Anda di halaman 1dari 3

F6 – BP HIPERTENSI

Tanggal : 12-04-2021
Peserta : Masyarakat

Latar Belakang :
Indonesia saat ini berada dalam posisi triple burden disease yaitu masih tingginya
penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular dan penyakit-penyakit yang seharusnya
sudah teratasi muncul kembali. Pola penyakit saat ini mengalami transisi epidemiologi yang
ditandai dengan beralihnya penyebab kematian oleh penyakit yang semula didominasi oleh
penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular. Perubahan pola penyakit tersebut sangat
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, ekonomi dan sosial budaya. PTM
menjadi penyebab utama kematian secara global dibuktikan dengan data WHO tahun 2016,
sekitar 71% penyebab kematian di dunia adalah PTM yang membunuh 36 juta jiwa per tahun
dan diperkirakan pada tahun 2030 menjadi 52 juta jiwa kematian/tahun. Sekitar 80% kematian
tersebut terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah. Salah satu PTM yang paling
banyak ditemukan di faskes pertama adalah Hipertensi.
Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi Indonesia 2019 menyatakan tetap menggunakan
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg sebagai definisi
hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab terbesar masalah kesehatan global yang meningkatan
angka kesakitan dan kematian serta beban biaya kesehatan termasuk di Indonesia, dan sering
disebut sebagai the silent killer. Hipertensi membunuh 8 juta orang setiap tahun di seluruh dunia
dan 1,5 juta setiap tahun di wilayah Asia Tenggara. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung
dalam jangka waktu lama dan persisten dapat menyebabkan gagal ginjal, penyakit jantung
koroner, stroke, dan kebutaan bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
memadai.9
Pada tahun 2015 diestimasikan 1,13 milyar orang diseluruh dunia mengalami hipertensi,
dimana 2/3 dari seluruh kasus berada di negara berkembang. Data RISKESDAS tahun 2018
menyebutkan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur ≥18
tahun di Indonesia sebesar 34,1%. Angka tersebut mengalami kenaikan dengan prevalensi
hipertensi nasional sebelumnya pada tahun 2013 sebesar 25,8%.4 Jumlah penderita hipertensi
diperkirakan akan terus meningkat tajam. Menurut Sistem Informasi Surveilans PTM, provinsi
Jawa Barat menempati urutan pertama prevalensi hipertensi 65,5%.
Permasalahan :
Identitas Pasien
Nama    : Tn D
Umur    : 65 tahun
Jenis kelamin  : Laki-laki 
Alamat : Kp. Cikahuripan

Anamnesis:
Keluhan Utama  : Nyeri kepala
Pasien datang ke PKM dengan keluhan utama nyeri kepala dan pusing sejak 2 hari
SMRS. Nyeri kepala berputar -. Pasien memiliki riwayat hipertensi, pengobatan tidak terkontrol.
Keluhan nyeri dada pandangan buram, bengkak di kaki disangkal, riwayat DM -.
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, namun obat tidak setiap hari
diminum.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran : CM
TTV
N: 99x/menit
R: 20x/menit
SPO2: 99%

Kepala : CA -/- ; sklera ikterik -/-


Thorax : Cor: BJ I dan II reguler, murmur (-), S3 gallop +; Pulmo: VBS ka=ki, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Abdomen : dbn
Ekstrimitas: Edema pretibial -/-
Diagnosis: HT Grade II

Perencanaan intervensi :
Intervensi  yang  diberikan  yaitu  secara  farmakologis  dan  non farmakologis berupa edukasi.

A. Medikamentosa:
Amlodipin 10 mg (0-0-1)
Captopril 2x25 mg

Non Medikamentosa:
• Pemberian obat darah tinggi merupakan pengobatan jangka Panjang sehingga obat darah
tinggi diminum setiap hari untuk mengontrol tekanan darah.
• Kontrol rutin ke fasilitas kesehatan setiap 2 minggu atau 1 bulan sekali untuk
mengoptimalkan pengobatan
• Kurangi makan makanan tinggi garam, tinggi lemak, dan faktor psikososial seperti stress
• Berhenti merokok

Monitoring Evaluasi :
Setelah mendapat diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter dapat
memantau kondisi pasien dan efek obat yang diberikan pada pasien ketika kontrol rutin 2 minggu
sampai 1 bulan sekali untuk mengevaluasi efektivitas obat anti hipertensi, kepatuhan minum
obat, dan tanda serta gejala komplikasi hipertensi pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai