Anda di halaman 1dari 5

Merdeka belajar adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, juga

merdeka dari birokratisasi. Dosen dibebaskan dari birokrasi vang berbelit dan mahasiswa diberikan
kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai. Menurut Nadiem Makarim Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Merdeka Belajar – Kampus Merdeka merupakan kebijakan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai
keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Kampus Merdeka memberikan kesempatan
bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil. Adanya konsep belajar
merdeka tentunya bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk belajar di luar
kampus. Konsep tersebut terus dikembangkan oleh kemendikbud sebagai upaya untuk mendapatkan
calon pemimpin masa depan yang berkualitas.

Sumber: https://sevima.com/apa-itu-merdeka-belajar-kampus-merdeka/.

Berdasarkan wacana di atas, silakan ungkapkan pendapat Anda dan diskusikan bersama teman-
teman di ruang ini. Sertakan teori dan sumber-sumber pendukung yang memperkuat pendapat
Anda.

Pengertian Merdeka Belajar adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga
pendidikan, dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit
serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai.
Menurut Nadiem Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Program Kampus
Merdeka Merdeka Belajar (MBKM) merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar
oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
yang memberikan kesempaatan bagi mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan sesuai
bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa
depan.
Adanya konsep belajar merdeka tentunya bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada
mahasiswa untuk belajar diluar kampus. Konsep tersebut terus dikembangkangkan oleh
Kemendikbud sebagai upaya untuk mendapatkan calon pemimpin masa depan yang
berkualitas.
Inovasi pemerintah di bidang pengembangan pendidikan tanah air terus bergelora. Merdeka
belajar digaungkan oleh Pemerintah sejak 2019. Dampak dan penerapannya makin terasa,
khususnya menjelang penerapan kurikulum terbaru pengganti K13 nanti tahun 2024.
Harus diketahui pula bahwa merdeka belajar erat kaitannya dengan Kurikulum Merdeka.
Bahkan bisa dikatakan konsep dan tujuan merdeka belajar adalah landasan utama bagi
implementasi dari kurikulum ini. Pemahaman yang baik atas istilah tersebut pada
hakikatnya akan mempermudah pula memahami apa dan bagaimana Kurikulum Merdeka
dilakukan pada proses belajar mengajar.

Pada perayaan Hari Guru Nasional 2019, Mas Mentri (sapaan akrab dari Mendikbud
Nadiem Makarim) menyebut satu istilah yang kemudian menjadi salah satu program
andalan dari kementriannya. Istilah itu adalah Merdeka Belajar.

Merdeka Belajar adalah suatu program inovatif untuk dunia pendidikan Indonesia dari
Kemendikbud di bawah Menteri Nadiem yang berlandaskan dua hal, yaitu; pertama
pemberian kebebasan kepada siswa, guru dan sekolah untuk berinovasi dan melakukan
kegiatan pembelajaran yang mandiri dan kreatif. Selanjutnya yang kedua adalah
reformasi menyeluruh yang bukan hanya melulu mengenai kurikulum, namun menginisiasi
sebuah gerakan di masing-masing sekolah melalui guru penggerak.

Tujuan Merdeka Belajar

Adapun tujuan Merdeka Belajar adalah menciptakan ruang inovasi yang luas kepada
segenap eksponen dan elemen pendidikan di Indonesia demi mewujudkan pemulihan dan
perbaikan mutu pendidikan secara menyeluruh.

Di samping itu, pencanangan program dan Merdeka Belajar oleh kemdikbud dan
pemerintah tujuannya adalah sebagai upaya menggali potensi yang ada pada guru, sekolah
dan murid demi tercapainya kualitas sumber daya manusia yang unggul.

Latar Belakang Merdeka Belajar


Tentu semua program, kebijakan dan keputusan yang diambil oleh pemerintah untuk
diterapkan memiliki latar belakang.

Apa latar belakang Merdeka Belajar? Semuanya berpulang dari fakta bahwa kondisi
pendidikan di Indonesia belum juga berada pada level yang dikatakan baik. Semua
permasalahan klasik, khususnya mengenai isu rendahnya kemampuan sumber daya manusia
menjadi pokok persoalan tahunan yang belum juga bisa diselesaikan.

Hal ini diperparah dengan adanya pandemi yang melumpuhkan berbagai bidang kehidupan
berbangsa dan bernegara, tak terkecuali dengan pendidikan.

Masyarakat, termasuk juga pemerintah dan sekolah terlihat gagap dalam melakukan inovasi
demi memastikan seluruh peserta didik tetap menikmati layanan pendidikan yang baik,
bahkan ketika PSBB dan PPKM berlangsung.

Kondisi itu juga membuka fakta bahwa terjadi jurang ketimpangan yang luar biasa di dalam
dunia pendidikan. Ada sekolah yang sangat siap dengan sumber daya manusia serta sarana-
prasarana yang mumpuni, namun di pihak lain banyak juga yang tidak tahu harus berbuat
apa.

Hal ini sangatlah memprihatinkan. Berpulang daripada itu semua, maka pemerintah melalui
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi akhirnya mengambil sikat untuk
melakukan perubahan.

Salah satu langkah yang diambil adalah melakukan program nyata yakni melalui Merdeka
Belajar. Diharapkan ini semua mampu berujung pada peningkatan kualitas manusia
Indonesia yang unggul dan inovatif.

Latar belakang itulah yang kemudian memantapkan penerapan Merdeka Belajar, termasuk
juga penyusunan dan penyempurnaan kurikulum baru, yakni Kurikulum Merdeka.

Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar

Dalam program Merdeka Belajar, terdapat empat hal pokok yang disebut empat program
pokok kebijakan pendidikan Merdeka belajar. Adapun keempat hal tersebut adalah :

1. Program Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)


2. Ujian Nasional (UN)
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi

Lebih lanjut mengenai rencana detail dalam empat hal di atas memang terlihat sangat
revolusioner. Keberanian Mas Menteri dalam membawa angin segar perubahan benar-benar
layak disebut sebagai upaya totalitas yang visoner.
Adapun implementasi dari empat program pokok kebijakan pendidikan terbaru tersebut
adalah :

USBN berbasis Pembelajaran Holistik


Salah satu program visioner yang sudah diterapkan dalam semangat Merdeka Belajar ini
adalah dengan mengubah USBN menjadi lebih holistik.

Kementrian Pendidikan telah menetapkan arah baru pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar
Nasional tersebut, antara lain dengan :

Memberi kebebasan kepada sekolah untuk menyusun, merencanakan, melakukan, menilai


dan mengevaluasi pelaksanaan USBN di tingkat satuan pendidikan.

Pelaksanaan USBN tidak hanya semata menilai aspek pengetahuan saja melalui kegiatan tes
tertulis, tetapi juga bentuk yang lain, semisal kerja kelompok, praktik, prakarya, presentasi
dan proyek.

Penghapusan Ujian Nasional

Mas Menteri juga memutuskan bahwa pada tahun 2020 lalu adalah tahun terakhir
diselenggarakannya UN atau Ujian Nasional.

Sebagai gantinya pemerintah sudah menyiapkan dan melakukan sebuah program evaluasi
baru bernama Asesmen Kompetensi Minimum dan Survey Karakter. Kedua hal ini
dilakukan tidak di akhir masa sekolah, tetapi di tengah tahun ajaran dan berbasis komputer,
sehingga kemudian dikenal dengan nama ANBK atau asesmen berbasis komputer.

Perubahan Cara Penyusunan dan Penggunaan RPP

Isi Merdeka Belajar selanjutnya adalah penyederhanaan administrasi guru, khususnya RPP
atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Penerapan RPP satu halaman dengan tetap mengandung komponon inti RPP, yaitu; tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan asesmen merupakan upaya agar guru punya waktu
lebih banyak di kelas, alih-alih menyelesaikan urusan administrasi.

PPDB yang Lebih Fleksibel

Langkah dramatis selanjutnya adalah tentang PPDB. Sekarang, siswa dan orang tua siswa
bisa memilih sekolah lebih fleksibel, tidak lagi terkungkung pada aturan PPDB Zonasi yang
kaku.

Kebijakan Dalam Program Merdeka Belajar

Dalam rangka mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bersama dalam isi Merdeka
Belajar, maka seluruh elemen bangsa harus bersatu hati dan menetapkan sikap bersama.
Ini semua tidak lain adalah demi menyelamatkan masa depan generasi penerus, yakni
calon-calon pemimpin kita selanjutnya

Tidak hanya berhenti sampai di atas, pemerintah terus menata sistem pendidikan dengan
melakukan perubahan lainnya, seperti :

 Program Kampus Merdeka


 Perubahan Mekanisme Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
 Program Organisasi Penggerak, Sekolah Penggerak dan Program Guru Penggerak
 Transformasi Penyusunan dan Penyaluran Dana untuk Perguruan Tinggi
 SMK sebagai Pusat Pendidikan Unggul
 Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka
 Perluasan Program Beasiswa dari LPDP (Lembaga Penyalur Dana Pendidikan)
 Kampus Merdeka Vokasi
 Merdeka Berbudaya
 Profil Pelajar Pancasila
 Akreditasi Sekolah Model Baru (Fase 4)
 Penetapan dan Penyelenggaraan Kurikulum Merdeka

Salah satu pondasi perubahan yang paling terasa adalah pelaksanaan akreditasi terbaru
berbasis pengisian data SISPENA dan verifikasinya melalui visitasi asesor.

Pemerintah sudah menetapkan 4 butir kinerja inti dalam proses akreditasi terbaru tersebut
serta telah membuat sebuah sistem berbasis internet untuk memudahkan pihak asesor dan
sekolah target akreditas dalam melakukan kewajiban masing-masing.

Perubahan paling nyata selanjutnya adalah program Merdeka Belajar sebagai salah satu
aspek perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013.

Kerjasama Semua Pihak

Tentu saja semua hal di atas patut diapresiasi sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan
Merdeka Belajar yang sesungguhnya.

Jangan sampai istilah ini hanya menjadi jargon semata yang terlihat indah di luar tapi
kosong isinya. Jika itu yang terjadi, maka seluruh elemen bangsa mengalami kerugian
besar.

Dalam rangka mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bersama dalam isi Merdeka Belajar,
maka seluruh elemen bangsa harus bersatu hati dan menetapkan sikap bersama. Ini semua
tidak lain adalah demi menyelamatkan masa depan generasi penerus, yakni calon-calon
pemimpin kita selanjutnya.

Referensi:

 Apa Itu Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)? - SEVIMA |


#revolutionizeEducation
 Merdeka Belajar: Pengertian, Tujuan, Latar Belakang dan Penerapannya - Esai
Edukasi
 Adi Penulis adalah seorang praktisi, inovator dan pemerhati pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai