Anda di halaman 1dari 15

1

PENGARUH SISTEM ZONASI TERHADAP KUALITAS SEKOLAH


DAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TASIKMALAYA

PROPOSAL PENELITIAN
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Oleh:
Allynka Mozzarytha Nugraha 212210041
Devita Ardiyani 212210047
Lezsa Dwi Ananda 212210015
Meisyah Marito Sihombing 212210206
Muhammad Rafli 212210059
Rida Ahmad Mahardika 212210219

SMA NEGERI 1 TASIKMALAYA


2023
2

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ketentuan sistem zonasi yang dimuat dalam Penerimaan Peserta

Didik Baru (PPDB) ini berdasar pada Permendikbud Nomor 44 Tahun

2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-kanak,

Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan

Sekolah Menengah Kejuruan yang bertujuan menjamin penerimaan

peserta didik baru berjalan dengan objektif, akuntabel, transparan dan

tanpa diskriminasi sehingga mendorong peningkatan akses layanan

pendidikan.

SMA Negeri 1 Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah yang

menerapkan kebijakan sistem zonasi di Kota Tasikmalaya. SMA Negeri

1 Tasikmalaya adalah sekolah pilihan atau favorit, dan satu-satunya

sekolah Negeri di Kecamatan Tawang yang memiliki jumlah peminat

sebesar 264 terpilih ditahun 2022 serta berbagai fasilitas seperti ruang

kelas, lab komputer, laboratorium, perpustakaan, lapangan indoor dan

sebagainya sudah lengkap atau memadai. Disisi lain berbagai kejuaraan

yang diraih oleh siswa di sekolah tersebut mulai dari 6 tingkat

Kecamatan hingga tingkat Nasional, ditambah dengan SMAN 1

Tasikmalaya masuk ke dalam top 1000 sekolah terbaik di Indonesia

berdasarkan skor UTBK, dengan itu dapat mempengaruhi peluang masuk

peserta didik SMAN 1 Tasikmalaya ke universitas ternama


3

Namun kenyataannya dengan diberlakukannya sistem zonasi ini,

justru membuat kualitas SMAN 1 Tasikmalaya menurun, hal ini dapat

dibuktikan dengan ungkapan dari salah satu guru SMAN 1 Tasikmalaya

“….”

Sistem zonasi ini pun tidak hanya merugikan sekolah ini sendiri, tetapi

merugikan siswa siswa berprestasi lainnya yang jauh dari wilayah SMAN

1 Tasikmalaya. Sehingga siswa siswi berprestasi kesusahan untuk lolos

ke SMA favorit, hal ini dapat menyebabkan kecilnya peluang untuk

masuk ke universitas ternama.

Rencana penelitian ini penulis laporkan dalam bentuk proposal

yang berjudul “Pengaruh Sistem Zonasi terhadap Kualitas Sekolah dan

Peserta Didik di SMA Negeri 1 Tasikmalaya’.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana berjalannya kebijakan sistem zonasi dalam PPDB di

SMAN 1 Tasikmalaya?

2. Bagaimana pengaruh kebijakan sistem zonasi pada kualitas SMAN 1

Tasikmalaya?

3. Bagaimana pendapat siswa-siswi terhadap sistem zonasi di SMAN 1

Tasikmalaya?

4. Bagaimana keefektifan kebijakan sistem zonasi di SMAN 1

Tasikmalaya?

3
4

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui berjalannya kebijakan sistem zonasi dalam PPDB

di SMAN 1 Tasikmalaya

2. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan sistem zonasi pada kualitas

SMAN 1 Tasikmalaya

3. Untuk mengetahui pendapat siswa-siswi terhadap sistem zonasi di

SMAN 1 Tasikmalaya

4. Untuk mengetahui keefektifan kebijakan sistem zonasi di SMAN 1

Tasikmalaya

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan, sebagai pengembangan dan wawasan dalam mencegah

kurangnya motivasi belajar siswa karena adanya sistem zonasi

penerimaan peserta didik, dan sebagai bahan referensi untuk

melakukan penelitian selanjutnya

2. Manfaat praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu dapat dijadikan

pedoman dalam pelaksanaan sistem zonasi penerimaan peserta

didik baru di sekolah sehingga siswa memiliki motivasi dan

kesadaran akan pendidikan yang jauh lebih baik.

2. Untuk dapat meningkatkan kualitasnya dalam peran sebagai

wadah pendidikan dan proses belajar mengajar bagi siswa.

4
5

3. Bagi pemerintah sebagai dasar menetapkan dan melaksanakan

kebijakan terkait dengan sistem zonasi bagi guru terhadap

motivasi belajar siswa dengan syarat-syarat tertentu.

4. Memberikan informasi kepada dinas pendidikan bagaimana

pelaksanaan implementasi kebijakan sistem zonasi yang ada di

Kota Tasikmalaya sehingga dapat menjadikan umpan balik

dalam perbaikan implementasi kebijakan pendidikan lainnya


BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian

Sistem zonasi merupakan sistem penerimaan peserta didik baru

yang diberlakukan dengan penentuan radius zona oleh pemerintah daerah

masing-masing dan sekolah wajib menerima calon peserta didik yang

berdomisili pada radius zona terdekat dengan persentase tertentu dari

total jumlah peserta didik yang akan diterima. Sistem ini mulai

digunakan pada tahun 2017 dalam penataan sistem Penerimaan Peserta

Didik Baru (PPDB). Pemberlakuan sistem ini baru efektif di tahun 2018.

Dengan sistem ini, diharapkan semua jenjang pendidikan khususnya

sekolah negeri untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu

secara merata bagi masyarakat pada suatu areal atau kawasan tertentu.

Pada sistem ini, ditargetkan akan mengubah paradigma di mana ‘anak-

anak terbaik’ tidak perlu mencari ‘sekolah terbaik’ yang berlokasi jauh

dari tempat tinggalnya. Sejauh penerapannya, sistem Penerimaan Peserta

Didik Baru (PPDB) diklaim mampu memberi implikasi terhadap

kesiapan seluruh sekolah dengan mutu yang setara sekolah unggul atau

sekolah favorit.

2.2 Fungsi dan Tujuan

Mengacu publikasi data Kemdikbud, sistem zonasi mutu

pendidikan pun memiliki tujuan dan fungsi khusus, yakni:

6
7

1. Menjamin penerimaan peserta didik baru berjalan secara objektif,

transparan, akuntabel, nondiskriminatif, dan berkeadilan dalam

rangka mendorong peningkatan akses layanan pendidikan.

2. Menjamin ketersediaan dan kesiapan satuan pendidikan (sekolah

negeri, khususnya) untuk dapat memberikan layanan pendidikan

yang berkualitas.

3. Menjamin adanya pemerataan akses dan mutu pendidikan yang

berkeadilan pada setiap zona/wilayah yang ditetapkan mendekati

tempat tinggal peserta didik.

4. Memastikan terpenuhinya tenaga pendidik dan kependidikan yang

kompeten didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai yang

dapat disediakan dan digunakan bersama oleh setiap satuan

pendidikan yang ada di wilayan/zona yang telah ditetapkan

5. Mengendalikan dan menjamin mutu lulusan serta melakukan

pengawasan proses dan hasil pembelajaran secara komparatif dan

kompetitif pada wailayah/zona layanan pendidikan secara terukur

dan berkesinambungan.

2.3 Manfaat dan Keuntungan

Sistem ini sangat bermanfaat untuk melakukan percepatan

pembangunan pendidikan yang merata, berkualitas, dan berkeadilan,

sebagai suatu sinergi dan integrasi pelayanan pembangunan pendidikan.

Sistem ini juga turut memungkinkan adanya pengelolaan secara vertikal


8

mulai dari satuan pendidikan, desa/kelurahan, kecamatan/distrik,

kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional.

Manfaat penting dari sistem ini adalah demi membangun strategi

pengelolaan pendidikan yang berkesinambungan pada setiap jenis dan

jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, sampai pendidikan menengah.

2.4 Kekurangan

Sistem ini tetap punya kelemahan. Salah satunya berdasarkan

evaluasi, ada beberapa titik kabupaten/kota/provinsi tertentu yang belum

bisa mengikuti secara penuh peraturan zonasi. Oleh karenanya diperlukan

beragam penyesuaian dalam penerapan, khususnya terkait perubahan zona.

Di samping masalah penerapan yang belum sempurna, sistem ini punya

kekurangan lain diantaranya sebagai berikut.

1. Peta Koordinat Kurang Tepat

Mengingat sistem ini mengutamakan ‘kedekatan jarak’, maka

dalam prakteknya sistem tersebut memanfaatkan aplikasi peta Google.

Sayangnya, titik koordinat acapkali disebut tidak akurat, sehingga

menyebabkan calon murid gagal mengikuti PPDB lantaran perbedaan

selisih beberapa meter saja. Padahal jarak rumah ke sekolah yang

didaftarkan berada dalam radius dekat.


9

2. Rentan Kelebihan Kapasitas

Dalam pelaksanaan evaluasi pelaksanaan PPDB di daerah,

ditemukan fakta bahwa Pemerintah Daerah kesulitan melakukan

pemetaan jumlah usia anak sekolah yang sedang mengikuti PPDB dan

jumlah daya tampung yang tersedia di sekolah. Sehingga dalam

penerapannya cukup sulit dilaksanakan PPDB dengan jalur zonasi

dengan persentase yang cukup besar.

Berdasarkan pelaksanaan PPDB melalui sistem ini yang sudah

dilaksanakan sebelumnya, data menunjukkan bahwa jumlah daya

tampung sekolah negeri tidak cukup untuk menerima seluruh siswa

yang mendaftar pada sekolah jenjang berikutnya melalui PPDB. Hal

ini mendorong Pemda memberikan intervensi dalam pemenuhan

layanan pendidikan di daerahnya, karena pada dasarnya pendidikan

adalah layanan dasar sebagaimana ketentuan dalam UU Pemerintah

Daerah.

3. Manipulasi Wali Murid

Sistem ini disinyalir justru melahirkan kecurangan baru, yaitu

manipulasi Kartu Keluarga agar anak bisa memasuki sekolah

unggulan. Kekurangan sistem ini pun kabarnya telah ditangani Pemda

dengan aturan yang lebih fleksibel, sehingga diharapkan praktik

tersebut tidak terulang agar tidak ada lagi anak yang tidak

mendapatkan sekolah.
10

Maka dalam jangka menengah dan jangka panjang, harapannya

tidak ada lagi orangtua atau wali murid yang menggunakan jalur

melanggar aturan dalam mendaftarkan anaknya karena kualitas

sekolah sama baiknya.

2.5 Sistem Kerja

Gambar 2.1
11
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan

oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data

serta melakukan investigasi pada data yang telah didapatkan tersebut.

Metode penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian yang

meliputi antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh,

waktu penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut

diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode

kualitatif. Metode Kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukkan

untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena peristiwa aktivitas

sosial sikap kepercayaan persepsi pemikiran orang secara individual

maupun kelompok yang bertujuan untuk menggambarkan dan

mengungkapkan pendapat tentang suatu masalah yang ada.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari

populasi adalah jumlah penghuni, baik manusia maupun makhluk

hidup lainnya di suatu satuan tempat atau lingkungan tertentu.

12
13

Seringnya kita mengartikan populasi sebagai sekelompok orang

yang menempati suatu wilayah. Contoh populasi Amerika, populasi

Indonesia, populasi Cina dan lain-lain.

Definisi populasi disebut juga sebagai kumpulan kelompok

tertentu, yang hidup dalam dimensi geografis yang punya ciri sangat

spesifik. Singkatnya, populasi adalah suatu "kelompok" yang hidup di

suatu tempat tertentu.

Adanya interaksi antar populasi, akan berguna untuk menjaga

kestabilan suatu ekosistem. Ekosistem sendiri yaitu hubungan timbal

balik antara makhluk hidup pada lingkungan sekitarnya.

Populasi yang digunakan peneliti yaitu Guru dan Peserta Didik

kelas X dan XI SMAN 1 Tasikmalaya.

1) Sampel

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Tenik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah

wawancara dan angket berupa kuisioner.

1. Wawancara

Wawancara (Interview) merupakan percakapan antara dua orang

atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara.

Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang

tepat dari narasumber yang terpercaya, Wawancara dilakukan


14

dengan cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara

kepada narasumber.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah sebuah teknik menghimpun data dari sejumlah

orang atau responden melalui seperangkat pertanyaan untuk dijawab.

Pengumpulan data melalui kuesioner ditargetkan pada peserta didik

kelas X dan kelas XI.

3.4 Langkah-langkah penelitian :

1. Menentukan sasaran penelitian

2. Membuat pertanyaan berupa

Tabel 3.1
No. Pertanyaan
Apakah kebijakan sistem zonasi dalam PPDB di SMAN 1
1.
Tasikmalaya berjalan dengan baik? Apa alasannya?

Apa pengaruh kebijakan sistem zonasi pada kualitas SMAN 1

2. Tasikmalaya, baik itu pada kualitas pembelajaran atau kualitas

siswa?

Menurutmu dengan adanya sistem zonasi di SMAN 1


3.
Tasikmalaya, apakah berdampak baik atau sebaliknya?

Apakah diterapkannya sistem zonasi di SMAN 1 Tasikmalaya


4.
telah terlaksana dengan efektif?

Setuju atau tidakkah dengan diberlakukannya sistem zonasi


5.
terkhususnya di SMAN 1 Tasikmalaya?
15

3. Melakukan wawancara

4. Membuat kuesioner

5. Menyebarkan kuesioner

6. Pengumpulan data hasil kuesioner

7. Membuat kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai