Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KESEHATAN JIWA

A. PENDAHULUAN
Konsep pelayanan jiwa mengutamakan tenaga yang terlatih dalam bidang
kesehatan jiwa dan tenaga kesehatan yang ada lainnya sebagai pelaksana dalm hal
deteksai dini , promosi dan prevensi dengan terapi terbatas atas supervisi dari dokter
yang telah terlatih. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas
hidup seseorang, dengan memprihatikan semua segi kehidupan manusia dengan cirri
menyadari sepenuhmya kemampuan dirinya , mampu menghadapi tekanan hidup
yang wajar, mampu bekerja produktif dan memnuhi nkebutuhan hidupnya, dapat
berperan serta dalam lingkungan hidup , mernerima dengan baik apa yang ada pada
dirinya, merasa nyaman dengan orang lain.

B. LATAR BELAKANG
Derajat kesehatan jiwa masyarakat dapat dilihat dari angka kejadian gangguan
jiwa dan disabilitas. Gangguan dan penyakit jiwa termasuk burden disseas. WHO
(2001), menyatakan bahwa 12 % dari globa; burden disseas disebabkan oleh masalah
kesehatan jiwa. Angka ini lebih besar dari penyakit dengan penyebab lainnya (fisik).

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan jiwa
komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa
b. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan tentang masalah kesehatan jiwa
komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dan petugas terkait lainnya
dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas di semua
tatanan pelayanan.
d. Mendorong terwujudnya pengembangan berbagai model pelayanan kesehatan
jiwa komunitas sesuai dengan kondisi dan situasi setempat.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pedoman pelayanan kesehatan jiwa komunitas ini dipergunakan di :
a. Sarana pelayanan non-kesehatan ,seperti panti rehabilitas, lapas, pesantren,
sekolah,dll.
b. Sarana pelayanan kesehatan dasar , misalnya puskesmas, balai kesehatan jiwa
masyarakat, dokter praktek swasta, perawat kesehatan jiwa masyarakat, bidan,
psikologis klinis.
c. Sarana pelayanan kesehatan sekunder, yaitu Rumah sakit umum.
d. Saranan pelayanan kesehatan tersier, yaitu Rumah sakit jiwa.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Melakukan pelayanan kesehatan kepada pasien jiwa meliputi aspek promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative dengan lebih menekan unsure-unsur sebagai
berikut: apro aktif, berupa pelayanan kesehatanpada saat kegiatan pendataan dan
melaksanakan kunjungan pada penderita jiwa yang dirawat di rumah.
2. Memberikan kemudahan proses pelayanan
3. Santun: pelayanan terhadap pasien jiwa di lakukan secara professional dan
meberikan perlakuan sopan hormat dan menghargai sosok insane yang lebih tua
serta memberikan dukungan dalam rangka mendorong kemandirian untuk
mencapai mas tua dengan derajat kesehatan yang optimal.
4. Pelayanan oleh pengelolaan program kesehatan jiwa di puskesmas

F. SASARAN
1. Petugas kesehatan yang bekerja dalam pelayanan kesehatan jiwa masyarakat.
2. Petugas non-kesehatan (profesi lain) yang bekerja dalam pelayanan kesehatan
jiwa.
3. Pekerja yang berkontak dengan masalah dan upaya kesehatan jiwa (misalnya:
polisi, guru, tokoh masyarakat, tokoh agama , dll)
4. Masyarakat peduli kesehatan jiwa dan kader kesehatan jiwa , yang bekerja atau
telah dilatij dalam pekerjaan terkait pelayanan kesehatan jiwa.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGAIATAN

WAKTU TEMPAT PENANGGUNG JAWAB KETERANGAN

H. RENCANA PEMBIAYAAN
Dana yang digunakan dalam kegiatan ini bersumber dari BOK (Bantuan Operasioanal
Kesehatan)

I. MONITORING DAN EVALUASI


Evaluasi kegiatan dilakukan setiap akhir bulan.

J. PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN


Pencatatan dilakukan setiap selaesai kegiatan dan pelaporan dilakukan setiap akhir
bulan.

Anda mungkin juga menyukai