PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Mata kuliah listrik kapal merupakan mata kuliah yang memelajari dan memahami berbagai fungsi
atau cara kerja mesin-mesin listrik yang digunakan di kehidupan kapal. Mahasiswa selain
dianjurkan mampu mendalami secara teori juga harus paham secara praktik. Sehingga,
diadakannya praktikum listrik ini.
Praktikum ini berkaitan dengan wheatstone bridge. Jembatan Wheatsone merupakan suatu
susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya
(besarnya). Kegunaan dari jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan
dengan cara arus yang mengalir pada galvonometer sama dengan nol (karena potensi ujung-
ujungnya sangat besar) sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang.
Rangkaian jembatan Wheatstone adalah susunan dari empat buah hambatan yang mana 2 dari
hambatan tersebut adalah hambatan variabel dan hambatan yang belum diketahui bersama yang
disusun seri satu sama lain dan pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah galvanomater dan pada
titikdiagonal lainnya diberikan sumber tegangan.
Praktikum Wheatstone Bridge ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui metode perhitungan untuk
mencari nilai resistansi suatu variabel resistansi yang belum diketahui nilainya
1. Bagaimana nilai resistansi yang diatur dengan potensiometer (Rs) pada rangkaian wheatstone
bridege dengan nilai Rx yang ditentukan hingga pada milliammeter menunjukan nilai nol?
2. Bagaimana nilai resistansi standart Rs pada kondisi seimbang dengan memperhatikan nilai arus
yang melalui rangkaian jembatan (A) dengan menggunakan variasi rasio antara R1 dan R2
pada rangkaian wheatstone bridge?
3. Bagaimana nilai resistansi standart Rs dengan variasi rasio R1/R2 serta Rs/Rx pada rangkaian
wheatstone bridge menggunakan arus AC dari function generator dengan memperhatikan
keseimbangan nilai voltase (mV) pada rangkaian?
BAB II
DASAR TEORI
II.1 PENGERTIAN BRIDGES DAN KEMAMPUANNYA
Rangkaian Listrik Jembatan (Electrical Bridge) adalah rangkaian listrik yang digunakan untuk
mengukur nilai-nilai besaran listrik seperti resistansi (R) yang merupakan kemampuan untuk
menghambat arus listrik; kapasitansi (C), yang merupakan kemampuan untuk menyimpan
muatan listrik; dan induktansi (L), yang merupakan kemampuan untuk membuat arus listrik yang
menghasilkan medan magnet.
2.1.1 Wheatstone Bridge
Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu
tahanan yang tidak diketahui besarannya. Jembatan Wheatstone digunakan untuk memperoleh
ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil.
Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yang merupakan segiempat A-B-C-D
dalam hal ini dimana rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah
galvanometer nol (0). Kalau tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer
itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan tersebut. Kegunaan dari
Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang
mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar).
Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang
dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain dimana
galvanometer ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone. Praktikum
Jembatan Wheatstone ini mempunyai alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran
tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 . Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan
R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti
dan dapat diatur.
Jembatan wheatstone ini memiliki kelebihan dan kekurangan dapat disebutkan antara
lain :
Kelebihan :
1. Dapat mengukur perubahan hambatan yang sangat kecil pada penghantar
Kekurangan :
1. Sensitivitas detektor nol yang tidak cukup
2. Tidak akuratnya hasil data praktikum dikarenakan alat yang rusak
Suatu rangkaian disebut sebagai Wheatstone Bridge bila rangkaiannya seperti gambar di bawah ini:
Sehingga dapat terlihat bahwa wheatstone bridge selain memiliki komponen kabel, komponen
listrik lainnya adalah resistor dan galvanometer atau dapat digantikan dengan milliammeter.
1. Instrumentation Module
Sebagai pengubah bentuk sinyal input menjadi sinyal output dalam bentuk lain.
2. Power Amplifier
Sebagai pengubah sinyal input dengan amplitudo rendah menjadi sinyal output dengan
amplitudo tinggi pada frekuensi tetap.
Power Supply adalah alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga
atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan listrik
yang lainnya. Power supply biasanya digunakan untuk komputer dan perangkat listrik
sebagai penghantar tegangan listrik secara langsung kepada komponen-komponen
atau perangkat keras lainnya yang ada di komputer atau perangkat listrik tersebut.
Power supply memiliki input dari tegangan yang berarus alternating current (AC)
dan mengubahnya menjadi arus direct current (DC) lalu menyalurkannya ke berbagai
perangkat keras yang ada dikomputer kita. Karena memang arus direct current (DC)-lah
yang dibutuhkan untuk perangkat keras agar dapat beroperasi, direct current biasa
disebut juga sebagai arus yang searah sedangkan alternating current merupakan arus
yang berlawanan.
Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya tegangan
atau beda potensial listrik antara dua titik pada suatu rangkaian listrik yang dialiri arus
listrik. Pada alat ukur voltmeter ini biasanya ditemukan tulisan voltmeter (V),
milivoltmeter (mV), mikrovoltmeter, dan kilovolt (kV). Sekarang ini, voltmeter ditemukan
dalam dua jenis yaitu voltmeter analog (dengan jarum penunjuk) dan voltmeter digital.
Voltmeter memiliki batas ukur tertentu, yakni nilai tegangan maksimum yang dapat
diukur oleh voltmeter tersebut. Jika tegangan yang diukur oleh voltmeter melebihi batas
ukurnya, voltmeter akan rusak.
Gambar 2.4. Voltmeter
(Sumber : Arsip Pribadi)
a. Sebelumnya persiapkan peralatan yang akan digunakan seperti paa keterangan alat yang
digunakan
b. Rangkai instrumentasi modul TK 2941 A sesuai pada rangkaian yang terdapat pada gambar.
c. Ikuti variasi variabel pada setiap tabel untuk mencari nilai resistansi dengan rasio yang telah
ditentukan
d. Ikuti instruksi tabel selanjutnya sesuai dengan rangkaian yang ada.
III.2.1 Rangkaian Dasar Wheatstone Bridge
Persiapkan Instumentation Modul TK2941A serta Power Amplifier TK 2941 B serta
Power Supply dan kabel
Sambungkan seluruh peralatan tadi sesuai dengan gambar yang tertera
Menyalakan power supply untuk memberi masukan kepada rangkaian
Pilih resistor lalu pasangkan kedalam rangkaian sesuai dengan permintaan dari tabel
pengamatan
Buat arus pada rangkain sama dengan nol dengan mengatur potasiumeter
Hubungkan mulitester dengan potensiometer untuk mengukur besarnya nilai
hambatan
Catat hasil pengamatan
Gambar III.2.1.2 Rangkaian Dasar Wheatstone Bridge
(Modul Praktikum Listrik Perkapalan 2017)
R1 R2 Rx Rs Rs Rs dengan Error
Hitungan Rs Hitungan
10k 10k 100 85,3 100 14,7 14,7 %
1k 819 1k 181 18,1 %
10k 8600 10k 1400 14 %
10k 1k 100 957 1k 43 4,3 %
1k 857 10k 9143 91,43 %
10k 848 100k 99152 99,15 %
1k 10k 100 13 10 3 30 %
1k 0,09 100 99,91 99,91 %
10k 1100 1k 100 10 %
Pada hasil percobaan rangkaian dasar wheatstone bridge diatas, nilai Rs yang didapat
pada praktikum dan nilai Rs hitungan memiliki perbedaan yang semakin besar ketika nilai
Rx meningkat.
Hal ini kemungkinan terjadi akibat arus yang kurang stabil atau pembacaan miliammeter
yang kurang tepat, karena nilai yang diukur sangat kecil ataupun juga dapat disebabkan
oleh multimeter yang digunakan untuk mengukur nilai dari tahanan Rs kurang akurat.
4.1.2 Rangkaian Pengujian Sensitifitas Wheatstone Bridge
Untuk R1=R2, Nilai Rs dapat dihitung dengan:
Rs = R1 x Rx / R2
Contoh perhitungan menggunakan hasil data percobaan pertama:
Rs = 100 x 1000 / 100
Rs = 1000
R1=R2 Rs (Kondisi Rs Error Arus kondisi
Setimbang) Hitungan setimbang
100 846 1000 15,4 % 14,6 A
1k 690 1000 31 % 10,3 A
10k 949 1000 5,1 % 2,5 A
100k 1196 1000 19,6 % 0,2 A
Begitu juga untuk R1 dan R2 yang berbeda, Rs juga dapat dihitung dengan:
Rs = R1 x Rx / R2
Contoh perhitungan menggunakan hasil data percobaan pertama:
Rs = 100 x 1000 / 1000
Rs = 1000
1. Wheatstone bridge berfungsi untuk mengetahui suatu nilai tahanan yang belum diketahui nilainya
dengan cara memasangkannya pada rangkaian wheatstone bridge.
2. Wheatstone bridge merupakan metode pengukuran tahanan listrik dengan ketilitian yang tinggi.
3. Perhitungan yang digunakan adalah R1 x Rx = R2 x Rs, apabila harga R1 dan R2 konstan dan nilai
Rx semakin besar maka Rs semakin besar pula.
4. Nilai resistansi standart Rs atau resistansi yang diatur dengan potensiometer pada rangkaian
wheatstone bridge berbanding lurus dengan nilai Rx. Semakin besar nilai Rx yang ditentukan maka
semakin besar pula nilai Rs yang terjadi.
5. Nilai resistansi standart Rs pada kondisi setimbang berbanding terbalik dengan nilai arus yang
melalui suatu rangkaian jembatan (A) dengan menggunakan variasi rasio antara R1 dan R2 pada
rangkaian wheatstone bridge. Jika rasio semakin besar maka semakin besar nilai Rs namun semakin
kecil nilai arusnya (A)
6. Nilai resistansi standart Rs dengan variasi rasio R1/R2 serta Rs/Rx pada rangkaian wheatstone
bridge menggunakan arus AC dari function generator berbanding lurus dengan keseimbangan nilai
voltase (mV) pada rangkaian. Jika rasio semakin besar maka nilai Rs semakin besar diikuti besarnya
nilai voltasenya (mV).