Anda di halaman 1dari 25

Materi Inti 1

Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku
Dalam Pemberdayaan Keluarga

I. Deskripsi Singkat
Pendekatan komunikasi dapat diterapkan dalam melakukan intervensi untuk memberdayakan
keluarga agar tahu, mau dan mampu menerapkan perilaku hidup sehat melalui Pendekatan
Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP). KPP mempunyai peran penting menginformasikan apa yang
paling sehat dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, memotivasi, mengingatkan,
menegosiasikan, mengungkap hambatan dan bahkan menurunkan hambatan perilaku internal dan
eksternal serta mengusulkan strategi untuk mengatasi hambatan.

Perilaku merupakan tindakan yang konkret dan bisa diukur/diamati. Komunikasi Perubahan
Perilaku (KPP) berfokus pada masalah perilaku yang merupakan faktor paling relevan untuk
memecahkan masalah kesehatan dan membawa dampak positif terhadap masalah kesehatan.
Pendekatan KPP dalam pemberdayaan keluarga, merupakan bagian dari strategi untuk perbaikan
perilaku kesehatanbagi keluarga dan masyarakat, misalnya peningkatan kualitas pelayanan
imunisasi, peningkatan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak, dan peningkatan infrastruktur.
Untuk itu Petugas promosi kesehatan puskesmas harus mempunyai kompetensi memahami konsep
Pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku dalam pemberdayaan keluarga.

II. Tujuan Pembelajaran


A. Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami konsep Komunikasi Perubahan
Perilaku dalam pemberdayaan keluarga.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus:


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku
2. Menjelaskan Komunikasi strategis dalam perubahan perilaku

III. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut:
Pokok bahasan 1. Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku
Sub pokok bahasan:
a. Pengertian
b. Tujuan

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 34
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

c. Sasaran
d. Manfaat
e. Ruang lingkup
f. Langkah-langkah KPP

Pokok bahasan 2. Komunikasi Perubahan Perilaku sebagai Komunikasi Strategis


Sub pokok bahasan:
a. Pendekatan Individu dan Keluarga
b. Pendekatan Kelompok Masyarakat
c. Pendekatan Media massa
d. Kiat – kiat Menghadapi Situasi Sulit dalam Komunikasi Pemberdayaan Keluarga

IV. Metode
a. Ceramah tanya jawab
b. Curah pendapat
c. Diskusi kelompok

V. Media dan Alat Bantu


a. Bahan tayang
b. Modul
c. Komputer/ Laptop
d. LCD projector
e. Whiteboard
f. Flipchart
g. Spidol
h. Panduan diskusi

VI. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Langkah-langkah kegiatan pembelajaran ini menguraikan tentang kegiatan fasilitator dan peserta
dalam proses pembelajaran selama sesi ini berlangsung (4 jpl x 45 menit = 180 menit), adalah
sebagai berikut:

Langkah 1.
Pengkondisian (5 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah menyampaikan
sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap, instansi tempat bekerja dan materi yang akan disampaikan.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 35
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

b. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima materi
dengan menyepakati proses pembelajaran.
c. Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi singkat, tujuan pembelajaran serta
ruang lingkup pokok bahasan yang akan dibahas pada sesi ini dengan menggunakan bahan
tayang.

Langkah 2.
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan 1. Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku dan
sub pokok bahasannya (85 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menugaskan kepada beberapa peserta untuk menuliskan di kertas flipchart 3 kata
yang dimaksud dengan perilaku.
b. Minta peserta untuk mengidentifikasi mana kata-kata yang termasuk perilaku dan bukan
perilaku.
c. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta tentang
pengertian perilaku. Pastikan jawaban peserta mencakup hal-hal berikut;
 Merupakan suatu tindakan (kegiatan)
 Spesifik, konkrit (dilihat, diamati) dan bisa diukur.
d. Pampang kertas flipchart dengan beberapa contoh “perilaku”, seperti;
 Meletakkan bayi di atas dada ibu dan membiarkannya menetek payudara ibu satu jam
pertama kelahiran.
 Mengetahui keuntungan ASI dibandingkan dengan susu formula.
 Mengetahui cara yang benar mencuci tangan.
 Mencuci tangan yang benar dengan sabun dan air setelah bab.
e. Minta peserta untuk mengenali mana yang perilaku dan mana yang bukan perilaku.
setelah itu tekankan lagi apa yang disebut perilaku.
f. Minta peserta menjelaskan mengapa kita mendahulukan perilaku? pastikan bahwa hal-hal
berikut dikemukakan:
 Perilaku merupakan unsur terdekat dari keadaan sehat yang diinginkan. Misalnya kesehatan
bayi baru lahir dan gizi.
 Perilaku kuncinya adalah pemberian ASI segera.
 Perilaku itu menuntut ibu meletakkan bayi di dada ibu dan membiarkan bayi meneteki
payudara ibu segera setelah bayi lahir.
g. Selanjutnya galilah pendapat peserta tentang konsep Komunikasi Perubahan Perilaku.
h. Fasilitator mencatat semua pendapat peserta, lalu menjelaskan dengan bahan tayang.
i. Minta peserta untuk mendefinisikan perilaku ideal dengan kata-kata mereka sendiri, dan
berikan beberapa contoh.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 36
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

 Pengertian perilaku ideal adalah perilaku sehat yang dipromosikan sebagaimana yang
dikemukakan dalam literatur, para ahli kesehatan masyarakat dan ahli epidemiologi.
 Beberapa contoh perilaku ideal:
 Ibu meminta pertolongan untuk melakukan persalinan kepada tenaga kesehatan.
 Ibu memberi ASI segera setelah bayinya lahir.
 Anak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
j. Selanjutnya minta peserta untuk memberi contoh perilaku sekarang (saat ini) berkaitan dengan
masalah kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat di sekeliling kita. Beberapa contoh perilaku
saat ini yang akan diperbaiki, misalnya:
 merokok.
 memberi susu formula kepada bayi baru lahir
 kebiasaan “ngemil” gorengan.
 tidak suka makan sayur.
k. Jelaskan kepada peserta bahwa menurut sejumlah teori ada beberapa factor internal dan
eksternal yang mempengaruhi perilaku.
l. Pandu peserta mengenai manfaat KPP dalam suatu program
m. Selanjutnya pandu peserta untuk mendiskusikan tentang ruang lingkup program berbasis
perilaku ( sekitar 5 hal) tuliskan pendapat peserta di kertas flipchart dan pampangkan didepan
kelas.
n. Minta peserta menyebutkan langkah-langkah KPP, pastikan bahwa langkah yang disebutkan
terdiri dari 5 langkah berikut:
a. Analisa Situasi
b. Kajian formatif
c. Pengembangan Strategi
d. Pelaksanaan
e. Monitoring dan evaluasi
o. Tanyakan kepada peserta apakah mereka biasanya menggunakan langkah ini atau langkah yang
hampir sama dalam merancang program. Selanjutnya berikan penjelasan secara umum tentang
kelima langkah tersebut. Sampaikan kepada peserta bahwa ke lima langkah tersebut akan
dibahas lebih mendalam pada sesi-sesi berikutnya dalam pelatihan ini.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 37
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

Langkah 3.
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan 2. Komunikasi Perubahan Perilaku sebagai
Komunikasi Strategis (85 menit).
Langkah pembelajaran:
a. Lakukan curah pendapat kepada peserta untuk memahami komunikasi strategis yang dapat
dilakukan melalui pendekatan komunikasi interpersonal, lalu tanyakan mengapa mereka sering
melakukan pendekatan tersebut?
b. Berikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi pengalaman apa saja yang menarik
(menyakitkan, menyebalkan, lucu dll) ketika salah berkomunikasi dengan keluarga/masyarakat
atau antar petugas kesehatan, identifikasilah penyebab terjadinya kesalahan komunikasi
tersebut? Diskusikan.
c. Minta kepada seorang peserta menyebutkan apa saja ciri-ciri komunikasi strategis?
d. Fasilitator menugaskan kepada satu orang peserta untuk memperagakan contoh-contoh
komunikasi non verbal/bahasa tubuh yang bisa menghambat komunikasi di depan kelas
pastikan peserta memperagakan;
 Menyilangkan kaki dan tangan saat berbicara.
 Menatap tajam.
 Senyum-senyum sendiri
Selanjutnya diskusikan apa akibat dari bahasa tubuh yang kurang tepat bagi orang yang di ajak
berkomunikasi.
e. Selanjutnya bagi peserta menjadi 3 kelompok,
 Kelompok 1 mendiskusikan teknik dan kiat-kiat mengatasi situasi sulit pada pendekatan
individu/perorangan
 Kelompok 2 mendiskusikan tentang teknik dan kiat-kiat mengatasi situasi sulit pada
pendekatan kelompok
 Kelompok 3 mendiskusikan tentang teknik dan kiat-kiat mengatasi situasi sulit pada
pendekatan media massa.
 Waktu diskusi 15 menit, penyajian setiap kelompok 10 menit.

Langkah 4.
Rangkuman dan kesimpulan (5 menit).
Langkah pembelajaran:
a. Ingatkan tugas kelompok yang baru saja dipraktikkan akan disempurnakan untuk kegiatan
lapangan.
b. Fasilitator merangkum dan membuat kesimpulan poin-poin penting dari materi yang
disampaikan.
c. Fasilitator melakukan kegiatan refleksi terkait dengan proses pembelajaran sesi ini.
d. Fasilitator menutup sesi ini, dengan memberikan apresiasi kepada seluruh peserta.
Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 38
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

VII. Uraian Materi

POKOK BAHASAN 1
KONSEP KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU

A. Pengertian
Sebelum kita membahas mengenai pengertian perilaku dan konsep KPP, ada baiknya kita memahami
mengapa kita mendahulukan atau mengedepankan perilaku?

Perilaku merupakan unsur terdekat dari keadaan sehat yang diinginkan. Misalnya tentang pentingnya
kesehatan dan gizi bayi baru lahir. Perilaku kuncinya adalah pemberian ASI segera. Perilaku itu
menuntut ibu, bidan atau mertua meletakkan bayi di dada ibu dan membiarkan bayi meneteki
payudara ibu segera setelah bayi lahir.

Perilaku merupakan hal mendasar dalam program kesehatan. Misalnya mengetahui bahwa ASI
merupakan sumber gizi terbaik yang akan meningkatkan kesehatannya dan tumbuh kembang
optimal, maka memberi ASI eksklusif disarankan bahkan harus.

Perilaku merupakan suatu tindakan atau


kegiatan, spesifik, konkret dan bisa
diukur/diamati.

Contoh kata yang dimulai dengan: meletakkan, memberikan, mencuci, menyusun sebagai kata-kata
perilaku karena menjelaskan tindakan yang konkrit dan bisa diukur.

Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) berfokus pada masalah perilaku


yang merupakan faktor paling relevan untuk memecahkan masalah
kesehatan dan membawa dampak positif terhadap masalah kesehatan

Pendekatan KPP dalam pemberdayaan keluarga, merupakan bagian dari strategi untuk perbaikan
perilaku kesehatan, misalnya peningkatan kualitas pelayanan imunisasi, peningkatan akses
pelayanan kesehatan ibu dan anak, dan peningkatan infrastruktur.

1. Perilaku Ideal Perilaku Saat Ini dan Perilaku Layak


Sebagai promotor kesehatan penting memahami makna dan perbedaan perilaku ideal, perilaku
saat ini dan perilaku layak.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 39
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

 Penyuluhan kesehatan atau KIE mencakup berbagai kegiatan komunikasi dan penyuluhan
menjelaskan apa yang secara ideal harus dilakukan orang dan alasannya (dari perspektif
kesehatan masyarakat).
 Pada KIE informasi biasanya tidak mengungkap perilaku yang layak dan ideal, hambatan dan
strategi untuk mengatasinya dan mottivasi (alasan untuk melakukan sesuatu dari perspektif
kelompok/masyarakat.
 KIE seringkali komunikasi satu arah
 Sedangkan KPP sering tergantung pada negosiasi.

Perilaku ideal adalah perilaku sehat yang dipromosikan sebagaimana yang dikemukakan
dalam literatur, para ahli kesehatan masyarakat dan ahli epidemiologi.
Beberapa contoh perilaku ideal:
 Ibu meminta pertolongan untuk melakukan persalinan kepada tenaga kesehatan.
 Ibu memberi ASI segera setelah bayinya lahir.
 Anak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan

Perilaku sekarang (saat ini) berkaitan dengan masalah kesehatan yang dilakukan oleh
masyarakat di sekeliling kita.
Beberapa contoh perilaku saat ini yang akan diperbaiki, misalnya:
 merokok.
 memberi susu formula kepada bayi baru lahir
 kebiasaan “ngemil” gorengan.
 tidak suka makan sayur.

Perilaku Layak adalah langkah realistis yang dapat mereka lakukan untuk menjadi lebih sehat,
tapi mungkin bukan perilaku ideal.
Saat suatu kelompok memutuskan perilaku yang mungkin untuk dilakukan, katakan bahwa
mereka baru saja mengembangkan perilaku layak atau dimungkinkan bagi mereka sendiri.
Misalnya : 1) seseorang yang akan melakukan diet ketat, bisa dimulai dengan tidak makan
makanan manis dan gorengan selama satu minggu, 2) Dalam kondisi tidak ada air untuk cuci
tangan, bisa menggunakan sendok jika akan makan.

2. Lima langkah untuk mengidentifikasi perilaku yang layak:


a. Menerjemahkan tujuan program ke dalam pernyataan perilaku. Hasilnya adalah perilaku
ideal. Semuanya akan membawa dampak bagi kesehatan.
b. Jabarkan perilaku ideal menjadi serangkaian tindakan.
c. Ketahui di mana masalah timbul saat melakukan langkah tindakan di daerah ( dengan kata
lain belum dikerjakan sekarang)
Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 40
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

d. Untuk setiap masalah yang ditemui anda harus menemukan/mengenali dan menguji
kemungkinan pemecahan masalah yang spesifik untuk konteks tersebut.
e. Pemecahannya akan membuat perbedaan terhadap masalah kesehatan dan yang disebutkan
sebagai “orang mau dan mampu” menjadi perilaku yang layak untuk dipromosikan.

3. Tujuan Program dan Perilaku Ideal


a. Menerjemahkan tujuan program menjadi pernyataan perilaku
b. Uraikan perilaku ideal menjadi serangkaian tindakan

Contoh:
Tujuan program adalah: Meningkatkan kesehatan dan gizi bayi dengan cara menyusui
Uraian perilaku ideal:
a. Mempraktikkan ASI Eksklusif ( letakkan bayi di dada ibunya dan biarkan menetek dalam
waktu 1 jam setelah bayi lahir)
b. Mempraktikkan ASI Eksklusif (berikan ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan)
c. Berikan lebih banyak ASI kepada bayi 6 bulan ke bawah selama dan setelahsakit)

CATATAN
Ingatkan peserta saat mereka menguraikan perilaku ideal menjadi langkah tindakan dalam
program, mereka akan melakukan lebih dari yang sekarang yang dilakukan dalam pelatihan,
karena mereka sendiri yang akan:
- Memastikan bahwa langkah tindakan yang benar-benar spesifik,
- Memperhatikan kapan masalah muncul saat pelaksanaanya,
- Mencari pemecahan masalah yang mungkin untuk dilakukan,
- Menemukan dan mengenali perilaku yang layak untuk dijadikan fokus kegiatan program ini.

4. Faktor Eksternal dan Internal yang Mempengaruhi Perilaku


Menurut sejumlah teori ada beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
perilaku.
a. Daftar penentu internal yang mempengaruhi perilaku:
- emosi
- keterampilan
- sikap
- kepercayaan diri
- norma sosial (misal apa yang seharusnya dilakukan orang dan apa yang biasa dilakukan)
- budaya dan agama

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 41
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

b. Daftar penentu eksternal yang mempengaruhi perilaku:


- sumber daya
- akses terhadap pelayanan
- dukungan sosial
- lingkungan fisik dan sosial
- lingkungan politis dan kebijakan
- ekonomi
- budaya dan agama
- akses informasi

Seringkali bahan komunikasi kita hanya mempengaruhi persoalan perilaku internal saja seperti:
memberi pengetahuan baru, memperbaiki perilaku, memperbaiki sikap, meningkatkan persepsi
tentang normal sosial, meningkatkan kepercayaan diri, mengetuk emosi.

KPP yang efektif harus mampu membatasi hambatan eksternal seperti: cara berkomunikasi dengan
petugas kesehatan yang kurang ramah, mempromosikan akses informasi, mempromosikan
pelayanan imunisasi, mengangkat isu pentingnya dukungan kebijakan dari pimpinan atau kepala
daerah.

Perlu disadari bahwa KPP tidak dapat mengatasi semua masalah (misalnya kemauan politik,
keterbatasan ekonomi dsb.) Untuk itu KPP perlu dilengkapi dengan kegiatan lain jika faktor
eksternal sangat mempengaruhi perilaku.

KPP mempunyai peran penting menginformasikan apa yang paling sehat dilakukan dan bagaimana
cara melakukannya, memotivasi, mengingatkan, menegosiasikan, mengungkap hambatan dan
bahkan menurunkan hambatan perilaku internal dan eksternal serta mengusulkan strategi untuk
mengatasi hambatan tersebut.

B. Tujuan
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) adalah suatu model pendekatan sistematis dan
interaktif, bertujuan untuk mempengaruhi dan mengubah perilaku spesifik suatu kelompok sasaran.
Intervensi berdasarkan kajian formatif yang seksama, dan hasil kajian tersebut digunakan untuk
mengembangkan strategi, pesan, dan saluran komunikasi.

Secara umum tujuan KPP dalam pemberdayaan keluarga adalah meningkatkan kemampuan individu
dan keluarga untuk mempraktikan perilaku mencegah dan mengatasi terjadinya masalah kesehatan,
serta meningkatkan kemampuannya untuk memelihara kesehatannya secara mandiri dan berperan
aktif dalam upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (dari, oleh dan untuk masyarakat).

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 42
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

Selanjutnya, tujuan KPP dalam pemberdayaan keluarga adalah:


1. Meningkatnya kemampuan keluarga untuk melakukan identifikasi masalah kesehatan serta
perilaku yang tidak sehat dan mampu mengarahkan dirinya untuk melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat.
2. Meningkatnya kemampuan keluarga untuk mengatasi hambatan serta memotivasi dirinya
sehingga mampu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat secara mandiri dengan
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
3. Meningkatkan kemampuan tenaga promosi kesehatan puskesmas untuk melakukan upaya
komunikasi perubahan perilaku dalam memberdayakan keluarga untuk hidup sehat.
4. Meningkatnya peran serta dan dukungan tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan serta
organisasi profesi dalam kegiatan KPP dalam pemberdayaan keluarga.

C. Sasaran
Sasaran utama KPP dalam pemberdayaan keluarga, adalah individu dalam suatu keluarga.
Sedangkan, sasaran pelaksana dan sasaran pendukung upaya pemberdayaan keluarga adalah tokoh
masyarakat, kelompok peduli, lintas sektor, organisasi profesi, organisasi kemasyarakat serta
penentu kebijakan yang mempunyai potensi memberikan dukungan sumberdaya untuk
mengoptimalkan upaya KPP pemberdayaan keluarga.

Dengan demikian, sasaran KPP dalam pemberdayaan keluarga meliputi:


1. Sasaran utama adalah individu dan keluarga yang ada di suatu wilayah kerja puskesmas.
2. Sasaran pelaksana kegiatan KPP adalah individu atau kelompok yang mempunyai potensi
mendukung upaya KPP dalam pemberdayaan keluarga di wilayah kerja puskesmas, yaitu petugas
kesehatan, kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, TP. PKK, Organisasi
Kemasyarakatan, Organisasi Keagamaan, Organisasi Profesi, Organisasi Pemuda, Organisasi
Profesi, Kelompok-kelompok Peduli Kesehatan, Media Massa, Lintas Sektor, Swasta/Dunia Usaha,
dll.
3. Sasaran pendukung kegiatan KPP dalam pemberdayaan keluarga adalah pengambil keputusan
atau penentu kebijakan yang mempunyai potensi memberikan dukungan kebijakan dan
sumberdaya terhadap pelaksanaan kegiatan KPP tersebut, yaitu: Ketua RT, Ketua
RW/Dusun/Lingkungan, Kepala Desa/Lurah, BPMD, Camat, Ketua TP. PKK, dll.

D. Manfaat
KPP seringkali diperlukan dalam strategi program untuk:
1. Memberikan informasi tentang pelayanan, produk, praktik yang direkomendasikan.
2. Memperbaiki sikap dan mengurangi rasa takut.
3. Mengingatkan

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 43
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

4. Menciptakan atau memperkuat citra.


5. Mengusulkan strategi.
6. Menegosiasikan praktik yang lebih baik dan layak.
7. Komunikasi juga penting untuk memberikan informasi kepada petugas program, staf dan
relawan.

E. Ruang Lingkup
Komunikasi saja tidak cukup untuk mengubah perilaku, untuk itu diperlukan unsur lain atau adakah
tindakan lain yang diperlukan untuk mengubah perilaku. Sebagai contoh, sudah banyak upaya yang
dilakukan dalam penyediaan jamban sehat di keluarga, tetapi jamban tersebut tidak digunakan
dengan benar malah mereka tidak menggunakan sama sekali dengan berbagai alasan, sehingga
program ini kurang berhasil.

Program Berbasis Perilaku adalah program yang mendasari kegiatannya dengan menemukan dan
mengenali masalah perilaku, serta dukungan dan hambatan apa saja yang dapat mengubah perilaku.

1. Program berbasis perilaku pada awal kegiatan programnya mencakup:


a. Menemukan dan mengenali “perilaku ideal” yaitu perilaku yang dibuktikan oleh para ahli
kesehatan masyarakat mampu memperbaiki kesehatan masyarakat.
b. Menemukan dan mengenali “perilaku sekarang”, yaitu perilaku yang dipraktikkan masyarakat
c. Menemukan dan mengenali “perilaku layak”, yaitu serangkaian perilaku yang secara realistic
mampu dilakukan oleh masyarakat yang akan memperbaiki perilaku kesehatannya.
d. Menemukan dan mengenali dukungan dan hambatan apa saja untuk menerapkan perilaku
yang diharapkan.
e. Secara sistematis program berbasis perilaku memperkuat dukungan dan memperkecil
hambatan.
f. Jelas bahwa program berbasis perilaku tidak untuk mempersulit perencanaan program, namun
untuk lebih memastikan bahwa program anda memenuhi “kebutuhan nyata” masyarakat dan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Strategi Komunikasi :
a. Menetapkan prioritas masalah kesehatan keluarga.
b. Melakukan kajian formatif yaitu kajian perilaku terkait dengan masalah kesehatan prioritas.
c. Menyusun strategi KPP pemberdayaan keluarga, mengacu pada hasil kajian formatif.
d. Merancang, membuat, memproduksi, mendistribusikan dan menggunakan media KIE yang
sesuai untuk mendukung pelaksanaan kegiatan KPP pemberdayaan keluarga.
e. Melaksanakan berbagai jenis kegiatan KPP pemberdayaan keluarga dengan mengoptimalkan
berbagai saluran dan media komunikasi yang ada.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 44
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

f. Melakukan pemantauan dan penilaian pelaksanaan kegiatan KPP pemberdayaan keluarga,


serta perilaku hidup sehat yang dilakukan keluarga secara inten/terus menerus

Pembahasan mengenai Strategi komunikasi lebih lanjut pada Materi Inti 2.

POKOK BAHASAN 2
KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU SEBAGAI KOMUNIKASI STRATEGIS
Mengapa komunikasi menjadi penting untuk perubahan perilaku? Komunikasi merupakan hal yang
esensial dalam berinteraksi antar individu dan kelompok dan masyarakat. Tanpa komunikasi yang baik
segala ide, gagasan, perencanaan menjadi tidak berarti jika tenaga promosi kesehatan kurang
mendalami teknik komunikasi.

a. Hal-hal esensial untuk mencapai perubahan perilaku meliputi:


1. Perubahan pendapat (opinion change), meliputi pengetahuan, ide, keyakinan dan pemikiran
sasaran.
2. Perubahan sikap (attitude change), sehingga terbangun sikap yang positif pada sasaran
komunikasi untuk mau menerapkan perilaku sehat
3. Perubahan perilaku (behavior change) positif pada sasaran yaitu perilaku hidup sehat, sehingga
sasaran mampu menerapkan perilaku hidup sehat.
4. Perubahan terhadap kehidupan sosial (social change) yang lebih baik dan lebih sehat pada
sasaran.

b. Pengertian Komunikasi;
1. Komunikasi yang tercapai tujuannya
2. Komunikasi yang terjadi menyenangkan kedua belah pihak, Komunikator (yg mengajak dan
Komunikan (yg diajak)
3. Komunikasi di mana Komunikator dan Komunikan berhasil berbagi pengertian yang sama dalam
nuansa yang menyenangkan.

Komunikasi strategis merupakan kemudi program yang akan mengarahkan ke tujuan dan menjadi
pengikat untuk mempersatukan program kesehatan dalam perubahan perilaku.
Komunikasi strategis didasarkan kepada:
a. Data, ide-ide dan teori-teori yang dipadukan oleh-
b. Sebuah rancangan penuh visi untuk mencapai-
c. Tujuan yang diuji dengan cara-
d. Mempengaruhi sumber daya yang paling memungkinkan dan hambatan terhadap perubahan
perilaku melalui-
e. Partisipasi aktif stakeholder dan pihak penerima (Piotrow & Kincaid, 2001)

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 45
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

Komunikasi strategis memanfaatkan ilmu pengetahuan dan fakta, disamping ide dan konsep, guna
menyusun suatu visi jangka panjang dan tujuan perubahan perilaku yang realistis untuk isu-isu
kesehatan keluarga/masyarakat. Komunikasi strategis yang efektif menggunakan berbagai cara,
strategi komunikasi seringkali mengintegrasikan komunikasi interpersonal, saluran berbasis
masyarakat dan berbagai media untuk menciptakan pertukaran informasi dan ide yang dinamis dan
bersifat dua arah.

Beberapa pendekatan komunikasi strategis yang penting dipraktikkan oleh petugas promosi
kesehatan sehingga terjadinya proses perubahan perilaku positif pada sasaran.

A. Pendekatan Individu dan Keluarga


1) Komunikasi interpersonal yaitu interaksi dari individu ke individu atau dari individu dengan
kelompok kecil, bersifat dua arah, kemudian pesan yang disampaikan dalam bentuk verbal
dan non verbal. Kedua belah pihak saling berbagi informasi dan perasaan. Adapun langkah-
langkah melakukan komunikasi interpersonal adalah “SAJI” (Salam, Ajak Bicara, Jelaskan dan
Ingatkan).

2) Konseling yaitu suatu proses pemberian bantuan dari petugas konseling kepada klien-nya,
melalui pertemuan tatap muka dengan menyampaikan informasi yang tidak memihak serta
memberikan dukungan emosi, agar klien mampu mengenali keadaan dirinya dan masalah
yang dihadapinya sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan mantap bagi dirinya
sendiri dengan kesadarannya sendiri tanpa ada unsur paksaan dari siapapun. Atas dasar
tersebut, kemudian klien bisa bertindak sesuai dengan keputusan yang telah dipilihnya
secara mantap karena memahami alasan dan tujuannya. Dasar dari pengertian konseling
adalah pemberian informasi yang tujuan akhirnya adalah klien dapat membuat keputusan
untuk mengatasi masalahnya.

Melalui konseling akan dapat terjadi suatu proses :


a. Perubahan perilaku
b. Peningkatan kemampuan untuk mengenal masalahnya, mengidentifikasi alternatif
pemecahan masalahnya, menetapkan prioritas alternatif pemecahan masalah,
menganalisis / melakukan kajian sejauhmana konsekuensi dan keuntungan terhadap
pilihan pemecahan masalah yang telah ditetapkan.
c. Meningkatkan kemampuan untuk memutuskan dan bertindak
d. Meningkatkan hubungan antar perorangan
e. Membantu klien untuk dapat mengurangi ketegangannya
f. Meningkatkan potensi seseorang untuk mengatasi masalah

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 46
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

g. Meningkatkan kemampuan untuk mampu berpikir positif dan optimis

Adapun langkah-langkah praktis melakukan konseling adalah:

SATU TUJU.

SA : memberi salam kepada klien (menciptakan hubungan), sambut kedatangannya


dan
berikan perhatian;
T : tanyakan kepada klien untuk menjajagi pengetahuan, perasaan dan kebutuhan
klien.
U : uraikan informasi yang relevan / terkait dengan masalah klien.
TU : bantu klien untuk memahami masalah serta alternatif pemecahan masalahnya.
J : Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari setiap alternatif pemecahan
masalah.
U : ulangi hal-hal penting yang dibahas, serta lakukan kesepakatan kunjungan ulang,
atau rujuk ke tempat pelayanan lain bila diperlukan.

Teknik komunikasi interpersonal dan konseling yang efektif, meliputi :


a. Teknik menghormati klien dan keluarganya, yaitu dengan cara:
 Bersikap ramah dan penuh penerimaan terhadap klien dan keluarga (menerima klien
apa adanya).
 Memperlakukan klien dan keluarganya secara terhormat
 Menghargai hak-hak klien dan keluarga (hak mendapatkan informasi, akses dalam
pelayanan, memilih, privasi dalam pelayanan, kerahasiaan, harkat martabat dalam
pelayanan kesehatan, mendapatkan kenyamanan dalam pelayanan kesehatan, hak
berpendapat, dll)
 Menghargai budaya serta harkat dan martabat klien
 Menghormati dan memahami perasaan dan pikiran klien serta tidak memaksakan
kehendaknya sendiri.
 Menumbuhkan rasa percaya diri klien sehingga klien berani berbicara, membahas,
berpendapat, dan mengambil keputusan sendiri sesuai keadaan, kebutuhan, dan
keinginannya.
 Memberikan dukungan emosi, rasa aman serta rahasia klien

b. Teknik saat berkomunikasi dengan klien, yaitu dengan cara:


 Berusaha menempatkan diri pada posisi klien
 Mampu menyampaikan pesan dengan jelas, sederhana, bertahap, sisitematis.
Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 47
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

 Peka dan tanggap terhadap sikap klien tentang pengertian pesan yang disampaikan
 Mengulangi pesan yang penting dan perlu ditindak lanjuti oleh klien
 Memberi contoh-contoh nyata yang memudahkan klien untuk bisa memahaminya
 Mengemukakan pesan yang dianggap penting terlebih dahulu, jangan larut dalam hal-
hal yang sifatnya rinci, namun tidak begitu penting
 Hindari gangguan komunikasi karena adanya perbedaan persepsi, pemakaian media
yang kurang tepat, isi pesan yang terlalu banyak dan suasana yang kurang mendukung
 Waktu untuk berkomunikasi dengan klien jangan sampai berlarut-larut, kelola waktu
secara efektif dan efisien.

c. Teknik menjadi pendengar aktif, yaitu dengan cara:


 Berhenti berbicara dan membiarkan klien berbicara dengan enak. Membantu agar
klien merasa bebas berbicara
 Tunjukkan pada klien bahwa anda ingin mendengarkan. Mendengarkan untuk
mengerti dan bukan untuk menentang
 Ciptakan situasi aman dan nyaman agar klien dapat berbicara dengan bebas.
 Memberikan perhatian dan simpati saat klien berbicara
 Bersabar untuk tidak memotong pembicaraan
 Mampu menguasai emosi diri, saat ingin berbicara.
 Bersikap tenang dalam melakukan argumentasi serta menerima kritik
 Mengajukan pertanyaan terbuka, pertanyaan hendaknya relevan dengan masalah klien
 Menyampaikan tanggapan yang sesuai dan tidak bertele-tele, gunakan bahasa yang
sopan dan mudah dipahami.

d. Teknik mengajukan pertanyaan, yaitu dengan cara:


 Ajukan pertanyaan terbuka, adalah jenis pertanyaan yang dijawab dengan uraian
penjelasan. Misalnya:
Coba ceritakan mengapa anak ibu sakit?
Apa yang ibu rasakan ....?
Coba ceritakan pengalaman ibu saat menggunakan IUD?

 Pertanyaan mendalam, adalah pertanyaan yang jawabannya menyinggung hal-hal atau


informasi klien yang bersifat sensitif/rahasia/ privasi, Misalnya:
Apa yang ibu lakukan saat mengetahui suami terkena penyakit HIV atau Kusta, atau TB
Paru?

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 48
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

e. Teknik bertanya yang efektif yaitu:


 Gunakan jenis pertanyaan terbuka atau pertanyaan mendalam.
 Hindari menggunakan pertanyaan mengarahkan atau menyudutkan klien. Berfokus
pada masalah klien.
 Ajukan pertanyaan yang relevan/sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan, jangan
mengajukan pertanyaan ke topik lain apabila topik yang sedang dibicarakan belum
anda pahami.
 Gunakan bahasa yang mudah dipahami. Sampaikan umpan balik/tanggapan kemudian
ajukan pertanyaan lain bila masih perlu.
 Hindari terlalu banyak bertanya pada klien.

f. Teknik melakukan observasi, yaitu dengan cara:


“Melihat dan mendengar” apa yang dikatakan klien serta sikap klien, apakah ada
kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan keadaan kejadian sesungguhnya.

Dengan melakukan observasi yang baik, tenaga promosi kesehatan puskesmas dapat:
 Memperoleh informasi yang benar tentang keadaan klien
 Mengetahui sikap dan perilaku yang positif dan negatif klien
 Menghindarkan penilaian yang salah terhadap klien
 Mengatasi adanya kesejangan antara tingkah laku verbal dan non verbal atau apa yang
dikatakan klien dengan yang dilakukan klien
Hasil observasi tersebut, sangat diperlukan untuk menetapkan alternatif pemecahan
masalah serta tindakan selanjutnya.

g. Teknik melakukan refleksi


Pada saat berkomunikasi dengan klien, petugas perlu melakukan refleksi untuk mencegah
adanya salah pengertian atau salah menafsirkan ungkapan klien. Refleksi ada dua macam
yaitu refleksi isi (pharaphrasing) dan refleksi perasaan.
Cara melakukan refleksi/mengulang kembali. Petugas kesehatan mengatakan kembali
kata-kata atau perasaan klien dengan menggunakan bahasanya sendiri.

h. Teknik membantu klien mengambil keputusan dengan cara menerapkan rumusan


sederhana yaitu “4 K” (kondisi, kehendak, konsekuensi, keputusan): melihat kondisi klien,
menanyakan kehendak klien, membantu klien melakukan identifikasi konsekuensi
terhadap setiap upaya/ tindakan mengatasi masalah kesehatannya baik yang bersifat
positif maupun negatif, selanjutnya membantu klien menetapkan keputusan dalam
mengatasi masalahnya.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 49
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

i. Teknik menggunakan media KIE


Tujuan menggunakan media KIE adalah : memperjelas pesan serta membantu klien untuk
memahami informasi yang disampaikan; menumbuhkan daya tarik; membantu petugas
untuk memfokuskan pembicaraan. Teknik penggunaan media KIE tergantung pada jenis
media-nya misalnya: lembar balik, poster, model, dll. Namun secara prinsip ada beberapa
hal yang harus diperhatikan oleh petugas yaitu:
 Ajak klien untuk memperhatikan media KIE tersebut
 Fokuskan pembicaraan sesuai dengan informasi (kata-kata maupun gambar) yang ada
pada media yang sedang dipergunakan.
 Tekankan bahwa informasi yang ada di dalam media ini penting
 Lakukan pengecekan pemahaman klien terhadap informasi yang dibahas dengan
menggunakan media KIE tersebut. Apabila klien sudah mempunyai pemahaman yang
baik berikan pujian dan lanjutkan dengan informasi lainnya. Tetapi apabila klien masih
kurang paham ulangi dan beri penekanan pada hal-hal yang penting.

B. Pendekatan Kelompok Masyarakat


Metoda yang digunakan saat tenaga promosi kesehatan puskesmas melakukan pendekatan
kelompok adalah diskusi kelompok, demontrasi, permainan/ bermain peran.
1) Diskusi/ Diskusi kelompok
Diskusi berasal dari bahsa latin discutio atau discussum yakni “kurang lebih sama dengan
bertukar pikiran” atau membahas sesuatu masalah dengan mengemukakan dasar
alasannya untuk mencari jalan keluar sebaik-baiknya. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa diskusi merupakan ajang bertukar pikiran diantara sejumlah orang, membahas
masalah tertentu yang dilaksanakan dengan teratur, dan bertujuan untuk memecahkan
masalah secara bersama. Metode ini dipakai untuk meningkatkan partisipasi aktif, tukar
pengalaman dan pendapat peserta diskusi. Untuk kegiatan ini anggota kelompok yang ideal
adalah 7 s/d 9 orang.

2) Peragaan atau demonstrasi


Demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memberi contoh nyata
bagaimana suatu kegiatan dilakukan dengan benar. Ada beberapa macam demonstrasi,
yaitu:
 Mengembangkan keterampilan sasaran dalam bidang tertentu
 Menunjukkan proses kerja penanganan suatu perilaku (misalnya: proses/cara
melakukan perawatan tali pusat bayi baru lahir).
 Memperkenalkan dan menjelaskan penggunaan suatu alat yang baru.
 Memantapkan penerimaan perilaku atau suatu hal yang baru

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 50
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

3) Curah pendapat (brain storming)


Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan
metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing
dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan
(curah pendapat) Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh
dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap
anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

4) Bermain peran (role play)


Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu
untuk memainkan peranan, misalnya sebagai bidan, dokter, perawat, pasien dan
sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pengamat atau anggota masyarakat.
Mereka memperagakan konseling dengan menggunakan kaidah “SATU TUJU” tentang
pentingnya minum tablet tambah darah bagi ibu hamil.
Anggota kelompok yang tidak bermain peran, diberi tugas untuk melakukan pengamatan.
Setelah bermain peran selesai, pemain diminta menyampaikan perasaannya saat
melakukan kegiatan bermain peran. Selanjutnya, pengamat diberi kesempatan untuk
menyampaikan hasil pengamatannya. Pada akhir bermain peran disimpulkan bersama
tentang peran bidan dalam melakukan konseling tentang pentingnya minum TTD bagi ibu
hamil.

5) Permainan simulasi (simulation game)


Metode ini merupakan gabungan antara bermain peran dengan diskusi kelompok. Pesan-
pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli,
ular tangga, beberan. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan
menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain papan main. Beberapa orang menjadi
pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.

Teknik komunikasi efektif yang diterapkan saat tenaga promosi kesehatan puskesmas
melakukan pendekatan kelompok tersebut, meliputi teknik menyampaikan pesan atau
informasi, teknik menggunakan media/alat peraga, teknik membangun peran aktif semua
peserta, teknik mengatasi peserta yang dominan, teknik menghadapi peserta yang acuh, dll.

a. Teknik menyampaikan informasi/ pesan


 Menggunakan bahasa sederhana, verbal dan non-verbal, tidak bertele-tele, sesuai
dengan permasalahan serta berisi tindakan konkrit yang mampu di lakukan peserta

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 51
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

untuk mengatasi masalahnya. Pesan disampaikan secara bertahap dan sistematis.


Memberi contoh-contoh nyata yang memudahkan klien untuk bisa memahaminya
 Mengulangi pesan yang penting dan perlu ditindak lanjuti oleh peserta
 Berbicara dengan wajah ramah serta sikap yang sopan, vocal jelas, ada sentuhan
emosional, nada bicara yang tidak monoton, dll
 Memperhatikan atau selaras dengan nilai-nilai social budaya atau karakter spesifik
peserta.
 Melakukan pengecekan pemahaman.
 Menggunakan alat bantu atau media KIE
 Tidak menyampaikan informasi dengan ”menggambar di udara”
 Memberikan pujian serta solusi yang tepat
 Menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Apabila peserta sudah jenuh jangan
di paksakan
 Menghindari sikap arogansi, mengancam, menakut-nakuti, mengobral janji,
mengecewakan, menyinggung perasaan, menyalahkan, menghina, memojokkan,
menghakimi, dll
 Berusaha menempatkan diri pada posisi peserta.

b. Teknik membangun peran aktif semua peserta


 Topik yang dibicarakan berdasarkan kesepakatan, sesuai kebutuhan atau
permasalahan yang dihadapi peserta.
 Waktu diskusi sesuai kesepakatan peserta, dan gunakan waktu secara efektif dan
efisien. Apabila peserta sudah terlihat jenuh dan tidak antusias maka akhiri
pertemuan tersebut, jangan di paksakan
 Gunakan teknik komunikasi efektif dan sampaikan kata-kata humor.
 Gunakan alat bantu atau media yang dapat melibatkan semua peserta diskusi.
 Sampaikan beberapa pertanyaan penting yang memancing peserta untuk
berkomentas atau menyampaikan pendapatnya, dan minta semua peserta untuk
berperan serta memberikan jawabannya atau menyampaikan pendapatnya.

c. Teknik mengatasi peserta yang dominan atau peserta yang acuh, yaitu dengan cara:
 Hindari tatapan mata pada peserta yang dominan. Arahkan pandangan pada
peserta lain yang kurang aktif atau acuh, dengan mengajukan pertanyaan atau
memberikan pujian.
 Pusatkan perhatian pada peserta yang acuh dan coba perhatikan apakah ada
kebutuhan khusus tentang informasi yang belum memenuhi harapannya atau coba
tanyakan apakah ada masalah yang sedang dihadapi?

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 52
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

 Ciptakan suasana serius tapi santai


 Gunakan media interaktif, misalnya: ular tangga, kartu jodoh, dll
 Terapkan sistem kompetisi pada saat berkomunikasi, dan rangsang peserta yang
acuh tersebut untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini, dengan cara menjadi penilai
atau ketua tim. Selanjutnya, berikan reward pada peserta yang berperan aktif/
berprestasi.

C. Pendekatan Media Massa


Media massa yang dapat menjangkau khalayak luas dalam waktu singkat mencakup media:
 Televisi
 Radio
 Surat kabar  Direct mail
 Majalah  Internet
 Iklan luar ruang

Saluran Jangkauan Keunggulan Kelemahan


khalayak
Televisi Rumah tangga, Jika pesan sampai ke rumah dapat Biaya produksi mahal.
keluarga (laki-laki, mendorong munculnya diskusi-diskusi Lebih menjangkau
perempuan, dalam keluarga masyarakat kota dari
remaja, anak- Menjangkau persentase khalayak pada desa.
anak) sasaran yang luas. Biaya bisa terlalu mahal
Memberikan dampak pesan pada masa-masa
maksimum (karena melibatkan tertentu.
penglihatan, suara, gerak). Sulit ditayangkan pada
Biaya efisien. masa prime-time
(waktu/jam tayang
utama);
Jika ditayangkan pada
waktu lain, khalayak
yang dijangkau
kemungkinan tidak
banyak.
Radio Individu, Digunakan sebagai media perorangan Khalayak terbagi-bagi.
keluarga,remaja,d di banyak negara. Jika banyak stasiun
ewasa Disampaikan berulang-ulang radio dalam satu
(frekuensinya sering). wilayah, butuh biaya
Bisa digunakan untuk membangun mahal untuk
Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 53
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

jangkauan yang luas. menyebarkan pesan.


Memperkuat pesan-pesan yang elah Tidak gambar atau
disampaikan melalui televisi. visualisasi.
Bisa sangat kreatif. Tidak selalu mudah
Lebih murah dari pada televisi untuk masuk ke seluruh
Pesan bisa disampaikan dengan negeri.
bahasa setempat.

Majalah Laki-laki, Dapat menjangkau khalayak yang Membutuhkan waktu


perempuan, berbeda berdasarkan gaya hidup, yang lebih lama.
remaja demografi, dan perilaku. Frekuensi rendah.
Pesan disajikan dengan reproduksi Pesan hanya untuk
warna. khalayak yang melek
Lebih bergengsi huruf.
Terutama hanya
menjangkau kelas atas.
Surat kabar Laki-laki, Media menjangkau wilayah yang luas Hanya bagi mereka
perempuan yang dan banyak. yang bisa baca tulus.
berpendidikan, Tepat waktu. Kualitas reporduksi
para pembuat Keluasan berita. kurang.
kebijakan. Berpengaruh. Reproduksi foto kurang
Ukuran pesan fleksibel baik.
Informasi cepat basi
(berumur pendek)
Biayanya bisa tidak
efisien.
Iklan luar Laki-laki dan Bagus untuk membangun pengenalan Waktu
ruang/berjalan perempuan dan kepedulian. paparan/penayangan
(billboard, iklan Area dengan arus lalu lintas pesan terbatas.
di bus, kereta yang tinggi. Isi pesan terbatas.
api. Pesan sangat singkat. Tidak dapat bertahan
Turut memberikan penekanan atas lama.
pesan media lainnya.

D. Kiat-kiat Mengatasi Situasi Sulit dalam Komunikasi


Menurut pendapat para ahli, sekitar 85% persen keberhasilan melakukan komunikasi ditentukan
oleh kemampuan pertugas berkomunikasi dan keterampilan membina hubungan baik.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 54
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

Beberapa kiat atau teknik komunikasi yang dapat mencegah terjadinya situasi sulit dalam
berkomunikasi.
1. Menerapkan rumusan REACH (Respect, Empathy, Audible, Clear dan Humble)

a. Respect : menghargai komunikan atau menjaga harga diri orang lain.


b. Empati: kemampuan menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi
orang lain. Ini diawali dengan kemampuan mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu
sebelum di dengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Empati bisa juga berarti
kemampuan untuk mendengarkan dan siap menerima masukan ataupun umpan balik
apapun dengan sikap yang positif.
c. Audible: pesan yang dibicarakan dapat dimengerti dengan baik oleh orang lain dan
bermanfaat.
d. Clarity: pesan yang disampaikan jelas dan tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
Clarity dapat juga berbarti keterbukaan dan transparansi saat berkomunikasi dengan
orang lain, berkata jujur dan apa adanya.
e. Humble : rendah hati, tidak angkuh atau arogan, tidak merasa ”lebih” dari orang lain,
tidak memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan dan
lembah lembut.

2. Menggunakan bahasa tubuh yang baik saat berkomunikasi, yaitu:


a. Jangan silangkan kaki dan tangan anda saat berbicara dengan orang lain.
Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa menyilangkan tangan atau kaki dapat
menunjukkan bahwa anda tertutup terhadap lawan bicara anda dan ini tidak
menciptakan hubungan pembicaraan yang baik. Bukalah selalu posisi tangan dan kaki
anda.

b. Lakukan kontak mata, namun bukan menatapnya.


Dengan melakukan kontak mata pada lawan bicara anda dapat membuat hubungan
pembicaraan menjadi lebih baik dan anda dapat melihat apakah mereka sedang

c. Mendengarkan dengan penuh perhatian.


Namun juga bukan dengan menatapnya (terus menerus), karena akan membuat lawan
bicara anda menjadi gelisah.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 55
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

d. Mengangguk ketika lawan bicara anda sedang berbicara.


Mengangguk menandakan bahwa anda memang sedang mendengarkan. Namun bukan
berarti anda mengangguk berlebihan (terus menerus dan cepat), karena anda akan
terlihat seperti dibuat-buat.

e. Jangan membungkuk, duduklah dengan tegak.


Membungkuk menandakan bahwa anda tidak bergairah, dan tegak disini maksudnya
adalah tetap dalam koridor santai, tidak tegang.

f. Tersenyum dan tertawa. Bercerialah, jangan terlalu serius.


Santai, tersenyum bahkan tertawa jika seseorang menceritakan sesuatu hal yang lucu.
Orang akan cenderung mendengarkan anda jika anda terlihat sebagai orang yang positif.
Namun juga jangan menjadi orang yang pertama kali tertawa jika anda sendiri yang
menceritakan cerita lucu nya, karena anda akan terkesan gugup dan seperti minta
dikasihani. Tersenyumlah ketika anda berkenalan dengan seseorang, namun jangan pula
tersenyum terus menerus karena anda akan dianggap menyimpan sesuatu dibalik
senyuman anda.

g. Jagalah posisi kepala anda tetap lurus.


Jangan melihat ke bawah ketika anda berbicara dengan seseorang. Anda akan terlihat
seperti tidak nyaman berbicara dengan lawan bicara anda dan juga terlihat seperti orang
yang tidak percaya diri.

h. Hindari gerakan-gerakan yang menunjukkan bahwa anda gelisah.


Seperti menyentuh muka anda, menggoyang-goyangkan kaki anda atau mengetuk-
ngetuk jari anda di atas meja dengan cepat. Gerakan-gerakan semacam itu menunjukkan
bahwa anda gugup dan dapat mengganggu perhatian lawan bicara atau orang-orang
yang sedang berbicara dengan anda.

i. Pelajari tanda-tanda seseorang sudah mulai bosan.


Suatu hal yang wajar ketika seseorang tidak ingin melanjutkan berkomunikasi dengan
kita, mereka cenderung defensif atau bertahan dan gaya bicaranya mulai berhati-hati.
Bisa dilihat juga ketika sebelumnya dia mau untuk melihat wajah kita, ketika dia sudah
mulai menutup diri dia akan memalingkan wajahnya ke arah lain. Ketika dia sibuk
melihat jam, atau melihat keluar jendela, itu pertanda bahwa dia memang sedang ingin
mengakhiri pembicaraan.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 56
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

3. Hal-hal yang mungkin terjadi bagi tenaga promosi kesehatan:


a. Tenaga promosi kesehatan puskesmas, tidak diterima saat melakukan kunjungan rumah.
 Buat jadwal kunjungan, selanjutnya sampaikan pada keluarga binaan sebelum hari
kunjungan dilakukan.
 Sampaikan penjelasan tujuan kunjungan rumah.
 Libatkan tokoh masyarakat setempat dalam kegiatan kunjungan rumah.
 Jangan memaksakan waktu kunjungan rumah apabila keluarga tersebut ada
kepentingan lain yang harus dilakukan.
 Lakukan penjadwalan ulang.

b. Keluarga tidak mau melakukan anjuran petugas kesehatan


 Lakukan konseling, bantu klien untuk mengambil keputusan.
 Tanyakan klien alasan tidak melakukan anjuran perilaku sehat tersebut, bantu dengan
langkah-langkah sederhana untuk melakukan perilaku sehat tersebut secara bertahap.
terus beri motivasi dan yakinkan pada klien bahwa perilaku sehat tersebut
menguntungkan atau dapat memperbaiki kondisi klien.
 bangun kesepakatan kembali dan beri kesempatan/ waktu pada klien untuk mencoba
menerapkannya.
 Lakukan pemantauan baik secara langsung maupun tidak langsung.

c. Keluarga tidak mau berperan aktif dalam program kesehatan


 Lakukan identifikasi tentang potensi yang dimiliki oleh keluarga tersebut.
 Libatkan tokoh masyarakat untuk memotivasi keluarga tersebut agar mau berpartisipasi
dalam program kesehatan.
 Pada tahap awal keluarga tersebut, beri tugas dan tanggung jawab yang ringan sesuai
dengan kemampuannya, dan dapat ditambahkan pada waktu berikutnya, apabila
memungkinkan.
 Jangan sekali-kali memaksa keluarga untuk berperan aktif tanpa melibatkan tokoh
masyarakat setempat.
 Berikan reward atau penghargaan apabila keluarga tersebut sudah mulai berperan
serta, walaupun belum sesuai dengan harapan anda.

d. Tenaga promosi kesehatan puskesmas mempunyai waktu terbatas


 Identifikasi jenis kegiatan yang akan anda lakukan, kemudian buatlah jadwal kegiatan
sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan waktu anda.
 Lakukan identifikasi potensi masyarakat dalam mendukung upaya kesehatan di wilayah
kerja puskesmas.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 57
Materi Inti 1
Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pemberdayaan Keluarga

 Lakukan pendekatan edukatif dan komunikasi persuasif dalam upaya mengoptimalkan


potensi yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.
 Yakinkan bahwa masyarakat mampu melakukan upaya kesehatan dengan baik, dan
tenaga promosi kesehatan puskesmas akan selalu siap membantu apabila ada masalah
baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lampiran diskusi kelompok untuk Materi Inti 1 Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku dalam
pemberdayaan Keluarga

1. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok


2. Masing-masing kelompok dapat mengambil salah satu masalah kesehatan dalam 12 indikator
Keluarga Sehat menjadi bahan diskusi.
3. Kelompok 1, mendiskusikan tentang metode, teknik dan kiat-kiat mengatasi situasi sulit pada
pendekatan individu/perorangan
4. Kelompok 2, mendiskusikan tentang metode, teknik dan kiat-kiat mengatasi situasi sulit pada
pendekatan kelompok
5. Kelompok 3, mendiskusikan tentang metode, teknik dan kiat-kiat mengatasi situasi sulit pada
pendekatan media massa
6. Hasil diskusi ditulis pada kertas flipchart atau dalam bentuk soft file
7. Setiap kelompok diminta untuk menyajikan hasil diskusinya di depan kelas
8. Waktu diskusi 15 menit, dan waktu presentasi masing-masing kelompok 10 menit.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 58

Anda mungkin juga menyukai