Anda di halaman 1dari 29

UNIVERSITAS BENGKULU

“Conveying Better Future”

Referat
Manajemen Tinitus Subjektif pada Pasien
Tinitus
dengan Tinnitus Retraining Therapy (TRT)

Oleh:
Lisdawaty Naomi S (H1AP13012)

Pembimbing:
dr. Andri Sudjatmoko, Sp.KJ

KEPANITERAAN
ILMU KEDOKTERAAN JIWA
Latar Belakang

BKKBN Fungsi Fisiologis


• Bagian dari proses
perkembangan
manusia.
• UU No 13 Tahun • Sensus Penduduk 2010 di
Indonesia jumlah penduduk • Pertambahan usia >> diiringi dengan
1998 tentang berusia lanjut mencapai 14,44
Kesejahteraan Lanjut juta jiwa >> memperkirakan angka kemunculan berbagai masalah,
Usia, lansia adalah ini terus bertambah sekitar 450 rb seperti penurunan fisik dan
seseorang yang telah jiwa pertahun >> prediksi tahun
mencapai 60 tahun kerentanan terhadap penyakit >>
2025 sekitar 34,22 juta jiwa.
ke atas. • Meningkatnya angka pertumbhan hal ini disebabkan oleh menurunnya
penduduk lansia ini sebenarnya fungsi berbagai organ tubuh.
Lansia merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan
(Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan
Anak, 2009).
Latar Belakang

Suara yang terdengar begitu nyata dan serasa berasal dari dalam telinga atau kepala.
Pada sebagian besar kasus, gangguan ini tidak begitu menjadi masalah, namun bila
terjadinya makin sering dan berat maka akan menganggu juga.

Yew S. Kenneth. 2014. Diagnostic Approach to Patients with Tinnitus. American Family Physician, Vol. 89, Number 2.
Latar Belakang
Latar Belakang


Penatalaksanaan terkini yang dikemukakan oleh Jastreboff,
berdasarkan pada model neurofisiologinya adalah berupa
kombinasi konseling terpimpin, terapi akustik dan medikamentosa
bila diperlukan. Metode ini disebut dengan Tinnitus Retraining
Therapy.
 Tujuan dari terapi ini adalah memicu dan menjaga reaksi
habituasi dan persepsi tinitus dan atau suara lingkungan yang
mengganggu.
Jastreboff PJ, Gray W.C., Gold SL. Neurophysiological approach to tinnitus patients. Am J Otol. 1996. 17:236-40.
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI TINITUS

 Tinitus adalah salah satu bentuk gangguan pendengaran berupa sensasi


suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal
mekanoakustik maupun listrik. Keluhan suara yang di dengar sangat
bervariasi, dapat berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis,
mengaum, atau berbagai macam bunyi lainnya.
 Serangan tinitus dapat bersifat periodik ataupun menetap.
Terkadang dapat menyebabkan timbulnya keinginan untuk bunuh diri
TINJAUAN PUSTAKA

KLASIFIKASI TINITUS

Tinitus Subjektif
Berdasarkan
Objek
Tinitus Objektif
TINJAUAN PUSTAKA

DIAGNOSIS TINITUS
Beberapa kuesioner kesehatan menilai efek
dari tinitus, antara lain; tinnitus handicap
inventory dan tinnitus functional index.
Tidak ada tes objektif untuk kebanyakan Kuesioner untuk menilai gejala yang berkaitan
kasus tinitus seperti hiperakusis dan distres psikologis


Protokol dalam mendiagnostik Tinitus antara
lain anamnesis, pemeriksaan fisik, identifikasi
kondisi psikologis atau psikiatrik (menggunakan
pengukuran derajat beratnya dan keparahan
tinitus, dan pengukuran kecemasan dan
depresi), dan pengukuran psikoakustik dari
tinitus.
TINJAUAN PUSTAKA

Tatalaksana Tinitus
Penatalaksanaan tinitus merupakan masalah
yang kompleks dan merupakan fenomena
psikoakustik murni sehingga tidak dapat diukur.

Terapi Psikologis
Stimulasi Auditorik
Pendekatan
Farmakologi
Stimulasi Otak
TINJAUAN PUSTAKA

Tatalaksana Tinitus
Penatalaksanaan tinitus dengan stimulasi
audiotorik dan modulasi syaraf berupa terapi
suara.

Perangkat pembunyi tinitus

Perangkat pengalihan
4 cara kerja yang
berbeda: Perangkat habituasi

Perangkat modulasi syaraf


Tinnitus Retraining Therapy

Tujuan dari TRT adalah memicu dan


menjaga reaksi habituasi dan
Dikemukan oleh persepsi tinitus dan atau suara
Jastreboff lingkungan yang mengganggu


Model neurofisiologi adalah
kombinasi konseling
terpimpin, terapi akustik, dan
medikamentosa bila
diperlukan
Tinnitus Retraining Therapy

Tinnitus
Tinnitus
Retraining
Retraining
Therapy
Therapy

1-2% populasi umum


mengalamai
gangguan kehidupan

Reaksi Directive
Habituasi Counseling (DC)

Low Level Sound


Therapy (ST)
Tinnitus Retraining Therapy

Profil Psikoakustik sama dan


Persepsi Subjektif yang berbeda


Dasar Teori Neurofisiologis

Terdiri dari:

Sistem Auditori Perifer

Struktur Auditori Subcortical

Cortical Centers

Sistem Limbik ‘

Struktur Saraf Autonom
Tinnitus Retraining Therapy
Tinnitus Retraining Therapy

Tinnitus Treatment - Causes and treatment of tinnitus.mp4


Tinnitus Retraining Therapy

Low Level Sound Therapy


Directive Counseling (DC)
(ST)
TINJAUAN PUSTAKA

Directive Counseling (DC)


Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)

Cognitive Behavioral Therapy (CBT) merupakan suatu pendekatan untuk membantu


mengubah pola pikir penderita terhadap tinitus dengan cara meminimalisir pikiran
negatif penderita terhadap gejala tinitus. Pendekatan ini terutama dilakukan dengan
bantuan psikolog dan harus rutin dijalankan beberapa waktu. Beberapa literatur
menunjukkan bahwa dengan gabungan antara CBT dan sound therapy/stimulasi
auditorik menunjukkan peningkatan kualitas hidup pada pasien yang terganggu.

Lesmana, J. M. (2009). Teori-TeoriKognitif dan Cognitive Behavior Therapy. Depok: FakultasPsikologiUniversitasIndonesia.


TINJAUAN PUSTAKA

Directive Counseling (DC)


Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)

Mahoney dan Arnkoff 2011 mencoba untuk mengorganisasikan CBT kedalam tiga
focus tujuan terapi, yaitu:
(a)Cognitive restructuring (restrukturisasi kognitif)
(b)Coping skills therapies
(c)Problem solving therapies
Tinnitus Retraining Therapy
Low Level Sound
Therapy (ST)
Tinnitus Retraining Therapy
Low Level Sound
Therapy (ST)
Tinnitus Retraining Therapy

Getting Tinnitus Relief Using Tinnitus Sound Therapy - Best Tinnitus Treatment.mp4
Tinnitus Retraining Therapy

Reaksi Habituasi
Tinnitus Retraining Therapy

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Anna Rita et al tahun 2016 dengan
hipotesis pertamanya bahwa tinnitus menentukan kondisi psikiatrik; sebaliknya
kelainan terkompensasi yang sebelumnya ada akan ditemukan karena tinnitus.

Tinitus yang ditoleransi baik muncul kembali  Psikosis, gangguan tidur dan
insomnia juga sering disebabkan oleh tinnitus kronis  Peningkatan depresi,
anxietas dan keparahan gejala somatik.
Rauschecker dkk (2010)  Fokus pada peran jaringan limbik-kortikostriatal dalam
persepsi subjektif tinnitus.
Tidak ada rekomendasi dalam penggunaan medikasi rutin oleh US FDA untuk terapi
tinnitus kecuali pada pasien yang bersamaan dengan gangguan anxietas dan
depresi.
Tinnitus Retraining Therapy

• TAHAPAN:

Anamnesis awal untuk mengidentifikasi masalah dan keluhan pasien
Pertama ●


Ditujukan terapi / profesional untuk mengumpulkan informasi lengkap pasien
Dalam hal ini juga mencakup menentukan pengaruh tinitus dan penurunan toleransi terhadap suara sekitarnya


Mengevaluasi kondisi emosional dan derajat distres
Kedua pasien

Mendapatkan informasi untuk memberikan konseling



Ketiga
yang untuk
• Membuat data dasar yang akan digunakan tepatevaluasi terapi
• Pengajaran terapi psikologi  terhadap pasien untuk menghiraukan suara-suara di telinga karena tinnitus
Keempat • Tahap ini dikombinasikan dengan latihan-latihan relaksasi serta manajemen stress
KESIMPULAN
• Pasien yang menderita tinnitus memiliki risiko yang lebih tinggi berkembang menjadi
penyakit tertentu, seperti insomnia, anxietas, depresi dan menunjukkan secara
keseluruhan kualitas hidup yang menurun.
• Ketidaknyamanan subjektif yang dipicu oleh persepsi tinnitus merupakan kriteria
utama untuk rencan evaluasi neuropsikiatrik, dalam rangka membangun
farmakologikal atau terapi perilaku kognitif.
• Penatalaksanaan terkini yang dikemukakan oleh Jastreboff, berdasar pada model
neurofisiologi adalah kombinasi konseling terpimpin, terapi akustik, dan
medikamentosa bila diperlukan. Metode ini dikenal dengan Tinnitus Retraining
Therapy (TRT). Terapi ini memberikan perbaikan pada pasien dengan Tinnitus subjektif.
• Tujuan dari TRT adalah memicu dan menjaga reaksi habituasi dan persepsi tinitus dan
atau suara lingkungan yang mengganggu.
• Habituasi diperoleh sebagai hasil dari modifikasi hubungan sistem auditorik ke sistem
limbik dan sistem saraf otonom.
Lampiran
Lampiran
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai