Anda di halaman 1dari 16

EXECUTIVE SUMMARY :

Analisa Mode-Shape Jembatan Dengan


Software Rm-Bridge Studi Kasus Pada Loading
Test Jembatan Cable Stayed Sungai Dareh.

Dipersiapkan untuk :
Memenuhi persyaratan dalam mendapatkan point
penilaian SKA

Dipersiapkan oleh :
Pendahuluan: YEYET HUDAYAT, ST, MT.
Executive Summary Jembatan

Pendahuluan.

Untuk mendukung pembangunan infrastruktur jalan dalam Era Teknologi Industri 4.0,
maka pada makalah ini disajikan analisa jembatan menggunakan software RM Bridge
sebagai salah satu software BIM. Software RM Bridge adalah software keluaran Bentley
yang dibuat spesifik untuk segala jenis jembatan. Pada makalah ini dibahas tentang
Loading Test pada jembatan Sungai Dareh lalu hasilnya dibandingkan dengan software RM
Bridge. Dalam bahasa lainnya adalah untuk meyakini hasil pengujian loading test dengan
batasan-batasan teoritis tegangan, maka perlu dilakukan pemodelan finite element dari
konstruksi jembatan yang dibuat di lapangan dengan di komputer agar dapat diyakini
bahwa perilaku jembatan akan sama antara model teoritis dan model fisik di lapangan. Hal
ini berguna untuk pemeliharaan jembatan di periode berikutnya.

Jembatan Sungai Dareh adalah jembatan cable stayed yang terletak sekitar 5 jam
perjalanan darat dari kota Padang, Sumatera Barat. Bentang utama adalah 61,6 meter +
61,6 meter. Susunan kabel adalah harp dengan pilon berbentuk huruf A. Jembatan ini
adalah duplikasi dari jembatan yang sudah ada.

Gambar 1 Jembatan Sungai Dareh dari atas

Gambar 2 Jembatan Sungai Dareh tampak dari dek


(jumlah kabel tiap sisi adalah 6, total 24 kabel)

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 2


Executive Summary Jembatan

Gambar 3 Jembatan Sungai Dareh tampak bawah dek (dek terbuat dari box girder pada main girder kanan-
kirinya, dengan cross girder profil I, tampak angkur cable stayed berwarna merah)

Gambar 4 Potongan Memanjang Jembatan Sungai Dareh

Loading Test:

Pada jembatan ini dilakukan Loading Test berupa static loading test dan dynamic
loading test. Static Loading test adalah berupa 70% dari UDL (Uniform Distributed Load)
berdasarkan SNI 1725:2016. Dengan cara menghitung sebagai berikut:

( ) ( )

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 3


Executive Summary Jembatan

Luas Lantai Kendaraan: 61,6 meter x 7 meter = 431 m2


Beban merata rencana total: 0,67 ton/m2 x 431 m2 = 289 ton
70% dari beban merata rencana total = 0,7 x 289 = 202 ton
Namun pada pengujian ini dilakukan tidak 202 ton, tetapi 240 (240/289=83%)
Jumlah truk yang dibutuhkan adalah 8 truk (1 truk = 30 ton) satu sisi, jika 2 sisi, maka
jumlah truknya adalah 16 buah
Pada pembebanan 240 ton terjadi suara keras di kabel jembatan dan terjadi getaran
jembatan, sehingga pengujian tidak dilanjutkan.

Gambar 5 Konfigurasi Truk Loading 1 sisi

Gambar 6 Grafik Lendutan vs Beban (Lendutan maksimal yang terjadi adalah 55 mm)
Nilai ini dibandingkan dengan nilai lendutan truk hasil running RM Bridge sebagai berikut.

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 4


Executive Summary Jembatan

Gambar 7 Lendutan hasil running RM Bridge

Tampak bahwa lendutan hasil finite element RM Bridge adalah 57,55 mm mendekati hasil yang
terjadi di lapangan (55 mm). Lendutan ijin adalah (L/800)*(240/300) = (61,6/800)*0,8 = 77*0,8 =
61,6 mm.

Gambar 8 Grafik Lendutan Balik Total Station

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 5


Executive Summary Jembatan

Lendutan Balik juga memperlihatkan hasil yang konsisten dengan model di RM Bridge yaitu 27,26
mm hasil running, sedangkan hasil pengukuran adalah 28 mm.

Evaluasi Tegangan Kabel:

Dikarenakan saat pengujian terjadi suara keras pada kabel pada beban 240 ton, maka perlu di
evaluasi tegangan kabel yang terjadi, sekiranya melebihi dari batas ambang 0,45 fpu atau tidak.

Gambar 9 Gaya Normal yang terjadi pada elemen menurut running RM Bridge

Gaya normal yang terjadi pada kabel adalah 806 kN, sedangkan luas kabel adalah 3080 mm2.
Maka tegangan kabel: 806 kN/3080mm2 = 262 MPa, sedangkan tegangan ijin adalah 0,45*1860

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 6


Executive Summary Jembatan

MPa = 837 MPa. Maka kabel sebenarnya secara teoritis masih aman. Suara keras kemungkinan
dari angkur, apakah ada angkur yang meleset dari dudukannya ataukah tidak.

Dari hasil running RM Bridge tampak mode shape sebagai berikut:

Gambar 10 Mode Shape 1 Bending S, dengan frekuensi: 0,928 Hertz, top view tampak jembatan bergerak ke
samping

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 7


Executive Summary Jembatan

Gambar 11 Mode Shape 2 Bending V, dengan frekuensi: 0,939 Hertz, top view tampak jembatan bergerak ke
samping.

Gambar 12 Mode Shape 3 Bending S Murni, dengan frekuensi: 1,237 Hertz, top view tampak jembatan tidak
bergerak ke samping.

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 8


Executive Summary Jembatan

Gambar 13 Mode Shape 4 Bending Murni, dengan frekuensi: 2.070 Hertz, top view tampak jembatan tidak
bergerak ke samping.

Gambar 15 Mode Shape 5 Bending, dengan frekuensi: 2.590 Hertz, top view tampak jembatan bergerak ke
samping

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 9


Executive Summary Jembatan

Gambar 16 Mode Shape 6 Bending, dengan frekuensi: 2,616 Hertz, top view tampak jembatan bergerak
kesamping

Gambar 17 Mode Shape 7 Bending Seperempat, dengan frekuensi: 3,206 Hertz, top view tampak jembatan
tidak bergerak kesamping

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 10


Executive Summary Jembatan

Gambar 18 Mode Shape 8 Torsi Murni, dengan frekuensi: 3,296 Hertz, top view tampak jembatan tidak
bergerak kesamping

Gambar 19 Mode Shape 9 Torsi Murni, dengan frekuensi: 3,451 Hertz, top view tampak jembatan tidak
bergerak kesamping

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 11


Executive Summary Jembatan

Gambar 20 Mode Shape 10 Bending Seperempat, dengan frekuensi: 3,801 Hertz, top view tampak jembatan
tidak bergerak kesamping.

Gambar 21 Mode Shape 11 Bending Seperempat, dengan frekuensi: 3,807 Hertz, top view tampak jembatan
tidak bergerak kesamping

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 12


Executive Summary Jembatan

Gambar 22 Mode Shape 12 Torsi dengan sedikit pergerakan kesamping, frekuensi: 4,279 Hertz

Apakah mode shape ini bersesuaian dengan mode shape hasil pengujian loading test, maka
berikut ini disajikan grafik FFT dari pengujian dinamik loading test.

Gambar 23 FFT Frekuensi 1,18 Hertz bersesuaian dengan mode shape ketiga yaitu bending S (1,237 Hertz)

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 13


Executive Summary Jembatan

Gambar 24 FFT Frekuensi 1,87 Hertz bersesuaian dengan mode shape ke-empat, yaitu bending (2,07 Hertz)

Gambar 25 Frekuensi FFT 3,77 Hertz bersesuaian dengan mode shape torsi dan bending seperempat.

ANALISA BEBAN GEMPA

Untuk meyakinkan bahwa struktur aman dari beban gempa, maka dilakukan analisa beban
gempa response spektrum sesuai SNI 2833:2016.

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 14


Executive Summary Jembatan

0.5
0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 2 4 6 8 10 12

Gambar 26 Beban Response Spektrum yang harus ditampung oleh struktur

Arah yang ditinjau adalah arah X (arah memanjang jembatan) dan mode shape yang
diperhitungkan adalah 80 dikarenakan mass participation ratio arah X telah mencapai 91,91.

Tabel 1 Mode shape yang digunakan untuk analisa beban gempa

Dari hasil analisis dijumpai gaya kabel yang terjadi selama gempa adalah sebagai berikut:

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 15


Executive Summary Jembatan

Gambar 27 Gaya Kabel yang terjadi selama Pembebanan Gempa

Gaya kabel yang terjadi selama beban gempa adalah 157 kN, maka tegangan kabel adalah 157
kN/3080 mm2 = 51 MPa. Jika angka ini ditambah dengan tegangan kabel yang terjadi saat
pengujian 262 Mpa, menjadi 262 Mpa + 51 Mpa = 313 Mpa. Nilai ini masih lebih rendah dari
0,45*1860 MPa = 837 Mpa, maka kabel secara teoritis masih aman.

KESIMPULAN:
Jembatan Sungai Dareh dapat dilalui beban lalu lintas dengan catatan beban lalu lintas tidak
melampaui 240 ton (83% UDL). Perilaku Jembatan Sungai Dareh sudah sesuai harapan mode
shape yang terjadi dimana untuk bending 1,18 Hertz, bending seperempat bentang 1,87 Hertz dan
torsi 3,77 Hertz. Demikian pula kekakuan pada model sama atau mendekati kekakuan di lapangan
defleksi maksimal 56 mm. Jembatan ini juga sudah di running dengan beban gempa dan terbukti
masih kuat secara kekuatan kabel.

SARAN:
Pengujian serupa sebaiknya dilakukan pula untuk jembatan yang mengalami stagging construction
(contoh Jembatan Teluk Kendari dan Jembatan Pulau Balang) yaitu jembatan cable stayed yang
lebih besar dari segi ukuran dan kompleksitas analisis.

YEYET HUDAYAT, ST, MT. Page 16

Anda mungkin juga menyukai