Anda di halaman 1dari 6

Bentuk-bentuk Bahan Ajar Dalam Kurikulum

Merdeka
Posted on Februari 20, 2022Author gurubagi  0
Bentuk-bentuk Bahan Ajar Dalam Kurikulum Merdeka

Gurubagi.com. Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting yang menunjang tercapainya profil


pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka.

Bahan ajar Kurikulum Merdeka, meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek penguatan profil
pelajar Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional satuan pendidikan, video pembelajaran, serta bentuk
lainnya.

Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai sumber. Perangkat ajar dapat langsung
digunakan pendidik untuk mengajar atau pun sebagai referensi atau inspirasi dalam merancang
pembelajaran.

Contoh bahan ajar yang disediakan oleh Pemerintah dalam Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut.

1. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Modul projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, media
pembelajaran, dan asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu projek penguatan profil pelajar
Pancasila.

Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul projek yang
tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.

Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat
dijadikan inspirasi untuk satuan pendidikan.

Satuan pendidikan dan pendidik dapat mengembangkan modul projek sesuai dengan kebutuhan belajar
peserta didik, memodifikasi, dan/atau menggunakan modul projek yang disediakan Pemerintah sesuai
dengan karakteristik daerah, satuan pendidik, dan peserta didik.

Oleh karena itu pendidik yang menggunakan modul projek yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi
menyusun modul projek.

2. Modul Ajar
Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang
dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran.

Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia
sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.

Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan pendidikan.
Satuan pendidikan dan pendidik dapat mengembangkan modul ajar sesuai dengan kebutuhan belajar
peserta didik, memodifikasi, dan/atau menggunakan modul ajar yang disediakan Pemerintah sesuai dengan
karakteristik daerah, satuan pendidik, dan peserta didik.

Baca : Struktur Kurikulum Merdeka Pada PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Oleh karena itu pendidik yang menggunakan modul ajar yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi
menyusun perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar.

Ketentuan lebih lanjut mengenai alur dan tujuan pembelajaran serta pengembangan modul ajar diatur dalam
panduan yang ditetapkan oleh pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan.

3. Buku Teks
Buku teks terdiri atas buku teks utama dan buku teks pendamping. Buku teks utama merupakan buku
pelajaran yang digunakan dalam pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Di dalam konteks pembelajaran, buku teks utama terdiri atas buku siswa dan buku panduan guru. Buku
siswa merupakan buku pegangan bagi peserta didik, sedangkan buku panduan guru merupakan panduan
atau acuan bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran berdasarkan buku siswa tersebut.
Berdasarkan kebutuhan dan karakteristik mata pelajaran, beberapa mata pelajaran hanya terdapat buku
panduan guru, antara lain Pendidikan Pancasila pada SD/MI, Seni dan Prakarya, dan PJOK.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan menyebutkan bahwa pemerolehan naskah
buku dilakukan melalui penulisan, penerjemahan, atau penyaduran.

Buku teks utama yang fleksibel dan kontekstual dapat berbentuk cetak dan digital, serta dapat disajikan
dalam bentuk modular. Buku teks utama diimplementasikan secara terbatas di satuan pendidikan
pelaksana Kurikulum Merdeka, dalam rangka pemulihan pembelajaran.

Judul buku teks utama yang digunakan di satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka ditetapkan oleh
pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan atas nama Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

`````IIIIII``````

Merdeka Belajar: Manfaatkan Teknologi Sebagai Media Belajar Mengajar


Webinar Akun Pembelajaran Untuk Digitalisasi Sekolah

Visi pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju dan berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui
terciptanya pelajar Pancasila. Untuk mewujudkan visi tersebut pemerintah sudah banyak mengeluarkan
kebijakan dan program, salah satunya Merdeka Belajar.

Merdeka Belajar memberikan kebebasan dalam belajar yaitu bisa di mana saja, kapan saja, bahkan dari sumber
mana saja. Apalagi dalam kondisi pandemi seperti saat ini, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus
menerapkan metode belajar dengan berbagai sumber belajar. Salah satunya belajar melalui teknologi digital.

Saat ini, dunia pendidikan sedang menghadapi tantangan learning loss akibat pandemi Covid-19. Tentunya ini
menjadi perhatian bersama baik pemerintah, guru, orang tua maupun masyarakat untuk memberikan
pengawasan dan bimbingan agar anak-anak tetap dapat mengakses pembelajaran.

“Untuk menjawab tantangan tersebut, Kemendikbudristek telah menyediakan akun pembelajaran yang bisa
digunakan oleh guru, murid dan orang tua, yaitu belajar.id. Selain itu penyediaan akun pembelajaran ini juga
sebagai bentuk digitalisasi sekolah,” kata Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, Dra. Sri Wahyuningsih,
M.Pd., saat memberikan sambutan dalam webinar “Akun Pembelajaran untuk Digitalisasi Sekolah” pada Kamis,
27 Januari 2022.

Ia berharap digitalisasi sekolah tersebut dapat menunjang terjadinya percepatan penyiapan pelajar-pelajar
Pancasila sebagai tunas-tunas bangsa. Digitalisasi sekolah yang merupakan sebuah terobosan khususnya di
jenjang sekolah dasar, menjadi satu hal yang harus diadaptasi.

“Kita semua harus mengubah paradigma kita dalam belajar, paradigma kita dalam berpikir, paradigma kita dalam
mengakses sumber belajar. Kita sebagai orangtua, guru sebagai fasilitator, harus mengadvokasi anak-anak kita
maupun masyarakat untuk mengakses sumber belajar dalam bentuk digital,” ujar Sri Wahyuningsih.

Secara konsep, lanjutnya, digitalisasi sekolah merupakan implementasi dari new learning yang disiapkan untuk
menghadapi revolusi industri. Karakteristik new learning tersebut adalah student center, multimedia,
collaborative work, information exchange dan critical thinking in an information making.

“Dalam rangka percepatan digitalisasi tersebut, Kemendikbudristek selalu berupaya agar ketersediaan sarana
pembelajaran berupa peralatan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dapat disiapkan secara bertahap. Baik
itu oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun mitra-mitra terkait,” kata Direktur Sekolah Dasar.

Webinar Akun Pembelajaran Untuk Digitalisasi Sekolah

Wibowo Mukti, S.Kom., M.Si., Pengembang Teknologi Ahli Muda Kemendikbudristek menuturkan, platform
belajar.id yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek bertujuan untuk memudahkan para peserta didik dalam
mengakses berbagai layanan pendidikan.

“Akun belajar.id dari Kemendikbudristek ini memberikan manfaat dalam pembelajaran sehari-hari di sekolah.
Selain peserta didik dan tenaga kependidikan, belajar.id juga dapat dimanfaatkan oleh kepala dinas pendidikan,
kepala bidang pada dinas pendidikan, pengawas sekolah, penilik sekolah, pamong belajar dan yang terakhir
adalah pegawai kementerian,” katanya.
Akun pembelajaran ini juga dapat digunakan untuk mengakses platform-platform lain yang dikembangkan oleh
Kemendikbudristek. Salah satunya adalah platform merdeka mengajar yang akan segera diluncurkan sebagai
platform edukasi, yang menjadi tools-nya para guru penggerak dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila.
“Selain itu juga mendukung guru untuk mengajar, belajar berkarya dan tentunya untuk menjadi yang lebih baik,”
kata Wibowo. Lalu nantinya akun belajar ini dapat mengakses rapor pendidikan, di mana rapor pendidikan ini
digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan evaluasi pendidikan yakni perencanaan berbasis data yang
valid. “Dan tindak lanjut peningkatan kualitas pendidikan, baik untuk satuan pendidikan yang menjadi
kewenangan kabupaten/kota, provinsi maupun pusat,” imbuhnya.

Webinar Akun Pembelajaran Untuk Digitalisasi Sekolah

Edginawan Haddendi Hendra, Govtech Edu Telkom Direktorat Digital Business and Technology menambahkan,
cara mendapatkan akun pembelajaran adalah pertama bisa melalui operator sekolah di sekolah masing-masing.
Kemudian juga bisa langsung secara mandiri membuka halaman website belajar.id.

Untuk operator satuan pendidikan bisa membuka halaman pd.data.kemdikbud.go.id, lalu login menggunakan
akun SSO Data Pokok Pendidikan (Dapodik), di mana akunnya terdaftar di sdm.data.kemdikbud.go.id. Kemudian
nanti download. ”Selanjutnya buka file yang sudah di-download dan berikan informasi akun tersebut kepada
penggunanya langsung, jangan diberikan kepada orang lain lagi,” kata Edginawan menjelaskan.

Kemudian pengguna akun belajar.id bisa secara mandiri memeriksa akun pembelajarannya melalui website yang
telah disediakan di akun belajar.id melalui HP ataupun desktop. Setelah membuka akun belajar.id, pengguna
harus mengisi data diri, jenis penggunanya, tanggal lahir, NISN diisi sesuai data di Dapodik.

Webinar Akun Pembelajaran Untuk Digitalisasi Sekolah

Langkah selanjutnya, setelah dibuka nanti akan kelihatan apakah memang akun pembelajarannya ada atau tidak.
Untuk mendapatkan akunnya sendiri nanti di klik, kirim detail akun ke e-mail pribadi. Tapi kalau memang nomor
SMS-nya ada, mungkin nanti bisa dikirimkan melalui SMS,” katanya.

Kemudian langkah berikutnya periksa detail akun pembelajaran anda di e-mail pribadi, lalu klik mulai aktifkan
akun pembelajaran. Nanti itu akan dilakukan proses aktivasi melalui mail.google.com.

”Untuk pengawas sekolah dan pegawai dinas pendidikan, bisa isi formulirnya di halaman
ringkas.kemdikbud.go.id. Setelah kira-kira 7 sampai 14 hari nanti bapak/ibu akan mendapatkan akun
pembelajarannya yang dikirimkan melalui alamat email pribadi yang sudah terdaftar,” tutupnya. (Hendriyanto)
Tujuan komunitas praktisi mencakup beberapa hal yang dapat membuat komunitas praktisi ini berfungsi
dengan baik, Berikut beberapa tujuan yang ingin dicapai para anggotanya. mendidik anggota dengan
mengumpulkan dan berbagi informasi tentang masalah dan pertanyaan yang terkait dengan praktik
belajar mengajar, mendukung anggota melalui interaksi dan kolaborasi antar anggota, mendukung.

Tekankan pelajaran yang telah dipelajari anggota dari pekerjaan sehari – hari mereka dan dorong
anggota untuk menyebarluaskan pekerjaan mereka melalui diskusi dan berbagi. Komunitas praktisi
adalah sekelompok orang yang memiliki hasrat dan ketakutan yang sama dan menginginkan
peningkatan melalui pertukaran reguler.

Komunitas praktisi menyediakan platform bagi guru untuk belajar dan berpartisipasi dalam
pengembangan pribadi. Interaksi dan dialog antar anggota masyarakat dapat dilakukan dalam bentuk
berbagi dan refleksi terhadap keprihatinan, isu dan praktik terbaik. Hal ini memungkinkan anggota
masyarakat untuk saling mendukung, mandiri, dan memenuhi kebutuhan profesional mereka. Oleh
karena itu, semua anggota masyarakat berkontribusi dan mendapatkan manfaat dari semua kegiatan
masyarakat.

Baca Juga:  Mengenal dan Manfaat Platform ResearchGate bagi Dosen

Beberapa Strategi Implementasi Budaya Positif Komunitas Praktisi


Salah satu strategi penerapan budaya positif yang diikuti oleh komunitas praktisi sekolah mengemudi
adalah dengan menumbuhkan kebiasaan siswa untuk disiplin dalam mengumpulkan tugas. Dalam
praktik positif ini, para praktisi sekolah penggerak masyarakat melakukan beberapa inisiatif, antara lain:
1. Pemeberian Penugasan yang Variatif
Guna mencapai tujuan komunitas praktisi, terdapat beberapa strategi implementasi budaya positif
komunitas praktisi salah satunya yakni penugasan variatif dengan berganti model tugas yang diberikan,
penugasan dapat diberikan melalui Moodle, Quizizz, Whatsapp, PPT interaktif, dan lain – lain.
2. Penjelasan Tugas
strategi implementasi budaya positif komunitas praktisi selanjutnya yakni penjelasan tugas yang
memberikan petunjuk secara jelas yang dibutuhkan oleh peserta didik.
3. Membuat Keyakinan Kelas
Menetapkan hasil tenggat waktu untuk menyerahkan tugas nilai guru. Motivasi diri, kolaboratif, inovatif,
ramah siswa, dan reflektif.

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar (Metode Belajar)


Ajeng Sestya Ningrum

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi metode pembelajaran dalam mengembangkan perangkat pembelajaran untuk
pendidikan belajar mandiri. Pendidikan Belajar Mandiri menjawab kebutuhan sistem pendidikan di era Revolusi
Industri 4.0. Di era Revolusi Industri 4.0 kebutuhan utama yang ingin dicapai dalam sistem pendidikan atau lebih
khusus dalam metode pembelajaran yaitu siswa atau peserta didik yaitu penguasaan terhadap literasi baru.
Literasi baru tersebut yaitu literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. Selain itu, dalam sistem
Pendidikan Merdeka Belajar tetap mengutamakan juga pendidikan karakter. Artikel ini menggunakan penelitian
kepustakaan. Dengan sumber data dari jurnal, laporan penelitian, jurnal ilmiah, surat kabar, buku-buku terkait,
hasil seminar, artikel ilmiah yang tidak dipublikasikan, narasumber, surat perpustakaan, video grafik, dan lain-lain
Dalam penelitian ini, metode pembelajaran di era Revolusi Industri 4.0 dapat menentukan keberhasilan
pembelajaran. Dan metode yang digunakan bervariasi, namun dalam sistem pendidikan mandiri metode blended
learning sangat ideal sebagai metode pembelajaran. Metode blended learning menggabungkan keunggulan
pengajaran tatap muka dan pembelajaran virtual. Dalam penelitian ini, ia memperkuat teori Peter Fisk tentang
perkembangan tren pendidikan di era industri 4.0.

Keywords

Kurikulum; Merdeka Belajar; Metode pembelajaran; Revolusi Industri 4.0

Anda mungkin juga menyukai