Anda di halaman 1dari 3

Penerapan Kurikulum 2013, Revisi, Darurat, Merdeka di Berbagai Sekolah dan Mata Pelajaran

Pembahasan

A. Kurikulum 2013
 Penerapan Kurikulum 2013 di kelas V SD Negeri 79 Pekanbaru
Perkembangan proses pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 di
kelas V SD Negeri 79 Pekanbaru. Memberi pengaruh positif bagi siswa. Siswa
menjadi lebih aktif dan kritis dalam belajar. Dengan menggunakan pendekatan
saintifik pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menarik, siswa menjadi lebih
antusias dan bersemangat dalam belajar. Dalam memulai proses pembelajaran
guru membuka pelajaran dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu, Setelah
mengabsen kehadiran siswa sambil membagikan lembar fotocopy buku siswa
Tema 4 “Sehat Itu Penting”, dengan Sub Tema 1 yaitu “Pentingnya Kesehatan
Diri dan Lingkungan”, pembelajaran ke-3, serta name-tag siswa. Ketika kelompok
kedua mengajar pada awal pembelajaran siswa belajar dengan baik dan saat diberi
tugas siswa banyak yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan guru. Oleh
sebab itu guru memberikan penjelasan kembali terhadap tugas yang akan
dikerjakan siswa. Pembelajaran diharapkan agar peserta didik mendapat pelayan
yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan atau percepatan sesuai dengan potensi,
tahap perkembangan, dan kondisi perserta didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ketuhannan,
keindividuan, kesosialan, dan moral. Untuk itu pembelajaran dengan
menggunakan berbagai pendekatan, strategi dan metode dapat mewujudkan hal
tersebut. Untuk itu pada proses dengan menggunakan pendekatan scientifik.
Pendekatan scientifik mempunyai 5 komponen, yaitu mengamati, menanya,
mencoba, menalar atau mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter.
Kurikulum 2013 bukan merupakan hal yang baru, tapi kurikulum 2013 adalah
kurikulum yang merupakan rujukan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum ini mulai terapkan pada tahun 2013 hingga sekarang. Berbagai revisi
telah dilakukan guna menyempurnakan kurikulum yang memiliki cirikhas
pendidikan karakter tersebut.

B. Kurikulum 2013 Revisi


 Perbedaan Penerapan Kurikulum di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dengan
SMP Raden Fatah Batu
a) SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
Implementasi pelaksanaan pembelajaran dengan Kurikulum 2013 Edisi
Revisi 2017 pada guru mata pelajaran Ekonomi kelas X SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2018/2019 menunjukkan bahwa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru belum
tampak jelas penyisipan unsur 4C, HOTS, PPK dan GLS. Guru hanya
menuliskan tahapan sistematika pembelajaran, dan belum menjelaskan
unsur 4C, HOTS, PPK dan GLS. Selain itu, KBM yang berlangsung
berbeda dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun
oleh guru sebelumnya. Pada RPP, guru menjelaskan bahwa dalam
kegiatan inti penyampaian materi dilakukan dengan pembagian siswa
dalam enam kelompok, tetapi pada KBM guru menyampaikan materinya
secara langsung kemudian dilanjutkan dengan pemberian soal latihan dan
dinilaikan.
b) SMP Raden Fatah Batu
Perencanaan pembelajaran kurikulum 2013 revisi 2018 dalam
meningkatkan prestasi belajar siswayang dilakukan di SMP Raden Fatah
Batu diawali dengan memahami silabus yang telah ada, memetakan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) yang ingin dicapai, serta
Indikator-Indikator setiap mata pelajaran, kemudian dibuat menjadi RPP.
Selanjutnya RPP yang telah dibuat dievaluasi oleh pengawas dari
kemenag dan MGMP sebelum digunakan untuk mengajar. Pelaksanaan
pembelajaran kurikulum 2013 revisi 2018 dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa dapat dikatakan meningkatmanakala dalam proses
pembelajaran dikurikulum 2013 ini melibatkan keterkaitan Kompetensi
Dasar dengan Issu-issu terbaru, pembelajaran yang nyaman dan kondusif,
pelibatan sekolah dalam memberikanmotivasi serta keikut sertaan
orangtua wali murid dalam membantu ketertiban siswa.
C. Kurikulum Darurat
 Penerapan Kurikulum Darurat di MAN I Kota Kediri
Perencanaan kurikulum darurat madrasah di MAN I Kota Kediri disusun dan
direncanakan oleh Tim Penyusun Kurikulum (TPK) yang di dalamnya terdiri dari
beberapa pihak yaitu Kepala Madrasah MAN I Kota Kediri, Pendidik MAN I
Kota Kediri, Tenaga Kependidikan, Pengawas Pendidikan dan Komite madrasah
yang ada di MAN I Kota Kediri. Di dalam perencanaan ini juga dibahas terkait
tujuan, target, sarana dan juga prasarana yang dibutuhkan dalam penerapan
kurikulum darurat di MAN I Kota Kediri. Penerapan kurikulum darurat madrasah
di MAN I Kota Kediri terbagi menjadi dua tingkatan, tingakatan madrasah dan
tingkatan kelas. Dalam tingkatan madrasah kepala madrasah dan waka kurikulum
menjadi pelaku utama dalam penerapan kurikulum darurat ini, sedangkan dalam
tingkatan kelas pendidik yang menjadi pelaku utama dalam penerapan kurikulum
darurat.
D. Kurikulum Merdeka
 Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar Pada Program Studi Pendidikan
Matematika
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa, sebuah era
revolusi industri 4.0 adalah era yang penuh dengan teknologi yang semakin
meninggi, teknologi bisa menjadi teman juga bisa menjadi musuh. Sehingga
dalam hal ini sebuah konsep yang dicetuskan oleh menteri pendidikan yakni
bapak Nadiem Makarim adalah terkait dengan Konsep Kampus Merdeka Belajar.
Dimana konsep kampus merdeka belajar ini memiliki empat pokok kebijakan
merdeka belajar: kampus merdeka yakni: pembukaan program studi baru, sistem
akreditasi perguruan tinggi, perguruan tinggi negeri badan hukum, hak belajar tiga
semester. Pelayanan pemenuhan masa dan beban belajar sebagai hak belajar
mahasiswa yaitu (1) Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengambil mata kuliah
pada program studi sendiri, selama minimal 84 SKS. Yang merupakan mata
kuliah inti yang wajib yang akan mendukung pemenuhan capaian pembelajaran
dan profil Lulusan program studi (2) Mahasiswa diberikan kesempatan untuk
mengambil mata kuliah di program studi lain di lingkungan UNCP, maksimal 20
Sks sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat mahasiswa kedepannya, dan (3)
Mahasiswa diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar diperguruan
Lain dan Non PT melalui kegiatan Magang Usaha, Pertukaran Mahasiswa, KKN
Tematik, Bakti Sosial dan Tugas Akhir. Maksimal 40 Sks.

Anda mungkin juga menyukai