator Perkesmas
a. Peran dan tugas koordinator Perkesmas
b. Teknik komunikasi yang dapat mempengaruhi dan meyakinkan orang lain

3
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4 METODE
Mata pelatihan komunikasi efektif mengguankan metode:
1. Ceramah interaktif
2. Bermain peran (role play)

4
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

5 MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan pada mata pelatihan komunikasi efektif
meliputi:
1. Bahan tayang
2. Modul
3. Video tentang komunikasi efektif
4. Komputer/ laptop
5. LCD
6. Panduan bermain peran
7. Skenario bermain peran

5
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Sesi 1: Pengkondisian Peserta


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
• Fasilitator melakukan bina suasana dengan memberikan game singkat, agar peserta
fokus dan antusias dalam mengikuti materi.
• Melakukan apersepsi terhadap pemahaman peserta tentang komunikasi efektif.
• Sampaikan tujuan pembelajaran mata pelatihan ini dan materi pokok yang akan
disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.

Sesi 2: Penyampaian Materi Proses Komunikasi.


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator menggali pengalaman peserta terhadap penerapan komunikasi yang telah
dilakukan selama bertugas.
• Fasilitator menyampaikan sub materi pokok tentang proses komunikasi dengan
metode ceramah interaktif menggunakan bahan tayang.
• Fasilitator memberi kesempatan bertanya kepada peserta terhadap hal-hal yang
belum dipahami.
• Fasilitator melanjutkan memberikan penjelasan sub materi pokok tentang jenis
komunikasi dan faktor yang mempengaruhi dalam komunikasi.
• Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan.
• Memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menjawab pertanyaan.
• Memberikan penguatan terhadap jawaban yang telah diberikan oleh peserta.

6
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Sesi 3: Penyampaian Materi Komunikasi Efektif


Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta tentang pengertian
komunikasi efektif, sesuai yang diketahui oleh peserta.
• Fasilitator memberikan apresiasi terhadap jawaban yang telah diberikan oleh peserta.
• Fasilitator menjelaskan tentang pengertian komunikasi efektif, prinsip-prinsip
komunikasi efektif, dan teknik komunikasi efektif.
• Fasilitator memberikan cara berkomunikasi efektif.
• Memberikan kesempatan kepada peserta untuk saling berkomunikasi efektif kepada
sesama peserta, berpasang-pasangan, selama 5 menit.
• Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
• Memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menjawab pertanyaan
• Memberikan penguatan dan klarifikasi terhadap jawaban peserta.

Sesi 4: Penyampaian Materi Komunikasi Efektif dalam Peran sebagai


Koordinator Perkesmas
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator menjelaskan sub materi pokok tentang peran dan tugas koordinator
Perkesmas.
• Memutarkan film pendek (video) tentang komunikasi efektif yang dapat
mempengaruhi orang lain
• Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan
tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan.
• Memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menjawab pertanyaan dari
peserta dan memberi tanggapan.
• Fasilitator memberikan penguatan dan klarifikasi terhadap jawaban peserta

Sesi 5: Bermain peran (role play) komunikasi efektif dalam peran sebagai
koordinator Perkesmas
• Peserta dibagi menjadi 5 kelompok, untuk melakukan penugasan bermain peran (role
play) teknik komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator Perkesmas.

7
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

• Fasilitator menjelaskan panduan bermain peran dan memberikan skenario kasus


• Setiap kelompok berdiskusi dan mempersiapkan bermain peran dalam
kelompok masing-masing selama 15 menit.
• Seluruh peserta melakukan role play dengan lama waktu maksimum 15 menit.
• Peserta lain diminta untuk menyimak, menanggapi, dan memberi masukan.
• Fasilitator memberikan apresiasi dan feedback terhadap hasil bermain peran
(role play).

Sesi 6: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada peserta.
• Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan jawaban.
• Merangkum pembelajaran bersama-sama peserta.
• Memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
• Menutup proses pembelajaran dengan mengucapakan permohonan maaf dan
terimakasih.

8
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

7 URAIAN MATERI

Materi Pokok 1: Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan pertukaran ide, pikiran, dan perasaan
atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti, saling percaya.
Komunikasi besar sekali perannya dalam mewujudkan hubungan yang baik antara
seseorang dengan orang lain.

A. Proses komunikasi
Proses komunikasi merupakan interaksi antara dua orang atau lebih, untuk
menyampaikan suatu pesan dengan atau tanpa menggunakan media. Proses
komunikasi dua arah merupakan komunikasi proses yang dinamis, komunikator
menyampaikan pesan, komunikan menerima pesan dan memberikan respon Kembali
kepada kumunikator. Proses komunikasi dalam lima fase:
a. Menentukan gagasan/ide yang akan disampaikan
b. Bagaimana ide tersebut dapat menjadi sebuah pesan
c. Mentukan bagaiman cara mengirim pesan tersebut agar dapat diterima oleh
penerima pesan
d. Menentukan siapa yang akan menerima pesan
e. Menerima reaksi dan feedback terhadap pesan yang disampaikan.

Komunikasi merupakan suatu proses yang terdiri dari empat tahapan meliputi:
1. Penyampaian (sending)
Pada tahap ini organ tubuh yang berperan adalah mulut atau sistem wicara. Faktor
yang dapat mempengaruhi pada tahap ini adalah organ wicara atau organ yang
dapat mempengaruhi artikulasi seperti kelumpuhan otot fasilalis/wajah, bibir
sumbing, dan kelainan pita suara, hal ini dapat mempengaruhi kata-kata yang
diucapkan menjadi tidak jelas. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi adalah
lingkungan, kebisingan atau

9
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kegaduhan, suhu ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin, serta gerakan-
gerakan yang mendadak, juga dapat mempengaruhi proses penyampaian pesan.

2. Penangkapan (receiving)
Pada tahap ini organ anatomi yang berperan adalah mata dan telinga. Raut mata,
bahasa tubuh (body image) ditangkap oleh mata. Sedangkan telinga menangkap
bunyi suara, baik kata-kata, intonasi, maupun bunyi lainnya (verbal). Kedua panca
indra tersebut dapat saling menguatkan, mata melihat bahasa non verbal, dan
telinga mengkap bahasa verbal.

3. Pengertian (understand)
Organ anatomi yang berperan pada tahap pengertian (understand) adalah otak.
Seseorang dapat menerima dan mengartikan pesan yang diterima sesuai dengan
kemampuan otaknya. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pengertian pesan
yang diterima adalah faktor mental (psikologis), serta perilaku. Perilaku acuh tak
acuh atau tidak tertarik saat diajak bicara, adanya prasangka buruk terhadap lawan
bicara, serta kata- kata yang emosional, dapat mempengaruhi proses pengartian
dari suatu pesan.

4. Penerimaan (accepting)
Pada tahap ini dapat dipengaruhi oleh perasaan atau intuisi. Setelah pesan
dimengerti dan dipahami tahap akhir adalah apakah pesan tersebut dapat diterima
atau tidak, disetujui atau tidak, atau menganggap pesan tersebut penting atau
tidak, atau bahkan masa bodoh. Pada tahap penerimaan, intuisi individu akan
mementukan bagaimana respon selanjutnya terhadap pesan yang diterima, dan
sebagai dasar untuk kelanjutan proses komunikasi.

10
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

B. Jenis komunikasi
Komunikasi bertujuan untuk interaksi antar manusia baik dengan dirinya sendiri
(intrapersonal), individu (interpersonal), kelompok maupun masyarakat (massa).
Jenis komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.

1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan melalui ucapan lisan,
termasuk penggunaan tulisan. Pengiriman informasi atau pesan dalam
komunikasi meggunakan simbol-simbol. Simbol yang dominan digunakan adalah
kata-kata.

Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi verbal sangat bervariasi sesuai


kebudayaan, sosial, ekonomi, latar belakang, umur, dan pendidikan. Variasi,
intonasi, dan volume dapat mempengaruhi dalam komunikasi verbal. Dengan
kata-kata seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, dan perasaannya kepada
orang lain. Komunikasi verbal dapat dilakukan secara langsung, melalui telepon
ataupun media-media lain.

Dalam komunikasi verbal, informasi disampaikan bersifat faktual, akurat, dan


efisien. Ketika memilih kata-kata dalam berbicara atau melalui tulisan,
penyampaian pesan harus mempertimbangkan beberapa kriteria komunikasi yang
efektif, meliputi:
a. Sederhana
b. Jelas
c. Tepat waktu
d. Dapat diterima
e. Berarti

2. Komunikasi non verbal


Komunikasi non verbal disampaikan dengan simbol-simbol yang dilakukan baik
secara sadar maupun tidak sadar:

11
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

a. Ekspresi wajah, gerak, dan sikap


Ekspresi wajah sangat mendukung situasi psikologis individu yang
melakukan komunikasi, apakah dalam kondisi marah, senang, sedih, kecewa,
peduli atau perhatian.
b. Tekanan suara, irama dan getaran
Seseorang yang berbicara dengan irama yang merdu, enak didengar, akan
membuat lawan bicaranya merasa nyaman untuk terus mendengarkan. Irama
suara yang meledak-ledak atau cempreng sangat tidak enak didengar, maka
lawan bicaranya akan berusaha untuk segera mengakhiri komunikasinya.
Atau bila suaranya terlalu halus dan sangat pelan, menyebabkan pesan tidak
akan bisa diterima dengan baik bahkan bisa menyebabkan kesalahan.
c. Rabaan dan sentuhan (touch)
Memberikan sentuhan merupakan komunikasi non verbal. Media sentuhan
sifatnya sangat pribadi, dan pemahaman antara satu orang dengan orang lain
bisa berbeda. Oleh karena itu penggunaan media sentuhan harus
memperhatikan lokasi sentuhan, persepsi keluarga, nilai-nilai dan social
budaya yang dianut. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam melalukan
sentuhan adalah jenis kelamin dan usia.

Menurut hasil riset Mechribian and Ferris, dalam komunikasi keberhasilan


penyampaian informasi:
a. 55% ditentukan oleh bahasa tubuh: postur, isyarat, kontak mata
b. 38% ditentukan oleh nada suara: cara bertutur, dialeg, intonasi
c. 7% ditentukan oleh kata-kata

C. Faktor yang mempengaruhi komunikasi


Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi antara lain; perkembangan,
persepsi, nilai, sosial budaya, emosi, pengetahuan, peran dalam komunikasi dan
tatanan interaksi yang terjadi antara komunikator dan penerima pesan (komunikan).

12
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Komunikator yang baik akan dapat menyadari terjadinya hambatan-hambatan saat


proses komunikasi dan dapat mencoba untuk mengurangi dampaknya. Dengan cara
terus menerus mencari tahu pemahaman dengan menawarkan umpan balik yang
sesuai. Hambatan tersebut meliputi:
1. Perkembangan
Tingkat perkembangan (anak – dewasa – orang tua) akan mempengaruhi dalam
melakukan komunikasi. Masing-masing tingkat perkembangan tersebut memiliki
karakter dan ciri yang berbeda.
Tingkat perkembangan anak, memiliki ciri cenderung cengeng (mudah
menangis), sulit diberi pengarahan, jika meminta harus sekarang (saat ini), dan
sebagainya. Tingkat perkembangan pada dewasa ditandai dengan lebih bijaksana
jika mengalami suatu masalah, dilakukan analisis dulu masalahnya apa, siapa
yang terlibat, alternatif solusinya apa, pertimbangan untung rugi jika memilih
salah satu alternatif, sehingga orang dewasa bisa dikatakan lebih matang, selalu
dipikirkan sebelum bertindak.
Tingkat perkembangan orang tua, merasa lebih berpengalaman, merasa lebih tau
tentang permasalahan hidup, merasa hanya dirinya yang benar. Orang tua lebih
skeptif, hanya percaya pada pendapatnya sendiri.
Ciri dan karakter tiap perkembangan harus diketahui dengan baik. Hal ini
diperlukan untuk mempertimbangkan dalam menentukan sikap, cara dan teknik
dalam berkomunikasi.

2. Persepsi
Persepsi dapat mempengaruhi keberhasilan dalam komunikasi. Jika terjadi
perbedaan persepsi dan sudut pandang, dapat menimbulkan perbedaan pandangan
sehingga tujuan tidak dapat tercapai. Contoh beberapa gambar yang dapat
dipersepsikan berbeda, sebagai berikut di bawah ini:

13
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Gambar 1. Gambar yang dapat dipersepsikan berbeda

Sama halnya dengan beberapa contoh gambar di atas, dalam membangun


komunikasi yang efektif harus ada proses penyamaan persepsi terlebih dahulu,
selanjutnya kedua belah pihak dapat mengembangkan substansi komunikasi
sesuai tujuan yang diharapkan.

3. Nilai dan sosial budaya


Nilai dan sosial budaya menjadi tolak ukur dalam berkomunikasi (pantas atau
tidak pantas) agar komunikasi terjalin dengan baik. Sebelum berkomunikasi lebih
baik mengetahui bagaimana latar belakang budaya/adat yang dianut.

14
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4. Emosi
Emosi adalah reaksi seseorang dalam menghadapi suatu kejadian tertentu. Emosi
dapat mempengaruhi proses komunikasi, bahkan emosi dapat menghambat dalam
komunikasi.

5. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan menjadi faktor utama dalam komunikasi. Komunikasi
dapat terjadi dengan mudah apabila memiliki pengetahuan yang luas.
Komunikator yang memiliki pengetahuan luas, akan lebih mudah memilih kata-
kata (diksi) dalam menyampaikan informasi. Bagi komunikan yang memiliki
pengetahuan luas, akan dapat merespon atau menginterpretasikan informasi yang
disampaikan oleh komunikan dengan baik.
Contohnya saat berkomunikasi dengan masyarakat awam, hindari penggunaan
jargon, singkatan, atau istilah-istilah medis yang tidak dipahami oleh masyarakat.
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat sesuai dengan tingkat
pengetahuannya, agar pesan tersampaikan dengan baik sesuai tujuan.

6. Peran dan hubungan


Peran dan hubungan memiliki pengaruh dari proses komunikasi tergantung dari
materi atau permasalahan yang ingin dibicarakan termasuk cara menyampaikan
informasi atau teknik komunikasi yang digunakan. Komunikator yang belum
menjalin hubungan dekat dengan komunikan, akan terjadi komunikasi secara
formal. Jika antara komunikator dan komunikan telah terjalin hubungan dekat,
maka materi dan teknik komunikasi dapat dilakukan secara non formal akan lebih
terbuka dan lebih beragam dalam cara penyampaiannya.

7. Kondisi fisik
Kondisi fisik mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi. Semua indera
memiliki fungsi-fungsi yang digunakan dalam proses komunikasi. Gangguan
pada fisik dapat menghambat terjadinya proses komunikasi, misalnya seseorang
dengan gangguan labioskizis, dll.

15
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Gambar 2. Kelainan fisik: labioskizis

Materi Pokok 2: Komunikasi Efektif

A. Pengertian Komunikasi Efektif


Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan
perubahan sikap sehingga terjalin hubungan baik antara pemberi pesan
(komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Pengukuran efektifnya dari suatu
proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan komunikator.

Pengembangan hubungan dalam komuniasi efektif yang dimaksud adalah terbinanya


kepercayaan, keterbukaan, kejujuran, saling menghargai serta memahami kebutuhan
dan harapan masing-masing.

B. Prinsip-Prinsip Komunikasi Efektif


Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang kemungkinan
dapat timbul. Keberhasilan komunikasi antara komunikator dengan komunikan pada
umumya akan menimbulkan rasa nyaman dan puas bagi kedua belah pihak. Prinsip-
prinsip komuniasi efektif meliputi:

1. Keterbukaan
Keterbukaan secara fisik dan psikologis dapat menghasilkan hubungan
komunikasi yang baik.

16
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

2. Respek dan peduli


Rasa peduli kepada lawan bicara dengan didasari rasa hormat dan saling
menghargai merupakan kunci dalam berkomunikasi.
3. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang
dihadapi orang lain atau kemampuan untuk dapat merasakan perasaan orang lain.
Rasa empati menggambarkan seseorang memiliki keterampilan mendengarkan,
merasakan (feeling), dan berbicara dengan baik.
4. Perhatian (care)
Kemampuan dalam memberikan perhatian kepada orang lain. Lawan bicara akan
merasa senang bila dirinya diperhatikan, dengan diperhatikan maka harga diri
individu akan meningkat.
5. Sikap positif (positiveness)
Kemampuan dalam menerima kondisi lawan bicara apa adanya, dan
mendengarkan dengan penuh perhatian.
6. Sikap mendukung (supportiveness)
Komunikasi akan efektif bila kedua belah pihak dapat saling memberikan
dukungan terhadap pesan yang disampaikan. Sikap saling mendukung akan dapat
memberikan perasaan nyaman bagi kedua belah pihak selama proses komunikasi
berlangsung.
7. Rendah hati
Rasa rendah hati perlu terus dilakukan agar timbul rasa kasih sayang, saling
membutuhkan dan saling hormat menghormati.

Komunikasi interpersonal yang efektif harus dibangun lima sikap positif, meliputi:
a. Keterbukaan (openness)
Keterbukaan merupakan sikap dapat menerima masukan orang lain, serta
berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Hal ini tidaklah
berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya,
tetapi rela membuka diri ketika orang lain menginginkan informasi yang
diketahuinya.

17
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

b. Empati (empathy)
Empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandainya
menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain,
dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan dapat memahami sesuatu
persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kacamata orang lain. Sikap
empati bila diterapkan dalam komunikasi antar pribadi, maka suasana hubungan
komunikasi akan dapat berkembang dan tumbuh sikap saling pengertian dan
penerimaan.

c. Sikap mendukung (supportiveness)


Sikap mendukung (supportiveness), artinya masing-masing pihak yang
berkomuniksi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi
secara terbuka. Oleh karena itu respon yang relevan adalah respon yang bersifat
spontan dan lugas, bukan respon bertahan dan berkelit. Gagasan yang
disampaikan bersikap deskriptif bukan evaluative. Pengambilan keputusan
bersifat akomodatif, bukan intervensi yang disebabkan rasa percaya diri
berlebihan.

Jack R. Gibb dalam Suranto (2011) menyebutkan beberapa perilaku yang


menimbulkan perilaku suportif, yaitu: 1) deskriptif: menyampaikan perasaan dan
persepsi kepada orang lain tanpa menilai, tidak memuji atau mengecam,
mengevaluasi pada gagasan, bukan pada pribadi orang lain, menghargai orang
lain, 2) orientasi pada masalah: mengajak untuk bekerja sama mencari pemecahan
masalah, tidak mendikte orang lain, tetapi secara bersama menetapkan tujuan dan
memutuskan bagaimana mencapainya, 3) spontanitas: sikap jujur dan tidak
menyembunyikan motif yang terpendam, 4) profesionalisme: kesediaan untuk
meninjau kembali pendapat diri sendiri, mengakui bahwa manusia tidak luput
dari kesalahan sehingga wajar kalau pendapat dan keyakinan diri sendiri dapat
berubah.

d. Sikap positif (positiveness)


Sikap positif dalam membantu partner komunikasi untuk memahami pesan, yaitu
memberikan penjelasan yang memadai sesuai dengan

18
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

karakteristik mereka. Dalam bentuk perilaku artinya bahwa tindakan yang dipilih
adalah relevan dengan tujuan komunikasi.

Sikap positif dapat ditunjukkan dengan berbagai macam perilaku dan sikap,
meliputi: menghargai orang lain, berpikiran positif terhadap orang lain, tidak
menaruh curiga secara berlebihan, meyakini pentingnya orang lain, memberikan
pujian dan penghargaan, komitmen menjalin kerjasama.

e. Kesetaraan (equality)
Kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan
demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik dari orang
lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan atau kecantikan.

Kesetaraan adalah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentigan,


sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. Pengakuan atau
kesadaran serta kerelaan untuk menempatkan diri setara (tidak ada yang superior
ataupun inferior) dengan partner komunikasi, dengan demikian dapat
dikemukakan indikator kesetaraan, meliputi: menempatkan diri setara dengan
orang lain, menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda, mengakui
pentingnya kehadiran orang lain, tidak memaksakan kehendak, komunikasi dua
arah, saling memerlukan, dan suasana komunikasi: akrab, dan nyaman.

C. Teknik Komunikasi Efektif


Teknik komunikasi efektif harus dipahami agar komunikasi dapat berjalan lancar.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi efektif, meliputi:

1. Ciptakan lingkungan yang kondusif


Langkah pertama yang harus dilakukan saat berkomunikasi adalah menciptakan
lingkungan yang membuat nyaman agar dapat terjalin suatu hubungan
profesional. Lingkungan yang aman, nyaman, jauh dari

19
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

kebisingan akan mempermudah komunikator dan komunikan dapat saling


menyampaikan dan menerima informasi/pesan dengan baik.
2. Hargai penampilan dan harga diri lawan bicara
Bagaimanapun penampilan komunikan harus dihargai. Penampilan komunikan
hendaknya tidak menghalangi terjadinya proses komunikasi.
Harga diri lawan bicara (komunikan) harus dijaga dan dilindungi. Agar harga diri
komunikan tetap terjaga, terima apa adanya dan terus bina hubungan yang baik
dan harmonis, tunjukan sikap siap membantu mengatasi permasalahan yang
dihadapi dengan penuh perhatian dan penghargaan.
3. Posisi
Posisi saat berkomunikasi dapat mempengaruhi proses interaksi. Posisi yang baik
saat berkomunikasi adalah sejajar. Dengan posisi sejajar akan membuat nyaman
lawan bicara, sama-sama duduk atau sama-sama berdiri. Serta tidak
menyilangkan tangan di dada (sedakep). Contoh posisi komunikasi sebagai
berikut:

Gambar 3. Posisi sama-sama duduk Gambar 4. Posisi sama-sama berdiri

4. Kesamaan tujuan
Sebelum komunikasi berlangsung, komunikator dan komunikan harus sama-sama
meyakinkan diri bahwa komunikasi tersebut dikehendaki dan harus berlangsung
dengan baik. Sehingga perlu untuk menjalin hubungan dan menyamakan persepsi
untuk mencapai tujuan yang sama.

Menurut Endar Sugiarto (2002) ada delapan (8) teknik komunikasi efektif,
meliputi:
1. Pusatkan perhatian pada lawan bicara
2. Manfaatkan waktu secara efisien

20
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3. Menghargai lawan bicara


4. Bina hubungan baik dan harmonis
5. Beri penjelasan dan informasi sebaik mungkin
6. Mengetahui keinginan lawan bicara
7. Jelaskan tujuan komunikasi yang akan dilakukan
8. Merujuk kepada yang lebih kompeten bila terjadi keterbatasan/hambatan dalam
proses komunikasi.

Materi Pokok 3: Komunikasi Efektif dalam Peran sebagai Koordinator


Perkesmas

A. Peran dan Tugas Koordinator Perkesmas


Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah suatu bidang dalam
keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat dengan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif yang
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.

Pelayanan Perkesmas merupakan tanggung jawab Kepala Puskesmas dibantu oleh


penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas dengan berkoordinasi bersama
penanggung jawab program lainnya. Dalam pelaksanaannya, Kepala Puskesmas
menunjuk Perawat Koordinator Perkesmas dengan memperhatikan usulan
penanggung jawab UKM dan Perkesmas. Koordinator Perkesmas yang ditunjuk
wajib memenuhi persyaratan kualifikasi yaitu Perawat profesi dan telah
berpengalaman sebagai penanggung jawab daerah binaan (Darbin). Tugas
koordinator Perkesmas meliputi:
1. Melakukan pengelolaan pelayanan Perkesmas tingkat Puskesmas
2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di Puskesmas dan
wilayah kerjanya

21
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3. Bertugas sebagai pelaksana Perkesmas


4. Melakukan pembinaan teknis pelayanan Perkesmas
5. Menyusun register pelayanan Perkesmas
6. Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat maupun laporan lainnya kepada penanggung jawab UKM esensial
dan Perkesmas
7. Melakukan evaluasi (penilaian kinerja Perkesmas) dan menyusun laporan
evaluasi hasil kegiatan pelayanan Perkesmas di Puskesmas.

B. Teknik Komunikasi yang Dapat Mempengaruhi dan Meyakinkan Orang


Lain

Komunikasi efektif bila diterapkan dengan tepat, akan dapat mempengaruhi dan
meyakinkan orang lain. Menurut Bruce Berger (2011) komunikasi yang dapat
mempengaruhi orang lain bertujuan untuk mengubah atau mempengaruhi
kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh komunikator.

Sikap individu atau kelompok yang hendak dipengaruhi terdiri dari tiga
komponen meliputi:
1. Kognitif, dimana individu atau kelompok mencapai tingkat “tahu” pada
objek yang disampaikan atau diperkenalkan.
2. Afektif, perilaku dimana individu atau kelompok mempunyai
kecenderungan untuk suka pada objek yang disampaikan.
3. Konatif, perilaku dimana individu atau kelompok melakukan sesuatu
tindakan terhadap objek yang disampaikan.

Kepercayaan atau pengetahuan seseorang tentang sesuatu yang dipercaya akan dapat
mempengaruhi sikap dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku dan tindakannya.
Kemampuan koordinator Perkesmas dalam mengubah pengetahuan seseorang akan
sesuatu yang dipercaya, dapat mengubah perilaku komunikan.

22
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam komunikasi yang dapat


mempengaruhi orang lain, meliputi:
1. Sumber pesan (komunikator) yang mempunyai kredibilitas yang tinggi; seorang
koordinator Perkesmas yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang akan
disampaikan.
2. Isi pesan; masuk akal dan logis
3. Pengaruh lingkungan
4. Kesinambungan suatu pesan; pesan tersebut terus berlanjut dan diulang- ulang

Menurut Prof. Ricard L. Johannesesn (2007) etika dalam berkomunikasi yang bersifat
untuk mempengaruhi orang lain meliputi:
1. Memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu isu
2. Memiliki pemahaman lebih dari isu tersebut dibandingkan orang lain
3. Mampu mengadaptasi ide-ide baru
4. Mempengaruhi orang lain agar dapat melakukan suatu tindakan yang
disampaikan

Prinsip komunikasi yang dapat mempengaruhi orang lain, dapat digunakan sebagai
landasan untuk keberhasilan dalam mengubah sikap, kepercayaan, dan mengajak
komunikan untuk berbuat sesuatu. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
1. Pemaparan selektif
Prinsip pemaparan selektif menerangkan bahwa: 1) pendengar akan secara aktif
mencari informasi yang mendukung opini, nilai, kepuasan, perilaku, dan motivasi,
2) pendengar akan secara aktif menghindari informasi yang bertentangan dengan
opini, nilai, keputusan, perilaku, dan motivasi. Ketika saat proses komunikasi
seorang Koordinator Perkesmas dapat meyakinkan individu atau kelompok
sasaran, maka pemaparan selektif akan terjadi dan berlangsung secara
berkesinambungan.
2. Partisipasi khalayak
Khalayak yang dimaksud adalah sasaran (individu atau kelompok). Komunikasi
efektif akan dapat mempengaruhi orang lain apabila khalayak turut berpartisipasi
dalam proses komunikasi. Komunikasi akan menjadi

23
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

efektif dan bersifat transaksional, dimana Koordinator dan individu/ kelompok


saling terlibat. Komunikasi dikatakan berhasil apabila khalayak berpartisipasi
secara aktif.
3. Inokulasi
Prinsip inokulasi berbicara tentang menghadapi sasaran komunikasi yang
terinokulasi. Sasaran (komunikan) telah mengetahui posisi komunikator dan telah
menyiapkan senjata berupa argument untuk menentang komunikator. Sehingga
komunikator perlu mempersiapkan argument dalam komunikasi yang akan
dilakukan. Pada kondisi demikian seorang Koordinator Perkesmas perlu
membekalan pengetahuan dan pengalaman yang memadai.
4. Besaran perubahan
Prinsip besaran perubahan menyatakan bahwa semakin besar dan semakin penting
perubahan yang ingin disampaikan, maka semakin besar tantangan dan tugas
untuk mencapai tujuan perubahan. Sehingga seorang Koordinator Perkesmas
mengarahkan untuk melakukan perubahan kecil atau sedikit demi sedikit terlebih
dahulu dan diperlukan periode waktu yang cukup lama.

Gambar 5. Skema Teknik komunikasi yang dapat mempengaruhi dan


meyakinkan orang lain

24
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Keberhasilan dalam berkomunikasi tidak hanya didasarkan pada kemampuan dalam


menyampaikan informasi dengan benar dan baik saja. Tetapi kemampuan untuk
menjadi pendengar yang baikpun menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam
berkomunikasi agar dapat mempengaruhi orang lain.

Kemampuan dalam mendengarkan yang baik harus dimiliki oleh Koordinator


Perkesmas. Menjadi pendengar yang baik bukanlah hal yang mudah, karena
Koordinator harus mampu menunjukan sikap objektif dan dapat memahami respon
dari pelaksana perawatan atau orang yang diajak bicara. Mendengar membutuhkan
konsentrasi, pengalaman dan keterampilan.

Manfaat menjadi pendengar yang baik meliputi:


1. Lawan berbicara akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi
2. Hubungan kerja akan semakin baik
3. Mendorong pembicara untuk tetap berkomunikasi
4. Informasi dalam bentuk instruksi, umpan balik dan lainya akan lebih jelas
diterima

Prinsip dasar yang dapat dijadikan sebagai panduan pada saat mendengarkan orang
lain berbicara, meliputi:
1. Tidak dapat mendengarkan dan berbicara secara bersamaan
Seseorang cenderung menambahkan/menyampaikan ide pada saat orang sedang
berbicara, hal ini akan berdampak tidak baik apabila lawan bicara belum selesai
bicara, sehingga akan merasa terganggu. Pihak pendengar lainnyapun akan
kehilangan konsentrasi.
2. Memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara
Seorang pendengar yang baik akan selalu mencoba untuk memahami intisari
dari suatu pembicaraan. Oleh karena itu, ketika berkomunikasi uasahakan
mencari atau pahami inti dari pembicaraan tersebut.
3. Hindari gangguan dari lingkungan sekitar
Pendengar yang baik akan selalu memfokuskan diri pada pembicara. Hal ini
penting sekali untuk memperhatikan lingkungan sekitar, usahakan tenang dan
kondusif.

25
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

4. Mengendalikan emosi
Pendengar yang baik akan mencoba untuk tidak mengutamakan perasaan atau
emosinya. Sehingga dapat menerima pesan dari pembicara dengan baik.
5. Membuat catatan jelas dan singat
Catatlah hal-hal yang penting, tanpa mengurangi konsentrasi pada saat sedang
mendengarkan.
6. Bersikap empati
Pendengar yang baik akan berusaha untuk menghargai pembicara. Apa yang
disampaikan pembicara didengarkan dengan penuh. Berilah sikap empati dengan
fokus mendengarkan, perhatian, dan memberikan senyuman baik kepada lawan
bicara saat berkomunikasi.
7. Memahami prinsip-prinsip komunikasi non verbal
Komunikasi mudah diterima dan dipahami dengan cara memperhatikan gerakan
tubuh dan raut muka pembicara.Tataplah lawan bicara dengan penuh empati dan
perhatikan bahasa tubuhnya. Sebagai pendengar yang baik, sama halnya juga
perlu memperhatikan bahasa tubuh saat mendengarkan, seperti posisi duduk,
raut muka, anggukkan kepala, senyuman dan lain sebagainya.
8. Mendengarkan yang selektif
Sering kali dalam suatu proses komunikasi, pembicara menyampaikan secara
gamblang (to the point) pesan atau informasi yang sangat penting. Namun
adakalanya pesan atau informasi tersebut tersembunyi di dalam konteks
pembicaraan. Sebagai pendengar yang baik, harus dapat memilah-milah pesan
ataupun informasi sesuai dengan kebutuhan.
9. Bertanya pada tempatnya
Saat mengajukan pertanyaan usahakan menunggu sampai pembicara telah
selesai bicara. Usahakan pertanyaan yang disampaikan hal yang penting dan
dapat mendorong pembicara untuk memperjelas kembali apa yang belum
dipahami lawan bicaranya.
10. Memberikan umpan balik
Memberikan umpan balik kepada pembicara, dapat menggambarkan sejauh
mana informasi atau pesan telah dapat ditangkap atau dipahami, untuk dapat
ditindaklanjuti.

26
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Gambar 6. Pendengar yang baik

27
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

8 RANGKUMAN
Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan
perubahan sikap sehingga terjalin hubungan baik antara pemberi pesan (komunikator) dan
penerima pesan (komunikan). Pengukuran efektifnya dari suatu proses komunikasi dapat
dilihat dari tercapainya tujuan komunikator, yaitu terbinanya kepercayaan, keterbukaan,
kejujuran, saling menghargai serta memahami kebutuhan dan harapan masing-masing.

Proses komunikasi efektif akan terjadi bila dapat memahami dengan baik prinsip- prinsip
komunikasi efektif, yaitu: keterbukaan, respek dan pedulu, empati, perhatian (care), sikap
positif (positiveness), sikap mendukung (supportiveness), dan rendah hati. Dapat
menerapkan dengan tepat teknik komuniaksi efektif: mampu menciptakan lingkungan yang
kondusif, menghargai penampilan dan harga diri lawan bicara, memposisikan sejajar saat
komunikasi, dan memiliki kesamaan tujuan. Serta mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi dalam komunikasi efektif.

Koordinator Perkesmas diharapkan mampu berkomunikasi hingga dapat mempengaruhi


pelaksanan perawatan atau lawan bicaranya. Sehingga terjadi perubahan sikap dan
perilakunya yang dilakukan secara terus menerus sesuai tujuan yang diharapkan.

28
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

9 REFERENSI
1. Berger Bruce, 2011. Persuasive Communication. Pharmacist a Jobson, U.S
2. Johannesen Richar,. et all (2007) Ethics in Human Comminication, 6th.
3. Hardjana. A.M, 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, Kanisius.
Jakarta
4. Suranto AW (2011), Komunikasi Interpersonal, Graha Ilmu, Yogyakarta,
2011, hal: 82
5. Sugiyono (2005), Komunikasi Antarpribadi, UNNES Press, Semarang, hal: 5
6. Sugiarto Endar (2002), Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa< Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
7. Jalaluddin Rahmad (2005), Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya,
Bandung, hal: 134

29
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

10 LAMPIRAN

PANDUAN BERMAIN PERAN

Tujuan:
Setelah melakukan latihan ini, peserta mampu melakukan komunikasi efektif dalam
peran perawat sebagai Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Bahan dan Alat:


1. Atribut role play
2. Lembar checklist evaluasi
3. Alat tulis (ATK)

Langkah-langkah:
1. Pengantar awal (waktu 15 menit)
a. Fasilitator membagi peserta menjadi lima (5) kelompok, @ 6 orang
perkelompok.
b. Fasilitator meminta peserta bermain peran sesuai dengan skenario kasus yang
ditetapkan.
c. Setiap kelompok bermain peran sesuai dengan kasus masing-masing, yang
terkait dengan tugas Koordinator Perkesmas di Puskesmas.
d. Fasilitator membagikan kasusnya kepada masing-masing kelompok
e. Setiap kelompok memilih peran masing – masing saat bermain peran:
 1 orang berperan sebagai narator
 1 orang pemeran utama sebagai Koordinator Perkesmas di
Puskesmas
 3 orang lainnya berperan sesuai kasus yang ditetapkan
f. Setiap kelompok diberikan alokasi waktu selama 15 menit dalam bermain
peran.
g. Setiap pergantian kelompok diberikan jeda waktu 3 menit untuk persiapan tampil
kelompok berikutnya.
2. Persiapan peserta membagi kelompok (waktu 5 menit)

30
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

3. Kelompok mendiskusikan kasus yang akan diperankan dan mempersiapkan


peralatan yang akan digunakan, selama 15 menit
4. Peserta dapat mengembangkan narasi dari kasus tersebut yang bertujuan untuk
mengimplementasikan komunikasi efektif
5. Setiap akhir bermain peran, peserta kelompok lain diberikan kesempatan untuk
bertanya, memberikan pendapat dan saran perbaikan selama 5 menit
6. Fasilitator memberikan umpan balik kepada seluruh kelompok selama 20 menit di
akhir sesi bermain peran.
7. Fasilitator mengakhiri proses pembelajaran dan memberikan apresiasi kepada peserta

Waktu: 4 jp (180 menit)

31
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Checklist Evaluasi untuk Fasilitator

Fokus penilaian kepada Pemeran Utama (Koordinator Perkesmas) dalam


melakukan setiap unsur yang ada pada teknik komunikasi efektif.
Berilah tanda (√) pada kolom nilai

No Teknik Demonstrasi 2 1 0
Komunikasi
Efektif
1 Pembuka Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menyampaikan tujuan
2 Penyampaian Verbal
pesan Menyampaikan isi pesan dengan
efektif, fokus pada topik pembicaraan
Non verbal
Bahasa tubuh (body language)
Volume dan intonasi suara
3 Pengakuan Memberikan perhatian terhadap suatu hal
(recognition) yang telah dikerjakan terkait topik
pembicaraan atau bisa berupa pujian
4 Penawaran diri Memberikan penawaran untuk dapat
bersama-sama dalam mengatasi
masalah yang sedang dihadapi
5 Pendengar aktif Menggunakan isyarat non verbal dan
verbal saat mendengarkan lawan bicara

6 Klarifikasi Melakukan klarifikasi kepada lawan


bicara ketika ada hal yang tidak
dimengerti oleh Koordinator
7 Persepsi Memberikan kesempatan lawan
bicara untuk menyatakan persepsi nya
8 Penyampaian Memberikan kesempatan kepada
pengalaman dan lawan bicara untuk menyampaikan
perbandingan pengalamannya, untuk
membandingkan antara masalah
sebelumnya dan yang dihadapi saat
ini
9 Fokus Melakukanpembatasan kepada lawan
bicara agar fokus terhadap topik
pembicaraan
10 Konfrontasi Melakukan sanggahan secara asertif
kepada lawan bicara terhadap suatu
pernyataan yang tidak sesuai dalam
pemecahan masalah
11 Harapan dan Memberikan harapan dan melakukan
humor humor kepada lawan bicara dalam
pembicaraan

32
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

No Teknik Demonstrasi 2 1 0
Komunikasi
Efektif
12 Ringkasan Meringkas atau mengulang kembali poin
penting dalam pembicaraan kepada lawan
bicara
13 Refleksi Memberikan dorongan kepada lawan
bicara untuk mengemukakan
ide/pendapatnya dan membuat keputusan

Total Nilai

Penilaiaan :
Total skor x 100 = ………..
26

….., …………..2021

Observer

(… ......................... )

Keterangan:
2 : dilakukan dengan tepat
1 : dilakukan tetapi tidak tepat
0 : tidak dilakukan

33
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

SKENARIO BERMAIN PERAN

Kasus 1.
Tn. B berusia 64 tahun datang ke Puskesmas sebagai peserta vaksin I sesuai dengan jadwal
yang telah didapatkannya melalui pesan singkat pada 7 hari yang lalu. Pada saat skrining
didapatkan hasil tekanan darahnya 185/100 mmHg. Tn. B mengaku menderita tekanan
darah tinggi dan pernah di rawat di RS karena tekanan darahnya mencapai 200/110 mmHg.
Tn. B juga mengatakan bahwa dirinya sejak 1 tahun yang lalu tidak pernah lagi datang ke
Faskes untuk mendapatkan obat karena dirinya merasa jenuh dan khawatir obat tersebut
akan menganggu ginjal nya seperti berita – berita yang dia dapat dari berbagai sumber
media. Tn. B kemudian di suruh beristirahat selama 30 menit sebelum dilakukan
pemeriksaan kembali. Setelah 30 menit kemudian, Tn. B kembali diperiksa dan tekanan
darahnya belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan kriteria untuk diberikan vaksin.
Tn. B diberitahu bahwa diri nya tidak bisa dilakukan vaksin saat ini dan harus melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu ke Faskes terdekat terkait masalah hipertensi nya. Tn. B
menolak dan mengatakan bahwa dirinya lebih baik tidak usah di vaksin daripada harus
menemui dokter untuk mendapatkan obat. Tn. B merasa bahwa selama tidak
mengkonsumsi obat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu tidak ada masalah kesehatan apa
pun. Tn. B yakin bahwa tekanan darahnya tinggi saat pemeriksaan hari ini karena dirinya
cemas akan efek samping dari vaksin seperti yang banyak diberitakan di media dan
berbagai pesan singkat yang dia terima. Perawat F sebagai Koordinator Perkesmas yang
bertugas sebagai tim vaksinator saat itu melakukan pendekatan dengan komunikasi efektif
kepada Tn.B untuk meyakinkan Tn. B agar mau memeriksakan diri ke Faskes terdekat dan
kembali minum obat hipertensi secara teratur serta meyakinkan Tn. B untuk tetap mau
diberikan vaksin setelah kondisinya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Tugas Kelompok 1
Role play kan kasus 1, tugas Koordinator Perkesmas bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan di Puskesmas. Kasus dapat dikembangkan dan
disesuaikan.

34
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Kasus 2.
Puskesmas X di Kecamatan Y, Tangerang Selatan adalah Puskesmas non DTP dan
merupakan UPT dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Puskesmas X memiliki wilayah
binaan sebanyak dua (2) Kelurahan, yaitu Kelurahan Melati dan Kelurahan Anggrek.
Puskesmas X memiliki 1 Pustu. Memiliki 12 orang Perawat: 3 perawat lulusan Ners, dan 9
perawat lulusan D3 dengan masa kerja lebih dari 5 tahun.
Program Perkesmas di Puskesmas X telah berjalan dan Koordinatornya adalah seorang
Ners dengan pengalaman bekerja 7 tahun.
Kegiatan Perkesmas yang dilakukan meliputi dalam dan luar gedung.
Jam kerja dalam gedung pukul 07.30 – 12.00, dan jam kerja luar gedung pukul
13.00 – 16.00, namun ketentuan ini fleksibel sesuai dengan kondisi.

Catatan:
Kasus dapat dikembangkan serta disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang
mendekati riil.

Tugas Kelompok 2:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas sebagai pelaksana
Perkesmas

Tugas Kelompok 3:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam, melakukan pembinaan teknis
pelayanan Perkesmas.

Tugas Kelompok 4:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam, menyusun dan
menyampaikan laporan bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat maupun laporan
lainnya kepada kepala penanggung jawab UKM esensial dan Perkesmas.

35
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas

Tugas Kelompok 5:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam melakukan evaluasi (penilaian
kinerja Perkesmas) dan menyusun laporan evaluasi hasil kegiatan pelayanan Perkesmas di
Puskesmas.

36

Anda mungkin juga menyukai