Anda di halaman 1dari 4

Mengenal Lebih Dekat Kurikulum Merdeka Belajar

Kurikulum Merdeka sebagai opsi sekolah dalam rangka pemulihan pembelajaran dikarenakan pandemi

Nita Oktifa

Tanggal diterbitkan6 Bulan Lalu - 130291 Views

Foto oleh Micah Eleazar dari Pexels

Dalam usaha untuk memulihkan kembali pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) mengeluarkan kebijakan dalam
pengembangan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi
tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan
Kemendikburistek terkait kurikulum nasional selanjutnya akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan
evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.

Kurikulum Merdeka adalah nama baru dari kurikulum prototipe yang resmi diluncurkan oleh
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim. Penasaran dengan bagaimana pengaturan dan penerapan
Kurikulum Merdeka ini?

Pada saat ini, sekolah masih boleh memilih kurikulum yang akan digunakan di satuan pendidikan
masing-masing. Pilihan kurikulum yang diberikan antara lain: Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan
Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan pengembangan dan penerapan dari
kurikulum darurat yang diluncurkan untuk merespon dampak dari pandemi Covid-19. Pengertian
Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa bisa memilih
pelajaran yang diminati.

Adanya pilihan bagi sekolah untuk menggunakan salah satu dari tiga kurikulum ini didasarkan pada dua
alasan berikut ini:

1. Sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai
kebutuhan dan konteks masing-masing sekolah.
2. Kebijakan memilih kurikulum diharapkan dapat memperlancar proses perubahan kurikulum
nasional karena dilakukan secara bertahap. Dapat dikatakan bahwa kebijakan memberikan opsi
kurikulum sekolah merupakan salah satu upaya manajemen perubahan.

Esensi Kurikulum Merdeka adalah pendidikan berpatokan pada esensi belajar, di mana setiap siswa
memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Tujuan merdeka belajar adalah untuk memitigasi
ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 secara efektif. Untuk saat ini Kurikulum 2013
tetap dapat digunakan sembari sekolah bersiap-siap untuk menerapkan kurikulum baru ini. Setiap
satuan pendidikan dapat menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap berdasarkan kesiapan
masing-masing.

Mengapa Kurikulum Merdeka?

image article

Foto oleh Yan Krukov dari Pexels

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran dalam waktu yang cukup
lama. Hasil studi dan juga hasil ujian PISA telah menunjukkan bahwa banyak anak Indonesia yang tidak
mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Terdapat
kesenjangan pendidikan yang mencolok antar wilayah dan kelompok sosial di Indonesia. Dan hal ini
diparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda kurang lebih 3 tahun ini. Untuk memulihkan
keadaan ini, diperlukan perubahan yang sistemik. Salah satunya melalui kurikulum sekolah.
Kemendikbudristek mengembangkan Kurikulum Merdeka dengan tujuan utamanya yaitu untuk
memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama dialami anak-anak Indonesia.

Apa Karakteristik Kurikulum Merdeka?

image article

Foto oleh Yan Krukov dari Pexels

Kurikulum merdeka yang sebelumnya dikenal dengan sebutan kurikulum prototipe ini dikembangkan
sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial serta pengembangan
karakter dan kompetensi siswa. Kurikulum Merdeka yang diklaim mampu mendukung pemulihan
pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang memunculkan learning loss mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar
Pancasila.
2. Fokus pembelajaran pada materi esensial akan membuat pembelajaran lebih mendalam bagi
kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
3. Guru memiliki fleksibilitas untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kemampuan
siswa dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

4 Pokok Kebijakan Terkait Kurikulum Merdeka Belajar

Sebagai tindak lanjut arahan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Wakil Presiden Republik
Indonesia Ma’ruf Amin untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan “Merdeka
Belajar” yang meliputi: Program tersebut meliputi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian
Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) Zonasi.

Pada tahun 2020, USBN akan digantikan dengan ujian atau asesmen yang diselenggarakan sendiri oleh
sekolah. Ujian yang diadakan untuk menilai kompetensi siswa dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis
dan atau bentuk tes lainnya yang lebih komprehensif seperti portofolio dan penugasan yang termasuk di
dalamnya tugas kelompok, karya tulis, dan lain sebagainya. Dengan demikian guru dan sekolah memiliki
kemerdekaan untuk menilai hasil belajar siswanya. Anggaran yang sedianya digunakan untuk USBN
dapat digunakan untuk mengembangkan kapasitas guru dan sekolah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.

Ujian Nasional (UN) terakhir kali diadakan pada tahun 2020. Yang kemudian pada tahun 2021 diubah
menjadi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survey Karakter. AKM ditekankan pada kemampuan
Literasi dan numerasi siswa yang mengacu pada praktik baik pada level internasional seperti PISA dan
TIMSS. Pelaksanaan AKM dan Survey Karakter dilakukan pada siswa yang berada di tengah jenjang
sekolah misalnya kelas 4, 8, dan 11. Hal ini bertujuan untuk mendorong guru dan sekolah untuk
memperbaiki mutu pembelajaran dan bukan untuk basis seleksi siswa pada jenjang berikutnya.

Arah kebijakan baru yang berkaitan dengan kurikulum mengatakan bahwa guru dapat bebas memilih,
membuat, dan mengembangkan format RPP. RPP wajib memuat 3 komponen yaitu, tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen. Sedangkan komponen lainnya hanya bersifat
melengkapi saja.
Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), Kemendikbud akan tetap menggunakan sistem zonasi
dengan kebijakan yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai
daerah. Komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal 15
persen, dan jalur perpindahan maksimal 5 persen. Sedangkan untuk jalur prestasi atau sisa 0-30 persen
lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah. Mendikbud kemudian menambahkan bahwa setiap daerah
berwenang menentukan proporsi final dan menetapkan wilayah zonasi.

Apa Kriteria sekolah yang akan Menerapkan Kurikulum Merdeka?

Seperti telah diungkapkan oleh Mas Menteri, Nadiem Makarim, saat ini sedikitnya sudah ada 2.500
sekolah atau 31,5 persen sekolah yang sudah menggunakan kurikulum merdeka ini. Kurikulum ini
dipercaya membuat pembelajaran lebih sederhana, fokus, dan beban materi lebih ringan. Meskipun
tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran untuk menerapkan Kurikulum Merdeka ini, sekolah yang
akan menerapkan Kurikulum Merdeka harus memenuhi beberapa kriteria pokok, yaitu memiliki minat
dan komitmen menerapkan kurikulum Merdeka untuk memperbaiki pembelajaran. Kepala sekolah
terlebih dahulu akan diminta untuk mempelajari materi tentang konsep Kurikulum Merdeka. Setelah
akhirnya memutuskan untuk mencoba menerapkan kurikulum merdeka, sekolah akan mengisi formulir
pendaftaran dan survei singkat. Kesediaan kepala sekolah dan guru dalam memahami dan mengadaptasi
Kurikulum Merdeka pada konteks masing-masing memiliki peranan penting yaitu menjadi kunci
keberhasilan penerapan kurikulum ini.

Kemendikbudristek hanya menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum berdasarkan hasil survei
sekolah yang telah dilakukan. Kemudian akan dilakukan pemetaan tingkat kesiapan dan disiapkan
bantuan yang sesuai kebutuhan oleh sekolah.

Pentingnya mengenal Kurikulum Merdeka adalah untuk meminimalisir tingkat kesalahpahaman


terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka. Kurikulum Merdeka yang pada pelaksanaan
pembelajarannya menjadi lebih sederhana dan mendalam diharapkan dapat kembali melejitkan potensi
anak bangsa.

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/kurikulum-merdeka-belajar

Anda mungkin juga menyukai