Anda di halaman 1dari 36

ALOKASI WAKTU

N MATERI
O T P PL JLH
A MATERI DASAR
1. Kebijakan Pembangunan Kesehatan 2 0 0 2 Jumlah 114 JPL
1. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja T = 25 JPL
(PKPR) dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 2 0 0 2 P = 49 JPL
Sub Total 2 0 0 2 PL = 40 JPL
B MATERI INTI
1. Pemantauan tumbuh kembang usia sekolah dan Praktik lapangan:
remaja 4 9 20 33 1. Penjarkes di
2. Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja sekolah
(MTPKR) 2 9 10 21 2. Pelayanan
3. Komunikasi, Edukasi dan Informasi dan konseling kesehatan di
bagi usia sekolah dan remaja 4 18 10 32 Panti
4. Pencegahan masalah gizi pada usia sekolah dan 3. Penggunaan
remaja 3 2 0 5 MTPKR di
5. Teknik Melatih 5 7 0 12 puskesmas
Sub Total 4. Konseling di
18 45 40 103
puskesmas
C MATERI PENUNJANG
1. Building Learning Commitment (BLC) 0 2 0 2
2. Rencana Tindak Lanjut 1 2 0 3
3. PUGBK 2 0 0 2
Sub Total 5 4 0 9
TOTAL 25 49 40 114
MI.2
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN
REMAJA (MTPKR)
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum


peserta mampu melakukan Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja
(MTPKR)

Tujuan Pembelajaran Khusus


Menggunakan alur Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR)

Melakukan skrining anamnesis HEEADSSS untuk menggali masalah perilaku berisiko

Melakukan algoritma terkait algoritma pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan reproduksi, infeksi, kesehatan jiwa

Melakukan tindak lanjut Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR)
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum


peserta mampu melakukan Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja
(MTPKR)

Tujuan Pembelajaran Khusus


Menggunakan alur Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR)

Melakukan skrining anamnesis HEEADSSS untuk menggali masalah perilaku berisiko

Melakukan algoritma terkait algoritma pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan reproduksi, infeksi, kesehatan jiwa

Melakukan tindak lanjut Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR)
Pokok Bahasan 1.
Alur Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR)

Petugas Kesehatan di FKTP
Penggunaa
Memberikan
Merupakan kemudahan bagi


rujukan prakti s

Tujuan
petugas1.kesehatan
Dokter umum,

MTPKR
u ntuk

Sasaran
n
untuk menangani
memberikan 2.
lebih
bidanefektif
Tahun
terh
dengan
pelayan
remaja . Remaja
kesehatan
an yang
perawat
: 10 -19
danpelimpahan
adap remaja
wewenang
sensitif
dan

• Penggunaan mirip dengan MTBS


Arti warna dalam algoritma
• Merah: kondisi gawat darurat, harus segera dirujuk ke
fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL)

• Kuning: masalah dapat ditangani oleh fasilitas


kesehatan di tingkat pertama dengan observasi
dan/atau tindak lanjut

• Hijau: tergolong kondisi normal ATAU masalah dapat


diselesaikan secara tuntas di fasilitas kesehatan di
tingkat pertama
Alur Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja

 Pahami tata cara interaksi klinis dengan klien


remaja.
 Berangkatlah dari keluhan utama klien
remaja.
 Dari keluhan tersebut, pilihlah satu algoritma
yang sesuai dengan keluhan tersebut.
 Telusuri algoritma tersebut dari kolom
“Tanya” lalu ke “Lihat/Rasa/Dengar” agar
dapat menentukan klasifikasi yang tepat
sesuai kondisi yang ditemukan pada klien
remaja.
  Setelah selesai dengan algoritma yang sesuai
dengan keluhan utama remaja, lakukan
anamnesis dengan pendekatan HEEADSSS
untuk menggali aspek psikososial remaja
yang seringkali tidak diungkapkan oleh
remaja bila tidak ditanyakan oleh petugas
kesehatan, bahkan dapat pula
disembunyikan oleh remaja ketika ditanya
oleh petugas kesehatan.
 Dari hasil anamnesis HEEADSSS dapat
terpilih satu atau lebih algoritma yang lain.
 Telusuri algoritma lain tersebut dari kolom
“Tanya” lalu ke “Lihat/Rasa/Dengar” agar
dapat menentukan klasifikasi yang tepat
sesuai kondisi yang ditemukan pada klien
remaja
Algoritma
I. IDENTIFIKASI :
1. TANYA-LIHAT/RASA/DENGARMEMILAH berdasarkan gejala
2. KLASIFIKASI dalam tiga kelompok warna;
II. TATALAKSANA, tindakan sesuai dengan klasifikasi:
1. RUJUK  keterbatasan sarana & prasarana; kompetensi &
ke-ilmuan (~ KONSULTASI);
2. Pencegahan (Nasihat, Konseling);
3. Pengobatan;
4. Koordinasi  jejaring kerja (NetWorking): lintas program,
lintas dinas, org prof/masy., institusi masy. dll.
III. PEMANTAUAN: kontrol, kapan harus segera kembali
Alur Penggunaan Tabel Algoritma

ANAMNESA

+
HEEADSSS
DAN
KONSELING
PKHS

F.

B. Kolom C. Kolom E. Kolom


A. Kolom D. Kolom
LIHAT/
TANYA KLASIFIKASI TATALAKSANA PEMANTAUAN
RASA/DENGAR
Mempraktekkan alur dan algoritma sesuai keluhan pasien

Fasilitator membagi peserta menjadi beberapa kelompok kecil. Tiap kelompok


maksimal 7 orang. Masing-masing kelompok mendapatkan 1 kasus untuk didiskusikan
didalam kelompok masing-masing, dengan arahan sebagai berikut :
 praktekkan alur dan algoritma sesuai dengan keluhan pasien
 praktekkan informed consent dan skrining anamnesis HEEADSSS,
 buat pencatatan hasil tatalaksana pasien remaja di lembar pencatatan PKPR
(MTPKR hal 178-180)
 Tiap kelompok maju ke depan menuliskan dan WAJIB menerangkan jawabannya
di papan tulis. Setiap anggota kelompok bergantian menjelaskan jawabannya
berurutan sesuai dengan urutan 6 alur penggunaan algoritma yaitu : TANYA,
LIHAT/RABA/DENGAR, KLASIFIKASI, TATALAKSANA, PEMANTAUAN, ANAMNESA
HEEADSSS
KASUS 1
Giri, 18 tahun, datang ke puskesmas dibawa oleh keluarganya setelah sebelumnya marah-marah dan
memecahkan seluruh kaca di rumah. Menurut keluarga yang mengantar, pasien mulai berperilaku aneh sejak
satu hari sebelumnya. Pasien selalu memandang curiga pada ayah dan kakak laki-lakinya, dan tiba-tiba
marah dan mengatakan bahwa keduanya akan membunuh semua orang. Pasien beberapa kali seperti akan
memukul kakak laki-lakinya, dan saat dilarang oleh ibunya, pasien berbalik marah dan menuduh ibu adalah
jelmaan setan dan ia mengetahui hal itu dari suara malaikat yang berbicara padanya. Pasien masih dapat
ditenangkan dengan ditemani oleh ayahnya.
 
Menurut keluarga, sebelumnya pasien adalah seseorang yang tenang dan pendiam, teman sedikit, dan
kadang-kadang agak nyentrik namun sekarang pasien terlihat lebih menarik diri dari pergaulan baik dari
keluarga maupun lingkungan sekolah. Pasien adalah siswa sebuah SMA swasta di Jakarta dan menurut
keluarga, prestasi belajar pasien sebelumnya cukup baik, namun keluarga tidak mengetahui apakah pasien
sedang mengalami suatu masalah karena pasien termasuk tertutup mengenai kehidupannya di luar rumah.
 
 Gejala-gejala apa yang Saudara temukan pada pasien ini?
 Pemeriksaan/langkah apa yang perlu dilakukan serta data-data apalagi yang dibutuhkan untuk penegakan
diagnosis?
 Gangguan apa yang Saudara pikirkan dialami oleh pasien ini?
 Tatalaksana apa yang Saudara rencanakan pada pasien ini?
 Apakah pada pasien ini diperlukan rujukan?
Gejala-gejala yang ditemukan:
a) Gejala:
 Menarik diri dari lingkungan sosial dan penelantaran tanggung jawab di sekolah
 Waham
 Halusinasi
 Perilaku agresif
 
1. Langkah-langkah pemeriksaan:mengisi status pasien dengan melakukan:
a) Menanyakan identitas pasien
b) Membina Rapport
c) Menanyakan keluhan utama secara lengkap
d) Menjawab pertanyaan sesuai dengan yang ada di kolom algoritma kesehatan jiwa :

2. Lakukan pemeriksaan fisik secara umum sesuai yang tertera di kolom LIHAT/RASA/DENGAR 
Perhatikan adanya kemungkinan gangguan mental organik ( kesadaran, suhu tubuh, tensi nadi)
Lakukan pemeriksaan status mental (lihat algoritma), penampilan rapi/tidak, ekspresi wajah, kontak psikik,
proses pikir (kacau/tidak?, halusinasi dan waham
 
3. Berdasarkan hasil anamesa dan pemeriksaan fisik tentukan klasifikasi pasien. Pasien ini masuk dalam
klasifikasi: Gangguan Psikotik Akut

4. Berikan Tata Laksana sesuai yang tertera di kolom klasifikasi gangguan psikotik akut:
a) Intervensi Psikofarmaka
Antipsikotik:
Dapat diberikan psikofarmaka: Risperidone tablet 2 x 1 mg atau Haloperidol tablet 2 x 5 mg.
Berikan edukasi, apabila muncul gejala efek samping obat antipsikotik berupa sindrom ekstrapiramidal
(kekakuan otot (dystonia), tremor, rigiditas, bradikinesia) dapat diberikan trihexiphenidil tablet 2 x 2 mg
Apabila kondisi pasien gelisah yang berat dan sulit dilakukan pemberian obat oral, maka dapat diberikan injeksi
Haloperidol IM 2,5 – 5 mg dapat disertai dengan injeksi Diazepam IM dengan dosis 5 – 10 mg.
Pasien diminta kontrol ke FKTP untuk follow up kondisi klinis dalam waktu 1 minggu, kalau keadaan sudah
membaik dosis dapat dilanjutkan. Bila tidak ada perubahan segera rujuk ke FKTL
 
a) Intervensi Psikososial
Penjelasan tentang pengertian psikotik dan tata laksananya
Psikoedukasi:
- Gangguan psikotik dapat dipulihkan dengan pengobatan yang teratur
- Apabila gejala sudah teratasi segera kembalikan pasien pada kegiatan semula misalnya pendidikan,
dan pekerjaan ataupun kegiatan sehari-hari misalnya petani, pedagang
- Penting: minum obat secara teratur;
- Hak setiap orang: dilibatkan dalam setiap keputusan yang diambil berkaitan dengan pengobatannya;
- Penting: menjaga kesehatan dengan diet sehat, melakukan aktivitas fisik secara aktif,
mempertahankan perawatan diri.
- Efek samping obat yang mungkin berkaitan dengan pemberian antipsikotik, seperti sindrom
ekstrapiramidal (kekakuan otot (dystonia), tremor, rigiditas, bradikinesia)
 
Untuk keluarga:
• Orang dengan psikosis mungkin mendengar suara-suara atau menyakini secara jelas sesuatu yang
salah.
• Orang dengan psikosis sering tidak menyadari bila dirinya sakit dan kadang menjadi bersikap yang
tidak sesuai, untuk itu keluarga perlu mengawasi namun tidak perlu berlebihan. Apabila ada tindakan
yang diperkirakan berpotensi membahayakan pasien atau keluarga segera bawa ke fasilitas
kesehatan.
• Harus ditekankan: Pentingnya pengenalan akan kambuhnya/memburuknya gejala-gejala dan perlunya
penilaian ulang.
• Perlu ditekankan: pentingnya melibatkan orang dengan psikosis dalam aktivitas keluarga dan sosial
lainnya.
• Anggota-anggota keluarga sebaiknya tidak melakukan kritik yang terus menerus atau keras atau
bersikap kasar terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan psikosis.
• Orang dengan psikosis sering didiskriminasi meskipun seharusnya mereka menikmati hak asasi
manusia yang sama dengan semua orang
• Untuk mendukung proses penyembuhan perlu adanya lingkungan yang kondusif bagi pasien.
• Secara umum, lebih baik seseorang tinggal bersama keluarga atau anggota masyarakat di lingkungan
yang mendukung di luar lingkup rumah sakit.
• Apabila diperlukan perawatan di rumah sakit,sifatnya hanya sementara dan bila pasien sudah pulih
segera kembalikan pada lingkungan asalnya.
Indikasi merujuk apabila:
 Perilaku kekerasan tidak teratasi atau semakin memberat
 Efek samping obat yang berat
 Apabila pengobatan tidak berespon yang ditandai dengan gejala klinis pasien yang menetap setelah
pemberian obat untuk jangka waktu 1-2 minggu.
 
Lakukan anmnesis dengan pendekatan Heeadsss untuk menilai masalah psikososial pada remaja dan atasi
masalah yang ditemukan dari anamnesis HEEADSSS dengan algoritma yang sesuai (kemungkinan
adanya pemakaian Napza? cek urine dan hasil anamnesa dengan keluarga tentang lingkungan
pergaulan pasien)
KASUS 2
KASUS 2
Remaja putri A, 14 tahun datang ke Puskesmas dengan orangtuanya. Orangtuanya bercerita bahwa A baru saja pulang
Ke rumah setelah “dibawa kabur” oleh teman laki-lakinya ke luar kota selama 2 hari, yang A kenal lewat media sosial.
Sejak pulang ke rumah A tampak lebih pendiam, tertutup, dan sulit tidur. Orangtuanya takut apabila telah terjadi “sesuatu
yang buruk” pada putrinya. Ayahnya tidak ingin masalah ini dibawa ke polisi karena ia malu. Namun ia minta tolong ke Puskesmas
agar anaknya diperiksa dan diobati agar A kembali ceria seperti biasa. Sebagai petugas PKPR apa yg akan anda lakukan?
Puskesmas Anda adalah puskesmas kelurahan di sebuah kabupaten yang tidak terlalu ramai.
Dan kebetulan puskesmas Anda selain PKPR juga sudah mampu tatalaksana KTA. Untuk merujuk ke RS tipe C di pusat kota maka
dibutuhkan perjalanan darat 4 jam.

Petunjuk Menyelesaikan Contoh Kasus :


1. Selesaikan contoh kasus sesuai alur penggunaan tabel algoritma :
TANYA, LIHAT/RABA/DENGAR, KLASIFIKASI, PENATALAKSANAAN, PEMANTAUAN, HEEADSSS
2. Galilah pertanyaan kepada fasilitator menggunakan daftar pertanyaan yang ada di kolom TANYA
3. Lakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan daftar pemeriksaan fisik yang ada di kolom LIHAT/RABA/DENGAR
4. Berdasarkan dari hasil Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik, buatlah kesimpulan pasien tersebut masuk
di kolom KLASIFIKASI yang mana
5. Lakukan tatalaksana dan pemantauan sesuai kolom klasifikasi yang dipilih
6. Setelah mendapatkan tatalaksana, lakukan anamnesa HEEADSSS untuk skrining perilaku beresiko. Galilah pertanyaan HEEADSSS kepada fasilitato
7. Buatlah pencatatan hasil pemeriksaan, di lembar pencatatan PKPR yang telah dibagikan Panitia
8. Lengkapi jawaban kasus dengan pembuatan surat rujukan, informed consent bila memang dibutuhkan
9. Manfaatkan kesempatan menyelesaikan kasus untuk meningkatkan pemahaman Anda mengenai penggunaan MTPKR
JAWABAN KASUS 2
JAWABAN KASUS 2
• Buka “Algoritma Kesehatan Jiwa : Kekerasan Pada Remaja” (hal 86), cek apakah pasien pernah menjadi korban
1 kekerasan
• Bekerjalah sebagai tim dengan dokter di puskesmas.

• Kolom TANYA : gali masalah kesehatannya menggunakan pertanyaan yg ada di kolom TANYA Algoritma Kesehatan
Jiwa : Kekerasan Pada Remaja (hal 86)
• Buat informed consent
• Jawaban kolom TANYA : kekerasan yg dialami remaja adalah kekerasan seksual, tadinya hanya copy darat dengan
teman laki-laki yg dikenal di facebook. Pelaku adalah sekelompok orang kolektif. Pasien saat kejadian diberi minum
2 alkohol sehingga tidak sadar. Perasaan yng pasien rasakan adalah sedih, takut, marah, benci.
• Perubahan perilaku yg ditemukan saat anamnesa : sulit tidur, takut ruangan gelap, menangis hampir sepanjang hari,
tidak mau ketemu orang-orang, nafsu makan menurun, pasien merasa dirinya kotor dan tidak berharga lagi, rasanya
seperti ingin mati saja
• Keluhan yg dirasakan : rasa panas dan perih pada vagina, puting payudara sakit karena lecet
• Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi, haid terakhir 2 minggu lalu.

• Kolom LIHAT/RASA/DENGAR : lakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan yg ada di kolom LIHAT/RASA/DENGAR Algoritma Kesehatan Jiwa :
Kekerasan Pada Remaja (hal 86)
• Bangunlah rapport dengan pasien sebelum pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan oleh nakes yg kompeten di Puskesmas.
• Pemeriksaan lengkap sesuai yg tertera di kolom LIHAT/RASA/DENGAR.
3 • Hasilnya : lebam di area payudara kanan, paha kanan serta di pergelangan tangan kanan dan kiri, luka lecet di puting payudara kanan
dan kiri. 4 buah laserasi di paha kiri bagian dalam. Hasil pemeriksaan genitalia interna ditemukan robekan selaput dara jam 12 dan jam
3 selaput dara tampak hiperemis.

• Kolom KLASIFIKASI : dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik buatlah kesimpulan masalah kesehatan pasien masuk diklasifikasi yang
mana
• Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik maka pasien masuk di klasifikasi “kekerasan seksual” hal 89
4 • Kolom berwarna kuning artinya tatalaksana di puskesmas tapi membutuhkan pemantauan
JAWABAN KASUS 2

• Kolom PENATALAKSANAAN : Lakukan tatalaksana sesuai kolom klasifikasi yang dipilih yaitu klasifikasi “Kekerasan Seksual” hal 89
• Pertolongan pertama cidera ringan diobati, libatkan dokter di puskesmas
• Menjelaskan kepada orangtua anak tentang keadaan anak, dan mengenai adanya permenkes 68 tahun 2013 tentang wajib lapor,
5 diskusikan untuk langkah-langkah kedepannya
• Memastikan keselamatan anak, diskusikan bila memungkinkan anak tinggal di shelter setempat
• Pencatatan lengkap di rekam medis, dokumenrtasi (walaupun belum ada permintaan visum)
• Untuk kecurigaan gejala depresi (sulit tidur, menangis hampir sepanjang hari, tidak mau ketemu orang-orang, nafsu makan
menurun, pasien merasa dirinya kotor dan tidak berharga lagi, rasanya seperti ingin mati saja) maka tangani sesuai Algoritma
Kesehatan Jiwa Bab B Masalah Mental Emosi hal 92
• Untuk pencegahan kehamilan, karena kejadian penganiaayaan kurang dari 3 hari maka kontrasepsi darurat harus ditawarkan,
buka Algoritma Kesehatan Reproduksi Bab B Kehamilan Subbab Hubungan Seksual tanpa Pelindung Dalam Lima Hari Terakhir hal
50
• Untuk keluhan rasa panas dan perih pada vagina buka Algoritma Kesehatan Reproduksi Bab C Infeksi Menular Seksual Pada
Remaja Perempuan (hal 54)
• Tawarkan tes HIV dan vaksin Hepatitis
• Penanganan psikologis mengikuti buku pedoman penanganan psikologis bagi korban dan pelaku kasus kekerasan seksual
• Buat rujukan sesuai kebutuhan pasien dan ketersediaan jejaring (LSM peduli kekerasan, LBH, P2TP2A, rumah aman, panti, dinsos,
kepolisian/UPPA, RS yg memiliki PPT)

6
• Kolom PEMANTAUAN : Lakukan pemantauan sesuai klasifikasi yang sudah ditentukan sebelumnya

• Lakukan Anamnesa HEEADSSS, namun bila kondisi psikologis pasien tidak memungkinkan maka anamnesa HEEADSSS dapat
7 ditunda sampai kunjungan ulang selanjutnya
• Buat pencatatan dan register PKPR sesuai format yang terlampir di hal 178-181
KASUS 3
KASUS 3
Remaja putri S, 16 tahun datang ke Puskesmas PKPR setelah berjanjian dengan Anda selaku Petugas PKPR melalui pesan di HP. S
tahu no hp Anda dari stiker Puskesmas PKPR yang pernah Anda bagikan di sekolah-sekolah. Sesampainya di Puskesmas karena S
sudah janjian dengan Anda sebelumnya dan tampaknya S memiliki masalah psikologis maka Anda mempersilahkan S untuk
langsung masuk ke ruang konseling PKPR tanpa harus ke petugas administrasi pendaftaran terlebih dahulu (alur pelayanan yg
ramah remaja). Saat di ruang konseling PKPR, S bercerita bahwa ia baru saja putus dari pacarnya. S merasa hidupnya buntu karena
S sangat mencintai mantannya tersebut, S tidak dapat berhenti memikirkan mantannya tersebut. S bercerita bahwa sejak ia putus,
ia makan berlebihan, lalu memuntahkan kembali makanan yg ia makan. Selain itu bila malam-malam ia teringat mantannya, ia
menangis didalam kamar, lalu menyilet-nyilet lengan tangan kirinya. Menurutnya ia merasa lebih lega meski masih kehilangan. S
tidak dekat dengan orangtuanya karena orangtua sibuk bekerja. S adalah anak tunggal. Sebagai petugas PKPR apa yg akan
Anda lakukan?

Petunjuk Menyelesaikan Contoh Kasus :


1. Selesaikan contoh kasus sesuai alur penggunaan tabel algoritma :
TANYA, LIHAT/RABA/DENGAR, KLASIFIKASI, PENATALAKSANAAN, PEMANTAUAN, HEEADSSS
2. Galilah pertanyaan kepada fasilitator menggunakan daftar pertanyaan yang ada di kolom TANYA
3. Lakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan daftar pemeriksaan fisik yang ada di kolom LIHAT/RABA/DENGAR
4. Berdasarkan dari hasil Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik, buatlah kesimpulan pasien tersebut masuk
di kolom KLASIFIKASI yang mana
5. Lakukan tatalaksana dan pemantauan sesuai kolom klasifikasi yang dipilih
6. Setelah mendapatkan tatalaksana, lakukan anamnesa HEEADSSS untuk skrining perilaku beresiko. Galilah pertanyaan HEEADSSS kepada fasilitato
7. Buatlah pencatatan hasil pemeriksaan, di lembar pencatatan PKPR yang telah dibagikan Panitia
8. Lengkapi jawaban kasus dengan pembuatan surat rujukan, informed consent bila memang dibutuhkan
9. Manfaatkan kesempatan menyelesaikan kasus untuk meningkatkan pemahaman Anda mengenai penggunaan MTPKR
JAWABAN KASUS 3
JAWABAN KASUS 3

• Dari cerita pasien dapat disimpulkan pasien mengalami masalah kesehatan jiwa maka buka Algoritma Kesehatan
1 Jiwa Gangguan Mental Emosional hal 92.
• Sambil pasien bercerita, sebaiknya petugas sambal melakukan anamnesa HEEADSSS untuk menggali perilaku
beresiko lainnya selain Eating (memuntahkan makanan) dan Suicide (menyilet-nyilet lengan kiri)

• Kolom TANYA : gali masalah kesehatannya menggunakan pertanyaan yg ada di kolom TANYA Algoritma Kesehatan
2 Jiwa Gangguan Mental Emosional hal 92.
• Lakukan pendekatan HEEADSSS
• Jawaban kolom TANYA :
Pasien mengeluh nyeri ulu hati dan mual, pasien tidak menggunakan obat terlarang hanya saja pasien
pernah 1x minum obat CTM 5 biji sekaligus. Ya, pasien merasa sedih akhir2 ini. Ya, pasien pernah merasa
hidupnya tidak berguna dan buntu. Ya, pasien pernah merasa ingin bunuh diri tapi ia takut melakukannya.
Ya, pasien kehilangan minat berkumpul dengan teman-teman sekolahnya lagi. Ya, pasien merasa tiba-tiba
badannya lelah padahal ia tidak habis bekerja/berjalan jauh. Ya, pasien sulit tidur karena sering teringat
mantan dan menangis. Tidak, napsu makan biasa saja (walau porsinya agak berkurang) hanya saja pasien
suka memuntahkan makanannya kembali. Tidak, pasien tidak pernah mengalami perubahan suasana yg
begitu cepat. Tidak, pasien tidak pernah merasa begitu bergairah dan merasa dapat menguasai dunia.
Tidak pasien tidak pernah mengalami pengalaman indera yg tidak biasa/mendengar suara2 tanpa wujud.
Tidak, pasien tidak mengalami keringat dingin/khawatir berlebihan/gemetar. Tidak, pasien tidak
mengkonsumsi alhokol. Ya saat ini pasien ada gangguan akademis yaitu pasien tidak bersemangat untuk
sekolah atau belajar.
JAWABAN KASUS 3
• Kolom LIHAT/RASA/DENGAR : lakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan yg ada di kolom LIHAT/RASA/DENGAR Algoritma Kesehatan Jiwa
3 Gangguan Mental Emosional hal 92. Lakukan pemeriksaan fisik dibantu oleh dokter di Puskesmas Anda.
• Hasil pemeriksaan fisik TB 145 cm, BB 38 kg, IMT=38/(1.45x1.45)= 18 (sesuai grafik IMT per umur hal 183 nilainya antara 0SD dan -1SD :
normal. Nyeri ulu hati karena gastritis.
• Hasil pemeriksaan status mental :
a. Keadaan umum : perempuan, 16 thn, mandi 2x/hari, baju ganti 2x/hr
b. kesadaran : kompos mentis
c. Orientasi : dapat menyebutkan nama lengkap diri sendiri dan nama kedua orangtua, dapat menyebutkan hari/tanggal/dan
tahun hari ini. Dapat menyebutkan alamat rumah lengkap dan nama Puskesmas yg saat ini S kunjungi
d. Psikomotor : hipoaktif karena lebih banyak memilih tidur dirumah
e. Bicara : spontan, lancer, volume cukup
f. Afek : luas (dapat menyebutkan segala perasaan yg saat ini ia rasakan), sesuai (saat menceritakan kisah putus dengan
mantannya wajahnya tampak sedih dan muram), stabil (tidak ada perubahan irama perasaan dengan cepat)

4 • Kolom KLASIFIKASI : dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik buatlah kesimpulan masalah kesehatan pasien masuk diklasifikasi yang
mana
• Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan status mental maka pada pasien ini ada 2 klasifikasi yaitu :
- “Kecurigaan remaja mengalami gangguan depresi” hal 92 : adanya penurunan mood (sedih), penurunan minat, tampak
lelah, sulit tidur, pernah ada keinginan bunuh diri dan mensilet-silet lengannya, gangguan dalam fungsi sosial dan akademis
- “Kecurigaan remaja mengalami gangguan makan” hal 94 : berat badan normal tapi ada gejala bulimia (memuntahkan
makanan yg sudah dimakan)
• Kolom klasifikasi yang dipilih berwarna kuning, artinya tatalaksana di puskesmas namun membutuhkan pemantauan
JAWABAN KASUS 3

• Kolom PENATALAKSANAAN : Lakukan tatalaksana sesuai kolom klasifikasi yang dipilih


5 • Klasifikasi “Kecurigaan remaja mengalami gangguan depresi” hal 92 : psikoedukasi, fluoksetin per oral. Bila tidak ada respon pengobatan
atau di Puskesmas tidak tersedia obat tersebut dan karena pernah ada pencobaan bunuh diri maka rujuk ke RS di kabupaten Anda.
• “Kecurigaan remaja mengalami gangguan makan” hal 94 : berikan konseling individu dan keluarga, berikan pemahaman mengenai
pentingnya dukungan dari keluarga bagi kesembuhan S, berikan psikoedukasi mengenai gangguan makan dan tatalaksananya, berikan
amitriptilin

• Kolom PEMANTAUAN : Lakukan pemantauan sesuai klasifikasi yang sudah ditentukan sebelumnya
6 • Berikan dukungan psikososial dan buatlah janji kunjungan ulang untuk perbaikan nutrisi dan konseling penanaman PKHS
• Buat pencatatan dan register PKPR sesuai format yang terlampir di hal 178-181
KASUS 4
KASUS 4
Petugas PKPR mendapatkan rujukan dari Guru BK sebuah SMP negeri. Saat Petugas PKPR melakukan penjaringan kesehatan
di sekolah tersebut, Guru BK membawa murid tersebut kepada nakes untuk konseling. Menurut Guru BK, remaja laki-laki B ini
sering bolos sekolah dan merokok di kantin sekolah. B sudah beberapa mendapatkan konseling dari Guru BK, namun tidak ada
perubahan. B adalah anak yatim, ibunya penjual sayur di pasar. Guru BK meminta bantuan Anda untuk menolong B agar B
setidaknya rajin belajar sehingga naik kelas. Apa yang akan Anda lakukan sebagai petugas PKPR?

Petunjuk Menyelesaikan Contoh Kasus :


1. Selesaikan contoh kasus sesuai alur penggunaan tabel algoritma :
TANYA, LIHAT/RABA/DENGAR, KLASIFIKASI, PENATALAKSANAAN, PEMANTAUAN, HEEADSSS
2. Galilah pertanyaan kepada fasilitator menggunakan daftar pertanyaan yang ada di kolom TANYA
3. Lakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan daftar pemeriksaan fisik yang ada di kolom LIHAT/RABA/DENGAR
4. Berdasarkan dari hasil Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik, buatlah kesimpulan pasien tersebut masuk
di kolom KLASIFIKASI yang mana
5. Lakukan tatalaksana dan pemantauan sesuai kolom klasifikasi yang dipilih
6. Setelah mendapatkan tatalaksana, lakukan anamnesa HEEADSSS untuk skrining perilaku beresiko. Galilah pertanyaan HEEADSSS kepada fasilitato
7. Buatlah pencatatan hasil pemeriksaan, di lembar pencatatan PKPR yang telah dibagikan Panitia
8. Lengkapi jawaban kasus dengan pembuatan surat rujukan, informed consent bila memang dibutuhkan
9. Manfaatkan kesempatan menyelesaikan kasus untuk meningkatkan pemahaman Anda mengenai penggunaan MTPKR
JAWABAN KASUS 4
JAWABAN KASUS 4
1 • Awali sesi dengan perkenalan
• Binalah hubungan baik (rapport) dengan pasien remaja, buatlah ia senyaman mungkin duduk bersama dengan Anda
didalam ruangan (Bagaimana cara membina hubungan yg baik dengan klien/pasien remaja hal 15)
• Gali masalah kesehatan remaja menggunakan anamnesa HEEADSSS (hal 20). Hasilnya :
a. Home : anak yatim, dirumah dgn ibu yg berjualan sayur, krn berjualan sayur di pasar. Ibu B pergi kerja
subuh, pulang kerja sore, B anak ke 2 dari 2 bersaudara. Dirumah tidak ada privasi, B tidur diruang tamu karena
ruangan terbatas sedangkan adiknya perempuan tidur dikamar dengan ibunya. B merasa nyaman tinggal dirumah
b. Education : B sering terlambat masuk ke sekolah karena B kesulitan bangun pagi karena malamnya ia
sering bergadang. B merasa sekolah tidak ada manfaatnya, karena belum tentu lulus sekolah dapat kerjaan
yang bagus dan uangnya banyak. Sepulang sekolah B kerumah ganti baju, lalu ke Swalayan di dekat rumahnya. Ia
jadi tukang parkir disana bersama teman-temannya. Dengan uang tersebut ia bisa jajan dan membeli barang yang ia
suka.
c. Eating : jarang sarapan, B merasa tubuhnya baik-baiks aja. B suka sepak bola, tapi ia jarang bermain
sepakbola.
d. Activity : sepulang sekolah B kerumah ganti baju, lalu ke Swalayan didekat rumahnya. Ia jadi tukang
parkir disana bersama teman-temannya. Dengan uang tersebut ia bisa jajan dan membeli barang yang ia suka.
Teman dekatnya ad ayg disekolah ada juga yg tetangganya. Tapi B lebih sering menghabiskan waktu dengan
tetangganya karena sambil jadi tukang parker bareng2. Pendapat teman B tentang B adalah teman yg asik, setia
kawan kepada teman.
e. Drugs : B merokok 1/2 bungkus/hari, rokok mild. Tapi kalau tidak ada uang 2-3 batang/hari. B juga
kadang mengkonsumsi ganja linting, biasanya 1 linting ganja dipakai bersama-sama dengan teman- temannya. B
pernah minum alcohol tapi ia tidak suka karena rasanya pahit. Ia lebih suka merokok. Ia membeli itu semua
menggunakan uang hasil parkiran. B sebenarnya ingin bisa berhenti merokok namun ia pernah coba stop dan
hasilnya gagal, lalu ia berhenti mencoba. Saat ia hisap rokok ganja rasanya segala kepenatan dan pahitnya hidup
hilang, ia merasa bahagia dan gembira. Namun bila efek ganja habis, ia kembali merasa jiwanya kosong. Ia beli rokok
ganja melalui perantaraan teman. Satu linting ganja harganya hanya 5000.
JAWABAN KASUS 4
f. Sexuality : B tertarik dengan perempuan, namun ia tidak berani pacaran karena ia merasa tidak ada yang menarik didalam
dirinya. B tertarik hanya kepada lawan jenis. B tidak pernah melakukan hubungan seksual namun ia dan teman-temannya sering
menonton film porno sambal mengisi waktu luang menjaga parkiran di swalayan
g. Safety : ia merasa aman diurmah/disekolah/ditengah masayarakat. Namun B punya pengalaman traumatis. Dulu saat SMP kelas
1, B pernah ikut tawuran. Dan saat tawuran itu B membunuh orang dengan clurit yg ia bawa, lalu ia kabur. Sejak itu B sering mengalami
mimpi buruk bila tidur. Bila mimpi buruk itu datang, jantungnya berdebar-debar dan ia sulit tidur. B bersyukur ada Anda petugas
kesehatan dis ekolah sehingga ia bisa melepas kegalauan dihatinya. Ia takut kalau ia cerita ke guru BK maka ia akan dikeluarkan dari
sekolah, karena nanti ibunya pasti akan sedih.
h. Suicide : tidak ada masalah

Pemeriksaan umum yang bisa dilakukan hanya ukur TB dan BB. Tinggi Badan 160 cm, BB 46 cm

Pemeriksaan status mental : laki-laki, 15 tahun, mandi 2x/hr, compos mentis, orientasi dan psikomotor dalam batas normal, bicara spontan,
afek luas/sesuai/stabil, mood sedih, proses piker koheren, isi pikir dalam batas normal, tidak ada halusinasi

• Kolom KLASIFIKASI : dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik buatlah kesimpulan masalah kesehatan pasien masuk diklasifikasi yang
2 mana
• Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan status mental maka pada pasien ini ada 2 klasifikasi yaitu :
- “Kekerasan Fisik” hal 86 kolom warna kuning
- “kecurigaan remaja mengalami gangguan cemas” hal 94 kolom warna kuning
- “Kecurigaan remaja mengalami masalah rokok, narkotika dan obat-obatan terlarang” hal 95 untuk napza kolom merah,
untuk rokok kolom kuning
• Kuning artinya dapat dilakukan tatalaksana di puskesmas namun mebutuhkan pemantauan. Merah artinya pasien harus dirujuk
JAWABAN KASUS 4
• Kolom PENATALAKSANAAN : Lakukan tatalaksana sesuai kolom klasifikasi yang dipilih yaitu :
a. “Kekerasan Fisik” hal 86 kolom warna kuning
3 b. “Kecurigaan Remaja Mengalami Gangguan Cemas” hal 94 kolom warna kuning
c. “Kecurigaan remaja mengalami masalah rokok, narkotika dan obat-obatan terlarang” hal 95 untuk napza kolom merah,
untuk rokok kolom kuning.

Ajak pasien untuk mengisi Status Berhenti Merokok untuk mengetahui Skor Fagerstrom (hal 192)
Berikan konseling untuk menanamkan PKHS

• Kolom PEMANTAUAN : Lakukan pemantauan sesuai klasifikasi yang sudah ditentukan sebelumnya
4 • Buat pencatatan dan register PKPR sesuai format yang terlampir di hal 178-181

Anda mungkin juga menyukai