Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN UTS BAJA II

“TAKE HOME”

Diajukan untuk memenuhi Tugas


Struktur Baja II
Dosen : Fathur Rohman R.,ST.,MT

Disusun Oleh :
Nama : Agi Fahri Firdaus
NPM : 117130084
Kelas : 3E (semester 6)

PROGRAM STUDY TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
BAB 1
PENDAHULAAN

1.1. LATAR BELAKANG.


Portal merupakan struktur rangka utama dari gedung yang terdiri atas komponen-
komponen balok dan kolom yang saling bertemu pada titik-titik simpul (buhul), dan
berfungsi sebagai penahan beban dari gedung. Untuk merencanakan portal yang
berkualitas serta bermutu tinggi maka diperlukan ketelitian dalam penghitungan.
Merencanakan portal perlu memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku
yang tercantum dalam peraturan gempa maupun peraturan beton baik menggunakan
peraturan yang berstandar nasional maupun internasional.

Dalam merencankan portal perlu adanya hitungan analisis struktur untuk


mengetahui besarnya gaya dan momen yang terjadi pada portal akibat beban-beban yang
bekerja. Dari hitungan analisis struktur tersebut dapat ditentukan besarnya dimensi balok,
kolom, sloof, plat lantai, plat atap dan pondasi yang diperlukan akibat beban yang
bekerja. Untuk mempermudah hitungan analisis tersebut dapat dihitung menggunakan
alat bantu program komputer berupa SAP 2000 Non Linier, Etabs, San pro, dan
sebagainya. Material

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1. Maksud
Maksud dari laporan ini dibuat agar dapat mengetahui dan memahami
materi struktur portal, serta memahami cara menganalisa balok ,kolom serta
lendutan dengan menggunakan SAP2000.

1.2.2. Tujuan
Makalah ini di buat bertujuan untuk dapat mengetahui dan memahami
materi struktur portal serta memahami cara menganalisa balok ,kolom serta
lendutan dengan menggunakan SAP2000.
1.3. RUMUSAN MASALAH
a. Pengertian Struktur Portal ?
b. Pengertian Lendutan ?
c. Bagaimana langkah-langkah untuk menganalisa lentur baja pada portal?
d. Bagaimana hasil yang didapatkan?
e. Bagaimana perbandingan antara perhitungan manual dan SAP2000?
1.4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup laporan ini adalah :
1. Pembuatan materi tentang rangka portal, hasil analisa balok, kolom, lendutan dan
gambar rangka portal struktur baja.
2. Penyajian hasil analisis lendutan rangka portal.
3. Langkah-langkah hasil analisis rangka portal.
BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1. Strukur Portal


Portal adalah suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling
berhubungan yang berfungsi menahan beban sebagai suatu kesatuan lengkap yang berdiri
sendiri dengan atau tanpa dibantu oleh diafragma-diafragma horisontal atau sistem-sistem
lantai.

Pada dasarnya sistem struktur bangunan terdiri 2 ,yaitu :


1. Portal terbuka, dimana seluruh momen-momen dan gaya yang bekerja pada konstruksi
ditahan sepenuhnya oleh pondasi, sedangkan sloof hanya berfungsi untuk menahan
dinding saja. Pada portal terbuka kekuatan dan kekakuan portal dalam menahan beban
lateral dan kestabilannya tergantung pada kekuatan dari elemen-elemen strukturnya.

2. Portal tertutup, dimana momen-momen dan gaya yang bekerja pada konstruksi ditahan
terlebih dahulu oleh sloof / beam kemudian diratakan, baru sebagian kecil beban
dilimpahkan ke pondasi. Sloof / beam berfungsi sebagai pengikat kolom yang satu
dengan yang lain untuk mencegah terjadinya Differential Settlement.

2.2. Lendutan
Syarat Desain Komponen Struktur Lentur
• Komponen struktur yang menahan lentur sederhana di satu sumbu utama.
• Untuk lentur sederhana, komponen struktur dibebani di suatu bidang paralel terhadap
sumbu utama yang melewati pusat geser atau yang ditahan terhadap puntir di titik –
titik beban dan penumpu. “Bahwa titik titik penumpu balok dan gelagar menahan
rotasi (tidak ada masalah puntir)”.
• Asumsi pada titik titik penumpu balok dan gelagar menahan rotasi di sumbu
longitudinalnya.
• Untuk komponen struktur simetris tunggal dalam lengkungan tunggal dan semua
komponen struktur simetris ganda.
• Pada komponen struktur simetris tunggal yang menahan lentur lengkungan terbalik,
kekuatan tekuk torsi – lateral harus diperiksa untuk kedua sayap. Kekuatan lentur
yang tersedia harus lebih besar dari atau sama dengan momen perlu maksimum yang
menyebabkan tekan di sayap diperhitungkan.

Tabel 1. Penggunaan dan pemilahan Analisis Lentur


Catatan :

= Faktor Modifikasi Tekuk Torsi – Lateral untuk diagram momen

non merata bila kedua ujung segmen yang dibresing ditentukan sebagai berikut.

Klasifikasi Penampang Lentur Untuk Tekuk Lokal


a. Perbandingan λrf, rasio lebar dan tebal pada profil dengan λp, batasan rasion
kelangsingan tebal terhadap lebar.

λp = dapat di lihat dari table B4.1b

λr = dapat di lihat dari table B4.1b

Dalam analisis lentur ada tiga klasifiskasi penampang yaitu :

1. Penampang Kompak, λfr < λp


dimana sayap – sayap harus menyatu dengan bagian badan dan rasio tebal
terhadap lebar dari elemen tekanya tidak boleh melebihi batasnya λp.
2. Penampang Non Kompak, λp < λfr < λr
dimana rasio lebar terhadap tebal lebih dari syarat kelangsingan.

3. Penampang Langsing, λrf > λr


Dimanan rasio lebar terhadap tebal lebih besar dari rasio kelangsingan.

b. Perbandingan λrw, rasio tinggi web dan tebal web pada profil dengan λp, batasan
rasion kelangsingan tebal terhadap tinggi.

Dalam analisis lentur ada tiga klasifiskasi penampang yaitu :

1. Penampang Kompak, λrw < λp

dimana sayap – sayap harus menyatu dengan bagian badan dan rasio tebal
terhadap lebar dari elemen tekanya tidak boleh melebihi batasnya λp.

2. Penampang Non Kompak, λp< λrw < λr

dimana rasio lebar terhadap tebal lebih dari syarat kelangsingan.

3, Penampang Langsing, λrw > λr


Dimanan rasio lebar terhadap tebal lebih besar dari rasio kelangsingan.
BAB 3
METODE PENGERJAAN

1. Buka aplikasi SAP2000, mulai dengan mengganti satuan yang ingin digunakan
(disini menggunakan kgf, m, C)

2. Klik toolbar file, new model atau dapat menekan tombol Ctrl + N, ubah satuan
menjadi kgf, m, C lalu pilih 2D frames
3. Atur number of stories, numer of bays, story height, bay width sesuai dengan
yang kita inginkan.

4. Block joint yang terlatak pada tumpuan lalu pilih toolbar menu Assign, joint,
restrains. Setelah muncul perintah seperti digambar pilih tumpuan sendi.
5. Tumpuannya akan menjadi seperti gambar di bawah.

6. Pilih menu toolbar define lalu material untuk memilih bahan sesuai yang
diinginkan / ditentukan.
7. Pilih add new material untuk mengatur bahan yang diiginkan/ sudah di
tentukan.

Lalu atur dana ubah material sesuai yang diinginkan/ ditentukan. Misalnya
untuk Name : BJ 41. Ubah berat baja menjadi 7850 , lalu ubah satuan ke N mm
C, ubah nilai Modulus Elastisitas : 200000, Fy : 250 Mpa, Fu : 410 Mpa, Fye :
250Mpa, Fue : 410Mpa lalu ok.
8. Pilih Define, section propertis, frame section untuk membuat profil baja sesuai
yang telat diinginkan/ ditentukan. Setelah itu pilih add new property dan pilih
profil wide flange.

9. Ubah material untuk profil kolom yang akan digunakan. Misalnya name : WF
350.350.12.19, material BJ 41, dan ubah t3, t2, tf, tw, t2b, dan tfb sesuai
dengan tabel profil yang digunakan lalu pilih ok.
10. Ulangi langkah langkah 8 dan 9. Lalu ubah material untuk profil balok yang
akan digunakan. Misalnya name : WF 300.300.10.15 , material BJ 41 dan ubah
t3, t2, tf, tw, t2b, dan tfb sesuai dengan tabel profil yang digunakan lalu pilih ok.

11. Pilih define lalu load pattern untuk meniput beban mati, beban hidup, dan
beban gempa. Ubah load pattern name dan type, misal : beban mati (DL), lalu
pilih type beban menjadi dead, setelah itu klik ad new load pattern. Jika sudah
terinput semua klik ok.
12. Setelah itu masukan kombinasi pembebanan dengan klik define, load
combinations. Pilih add new combo.

13. Ubah load combination name sesuai dengan beban kombinasi yang akan
digunakan. Misal : 1,4 DL setelah itu load case name ganti dengan beban mati
(DL) dan ubah scale factor ( digunakan scale faktor 1,4) lalu tekan ok.
14. Lakukan langkah yang sama seperti langkah ke- 13 untuk memasukan beban
kombinasi yang lainnya dan hasilnya seperti gambar dibawah lalu tekan ok.

15. Block joint dan frame bagian atas untuk memberi beban mati.
16. Pilih menu assign, frame loads, distributed. Ubah load pattern name, options
dan uniform loads. Misal load pattern name : DL, options pilih add existing
loads, karena beban mati adalah beban merata, maka input data beban merata
pada uniform load. Jika sudah tekan ok.

Maka akan muncul seperti gambar dibawah ini.


17. Block frame seperti pada gambar di bawah untuk membuat beban hidup.
18. Selanjutnya pilih menu assign, frame loads, distributed. Ubah load pattern
name, options dan trapezoidal loads. Misal load pattern name : LL, ubah
satuan menjadi KN m C, options pilih add existing loads, lalu input beban hidup
di kolom trapezoidal loads. Ubah distance dan load, karena distribusi beban
hidup terhadap kolom berbentuk segitiga maka ubah distance pada kolom 2
dan kolom 3 menjadi 0,5 dan 1 dan loads menjadi 3. Jika sudah tekan ok.

maka bentuk beban hidupnya akan seperti gambar di bawah.


19. Lalu lakukan kembali langkah nomer 18, untuk memberikan beban mati pada
frame yang selanjutnya. Dengan catatan apabila terdapat bentang yang
berbeda digunakan beban merata trapesium. Distance 2 menjadi 0.25 distance
3 menjadi 0.75 dan distance 4 menjadi 1. Dan isi beban nya di kolom 2 dan 3

20. Jika sudah akan menjadi seperti ini


21. Blok frame balok ( frame bagian atas ) untuk memasukan profil baja ke dalam
balok.

22. Pilih menu Assign, frame, frame section. Lalu pilih WF 300.300.10.15
selanjutnya tekan ok.
Maka akan seperti gambar di bawah ini

23. Blok frame kolom untuk memberikan nama pada frame kolom. Pilih menu
Assign, frame, frame section. Lalu pilih WF 350.350.12.19 selanjutnya tekan ok.
Maka gambarny akan seperti dibawah ini.

24. Selanjutnya pilih menu Analyze, set analysis options, pilih XZ plane lalu tekan
ok.
25. Pilih menu Analyze lalu klik run analysis atau bisa langsung klik tombol F5, pilih
bagian modal lalu klik Run/Do not Run Case. Selanjutnya klik ok.

Maka akan muncul seperti gambar dibawah.


26. Selanjutnya pilih menu Display, show table atau bisa klik Shift + F5, lalu pilih
other definitions dan ok.

27. Akan muncul seperti gambar dibawah lalu pilih Groups 3 – Masses and
Weights. Untuk nilai Wx bisa dilihat pada kolom Self Weight ( Wx yang
digunakan = 413,34 Kgf ), Jika sudah done. Lalu hitung manual nilai Fx dengan
cara Fx = 0,01 x WX ( Fx = 0,01 x 413,34 = 4,1334 Kgf ).
28. Buka bagian kunci ( kolom merah ) jika muncul gambar seperti pada *inset klik
ok.

29. Block joint pada frame horizontal seperti gambar di bawah.


30. Selanjutnya pilih menu Assign, Joint loads, forces. Masukan nilai hitungan Fx
yang sudah dihitung pada langkah ke- 27. Ubah load pattern name : EQ
masukan nilai Fx pada loads Force global X : 4,1334, lalu pilih add to existing
loads. Jika sudah tekan ok.

Maka akan seperti gambar dibawah ini.


31. Pilih menu Analyze lalu klik run analysis atau bisa langsung klik tombol F5, pilih
bagian modal lalu klik Run/Do not Run Case. Selanjutnya klik ok.

Maka akan muncul gambar seperti dibawah ini.


32. Selanjutnya pilih menu Display, show deformed shape untuk melihat reaksi
beban gempa.

33. Selanjutnya pilih menu Display, show forcess/stresses, frames/cables. Lalu


ubah case/combo name menjadi beban kombinasi yang ingin ditampilkan, ubah
component untuk melihat beban axial, gaya geser dan momen dan ubah juga
options menjadi show values on diagram, lalu tekan oke.
Maka akan muncul gambar seperti dibawah. Gambar axial force, gaya geser,
dan gaya momen.

Gaya axial

Gaya geser
Untuk mendapatkan besar momen maksimum salah satu balok maka klik kanan
di salah satu baloknya.

Momen
34. Lalu pilih Design, steel frame design, start design/check of structure untuk
melihat structure yang di analisis. Dengan profil baja untuk balok WF
300.300.10.15 dan untuk kolom WF 350.350.12.19 menunjukan warna biru,
maka structure tersebut aman.

Anda mungkin juga menyukai