Anda di halaman 1dari 109

SKRIPSI

GAYA KEPEMIMPINAN KYAI DALAM MENINGKATKAN KINERJA


PENDIDIK DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN
LAMPUNG SELATAN

Andika Aprilianto, M.Pd


NIY. 2015.01.059

Oleh:
Muhammad Abdul Aziz
20171700120025

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT PESANTREN KH ABDUL CHALIM
MOJOKERTO
2021
GAYA KEPEMIMPINAN KYAI DALAM MENINGKATKAN KINERJA
PENDIDIK DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN
LAMPUNG SELATAN

Dosen Pembimbing :
Andika Aprilianto, M.Pd
NIY. 2015.01.059

Oleh:
Muhammad Abdul Aziz
20171700120025

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT PESANTREN KH ABDUL CHALIM
MOJOKERTO
2021

i
ABSTRAK
Abdul Aziz, Muhammad 2021, Gaya Kepemimpinan Kyai Dalam Meningkatkan
Kinerja Pendidik di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien
Lampung Selatan, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam,
Fakultas Tarbiyah, Institut Pesantren KH. Abdul Chalim.
Pembimbing: Andika Aprilianto, M.Pd. I
Kata kunci: gaya kepemimpinan, kinerja pendidik, pesantren

Gaya kepemimpinan seorang kyai didalam pondok pesantren merupakan


suatu usaha dalam memberikan bimbingan terhadap pendidik di pondok pesantren
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sehingga pondok pesantren akan
menjadi lebih maju serta melahirkan para santri yang berprestasi dan tercapainya
suatu tujuan di pondok pesantren hidayatul mubtadi-ien Lampung Selatan.
Fokus penelitian dalam penulisan ini adalah Bagaimana gaya kepemimpinan
kyai dalam meningkatkan kinerja pendidik dan apa faktor penghambat dan
pendukung dalam meningkatkan kinerja pendidik di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-Ien Lampung Selatan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan data reduction,
conclusion, drawing/verification dengan desain triangulasi sumber.
Hasil penelitian dari gaya kepemimpinan kyai dalam meningkatkan kinerja
pendidik di pondok pesantren hidayatul mubtadi-ien Lampung Selatan terdapat
empat indikator yaitu: membimbing, mengarahkan, mendorong, menggerakan.
Adapun dalam pelaksanaanya kyai melaksanakan tugasnya sebagai seorang
pemimpin di pondok pesantren yaitu dengan memberikan sebuah bimbingan yaitu
membimbing para pendidik yaitu bertujuan untuk dapat mempermudah dalam
proses pembelajaran, kyai dalam memberikan sebuah dorongan dengan
memberikan sebuah motivasi yang mempunyai tujuan untuk memberikan rasa
semangat terhadap pendidik, kyai dalam menggerakkan pendidik yaitu dengan
memberikan tugas dan tanggung jawab terhadap pendidik sesuai pada bidangnya
masing-masing. Mengarahkan yaitu kyai selalu mengarahkan para pendidik
dilaksanakannya musyawarah antara kyai dan para pendidik untuk diberikan
sebuah strategi atau langkah-langkah dalam hal pembelajaran.
Adapun faktor penghambat yaitu santri sulit diatur, sarana dan prasarana
yang tidak terjaga, latar belakang santri. Dari segi faktor pendukung yaitu peran
kyai Imam Mas’ud, kinerja yang baik dari pendidik, pengawasan pendidik
terhadap santri, dan dukungan dari masyarakat.

ii
ABSTRAC
Abdul Aziz, Muhammad 2021, Gaya Kepemimpinan Kyai Dalam Meningkatkan
Kinerja Pendidik di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung
Selatan, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah,
Institut Pesantren KH. Abdul Chalim. Pembimbing: Andika Aprilianto,
M.Pd. I
Keywords: leadership style, performance of educators, boarding school
A kyai's leadership style ina boarding house is an effort to provide guidance
to educators in boarding houses aimed at improving the quality so that boarding
houses will progress to better order and give birth to accomplished santri (santri)
and achieve a goal in the south's boarding lodge (lacetel).
The focus of research in this writing is how the kyai leadership style in
improving the performance of educators and what the inhibitor and support
factors in improving the performance of educators in the coastal hut hidayatul
mubtadi-south lampung.
The study USES a kind of qualitative study methods of observation,
interview, and documentation. Data analysis techniques using data reduction,
reduction, dravienna /verification with the design of source triangulation.
The study of the kyai leadership style of enhancing the performance of
educators in the coastal lodge hidayatul mubtadi-southern lampung is four
indicators of: guiding, directing, prowing, moving. As the result of that kyai
conducted his duties asa leader in the boarding house, providing guidance in
guiding the educators and for the purpose of facilitating the learning process, the
kyai was providing a boost by providing a motivation that was intended to inspire
the educators, The kyai moved the educator to give responsibility and
responsibility to the educators in their own right. To direct that the kyai has
always directed that the educators be engaged in deliberations between the kyai
and the educators for a strategy or measures in learning.
As for the inhibitory factors: difficult orderlies, unguent tools and
infrastructure, santri background. The role of kyai mas ‘ud, the good performance
of educators, santri educators, and the support of society.

iii
‫مستلخص البحث‬
‫عبد العزيز‪ ،‬محمد‪ ، 2021 .‬أسلوب قيادة كيائي في تحسين أداء المعلم بالمعهد اإلسالمي هداية المبتدئين‪،‬‬
‫المفونج الجنوبية‪ ،‬قسم إدارة التربية اإلسالمية‪ ،‬كلية التربية‪ ،‬جامعة كيائي حاج عبد الحليم‪.‬‬
‫المشرف‪ :‬أنديك أفريلينط‪ ،‬الماجستير‪.‬‬
‫الكلمات األساسية‪ :‬أسلوب القيادة‪ ،‬اداء المعلم‪ ،‬المعهد اإلالمي‪.‬‬
‫أسلوب قيادة كيائي في المعهد اإلسالمي هو محلولة لتوفير التوجيه للمعلمين في المعهد اإلالمي‬
‫التي تهدف إلى تحسين الجودة حتى تصبح المعهد اإلسالمي تقدما وتنتج طالبا تتفوق وتحقق هدفا بالمعهد‬
‫اإلسالمي هداية المبتدئين‪ x،‬المفونج الجنوبية‪.‬‬
‫يركز البحث في هذه الوزقة على أسلوب قيادة كيائي في تحسين أداء المعلمين وما هي العوامل‬
‫المثبطة والداعمة في تحسين أداء المعلمين بالمعهد‪ x‬اإلسالمي هداية المبتدئين‪ x‬المفونج الجنوبية‪.‬‬
‫تستخدم هذه الدراسة طرق البحث النوعي للمالحظة‪ ,‬والمقابالت‪ ,‬والتوثيق‪ .‬وتقنيات تحليل‬
‫البيانات بإستخدام تقليل البيانات‪ ,‬واالستنتاج‪ ,‬والرسم‪ /‬التحقيق مع تصميم تثليث المصدر‪.‬‬
‫أظهرت نتائج البحث حول أسلوب قيادة كيائي في تحسين أداء المعلمين في المعهد اإلسالمي هداية‬
‫المبتدئين المفونج الجنوبية‪ ،‬أربعة مؤشرات‪ ،‬وهي‪ :‬اإلرشاد‪ ،‬والتوجيه‪ ،‬والتشجيع‪ ،‬والتحرك‪ .‬أما بالنسبة‬
‫للتنفيد‪ ،‬فإن كيائي يؤدي واجباته كرئيس المعهد‪ x‬اإلسالمي‪ ،‬على تقديم التوجيه للمعلمين‪ ،‬ويهدف إلى تسهيل‬
‫عملية التعلم‪ ،‬كيائي في تقديم التشجيع لدافع التعلم ويهدف إلى توفير الحماس للمعلمين‪ x،‬كيائي في تحرك‬
‫المعلمين‪ ،‬بأن يعطي الواجبات والمسؤوليات للمعلمين على تخصصهم‪ .‬يوجه كيائي المعلمين إلجراء‬
‫المفاوضة بين كيائي والمعلمين دائما‪ ،‬إلعطاء إستراتيجية أو خطوات في التعلم‪.‬‬
‫العوامل المثبطة هي الطالب الذين يصعب إدارتهم‪ ،‬والمرافق والبنية التحية التى لم يتم صيانتها‪،‬‬
‫وخلفية الطالب‪ .‬من حيث العوامل الداعمة‪ ،‬وهي دور كيائي إمام مسعود‪ ،‬واألداء الجيد من قبل التربوين‪،‬‬
‫وإشراف المعلم على الطالب‪ ،‬ودعم المجتمع‪.‬‬

‫‪iv‬‬
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul “Gaya Kepemimpinan Kyai Dalam Meningkatkan

Kinerja Pendidik di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung

Selatan”, ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Mojokerto, 20 Agustus 2021

Pembimbing

Andika Aprilianto, M.Pd


NIY. 2015.01.059

Mengetahui,

Kepala Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Akhmad Sirojuddin, M.Pd.I


NIY. 2015.01.044

PENGESAHAN PENGUJI

v
Skripsi dengan judul “Gaya Kepemimpinan Kyai Dalam Meningkatkan Kinerja

Pendidik di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung Selatan” ini telah

diuji dan dipertahankan di depan sidang dewan penguji pada …Agustus 2021.

Muhammad Nur Hakim, M.Pd.I Penguji utama :...........................


NIY. 2015.01.077

Heru Setiawan, M.Pd.I Penguji dua :............................


NIY. 2015.01.058

Andika Aprilianto, M.Pd.I Pembimbing: ............................


NIY. 2015.01.059

Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah

Dr, Afif Zamroni.Lc

vi
PERNYATAAN KEASLIAN PENELTIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Abdul Aziz

NIRM : 20171700120025

Jenjang : Sarjana (S1)

Prodi : Manajemen Pendidikan Islam

Judul : Gaya Kepemimpinan Kyai Dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik

di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung Selatan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwasanya skripsi ini merupakan

hasil karya sendiri, dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau ide

gagasan orang yang saya akui sebagai karya tulisan dan pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari ditemukan kepalsuan atau merupakan hasil duplikat,

atau dibuat oleh orang lain secara keseluruhan atau Sebagian besar, maka akan

dibebankan kepada diri saya sendiri dan tidak ada sangkutanya dengan lembaga

serta skripsi dan gelar yang diperoleh akan dibatalkan permasalahan hukum

tersebut.

Mojokerto, 21 juli 2021


peneliti

Muhammad Abdul Aziz


20171700120025

vii
PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Abdul Aziz

NIM : 20171700120025

Prodi : Manajemen Pendidikan Islam

Judul Penelitian : GAYA KEPEMIMPINAN PENDIDIK DALAM

MENINGKATKAN KINERJA PENDIDIK DI PINDOK

PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN

Menayatakan bahwasanya penelitian yang ditujukan untuk menyelesaikan

tugas akhir atau skripsi ini benar-benar asli karya saya, bukan hasil penelitian

orang lain apalagi tulisan orang lain. Dan apabila dikemudain hari tulisan saya ini

terbukti merupakan hasil karya orang lain yang saya tiru, duplikat, dan tiruan,

maka saya pribadi akan bertanggung jawab atas gelar yang saya peroleh menurut

hukum.

Demikian surat pernyataan surat orisinalitas penelitian ini saya buat secara

sadar dan tanpa adanya paksaan.

Mojokerto, Agustus 2021

Materai,
6.000.00,-

Muhammad Abdul Aziz

viii
MOTTO

“Semakin kamu mencari kebebasan semakin kamu jauh dari Tuhan”

PERSEMBAHAN

Hamdan syukron lillah, puja dan puji syukur saya haturkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan nikmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada

kita semuanya, Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada

junjungan kita, pembawa lentera penerang gelapnya dunia, pembawa risalah

ix
penyejuk hati yang gundah beliau Nabiyuna Nabiyullah Muhammad SAW. Maka

dengan segala kerendahan hati kupersembahkan karya ini kepada :

1. Teruntuk mutiara terindah sang inspirator dan penyemangat sejati dalam

keikhlasan yang tak pernah redup, Ayah dan Ibu tercinta. Beribu terimakasih

dan rasa syukur ku haturkan kepada kedua orang tua yang selalu memberikan

bimbingan, motivasi dan dorongan baik berupa moral, materiel, dan tentunya

lantunan do‘a yang selalu dipanjatkan dalam setiap sujudnya. serta Adikku

semoga selalu diberikan kesehatan, kelancaran, dan keberkahan selalu

dilimpahkan oleh-Nya.

2. Dosen pembimbing, Bapak Andika Aprilianto, M.Pd.I dengan ketulusan dan

kesabarannya yang telah membantu, mengarahkan, memberi nasehat, saran,

masukan, dan yang lainnya hingga alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan,

saya haturkan beribu-ribu terimaksih.

3. Pimpinan Cabang PERGUNU Lampung, yang telah menghantarkanku dijawa

timur ini untuk menimba ilmu di kampus hijau bernuansa islami yang bercita-

cita tinggi (Institut Pesantren KH. Abdul Chalim).

4. Untuk teman-teman seperjuangan MPI 2017 yang selama kurang lebih 4 tahun

bersama mengukir cerita indah dalam canda, tawa, bahkan dalam suka maupun

duka sekalipun.

5. Untuk keluarga SESAMO (Sekelik Saburai Mojokerto) yang telah memberikan

semangat dan doanya serta saling mengulurkan tangan dan saling membantu

serta berjuang untuk masa depan yang lebih baik lagi. Dan tak lupa kepada

Saudari Iklimatul Husna S.Tr.Keb yang senantiasa selalu memberikan

x
semangat kepadaku untuk menyelesikan tugas akhir ini sehingga skripsi ini

dapat saya selesaikan.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan, terkhusus kedua orang tua, keluarga dan teman-teman

yang selalu memberi motivasi dan doa.

Tiada kata yang pantas penulis sampaikan selain ucapan rasa syukur dan

terimakasih. Penulis sadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai motivasi

dan perbaikan.

xi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat

dan petunjuk-Nya, sehingga penelitian yang berjudul “Gaya Kepemimpinan Kyai

Dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-

Ien Lampung Selatan”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada

Nabiyullah Muhammad SAW., yang telah diutus sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih terutama

pada kedua orang tua penulis Bapak dan Ibu yang telah memberikan kasih sayang,

perhatian dan doa restu yang tak terhingga, serta dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan membesarkan dan mensupport penulis dalam penyelesaian studi ini.

Ucapan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

kelancaran penelitian ini dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang

terhormat:

1. Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah sekaligus Ketua Umum

PERGUNU Prof. Dr. KH. Asep Saifudin Chalim, MA yang telah

memberikan beasiswa nasional Strata Satu di IKHAC.

2. Pengurus Wilayah PERGUNU Lampung beserta jajarannya yang telah

menjadi orang tua dan wasilah jenjang pendidikan S1. Dr, Jamaluddin,

M.Pd.I selaku ketua pimpinan wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama

provinsi lampung yang telah memberikan kesempatan untuk mendapatkan

beasiswa S1 di IKHAC Mojokerto.

xii
3. Rektor Institut Pesantren KH. Abdul Chalim, Dr. H. Maubibur Rokhman,

LC., Mirkh dan para Wakil Rektor.

4. Kaprodi Manajemen Pendidikan Islam Institut Pesantren KH. Abdul Chalim,

Akhmad Sirojuddin, M.Pd.I Atas semua layanan dan fasilitas yang baik yang

telah diberikan selama menempuh studi.

5. Dosen pembimbing Andika Aprilianto, M.Pd.I atas bimbingan, saran, kritik

dan koreksinya dalam penulisan skripsi.

6. Semua dosen Manajemen Pendidikan Islam yang telah mencurahkan ilmu

pengetahuan, wawasan dan inspirasi bagi penulis untuk menigkatkan kualitas

akademi.

7. Semua staf dan tenaga kependidikan IKHAC yang telah banyak memberikan

kemudahan-kemudahan layanan akademik dan administrative selama penulis

menyelesaikan studi.

8. Segenap keluarga besar peneliti yang senantiasa mendo’akan, mengingatkan

dan memberikan motivasi.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan, seangkatan, dan se-NUsantara yang selalu

memberi motivasi demi terselesaikannya studi.

10. Keluarga besar SESAMO ( Sekelik Saburai Mojokerto) yang menjadi bagian

dari keluarga di tanah rantau perjuangan.

11. Serta pihak-pihak yang tak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih telah

memberikan dukungan moril dalam menyelesaikan studi.

xiii
Semoga segala bentuk bantuan yang diberikan dapat diterima sebagai

salah satu amal kebaikan dan kelak akan mendapat imbalan dan balasan dari

ALLAH SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari

sempurnah yang masih banyak kesalahan ataupun kekurangannya. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, sehingga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Mojokerto, 24 Agustus 2021

Muhammad Abdul Aziz


Nim. 20171700120025

xiv
Daftar Isi

PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN..........................................................viii


KATA PENGANTAR......................................................................................................xii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Fokus Penelitian.....................................................................................................7

C. Tujuan Penelitian...................................................................................................7

D. Manfaat Penelitian..................................................................................................7

1. Secara teoritis.....................................................................................................7
2. Secara Praktis.....................................................................................................8
E. Penelitian Terdahulu..............................................................................................8

F. Definisi Istilah......................................................................................................11

1. Gaya kepemimpinan kyai.................................................................................11


2. Kinerja pendidik...............................................................................................11
3. Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien........................................................12
BAB II.............................................................................................................................13
KAJIAN TEORI..............................................................................................................13
A. Kepemimpinan Kyai............................................................................................13

1. Konsep Kepemimpinan....................................................................................13
2. Konsep Kyai.....................................................................................................15
3. Kepemimpinan Kyai.........................................................................................16
4. Tugas dan Fungsi Pemimpin............................................................................18
5. Indikator Pemimpin..........................................................................................21
B. Gaya-Gaya Kepemimpinan Kyai..........................................................................23

1. Karismatik........................................................................................................23
2. Autokratik........................................................................................................25
3. laissez faire.......................................................................................................26
4. Demokratis.......................................................................................................27

xv
5. Otoriter.............................................................................................................29
C. Kinerja Pendidik...................................................................................................31

1. Pengertian Kinerja Pendidik.............................................................................31


2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pendidik.......................................32
D. Kerangka Berfikir.................................................................................................41

BAB III............................................................................................................................42
METODE PENELITIAN.................................................................................................42
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian...........................................................................42

B. Objek dan Subjek Penelitian................................................................................43

C. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................44

1. Observasi..........................................................................................................44
2. Wawancara.......................................................................................................45
3. Dokumentasi....................................................................................................46
D. Uji Keabsahan Data..............................................................................................47

E. Teknik analisi data...............................................................................................51

BAB IV............................................................................................................................54
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................................54
A. Temuan Data........................................................................................................54

1. Sejarah Pondok Pesantren................................................................................54


2. Identitas Pondok Pesantren...............................................................................55
3. Susunan Penguru Pondok Pesantren.................................................................56
4. Visi, Misi dan Tujuan.......................................................................................57
5. Startegi Pondok Pesantren................................................................................58
6. Program Pendidikan Pondok Pesantren............................................................58
B. Analisis Data........................................................................................................61

1. Gaya Kepemimpinan Kyai dalam meningkatkan kinerja Pendidik di Pondok


Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung Selatan................................................61
2. Faktor penghambat dan pendukung dalam meningkatkan kinerja pendidik di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung Selatan...................................73
BAB V.............................................................................................................................81

xvi
PENUTUP.......................................................................................................................81
A. Kesimpulan..........................................................................................................81

1. Gaya Kepemimpan Kyai Dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik di Pondok


Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan.................................................81
2. Faktor penghambat dan pendukung dalam meningkatkan kinerja pendidik di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung Selatan...................................81
B. Saran....................................................................................................................82

1. Bagi Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan...................82


2. Bagi Pendidik...................................................................................................82

xvii
Daftar Tabel

Tabel 1.1.................................................................................................................28
Tabel 4.2.................................................................................................................77
Tabel 4,3.................................................................................................................78

xviii
Daftar Bagan

Gambar 2.1.............................................................................................................28

xix
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia yang kita ketahui sebagai makhluk sosial

tentunya tidak terlepas dari yang namanya saling bekerjasama dalam mencapai

suatu tujuan, dalam proses kerja sama diselenggarakan tersebut disebut

organisasi. kita ketahui dalam sebuah organisasi atau lembaga dapat dinilai

baik dalam prosesnya terlihat dari sumber daya manusianya. Sumber daya

manusia merupakan unsur dalam menggerakan proses pengembangan suatu

organisasi atau lembaga. Tentunya dalam menggerakan sumber daya manusia

sistematis dan baik dalam suatu organisasi atau lembaga dibutuhkannya

seorang pemimpin. Pemimpin merupakan kepala dalam menggerakan setiap

unsur-unsur organisai untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.

Dalam setiap organisasi atau lembaga, anggota didalamnya bekerja

dengan baik tentunya dipengaruhi oleh pimpinan organisasi atau lembaga

tersebut. oleh karena itu jika pemimpin suatu organisai atau lembaga tidak

memiliki kemampuan dalam mempengaruhi kinerja pendidik maka fungsi-

fungsi sumber daya manusianya tidak berjalan dengan baik. Suatu organisasi

atau lembaga membutuhkan pemimpin yang memiliki kemampuan dalam

mempengaruhi anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Werren Bennis dan

1
Burt Nanus bahwasanya faktor kepemimpinan merupakan penentu dalam

keberhasilan suatu organisasi atau lembaga.1

Kinerja pendidik di pondok pesantren terbentuk dari bagaimana gaya

kepemimpinan oleh seorang pemimpin yang disebut dengan kyai. Jika seorang

pemimpin itu memiliki gaya kepemimpinan yang tepat maka bawahannya akan

memiliki kinerja yang baik, dan sebaliknya apabila seorang pemimpin tidak

memiliki gaya kepimimpinan yang tepat maka kinerja bawahannya akan

menjadi kurang baik pula.

Gaya kepemimpinan adalah bagaimana cara pemimpin untuk

mempengaruhi bawahannya dalam mencapai suatu tujuan. Kondisi kerja sangat

dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan seorang pemimpin, karena bawahan akan

sangat berhubungan oleh gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh

pemimpinnya. Dilain sisi, gaya kepemimpinan yang tepat akan meningkatkan

kinerja, dan disisi lain gaya kepemimpinan yang tidak tepat akan menyebabkan

penurunan kinerja. Gaya kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin

menjalankan tanggung jawab kepemimpinannya dan bagaimana seorang

pemimpin dilihat oleh bawahannya atau mereka yang sedang dipimpin.2 Gaya

kepemimpinan yang tepat menjadi sangat penting bagi mereka yang sedang

dipimpin.

Kepemimpinan Kyai merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu

organisasi atau lembaga untuk menggerakan pendidik dan peserta didik.

1
Daswati, “Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan Menuju
Kesuksesan Organisasi”, Jurnal Academica Fisip Untad Vol.04 No.01. 2012. hal. 783.
2
Regina Aditya Reza, Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sinar Sentosa Perkasa Banjarnegara, (Jurnal Ekonomi
Riset, Vol.3, No.3, mEI 2017, ISSN: 2474-0655,), hal. 12.

2
Dewasa ini kepemimpinan dalam manajemen merupakan salah satu isu

terpenting untuk diperbincangkan. Karena peran pemimpin merupakan motif

terpenting dalam mempengaruhi pendidik untuk mencapai misi dan visi suatu

organisasi atau lembaga. Maka dari itu setiap pemimpin memiliki keharusan

untuk memberikan perhatian, bimbingan, mengarahkan dan menggerakkan

setiap elemen yang terdapat dalam organisasi atau lembaga. Bila pimpinan

mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik menentukan organisasi

untuk mencapai tujuannya. Maka dari itu pemimpin memiliki peran atau fungsi

sebagai koordinator terhadap pendidik dan peserta didik.

Dalam mencapai suatu tujuan dibutuhkan pendidik yang memiliki

produktivitas yang tinggi. Kedisiplinan merupakan faktor penting lainnya yang

dilaksanakan dari para pendidik dan peserta didik itu sendiri. Selain itu anggota

harus memiliki rasa tanggung jawab untuk mencerminkan kinerja yang baik.

Dalam proses pengerjaan tugas-tugas para pendidik tentunya dibutuhkan peran

dari pemimpin. Oleh karena itu pemimpin memilliki tanggung jawab terhadap

setiap pendidik dan peserta didik. Maka dari itu dibutuhkannya peran

pemimpin untuk mempengaruhi kinerja pendidik untuk mencapai suatu tujuan.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hemhill & Coon,

mendefinisikan “kepemimpinan merupakan seorang individu yang memimpin

suatu organisasi atau lembaga yang dilakukan dengan cara bekerja sama dalam

mencapai suatu tujuan yang sudah ditetapkan”. Sejalan denga Hemhill & Coon,

Terry menjelaskan “kepemimpinan ialah kemampuan seseorang dalam

3
mempengaruhi orang lain dalam bekerja sama secara teratur dan baik demi

mencapai suatu tujuan yang diinginkan".3

Oleh karena itu kyai sebagai seorang pemimpin harus bisa memberikan

contoh dalam bekerja, disiplin, dan dalam mengabdi untuk kepentingan suatu

organisai atau lembaga. Kepemimpinan merupakan pondasi suatu organisasi

atau lembaga untuk berkembang, tanpa memiliki kepemimpinan yang cukup

baik akan susah untuk mencapai target yang sudah ditentukan. Pemimpin yang

baik dapat melihat sebuah perubahan, bisa menilai kemampuan dan kelemahan

dari pendidiknya, dapat megoptimalkan kinerja organisasi atau lembaga

sehingga dapat meyelesaikan masalah dengan bijak. Berhasil tidaknya sebuah

organisasi atau lembaga dalam mencapai sebuah tujuan tergantung dari seorang

pimpinan. Apabila seorang pemimpin sudah menjalankan kewajibannya

dengan baik, tidak menutup kemungkinan organisasi atau lembaga dapat

mencapai target yang sudah ditentukan pemimpin. Organisasi atau lembaga

membutuhkan pemimpin yang efektif, sehingga dapat jadi contoh pendidik dan

peserta didik. Oleh sebab itu seorang pemimmpin dalam suatu organisasi atau

lembaga dapat dirasakan perannya apabila ia dapat menggerakkan,

mempengaruhi, dan memobilisasi para pendidik dan peserta didiknya dalam

bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan telah

mendapatkan pengakuan dari masyarakat sehingga menarik orang tua santri

untuk memasukkan putra dan putrinya kepesantren, agar memiliki akhlak dan

3
Muh hambali, Mu`alimin ”Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer”,
Yogyakarta:Penerbit IRCiSoD April 2020 hal 148.

4
keilmuan yang lebih baik. Oleh karena itu, untuk menjawab kepercayaan orang

tua santri, Sang kyai lewat kepemimpinannya harus bisa memimpin para

pendidik bersama-sama mendidik para peserta didik (santri) sesuai dengan apa

yang dipercayakan oleh orang tuanya. Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-

ien ini memiliki tahfidzul qur’an namun pondok pesantren ini mengutamakan

kajian kitab kuningnya.

Kyai yang ada di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung

Selatan merupakan alumni dari Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam Mantenan,

Udanawu, Blitar dan Lirboyo Jawa Timur. Akan tetapi, ada juga alumni dari

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan yang ikut serta

mendidik. Maka pondok pesantren menerima tenaga pengajar yang berasal dari

alumni santri Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan yang memiliki kemauan

dan kemampuan untuk mengajar di pondok pesaantren ini.

Melalui wawancara bersama Bapak Imam Mas’ud yaitu selaku pimpinan

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien, bahwasannya kyai melaksanakan

kepemimpinannya di pondok pesantren yaitu dengan membuat peraturan dan

pengarahan dalam meningkatkan kedisiplinan yang bertujuan supaya pondok

pesantren menjadi lebih terarah dan tertib dilingkungan pesantren karena

dengan kedisiplinan yang baik maka seluruh kegiatan di pondok pesantren

akan mendapatkan hasil yang maksimal dan diharapkan dapat mencetak santri-

santri yang berprestasi dan berakhlakul karimah.

Berdasarkan hasil wawancara penelitian dapat dilihat bahwa gaya

kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung

5
Selatan yang dilaksanakan oleh kyai yaitu dengan memberikan bimbingan-

bimbingan terhadap para pendidik, jadi seluruh kegiatan tidak lepas dari

bimbingan seorang kyai namun kyai juga memberikan kesempatan terhadap

para pendidik dalam menjalankan seluruh kegiatan dipondok pesantren.

Sebagai seorang pemimpin, kyai melaksanakan tugas dan fungsinya dengan

secara baik hal ini dapat terlihat pada prestasi-prestasi yang dimiliki oleh

santri-santri di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung Selatan.

Seperti, Menjadi delegasi/utusan provinsi Lampung pada Musabaqoh

Qiroatil Kutub (MQK) Tingkat Nasional Tahun 2006, di Lirboyo Kediri Jawa

Timur, Menjadi delegasi utusan provinsi Lampung pada Musabaqoh Qiroatil

Kutub (MQK) Tingkat Nasional Tahun 2008, di Banjar Baru Kalimantan

Selatan, Menjadi delegasi/utusan provinsi Lampung pada Musabaqoh Fahmil

Kutub (MUFAKAT) Tingkat Provinsi Tahun 2011 di Lombok Nusa Tenggara

Barat, Menjadi delegasi/utusan Provinsi Lampung pada Musabaqoh Qiroatul

Kutub (MQK) Tingkat Nasional Tahun 2014 di Provinsi Jambi.

Di Pondok Pesantren ini pendidik sangat tergantung dari Sang kyai,

sehingga kyai perlu mempunyai keahlian khusus dalam mempengaruhi

bawahannya yaitu dengan memberikan motivasi dan bimbingan kepada

pendidik sehingga dapat tercapainya suatu tujuan di pondok pesantren dalam

kepemimpinan. Oleh sebab itu peneliti mengambil judul “Gaya Pemimpin Kyai

Dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik Di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadi-Ien Lampung Selatan”.

6
2. Fokus Penelitian

1. Bagaimana gaya kepemimpinan kyai dalam meningkatkan kinerja pendidik

di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung Selatan?

2. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam meningkatkan kinerja

pendidik di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung Selatan?

3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan peneliti dalam penelitian ini ialah:

1. Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan kyai dalam

meningkatkan kinerja pendidik di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien

Lampung Selatan.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan

kinerja pendidik di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung

Selatan.

4. Manfaat Penelitian

5. Secara teoritis

a. Hasil penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi

khasanah ilmiah dalam bidang pendidikan.

b. Untuk kebutuhan studi ilmiah dan sebagai bahan informasi dan acuan

bagi peneliti yang hendak melaksanakan penelitian lebih lanjut.

7
6. Secara Praktis

a. Bagi Institusi

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan refrensi

dibidang gaya kepemimpinan kyai dalam meningkatkan kinerja pendidik

di perpustakaan institut.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan refrensi bagi lembaga

pendidikan terkait dalam hal ini adalah pondok pesantren Hidayatul

Mubtadi-Ien Lampung Selatan. Dengan demikian diharapkan gaya

kepemimpian kyai dalam meningkatkan kinerja pendidik dapat lebih

maksimal.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman dan

wawasan dalam memahami ilmu yang diperoleh selama mengenyam

pendidikan dibangku kuliah didalam praktik nyata.

7. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdahulu telah banyak dijelaskan tentang meningkatkan

kinerja pendidik di pondok pesantren hidayatul mubtadi-ien. Sebelum adanya

penelitian ini, sudah ada beberapa penelitian yang sudah dilaksanakan beberapa

peniliti tentang kepemimpinan kyai di pondok pesantren.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Muallim Nursodiq yang berjudul

“Kepemimpinan Kyai Dalam Mengelola Pondok Pesantren Madrasah

Aliyah“ dari penelitian yang dilaksanakan. Tujuan dari penelitian tersebut

8
yaitu: untuk mengetahui kepemimpinan kyai dalam mengelola pondok

pesantren dan Madrasah Aliyah.4 Dari penelitian diatas bahwasannya

perbedaan dengan penelitian penulis yaitu penelitian diatas untuk

mengetahui kepemimpinan kyai dalam mengelola pondok pesantren.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Khoiriah yang berjudul “Gaya

Kepemimpinan Dalam Mengembangkan Sumberdaya Manusia di Ma’had

Al-Jami’ah IAIN Raden Intan Lampung“ dari penelitian yang dilaksanakan.

Tujuan dari penelitian tersebut yaitu: untuk mengetahui gaya kepemimpinan

di Ma’had Al-Jami’ah dalam mengembangkan Sumberdaya Manusia di

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Raden Intan Lampung. 5 Dari penelitian diatas

bahwasannya perbedaan dengan penelitian penulis yaitu penelitian diatas

untuk mengetahui gaya kepemimpinan dalam mengembangkan Sumberdaya

Manusia.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Suko Rina Adibatunillah yang berjudul

“Gaya Kepemimpinan Kyai di Pesantren As-Salimiyyah Nogotirto Gamping

Sleman” dari penelitian yang dilaksanakan. Tujuan dari penelitian tersebut

yaitu: untuk mengetahui gaya kepemimpinan kyai serta dampaknya pada

pondok pesantren. Dari penelitian diatas bahwasannya perbedaan dengan

penelitian penulis yaitu penelitian diatas untuk mengetahui gaya

kepemimpinan kyai dalam mempertahankan kesalafan pondok pesantren

yaitu bahwasanya kyai dipondok pesantren tidak memperbolehkan santri


4
Muallim Nursodiq, Kepemimpinan Kyai Dalam Mengelola Pondok Pesantren
Madrasah Aliyah. Skripsi, (Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2012), hal. 7.
5
Miftahul Khoiriah, Gaya Kepemimpinan Dalam Mengembangkan Sumberdaya
Manusia di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Raden Intan Lampung. Skripsi, (Bandar Lampung: Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Raden Intan Lampung, 2016), hal. 28.

9
untuk mengikuti pendidikan formal dan dalam kesehariannya kyai lebih

dominan kepada gaya kharismatik.6

Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
No Judul Skripsi Persamaan Perbedaan

1 Muallim Nursodiq yang untuk mengetahui untuk mengetahui


berjudul “Kepemimpinan Kyai kepemimpinan kepemimpinan
Dalam Mengelola Pondok kyai dalam kyai dalam
Pesantren Madrasah Aliyah” mengelola pondok mengelola pondok
pesantren dan pesantren.
Madrasah Aliyah
2 Miftahul Khoiriah yang untuk mengetahui untuk mengetahui
berjudul “Gaya Kepemimpinan gaya gaya
Dalam Mengembangkan kepemimpinan kepemimpinan
Sumberdaya Manusia di kyai dalam
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Raden mengembangkan
Intan Lampung” Sumberdaya
Manusia
3 Suko Rina Adibatunillah yang untuk mengetahui untuk mengetahui
berjudul “Gaya Kepemimpinan gaya gaya
Kyai di Pesantren As- kepemimpinan kepemimpinan
Salimiyyah Nogotirto Gamping kyai serta kyai dalam
Sleman” dampaknya pada mempertahankan
pondok pesantren kesalafan pondok
pesantren yaitu
bahwasanya kyai
dipondok

6
Suko Rina Adibatunillah, “Gaya Kepemimpinan Kyai di Pesantren As-Salimiyyah
Nogotirto Gamping Sleman“.Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Kali Jaga, 2018). hal. 3.

10
pesantren tidak
memperbolehkan
santri untuk
mengikuti
pendidikan formal
dan dalam
kesehariannya
kyai lebih
dominan kepada
gaya kharismatik

8. Definisi Istilah

Pada judul penelitian ini agar lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca

maka peneliti akan memaparkan dua konsep inti yang menjadi dasar pemikiran

penelitian yaitu: Gaya kepemimpinan kyai dan kinerja pendidik di Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan.

1. Gaya kepemimpinan kyai

Suatu pola untuk melakukan perbuatan atau tindakan, tehnik serta cara

tertentu yang dapat mencapai tujuan dari pembelajaran terutama untuk

meningkatkan kinerja pendidik.

2. Kinerja pendidik

kinerja pendidik adalah hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan

oleh seorang pendidik berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar

mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

11
pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi

(interpersonal) dengan peserta didik.

3. Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien

Lokasi penelitian ini berada pada Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-

ien di Desa Sindang Ayu, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung

Selatan, Provinsi Lampung.

12
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kepemimpinan Kyai

1. Konsep Kepemimpinan

Menurut Purwanto, kepemimpinan merupakan suatu sekumpulan dari

serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, didalamnya juga

termasuk kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka

meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada

kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.7 Pemimpin harus memiliki

ilmu atau kemampuan khusus sehngga ia tidak akan mencelakakan dirinya

maupun orang lain. Sesuai dengan ayat diatas bahwasannya tidak semua

orang layak dan mampu atau berhak untuk menjadi seorang pemimpin.

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep

kekuasaan. Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk

mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Terdapat beberapa sumber dan

bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan paksaan, legitimasi, keahlian.

Penghargaan, referensi, informasi dan hubungan. Dengan demikian, dapat

diidentifikasi adanya beberapa komponen dalam kepemimpinan yaitu:

a. Adanya pemimpin dan orang lain yang dipimpin.

b.

7
Siti Patimah , Manajemen Kepemimpinan Islam (Bandung:Alfabeta, 2015), hal.17.

13
c. Adanya upaya atau proses mempengaruhi dari pemimpin kepada orang

lain melalui berbagai kekuatan.

d. Adanya tujuan akhir yang ingin dicapai bersama dengan adanya

kepemimpinan itu.

e. Kepemimpinan bisa timbul dari suatu organisasi atau tanpa adanya

organisasi tertentu.

f. Pemimpin dapat diangkat secara formal atau dipilih oleh para

pengikutnya

g. Kepemimpinan berada dalam situasi tertentu, baik situasi pengikut

maupun lingkungan eksternal.8

Kepemimpinan adalah sebuah perilaku yang memiliki suatu tujuan

tertentu untuk memengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk

mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat

individu dan organisasi, sehingga dalam suatu organisasi kepemimpinan

merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan

titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan

dalam organisasi.9 Jadi kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting,

oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci

keberhasilan organisasi.

8
Feska Ajefri, “Efektivitas Kepemimpinan dalam Manajemen berbasis sekolah”, Al-
Idarah: Jurnal Kependidikan Islam. Vol 7 No 2 (Desember 2017). hal. 102
9
Veithzal Rivai, Bachtiar, Boy Rafli Amar, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam
Organisasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hal.3-18.

14
2. Konsep Kyai

Menurut Daulay, kyai adalah seorang yang ahli agama dan fasih

membaca Al-Qur’an serta mempunyai kemampuan yang cermat dalam

membaca pikiran pengikut-pengikutnya. Sifat seorang kyai adalah terus

terang, berani dalam bersikap, dan bahkan berani dalam menerapkan

prinsip-prinsip ijtihad. 10
Kyai memiliki peran esensial dalam pendirian,

pertumbuhan, perkembangan, dan pengurusan sebuah pesantren. Sebagai

pemimpin pesantren, keberhasilan pesantren banyak bergantung pada

keahlian dan kedalaman ilmu, kharisma dan wibawa, serta keterampialan

kyai. Dalam konteks ini, pribadi kyai sangat menentukan, sebab dia adalah

tokoh sental dalam pesantren.

Menurut Mastuhu, kyai adalah tokoh kunci yang menentukan corak

kehidupan pesantren. Semua warga pesantren tunduk kepada kyai. Mereka

berusaha keras melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala apa yang

dilarangnya, serta menjaga agar jangan sampai melakukan hal-hal yang

sekiranya tidak direstui oleh kyai, sebaliknya mereka selalu berusaha

melakukan hal-hal yang sekiranya direstui kyai.11 Seorang kyai adalah

seorang pemimpin yang diyakini mampu untuk mengubah suasana

lingkungan kerja, menumbuhkan motivasi kerja, membentuk pola kerja, dan

nilai kerja yang dirasakan bawahan sehingga mereka lebih mampu

mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi.12


10
Kompri, Manajemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2018), hal. 168-188.
11
Faqih Affandi M, “Pola Kepemimpinan Kyai dalam Pendidikan Pesantren”. Jurnal
Pendidikan Universitas Garut, Vol. 06 No. 01 (2012), hal. 23-24.
12
Akmal Mundiri, Afidatul Bariroh , “Transformasi Representasi Kepemimpinan
Kyai”. Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 8 No.2 (Desember 2018). hal. 246.

15
Jadi berdasarkan pendapat diatas bahwasannya kyai sebagai seorang

pemimpin mempunyai kewenangan penuh didalam pondok pesantren serta

memiliki pengetahuan dan keilmuan dalam bidang agama islam dan dalam

memimpin untuk pertumbuhan pondok pesantren, para bawahan kyai

dituntut untuk mematuhi segala apa yang diperintahnya.

3. Kepemimpinan Kyai

Kepemimpinan kyai dipesantren memegang teguh nilai-nilai luhur

yang menjadi acuannya dalam bersikap, bertindak, dan mengembangkan

pesantren. Nilai-nilai luhur menjadi keyakinan kyai dalam hidupnya.

Sehingga apabila dalam memimpin pesantren bertentangan atau

menyimpang nilai-nilai luhur yang diyakininya, langsung maupun tidak

langsung kepercayaan masyarakat terhadap kyai atau pesantren akan pudar,

para santri, istri, dan anak-anaknya. Ketaatan mereka yang penuh dan tulus

kepada kyai, seringnya bukan karena paksaan, melainkan didasari oleh

motivasi kesopanan, mengharapkan berkah dan karena memenuhi ajaran

Islam yang menyuruh hormat terhadap pendidik dan orang tua pada

umumnya.

Dalam suatu pesantren, kyai sering kali mempunyai kekuasaan

mutlak. Berjalan tidaknya kegiatan apapun itu dipondok pesantren

tergantung pada izin dan restu seorang kyai. Untuk menjalankan

kepemimpinannya, unsur kewibawaan memegang peranan penting. Kyai

adalah seorang tokoh yang berwibawa, baik dihadapan para pendidik. Kyai

sebagai seorang pemimpin diharapkan memiliki kelebihan-kelebihan dari

16
pada orang dipimpinnya. Oleh karena itu pemimpin nantinya selalu

berhadapan dengan orang lain dalam konteks sosial, maka ia harus memiliki

karakteristik ataupun ciri-ciri pribadi seorang pemimpin. Dalam kaitannya

dengan perilaku yang tampak pada diri pemimpin, maka tidak terlepas dari

sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin tersebut.

Kyai dalam menjalankan peran kepemimpinannya harus memiliki

beberapa kunci, antara lain:

a. Percaya diri pada diri sendiri, sehingga mempunyai kemampuan

mengambil keputusan dan berpendapat.

b. Visinya berformat masa depan dan tidak puas dengan status quo

c. Kemampuannya berkomunikasi dan menjelaskan visi

d. Mempunyai keyakinan kuat terhadap visi

e. Perilakunya di luar kebiasaan, sehingga kesuksesannya juga kekaguman

dari bawahan

f. Sebagai agen perubahan ia selalu berhati-hati dalam melakukan

perubahan radikal

g. Sensitif terhadap lingkungan13

Kepemimpinan dipondok pesantren dipegang oleh seorang kyai.

Kyai dipandang sebagai tokoh ideal dan sentral, oleh karenanya seorang

kyai sebagai pemimpin pesantren harus memenuhi kriteria ideal sebagai

berikut:

1) Kyai harus dapat dipercaya

13
Kompri, Manajemen dan Kepemimpinan,... hal. 208-210.

17
2) Kyai harus di taat

3) Kyai harus diteladani oleh komunitas yang dipimpinnya.14

4. Tugas dan Fungsi Pemimpin

Seorang pemimpin harus mampu menyelesaikan perbedaan dengan

baik, efektif dan efesien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tetapi

kalau ternyata tidak dapat menyelesaikan dengan baik, maka perlu diketahui

sebab-sebabnya. Pemimpin adalah inti dari manajemen, dan ini terindikasi

bahwa suatu organisasi akan berjalan apabila ada pemimpin. Kepemimpinan

hanya dapat dilaksanakan oleh pemimpin. Oleh sebab itu seorang pemimpin

di tuntut untuk memiliki keahlian khusus dalam kaitannya dengan

kepemimpinan. Adapun tugas-tugas pemimpin dalam tinjauan Stonen

adalah sebagai berikut :

a. Pemimpin pada dasarnya bekerja melaui orang lain, maka ia bertugas

untuk menggerakan dan mempengaruhi orang lain untuk mewujudkan

tujuan organisasi.

b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan

(akuntabilitas).

c. Pemimpin bertugas menyeimbangkan pencapaian tujuan dan proritas.

d. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual.

e. Manager adalah seorang mediator.

f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat.

g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit.


14
Babun Suharto, Pondok Pesantren dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu
Group, 2018), hal. 50.

18
Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pada

prinsipnya setiap orang adalah pemimpin yang diberi tugas dalam kaitannya

dengan kehidupan organisasi seorang pemimpin mempunyai tugas untuk

menjalankan organisasi dengan baik dan benar, menegakkan keadilan dan

menggerakan pendidik untuk bekerja dengan baik.

Menurut Rosmiati dan Kurniady mengatakan bahwa fungsi utama

pemimpin adalah sebagai berikut:

(1) Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama

dengan penuh rasa pesaudaraan.

(2) pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yang ikut

serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok

dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.

(3) pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja yaitu

membantu kelompok dalam menganilis situasi untuk kemudian

menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.

(4) pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan

mempertahankan eksisteni dan organisasi.15

Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka

kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Menurut

Nawawi, secara operasional dapat dibedakan menjadi lima fungsi pokok

kepemimpinan, yaitu:

a. Fungsi Instruktif

15
Siti Patimah , Manajemen Kepemimpinan,... hal. 23-26.

19
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa isi

perintah, bagaimana cara mengerjakan perintah, bilamana waktu

memulai, melaksanakan, dan melaporkan hasilnya, dan dimana tempat

mengerjakan perintah agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif.

Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.

Dengan adanya intruksi yang dari seorang pimpinan dapat memberikan

kemudahan kepada bawahan dalam melaksanakan deskripsi tugas sesuai

dengan tujuan.

b. Fungsi Konsultatif

Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai

komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam

usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan

berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.

c. Fungsi Pasrtisipasi

Dalam menjalankan fungsi partisipasi, pemimpin berusaha

mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan

keputusan maupun dalam melaksanakannya. Sebagai anggota kelompok

memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam

melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai

dengan posisi masing-masing.

d. Fungsi Delegasi

Dalam menjalankan fungsi selegasi, pemimpin memberikan

pemimpahan wewenang dalam pembuatan atau penetapan keputusan.

20
Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin

kepada orang yang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan

wewenang dengan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.

Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan

perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang

pemimpin seorang diri.

e. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian berasumsi bahwa waktu kepemimpinan yang

efektif harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan

dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya

tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi

pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan,

pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.16

5. Indikator Pemimpin

Dalam bahasa Indonesia pemimpin disebut penghulu, pemuka,

pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua,

kepala, penuntut, raja, tua-tua, dan sebagainya. Kata pemimpin mempunyai

arti memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan, dan berjalan

didepan.17

Menurut Wahjosumidjo dalam buku Kepemimpinan kepala sekolah

bahwa indikator pemimpin adalah sebagai berikut:

16
Siti Patimah , Manajemen Kepemimpinan,... hal. 126-127
17
Ahmad Fauzan, Kepemimpinan Visioner dalam Manajemen Kesiswaan, Jurnal
Kependidikan Islam Vol. 6 No. 1, Desember 2016. hal. 96.

21
a. Membimbing, gaya kepemimpinan kyai dalam membimbing pendidik

untuk lebih proaktif (berinisiatif melakukan semua yang diyakini baik)

untuk peningkatan mutu pendidikan di Pondok Pesantren dan tidak hanya

reaktif (hanya melaksanakan kegiatan jika ada petunjuk).

b. Mengarahkan, kyai sebagai pemimpin memberikan arahan-arahan dalam

kegiatan-kegiatan kepada pendidik serta warga pondok pesantren

berdasarkan tugas yang telah diamanahkan serta mengikut sertakan

dalam kegiatan dan pengambilan keputusan serta mampu membawa

anggotanya kearah tujuan atau cita-cita yang telah ditetapkan.

c. Mendorong, kyai adalah seorang pemimpin tidak hanya berdiri

disamping, melainkan mereka memberi dorongan dan mengacu (to prod),

berdiri didepan dan memberikan kemudahan untuk kemajuan serta

memberikan inspirasi dalam mencapai tujuan.

d. Menggerakan, kyai didalam pondok pesantren sebagai motor pengerak

program pondok pesantren penentu arah kebijakan menuju pondok

pesantren dan pendidikan secara luas, ketua prodi adalah salah satu faktor

yang dapat mendorong kyai untuk visi misi ttujuan dan sasaran pondok

pesantren, melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana

dan bertahap dalam mengarahkan visi dan misi pondok pesantren. 18

18
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,
2013). hal. 5.

22
6. Gaya-Gaya Kepemimpinan Kyai

1. Karismatik

Gaya kepemimpinan karismatik adalah gaya kepemimpinan dimana

pemimpin menyuntikkan antusiasme tinggi pada tim, dan sangat energik

dalam mendorong untuk maju. Karismatik ini muncul dari kepribadian

seseorang yang melebihi masyarakat sekitarnya, sehingga masyarakat

memercayai secara mutlak akan kelebihan kepribadian seseorang tersebut.

Kelebihan ini bisa karena penguasaan yang luas atau kepribadiannya yang

baik dimata masyarakat. Kepemimpinan karismatik didasarkan pada

kualitas luar biasa yang dimiliki seseorang sebagai pribadi.

Menurut Conger, kepemmpinan karismatik merupakan

mengedepankan kewibawaan diri seorang pemimpin, yang ditunjukkan oleh

rasa tanggungjawab yang tinggi kepada bawahannya. Kepekaan dan

kedekatan pemimpin karismatik dengan bawahannya disebabkan

karisma/kewibawaan pribadi (personal power) pemimpin untuk

menumbuhkan kepercayaan dan sikap proaktif bawahannya.

Seorang kyai sebagai pemimpin pondok pesantren selalu identik

dengan tipe kepemimpinan karismatik. Seluruh warga lembaga pendidikan

yang ia pimpin memiliki loyalitas yang sangat tinggi kepadanya. Dengan

tipe kepemimpinan tersebut, pondok pesantren terbukti tidak pernah

ditinggalkan oleh umat. Tidak pernah dijumpai pondok pesantren yang

gulung tikar karena kekurangan santri, berbeda dengan sekolah yang dapat

gulung tikar karena kekurangan siswa.

23
Keadaan yang berbeda tersebut dipengaruhi oleh tipe kepemimpinan

yang berbeda diantara dua lembaga pendidikan tersebut. Hal ini

membuktikan, bahwa penerapan tipe kepemimpinan karismatik dilembaga

pendidikan islam dapat dilakukan, dan mempunyai nilai positif.

Keberhasilan tipe kepemimpinan karismatik tersebut juga tidak lepas dari

adanya nilai-nilai agama yang melekat pada lembaga-lembaga pendidikan

Islam, sehinga tipe kepemimpinan karismatik yang pada hakikatnya

memang selalu identik dengan kepemimpinan dibidang politik dan

keagamaan.

Ada beberapa indikasi sebagai ciri kepemimpinan karismatik yaitu:

a. Bawahan/pengikut menaruh kepercayaan terhadap kebenaran dan

keyakinan pemimpin.

b. Ada kesamaan keyakinan bawahan dengan keyakinan pemimpin.

c. Penerimaan tanpa perlu dipersoalkan atau bulat-bulat dan bawahan

terhadap pemimpin.

d. Terdapat rasa kasih sayang (affection) pengikut kepada pemimpin.

e. Kemauan untuk patuh dari bawahan terhadap pemimpin.

f. Keterlibatan untuk patuh dari bawahan terhadap pemimpin,

melaksanakan misi organisasi.

g. Mempertinggi penampilan dalam mencapai tugas dan para bawahan, dan

h. Ada keyakinan bawahan, bahwa pemimpin karismatik akan mampu

memberikan bantuan demi keberhasilan misi kelompok.19

19
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah..., hal. 34

24
2. Autokratik

Autokratik yaitu kepemimpinan yang berdasarkan atas kekuasaan

mutlak segala keputusan berada disatu tangan. Dalam gaya ini pemimpin

bersikap sebagai penguasa dan yang dipimpin sebagai yang dikuasai. Selain

itu inisiatif dan daya pikir bawahan sangat dibatasi sehingga tidak memberi

kesempatan untuk mengeluarkan pendapat mereka. Kepemimpina otoriter

tidak dibenarkan menurut ajaran Islam, bilamana dengan kekuasaan dan

kesewenangannya seorang pemimpin memerintahkan untuk berbuat

membelakangi Allah SWT dan Rasul-Nya.

Kepemimpinan otoriter diterima dan dibenarkan bilamana

manifestasinya berupa pemakaian kekuasaan dan kewenangan untuk

memerintahkan patuh dan taat dalam melaksanakan petunjuk dan tuntunan.

Untuk itu pemimpin memperoleh kekuasaandan kewenangan dalam

menjatuhkan sanksi atau hukuman sebagaimana diajarkan Allah SWT.

Kepemimpinan autokratik memiliki ciri-ciri antara lain:

a. Mendasarkan diri pada kekuasan dan paksan mutlak yang harus dipatuhi.

b. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal

c. Berambisi untuk merajai situasi

d. Setiap perintah dan kebijkan selalu ditetapkan sendiri

e. Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana

dan tindakan yang akan dilakukan

f. Semua pujia dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas

pertimbangan pribadi

25
g. Adanya sikap eksklusivisme

h. Selalu ingin berkuasa secara absolut

i. Sikap dan prisnipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku.

j. Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila meek patuh.

3. laissez faire

laissez faire yaitu pemimpin yang tidak melaksanakan tugas-tugas

kepemimpinannya, ia menyerahkan segala persoalan kepada bawahannya,

dan ia hanya menjadi simbol, karena tidak memiliki keterampilan

memimpin, sehingga lembaga yang dipimpinnya tidak teratur. Sebenarnya

pemimpin yang bercorak laisser faire ini bukanlah pemimpin yang

diharapkan oleh masyarakat, karena tidak mampu memimpin, mengelola

dan mengontrol ja;annya roda organisasi atau kelembagaan.

Sifat kepemimpinan pada tipe laizzes faire seolah-olah tidak tampak,

sebab pada tipe ini seorang pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada

para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya, atau secara tidak langsung

segala peraturan, kebijaksanaan (policy), suatu institusi berada ditangan

anggota. Anggota kelompok bekerja menurut kehendaknya masing-masing

tanpa adanya pedoman kerja yang baik. Di sini seorang pemimpin

mempunyai keinginan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-

luasnya terhadap bawahan, maka semua usahanya akan cepat berhasil.

26
4. Demokratis

Demokratis dalam praktiknya kepemimpinan ini diwarnai oleh usaha

mewujudkan hubungan manusiawi yang efektif. Demokatis yaitu corak

kepemimpinan yang berorientasi pada human, dan memberikan bimbingan

yang cukup efesien kepada para anggotanya. Kepemimpinan demokratis

berorientasi pada koordinasi tugas dan penekanan rasa tanggungjawab

internal atau diri sendiri dengan menciptakan kerja sama yang baik.

Kekuatan kepemimpinan demokratis bukan terletak pada individu

pemimpin, akan tetapi kekuatan kepemimpinan terletak pada partisipasi

aktif dari partisipasi dari setiap kelompok.20

Pemimpin berkonsultasi dengan anak buah untuk merumuskan

tindakan keputusan bersama dengan ciri sebagai berikut:

a. Wewenang pemimpin tidak mutlak

b. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan

c. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan

d. Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara

pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan

e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para

bawahan dilakukan secara wajar.

f. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,

prtimbangan atau pendapat, tugas-tugas kepada bawahan diberikan

dengan lebih bersifat permintaan dari pada intruksi

20
Kompri, Manajemen dan Kepemimpinan..., hal. 188-194.

27
g. Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling

percaya, saling menghromati.

Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi

orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dengan cara bebagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan

bersama antara pimpinan dan bawahan. Gaya ini terkadang disebut juga

dengan gaya kepemimpinan terpusat pada anak buah, kepemimpinan degan

kesederajatan, kepemimpinan konsultatif atau partisipatif.

Kelemahan dan kelebihan dari gaya kepemimpinan demokratis ini

antara lain:

a) Gaya kepemimpinan demokratis memberikan kesempatan dan hak yang

seluas-luasnya kepada para staf. Maka bawahannya secara bebas

melakukan pekerjaan menurut kehendaknya dan mereka memiliki banyak

pendapat yang berbeda, sehingga tujuan organisasi tidak akan tercapai

dengan baik bahkan terkadang terjadi konflik antara sesamanya karena

membenarkan apa yang telah dilakukannya.

b) Adanya kebebasan pada anggota kelompok dalam menentukan

tujuannya, maka mereka akan lebih leluasa melakukan pekerjaan tanpa

ada paksaan dari atasan guna mencapai organisasi.

Dalam kepemimpinan demokratis, seorang pemimpin ikut berbaur di

tengah anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan anggota bukan

sebagai majikan dengan abwahan, tetapi lebih seperti kakak dan saudara.

Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal pada kepentingan

28
dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan

kemampuan kelompoknya.21

Seorang pemimpin yang demokratis dihormati dan disegani dan bukan

ditakuti karena perilakunya dalam kehidupan organisasional perilakunya

mendorng para bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya

inovasi dan kreativitasnya. Dengan sungguh-sungguh ia mendengarkan

pendapat, saran dan bahkan kritik dari orang lain, terutama para

bawahannya. Bahkan seorang pemimpin yang demokratis tidak akan takut

membiarkan para bawahannya berprakarsa meskipun ada kemungkinan

prakarsa itu akan berakibat kesalahan.22

5. Otoriter

Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan dimana

seorang pemimpin bertindak sebagai diktator. Pemimpin adalah penguasa,

semua kendali ada dtangan pemimpin. Seorang diktator jelas tidak

menyukai meeting, rapat, apalagi musyawarah. Karena bagi setiap diktator

tidak menghendaki adanya perbedaan dan pastinya suka dengan

memaksakan kehendaknya. Tipe otoriter dsebut juga tipe kepemimpinan

authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai

diktator terhadap anggota kelompoknya. Bagi pemimpin adalah

menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin

otoriter hanya dibatasi oleh undang-undng, bawahan hanya bersifat sebagai

pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan


21
Siti patimah , Manajemen Kepemimpinan..., hal.118-120
22
Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta:Rieneka Cipta, 2015).
hal. 43

29
perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran, mereka harus

patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.

Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.

Setiap perbedaan di antara anggota kelompokannya diartikan sebagai

kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau

instruksi yang telah diberika. Inisiatif dan daya pikir anggota sebagai

anggota sngat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk

mengeluarkan pendapatnya.

Ciri-ciri kepemimpinan otoriter adalah, sebagai berikut:

a) Wewenang terpusat pada pimpinan

b) Keputusan dan kebijakan dibuat oleh pemimpin

c) Komunikasi berjalan satu arah

d) Pengawasan dilakukan secara tepat

e) Prakarsa dari atas dan tanpa kesempatan bawahan untuk memberikan

kesempatan

f) Lebih banyak kritik dari pada pujian

g) Pimpinan menuntut kesetiaan dan prestasi sempurna

h) Tanggungjawab keberhasilan organisasi dipikul oleh pimpinan.23

6. Kinerja Pendidik

1. Pengertian Kinerja Pendidik

Kinerja pendidik mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja pendidik

dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi

23
Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan... hal.120-122

30
yang harus dimiliki oleh setiap pendidik. Berkaitan dengan kinerja pendidik,

wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan pendidik dalam proses

pembelajaran. Pengertian kinerja pendidik menurut Burhanudin,

mengemukakan bahwa kinerja pendidik adalah gambaran kualitas kerja

yang dimiliki pendidik dan termanifestasi melalui penguasaan dan aplikasi

atas kompetensi pendidik. Pandangan ini menunjukan bahwa kinerja pada

dasarnya merupakan gambaran dari penguasaan dan aplikasi terhadap

kompetensi pendidik dalam mengaktualisasikan tugas dan perannya sebagai

pendidik. 24

Berdasarkan berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa kinerja pendidik merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang

dilakukan oleh seorang pendidik berdasarkan kemampuan mengelola

kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan

antar pribadi (interpersonal) dengan peserta didik.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pendidik

Menurut Cambel (dalam Burhanudin), faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja pendidik adalah:25

a. Faktor personal/individu, meliputi: pengetahuan, keterampilan, (skil),

kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu.

24
Burhanudin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Bumi
aksara, Jakarta, 2015, hal. 1.
25
Burhanudin, Analisis Administrasi Manajemen,... hal. 2.

31
b. Faktor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan,

semangat, arahan dan dukungan yang memberikan manajer dan Team

Leader.

c. Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,

kekompakkan dan keeratan anggota tim.

d. Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja, atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja

dalam organisasi.

e. Faktor kontekstual (situasional), meliputi: tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

Menurut Mathis dan Jackson, ada beberapa faktor yang memengaruhi

kinerja, yaitu:26

a. Kemampuan.

Kemampuan pada dasarnya merupakan hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta

waktu.

b. Motivasi.

Motivasi kerja merupakan dorongan yang tumbuh dalam diri

seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk

26
R.L. Mathis & J.H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, Terjemahan
Dian Angelia, Salemba Empat,Jakarta,2014, hal. 68

32
melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua

kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya yang bertujuan untuk

mendapatkan hasil kerja sehingga mencapai kepuasan sesuai dengan

keinginannya. Untuk dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan

berkuantitas maka seorang pegawai/pendidik membutuhkan motivasi

kerja dalam dirinya yang akan berpengaruh terhadap semangat kerjanya

sehingga meningkatkan kinerjanya.

c. Dukungan yang diterima.

Perasaan positif, menyukai, kepercayaan, dan perhatian dari orang

lain yaitu orang yang berarti dalam kehidupan individu yang

bersangkutan, pengakuan, kepercayaan seseorang dan bantuan langsung

dalam bentuk tertentu.

d. Keberadaan pekerjaan yang dilakukan.

Dalam hal ini terkait dengan tanggung jawab terhadap pekerjaan

yang dilakukan, yaitu kesanggupan seorang pegawai dalam menjalankan

pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik, tepat waktu serta

berani mengambil resiko untuk keputusan yang dibuat atau yang

dilakukan.

e. Hubungan dengan organisasi.

Dalam hal ini terkait dengan sejauh mana tekad dan kesanggupan

seorang pegawai/pendidik dalam menjalankan tugas dan kewajibannya,

mentaati, melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang dipatuhi dengan

penuh kesadaran dan tanggung jawab.

33
Menurut Mulyasa, faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru,

yaitu:27

a. Dorongan untuk bekerja.

Bilamana seorang pendidik merasa bahwa minat atau perhatiannya

seusai dengan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan maka pendidik

tersebut akan memiliki dorongan untuk kerja yang tinggi.

b. Tanggung jawab terhadap tugas.

Seseorang yang bertanggung jawab selalu memberikan yang

terbaik dari apa yang dikerjakannya. Bekerja dengan penuh tanggung

jawab berarti memperhatikan hal-hal yang kecil yang dapat membuat

perbedaan dari hasil yang dikerjakan. Pendidik memiliki tugas dan

tanggung jawab dalam meningkatkan pendidikan di sekolah. Pendidik

dapat berperan serta dalam melaksanakan kegiatan di sekolah. Karena

dengan adanya peran serta dari guru maka kegiatan sekolah dapat

berjalan dengan lancer.

c. Minat terhadap tugas.

Minat merupakan rasa ketertarikan seorang pendidik untuk

melakukan suatu hal yang diikuti oleh rasa senang sehingga akan

menghasilkan kepuasan terhadap hasil yang dicapai. Semakin tinggi

minat yang dimiliki seorang pendidik dalam menjalankan tugas, semakin

tinggi pula hasil yang dicapainya. Minat terhadap tugas merupakan

27
E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2007,hal. 227

34
rangkaian yang ada pada setiap pendidik dan minat itu hampir bisa

dipastikan sebagai suatu kebutuhan.

d. Penghargaan terhadap tugas.

Agar seorang pendidik dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan

baik, penuh semangat dan disiplin yang tinggi sesuai tuntutan kerja,

maka perlu diberikan berbagai dukungan penghargaan, terutama

penghargaan yang dapat menunjang dan mempermudah dalam

melaksanakan tugas-tugasnya. Bentuk dan jenis penghargaan yang perlu

diberikan, antara lain peningkatan kesejahteraan, khususnya penyediaan

kebutuhan fisik (sandang, pangan, dan papan); peningkatan

profesionalisme; peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa; memberikan perlindungan hukum dan rasa aman;

peningkatan jenjang karir yang jelas; pemberian kebebasan dalam

pengembangan karier dan dalam pelaksanaan tugas-tugasnya; pemberian

kemudahan dalam menjalankan tugas.

e. Peluang untuk berkembang.

Hal ini terkait dengan keberanian pendidik untuk bertindak sebagai

pengemban program, untuk memasukkan bahan-bahan yang bersumber

dari kehidupan sosial budaya di lingkungan sekolah dimana mereka

berada. Hal ini dapat dilakukan apabila tercipta harmonisasi nilai

orientasi pada tujuan dengan nilai orientasi pada proses belajar. Oleh

35
karena itu pembinaan profesionalisme pendidik perlu dilakukan secara

kontinyu dan berkesinambungan, disamping itu penghargaan terhadap

kinerja pendidik harus diimbangi dengan pengembangan kesejahteraan

pendidik.

f. Perhatian dari kepala sekolah.

Kemampuan manajerial kepala sekolah akan mempunyai peranan

dalam meningkatkan kinerja pendidik. Sekolah sebagai lembaga

pendidikan formal merupakan suatu pola kerjasama antara manusia yang

saling melibatkan diri dalam satu unit kerja (kelembagaan). Dalam proses

mencapai tujuan pendidikan, tidak bisa terlepas dari perhatian kepala

sekolah terhadap warga sekolah agar tujuan pendidikan yang telah

digariskan dapat tercapai.

g. Hubungan interpersonal dengan sesama pendidik.

Seorang pendidik memang harus memiliki kemampuan

berkomunikasi dengan baik dan dalam hal ini kemampuan komunikasi

interpersonal perlu dimiliki oleh seorang pendidik karena ini adalah

faktor utama yang berdampak pada keaktifan peserta didik dalam

mengikuti proses belajar mengajar.

h. MGMP dan KKG.

Kegiatan MGMP dan KKG, sebagai organisasi atau forum

musyawarah pendidik mata pelajaran, yang dilaksanakan setiap bulan

sekali dimana pendidik mata pelajaran aktif dalam kegiatan bersama,

mempunyai network lokal, nasional dan internasional yang kuat.

36
Mempunyai metode implementasi ide yang efektif, mengembangkan

citra pendidik, mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan

zaman. Dalam kegiatan MGMP dan KKG, pendidik diharapkan mampu

mengekspresikan pemikirannya, pendidik mempunyai kepribadian

proaktif untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengajar dan

berkreasi dengan siswa.

i. Kelompok diskusi terbimbing.

Dalam kelompok diskusi terbimbing akan terlihat adanya proses

interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat saling tukar

menukar pengalaman, maupun informasi, untuk memecahkan suatu

masalah. Dalam kelompok diskusi terbimbing ini diharapkan dapat

mempertinggi partisipasi pendidik secara individual dan

mengembangkan rasa sosial antar sesama pendidik.

j. Layanan perpustakaan.

Perpustakaan berfungsi sebagai salah satu faktor yang

mempercepat akselerasi transfer ilmu pengetahuan, oleh karena itu

perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain itu juga perpustakaan

berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan penunjang yang

penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau

referensi.

Layanan di perpustakaan idealnya dapat lebih memikat, bersahabat,

cepat, dan akurat, ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus

37
didasarkan pada kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi

informasi dan pelayanan yang ramah, dengan kata lain menempatkan

pengguna sebagai salah satu faktor penting yang mempengaruhi

kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan kaku pelayanan diperpustakaan

harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan lebih manusiawi

Menurut Surya, bahwa faktor mendasar yang terkait erat dengan

kinerja profesional pendidik adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat

dengan kesejahteraan pendidik. Kepuasan ini dilatar belakangi oleh

faktor-faktor:28

a. Imbalan jasa.

Imbalan jasa merupakan balas jasa kepada seorang pegawai

karena yang bersangkutan telah memberi bantuan atau sumbangan

untuk mencapai tujuan organisasi. Pemberian imbalan harus

memenuhi kriteria: memberikan rasa nyaman (secure) sehingga

memenuhi kebutuhan dasar karyawan, seimbang (balanced) dalam arti

pemberian imbalan merupakan bagian dari penghargaan total

termasuk di dalamnya tunjangan dan promosi.

b. Rasa aman.

Rasa aman berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas,

perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan,

bebas dari rasa takut, cemas dan sebagainya.

c. Hubungan antar pribadi.


28
Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Pustaka Bany Quraisy,
Bandung,2014, hal. 10

38
Hubungan antar pribadi pendidik dapat berbentuk bertanya

kepada pendidik berpengalaman, sehingga pengetahuan pendidik

menjadi bertambah dan hasil kerjanya meningkat. Dalam hal ini,

dibutuhkan komunikasi, yaitu proses penyampaian informasi.

Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila ada pentransperan dan

pemahaman makna dari satu orang ke orang lain. Suatu gagasan

betapapun besarnya, tidak akan berguna sebelum diteruskan dan

dipahami orang lain.

Apabila pendidik mempunyai keterampilan berkomunikasi maka

kinerja guru juga akan meningkat. Dengan komunikasi akan dapat

membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan,

memelihara kasih sayang dan menyebarkan pengertian. Adanya

komunikasi yang baik mengakibatkan kinerja yang tinggi, karena

masalah yang timbul dapat diselesaikan dengan baik dan dapat

dipecahkan bersama-sama. Kualitas berkomunikasi juga ditentukan

adanya analisis tujuan, bernalar, menyangkut hal-hal yang diuraikan

atau dijelaskan kepada orang lain. Kemampuan pendidik

berkomunikasi akan memperlihatkan sifat diri positif, terpercaya dan

terbuka kepada rekan sekerja.

d. Kondisi lingkungan kerja.

Suasana lingkungan kerja adalah kondisi atau keadaan dalam

lingkungan kerja, baik dalam arti fisik maupun psikis yang mempengaruhi

suasana hati orang yang bekerja, yang mencakup fasilitas kerja tata ruang,

39
kenyamanan, hubungan dengan teman sejawat dan kebebasan berkreasi.

Lingkungan kerja secara tidak langsung berperan dalam pencapaian kinerja

pendidik, karena lingkungan kerja mempengaruhi guru dalam melaksanakan

tugas, kondisi, dan hasil kerja nya.

e. Kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri.

Kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri pendidik

dapat dilaksanakan melalui pelaksanaan program pengembangan

keprofesionalan berkelanjutan. Pelaksanaan program pengembangan

keprofesionalan berkelanjutan ini diharapkan dapat meningkatkan

kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian untuk memenuhi

kebutuhan dan tuntutan masa depan yang berkaitan dengan profesisebagai

pendidik. Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dikembangkan

atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil penilaian kinerja

pendidik dan didukung dengan hasil evaluasi diri.

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas, faktor-faktor yang

menentukan tingkat kinerja pendidik dapat disimpulkan antara lain tingkat

kesejahteraan (reward system), lingkungan atau iklim kerja pendidik, desain

karir dan jabatan pendidik, kesempatan untuk berkembang dan

meningkatkan diri, motivasi atau semangat kerja, pengetahuan,

keterampilan, dan karakter pribadi pendidik.

3. Kerangka Berfikir

Kepemimpinan Kyai

40
Gaya Kepemimpinan

Faktor Penghambat Faktor Pendukung

Kinerja Pendidik

Hasil

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, untuk dapat meningkatkan kinerja

pendidik di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan, gaya

kepemimpinan kyai haruslah tepat umtuk mengambil keputusan dengan

memperhatikan faktor pendukung dan faktor penghambat yang ada. Sehingga

kinerja pendidik akan meningkat dengan gaya kepemimpinan kyai yang tepat.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian

dilaksanakan.29 Jenis penelitian yang dipakai pada penelitian ini yaitu

29
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2017), hal. 21

41
penelitian kualitatif menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian

menggunakan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses berpikir secara

induktif yang berkaitan menggunakan dinamika interaksi antar kejadian yang

diamati, dan senantiasa memakai logika ilmiah. Jenis penelitian kualitatif

dilihat sebagai mekanisme penelitian yang menjadikan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau verbal dari orang-orang dan perilaku yang diamati30

Penelitian kualitatif menurut Creswell merupakan penelitian yang di

gunakan untuk mengerti suatu makna dari problematika social dengan cara

wawancara kepada partisipan dengan memberikan pertanyaan yang umum dan

agak luas yang kemudian dikumpulkan. Data yang di peroleh biasanya

berbentuk deskripsi atau kalimat yang selanjutnya dianalisis untuk

mendapatkan suatu gambaran.31

Penelitian lapangan merupakan sebuah penelitian yang di lakukan secara

sistematis dengan mengambil data yang ada di lokasi objek penelitian.

Penelitian lapangan adalah penelitian yang di lakukan secara intensif untuk

mempelajari interaksi lingkungan, posisi serta situasi lapangan objek penelitian

secara apa adanya.32

Pendekatan studi kasus merupakan suatu penelitian dengan

mengumpulkan informasi secara mendalamdan rinci dengan menggunakan

berbagai prosedur pengumpulan data selama periode waktu tertentu, dimana

30
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 6
31
John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, Dan
Campuran, terj. Achmad Fawaid, Rianayati Kusmini Pancasari, Cetakan keempat (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2019), hal 4–5.
32
Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, Prinsip Dan Operasionalnya
(Tulungagung: Akademia Pustaka, 2018), hal 90.

42
peneliti mencari suatu kasus (fenomena) tertentu dalam satu waktu dan

kegiatan tertentu. Fokus penelitian studi kasus adalah perincian kasus dalam

suatu kejadian individu, kelompok budaya ataupun suatu potret kehidupan33

Penelitian ini di gunakan untuk mendeskripsikan mengenai segala

sesuatu yang berkaitan Gaya Pemimpin Kyai Dalam Meningkatkan Kinerja

Pendidik Di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan. Data

yang di kumpulkan berupa gambar, kata-kata, dan perilaku yang nantinya hasil

ini akan penulis ungkapkan dalam bentuk kalimat. Dalam hal ini mencari

fenomena dan mendapatkan data yang ada di lapangan yang berkaitan dengan

Gaya Pemimpin Kyai Dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik Di Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan.

2. Objek dan Subjek Penelitian

Untuk mendapatkan data, disamping membuthkan metode yang relevan

dan tepat juga menggunakan alat dan teknik pengumpul data yang tepat, maka

nantinya akan mendapatkan data yang objektif. Yang peneliti maksud dengan

sumber data dalam penelitian ini yaitu subjek dari mana data dapat diperoleh.34

Jenis data yang di ambil dalam penelitian ini terdiri dari 2 data yaitu: data

primer dan data sekunder.

1. Data primer, yaitu data utama yang akan di analisa dan di olah yang

bersumber dari wawancara dan observasi langsung dengan kepala sekolah,

wakil kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan. Berkaitan dengan

33
Sri Wahyuningsih, Metode Penelitian Studi Kasus: Konsep, Teori Pendekatan
Psikologi Komunikasi Dan Contoh Penelitiannya (Bangkalan: UTM Press, 2013),hal. 3.
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2012), hal. 172.

43
Gaya Pemimpin Kyai Dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik Di Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan.

2. Data sekunder adalah data pelengkap yang masih berhubungan dan

berkaitan dengan penelitian yang dimaksud. Data sekunder bersumber dari

dokumentasi sekolah, dokumentasi profil sekolah, serta catatan-catatan

mengenai apa saja yang berhubungan dengan masalah ini khususnya yang

dimiliki Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif teknik yang di gunakan untuk mengumpulkan

data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi.35

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan kepada suatu objek yang di teliti

baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk mendapatkan data yang

harus dikumpulkan dalam penelitian.36 Observasi adalah sebuah teknik

untuk mengupulkan data yang di laksanakan dengan cara mengadakan

penelitian dengan teliti, serta pencatatan secara sistematis. Tujuan dari

menggunakan cara mengumpulkan data dengan observasi ini biasanya untuk

membuat deskripsi atas perilaku atau frekuensi atas suatu kejadian.37

Pada penelitian ini, peneliti menerapkan metode observasi dengan

secara langsung terjun kelapangan untuk mendapatkan data yang di

35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D (Bandung, 2018), hal 309–330
36
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hal. 105
37
Imam Gunawan, Metode Penelitian Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014),
hal. 143

44
inginkan. Observasi ini di laksanakan peneliti dengan mengamati dan

mencatat secara langsung kegiatan pelaksanaan Gaya Pemimpin Kyai

Dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik Di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadi-ien Lampung Selatan yaitu meliputi menerapkan kebijakan

pendidikan, memotivasi SDM, mengalokasikan SDM, dan menerapkan

budaya sekolah.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu percakapan untuk membicarakan suatu

masalah tertentu dan merupakan proses tanya dan jawab lisan dimana dua

orang atau lebih akan berhadapan secara fisik. Wawancara di laksanakan

guna memperoleh informasi dan data sebanyak serinci dan sejelas mungkin

kepada subjek penelitian.38

Untuk mencari data dan informasi yang dibutuhkan, peneliti akan

menggunakan metode wawancara dengan pihak-pihak terkait yaitu kepala

sekolah, wakil kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan.

Berkaitan dengan Gaya Pemimpin Kyai Dalam Meningkatkan Kinerja

Pendidik Di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan.

3. Dokumentasi

Dalam mencari berbagai informasi tentang Gaya Pemimpin Kyai

Dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik Di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadi-ien Lampung Selatan, di samping menggunakan metode

38
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2015), hal. 160

45
wawancara dan observasi, peneliti juga akan menggunakan metode studi

dokumentasi. Studi dokumentasi adalah teknik untuk mengumpulkan data

yang di laksanakan dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, buku, majalah, surat kabar, notulen rapat dan

sebagainya.39

Jadi studi dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data yang

berupa tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek penelitian yang akan

dibahas dalam penelitian ini serta digunakan sebagai metode penguat dari

hasil metode wawancara dan observasi. Teknik ini digunakan untuk

memperoleh data tentang Gaya Pemimpin Kyai Dalam Meningkatkan

Kinerja Pendidik Di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung

Selatan.

4. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data di dalam penelitian kualitatif yang di dapatkan dari

lapangan diperiksa menggunakan teknik pemeriksaan triangulasi data.

Triangulasi merupakan teknik pengecekan keabsahan data dengan

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk kebutuhan

pengecekan maupun sebagai pembanding terhadap suatu data.40

Di dalam penelitian kualitatif, terdapat 3 macam triangulasi, yaitu:

a. Triangulasi sumber

39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,.., hal. 274
40
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2013), hal. 330

46
Peneliti akan mengecek dan membandingkan balik tingkat

kepercayaan informasi yang di peroleh melalui alat dan metode yang

berbeda. Implementasi metode ini di laksanakan dengan cara:

1) Membandinkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi.

2) Membandingkan apa yang di sampaikan orang secara pribadi dengan apa

yang di sampaikan di depan umum.

3) Membandingkan dokumen yang berkaitan dengan hasil wawancara.

b. Triangulasi metode

Triangulasi metode dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1) Pengecekan tingkat kepercayaan temuan hasil penelitian dengan

beberapa teknik pengumpulan data.

2) Pengecekan tingkat kepercayaan beberapa sumber yang menggunakan

metode yang sama.

c. Triangulasi teori

Peneliti melakukan pemeriksaan data dengan membandingkan teori-

teori yang di kemukakan oleh para ahli dengan hasil penelitian ini kemudian

dikonsultasikan lebih lanjut dengan subyek penelitian.41 Dalam teknik

triangulasi teori ini, peneliti akan membandingkan hasil data yang telah di

peroleh peneliti di Gaya Pemimpin Kyai Dalam Meningkatkan Kinerja

Pendidik Di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan

41
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung :
Alfabeta, 2013), hal.246.

47
dengan teori yang di kemukakan oleh para ahli apakah sesuai dengan teori

atau tidak.

Berhubungan dengan pengecekan keabsahan data, peneliti merasa dari

penggunaan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan

dokumentasi. Jadi pengecekan keabsahan data peneliti dapat menggunakan

ketiganya yaitu triangulasi dengan sumber, triangulasi dengan teknik, dan

triangulasi dengan teori. Agar data yang sudah di peroleh bisa di periksa

kembali melalui keabsahan data. Ketiganya nantinya akan di terapkan sesuai

kebutuhan dalam pengolahan data.

Adapun cara lain untuk menguji keabsahan data dalam penelitian

kualitatif yang di dapatkan dari tempat penelitian dapat periksa melalui

teknik dan kriteria tertent. Ghuba, Licon dan Moleong menyatakan bahwa

ada empat kriteria yang di pakai untuk memeriksa keabsahan data yaitu:

a. Credibility (kredibilitas)

Pengecekan keabsahan data di laksanakan guna membuktikan

apakah yang diamati peneliti benar-benar sesuai dengan sesungguhnya

yang terjadi di tempat penelitian. Untuk penelitian ini pengecekan data

dilakukan dengan cara:

1) Melakukan diskusi/ peer debriefing dengan teman sejawat, guna

mendiskusikan dan melihat kekuarang serta kelemahan dari penelitian

sehingga peneliti mendapat masukan guna penyempurnaan

2) Melakukan Triangulasi, triangulasi data di laksanakan dengan cara

membandingkan kebenaran informasi atau data dari informan lain

48
yang berbeda, teknik wawancara di kolaborasikan dengan teknik

pengamatan dan dokumentasi untuk memeriksa kebenaran data yang

telah di nyatakan oleh responden.

3) menambah waktu di lokasi penelitian, untuk mendapatkan informasi

yang sesuai dengan tujuan penelitian di perlukan waktu yang tepat.

Dengan waktu tepat peneliti dapat memeriksa kebenaran data yang

telah di dapat dari informan sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Transferability (Keteralihan)

Sugiyono menyatakan bahwa Transferability (Keteralihan) ini

adalah validitas eksternal dalam penelitian kulatitatif. Validitas eksternal

menunjukkan tingkat ketepatan atau dapat di terapkannya hasil penelitian

dimana populasi tempat sampel tersebut diambil. Oleh karena itu, supaya

orang lain bisa mengerti hasil penelitian kualitatif sehingga timbul

kemungkinan untuk dapat menerapkan hasil penelitian tersebut, maka

peneliti dalam membuat laporannya akan memberikan uraian yang jelas,

rinci, sistematis, dan dapat dipercaya.

Sabagaimana dijelaskan oleh Sanafiah Faisal, bila pembaca laporan

penelitan mendapatkan gambaran yang sedemikian jelasnya hasil

penelitian bisa di berlakukan Transferability (Keteralihan), maka laporan

tersebut memenuhi standar Transferability (Keteralihan).

c. Dependability (Ketergantungan)

Pengujian Dependability (Ketergantungan) di laksanakan dengan

melakukan audit terhadap seluruh proses di proses penelitian. Caranya di

49
laksanakan oleh auditor yang independen dalam hal ini yaitu dosen

pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas yang peneliti

laksanakan dalam melakukan penelitian. Pengujian Dependability

(Ketergantungan) data hasil penelitian juga di dapatkan melalui

triangulasi sumber.

d. Confirmability (Keterkaitan)

Data yang di dapatkan perlu di ketahui kepastiannya dengan cara

audit kepastian data. Untuk mendukung proses ini maka peneliti

mempersiapkan hal-hal sebagai berikut catatan hasil observasi, hasil

wawancara dan hasil dokumentasi dengan seluruh informan selama

proses penelitian. Selanjutnya peneliti memaparkan seluruh kelengkapan

data tersebut kepada tim penguji hasil penelitian.

5. Teknik analisi data

Teknik analisis data merupakan usaha yang dilakukan dengan cara

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mencari, mensintesiskannya dan menemukan pola,

untuk menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan

apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.42

Analisis data yang di lakukan peneliti di antaranya yaitu:

a. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data adalah aktifitas merangkum, memilih hal- hal yang

pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting, di cari pola dan temanya
42
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2013), hal. 248

50
kemudian membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah di

reduksi nantinya memberitahu gambaran yang lebih jelas. Pada proses

reduksi data peneliti merangkum data- data hasil dari lapangan, yaitu

dengan melihat Gaya Pemimpin Kyai Dalam Meningkatkan Kinerja

Pendidik Di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan.

Selanjutnya menentukan data-data pokok yang terpenting untuk

memberitahu gambaran yang jelas dan mempermudah dalam pencarian data

jika diperlukan nantinya.43

b. Penyajian Informasi

Setelah informasi direduksi, maka tahap selanjutnya yaitu melakukan

penyajian informasi. Dalam penelitian kualitatif, penyajian informasi boleh

dilaksanakan dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar kategori, bagan

dan sejenisnya. Didalam penelitian kualitatif untuk penyajian informasi

sering di sajikan dengan teks yang bersifat naratif. 44 penyajian informasi

dimaksudkan yaitu tentang Gaya Kepemimpinan Kyai Dalam Meningkatkan

Kinerja Pendidik Di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung

Selatan. Pada tingkat penyajian informasi ini langkah yang akan di

laksanakan peneliti adalah menyajikan informasi dari hasil rangkuman

sumber pokok paling penting yang telah di tentukan oleh peneliti untuk

kemudian di sajikan berupa teks yang bersifat naratif.

c. Penarikan Kesimpulan (verifikasi)

43
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial: Kuantitatif dan Kualitatif,
(Jakarta: GP. Press, 2015), hal. 230.
44
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016),hal. 341

51
Pada tahap penarikan kesimpulan ini yang dilakukan adalah

memberikan kesimpulan terhadap analisis informasi dan evaluasi kegiatan

yang mencakup pencarian makna serta pemberian penjelasan dari informasi

yang telah diperoleh. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, yang

pertama menyusun simpulan sementara, tetapi dengan bertambahnya

informasi maka perlu dilakukan verifikasi yaitu dengan cara mampelajari

kembali informasi yang ada.

Kedua, menarik simpulan akhir setelah kegiatan pertama selesai.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian

pernyataan responden dengan makna yang terkandung dalam masalah

peneliti secara konseptual45

Dengan demikian tahap analisis ini di laksanakan saat peneliti berada

lokasi penelitian dengan cara mendeskripsikan segala informasi yang telah

diperoleh, lalu di analisis sedemikian rupa secara sistematis, akurat dan

cermat.

45
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,(Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012, hal. 172

52
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Data

1. Sejarah Pondok Pesantren

Adapun Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien awalnya didirikan

sebagai sebuah tempat kegiatan seorang kyai yang mendidik santri di Dusun

Sindangayu Desa Cintamulya Kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung

Selatan tempat beliau tinggal, namun karena perkembangannya terutama

banyaknya anak-anak belajar pada kyai baik dari dalam maupun luar daerah

tempat kyai tinggal, maka kyai berkeinginan untuk membangung Pondok

Pesantren, dengan didukung oleh tokoh masyarakat dan dibantu oleh

masyarakat setempat, akhirnya keinginan tersebut terwujud.

Kemudian pada tanggal 07 November 1991 didirikanlah pondok

pesantren yang kemudian diberi nama Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-

ien, nama Hidayatul Mubtadi-ien ini diambil dari nama Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadi-ien Lirboyo Kediri, karena memang Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadi-ien ini merupakan cabang dari Pondok Lirboyo Kediri,

atas dasar izin sesepuh Pondok Pesantren kediri yaitu Romo kyai Idris

Marzuki selaku pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo dan dalam

peresmiannya diresmikan oleh kyai Abdul Aziz Mansyur Lirboyo, akhirnya

Pondok Pesantren resmi diberi nama Hidayatul Mubtadi-ien. Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien ini didirikan oleh Romo kyai H. Ma’sum

sekaligus menjadi pengasuh Pondok Pesantren yang pertama.

53
Dalam perjalanan pendidikannya Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-

ien ini menitik beratkan pada kitab-kitab kuning sesuai dengan Visi dan Misi

awal berdirinya Pondok Pesantren yaitu mencetak Santri salafi sehingga

menjadi santri yang berkarakter Akhlaqus Salafussholif.

Kemudian pada tahun 2008 pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadi-ien yaitu Romo kyai H. Ma’sum wafat, selanjutnya Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien diteruskan oleh putra ke-4 nya yaitu Bapak

Kyai Imam Mas’ud sampat saat ini, dibawah kepemimpinannya Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien tetap axsis dalam mempertahankan ke

salafiyahannya.

2. Identitas Pondok Pesantren


Nama Pondok Pesantren : Hidayatul Mubtadi-ien

Alamat : Jl. Kyai H. Ma’sum

Desa : Cintamulya

Kecamatan : Candipuro

Kabupaten : Lampung Selatan

Provinsi : Lampung

Tl/Hp : 085769850509

Tahun Berdiri Pesantren : 07 November 1991

Akte Notaris : H. Erwin Nana Subana, AS, SH. 02.

Tanggal 02 Februari 2007

Pengasuh Pesantren : Kyai Imam Mas’ud Jumlah Santri

Mukim : 130 santri

Tidak Mukim : 150 santri Jumlah Tenaga

54
Pengajar/Ustadz : 28 tenaga pengajar

Jumlah Pengurus Pesantren: 19 terdiri dari 15 pengurus putra dan 5

pengurus putri

Luas Area Pesantren : 4. 351 M2

3. Susunan Penguru Pondok Pesantren

Adapun Susunan Pengurus Putra Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien

Pengasuh : Romo Kyai Imam Mas’ud


Penasehat : Romo Kyai Ma’mun
: Romo Kyai H. Ma’muri
: Romo Kyai Ahmad Fathoni
: Romo Kyai Ahmad Sarjani
: Romo Kyai Ahmad Mudawari
: Romo Kyai Muhammad Yasin
Ketua Yayasan : Romo Kyai Ahmad Mudawari
Lurah Pondok : Agus. Mahfudz Ma’mun
Pesantren
Wakil Lurah I : Agus. Ahmad Rifa’i
Wakil Lurah II : Agus. Imam Mashudi
Sekretaris : Ahmad Rifa’i El-Ma
Bendahara Umum : Ust. Nur Habib
Bendahara Satu : Ust. Fathurrohman Al-Aziz
Pendidikan : Ust.Wahyudi (Koordinator)
: Ust. Rodlinur (Koordinator)
: Ust.FakhrurRoji (Koordinator)
: Segenap Wali Kelas (Anggota)
Keamanan : Agus. Ahmad Rifa’i (Koordinator)
: Agus. Imam Mashudi (Koordinator)
: Seluruh Dewan Harian (Anggota)
Kebersihan : Ust. Aris Sofyan (Kasie)

55
: Ust. Ahmad Faizin (Kasie)
: Ust. Anang Saputra (Kasie)
: Ust. Dava Arrasyid (Kasie)
: Ust. Nurul Huda (Kasie)
: Ust. Maulana Yusuf (Kasie)
Penerangan : Ust. Maulana Rizal (Kasie)
: Ust. Adi Kurniawan (Kasie)

4. Visi, Misi dan Tujuan


a. Visi

Terwujudnya lembaga pendidikan yang mengedepankan akhlakul karimah

santri dan pengetahuan ilmu agama yang mendalam.

b. Misi

Membentuk sumber daya manusia yang berakhlakul karimah dan mampu

bersaing ditengah-tengah masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan di era

globalisasi

c. Tujuan

- Membina kearah pendidikan agama dan umum dari tingkat Ula hingga

tingkat Ulya.

- Berusaha dalam bidang sosial yang menuju kearah keadilan dan

kemakmuran untuk agama, bangsa dan Negara.

- Berusaha menuju karah membantu pemerintah Republik Indonesia

disegala bidang yang diperlukan dapat diterima.

56
5. Startegi Pondok Pesantren

a. Mengajarkan nilai-nilai keislaman pada santriwan dan santriwati dengan

merujuk pada faham Ahlussunnah wal jama’ah

b. Menciptakan suasana belajar yang harmonis, semangat disiplin tinggi.

c. Menciptakan sistem manajemen yang islami, profesional, transparan,

responsibel.

d. Membina dan meningkatkan tenaga pengajar secara berkala dan prfesional.

e. Menjalin hubungan baik dengan wali santri dan masyarakat sekitar.

f. Mengadakan kegiatan ektrakulikuler pondok untuk meningkatkan atau

mengembangkan bakat dan minat serta menunjang kegiatan pondok.

g. Mengadakan, meningkatkan dan mengembangkan program unggulan dan

kemampuan praktis.

6. Program Pendidikan Pondok Pesantren

Adapun dalam kegiatan pendidikan dilingkup pondok pesantren

Hidayatul Mubtadi-ien ini terdapat beberapa lembaga pendidikan yaitu:

a. TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an

Lembagai ini adalah sebuah lembaga yang menampung pendidikan

agama anak-anak usia dini, pada umumnya santri yang belajar disini adalah

anak-anak yang masih dibangku sekolah dasar (SD) atau (MI) disekolah

formalnya. Pendidikan ini dimulai pada sore hari mulai pukul 16.00 WIB

sampai dengan 18:00 WIB, dan materi yang diajarkan adalah membaca al-

qur’an berikut tajwidnya, tuntunan sholat, do’a-do’a, qiro’ati, dan praktek

ibadah, bimbingan pidato dan seni tari islami dll.

57
TPA memiliki 3 kelas yaitu I ibtida’, II ibtida’, DAN III Ibtida’ ,

kemudian setelah santri telah menyelesaikan pendidikan TPA tersebut,

santri naik ke jenjang selanjutnya yaitu mengikuti pendidikan madrasah

diniyah.

b. Madrasah Diniyah

Madrasah diniyah ini memiliki tiga jenjang pendidikan, yaitu tingkat

ula/ibtidaiyah, tingkat wustho dan tingkat ulya. Sedangkan bidang ilmu

yang dipelajari dari semua tingkatan bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2
Bidang Ilmu yang dipelajari di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien

No. Bidang Ilmu Tingkat


Ula Wustho Ulya
1 Fiqih Mabadi Fiqih, Fathul Qorib Fathul Mu’in
Safinatun
Najah
2 Bidang Tauhid Aqidah Jawahirul Kifayatul
Islamiyah Kalamiyah Awam,
Dasuqi
3 Qur’an dan Jalalain Tafsir Munir -
Tafsir
4 Hadits Arbaim An- Tanhiqul Qaul Muhtarul Al
Nawawi Hadits
5 Akhlaq Wasoya, Risalatul Ihya
Ta’limul Muawanah Ulumudin
Muta’alim
6 Nahwu dan Kailani, Imriti Alfiyah Ibnu
Sharaf Jurumiyah Malik

Sumber: DoDokumentasi dipondok pesantren Hidayatul Mubtadi-

ien, 07 Mei 2019

58
c. Jam’iyah Tarbiyatul Mubalighin (JAMTARU)

d. Sesuai dengan artinya jamiyah tarbiyatul mubalighn adalah kumpulan

santri yang dididik untuk menjadil seorang mubaligh, penceramah, serta

dituntut untuk menjadi santri yang mempunyai jiwa pemimpin yang

berakhlakul karimah, serta mempunyai jiwa perjuangan yang tinggi.

Dalam organisasi jamtaru ini terdapat berbagai macam kegiatan yang

bersifat esktrakulikuler seperti yaitu:

Tabel 4.3

Kegiatan Dalam Jam’iyah Tarbiyatul Mubalighin

No Jenis Kegiatan Keterangan


1 Khitobah Satu minggu sekali setiap kamis
Pagi
2 Seni baca al-qur’an 15 hari sekali setiap jumat sore
3 Seni tibaiyah 15 hari sekali setiap jumat sore
4 Shalawat nariyah Satu minggu sekali setiap senin
Malam
5 Bahstul masail Satu minggu sekali setiap jumat
Pagi
6 Muhafadzoh nadzom Setiap seminggu sekali setiap
hari jumat sekali
7 Praktek mengkafani Setiap enam bulan sekali
Jenazah
8 Musabaqoh tilawatil Dua kali dalam setahun
qur’an, khifdzil
qur’an, pidato dll

59
Sumber: Dokumentasi dipondok pesantren Hidayatul Mubtadi-ien, 07

Mei 2019

e. Tahfidzul Qur’an

Lembaga ini berdiri sejak tahun 2004, tahfidzil qur’an satu ustadzah,

dan dalam pembelajarannya sebelum santri masuk jenjang pendidikan al-

qur’an bil ghoib terlebih dahulu santri mengikuti pelajaran tentang

tajwid, makhraj dan belajar al-qur’an secara benar (fasih) atau disebut

selesai dengan binadzor, kemudian setelah binadzor selesai maka santri

masuk ke tahap selanjutnya yaitu al-qur’an bil ghoib. Lembaga tahfidzul

qur’an ini didirikan untuk mencetak para hafidz dan hafidzoh yang

berakhlak sesuai dengan al-qur’an dan dengan tujuan agar al- qur’an

tetap abadi selama-lamanya.

7. Analisis Data

Adapun Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode

wawancara, dokumentasi dan observasi dipondok pesantren Hidayatul

Mubtadi-ien Lampung Selatan, hasil dari lapangan mengutarakan bahwa kyai

telah melaksanakan peran dan fungsinya sebagai pemimpin pondok pesantren

Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan.

1. Gaya Kepemimpinan Kyai dalam meningkatkan kinerja Pendidik di

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung Selatan

`Gaya Kepemimpinan merupakan salah satu proses untuk mengukur

dan melihat sebuah keberhasilan kyai pondok pesantren sebagai seorang

pemimpin, dapat dilihat dari kepemimpinannya sebagai pemimpin.

60
Selain dari pada itu kepemimpinan kyai di pondok pesantren telah

melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin dengan membuat dan

melaksanakan sistem dan program kerja yang menarik anggotanya untuk

selalu ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program dengan tujuan

meningkatkan nilai mutu kependidikan melalui prestasi-prestasi yang

dimiliki oleh santri-santri pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-ien

Lampung Selatan, adapun hasil dari wawancara tersebut antara lain :

a. Membimbing

Berdasarkan Berdasarkan hasil wawancara dengan Kyai Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan pada tanggal 18

agustus 2021 dengan Bapak Kyai Imam Mas’ud menyatakan bahwa:

“Saya dalam membimbing para pendidik supaya sesuai visi dan


misi pondok pesantren maka dilaksanakan sebuah evaluasi yaitu dengan
melaksanakan musyawarah antara kyai dan para pendidik supaya,
didalam musyawarah terdapat tanya jawab untuk memberikan
kesempatan kepada para pendidik supaya saya dapat mengetahui
perkembangan dari santri serta perkembangan para pendidik”.46

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan kyai yaitu mengenai

hal membimbing, dalam membimbing pendidik-pendidik maka kyai

melaksanakan sebuah musyawarah yaitu untuk dilakukannya evaluasi-

evaluasi terhadap kegiatan yang telah berlangsung di dalam pondok

pesantren supaya dapat melihat kekurangan-kekurangan atau kelebihan

yang terdapat dipondok pesantren, didalam musyawarah tersebut

diberikannya kewenangan terhadap pendidik dalam menyampaikan

46
Kiyai Imam Mas’ud, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung
Selatan, 18 Agustus 2021)

61
pendapat supaya tidak terdapat kesenjangan antara kyai dan dewan

pendidik.

Berdasarkan hasil wawancara diatas senada dengan pendidik

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan pada tanggal

19 Agustus 2021 dengan Bapak Ahmad Rifa’i menyatakan bahwa:

“Peran kyai dalam membimbing yaitu dengan melaksanakan


evaluasi dengan diadakannya musyawarah yang bertujuan untuk
Mengarahkan melihat perkembangan santri-santri yang sesuai dengan
KBM yang telah ditetapkan oleh pondok pesantren”.47

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan pendidik, kyai sebagai

pemimpin memberikan bimbingan kepada pendidik untuk mencapai

tujuan bersama dengan melaksanakan evaluasi terhadap pembelajaran di

Pondok Pesantren untuk kedepannya yang lebih baik lagi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pendidik Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan pada tanggal 20 Agustus 2021

dengan Bapak Imam Mashuri menyatakan bahwa:

“Peran kyai dalam membimbing pendidik yaitu dengan


mengevaluasi setelah dilaksanakannya KBM pembelajaran di Pondok
Pesantren yaitu dengan dilaksanakannya musyawarah antara kyai dan
pendidik untuk membahas pembelajaran dipondok pesantren yang
bertujuan supaya pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan
visi dan misi pondok pesantren”.48
Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan pendidik, kyai sebagai

pemimpin memberikan bimbingan kepada pendidik dengan

47
Ahmad Rifa’i, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)
48
Imam Mashuri, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)

62
melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan KBM pembelajaran yang

telah dilaksanakan di pondok pesantren yang bertujuan kegiatan-kegiatan

menjadi lebih maksimal yaitu dengan mengadakan musyawarah untuk

kedepannya yang lebih baik lagi dan tercapainya visi misi pondok

pesantren.

Berdasarkan hasil data penelitian diatas dengan menggunakan

metode wawancara dipondok pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung

Selatan dengan menggunakan triangulasi sumber yang dimana peneliti

melakukan sebuah penelitian ke beberapa sumber dengan metode yang

sama, maka dapat ditarik sebuah benang merah yang dimana kyai telah

melaksanakan Kepemimpinannya di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadi-ien Lampung Selatan secara optimal, terhadap pendidik dalam

hal membimbing, kyai sebagai seorang pemimpin dan halnya

membimbing pendidik dengan memberikan suatu arahan-arahan yang

bertujuan sebagai perbaikan-perbaikan untuk kedepan yang lebih baik

yaitu tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan di pondok

pesantren supaya dapat tercapainya tujuan sesuai dengan yang

diharapkan. Selain melaksanakan wawancara, penulis juga melakukan

observasi bahwa Kyai di Pondok Pesantren Hidayutl Mubtadi-ien

Lampung Selatan dalam membimbing pendidik yaitu dengan melakukan

evaluasi yang selanjutnya dilaksanakan perbaikan untuk menyelesaikan

permasalahan yang terdapat di pondok pesantren.

63
b. Mengarahkan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kyai Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan pada tanggal 18 Agustus 2021

dengan Bapak Kyai Imam Mas’ud menyatakan bahwa:

“Saya dalam mengarahkan para pendidik dilaksanakannya


musyawarah antara kyai dan para pendidik untuk diberikan sebuah
strategi atau langkah-langkah dalam hal pembelajaran supaya sesuai
dengan tujuan pondok pesantren untuk mencetak santri yang berakhlakul
karimah maka diberikan pengarahan oleh kyai”.49

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan kyai dipondok

pesantren dalam mengarahkan para pendidik, kyai selalu memberikan

sebuah arahan yang bertujuan untuk memudahkan para pendidik dalam

pembelajaran dalam melaksanakan tugasnya dan mengikuti langkah-

langkah yang telah ditetapkan oleh kyai supaya terwujudnya sasaran

yang diinginkan pondok pesantren yaitu terciptanya santri yang

berakhlakul karimah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pendidik Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan pada tanggal 19 Agustus 2021

dengan Bapak Ahmad Rifa’i menyatakan bahwa:

“Peran kyai dalam hal mengarahkan para pendidik yaitu dengan


cara mengarahkan yaitu memberikan wawasan untuk pembelajaran
didalam kelas kepada para pendidik sesuai dengan yang telah ditentukan
oleh pondok pesantren”.50

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan pendidik dalam hal

mengarahkan, kyai telah memberikan sebuah pengarahan kepada para


49
Kiyai Imam Mas’ud, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung
Selatan, 18 Agustus 2021)
50
Ahmad Rifa’i, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)

64
pendidik yaitu dengan diberikannya sebuah wawasan yang mempunyai

tujuan untuk tercapainya pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh

pondok pesantren.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pendidik Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan pada tanggal 20 Agustus 2021

dengan Bapak Imam Mashuri menyatakan bahwa:

“Peran kyai dalam mengarahkan para pendidik dalam pembelajaran


yaitu sesuai dengan diberikannya tugas dalam proses pembelajaran yang
sesuai pada bidangnya masing-masing yang mempunyai tujuan supaya
mata pelajaran yang telah diterapkan oleh pondok pesantren dapat
dipahami oleh santri-santri dengan baik ”.51

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan pendidik dalam hal

mengarahkan, kyai memberikan tugas yang sesuai dengan bidangnya

masing-masing para pendidik yaitu agar pembelajaran di pondok

pesantren dapat terlaksana dengan baik yaitu supaya santri-santri dapat

memahami dengan baik terhadap apa yang telah disampaikan oleh para

pendidik di pondok pesantren.

Berdasarkan hasil data penelitian diatas dengan menggunakan

metode wawancara di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien

Lampung Selatan dengan menggunakan triangulasi sumber yang dimana

peneliti melakukan sebuah penelitian ke beberapa sumber dengan metode

yang sama, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwasannya kyai

telah melaksanakan kepemimpinannya di Pondok Pesantren Hidayatul

51
Imam Mashuri, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)

65
Mubtadi-ien Lampung Selatan secara optimal, terhadap para pendidik

dalam hal mengarahkan, kyai sebagai seorang pemimpin dan halnya

mengarahkan para pendidik dengan memberikan wawasan dan arahan

dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepada para pendidik

sesuai pada bidangnnya masing-masing supaya kegiatan dapat terlaksana

dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan harapan pondok pesantren.

Selain melaksanakan wawancara, penulis juga melakukan

observasi bahwa Kyai di pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien

Lampung Selatan telah mengarahkan para pendidik supaya kegiatan yang

dilaksanakan dapat lebih terarah dan dapat mempermudah dalam

melaksanakan tugas-tugas yang telah dibebankannya.

c. Mendorong

Adapun Berdasarkan hasil wawancara dengan Kyai Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan pada tanggal 18

Agustus 2021 dengan Bapak Kyai Imam Mas’ud menyatakan bahwa:

“Saya dalam hal mendorong para pendidik yaitu dengan


diberikannya sebuah motivasi kepada para pendidik supaya lebih
semangat, disiplin serta lebih bertangung jawab terhadap tugas-tugas
yang telah diberikan oleh kyai dan diberikan sebuah hak wewenang
didalam pondok pesantren”.52

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan kyai, bahwasannya

dalam mendorong para pendidik kyai memberikan motivasi atau sebuah

dorongan yang mempunyai tujuan agar memiliki semangat terhadap

tugas dan tanggungjawab yang telah dibebankan kyai kepada para


52
Kyai Imam Mas’ud, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung
Selatan, 18 Agustus 2021)

66
pendidik supaya dapat melaksanakannya dengan rasa penuh tanggung

jawab.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pendidik Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan pada tanggal 19 Agustus 2021

dengan Bapak Ahmad Rifa’i menyatakan bahwa:

“Peran kyai dalam mendorong sudah dilakukan kepada para


pendidik yaitu dengan memberikan sebuah motivasi-motivasi yang
diberikan seorang kyai kepada para pendidik yang dilaksanakan pada
waktu pelaksanaan musyawarah yang dilaksanakan setiap tiga bulan
sekali yaitu guna memberikan sebuah semangat terhadap para
pendidik”.53

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan pendidik dalam hal

mendorong, kyai memberikan motivasi yaitu dengan dilaksanakannya

musyawarah antara kyai dengan para pendidik yang dimana didalam

musyawarah tersebut diberikannya motivasi untuk mendorong dalam

menciptakan rasa semangat dalam melaksanakan tanggungjawab dan

berbagai tugas-tugas yang diberikan kyai supaya tujuan-tujuan didalam

pondok pesantren dapat terlaksana dengan maksimal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pendidik Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan pada tanggal 20 Agustus 2021

dengan Bapak Imam Mashuri menyatakan bahwa:

“Dalam hal mendorong yakni kyai sebagai pemimpin dalam


memberikan sebuah dorongan kepada para pendidik yaitu dengan
diberikannya sebuah motivasi-motivasi supaya timbulnya rasa semangat
dalam melaksanakan tugas yang bertujuan dalam proses pembelajaran

53
Ahmad Rifa’i, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)

67
dipondok pesantren dapat berjalan dengan secara maksimal dan sesuai
dengan tujuan yang diinginkan”.54

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan pendidik dalam hal

mendorong yaitu seorang kyai sebagai pemimpin di pondok pesantren

dalam mendorong para pendidik yaitu dengan diberikannya sebuah

motivasi-motivasi yang bertujuan supaya tumbuhnya rasa semangat

dalam melaksanakan tanggungjawab didalam kegiatan-kegiatan didalam

pondok pesantren yang mempunyai tujuan agar didalam proses

pembelajaran di pondok pesantren dapat terlaksana dengan baik serta

berjalan sesuai dengan tujuan di pondok pesantren dan diharapkan tidak

terdapat kendala- kendala sehingga terwujudnya sebuah tujuan bersama.

Berdasarkan hasil data penelitian diatas dengan menggunakan

metode wawancara dipondok pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung

Selatan dengan menggunakan triangulasi sumber yang dimana peneliti

melakukan sebuah penelitian ke beberapa sumber dengan metode yang

sama, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwasannya kyai telah

melaksanakan Kepemimpinannya di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadi-ien Lampung Selatan secara optimal, terhadap para pendidik

dalam hal mendorong, kyai sebagai seorang pemimpin dalam halnya

mendorong para pendidik yaitu dengan memberikan motivasi-motivasi

yang bertujuan untuk memberikan sebuah rasa semangat terhadap para

pendidik agar dalam melaksanakan tugas-tugasnya menjadi lebih

54
Imam Mashuri, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)

68
bertanggung jawab, disiplin dan ikhlas serta pelaksanaan kegiatan di

pondok pesantren menjadi lebih maksimal.

Selain melaksanakan wawancara, penulis juga melakukan

observasi bahwa kyai di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien

Lampung Selatan telah mendorong para pendidik dengan

memberikannya motivasi-motivasi supaya dapat melaksanakan tanggung

jawab dengan lebih semangat dan dapat sesuai dengan harapan pondok

pesantren.

d. Menggerakan

Adapun Berdasarkan hasil wawancara dengan Kyai Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan pada tanggal 18

Agustus 2021 dengan Bapak Kyai Imam Mas’ud menyatakan bahwa:

“Saya dalam menggerakkan para pendidik dilaksanakan yaitu


dengan memberikan tugas kepada para pendidik untuk melaksanakan
belajar mengajar dengan baik yaitu dengan memberikan tanggung jawab
sesuai pada bidangnya masing-masing yaitu terkait dengan penugasan
dalam hal pembelajaran di pondok pesantren”.55

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan kyai dalam hal

menggerakan bahwasannya kyai di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadi-ien Lampung Selatan dengan memberikan tanggung jawab

kepada para pendidik di Pondok Pesantren didalam pembelajaran yaitu

dengan memberikan tugas sesuai dengan kemampuan di bidangnya para

pendidik.

55
Kyai Imam Mas’ud, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung
Selatan, 18 Agustus 2021)

69
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pendidik Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan pada tanggal 19 Agustus 2021

dengan Bapak Ahmad Rifa’i menyatakan bahwa:

“Kyai dalam menggerakan seluruh para pendidik yaitu dengan


memberikan tugas dalam hal pembelajaran dengan cara menggerakan
seluruh para pendidik yang mempunyai kemampuan dibidangnya supaya
tercapainya pembelajaran sesuai dengan tujuan pondok pesantren,
sebagai bukti dari peran kyai dalam menggerakan yaitu dengan adanya
prestasi-prestasi dari santri diberbagai cabang perlombaan baik di dalam
proviinsi lampung maupun di luar lampung”.56

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan pendidik yaitu dalam

menggerakan bahwasannya kepemimpinan kyai dalam menggerakan

dengan memberikan tanggung jawab dengan tujuan tercapainya sebuah

tujuan di pondok pesantren yaitu memberikan tugas sesuai kemampuan

para pendidik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadzah Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan pada tanggal 20 Agustus 2021

dengan Bapak Imam Mashuri menyatakan bahwa:

“Peran kyai dalam mengerakan yaitu dengan memberikan tugas


terhadap para pendidik sebelum dilaksanakannya KBM pembelajaran di
pondok pesantren yaitu apabila memiliki kemampuan pada bidang fiqih
maka akan diberikan tanggung jawab untuk mengajarkan fiqih kepada
santri-santri, yang dalam hal ini mempunyai sebuah tujuan yaitu kegiatan
dapat terlaksana dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan”.57

56
Ahmad Rifa’i, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)
57
Imam Mashuri, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)

70
Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan pendidik yaitu dalam

menggerakan bahwasannya kyai memberikan tugas dalam hal

pembelajaran yaitu ketika sebelum pelaksanaan KBM pembelajaran

dipondok pesantren dilaksanakan dengan bertujuan agar pelaksanaan

pembelajaran sesuai dengan tujuan.

Berdasarkan hasil data penelitian diatas dengan menggunakan

metode wawancara di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien

Lampung Selatan dengan menggunakan triangulasi sumber yang

dimana peneliti melakukan sebuah penelitian ke beberapa sumber dengan

metode yang sama, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwasannya

kyai telah melaksanakan kepemimpinannya dipondok pesantren

Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan secara optimal, terhadap para

pendidik dalam hal menggerakan, kyai sebagai seorang pemimpin dan

halnya menggerakan para pendidik dengan memberikan tanggung jawab

atau tugas sesuai dengan kemampuan pada bidangnya masing-masing

sebelum KBM pembelajaran dilaksanakan yang bertujuan supaya

kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Selain melaksanakan wawancara, penulis juga melakukan

observasi bahwa Kyai di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien

Lampung Selatan telah menggerakan para pendidik dengan secara baik

yaitu dengan memberikan tugas-tugas terhadap para pendidik sesuai

dengan bidangnya atau kemampuan masing-masing.

71
Jadi, hasil keseluruhan dari penelitian dengan menggunakan

metode wawancara dan observasi yang peneliti dapatkan dari kyai, para

pendidik pondok pesantren bahwasannya didalam membimbing kyai

mengadakan musyawarah untuk membahas didalam pelaksanaan

kegiatan di pondok pesantren yang bertujuan agar dapat dilakukannya

perbaikan-perbaikan untuk lebih baik lagi, didalam mengarahkan kyai

sebagai seorang pemimpin memberikan pengarahan-pengarahan kepada

para pendidik sebelum melaksanakan tugas-tugasnya yaitu dalam hal

pembelajaran di pondok pesantren supaya dapat berjalan dengan lancar

mengenai mendorong kyai memberikan motivasi terhadap para pendidik

yaitu dengan memberikan nasehat supaya timbul rasa semangat dalam

melaksanakan tugas yang dibebankannya, dalam hal menggerakan para

pendidik, kyai memberikan tugas dan tanggungjawab didalam hal

pembelajaran yaitu sesuai pada bidangnya masing-masing contohnya

seperti apabila memiliki kemampuan fiqih maka diberikan tugas untuk

mengajarkan santri-santri dibidang fiqih.

2. Faktor penghambat dan pendukung dalam meningkatkan kinerja

pendidik di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung

Selatan.

Dalam melaksanakan suatu usaha pasti memliki faktor penghambat

dan pendukung. Dari faktor penghambat inilah yang membuat pondok

pesantren terus berbenah agar bisa bermanfaat di masyarakat sekitar.

72
Adapun faktor penghambat di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien

Lampung Selatan antara lain sebagai berikut :

a. Santri sulit diatur.

Dalam Pondok Pesantren pasti menemukan beberapa santri yang

sulit diatur maka dari itu pengurus pesantren berperan utama untuk para

santri dalam mengatur setiap kegiatan kegiatan tersebut agar para santri

menjadi tertib. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Bapak Imam Mashuri

sebagai berikut :

“Jadi benar adanya mas ketika berbicara masalah santri di pondok


pasti kita menemukan hambatan, kalo di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-ien ini yang saya alami selama mengajar disini menemukan
beberapa santri yang sulit untuk diatur, contahnya sudah jam masuk
mengaji masih ada saja santri yang dikamar kadang ada yang tidur, ada
juga yang masih santai santai, baru siap siap”.58

Hal senada juga peneliti dapatkan dari wawancara dengan Ahmad

Rifa’i menyampaikan bahwa :

“Dari banyaknya santri yang ada di pesantren Hidayatul


Mubtadi-ien memang benar adanya santri yang sulit diatur,
pengalamanku ketika mengajar disini ada saja santri yang waktu mengaji
tidur dikelas, sesekali saya bangunkan agar tidak tidur, eeeh... lama lama
tidur lagi. Kadang ya saya suruh untuk membasuh muka biar fresh”.59

Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti menemukan dijelaskan

bahwa ada beberapa santri yang sulit diatur seperti sering tidur waktu

pelajaran, sudah waktunya jam pelajaran belom masuk kelas.

58
Imam Mashuri, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)

59
Ahmad Rifa’i, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)

73
b. Sarana dan prasarana yang tidak terjaga.

Sarana dan Prasarana adalah penunjang yang sangat penting untuk

tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan sarana dan

prasana yang baik dan bagus bisa membuat program dan kegiatan

khusunya di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien berjalan dengan

baik. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Imam Mashuri beliau

mengatakan bahwa:

“Di pondok sini sarana dan prasarana alhamdulillah cukup


memadai akan tetapi, para santri tidak menjaga kebersihan dan tidak
memperbaiki hal-hal kecil yang ada di pesantren. Semisal, bangku
dicoret-coret, dipakai tidak semestinya sehingga patah bangkunya dan
tembok dicoret-coret, buang sampah sembarangan. Melihat kejadian
seperti inikan menjadikan tidak indah dipandang mata dan tidak
menjadikan nyaman dalam belajar”.60

Berdasarkan hasil wawancara diatas benar adanya bahwa kegunaan

sarana dan prasarana sangatlah penting namun kurangnya kesadaran

santri dalam menjaga menjadikan sarana dan prasarana tersebut rusak

dan tidak bisa dipakai.

c. Latar belakang santri

Melihat latar belakang pribadi santri yang berbeda-beda artinya ada

yang berbasic keagamaan dan ada juga yang berbasik kurang dalam ilmu

agama. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Rifa’i

mengatakan bahwa:

“Di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-ien santri ini tidak semua


asalnya dari lingkungan baik, pintar dalam ilmu agama ada juga yang
60
Imam Mashuri, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)

74
dulunya itu memang benar-benar nakal, jadi santri ketika di Pondok
Pesantren masih belum bisa berubah atas kebiasaan-kebiasaan negatif
yang dulu, seperti suka berantem dengan teman sendiri. Namun saya
sebagai pendidik berupaya keras pelan-pelan mengarahkan dan
membimbing santri yang seperti itu, agar tidak menjalar kepada teman-
teman lainnya hal-hal negatif tersebut”.61

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Rifa’i yang

disitu selaku pendidik benar adanya bahwa latar belakang santri

sangatlah mempengaruhi dalam proses pembelajaran karena tidak bisa

dipungkiri masih saja ada santri yang mebawa hal-hal yang tidak baik ke

Pesantren saeperti berkelahi dengan teman sendiri.

d. Para pendidik

Pendidik merupakan tonggak utama dalam sebuah pendidikan agar

tercapainya tujuan. Konsistensi atau keistiqomahan pendidik sangatlah

penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Namun kadang kala ada

beberapa pendidik yang silih berganti mempunyai kendala-kendala ketika

pada waktu jadwal mengajar. Hal ini senada dengan yang disampaikan

Bapak Ahmad Rifa’i bahwasannya:

“Jadi pendidik disini mempunyai kesibukan-kesibukan yang


berbeda dan banyak tanggung jawab karena sudah berkeluarga, maka
dari pada itu pastinya ketika ada jam mengajar mendadak anaknya sakit
atau istrinya sakit kadang juga ada acara yang tidak bisa ditinggalkan
seperti ada kumpulan dimasyarakat, karena hal yang wajar ketika sudah
hidup bermasyarakat”.62
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Rifa’i peneliti

menemukan kendala dari pendidik yang sudah berkeluarga karena


61
Ahmad Rifa’i, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)
62
Ahmad Rifa’i, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)

75
mempunyai tanggung jawab lebih, jadi dalam mengajar di pondok sering

kali absen mengingat ada hal yang perlu diselesaikan bersama keluarga

dan terkadang jadwal mengajar di pondok pesantren bertabrakan dengan

kegiatan masyarakat.

Adapun peneliti menemukan faktor pendukung para pendidik dalam

meningkatkan kinerja pendidik di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien

Lampung Selatan. Berdasarkan hasil penelitian peneliti menemukan

beberapa faktor pendukung sebagaimana berikut ini:

a) Peran aktif Kyai Imam Mas’ud

Kyai Imam Mas’ud merupakan pendiri Pondok Pesantren Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan. Ia juga berperan

aktif dalam memajukan kinerja pendidik dengan memberi motivasi,

arahan, dorongan, juga terjun langsung untuk memberikan contoh kepada

para pendidik dan santri. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Imam

Mashuri bahwasannya:

“Kyai memberikan tauladan selalu memberikan motivasi, arahan


bukan cuma memerintah tapi kyai juga mempraktikkan hal-hal yang baik
dan mendidik untuk saya dan para pendidik disini dan pasti untuk semua
santri yang ada di pesantren ini”.63

Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti menemukan bahwa

peran kyai sangatlah penting untuk menjadi panutan pendidik dan santri

di pesantren Hidayatul Mubtadi-ien karena disini kyai selalu memberikan

motivasi, arahan ketika para pendidik mulai kendor dalam proses belajar
63
Imam Mashuri, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)

76
mengajar. Dan kyai juga tidak hanya diam namun juga terjun aktif dalam

kegiatan pesantren.

b) Adanya kinerja yang baik dari pendidik

Di suatu pesantren tentunya terdapat tenaga pendidik yang turut

serta dalam mengembangkan keberadaan pondok pesantren, hal ini juga

sejalan dengan realita yang ada di Pondok Pesantren. Pendidik pesantren

yang sedia dan memberikan sumbangsih besar disetiap perkembangan

yang ada di Pondok Pesantren, dan dengan adanya pendidik yang

kompeten, membuat jalannya kehidupan pesantren menjadi teratur serta

berakibat baik bagi kelangsungan belajar para santri. Hal ini sesuai yang

disampaikan oleh Bapak Imam Mashuri bahwasannya:

“Peran dari seorang tenaga pendidik terhitung sangat besar. Di


dalam Pondok Pesantren terdapat para pendidikan yang mumpumi sesuai
bidangnya masing-masing sehingga dalam proses belajar mengajar apa
yang disampaikan mudah ditangkap para santri dan ketika santri bertanya
maka bisa langsung terjawab”.64

Berdasarkan hasil wawacara dengan Bapak Imam Mashuri peneliti

menemukan bahwa kinerja pendidik yang baik sangatlah penting dalam

proses belajar mengajar sehingga santri lebih mudah menangkap dan

memahami apa yang disampaikan pendidik. Hal ini juga memudahkan

dalam hal meningkatkan kiinerja pendidik di Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadi-ien.

c) Adanya pengawasan pendidik terhadap para santri

64
Imam Mashuri, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)

77
Pengawasan ini dilakukan untuk mengontrol para santri dalam

kegiatan-kegiatan atau aktifitas santri. Karena dengan pengawasan para

pendidik akan lebih mengetahui sejauh mana perilaku santri.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Imam Mas’ud bahwasannya:

“Jadi mas saya selaku pemimpin di pesantren ini saya menyuruh


para pendidik untuk selalu mengawasi dan mengontrol para santri agar
mengetahui ketika ada apa-apa pada santri, karena santri disini banyak
maka pendidik membagi santri, maksudnya satu pendidik diberikan
tanggung jawab mengawasi beberapa santri sesuai pembagian dari
jumlah santri”.65
Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa

sangatlah penting pengawasan terhadap santri afar lebih mudah dalam

mengondisikan dan mengetahui kebiasaan santri sehari-harinya. Dan

pembagian pengawasan dari pendidik kebeberapa santri menjadikan lebih

efektif.

d) Dukungan Positif Tokoh Masyarakat dan Warga Setempat

Ada Sebelum Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien banyak

masyarakat setempat yang lebih mengenal Kyai Imam Mas’ud, karena

beliau seorang kyai yang kharismatik dan bermasyarakat aktif. Sehingga

ketika Kyai Imam Mas’ud ingin mendirikan pondok pesantren

mendapatakan restu dan sambutan yang baik dari kalangan para tokoh-

tokoh masyarakat dan warga umum sekitarnya. Seperti yang disampaikan

oleh Bapak Imam Mashuri bahwasannya:

“Hal ini dibuktikan dengan adanya settiap kegiatan yang ada di


dalam pondok pesantren masyarakat ikut membantu dalam setiap acara

65
Kyai Imam Mas’ud, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung
Selatan, 18 Agustus 2021)

78
pesantren. Dengan adanya pesantren terkadang masyarakat sangat
bersyukur, karena tidak perlu jauh-jauh untuk belajar agama. Jadi,
masyarakat mendukung dengan adanya pesantren, sampai terkadang
masyarakat juga ada yang menyumbang dalam bentuk materi maupun
non materi untuk membangun pesantren sebagai tempat belajar dan
mengajar para santri. Selain itu dengan adanya Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-ien menjadikan Dusun Sindang Ayu di kenal di
masyarakat luas”.66
Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti menemukan adanya

semangat masyarakat setempat dalam memajukan pondok pesatren

Hidayatul Mubtadi-ien, melihat masyarakat berbondong-bondong ikut

serta membantu ketika ada acara ataupun hajat besar yang ada di Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung selatan.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan:

66
Imam Mashuri, Wawancara (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-en Lampung Selatan,
19 Agustus 2021)

79
1. Gaya Kepemimpan Kyai Dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik di Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan.

Gaya adalah suatu pola untuk melakukan perbuatan atau tindakan,

tehnik serta cara tertentu yang dapat mencapai tujuan dari pembelajaran

terutama untuk meningkatkan kinerja pendidik. Berdasarkan temuan peneliti

pada penelitian di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung

Selatan ada beberapa gaya kepemimpinan kyai yakni membimbing,

mengarahkan, mendorong, dan menggerakkan.

2. Faktor penghambat dan pendukung dalam meningkatkan kinerja pendidik di

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung Selatan.

Berdasarkan temuan peniliti pada penelitian di Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadi-Ien Lampung Selatan ada beberapa faktor penghambat

dan pendukung dalam meningkatkan kinerja pendidik. Adapun faktor

penghambatnya yaitu santri yang sulit diatur, sarana dan prasaran tidak

terjaga, latar belakang santri, dan para pendidik itu sendiri sedangkan yang

menjadi faktor pendukungnya yaitu peran aktif Kyai Imam Mas’ud, adanya

kinerja yang baik dari pendidik, adanya pengawasan pendidik terhadap para

santri dan dukungan positif tokoh masyarakat dan warga setempat.

3. Saran

1. Bagi Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan

Selalu berpegang dan konsisten pada visi dan misi Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadi-ien Lampung Selatan yaitu Terwujudnya lembaga

pendidikan yang mengedepankan akhlakul karimah santri dan pengetahuan

80
ilmu agama yang mendalam serta mampu bersaing ditengah-tengah

masyarakat dalam ilmu pengetahuan diera globalisasi.

2. Bagi Pendidik

Terkhusus untuk pendidik di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien

Lampung Selatan harus istiqomah dan amanah dalam mendidik santri, serta

diharapkan menemukan inovasi dan strategi-strategi baru dalam mendidik.

Sehingga inovasi dan strategi tersebut dapat menambah referensi bagi

pengamat dan menjadi contoh untuk dapat diterapkan oleh pendidk-

pendidik dan pondok pesantren lainnya.

Daftar Pustaka

Ahmad Fauzan, Kepemimpinan Visioner dalam Manajemen Kesiswaan,


Jurnal Kependidikan Islam Vol. 6 No. 1, Desember 2016.

81
Akmal Mundiri, Afidatul Bariroh , “Transformasi Representasi
Kepemimpinan Kyai”. Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 8 No.2
(Desember 2018).
Babun Suharto, Pondok Pesantren dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta:
Pustaka Ilmu Group, 2018)
Burhanudin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan. Bumi aksara, Jakarta, 2015
Daswati, “Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya
Kepemimpinan Menuju Kesuksesan Organisasi”, Jurnal Academica Fisip Untad
Vol.04 No.01. 2012.
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung: Alfabeta, 2013).
E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2007.
Faqih Affandi M, “Pola Kepemimpinan Kyai dalam Pendidikan
Pesantren”. Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Vol. 06 No. 01 (2012)
Feska Ajefri, “Efektivitas Kepemimpinan dalam Manajemen berbasis
sekolah”, Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam. Vol 7 No 2 (Desember 2017).
Imam Gunawan, Metode Penelitian Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014).
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2017).
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial: Kuantitatif dan
Kualitatif, (Jakarta: GP. Press, 2015).
John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif,
Kuantitatif, Dan Campuran, terj. Achmad Fawaid, Rianayati Kusmini Pancasari,
Cetakan keempat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2019).
Kompri, Manajemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2018),
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2013).

82
Miftahul Khoiriah, Gaya Kepemimpinan Dalam Mengembangkan
Sumberdaya Manusia di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Raden Intan Lampung.
Skripsi, (Bandar Lampung: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Raden
Intan Lampung, 2016)
Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Pustaka Bany
Quraisy, Bandung,2014.
Muallim Nursodiq, Kepemimpinan Kyai Dalam Mengelola Pondok
Pesantren Madrasah Aliyah. Skripsi, (Surakarta: Program Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012)
Muh hambali, Mu`alimin ”Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer”,
Yogyakarta:Penerbit IRCiSoD April 2020
R.L. Mathis & J.H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Terjemahan Dian Angelia, Salemba Empat,Jakarta,2014.
Regina Aditya Reza, Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sinar Sentosa Perkasa
Banjarnegara, (Jurnal Ekonomi Riset, Vol.3, No.3, mEI 2017, ISSN: 2474-0655,)
Siti Patimah , Manajemen Kepemimpinan Islam (Bandung:Alfabeta, 2015)
Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta:Rieneka
Cipta, 2015).
Sri Wahyuningsih, Metode Penelitian Studi Kasus: Konsep, Teori
Pendekatan Psikologi Komunikasi Dan Contoh Penelitiannya (Bangkalan: UTM
Press, 2013).
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif,
Dan R&D (Bandung, 2018).
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2012).
Suko Rina Adibatunillah, “Gaya Kepemimpinan Kyai di Pesantren As-
Salimiyyah Nogotirto Gamping Sleman“.Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Sunan Kali Jaga, 2018)
Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, Prinsip Dan
Operasionalnya (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2018).

83
Veithzal Rivai, Bachtiar, Boy Rafli Amar, Pemimpin dan Kepemimpinan
dalam Organisasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta:Raja Grafindo
Persada, 2013).
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.

84
LAMPIRAN 1

Wisudha Al-Qur’an Bil-Ghoib Santri Tahfidz Di Pondok Pesantren Hidayatul


Mubtadiien

Sebagian Personil Hadroh Santri Putra Di Pondok Pesantren Hidayatul


Mubtadiien

85
LAMPIRAN 2

Wawancara dengan pengasuh pon-pes hidayatul muntadi-ien lampung selatan

Wawancara dengan para pendidik pon-pes hidayatul muntadi-ien

86
Lampiran dua
Dokumentasi gedung pon-pes dan kegiatan belajar mengajar.

87
Lampiran

88
BIODATA PENULIS

A. BIODATA PRIBADI

NAMA : Muhammad Abdul Aziz

TTL : Sindang Ayu, Cintamulya 31-08-1995

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Desa Cintamulya, Kec. Candipuro, Kab. Lampung

Selatan, Prov. Lampung

Email : adendochi10@gamail.com

No Hp : 085840560015

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

 SDN 2 Cintamulya (2003-2009)

 MTS Matlaul Anwar (2009-2012)

 MA Matlaul Anwar (2012-2014)

 Institut Pesantren Kh Abdul Chalim (2017-2021)

C. RIWAYAT ORGANISASI

 Ketua SESAMO IKHAC

 Pengurus OSIS MTS Matlaul Anwar

 Pengurus HIMA Prodi MPI IKHAC

89

Anda mungkin juga menyukai