Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN PELAYANAN

KESEHATAN JIWA

Shinta Ramadhani

PEMBIMBING:
dr. Andri Sudjatmoko, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIS PSIKIATRI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
Kesehatan Jiwa

Suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup


harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup
seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia
dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu
menghadapi tekanan hidup yang wajar, mampu bekerja produktif dan
memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan
hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya, merasa nyaman
bersama dengan orang lain.
Pada masyarakat di 11 kota di Indonesia
Menurut tahun 1995, prevalensi masalah kesehatan
Survey Kesehatan jiwa adalah 185 per 1000 populasi orang
Jiwa Rumah Tangga dewasa atau paling sedikit satu dari empat
(SKJRT) orang pernah mengalami gangguan jiwa dan
membutuhkan pelayanan kesehatan jiwa.

Berdasarkan data SUSENAS dan BPS, - Dengan mengkaji gangguan jiwa di 16 kota di
Direktorat Bina Pelayanan indonesia dari 1996 sampai 2000, menemukan :
KesehatanJiwa, Direktorat Jenderal “Tipe gangguan jiwa dan proporsinya yaitu, adiksi
Bin.a Pelayanan Medik, Departemen 44,0%, deficit kapasitas mental 34,0%, disfungsi mental
Kesehatan RI 16,2%, dan disintegrasimental 5,8%.
- Dalam penelitian tersebut juga diperoleh gambaran
gangguan jiwa pada anak-anak, yaitu 104/1000 dan
dewasa 140/1000.
- Prevalensi gangguan jiwa pada orang dewasa terdiri
dari psikosis 3/1000, demensia 4/1000, retardasimental
5/1000, dan gangguan jiwa lainnya 5/1000
HUBUNGAN MASALAH KESEHATAN JIWA DENGAN
PRODUKTIFITAS & KUALITAS HIDUP
Pelayanan Kesehatan Jiwa di masa lalu bersifat
spesialistik dan dikembangkan untuk RSJ maupun RSU. Sedangkan
yang bersifat umum dilakuakn di Puskesmas. RSJ dijadikan pusat
rujukan dan pembinaan pelayanan kesehatan jiwa agar pelayanan
kesehatan jiwa dapat diselenggarakan secara komprehensif.

Pelayanan Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit adalah pelayanan kasus


gangguan jiwa yang memerlukan penanganan multidisplin dan
spesialistik serta perawatan
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN JIWA
PASAL 33
1) Untuk melaksanakan Upaya Kesehatan Jiwa, Pemerintah membangun sistem pelayanan Kesehatan Jiwa
yang berjenjang dan komprehensif.
2) Sistem pelayanan Kesehatan Jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. pelayanan Kesehatan Jiwa dasar; dan
b. pelayanan Kesehatan Jiwa rujukan.
Pasal 34
• Pelayanan Kesehatan Jiwa dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) huruf a merupakan
pelayanan Kesehatan Jiwa yang diselenggarakan terintegrasi dalam pelayanan kesehatan umum di
Puskesmas dan jejaring, klinik pratama, praktik dokter dengan kompetensi pelayanan Kesehatan Jiwa,
rumah perawatan, serta fasilitas pelayanan di luar sektor kesehatan dan fasilitas rehabilitasi berbasis
masyarakat.
Pasal 35
• Pelayanan Kesehatan Jiwa rujukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) huruf b terdiri atas
pelayanan Kesehatan Jiwa di rumah sakit jiwa, pelayanan Kesehatan Jiwa yang terintegrasi dalam
pelayanan kesehatan umum di rumah sakit, klinik utama, dan praktik dokter spesialis kedokteran jiwa.
TUJUAN SISTEM PELAYAN KESEHATAN JIWA

Tujuan umum:
Secara umum bertujuan untuk meningkatkan peran serta
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan jiwa
komunitas
Tujuan khusus:

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa


2. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan tentang masalah
kesehatan jiwa komunitas
3. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dan petugas terkait
lainnya dalam penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan jiwa
komunitas disemua tatanan pealyanan
4. Mendorong terwujudnya pengembangan berbagai model pelayanan
kesehatan jiwa komunitas sesuai kondisi dan situasi setempat.
Upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas dapat dibedakan menurut
“Tingkatan dan Jenis pelayanannya”

1. Tingkatan Pelayanan
Menurut tingkatan pelayanannya, pelayanan kesehatan jiwa
terdiri dari pelayanan
a.Primer
b.Sekunder
c.Tersier
Upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas dapat dibedakan
menurut “Tingkatan dan Jenis pelayanannya”

2. Jenis Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas


: Jenis pelayanan meliputi pelayanan non-medik dan pelayanan medik

• a. Penyuluhan
• b. Pelatihan
Pelayanan • c. Deteksi dini
Non-Medik • d. Konseling
• e. Terapi okupasi
Upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas dapat dibedakan
menurut “Tingkatan dan Jenis pelayanannya”

2. Jenis Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas


: Jenis pelayanan meliputi pelayanan non-medik dan pelayanan medik

• a. Penyuluhan
• b. Penilaian psikiatrik

Pelayanan •

c. Deteksi dini
d. Pengobatan dan tindakan medic-psikiatrik
• e. Konseling
Medik •

f. Psikoterapi
g. Rawat inap
Komponen Pelayanan
Di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer dapat
diselenggarakan pelayanan sebagai berikut.
a.Penyuluhan
b.Deteksi dini
c. Pelayanan Kedaruratan Psikiatri
d. Pelayanan Rawat Jalan
e. Pelayanan Rujukan
f. Pelayanan Kunjungan Rumah (Home Visite)
Komponen Pelayanan
Fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pelayanan kesehatan jiwa tingkat
rujukan sebagai berikut:
• Pelayanan Kedaruratan Psikiatrik
• Pelayanan Rawat Jalan (anak,dewasa, usila)
• Pelayanan Day-Care
• Pelayanan Rawat Inap
• Pelayanan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium, radiologis,
psikometrik)
• Pemeriksaan psikologi
• Pelayanan Consultation-Liaison Psychiatry
• Pelayanan terapi okupasi,
• Pelayanan terapi aktifitas kelompok (TAK)
• Pelayanan rehabilitasi psikiatrik
• Pelayanan dampingan bagi tenaga kesehatan tingkat primer (technical assistance)
• Pelayanan Kunjungan Rumah (Home Visit)
Komponen Pelayanan
Sedangkan di sarana non-kesehatan bisa berupa
• Pelayanan Rawat Jalan
• Pelayanan Rawat Inap
• Pelayanan Rujukan
• Pelayanan Kunjungan Rumah (Home Visit)
• Pelayanan Pelatihan Kerja (terapi okupasi)
Mekanisme Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas tingkat
primer
Mekanisme pelayanan kesehatan jiwa Komunitas tingkat
Sekunder
Mekanisme Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas tingkat
Tersier
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai