Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN CARA GRAFIS BALOK BAJA YANG OPTIMUM DENGAN METODE LRFD

Wiryanto Dewobroto, Yeltsin Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan UPH Tower, Lippo Karawaci, Tangerang, 15811, Banten ABSTRAK: Mutu yang relatif tinggi pada material baja menghasilkan elemen struktur yang langsing, yang menyebabkan pengaruh stabilitas yang lebih mendominasi secara umum dalam perencanaan balok baja. Selain itu, variasi ukuran profil baja adalah tertentu dan tergantung pada ketersediaan pasar. Adanya kendala-kendala tersebut menyebabkan prosedur perencanaan balok baja menjadi kompleks. Komputer sangat membantu mengatasi kompleksitas perencanaan balok baja, khususnya pada perhitungan. Meskipun demikian, solusi yang dihasilkan hanya terbatas untuk sebuah penampang dan jarak pertambatan lateral saja, sehingga untuk mencapai hasil yang optimum diperlukan trial and error untuk berbagai variasi penampang dan jarak pertambatan lateral. Adapun perencanaan cara grafis balok baja yang menampilkan hubungan berbagai kapasitas profil baja terhadap variasi jarak pertambatan lateral dapat digunakan untuk menentukan konfigurasi profil dan jarak pertambatan lateral yang optimum. Namun perencanaan cara grafis yang ada belum dapat digunakan karena tidak mendukung profil lokal di Indonesia. Aspek penting dalam pembuatan dan penggunaan sarana perencanaan cara grafis akan dibahas dalam makalah ini. Sarana perencanaan cara grafis untuk profil lokal akan sangat membantu perencana dalam menentukan konfigurasi profil dan jarak pertambatan lateral yang optimum. KATA KUNCI: perencanaan balok baja, cara grafis, optimum.

1. Pendahuluan Baja merupakan bahan konstruksi yang memiliki keunggulan dalam kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Baja juga memiliki mutu yang relatif tinggi, menyebabkan elemen struktur yang dihasilkannya menjadi langsing. Langsingnya elemen membuat masalah stabilitas menjadi dominan dalam perencanaan baja. Profil baja merupakan produk buatan pabrik, sehingga memiliki variasi dan ukuran yang tertentu. Ketidaktersediaan profil dipasaran saat pelaksanaan dapat menyebabkan perubahan pada detail sambungan yang akan mempengaruhi kinerja proyek. Oleh karena itu, perencana perlu memeriksa ketersediaan material tersebut dipasaran. Adanya kendala-kendala tersebut menyebabkan prosedur perencanaan balok baja menjadi kompleks. Komputer sangat membantu mengatasi kompleksitas perencanaan balok baja, khususnya pada perhitungan. Meskipun demikian, solusi yang dihasilkan hanya terbatas untuk sebuah penampang dan

jarak pertambatan lateral saja, sehingga untuk mencapai hasil yang optimum diperlukan trial and error untuk berbagai variasi penampang dan jarak pertambatan lateral. Dalam perencanaan balok lentur baja cara grafis berupa kurva yang disediakan oleh AISC (American Institute of Steel Construction), penentuan konfigurasi profil dan jarak pertambatan lateral yang optimum dengan mudah dapat dilakukan. Hal tersebut dikarenakan perbandingan kapasitas momen dan panjang pertambatan lateral terhadap berat nominal dapat dengan mudah dilihat dalam satu peta profil baja. Namun sarana perencanaan balok lentur baja cara grafis AISC tidak dapat diterapkan di Indonesia, karena profil lokal tidak didukung oleh sarana tersebut. Sehingga sarana perencanaan cara grafis untuk profil lokal perlu dibuat. 2. Balok Baja Balok Lentur adalah anggota struktur yang horizontal secara nominal, dimana memiliki fungsi utama untuk menahan momen lentur (AISC 2010). Bentuk penampang struktural yang umum digunakan untuk balok lentur baja adalah bentuk I, karena merupakan bentuk yang paling efisien untuk menahan momen lentur. Jika balok dapat diandalkan untuk tetap stabil sampai kondisi plastis penuh, kuat momen nominal dapat diambil sebagai kapasitas momen plastis. Momen plastis terjadi ketika tegangan leleh baja terjadi pada seluruh bagian penampang. Sebelum mencapai keruntuhan pada momen plastis, seperti halnya pada batang tekan, instabilitas pada balok dapat terjadi secara keseluruhan atau secara lokal. Sehingga nilai kuat momen nominal, Mn, akan lebih kecil dari momen plastis, Mp.

Gambar 1 . Ilustrasi Tekuk Torsi Lateral Balok (Salmon et. al. 2009) Secara konseptual, balok yang tidak stabil dapat dianggap memiliki kecenderungan untuk runtuh pada sumbu lemahnya (Segui 2008). Mode keruntuhan atau kondisi batas ini disebut sebagai tekuk torsi lateral (lateral torsional buckling atau LTB, lihat Gambar 1). Namun instabilitas pada balok dapat diatasi dengan memberikan pertambatan pada elemen tekan balok untuk melawan puntiran. Pertambatan dipasang pada jarak tertentu untuk menjaga integritas penampang.

Gambar 2 . Pengaruh Cb terhadap Kuat Lentur Balok Baja (AISC 2010) Untuk kondisi batas dari tekuk torsi lateral, hubungan momen dengan panjang jarak pengekang lateral dipengaruhi oleh nilai faktor modifikasi momen gradien, Cb , seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. 3. Dasar Pembuatan Sarana Perencanaan Sarana perencanaan yang dibuat adalah tabel dengan kurva-kurva perencanaan cara grafis yang memperlihatkan hubungan kuat momen lentur yang tersedia dari banyak profil dengan panjang jarak pertambatan lateral. Kurva yang akan dihasilkan yaitu dengan nilai kapasitas momen nominal, Mn sebagai sumbu-y (vertikal) dan panjang jarak pengekang lateral, Lb sebagai sumbu-x (horizontal) seperti yang terlihat pada Gambar 3. Titik pada kurva yang berhubungan dengan Lp diindikasikan sebagai lingkaran penuh, sedangkan Lr diwakili dengan lingkaran terbuka.

Gambar 3 . Kurva hubungan Mn vs Lb

Kuat momen nominal maksimum dari penampang non-kompak dinotasikan sebagai Mp dan panjang jarak pertambatan lateral maksimum untuk kekuatan yang berlaku dinotasikan dengan Lp. Penggunaan istilah untuk penampang kompak dan non-kompak tidak berlaku pada penggunaan cara grafis ini (Segui 2008). Hal ini disebabkan pembuatan kurva ini diorientasikan pada kapasitas momen untuk tiap-tiap panjang jarak pertambatan lateralnya (lihat Gambar 4).

Gambar 4 . Kapasitas Maksimum Profil Non-kompak pada Kurva (Segui 2008) Jika kurva dari dua profil bertemu (terjadi perpotongan), maka pemeriksaan terhadap berat nominal dari kedua profil tersebut perlu dilakukan. Seperti yang terlihat dalam Gambar 5, garis yang digambarkan untuk profil yang ekonomis adalah garis hitam tebal, dan sebaliknya profil yang tidak ekonomis digambarkan dengan garis merah tipis. Dengan berat nominal yang lebih besar, penampang profil menghasilkan kapasitas momen yang lebih besar, maka hal tersebut masih wajar. Sedangkan profil dengan berat nominal yang lebih besar, jika profil menghasilkan kapasitas momen yang lebih kecil, maka profil tersebut dapat dikatakan tidak ekonomis.

Gambar 5 . Kurva hubungan Mn vs Lb dan berat nominal Untuk membedakan tiap profil didalam sarana perencanaan cara grafis, maka setiap kurva diberi label dengan sistem penamaan berdasarkan berat. Penamaan untuk label grafis ini mengikuti format berikut: B Hn Wn Dimana, B merupakan singkatan dari Balok / Beam, Hn merupakan nilai tinggi nominal, dan Wn adalah berat nominal dari profil. Inisial B digunakan untuk membedakan nama profil lokal yang berinisial WF, agar tidak terjadi kesalahpahaman pada penamaan yang menggunakan tinggi nominal dengan penamaan dengan menggunakan dimensi sebenarnya. Pemberian label grafis pada kurva dengan sistem penamaan yang demikian dimaksudkan mempermudah perbandingan antara profil yang satu dengan yang lainnya. 4. Strategi Penyusunan Sarana Perencanaan Untuk menghasilkan gambar kurva yang teliti dan cukup banyak sekaligus, maka digunakan komputer karena dikenal mampu menghitung secara cepat dan teliti. Langkah-langkah penting yang digunakan dalam membuat kurva perencanaan ini adalah: Flowchart Kode Program Kurva Cara Grafis Validasi

Gambar 6 . Strategi Penyusunan Sarana Perencanaan Flowchart digunakan untuk memecahkan proses kedalam segmen-segmen yang lebih kecil atau menganalisis alternatif lain untuk suatu proses. Membuat flowchart merupakan penyajian yang sistematis dari langkah-langkah dan urut-urutan suatu proses penyelesaian masalah. Pada tahap ini, tugas seorang teknik sipil untuk menerjemahkan code menjadi sebuah flowchart penyelesaian masalah. Selanjutnya adalah mengubah flowchart menjadi kode program yang kemudian menghasilkan kurva perencanaan cara grafis. Kurva yang dihasilkan kemudian perlu divalidasi karena komputer berfungsi sebagai alat hitung dan gambar sehingga mungkin untuk terjadi kesalahan.

Gambar 7 . Flowchart Perhitungan Kuat Momen Nominal

+Gambar Program.

5. Penggunaan Kurva Perencanaan Cara Grafis Grafik dan tabel yang tersedia dapat menyederhanakan proses perencanaan, namun penggunaan alat bantu harus dilakukan dengan hati-hati dan didasari oleh prinsip dasar perencanaan. Sebelum menggunakan tabel perencanaan cara grafis, perlu diperiksa lagi mutu dari material baja yang tercantum pada tabel dengan mutu material baja yang akan digunakan dalam perencanaan. Nilai Cb (faktor momen gradien) yang digunakan dalam pembuatan kurva tersebut adalah satu, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 8. Perhitungan kuat momen nominal menggunakan nilai b sebesar 0,9 berdasarkan AISC LRFD 2010.

Gambar 8 . Properties dari Kurva Perencanaan Untuk merencanakan balok dengan nilai Cb sebesar satu, penggunaan kurva dapat diilustrasikan pada Gambar 9, dimana terdapat dua kurva. Setiap titik pada grafis seperti titik potong dari kedua garis putusputus, menunjukkan sebuah nilai kuat momen perlu dan sebuah panjang jarak pertambatan lateral.

Gambar 9 . Penggunaan Kurva Cara Grafis

Untuk setiap kurva yang berada disebelah atas titik tersebut menunjukkan balok yang memiliki kapasitas momen yang melebihi kuat momen yang diperlukan. Sedangkan kurva yang berada disebelah kanan titik tersebut adalah untuk balok dengan kapasitas momen yang persis diperlukan, dengan panjang jarak pertambatan lateral yang lebih besar. Sehingga dalam perencanaan, kurva disebelah atas dan kanan dari titik tersebut menunjukkan balok yang layak untuk digunakan. Jika dijumpai kurva yang berwana merah tipis, maka kurva dengan berat nominal yang lebih ringan terletak disebelah kanan atau atas dari kurva tersebut. Secara sederhana, dapat dilakukan dengan menarik garis horizontal pada nilai kuat momen perlu, sampai melewati jarak pertambatan lateral yang diinginkan. Kemudian dilanjutkan dengan mencari garis hitam tebal (merupakan profil optimum) yang ditemui selanjutnya.

Gambar 10 . Perencanaan balok dengan Mu =555,75 kN-m, Lb = 6 meter & Cb = 1 Sedangkan untuk merencanakan balok dengan Cb selain dari satu, maka persoalan dapat diselesaikan dengan dua cara, yaitu: Cara A Untuk pemilihan awal, kuat momen perlu, Mn dapat dibagi dengan Cb; Mu/Cb , dan kemudian di bandingkan dengan kuat momen nominal yang tersedia dari kurva perencanaan cara grafis. Profil yang terpilih kemudian diperiksa untuk memastikan bahwa kuat momen perlu tidak melebihi dari kuat momen plastis yang tersedia oleh penampang. 1. Pilih profil dengan menyesuaikan nilai kuat momen perlu: Mu/Cb , 2. Periksa bMn > Mu/Cb 3. Periksa bMp > Mu

Cara B Kuat momen tersedia pada bagian kurva yang miring dan melengkung dari sarana perencanaan cara grafis dikalikan dengan Cb, kemudian tidak boleh melebihi nilai dari bagian kurva yang horizontal (bMp). 1. Pilih sebuah profil, kemudian sesuaikan nilai kapasitas momennya: bMn . Cb , 2. Periksa bMn . Cb <= bMp 3. Periksa bMn . Cb > Mu

Cara A lebih ditepat dipakai dalam melakukan perencanaan cara grafis balok baja, sedangkan cara B lebih tepat digunakan untuk memverifikasi hasil perhitungan. Kedua cara tersebut jika dilakukan secara visual akan membuat perencanaan menjadi lebih cepat dan mudah, dengan memahami konsep dasar teori perencanaan balok lentur baja.

Gambar 11 . Tabel & Kurva Perencanaan Cara Grafis Yang Dihasilkan

6. Kesimpulan Tabel profil baja lokal telah berhasil dikonversi menjadi kurva perencanaan cara grafis. Sarana perencanaan yang dibuat menghasilkan profil optimum yang sama dengan cara program komputer pada umumnya, sehingga dapat diterapkan untuk perencanaan profil baja lokal. Penggunaan program komputer rentan terjadi kesalahan akibat human error, sehingga kurva perencanaan cara grafis ini dapat digunakan untuk melakukan validasi hasil perhitungan komputer. Penamaan profil berdasarkan berat cukup membantu dalam merencanakan profil yang optimum, karena pada penamaan pada profil baja lokal hanya memberi informasi ukuran pokoknya saja (tidak secara langsung memberi informasi berat nominalnya). 7. Daftar Pustaka AISC. (2005). ANSI/AISC 360-05: An American National Standard Specification for Structural Steel Building. American Institute of Steel Construcion, Chicago, Illinois AISC. (2010). ANSI/AISC 360-10: An American National Standard Specification for Structural Steel Building. American Institute of Steel Construcion, Chicago, Illinois Dewobroto W., Chendrawan W. (2010). Resiko Otomatisasi Komputer pada Perancangan Struktur. Seminar Haki 2010 Salmon, C. G., J. E. Johnson. (1997). Steel Structures Design and Behaviour Emphasizing Load and Resistance Factor Design Fourth Edition. Harper Collins College Publishers Segui W T. (2008). Steel Design Fourth Edition. Thomson Canada Limited Yeltsin. (2012). Perencanaan Cara Grafis Balok Baja Yang Optimum Dengan Metode LRFD. Skripsi, Universitas Pelita Harapan

Anda mungkin juga menyukai