Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN PELAYANAN

KESEHATAN JIWA
JUMAT, 02 AGUSTUS 2019
PENDAHULUAN

Merasa sehat dan bahagia, mampu


menghadapi tantangan hidup, dapat
Orang yang menerima orang lain sebagaimana adanya
Sehat Jiwa (yaitu dapat berempati dan tidak secara
apriori bersikap negatif terhadap orang atau
kelompok lain yang berbeda), dan
mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri
dan orang lain.
Kesehatan
Jiwa

Suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup


harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup
seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri
menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi tekanan
hidup yang wajar, mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan
hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima
dengan baik apa yang ada pada dirinya, merasa nyaman bersama dengan
orang lain.
Menurut data WHO tahun 2016

Sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta


orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia
serta 47,5 juta orang terkena demensia.
Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2013

Prevalensi gangguan mental emosional yang


ditunjukkan dengan gejala depresi dan kecemasan
pada usia 15 tahun keatas mencapai sekitar 14 juta
orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia.
Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat seperti
skizoprenia mencapai sekitar 400.000 orang atau
sebanyak 1,7 per 1000 penduduk.
Menurut Survey Kesehatan Jiwa Rumah Tangga (SKJRT)

Pada masyarakat di 11 kota di Indonesia tahun


1995, prevalensi masalah kesehatan jiwa adalah
185 per 1000 populasi orang dewasa atau paling
sedikit satu dari empat orang pernah mengalami
gangguan jiwa dan membutuhkan pelayanan
kesehatan jiwa.
Berdasarkan data SUSENAS dan BPS, Direktorat Bina Pelayanan
KesehatanJiwa, Direktorat Jenderal Bin.a Pelayanan Medik,
Departemen Kesehatan RI
 - Dengan mengkaji gangguan jiwa di 16 kota di indonesia dari
1996 sampai 2000, menemukan :
“tipe gangguan jiwa dan proporsinya yaitu, adiksi 44,0%, deficit
kapasitas mental 34,0%, disfungsi mental 16,2%, dan disintegrasimental
5,8%.
- Dalam penelitian tersebut juga diperoleh gambaran gangguan jiwa
pada anak-anak, yaitu 104/1000 dan dewasa 140/1000.
- Prevalensi gangguan jiwa pada orang dewasa terdiri dari psikosis
3/1000, demensia 4/1000, retardasimental 5/1000, dan gangguan jiwa
lainnya 5/1000
HUBUNGAN MASALAH KESEHATAN JIWA DENGAN
PRODUKTIFITAS & KUALITAS HIDUP
Pelayanan Kesehatan Jiwa di masa lalu bersifat
spesialistik dan dikembangkan untuk RSJ maupun
RSU. Sedangkan yang bersifat umum dilakuakn di
Puskesmas. RSJ dijadikan pusat rujukan dan
pembinaan pelayanan kesehatan jiwa agar pelayanan
kesehatan jiwa dapat diselenggarakan secara
komprehensif.

Pelayanan Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit adalah


pelayanan kasus gangguan jiwa yang memerlukan
penanganan multidisplin dan spesialistik serta
perawatan
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN JIWA
PASAL 33
1) Untuk melaksanakan Upaya Kesehatan Jiwa, Pemerintah membangun sistem pelayanan
Kesehatan Jiwa yang berjenjang dan komprehensif.
2) Sistem pelayanan Kesehatan Jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. pelayanan Kesehatan Jiwa dasar; dan
b. pelayanan Kesehatan Jiwa rujukan.

Pasal 34
• Pelayanan Kesehatan Jiwa dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) huruf a
merupakan pelayanan Kesehatan Jiwa yang diselenggarakan terintegrasi dalam pelayanan
kesehatan umum di Puskesmas dan jejaring, klinik pratama, praktik dokter dengan kompetensi
pelayanan Kesehatan Jiwa, rumah perawatan, serta fasilitas pelayanan di luar sektor kesehatan
dan fasilitas rehabilitasi berbasis masyarakat.

Pasal 35
• Pelayanan Kesehatan Jiwa rujukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) huruf b terdiri
atas pelayanan Kesehatan Jiwa di rumah sakit jiwa, pelayanan Kesehatan Jiwa yang terintegrasi
dalam pelayanan kesehatan umum di rumah sakit, klinik utama, dan praktik dokter spesialis
kedokteran jiwa.
TUJUAN SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN JIWA

Secara umum bertujuan untuk


• Tujuan meningkatkan peran serta masyarakat
dalam upaya pelayanan kesehatan
Umum jiwa komunitas
Tujuan khusus:

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang


kesehatan jiwa
2. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan tentang
masalah kesehatan jiwa komunitas
3. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dan
petugas terkait lainnya dalam penyelenggaraan upaya
pelayanan kesehatan jiwa komunitas disemua tatanan
pealyanan
4. Mendorong terwujudnya pengembangan berbagai
model pelayanan kesehatan jiwa komunitas sesuai
kondisi dan situasi setempat.
Upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas dapat dibedakan
menurut “Tingkatan dan Jenis pelayanannya”

1. Tingkatan Pelayanan
Menurut tingkatan pelayanannya, pelayanan kes
ehatan jiwa terdiri dari pelayanan
a. Primer
b.Sekunder
c. Tersier
Upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas dapat
dibedakan menurut
“Tingkatan dan Jenis pelayanannya”
2. Jenis Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas
: Jenis pelayanan meliputi pelayanan non-medik dan pelayanan
medik

• a. Penyuluhan
Pelayanan • b. Pelatihan
Non- • c. Deteksi dini
• d. Konseling
Medik • e. Terapi okupasi
Upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas dapat
dibedakan menurut
“Tingkatan dan Jenis pelayanannya”
2. Jenis Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas
: Jenis pelayanan meliputi pelayanan non-medik dan pelayanan
medik

• a. Penyuluhan
• b. Penilaian psikiatrik

Pelayanan • c. Deteksi dini


• d. Pengobatan dan tindakan medic-
psikiatrik
Medik • e. Konseling
• f. Psikoterapi
• g. Rawat inap
Komponen Pelayanan
Di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer
dapat diselenggarakan pelayanan sebagai berikut.
a. Penyuluhan
b. Deteksi dini
c. Pelayanan Kedaruratan Psikiatri
d. Pelayanan Rawat Jalan
e. Pelayanan Rujukan
f. Pelayanan Kunjungan Rumah (Home Visite)
Komponen Pelayanan
Fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pelayanan kesehatan jiwa tingkat
rujukan sebagai berikut:
• Pelayanan Kedaruratan Psikiatrik
• Pelayanan Rawat Jalan (anak,dewasa, usila)
• Pelayanan Day-Care
• Pelayanan Rawat Inap
• Pelayanan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium, radiologis,
psikometrik)
• Pemeriksaan psikologi
• Pelayanan Consultation-Liaison Psychiatry
• Pelayanan terapi okupasi,
• Pelayanan terapi aktifitas kelompok (TAK)
• Pelayanan rehabilitasi psikiatrik
• Pelayanan dampingan bagi tenaga kesehatan tingkat primer (technical assistance)
• Pelayanan Kunjungan Rumah (Home Visit)
KOMPONEN PELAYANAN
SARANA NON KESEHATAN

Pelayanan Rawat Jalan


Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan Rujukan

Pelayanan Kunjungan Rumah (Home Visit)


Pelayanan Pelatihan Kerja (terapi okupasi)
Mekanisme Pelayanan Kesehatan Jiwa
Komunitas tingkat primer
Mekanisme pelayanan kesehatan jiwa
Komunitas tingkat Sekunder
Mekanisme Pelayanan Kesehatan Jiwa
Komunitas tingkat Tersier
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai