Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUGAS AKHIR SEMESTER

METODA ELEMEN HINGGA LANJUT


DOSEN :
Rendy Thamrin, Dr. Eng

YOREZA RIYANDITO
1620922019

MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
SOAL :

Sebuah penelitian tentang analisis penampang dan elemen struktur


menggunakan program analisis RCCSA dam Athena, dimana terdapat tiga
permodelan elemen struktur balok dengan bentuk penampang seperti penampang
pada Gambar 1.

P P

d
h
As

bw
L
La Lg Lm Lg La
Lt

Gambar 1. Bentuk Penampang Balok


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Umum
Laporan ini merupakan salah satu tugas akhir mata kuliah Elemen Hingga
Lanjut. Analisis yang digunakan adalah program analisis RCCSA dan Athena
dimana mahasiswa dapat menganalisis pengaruh dari bentuk penampang balok
yang berbeda dimensinya dengan menambahkan diameter dan jumlah tulangan
tarik yang berbeda-beda pada balok.

1.2 Tujuan dan Batasan Masalah


Adapun yang menjadi tujuan dalam pengerjaan tugas ini adalah untuk
memberikan acuan dan pemahaman secara analisis terhadap pengaruh penampang
dan elemen dari komponen struktur. Selain itu, penggunaan program RCCSA dan
Athena diharapkan menjadi tambahan pengetahuan mahasiswa dalam
menggunakan program-program analisis struktur. Untuk batasan masalah dari
pengerjaan tugas ini antara lain :
1. Komponen struktur yang digunakan adalah komponen balok yang
dimensi, diameter, dan ukuran tulangan berbeda-beda sesuai perencanaan
balok dengan jumlah total tiga sampel permodelan.
2. Analisis yang dilakukan yaitu perbandingan Beban–Deflection dan pola
retak dari elemen struktur balok.
BAB II
TAHAP ANALISIS STRUKTUR

2.1 Permodelan Penampang balok


Dalam hal ini pengerjan langsung dilakukan pada program RCCSA dan
Athena dimana data-data penampang balok akan dijelaskan pada sebagai berikut
(Tabel 1).

Sampel bw h d Lt L Lm Lg La Ø n
4 200 675 645 3400 3000 400 1300 200 19 5
8 300 775 745 5300 5000 400 2300 150 25 9
13 425 900 870 7800 7500 400 3550 150 35 14
Catatan : Satuan dalam mm

Tabel 1. Data dimensi penampang balok

2.2 Pembebanan
Pembebanan dilakukan secara two point load untuk mendapatkan pola retak
dan pengaruh momen lentur murni tanpa adanya pengaruh dari tegangan geser
(Gambar 2).

P P

Gambar 2. Pembebanan Two point Load

2.3 Software Program Analisis


Program yang digunakan untuk menganalisis komponen elemen struktur
adalah RCCSA dan Athena.
a. RCCSA
Reinforced Concrete Cross Section Analysis (RCCSA) adalah program
analisis penampang yang dibuat oleh Dosen Teknik Sipil Universitas
Andalas, Bapak Rendy Thamrin, Dr.Eng. RCCSA yang digunakan
yaitu versi 4.3 dimana progam ini bisa menganalisis bentuk perencanaan
penampang dengan perkuatan tulangan baja, FRP dan lainnya. Dengan
mendefinisikan properties material dan strees – strain law yang akan
digunakan serta memasukan dimensi penampang, progam sudah dapat
mengeluarkan hasil grafik dari perencanaan penampang yang digunakan.

Gambar 3. Program RCCSA


Gambar 4. Penginputan Data Program RCCSA

Gambar 5. Macam Data Grafik yang diperoleh

b. Athena
Program Athena yang digunakan adalah versi 5.3.3.0. Program finite
element nonlinier ini dipakai untuk mendapatkan hasil analisis secara
elemen struktur dan grafik pola retak dari elemen struktur balok.
Gambar 6. Tampilan Program Athena
BAB III
HASIL ANALISIS STRUKTUR

Bentuk ukuran penampang dari ketiga sampel yang berbeda dengan susunan
untuk detailing tulangan dapat dijelaskan seperti Gambar 7 berikut

Ø35

Ø25
Ø19

(a) (b) (c)

Gambar 7. Detailing Diameter dan Susunan Tulangan Tarik (a) Sampel No 4, (b) Sampel No 8 dan
(c) Sampel No 13

Data material :

𝑓𝑐 ′ = 30 𝑀𝑝𝑎

𝑓𝑦 = 400 𝑀𝑝𝑎

𝐸𝑠 = 200000 𝑀𝑝𝑎

3.1 Hasil RCCSA


Hasil yang dibandingkan adalah beban-deflection dari ketiga komponen
struktur balok. Hasil dari analisis running program RCCSA sebagai berikut
(Grafik 1).
a. Beban – Perpindahan

Grafik 1. Hasil Beban-Deflection (RSCCA)


Dari grafik diatas, terlihat pada sampel 4 memiliki penampang kecil dan
jumlah serta diameter tulangan yang sedikit, menunjukan hasil beban
maksimum diperoleh sebesar 255,38 kN dengan perpindahan 18,55 mm.
Grafik tersebut juga menunjukan sifat dari perilaku balok dengan memakai
tulangan 5Ø19. Balok menjadi lebih ductile, namun setelah mencapai beban
maksimum atau pasca elastic perpindahan yang terjadi tidak linier lagi
sampai nilai perpindahan maksimum 21,92 mm. Pada sampel 8, grafik
menjelaskan kemampuan penampang balok menahan beban cukup besar
dengan beban maksimun 763,15 kN dan perpindahan maksimum sebesar 6,74
mm. Dengan memakai tulangan 9Ø25 kapasitas penampang menahan beban
cukup tinggi namun dengan hasil perpindahan yang kecil dikhawatirkan akan
terjadinya kegagalan struktur secara tiba-tiba ketika beban maksimum
tercapai. Selanjutnya sampel 13 menggunakan tulangan 14Ø35, hasil yang
terlihat dari grafik menunjukan peningkatan antara nilai perbandingan beban
dan perpindahahan membentuk garis hampir linier, dengan perolehan beban
maksimum 920 kN dan perpindahan maksimum 29,58 mm. Dari bentuk
grafik yang linier, jika dibandingkan ketiga sampel (Grafik 1) dapat ditarik
kesimpulan penggunaan kapasitas penampang balok dan jumlah serta ukuran
tulangan yang berbeda sangat mempengaruhi nilai hubungan antara beban
dan perpindahan struktur dimana sampel 13 memiliki ketahanan terhadap
beban dan perpindahan yang lebih besar.

b. Pola Crack

Grafik 2. Hasil Beban-Crack Widht (RSCCA)

Pada program ini untuk melihat pola atau bentuk retak komponen struktur
balok masih belum bisa, tetapi untuk mendapatkan nilai kedalaman dan lebar
retak bisa diperoleh. Untuk sampel 4 dengan beban dan lebar retak
maksimum yang diperoleh adalah 255,38 kN dan 0,3097 mm. Selanjutnya
sampel 8 nilai beban dan lebar maksimum yang didapat 763,15kN dan 0,3306
mm. Sedangkan pada sampel 13 hasil beban dan lebar maksimum sebesar 920
kN dan 0.3338 mm. Dari grafik ini dapat disimpulkan dengan menggunakan
penampang, diameter dan jumlah tulangan yang besar dapat meningkatkan
ketahanan komponen struktur terhadap retak. Sebagai contoh perbandingan
pada sampel 4 dan sampel 13 untuk membuat lebar retak selebar 0,3097 mm
membutuhkan beban sebesar 255,38 kN, sedangkan untuk sampel 13 dengan
lebar retak balok selebar 0,3338 mm membutuhkan beban sebesar 920 kN.
3.2 Hasil Athena
a. Beban – Perpindahan

Grafik 3. Hasil Beban-Deflection (Athena)

Hasil analisis secara elemen dengan menggunakan program Athena untuk


ketiga sampel (Grafik 3). Sampel 4 menunjukan nilai beban maksimum 169,1
kN dengan perpindahan sepanjang 4,707 mm dan perpindahan maksimum
sepanjang 5,136 mm. Sampel 8 hasil beban maksimum diperoleh sebesar
210,2 kN dengan nilai perpindahan sepanjang 5,038 mm. Sampel 13
menghasilkan nilai beban maksimum sebesar 213,1 kN dan perpindahan
sepanjang 5,013 mm. Dari hasil yang diperoleh inilah dapat disimpulkan
perbandingan beban dan perpindahan terlihat hampir linier, namun perbedaan
hasil kapasitas beban dan perpindahan tidak terlalu berbeda jauh dari masing-
masih sampel.

b. Pola Crack
Untuk komponen struktur balok pada sampel 8 dan 13 permodelan dilakukan
dengan membagi panjang total balok (Lt) menjadi dua bagian karena
pembagian mesh pada program Athena dibatasi sebanyak 300 mesh pada
program versi demo. Program Athena dapat memperlihatkan proses terjadinya
pola retak dari sampel yang dibuat. Berikut bentuk pola retak dari ketiga
sampel komponen struktur balok.
Gambar 8. Pola Retak Beban-Crack Widht Sampel 4 (RSCCA)

Gambar 9. Pola Retak Beban-Crack Widht Sampel 8 (RSCCA)


Gambar 10. Pola Retak Beban-Crack Widht Sampel 13 (RSCCA)

Dari sampel 4 (Gambar 8) diatas, terlihat awal mula muncul retak terletak
pada jarak antar beban (Lm) dimana retak diakibatkan oleh momen lentur
murni tanpa adanya tegangan geser yang mempengaruhinya. Hal ini
dibuktikan dengan bentuk pola retak tegak lurus dengan penampang.
Penyebaran pola retak juga terlihat pada daerah tumpuan yang hampir secara
keseluruhan dipengaruhi oleh tegangan geser yang dibuktikan dengan bentuk
pola retak miring hampir membentuk sudut 45 º disekitar bentang daerah
tumpuan dan beban (Lg). Selanjutnya pada sampel 8 (Gambar 9) hasil dari
aksi pembebanan secara two point load terlihat bentuk pola retak yang masih
sama dengan pola retak sampel 4 dengan jumlah retak yang lebih sedikit dari
sampel 4. Untuk sampel 13 (Gambar 10) jumlah retak yang diakibatkan oleh
pembebanan semakin berkurang dari pada kedua sampel sebelumnya. Hal ini
membuktikan pengaruh penampang dan jumlah serta diameter tulangan yang
digunakan mempengaruhi kekuatan balok terhadap reaksi dari pembebanan.

3.3 RCCSA Vs Athena


Masalah yang akan dibandingkan antara program RCCSA dengan Athena
adalah bentuk grafik dari beban–perpindahan dari masing-masing sampel.
a. Sampel 4
Hasil yang diperoleh dari sampel 4 (Grafik 4) memperlihatkan bentuk grafik
antara program RCCSA dengan Athena hampir berdekatan dimana untuk
program RCCSA hasil yang didapatkan dari perbandingan beban–perpindahan
nilai beban dan perpindahan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan
Program Athena yang dibatasi dengan jumlah iterasi sebanyak 50 iterasi.

Grafik 4. Hasil Beban-Deflection Sampel 4 (RCCSA Vs Athena)

b. Sampel 8

Grafik 5. Hasil Beban-Deflection Sampel 8 (RCCSA Vs Athena)


Pada sampel 8 (Grafik 5) diatas terlihat perbedaaan yang sangat signifikan
pada hasil beban dan perpindahan. Hasil yang didapatkan dari perbandingan
ini terlihat dari bentuk grafik yang tidak saling berdekatan dengan jarak yang
sangat besar, dimana pada Program Athena dengan perpindahan 5,038 mm
membutuhkan beban sebesar 210,2 kN, sedangkan pada program RCCSA
dengan nilai perpindahan yang hampir sama sepanjang 5,06 mm butuh beban
sebesar 738,86 kN.

c. Sampel 13

Grafik 6. Hasil Beban-Deflection Sampel 13 (RCCSA Vs Athena)

Untuk sampel 13 (Grafik 6) terlihat jelas bentuk grafik berhimpitan antara


kedua program yang digunakan, tetapi pada program RCCSA beban-
perpindahan yang diperoleh sangat besar dengan nilai 920 kN dan 29,585
mm.
BAB IV
KESIMPULAN

Hasil analisis dari ketiga penampang yang dibuat dan dijalankan dengan
kedua program (RCCSA dan Athena) bertujuan untuk melihat perilaku dari sampel
tersebut. Berdasarkan studi analisis dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa dengan menggunakan


penampang, diameter, dan jumlah tulangan yang berbeda hasil
perbandingan antara beban dan deflection menunjukan bahwa semakin
besar penampang yang digunakan membuat kapasitas beban balok
semakin besar. Dan untuk penggunaan diameter dan jumlah tulangan
yang berbeda juga mempengaruhi kapasitas lentur dari beban maksimum
pada komponen struktur balok.
2. Pola retak yang terlihat pada Program Athena dari efek penampang dan
tulangan sangat mempengaruhi bentuk dan banyaknya pola retak yang
muncul. Untuk membedakan penyebab retak akibat lentur dan geser dapat
dilihat dari bentuk retakan yang terjadi. Retak akibat momen lentur dilihat
dari pola retak yang tegak lurus antara daerah beban two point load
sedangkan untuk retak akibat geser lebih dominan pada daerah antara
tumpuan dan pembebanan (Lg) yang membentuk retak dengan
kemiringan ±45 º .
3. Hasil analisis juga memperlihatkan antara program RCCSA yang
menganalisis penampang dan program Athena menganalisis secara
elemen menunjukan hasil yang hampir berdekatan (Sampel 4 dan Sampel
13).

Anda mungkin juga menyukai