PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang
dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Nadiem membuat
kebijakan merdeka belajar bukan tanpa alasan. Pasalnya, penelitian
Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2019
menunjukkan hasil penilaian pada peserta didik Indonesia hanya menduduki
posisi keenam dari bawah; untuk bidang matematika dan literasi, Indonesia
menduduki posisi ke-74 dari 79 Negara. Menyikapi hal itu, Nadiem pun
membuat gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum, meliputi literasi,
numerasi, dan survei karakter.
Kurikulum sebagai sebuah pedoman dan perencanaan dalam
kurikulum terdiri dari organisasi kurikulum, implementasi dan evaluasi.
Dalam proses ini implementasi menjadi fokus utama dalam pengembangan
kurikulum di sekolah. Pembelajaran merupakan implementasi dari rencana
kurikulum yang melibatkan interaksi antara siswa dan guru dalam suatu
lingkungan sekolah. Sistem implementasi kurikulum terdiri dari komponen-
komponen yang saling berinterelasi dan berinteraksi. Masing-masing
komponen disusun dan dirancang secara bertahap dan berkesinambungan yang
berorentasi pada pelaksanaan kurikulum dilapangan yaitu kondisi nyata proses
pendidikan yang mengarah kepada operasional dan dikembangkan secara
komprehensif. Seluruh komponen yang ada dalam manajemen menjadi bagian
pentahapan atau langkah dalam proses implementasi kurikuum di lapangan/di
sekolah.
Sebagai negara yang terus berinovasi dalam pengembangan dalam
mendesain suatu pembelajaran, Indonesia setidaknya telah mengalami lebih
dari sepuluh kali perubahan kurikulum yang memengaruhi gaya suatu
pembelajaran tersebut sejak awal kemerdekaan. Mulai dari Rentjana
Pembelajaran 1947 hingga yang baru saja hangat diperbincangkan, yakni
“Merdeka Belajar.” Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian
1
Pendidikan dan Kebudayaan di bawah komando Nadiem Makarim
menambahkan fakta bahwa dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun saja
Indonesia telah melakukan pembaharuan kurikulum sebanyak 3 kali. Hal
tersebut tak lain yaitu untuk menjawab kebutuhan Indonesia yang berubah
sesuai kemajuan zaman dalam mensukseskan dari suatu tujuan pembelajaran,
baik strategi, metode atau yang sifatnya administratif atau desain
implementasi pembelajarannya. Dengan demikian, Indonesia diharapkan dapat
mempersiapkan perserta didik yang memiliki daya saing di masa yang akan
datang.
B. Rumusan Masalah
Mengkaji latar belakang di atas dapat diambil beberapa permasalahan
sebagai kajian dari pembuatan makalah ini yakni di antaranya :
a. Akun belajar.id.
b. Platform Merdeka Mengajar.
c. Asesmen Diagnostik.
d. Pembelajaran Diferensiasi dan Asesmen.
e. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
f. Implementasi Kurikulum Merdeka.
g. Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak.
2
h. Visi, Misi dan Tujuan Kepala Sekolah.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
a. Untuk mengetahui dan memahami penggunaan Akun belajar.id.
b. Untuk mengetahui dan memahami Platform Merdeka Mengajar.
c. Untuk mengetahui dan memahami Asesmen Diagnostik.
d. Untuk mengetahui dan memahami Pembelajaran Diferensiasi dan
Asesmen.
e. Untuk mengetahui dan memahami Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.
f. Untuk mengetahui dan memahami Implementasi Kurikulum Merdeka.
g. Untuk mengetahui dan memahami Guru Penggerak dan Sekolah
Penggerak.
h. Memaparkan Visi, Misi dan Tujuan Kepala Sekolah..
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Akun belajar.id
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) meluncurkan Akun Pembelajaran yang dapat
memudahkan kegiatan belajar mengajar pada 2020 lalu. Guru dan siswa dapat
menggunakannya dengan masuk ke laman belajar.id.
Tujuan awal peluncuran Akun Pembelajaran ini untuk mendukung
kegiatan Belajar dari Rumah di masa pandemi. Akun Pembelajaran
merupakan akun elektronik yang memuat nama akun (user ID) dan akses
masuk akun (password) dan dapat digunakan oleh peserta didik, pendidik, dan
tenaga kependidikan sebagai akun untuk mengakses layanan/aplikasi
pembelajaran berbasis elektronik.
Penggunaan Akun pembelajaran (belajar.id) mempunyai banyak
keuntungan dan keistimewaan diantaranya :
Materi dan informasi dari Kemendikbud, akan dikirimkan ke alamat pos
elektronik Akun Pembelajaran.
Akun Pembelajaran akan menjadi salah satu jalur komunikasi resmi
Kemendikbud ke peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan.
Akun Pembelajaran akan digunakan untuk mengakses aplikasi-aplikasi
resmi Kemendikbud.
Akun Pembelajaran yang sudah siap pakai dan sesuai struktur satuan
pendidikan masing-masing pengguna.
Penggunaan akun belajar id juga cukup mudah dan simpel, adapun
cara penggunaan akun belajar adalah sebagai berikut :
Pendistribusian Akun Pembelajaran dilakukan oleh operator sekolah
Pengaktifan Akun Pembelajaran dilakukan dengan tata cara sebagai
berikut:
masuk laman mail.google.com;
mengakses Akun Pembelajaran sesuai dengan nama akun (user ID)
dan akses masuk akun (password) Akun Pembelajaran yang diterima;
menyetujui syarat dan ketentuan penggunaan Akun Pembelajaran; dan
4
melakukan penggantian akses masuk akun (password) Akun
Pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan penggunaan dan pemakaian akun id belajar
sangat mudah dan sangat bermanfaat. Akun belajar.id diberikan kepada
peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dari berbagai satuan
pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, dan Kesetaraan.
Dengan Akun belajar.id, kamu bisa mengakses berbagai kebutuhan kegiatan
belajar mengajar.
5
Perangkat ajar yang didapatkan, yakni bahan ajar, Rencana
Pelaksanaan pembelajaran (RPP), modul proyek, buku murid, serta asesmen.
Perangkat ajar tersebut bisa diakses secara online dan juga dapat diunduh.
2. Belajar
Fungsi platform transformasi pendidikan ini selanjutnya, yaitu belajar.
Guru bisa mendapatkan pelatihan secara mandiri dan berkualitas. Guru juga
akan mendapatkan beragam macam video inspiratif agar dapat
mengembangkan diri dengan akses yang tidak terbatas.
4. Asesmen Diagnostik
Asesmen Diagnostik merupakan penilaian/asesmen yang dilakukan
secara spesifik dengan tujuan untuk mengidentifikasi atau mengetahui
6
karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan model belajar
peserta didik sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan
kompetensi dan kondisi peserta didik yang beragam.
Asesmen diagnostik adalah bentuk pra-penilaian di mana guru dapat
mengevaluasi kekuatan, kelemahan, pengetahuan dan keterampilan siswa
sebelum memulai pembelajaran. Sebelum membuat rancangan pembelajaran,
perlu kita sebagai guru mengetahui siswa yang akan kita belajarkan.
Asesmen diagnostik adalah sebuah asesmen yang dilakukan secara
spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan siswa,
sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi
siswa. Ada beberapa tujuan asesmen diagnostik diadakan, yaitu:
a. Untuk memetakan kemampuan siswa-siswa di kelas secara cepat.
b. Mengidentifikasi siswa yang sudah paham, setengah paham, dan belum
paham pelajaran yang diajarkan.
Asesmen Diagnostik atau penilaian diagnostik yang sering
dilaksanakan ada dua jenis, yaitu asesmen non kognitif dan asesmen
kognitif. Kedua jenis asesmen diagnostik ini memiliki tujuan asesmen
yang berbeda.
Asesmen kognitif memiliki tujuan untuk mengidentifikasi capaian
kompetensi siswa, menyesuaikan pembelajaran dikelas dengan kompetensi
rata-rata siswa, memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan pada
siswa yang nilainya dibawah rata-rata. Sedangkan asesmen non kognitif
bertujuan untuk mengetahui dan memahami kondisi kesejahteraan
psikologi dan sosial emosi siswa, aktivitas siswa selama belajar dirumah,
gaya belajar siswa, pergaulan siswa, dan juga kondisi keluarga siswa.
Asesmen diagnostik bukan hanya tanggung jawab guru BP atau
wali kelas saja. Sejatinya asesmen diagnostik harus dilakukan oleh semua
guru mata pelajaran juga. Kepala sekolah sebagai komando di sekolah
memiliki tanggung jawab untuk memastikan asesmen ini dilakukan
disemua kelas diminggu pertama dan secara berkala pada awal
pembelajaran.
7
5. Pembelajaran Diferensiasi dan Asesmen
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak
bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan
yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan
berkembang belajarnya.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk
akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada
kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang
terkait dengan: Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang
didefinisikan secara jelas. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid
dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi
pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam
bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid
terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut
diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal.
Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tentunya kita akan
mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Guru harus tetap dapat bersikap
positif, Untuk tetap dapat bersikap positif meskipun banyak tantangan dalam
penerapan pembelajaran berdiferensiasi adalah:
a. Terus belajar dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat lainnya yang
mempunyai masalah yang sama dengan kita (membentuk Learning
Community)
b. Saling mendukung dan memberi semangat dengan sesama teman sejawat.
c. Menerapkan apa yang sudah kita peroleh dan bisa kita terapkan meskipun
belum maksimal.
d. Terus berusaha untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran
yang sudah diterapkan.
Pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi
pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi
8
guru penggerak, serta budaya positif. Salah satu filosofi pendidkan menurut Ki
Hajar Dewantara adalah sistem “among”, guru harus dapat menuntun murid
untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, hal ini sangat sesuai dengan
pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu nilai dan peran guru penggerak
adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu
pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid.
Hal tersebut sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu
visi guru penggerak adalah mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar
pancasila, untuk mewujudkan visi tersebut salah satu caranya adalah dengan
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Budaya positif juga harus kita
bangun agar dapat mendukung pembelajaran berdirensiasi.
9
Tujuan adanya Profil Pelajar Pancasila, yaitu sebagai kompas bagi
pendidik maupun pelajar Indonesia. Profil pelajar Pancasila ini membantu
anak-anak Indonesia tumbuh menjadi generasi yang cerdas dan berkarakter
serta dapat menghadapi dunia karir dan era globalisasi yang akan datang.
10
difokuskan pada berbagai macam hal salah satunya adalah tentang pendidikan
karakter sesuai dengan pancasila.
8. Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak
a. Guru Penggerak
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang
menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem
pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada siswa.
Diharapkan Guru Penggerak dapat menggerakkan komunitas belajar bagi
guru di sekolah dan di wilayahnya. Guru Penggerak juga nantinya dapat
mengembangkan program kepemimpinan murid untuk mewujudkan profil
pelajar Pancasila.
Program guru penggerak akan ditujukan untuk guru TK, SD,
SMP, SMA, SMK dan SLB. Untuk mengikuti program Guru Penggerak,
Guru Pintar harus mengikuti proses seleksi dan kemudian menjalani
pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan. Selama proses pendidikan
berlangsung, calon Guru Penggerak akan didukung oleh Instruktur,
Fasilitator, dan Pendamping yang profesional.
Melalui Program Guru Penggerak, Pemerintah mengajak Guru
Pintar untuk memajukan pendidikan Indonesia dengan menciptakan
pembelajaran yang berpusat pada murid dan menggerakkan ekosistem
pendidikan yang lebih baik. Program ini akan bertujuan untuk
menciptakan guru penggerak yang dapat:
Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan
kolaborasi secara mandiri.
Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku
sesuai kode etik.
Merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi
pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua
Berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan
sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid.
11
Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang
berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di
sekitar sekolah.
b. Sekolah Penggerak
Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan
visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar
Pancasila. Program ini berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa
secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan
karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program
transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan
mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk
bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program dilakukan bertahap dan
terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi
Program Sekolah Penggerak.
Manfaat menjadi sekolah penggerak antara lain :
a. Peningkatan mutu hasil belajardalam kurun waktu 3 tahun
b. Peningkatan kompetensi kepala sekolah dan guru
c. Percepatan digitalisasi sekolah
d. Kesempatan menjadi katalis perubahan bagi satuan pendidikan lain
e. Percepatan pencapaian profil pelajar Pancasila
f. Mendapatkan pendampingan intensif
g. Memperoleh tambahan anggaran untuk pembelian buku bagi
pembelajaran dengan paradigma baru
Melalui program pemerintah berupa Sekolah Penggerak,
perubahan pembelajaran akan disesuaikan pada paradigma baru yaitu
pembelajaran intrakurikuler yang terdiferensiasi yang berfokus pada siswa
sehingga siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep
pembelajaran. Guru diberikan keleluasaan untuk memilih perangkat ajar
yang digunakan dengan disesuaikan kebutuhan belajar dan minat siswa.
12
Pembelajaran berbasis proyek berkolaborasi juga digalakan yang
berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.
13
luas supaya orang yang membacanya lebih mudah dalam memperoleh
pemahaman utuh. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa misi adalah:
Suatu penjabaran dari visi sekolah.
Misi merupakan suatu langkah ataupun tahapan yang semuanya harus
dilalui oleh sekolah yang bersangkytan untuk dapat mencapai visi yang
utama.
Misi merupakan langkah-langkah yang perlu diambil untuk bisa
merangsang capaian yang tertulis di dalam misi utama.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peningkatan kompetensi mengenai Akun belajar.id, Platform
Merdeka Mengajar, Asesmen Diagnostik, Pembelajaran Diferensiasi dan
Asesmen, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Implementasi
Kurikulum Merdeka, Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak serta Visi,
Misi dan Tujuan Kepala Sekolah merupakan sebuah keharusan demi
tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu insan
yang beriman serta bertaqwa terhadap yang kuasa yang Maha Esa serta
berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan serta keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yg mantap serta berdikari serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan serta kebangsaan.
Program Merdeka Belajar sukses mengakselerasi kualitas
pendidikan di Tanah Air. Melalui program tersebut, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi berhasil memperkuat
beragam aspek pendidikan. Mulai dari kurikulum, penguatan siswa dan
tenaga pengajar (SDM), hingga bantuan-bantuan pendidikan.
i. Saran
Pelaksanaan merdeka belajar di sekolah mendapat beberapa
hambatan dan rintangan. Dimana hambatan dan rintangan tersebut bisa
dipengaruhi faktor dari guru itu sendiri dan juga dari lingkungan sekolah.
Faktor dari guru itu sendiri yaitu kurangnya pemahaman dan minimnya
penguasaan teknologi sedangkan faktor ekstarnal itu sendiri adalah
lingkungan dan sarana prasarana yang ada di sekolah.
Keberhasilan pelaksanaan merdeka belajar harus dengan penuh
bantuan dan pendampingan dari pemerintah. Pendampingan tersebut baik
itu berupa pemberian diklat dan pelatihan juga perlu adanya pengawasan
yang baik dan benar. Sehingga program pemerintah bisa berjalan dengan
baik dan benar juga nantinya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Arsi, A., Arsyam, M., & Irma, I. (2021). administrasi tata kelola dalam
pendidikan.
Winataputra, U. S., Delfi, R., Pannen, P., & Mustafa, D. (2014). Hakikat Belajar
dan Pembelajaran. Hakikat Belajar dan Pembelajaran, 1-46.
Wijaya, A., Mustofa, M. S., & Husain, F. (2020). Sosialisasi Program Merdeka
Belajar Dan Guru Penggerak Bagi Guru Smpn 2 Kabupaten Maros.
Jurnal Puruhita, 2(1), 46-50.
16