Anda di halaman 1dari 11

Implementasi Kebijakan Sekolah…(Mifta Naili) 165

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SEKOLAH TERBUKA DI SMP TERBUKA 3


TEMPEL KABUPATEN SLEMAN
IMPLEMENTATION OF OPEN SCHOOL POLICY IN OPENING SMP 3 TEMPEL SLEMAN
REGENCY

Mifta Naili
Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Kebijakan Pendidikan FIP Universitas Negeri Yogyakarta
miftanaily@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan sekolah terbuka di SMP
Terbuka 3 Tempel Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
subyek Kepala Sekolah, Wali Kelas dan Guru, dan Siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dengan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1) Karakteristik masalah belum semua masyarakat memperoleh pendidikan dasar 9 tahun, banyak
anak yang putus sekolah karena ekonomi orang tua yang rendah, di sisi lain mereka mempunyai keterbatasan
waktu sehingga tidak dapat sekolah; 2) pengaruh lingkungan kebijakan seperti fasilitas yang diberikan
perangkat desa, lingkungan yang kondusif, strategi dan adanya sekolah reguler; 3) Proses pembelajaran
terlihat pasif. Saat proses pembelajaran berlangsung siswa sering membuat suasana kelas tidak kondusif.
Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan menggunakan metode ceramah dengan bantuan LCD,
banyak memberikan tugas dan praktik; 4) Hasil belajar yang diperoleh berupa prestasi secara akademik
maupun non akademik.

Kata kunci: implementasi, sekolah terbuka

Abstract
This research aims to describe the implementation of open school policy in Opening SMP 3 Tempel
Sleman Regency. This research is a qualitative descriptive research with subject of Headmaster,
Homeroom Teacher and Teacher, and Student. Data collection techniques used interview techniques,
observation and documentation. Data analysis by data reduction, data presentation and conclusion. Test
data validity using source triangulation and technique triangulation. The results of the study indicate that: 1)
The characteristic of the problem is that not all people have 9 years of basic education, many children drop
out due to poor parents economics, on the other hand they have limited time so they can not attend school; 2)
the influence of the policy environment such as facilities provided by the village apparatus, a conducive
environment, strategy and the presence of regular schools; 3) The learning process looks passive. When the
learning process takes place students often make the classroom atmosphere is not conducive. Learning
strategies and methods used using lecture methods with the help of LCD, many provide tasks and practices;
4) Learning outcomes obtained in the form of achievement in academic and non academic.

Keywords: implementation, open school


166 Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

PENDAHULUAN pendidikan bagi masyarakat yang kurang


Pendidikan salah satu cara untuk mampu. Oleh sebab itu, pembangunan
mengembangkan kepribadian manusia dalam pendidikan sangat penting bagi kemajuan
pendidikan formal maupun non formal dan negara (Tilaar, 2003: 143).
berlangsung seumur hidup. Melalui proses Saat ini masih banyak terdapat masalah
pendidikan, suatu negara berusaha untuk lain seperti belum semua anak usia sekolah
mencapai kemajuan-kemajuan dalam berbagai memperoleh pendidikan dasar sembilan tahun.
bidang kehidupannya, baik dalam bidang Selain belum mendapatkanpendidikan dasar
ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan, sembilan tahun, banyak anak yang tidak
teknologi, dan bidang kehidupan budaya melanjutkan sekolah atau putus sekolah karena
lainnya. Melalui proses pendidikan pula, suatu kemampuan ekonomi orang tua yang rendah
negara berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan untuk menyekolahkan anak ke jenjang yang
nasional yang telah dicita-citakan (Hasbullah, lebih tinggi. Hal tersebut memaksa pemerintah
2006: 122). untuk dapat menyediakan layanan pendidikan
Dalam suatu negara yang sedang seluas-luasnya tanpa ada diskriminasi. Banyak
berkembang, pendidikan merupakan sektor upaya pemerintah agar seluruh lapisan
yang penting untuk diperhatikan. Karena hal masyarakat dapat menikmati pendidikan.
tersebut merupakan salah satu hak asasi Penuntasan wajib belajar sembilan tahun
manusai sebagaimana yang diatur dalam pasal memerlukan langkah-langkah yang konkrit
29 Undang-Undang Dasar 1945. Demikian untuk menjangkau anak-anak dari masyarakat
pula di dalam Amandemen keempat Undang- lapisan bawah yang kurang beruntung karena
Undang Dasar tersebut lebih diperjelas kondisi ekonomi, sosial, dan geografis. Hal
mengenai penyelenggaraan pendidikan tersebut sudah menjadi masalah pendidikan
merupakan salah satu hak asasi manusia yang tingkat nasional (Nanang Fattah, 2013: 29). Di
harus diperhatikan oleh negara. Pemerataan sisi lain mereka juga mempunyai keterbatasan
pendidikan dapat memenuhi hak warga negara waktu sehingga tidak dapat belajar di sekolah
yang belum mendapatkan kesempatan reguler karena harus membantu orang tua
pendidikan minimal wajib belajar sembilan untuk bekerja. Karena alasan membantu
tahun. Permasalahan pemerataan pendidikan perekonomian keluarga akhirnya orang tua
muncul karena dalam UUD 1945 telah cenderung mengharapkan anak untuk bekerja
mengamanatkan bahwa semua warga negara dibandingkan untuk melanjutkan sekolah ke
berhak mendapatkan pendidikan. yang lebih tinggi. Kelompok anak-anak yang
Permasalahan pemerataan pendidikan sudah kurang beruntung tersebut tetap harus dilayani
terjadi bertahun-tahun di Indonesia. Masalah sehingga tetap mendapatkan kesempatan untuk
tersebut menyebabkan tidak meratanya memperoleh pendidikan seperti anak-anak
Implementasi Kebijakan Sekolah…(Mifta Naili) 167

lainnya. Untuk mengatasi masalah tersebut, Menurut Baskara Aji sebagai Kepala
pemerintah mengeluarkan kebijakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaraga
pendidikan melalui kebijakan SMP Terbuka. (Disdikpora), mengatakan bahwa angka putus
SMP Terbuka disediakan bagi para sekolah di DIY pertahun rata-rata 0,002 persen
lulusan SD atau MI yang berkeinginan artinya sekitar 13-20 orang. Sementara untuk
melanjutkan ke SMP, tetapi tidak dapat angka rawan putus sekolah yang masih tinggi
mengikuti pendidikan di SMP biasa karena ada 12.000 di seluruh kebupaten dan kota se-
alasan ekonomi maupun geografi. SMP DIY (Tribun jogja, 2016: 13). Data dari
Terbuka berkaitan dengan pemerataan akses Bappeda kabupaten Sleman angka putus
dan perluasan, peningkatan mutu, dan efisiensi sekolah pada jenjang pendidikan SMP dan
dan efektivitas. Kebijakan tersebut diharapkan sederajat di kabupaten Sleman mencapai
mampu menjadi alternatif bagi anak yang 14,06% pada tahun 2015. Hal tersebut
ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang menunjukkan bahwa masih ada anak yang
pendidikan tingkat SMP. Sejak dirintisnya belum mendapatkan pendidikan wajib
Sekolah Terbuka pada tahun ajaran 1979 sembilan tahun.
sebagai pembaharuan pendidikan, kebijakan Berdasarkan masalah di atas, di
SMP Terbuka sampai sekarang masih Kabupaten sleman sampai saat ini masih
dijalankan (Suyanto dan Abbas, 2004: 99). melaksanakan sekolah terbuka. Sekolah
Dengan adanya SMP Terbuka siswa yang telah Terbuka Tempel didirikan sejak tahun 1987
lulus SD dan tidak dapat melanjutkan ke SMP yang dilaksanakan di Aula Balai Desa
reguler dapat ditampung dan mengenyam Pondokrejo Tempel, namun pada tahun 1995
pendidikan di SMP Terbuka. SMP Terbuka memutuskan untuk menginduk di SMP N 3
bukan dimaksudkan sebagai suatu sistem Tempel. Awal berdirinya SMP Terbuka 3
pendidikan jarak jauh, namun menginduk dari Tempel bertujuan untuk membantu siswa yang
SMP Induk atau SMP reguler terdekat. SMP kurang mampu untuk melanjutkan sekolah ke
Terbuka merupakan “anak” yang berinduk dari jenjang SMP. Namun untuk saat ini SMP
SMP reguler yang terdekat dan pendidiknya Terbuka Tempel tidak hanya menampung
juga ada yang dari SMP reguler yang setiap siswa yang kurang mampu dalam hal ekonomi
saat ada di dekat para siswa saat diperlukan tetapi juga menampung siswa yang nilainya
dan dimungkinkan. Walaupun eksistensi rendah dan tidak diterima di sekolah reguler.
sekolah terbuka saat ini dipandang sebelah Karena menginduk, SMP Terbuka 3 Tempel
mata dari pada sekolah reguler, namun memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang
keberadaannya masih sangat membantu bagi sama dengan SMP Negeri 3 Tempel.
anak-anak yang kesulitan untuk mendapatkan Penelitian ini menggunakan landasan
pendidikan. pustaka mengenai kebijakan pendidikan, teori
168 Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

implementasi kebijakan, kebijakan sekolah Negeri yang sama, dengan nomor induk siswa
terbuka, dan landasan SMP Terbuka. yang secara berurutan tercantum pada Buku
Kebijakan pendidikan merupakan keputusan Induk siswa dari sekolah yang sama.
berupa pedoman bertindak baik yang besifat Kurikulum yang digunakan pada sekolah ini
sederhana maupun kompleks, baik umum sama dengan kurikulum yang digunakan di
maupun khusus, baik terperinci maupun SMP Reguler. Oleh karena itu, para lulusan
longgar yang dirumuskan melalui proses SMP Terbuka juga sama dengan lulusan SMP
politik untuk menuju suatu arah tindakan, Reguler (Muaidi, 2015: 8). SMP Terbuka
program, serta rencana-rencana tertentu dalam diakui eksistensinya dengan dasar hukum
menyelenggarakan pendidikan (Arif Rohman, Keputusan Menteri Pendidikan dan
2012: 86). Teori implementasi dalam Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
penelitian ini menggunaskan teori dari Daniel 053/U/1996 Tentang Sekolah Lanjutan
A. Mazmania dan Paul A. Sabatier yang Tingkat Pertama Terbuka.
mengartikan implementasi kebijakan sebagai
identifikasi variabel-variabel yang dapat METODE PENELITIAN
mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan Pendekatan Penelitian
formal pada keseluruhan proses implementasi. Dalam penelitian ini peneliti
Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
tercapainya tujuan implementasi tersebut Penelitian kuantitatif ditujukan untuk
selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
kategori besar yaitu karakteristik masalah, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
karakteristik kebijakan, dan pengaruh persepsi, dan pemikiran manusia secara
lingkungan kebijakan (Subarsono AG, 2008: individu maupunn kelompok (Djunaidi Ghony
93-103). Namun dalam penelitian ini hanya M dan Fauzan Almanshur, 2012: 13).
menggunakan variabel karakteristik masalah Setting Penelitian
pengaruh lingkungan kebijakan, dan proses Penelitian ini dilakukan di SMP Terbuka
pelaksanaan. SMP Terbuka merupakan “anak” 3 Tempel yang beralamat di jalan Gendol,
yang berinduk pada SMP reguler yang Dusun Banjarharjo, Desa Pondokrejo,
terdekat, dan para pendidiknya pun ada di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman
dekat para siswa setiap saat diperlukan. Pada dengan waktu pelaksanaan dari bulan maret
dasarnya kelembagaan SMP Terbuka menyatu 2017 sampai dengan bulan mei 2017.
pada salah satu SMP Negeri yang ditetapkan Subyek Penelitian
sebagai SMP Induk. Dengan demikian, baik Dalam penelitian ini yang menjadi
siswa SMP reguler maupun siswa SMP subyek penelitian adalah Kepala Sekolah, Wali
Terbuka tersebut merupakan siswa SMP Kelas dan Guru, dan Siswa.
Implementasi Kebijakan Sekolah…(Mifta Naili) 169

Teknik Pengumpulan Data membantu orang tua untuk bekerja. Untuk


Teknik pengumpulan data yang mengatasi masalah tersebut, pemerintah
digunakan adalah teknik wawancara, mengeluarkan kebijakan pendidikan melalui
observasi, dan studi dokumentasi. kebijakan SMP Terbuka.
Analisis Data SMP Terbuka sebagai pendidikan
Data dianalisis dengan menggunakan alternatif yang merupakan salah satu pola
teknik pengumpulan data model Miles dan wajib belajar, sehingga saat ini masih
Huberman (1992) dalam Imam Gunawan diharapkan untuk dapat menampung tamatan
(2014: 210), yaitu reduksi data (data Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah
reduction), penyajian data (data display), dan (MI) yang menghadapi berbagai macam
kesimpulan atau verifikasi (conclusion kendala kondisional. Sekolah Terbuka adalah
drawing or verification). suatu sub-sistem pendidikan formal yang
Keabsahan Data tujuannya berdasar pada SMP formal yang
Uji keabsahan data menggunakan teknik dapat diselenggarakan di luar gedung sekolah
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. atau diorganisir secara non-formal dengan
mempergunakan kurikulum yang berlaku di
HASIL PENELITIAN DAN
SMP (Yusufhadi Miarso, 2017: 1).
PEMBAHASAN
SMP terbuka 3 Tempel merupakan
Pemerataan dan kesempatan pendidikan
sekolah yang mengimplementasikan sekolah
di Indonesias saat ini masih menjadi
terbuka yang pada awal berdirinya SMP
permasalahan yang belum terselesaikan.
Terbuka 3 Tempel bertujuan untuk membantu
Masalah tersebut menyebabkan tidak
siswa yang kurang mampu untuk melanjutkan
meratanya pendidikan bagi masyarakat yang
sekolah ke jenjang SMP. Namun untuk saat ini
kurang mampu. Saat ini masih banyak terdapat
SMP Terbuka Tempel tidak hanya
masalah lain seperti belum semua anak usia
menampung siswa yang kurang mampu dalam
sekolah memperoleh pendidikan dasar
hal ekonomi tetapi juga menampung siswa
sembilan tahun. banyak anak yang tidak
yang nilainya rendah dan tidak diterima di
melanjutkan sekolah atau putus sekolah karena
sekolah reguler.
kemampuan ekonomi orang tua yang rendah
Berdasarkan temuan dari hasil penelitian
untuk menyekolahkan anak ke jenjang yang
yang telah disajikan, pembahasan penelitian
lebih tinggi. Hal tersebut sudah menjadi
ini akan difokuskan pada karakteristik
masalah pendidikan tingkat nasional (Nanang
masalah, pengaruh lingkungan kebijakan,
Fattah, 2013: 29). Di sisi lain mereka juga
proses pelaksanaan SMP Terbuka 3 Tempel,
mempunyai keterbatasan waktu sehingga tidak
serta hasil pembelajaran di SMP Terbuka 3
dapat belajar di sekolah reguler karena harus
Tempel. Berdasarkan data yang diperoleh
170 Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

peneliti dilapangan, maka peneliti mencoba belajar di sekolah reguler karena harus
memberikan analisis teoritis terhadap masalah membantu orang tua untuk bekerja.
yang sudah diteliti. Peneliti menggunakan teori 2. Pengaruh Lingkungan Kebijakan
Daniel A. Mazmania dan Paul A. Sabatier Salah satu poin dalam
yang menjelaskan bahwa kerangka analisis mengimplementasikan kebijakan sekolah
implementasi dari suatu kebijakan khususnya terbuka adalah pengaruh lingkungan
kebijakan pendidikan adalah mengidentifikasi kebijakan. Suatu kebijakan dapat
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi terimplementasikan dipengaruhi oleh beberapa
tercapainya tujuan-tujuan formal pada faktor salah satunya adalah pengaruh
keseluruhan proses implementasi (Subarsono lingkungan kebijakan. Ada beberapa hal yang
AG, 2008: 93). Variabel-variabel yang dapat mencakup pengaruh lingkungan kebijakan.
mempengaruhi tercapainya tujuan Antara lain mencakup kondisi sosial ekonomi
implementasi tersebut selanjutnya dapat masyarakat dan tingkat kemajuan tenologi;
diklasifikasikan menjadi tiga kategori besar dan dukungan publik terhadap suatu kebijakan
yang meliputi: berupa peran masyarakat sekitar (Daniel A.
1. Karakteristik Masalah SMP Terbuka 3 Mazmania dan Paul A. Sabatier dalam
Tempel Subarsono AG, 2008: 93-103). Hal tersebut
Karakteristik yang dimaksud dalam yang terjadi ketika sebelum implementasi
implementasi kebijakan sekolah terbuka kebijakan sekolah terbuka diterapkan di SMP
menurut teori dari Daniel A. Mazmania dan Terbuka 3 Tempel.
Paul A. Sabatier dalam Subarsono AG (2008: Berdasarkan teori yang digunakan
93) adalah masalah yang khas atau masalah diketahui pengaruh lingkungan kebijakan
yang sering dihadapi oleh masyarakat sekitar dalam implementasi kebijakan sekolah terbuka
dan pada akhirnya melatarbelakangi adalah pengaruhi dari fasilitas yang diberikan
terbentuknya kebijakan sekolah terbuka. oleh perangkat desa setempat untuk
Berdasarkan hal tersebut maka karakteristik menunjang terselengaranya sekolah terbuka
masalah yang mendorong adanya kebijakan yang ada di kecamatan Tempel. Setelah
sekolah terbuka di SMP Terbuka 3 Tempel adanya sekolah reguler barulah pada tahun
Kabupaten Sleman memang dipengaruhi 1995 menginduk di SMP Negeri 3 Tempel
belum semua anak usia sekolah memperoleh yang memiliki fasilitas lebih lengkap untuk
pendidikan dasar sembilan tahun. Selain itu menyelenggarakan proses belajar mengajar.
banyak anak yang putus sekolah karena Lalu lingkungan yang kondusif dan strategis
kemampuan ekonomi orang tua yang rendah. juga menjadi pengaruh lingkungan kebijakan
Di sisi lain mereka juga mempunyai yang ada di kecamatan Tempel.
keterbatasan waktu sehingga tidak dapat
Implementasi Kebijakan Sekolah…(Mifta Naili) 171

3. Proses Pelaksanaan Pembelajaran didik dewasa. Cara membantu peserta didik


Proses pembelajaran di SMP Terbuka 3 tumbuh menjadi manusia yang dewasa dalam
Tempel sedikit berbeda dengan sekolah pendidikan salah satunya dengan proses
reguler dari segi jam belajarnya. Proses pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya
pembelajaran dimulai pada siang hari di suatu proses komunikasi transtraksional yang
gedung sekolah reguler yaitu di gedung SMP bersifat timbal balik, baik antara guru dengan
Negeri 3 Tempel yang menjadi sekolah induk siswa maupun antara siswa dengan siswa yang
SMP Terbuka 3 Tempel. Selain itu jam belajar lain untuk mencapai tujuan yang telah
di SMP Terbuka 3 Tempel lebih sedikit yaitu 3 ditentukan (Anwar K & Harmi H, 2011: 23).
mata pelajaran per hari dengan waktu 35 menit Proses pembelajaran dapat diartikan sebagai
per satu mata pelajaran. Kurikulum yang sebuah kegiatan di mana terjadi penyampaian
digunakan di SMP Terbuka 3 Tempel sama materi pembelajaran dari seorang tenaga
dengan sekolah induk yaitu menggunakan pendidik kepada para peserta didik. Dalam
kurikulum 2013 untuk kelas 7 dan kurikulum menyampaikan materi pembelajaran tentu guru
KTSP untuk kelas 8 dan 9. Jam belajar di SMP dan siswa saling berinteraksi agar proses
Terbuka 3 Tempel belum sepenuhnya belajar mengajar berjalan dengan lancar.
diterapkan dengan baik seperti terkadang Namun interaksi yang terjalin antara guru
siswa hanya mendapatkan satu mata pelajaran dengan siswa di SMP Terbuka 3 Tempel
dalam sehari sehingga siswa belum terlihat pasif. Siswa tidak pernah mengajukan
mendapatkan jam belajar yang penuh. Hal pertanyaan kepada guru tentang materi yang
tersebut dikarenakan kesibukan guru di luar sedang diajarkan. Pembelajaran masih bersifat
sekolah yang padat dan tidak ada pengganti satu arah atau teacher center.
guru untuk mengisi jam pelajaran yang Hal berbeda terlihat ketika interaksi yang
kosong. Pada siang hari saat siswa masuk terjalin antara siswa dengan siswa yang terlihat
sekolah tidak semua guru masih berada di sangat akrab satu sama lainnya. Akan tetapi
sekolah. Hanya guru-guru yang mengajar pada ketika sedang ada proses pembelajaran di
siang hari itu saja yang masih berada di dalam kelas siswa tidak bisa menempatkan
sekolah. Oleh sebab itu siswa sering pulang situasi yang tepat untuk menjalin keakraban
cepat sebelum jam pelajaran selesai. dengan siswa lainnya. Hal tersebut
Menurut pendapat Suroso Prawiroharjo mengakibatkan suasana belajar menjadi gaduh
dalam tulisan Dirto Hadisusanto dkk (1995: 3), dan tidak kondusif sehingga menghambat
salah satu konsep tentang pendidikan yang proses pembalajaran yang sedang berlangsung.
banyak diajarkan di lembaga pendidikan Situasi tersebut berpengaruh terhadap
adalah menggambarkan pendidikan sebagai kedisiplinan siswa di dalam kelas saat
bantuan pendidik untuk membantu peserta mengikuti proses pembelajaran karena dapat
172 Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

menghambat berlangsungnya proses mengajar dalam proses pembelajaran.


pembelajaran. Dalam pelaksanaan Guru-guru yang mengajar di SMP
pembelajaran di SMP Terbuka 3 Tempel tidak Terbuka 3 Tempel adalah guru-guru yang juga
semua peserta didik hadir untuk mengikuti mengajar di sekolah induk yaitu SMP Negeri 3
proses pembelajaran. Mayoritas siswa yang Tempel dan untuk menjadi guru di SMP
hadir dan aktif mengikuti proses pembelajaran Terbuka 3 Tempel tidak ada syarat khusus
adalah siswa perempuan. Hal tersebut yang dibebankan kepada calon guru. Perannya
dikarenakan siswa sudah memiliki kesibukan dalam mengendalikan proses pembelajaran
lain seperti bekerja. guru memiliki cara untuk mengatur agar
Untuk menerapkan kedisiplinan siswa suasana belajar berjalan dengan baik dan
SMP Terbuka 3 Tempel sangat sulit karena tujuan yang diinginkan tercapai. Seperti ketika
siswa sering tidak masuk sekolah dengan mengajar guru memiliki strategi dan metode
berbagai macam alasan, banyaknya kesibukan untuk menyampaikan materinya. Metode
siswa di luar kegiatan sekolah. Untuk pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
memastikan hal tersebut pihak sekolah yang digunakan oleh pendidik dalam menjalin
melakukan home visit. Home visit dilakukan hubungan interaksi dengan siswa pada saat
untuk memastikan apakah siswa tidak masuk proses belajar mengajar berlangsung. Menurut
sekolah karena memang benar-benar bekerja, Ibrahim dan Nana Syaodih (2003: 105) metode
sakit, atau hanya dirumah saja. yang bisa digunakan dalam kegiatan belajar
Selain interaksi di dalam kelas, mengajar antara lain seperti metode ceramah,
komponen pembelajaran yang lain adalah metode demonstrasi, metode diskusi, metode
adanya guru atau pendidik. Guru merupakan tanya jawab, dan metode latihan (drill).
tenaga profesional yang bertugas Metode pembelajaran yang digunakan guru di
merencanakan dan melaksanakan proses SMP Terbuka 3 Tempel yaitu dengan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, menggunakan metode ceramah dengan
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta bantuan LCD, banyak memberikan tugas dan
melakukan penelitian dan pengambdian praktik agar siswa lebih memahami materi
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik yang sudah diajarkan. Namun strategi dan
pada pendidikan tinggi. (Wiji Suwarno, 2006: metode dalam pembelajaran belum tentu tepat
38). Guru adalah salah satu komponen yang untuk pembelajaran saat itu, karena banyak
sangat berpengaruh pada proses pembelajaran siswa yang tidak memahami materi yang
karena guru memegang peranan yang sangat sedang disampaikan oleh guru. Siswa
penting antara lain menyiapkan materi, terkadang tidak memahai penjelasan dari guru
menyampaikan materi, serta bertanggung tentang materi yang sedang diajarkan. Metode
jawab dan mangatur semua kegiatan belajar guru yang digunakan kurang variatif sehingga
Implementasi Kebijakan Sekolah…(Mifta Naili) 173

peserta didik merasa kurang paham apabila adalah juara 2 tingkat nasional dalam lomba
guru menjelaskan materi hanya dengan keterampilan dari bahan dasar mancung atau
ceramah. pelepah bunga kelapa yang dijadikan sebagai
4. Hasil Belajar yang diperoleh hiasan lampu, tempat koran, tempat tissu,
Strategi dan metode yang digunakan tempat buah.
guru dalam mengajar bertujuan agar siswa Keberhasilan tersebut tentunya diraih
mencapai hasil belajar yang bagus. Hasil dengan upaya-upaya yang sudah dilalukan
belajar dapat dilihat dari hasil nilai akhir oleh pihak sekolah maupun guru-guru dalam
siswa, tingkat kelulusan siswa, dan prestasi- mengajar di dalam kelas. ada berbagai macam
prestasi yang pernah di raih baik secara upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dan
akademik maupun non akademik. Hasil belajar guru-guru SMP Terbuka 3 Tempel seperti
siswa SMP Terbuka 3 Tempel memang lebih memberikan motivasi, memberikan tugas-
rendah dibandingkan dengan sekolah reguler. tugas, program boarding, menambah mata
Nilai yang diperoleh belum mencapai KKM pelajaran, belajar kelompok, dan tutor sebaya.
yaitu 75. Hal demikian juga terjadi pada hasil Selain upaya-upaya yang sudah dilakukan,
penelitian Rizky Annisaa yang menyatakan pihak sekolah juga akan merencanakan upaya
bahwa motivasi belajar mereka rendah, susah untuk terus meningkatkan hasil belajar siswa.
untuk diatur oleh guru, selalu ribut dikelas, Sekolah juga merencanakan melaksanakan
nilai dibawah KKM (Rizky Annisaa, 2015: bedah SKL untuk kelas 9 agar hasil belajar
28). peserta didik menjadi lebih baik.
Untuk mengatasi hal tersebut guru-guru
SIMPULAN DAN SARAN
selalu memberikan remidi untuk memenuhi
Simpulan
standar nilai atau KKM. Salah satu pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian dan
hasil belajar siswa rendah adalah keluarga
pembahasan mengenai implementasi kebijakan
yang harmoni. Oleh karena itu akan
sekolah terbuka di SMP Terbuka Tempel
mempengaruhi nilai siswa. Di sisi lain, SMP
Kabupaten Sleman dapat disimpulkan bahwa:
Terbuka 3 Tempel memiliki prestasi yang
1) Karakteristik masalah yang terjadi karena
membanggakan. Prestasi yang pernah diraih
perekonomian masyarakat yang rata-rata
secara akademik adalah mendapatkan piala
menengah ke bawah dan keterbatasan waktu
dari tahun ke tahun sejak mengikuti lomba
mengakibatkan anak putus sekolah ; 2)
Lomojari (Lomba Motivasi Belajar Mandiri)
Pengaruh lingkungan kebijakan berupa
pertama kali pada tingkat kabupaten. Selain
fasilitas yang diberikan oleh perangkat desa,
itu SMP Terbuka Tempel sudah berbasisi TIK,
adanya sekolah reguler yang memiliki fasilitas
jadi untuk tes, penilaian, evaluasi sudah
lebih lengkap untuk menyelenggarakan proses
berbasis TIK. Untuk yang non akademik
174 Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

belajar mengajar, lingkungan yang kondusif, pihak sekolah juga akan merencanakan bedah
strategis dan dukungan dari pemerintah dan SKL untuk kelas 9 agar dapat meningkatkan
masyarakat; 3) Proses pembelajaran dimulai hasil belajar.
pada siang hari dengan 3 mata pelajaran per
hari dan dengan waktu 35 menit per satu mata Saran
pelajaran, tetapi pada kenyataannya siswa 1. Sebagai stakeholder sebaiknya rutin
belum mendapatkan jam belajar yang penuh, melakukan monitoring dan evaluasi
interaksi yang terjalin terlihat pasif dan saat terhadap pelaksanaan SMP Terbuka 3
proses pembelajaran berlangsung siswa sering Tempel agar mengetahui permasalahan
membuat suasana kelas tidak kondusif, metode yang muncul, sehingga dapat mencari
yang digunakan guru dalam proses alternatif solusi pemecahan masalah yang
pembelajaran yaitu menggunakan metode ada.
ceramah dengan bantuan LCD, banyak 2. Sebagai guru yang memiliki metode,
memberikan tugas dan praktik agar siswa lebih strategi, dan kekuasaan penuh dalam
memahami materi yang sudah diajarkan, guru mengendalikan proses pembelajaran
memberikan remidi agar belajar hasil peserta sebaiknya melakukan inovasi metode
didik memenuhi standar nilai atau KKM; 4) belajar dalam proses pembelajaran agar
Hasil belajar yang diperoleh peserta didik di meningkatkan motivasi peserta didik
SMP Terbuka 3 Tempel yaitu prestasi sehingga tujuan penyelenggaraan sekolah
akademik dan non akademik, prestasi terbuka dapat tercapai.
akademik yaitu mendapatkan piala dari tahun 3. Sebagai subjek pendidikan peserta didik
ke tahun sejak mengikuti lomba Lomojari sebaiknya meningkatkan dan mampu
(Lomba Motivasi Belajar Mandiri) pertama memotivasi diri sendiri untuk mengikuti
kali pada tingkat kabupaten, untuk prestasi proses pembelajaran agar hasil belajar
yang non akademik yaitu juara 2 tingkat semakin baik.
nasional dalam lomba keterampilan dari bahan
DAFTAR PUSTAKA
dasar mancung atau pelepah bunga kelapa
yang dijadikan sebagai hiasan lampu, tempat Ahmar DAP. (2012). Hakekat Pembelajaran.
Diunduh pada tanggal 18 September
koran, tempat tissu, tempat buah. Keberhasilan 2017 dari eprints.uny.ac.id.
tersebut tentunya diraih dengan berbagai Arif Rohman. (2012). Kebijakan Pendidikan:
macam upaya yang dilakukan oleh sekolah Analisis Dinamika Formulasi dan
Implementasi. Yogyakarta: Aswaja
seperti memberikan motivasi, memberikan Pressindo.
tugas-tugas, program bording, menambah mata Anwar, K dan Harmi, H. (2011). Perencanaan
Sistem Pembelajatan. Bandung:
pelajaran, belajar kelompok, dan tutor sebaya. Alfabeta.
Selain upaya-upaya yang sudah dilakukan, Dirto Hadisusanto. dkk. (1995). Pengantar
Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: IKIP
Implementasi Kebijakan Sekolah…(Mifta Naili) 175

Djunaidi Ghony M & Fauzan Almanshur.


(2012). Metode Penelitian
Kualitatif. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.
Hasbullah. (2006). Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Imam Gunawan. (2014). Metode Penelitian
Kualitatif: Teori dan Praktik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim & Nana Syaodih. (2003).
Perencanaan Pembelajaran.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kurniatul Hidayah. (2016). Tribun jogja: Tiap
Tahun, 12 Ribu Anak di DIY Rawan
Putus Sekolah. Yogyakarta: Tribun
Jogja.
Muaidi M. (2015). Inovasi Pendidikan; Studi
Terhadap Kebijakan SMP Terbuka.
Diunduh pada tanggal 12 Oktober
2017 dari e-jurnal.stain-
sorong.ac.id/.
Nanang Fattah. (2013). Analisis Kebijakan
Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rizky Annisaa. (2015). Spirit At Work Pada
Guru Honorer di SMP Terbuka 27
Bandung. Bandung: Universitas
Islam Bandung Fakultas Psikologi.
Subarsono AG. (2008). Analisis Kebijakan
Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyanto & Abbas. M. S. (2004). Wajah Dan
Dinamika Pendidikan Anak Bangsa.
Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa.
Tilaar HAR. (2003). Kekuasaan Dan
Pendidikan. Magelang:
IndonesiaTera.
Wiji Suwarno. (2006). Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.
Yusufhadi Miarso. (2017). Landasan Sekolah
Menengah Pertama Terbuka.
Diambil pada tanggal 21 Januari
2017 Dari
https://sumberbelajar.belajar.kemdik
bud.go.i.
Bappeda Kabupaten Sleman

Anda mungkin juga menyukai