KoMUNIkasi Efektif
Materi Inti 6
Komunikasi Efektif
MATERI INTI 6
KOMUNIKASI EFEKTIF
I. Deskripsi Singkat
Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, Puskesmas
mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
dan kelompok/masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non-
instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
individu, keluarga, dan kelompok/masyarakat agar dapat
mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan potensi yang
dimiliki, serta merencanakan dan melakukan pemecahan
masalah tersebut dengan memanfaatkan potensi yang ada.
Pemberdayaan keluarga sehat bertujuan agar individu,
keluarga dan masyarakat tahu, mau dan mampu berperan
serta dalam meningkatkan status kesehatannya. Dalam
meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan keluarga
berperilaku hidup sehat, komunikasi efektif yang dilakukan
melalui komunikasi untuk perubahan perilaku anggota keluarga
hingga pada akhirnya budaya hidup sehat dapat tercapai.
Membangun komunikasi akan menghasilkan hubungan yang
baik antara tenaga Puskemas dengan keluarga/masyarakat.
Komunikasi efektif untuk bagi sasaran keluarga atau masyarakat
dapat dilakukan dengan teknik komunikasi interpersonal,
sehingga dapat disebutkan komunikasi efektif akan
membangun hubungan interpersonal.
Proses pemberdayaan keluarga sehat tidak bisa dilaksanakan
pada waktu yang singkat, karena meliputi berbagai tahapan
yaitu tahap: membangun hubungan baik dengan tokoh
masyarakat dan keluarga, selanjutnya tahap membangun
keyakinan tentang pentingnya hidup sehat dalam mewujudkan
kesejahteraan keluarga, melakukan interaksi komunikasi dalam
upaya meningkatkan kemampuan keluarga untuk
mengidentifikasi/menemukenali adanya permasalahan
kesehatan yang dapat mengancam kehidupannya, faktor-
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 319
Materi Inti 6
Komunikasi Efektif
IV. Metode
1. Ceramah tanya jawab
2. Curah pendapat
3. Bermain peran
4. Pemutaran film
Langkah 1.
Pengkondisian (5 menit)
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat.
Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah
dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan
nama lengkap, instansi tempat bekerja dan judul materi yang
akan disampaikan.
2. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan
peserta untuk menerima materi dengan menyepakati proses
pembelajaran.
3. Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi
singkat, tujuan pembelajaran serta ruang lingkup pokok
bahasan yang akan dibahas pada sesi ini.
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 322
Materi Inti 6
Komunikasi Efektif
Langkah 2.
Curah pendapat (5 menit)
1. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada peserta untuk mengukur
pemahaman peserta tentang pengembangan dan strategi
penyampaian pesan budaya hidup sehat di keluarga.
2. Fasilitator meminta peserta menyampaikan pendapatnya
tentang membangun hubungan interpersonal dalam
komunikasi efektif
3. Fasilitator mencatat secara singkat pendapat masing-masing
peserta dalam flipchart.
Langkah 3.
Penyampaian Materi (30 menit)
Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:
1. Komunikasi efektif
Materi disampaikan dengan metode ceramah dan tanya
jawab. Materi terdiri dari sub pokok bahasan:
a. Pengertian
b. Bentuk-bentuk Komunikasi
c. Membangun Komunikasi Efektif
d. Komunikasi Verbal yang Efektif
e. Komunikasi Non Verbal yang Efektif
2. Penerapan Komunikasi Efektif Dalam Pelaksanaan Program
Prioritas Kesehatan
Materi ini disampaikan dengan metode ceramah dan tanya
jawab, bermain peran dan pemutaran film. Materi ini terdiri
dari sub pokok bahasan:
a. Kunjungan Rumah
b. Pendekatan Kelompok
Langkah 4.
Bermain Peran (105 menit)
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 4 (empat) kelompok.
Setiap kelompok melakukan kegiatan bermain peran tentang
kunjungan rumah atau pendekatan kelompok. (5 menit)
2. Setiap kelompok menerima skenario bermain peran yang
berbeda.
3. Setiap kelompok melakukan kegiatan bermain peran tentang
kunjungan rumah atau pendekatan kelompok.
4. Setiap kelompok mendiskusikan skenario tersebut selama 15
menit
5. Setiap kelompok melakukan kegiatan bermain peran di
depan kelas selama 15 menit per kelompok. (15 menit x 4 = 60
menit)
6. Setelah setiap kelompok selesai melakukan kegiatan bermain
peran, selanjutnya fasilitator menyampaikan tanggapan
pada setiap kelompok sebagai umpan balik kegiatan
bermain peran tersebut. Fasilitator juga memberikan
kesempatan kelompok lain untuk bertanya atau
menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator
menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai. (15
menit)
7. Fasilitator merangkum hasil bermain peran semua kelompok
(10 menit).
Langkah 5.
Pemutaran Film Komunikasi Efektif (30 menit)
1. Fasilitator mengajak peserta untuk menyimak tayangan
film/video tentang komunikasi efektif.
2. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan tanggapan
terhadap film/video yang diputar tersebut.
Langkah 6.
Rangkuman dan Kesimpulan (5 menit)
1. Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali
beberapa hal penting tentang teknik komunikasi efektif
dalam pemberdayaan keluaga sehat di puskesmas yang
A. Pengertian
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan,
pendapat, perasaan, atau berita kepada orang lain.
Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses pendapat,
pemikiran atau informasi melalui ucapan, tulisan maupun
tanda-tanda.
B. Bentuk-bentuk Komunikasi
Komunikasi efektif dapat berbentuk komunikasi verbal dan
komunikasi non-verbal.
a. Komunikasi verbal (komunikasi ucapan/lisan)
Komunikasi yang ada sangat beragam sekali, mempunyai
aneka bentuk tergantung dari sisi apa kita melihat
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 325
Materi Inti 6
Komunikasi Efektif
Contoh:
Orang Sunda apabila berbicara dengn orang Batak tidak
perlu bertutur seperti orang Batak, begitu pula sebaliknya.
Agar tidak terjadi salah tafsir yang mengakibatkan
kegagalan komunikasi.
Keterampilan berbicara
Pada dasarnya keterampilan berbicara dapat dipelajari dan
ditingkatkan dengan berlatih. Agar mampu berbicara secara
efektif maka dalam tiap komunikasi baik informal maupun
formal, beberapa teknik dapat dimanfaatkan dalam
meningkatkan efektivitas berbicara sebagai berikut:
1) Percaya diri
2) Ucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan-lahan
3) Bicara dengan wajar, seperti biasanya, jangan terkesan
sebagai penyair atau sedang deklamasi
4) Atur irama dan tekanan suara dan jangan monoton.
Gunakan tekanan dan irama tertentu, untuk menampilkan
inti pembicaraan tetapi hindarkan kesan sebagai pemain
drama
5) Hindari sindrom: ehm, Ah, Au, barangkali, mungkin, anu,
apa dan lain-lain. Jika terpojok dan kehabisan bicara atau
lupa cukup berhenti sejenak, cara ini menunjukkan bahwa
POKOK BAHASAN 2.
PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAKSANAAN
PROGRAM PRIORITAS KESEHATAN
A. Kunjungan Rumah
1. Pengertian Kunjungan Rumah
Adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh pembina keluarga dengan jalan mendatangi atau
mengunjungi rumah keluarga sasaran program.
Tabel 1.
Format Rencana Kunjungan Rumah
Minggu ke.... bulan .....
Waktu Maksud
No Nama KK Alamat Kader
Kunjungan Kunjungan
b) Pelaksanaan
Terdapat empat langkah yang perlu dilakukan dalam
pelaksanaan kunjungan rumah yang dapat disingkat
menjadi SAJI, yaitu: (a) Salam (S), (b) Ajak Bicara (A), (c)
Jelaskan dan bantu (J), dan (d) Ingatkan (I).
Berikut ini disampaikan cara menerapkan SAJI.
1. Salam
Begitu sampai di rumah yang hendak dikunjungi,
sebaiknya ketuklah pintu dan ucapkan salam.
Misalnya: “Selamat Pagi” atau “Assalamu‟alaikum”
atau ucapan salam dalam bahasa setempat. Salam
ini harus diucapkan dengan suara yang ceria disertai
wajah yang cerah dan tersenyum.
2. Ajak Bicara
Tujuan berkunjung ke rumah keluarga bukanlah untuk
berbicara sendiri, melainkan berdialog atau berdiskusi
dengan keluarga. Pembina Keluarga mulai masuk ke
permasalahan yang dihadapi keluarga, ia harus
pandai-pandai memancing diskusi dengan mereka.
4. Ingatkan
Kader dapat mengakhiri pembicaraan ketika dirasa
sudah cukup untuk kunjungan kali itu. Kader dan
Pembina Keluarga (petugas puskesmas) sebelum
mengakhiri perbincangan, jangan lupa untuk
mengingatkan kembali pokok-pokok pesan yang
telah disampaikan dan tentang apa yang harus
dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah yang
bersangkutan. Pembicaraan tentang imunisasi bayi
misalnya, dapat diingatkan pesan berikut:
“Jangan lupa membawa bayi Ibu/Bapak ke
Puskesmas untuk melengkapi imunisasi dasarnya.”
B. Pendekatan Kelompok
1. Pengertian
Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara langsung
pada kelompok dalam konteks komunitas disuatu wilayah
binaan puskesmas. Pemilihan pendekatan ini berangkat
dari suatu keyakinan bahwa komunitas suatu masyarakat
mampu menyelesaikan masalah-masalah mereka. Dengan
pendekatan ini, masyarakat dilibatkan dalam setiap proses
dalam aksi pengembangan masyarakat. Peran kader dan
petugas kesehatan sebagai pendamping dapat
melancarkan proses ini.
2. Tujuan
Meningkatkan kemampuan kader yang tergabung dalam
komunitas kelompok dalam:
Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.
Melakukan identifikasi potensi yang dimiliki oleh setiap
anggota keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatannya
Melakukan upaya mengatasi masalah kesehatan
dengan menggunakan potensi yang dimilikinya serta
meningkatkan rasa tanggung jawabnya.
3. Sasaran
Kelompok Ibu RT
Kelompok arisan bapak-bapak RT
Kelompok Pendukung-KIA
Kelompok Lansia
Kelompok ibu hamil
Kelompok ibu menyusui
Kelompok senam ibu-ibu
Kelompok gerakan jantung sehat
Kelompok ibu-ibu pengajian.
Kelompok tani
Kelompok nelayan, dll
4. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan diskusi kelompok, sesuai
kesepakatan antara petugas dengan kelompok sasaran.
5. Pokok-Pokok Materi
Upaya serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi
masalah kesehatan prioritas, dan hambatan yang
sekiranya dihadapi.
Peran serta anggota kelompok dalam mencegah,
mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan
status kesehatan anggota kelompoknya.
Dukungan petugas kesehatan yang diharapkan
b) Persiapan
Pendekatan dengan tokoh masyarakat atau kader
kesehatan setempat yang bisa membantu
pelaksanaan kegiatan diskusi kelompok tersebut
Menyiapkan undangan diskusi dan
menginformasikannya kepada setiap anggota
kelompok tentang kegiatan pelayanan kesehatan
keluarga melalui pendekatan keluarga.
Menyiapkan Pendataan Keluarga masalah
kesehatan program prioritas didampingi oleh
petugas kesehatan
Menyiapkan media informasi program prioritas
kesehatan
c) Pelaksanaan
Bertemu dengan kader atau tokoh masyarakat
setempat
Melakukan kegiatan atau upaya untuk mengatasi
masalah kesehatan prioritas, termasuk dengan jalan
menerapkan perilaku hidup sehat.
Membangun komitmen keluarga untuk berperan aktif
mengatasi masalah kesehatannya.
Melakukan pencatatan kondisi kesehatan keluarga
yang ada dalam kelompok tersebut
d) Tindak Lanjut
Melakukan penemuan masalah kesehatan program
prioritas kesehatan di keluarga
Melakukan pencatatan dan pelaporan sederhana
kegiatan Pemberdayaan Keluarga melalui
pendekatan kelompok
Mampu menggali dan memanfaatkan budaya/nilai-
nilai lokal tersebut.
VIII. Referensi
1. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta, 2006.
2. Linda Ewles, Promosi Kesehatan, Gajah Mada, 2006
3. Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan, 2006.
4. Jalaludin Rakhmat, manajemen Kampanye, Bandung, 2007.
5. Kemenkes, Modul Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku,
Jakarta 2009
6. Kemenkes, Modul Pelatihan KIE Pengendalian flu Burung,
Jakarta 2010
7. Kemenkes, Modul Pelatihan Komunikasi Tim Mobil Klinik,
Jkarata, 2011.
8. Kemenkes, Modul pelatihan Jabfung PKM, Jakarta, 2011.
9. Kemenkes, Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga, 2016
10. Kemenkes, Petunjuk Teknis Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga, 2016