Anda di halaman 1dari 3

Tugas 3

Nama : Debi Sanita


NIP : 20138009

1. Discuss " Apa dan bagaimanakah keterkaitan antara filsafat disatu sisi
(kebenaran dan tata nilai ,norma) dan prinsip prinsip pendidikan teknik dan
kejuruan termasuk Vokasi) dengan kebijakan-kebijakan pendidikan 
kejuruan dan vokasi di Indonesia saat ini ?

Resume :

Hubungan filsafat yang berkaitan dalam prinsip pendidikan teknologi dan kejuruan
yaitu kurikulum,kelembagaan,sarana prasarana,guru,kegiatan belajar dan
evaluasi.didalam filsafat yaitu kebenaran dan tata nilai, norma untuk mencapai
tujuan pendidikan. Prinsip pendidikan teknologi dan kejuruan membutuhkan
kebenaran dalam mengembangkan atau menciptakan suatu ilmu tanpa
menghilangkan nilai dan norma dari pendidikan kejuruan tersebut. Berkaitan
dengan kebijakan pendidikan kejuruan dan vokasi saat ini kemendikbud
menetapkan empat program pokok yaitu Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN) ujian yang diselenggarakan oleh sekolah untuk menilai kompetensi siswa
dalam bentuk tertulis atau lainnya, Ujian Nasional (UN) ujian yang
diselenggarakan oleh Negara dalam menguji kemampuan siswa, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam bagian RPP pemerintah menyederhanakan
atau memangkas beberapa komponen untuk memberikan guru dalam
mengembangkan,membuat, dan menggunakan format lain. dan Peraturan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi pemerintah melakukan penerimaan
siswa baru dengan istilah zonasi guna pemerataan penyebaran siswa, yang
biasanya menumpuk pada sekolah tertentu. Kebijakan tersebut di tetapkan dilihat
dari kebenaran-kebenaran yang ada saat ini

Pengamatan menunjukkan bahwa kebijakan pendidikan pada umumnya dan


pendidikan kejuruan pada khususnya kurang meng-Indonesia. Oleh karena itu,
kebijakan pendidikan kejuruan harus dengan tegas meng-Indonesia yaitu kebijakan
pendidikan kejuruan yang benar-benar mendasarkan pada karakteristik dan
kebutuhan Indonesia serta mendasarkan pada modal-modal yang dimiliki oleh
Indonesia, yaitu: ideological, human, natural, social, cultural,material, and
financial capitals. Indonesia membutuhkan generasi muda yang mampu mengelola
mineral, migas, batu bara, pertanian, peternakan, perkebunan, kelautan (tanah, air,
dan udara).

2. Bagaimanakah saudara menilai praktek pendidikan kejuruan dan vokasi


yang dipandang belum berkualitas saat ini untuk menjawab tantangan era
digital, RI 4.0 termasuk Merdeka belajar dan  bahaya pandemi Covid 19?

Resume :

Setiap perubahan memiliki pro-kontra maupun kelebihan dan kelemahan dari


perubahan itu sendiri. Jika kita berbicara tentang kesiapan menuju Era digital, RI
4.0 dst yang akan di alami oleh segala bidang khususnya di bidang pendidikan saat
ini, akan lebih jika kita bertanya kepada setiap aspek yang bersinanggungan
“Siapkan untuk menyongsong perubahan?”. Perubahan yang secara massive dapat
menyebabkan beberapa kekacauan jika tidak di tangani secara serius. Era revolusi
industri 4.0 merupakan tantangan berat bagi guru Indonesia. Mengutip dari Jack
Ma dalam pertemuan tahunan World Economic Forum 2018, pendidikan adalah
tantangan besar abad ini. Jika tidak mengubah cara mendidik dan belajar-
mengajar, 30 tahun mendatang kita akan mengalami kesulitan besar. Pendidikan
dan pembelajaran yang syarat dengan muatan pengetahuan mengesampingkan
muatan sikap dan keterampilan sebagaimana saat ini terimplementasi, akan
menghasilkan peserta didik yang tidak mampu berkompetisi dengan mesin.
Dominasi pengetahuan dalam pendidikan dan pembelajaran harus diubah agar
kelak anak-anak muda Indonesia mampu mengungguli kecerdasan mesin sekaligus
mampu bersikap bijak dalam menggunakan mesin untuk kemaslahatan. Pada acara
rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan di Jakarta  pada tanggal 11 Desember
2019 didapat Empat Program sebagai Kebijakan baru “Belajar Merdeka” yaitu :

a. USBN diganti Ujian (Asesment). Pada poin ini menurut saya sangat
berpengaruh pada kompetensi siswa khususnya di pendidikan vokasi/kejuruan
yang mana diharapkan dapat melahirkan peserta didik yang lebih siap kerja
dan bersaing pada pasar ekonomi. Akan tetapi perlu kesiapan dan progres yang
cukup lama agar dapat sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga penilaian
dalam pembelajaran lebih efektif, terarah dan sesuai dengan kompetensinya.

b. 2021 UN diganti. UN memang menjadi momok peserta didik dalam semua


aspek pendidikan dari SD sampai PT pun masih tetap seperti itu. Pergantian
UN menjadi seuatu penilaian Kompetensi minimum dan survey karakter sangat
penting menurut saya dikarenakan pendidikan tidak selamanya menuntuk nilai
tinggi, tetapi juga bagaimana kompetensi peserta didik tersebut, sikap,
perilaku, keahlian, dan lain-lain. Setiap peserta didik pasti memiliki keahlian
yang berbeda – beda dan tidak bisa diukur secara rata. Pada pendidikan vokasi
dan kejuruan pun berbeda – beda kompetensi dasarnya. Jika itu diterapkan
diharapkan dapat lebih menjuruskan peserta didik vokasi dan kejuruan kearah
keahliannya sehinggan dapat meningkatkan peluang di dunia kerja.

c. RPP dipersingkat. Sebenarnya pada poin ketiga ini lebih ditekankan kepada
para mentor/guru yang ada di satuan pendidikan. Tetapi untuk para peserta
didik khususnya pada pendidikan vokasi dan kejuruan yang kurang lebih
mementingkan keahliannya terdapat keuntungan sendiri seperti adanya waktu
untuk mengembangkan keahlian yang cukup lama dan bebas dimana saja
seperti magang diperusahan ataupun bekerja paru waktu sesuai keahlian nya.

d. Zonasi PPDB lebih fleksible. Pada poin ini terdapat keuntungan penyataraan
sekolah baik swasta maupun negeri, baik SMK maupun SMA. Memang dalam
realitanya agak rumit dikarenakan perlu mempersiapkan sekolah yang dituju
dengan memperhitungan domisili maupun alamat. Jika didekat tempat tinggal
terdapat sekolah favorit yang bagus itu menguntungkan, belum lagi ketika
jumlah kuota tampung tersebut penuh maka mungkin dengan cara ini akan
menyetarakan segala aspek pendidikan tanpa harus membandingkannya.

Konsep merdeka belajar di tantangan era revolusi industri 4.0 sejatinya


ingin memberikan kemerdekaan bagi sekolah, termasuk di dalamnya para guru
untuk menginterpretasi kurikulum nasional agar berfokus pada peningkatan hasil
belajar siswa.
Namun adanya pandemi COVID-19 telah merubah wajah dunia pendidikan
secara cepat dan drastis. Hal ini tentunya memerlukan respon yang cepat dari
pemerintah, pihak sekolah, maupun orang tua. Merdeka belajar merupakan
terobosan inovatif yang tetap perlu diimplementasikan meskipun pada situasi
pandemi, tanpa menimbulkan resiko kesehatan bagi siswa, guru, tenaga
kependidikan, keluarga, dan masyarakat. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) merupakan
salah satu opsi dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona, sehingga
sekolah tidak menjadi kluster baru penyebaran virus.

Pelibatan teknologi informasi dan komunikasi merupakan hal mutlak yang


diperlukan untuk memfasilitasi PJJ. Namun dengan adanya disparitas latar
belakang sosial ekonomi masyarakat, tentunya tidak setiap keluarga mempunyai
perangkat maupun sumber daya yang memadai untuk mengikuti PJJ. Oleh karena
itu, diperlukan adanya fleksibilitas dalam pelaksanaan PJJ.

Anda mungkin juga menyukai