PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sudut pandang profesi, hal tersebut menunjukkan bahwa profesi guru
menjadi lebih terbuka, artinya mereka yang diterima menjadi guru tidak harus
lulusan LPTK. Di pihak lain, peluang lulusan LPTK menjadi berkurang sebab
harus bersaing dengan lulusan non-LPTK. Kondisi tersebut lebih lanjut menuntut
LPTK untuk senantiasa meningkatkan peranannya agar dapat mewujudkan guru
yang profesional. Sehubungan dengan tantangan dan tuntutan akan peranan LPTK
tersebut maka pengembangan kurikulum LPTK menjadi sangat srategik terutama
sebagai rujukan dan arahan proses pendidikan untuk mempersiapkan calon guru
profesional di satu pihak, dan merespons tantangan globalisasi pendidikan di
pihak lain.
Era industri 4.0 mejadi tantangan besar bagi para pendidik, mata pelajaran
apa saja yang mereka ampu, demikian pula bagi para dosen, karena mereka harus
dipersiapkan untuk memasuki industri yang sangat efisien, tidak padat karya, dan
juga tidak padat modal, tapi efisiensi yang didukung oleh kekuatan sains dan
teknologi informasi yang kuat. Industri 4.0 sebagai era CPS, IoT, dan IoS, Sudah
sangat sistemik, dan setiap industri sudah tidak butuh banyak orang, kecuali
operator komputer, pengawas jaringna produksi dan semua yang terkait dengan
kontrol kerja komputer. Dengan demikian, mereka harus menjadi orang-orang
kreatif untuk mengembangkan layanan jasa yang banyak orang memerlukannya..
Oleh sebab itu, guru harus mendidik para sisawanya, dan para dosen juga
mengarahkan para mahasiswanya untuk realistis dan menjadi orang-orang kreatif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah
pada makalah ini yaitu:
1. Bagaimana strategi LPTK-PTK dalam peningkatan Daya saing ?
2. Apakah strategi yang dilakukan oleh LPTK-PTK dalam mengembangkan
kurkulum di era RI 4.0/5.0?
3. Bagaimmana strategi LPTK-PTK dalam penerapan kurikulum di era
4.0/5.0?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Berbagai riset dan analisis (Trilling & Hood, 1999: 5-6; Wen, 2003b: 21-94),
pada dasarnya sepakat bahwa dalam era global tersebut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kualitas sumberdaya manusia (SDM) merupakan faktor kunci
dalam menentukan daya saing suatu bangsa. Penelitian yang dilakukan Bank
Dunia (Muchlas Samani, 2008: 3) menunjukkan bahwa kekuatan suatu negara
dalam era global ditentukan oleh faktorfaktor : (1) inovasi dan kreatifitas (45 %),
jaringan kerjasama/networking (25 %), teknologi/technology (20%), dan
sumberdaya alam/natural resources (10 %). Suatu bangsa yang memiliki
keunggulan komparatif dalam sumberdaya alam, akan tidak banyak berbuat dalam
kancah persaingan global tanpa didukung oleh keunggulan sumberdaya manusia.
Pendidikan mempunyai peran signifikan dan bahkan merupakan pranata utama
dalam penyiapan SDM. Pendidikan pada dasarnya menyiapkan peserta didik
untuk hidup pada era mendatang yang akan ditandai dengan perubahan dalam
segala aspek termasuk teknologi yang begitu cepat. Lembaga pendidikan harus
merubah orientasinya dengan tidak hanya melatih peserta didiknya menguasai
suatu ketrampilan, tetapi lebih dari itu juga harus menyiapkan mereka untuk
memiliki daya adaptasi yang baik, disamping harus memiliki komitmen moral
yang baik, mau hidup berdampingan dengan baik dalam masyarakat yang
multikultur, multireligi, dan multi etnis. Dengan demikian peran dan fungsi yang
tepat dari pendidikan adalah membangkitkan potensi peserta didik untuk menjadi
kritis dan kemampuan berpikir yang tinggi di samping memberikan ketrampilan
teknis untuk bekerja. Pendidikan tidak lagi dilihat sebagai upaya menyiapkan anak
untuk memasuki masa depan, tetapi sebagai suatu proses agar seseorang bisa
“hidup” kapanpun, dimanapun, dan dalam situasi apapun.