Anda di halaman 1dari 25

Materi Dasar 1:

Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

Materi Dasar 1
KEBIJAKAN NASIONAL PROMOSI KESEHATAN DALAM MENDUKUNG PROGRAM
KELUARGA SEHAT DI PUSKESMAS

I. Deskripsi singkat

Dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dinyatakan


bahwa pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara
social dan ekonomis. Upaya strategis peningkatan setiap orang untuk hidup sehat
adalah melalui program pemberdayaan keluarga untuk hidup sehat. Keluarga
merupakan unit terkecil masyarakat yang menjadi pusat upaya kesehatan menuju
tercapainya Desa/Kelurahan Sehat, Kecamatan Sehat, Kabupaten/Kota Sehat,
Provinsi Sehat dan Indonesia Sehat. Sehubungan dengan itu, saat ini Kementerian
Kesehatan RI, meluncurkan issu terkini tentang Program Keluarga Sadar
Kesehatan atau Keluarga Sehat.

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015


tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019, ditetapkan
bahwa tujuan Kementerian Kesehatan RI tahun 2015-2019 ada dua, salah satunya
adalah meningkatkan status kesehatan masyarakat. Indikator keberhasilannya
adalah menurunnya AKI dan AKB; meningkatnya upaya peningkatan promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta pembiayaan kegiatan promosi
kesehatan promotif dan preventif; meningkatnya upaya peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat.

Perilaku merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi derajat


kesehatan. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, juga
mengamanatkan bahwa setiap orang mempunyai kewajiban untuk berperilaku
hidup sehat dalam upaya mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan
kesehatan yang setinggi-tingginya. Selanjutnya, pemerintah pusat dan daerah
serta masyarakat berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengoptimalkan
upaya kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, informasi dan edukasi, dan
fasilitas pelayanan kesehatan untuk menunjang tercapainya hidup sehat.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 1
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan intervensi strategis dalam memberdayakan


keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, terkait dengan upaya
kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
dijelaskan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Selanjutnya. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang
meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau
pelayanan kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki
derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Di Puskesmas, promosi kesehatan merupakan salah satu upaya kesehatan
esensial dalam mewujudkan Kecamatan Sehat. Berdasarkan kebijakan tersebut,
maka peran promosi kesehatan dalam meningkatkan status kesehatan keluarga
dan masyarakat sangat besar. Sehubungan dengan itu, petugas puskesmas
terutama Kepala Puskesmas harus memahami tentang Kebijakan Nasional
Promosi Kesehatan dalam mendukung program Keluarga Sehat yang menjadi issu
terkini dalam program pembangunan kesehatan.
Ruang lingkup materi yang akan dibahas pada sesi ini meliputi : Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan, Kebijakan Puskesmas serta Upaya Promosi
Kesehatan Mendukung Program Keluarga Sehat.

II. Tujuan Pembelajaran


A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi, peserta mampu memahami Kebijakan Nasional
Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Keluarga Sehat.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan:
1. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan.
2. Kebijakan Puskesmas.
3. Upaya promosi kesehatan mendukung program keluarga sehat di
puskesmas

III. Pokok bahasan dan Sub-Pokok Bahasan


Pokok bahasan 1. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 2
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

a. Pengertian
b. Tujuan
c. Kebijakan
d. Strategi
e. Ruang lingkup
f. Indikator kinerja

Pokok bahasan 2. Kebijakan Puskesmas.


a. Pengertian
b. Tujuan pembangunan kesehatan di puskesmas
c. Fungsi puskesmas
d. Prinsip penyelenggaraan puskesmas
e. Upaya Kesehatan Di Puskesmas.

Pokok bahasan 3. Program Keluarga Sehat Di Puskesmas


a. Pengertian, tujuan dan sasaran
b. Program pemberdayaan keluarga sehat
c. Indikator keluarga sehat
d. Upaya promosi kesehatan dalam mendukung Program Keluarga Sehat

IV. Bahan belajar


 Materi presentasi power point
 Bahan bacaan (hand out)

V. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran


Langkah-langkah kegiatan pembelajaran ini menguraikan tentang kegiatan
fasilitator dan peserta dalam proses pembelajaran selama sesi ini berlangsung
selama 3 jam pelajaran (3 Jpl x 45 menit = 135 menit), sebagai berikut:

Langkah 1.

Pengkondisian (5 menit)

Langkah pembelajaran:

a. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja dan judul materi
yang akan disampaikan.
b. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk
menerima materi dengan menyepakati proses pembelajaran.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 3
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

c. Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi singkat, tujuan


pembelajaran serta ruang lingkup pokok bahasan yang akan dibahas pada sesi
ini.

Langkah 2.

Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan 1. tentang Kebijakan Nasional


Promosi Kesehatan dan sub pokok bahasan (45 menit).

Langkah pembelajaran:

a. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa


pertanyaan kepada peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang
kebijakan dan strategi pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. Ada
enam pertanyaan yang diajukan kepada peserta secara bertahap, tahap awal
pertanyaan yang disampaikan: 1) pengertian promosi kesehatan, 2) tujuan
promosi kesehatan. Fasilitator mencatat semua pendapat peserta, selanjutnya
merangkum dan menyampaikan paparan materi sesuai urutan sub pokok
bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
b. Fasilitator melakukan curah pendapat kembali, dengan mengajukan
pertanyaan: 3) strategi yang dipergunakan dalam melaksanakan
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan serta, 4) ruang lingkup
promosi kesehatan dan 5) indikator kinerja promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat. Fasilitator mencatat semua pendapat peserta,
selanjutnya merangkum dan menyampaikan paparan materi sesuai urutan sub
pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
c. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau
menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau
tanggapan yang sesuai.

Langkah 3.

Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan 2. tentang Kebijakan Puskesmas


dan sub pokok bahasan (30 menit).

Langkah pembelajaran:

a. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan


pengetahuannya tentang kebijakan puskesmas yang meliputi pengertian,
tujuan pembangunan kesehatan di puskesmas, fungsi puskesmas, prinsip,
upaya kesehatan di puskesmas serta indikator kinerja Puskesmas. Kemudian
bagaimana penerapan kebijakan promosi kesehatan di puskesmas mengingat

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 4
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

upaya kesehatan esensial puskesmas yang pertama adalah pelayanan promosi


kesehatan dan apa saja kegiatan promosi kesehatan yang telah dilaksanakan di
puskesmas.
b. Fasilitator mencatat semua informasi yang disampaikan oleh peserta,
selanjutnya merangkum dan menyampaikan paparan seluruh materi sesuai
urutan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
c. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau
menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau
tanggapan yang sesuai.

Langkah 4.

Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan 3. tentang Program Keluarga


Sehat dan sub pokok bahasan (45 menit).

Langkah pembelajaran:

a. Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Program Keluarga Sehat


sesuai urutan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
b. Fasilitator melakukan curah pendapat tentang upaya promosi kesehatan
dalam mendukung program keluarga sehat di puskesmas.
c. Fasilitator mencatat semua pendapat yang disampaikan oleh peserta,
selanjutnya merangkum dan menyampaikan paparan tentang upaya promosi
kesehatan dalam mendukung program keluarga sehat di puskesmas dengan
menggunakan bahan tayang.
d. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau
menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau
tanggapan yang sesuai.

Langkah 5.

Rangkuman dan kesimpulan (10 menit)

Langkah pembelajaran:

a. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta


terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
b. Fasilitator merangkum dan membuat kesimpulan poin-poin penting dari
materi yang disampaikan.
c. Fasilitator menutup sesi ini, dengan memberikan apresiasi kepada seluruh
peserta.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 5
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

VI. Uraian materi


A. Pokok Bahasan 1.
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan.

1. Latar belakang
Kebijakan pembangunan kesehatan secara nasional adalah mendukung Visi
dan Misi Presiden dalam pembangunan nasional. Visi pembangunan nasional
dikelanl dengan Trisakti yaitu: Terwujudnya Indonesia yang mandiri di bidang
ekonomi, berdaulat di bidang politik serta berkepribadian berlandaskan dalam
budaya gotong royong.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ada 7 misi pembangunan nasional
yaitu:
1) Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber
daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
2) Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3) Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4) Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera.
5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat
dan berbasiskan kepentingan nasional.
7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Selanjutnya, dalam pelaksanaan pembangunan nasional ada sembilan agenda


prioritas yang disebut dengan “Nawa Cita”, yaitu:

1) Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap Bangsa dan


memberikan rasa aman pada Seluruh Warga Negara
2) Membangun tata kelola pemerintahan yang Bersih, Efektif, Demokratis
dan Terpercaya
3) Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-
Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan
4) Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan Reformasi Sistem dan
Penegakan Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat dan Terpercaya
5) Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia
6) Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 6
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

7) Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Menggerakan Sektor-Sektor


Strategis Ekonomi Domestik
8) Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
9) Memperteguh Kebhinekaan dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia

Kementerian Kesehatan melalui pembangunan kesehatan nasional


mempunyai peran dan kontribusi dalam mendukung tercapainya seluruh
Nawa Cita, terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
(Nawacita nomor 5).
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia
Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan
kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu:


1) Paradigma sehat
2) Penguatan pelayanan kesehatan
3) Jaminan Kesehatan Nasional:

1) Paradigma sehat
Program:
a Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan
b Penguatan promotif dan preventif
c Penguatan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan

2) Penguatan Pelayanan Kesehatan


Program:
a. Peningkatan akses pelayanan kesehatan, terutama pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama.
b. Optimalisasi Sistem Rujukan
c. Peningkatan/ penguatan mutu pelayanan kesehatan.

3) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


Program:
a Berlandaskan benefit
b Sistem pembiayaan asuransi dengan azas gotong
royong
c Melakukan kendali mutu dan kendali biaya

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 7
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

d Sasaran Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan


Kesehatan dan Non-PBI, tanda kepesertaan: BPJS

Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019 (Perpres No.2/2015) adalah:


1) Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja dan
Lanjut Usia yang Berkualitas
2) Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat
3) Peningkatan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
4) Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang
Kesehatan
5) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yg Berkualitas
6) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yg Berkualitas
7) Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
8) Peningkatan Ketersediaan, Penyebaran dan Mutu SDM Kesehatan
9) Peningkatan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan & Kualitas
Farmasi dan Alat Kesehatan
10) Peningkatan Pengawasan Obat dan Makanan

Tujuan Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019


Ada dua tujuan utama Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:
a. Meningkatkan status kesehatan masyarakat
b. Meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kelompok
sasaran berdasarkan siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia
sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal dan kelompok lansia.

Dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai


adalah :
a. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP
2010), 346 menjadi 306 per-100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
b. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup.
c. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
d. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
e. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 8
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan


perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang
kesehatan, maka indikator yang akan dicapai adalah:
a. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai
pelayanan kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37%
menjadi 10%
b. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan
kesehatan dari 6,80 menjadi 8,00.

2. KEBIJAKAN NASIONAL PROMOSI KESEHATAN

Kebijakan nasional promosi kesehatan tahun 2015-2019, diarahkan untuk


mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional seperti yang tertera dalam
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara social dan
ekonomis.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
adalah perilaku. Upaya pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat adalah melalui promosi kesehatan.
Upaya promosi kesehatan pada prinsipnya adalah memberdayakan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu secara mandiri meningkatkan
kesehatannya serta mencegah terjadinya masalah kesehatan, melalui penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan demikian maka peran promosi
kesehatan dalam mendukung program keluarga sehat, sangat penting.

1. Pengertian

Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan adalah suatu peraturan perundang-


undangan yang diberlakukan sebagai landasan dalam penyelenggaraan upaya
promosi kesehatan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
untuk hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber
masyarakat, serta terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong
terbentuknya kemampuan tersebut.
Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat ber-
perilaku hidup bersih dan sehat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta
mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 9
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan


kesehatan (SK Menkes No. 1193/Menkes/SK/X/2004). Mengacu pada
pengertian promosi kesehatan masyarakat tersebut, maka upaya promosi
kesehatan pada prinsipnya adalah memberdayakan masyarakat agar mampu
secara mandiri meningkatkan kesehatannya serta mencegah terjadinya
masalah kesehatan, melalui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan-aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.

2. Tujuan

Tujuan umum:
Meningkatnya PHBS individu, keluarga, kelompok-kelompok dan
masyarakat serta berperan aktif dalam setiap gerakan kesehatan
masyarakat melalui upaya promosi kesehatan yang terintegrasi secara
lintas program, lintas sektor, swasta dan masyarakat.

Tujuan khusus:
a. Meningkatkan komitmen pembangunan berwawasan kesehatan dari
para penentu kebijakan dari berbagai pihak.
b. Meningkatkan kerjasama antar masyarakat, antar kelompok, serta antar
lembaga dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan.
c. Meningkatkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau
penyelenggara upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan.
d. Meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang efektif dengan mempertimbangan kearifan lokal.
e. Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan upaya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat dengan seluruh program dan sektor terkait,
di pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta puskesmas, mengacu pada
rencana strategis kementerian kesehatan.

3. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Sasaran strategis promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, adalah:


a Meningkatkan Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
b Meningkatkan Pembiayaan Kegiatan Promotif Preventif
c Meningkatkan upaya peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 10
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

Mengacu pada pencapaian sasaran strategis tersebut, maka Kebijakan


Nasional Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, meliputi:
a Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan dalam mewujudkan perilaku
hidup bersih dan sehat dalam pencapaian tujuan pembangunan
berwawasan kesehatan.
b Menempatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan.
c Melaksanakan peningkatan akses informasi dan edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab.
d Memantapkan peran serta masyarakat, kelompok-kelompok potensial,
termasuk swasta / dunia usaha dalam pembangunan kesehatan.
e Melaksanakan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
secara holistik dan terpadu.
f Melaksanakan peningkatan kapasitas serta kualitas upaya promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

4. Strategi Promosi Kesehatan

Pengembangan strategi dasar promosi kesehatan secara nasional mengacu


pada strategi health promotion yang ada di dalam the Ottawa Charter tahun
1986, yaitu. Advokasi (advocacy), memampukan atau memperkuat (empower)
dan mediasi (mediate). Selanjutnya, ada lima ruang lingkup promosi kesehatan
berdasarkan Ottawa Charter (1986) tersebut, yaitu:
a. Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan (bulid healthy
public policy), artinya mengupayakan para penentu kebijakan di berbagai
sector di setiap tingkatan administrasi agar menetapkan kebijakan yang
terkait dengan dampak kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya
dalam pembangunan nasional.
b. Menciptakan lingkungan sehat (create supportive environment for
health), artinya setiap sector dalam melaksanakan kegiatannya/program
kerjanya merealisasikan terwujudnya lingkungan sehat yang meliputi
lingkungan fisik, sosial – budaya, pendidikan, politik maupun keamanan.
Sehingga masyarakat termotivasi untuk melakukan upaya-upaya yang
positif bagi kesehatannya.
c. Memperkuat gerakan masyarakat (strengthen community actionfor
health), artinya memberikan dukungan terhadap kegiatan masyarakat
agar lebih berdaya (tahu, mau dan mampu) mengendalikan faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan.
d. Mengembangkan keterampilan individu (develop personal skills),
artinya mengupayakan agar masyarakat tahu, mampu dan mau membuat
keputusan yang efektif dalam upaya memelihara, meningkatkan serta
mewujudkan kesehatannya melalui pemberian informasi, pendidikan dan
pelatihan yang memadai.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 11
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

e. Reorientasi sistem pelayanan kesehatan (reorient health services),


artinya mengubah pola pikir serta sistem pelayanan kesehatan masyarakat
agar lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif yang didukung
upaya kuratif dan rehabilitatif. Promosi kesehatan, menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, yakni seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan yaitu
sisi pelayanan medis teknis dan sisi promosi kesehatan.

Dalam kebijakan nasional promosi kesehatan, ada empat strategi nasional


promosi kesehatan, yaitu:
a Advokasi (advocacy) lebih diarahkan pada sasaran tersier yang
mempunyai potensi memberikan dukungan kebijakan dan sumberdaya
dalam upaya pemberdayaan masyarakat adalah RT, RW, Kepala Desa,
Lurah, Camat, Bupati/Walikota, BPD, DPRD.
b Bina suasana (social support) lebih diarahkan pada sasaran sekunder yaitu
lintas program, petugas kesehatan, kader, tokoh masyarakat, tokoh
agama, tokoh adat, TP-PKK, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi
Keagamaan, Pramuka, Organisasi Pemuda, Organisasi Profesi, Kelompok-
kelompok Peduli Kesehatan, Media Massa, Lintas Sektor, Swasta/Dunia
Usaha.
c Gerakan pemberdayaan masyarakat (empowerment) lebih diarahkan
pada sasaran primer yaitu individu, keluarga dan kelompok masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu strategi efektif untuk
meningkatkan pengetahuan, kemauan, kemampuan dan partisipasi
masyarakat dalam meningkatkan status kesehatannya, melalui
pemberian pengalaman proses belajar secara bertahap, pemberian
pendelegasian wewenang, sesuai sosial budaya setempat dengan
mengoptimalkan potensi yang dimiliki masyarakat setempat.
d Kemitraan, merupakan strategi yang memperkuat ketiga strategi tersebut
diatas, sehingga penerapan strategi promosi kesehatan lebih efektif dan
efisien.

Strategi merupakan suatu taktik untuk mencapai tujuan yang akan dicapai,
sehubungan dengan itu penerapan strategi dalam pelaksanaan promosi
kesehatan di daerah terutama di puskesmas, harus mengacu pada situasi dan
kondisi setempat (kearifan lokal).

5. Indikator Kinerja Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019


dan Penetapan Kinerja Pusat Promosi Kesehatan, ada lima indikator kinerja
promosi kesehatan dalam mencapai sasaran hasil program, yaitu:

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 12
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

1. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan


kesehatan
2. Persentase Kabupaten /Kota yang memiliki
kebijakan PHBS
3. Desa yang memanfaatkan dana desa/ kelurahan
minimal 10 persen untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM)
4. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya
untuk program kesehatan
5. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang
memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan

KINERJA PROMOSI KESEHATAN


DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 2015-2019

NO Indikator Kegiatan Target


2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah kebijakan publik yang
3 3 3 3 3
berwawasan kesehatan
2 Persentase Kab/kota yang memiliki
40 50 60 70 80
kebijakan PHBS
3 % desa yang memanfaatkan dana desa
minimal 10 persen untuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat 10 20 30 40 50
(UKBM)
4 Jumlah dunia usaha yang
memanfaatkan CSR-nya untuk program
4 8 12 16 20
kesehatan
5 Jumlah organisasi kemasyarakatan yang
memanfaatkan sumber dayanya untuk
3 6 9 12 15
mendukung kesehatan

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 13
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

KINERJA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


PUSAT DAN DEKONSENTRASI

TARGET PROVINSI
INDIKATOR TARGET NASIONAL
NO DAN KAB/KOTA
KINERJA UTAMA
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

1 Jumlah kebijakan publik yang 3 3 3 3 3 68


berwawasan kesehatan
2 Persentase Kab/kota yang 40 50 60 70 80 10
memiliki kebijakan PHBS
3 Persentase desa yang 10 20 30 40 50 10
memanfaatkan dana desa 10%
untuk UKBM
4 Jumlah dunia usaha yang 4 8 12 16 20 68
memanfaatkan CSR-nya untuk
program kesehatan
5 Jumlah organisasi 3 6 9 12 15 68
kemasyarakatan yang
memanfaatkan sumber dayanya
untuk mendukung kesehatan

Catatan: Kinerja Pusat di Jabarkan ke Kinerja Provinsi dan Kab/Kota

Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama Promosi Kesehatan

1. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan


kesehatan
Adalah jumlah kebijakan yang dibuat oleh pusat baik oleh Kementerian
Kesehatan maupun sektoral berupa Peraturan Presiden, Peraturan
Menteri, Instruksi Menteri, Surat Edaran Menteri, Surat Keputusan
Bersama Menteri yang mendukung kesehatan khususnya dalam upaya
peningkatan perilaku sehat dan kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat (Kebijakan baru yang dibuat oleh Sektoral).

Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (tingkat provinsi)


Adalah jumlah kebijakan yang berasal dari pemerintah provinsi yang
mendukung program kesehatan berupa kebijakan/peraturan/surat
edaran/surat himbuan/peraturan gubernur/instruksi

2. Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki


Kebijakan PHBS
Adalah persentase kabupaten dan kota yang membuat kebijakan yang
mendukung PHBS minimal 1 kebijakan baru per tahun
(Kebijakan yg mendukung kesehatan/PHBS/perilaku sehat adalah
kebijakan dalam bentuk Peraturan Daerah, Peraturan Bupati/Walikota,
Instruksi Bupati/Walikota, Surat Keputusan Bupati/Walikota, Surat
Edaran/Himbauan Bupati/Walikota pada tahun tersebut)
*) Target merupakan akumulasi dari tahun sebelumnya.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 14
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

3. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa


minimal 10 persen untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM)
Adalah persentase desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10 persen
untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dibagi total
jumlah desa) kali 100%
*) Target merupakan akumulasi dari tahun sebelumnya
Catatan :
• 10 persen dari dana non fisik (60% dari dana desa)
• UKBM yang dimaksud adalah wahana pemberdayaan masyarakat
dibidang kesehatan, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat,
dikelola oleh, dari, untuk dan Bersama masyarakat, dengan bimbingan
dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya

4. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya


untuk program kesehatan.
Adalah jumlah dunia usaha yang melakukan kerjasama (MOU) dengan
Kementerian Kesehatan dalam mendukung program kesehatan

5. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang


memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan
Adalah jumlah organisasi kemasyarakatan yang melakukan kerjasama
(MOU) dengan Kementerian Kesehatan dalam mendukung program
kesehatan

B. Pokok Bahasan 2 : Kebijakan Puskesmas

1. Pengertian Puskesmas

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas


dijelaskan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.

2. Tujuan pembangunan kesehatan di puskesmas

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk


mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau
pelayanan kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki
Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 15
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat.

3. Fungsi Puskesmas

Dalam melaksanakan tugasnya, muskesmas mempunyai dua fungsi utama


yaitu :
a. Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama
serta
b. Penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.

4. Prinsip Puskesmas

Ada enam prinsip penyelenggaraan Puskesmas, yaitu:


a. Paradigma sehat
b. Pertanggungjawaban wilayah;
c. Kemandirian masyarakat;
d. Pemerataan;
e. Teknologi tepat guna;
f. Keterpaduan dan kesinambungan.

 Berdasarkan prinsip paradigma sehat adalah puskesmas mendorong


seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya
mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
 Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban wilayah adalah puskesmas
menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya.
 Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat adalah puskesmas
mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
 Berdasarkan prinsip pemerataan adalah puskesmas menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status
sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
 Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna adalah puskesmas
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah
dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
 Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan adalah puskesmas
mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP
lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang
didukung dengan manajemen Puskesmas.
Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 16
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

5. Upaya Kesehatan di Puskesmas

Upaya kesehatan di puskesmas diarahkan untuk mencapai tujuan


pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mewujudkan
kecamatan sehat. Penyelenggaraan upaya kesehatan di puskesmas meliputi
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP).

Dalam menyelenggarakan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya,


Puskesmas berwenang untuk:

a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan


masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat;
f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
i. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.

Selanjutnya, dalam menyelenggarakan UKP tingkat pertama di wilayah


kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:

a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,


berkesinambungan dan bermutu;
b. menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
c. menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
d. menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 17
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

e. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan


kerja sama inter dan antar profesi;
f. melaksanakan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
i. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
j. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.
Upaya kesehatan esensial yang harus diselenggarakan di Puskesmas, meliputi:
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. pelayanan gizi; dan
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut harus diselenggarakan oleh


setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten/kota bidang kesehatan.
Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 tersebut,
promosi kesehatan merupakan salah satu upaya kesehatan esensial yang
harus dilaksanakan oleh Puskesmas.

Selain dari pada itu, puskesmas juga melaksanakan upaya kesehatan


masyarakat pengembangan yaitu upaya kesehatan masyarakat yang
kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di masing-masing Puskesmas.

C. Pokok Bahasan 3: Program Keluarga Sehat.

Salah satu issu terkini yang merupakan kebijakan dalam upaya peningkatan status
kesehatan masyarakat adalah melalui program pemberdayaan keluarga sehat.
Pelaksanaan program pemberdayaan keluarga sehat, terintegrasi dengan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan yang dilakukan di dalam
dan di luar gedung, dengan target sasaran keluarga secara berkesinambungan
serta berdasarkan pada data dan informasi dari profil kesehatan keluarga. Dalam
mewujudkan kecamatan sehat ada beberapa indikator upaya kesehatan yang
Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 18
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

dilakukan puskesmas yaitu: 1) Indikator pembangunan wilayah kesehatan


berwawasan kesehatan dan UKM adalah indeks masyarakat sehat; 2) Indikator
pemberdayaan masyarakat dan pemperdayaan keluarga adalah UKBM dan Indeks
Keluarga Sehat; 3) Indikator pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama
(UKP) adalah Indeks individu sehat.

Program pemberdayaan keluarga sehat, sebenarnya merupakan program atau


upaya kesehatan yang sudah dilakukan oleh petugas puskesmas, misalnya:
melalui upaya kesehatan ibu dan anak melalui program P4K, PWS-KIA, selain itu
kegiatan promosi kesehatan melalui program Peningkatan PHBS di beberapa
tatanan termasuk tatanan rumah tangga, kegiatan PHN (Public Health Nursing),
Program Immunisasi/UCI, Posyandu, Poskestren, Posbindu PTM, Desa/Kelurahan
Siaga Aktif, Surveilance Berbasis Masyarakat, Gerakan Pengendalian DBD, Gebrak
Malaria, Gerakan Jumat Bersih, GSI, dll. Namun, saat ini program pemberdayaan
keluarga sehat merupakan upaya pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan,
yang mengacu pada kondisi serta permasalahan kesehatan yang ada di setiap
keluarga.
Dalam kegiatan ini, petugas puskesmas akan bersifat pro-aktif melakukan
pendataan, analisa masalah kesehatan keluarga, melakukan intervensi upaya
kesehatan pada keluarga sesuai dengan kondisi dan permasalahan kesehatan
yang ada di keluarga tersebut, serta melakukan upaya pemberdayaan keluarga
agar mampu mengoptimalkan potensinya untuk melakukan upaya pencegahan
dan upaya peningkatan status kesehatannya secara mandiri. Dalam upaya
pemberdayaan keluarga, peran promosi kesehatan sangat penting, terutama
dalam melakukan intervensi perubahan perilaku di keluarga tersebut, sehingga
mau dan mampu menerapkan perilaku sehat dalam meningkatkan status
kesehatannya.
Oleh sebab itu, petugas puskesmas terutama Kepala Puskesmas perlu memiliki
pemahaman tentang upaya promosi kesehatan dalam mendukung pelaksanaan
program keluarga sehat di puskesmas.

1. Pengertian

Program pemberdayaan keluarga sehat, sering juga disebut dengan program


pemberdayaan keluarga sehat merupakan upaya pemberdayaan individu dan
keluarga yang terintegrasi dengan upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh petugas puskesmas secara pro-aktif kepada setiap keluarga yang ada di
wilayah kerjanya, berdasarkan kondisi dan permasalahan kesehatan yang ada
pada profile kesehatan setiap keluarga.

2. Tujuan

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 19
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

Secara umum tujuan program pemberdayaan keluarga sehat adalah


meningkatkan akses keluarga yang ada di wilayah kerja puskesmas terhadap
pelayanan kesehatan yang komprehensif, baik yang bersifat promotif dan
preventif serta kuratif.

Selanjutnya, secara khusus tujuan program pemberdayaan keluarga sehat


adalah:
a. Memberdayakan keluarga untuk melakukan identifikasi masalah
kesehatannya, sehingga dapat menemu kenali kondisi kesehatan keluarga
yang sesungguhnya.
b. Memberdayakan keluarga untuk melakukan identifikasi penyebab
terjadinya masalah kesehatannya, sehingga dapat menemu kenali faktor-
faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan yang ada di keluarganya.
c. Memberdayakan keluarga untuk melakukan identifikasi upaya
mengatasi penyebab terjadinya masalah kesehatan yang ada dalam
keluarganya beserta potensi yang dimilikinya untuk mendukung upaya
mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.
d. Meningkatkan peran serta dan potensi keluarga dalam
mendukung peningkatan status kesehatan masyarakat di wilayah kerja
puskesmas.
e. Mendukung pencapaian SPM Kabupaten/Kota Sehat
f. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
g. Mendukung tercapainya Program Indonesia Sehat

3. Sasaran

Sasaran program pemberdayaan keluarga sehat, adalah :


a. Sasaran utama atau sasaran primer adalah individu dan keluarga
yang ada di wilayah kerja puskesmas.
b. Sasaran pelaksana program atau sasaran sekunder adalah
individu atau kelompok yang mempunyai potensi mendukung upaya
pemberdayaan keluarga sehat di wilayah kerja puskesmas, yaitu petugas
kesehatan, kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, TP. PKK,
Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Keagamaan, Organisasi Profesi,
Organisasi Pemuda, Organisasi Profesi, Kelompok-kelompok Peduli
Kesehatan, Lintas Sektor, Swasta/Dunia Usaha, dll.
c. Sasaran pendukung program pemberdayaan keluarga sehat atau
sasaran tersier adalah pengambil keputusan atau penentu kebijakan yang
mempunyai potensi memberikan dukungan kebijakan dan sumberdaya
terhadap pelaksanaan program keluarga sehat yang ada di wilayah kerja
puskesmas tersebut, yaitu: Ketua RT, Ketua RW/Dusun/Lingkungan,
Kepala Desa/Lurah, BPMD, Camat, Ketua TP. PKK, dll.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 20
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

4. Program pemberdayaan keluarga sehat

Program pemberdayaan keluarga sehat merupakan integrasi UKM dan UKP


yang dilakukan melalui pendekatan keluarga. Indikator Keluarga Sehat
meliputi:
A. Program Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak :
1) Keluarga mengikuti program KB (keluarga berencana)
2) Ibu hamil memeriksakan kehamilannya (ANC) sesuai standar
3) Balita mendapatkan Imunisasi lengkap
4) Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan
5) Pemantuan pertumbuhan balita
B. Program Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular:
6) Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar
7) Penderita hipertensi yang berobat teratur
C. Perilaku sehat:
8) Tidak ada anggota keluarga yang merokok
9) Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN
D. Rumah/Lingkungan Sehat:
10) Mempunyai sarana air bersih
11) Menggunakan jamban keluarga
E. Kesehatan Jiwa:
12) Anggota keluarga akses dalam pelayanan kesehatan jiwa
Selanjutnya, ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan program
pemberdayaan keluarga sehat, yang dilakukan oleh petugas puskesmas, yaitu:
1) Pendataan seluruh keluarga yang ada dalam wilayah
kerja puskesmas. Pendataan status kesehatan keluarga mengacu pada 20
indikator keluarga sehat dengan menggunakan data kesehatan keluarga
(family folder).

Bentuk format rekapitulasi data kesehatan keluarga adalah sebagai


berikut:

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 21
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

Cara pengisian format data kesehatan keluarga (family folder) adalah


sebagai berikut:

• Kotak yang berwarna gelap tidak diisi karena tidak sesuai dengan
anggota keluarga
• Kotak yang kosong diisi sebagai berikut:
– N: Negatif, bila tak layak isi, misalnya dalam keluarga tersebut
tidak ada yang menderita tuberculosis, maka pada kolom TB
ditulis NA
– Y: ya, bila sesuai dengan yang tertulis
– T: tidak, bila tidak sesuai dengan yang tertulis

Format Rekapitulasi Data Kesehatan Keluarga


Indikator Suami Istri Balita by 0-6 bl Keluarga
Keluarga mengikuti program KB N N N
Ibu hamil memeriksakan ANC sesuai standar N
Balita mendapat Imunisasi lengkap Y 1
Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan Y 1
Pemantuan pertumbuhan balita Y Y 1
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar N N N
Penderita hipertensi yang berobat teratur Y N 1
Tidak ada anggota keluarga yang merokok T Y 0
Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN Y Y Y Y 1
Mempunyai sarana air bersih 1
Menggunakan jamban keluarga 1
Anggota keluarga akses dalam pelayanan
kesehatan jiwa T T 0
Jumlah indikator Y (ya) 7
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 7/9

Rekapitulasi Data Kesehatan Keluarga di tingkat Desa/Kelurahan,


sebagai berikut:
Rekapitulasi Data Keluarga Sehat Tingkat Desa
Nomer Indikator RW 1 RW 2 RW 3 RW 4 Desa A.
1 Keluarga mengikuti program KB 82.7 46.4 92.2 95.1 79.1
2 Ibu hamil memeriksakan ANC sesuai standar 30.8 31.3 25.7 11.8 24.9
3 Balita mendapat Imunisasi lengkap 80.6 61.0 62.1 71.2 68.7
4 Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan 27.9 69.6 43.1 16.7 39.3
5 Pemantuan pertumbuhan balita 99.0 65.2 68.9 98.0 82.8
6 Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 74.8 40.8 41.0 22.9 44.9
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur 21.2 40.9 38.6 45.9 36.6
8 Tidak ada anggota keluarga yang merokok 22.8 27.5 57.5 91.0 49.7
9 Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN 69.0 63.7 58.3 73.3 66.1
10 Mempunyai sarana air bersih 80.6 61.0 62.1 71.2 68.7
11 Menggunakan jamban keluarga 74.8 40.8 41.0 22.9 44.9
Anggota keluarga akses dalam pelayanan
12 91.2 90.9 98.6 95.9 94.1
kesehatan jiwa
Jumlah IKS = 1 30 71 10 35 146
Jumlah KK 278 366 225 387 1256
IKS Desa 10.8 19.4 4.4 9.0 11.6

2) Pembuatan profile keluarga sehat yang ada di wilayah


kerja puskesmas.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 22
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

Pembuatan profile keluarga sehat tingkat kecamatan dilakukan dengan


cara melakukan rekapitulasi data kesehatan keluarga yang dikumpulkan
dari tingkat desa/kelurahan, yaitu sebagai berikut:

Rekapitulasi Data Keluarga Sehat Tingkat Puskesmas

Indikator Desa A Desa B Desa C Desa D Puskesmas


Keluarga mengikuti program KB 79.1 56.3% 62.7% 68.9% 66,75%
Ibu hamil memeriksakan ANC sesuai standar 24.9 87.4% 95.4% 90.1% 74,45%
Balita mendapat Imunisasi lengkap 68.7 62.2% 71.3% 68.8% 67,75%
Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan 39.3 74.2% 73.9% 77.6% 66,25%
Pemantuan pertumbuhan balita 82.8 45.0% 70.1% 54.3% 63,05%
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 44.9 53.7% 78.0% 64.5% 60,27%
Penderita hipertensi yang berobat teratur 36.6 13.4% 8.3% 6.2% 16,12%
Tidak ada anggota keluarga yang merokok 49.7 85.5% 75.3% 74.5% 71,25%
Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN 66.1 69.9% 51.2% 64.6% 62,95%
Mempunyai sarana air bersih 68.7 89.4% 92.9% 94.4% 86,35%
Menggunakan jamban keluarga 44.9 48.5% 56.7% 90.1% 60,05%
Anggota keluarga akses dalam pelayanan
94.1 78.9% 85.9% 85.1%
kesehatan jiwa 86,00%
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 10.80% 11.30% 5.20% 3.70% 7.6%

3) Melakukan analisis data kesehatan keluarga.


4) Merumuskan masalah kesehatan yang ada dalam
keluarga serta menetapkan masalah prioritas yang akan dilakukan
intervensi mengatasinya.
5) Menyusun rencana kegiatan dalam upaya mengatasi
masalah kesehatan prioritas.
6) Melaksanakan upaya kesehatan keluarga, sesuai
dengan rencana yang telah dibuat.
7) Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan keluarga sehat di wilayah kerja puskesmas.
8) Melakukan penilaian hasil kegiatan pemberdayaan
keluarga sehat di wilayah kerja puskesmas.
9) Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan
program pemberdayaan keluarga sehat, mengacu pada SP2TP atau bisa
juga puskesmas mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Keluarga/
SIKKA, yang menjadi subsitem SP2TP.
10) Melakukan sosialisasi program pemberdayaan keluarga
sehat kepada Lintas Sektor di tingkat Kecamatan, Pemerintah Daerah
/Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta berbagai pihak terkait lainnya.

5. Upaya promosi kesehatan dalam mendukung program keluarga sehat di


puskesmas.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 23
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

a. Tujuan :
 Meningkatnya kemampuan individu, keluarga dan
masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya, beserta faktor-
faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan tersebut, upaya
mengatasinya dengan mengotimalkan potensi yang dimilikinya serta
melakukan upaya pencegahan terhadap terjadinya masalah kesehatan
dengan cara mnerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

 Meningkatkan peran individu, keluarga dan


masyarakat dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat dalam
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatannya secara mandiri
melalui pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.

 Meningkatkan sumberdaya upaya promosi


kesehatan dalam mewujudkan keluarga sehat di wilayah kerja
puskesmas.

 Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan di


wilayah kerja puskesmas.

b. Upaya promosi kesehatan dalam mendukung program


pemberdayaan keluarga sehat

1) Meningkatkan kompetensi petugas puskesmas dalam


melakukan kegiatan KIE melalui pendekatan Komunikasi perubahan
Perilaku (KPP).
2) Melaksanakan serangkaian kegiatan KPP
Pemberdayaan Keluarga Sehat, secara terintegrasi dengan UKP dan
UKM di puskesmas.
3) Mengembangkan dan menggunakan berbagai jenis
media KIE, mendukung kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat.
4) Menggunakan serta mengoptimalkan berbagai jenis
saluran komunikasi yang ada di wilayah kerja puskesmas dalam
pelaksanaan kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat.
5) Melakukan pendekatan serta menjalin kemitraan
dengan tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi
profesi, lintas sektor, swasta/dunia usaha serta kelompok potensial
lainnya untuk mendukung kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga
Sehat.
6) Melakukan advokasi kepada pimpinan wilayah agar
memberikan dukungan kebijakan dan sumberdaya, sehingga kegiatan

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 24
Materi Dasar 1:
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

KPP Pemberdayaan Keluarga Sejat dapat berjalan dengan lancar serta


bisa mencapai tujuan yang diharapkan.
7) Melakukan penggerakan UKBM yang ada di wilayah
kerja puskesmas agar lebih aktif mendukung kegiatan KPP
Pemberdayaan Keluarga Sehat di wilayah kerja puskesmas.

VII. Referensi
1. Locker, David. Social Determinants of Health and Disease dalam buku
Graham Scambler (ed) Sociology as Applied to Medicine, London: Saunders,
2004
2. Pusat Promosi Kesehatan, Kemkes, Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
Kemkes RI, Jakarta, 2006
3. Pusat Promosi Kesehatan, Promosi Kesehatan Komitmen Global Dari Ottawa-
Jakarta-Nairobi Menuju Rakyat Sehat, 2009
4. Permenkes, Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskemas, Kemenkes, Jakarta,
2014
5. Kemkes. RI, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019,
Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015,
Jakarta, 2015.
6. Pusat Promosi Kesehatan, Kebijakan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat Tahun 2015-2019, Jakarta, 2015.
7. Kemenkes RI, Renstra Tahun 2015-2019.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas, Th. 2015 25

Anda mungkin juga menyukai