Anda di halaman 1dari 11

KURIKULUM MERDEKA SEBAGAI KONSEP DA SISTEM PENDIDIKAN

Oleh : FLORA CINTA ALISA YENI

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Email:citaflora7@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses ngajar


mengajar sangat besar sehingga peserta didik dapat dengan mudah untuk
mempelajari sendiri ilmu pendidikan bahkan dapat mempelajari keahlian lain di
luar pembelajaran. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan sistem
pendidikan di Indonesia. pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari
beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Banyak orang yang
beranggapan bahwa suatu keberhasilan atau kegagalan yang di alami oleh
seseorang tergantung apa yang di dapatkannya selama di sekolah. Mereka tidak
tau bahwa pendidikan tidak hanya persekolahan tapi banyak sekali faktor yang
dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang salah satu nya adalah
kerjasama antar faktor-faktor pndidikan itu. Di indonesia sistem pendidikan di
dasarkan pada sistem pendidikan nasional,namun banyak sekali terdapat
kesenjangan antara tujuan dan kenyataan nya. Hal ini diakibatkan kurang nya
kerjasama komponen pendidikan dan kelemahan manajemen serta dukungan
dari pemerintah dan masyarakat masi rendah. Maka itu terciptanya kurikulum
merdeka untuk menyederhankan kurikulum sebelumya yang terkesan rumit dan
tidak bisa memenuhi capaian kompetisi peserta didik,dimana kurikulum merdeka
ini menekankan pada keahlian peserta didik di beberapa bidang yang di kuasai
tidak menekankan murid untuk harus dapat menguasai semua pelajaran yang
ada di sekolah,sehingga murid dapat terfokus mengembangkan keahlian nya
yang berguna untuk masa depan nya nanti.

Kata kunci: sistem pendidikan,faktor pendidikan,tujuan kurikulum merdeka


ABSTRAK

The development of science and technology in the teaching and learning process
is very large so that students can easily learn educational science themselves and
can even learn other skills outside of learning. This article aims to describe the
education system in Indonesia. Education is a system consisting of several
components that are interconnected with each other. Many people think that a
person's success or failure depends on what they get while at school. They don't
know that education is not just school but there are many factors that can
determine a person's success or failure, one of which is cooperation between
educational factors. In Indonesia the education system is based on the national
education system, but there are many gaps between the goals and reality. This is
due to a lack of cooperation in educational components and management
weaknesses and support from the government and society is still low. Therefore,
the independent curriculum was created to simplify the previous curriculum
which seemed complicated and could not meet the competitive achievements of
students, where this independent curriculum emphasizes students' skills in several
areas that are mastered, does not emphasize that students must be able to
master all the lessons at school, so that students can focus on developing skills
that are useful for their future.

Keywords: education system, educational factors, independent curriculum


objectives

PENDAHULUAN

Pendidikan masa kini adalah Pendidikan adalah salah satu cara


pendidikan yang mengadopsi manusia untuk “bertahan hidup”
kurikulum 2013 dan kurikulum
agar dapat beradaptasi dengan
merdeka belajar kampus merdeka
(MBKM). Tujuan kurikulum ini perubahan zaman yang begitu pesat.
adalah perbaikan sumber daya Setiap individu berhak mendapatkan
manusia dan peningkatan mutu pendidikan yang layak. Di Indonesia,
pendidikan di Indonesia. Tidak pendidikan tercantum dalam
hanya itu, pendidikan yang
UndangUndang No. 20 Tahun 2003
menerima kurikulum ini mulai dari
pendidikan dasar hingga pendidikan yang bertujuan untuk
tinggi. Oleh karena itu, peran setiap mengembangkan potensi siswa agar
menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, cakap,
jenjang sangat dibutuhkan untuk kreatif, mandiri, berakhlak mulia,
mensukseskan program-program ini. sehat, berilmu, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mencapai kurikulum 2013 menjadi kurikulum
tujuan pendidikan tersebut, darurat yang diimplementasikan
diperlukan alat perantara yaitu sesuai dengan kondisi serta
mengambil beberapa kompetensi
kurikulum.
yang dirasa dapat dicapai.
Pendidikan merupakan suatu
itu sendiri. Bahwasanya
sistem,sebagai suatu sistem pelaksanaan kurikulum 2013
pendidikan terdiri atas beberapa sebenarnya belum dilakukan secara
komponen di antaranya yaitu maksimal, hal itu sesuai dengan
tujuan,pendidik,peserta penelitian di daerah Yogyakarta
bahwa dari 33 sekolah yang didata,
didik,materi,metode atau media
17 diantaranya belum siap untuk
pembelajaran,serta lingkungan melaksanakan suatu perubahan
pendidikan. Setiap komponen saling kurikulum (Suyanto, 2017). Isi dari
mempengaruhi satu sama lain. Di kurikulum 2013 memiliki tujuan
era sekarang ini banyak sekali untuk mengembangkan suatu proses
pembelajaran yang produktif, kreatif,
permasalahan diakibatkan oleh
inovatif, dan ekfektif yang akan
berbagai macam perubahan seperti dintegrasikan oleh kemampuan
perubhan sosial dan budaya serta kognitif, sikap, dan
perubahan teknologi yang keterampilan.
mengakibatkan kemajuan dan
Selain itu, pada zaman sekarang guru
perkembangan pendidikan. dituntut untuk beradaptasi dengan
Indonesia sendiri merupakan negara teknologi guna mendukung revolusi
yang sedang berkembang yang industri 4.0 (Astutik et al., 2022).
sedang berusaha menjadi negara Kemampuan ini juga harus dikuasai
dikarenakan pembelajaran yang
maju terutama maju di dunia
dilakukan secra online maupun
pendidikan. sistem pendidikan di hybrid karena efek pandemi cofid 19.
indonesia masih menggunakan Perubahan yang paling dirasa
sistem pendidikan nasional. nampak pelaksanaan proses
pembelajaran yang awalnya
Perubahan kurikulum terjadi bertumpu pada tatap muka
secara sistematis sesuai dengan menjadi pembelajaran jarak jauh.
perkembangan zaman dan Penerapan pada era revolusi 21
teknolgi. Sebagaiman yang telah membutuhkan pengembangan,
diketahui pada tahun 2020 pengetahuan, keterampilan dengan
pendidikan mengalami banyak harapan peserta didik mampu
perubahan dikarenakan efek dari berpikir kritis, kreatif, dan mampu
pandemi covid 19(Faiz & memecahkan masalah serta
Kurniawaty, 2020) . Lembaga membangun kolaborasi secara
sekolah sering merubah beberapa bersama.
kebijakan sesuai dengan peraturan UU No.20 Tahun 2003 Bab 1
yang terbaru dan disesuaikan dengan Pasal 1 menyatakan “kurikulum
kondisi di lembaga sekolah. adalah seperangkat rencana dan
Beberapa perubahan dimulai dari pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang menerapkan konsep matematika
digunakan sebagai pedoman dasar. Skor PISA ini tidak mengalami
penyelenggaraan kegiatan
peningkatan yang signifikan dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. Kurikulum sepuluh hingga lima belas tahun
diciptakan dengan tujuan untuk terakhir. Studi tersebut
mempermudah memperlihatkan adanya
proses pendidikan. Nyatanya, kesenjangan besar antarwilayah dan
kurikulum sering diubah yang
antarkelompok sosial-ekonomi
menyebabkan kebingungan di
berbagai pihak yang mengakibatkan dalam hal kualitas belajar. Hal ini
proses pendidikan menjadi diperparah dengan adanya pandemi
terhambat. Hingga saat ini, COVID-19.
perubahan kurikulum di Indonesia
sering terjadi. Dimulai dari tahun untuk mengatasi hal
1947 hingga tahun 2013 (lihat pada tersebut, Kemendikbudristek
gambar 1). Hal ini menimbulkan
banyak pro dan kontra, bahkan melakukan penyederhanaan
menimbulkan ungkapan “ganti kurikulum dalam kondisi khusus
menteri ganti kurikulum”. (kurikulum darurat) untuk
memitigasi ketertinggalan
Pada saat ini dalam pembelajaran (learning loss) pada
penyelenggaraan pendidikan masa pademi. Hasilnya, dari 31,5%
masyarakat masih belum menyadari sekolah yang menggunakan
bahwa pendidikan berasal dari suatu kurikulum darurat menunjukkan,
sistem, masih banyak masyarakat penggunaan kurikulum darurat
yang belum menyadari bahwa dapat mengurangi dampak pandemi
dirinya merupakan komponen yang sebesar 73% (literasi) dan 86%
terlibat dalam keberhasilan dan (numerasi).
kegagalan dari suatu pendidikan .
melalui pendidikan ini diharapkan Kurikulum merupakan “ruh”
dapat memberikan informasi pendidikan yang harus dievaluasi
bagaimana sistem pendidikan di secara inovatif, dinamis, dan berkala
indonesia pada ssat ini dan bisa di sesuai dengan perkembangan zaman
jadikan informasi tentang berbagai dan IPTEKS, kompetensi yang
komponen dalam masalh diperlukan masyarakat dan
pendidikan. pengguna lulusan. Perubahan
kurikulum – dengan demikian –
Hasil Programme for menjadi keniscayaan. Bahkan,
International Student Assessment perkembangan IPTEKS yang sangat
(PISA) menunjukkan bahwa 70% cepat tidak lagi memungkinkan
siswa berusia 15 tahun berada di dunia pendidikan berlama-lama
bawah kompetensi minimum dalam dengan “zona nyaman” kurikulum
memahami bacaan sederhana atau
yang berlaku. Dapat dibayangkan – Tantangan yang dihadapi
terlepas dari konteks politik yang perguruan tinggi dalam
menyertainya -- dalam kurun waktu pengembangan kurikulum – apalagi
enam tahun Standar Pendidikan di era Industri 4.0 -- adalah
Tinggi (SN-Dikti) sudah berubah tiga menghasilkan lulusan yang memiliki
kali, yakni: Permenristekdikti Nomor kemampuan literasi baru, yakni
49 Tahun 2014-Permenristekdikti literasi data, literasi teknologi, dan
Nomor 44 Tahun 2015- literasi manusia yang berporos
Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020. kepada berakhlak mulia. Salah satu
Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 upaya untuk menjawab tantangan
berbarengan dengan kebijakan tersebut adalah lahirnya kebijakan
Merdeka Belajar-Kampus Merdeka hak belajar bagi mahasiswa di luar
(MBKM). Hal ini mencerminkan program studi (Permendikbud
bahwa perubahan menuntut Nomor 3 Tahun 2020 tentang
percepatan, bukan semata-mata Standar Pendidikan Tinggi).
kecepatan. Kebijakan yang populer dengan
nama Merdeka Belajar-Kampus

Merdeka dimaksudkan untuk Isu-isu yang berkembang di


mewujudkan proses pembelajaran di masyaralat tentulah menjadi bagian
perguruan tinggi yang otonom dan terpenting dalam pengembangan
fleksibel sehingga tercipta kultur kurikulum. Isu pertama terkait
belajar yang inovatif, tidak dengan visi Indonesia. Ada empat
mengekang, sesuai dengan pencapaian di dalam Visi Indonesia
kebutuhan mahasiswa. mendorong 2030, yakni masuk dalam lima besar
mahasiswa untuk menguasai ekonomi dunia, sedikitnya 30
berbagai keilmuan yang berguna perusahaan Indonesia akan masuk
untuk memasuki dunia kerja, serta dalam daftar 500 perusahaan besar
memberikan kesempatan kepada dunia, pengelolaan alam yang
mahasiswa untuk menentukan mata berkelanjutan, dan terwujudnya
kuliah yang akan diambil. Kebijakan kualitas hidup modern yang merata.
ini juga bertujuan untuk Munculnya pembaharuan Visi
meningkatkan link and match Indonesia pada tahun 2045 menjadi
dengan dunia usaha dan dunia negera terbesar kelima di dunia
industri, serta untuk mempersiapkan dengan fokus pada PDB per kapita
mahasiswa dalam dunia kerja sejak yang mencapai 23.199 USD
awal. mengindikasikan adanya upaya
percepatan yang semakin masif.
Di dalam konteks berbangsa
dan bernegara kurikulum
METODE PENELITIAN
merupakan perangkat pembelajaran
yang amat strategis untuk Studi ini menggunakan
menyemaikan dan membentuk pendekatan studi kepustakaan.
konsepsi dan perilaku individu Pengumpulan data diambil
berdasarkan hasil pencarian dari kata
tentang kesadaran identitas.
kunci (merdeka belajar, kampus
Kesadaran identitas menurut merdeka, kurikulum) yang dilakukan
(Suwignyo, 2007:39) menunjuk pada di berbagai sumber referensi online.
kemampuan serta proses Pengumpulan data dilakukan
memahami perubahan jati diri menggunakan bahasa Indonesia dan
bahasa inggris. Sumber referensi
terkait cara berpikir, kemandirian,
online yang paling banyak digunakan
dan orientasi pribadi (aspek internal- yaitu google scholar.
psikologis) serta posisi, peran, dan
tanggung jawab sosial individu Pencarian tidak termasuk
(aspek eksternal-sosiologis). Oleh buku (kecuali buku panduan), surat
kabar, kertas kerja, dan tabloid.
karena itu, proses transformasi Meskipun hanya artikel jurnal ilmiah
sistem nilai, makna dan simbol yang dipilih, database online
material dan nonmaterial dalam menghasilkan ratusan hasil. Dalam
bidang kehidupan manusia mengumpulkan dan menganalisis
artikel untuk studi ini, ada beberapa
mencakupi juga persoalan ekonomi,
kriteria yang digunakan sebagai
religi, kekuasaan, pertanian, literatur dalam studi ini. Kriterianya
kelautan, keuangan, kesehatan, adalah artikel yang dipublikasikan
pakaian, makanan, arsitektur, tata dari 10 tahun terakhir, bidang ilmu
rumah, hukum, hak milik, dan pendidikan, berkaitan dengan tiga
kata kunci, dan artikel menggunakan
kemandirian alam pikir atau bahasa Indonesia atau bahasa inggris.
subjektivitas (Merry, 2003). Lalu, para peneliti meninjau dan
mengkodekan artikel yang selaras
antara tema dan isi dari kurikulum
merdeka belajar kampus merdeka di
pendidikan tinggi. Setelah proses
seleksi dilakukan, didapat beberapa
artikel yang dipilih untuk ditinjau.
didukung sumber daya manusia
yang tangguh serta sarana dan
prasarana yang memadai amatlah
sulit. Apalagi hingga saat ini
HASIL DAN PEMBAHASAN Indonesia belum termasuk ke dalam
10 besar ekonomi dunia. Bahkan,
Program lanjutan dari
kebijakan merdeka belajar yaitu menurut prediksi IMF (2006) pada
kampus merdeka. Kampus merdeka tahun 2040 Indonesia belum juga
memberikan kesempatan kepada masuk kedalam 10 besar ekonomi
mahasiswa untuk mengasah dunia. Hal ini berbeda dengan China.
kemampuan sesuai bakat dan minat Prediksi IMF di 2006 semakin
melalui praktik langsung ke dunia mendekati kenyataan, bahkan bisa
kerja sebagai persiapan karier di diraihnya lebih cepat lagi karena
masa mendatang. MBKM posisi China saat ini sudah
mempunyai tujuan untuk menyajikan bertengger di posisi ke-2 setelah AS
proses pembelajaran yang otonom (IMF, 2019). Dalam kondisi seperti
dan fleksibel di PT, menyediakan ini beban yang harus ditanggung PT
budaya belajar yang inovatif dan adalah menyiapkan SDM yang
merdeka sesuai dengan kebutuhan mampu menjadi agen pembaharuan,
mahasiswa, pemenuhan hak belajar berdaya saing unggul, dan mampu
berdasarkan pendekatan berbasis
memulihkan permasalahan ekonomi
kehidupan, kapabilitas, dan
pasca-Covid-19.
transdisipliner untuk meningkatkan
kapabilitas belajar mahasiswa,
memfasilitasi hak belajar sesuai Isu kedua adalah
dengan minat dan potensi mahasiswa perkembangan kecerdasan artifsial.
agar menjadi lulusan yang kompetiti Kecerdasan artifisial akan sangat
dan berkepribadian, memberikan berperan karena diprediksi pada
wawasan dan pengalaman agar 2020, 200 milyar objek perangkat
mahasiswa menjadi lulusan yang teknologi (internet to things), yakni
sesuai dengan profil lulusan, serta perangkat teknologi yang terhubung
menyediakan lulusan yang internet (Intel, 2015) akan dirasakan
berkualitas sesuai dengan kebutuhan manfaatnya. Literasi lama tidak
abad ke-21 dan era industri 4.0, cukup (membaca, menulis, dan
Tujuan MBKM ini dapat dicapai dan matematika). Literasi baru adalah
didukung oleh empat pokok literasi data (kemampuan untuk
kebijakan, yaitu (Arifin & Muslim, membaca, menganalisis, dan
2020; Asfiati & Mahdi, 2020; menggunakan informasi (big data) di
Baharuddin, 2021; Faiz & Purwati,
dunia digital; literasi teknologi
2021; Fuadi & Aswita, 2021; Hasim,
(memahami cara kerja mesin,
2020; Kurniawan et al., 2020;
Mustagfiroh, 2020; Sopiansyah & aplikasi teknologi; literasi manusia
Masruroh, 2022; Sudaryanto et al., (humanities, komunikasi, dan disain)
2020; Suntoro & Widoro, 2020;) (Aoun, 2017).

Upaya untuk mencapai Visi Isu ketiga terkait dengan


Indonesia 2030 dan/atau 2045 tanpa Revolusi Industri 4.0. Adanya
kekhawatiran seperti yang Central Connecticut State University
disampaikan oleh Damhauser (2019) (CCSU), Indonesia berada di ranking
bahwa kekhawatiran di era insustri 60 dari 61 negara atau hanya satu
4.0 adalah melemahnya budaya tingkat di atas Botswana. CCSU
baca dan budaya buku masyarakat. merilis peringkat literasi negara-
Pendidikan yang demikian tidak akan negara di dunia pada Maret 2016
dapat diharapkan untuk dapat berdasarkan lima` indikator
menunjang pembangunan bangsa, kesehatan literasi negara, yakni
melainkan sebaliknya, yakni akan perpustakaan, surat kabar,
melahirkan masalah-masalah baru, pendidikan, dan ketersediaan
seperti unprepared and unskilled komputer. Padahal infrastruktur
educated young. Seiring dengan Indonesia berada di urutan ke 34,
perkembangan industri 4.0 yang masih lebih unggul dari Jerman,
kemudian memunculkan education Portugal, Selandia Baru, dan Korea
4.0, pendidikan berbasis luaran atau Selatan (Kompas.com, 2016).
dikenal sebagai Outcomebased
Faktor rendahnya minat serta
Education (OBE) saat ini menjadi
budaya literasi merupakan masalah
kebutuhan utama dalam
klasik, yakni akses, harga, dan mutu
pengelolaan pendidikan.
buku. Hasil penelitian Kemdikbud
Isu keempat terkait dengan (Kompas, 23-06-2019) dari Indeks
literasi masyarakat. Hasil survei Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca)
UNESCO tahun 2012 mencatat minat penyebab rendahnya minat dan
baca di Indonesia terendah di Asia kebiasaan membaca itu antara lain
Tenggara. Menurut badan itu, indeks kurangnya akses, terutama untuk di
minat membaca Indonesia baru daerah terpencil. Secara lebih rinci
0,001, dalam arti dari 1.000 orang dilaporkan Kemdikbud bahwa ada
Indonesia hanya 1 orang yang empat dimensi indeks literasi yang
memiliki minat membaca. Program menjadi pokok bahasan dalam
for International Student indeks tersebut, yakni dimensi
Assessment (PISA) yang dirilis kecakapan, akses, alternatif, dan
Organization for Economic budaya. Dari keempat dimensi
Cooperation and Develompent indeks literasi dimensi kecakapan
(OECD) tahun 2015 menguatkan bisa dilihat dari indikator bebas buta
survei tersebut dengan temuan aksara dan rata-rata lama sekolah;
bahwa kemampuan membaca siswa dimensi akses terdiri atas
Indonesia masih berada di ranking perpustakaan daerah, perpustakaan
62 dari 72 negara dan penelitian umum, perpustakaan komunitas,
UNESCO 2016 dengan tajuk World's dan perpustakaan sekolah; dimensi
Most Literate Nations 2016 hasil alternatif antara lain penggunaan
internet, membaca daring, dan nasional (Pasal 35 ayat (1)). Secara
media online; dimensi budaya garis besar kurikulum, sebagai
antara lain meminjam buku di sebuah rancangan, terdiri atas
perpustakaan, memanfaatkan taman empat unsur, yakni capaian
bacaan, serta membaca koran dan pembelajaran, bahan kajian, proses
buku. Dari keempatnya, hasil survei pembelajaran untuk mencapai, dan
untuk dimensi akses adalah yang penilaian.Perumusan CPL mengacu
paling rendah, yaitu 23,09 persen, pada deskriptor KKNI khususnya
dimensi kecakapan 75,92 persen, pada bagian Pengetahuan dan
dimensi alternatif 40,49 persen, dan Keterampilan khusus, sedangkan
dimensi budaya 28,50 persen. pada bagian Sikap dan Keterampilan
Umum dapat diadopsi dari SN-Dikti.
Isu kelima terkait dengan
Sedangkan penyusunan kurikulum
kebijakan. Berdasarkan Undang-
selengkapnya mengacu pada
Undang Nomor 12 Tahun 2012
delapan (8) Standar Nasional
tentang Pendidikan Tinggi,
Pendidikan, ditambah dengan 8
dinyatakan bahwa penyusunan
Standar Nasional Penelitian, dan
kurikulum adalah hak perguruan
delapan (8) Standar Nasional
tinggi, tetapi selanjutnya dinyatakan
Pengabdian kepada Masyarakat.
harus mengacu kepada standar

mengedepankan prinsip-prinsip
efisiensi pembiayaan, perhitungan
KESIMPULAN
resiko, dan kemampuan prediktif.
Terdapat implikasi yang kuat Untuk itulah, diperlukan pengerahan
bagi peningkatan mutu segenap potensi sumber daya
pembelajaran jika kurikulum dapat universitas untuk melakukan inovasi.
dirancang secara optimal. Kondisi Inovasi merupakan bagian dari
demikian berelasi dengan konsepsi- validasi dan perluasan keilmuan
konsepsi perkembangan IPTEKS. yang bermanfaat. Salah satu aspek
Seperti dipahami bersama bahwa yang penting untuk diinovasi adalah
universitas tidak steril dari tuntutan kurikulum. Hal ini didasari oleh
dan perkembangan zaman. asumsi bahwa kurikulum merupakan
Kemampuan menyikapi tantangan salah satu komponen utama yang
dan kecenderungan zaman menjadi strategis di dalam sistem pendidikan.
standar bagi sebuah universitas
Asumsi ini memberikan dasar
untuk tetap kompetitif. Tantangan
bahwa kurikulum tidak hanya berisi
dan kecenderungan memaksa dan
tujuan yang harus dicapai,
mengharuskan universitas untuk
melainkan juga memberikan
menerapkan logika korporasi dengan
pemahaman tentang pengalaman
belajar bagi mahasiswa. Artinya, Badan Pusat Statistik. (2002). KBJI
dalam perspekstif pembelajaran 2002: Klasifikasi jenis
kurikulum merdeka belajar menjadi pekerjaan indonesia. Jakarta:
Badan Pusat Statistika intel,
dasar yang kuat untuk
(2017). A Guide to the
menggerakkan komponen-
Internet of Things
komponen pembelajaran secara Infographic. [online] Tersedia
terintegrasi dan bermakna dalam di:
menghasilkan lulusan yang unggul https://www.intel.co.id/content/w
dan berdaya secara global. ww/id/id/internet-of-things/i
nfographics/guide-toiot-
new.html [Diakses 20
Oktober 2020].
DAFTAR PUSTAKA
Maksum, A. (2015). “Kurikulum dan
Latar Belakang Kurikulum Merdeka. pembelajaran di perguruan
Merdeka Mengajar. tinggi: menuju pendidikan
https://pusatinformasi.guru.k yang memberdayakan”,
emdikbud.go.id/hc/en-us/ar Makalah seminar nasional
ticles/6824331505561-Latar- hasil penelitian pendidikan
Belakang-Kurikulum- dan pembelajaran, 25-26
April 2015 di STKIP PGRI
Merdeka (accessed 2023-12-
Jombang.
06).
Suryaman, M., Widyastuti Purbani,
Suryaman,Maman.2020. “Orientasi
Tadkiroatun Musfiroh.
Pengembangan Kurikulum (2020).” Kurikulum dalam
Merdeka Belajar”. FBS Perspektif Inovasi
Universitas Negeri Pembelajaran”. Jurnal
Yogyakarta : 13-28 Kependidikan. Vol. 3, No. 1,
Mei 2020, pp165-176.

Vhalery, R., Setyastanto, A. M., & penyempurnaan kurikulum


Leksono, A. W. (2022). perguruan tinggi, Sirok Bastra
Kurikulum Merdeka Belajar Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan
Kampus Merdeka: Sebuah Kesastraan, Vol. 1, No. 1, Juni
Kajian Literatur. Research 2013, p 69. Available from:
and Development Journal of https://www.researchgate.n
Education, 8(1), 185- 201. et/publication/339535742.
[Diakses pada 21 April 2020]
Tubiyono. (2013). Peta bahasa
expose poster pusat Wahyudin, D. (2016). Manajemen
pembinaan karier dan kurikulum dalam pendidikan
kewirausahaan sebagai profesi guru: studi kasus di
universitas pendidikan
indonesia, Jurnal
Kependidikan, Vol. 46, No. 2,
November 2016, pp 259-270.

Anda mungkin juga menyukai