MATERI DASAR I
KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA SEHAT
DENGAN PENDEKATAN KELUARGA
DESKRIPSI SINGKAT
Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan pelindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Pelaksanakan Program Indonesia Sehat diselenggarakan melalui pendekatan
keluarga, yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga,
berdasarkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga.
TUJUAN PEMBELAJARAN
BAHAN BELAJAR
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak waktu: 2 Jpl (T=1; P=1;
PL=0) @ 45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-
langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut :
Langkah 1. Perkenalan
Memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengajak peserta untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran
Langkah 2. Penyamaan Persepsi
Menanyakan pemahaman peserta terkait dengan materi yang akan
disampaikan
Langkah 3. Menjelaskan bahasan dan pokok bahasan
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menjelaskan bahasan dan pokok bahasan
Mempersilahkan semua peserta untuk melakukan klarifikasi jika ada yang
belum jelas
Langkah 4. Menjelaskan materi
Fasilitator menjelaskan materi sesuai bahasan dan pokok bahasan
Fasilitator mempersilahkan semua peserta untuk bertanya atau
melakukan klarifikasi jika ada yang belum jelas
Fasilitator memberikan jawaban untuk pertanyaan peserta dan memberi
reinforcement positif untuk peserta yang bertanya
Fasilitator membuat rangkuman bersama-sama peserta diakhir proses
pembelajaran, agar terjadi proses yang dinamis
Mengakhiri sesi dengan tepuk tangan bersama
Fasilitator mengucapkan salam
URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN 1
KONSEP PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN
KELUARGA
Pembangunan Kesehatan
Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. (UU 25 Tahun 2004 Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional).
Paradigma Sehat
Berdasarkan prinsip paradigma sehat, Puskesmas wajib mendorong seluruh
pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan
mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Paradigma adalah cara pandang orang terhadap diri dan
lingkungannya, yang akan mempengaruhinya dalam berfikir (kognitif), bersikap
(afektif), dan bertingkah laku (psikomotorik). Paradigma juga dapat berarti
seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang
realitas di sebuah komunitas. Dengan demikian, Paradigma Sehat dapat
didefinisikan sebagai cara pandang, asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang
mengutamakan upaya menjaga dan memelihara kesehatan, tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Dengan Paradigma Sehat maka orang-orang yang sehat akan diupayakan agar
tetap sehat dengan menerapkan pendekatan yang holistik. Selama ini cara
pandang, asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang berlaku tampaknya masih
Satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak)
sebagaimana dinyatakan dalam kartu keluarga. Keluarga yang terdapat kakek dan
atau nenek atau individu lain dalam satu rumah tangga, maka rumah tangga
tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Suatu keluarga dinyatakan sehat
atau tidak digunakan beberapa penanda atau indikator. Dalam rangka
pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya dua belas
indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas
indikator utama tersebut adalah sebagai berikut :
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa
forum-forum berikut.
1. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group
discussion (FGD) melalui Dasawisma dari PKK.
3. Kesempatan konseling di UKBM-UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan
lain-lain).
4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug
desa, selapanan, dan lain-lain.
Pelaksanaan Pendekatan dilakukan minimal di satu desa secara utuh mulai dari
RT, RW, Desa yang meliputi semua tahapan pendekatan keluarga yaitu
pendataan, analisa, identifikasi, intervensi dan maintenance.
POKOK BAHASAN 2
PENGUATAN PUSKESMAS DENGAN PENDEKATAN KELUARGA YANG
HOLISTIK
Pengenalan SPM
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yg berhak diperoleh setiap
warga secara minimal. SPM diarahkan untuk pelayanan dasar yang terkait
dengan kebutuhan pokok masyarakat
Esensi SPM adalah :
SPM merupakan standar minimum pelayanan dasar yang wajib disediakan oleh
Pemda kepada masyarakat.
Adanya SPM akan menjamin minimum pelayanan dasar yang berhak diperoleh
masyarakat Indonesia dari Pemerintah
Bagi Pemda: SPM dapat dijadikan tolok ukur (benchmark) dalam penentuan
biaya yang diperlukan untuk membiayai penyediaan pelayanan.
Bagi masyarakat : SPM akan menjadi acuan mengenai kualitas dan kuantitas
suatu pelayanan dasar yang disediakan oleh Pemda.
SPM harus mampu menjamin terwujudnya hak-hak individu serta dapat
menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan dasar yang wajib disediakan
Pemda sesuai ukuran yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Tujuan SPM :
Panduan dari pemerintah pusat untuk daerah dalam memberikan pelayanan
esensial
Alat pemerintah pusat dalam memastikan bahwa setiap WNI memperoleh
pelayanan esensial yang sama
Jika disimak indikator untuk Indeks Keluarga Sehat, dapat diketahui bahwa dari 12
SPM tersebut di atas, sebanyak tujuh SPM akan dapat dicapai atau didukung
pencapaiannya dengan diterapkannya pendekatan keluarga. Ketujuh indikator
yang akan mendukung tercapainya SPM tersebut adalah:
1. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
2. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
3. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
4. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
5. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
6. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
7. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
Dengan demikian, bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, pendekatan keluarga
merupakan salah satu cara yang sangat besar artinya bagi terlaksananya SPM
Bidang Kesehatan. Jika SPM menghendaki cakupan pelayanan secara universal
(total coverage), demikian pun dengan pendekatan keluarga. Dalam pendekatan
keluarga, Puskesmas harus mendata seluruh (total coverage) dari keluarga yang
ada di wilayah kerjanya dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi
setiap anggota keluarga.
Penguatan UKBM
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non
instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar
mampu mengidentifi kasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki,
merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
setempat. (Permenkes No. 65 th 2013 tentang pedoman pelaksanaan dan
pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan)
pengelolaan Desa atau Kelurahan Siaga Aktif, Forum Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif serta Pengelola Desa atau Kelurahan Siaga Aktif
Pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah ini tidak berarti mematikan UKBM-
UKBM yang ada, tetapi justru untuk memperkuat UKBM-UKBM yang selama ini
dirasakan masih kurang efektif.
Germas
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah suatu tindakan yang sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup.
Tujuan umum dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah untuk: (a)
menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian
maupun kecacatan; (b) menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan
karena meningkatnya penyakit; (c) menghindarkan terjadinya penurunan
produktivitas penduduk; dan (d) menghindarkan peningkatan beban finansial
penduduk untuk pengeluaran kesehatan.
Adapun tujuan khusus dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gaya hidup sehat dalam upaya di
bawah payung aksi promotif dan preventif serta menurunkan faktor risiko utama
penyakit menular dan tidak menular terutama melalui meningkatkan aktifitas fisik
teratur dan terukur, konsumsi sayur dan buah dan melakukan deteksi dini penyakit
Penguatan P2PTM
Penyakit Tidak Menular (PTM) utama (kardiovaskuler, kanker, diabetes melitus, penyakit
paru obstruktif kronik dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan) terutama di
negara berkembang telah mengalami peningkatan dengan cepat sehingga berdampak
pada peningkatan angka kesakitan dan kematian. Global Status Report on NCD World
Health Organization (WHO) tahun 2010 melaporkan bahwa 60% penyebab kematian
semua umur di dunia adalah karena PTM. Di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1995-
2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%.
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 dan 2013 menunjukkan bahwa telah terjadi
peningkatan secara bermakna, diantaranya prevalensi penyakit stroke meningkat dari 8,3
per mil pada 2007 menjadi 12,1 per mil pada 2013. Tingginya prevalensi bayi dengan
BBLR (10%, tahun 2013) dan lahir pendek (20%, tahun 2013), serta tingginya stunting
pada anak balita di Indonesia (37,2%, 2013) perlu menjadi perhatian oleh karena
berpotensi pada meningkatnya prevalensi obese yang erat kaitannya dengan peningkatan
kejadian PTM. Data disabilitas berdasarkan provinsi menurut Riskesdas tahun 2013
menunjukkan, prevalensi penduduk dengan disabilitas tertinggi adalah Sulawesi Selatan
(23,8%) dan terendah adalah Papua Barat (4,6%). Penyebab disabilitas tertinggi di
Indonesia pada kelompok umur 24 59 bulan yaitu Disabilitas Netra, Disabilitas Wicara,
Sindroma Down, Disabilitas Daksa, Bibir Sumbing, Disabilitas Rungu, Disabilitas Grahita
dan Cerebral Palsy. Dengan demikian, pencegahan dan pengendalian PTM juga perlu
mengintegrasikan dengan upaya-upaya yang mendukung 1000 hari pertama kehidupan
(1000 HPK) melalui pendekatan keluarga secara holistik.
Pencegahan dan pengendalian PTM yang efektif membutuhkan interaksi efektif antar
fasilitas pelayanan kesehatan dari tingkat primer hingga tingkat rujukan, yang meliputi
pelayanan promotif, preventif, kuratif, paliatif dan rehabilitatif terhadap kasus-kasus
PTM. Pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai titik tumpu perkuatan dari seluruh
aktivitas yang berjalan secara efektif merupakan kunci keberhasilan penanggulangan
PTM. Dengan demikian, seluruh fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
kesehatan bagi perempuan terhadap kanker leher rahim dilakukan dengan pemberian
Vaksinasi HPV. Untuk pemeriksaan payudara dikenal dengan SADANIS (Pemeriksaan
Payudara Klinis) karena dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk menemukan
benjolan payudara sedini mungkin agar secepatnya dapat dilakukan tindakan.
Penanggulangan gangguan fungsional dilaksanakan dengan memperkuat layanan
rehabilitatif di Puskesmas dan destigmatisasi para penyandang disabilitas di masyarakat
melalui upaya peningkatan edukasi dan advokasi sehingga para penyandang disabilitas
memiliki kesamaan dan kesempatan akses yang selayaknya.
POKOK BAHASAN 3
KONSEP JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
POKOK BAHASAN 4
KONSEP KORUPSI DAN ANTIKORUPSI
Korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan merusak, berdasarkan kenyataan
tersebut perbuatan korupsi menyangkut: sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan
keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah,
penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor
ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan
di bawah kekuasaan jabatan.
Ada 6 ciri korupsi adalah sebagai berikut:
1. Dilakukan oleh lebih dari satu orang;
2. Merahasiakan motif; ada keuntungan yang ingin diraih;
3. Berhubungan dengan kekuasaan/ kewenangan tertentu;
4. Berlindung di balik pembenaran hukum;
5. Melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum
6. Mengkhianati kepercayaan
Penyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan faktor eksternalpri: Faktor internal
merupakan penyebab korupsi yang datangnya dari diri pribadi atau individu,
sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem.
Nilai-nilai anti korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk dapat
mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak terjadi. Untuk mencegah terjadinya
faktor eksternal, selain memiliki nilai-nilai anti korupsi, setiap individu perlu
memahami dengan mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yaitu akuntabilitas,
transparansi, kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan dalam suatu organisasi/
institusi/ masyarakat. Oleh karena itu hubungan antara prinsip-prinsip dan nilai-
nilai anti korupsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.