Anda di halaman 1dari 20

A.

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kepala sekolah merupakan jabatan karir yang diperoleh
seseorang setelah berkarir menjadi guru yang cukup lama. Seseorang
yang dipercayai menjadi kepala sekolah harus memenuhi kriteria-
kriteria yang disyaratkan. Menurut Davis G A dan Thomas MA dalam
bukunya Wahyudi, berpendapat bahwa kepala sekolah yang efektif
mempunyai karakteristik sebagai berikut: mempunyai jiwa
kepemimpinan dan mampu mengelola atau memimpin sekolah,
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah, mempunyai
keterampilan sosial, profesional dan kompeten dalam bidang
tugasnya.1
Kepala sekolah yang berkompeten dalam bidang tugasnya
adalah kepala sekolah mempunyai kompetensi yang dijelaskan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah yaitu
kompetensi kepala sekolah meliputi kompetensi kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, supevisi, dan sosial. Dari kompetensi
yang dimiliki tersebut diharapkan kepala sekolah dapat
meningkatkan kualitas pendidikan dalam sekolah tersebut. 2
Dengan berjalan otonomi sekolah, maka peran seorang
pimpinan Dalam suatu organisasi akan semakin dominan, sehingga
seorang pemimpin dituntut untuk dapat menggerakkan bawahannya
agar mau dan mampu bekerja keras dalam mewujudkan tujuan
organisasi, salah satunya dengan komunikasi yang efektif dan

1
Davis G A dan Thomas MA
2
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah

1
efesien. kepala sekolah merupakan faktor penentu utama
pemberdayaan guru dan peningkatan mutu proses dan produk
pembelajaran dan juga kepala sekolah harus dapat mengembangkan
semua kegiatan yang ada disekolah baik dengan memberikan
motivasi, melengkapi sarana dan prasarana,memberikan ide-ide yang
kreatif dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dan mengevaluasi
sejauh mana perkembangan kegiatan ekstrakurikuler disekolahnya. 3
Dengan demikian maka sangat jelaslah bahwa bagi mereka
yang berprofesi sebagai kepala sekolah diharapkan lebih memiliki
nilai lebih mampu, lebih terampil, lebih professional dan lebih
tanggap terhadap kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler guna
meningkatkan kualitas dan kuantitas Siswa. Kenyataan inilah yang
menyebabkan perlunya sosok pemimpin yang secara keseluruhan
bertanggung jawab dan mampu menjadi pencerah dan
menyelesaikan setiap masalah yang timbul pada lembaga
pendidikan.4
Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Merupakan bagian
dari pengembangan institusi sekolah, berbeda dengan pengaturan
kegiatan intrakurikuler yang secara jelas disiapkan dalam perangkat
kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif
sekolah namun dalam pelaksanaannya diharapkan untuk dapat
menampung dan mengembangkan kreatifitas siswa sehingga secara
bersama- sama dengan kegiatan kurikuler dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, untuk itu diharapkan agar kepala sekolah selaku
pemimpin dapat menjalankan tugas dan perannya dengan baik.

3
E.Mulyasa, Menjadi kepala sekolah profesional, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2009), hal 100
4
Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Remaja Rosda Karya,
Bandung, 2005, hal. 3

2
Mts Sindangwangi adalah salah satu sekolah yang memiliki
ektrakulikuler unggulan, yaitu ektrakulikuler bola voli.
Ektrakulikuler bola voli adalah bidang yang paling diminati peserta
didik dalam menyalurkan bakatnya. Bahkan dalam pelatihannyapun,
tim bola voli Mts Sindangwangi dibina langsung oleh alumni club
ternama di jawa barat yaitu club bandung tectona. Mereka dibina
selama tiga bulan. Sehingga tidak heran lagi mereka sering menjuarai
beberapa tournament, bahkan pernah menjuarai tingkat kabupaten
Dengan prestasi yang sangat gemilang, tentunya tidak lepas dari
manajemen kepala sekolah dalam pelaksanaannya.
Dari beberapa uraian fakta diatas, maka peneliti tertarik
untuk meneliti bagaimana “Manajemen kepala sekolah dalam
meningkatkan prestasi ektrakulikuler bola voli di Mts Sindangwangi
kecamatan cigugur kabupaten pangandaran.”
1. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka peneliti
menyusun rumusan masalah adalah “Bagaimana manajemen
kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi ektrakulikuler bola
voli di Mts Sindangwangi?”
2. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah “Untuk mengetahui bagaimana manajemen kepala
sekolah dalam meningkatkan prestasi ektrakulikuler bola voli di
Mts Sindangwangi.”
3. Manfaat penelitian
Dengan penelitian yang berjudul “Manajemen kepala sekolah
dalam meningkatkan prestasi ektrakulikuler bola voli di Mts
Sindangwangi Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran

3
peneliti berharap dapat memberikan dan memperoleh
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Secara Teoritis
Penelitian ini dapat menambah ilmud dan pengembangan
pengetahuan baru di bidang ilmu manajemen kepala sekolah
dalam bidang peningkatan prestasi ektrakulikuler.
2. Manfaat Secara Praktis
1) Sebagai motivasi kepala sekolah dalam mengelola kegiatan
ektrakulikuler.
2) Sebagai sumbangan pikiran terhadap kajian tentang
manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi
ektrakulikuler.
4. Tinjauan penelitian terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu dengan penelitian ini.
Penelitian tersebut terdiri dari beberapa judul yaitu :
1. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh marzan, yang berjudul
“ Manajemen Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi
Akademik Siswa SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya ”
Program Magister Manajemen Pendidikan Islam Pasca Sarjan
Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Penelitian menggunakan metode pendekatan kualitatif
deskriptif. Tenik pengumpulan datanya menggunakan
wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah manajemn kepala sekolah
dalam meningkatkan prestasi akademik siswa adalah
menyusun konsep yang jelas dan terperinci serta mudah
dilaksanakan. Tahapannya adalah menyusun perencanaan,

4
melakukan seleksi, melakukan pembinaan, dan mengikuti even
lomba dan evaluasi.
2. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Pira Musdalipah, yang
berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan
Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah Menengah Atas Negeri 8
Tanjung Jabung Barat.” Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penelitian ini
dilaksanakan dengan menggunakan metode pendekatan
kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya berupa:
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian
ini adalah dalam pelaksanaan pengelolaan kegiatan
ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung
Jabung Barat dilakukan dengan melalui dua tahapan yaitu:
perancanaan, lalu kemudian masuk ke tahapan pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler. Kemudian kepala sekolah melakukan
beberapa hal yaitu: menyusun program dan jadwal kegiatan
ekstrakurikuler, kepala sekolah melakukan pengawasan
terhadap kegiatan ekstrakurikuler, dan kepala sekolah
melakukan inovasi dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler. Adapun Faktor pendukung kepala sekolah
dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah
Menengah Atas Negeri 8 Tanjung Jabung Barat antara lain
karena adanya: pengalaman kepemimpinan dari kepala
sekolah, adanya tanggung jawab dan komitmen dari kepala
sekolah dan majelis guru di SMAN 8 Tanjabar guna memajukan
kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler yang
sudah terprogram dengan sistematis.

5
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
a. Pengertian manajemen kepala sekolah
Manajemen berasal dari kata,”to manage” yang berarti mengurus,
mengatur, melaksanakan, dan mengelola. Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efisien. 5 Efektif berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan
sesuai dengan jadwal. Efektif merujuk pada tujuan hasil guna,
sedangkan efisien merujuk pada daya guna, cara, dan lamanya suatu
proses mencapai tujuan tersebut.
Menurut Wahjosumidjo kepala sekolah terdiri dari dua kata, yaitu
kepala dan sekolah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin
dalam suatu organisasi, sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga di
mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan
demikian, secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan
sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang
memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Kepala
sekolah juga merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Jadi kepala
sekolah ialah seorang guru yang diberi tugas dan tanggung jawab

5
Griffin,pengertian manajemen

6
tambahan untuk memimpin sekolah dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.6

b. Fungsi Manajemen Kepala Sekolah

Ada empat fungsi manajer atau manajemen, yaitu: Planning,


Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC). Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut:

a) Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah proses memikirkan dan menetapkan


kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan dilakukan
pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.
Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Perencanaan dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan
organisasi, menentukan kesempatan dan ancaman serta
menentukan strategi, kebijakan, taktik, dan program Perencanaan.

b) Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian merupakan penyusunan struktur


organisasi yang sesuai dengan struktur organisasi, sumber daya
yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya Menurut Ula
Pengorganisasian adalah proses pembagian kerja ke dalam tugas-
tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang
yang sesuai dengan kemampuannya, mengalokasikansumber daya,
dan mengkoordinasikannya demi efektivitas pencapaian tujuan
organisasi.

6
Wahjosumidjo,pengertian kepala sekolah

7
c) Actuating (Penggerakan)

Fungsi penggerakan menggambarkan bagaimana seorang


manajer mengarahkan dan mempengaruhi bawahan dan
bagaimana orang lain melaksanakan tugas yang esensial dalam
menciptakan suasana yang menyenangkan untuk bekerja sama.
Penggerakan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam
manajemen karena usaha-usaha perencanaan dan
pengorganisasian bersifat vital tapi tak akan ada output konkrit
yang dihasilkan tanpa adanya implementasi aktivitas yang
diusahakan dan diorganisasikan dalam suatu tindakan actuating
atau usaha yang menimbulkan action

d) Controlling (Pengawasan)

pengawasan merupakan suatu kegiatan yang perlu


dilakukan oleh setiap pelaksana terutama yang memegang jabatan
pimpinan. Tanpa pengawasan, pimpinan tidak dapat melihat
adanya penyimpangan-penyimpangan dari rencana yang telah
digariskan dan juga tidak akan dapat menyusun rencana kerja yang
lebih baik sebagai hasil dari pengalaman yang lalu.

c. Pengertian Prestasi

Prestasi merupakan indikator penting dari hasil yang diperoleh


selama mengikuti pendidikan. Menurut Maghfiroh Prestasi adalah
perilaku yang berorientasi tugas yang mengijinkan prestasi individu
dievaluasi menurut kriteria dari dalam maupun dari luar, melibatkan
individu untuk berkompetensi dengan orang lain. 7 Menurut Sumadi
Suryabrata, Prestasi adalah nilai yang merupakan rumusan terakhir
7
Maghfiroh (2011:24)

8
yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi
siswa selama periode tertentu.

Maka Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan


bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu usaha
yang telah dikerjakan dan diciptakan baik secara individual atau
kelompok berupa pengetahuan maupun keterampilan. 8

d. Macam-Macam Prestasi

Ada beberapa jenis prestasi yang dapat dicapai oleh seseorang,


yaitu :

a) Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari upaya
belajar. Contoh prestasi belajar yang ada di sekolah adalah
seperti menjadi juara umum setiap tahun.
b) Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil yang diperoleh dari pekerjaan
yang dilakukan. Contoh kinerja kerja termasuk posisi naik
untuk kerja keras yang dilakukan selama bekerja.
c) Prestasi Seni
Prestasi seni adalah hasil yang diperoleh dibidang seni.
Contoh prestasi adalah penyanyi atau artis lain yang mendapat
penghargaan.
d) Prestasi Olahraga
Prestasi olahraga adalah hasil yang diperoleh dari usaha
dan kerja keras yang tersedia di bidang olahraga. Contoh

8
Sumadi Suryabrata (2006: 297)

9
prestasi olahraga, seperti olahragawan yang memenangkan
tempat pertama dalam perlombaan.
e) Prestasi Lingkungan
Prestasi lingkungan adalah pencapaian yang diperoleh
melalui upaya penyelamatan lingkungan. Contoh seperti
individu atau kelompok mendapatkan penghargaan atas upaya
yang dilakukan dengan menyelamatkan lingkungan dalam
bentuk penanaman kembali pohon atau reboisasi di hutan.
e. Pengertian Ekstrakulikuler
Menurut Rohinah M. Noor, MA ekstrakurikuler merupakan
Kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan pelayanan
konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka
melaluikegiatan yang khusus diselenggarakan olehpendidik dan
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwewenang
di sekolah/madrasah.9
f. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut E. Mulyasa jenis kegiatan ekstrakurikuler meliputi:

a) Krida, meliputi kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan


Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar
Bendera Pusaka (PASKIBRAKA)
b) Karya ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian. 10

9
Rohinah M. Noor, MA
10
Mulyasa E, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik dan
Iplementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 38

10
c) Latihan/lomba keberbakatan/prestos, meliputi
pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, Pecinta alam,
Jurnalistik, teater, keagamaan.
d) Seminar, Lokakarya dan pameran/bazaar, dengan substansi
antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM,
keagamaan, seni budaya.
g. Sasaran Kegiatan Ekstrakurikuler
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh peserta didik
madrasah dan sekolah umum. Pengelolaannya diutamakan ditangani
oleh peserta didik itu sendiri, dengan tidak menutup kemungkinan
bagi keterlibatan kepala sekolah, guru atau pihak-pihak lain yang
diperlukan.
h. Ektrakulikuler bola voli

`Ektra kulikuler bola voli adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang
memusatkan pada kegiatan olahraga, dimana dalam pelaksanaanya
ektrakulikuler bola voli memiliki dua komponen. Yaitu, pelatih dan
peserta didik. Adapun tugass pelatih adalah sebagai pemandu ataupun
pengarah dari teori teori tentang bola voli, sedangkan peserta didik
adalah orang yang melaksanakan ataupun memperoleh apa yang
diperintahkan oleh pelatih.

2. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam penulisan ini bertujuan sebagai arah


untuk memahami alur pemikiran penelitian, sehingga analisis yang
dilakukan akan sistematis dan sesuai dengan tujuan penulisan.
Kerangka berpikir di bawah ini menggambarkan alur logika penelitian
dengan judul ”manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan

11
prestasi ektrakulikuler bola voli di Mts Sindangwangi ”. Adapun
uraian kerangka berpikir dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi
kepada Kepala sekolah, Sebelum terjun langsung kelapangan, peneliti
melakukan kajian teori terlebih dahulu. Dalam penelitian ini
berlandaskan pada ruang lingkup manajemen kepala sekolah dalam
meningkatkan prestasi ektrakulikuler.
Kedua, hasil dari beberapa muatan diatas maka proses
implementasinya melalui wakasek kesiswaan
Ketiga, dari beberapa tahapan proses diatas maka proses
pelaksanaannya melalui Pembina
Keempat, dari beberapa uraian diatas maka akan mendapatkan
hasil dari penelitian yaitu tentang manajemen kepala sekolah dalam
meningkatkan prestasi ektrakulikuler bola voli di sekolah SMK NU
Pelita Nusantara.
Berdasarkan uraian di atas maka kerangka berpikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

12
Kepala sekolah

Teori VOAC

Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pengawasan

Wakasek
kesiswaan

Pembina
ektrakulikuler

Siswa

Prestasi
ektrakulikuler
bola voli

Gambar. 1 Kerangka Berfikir

13
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan dan desain penelitian
Pendekatan dan desain penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Adapun metode dalam penelitian ini meggunakan metode kualitatif.
Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
atau perilaku yang diamati.11 Penelitian deskriptif yaitu penelitian
tersebut dikatakan deskriptif karena apa yang dilakukan dan
dikatakan oleh pelaku, proses yang sedang berlangsung dan berbagai
aktivitas lain dalam konteks ilmiah, maka penelitian mesti
mendeskripsikan atau menggambarkan segala sesuatu yang
diraihnya secara lengkap rinci, dan mendalam. Dengan pendekatan
kualitatif tersebut peneliti dapat menggali data-data, fakta-fakta yang
lebih tuntas, pasti, sehingga memiliki kredibilitas yang tinggi. Karena
fokus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen kepala
sekolah dalam meningkatkan prestasi ektrakulikuler bola voli di SMK
NU Pelita nusantara.
2. Subjek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian merupakan subyek yang akan dituju oleh
peneliti untuk diteliti, yang dimaksud yaitu orang, tempat atau benda
yang diamati dalam rangka sebagai pusat sasaran penelitian. Subyek
penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepala sekolah.
Sedangkan obyek pada penelitian ini adalah masalah yang ingin
diteliti adalah bagaiamana manajemen kepala sekolah dalam

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja


11

Rosdakarya, 2006) h.4

14
meningkatan prestasi ektrakulikuler bola voli di SMK NU Pelita
nusantara
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data
Dalam penelitian ini menggunakan jenis data Kualitatif, data
Kualitatif merupakan data yang berbentuk kata-kata atau verbal.
Cara memperoleh data kualitatif dapat di lakukan melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi.
b. Sumber Data
Dalam pengumpulan sumber data, peneliti melakuka
pengumpulan sumber data dalam wujud data primer dan data
sekunder.
1) Data Primer
Data Primer ialah jenis dan sumber data penelitian yang di
peroleh secara langsung dari sumber pertama (tidak melalui
perantara), baik individu maupun kelompok.
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data suatu penelitian
yang di peroleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara (di peroleh atau dicatat oleh pihak lain). Data sekunder
itu berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip atau data dokumenter.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yaitu:
1) Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung terhadap
fenomena-fenomena obyek yang diteliti secara obyektif dan

15
hasilnya akan dicatat secara sistematis agar diperoleh gambaran
yang lebih konkrit tentang kondisi dilapangan. Metode ini
digunakan untuk mengobservasi tentang bagaimana manajemen
kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi ektrakulikuler bola
voli di SMK NU Pelita nusantara.
2) Analisis Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode bantu atau pelengkap
untuk memperoleh data yang berbentuk catatan atau dokumen,
seperti catatan-catatan, rekaman, foto dan lainnya untuk
mendapatkan catatan penting tentang bagaimana manajemen
kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi ektrakulikuler.
5. Teknik Analisis Data
Menganalisis merupakan langkah yang sangat kritis sekali dalam
penelitian dengan data yang dikumpulkan dalam penelitian. Data
yang diperoleh akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, mencarinya bila
diperlukan.
2) Display Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data (penyajian data). Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

16
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Data-data yang berupa tulisan tersebut
disusun kembali secara baik dan akurat untuk dapat
memperoleh kesimpulan yang valid sehingga lebih
memudahkan peneliti dalam memahami. Penyajian data dalam
penelitian kualitatif berbentuk uraian yang singkat dan jelas.
3) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan atau conelusion adalah kesimpulan
awal yang di kemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang
mendukung pada tahap penyimpulan. Kesimpulan awal masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan adalah
dengan menggunakan teknik Triangulasi. Wiliam Wiersma
mengatakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi
teknik pengumpulan data, dan waktu.12

12
Ibid. Hal. 192

17
1) Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber.
2) Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda.
3) Triangulasi Waktu
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara
di pagi hari pada saat narasumber masih segar akan
memberikan data lebih valid sehingga lebih kredibel.13
7. Jadawal Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMK NU Peltia Nusantara yang
berlokasi di Dusun Cimapag, RT 02 RW 03, Desa harumandala,
Kecamatan cigugur, kabupaten pangandaran. Penelitian ini akan
dilakukan selama kurang lebih tiga bulan, terhitung dari bulan Juli
2022 sampai September 2022.

No Tahap Bulan

13
Ibid. Hal.193

18
pelaksanaan Juni Juli Agustus September
1. Tahap persiapan
a. Pengajuan judul
b. Pengajuan proposal
c. Perijinan penelitian
2. Tahap pelaksanaan
a. Pengumpulan data
b. Analisis data
3. Penyusunan laporan

GambaGambar.2 bagan jadwal penelitian

19
20

Anda mungkin juga menyukai