Anda di halaman 1dari 16

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

M. Yusri Zainul Amin

Institut PTIQ Jakarta, Manajemen Pendidikan Islam

(Yusrizainul44@gmail.com)

Halimatussa’diyah

Institut PTIQ Jakarta, Manajemen Pendidikan Islam

(Mshayah76@gmail.com)

ABSTRAK

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)


mengeluarkan kebijakan dalam pengembangan Kurikulum Merdeka pada satuan
pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka pemulihan pembelajaran selama
tahun 2022-2024. Kurikulum Merdeka diimplementasikan pada satuan pendidikan
yang siap dan telah mendaftar. Selanjutnya kebijakan Kemendikbudristek terkait
kurikulum nasional akan dikaji ulang pada tahun 2024 berdasarkan evaluasi selama
masa pemulihan pembelajaran tersebut. Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)
tidak terlepas dari tantangan yang dihadapi terutama berkaitan dengan kesiapan
sumber daya manusia (SDM) pelaksana IKM. Tulisan ini mengkaji tentang IKM dan
tantangannya. IKM sebagai opsi tambahan dalam pemulihan pendidikan
pascapandemi COVID-19 memerlukan kerja sama dari seluruh pemangku
kepentingan agar dapat memberikan dampak yang signifikan. Beberapa tantangan
IKM mencakup kesiapan kompetensi, keterampilan, mindset pendidik sebagai
pelaksana pendidikan, kesiapan infrastruktur, serta sarana dan prasarana. Komisi X
DPR RI melalui fungsi pengawasan perlu mendorong Kemendikbudristek agar IKM
dapat terlaksana secara efektif guna percepatan pemulihan pendidikan.

Kata Kunci: Implementasi Kurikulum Merdeka


1. PENDAHULUAN

Setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional

(Hardiknas). Pada upacara peringatan Hardiknas 2022 Menteri Pendidikan

Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) menyampaikan

sejumlah perkembangan Program Merdeka Belajar. Salah satunya adalah program

Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan pada ribuan satuan pendidikan di

seluruh Indonesia.

Kurikulum Merdeka dilaksanakan berdasarkan Kepmendikbudristek Nomor

56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan

Pembelajaran sebagai penyempurna kurikulum sebelumnya. Sebelum pandemi

COVID-19, satuan pendidikan menggunakan Kurikulum 2013 sebagai satu-satunya

kurikulum pembelajaran. Pada awal pandemi hingga tahun 2021, Kemendikbudristek

mengeluarkan kebijakan penggunaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat

(Kurikulum 2013 yang disederhanakan). Penerapan Kurikulum Darurat bertujuan

untuk memberikan kemudahan bagi satuan pendidikan dalam mengelola

pembelajaran agar menjadi lebih mudah dengan substansi materi yang esensial.

Kemudian, pada tahun 2021 hingga 2022 Kemendikbudristek mengeluarkan

kebijakan penggunaan Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum

Merdeka di Sekolah Penggerak (SP) dan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat

Keunggulan (SMK PK).

Selanjutnya, dalam rangka pemulihan pembelajaran tahun 2022-2024,

Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah yang belum siap

menggunakan Kurikulum Merdeka masih dapat menggunakan Kurikulum 2013

maupun Kurikulum Darurat sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum

Merdeka sebagai opsi dilaksanakan pada sekolah yang siap melaksanakan. Tahun

2024 akan ditentukan kebijakan kurikulum nasional berdasarkan evaluasi terhadap

kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran (kemdikbud.go.id, 11 Mei 2022).

Hasil evaluasi tersebut akan menjadi acuan Kemendikbudristek dalam mengambil

kebijakan lanjutan pascapemulihan pembelajaran. Dalam pelaksanaannya terdapat


tantangan dalam IKM. Oleh karena itu,tulisan ini mengkaji tentang IKM dan

tantangannya.

2. METODE

Untuk memperoleh data sesuai dengan apa yang diperlukan maka metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah: teknik pengumpulan

data, sumber data, cara analisis data, uji korelasi, dan sebagainya. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep

yang diberikan Miles and Huberman dan Spradley, aktivitas dalam analisis data,

yaitu: data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

a. REDUKSI DATA (DATA REDUCTION)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan.

b. PENYAJIAN DATA (DATA DISPLAY)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Melalui penyajian data tersebut, maka data dapat terorganisasikan, tersusun

dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami.

c. CONCLUSION DRAWING/VERIFICATION

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.


3. PEMBAHASAN

3.1. Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka

Implementasi perubahan kebijakan pendidikan, termasuk kurikulum, adalah

suatu proses pembelajaran yang panjang sehingga Pemerintah memberikan

kesempatan kepada pendidik dan satuan pendidikan untuk mengimplementasikan

Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan masing-masing. Seperti halnya peserta

didik belajar sesuai dengan tahap kesiapan belajar mereka, pendidik dan satuan

pendidikan juga perlu belajar mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai

dengan kesiapan masing-masing, dan berangsur-angsur semakin mahir dalam

menggunakannya.

Tahapan implementasi kurikulum bukanlah suatu peraturan atau standar

yang ditetapkan Pemerintah. Tahapan ini dirancang untuk membantu pendidik dan

satuan pendidikan dalam menetapkan target implementasi Kurikulum Merdeka.

Kesiapan pendidik dan satuan pendidikan tentu berbeda-beda, oleh karena itu

tahapan implementasi ini dirancang agar setiap pendidik dapat dengan percaya diri

mencoba mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Kepercayaan diri yang

dimaksud merupakan keyakinan bahwa pendidik dapat terus belajar dan

mengembangkan kemampuan dirinya untuk melakukan yang terbaik dalam

mengimplementasikan kurikulum, dan yang lebih penting lagi, dalam mendidik.

Kemampuan untuk terus belajar merupakan modal penting bagi pendidik.

Tahapan ini dikembangkan sebagai langkah atau proses belajar untuk melakukan

perubahan atas praktik pembelajaran dan asesmen yang perlu dilakukan pendidik

saat mereka menggunakan Kurikulum Merdeka. Secara teknis pendidik dapat

mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahap yang berbeda. Namun

demikian, secara filosofis setiap tahap dirancang agar pendidik tetap mengacu pada

prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen (Prinsip Pembelajaran dan Prinsip

Asesmen dapat dipelajari dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen).

Sebagai contoh, pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik merupakan

praktik yang sangat dianjurkan. Namun demikian, implementasinya tidak harus


langsung pada pembelajaran terdiferensiasi. Pendidik yang belum percaya diri untuk

menerapkannya, dapat mulai berlatih dengan menerapkan tahap yang paling

sederhana, yaitu dengan melakukan asesmen di awal pembelajaran dan kemudian

menjadi lebih peka akan adanya kebutuhan belajar peserta didik yang berbedabeda.

Tahapan ini dapat digunakan oleh guru, satuan pendidikan, pemerintah, mitra

pembangunan, serta organisasi atau lembaga yang berperan dalam mendukung

implementasi kurikulum lainnya. Adanya pentahapan ini menunjukkan bahwa guru

dan satuan pendidikan dapat mulai mengimplementasikan pada tahap yang lebih

rendah dibandingkan dengan yang lain, namun pelaksanaannya tetap berpegang

pada prinsip-prinsip perancangan kurikulum yang berlandaskan pada filosofi

Merdeka Belajar dan mengarah pada penguatan kompetensi dan karakter yang telah

ditetapkan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan tahapan

implementasi Kurikulum Merdeka:

• Tahapan ini bukanlah suatu ketetapan yang baku atau terstandarisasi. Satuan

pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengembangkan tahapan

implementasi yang lebih sesuai dengan kondisi dan kekhasan masing-masing.

• Setiap pendidik dan satuan pendidikan memiliki kapasitas dan kesiapan yang

beragam, sehingga dapat mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka

pada tahap yang berbeda-beda, serta beranjak ke tahap berikutnya dengan

kecepatan yang berbeda-beda pula.

• Tahapan ini digunakan sebagai bahan refleksi diri tentang kesiapan pendidik

dan/atau satuan pendidikan sehingga tidak digunakan sebagai alat/instrumen

untuk mengukur kinerja pendidik dan/atau satuan pendidikan yang

membawa dampak pada karier atau kesejahteraan mereka.

• Implementasi sesuai tahap yang disepakati bersama tidak sepatutnya

memberikan dampak apapun terhadap pendidik dan satuan pendidikan. Oleh

karena itu tahapan ini bukanlah alat untuk membanding-bandingkan kualitas

satuan pendidikan dan/atau pendidik.


• Pimpinan serta pemerintah mendukung proses refleksi diri pendidik dan

satuan pendidikan sehingga tidak mengarahkan untuk menerapkan

Kurikulum Merdeka pada tahap tertentu

• Tahapan ini digunakan sebagai bahan diskusi antar pendidik dalam satuan

pendidikan dan dalam komunitas belajar di mana pendidik menjadi

bagiannya. Diskusi tersebut membahas hal-hal apa yang perlu dilakukan

untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai tahap masing-

masing.

• Pimpinan satuan pendidikan serta pemerintah daerah perlu mendukung

pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan

tahap kesiapan pendidik, serta memberikan dukungan agar berangsur-angsur

pendidik meningkatkan tahap implementasinya.

Kurikulum Merdeka tidak dilaksanakan secara serentak dan masif, hal ini

sesuai kebijakan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

(Kemendikburistek) yang memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam

mengimplementasikan kurikulum.

Beberapa program yang mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka

(IKM) adalah adanya program Sekolah Penggerak (SP) dan Sekolah Menengah

Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK-PK) dimana Kemendikburistek pada program

tersebut memberikan dukungan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dari

dua kegiatan tersebut didapatkan pengalaman yang baik dalam

mengimplementasikan KM sehingga menjadi praktik baik dan konten pembelajaran

dari IKM pada SP/SMK-PK teridentifikasi dengan baik dan dapat menjadi

pembelajaran bagi satuan pendidikan lainnya.

Penyediaan dukungan IKM yang diberikan oleh Kemendikburistek adalah

bagaimana kemendikbudristek memberikan dukungan pembelajaran IKM secara

mandiri dan dukungan pendataan IKM jalur mandiri, dari dukungan tersebut akan

mendapatkan calon satuan pendidikan yang terdata berminat dan akan memperoleh

pendampingan pembelajaran untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka


jalur mandiri, sehingga Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas serta aktor lain dapat

mengadakan kegiatan berbagi praktik baik Kurikulum Merdeka dalam bentuk

seminar maupun lokakarya secara mandiri.

Secara teknis pendidik dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka

pada tahap yang berbeda.

Berikut beberapa Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan

Pendidikan dengan Klasifikasi berdasarkan 4 Tahap (Dalam Semua Jenjang): Tahap

Awal, Tahap Berkembang, Tahap Siap, Tahap Mahir:

1. Tahap Perencanaan

• Perencanaan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

• Perencanaan Alur Tujuan Pembelajaran

• Perencanaan Pembelajarn dan Asesmen

• Penggunaan dan Pengembangan Perangkat Ajar

• Perencanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

• Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

• Penerapan Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

• Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran.

• Pembelajaran sesuai tahap belajar peserta didik (pendidikan dasar dan

menengah)

• Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan pembelajaran

• Kolaborasi dengan orang tua/keluarga dalam pembelajaran

• Kolaborasi dengan masyarakat/komunitas/industry

3. Refleksi, Evaluasi dan Peningkatan Kualitas Implementasi Kurikulum

• Tahapan Awal

• Tahapan Berkemabang
• Tahapan Siap

• Tahapan Mahir

4. Tahapan Khusus Jenjang SMA

• Pendampingan minat dan bakat

• Pemilihan mata pelajaran untuk kelas XI dan XII

5. Khusus Jenjang SMK

• Peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dengan kapabilitas

manajerial berbasis industry

• Keselarasan kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja

• Penguatan peran guru BK dalam pemilihan jurusan

• Penguatan wawasan vokasional

6. Kekhususan Untuk Pendidikan Khusus

• Penilaian dalam pembelajaran

• Kolaborasi dengan orang tua/keluarga dan masyarakat/industry

Kesiapan pendidik dan satuan pendidikan tentu berbeda-beda, oleh karena itu

tahapan implementasi ini dirancang agar setiap pendidik dapat dengan yakin dan

percaya diri mencoba mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Pendidik dapat terus belajar dan mengembangkan kemampuan dirinya untuk

melakukan yang terbaik dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka, dan yang

lebih penting lagi, dalam melakukan pembelajaran yang berpihak kepada murid.

Kemampuan untuk terus belajar merupakan modal penting bagi pendidik.

Tahapan ini dikembangkan sebagai langkah atau proses belajar untuk melakukan

perubahan atas praktik pembelajaran dan asesmen yang perlu dilakukan pendidik

saat mereka menggunakan Kurikulum Merdeka.


Secara teknis pendidik dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka

pada tahap yang berbeda. Namun demikian, secara filosofis setiap tahap dirancang

agar pendidik tetap mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen

(Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen dapat dipelajari dalam Panduan

Pembelajaran dan Asesmen).

3.2. Implementasi Kurikulum Merdeka

Peluncuran Kurikulum Merdeka merupakan salah satu dari sekian banyak

upaya Kemendikbudristek untuk menyikapi terjadinya krisis pembelajaran di

Indonesia yang telah terjadi dan belum membaik dari tahun ke tahun. Studi PISA

menunjukkan banyak peserta didik yang tidak mampu untuk memahami bacaan

sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.1

a. Kurikulum Merdeka Sebagai Opsi Pemulihan Pembelajaran 2022-2024

Pandemi Covid 19 belum berlalu dari dunia, mengenai semua negara tak

terkecuali Indonesia. Banyak sector yang terdampak atas terjadinya serangan

pandemic ini. Salah satu sector yang secara nyata terkena dampak adalah sektor

Pendidikan. Kendala pada proses pelaksanaan pembelajaran muncul dalam satu

waktu, tidak hanya teknis pelaksananaan pembelajaran tetapi juga media

pembelajaran. Pemerintah dalam hal ini Kemendikbudristek harus melakukan

tindakan cepat dan konkrit agar kegiatan pembelajaran yang menjadi amanah

undang-undang ini tetap terlaksana dengan baik.

Berikut adalah bentuk upaya pemerintah dalam merespon kebutuhan

perbaikan pembelajaran:

1. 2020-2021

Masa ini merupakan kurun di mana Covid 19 melanda dan melemahkan

system Pendidikan di Indonesia. Sebagai langkah konkrit pemerintah,

1
https://paudpedia.kemdikbud.go.id/program-prioritas/implementasi-kurikulum-merdeka
dalam hal ini Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan dengan

penggunaan salah satu kurikulum Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat,

dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak (SP) dan SMK Pusat

Keunggulan (PK)2 menyesuaikan kebutuhan dan kondisi masing-masing

satuan Pendidikan.

Yang dimaksud dengan Kurikulum 2013 di atas adalah Kurikulum 2013

versi revisi 2016. Sementara Kurikulum Darurat merupakan upaya

memudahkan satuan Pendidikan dalam mengelola pembelajaran menjadi

lebih mudah dengan menggunakan substansi materi yang essensial dari

Kurikulum 2013. Inilah mengapa kurikulum darurat dinamakan juga

dengan kurikulum essensial. Sedangkan Kurilum Merdeka yang notebene

ini samasekali baru hanya diimplementasikan bagi sekolah yang siap saja

atau dikenal dengans ekolah penggerak. Peluncuran Kurikulum Merdeka

dimaksudkan untuk perbaikan dan pemulihan pembelajaran di mana

esensi dari Kurikulum Merdeka ini adalah kebebasan pemilihan mata

pelajaran yang sesuai dengan karakter, bakat dan minat peserta didik

menuju pada konsep merdeka belajar.3

2. 2022-2024

Fase tahun 2022-2024 menjadi fase pemulihan pembelajaran. Dalam hal ini

Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah yang belum

siap untuk menggunakan Kurikulum Merdeka masih dapat menggunakan

Kurikulum 2013 sebagai dasar pengelolaan pembelajaran, begitu juga

Kurikulum Darurat yang merupakan modifikasi dari Kurikulum 2013

masih dapat digunakan oleh satuan pendidikan tersebut. Kurikulum

Merdeka sebagai opsi bagi semua satuan pendidikan yang di dalam proses

pendataan merupakan satuan pendidikan yang siap melaksanakan

Kurikulum Merdeka.

2
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/detail-ikm/
3
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/mengintip-implementasi-kurikulum-merdeka-di-satuan-pendidikan/
3. Tahun 2024 menjadi penentuan kebijakan kurikulum nasional berdasarkan

evaluasi terhadap kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran.

Evaluasi ini menjadi acuan Kemendikburistek dalam mengambil kebijakan

lanjutan pasca pemulihan pembelajaran. Diharapkan pada tahaun 2024

nanti seluruh satuan Pendidikan di Indonesia sudah bisa menggunakan

Kurikulum Merdeka.

b. Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka merupakan salah satu opsi yang bisa dipilih oleh satuan

Pendidikan sebagai panduan proses pembelajaran. Implementasinya tidak serempak,

massif apalagi bersifat mandatory atau keharusan. Kesiapan satuan pendidikanlah

yang menentukan kesiapan dirinya untuk mengimplementasikan Kurikulum

Merdeka ini. Pendaftaran Implementasi Kurikulum Merdeka dimulai dari 11 Februari

2022 hingga 30 April 2022.

Secara sederhana, implementasi Kurikulum Merdeka dilaksanakan dalam dua

skenario, yakni:

1. Program Sekolah Penggerak (SP) dan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat

Keunggulan (SMK-PK)

Program Sekolah Penggerak (SP) dan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat

Keunggulan (SMK-PK) dimana Kemendikburistek pada program tersebut

memberikan dukungan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).

Dari dua kegiatan tersebut didapatkan pengalaman yang baik dalam

mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sehingga menjadi praktik baik

dan konten pembelajaran dari Implementasi Kurikulum Merdeka pada

Sekolah Penggerak/Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan. SMK-

PK yang teridentifikasi dengan baik dan dapat menjadi pembelajaran bagi

satuan pendidikan lainnya.

2. Jalur Mandiri
Yang dimaksud dengan jalur mandiri adalah calon satuan pendidikan yang

terdata berminat dan akan memperoleh pendampingan pembelajaran

untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka jalur mandiri, sehingga

Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas serta aktor lain dapat mengadakan

kegiatan berbagi praktik baik Kurikulum Merdeka dalam bentuk seminar

maupun lokakarya secara mandiri dengandukungan yang baik dari

kemendikbudristek dalam menjalankan IKM jalur mandiri. Praktik-praktik

baik dan konten pembelajaran dari Kurikulum Merdeka jalur mandiri

teridentifikasi dengan jelas sehingga menjadi fokus pada pendampingan

oleh kemendikbudristek.

Sekolah Penggerak dan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan

diharapkan mampu menularkan praktik baik dari pelaksanaan Kurikulum Merdeka

ini sehingga terbentuklah jejaring dukungan yang meluas dan mendukung seluruh

satuan Pendidikan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di 2024 nanti.

c. Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri

Oleh karena implementasi Kurikulum Merdeka ini tidak mandatory atau wajib

maka setiap satuan Pendidikan bisa mendaftarkan diri menjadi Sekolah Penggerak

Kurikulum Merdeka dengan syarat satuan Pendidikan tersebut merasa mampu untuk

mengimplementasikan. Dengan cara ini tidak semua sekolah mendaftaran diri untuk

menjadi Sekolah Penggerak. Pemerintah dalam hal ini Kemendikbudristek lalu

melakukan pendataan sekolah yang dianggap cakap mengimplementasikan

Kurikulum Merdeka.

Setidaknya ada lima strategi dalam Implementasi Kurikulum Merdeka jalur

mandiri, yakni:4

1. Rute Adopsi Kurikulum Merdeka Secara Bertahap

4
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/detail-ikm/
Pendekatan strategi ini adalah dilakukan dengan memfasilitasi sekolah untuk

mencari tahu kesiapan dirinya dalam mengimplementasikan Kurikulum

Merdeka dengan memberikan umpan balik berkala (3 bulanan) untuk

memetakan kebutuhan penyesuaian dukungan Implementasi Kurikulum

Merdeka dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

2. Strategi kedua, Menyediakan Asesmen dan Perangkat Ajar (High Tech),

pendekatan strategi yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

yang berfungsi dalam menyediakan beragam pilihan asesmen dan perangkat

ajar (buku teks, modul ajar, contoh projek, contoh kurikulum) dalam bentuk

digital yang dapat digunakan satuan pendidikan dalam melakukan

pembelajaran berdasarkan Kurikulum Merdeka.

3. Menyediakan Pelatihan Mandiri dan Sumber Belajar Guru (High Tech),

pendekatan strategi yang juga menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi yang berfungsi dalam melakukan pelatihan mandiri Kurikulum

Merdeka yang dapat diakses secara daring oleh guru dan tenaga

kependidikan untuk memudahkan adopsi Kurikulum Merdeka disertai

sumber belajar dalam bentuk video, podcast, atau ebook yang bisa diakses

daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan.

4. Menyediakan Narasumber Kurikulum Merdeka (High Touch), pendekatan

strategi yang digunakan dalam menyediakan narasumber kurikulum

merdeka dari Sekolah Penggerak/SMK PK yang telah mengimplementasikan

Kurikulum Merdeka.

5. Memfasilitasi Pengembangan Komunitas Belajar (High Touch), komunitas

belajar dibentuk oleh lulusan Guru Penggerak maupun diinisiasi pengawas

sekolah sebagai wadah saling berbagi praktik baik adopsi Kurikulum

Merdeka di internal satuan pendidikan maupun lintas satuan pendidikan.

Harapan dari pendataan ini adalah Kemendikburistek dapat melihat sejauh

mana kesiapan satuan pendidikan yang nantinya akan mengimplementasikan

Kurikulum Merdeka.
d. Pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri

Pemerintah mendata kesiapan satuan Pendidikan untuk

mengimplementasikan Kurikulum Merdeka melalui angket yang diisi oleh diisi oleh

guru dan tenaga kependidikan. Angket ini tidak memiliki pilihan yang paling benar,

semua akan menyesuaikan dengan kesiapan satuan pendidikan. Angket kesiapan ini

memberikan pilihan yang paling sesuai terkait kesiapan satuan Pendidikan.

Satuan Pendidikan dapat menentukan pilihan Implementasi Kurikulum

Merdeka (IKM) pada Tahun Ajaran 2022/2023 sebagai berikut:5

1. Mandiri Belajar, yaitu menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum

Merdeka, dengan tetap menggunakan Kurikulum 2013 atau Kurikulum 2013

yang disederhanakan.

2. Mandiri Berubah, yaitu menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan

perangkat ajar yang sudah disediakan.

3. Mandiri Berbagi, yaitu menerapkan Kurikulum Merdeka dengan

mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar.

Kurikulum Merdeka yang diterapkan sebuah sekolah akan berbeda dengan

sekolah lainnya. Hal ini menyebabkan benar atau salahnya penerapan kurikulum

bukanlah absolut melainkan kontekstual.

e. Platform Merdeka Belajar

Platform Merdeka Belajar merupakan sebuah wadah bagi para penggerak

Kurikulum Merdeka untuk menampilkan hasil praktik baiknya. Bentuk praktik baik

yang diunggah bisa berupa perangkat ajar, assasemen peserta didik, video inspirasi

dan lainnya. Semua yang diunggah dalam platform Merdeka Belajar merupakan best

practice yang bisa pelajari, ditiru dan dijadikan materi pelatihan.

5
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/perpanjangan-masa-pendaftaran-ikm-sampai-dengan-30-april-2022/
Kurikulum Merdeka yang tidak berbasis pada thema melainkan pada konsep

membuka peluang seluruh guru untuk mengakses platform merdeka belajar ini

untuk mengadopsinya secara utuh ataupun dengan menirunya.

Dengan adanya platform ini diharapakan proses pelatihan Guru Penggerak

kepada guru pada umumnya menjadi semakin mudah sehingg target pelaksanaan

Kurikulum Merdeka di tahun 2024 dapat terlaksana.

Dari pemaparan implementasi Kurikulum Merdeka di atas kita bisa melihat

upaya pemerintah yang secara matang mempersiapkan peluncuran Kurikulum

Merdeka ini sekaligus memberian opis-opsi pada sekolah yang belum mampu

mengimplementasikannya. Bahkan sekolah yang masih menerapkan struktur

kurikulum lama tetap bisa menerapkan prinsip kurikulum ini selama satu tahun ke

depan karena basis dari kurikulum ini adalah bagaimana melihat Kurikulum

Merdeka ini adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pemulihan pembelajaran.

Singkatnya pergantian kuriukulum ini tidak bertujuan merubah kurikulum semata.


KESIMPULAN

Implementasi Kurikulum Merdeka sebagai opsi penting tambahan dalam

pemulihan Pendidikan Nasional pascapandemi COVID-19 memerlukan kerja sama

dari seluruh pemangku kepentingan agar dapat memberikan dampak yang

signifikan. Beberapa tantangan Implementasi Kurikulum Merdeka mencakup

kesiapan kompetensi, keterampilan, mindset pendidik sebagai pelaksana pendidikan,

kesiapan infrastruktur, serta sarana dan prasarana. Diperlukan upaya untuk

meningkatkan kesiapan tersebut. DPR RI terutama Komisi X melalui fungsi

pengawasan perlu mendorong agar Implementasi Kurikulum Merdeka dapat

terlaksana secara efektif guna percepatan pemulihan pendidikan, antara lain dengan:

(1) mendorong Kemendikbudristek agar Implementasi Kurikulum Merdeka

dilaksanakan dengan regulasi yang jelas; (2) mendorong penganggaran pembiayaan

Implementasi Kurikulum Merdeka yang tidak memberatkan sekolah terutama

sekolah kecil; dan (3) mendorong kesiapan SDM, serta sarana dan prasarana untuk

Implementasi Kurikulum Merdeka.

Anda mungkin juga menyukai