YOREZA RIYANDITO
1620922019
P P
d
h
As
bw
L
La Lg Lm Lg La
Lt
Sampel bw h d Lt L Lm Lg La Ø n
4 200 675 645 3400 3000 400 1300 200 19 5
8 300 775 745 5300 5000 400 2300 150 25 9
13 425 900 870 7800 7500 400 3550 150 35 14
Catatan : Satuan dalam mm
2.2 Pembebanan
Pembebanan dilakukan secara two point load untuk mendapatkan pola retak
dan pengaruh momen lentur murni tanpa adanya pengaruh dari tegangan geser
(Gambar 2).
P P
b. Athena
Program Athena yang digunakan adalah versi 5.3.3.0. Program finite
element nonlinier ini dipakai untuk mendapatkan hasil analisis secara
elemen struktur dan grafik pola retak dari elemen struktur balok.
Gambar 6. Tampilan Program Athena
BAB III
HASIL ANALISIS STRUKTUR
Bentuk ukuran penampang dari ketiga sampel yang berbeda dengan susunan
untuk detailing tulangan dapat dijelaskan seperti Gambar 7 berikut
Ø35
Ø25
Ø19
Gambar 7. Detailing Diameter dan Susunan Tulangan Tarik (a) Sampel No 4, (b) Sampel No 8 dan
(c) Sampel No 13
Data material :
𝑓𝑐 ′ = 30 𝑀𝑝𝑎
𝑓𝑦 = 400 𝑀𝑝𝑎
𝐸𝑠 = 200000 𝑀𝑝𝑎
b. Pola Crack
Pada program ini untuk melihat pola atau bentuk retak komponen struktur
balok masih belum bisa, tetapi untuk mendapatkan nilai kedalaman dan lebar
retak bisa diperoleh. Untuk sampel 4 dengan beban dan lebar retak
maksimum yang diperoleh adalah 255,38 kN dan 0,3097 mm. Selanjutnya
sampel 8 nilai beban dan lebar maksimum yang didapat 763,15kN dan 0,3306
mm. Sedangkan pada sampel 13 hasil beban dan lebar maksimum sebesar 920
kN dan 0.3338 mm. Dari grafik ini dapat disimpulkan dengan menggunakan
penampang, diameter dan jumlah tulangan yang besar dapat meningkatkan
ketahanan komponen struktur terhadap retak. Sebagai contoh perbandingan
pada sampel 4 dan sampel 13 untuk membuat lebar retak selebar 0,3097 mm
membutuhkan beban sebesar 255,38 kN, sedangkan untuk sampel 13 dengan
lebar retak balok selebar 0,3338 mm membutuhkan beban sebesar 920 kN.
3.2 Hasil Athena
a. Beban – Perpindahan
b. Pola Crack
Untuk komponen struktur balok pada sampel 8 dan 13 permodelan dilakukan
dengan membagi panjang total balok (Lt) menjadi dua bagian karena
pembagian mesh pada program Athena dibatasi sebanyak 300 mesh pada
program versi demo. Program Athena dapat memperlihatkan proses terjadinya
pola retak dari sampel yang dibuat. Berikut bentuk pola retak dari ketiga
sampel komponen struktur balok.
Gambar 8. Pola Retak Beban-Crack Widht Sampel 4 (RSCCA)
Dari sampel 4 (Gambar 8) diatas, terlihat awal mula muncul retak terletak
pada jarak antar beban (Lm) dimana retak diakibatkan oleh momen lentur
murni tanpa adanya tegangan geser yang mempengaruhinya. Hal ini
dibuktikan dengan bentuk pola retak tegak lurus dengan penampang.
Penyebaran pola retak juga terlihat pada daerah tumpuan yang hampir secara
keseluruhan dipengaruhi oleh tegangan geser yang dibuktikan dengan bentuk
pola retak miring hampir membentuk sudut 45 º disekitar bentang daerah
tumpuan dan beban (Lg). Selanjutnya pada sampel 8 (Gambar 9) hasil dari
aksi pembebanan secara two point load terlihat bentuk pola retak yang masih
sama dengan pola retak sampel 4 dengan jumlah retak yang lebih sedikit dari
sampel 4. Untuk sampel 13 (Gambar 10) jumlah retak yang diakibatkan oleh
pembebanan semakin berkurang dari pada kedua sampel sebelumnya. Hal ini
membuktikan pengaruh penampang dan jumlah serta diameter tulangan yang
digunakan mempengaruhi kekuatan balok terhadap reaksi dari pembebanan.
b. Sampel 8
c. Sampel 13
Hasil analisis dari ketiga penampang yang dibuat dan dijalankan dengan
kedua program (RCCSA dan Athena) bertujuan untuk melihat perilaku dari sampel
tersebut. Berdasarkan studi analisis dapat disimpulkan sebagai berikut :