ISBN 978-602-416-413-3
Kami menyambut baik kehadiran Buku Puskesmas Melayani Sepenuh Hati. Buku ini
kami harapkan mampu menggugah dan memperkuat semangat para petugas
Puskesmas dan para pemangku kepentingan dalam upaya memberikan pelayanan
terbaik bagi masyarakat. Kiranya buku ini, yang telah dilengkapi dengan implementasi
praktik yang baik dari beberapa Puskesmas dapat memudahkan pemahaman akan
konsep-konsep pelayanan prima dan sekaligus menjadi inspirasi yang dapat
direplikasi dan dikembangkan di Puskesmas lainnya khususnya dalam meningkatkan
kualitas pelayanan terkait dengan sumber daya manusia.
Akhirnya kami berharap, dengan adanya pembinaan yang baik dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota kepada Puskesmas, petugas Puskesmas dapat memahami diri dan
lebih bersemangat lagi dalam memberikan pelayanan. terbaik untuk menyehatkan dan
memandirikan masyarakat.
KATA PENGANTAR
Sebagai bacaan ringkas, buku ini tentu belum mampu mengupas secara detail dan
lengkap bagaimana petugas Puskesmas dapat melakukan pelayanan sepenuh hati.
Namun, secara garis besar pembaca akan dapat menangkap bagaimana
perubahan di Puskesmas yang harus dilakukan. Begitu juga bagaimana Dinas
Kesehatan akan memberikan dukungan agar semangat para petugas kesehatan
dapat terus dihidupkan.
Kami menyadari bahwa Buku Puskesmas Melayani Sepenuh Hati ini masih banyak
kekurangan dan perlu penyempurnaan. Oleh karena itu, masukan dan saran
perbaikan akan kami terima dengan senang hati. Kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dan membantu terselesaikannya buku ini, kami sampaikan ucapan
terima kasih. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
S A M BU TA N
K ATA P E N GA N TA R
DA F TA R I S I
A . P E N DA H U LUA N 1
B. P E LAYA NA N P R I M A 5
C. M E N U J U P E LAYA NA N P R I M A 9
1. CUSTOMIZED 9
2. COST 10
3. CONVINIENCE 12
4. COMMUNICATION 13
A. KNOWLEDGE 14
B. APPROVAL 16
C. INTENSION 18
D. PRACTICE 19
E. ADVOCATE TO OTHER 20
D. M E LAYA N I S E P E N U H H AT I 24
24
1 . JA D I LA H P E M I M P I N YA N G BA I K 24
2 . M E M B E R I K A N P E LAYA NA N S E P E N U H H AT I 28
E . P E M B I NA A N O L E H D I NA S K E S E H ATA N 30
Para penggiat kesehatan bukan hanya
bekerja sebagai profesi belaka.
Namun lebih kepada pengabdian
serta rasa peduli kepada masyarakat.
Salah satu penggiat kesehatan itu adalah
para tenaga kesehatan di Puskesmas.
Puskesmas merupakan garda terdepan
yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
Dengan segala daya upaya merangkul masyarakat
agar dapat hidup lebih sehat.
Berikut puisi
“Sang Penyehat Garda Terdepan”
kami persembahkan kepada seluruh petugas Puskesmas.
Tatkala kokok ayam beradu dengan sinar matahari
Derap langkah turut menyemarakkan pagi
Bersiap sepenuh hati
Sudut bibir mengembang penuh arti
A. PENDAHULUAN
Dalam menjamin hak kesehatan warga negara Indonesia, pemerintah telah berupaya
malakukan pemenuhan akses dan mutu pelayanan kesehatan. Sampai dengan Juli 2019
telah dibangun 10.062 Puskesmas yang tersebar di setiap kecamatan di seluruh Indonesia
yang terdiri dari 3.914 Puskesmas Rawat Inap dan 6.148 Puskesmas Non Rawat Inap. Dari
jumlah tersebut ada 7.610 Puskesmas telah mencapai status terakreditasi.
10.062
Puskesmas tersebar di setiap kecamatan di seluruh Indonesia
Puskesmas Puskesmas
3914 Rawat Inap 6148 Non-Rawat Inap
Di era keterbukaan dan kemudahan akses informasi melalui internet dan media
sosial yang semakin luas citra sebuah fasilitas termasuk Puskesmas dengan mudah
terbentuk dan tersebar berdasarkan pengalaman yang disampaikan masyarakat melalui
media sosial tersebut.
KOMPETENSI FASYANKES
PEMENUHAN KOMPETENSI
PROFESIONAL
PENGELOLAAN KOMPETENSI
MANAJERIAL
KOMPETENSI
INTER-PERSONAL
PERIJINAN
LINTAS
SEKTOR
LISENSI
SERTIFIKASI
Puskesmas Melayani Sepenuh Hati 3
Sejak tahun 2017 sampai dengan 2018 telah terbangun 338 Puskesmas melalui
DAK sik armasi yang telah sesuai dengan prototype Puskesmas dan telah memenuhi
seluruh persyaratan Puskesmas dari sisi sik. Ini merupakan bagian dari komitmen
pemerintah untuk memperkuat kompetensi Puskesmas khususnya di daerah tertinggal,
perbatasan dan kepulauan.
Kenyataannya, pemenuhan elemen sik atau input saja, tidak serta merta mampu
memberikan kepuasan kepada masyarakat. Faktor kualitas pelayanan yang bersentuhan
langsung dengan pelanggan, dalam hal ini masyarakat, perlu menjadi perhatian. Disinilah
sumber daya manusia berperan sangat penting dan menentukan dalam memberikan
pelayanan berkualitas yang sesuai dengan harapan pelanggannya sehingga mampu
melahirkan citra Puskesmas yang baik.
Buku ini akan mengulas hal-hal penting dalam peningkatan pelayanan dari sisi
hubungan interpersonal dan intra personal tenaga kesehatan di Puskesmas untuk
mewujudkan pelayanan prima yang lahir dari Puskesmas yang melayani sepenuh hati.
Buku ini dapat digunakan sebagai bahan reeksi mengenai pentingnya peras Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota terhadap keberhasilan Puskesmas, ibarat “ peran orang tua
dalam mengasuh dan membesarkan anaknya”.
Sebagaimana juga sebuah peribahasa menyebutkan “ buah jatuh tidak jauh dari
pohonnya” yang berarti bahwa gambaran kinerja Puskesmas di kabupaten / kota akan
menggambarkan kinerja dari dinas kesehatan kabupaten / kota.
“Setiap makhluk bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri.
Perbuatannya yang menentukan bagaimana nasibnya,
bahkan kelahirannya dikemudian hari.”
(Suta Pittaka , Anguttara Nikaya, V, 288)
Puskesmas Melayani Sepenuh Hati 5
B. PELAYANAN PRIMA
Namun, kemudahan teknologi ini pun dapat menjadi sebuah tantangan bagi
Puskesmas agar selalu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan harapan
pelanggan untuk menghindari keluhan yang dapat berakibat negatif pada citra
Puskesmas. Sebagai contoh, kemudahan dalam menyampaikan pengalaman
melalui media sosial saat mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik di salah
satu Puskesmas dapat membentuk citra positif Puskesmas tersebut. Demikian
sebaliknya, dapat pula membentuk citra negatif jika pelayanan kesehatan yang
diterima tidak baik. Walaupun jika dipandang dari sisi positif, hal ini akan memacu
Puskesmas untuk melakukan upaya peningkatan kualitas secara terus
menerus/quality improvement.
4. Communication
Kisah Hani Handayani, seorang apoteker anggota Tim Nusantara Sehat yang
bertugas di Puskesmas Pagar Dewa, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi
Lampung. Sebelum kedatangan Hani, masyarakat bebas minum antibiotik.
Padahal, kan itu bisa menimbulkan resistensi antibiotik. Jadi, kalau masyarakat
berobat, misalnya, sakit flu, batuk pilek gitu, mereka (malah) minta amoksilin (jenis
antibiotik). Bahkan mengkonsumsi antibiotik tanpa resep dokter. Tentunya, hal itu
tidak sesuai indikasi cara penggunaan obat yang tepat. Saya sosialisasikan, antibiotik
itu tidak untuk dikonsumsi sembarangan, harus ada resep dokter dan dihabiskan. Kalau
hanya batuk pilek dua harinya enggak perlu antibiotik.” papar Hani. Hani tak kenal
lelah menyampaikan cara penggunaan antibiotik kepada masyarakat di sana. Selain itu
Hani juga berupaya mensosialisasikan tanaman obat keluarga (toga). Ia melatih dan
berbagi ilmu kepada para ibu tentang memanfaatkan toga. Apalagi tanaman obat
tumbuh baik di Lampung karena tanahnya gembur dan subur.
“Saya coba memperkenalkan toga dan sharing (berbagi) tanaman sederhana yang bisa
ditanam di rumah. Sekarang di rumah-rumah, masyarakat banyak menanam jahe,
kunyit dan lainnya. Di Lampung, tanahnya sangat subur. Apapun tanaman yang ditanam
pasti akan tumbuh,” tambah Hani. “Tidak hanya memperkenalkan tanaman obat, saya
juga mengedukasi masyarakat bila tanaman obat bisa makin bermutu dengan dibuat
jamu. “Kedekatan Hani dengan masyarakat juga semakin intensif. Ia mengajak para ibu
senam maumere setiap hari Jumat. Cara cerdik ini membuat Hani jadi lebih dekat sama
ibu-ibu. Target Hani memang menyasar kepada ibu-ibu. Karena wanita adalah
penopang keluarga, menurut Hani, ibu punya andil mengedukasi keluarga. Kita harus
membuat ibu pintar.
Puskesmas Melayani Sepenuh Hati 14
a. Knowledge
b. Approval (Penerimaan/persetujuan)
c. Intension (niat/perhatian)
Tanpa adanya niat yang kuat maka perubahan perilaku akan sulit
dilakukan. Oleh karena itu Puskesmas perlu mengubah masyarakat
yang pada awalnya tahu menjadi mau melaksanakan. Komunikasi yang
berulang dapat membangkitkan niat atau perhatian masyarakat, apalagi
dengan telah adanya penerimaan/persetujuan masyarakat terhadap
subjek perubahan yang diinginkan. Komunikasi berulang tersebut dapat
dilakukan kepada internal Puskesmas, maupun lintas sektor pada setiap
pertemuan termasuk pertemuan lokakarya mini bulanan dan triwulanan.
d. Practice (Pelaksanaan)
Dengan pengetahuan yang cukup dan niat yang kuat, diharapkan masyarakat
melakukan perubahan perilaku hidup sehat yang sudah diniatkan sebelumnya.
Puskesmas perlu terus memberikan pendampingan agar perubahan perilaku
tersebut berkelanjutan.
Masyarakat yang sudah memiliki perilaku hidup bersih dan sehat yang lebih
baik, diharapkan secara aktif berpartisipasi ikut mempromosikan pengetahuan
yang diterima ataupun pengalamannya dalam rangka mengajak individu dan atau
kelompok masyarakat lain untuk ikut melakukan hal yang sama.
Berikan respon yang cepat bahkan jika itu hanya berupa “sentuhan” salam
maupun menanyakan apa yang mereka rasakan. Tangani masalah dengan serius
dan berikan perhatian penuh, karena tidak ada yang menyukai perasaan tidak
diacuhkan pada saat kita sedang serius menyampaikan informasi, terlebih lagi
keluhan/keinginan yang dirasakan.
Puskesmas Melayani Sepenuh Hati 21
Tunjukan sikap empati terhadap kondisi yang mereka alami. Dengan memiliki
sikap ini, kita menempatkan diri pada posisi mereka, mencoba memahami apa yang
mereka rasakan/keluhkan dan berbagi secara langsung dalam kesulitan atau
kesedihan mereka. Dengan begitu, kita dapat menentukan tindakan apa yang tepat
atau perlu diberikan dengan mempertimbangkan kondisi yang dirasakan oleh
mereka.
Jika saat itu masalah belum dapat ditangani secara langsung, berikanlah
terlebih dulu informasi yang jelas dan singkat terkait rencana tindakan yang akan
mereka terima dan mintalah pengertian mereka untuk menunggu sesuai dengan
giliran. Jangan memberikan janji yang tidak mungkin ditepati, tapi katakanlah
bahwa anda akan mengupayakan yang terbaik untuk mereka.
Tidak ada yang lebih menenangkan ketika kita tahu bahwa kita ditangani oleh
orang-orang yang kompeten di bidangnya dan memperhatikan kita dengan serius.
Tanganilah secara tim agar rencana pengobatan dapat disusun secara
komprehensif (mempertimbangkan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)
sesuai dengan keahlian dan kewenangan masing-masing. Sebagai contoh,
walupun anda seorang dokter yang paham tentang nutrisi, lakukanlah kolaborasi
dengan tenaga gizi di Puskesmas untuk menjelaskan tindak lanjut dan hal-hal terkait
yang perlu pasien ketahui (kecuali jika tidak ada tenaga gizi maka lakukanlah).
Pastikan koordinasi dan informasi berjalan tanpa hambatan. Kolaborasi interprofesi
akan meringankan tugas masing-masing dan memberikan rasa tenang pada pasien
karena mendapat perhatian terhadap kondisinya.
Dalam melakukan hal-hal tersebut di atas, maka secara garis besar perilaku
yang harus dimiliki staf Puskesmas dalam melayani adalah:
Senyum Tulus
Menawarkan Solusi
Ramah
Merespon Cepat
Membantu
Peka
Sabar,
mampu meredam emosi
Mendengar
Dapat Dipercaya
Tidak segan mengucapkan
maaf atau terima kasih Fokus Menghormati
“Pemimpin yang sukses memiliki keberanian
untuk mengambil tindakan,
sementara yang lainnya ragu-ragu.”
- John C Maxwell -
Puskesmas Melayani Sepenuh Hati 24
Ibarat tumbuhan, perlu disemai dan dipupuk terlebih dahulu jiwa melayani
sepenuh hati dalam lingkup organisasi Puskesmas yang kondusif. Di bawah ini
akan diuraikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian dan diterapkan agar dapat
memberikan pelayanan sepenuh hati.
Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha. Dan itulah yang telah
dibuktikan oleh dr. H. Muhammad Yunu, Mkes, mantan Kepala Puskesmas Ajangale
Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan. Beliau telah sukses memimpin Puskesmas
Ajangale, yang sebelumnya berstatus akreditasi dasar, mendapatkan status akreditasi
Paripurna dalam waktu 3 (tiga) tahun pada saat re-akreditasi. Berikut sepenggal kisah
bagaimana kepemimpinan beliau di Puskesmas Ajangale
Senyuman ramah dan antusias selalu tampak pada paras pria berperawakan
ramping ini. Semangat dan perhatiannya sangat terasa saat beliau berbicara di depan rapat
Puskesmas ataupun saat berdiskusi langsung. Untuk menggerakkan 99 tenaga
Puskesmas yang dipimpinnya, beliau menekankan bahwa kepemimpinan dan keteladanan
merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu beliau mencotohkan terlebih dulu
tentang kedisplinan, semangat dan manajemen yang baik. Beliaupun tidak segan untuk
selalu hadir lebih awal daripada stafnya. Hal ini mendorong staf yang sebelumnya sering
terlambat menjadi sungkan dan akhirnya dapat memperbaiki kepatuhan pelaksanaan jam
kerja.
“Cerita tentang Sepak Terjang Seorang Bidan di Wilayah Suku Da’a: Mamuju
Utara”
Walaupun pembinaan ini ditempatkan pada akhir buku, tetapi hal ini
merupakan bagian yang sangat terpenting yang perlu dilakukan untuk mewujudkan
Puskesmas Melayani Sepenuh Hati.
“Apapun yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
(Alkitab, Kolose 3:23)
TIM PENYUSUN
KONTRIBUTOR