Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KETERKAITAN MBS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah :


Manajemen Berbasis Sekolah

Dosen Pengampu : Muhammad Nur Hakim M.Pd.I

Dibuat Oleh :

Zahrun M

Ashlahuddin

Muhammad Joenardy Y.S

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN KH ABDUL CHALIM
MOJOKERTO
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, serta shalawat
salam kita curahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW. Atas berkat rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah, juga untuk memperluas pengetahuan
baik dari diri pribadi pembuat makalah maupun para pembaca khususnya para mahasiswa.

Kami selaku pembuat makalah telah berusaha dalam pembuatan makalah ini dengan
sebaik–baiknya, akan tetapi kami menyadari bahwasanya kami memiliki banyak keterbatasan
sebagai manusia biasa. Oleh karna itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi
teknik penulisan maupun dari isi maka kami mohon maaf yang sebesarnya besarnya. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi para
pembaca dalam memahami keterkaitan keputusan dengan MBS.

Mojokerto, 06 Agustus 2019

i
Daftar Isi

BAB I.......................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................................................3

A. Manajemen Berbasis Sekolah.........................................................................................................3

B. Pengambilan Keputusan..................................................................................................................4

C. Model Model Pengambilan Keputusan...........................................................................................5

D. Keterkaitan MBS Dengan Pengambilan Keputusan.......................................................................6

BAB III....................................................................................................................................................7

PENUTUP...............................................................................................................................................7

A. Kesimpulan.....................................................................................................................................7

Daftar Pustaka..........................................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana yang dituangkan dalam undang-undang Sisdiknas nomor 20
tahun 2003, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, maka salah satu upaya yang
dilakukan adalah menerapkan program Manajemen Berbasis Sekolah yang mana
manajemen sekolah tersebut dilakukan dengan cara memberikan kewenangan kepada
pihak sekolah untuk mengatur dan mengurus sekolah nya sendiri dengan mandiri
sesuai dengan lingkungan sekolahnya dan lingkungan daerahnya.

Sesuai dengan peraturan Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


berdasarkan kajian pelaksanaan pemerintah dan UU sisdiknas NO. 20 Tahun 2003,
tentang Pendidikan Berbasis Masyarakat pasal 55 ayat (1) Masyarakat berhak
menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan non
formal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk
kepentingan masyarakat. Dengan karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah yang
bersifat desentralisasi memberikan kewenangan kepada pihak yang bersangkutan
untuk mewujudkan lembaga pendidikan yang bermutu dari hasil keputasan yang
diambil oleh pihak pihak yang bertanggung jawab.

Definis dari keputusan sendiri menurut Stephen P.Robbins (2002: 89-90)


adalah kegiatan menentukan atau memutuskan pilihan diantara dua alternatif dua atau
lebih. Sedangkan menurut Kreitner dan Knicki (1989: 487) pengambilan keputusan
adalah sebagai rangkain dari kegiatan pemecahan suatu masalah. Dalam pengambilan
keputusan pun memiliki tiga tahapan yaitu identifikasi, pengembangan, dan seleksi.
Dan juga terdapat model model dalam pengambilan keputusan.

1
Dalam makalah ini pun kami selaku pembuat makalah akan menjelaskan apa
yang dimaksud dengan Manajemen Berbasis Sekolah dan pengertian dari
pengambilan keputusan serta proses dalam pengambilan nya. Setelah itu kami akan
menghubungkan Manajemen Berbasis Sekolah ini dengan pengambilan keputusan
oleh pihak yang bertanggung jawab atas lembaga pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Yang Dimaksud dengan MBS ?
2. Yang Dimaksud Dengan Pengambilan Keputusan ?
3. Tahap Tahap Pengambilan Keputusan ?
4. Hubungan MBS dengan Pengambilan Kepututsan ?

C. Tujuan
1. Agar menambah pengetahuan para pembaca dan pembuat makalah
2. Untuk melatih kepenulisan karya Ilmiah khusus nya untuk pembuat makalah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Berbasis Sekolah


Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang tertuliskan dalam
kebijakan pemerintah dan UU sisdiknas No. 20 Tahun 2003, tentang Pendidikan
Berbasis Masyarakat pasal 55 ayat (1) yaitu Masyarakat berhak menyelenggarakan
pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan non formal sesuai
dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan atau yang
dibutuhkan dalam masyarakat. Berkaitan dengan pasal tersebut setidaknya ada empat
aspek yang perlu diperhatikan yaitu: kualitas (mutu), relevansi, keadilan, efektifitas
dan efisiensi, serta akuntabilitas.1 Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (publikasi tahun 2009) bahwa manajeman
merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan
secara keseluruhan.2
Dalam Departemen Pendidikan Nasional (publikasi tahun 2001) menyatakan
bahwa manajemen pendidikan merupakan salah salatu langkah alternatif dalam
strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. 3 Manajemen
Berbasis Sekolah pada suatu lembaga pendidikan ditunjukkan dengan
kemandirian,kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas dalam perencanaan
program, penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kegiatan pembelajaran
yang efektif, pengelolaan sarana dan prasarana, pendayagunaan tenaga kependidikan,
penilaian kemajuan hasil belajar, dan pengawasan.
Jadi menurut hemat penulis makalah ini Manajemen Berbasis Sekolah (School
based management) merupakan sebuah program pemerintah yang bertujuan untuk
memberikan hak sepenuhnya kepada lembaga sekolah (desentralisasi) untuk
mengelola sistem sekolahnya dan memperdayakan segala seumber daya yang ada dan
sesuai dengan kemampuan lembaga pendidikan tersebut. dalam hal ini kepala sekolah
1
Asbin Pasaribu, “ Jurnal EduTech” Vol. 3 No. 1 Mahasiswa Program Doktor Universitas Ibn Khaldun Bogor
maret 17. hal 15
2
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
2009, hal. 27-29.
3
Nurdin Mansur, “Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA”, Dosen Tetap pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Ar-Raniry Banda Aceh, Agustus 2013 VOL. XIV NO. 1, 24-42 . hal 27

3
(stake holder) merupakan penanggung jawab utama dan dilanjutkan dengan
memberikan kewenangan kepada guru untuk mengambil keputusan dalam sistem
belajar dikelasnya demi kepuasan pemahaman peserta didik dan atas keputusan yang
diambilnya yang bertujuan untuk kemajuan sekolah. Dalam pelaksanaan pengambilan
keputusan kepala sekolah merupakan orang kunci yang bertanggung jawab untuk
megelola dan memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya instrumental
untuk keberhasilan pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah.

B. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (decision making) ialah merupakan tugas seorang
manajer atau kepala sekolah di lembaga pendidikan yang di pimpinnya. Pengambilan
keputusan adalah penentuan sebuah pilihan dari beberapa pilihan yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah atau mencapai suatu tujuan. 4 Menurut
Kreitner dan Knicki (1989) pengambil keputusan merupakan rangkaian kegiatan yang
berhubungan dengan pemecahan masalah. Pengambilan keputusan merupakan
kegiatan khusus seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsi perancanaan.
Perencanaan menyangkut keputusan untuk kepentingan jangka panjang lembaga.
pengambilan keputusan merupakan penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai
hasil yang diinginkan.5 Menurut Frederick W Taylor (1998) Pengambilan keputusan
adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaitan dengan fungsi manajemen.
Misalnya, saat manajer merencanakan, mengelola, mengontrol, mereka membuat
keputusan.6
Adapun tahap tahap yang perlu di perhatikan dalam mengambil keputusan
menurut Mintzberg dan koleganya sebagai berikut :
1. Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah, diketahui bahwa
masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan
sistematis, tep masalah yang sederhana tidak.
2. Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi
standar yang ada dan mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa

4
Paningkat Siburian, “Pengambilan keptusan dalam manajemen berbasis sekolah di era globalisas”i Dosen
Jurusan Pendidikan, Universitas Negeri Medan. hal 4
5
T.Hani Handoko, “manajemen ” ,edisi kedua.BPFE 2013 : YOGYAKARTA . hal 129
6
H. Suparno, “Jurnal peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan”, (google Scholar) hal 7

4
proses desain merupakan proses pencarian percobaan di mana pembuat
keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal.
3. Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Terdapat 3 (tiga) cara
dalam pembentukan seleksi: dengan penilaian pembuat keputusan,
berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan
analisis alternatif yang logis dan sistematis.7
Dari sini dapat dilihat prinsip prinsip dasar yang perlu di perhatikan dalam
pengambilan keputusan kita harus mengenali dulu maslah yang kita hadapi, kita
kumpulakn data data yang kuat untuk mencari tau permasalahannya, setelah itu kita
mencari solusi, mengemukakan gagasan, ide ide yang mana akan dipilih yang lebih
baik untuk memecahkan suatu masalah dan selanjutnya dapat di implementasikan
dengan belajar dari pengalaman sebelumnya.

C. Model Model Pengambilan Keputusan


Diketahui cukup banyak teori model pengambilan keputusan yang
dikemukakan oleh ahli dan yang terjadi di lapangan. Banyaknya model tersebut akan
menjadi model untuk banyak perilaku pengambilan keputusan. Model berusaha
mendeskripsikan secara teoritis dan realistis bagaimana mengambil keputusan. Secara
khusus, model berupaya menentukan pembuat keputusan yang cocok di
implementasikan.
Adapaun model pengambilan keputusan tersebut sebagai berikut :
1. Rasional
Pengambila keputusan rasional ialah pengambilan keputusan
yang sesuai dengan apa yang ada dilapangan dan dinilai logis untuk
dijalankan. pengambilan keputusan rasional sebaiknya digunakan jika
memiliki informasi yang lengkap berkenaan dengan situasi keputusan,
dapat mengidentifikasi semua kriteria yang relevan , dapat meranking
kriteria dan alternatif berdasarkan tingkat pentingnya, kriteria suatu
keputusan tertentu adalah konstan dan bobot yang diberikaan padanya
stabil sepanjang waktu, tidak ada kendala waktu dan biaya, dan dapat
memilih alternatif yang memberikan hasil yang terbaik. Jadi, model
pengambilan keputusan yang akan digunakan tergantung pada sifat

7
H. Suparno, “Jurnal peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan”, (google Scholar) hal 7

5
masalah, tersedianya waktu dan biaya, pengetahuan, dan keterampilan
dari pengambil keputusan.
2. Optimasi
Ialah pengambil keputusan yang masih berkesambungan
dengan rasional. Pengambilan keputusan model optimasi merupakan
pengambilan keputusan yang menguraikan setiap individu individu
seharunya berperilaku agar memaksimumkan semua hasil. Dalam
model ini ada beberapa langkah yang berlu di perhatikan, seperti
melihat kebutuhan yang di perlukan, memperhatikan kemungkianan
kecil resiko dari keputusan yang diambil. model asumsi pengambilan
keputusan model optimasi sanagat ditekankan kepada individu dengan
memilih secara rasional dan objektif.

D. Keterkaitan MBS Dengan Pengambilan Keputusan


Diketahui Manajemen Berbasis Sekolah merupakan program desentralisasi
dari pemerintah pusat ke lembaga lembaga pendidikan untuk mengatur segala sistem
di sekolahnya agar sekolah tersebut mandiri dan dapat meningkatkan pendidikan yang
bermutu. Manajemen Berbasis Sekolah sepenuhnya memberikan wewenang
pengambilan keputusan bagi sekolah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
progam pendidikannya dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan dengan
sekolah, guna memenuhi kebutuhan sesuai dengan kondisi dan tuntutan lingkungan
masyarakatnya. Dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah, pengambilan
keputusan dilakukan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan untuk
bermusyawarah, sehingga keputusan yang diambil akan diterima oleh semua pihak.
Menurut Moherman dan Wohistetter (1994: 279) dalam pelaksanaan Pengambilan
keputusan Manajemen Berbasis Sekolah melalui cara partisipatif, yaitu pengambilan
keputusan dengan demokrasi, yaitu kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, orang tua
siswa, dan tokoh masyarakat didorong untuk terlibat secara langsung dalam proses
pengambilan keputusan yang dibutuhkan bagi pencapaian tujuan sekolah.8
Adapun dilihat dari prinsip Manajemen Berbasis Sekolah yaitu program
pemerintah untuk sekolah mentukan keputusan yang diambil sesuai dengan kebutuhan
masyarakt sekiitar dan sesuai dengan khas daerahnya. Dari penjelasan diatas dapat
8
Paningkat Siburian, “Pengambilan keptusan dalam manajemen berbasis sekolah di era globalisasi” Dosen
Jurusan Pendidikan, Universitas Negeri Medan. hal 7

6
disimpulkan bahwasanya MBS dan keputusan memiliki hubungan melihat dari
karakteristik MBS itu sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen Berbasis Sekolah adalah strategi dalam dunia pendidikan dari
sentralisasi menuju desentralisasi untuk mengelola, organisasi, sistem, dan
pelaksanaan yang dapat dilakukan sekolah secara mandiri dengan keputusan yang
diambil pihak yang bertanggung jawab untuk melihat kemampuan lembaganya dan
kebutuhan yang akan diberikan ke masyarakat sekitarnya. Adapun kebijakan dari
pemerintah dan UU sisdiknas No. 20 Tahun 2003, tentang Pendidikan Berbasis
Masyarakat pasal 55 ayat (1) yaitu Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan
berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan non formal sesuai dengan kekhasan
agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan atau yang dibutuhkan dalam
masyarakat. Sedangkan Pengambilan keputusan adalah penentuan sebuah pilihan dari
beberapa pilihan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah atau mencapai
suatu tujuan. Dilihat dari definisi MBS tersebut keputusan para penanggung jawab
pendidikan disekolah sangatlah penting karna merupakan jalan atau cara yang
disesuaikan dengan keadaan lingkungan sekolah dan lingkungan masyarkat untuk
menjadi lembaga pendidikan yang bermutu dan mandiri.
Jadi Manajemen Berbasis Sekolah sangat lah berhubungan dengan
pengambilan keputusan. Dilihat dari perinsip MBS sendiri merupakan desentralisasi
ke pihak sekolah, maka keputusan yang diambil oleh pihak sekolah sangat lah penting
untuk kemajuan sekolahnya.

7
Daftar Pustaka

Handoko T.Hani, “manajemen ” ,edisi kedua.BPFE 2013 : YOGYAKARTA.

H. Suparno, “Jurnal peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan”, (google


Scholar).

Mansur Nurdin, “Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA”, Dosen Tetap pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, Agustus 2013 VOL. XIV NO. 1, 24-42

Pasaribu Asbin, “ Jurnal EduTech” Vol. 3 No. 1 Mahasiswa Program Doktor


Universitas Ibn Khaldun Bogor Maret 2017.

Siburian Paningkat, “Pengambilan keptusan dalam manajemen berbasis sekolah di


era globalisasi”, Dosen Jurusan Pendidikan, Universitas Negeri Medan.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, “Manajemen Pendidikan”, Bandung:


Alfabeta, 2009.

Anda mungkin juga menyukai