JURNALBASICEDU
Research &Learningin Elementary Education
https://jbasic.org/index.php/basicedu
terhadap siswa dalam hal pemberian tugas. Siswa aktif untuk mencobakan/menemukan konsep
menjemput ke sekolah tugas yang akan dikerjakan sendiri. Video pembelajaran seharusnya membuat
dan dikembalikan satu minggu setelah tugas siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
diambil. Guru kurang memanfaatkan media Pelaksanaan video pembelajaran agar
pembelajaran seperti video pembelajaran untuk membuat siswa aktif harus melihat karakteristik
membantu siswa dalam memahami materi yang siswa kelas VI yaitu segi sosioemosional, segi
akan dipelajari. Sesuai dengan pendapat Hilna, dkk psikomotor dan segi kognitif sejalan dengan
(2020) menyatakan bahwa “pembelajaran daring pernyataan Confucius bahwa “ada beberapa bobot
dirasa kurang efektif bagi guru terutama untuk penting dalam pembelajaran aktif yaitu what i
anak usia SD, karena pembelajaran dilaksanakan hear, i forget; what i see, i remember; what i do, i
secara daring maka guru merasa kurang maksimal understand”. Yang artinya: apa yang saya dengar,
dalam memberikan materi pembelajaran sehingga saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; apa
menjadikan materi tidak tuntas dan penggunaan yang saya lakukan, saya paham. Di dalam proses
media pembelajaran dalam pembelajaran daring pembelajaran dengan menggunakan video
juga dirasa belum maksimal”. pembelajaran seharusnya dapat mengoptimalkan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pembelajaran aktif sesuai yang diungkapkan oleh
Taufik (2016) menyatakan bahwa hasil belajar Confusius tersebut.
siswa menggunakan video pembelajaran lebih Video pembelajaran yang baik membuat
tinggi dari pada pembelajaran konvensional. Jadi siswa bisa mendengar, melihat, dan bekerja/
dapat disimpulkan bahwa penggunaan video menemukan sendiri. Nantinya peneliti akan
pembelajaran pada proses pembelajaran daring merancang video pembelajaran dengan sebuah
juga bisa meningkatkan hasil belajar siswa. percobaan yang akan dilakukan oleh siswa
Kenyataan di lapangan yang peneliti temui dirumah sehingga siswa akan semakin mengerti
di sekolah yang berbeda yaitu SD Betha Plus Kota dengan materi yang dipelajari dengan artian siswa
Padang berdasarkan hasil wawancara dengan guru tersebut akan berbuat sehingga dia akan paham.
pada Kamis 20 Agustus 2020 melalui WhatsApp Pengembangan media video pembelajaran
bahwa ia pernah mencoba melaksanakan akan dikembangkan pada materi mengenai
pembelajaran dengan video pembelajaran hanya Lingkaran. Selain itu, siswa juga akan disuruh
sebatas bisa didengar dan dilihat, namun tidak untuk mencoba sendiri di rumah agar menemukan
mengajak siswa untuk terlibat aktif selama video konsep lingkaran tersebut. Dalam pembelajaran
pembelajaran ditayangkan. Begitu juga dengan dengan menggunakan video pembelajaran tersebut
video pembelajaran yang ada di YouTube bahwa peneliti akan menggunakan model pembelajaran
video pembelajarannya hanya memuat materi dan inkuiri terbimbing untuk membantu dalam
masalah yang akan di selesaikan oleh siswa. mengkondisikan siswa belajar secara virtual.
Jarang video pembelajaran yang membuat siswa
a. Pembukaan oleh peneliti sendiri dengan termasuk Director Suite, Ultimate Suite, Ultimate,
menjabarkan tentang materi yang akan Ultra dan Deluxe (alias standar di Jepang).
dipelajari, tujuan pembelajaran, dan hal Video pembelajaran yang akan dibuat
yang harus dicapai oleh peserta didik untuk adalah video pembelajaran Matematika kelas VI
mendapatkan hasil belajar yang baik. Selain yang terdiri atas 5 buah video pembelajaran sesuai
itu, sedikit penjelasan tentang materi yang dengan sub materi Lingkaran yaitu (a) unsur-unsur
akan dipelajari. lingkaran, (b) keliling lingkaran, (c) luas
b. Menyuruh peserta didik untuk menyiapkan lingkaran, (d) panjang busur, keliling dan luas
bahan untuk melakukan percobaan juring, (d) bangun campuran. Video pembelajaran
sederhana. materi lingkaran Matematika kelas VI SD akan
c. Peragaan video tentang materi lingkaran diajarkan kepada peserta didik dengan model
yang telah ada dan dikembangkan oleh pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan
peneliti. Setelah melihat video tersebut saat pembelajaran secara virtual. Proses
peserta didik bisa melakukan praktik di pembelajaran inkuiri terbimbing dimana guru
rumah sendiri mencobakan sendiri agar membimbing peserta didik dalam aktivitas untuk
semakin paham dengan unsur-unsur menemukan suatu konsep baru. Sesuai dengan
lingkaran. Semua kegiatan praktik tersebut pernyataan Isrok`atun (2018:53) bahwa “model
bisa dilihat dari video call atau peserta didik pembelajaran inkuiri merupakan suatu
memilih untuk merekam sendiri pembelajaran yang menjadikan peserta didik
aktivitasnya. sebagai subjek belajar atau disebut student
d. Diberikan beberapa tes kepada peserta didik centered. Peserta didik melakukan aktivitas untuk
mengenai materi lingkaran dalam bentuk menemukan suatu konsep baru”.
essay. Menurut Sanjaya(2006:194-195) bahwa
Pembuatan video pembelajaran “karakteristik model pembelajaran inkuiri
menggunakan aplikasi PowerDirector 18. Menurut terbimbing adalah (a) menekankan pada aktivitas
Wikipedia bahwa PowerDirector adalah perangkat peserta didik secara maksimal untuk mencari dan
lunak pengeditan video yang dikembangkan oleh menemukan. (b) seluruh aktivitas yang dilakukan
Cyberlink. PowerDirector berjalan pada Windows peserta didik diarahkan untuk mencari dan
7 hingga Windows 10, dengan versi 64-bit yang menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
direkomendasikan. Dirilis pertama kali versi 4.0 dipertanyakan. (c) tujuannya untuk
pada Januari 2005 yang disediakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir sistematis,
komputer dan rilis terakhir September 2019 untuk logis, kritis atau mengembangkan intelektual
versi 18.0. Sedangkan pada 4 Juni 2014 dirilis sebagai bagian dari proses mental”. Isrok`atun
untuk pertama kalinya versi Android. (2018:55) bahwa penjelasan setiap proses pada
PowerDirector memiliki 5 edisi ritel yang berbeda langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing
yakni adalah: (a) merumuskan masalah, (b) model umum desain penelitian menurut Plomp
merumuskan hipotesis, (c) mengumpulkan data, (2013:19)) yang terdiri atas 3 fase yaitu
(d) menguji hipotesis, (e) menarik kesimpulan. preliminary research, protothyping phase,
assesment stage.
METODE
Penelitian ini adalah penelitian Tahap Preliminary Research (Analisis
pengembangan atau yang dikenal dalam bahasa Pendahuluan)
Inggrisnya Research and Development (R&D) Pada fase ini dilakukan telaah kurikulum
adalah metode penelitian yang digunakan untuk yang digunakan oleh sekolah uji coba.
menghasilkan suatu produk, atau Pengembangan video pembelajaran dikembangkan
menyempurnakan produk yang telah ada dan sesuai dengan Kurikulum 2013. Analisis
menguji keefektifan produk tersebut. kurikulum dilakukan dengan menganalisis
Menurut Putra (2012:67) “R&D adalah Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD),
metode penelitian yang secara sengaja, sistematis dan indikator yang harus dicapai peserta didik.
bertujuan/diarahkan untuk mencari temukan, Selain analisis kurikulum dilakukan juga analisis
merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, video pembelajaran dengan menyesuaikan dengan
menghasilkan, menguji keefektifan produk, model, bahan ajar peserta didik, selanjutnya analisis
metode/strategi/cara, jasa, prosedur tertentu yang konsep dan analisis peserta didik.
lebih unggul, baru, efektif, efisien, produktif, dan
bermakna”. Tahap Protothyping Phase (Perancangan)
Selanjutnya menurut Sugiyono (2009:407) Desain awal prototype dievaluasi dengan
“R&D adalah metode penelitian yang digunakan metode self evaluation bersama salah seorang guru
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji SDN 29 Kotohilalang. Hasil self evaluation
keefektifan produk tersebut”. Senada dengan itu proyotype dilanjutkan dengan expert review
Trianto (2011:206) juga mengemukakan bahwa, kepada 3 orang ahli. Setelah validasi oleh expert
“R&D adalah rangkaian proses atau langkah- review dilanjutkan dengan metode one to one
langkah dalam rangka mengembangkan suatu evaluation dan small group discussion kepada
produk baru atau menyempurnakan produk yang peserta didik. Selanjutnya hasil evaluasi
telah ada agar dapat dipertanggung”. dilanjutkan dengan field test evaluation ke peserta
Penelitian ini merupakan penelitian didik SDN 29 Kotohilalang untuk melihat
pengembangan yaitu pengembangan video praktikalitas.
pembelajaran pada materi lingkaran kelas VI SD.
pengembangan video pembelajaran harus Tahap Assesment Stage (Penilaian)
memenuhi kriteria valid, praktis, efektif. Model Untuk mengetahui efektivitas dilakukan uji
pengembangan dalam penelitian ini mengikuti coba dengan metode field test evaluation di SD
Negeri 29 Kotohilalang Kec. Ampek Angkek dan disusun dalam bentuk skala likert. Skala likert ini
SD Betha Plus Kota Padang untuk melihat hasil disusun dengan kategori positif sesuai dengan
belajar aspek pengetahuan. Data efektivitas pendapat Sudjana (2005:109), sehingga pernyataan
diperoleh dari data aktivitas peserta didik dan hasil positif memperoleh bobot tertinggi dengan rincian
belajar yang diberikan kepada peserta didik dilihat berikut:
dari aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek Sangat Setuju bobot 4
keterampilan. Setuju bobot 3
Tidak setuju bobot 2
HASIL DAN PEMBAHASAN Sangat tidak setuju bobot 1
Hasil validasi terhadap seluruh aspek yang Rerata yang didapatkan dikonfirmasi
diamati, disajikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dengan kriteria yang ditetapkan. Cara
dicari rerata skor tersebut menggunakan rumus mendapatkan kriteria tersebut adalah dengan
yang diadaptasi dari Muliyardi, 2006:82. menetapkan rentang skor dimulai dari 1 sampai 5.
Rerata yang didapatkan dikonfirmasi Rentang skor tersebut dibagi menjadi 5 kelas
dengan kriteria yang ditetapkan. Cara interval.
mendapatkan kriteria tersebut adalah dengan
menetapkan rentang skor dimulai dari 1 sampai 5. Tabel 2. Kriteria Kepraktisan Video
Pembelajaran
Rentang skor tersebut dibagi menjadi 5 kelas
interval. Kriteria setiap interval dikategorikan atas Tingkat
No. Kategori
Pencapaian (%)
lima tingkatan seperti pada tabel berikut : 1 81-100 Sangat praktis
2 61 – 80 Praktis
Tabel 1. Kriteria Penilaian Kevalidan 3 41 – 60 Cukup praktis
4 21 – 40 Kurang praktis
5 0 – 20 Tidak praktis
Tingkat Pencapaian (dimodifikasi dari Riduwan, 2006:87)
No. Kategori
(%)
1 81-100 Sangat valid
Uji Efektivitas
2 61 – 80 Valid
3 41 – 60 Cukup Valid Uji Efektifitas dikumpulkan melalui lembar
4 21 – 40 Kurang Valid
5 0 – 20 Tidak Valid observasi aktivitas peserta didik dan nilai dari tes
(dimodifikasi dari Riduwan, 2006:87) hasil belajar menggunakan video pembelajaran
tentang materi Lingkaran. Teknik analisis data
Uji Kepraktisan
yang digunakan untuk mengukur efektivitas
Dari hasil pengisian angket dianalisis
penggunaan video pembelajaran adalah sebagai
terlebih dahulu diberikan penskoran terhadap
berikut:
pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap butir
pernyataan. Rentang skor dimulai dari 1 skor
rendah sampai 4 skor tinggi. Angket tersebut
Interval Konversi
peneliti miliki. Setelah mencermati isi dari bahan
76-100 Sangat Efektif ajar dan video pembelajaran penulis menganalisis
75-51 Efektif
50-26 Cukup Efektif kekurangan-kekurangan dari video pembelajaran
25-0 Kurang Efektif yang diamati. Kekurangan video pembelajaran
(diadaptasi dari Riduwan dan Sunarto, 2007:22)
yang telah dianalisis di antaranya; (1) video
Tahap Analisis Pendahuluan (Preliminary pembelajaran tersebut dengan intonasi suara yang
Research) cepat, sehingga kurang pas untuk didengarkan
Tahapan ini dilakukan sebelum kepada anak kelas VI SD, (2) tidak memiliki jeda
mengembangkan dan merancang sebuah produk. waktu kepada peserta didik untuk berpikir,
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi masalah menganalisis atau memahami tentang materi yang
serta kebutuhan dalam pelaksanaan pembelajaran dipelajari, (3) terlalu banyak kata-kata yang di
di Sekolah Dasar. Adapun langkah-langkah yang jabarkan di dalam video sehingga akan membuat
dilakukan yaitu: peserta didik bosan untuk membaca yang berakibat
kepada peserta didik yang tidak akan mengerti
Analisis kurikulum tentang materi yang dipelajari
Analisis kurikulum dilakukan dengan cara
menganalisis Kompetensi Inti (KI) pengetahuan Analisis Konsep
dan keterampilan dengan Kompetensi Dasar (KD). Analisis konsep dikembangkan untuk
Berdasarkan analisis KI dan KD yang terdapat merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi
pada kurikulum tidak mengidentifikasi perubahan tercapainya sebuah konsep. Konsep disusun secara
dikarenakan KI dan KD pada kurikulum 2013 sistematis dengan mengaitkan konsep yang satu
dapat diikuti untuk membuat video pembelajaran. dengan konsep lain yang relevan sehingga
Berdasarkan KD yang telah dianalisis tersebut, membentuk sebuah konsep. Contohnya untuk
kemudian disusun indikator-indikator yang akan memahami konsep keliling lingkaran dan luas
dicapai pada setiap KD. Indikator yang dirancang lingkaran terlebih dahulu peserta didik harus
menuntut peserta didik untuk berpikir dan aktif mamahami konsep nilai phi (𝜋).
dalam belajar tidak hanya menggunakan konsep
yang telah ada namun peserta didik akan mencoba Analisis peserta didik.
menemukan sendiri konsep Matematika tersebut Peserta didik kelas VI sekolah dasar pada
umumnya berusia 11-13 tahun. Peserta didik pada
Analisis bahan ajar/video pembelajaran usia tersebut lebih menyukai objek yang bersifat
Pembuatan video pembelajaran dimulai nyata dan berwarna-warni, dari hasil wawancara
dengan cara mencermati bahan ajar peserta didik diketahui bahwa pada umumnya peserta didik
Prototype 2 (One To One Evaluation) respon guru dan respon peserta didik. Untuk hasil
Video pembelajaran tersebut diberikan praktikalitas respon guru dan peserta didik dapat
Tabel 7. Hasil Praktikalitas Respon Guru Tabel 9. Pengamatan Aktivitas Peserta Didik
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan validasi dari pakar ahli diperoleh tingkat
bahwa hasil belajar untuk aspek sikap, pencapaian yang termasuk kedalam kategori
pengetahuan, dan aspek keterampilan sangat valid. Selanjutnya tahap kedua yaitu
mendapatkan nilai tingkat pencapaian yaitu 85 % prothotyping phase dimana video pembelajaran
sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dikembangkan selanjutnya dilakukan uji one
menggunakan video pembelajaran telah efektif dan to one evaluation yang dilakukan kepada 3 orang
dapat digunakan untuk pembelajaran disekolah siswa dan dilanjutkan setelah merevisi video
yang lain. Peneliti mencobakan untuk menguji pembelajaran dengan small group discussion yang
efektivitas untuk melihat hasil belajar peserta didik dilakukan kepada 5 orang siswa. Selanjutnya
aspek pengetahuan pada SD Betha Plus Kota diujikan di SDN 29 Koto hilalang Kecamatan
Padang dengan memperoleh tingkat pencapaian Ampek Angkek Kabupaten Agam untuk melihat
sebesar 85 % dengan kategori efektif. kepraktisan video pembelajaran dengan
Hasil pengembangan video pembelajaran membagikan angket respon guru dan angket
dengan mengikuti model Plomp dapat disimpulkan respon peserta didik tentang kepraktisan video
bahwa video pembelajaran memenuhi kategori pembelajaran materi lingkaran Matematika kelas
valid, praktis dan efektif dalam memahami materi VI SD.
Lingkaran Matematika kelas VI SD. Hasil Hasil pembagian angket respon praktikalitas
penelitian Lialy Sarti (2017) menyebutkan bahwa kepada guru dan peserta didik tersebut diperoleh
video pembelajaran dapat dijadikan sebagai tingkat pencapaian yang termasuk kedalam
sumber belajar bagi siswa dan sebagai inovasi kategori sangat praktis. Selanjutnya pada saat uji
pembelajaran bagi guru. Video pembelajaran lapangan dilakukan penilaian terhadap hasil
membuat siswa bersemangat belajar. Belajar belajar dengan melihat aktivitas peserta didik dan
menjadi menyenangkan karena adanya animasi hasil belajar dari aspek sikap, pengetahuan dan
atau gambar yang menarik, siswa juga mudah keterampilan. Untuk aktivitas peserta didik, aspek
memahami materi dengan video pembelajaran. sikap, dan aspek keterampilan dapat dikatakan
efektif, sementara untuk aspek pengetahuan diuji
SIMPULAN kembali di SD Betha Plus Kecamatan Kuranji
Video pembelajaran dengan menggunakan Kota Padang dan diperoleh aspek pengetahuan
aplikasi PowerDirector 18 pada materi Lingkaran dapat dikatakan efektif karena semua peserta didik
Matematika kelas VI SD dikembangkan mengikuti memperoleh nilai 75% diatas KKM yaitu 75.
model umum desain penelitian Plomp dimana Hasil penelitian pengembangan video
terdiri atas 3 tahap yaitu preliminary research, pembelajaran materi Lingkaran Matematika kelas
prothotyping phase, assessment stage. VI SD merupakan media pembelajaran yang baik
Pada tahap preliminary research dilakukan untuk digunakan di sekolah dasar, apalagi
validasi oleh diri sendiri, validasi oleh pakar. Hasil dikondisi pembelajaran saat ini. Dimana guru tidak
bisa bertemu secara langsung dengan peserta didik Riyana, Cheppy. (2007). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
untuk memberikan pembelajaran disekolah
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran
disebabkan pandemi. Sehingga pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
dilakukan secara daring dan luring. Hasil Jakarta : Kencana
pengembangan video pembelajaran menunjukan S. Lialy. 2017. Pemanfaatan dan Sosialisasi Video
Pembelajaran Berbasis Sparkol Videoscribe
video pembelajaran dapat mendorong pencapaian
Pada Materi Matriks Sebagai Sumber
hasil belajar siswa secara maksimal serta dapat Belajar Bagi Siswa san Sebagai Inovasi
Pembelajaran Bagi Guru Kelas XI
mengurangi kesulitan guru dalam proses
SMA/SMK di Jorong Kampung Padang
pembelajaran secara daring ataupun luring. Paraman Dareh, Nagari Aia Manggih,
Kecamatan Lubuak Sikapiang, Kabupaten
Pasaman, Provinsi Sumatera Barat dengan
REFERENSI Metode SYIFW (Sharing to Youtube,
Instagram, Facebook, dan WhatsApp). Jurnal
Basyiruddin. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: Basicedu 2017
Ciputat Press.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan
Daryanto.(2010). Media Pembelajaran.
Kuantitatif (R & D). bandung: Alfabeta.
Yogyakarta: Gava Media
Taufik D.K. 2016. Pengaruh Penggunaan Media
Hilna P, Luthfi H.M, Din.A.U. 2020. Analisis
Video Pembelajaran Terhadap Prestasi
Proses Pembelajaran Dalam Jaringan
Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa
(DARING) Masa Pandemi COVID-19 pada
Kelas V SD Se- Kecamatan Gedangsari
Guru Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu Vol. 4
Gunung Kidul Tahun Ajaran 2015/2016.
No. 4 Tahun 2020 Halm. 861-872.
Jurnal Universitas Sarjanawiyata Taman
Isrok`atun, R.Amelia. 2018. Model-model Siswa. (diakses online Agustus 2020)
Pembelajaran Matematika. Jakarta : Bumi
Trianto.(2011).Model-model Pembelajaran
Aksara
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
JakaWarsihna. (2009). Pembuatan media video Prestasi pustaka. Jakarta.
.Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan
Komunikasi Pendidikan,Depdiknas.
Martini D.P, Edy B.I, Cholis S. 2016.
Pengembangan Media Box Mengenal
Bilangan Dan Operasinya Bagi Siswa Kelas
1 Di SD Negeri Gadang 1 Kota Malang.
Jurnal Kajian Pembelajaran Matematika
Vol.1 No 1.
Nana Sudjana. 2012. Penelitian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya
Plomp, Tjeerd. 2013. Educational Design
Research: an Introduction. Netherlands:
Netherlands Institute for Curriculum
Development.
Purwanto. 2006. Evaluasi Hasil Belajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Riduwan. 2006. Dasar-dasar Statistika. Bandung:
Alfabeta