Anda di halaman 1dari 5

Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP 2006

A. KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Menurut Mulyasa (2006:
20-21), "KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi
yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan.Sesuai dengan
definisi yang disampaikan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (2006), bahwa yang
dimaksud dengan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus, KTSP termasuk salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi
kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi,
tuntutan, dan kebutuhan masing-masing.
Kurikulum KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan
sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum
dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite sekolah dan Dewan Pendidikan.
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undagn No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut:
1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik.

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) adalah sebagai berikut:
KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik
daerah, serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan,
dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk
setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-
masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang
efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan
kurikulum, yang otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan pendidikan
masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi
diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah meiliki keleluasaan dalam megelola
sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.

B. KURIKULUM 2013
Kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru diterapkan oleh pemerintah
untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang
lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan di Tahun 2013 dengan menjadikan
beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di Tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah
diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X
dan XI. Diharapkan, pada Tahun 2015 diharapkan telah diterapkan di seluruh jenjang
pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu Aspek Pengetahuan, Aspek
Ketrampilan, dan Aspek Sikap dan Perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam
materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi
yang dirampingkan terlihat ada di Materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi
yang ditambahkan adalah Materi Matematika. Materi pelajaran tersebut terutama Matematika
disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap
dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Namun dibalik perbedaan yang ada, sebenarnya juga terdapat kesamaan esensi antara
Kurikulum 2013 dengan KTSP. Misalnya tentang pendekatan ilmiah (Scientific Approach) yang
pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan
menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan
Keterampilan Proses (PKP).
Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi
yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013
akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham
dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.

Berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP 2006:

No Kurikulum 2013 KTSP 2006

SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui
1
ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu
Permendikbud No 54 Tahun 2013. ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
yang bebentuk Kerangka Dasar
Kurikulum, yang dituangkan dalam
Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70
Tahun 2013
Aspek kompetensi lulusan ada lebih menekankan pada aspek pengetahuan
2
keseimbangan soft skills dan hard skills
yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
3
kelas I-VI

Jumlah jam pelajaran per minggu lebih Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah
4
banyak dan jumlah mata pelajaran lebih mata pelajaran lebih banyak dibanding
sedikit dibanding KTSP Kurikulum 2013
Standar Proses pembelajaran setiap tema Standar Proses dalam pembelajaran terdiri dari
5
di jenjang SD dan semua mata pelajaran Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan
dengan pendekatan ilmiah (saintific
approach), yaitu standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari Mengamati,
Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
TIK (Teknologi Informasi dan TIK sebagai mata pelajaran
6
Komunikasi) bukan sebagai mata
pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran
Standar Penilaian menggunakan Standar Penilaiannya lebih dominan pada aspek
7
penilaian otentik, yaitu mengukur semua pengetahuan
kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil.
Pramuka menjadi ekstrakuler wajib Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
8

Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X Penjurusan mulai kelas XI


9
untuk jenjang SMA/MA

BK lebih menekankan mengembangkan BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa


10
potensi siswa
Sumber lain :

1. Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif, psikomotor, dan
afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar nantinya yang lebih
dominan adalah afektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa dalam proses lebih
menonjolkan afektif dan psikomotornya.

2. Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif (intelektual),


psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP 2006 yang pada tahap
implemntasinya cenderung lebih fokus pada aspek kognitifnya

3. Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di kurikulum 2013
berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10 menjadi 6 mata pelajaran, tetapi esensi
yang diharapkan dari setiap pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang digunakan didalam
kurikulum 2013 adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain. Integrasi ini disebut
pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada kurikulum 2013 namun dmikian
berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk tingkat sekolah dasar penambhan 4 jam dalam
1 minggu.

4. Standar proses pembelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada pendekatan


pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya menggunkan pendekatan
behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai bergeser menuju kedekatan konstrutivisme. Hal
ini akan berimbas pada guru di kelas yang pada awalnya cenderung menggunkan guru sebagai
sumber pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi siswa dan lingkungannya sebagai
sumber (student-centered leaning).

5. Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang dilakukan
cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada proses pembelajaran. Pada
kurikulum baru ini ( Kurikulum 2013), penilaian akan di proses belajar turut dimasukan.
Nantinya akan ada penilaian forfolio terhadap forfolio terhadap pribadi siswa.

Anda mungkin juga menyukai