Disusun Oleh :
ESIH ERNAWATI
17061004
2020
Merdeka Belajar
Penghapusan Ujian Naional (UN) pada 2021 oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim masih menyisakan banyak
pertanyaan.
2
Karenanya tahun 2020, UN akan dilaksanakan terakhir kalinya. Sebagai
penggantinya, pada 2021 UN diubah menjadi Asesmen Kompetensi
Minimum dan Survei Karakter.
Asesmen tersebut tidak dilakukan berdasarkan mata pelajaran atau
penguasaan materi kurikulum sepert yang diterapkan dalam ujian nasional
selama ini, melainkan melakukan pemetaan terhadap dua kompetensi
minimum siswa, yakni dalam hal literasi dan numerasi.
Asesmen ini dilakukan pada siswa ditengah jenjang sekolah (misalnya
kelas 4,8, 11). Arah kebijakan baru ini juga mengaju pada praktik baik
padan level internasional seperti PISA dan TIMSS.
3. RPP dipersingkat
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selama ini, guru diarahkan
mengikuti format RPP secara kaku. Tetapi nanti guru akan bebas memilih,
membuat, menggunakan dan mengembangkan format RPP.
Dulu RPP terlalu banyak komponen dan guru diminta menuis sangat rinci
(satu dokumen RPP bisa lebih 20 halaman). Tetapi nanti akan
dipersingkat yakni RPP berisi tujuan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan asesmen. RPP hanya 1 halaman saja. Sehingga
penulisan RPP dilakukan dengan efisiensi dan efektif yang menjadika
guru punya waktu untuk mempersiapkan juga mengevaluasi proses
pembelajaran itu sendiri.
4. Zona PPDB lebih fleksibel
Untuk program Merdeka Belajar yang terakhir ini, Nadiem menjelaskan
bahwa Kemendikbud tetap menggunakan sistem zonasi dalam
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Adapun kebijakannya, PPDB lebih fleksibel untuk mengakomodasi
ketimpangan ases dan kualitas di berbagai daerah.
Menurut Nadiem, komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa
minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, dan jalur perpidahan
3
maksimal 5 persen. Untuk jalur prestasi atau sisa 0-30 persen lainnya
disesuaikan dengan kondisi daerah.
Meskipun hasilnya tidak akan terlihat dalam waktu singkat, tetapi Nadiem
yakin bahwa program ini dapat menjadi batu lompatan bagi setidaknya 10%-20%
dari sistem pendidikan di Indonesia. Kemudian, harapannya lama kelamaan 80%
sistem sisanya dapat ikut tertarik secara perlahan.
Untk melakukan gerakan besar ini, maka bukan hanya pemerintah yang
harus melakukan pergerakan. Jika pemerintah bersikeras melakukannya sendiri,
maka sudah dapat dipastikan program ini akan menemui kegagalan. Program ini
juga harus menjadi gerakan masyarakat. Baik itu orang tua, guru hingga
perusahaan harus ikut berpartisipasi.
4
Program ini harus diserang dari berbagai macam penjuru agar dapat
berjalan dengan efektif. Serangan yang dimaksudkan adalah berupa pendidikan
bagi guru-guru yang baru masuk, pendidikan bagi guru lama, perubahan dan
fleksibilitas dari kurikulum, serta perubahan dari sisi administrasi dan regylasi
untuk melepaskan berbagai macam kendala dan sekat-sekat.
Jika nantinya program ini dapat berjalan efektif, diharapkan akan semakin
banyak tersedia sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Baik unggu dalam
segi kreativitas, kritis, dapat berkolaborasi dengan baik, dapat berlogika dengan
baik, serta penuh dengan empati.
Jadi, merdeka belajar adalah salah satu kata kunci yang menjadikan call to
action bagi masyarakat, para guru, kepala sekolah, prang tua hingga perusahaan.
Tujuannya agar kita dapat meredefenisi apa itu budaya yang tepat, atau budaya
yang merdeka di dalam unit pendidikan.